hubungan pengetahuan dan perilaku … · alamat : jl. raya cilegon km.5 taman baru komp. ks rt...

138
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM MELAKUKAN PEMBERIAN OBAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi syrat mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : LYDYA PERWITASARI AS 107104001538 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1433 H/2012

Upload: dothien

Post on 17-Sep-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU

MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM MELAKUKAN

PEMBERIAN OBAT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syrat mendapatkan

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

LYDYA PERWITASARI AS

107104001538

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1433 H/2012

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

ii

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

iii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

iv

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Februari 2012

Lydya Perwitasari AS

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lydya Perwitasari AS

Tempat/tanggal lahir : Serang, 07 Maret 1989

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05

No. 05 42162 Serang-Banten

Tlp : 0254232172/087878198523

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

TK Alkhariyah (1994-1995)

SDN 1 Kramatwatu (1995-2000)

SMPN 1 Serang (2000-2004)

SMAN 2 Serang (2004-2007)

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Februari 2012

Lydya Perwitasari AS, NIM : 107104001538

Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian

obat

xvi+ 86 halaman, 20 tabel, 2 bagan, 7 lampiran

ABSTRAK

Salah satu peran perawat di pelayanan kesehatan adalah melakukan

pemberian obat yang sesuai dengan enam prinsip benar. Perawat bertanggung

jawab memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan

obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya

dengan benar dan memberikan informasi kepada klien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan

mahasiswa profesi keperawatan dalam melakukan pemberian obat (nama dan

bentuk obat, sifat dan kerja obat, efek dan reaksi obat, sistem perhitungan obat,

rute pemberian obat, dan peran perawat dalam melakukan pemberian obat)

dengan perilaku mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian obat yang sesuai

dengan enam prinsip benar yaitu benar obat, benar pasien, benar waktu, benar

dosis, benar rute, dan benar dokumentasi.

Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain

cross sectional. Sampel sebanyak 34 orang, pengambilan sampel dilakukan

dengan cara sampling jenuh. Pengumpulan data untuk pengetahuan melalui

pengisian kuesioner, dan perilaku melalui observasi dengan menggunakan lembar

check list. Analisis data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat ( spearman

rank).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh dari hasil

pengetahuan baik yaitu laki-laki 14.3% dan perempuan 29.6%. Nilai farmakologi

dan nilai IPK mempengaruhi pengetahuan mahasiswa profesi keperawatan yaitu

nilai C pengetahuan kurang 60% dan nilai IPK memuaskan (2,00-2,74)

pengetahuan kurang sebanyak 66,7%. Hasil penelitian pengetahuan didapatkan

pengetahuan kurang 35.3%, pengetahuan cukup 38.2%, dan pengetahuan baik

26.5%. Hasil penelitian perilaku didapatkan responden yang memiliki perilaku

baik sebanyak 79.4% dan perilaku buruk 20.6%. Berdasarkan hasil analisis data

didapatkan bahwa antara pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi ners

dalam melakukan pemberian tidak ada hubungan (p-value: 0,16).

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Pemberian Obat, prinsip enam benar,

mahasiswa profesi keperawatan.

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

viii

Daftar bacaan : 40 (1994 – 2011).

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

ix

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduated thesis, February 2012

Lydya Perwitasari AS : 107104001538

Relationship with the knowledge of the behavior of the nursing profession

students Syarif Hidayatullah State Islamic University in the conduct

administration of drugs

xvi + 86 pages, 20 tables, 2 figures, 7 appendices

ABSTRACT

One of nurse’s role in health service is drug administration which

appropriate with six right principle. Nurse be responsible in understand drug’s

work, side effect which posed, giving an appropriate drug, monitoring client’s

response and helping client to use correctly and giving an information to the

client.

The aim from this research is to know relationship between knowledge

nurse student profession in drug administration (name and drug form, nature and

drug’s work, effect and drug’s reaction, drug’s calculation system, drug’s route,

and nurse’s role in drug administration) with proffesion student’s behavior in drug

administration which appropriate with six right principle that is right drug, right

patient, right time, right dose, right route and right documentation.

Research’s type is quantitative analytic with cross sectional design.

Number of sample 34 with sampling jenuh technique. Data’s collection for

knowledge with questionare and behavior with observation and check list. Data’s

analysis with univariate and bivariate (spearman rank).

Research’ s outcome show that profession student’s knowledge not

different between man and woman, man 14.3% dan woman 29.6%. pharmacology

score and IPK affecting nurse profession student knowledge, C score with less

knowledge 60% and IPK score satisfy (2,00-2,74) with less knowledge 66,7%.

Research outcome for knowledge are student with less knowledge 35.3%,

enough 38.2%, and good 26.5%. research outcome for behavior are, good

behaviour 79.4% and bad behaviour 20.6%. based on data’s analysis outcome

that there have no relation between knowledge with nurse profession student

behavior in drug administration (p-value: 0,16).

Keyword : knowledge, behavior,administration drug, six principles, nursing

profession students

References : 40 (1994-2011)

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

x

HALAMAN PERSEMBAHAN

"Hiduplah seakan engkau akan mati besok. Belajarlah seakan engkau akan hidup

selamanya" Mahatma Gandhi

Jika Anda mendidik seorang pria, maka seorang pria akan menjadi terdidik. Jika

Anda mendidik seorang wanita, maka sebuah generasi akan terdidik"

Brigham Young

"Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda dapat

mengubah dunia" Nelson Mandela

"Kecerdasan dan karakter adalah tujuan sejati pendidikan" Martin Luther King

Jr.

"Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara berpikir, bukan apa yang harus

dipikir" Margaret Mead

Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang

mempersiapkan dirinya sejak hari ini" Malcolm X

"Tidak penting seberapa lambat Anda berjalan, selama Anda tidak berhenti"

Confucius

"Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong. Pendidikan adalah

proses menyalakan api pikiran" W.B. Yeats

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Profesi

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Melakukan Pemberian

Obat“. Tidak lupa pula sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah memberikan pelita kehidupan bagi umatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak

lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Selain itu penulis

merasa tidak akan mampu membalas jasa semua dari pihak yang telah

membantu. Rasa terima kasih ini disampaikan kepada :

1. Prof. dr.Dr (hc) M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.

Terimakasih telah memberikan motivasi.

3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, Sp.Mat selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan.

4. Ibu Ernawati S.Kp., M.Kep. Sp. KMB selaku Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan motivasi.

5. Ibu Ita Yuanita S.Kp., M.Kep selaku Pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan motivasi.

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xii

6. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku penguji penguji sidang skripsi

yang memberikan bimbingan pada penulis.

7. Ibu Anna selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing dan

membantu lancarnya penelitian.

8. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan masukan dan

motivasi dan ilmunya pada penulis.

9. Segenap Staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan.

10. Mahasiswa profesi angkatan kedua yang menyediakan waktunya dan selalu

memberikan semangat.

11. Kedua orang tua (bapak Narto dan Ibu Karsih) yang selalu memberikan do’a,

semangat, dorongan, arahan, kasih sayang dan dukungan moril serta materiil

tanpa pernah berhenti sepanjang waktu

12. Om dan Tante (P’min dan Tante Eka) juga Kakak-kakak dan adik-adik (Mas

Rhony, Mba’ Maria dan Agus) yang selalu memberikan do’a, semangat dan

dukungan

13. Sahabat-sahabat PSIK ’07 yang telah berjuang bersama-sama dalam

perkuliahan di Keperawatan.

14. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,

karena sesungguhnya kesempurnaan milik Allah SWT. Dengan memanjatkan

do’a kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan

mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin Semoga skripsi ini bisa dikembangkan

kembali dan dapat memberikan manfaat.

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xiii

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Februari 2012

Lydya Perwitasari AS

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................ viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................. ix

KATA PENGANTAR . ............................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL . .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1. Tujuan umum ........................................................................ 7

2. Tujuan khusus ........................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

1. Instansi Pendidikan Keperawatan ........................................... 8

2. Responden ............................................................................. 8

3. Peneliti .................................................................................. 9

4. Peneliti Selanjutnya ............................................................... 9

F. Ruang Lingkup ............................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10

A. Pengetahuan ................................................................................ 10

1. Definisi .................................................................................. 10

2. Proses Adopsi Perilaku .......................................................... 10

3. Tingkat Pengetahuan didalam Domain Kognitif ..................... 11

B. Perilaku ....................................................................................... 12

1. Definisi .................................................................................. 12

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku ........... 13

3. Pembentukan Perilaku ........................................................... 14

C. Mahasiswa Profesi Keperawatan.................................................. 14

1. Definisi Profesi ...................................................................... 14

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xv

2. Definisi Keperawatan............................................................. 15

3. Tahapan Pendidikan Keperawatan ......................................... 15

D. Pemberian Obat ........................................................................... 18

1. Definisi Obat ......................................................................... 18

2. Nama dan Bentuk Obat .......................................................... 19

3. Sifat dan Kerja Obat .............................................................. 21

4. Efek dan Reaksi Obat............................................................. 23

5. Perhitungan Obat ................................................................... 26

6. Peran Perawat dalam Pemberian Obat .................................... 31

7. Pemberian Obat berdasarkan enam prinsip benar ................... 33

E. Penelitian Terkait ........................................................................ 38

F. Kerangka Teori ............................................................................ 41

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINSI OPERASIONAL ........... 42

A. Kerangka Konsep ....................................................................... 42

B. Hipotesis .................................................................................... 43

C. Definisi Operasional ................................................................... 44

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................ 46

A. Desain Penelitian ........................................................................ 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 47

1. Populasi ................................................................................ 47

2. Sampel .................................................................................. 47

D. Instrumen Penelitian .................................................................. 47

1. Kuesioner ............................................................................. 47

2. Lembar observasi .................................................................. 49

E. Pengumpulan Data...................................................................... 50

1. Sumber Data ......................................................................... 50

2. Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 50

F. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ........................................ 52

1. Uji Validitas ......................................................................... 52

2. Reliabilitas ............................................................................ 52

G. Tekhnik Analisa Data ................................................................. 53

1. Langkah Analisis Data .......................................................... 53

2. Analisis Data ....................................................................... 54

H. Etika Penelitian .......................................................................... 55

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xvi

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................. 57

A. Wewenang Mahasiswa Profesi Keperawatan dalam pemberian obat

.................................................................................................. 57

B. Gambaran Demografi

1. Jenis Kelamin....................................................................... 58

2. Nilai Farmakologi ................................................................ 59

3. Nilai IPK .............................................................................. 59

C. Analisis Univariat

1. Pengetahuan ......................................................................... 60

2. Perilaku ................................................................................ 67

D. Analisis Bivariat ........................................................................ 69

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................... 71

A. Analisis Univariat ...................................................................... 71

1. Gambaran jenis kelamin dengan pengetahuan ...................... 71

2. Gambaran nilai farmakologi dan nilai IPK dengan pengetahuan

74

3. Gambaran jenis kelamin dengan perilaku pemberian obat .... 76

4. Gambaran perilaku pemberian obat ...................................... 78

B. Analisis Bivariat ........................................................................ 81

1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku dalam melakukan

pemberian obat ..................................................................... 81

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 85

B. Saran .......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xvii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Reaksi Alergi Ringa ...................................................................... 24

Tabel 2.2 Ekivalensi Ukuran ........................................................................... 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 42

Tabel 5.1 Frekuensi Jenis kelamin .................................................................. 58

Tabel 5.2 Frekuensi Nilai Farmakologi ........................................................... 59

Tabel 5.3 Frekuensi Nilai IPK ......................................................................... 59

Tabel 5.4 Frekuensi Subvariabel nama dan bentuk obat .................................. 60

Tabel 5.5 Frekuensi Subvariabel sifat dan kerja obat ....................................... 61

Tabel 5.6 Frekuensi Subvariabel efek dan reaksi obat ..................................... 61

Tabel 5.7 Frekuensi Subvariabel sistem perhitungan obat ............................... 62

Tabel 5.8 Frekuensi Subvariabel rute pemberian obat ..................................... 62

Tabel 5.9 Frekuensi Subvariabel peran perawat dalam pemberian obat ........... 63

Tabel 5.10 Frekuensi tingkat pengetahuan ...................................................... 64

Tabel 5.11 Frekuensi jenis kelamin dan tingkat pengetahuan .......................... 64

Tabel 5.12 Frekuensi nilai farmakologi dan tingkat pengetahuan .................... 65

Tabel 5.13 Frekuensi nilai IPK dan tingkat pengetahuan ................................. 66

Tabel 5.14 Frekuensi jenis kelamin dan perilaku ............................................. 67

Tabel 5.15 Frekuensi Subvariabel perilaku pemberian obat ............................. 68

Tabel 5.16 Frekuensi perilaku pemberian obat ................................................ 69

Tabel 5.17 Proporsi Pengetahuan dan perilaku ................................................ 69

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Gambar 2.3 Kerangka Teori ....................................................................... 39

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................... 40

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Lembar Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Profesi

dalam melakukan pemberian obat

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Penelitian Univariat

Lampiran 7 Hasil Penelitian Bivariat

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pergeseran demografi, pergeseran sosial ekonomi, serta meningkat dan

bertambah rumitnya masalah kesehatan akan berdampak pada tuntutan dan

kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

keperawatan. Masyarakat lebih sadar akan hak dan kewajiban untuk menuntut

tersedianya pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan mutu yang secara

profesional dapat dipertanggungjawabkan. Menghadapi globalisasi ini tiada

upaya lain yang perlu dilakukan kecuali mengadakan penyesuaian dan

perbaikan terhadap mutu layanan keperawatan (Muhlisin & Ichsan 2008).

Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada

hasil Lokakarya Nasional (1983), didefinisikan sebagai suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

biologis-psikologis-sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup

seluruh proses kehidupan manusia.

Peran perawat adalah sebagai pemberi pelayanan keperawatan yang

professional, pembuat keputusan klinis, pelindung atau advokat klien, manajer

kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh dan sebagai

pendidik. Pada perannya sebagai pemberi pelayanan keperawatan salah satu

kegiatan yang dilakukan yaitu pemberian obat yang pada dasarnya merupakan

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

2

suatu kolaborasi antara dokter, apoteker dan perawat. Saat pemberian obat

tersebut hal yang terpenting adalah perawat memberikan obat yang aman dan

akurat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati

klien yang memiliki masalah kesehatan, walaupun obat menguntungkan klien,

obat juga menimbulkan efek samping yang serius dan berpotensi

menimbulkan efek yang berbahaya. Perawat bertanggung jawab memahami

kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat yang tepat,

memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar

dan memberikan informasi kepada klien. Perawat pada saat sebelum

memberikan obat harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan

sebelumnya yang nantinya untuk perawat dapat berdiskusi dengan dokter

apakah obat tersebut tepat dan aman untuk klien (O’shea,1998).

Pemberian obat oleh perawat diharuskan menggunakan prinsip “benar”

yaitu, benar pengkajian, benar obat, benar klien, benar rute, benar dosis, benar

waktu, benar dokumentasi, benar tindakan,benar bentuk, dan benar respon,

benar evaluasi, sehingga apabila terjadi kesalahan dan tidak sesuai dengan

prinsip pemberian obat maka akan timbul atau terjadi kesalahan pemberian

obat yang merupakan tanggung jawab perawat (Elliott & Liu, 2010).

Angka kejadian kesalahan pemberian obat masih terhitung banyak data

ini didapatkan dari penelitian di Auburn University di rumah sakit dan nursing

home di Colarado dan Gerogia, USA pada tahun 2002, dari 3216 jenis

pemberian obat terdapat 43% pemberian obat dilakukan pada waktu yang

salah, dan 4% diberikan obat yang salah (Joint Commission on Acreditation of

Health Organization [JCAHO], 2002). Peneliti pada penelitian ini juga

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

3

mengemukakan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Institut of

Medicine pada tahun 1999, yaitu kesalahan medis (medical error) telah

menyebabkan 1 (satu) juta cedera dan 98.000 kematian dalam setahun. Data

yang didapat dari JCAHO juga menunjukkan bahwa 44.000 dari 98.000

kematian yang terjadi di rumah sakit setiap tahun disebabkan oleh kesalahan

medis. (Kinninger & Reeder, 2003 dalam Kusmarjathi, 2009). Di Nort-West-

England dari 11.077 kesalahan, terdeteksi 124.260 pemberian obat tingkat

kesalahan rata-rata 8,9 per 100 pemberian obat (Ashcroft, Healthfield, Lewis,

Miles, Taylor, & Tully, 2009)

Kesalahan obat di Australia terjadi sebanyak 350.000 per tahun yang

42% mengakibatkan kerugian pasien, termasuk 130 kematian. 27% (96.000)

kesalahan cairan yang mengakibatkan 27% kerugian pada pasien, termasuk 7

kematian (Hospira,2009). Negara Malaysia terdapat sebanyak 1118 pemberian

obat yang diamati pada 66 pasien rawat inap dengan kesalahan pemberian

obat yang tercatat sebanyak 135. Ini berarti 12,1/100 kesalahan pemberian

obat. Jenis kesalahan yang umum terjadi adalah pada waktu yang salah

(25,2%), diikuti oleh salah teknik (cara) pemberian (16,3%), dan lain-lain

seperti penyiapan obat yang tidak benar, dosis yang salah dan kelalaian

(masing-masing 10,4%) (Hui, Siang, & Rahman, 2005). Sedangkan untuk

Negara Indonesia sendiri data yang didapatkan berdasarkan laporan Peta

Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI 2007), kesalahan

dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama. Kurangnya data-data

yang diperoleh terhadap masalah kesalahan pemberian obat adalah

dikarenakan kurangnya laporan dan pencatatan.

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

4

Berdasarkan kejadian dari kesalahan pemberian obat maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pemberian obat kepada klien harus dilakukan

sesuai dengan prosedur yang ada dan berdasarkan dengan prinsip-prinsip

pemberian obat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

Pemberian obat yang dilakukan oleh perawat harus berdasarkan pengetahuan

yang memadai sehingga resiko terjadinya kesalahan pemberian obat dapat

dikurangi. Pengetahuan merupakan hal yang penting untuk melandasi

bagaimana seseorang berperilaku, sehingga diharapkan dengan mempunyai

pengetahuan yang baik mengenai pemberian obat dapat mencegah terjadinya

kesalahan dalam pemberian obat, oleh karena itu, untuk menghasilkan perawat

yang professional perlu dimulai pada saat pendidikan.

Pendidikan perawat di Indonesia telah dimulai pada masa

pemerintahan Kolonial Belanda, perawat penduduk pribumi yang disebut

Vepleger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit. Pada

masa ini perkembangan rumah sakit maju dengan pesat tetapi perkembangan

keperawatan secara konseptual belum ada. Bentuk-bentuk kegiatan pelayanan

keperawatan dari tahun 1945 sampai akhir tahun 1962-an masih berorientasi

pada keterampilan melaksanakan prosedur, sampai adanya perubahan konsep

tentang konsep tentang keperawatan sebagai profesi tahun 1983 (kusnanto,

2003).

Berlangsungnya proses profesionalisasi keperawatan di Indonesia,

telah terjadi pergeseran yang sangat mendasar di beberapa aspek dalam

perkembangan keperawatan. Pergeseran dalam pemahaman tentang

keperawatan, yaitu yang tadinya dipersepsikan sebagai pekerjaan bersifat

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

5

vokasional (vocational) secara bertahap diterima keberadaannya sebagai suatu

profesi (professional). Menghasilkan tenaga profesi saat ini telah

dikembangkan beberapa program pendidikan, yaitu Program Pendidikan D-III

Keperawatan, Program Pendidikan Ners, Program Magister Keperawatan dan

Program Spesialis Bidang Keperawatan, dan Program Doktor Keperawatan

(Kusnanto 2003).

Program pendidikan Ners harus memiliki sikap dan kemampuan

professional (professional competencies) melakukan praktik keperawatan

ilmiah dasar secara mandiri. Menurut Shortdrige (1985) menyatakan

karakteristik esensial dari suatu profesi adalah pelayanan yang didasarkan

pada ilmu pengetahuan, menggunakan berbagai konsep teori dan prinsip

sebagai landasan asuhan yang didapat melalui pengalaman belajar dan praktik;

berorientasi pada komitmen untuk memberikan pelayanan professional dalam

memenuhi kebutuhan pasien (Erniyati, Bukit & Salbiah 2007).

Alasan dilakukannya penelitian ini adalah dikarenakan dalam hal

pemberian obat adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh perawat di

pelayanan keperawatan, dan dilakukan pada mahasiswa profesi keperawatan

(ners) dikarenakan untuk menciptakan perawat yang profesional dimulai dari

mahasiswa profesi, sehingga dengan penelitian ini akan dapat membantu

dalam meningkatkan kualitas keperawatan pada pelayanan di rumah sakit.,

selain itu penelitian tentang mahasiswa profesi juga belum pernah dilakukan

di Indonesia. Beberapa penelitian yang dapat mendukung alasan peneliti

melakukan penelitian masalah ini adalah sebagai berikut : Penelitian menurut

Manias & Bullock (2001), didapatkan hasil adalah Perawat klinis menyatakan

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

6

bahwa perawat yang baru lulus dari akademik mengalami kekurangan dalam

bidang farmakologi, yang mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang

nama obat beserta golongannya, ketidakmampuan dalam membaca grafik

obat, dan kesulitan dalam perhitungan obat, selain itu juga kurangnya

pemahaman dalam mengaplikasikan konsep farmakologi ke dalam

prakteknya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusmarjathi tahun 2009 tentang

penerapan prinsip “enam benar” dalam pemberian obat oleh perawat di ruang

rawat inap, didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden tentang obat

adalah 62,5% pengetahuan sangat baik, 25% pengetahuan baik, 2,5%

pengetahuan cukup dan 5% pengetahuan kurang. Hasil penelitian dalam

tingkat penerapan prinsip “enam benar” dalam pemberian obat oleh perawat

didapatkan hasil 55% tinggi, 41,2% sedang, 3,7% rendah.

Hasil wawancara pada tanggal 15 juni 2011, kepada 3 orang

mahasiswa profesi keperawatan didapatkan bahwa mahasiswa berusaha untuk

melakukan pemberian sesuai dengan prinsip 6 benar, permasalahan

mahasiswa profesi tentang obat adalah macam-macam obat yang tidak umum

beserta golongannya, serta efek samping yang akan ditimbulkan oleh obat

tersebut, selain itu juga mahasiswa profesi masih merasakan kesulitan pada

perhitungan dosis obat yang akan diberikan.

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

7

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi ners UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam melakukan pemberian obat?”.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana karakteristik responden yang akan dijadikan sampel dalam

penelitian?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan yang dimiliki mahasiswa profesi

terkait dengan obat seperti efek dan reaksi obat, sifat dan kerja obat dan

system perhitungan dosis obat, dan peran perawat dalam pemberian obat?

3. Bagaimana gambaran perilaku mahasiswa profesi dalam melakukan

pemberian obat sesaui dengan enam prinsip benar ?

4. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mahasiswa

profesi ners UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian

obat?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum :

Tujuan Penelitian adalah untuk Mengetahui gambaran pengetahuan dan

perilaku mahasiswa profesi keperawatan dalam pemberian obat.

2. Tujuan Khusus

a. Karakteristik responden : jenis kelamin, nilai mata kuliah farmakologi,

dan nilai IPK

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

8

b. Diperolehnya data tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki

mahasiswa profesi terkait dengan obat seperti efek dan reaksi obat,

sifat dan kerja dari obat, dan system perhitungan dosis obat.

c. Diperolehnya gambaran perilaku mahasiswa dalam mengidentifikasi

pasien ketika akan memberikan obat.

d. Diperolehnya gambaran perilaku mahasiswa profesi dalam melakukan

crosscheck terkait dengan nama obat, rute yang diberikan, waktu

pemberian dan dosis yang akan diberikan pada pasien.

e. Diperolehnya gambaran mahasiswa profesi dalam melakukan

dokumentasi.

f. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

mahasiswa profesi ners UIN Syarif Hidayatullah dalam melakukan

pemberian obat.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Instansi Pendidikan

Menambah literatur dan memberikan informasi tentang pengetahuan dan

perilaku mahasiwa profesi dalam pemberian obat, sehingga dapat terus

meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Responden

Manfaat bagi responden adalah diharapkan dengan hasil penelitian ini

dapat memberikan bahan evaluasi, sehingga mahasiswa profesi dapat terus

meningkatkan pengetahuan dan mengaplikasikan pengetahuannya tersebut

saat melaksanakan praktek keperawatan.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

9

3. Peneliti

Manfaat Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menyusun

karya tulis ilmiah, dan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan Program

Sarjana di keperawatan.

F. RUANG LINGKUP

Penelitian ini dilakukan untuk dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi ners UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian obat yang sedang

melaksanakan praktek klinik di Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta. Subjek

yang diteliti adalah mahasiwa profesi ners UIN Syarif Hidayatullah angkatan

kedua. Dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan menggunakan

desain penelitian cross sectional. Variable terikat pada penelitian ini adalah

perilaku pemberian obat, sedangkan variable bebas adalah pengetahuan

tentang pemberian obat.

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanggung jawab perawat selalu mengalami perkembangan seiring

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak menghasilkan

informasi. Perawat pelaksana maupun mahasiswa keperawatan dituntut untuk

dapat mengadaptasikan diri dalam suatu lingkungan yang mengalami

perkembangan pengetahuan (Asmadi, 2005).

A. PENGETAHUAN

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melaui mata dan telinga (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behavior).

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih mudah daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yaitu:

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

11

a. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah mencoba perilaku baru

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

3. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, dan menyimpulkan terhadap objek yang

dipelajari.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

12

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Contohnya menggunakan prinsip-prinsip benar dalam melakukan

pemberian obat.

d. Analisis (Analysis)

analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sinstesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan–rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan criteria-kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden, kedalaman pengetahuan yang ingin

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

13

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas.

B. PERILAKU

1. Definisi Perilaku

Perilaku menurut Skinner 1938 adalah respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Definisi lain dari perilaku

menurut Suryani 2003 adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari

hubungannnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor-

faktor tersebut antara lain :

a. Susunan syaraf pusat

Susunan syaraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku

manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari

rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.

b. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman yang diahasilkan melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman.

c. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan tersebut dapat

diwujudkan dalam bentuk perilaku.

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

14

d. Belajar

Belajar diartikan sebagai suatu perubahan perilakuyang dihasilkan dari

praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964)

mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang

dihasilkan dari perilaku terdahulu.

e. Faktor ekstern: objek, orang kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan

yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya.

3. Pembentukan perilaku

Perilaku manusia terbesar adalah perilaku yang dibentuk, dengan perilaku

yang dipelajari. Cara untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan

harapan :

a. Cara pembentukan perilaku dengan condititioning/kebiasaan

Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku sesuai dengan

harapan maka akan terbentuklah suatu perilaku.

b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)

belajar secara kognitif disertai dengan adanya pengertian atau insight,

dan dalam belajar juga dibutuhkan latihan.

c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model.

C. MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN

1. Definisi Profesi

Profesi memiliki mekanisme aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu

ketentuan, sedangkan pekerjaan tidak memerlukan hal rumit. Profesi

menurut Paul F Comenisch (1983). Adalah suatu “komunitas moral” yang

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

15

memiliki cita-cita dan nilai bersama. Seluruh profesi dipersatukan oleh

latar belakang pendidikan yang sama dan keahlian yang tidak dimiliki oleh

orang lain. Pada hakikatnya, profesi merupakan suatu pernyataan atau

suatu janji terbuka yang menegaskan bahwa individu akan mengabdikan

dirinya kepada suatu pekerjaan tertentu karena dirinya merasa terpanggil

untuk menjalani pekerjaan itu. (Aziz 2002)

2. Definisi Keperawatan

Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada

hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu

bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk

pelayanan biopsiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Oleh karena itu sifat

pendidikan keperawatan juga menekankan pemahaman tentang

keprofesian.

3. Tahapan Pendidikan Keperawatan

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks

dengan tujuan akhir terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang, yang

intinya didalam pendidikan keperawatan membutuhkan proses belajar

yang dapat merubah perilaku dalam dunia pendidikan.

Menghasilkan seorang perawat profesional, harus melewati dua

tahap pendidikan yaitu tahap pendidikan akademik yang lulusannya

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

16

mendapat gelar S.Kep. dan tahap pendidikan profesi yang lulusannya

mendapat gelar Ners (Ns). Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus

diikuti, karena keduanya merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi

sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Pada tahap

akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori dan konsep-konsep. Mata

kuliah pada tahap ini terbagi menjadi kelompok mata kuliah yang sifatnya

umum, mata kuliah penunjang seperti mata kuliah medis yang secara tidak

langsung menunjang mata kuliah keperawatan dan mata kuliah keahlian

berupa mata kuliah keperawatan. Sedangkan pada tahap profesi

mahasiswa mengaplikasikan teori-teori dan konsep-konsep yang telah

didapat selama tahap akademik.

a. Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Akademik

Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan

nasional yang mana pola pendidikan terdiri dari dua aspek yakni

pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Pada pendidikan

akademik dituntut mampu melaksanakan tiga fungsi pendidikan yaitu

pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, dalam bidang

keperawatan melalui tiga fungsi tersebut diharap dapat menghasilkan

berbagai jenis tenaga keperawatan dalam berbagai jenjang kemampuan

baik sebagai professional maupun sebagai ilmuan keperawatan, dengan

riset keperawatan atau penelitian keperawatan akan dapat diperoleh

hasil yang dapat menambah atau memperluas ilmu pengetahuan

keperawatan yang mampu menerapkan teknologi keperawatan, dalam

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

17

meningkatkan pelayanan keperawatan dan melalui pengabdian

masyarakat khususnya dalam bidang keperawatan.

b. Pendidikan Keperawatan sebagai Pendidikan Profesi

Sebagai pendidikan profesi, pendidikan keperawatan harus

memiliki landasan akademik yang kuat dan selalu mengikuti

perkembangan IPTEK Keperawatan, mampu mengembangkan

keterampilan dasar dan kemampuan sebagai sarjana keperawatan. Pada

pendidikan profesi diharapkan mampu menumbuhkan dan membina

sikap tingkah laku dan kemampuan professional keperawatan dalam

melakukan praktek keperawatan ilmiah, menumbuhkan sikap

professional, membina landasan profesi merupakan sosialisasi

professional sehingga mampu melakukan adaptasi secara professional,

melalui pembelajaran klinik keperawatan menjadikan diri sebagai

model peran.

Pendidikan keperawatan dalam melaksanakan praktek klinik akan

menggunakan rumah sakit pendidikan sebagai usaha untuk

mengembangkan pengalaman belajar klinik keperawatan, secara

professional konsep-konsep keperawatan akan dapat diterapkan.

Pendidikan profesi dikembangkan dan dibina berdasarkan tanggung

jawab moral kepada masyrakat. Pendidikan profesi dilaksanakan

setelah selesai menyelesaikan pendidikan akademik, oleh karena itu

landasan kokoh dalam bidang ilmu keperawatan yang diperoleh selama

pendidikan akademik akan mempunyai arti penting dalam

pembelajaran pendidikan profesi.

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

18

Pemberian asuhan keperawatan secara professional dapat bersifat

saling berhubungan dan saling bergantung dengan system pelayanan

professional lain, seperti pelayanan asuhan medik, sifat saling

bergantung mempunyai arti bahwa system pemberian pelayanan saling

memerlukan dan saling melengkapi satu dengan yang lain.

Asuhan keperawatan dikatakan professional bila pelaksanaan

asuhan keperawatan kepada klien berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan dengan pendekatan holistic, mencakup bio-psiko-sosio-

spiritual yang berorientasi pada kebutuhan dasar manusia. Disamping

itu dalam prakteknya asuhan keperawatan dilaksanakan dengan

menggunakan metode penyelesaian masalah secara ilmiah dengan

landasan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan secara tepat

guna dan menggunakan keterampilan interpersonal, tehnikal dan

intelektual (Husin, 1999 dalam Hidayat 2002).

Pada dasarnya pengembangan pendidikan profesi merupakan

aplikasi dari pendidikan akademik. Tuntutan secara professional dalam

memberikan asuhan keperawatan merupakan wujud dari penerapan

pendidikan profesi. Dengan demikian program pendidikan professional

mengutamakan peningkatan kemampuan penerapan ilmu pengetahuan.

Pendidikan profesi lebih mengutamakan penguasaan keahlian dalam

upaya profesi tertentu yang dilaksanakan setelah menyelesaikan

pendidikan akademik dan lulusannya mendapatkan sebutan profesi.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

19

D. PEMBERIAN OBAT

1. Definisi Obat

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah

sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi

atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi.

Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat

mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang

sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi

tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan,

diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa

penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (Bagian

Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia).

2. Nama dan Bentuk Obat

a. Nama Obat

1) Nama kimia memberi gambaran pasti komposisi obat. Salah satu

contoh nama kimia adalah asam asetilasetat yang biasa dikenal

sebagai aspirin.

2) Nama generik diberikan oleh pabrik yang pertama kali meproduksi

obat tersebut sebelum mendapat izin dari FDA dalam hal ini

dilindungi hukum.

3) Nama resmi adalah nama obat yang terdaftar dalam publikasi

resmi, misalnya dalam United States Pharmacopeia (USP).

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

20

4) Nama dagang, nama merek atau nama pabrik adalah nama yang

digunakan pabrik dalam memasarkan obat. Sebuah obat generik

dapat memasarkan sebuah obat generik memiliki nama yang

berbeda. Nama dagang memiliki simbol ® disebelah kanan atas

nama obat, yang mengindikasikan bahwa obat terdaftar.

b. Bentuk Obat

1) Pulvis (Serbuk) Merupakan campuran kering bahan obat atau zat

kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk

pemakaian luar.

2) Tablet (Compressi) merupakan sedian padat berbentuk tabung

pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan tanpa bahan

tambahan.

3) Pilulae (PIL) Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil

mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.

4) Kapsulae (Kapsul) Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat

dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

5) Solutiones (Larutan) merupakan sediaan cair yang mengandung

satu atau lebih zat kimia yang larut,

6) Suspensi Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut terdispersi dalam fase cair.

7) Unguenta (Salep) Merupakan sediaan setengah padat ditujukan

untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

21

8) Suppositoria Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan

bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,

umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

9) Guttae (Obat Tetes) Merupakan sediaan cairan berupa larutan,

emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat

luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes

yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan

penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia.

10) Injectiones (Injeksi) Merupakan sediaan steril berupa larutan,

emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau

disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan

3. Sifat dan Kerja Obat

Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian

umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di

tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa

biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini

disebut dengan proses farmakokinetika (Raden Sanjoyo, 2005).

a. Absorpsi

Absorpsi adalah cara molekul obat masuk kedalam darah. Faktor-

faktor yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian

obat, daya larut obat, dan kondisi di tempat absorpsi. Setiap rute

pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi obat,

bergantung pada struktur fisik jaringan. Kulit relatif tidak dapat

ditembus zat kimia, sehingga sehingga absorpsi menjadi lambat, selain

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

22

itu obat yang diberikan lewat oral juga lambat dikarenakan harus

melewati sistem percenaan. Membran mukosa dan saluran napas

mempercepat absorpsi akibat vaskularitas yang tinggi pada mukosa

dan permukaan kapiler-alveolar. (potter dan perry 1999).

b. Distribusi

Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke selruh tubuh melalui

sirkulasi darah. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan

penyebarannya didalam tubuh : 1) distribusi yang terjadi segera setelah

penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya

jantung, hati, ginjal, dan otak. 2) distribusi mencakup jaringan yang

perfusi jaringannya mencakup tidak sebaik organ di fase pertama

misalnya, otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Obat yang mudah

larut dalam lemak akan melintasi membran sel dan terditribusi ke

dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit

menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas terutama di

cairan ekstrasel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada protein

plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai

keseimbangan. (Raden Sanjoyo, 2005).

c. Metabolisme

Proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan

dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi

lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam

lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

23

d. Ekskresi

Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam

bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.

Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut

lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ

ekskresi yang terpenting. Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat,

liur, air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif

kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek obat. Liur

dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar

obat tertentu. Rambut pun dapat digunakan untuk menemukan logam

toksik, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.

4. Efek dan Reaksi Obat

Menurut Potter dan perry (1999) efek dan reaksi obat dapat dibagi

menjadi 5 :

a. Efek Terapeutik

Efek terapeutik merupakan respons fisiologis obat yang diharapkan

atau diperkirakan timbul. Contoh, aspirin berfungsi sebagai analgesik,

antipiretik, dan antiinflamasi, dan menurunkan agregasi (gumpalan)

trombosit.

b. Efek samping

Sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang

tidak diinginkan. Contoh, penggunaan kodein fosfat dapat membuat

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

24

seorang klien mengalami konstipasi, dan penggunaan teofilin dapat

membuat klien sakit kepala dan pusing.

c. Efek Toksik

Efek toksik terjadi setelah klien meminum obat berdosis tinggi

dalam jangka waktu lama, setelah lama menggunakan obat yang

ditujukan untuk aplikasi eksternal, atau setelah suatu obat

berakumulasi didalam darah akibat kerusakan metabolisme atau

ekskresi. Satu dosis obat dapat menimbulkan efek toksik pada

beberapa klien. Jumlah obat yang yang berlebihan didalam tubuh dapat

menimbulkan efek yang mematikan, bergantung pada kerja obat.

Contoh, morfin, sebuah analgesik narkotik, meredakan nyeri dengan

menekan susunan saraf pusat. Bagaimanapun, kadar toksik morfin

menyebabkan depresi pernapasan yang berat dan kematian.

d. Reaksi Idiosinkratik

Obat dapat menyebabkan timbulnya efek yang tidak diperkirakan,

misalnya reaksi idiosinkratik, yang meliputi klien bereaksi berlebihan,

tidak bereaksi, atau bereaksi tidak normal terhadap obat. Contoh,

seorang anak yang menerima antihistamin (contohnya, Benadryl)

menjadi sangat gelisah atau sangat gembira, bukan mengantuk.

e. Reaksi Alergi

Reaksi alergi adalah respon lain yang tidak dapat diperkirakan

terhadap obat. Dari seluruh reaksi obat, 5% sampai 10% merupakan

reaksi alergi. Kekebalan tubuh seseorang dapat tersentralisasi terhadap

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

25

dosis awal obat,. Apabila obat diberikan secara berulang kepada klien,

ia akan menglami respon alergis terhadap obat atau zat kimia bekerja

sebagai antigen, memicu pelepasan antibodi.

Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat. Gejala alergi

bervariasi, bergantung pada individu dan obat. Contoh, antibiotik dapat

menimbulkan banyak reaksi alergi.

Tabel 2.1 Reaksi Alergi

REAKSI ALERGI RINGAN

GEJALA DESKRIPSI

Urtikaria Erupsi kulit yang bentuknya tidak beraturan,

meninggi, ukuran dan bentuk bervariasi; erupsi

memiliki batas berwarna merah dan bagian tengahnya

berwarna pucat.

Ruam Vesikel kecil yang meninggi yang biasanya berwarna

merah; seringkali tersebar diseluruh tubuh

Pruritus Gatal-gatal pada kulit, kebanyakan timbul bersama

ruam.

Rinitis Inflamasi lapisan membrane mukosa hidung

menimbulkan bengkak dan pengeluaran rabas encer

dan berair.

Sumber: Potter & Perry 2007

Reaksi yang berat atau reaksi anafilaksis ditandai oleh konstriksi

(pengecilan) otot bronkiolus, edema faring dan laring, mengi berat, dan

sesak napas. Klien juga dapat mengalami hipotensi berat, sehingga

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

26

membutuhkan resusitasi darurat. Klien yang memiliki riwayat alergi

terhadap obat tertentu harus menghindari penggunaan berulang obat

tersebut, dan setelah sadar, klien harus mengenakan gelang atau kalung

identifikasi, sehingga perawat dan dokter dapat mengetahui klien tersebut

alergi terhadap obat tertentu.

5. Perhitungan Obat

a. Sistem Perhitungan Obat

Ketepatan perhitungan obat bergantung pada kemampuan perawat

menghitung dosis obat dengan akurat dan mengukur obat dengan

benar. Kesalahan akibat kecerobohan dalam menempatkan angka

desimal atau menambah sebuah nol pada dosis obat akan

mengakibatkan kesalahan yang fatal. Perawat bertanggung jawab

mengecek dosis obat sebelum memberikannya serta memberitahu klien

tentang dosis yang diprogramkan.

1) Sistem Metrik

Sistem Metrik merupakan system desimal, sistem metrik

merupakan sistem perhitungan yang secara logis paling teratur.

Unit metrik dengan mudah dapat dikonversi dihitung melalui

perkalian dan pembagian sederhana. Satiap satuan dasar

perhitungan disusun ke dalam unit-unit 10. Mengalikan atau

membagi dengan 10 membentuk unit-unit sekunder. Pada

perkalian, angka desimal berpindah kekanan. Pada pembagian,

angka desimal berpindah kekiri.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

27

Satuan dasar perhitungan pada sistem metrik antara lain

meter (panjang), liter (volume), dan gram (berat). Pada perhitungan

obat, perawat terutama menggunakan satuan volume dan berat.

Pada sistem metrik, huruf besar dan kecil digunakan untuk

menandai satuan-satuan utama. Contoh: gram = g atau Gm; liter = l

atau L. Huruf kecil merupakan singkatan untuk subbagian satuan

utama. Contoh: milligram=mg, mililiter = ml.

2) Ukuran Rumah Tangga

Ukuran rumah tangga meliputi tetesan, sendok teh, sendok

makan, dan cangkir (cups) untuk volume dan ounce serta pound

untuk berat. Kerugian ukuran rumah tangga adalah

ketidakarutannya. Peralatan rumah tangga misalnya sendok teh dan

cangkir, ukurannya seringkali bervariasi. Keuntungan penggunaan

ukuran rumah tangga adalah aspek kenyamanan dan mudah

dikenali. Apabila keakuratan tidak terlalu diperlukan, penggunaan

ukuran rumah tangga aman digunakan. Contoh: obat yang dijual

bebas, misalnya laksatif, antasida, dan obat batuk sirup, dapat

diukur dengan aman menggunakan ukuran rumah tangga.

Tabel 2.2 Ekivalensi Ukuran

EKIVALENSI UKURAN

Metrik Rumah Tangga

1 ml 15 tetes (tts)

4-5 ml 1 sendok teh (sdt)

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

28

16 ml 1 sendok makan (sdm)

30 ml 2 sendok makan (sdm)

240 ml 1 cangkir (c)

480 ml (kira-kira 500 ml) 1 pint (pt)

960 ml (kira-kira 1 L) 1 quart (qt)

3840 ml (kira-kira 5 L) 1 galon (gal)

Sumber : Potter & Perry 1999

3) Larutan

Pada praktik klinis perawat menggunakan larutan yang

konsentrasinya berbeda-beda untuk injeksi, irigasi, dan infus.

Perawat harus mengerti istilah yang menggambarkan konsentrasi

larutan. Suatu larutan adalah suatu massa zat padat yang larut

dalam suatu volume cairan lain yang diketahui. Apabila sebuah zat

padat di larutankan dalam cairan, satuan konsentrasinya adalah

satuan berat per satuan volume (missal. g/ml, g/L, mg/ml). Suatu

konsentrasi juga dapat diekspresikan sebagai persentase. Misal,

larutan 10% adalah 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 ml

larutan. Suatu perbandingan juga menunjukkan konsentrasi.

Larutan 1:1000 adalah larutan yang mengandung 1 g zat padat

dalam 1000 ml cairan atau 1 ml cairan dalam 1000 ml cairan lain.

b. Mengonversi Satuan Ukuran

Seorang farmasi tidak selalu membagikan obat dalam satuan

ukuran yang diprogramkan. Perusahaan obat menyalurkan obat dengan

ekuivalensi standar tertentu dalam bentuk kemasan dan botol. Contoh,

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

29

dokter memprogramkan 250 mg obat yang tersedia hanya dalam gram.

Perawat bertanggung jawab mengubah satuan volume dan berat ke

dalam dosis yang diinginkan. Perawat harus mengetahui ekuivalensi

standard dalam semua sistem perhitungan utama. Pemberian obat

bukan satu-satunya fungsi konversi yang dilakukan perawat. Konversi

digunakan dalam banyak aktivitas keperawatan.

1) Konversi dalam satu sistem

Pada sistem metrik, perawat secara sederhana membagi dan

mengali. Untuk mengubah milligram menjadi gram, perawat

membagi dengan 1000, menggeser koma pada angka decimal tiga

kali ke kiri (contoh, 1000 mg = 1 g dan 350 mg = 0,35 g). Untuk

mengubah liter menjadi mililiter perawat mengalikannya dengan

1000 atau menggeser koma pada angka decimal tiga kali ke kiri, 1

L = 1000 ml dan 0,25 L = 250 ml.

2) Konversi Antar-Sistem

Perawat harus menentukan dosis akurat sebuah obat dengan

mengubah berat atau volume dari satu sistem perhitungan ke dalam

sistem perhitungan lain. Biasanya,satuan metrik dan apothecary

harus diubah ke dalam ukuran rumah tangga yang ekuivalen untuk

digunakan dirumah. Ketika harus melakukan kalkulasi obat yang

sebenarnya, perawat sangat dianjurkan menggunakan satuan dalam

sistem perhitungan yang sama

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

30

Sebelum membuat konversi, perawat membandingkan

sistem perhitungan yang tersedia dengan sistem yang

diinstruksikan. Contoh, dokter mengintruksikan “Morfin 1/6 gram

IM”. Obat hanya tersedia dalam milligram. Untuk mengubah gram

kedalam milligram, perawat harus mengetahui ekuivalensi 1 mg=

1/60 gr atau 60 mg=1 gr, sehingga dengan mengubah 1/6 gr ke

dalam milligram , perawat memiliki ukuran yang dibutuhkan untuk

membuat kalkulasi dosis akhir. Perawat membagi dengan 6:

60 mg : 6 = 1/6 gr

10 mg = 1/6 gr

Setelah menghitung bahwa instruksi dokter untuk “1/6 gr morfin”

sama dengan 10 mg morfin, perawat dapat menyiapkan obat

dengan akurat berdasarkan dosis yang tersedia.

3) Kalkulasi Dosis

Perawat dapat menggunakan rumus sederhana dalam

banyak tipe kalkulasi dosis. Rumus yang dapat digunakan ketika

perawat mempersiapkan obat dalam bentuk padat atau cair:

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛

𝑑𝑜𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟

= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian

khusus. Seorang tidak mampu memetabolisasi banyak obat

semudah orang dewasa, karena tubuh anak yang lebih kecil, dosis

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

31

obat yang diberikan juga harus lebih rendah. Metode perhitungan

pediatrik yang paling akurat didasarkan pada area permukaan

tubuh. Area permukaan tubuh diperkirakan berdasarkan berat

tubuh. Nomogram standar, atau grafik menggambarkan area

permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia rata-rata.

Rumus tersebut merupakan rasio area permukaan tubuh anak

dibandingkan dengan area permukaan tubuh rata-rata orang dewasa

(1,7 meter persegi atau 1,7 m2).

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘 =𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘

1,7 𝑚2 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎

6. Peran Perawat dalam Pemberian Obat

a. Peran perawat

Peran dan tanggung jawab perawat dalam pemberian obat

mengalami perubahan seiring dengan perubahan keperawatan dan

sistem pelayanan kesehatan dalam menanggapi tuntutan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan dan tuntutan teknologi (Asperheim,

Eisenhauer, 1974, dalam Priharjo 1994)

Pada dasarnya, perawat mempunyai beberapa jenis peran bila

dilihat dari batas kewenangannya. 1) peran independen merupakan

peran dimana perawat secara legal dapat melakukan tindakan secara

mandiri terhadap diagnose keperawatan tertentu. 2) peran dipenden

merupakan peran dimana perawat tergantung pada profesi lain dalam

melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan. 3) peran

interdipenden (kolaborasi) merupakan peran dimana perawat

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

32

melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan yang memerlukan

penanganan bersama.

b. Peran dalam mendukung keefektivitasan obat

Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya

kerja dan efek terapeutik obat, perawat harus mampu melakukan

observasi untuk mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya

untuk meningkatkan keefektifitasan obat.

Berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi

keefektifitasn obat yang diberikan pada pasien. Namun laporan

langsung yang disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada berbagai

keadaan, sehingga perawat penting untuk bertanya langsung kepada

pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.

c. Peran perawat dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat

Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi

pasien terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat. Perawat

harus memberitahu pasien yang memakai atau minum obat di rumah

mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus

dilaporkan pada dokter atau perawat.

Perawat perlu tanggap terhadap kemungkinan terjadinya

sensitivitas solang (cross sensitivity) terhadap berbagai obat atau

makanan yang berbeda.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

33

d. Peran perawat dalam menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat

Cara menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat sangat

bervariasi antara satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain.

Perawat harus tahu tata cara menyimpan obat yang benar karena

penyimpanan yang salah dapat merusak struktur kimia maupun efek

obat.

Saat mempersiapkan obat, perawat harus memeriksa tanda

kadaluwarsa obat, cara penggunaan dan pemberiannya. Perawat juga

harus menguasai dasar-dasar perhitungan obat misalnya dalam

menyiapkan pemberian dosis insulin, injeksi, pembuatan larutan dan

lain-lain.

e. Peran perawat dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat

Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan

kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas. Hal ini termasuk

pendidikan yang berkaitan dengan obat. Perawat dapat memberikan

penyuluhan tentang manfaat obat secara umum, sedangkan informasi

yang lebih terperinci bukan merupakan tanggung perawat tetapi

tanggung jawab dokter.

7. Pemberian obat berdasarkan “6 prinsip benar”

Pemberian obat harus menggunakan prinsip benar agar pemberian

obat tersebut aman. menurut Ni Ketut Kusmarjathi 2009 menggunakan 6

prinsip benar dalam pemberian obat.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

34

a. Benar pasien

Langkah penting dalam pemberian obat dengan aman adalah

meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan pada klien yang benar.

Mengidentifikasi klien dengan tepat, perawat memeriksa kartu, format,

atau laporan pemberian obat yang dicocokan dengan gelang

identifikasi klien dan meminta klien menyebutkan namanya.

b. Benar waktu

Obat-obatan harus diberikan pada waktu yang tepat untuk

memastikan level kadar serum terapeutik. Pemberian pada waktu yang

salah juga dapat dikategorikan kesalahan dalam pemberian obat.

Bullock, Manias dan Galbraith (2007) menyatakan bahwa jika obat

diintruksikan harus diberikan pada interval waktu tertentu, pemberian

obat oleh perawat tidak boleh lebih dari 30 menit, jika pemberian lebih

30 menit dari waktu yang ditentukan maka biovailabilitas (kemampuan

kecepatan obat untuk menyerap ke dalam sirkulasi sitemik) dari obay

mungkin terpengaruh.

c. Benar obat

Obat pada saat pertama kali diprogramkan, perawat harus di cek

ulang antara format pencatatan dengan intruksi yang ditulis dokter.

Perawat melakukan tiga kali cek ulang saat melihat label obat dengan

laporan pencatatan yaitu, 1) sebelum memindahkan obat dari wadah

obat dari laci atau lemari (tempat penyimpanan). 2) pada saat sejumlah

obat yang di intruksikan atau diprogramkan dipindahkan dari

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

35

wadahnya. 3) sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat

penyimpanan. Perawat hanya memberikan obat yang dipersiapkannya.

Jika terjadi kesalahan, perawat yang memberikan obat bertanggung

jawab terhadap efek obat.

d. Benar cara atau rute

Perawat hanya diperbolehkan untuk memberikan obat pada rute

yang telah diresepkan atau diintruksikan, perawat harus memahami

perbedaan antara rute seperti tingkat penyerapan, sehingga apabila rute

yang diintruksikan tidak sesuai dengan cara yang direkomendasikan,

perawat dapat mengingatkan dokter, selain itu apabila terdapat intruksi

obat yang tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat

mengonsultasikannya kepada dokter. Rute yang digunakan dalam

pemberian obat :

1) Oral

Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut.

Keuntungannya relatif aman, praktis, ekonomis. Kerugiannya

timbul efek lambat; tidak bermanfaat untuk pasien yang sering

muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif dan

rasa tidak enak penggunaannya terbatas; obat yang inaktif/terurai

oleh cairan lambung atau usus tidak bermanfaat (penisilin G,

insulin); obat absorpsi tidak teratur.

Tujuan terapi serta efek sistematik yang dikehendaki,

penggunaan oral adalah yang paling menyenangkan dan murah,

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

36

serta umumnya paling aman. Hanya beberapa obat yang

mengalami perusakan oleh cairan lambung atau usus. Pada

keadaan pasien muntah-muntah, koma, atau dikehendaki onset

yang cepat, penggunaan obat melalui oral tidak dapat dipakai.

2) Sublingual

Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidah.

Tujuannya supaya efeknya lebih cepat karena pembuluh darah

bawah lidah merupakan pusat sakit. Misal pada kasus pasien

jantung. Keuntungan cara ini efek obat cepat serta kerusakan obat

di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat

dihindari.

3) Inhalasi

Penggunaannya dengan cara disemprot (ke mulut). Misal

obat asma. Keuntungannya yaitu absorpsi terjadi cepat dan

homogen, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas

pertama, dapat diberikan langsung pada bronkus. Kerugiannya

yaitu, diperlukan alat dan metoda khusus, sukar mengatur dosis,

sering mengiritasi epitel paru–sekresi saluran nafas, toksisitas pada

jantung.

Dalam inhalasi, obat dalam keadaan gas atau uap yang akan

diabsorpsi sangat cepat melalui alveoli paru-paru dan membran

mukosa pada perjalanan pernafasan.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

37

4) Rektal

Cara penggunaannya melalui dubur atau anus. Tujuannya

mempercepat kerja obat serta sifatnya lokal dan sistemik. Obat oral

sulit/tidak dapat dilakukan karena iritasi lambung, terurai di

lambung, terjadi efek lintas pertama. Contoh, asetosal,

parasetamol, indometasin, teofilin, barbiturat.

5) Pervaginam

Bentuknya hampir sama dengan obat rektal, dimasukkan ke

vagina, langsung ke pusat sasar. Misal untuk keputihan atau jamur.

6) Parentral

Digunakan tanpa melalui mulut, atau dapat dikatakan obat

dimasukkan de dalam tubuh selain saluran cerna. Tujuannya tanpa

melalui saluran pencernaan dan langsung ke pembuluh darah.

Misal suntikan atau insulin. Efeknya biar langsung sampai sasaran.

Keuntungannya yaitu dapat untuk pasien yang tidak sadar, sering

muntah, diare, yang sulit menelan/pasien yang tidak kooperatif;

dapat untuk obat yang mengiritasi lambung; dapat menghindari

kerusakan obat di saluran cerna dan hati; bekerja cepat dan dosis

ekonomis. Kelemahannya yaitu kurang aman, tidak disukai pasien,

berbahaya (suntikan – infeksi).

Istilah injeksi termasuk semua bentuk obat yang digunakan

secara parentral, termasuk infus. Injeksi dapat berupa larutan,

suspensi, atau emulsi. Apabila obatnya tidak stabil dalam cairan,

maka dibuat dalam bentuk kering. Bila mau dipakai baru ditambah

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

38

aqua steril untuk memperoleh larutan atau suspensi injeksi.

Beberapa cara pemberian obat dengan parenteral :

a) Subkutan (SC). Injeksi ke dalam jaringan tepat dibawah lapisan

dermis kulit.

b) Intradermal (ID). Injeksi ke dalam dermis tepat dibawah

epidermis.

c) Intramuskular (IM). Injeksi ke dalam otot tubuh.

d) Intravena (IV). Injeksi ke dalam vena.

7) Topikal/lokal

Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga, salep.

e. Benar dosis

Sebelum memberikan obat terkait dengan dosis yang diberikan

maka perawat harus melakukan perhitungan, selain itu juga perawat

harus berhati-hati dalam membaca rencana obat. Sebuah titik decimal

yang salah dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pada dosis obat.

Sebagai perawat bertanggung jawab untuk memastikan keamanan

klien.

f. Benar dokumentasi

Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera dari

seorang perawat untuk mencatat informasi yang sesuai mengenai obat

yang telah diberikan. Pendokumentasian meliputi nama obat, dosis,

rute, waktu, dan tanggal inisial dan tanda tangan perawat. Penundaan

dalam mencatat dapat mengakibatkan lupa untuk mencatat pengobatan

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

39

atau perawat lain memberikan obat itu kembali karena berpikir obat itu

belum diberikan (Sari 2009; Kee and Hayes, 2000; Joyce 1996).

Dokumentasi yang detail sangat dibutuhkan, apabila ternyata

perawat tidak memberikan obat tersebut pada waktu yang telah

diintruksikan, harus tercantum alasan mengapa perawat tidak

memberikan obat tersebut, selain itu apabila terdapat perubahan dalam

rute pemberian obat maka harus dicatat atau didokumentasikan.

E. PENELITIAN TERKAIT

1. Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Manias, Shane Bullock (2001)

dengan judul persepsi perawat di rumah sakit tentang pengetahuan perawat

yang baru lulus mengenai farmakologi. Metode yang dilakukan diskusi

kelompok (Focus Group Discussion) pada 12 participan (perawat). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Perawat yang baru lulus mengalami

kekurangan yang besar dalam pendidikan farmakolgi, yang mengakibatnya

kurangnya pemahaman tentang kelompok obat, ketidakmampuan

membaca grafik obat. Perawat klinis juga menunjukkan bahwa

kekurangan tidak terbatas tentang pemahaman obat tetapi juga

mengaplikasikan konsep farmakologi dalam pengaturan praktek.

2. Penelitian lain dilakukan oleh Ni Ketut Kusmarjathi (2009) dengan judul

Penerapan prinsip “Enam Tepat dalam Pemberian Obat oleh Perawat di

Ruang Rawat Inap Berdasarkan UU No.23 Th 1992. Metode yang

dilakukan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis

univariat yang dilakukan pada 80 responden. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara umum tingkat penerapan prinsip “enam tepat”

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

40

dalam pemberian obat oleh perawat di ruang rawap inap RSDK baik,

namun untuk prinsip umum yang berkaitan dengan dengan aspek

keamanan (safety) bagi perawat masih rendah. Dari hasil penelitian juga

tampak bahwa penerapan prinsip”enam tepat” dalam pemberian obat yang

cukup baik, dipengaruhi oleh faktor internal perawat, yaitu karakteristik

responden dan tingkat pengetahuan. Faktor eksternal yang teridentifikasi

yang mempengaruhi adalah ketersediaan fasilitas pemberian obat,

supervise oleh ketua tim atau grup dan kepala ruangan masih kurang, dan

kebijakan institusi dalam pemberian obat dalam hal ini dilihat dari

ketersediaan dan penerapan SOP.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ellen o’shea tentang faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap kesalahan obat yang terkait dengan perawat dan

system yang ada. Penelitiannya dilakukan dengan sistematik review

dengan 97 artikel yang didapatkan hasil bahwa faktor yang berkontribusi

terhadap kesalahan obat adalah mengenai perhitungan (kemampuan

matematika), pengetahuan perawat mengenai obat-obatan (medikasi),

lamanya pengalaman kerja sebagai perawat, lamanya pergantian shift

perawat, beban kerja dan pengaturan staff, Pelayanan Keperawatan dan

Sistem Pemberian Obat, Single-Perawat pemberi Obat, Kebijakan dan

Prosedur, Distraksi dan Interupsi (maksudnya adalah kondisi lingkungan

perawat), dan Kualitas resep

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

41

F. KERANGKA TEORI

PENDIDIKAN :

3. Kurangnya pelatihan untuk

penggunaan/pengelolaan alat

4. Kegagalan untuk mencatat

alergi/alergi pada pasien yang

tidak tercatat

1. Kurangnya pengetahuan dan

informasi

2. Kurangnya kemampuan untuk

mengkalkulasi obat

BEBAN KERJA:

1. Lingkungan kerja yang tidak

menyenangkan

2. Kurangnya komunikasi, seperti

tidak tercatatnya riwayat

penggunaan obat diluar resep.

SISTEM :

1. Tidak adanya standar untuk dosis

2. Perubahan istilah dan tidak

konsistennya antara produsen

3. Kurangnya penyimpanan obat-

obatan

4. Tidak jelasnya laporan kejadian

5. Kurangnya umpan balik untuk

mengidentifikasi kesalahan.

PRINSIP 6 BENAR :

1. Benar pasien

2. Benar waktu

3. Benar obat

4. Benar cara atau

rute

5. Benar dosis

6. Benar dokumentasi

YA

TIDAK

Pemberian obat

sesuai dengan

prinsip benar

Kesalahan

pemberian

obat

Sumber : Ellen O’she 1999 dimodifikasi dengan Ni Ketut

Kusmarjathi 2009

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

42

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :

Variabel independen adalah pengetahuan mahasiswa profesi tentang obat dan

pemberian obat. Variabel dependen adalah perilaku mahasiswa profesi dalam

pemberian obat yang sesuai dengan 6 prinsip benar.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian, peneliti ingin

mengidentifikasi apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian obat.

PENGETAHUAN :

1. Nama dan bentuk obat

2. Sifat dan kerja obat

3. Efek dan reaksi obat

4. Sistem perhitungan obat

5. Rute pemberian obat

6. Peran perawat dalam

pemberian obat

PERILAKU PEMBERIAN

OBAT SESUAI

DENGAN 6 PRINSIP

BENAR :

7. Benar pasien

8. Benar waktu

9. Benar obat

10. Benar cara atau rute

11. Benar dosis

12. Benar dokumentasi

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

43

B. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka konsep dan tujuan penelitian, maka hipotesis

penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian obat.

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

44

C. DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Alat Ukur Skala

Ukur

Pengetahuan Segala Sesuatu yang

diketahui mahasiswa

tentang pemberian

obat, yaitu:

1. Nama dan bentuk

obat

2. Sifat dan kerja obat

3. Efek dan reaksi obat

4. Sistem perhitungan

obat

5. Rute pemberian

obat

6. Peran perawat

dalam pemberian

obat

Angket Dinyatakan dalam

tingkatan:

0. Kurang :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

kurang dari 55% dari

jawaban yang benar.

1. Cukup :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

antara 56%-75% dari

jawaban yang benar.

2. Baik :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

lebih dari 76% dari

jawaban yang benar.

(Arikunto, 1998)

Kuesioner Ordinal

Perilaku Melakukan Pemberian Observasi 1 Perilaku baik : jika Lembar Ordinal

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

45

obat sesuai dengan

prinsip benar yaitu:

1. Benar pasien

2. Benar waktu

3. Benar obat

4. Benar cara atau rute

5. Benar dosis

6. Benar dokumentasi

skor 100%

0 Perilaku buruk : jika skor

< 100%

Check

List

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

46

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan

menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Desain tersebut dipilih oleh

peneliti dengan pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,

relatif murah, namun tetap dapat menjelaskan hubungan antara variabel yang

diteliti. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel bebas

(pengetahuan tentang pemberian obat) dengan variabel yang terikat (perilaku

mahasiswa profesi ners UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan

pemberian obat) dengan melakukan pengamatan sekaligus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto,

Jakarta tahun 2011. Daerah tersebut dipilih karena mahasiswa profesi ners

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melaksanakan praktek klinik di

rumah sakit tersebut.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 3 November – 12 November tahun 2011

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

47

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa profesi Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakulktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan pengambilan

populasi karena mahasiswa profesi yang sedang melaksanakan program

profesi masih merasakan kesulitan dalam obat dan perhitungan obat dalam

studi pendahuluan.

2. Sampel

Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh yaitu dengan

mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. (Hidayat 2007) .

sampel yang diambil adalah seluruh mahasiswa profesi di Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu sebanyak 34 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi.

1. Kuesioner

Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner atau angket

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada kerangka

konsep dan teori yang telah dibuat. Kuesioner berisi tentang data

demografi dan pertanyaan tertutup tentang pengetahuan obat dan

pemberian obat.

a. Data demografi : nama, jenis kelamin, nilai IPK dan nilai farmakologi.

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

48

b. Kuesioner Pengetahuan : berisi pengetahuan 30 pertanyaan tertutup

yang terdiri dari :

1) Menggambarkan pengetahuan tentang nama dan bentuk obat

nomor 1, 4 dan 5

2) Menggambarkan pengetahuan tentang sifat dan kerja obat nomor

2-3, 6-7

3) Menggambarkan pengetahuan tentang efek dan reaksi obat nomor

8 s.d 12

4) Menggambarkan pengetahuan tentang sistem perhitungan obat

nomor 13 s.d 17

5) Menggambarkan pengetahuan tentang rute pemberian obat nomor

18 s.d 24

6) Menggambarkan pengetahuan tentang pengetahuan tentang peran

perawat dalam pemberian obat nomor 25 s.d 30

Pada pengisian kuesioner diberikan nilai (1) apabila responden

menjawab dengan benar dan diberikan nilai (0) apabila responden

menjawab salah pada pertanyaan yang tersedia. Kemudian data yang

didapat, dikumpulkan dan dijumlahkan sesuai dengan skor yang

didapat, lalu digolongkan tingkat pengetahuan mahasiswa profesi ners

kedalam tiga kategori : baik, cukup dan kurang. Hasil ukur variabel

tingkat pengetahuan di kategorikan menjadi 3 yaitu : (2) Baik (skor >

76%), (1) Cukup (skor 55%-75%), dan (0) kurang (skor <55%).

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

49

2. Lembar Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi adalah

untuk mengetahui perilaku mahasiswa profesi ners dalam melakukan

pemberian obat yang harus sesuai dengan “6 prinsip benar”. Pada

pengisian lembar observasi observer mengisi nama yang akan diobservasi,

jenis kelamin, dan ruangan (tempat) dilakukan penilaian. Setelah itu

melakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

pemberian obat yang harus dilakukan dengan “6 prinsip benar”. Pada

lembar observasi terdiri dari 6 aspek yang didalamnya terdapat 11

kegiatan. Observer dalam melakukan penilaian memberikan cek list pada

kolom yang tersedia yaitu: (YA) apabila hal tersebut dilakukan oleh

mahasiswa profesi keperawatan dalam melakukan pemberian obat dan

(TIDAK) apabila mahasiswa profesi keperawatan tidak melakukan

kegiatan yang ada di lembar observasi tersebut, untuk lembar petunjuk

observer tersedia didalam lampiran.

Data yang telah didapatkan dari hasil observasi kemudian

dikumpulkan, kemudian dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat lalu

digolongkan perilaku mahasiswa profesi ners dalam melakukan pemberian

obat menjadi tiga kategori: yaitu baik, cukup, dan buruk (kurang). Hasil

ukur variabel perilaku di kategorikan menjadi 2 yaitu: (1) Perilaku Baik

(skor 100%), dan Perilaku Buruk/Kurang (0) (skor <100%).

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

50

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui data

demografi, dan pengetahuan yang terkait dengan pemberian obat, dan

perilaku dengan menggunakan lembar observasi pada mahasiswa profesi

ners yang penilaiannya dilakukan oleh perawat di rumah sakit dan

diruangan tempat mahasiswa profesi melaksanakan praktek pada tanggal 3

November-12 November tahun 2011.

Kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang dirancang oleh

peneliti dengan mengacu pada literatur sebanyak 30 pertanyaan dengan

menggunakan tiga bentuk yaitu, pilihan ganda, dan tipe soal pilihan benar

dan salah. Waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan kurang

lebih 20-30 menit. Untuk menghindari persoalan teknis yang berkaitan

saat dilakukan pengumpulan data responden dan ketelitian dalam

memberikan jawaban, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian

kuesioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali apabila

responden mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan. Pada

penilaian perilaku dilakukan sebelum responden mengisi kuesioner berisi

pengetahuan yang tekait dengan pemberian obat.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

51

2. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap

yaitu:

a. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin validitas

dan penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Diklat Rumah Sakit Gatot

Soebroto.

b. Setelah mendapatkan persetujuan dari Litbang, peneliti menyerahkan

surat permohonan tersebut kepada kepala ruangan tempat mahasiswa

profesi ners melaksanakan praktek.

c. Setelah mendapatkan izin dari kepala ruangan, kemudian peneliti

menjelaskan terkait hal-hal yang akan diteliti kemudian meminta izin

untuk melihat data-data mahasiswa profesi yang praktek (dinas) di

ruangan tersebut,

d. Melakukan pengobservasian kepada mahasiswa profesi terkait dengan

prinsip benar pemberian obat, yang dilakukan sebanyak satu kali pada

setiap ruang dan setiap responden.

e. Menjelaskan dan memberikan petunjuk pengisian atau penilaian terkait

dengan perilaku mahasiswa profesi ners dalam melakukan pemberian

obat.

f. Melakukan pendataan kepada calon responden dan menjelaskan tujuan

dan manfaat penelitian.

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

52

g. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk

ditandatangani oleh responden apabila setuju menjadi subjek

penelitian.

h. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner.

i. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

j. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

k. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada

peneliti untuk diperiksa.

l. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya.

F. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen

Uji validitas dan realibilitas telah dilaksanakan pada mahasiswa profesi

dari Universitas Pelita Harapan sebanyak 10 responden dan tempat

pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas di RSPAD Gatot Soebroto.

Hasil dari pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas setelah diolah dengan

menggunakan program SPSS didapatkan nilai alpha cronbach sebesar (0.907)

G. Teknik Analisa Data

1. Langkah Analisis Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang

diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

53

pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Entry Data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat

tabel kontingensi.

d. Melakukan Teknik Analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan

penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan

statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

54

digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan

statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan

inferensial.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

variabel dependen dan independen. Variabel independen diantaranya

jenis kelamin, nilai IPK, nilai Farmakologi, dan pengetahuan yang

terkait dengan pemberian obat. Variabel dependen yaitu perilaku

mahasiswa profesi ners dalam melakukan pemberian obat.

b. Analisis Bivariat

Pengolahan data dilakukan dengan mempertimbangkan jenis

hipotesis dan skala datanya. Berdasarkan rumusan hipotesisnya,

hipotesis penelitian ini bersifat assosiatif dengan jenis skala ordinal,

pengujian assosiasi kedua variabel tersebut dilakukan dengan uji

Korelasi Spearman. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

bantuan program komputer, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

sejauh mana hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku

mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta dalam

melakukan pemberian sesuai dengan prinsip enam benar di RSPAD

Gatot Soebroto.

H. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

55

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari

Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian ,

dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormatinya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti. Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan

identitas responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

56

mengajukan surat pernyataan persetujuan (informed consent). Sebelum

menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan kepada responden

bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan

menjamin kerahasian identitas responden, dimana data-data yang

diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila

telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Wewenang mahasiswa profesi ners UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam pemberian obat

Kewajiban mahasiswa dalam pemberian obat di ruang rawat anak

responden tidak jauh berbeda dengan pemberian obat yang dilakukan oleh

perawat ruangan (senior), di ruangan rawap inap anak dalam prinsip

pemberian obat menggunakan prinsip 10 B (sepuluh benar), sedangkan

penelitian ini menggunakan 6 B (enam benar). Pencatatan pemberian obat

terbagi menjadi 2 (dua) yaitu lembar intruksi obat dan buku obat. Pada saat

pemberian obat dokumen yang dibawa ke pasien adalah buku obat.

Prosedur pemberian obat di Rumah Sakit:

1. Memindahkan intruksi obat pada rekam medic ke buku obat.

2. Pencatatan didalam buku obat terdiri dari nama pasien, nama obat,

dosis yang diberikan, waktu pemberian.

3. Melihat label obat yang akan diberikan dan cairan yang digunakan,

dan tanggal kadaluwarsa.

4. Menghitung dosis yang akan diberikan.

5. Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang telah dihitung.

6. Menyimpan kembali obat di tempat penyimpanan

7. Melakukan double crosscheck dengan perawat ruangan (senior) terkait

dengan benar obat, tanggal kadaluwarsa, perhitungan dosis dan

penyiapan dosis obat.

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

58

8. Pada saat pemberian ke pasien, melihat pada papan nama yang ada di

tempat tidur, memanggil nama pasien.

9. Pemberian obat diberikan pada rute yang telah diintruksikan

10. Melakukan pendokumentasian yaitu mencoret pada bagian jam

pemberian

B. Gambaran Demografi Responden

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan yang

telah menyelesaikan program S1 dan melanjutkan program profesi. Data

demografi yang di ambil adalah jenis kelamin, nilai IPK dan nilai

Farmakologi. Pada variabel demografi tidak diteliti karena hanya sebagai

data demografi. Berikut adalah kategori responden penelitian antara lain :

1. Jenis Kelamin

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi

N = 34

Persentasi

(%)

Laki-Laki 7 20.6

Perempuan 27 79.4

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan

jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 7 orang (20,6%), dan

perempuan sebanyak 27 orang (79.4%).

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

59

2. Nilai Farmakologi

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nilai

Farmakologi

Nilai Frekuensi

N=34

Persentasi

(%)

A 11 32.4

B 13 38.2

C 10 29.4

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan nilai

farmakologi sebagai berikut: mahasiswa yang mendapatkan nilai A

pada mata kuliah farmakologi sebanyak 11 orang (32.4%),

mendapatkan nilai B sebanyak 13 orang (38.2%), dan yang

mendapatkan nilai C sebanyak 10 orang (29.4%).

3. Nilai IPK

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nilai IPK

Nilai Frekuensi

N=34

Persentasi

(%)

Memuaskan (2.00-2.74) 6 17.6

Sangat memuaskan (2.75-3.49) 26 76.5

Terpuji (3.50-4.00) 2 5.9

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

60

Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan nilai IPK.

mahasiswa profesi Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah adalah

memuaskan sebanyak 6 orang (17.6%), sangat memuaskan sebanyak

26 orang (76.5%), dan terpuji sebanyak 2 orang (5.9%).

C. Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Tabel dibawah ini adalah menggambarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh mahasiswa profesi keperawatan terkait dengan pemberian

obat. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Kurang,

cukup, dan baik. Pada bab ini pengetahuan akan digambarkan sesuai

dengan sub variabel.

a. Distribusi frekuensi Pengetahuan (sub variabel nama dan

bentuk obat)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden tentang

Nama dan Bentuk Obat

T

Tabel 5.4 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan nama dan bentuk obat, yang terbanyak

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 5 14.7

Cukup 21 61.8

Baik 8 23.5

Total 34 100.0

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

61

adalah cukup 61.8% sedangkan yang paling sedikit adalah kurang

14.7%.

b. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (sub variabel Sifat dan

Kerja Obat)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Sifat dan Kerja Obat

Tabel 5.5 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan sifat dan kerja obat sebagai berikut

baik 19 orang (55.9%), cukup sebanyak 15 orang (44.1%) dan

kurang sebanyak 0 orang (0.0%).

c. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (sub Variabel Efek dan

Reaksi Obat)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Efek dan Reaksi Obat

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0.0

Cukup 15 44.1

Baik 19 55.9

Total 34 100.0

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0.0

Cukup 8 23.5

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

62

Tabel 5.6 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan efek dan reaksi obat, sebagai berikut

baik 26 orang (76.5%), cukup sebanyak 8 orang (23.5%) dan

kurang sebanyak 0 orang (0.0%).

d. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (sub Variabel Sistem

Perhitungan Obat)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Sistem Perhitungan Obat

Tabel 5.7 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan sistem perhitungan obat, sebagai

berikut baik 22 orang (64.7%), cukup sebanyak 11 orang (32.4%)

dan kurang sebanyak 1 orang (2.9%).

e. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (sub variabel Rute

Pemberian Obat)

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Rute Pemberian Obat

Baik 26 76.5

Total 34 100.0

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 1 2.9

Cukup 11 32.4

Baik 22 64.7

Total 34 100.0

Page 82: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

63

Tabel 5.8 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan rute pemberian obat, sebagai berikut

baik 16 orang (47.1%), cukup sebanyak 18 orang (52.9%) dan

kurang sebanyak 0 orang (0.0%).

f. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (sub variabel Peran Perawat

dalam Pemberian Obat

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Peran Perawat dalam Pemberian Obat

Tabel 5.9 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait dengan peran perawat dalam pemberian obat,

sebagai berikut baik 31 orang (91.2%), cukup sebanyak 3 orang

(8.8%) dan kurang sebanyak 0 orang (0.0%).

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0.0

Cukup 18 52.9

Baik 16 47.1

Total 34 100.0

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0.0

Cukup 3 8.8

Baik 31 91.2

Total 34 100.0

Page 83: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

64

g. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

tentang pemberian obat

Tabel 5.10 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan, sebagai berikut baik 9 orang (26.5%), cukup

sebanyak 13 orang (38.2%) dan kurang sebanyak 12 orang

(35.3%).

h. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi antara Jenis Kelamin dan Tingkat

Pengetahuan Responden

Jenis kelamin Pengetahuan Total

Kurang Cukup Baik

N % N % N % N %

Laki-laki 4 57.1 2 28.6 1 14.3 7 100

Perempuan 8 29.6 11 40.7 8 29.6 27 100

Total 12 35.3 13 38.2 9 26.5 34 100

Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 12 35.3

Cukup 13 38.2

Baik 9 26.5

Total 34 100.0

Page 84: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

65

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden laki-laki

memiliki pengetahuan baik 14.3% dan perempuan 29.6%,

sedangkan responden laki-laki yang memiliki pengetahuan kurang

57.1% dan perempuan 29.6%.

i. Distribusi Frekuensi Nilai Farmakologi dan Tingkat

Pengetahuan

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi antara Nilai Farmakologi dan Tingkat

Pengetahuan Responden

Nilai

Farmako

logi

Pengetahuan Total

Kurang Cukup Baik

N % N % N % N %

A 1 14.7 6 54.5 4 36.4 11 100

B 5 38.5 6 46.2 2 15.4 13 100

C 6 60.0 1 10.0 3 30.0 10 100

Total 12 35.3 13 38.2 9 26.5 34 100

Tabel 5.12 menunjukkan pengetahuan mahasiswa profesi

keperawatan terkait Nilai Farmakologi dengan Pengetahuan adalah

sebagai berikut responden yang memiliki nilai farmakologi A

pengetahuan kurang 1 orang 14.7%, memiliki nilai farmakologi B

pengetahuan kurang 5 orang (38.5%). Dan nilai farmakologi C

memiliki pengetahuan kurang 6 orang (60.0%)

Page 85: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

66

j. Distribusi Frekuensi Nilai IPK dan Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi antara Nilai IPK dan Tingkat Pengetahuan

Responden

Nilai IPK

Pengetahuan Total

Kurang Cukup Baik

N % N % N % N %

Memuaskan (2.00-2.74) 4 66.7 0 0.0 2 33.3 6 100

Sangat memuaskan (2.75-

3.49)

8 30.8 12 46.2 6 23.1 26 100

Terpuji

(3.50-4.00)

0 0.0 1 50.0 1 50.0 2 100

Total 12 35.3 13 38.2 9 26.5 34 100

Tabel 5.13 menunjukkan pengetahuan mahasiswa terkait

dengan nilai IPK adalah sebagai berikut responden dengan nilai

IPK memuaskan (2.00-2.74) pengetahuan kurang 66.7%, nilai IPK

sangat memuaskan (2.75-3.49) pengetahuan kurang 30.8% dan

nilai IPK terpuji (3.50-4.00) pengetahuan kurang 0.0%.

2. Perilaku

Pengambilan data untuk perilaku dilakukan dengan cara observasi

yang dilakukan oleh peneliti. Perilaku dibagi menjadi dua kelompok

yaitu baik dan buruk.

a. Distribusi frekuensi jenis kelamin dengan perilaku responden

dalam melakukan pemberian obat.

Page 86: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

67

Tabel 5.14

Distribusi frekuensi jenis kelamin dengan perilaku

responden dalam melakukan pemberian obat sesuai dengan

prinsip enam benar

Jenis Kelamin

Perilaku Total

Baik Buruk

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Laki-laki 4 57.1 3 42.9 7 100.0

Perempuan 23 85.2 4 14.8 27 100.0

Total 27 79.4 7 20.6 34 100.0

Tabel 5.14 menunjukkan perilaku pemberian obat sesuai

dengan prinsip enam benar yang berjenis kelamin laki-laki

memiliki penrilaku baik 42.9% dan yang berjenis kelamin

perempuan memiliki perilaku baik 85.2%.

b. Distribusi frekuensi perilaku pemberian obat responden

Tabel 5.15

Distribusi frekuensi perilaku responden dalam

melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip enam benar

KOMPONEN

PERILAKU

Baik Buruk

Jumlah (%) Jumlah (%)

Benar Obat 34 100 0 0.0

Benar Pasien 34 100 0 0.0

Benar Dosis 34 100 0 0.0

Benar Waktu 27 79.4 7 20.6

Benar Rute 34 100 0 0.0

Page 87: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

68

Benar Dokumentasi 34 100 0 0.0

Table 5.15 menunjukkan perilaku pemberian obat sesuai

dengan prinsip enam benar responden dengan hasil sebagai berikut,

semua responden (100%) melakukan pemberian obat dengan

prinsip benar yaitu benar obat, benar pasien, benar dosis, benar rute

dan benar dokumentasi, tetapi tidak untuk benar waktu yaitu 7

orang (20.6%) tidak melakukan pemberian obat sesuai dengan

waktu yang diintruksikan.

c. Distribusi frekuensi perilaku responden dalam melakukan

pemberian obat.

Tabel 5.16

Distribusi frekuensi perilaku responden dalam

melakukan pemberian obat sesuai dengan enam prinsip benar

Tabel 5.16 menunjukkan perilaku responden dalam

melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip enam benar

adalah sebagai berikut responden yang memiliki perilaku baik

79.4% dan perilaku buruk 20.6%.

Kategori Perilaku Frekuensi Persentase (%)

Buruk 7 20.6

Baik 27 79.4

Total 34 100.0

Page 88: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

69

D. Analisis Bivariat

1. Distribusi proporsi pengetahuan dengan perilaku responden

dalam melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip enam

benar.

Tabel 5.16

Distribusi proporsi pengetahuan dengan perilaku

responden dalam melakukan pemberian obat sesuai dengan

prinsip enam benar

Pengetahuan

Perilaku Pemberian Obat Total

p-value Baik Buruk

N % N % N %

Kurang 7 58.3 5 41.7 12 100.0

0.016 Cukup 11 84.6 2 15.4 13 100.0

Baik 9 100.0 0 0.0 9 100.0

Total 27 79.4 7 20.6 34 100.0

Tabel 5.16 menunjukkan adanya hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku responden, responden dengan

pengetahuan kurang dengan perilaku baik 58.3%, pengetahuan

cukup dengan perilaku baik 84.6%, dan pengetahuan baik dengan

perilaku baik 100.0%.

Page 89: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

70

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan akan diuraikan makna hasil penelitian yang dilakukan

tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi keperawatan

dalam melakukan pemberian obat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembahasan

ini hal yang dilakukan adalah membandingkan antara hasil penelitian dengan

konsep teoritis dan penelitian sebelumnya (terkait). Pada bab pembahasan juga

akan dijelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Analisi Univariat

1. Gambaran Jenis Kelamin dengan Pengetahuan responden

Gambaran Demografi jenis kelamin dari 34 sampel yang diambil

dari penelitian ini adalah responden laki-laki sebanyak 7 orang (20,6%),

dan responden perempuan sebanyak 27 orang (79.4%). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil pengetahuan baik antara laki-laki dan

perempuan tidak berbeda jauh yaitu laki-laki 14.3% dan perempuan 29.6%

Jenis kelamin responden sesuai dengan penelitian Sari 2009, untuk

data demografi perawat yang ada di ruang rawat inap terdiri dari jenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 111 orang (88.8%) dan laki-laki

sebanyak 14 orang (11.2%), penelitian ini juga sesuai dengan penelitian

Marwoto, Kusnanto dan Handono 2007) responden yang tersebar di lima

ruang rawat inap menunjukkan bahwa SDM Perawat didominasi oleh jenis

kelamin perempuan 67% sedangkan laki-laki 33%. Hal ini terjadi karena

Page 90: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

71

lazimnya profesi keperawatan lebih banyak diminati kaum perempuan,

mengingat profesi keperawatan lebih dekat dengan masalah-masalah

mother instink, meskipun diera globalisasi atau alasan lain misalnya

kesetaraan gender atau juga karena faktor kebutuhan di ruang UGD, OK

dan lain-lain atau mungkin juga karena perkembangan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi maka jumlah perawat laki-laki juga mulai dipertimbangkan

dan diperhitungkan. (Marwoto A, Kusnanto H, Handono D (2007)).

Terdapat banyak perbedaan anatomis dan biokimiawi antara wanita

dan pria, hasil penelitian terhadap Sembilan otak yang diotopsi ditemukan

bahwa otak wanita rata-rata memiliki 11 persen lebih banyak sel di area

korteks yang berkaitan dengan proses informasi autif, bahkan semua

wanita memiliki sel-sel ini lebih banyak dibandingkan pria. (Witelson,

Glazer, & Kigar, 1994). Penelitian dengan menggunakan pemindaian otak

telah menemukan bahwa ada sebuah bagian korteks frontal wanita yang

lebih besar daripada pria (Gur dkk,2002) dan bahwa wanita memiliki lebih

banyak lipatan kortikal di lobus frontal dan lobus parietal (Luders dkk,

2004). Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh struktur otak yang dimiliki,

perbedaan dalam struktur otak, pada wanita bagian otak yang berhubungan

dengan bahasa, penilaian dan daya ingat lebih padat susunannya, dengan

jumlah neuron 18% lebih banyak (Browning, 2005).

Menurut Pasiak (2008) menyatakan struktur otak perempuan dan

laki-laki itu berbeda, perbedaan itu tidak menghasilkan perbedaan dalam

tingkat kecerdasan (level of intelligence), kecuali bagaimana mereka

mengatur kecerdasan itu sendiri. Struktur otak terlihat perbedaan pada :

Page 91: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

72

korpus kolosum, hipotalamus, lobus parietal bawah, dan kehilangan sel-

sel saraf pada hipokampus dan lobus parietal. Implikasi perbedaan

struktur itu terjadi pada cara dan gaya melakukan sesuatu. Laki-laki dan

perempuan menunjukkan perbedaan dalam beberapa yaitu: emosi, tingkah

laku seksual, proses berbahasa, kemampuan spasial, dan problem-problem

matematis. Perbedaan otak baik struktur maupun cara kerja tidak

menunjukkan tingkat kecerdasan. Beberapa komponen otak memang lebih

besar pada perempuan, seperti corpus callosum (bagian belakangnya

bernama splenium memang lebih tebal dan banyak serabut sarafnya), atau

pusat pengaturan bahasa yang lebih tersebar pada dua belahan otak, tidak

berhubungan langsung dengan tingkat kecerdasan. Termasuk juga lobus

parietal bawah (bertanggung jawab untuk pengenalan ruang tiga dimensi)

yang lebih besar pada laki-laki. Dalam kecerdasan linguistic-verbal,

misalnya perempuan lebih unggul. Sementara dalam kecerdasan visuo-

spasial, lelaki lebih unggul. Sandra Witelson dalam penelitiannya (1982,

1985) pada 9 otak laki-laki dan 5 otak perempuan, menemukan bahwa

otak perempuan itu, secara keseluruhan, lebih kecil daripada otak laki-laki.

Ia menyebut korpus kalosum (jembatan saraf antara dua belahan otak),

terutama bagian isthmus, dan splenium (di belakang) sebagai komponen

yang cenderung lebih besar pada perempuan. Bagian-bagian ini

bertanggung jawab dalam hubungan antarbelahan otak yang menjamin

ketepatan dan kecepatan pertukaran informasi antarbelahan otak. Ukuran

dan bentuk otak yang berbda, secara otomatis, membedakan perempuan

dan laki-laki dalam cara dan gaya berpikir, termasuk kemampuan-

Page 92: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

73

kemampuan khusus keduanya. Namun, itu tidak berarti berbeda dalam

tingkat kecerdasan. Jika perempuan memiliki corpus callosum (jembatan

saraf penghubung belahan otak) lebih tebal daripada laki-laki, tidak lantas

berarti lebih cerdas daripada laki-laki.

Pengetahuan yang dimiliki perawat berperan penting dalam

kinerjanya, jika seorang perawat memiliki pengetahuan yang luas ia akan

mahir dan mudah dalam melakukan asuhan keperawatan, sehingga apapun

yang dikerjakannya akan menghasilkan kinerja yang baik. (Robbins, 1998

dalam Isesreni dan Warni 2009).

2. Gambaran Nilai farmakologi dan Nilai IPK dengan pengetahuan

responden

Hasil penelitian menunjukkan nilai C pada mata kuliah

farmakologi mendapatkan hasil pengetahuan kurang 60.0%, dan untuk

nilai IPK responden dengan hasil memuaskan (2.00-2.74) mendapatkan

hasil pengetahuan kurang 66.7%. Jadi nilai farmakologi dan nilai IPK

mempengaruhi terhadap pengetahuan, semakin baik nilai farmakologi dan

nilai IPK maka pengetahuan juga semakin baik.

Hasil penelitian pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan

responden pengetahuan baik 9 orang (26.5%), pengetahuan cukup

sebanyak 13 orang (38.2%) dan pengetahuan kurang sebanyak 12 orang

(35.3%).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sari (2009)

tentang Gambaran pengetahuan perawat tentang prinsip 10 benar dalam

Page 93: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

74

pemberian obat, tingkat pengetahuan perawat 56% responden tingkat

pengetahuan cukup baik dan 44% tingkat pengetahuan rendah. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Kusmarjathi 2009 hasil

penelitian mengetahui pengetahuan tentang prinsip pemberian obat yaitu

sebanyak 62.5% pengetahuan baik, pengetahuan sedang 27.5%

pengetahuan sedang dan pengetahuan kurang sebanyak 5%.

King 2004 menyatakan setelah melewati tiga (3) tahun belajar ilmu

farmakologi, mahasiswa perawat kurang percaya diri dalam memberikan

informasi mengenai obat terhadap pasien. Pernyataan ini juga sesuai

dengan Honey dan Lim 2007 yang menyatakan bahwa faktor internal yang

mempengaruhi mahasiswa profesi keperawatan adalah kurangnya percaya

diri dalam melakukan pemberian obat dan kesulitan mahasiswa dalam

menggunakan pengetahuan farmakologi.

Pengetahuan farmakologi dibutuhkan untuk memberikan asuhan

keperawatan yang aman (Jordan et al (1999)), pernyataan ini juga sesuai

dengan pernyataan Trnobranski (1993), bahwa selain ilmu biologi, ilmu

farmakologi juga menjadi kontributor utama dari pengetahuan

keperawatan. Demikian juga dengan pernyataan King (2004) bahwa

peningkatan pemahaman mengenai farmakologi dapat meningkatkan rasa

percaya diri perawat dalam melaksanakan pemberian obat, pendidikan

pasien. Selain itu juga menurut Manias dan Bullock (2002) menyatakan

bahwa perawat yang memiliki basis pengetahuan yang kuat dalam

farmakologi akan lebih siap untuk memenuhi peran perawat dalam

pengelolaan terapi obat.

Page 94: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

75

3. Gambaran jenis kelamin dengan perilaku responden dalam

pemberian obat sesuai prinsip enam benar

Hasil penelitian menunjukkan perilaku baik lebih banyak

dilakukan yang berjenis kelamin perempuan 85.2%, sedangkan perilaku

buruk lebih banyak pada yang berjenis kelamin laki-laki 57.1%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan puspitawati 2008 bahwa ada

hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku penerapan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dalam memberikan asuha keperawatan,

didapatkan hasil bahwa sebesar 55% perawat berjenis kelamin perempuan

mempunyai perilaku penerapan SOP dalam memberikan asuhan

keperawatan dengan kategori baik sedangkan perawat berjenis kelamin

laki-laki sebagian besar mempunyai perilaku penerapan SOP dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan kategori buruk yaitu 72,4%.

Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian Isesreni dan Warni

2009 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi

kinerja. Mereka menyatakan bahwa perawat yang berjenis kelamin laki-

laki belum tentu memiliki kinerja yang baik dari perawat perempuan

begitu juga sebaliknya. Mereka juga menyimpulkan bahwa penerapan

dalam praktek baik laki-laki maupun perempuan adalah sama.

Bidang keperawatan perempuan lebih mendominasi daripada

perawat laki-laki dilihat dari besarnya jumlah perawat perempuan,. Tapi,

ini tidak menutup kemungkinan laki-laki juga mempunyai basic dalam

Page 95: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

76

bidang keperawatan. Untuk itu laki-laki lebih memungkinkan lebih banyak

melakukan pekerjaan sehingga kinerja seorang perawat laki-laki bisa lebih

baik (Heather, 2001 dalam Isesreni dan Warni 2009).

Perilaku wanita di rumah sakit lebih baik daripada laki-laki

dikarenakan pada otak wanita, corpus callosum yaitu rangkaian synapsis

dan neuron yang menyambung kedua belahan otak bentuknya lebih lebar

dibagian belakang dan juga lebih tebal 23% daripada otak laki-laki. Hal ini

berarti “pipa” yang menghubungkan kedua belahan otak pada wanita

memungkinkan adanya interaksi yang lebih cepat daripada lelaki, dengan

aktivitas yang lebih banyak pada berbagai bagian otak secara bersamaan.

Ini sebabnya wanita pada umumnya lebih baik dalam multitasking

(melakukan beberapa hal sekaligus) dan mengikuti intuisi. Terdapat

perbedaan aktivitas pada otak wanita dan pria saat melakukan suatu tugas.

Sebagian besar pria menunjukkan aktivitas pada bagian otak sebelah kiri.

Sebaliknya wanita menunjukkan aktivitas pada kedua belah bagian otak.

Kemampuan menggunakan beberapa bagian otak pada waktu bersamaan

membuat wanita lebih unggul dalam pikiran social, sedangkan untuk pria

lebih unggul pada bidang yang membutuhkan penalaran. Hal yang

menarik adalah bahwa meskipun otak pria dan wanita berfungsi secara

berbeda, kemampuan mereka sama, yang menunjukkan bahwa otak

berpotensi punya cara berlainan dalam melakukan tugas yang sama

(Shaywitz et al. dalam Browning 2005)).

Page 96: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

77

Pria dan wanita mungkin menunjukkan perbedaan pola dalam

aktivitas otak dalam suatu tugas tertentu, tetapi mereka tidak memiliki

perbedaan kemampuan dalam melakukan pekerjaan itu. (Wade & Travis).

4. Gambaran perilaku responden dalam melakukan pemberian obat

sesuai dengan prinsip benar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku responden lebih

banyak berperilaku baik yaitu 79.4% sedangkan untuk perilaku buruk

20.6%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti 2007

tentang Gambaran Pemberian Obat berdasarkan enam benar oleh perawt di

ruang cendrawasih II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan jumlah

responden 15 orang didapatkan hasil sebanyak 60% melakukan pemberian

obat sesuai dengan prinsip enam benar dan 40% tidak melakukan

pemberian obat sesuai dengan prinsip enam benar terutama pada benar

waktu dan benar dokumentasi. Sari (2009)

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lestari 2009 tentang pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip

enam benar dalam pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit Mardi

Rahayu Kudus, didapatkan data sebagai berikut yaitu 30% obat yang

diberikan tidak didokumentasikan, 15% obat diberikan dengan cara yang

tidak tepat, 23% obat yang diberikan dengan waktu yang tidak tepat, 2%

obat tidak diberikan, 12% obat diberikan dengan dosis yang tidak tepat.

Page 97: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

78

Beberapa hal yang ditemukan saat pengobservasian dalam

melakukan pemberian obat responden pada benar obat selalu melakukan

double crosscheck selain dengan sesama responden tetapi juga dengan

perawat ruangan, pada benar pasien juga dari hasil observasi bebeapa

responden yang tidak lagi melihat papan nama, ini di karenakan responden

sudah hafal nama-nama pasien yang dirawat disana dan tempat tidurnya

selain itu juga sebelum melakukan pemberian obat selalu memanggil nama

pasien terlebih dahulu.

Hasil pengobservasian benar dosis ditemukan beberapa responden

kurang dalam melakukan perhitungan dan penyiapan obat yang akan

diberikan kepada pasien, tetapi dengan adanya double crosscheck kepada

lebih dari satu orang sehingga dosis yang diberikan sesuai dengan yang

diintruksikan. Perhitungan yang benar menjadi modal awal untuk perawat

dalam berbagai macam hal di pelayanan keperawatan selain melakukan

perhitungan dosis, menurut Bindler & Bayne 1984 kemahiran matematika

merupakan syarat untuk kinerja fungsi keperawatan seperti melakukan

perhitungan obat, menghitung tetesan infuse dan menghitung balance

input dan output. Studi deskriptif yang dilakukan Bindler dan Bayne 1984

menunjukkan bahwa dari 741 siswa yang diteliti berkaitan dengan

keterampilan matematika sebanyak 38% tidak dapat melewati nilai

minimum test 70%. Penelitian ini menyatakan atau menyiratkan bahwa

siswa tidak dapat melakukan perhitungan dosis dengan tepat karena

kurangnya keterampilan matematikan (O’shea ,1999).

Page 98: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

79

Hasil pengobservasian benar rute responden sudah melakukan

pemberian obat sesuai dengan rute yang diintruksikan. Hasil

pengobservasian benar waktu beberapa responden ditemukan dalam

melakukan pemberian obat tidak sesuai dengan waktu yang diintruksikan

atau yang tertulis dalam buku obat, ini dikarenakan pasien yang akan

diberikan adalah anak-anak yang harus menggunakan pendekatan karena

anak-anak ketika di ruang rawat takut dengan yang berpakaian putih,

sehingga harus mempunyai pendekatan khusus sehingga pasien dapat trust

kepada responden.

Menurut Dean (2005) menyatakan bahwa sebanyak 31%

pemberian obat pada waktu yang salah. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Barker et al, (2002) kesalahan obat (medication error) yang ada di 36

fasilitas kesehatan di Amerika Utara sebanyak 43% kesalahan terjadi

akibat pemberian obat tidak dilakukan pada waktu yang ditentukan.

Bullock, mania dan Galbaraith (2007) menyatakan bahwa jika obat yang

diintruksikan pada waktu tertentu, maka perawat tidak boleh menyimpang

dan tidak boleh lebih dari 30 menit, jika pemberian obat diberikan diluar

waktu yang ditentukan, maka bioavailabilitas obat mungkin akan

terpengaruh (Elliott & Liu (2010)).

Hasil pengobservasian pada dokumentasi, di lingkungan praktek

pendokumentasian untuk obat dicatat pada buku obat, yang di catat pada

buku obat adalah nama pasien, nama obat, waktu pemberian, rute

pemberian, dan dosis pemberian, untuk mengetahui obat tersebut sudah

diberikan atau belum, dilihat dari waktu pemberian obat yang sudah di

Page 99: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

80

coret (silang atau check list), kekurangannya adalah tidak menuliskan

nama atau inisial perawat yang memberikan dan tanda tangan perawat.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Honey dan Lim 2007 yang

menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa profesi

dalam melakukan pemberian obat adalah tempat praktek, karena

mahasiswa pada prakteknya mengikuti sistem pencatatan obat yang

berlaku di tempat praktek.

Aspek legal dalam pendokumentasian yang perlu diperhatikan

antara lain nama atau inisial dan tanda tangan atau paraf perawat yang

memberikan. Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat yaitu mencatat

yang dikerjakan diri sendiri dan tidak mencatat apa yang dikerjakan oleh

orang lain (Abrams, 1995 dalam Kusmarjathi 2009).

Pentingnya pendokumentasian dengan benar, berdasarkan hasil

penelitian Diyanto 2007 adalah 9 dari 15 responden menyatakan bahwa

menulis dokumentasi karena terkait dengan tanggung gugat jika terjadi

masalah di kemudian hari dan karena memang sudah menjadi kewajiban

perawat, selain itu faktor pendorong untuk melaksanakan dokumentasi 5

dari 15 responden menyatakan bahwa faktor pendorong yang utama adalah

pemenuhan aspek legalitas, yang maksudnya adalah sebagai bukti otentik

jika ada pemeriksaan maupun jika suatu saat terjadi masalah tertentu yang

membutuhkan dokumentasi keperawatan.

Page 100: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

81

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan perilaku responden dalam

melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip enam benar.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku responden dalam melakukan pemberian obat

yang sesuai dengan prinsip enam benar. Hasil penelitian menunjukkan

pengetahuan baik maka perilaku responden juga baik yaitu sebanyak

100% dan untuk pengetahuan kurang perilaku responden kurang sebanyak

41.7%. Sehubungan dengan hal tersebut maka responden dengan

pengetahuan kurang perlu meningkatkan pengetahuannya dalam praktik

keperawatan khususnya dalam hal pemberian obat, sementara responden

yang berpengathuan tinggi tetap mempertahankan dan meningkatkan

pengetahuannya agar dapat lebih bertanggung jawab untuk menerapkan

pemberian obat sesuai dengan prinsip enam benar.

Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Idayanti (2008)

tentang hubungan pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan

standar operasional prosedur (SOP) tehknik menyuntik dalam pencegahan

infeksi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan

penerapan SOP teknik menyuntik nilai p-value 0.025 dengan hasil

pengetahuan tinggi yang menerapkan SOP menyuntik dengan kategori

baik sebanyak 41 orang (97.6%) dan 1 orang yang menerangkan dengan

kategori cukup, sedangkan untuk berpengetahuan rendah yang

menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 14

Page 101: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

82

orang (77.8%) dan kategori cukup menerapkan SOP teknik menyuntik

sebanyak 4 orang (22.2%).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Kusmarjathi

(2009) yang menyatakan bahwa penerapan prinsip enam tepat dalam

pemberian obat lebih dipengaruhi oleh faktor internal perawat yaitu

tingakt pengetahuan.

Kualiatas pelayanan kesehatan khususnya dalam memeberikan

tindakan keperawatan dipengaruhi oleh pengetahuan responden.

Pengetahuan responden yang baik tentang pemberian obat dapat

mempengaruhi penerapannya (perilaku) baik dengan kata lain

pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Idayanti, 2008) .

Pengetahuan yang dimiliki perawat berperan penting dalam

kinerjanya, jika seorang perawat memiliki pengetahuan yang luas ia akan

mahir dan mudah dalam melakukan asuhan keperawatan, sehingga apapun

yang dikerjakannya akan menghasilkan kinerja yang baik. (Robbins, 1998

dalam Isesreni dan Warni 2009). Pernyataan ini juga sesuai dengan

pernyataan Fink (1983) dan Rainbow (1984) bahwa perawat yang terus

menerus memperbaharui pengetahuan mereka tentang obat akan lebih

sedikit membuat kesalahan obat daripada mereka yang tidak

memperbaharui pengetahuan.

Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Honey dan Lim (2007)

didapatkan hasil bahwa selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi

Page 102: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

83

mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian obat terdapat faktor

eksternal lain yaitu seperti tempat praktek mahasiswa, dan perawat

ruangan. Selain itu juga faktor ekternal lain yang dapat mempengaruhi

pemberian obat sesuai prinsip benar adalah ketersediaan fasilitas

pemberian obat dan kebijakan institusi dalam pemberian obat.

Kusmarjathi (2009).

C. Keterbatasan Penelitian

1. Pengukuran perilaku mahasiswa profesi dalam melakukan pemberian

obat menggunakan lembar observasi, dikarenakan, waktu yang minim

untuk melakukan penelitian maka melaksanakan observasi hanya

dilakukan sebanyak satu kali. Pada saat pengobservasian hanya

dilakukan oleh peneliti yang didampingi oleh pembimbing di tempat

penelitian.

2. Peneliti dalam mengukur kuesioner adalah dengan menggunakan

kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti sehingga dikhawatirkan

tidak dapat mewakili seluruh pengetahuan yang dimiliki mahasiswa

profesi terkait dengan pemberian obat.

Page 103: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

84

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang di peroleh

tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku pemberian obat mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka peneliti mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Karakteristik responden: hasil penelitian yang didapatkan dari 34 respnden

7 orang (20,6 %) berjenis kelamin laki-laki dan 27 orang (79,4%) berjenis

kelamin perempuan. Nilai farmakologi yang diperoleh responden yang

terbanyak adalah nilai B sebanyak 13 orang (38,2%) dan nilai IPK yang

diperoleh responden yang terbanyak adalah nilai IPK sangat memuaskan

(2,75-3,49) 26 orang (76,5%).

2. Pengetahuan : tingkat pengetahuan mahasiswa profesi yang terbanyak

adalah pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (38,2%). Pengetahuan baik

yang terbanyak diperoleh oleh jenis kelamin perempuan yaitu 29,8 %.

Responden dengan pengetahuan baik yang terbanyak adalah yang

memperoleh nilai farmakologi A 36,4% dan nilai IPK (2,75-3,49) 6 orang.

3. Perilaku: perilaku baik lebih banyak dilakukan oleh responden berjenis

kelamin perempuan 85,2%. Hasil penelitian tentang perilaku responden

dalam melakukan pemberian obat yang memiliki perilaku baik sebanyak

79,4% dan perilaku buruk 20,6%. Tingkat pengetahuan responden baik

Page 104: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

85

dan perilaku baik sedangkan tingkat pengetahuan kurang hasil perilaku

buruk 58,3%.

4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku responden dalam

melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip benar.

B. SARAN

1. Bagi Responden

Untuk mempermudah responden dalam melaksanakan pemberian obat

pada pasien anak maka dibutuhkan penerapan atraumatic care oleh

responden.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang dpat mempengaruhi

perilaku mahasiswa dalam melakukan pemberian obat dan menambahkan

prinsip benar yang terbaru, dan melaksanakan prinsip benar yang terbaru

dalam praktek di pelayanan kesehatan,

Page 105: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Browning.2005. Emergenetics. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Diyanto, Yahyo. 2007. Tesis: Analisis Faktor-faktor Pelaksanaan Dokumentasi

Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Dornan T, Ashcroft D, dkk. 2009. An In Depth Investigation Into Causes Of

Prescribing Errors By Foundation Trainees In Relation To Their Medical

Education. Manchester.

Elliot M, Liu Y. 2010. The Nine Rights Of Medication Administration : an

overview. British Journal of Nursing Vol 19 No 5.

Erniyati, Bukit K, Salbiah. 2007. Buku Panduan Program Pendidikan Profesi

Ners Program Studi Ilmu Keperawatan. Ed 1. Sumatra : Departemen Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran USU.

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Grandell-Niemi H, Hupli M, Leiono-Kilpi H & Puukka P. 2005. Finnish Nurses’

and Nursing Students’ Pharmacological Skill.. Journal of Clinical Nursing

14, 685–694

Griffth R et al. 2003. Administration of Medicines Part 1: the Law and Nusrsing.

Nursing Standard 28, 47-53.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawtan dan Teknik

Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta :

Sagung Seto.

Honey M & Lim A. 2008. Aplication of Pharmacology Knowledge in Medication

Management by Final year Undergraduate Nursing Studenst.

Contamponary 30, 12-19

Hospira.2006. Mandating Dose Error Reduction Systems for Improved Patient

Safety in Hospitals. Australia.

Page 106: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Hui T, Siang C, Rahman H.2005. Observational Study On drug Administration

Errors in a Hospital Ward. Malaysia.

Idayanti. 2008. Tesis : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap

Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik

Dalam Upaya Pencegahan Infeski di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Medan : Universitas Sumatra Utara.

Isesreni dan Warni. 2009. Hubungan Karakteristik Perawat dengan kinerja

perawat di RSJ. Prof. HB Sa’anin Padang tahun 2008. MNM No1. Vol.1.

King. 2004. Nurses’ perceptions of their pharmacology educational needs.

Blackwell Publishing Ltd, Journal of Advanced Nursing, 45 (4), 392-400

393

Kusmarjathi, Ni Ketut. 2009. Penerapan Prinsip “Enam Tepat” Dalam

Pemberian Obat Oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Berdasarkan UU No.

23 TH 1992. Journal Vol 15 No. 2. Denpansar

Kusnanto. 2003. Pengantar Profesi dan praktik Keperawatan Profesional.

Jakarta: EGC

Lestari N Yustina. 2009. Skripsi: Pengalaman Perawat dalam Menerapkan

Prinsip Enam Benar dalam Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Mardi Rahayu Kudus

Manias E & Bullock S. 2002. The Educational Preparation of Undergraduate

Nursing Students in Pharmacology : Clinical Nurses’ perceptions and

Experiences of Graduate nurses’ Medication Knowledge. International

Journal of Nursing Studies 39 (2002) 773-784.

Marwoto, Kusnanto & Handono. 2007. Analisis Kinerja Perawat dalam

Pengendalian Infeksi Nosokomial di Ruang IRNA RSUP Dr. Sardjito.

Yogyakarta

Muchlisin A, Ichsan B. 2008. Aplikasi Model Konseptual Caring dari Jean

Watson dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN

1979-2697. Vol. 1 No. 3 September:147-150.

Muntasir, Regaletha & Kono.2007. Kajian Fungsi dan Peran Perawat dalam

Pemberian Obat bagi Pasien Rawat Inap di RSUD Prof. W.Z Yohannes

Kupang.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta

Page 107: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

O’she, Ellen. 1999. Factors Contributing to Medication Errors : a Literature

review. Journal of Clinical Nursing 8 : 486-504.

Pasiak, T. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ : Menyikap Rahasia Kecerdasan

Berdasarkan Alquran dan Neurosains Mutakhir

Perry dan Potter. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses

dan Praktik. Vol 1. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta :

EGC

Sari, Christina. 2009. Skripsi: Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang

Prinsip Sepuluh Benar Pada Pemberian Obat Secara Injeksi Di Rumah

Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Kramat Jati. Jakarta:

Universitas Pembangunan Nasional.

Stanislaus S, Uyanto. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS.

Yogyakarta:Graha ilmu.

Sujianto A, Eko. 2009. Aplikasi Statistik: dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT Prestasi

Pustakaraya.

Wade dan Travis. _____. Psikologi. Ed.9. Jakarta: Erlangga

Anonim. Drug Dosage And Therapy. Edition 100. Texas

Anonim. Medication Study Guide for Unlicensed personal in Adult Care Homes.

Carolina

Anonim.2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di

Rumah Sakit. Jakarta

Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan. Jakarta

Anonim. 2008. Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien

(Patient Safety). Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Page 108: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

INFORMED CONSENT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA PROFESI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDYATULLAH DALAM MELAKUKAN

PEMBERIAN OBAT

Assalamu’alaikum. WR. WB

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

sedang mengadakan penelitian untuk mengumpulkan data sebagai bahan

penyusunan tugas akhir (skripsi). Untuk itu saya mohon kepada rekan-rekan

mahasiswa profesi (sebagai responden studi saya) dapat meluangkan

waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Dalam kuesioner ini jawaban rekan-

rekan akan dijaga kerahasiaannya sehingga kejujuran rekan-rekan dalam

menjawab kuesioner ini akan sangat saya hargai. Terima kasih banyak atas

bantuan dan kerjasama rekan-rekan untuk peran sertanya dalam studi saya.

TTD Hormat Saya,

(Peneliti)

Responden Lydya Perwitasari AS

Page 109: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Nomor Responden :

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA PROFESI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDYATULLAH DALAM MELAKUKAN

PEMBERIAN OBAT

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan

2. Pertanyaan di bawah ini mohon di isi semuanya

3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuaidengan

memberikan tanda silang ( X )

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama Lengkap :

______________________________________________

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Nilai Farmakologi :

______________________________________________

Nilai IPK :

______________________________________________

Page 110: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

B. PENGETAHUAN

Pilihlah salah satu jawaban untuk setiap butir pernyataan berikut dengan

memberikan tanda silang ( X ) yang sesuai dan menurut anda benar.

1. Nama obat yang diberikan oleh pabrik yang pertama kali memproduksi obat

adalah

a. Nama kimia d. Nama dagang

b. Nama generik e. BSSD

c. Nama resmi

2. Obat adalah zat yang digunakan dalam diagnosis, terapi, penyembuhan,

penurunan atau pencegahan penyakit.

a. Benar b. Salah

3. Fungsi obat adalah KECUALI

a. Melindungi sel dari pengaruh agen kimia lain

b. Memperlambat fungsi sel

c. Mempercepat atau memperlambat proses kerja sel

d. Mengganti zat tubuh yang hilang

4. Obat yang merupakan sediaan setengah padat yang ditujukan untuk

pemakaian topikal pada kulit:

a. Supositoria d. Guttae (obat tetes)

b. Tablet e. Unguenta (Salep)

c. Injeksi

5. Obat oral harus disimpan terpisah dengan obat topical :

a. benar b. salah

6. Proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis

oleh enzim adalah

a. Absorpsi c. Metabolisme

b. Distribusi d. Ekskresi

7. Obat dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai bentuk seperti keringat

dan air liur, proses ini disebut dengan:

a. Absorpsi c. Metabolisme

b. Distribusi d. Ekskresi

Page 111: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

8. Sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang tidak

diinginkan disebut:

a. Efek terapeutik c. Reaksi idiosinkratik

b. Efek samping d. Reaksi Alergi

c. Efek toksik

9. Erupsi kulit yang bentuknya tidak beraturan, meninggi, ukuran dan bentuk

bervariasi, erupsi memiliki batas berwarna merah dan bagian tengahnya

berwarna pucat adalah

a. Urtikaria c. Rinitis

b. Ruam d. BSSD

c. Pruritus

10. Manakah dari pernyataan berikut yang TIDAK BENAR tentang alergi dengan

obat?

a. Alergi adalah reaksi yang terjadi akibat dari kepekaan yang tidak biasa

terhadap obat

b. Reaksi alergi dapat termasuk ruam, pembengkakan, gatal-gatal tetapi tidak

pernah mengancam kehidupan.

c. Semua alergi atau reaksi yang timbul harus segera dilaporkan, atau

dicatatkan kedalam rekam medik.

11. Dari jenis-jenis zat berikut ini, manakah yang dapat digunakan untuk

mengurangi intensitas reaksi alergi?

a. Antiemetik c. parasimpatolitik

b. Antihistamin d. parasimpatomimetik

12. Ditemukan klien dengan konsumsi obat yang tidak lagi efektif. Klien sekarang

memerlukan dosis yang lebih besar. Reaksi ini disebut dengan

a. Kecanduan c. terbentuknya kebiasaan (habituasi)

b. Ketergantungan d. Toleran

13. Obat yang diintruksikan dokter adalah hadol liquid concentrate 2ml setiap 8

jam. Berapa banyak obat yang harus diberikan?

a. 1 mg c. 2 mg

b. 5 mg d. BSSD

Page 112: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

14. Berapa 27,3 ml dirubah kedalam liter?

a. 0,0273 liter c. 2,73 liter

b. 0,273 liter d. 27.300 liter

15. Berapa 0,3 mg dirubah ke dalam gram

a. 0.0003 g c. 0,03 g

b. 0,003 g d. 0,3 g

16. Berapa milliliter yang harus diberikan jika obat yang tersedia Hidroklorida 25

mg/ml dan harus diberikan 12,5 mg?

a. 0,5 ml c. 12,5 ml

b. 6,25 ml d. 25 ml

17. Obat yang tersedia Prochlorperazine 10 mg/ 2 ml dan diintruksikan 7,5 mg.

Berapa banyak milliliter yang harus diberikan?

a. 1 ml c. 2 ml

b. 1,5 ml d. 2,5 ml

18. Obat yang diberikan secara sublingual adalah dengan cara?

a. dibawah lidah c. diteteskan melalui telinga

b. langsung ditelan d. dioleskan ke kulit

19. Ketika memberikan obat dengan cara topical sebaiknya menggunakan :

a. Masker c. Masker dan sarung tangan

b. Sarung tangan

20. Inhaler harus dikocok saat :

a. Sebelum setiap kali digunakan

b. Jika diintruksikan dokter lebih dari satu semprotan saat diberikan pada

pasien

c. Hanya jika inhaler tersumbat

21. Setelah pasien menerima obat tetes hidung, yang harus dilakukan pasien

adalah:

a. Kepala dimiringkan sekitar 60 menit

b. Menghembuskan nafas

c. Berbaring dengan kepala lebih rendah dari bahu selama beberapa menit

22. Saat pemberian obat, pemberian yang aman jika :

a. Hanya mengandalkan pada warna obat

Page 113: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

b. Hanya mengandalkan pada bentuk obat

c. Hanya mengandalkan pada lokasi tempat obat

d. Membaca label obat dan rekam medik setiap kali pemberian obat

23. Pemberian obat dengan cara melakukan injeksi kedalam jaringan tepat

dibawah lapisan dermis kulit disebut dengan:

a. Interkutan c. Subkutan

b. Intramuscular d. Intravena

24. Pemberian obat yang fungsinya untuk uji alergi pada pasien dilakukan dengan

cara:

a. Interkutan c. Subkutan

b. Intramuscular d. Intravena

25. perawat bertanggung jawab terhadap semua obat yang diberikan :

a. benar b. salah

26. Setelah 30 menit melakukan pemberian obat maka yang harus dilakukan

KECUALI:

a. Menanyakan klien apakah pasien mengalami respon yang biasa timbul

akibat penggunaan obat

b. Memantau efek samping obat, toksik, dan reaksi alergi

c. Menilai semua tahap proses keperawatan

d. Menanyakan perasaan klien terhadap pemberian obat

27. Berikut ini adalah contoh kesalahan dalam pemberian obat. KECUALI :

a. Kelalaian dari resep obat

b. Penolakan terhadap pemberian obat

c. Gagal dalam melakukan pemberian obat yang sesuai dengan prinsip 6

benar

d. Memberikan obat yang tidak diresepkan.

28. Jika perawat tidak dapat membaca tulisan tangan dokter (resep) atau resep

obat yang tidak lengkap, maka perawat harus :

a. Tinggalkan pemberian obat untuk shift berikutnya

b. Hubungi perawat lain, apoteker atau dokter,

c. Tanyakan pada pasien atau keluarga

d. Gunakan yang terbaik “menebak”

Page 114: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

29. Jika pasien mengungkapkan kekhawatiran terhadap obat yang anda berikan,

apa yang harus perawat lakukan :

a. Tetap memberikan obat tersebut

b. Berjalan pergi dan menuliskan pada rekam medik bahwa pasien

“menolak”

c. Mengecek obat dan informasi dosis

d. Memberikan obat tersebut kepada pasien lain yang satu ruangan.

30. Pasien mendapatkan resep dari dokter untuk diberikan Amoksisilin sedangkan

pada buku obat ditandai “alergi terhadap amoksisilin” sebagai perawat apa

yang harus anda lakukan?

a. Memberikan obat sesuai dengan yang diintruksikan, karena dokter tahu

yang terbaik

b. Ingatkan dokter tentang peringatan alergi

c. Tarik label alergi dari buku obat.

Page 115: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

C. LEMBAR OBSERVASI

Kode Responden :

Nama Responden :

Jenis Kelamin : L P

Ruangan :

No. KEGIATAN YANG DILAKUKAN YA TIDAK

1. Melihat intruksi yang ditulis dokter

2. Melihat label obat yang sesuai dengan intruksi

3. Melakukan double crosscheck dengan perawat/mahasiswa

profesi lain

4. Melihat tanggal kadaluwarsa obat

5. Melakukan perhitungan dosis sebelum obat diberikan dengan

tepat

6. Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang telah dihitung

7. Mengecek nama pasien dengan memanggil nama/melihat

papan atau gelang nama pasien.

8. Pemberian obat dilakukan tidak boleh kurang atau lebih dari

30 menit waktu yang telah ditentukan

9. Memberikan obat sesuai dengan rute yang telah ditentukan

dengan benar

10. Memberikan obat sesuai dengan dosis yang diintruksikan

11. Mencatat hasil tindakan, seperti nama obat, dosis obat, rute

pemberian, waktu dan tanggal pemberian, inisial perawat

dan tanda tangan perawat setelah obat diberikan pada

pasien

Page 116: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

LEMBAR PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI

Petunjuk Pengisian :

Observer diminta mengisi lembar observasi ini dengan cara mengisi kolom

yang tersedia, dengan identitas observe (mahasiswa profesi yang sedang

dinilai) sebagai berikut:

1. Mengisi nama mahasiswa profesi, jenis kelamin dan Ruangan dilakukannya

mahasiswa profesi

2. Memberikan tanda check list pada kolom yang tersedia : kolom YA apabila

kegiatan tersebut dilakukan dan TIDAK apabila tidak dilakukan untuk setiap

kegiatan.

3. Kegiatan untuk benar pasien : mahasiswa profesi memeriksa kembali ke buku

obat atau rekam medis, mengecek kembali dengan melihat papan nama pada

tempat tidur pasien atau gelang yang ada pada pasien, mengecek kembali

dengan memanggil nama pasien.

4. Kegiatan untuk benar obat: melihat intruksi yang ada pada buku obat atau

rekam medis, menyamakan label obat dengan rekam medic atau buku obat,

melakukan double crosscheck dengan perawat atau dengan teman sesama

mahasiswa terkait dengan nama obat, rute pemberian, dan tanggal

kadaluwarsa.

5. Kegiatan untuk benar rute : mahasiswa dalam melakukan pemberian obat

sesuai dengan rute yang diintruksikan dan dilakukan dengan benar.

6. Kegiatan untuk benar waktu: mahasiswa profesi dalam memberikan obat

harus tepat waktu atau tidak boleh lebih dari 30 menit waktu yang telah

diintruksikan.

7. Kegiatan untuk benar dosis: mahasiswa profesi melakukan perhitungan obat

dengan tepat dan sesuai dengan yang diintruksikan, memberikan dosis obat

yang dengan benar.

8. Kegiatan untuk benar dokumentasi : mahasiswa profesi setelah melakukan

pemberian obat menuliskan nama obat, dosis obat, rute pemberian, waktu dan

Page 117: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

tanggal pemberian dan inisial dan tanda tangan dari mahasiswa profesi yang

melakukan pemberian obat

Page 118: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Reliability

Scale: Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 43.5

Excludeda 13 56.5

Total 23 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.907 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

a1 .50 .527 10

a2 .80 .422 10

a3 .50 .527 10

a4 .50 .527 10

a5 .70 .483 10

a6 .50 .527 10

a7 .70 .483 10

a8 .70 .483 10

a9 .80 .422 10

a10 .70 .483 10

a11 .70 .483 10

a12 .40 .516 10

a13 .50 .527 10

Page 119: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

a14 .40 .516 10

a15 .50 .527 10

a16 .60 .516 10

a17 .50 .527 10

a18 .60 .516 10

a19 .60 .516 10

a20 .70 .483 10

a21 .70 .483 10

a22 .70 .483 10

a23 .50 .527 10

a24 .50 .527 10

a25 .60 .516 10

a26 .60 .516 10

a27 .80 .422 10

a28 .80 .422 10

a29 .70 .483 10

a30 .70 .483 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a1 18.00 56.667 .392 .905

a2 17.70 55.344 .723 .900

a3 18.00 56.667 .392 .905

a4 18.00 56.889 .363 .906

a5 17.80 56.400 .472 .904

a6 18.00 57.778 .250 .908

a7 17.80 56.400 .472 .904

a8 17.80 56.400 .472 .904

a9 17.70 57.344 .397 .905

a10 17.80 57.289 .346 .906

a11 17.80 58.844 .132 .909

a12 18.10 56.767 .388 .905

a13 18.00 56.444 .421 .905

a14 18.10 55.433 .566 .902

Page 120: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

a15 18.00 56.000 .479 .904

a16 17.90 56.544 .418 .905

a17 18.00 56.889 .363 .906

a18 17.90 56.100 .477 .904

a19 17.90 56.100 .477 .904

a20 17.80 55.067 .663 .901

a21 17.80 55.956 .535 .903

a22 17.80 57.289 .346 .906

a23 18.00 57.556 .278 .907

a24 18.00 57.556 .278 .907

a25 17.90 54.100 .749 .899

a26 17.90 54.100 .749 .899

a27 17.70 56.011 .613 .902

a28 17.70 56.011 .613 .902

a29 17.80 54.844 .696 .900

a30 17.80 54.178 .794 .898

Frequencies

Statistics

Jenis.Kelamin

N Valid 34

Missing 0

Mean .21

Median .00

Mode 0

Std. Deviation .410

Minimum 0

Maximum 1

Jenis.Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 27 79.4 79.4 79.4

Laki-Laki 7 20.6 20.6 100.0

Page 121: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Jenis.Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 27 79.4 79.4 79.4

Laki-Laki 7 20.6 20.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Nilai.Farmakologi

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.03

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .797

Minimum 1

Maximum 3

Nilai.Farmakologi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 122: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Valid C 10 29.4 29.4 29.4

B 13 38.2 38.2 67.6

A 11 32.4 32.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

NilaiIPK.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 1.88

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .478

Minimum 1

Maximum 3

NilaiIPK.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memuaskan 6 17.6 17.6 17.6

Sangat Memuaskan 26 76.5 76.5 94.1

Page 123: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Terpuji 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

NamadanBentukObat.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.09

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .621

Minimum 1

Maximum 3

NamadanBentukObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 5 14.7 14.7 14.7

Cukup 21 61.8 61.8 76.5

Baik 8 23.5 23.5 100.0

Page 124: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

NamadanBentukObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 5 14.7 14.7 14.7

Cukup 21 61.8 61.8 76.5

Baik 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

SifatdanKerjaObat.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.56

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .504

Minimum 2

Maximum 3

SifatdanKerjaObat.Kat

Page 125: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 15 44.1 44.1 44.1

Baik 19 55.9 55.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

EfekdanReaksiObat.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.76

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .431

Minimum 2

Maximum 3

EfekdanReaksiObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 8 23.5 23.5 23.5

Page 126: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Baik 26 76.5 76.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

SistemPerhitunganObat.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.62

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .551

Minimum 1

Maximum 3

SistemPerhitunganObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 1 2.9 2.9 2.9

Cukup 11 32.4 32.4 35.3

Baik 22 64.7 64.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 127: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Frequencies

Statistics

RutePemberianObat.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.47

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .507

Minimum 2

Maximum 3

RutePemberianObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 18 52.9 52.9 52.9

Baik 16 47.1 47.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 128: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Frequencies

Statistics

PeranPerawatdalamPemberianObat.K

at

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.91

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .288

Minimum 2

Maximum 3

PeranPerawatdalamPemberianObat.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 3 8.8 8.8 8.8

Baik 31 91.2 91.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 129: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Frequencies

Statistics

Pengetahuan.Kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 1.91

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .793

Minimum 1

Maximum 3

Pengetahuan.Kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 12 35.3 35.3 35.3

Cukup 13 38.2 38.2 73.5

Baik 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 130: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis.Kelamin *

Pengetahuan.Kat

34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Jenis.Kelamin * Pengetahuan.Kat Crosstabulation

Pengetahuan.Kat

Total kurang Cukup Baik

Jenis.Kelamin Perempuan Count 8 11 8 27

% within Jenis.Kelamin 29.6% 40.7% 29.6% 100.0%

Laki-Laki Count 4 2 1 7

% within Jenis.Kelamin 57.1% 28.6% 14.3% 100.0%

Total Count 12 13 9 34

% within Jenis.Kelamin 35.3% 38.2% 26.5% 100.0%

Crosstabs

Page 131: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Nilai.Farmakologi *

Pengetahuan.Kat

34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Nilai.Farmakologi * Pengetahuan.Kat Crosstabulation

Pengetahuan.Kat

Total kurang Cukup Baik

Nilai.Farmakologi C Count 6 1 3 10

% within Nilai.Farmakologi 60.0% 10.0% 30.0% 100.0%

B Count 5 6 2 13

% within Nilai.Farmakologi 38.5% 46.2% 15.4% 100.0%

A Count 1 6 4 11

% within Nilai.Farmakologi 9.1% 54.5% 36.4% 100.0%

Total Count 12 13 9 34

% within Nilai.Farmakologi 35.3% 38.2% 26.5% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

NilaiIPK.Kat *

Pengetahuan.Kat

34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

NilaiIPK.Kat * Pengetahuan.Kat Crosstabulation

Pengetahuan.Kat Total

Page 132: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

kurang Cukup Baik

NilaiIPK.Kat Memuaskan Count 4 0 2 6

% within NilaiIPK.Kat 66.7% .0% 33.3% 100.0%

Sangat Memuaskan Count 8 12 6 26

% within NilaiIPK.Kat 30.8% 46.2% 23.1% 100.0%

Terpuji Count 0 1 1 2

% within NilaiIPK.Kat .0% 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 12 13 9 34

% within NilaiIPK.Kat 35.3% 38.2% 26.5% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis.Kelamin * perilaku.kat 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Jenis.Kelamin * perilaku.kat Crosstabulation

perilaku.kat

Total buruk baik

Jenis.Kelamin Perempuan Count 4 23 27

% within Jenis.Kelamin 14.8% 85.2% 100.0%

Laki-Laki Count 3 4 7

% within Jenis.Kelamin 42.9% 57.1% 100.0%

Total Count 7 27 34

% within Jenis.Kelamin 20.6% 79.4% 100.0%

Frequencies

Page 133: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Statistics

benarobat.kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 1.00

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .000

Minimum 1

Maximum 1

benarobat.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

benarpasien.kat

N Valid 34

Missing 0

Mean 1.00

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .000

Minimum 1

Maximum 1

benarpasien.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 134: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

benarpasien.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

benardosis.kat

N Valid 34

Missing 0

benardosis.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

benarrute.kat

N Valid 34

Missing 0

benarrute.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Page 135: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

benardokumentasi.kat

N Valid 34

Missing 0

benardokumentasi.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

benarwaktu.kat

N Valid 34

Missing 0

benarwaktu.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid buruk 7 20.6 20.6 20.6

Page 136: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

baik 27 79.4 79.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

perilaku.kat

N Valid 34

Missing 0

perilaku.kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid buruk 7 20.6 20.6 20.6

baik 27 79.4 79.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 137: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan.Kat *

perilaku.kat

34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Pengetahuan.Kat * perilaku.kat Crosstabulation

perilaku.kat

Total buruk baik

Pengetahuan.Kat kurang Count 5 7 12

% within Pengetahuan.Kat 41.7% 58.3% 100.0%

Cukup Count 2 11 13

% within Pengetahuan.Kat 15.4% 84.6% 100.0%

Baik Count 0 9 9

% within Pengetahuan.Kat .0% 100.0% 100.0%

Total Count 7 27 34

% within Pengetahuan.Kat 20.6% 79.4% 100.0%

Page 138: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU … · Alamat : Jl. Raya Cilegon Km.5 Taman Baru Komp. KS Rt 16/05 No. 05 42162 Serang-Banten ... obat yang tepat, memantau respon klien, dan membantu

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .408 .118 2.529 .017c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .410 .122 2.546 .016c

N of Valid Cases 34

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Nonparametric Correlations

Correlations

Pengetahuan.Kat perilaku.kat

Spearman's rho Pengetahuan.Kat Correlation Coefficient 1.000 .410*

Sig. (2-tailed) . .016

N 34 34

perilaku.kat Correlation Coefficient .410* 1.000

Sig. (2-tailed) .016 .

N 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).