hubungan motivasi perawat dengan perilaku...

63
1 HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Oleh: WAHYU WIJAYANTO NIM. ST 13077 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: vumien

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

1

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT

MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG

RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI

SKRIPSI

Oleh:

WAHYU WIJAYANTO

NIM. ST 13077

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

2

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Skripsi

Keperawatan yang berjudul:

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT

MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG

RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI

Oleh:

WAHYU WIJAYANTO

NIM. ST 13077

Telah diuji pada tanggal 07 Agustus 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pendamping,

Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 200679022

Joko Kismanto, S.Kep.,Ns.

NIK. 200670020

Penguji,

bc. Yeti Nurhayati, M.Kes

NIK: 201378115

Surakarta, 07 Agustus 2015

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns., M.Kep.

NIK. 201279102

Page 3: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

3

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Wijayanto

NIM : ST 13077

1. Dengan ini saya menyatakan bahwa :

2. Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (Sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun

perguruan tinggi lain.

3. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan dari Tim

Penguji.

4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena

karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan

tinggi.

Surakarta, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Wahyu Wijayanto

Page 4: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

4

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Perawat dengan Perilaku Pemakaian Alat

Pelindung Diri Saat Melakukan Kemoterapi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.

Moewardi. Tersusun dan terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

semua pihak, maka pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing utama yang

memberikan masukan, saran pada peneliti.

3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku Pembimbing pendamping yang memberikan

masukan, saran pada peneliti.

4. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku penguji yang memberikan saran pada peneliti

5. Bapak Direktur RSUD Dr. Moewardi yang memberikan ijin kepada peneliti

untuk melanjutkan studi S-1 Keperawatan dan memberikan ijin lokasi penelitian

6. Perawat RSUP Dr. Sardjito yang telah membantu dalam uji validitas penelitian

7. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dan membantu

penelitian ini.

iv

Page 5: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

5

Peneliti menyadari penyusunan skripsi masih banyak kekurangan. Oleh karena itu

peneliti mengharap kritik dan saran membangun agar dalam penyusunan penelitian

diperoleh hasil yang baik dan bermanfaat.

Surakarta, Agustus, 2015

Peneliti

Wahyu Wijayanto

v

Page 6: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHASAN ............................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiv

ABSTRAK .................................................................................................. xv

ABSTRACT .................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 6

2.1.1 Alat Pelindung Diri ......................................................... 6

2.1.2 Kemoterapi ..................................................................... 10

2.1.3 Perilaku ............................................................................ 13

vi

Page 7: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

7

2.1.4 Motivasi ........................................................................... 16

2.2 Keaslian Penelitian ..................................................................... 20

2.3 Kerangka Teori ............................................................................ 22

2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 23

2.5 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................. 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................... 24

3.4 Definisi Operasional .................................................................... 27

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 28

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 28

3.7 Etika dalam Penelitian ................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat ........................................................................ 33

4.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 35

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik responden .............................................................. 37

5.2 Motivasi menggunakan Alat Pelindung Diri ................................ 40

5.3 Perilaku Menggunakan Alat Pelindung Diri ................................. 41

5.4 Hubungan antara motivasi dengan perilaku menggunakan alat

pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ......................... 41

viii

Page 8: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

8

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan .................................................................................... 44

6.2 Saran ............................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

Page 9: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

9

DAFTAR TABEL

Nomor tabel Halaman

2.2. Keaslian Penelitian ........................................................................ 19

3.1 Distribusi Responden Tiap Ruangan ............................................. 25

3.2 Definisi Operasional ...................................................................... 26

4.1 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan usia ................. 33

4.2 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .. 33

4.3 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan ................................................................................... 34

4.4 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan pengalaman

kerja ............................................................................................. 34

4.5 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan motivasi ............. 35

4.6 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan perilaku ............ 35

4.7. Hasil uji bivariat antara motivasi dengan perilaku perawat

dalam menggunakan alat pelindung diri ....................................... 36

ix

Page 10: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

10

DAFTAR GAMBAR

Nomor gambar Halaman

2.1. Kerangka Teori ............................................................................. 21

2.2. Kerangka Konsep .......................................................................... 22

x

Page 11: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

11

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. F.01 Usulan Topik Penelitian

2. F.02 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

3. F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

5. F.05 Lembar Oponent Ujian Sidang Skripsi

6. F.06 Lembar Audience Ujian Sidang Skripsi

7. Pengajuan Ijin Penelitian (F.07)

8. Surat Balasan Pengajuan Ijin Penelitian

9. Lembar Permintaan Menjadi Responden

10. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

11. Karakteristik Responden

12. Kuesioner penelitian

13. Hasil uji validitas dan realibilitas

14. Data karakteristik responden

15. Data penelitian motivasi

16. Data penelitian perilaku

17. Hasil uji statistic data penelitian

18. Jadwal Penelitian

19. Lembar konsultasi

xi

Page 12: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

12

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

Ca : Cancer

Depnaker : Departemen Tenaga kerja

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SOR : Stimulus-Organisme-Respont

SPO : Standar Prosedur Operasional

CDC : Centers of Disease Control and Prevention

xii

Page 13: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

13

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Wahyu Wijayanto

Hubungan Motivasi Perawat dengan Perilaku

Pemakaian Alat Pelindung Diri Saat

Melakukan Kemoterapi di Ruang

Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi

Abstrak

Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien harus mengacu

pada SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, termasuk dalam pemakaian alat

pelindung diri (APD) dalam perawatan pasien kemoterapi. Dengan motivasi yang

tinggi, perawat diharapkan akan mempunyai perilaku yang baik dalam

menggunakan APD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan motivasi

perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di

ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah

deskriptif korelatif, dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Populasi

penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap yang melakukan

perawatan pasien kemotarapi RSUD Dr. Moewardi sebanyak 69 perawat. Jumlah

sampel 59 perawat dengan teknik pengambilan sampel simpel random sampling.

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji

korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan 26 responden (44,1%) mempunyai motivasi

yang rendah, 33 responden (55,9%) mempunyai motivasi yang tinggi, 37 responden

(62,7%) mempunyai perilaku yang baik, 22 responden (37,3%) mempunyai perilaku

kurang baik. hasil analisis uji statistic Rank Spearman diperoleh nilai rho = 0,383

dengan signifikansi p= 0,03 sehingga disimpulkan ada hubungan motivasi perawat

dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang

rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

Kata kunci: motivasi, perilaku alat, perawat pelindung diri, kemoterapi

Daftar pustaka: 45 (2006-2015)

xiii

Page 14: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

14

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA

2015

Wahyu Wijayanto

Correlation between Nurses’ Motivation and Their Attitude in the Use of

Personal Protective Equipment at the Time of Chemotherapy Administration at

the Inpatient Unit of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta

Abstract

Nurses in executing the nursing care to patients should be based on the

standard operating procedures that have been established by the hospital, including

in the use of personal protective equipment (PPE) in the treatment of patients with

chemotherapy. With high motivation, nurses are expected to have a good behavior in

using the PPE. The objective of this research is to investigate the correlation

between the nurses’ motivation and their attitude in the use of the PPE at the time of

chemotherapy administration at the Inpatient Unit of Dr. Moewardi General

Hospital of Surakarta.

This research used the descriptive quantitative correlative method with the

cross sectional approach. The population of research consisted of 69 nurses who

administered the chemotherapy treatment to the patients the Inpatient Unit of Dr.

Moewardi General Hospital of Surakarta. The samples of research were 59 nurses

and were taken by using the proportionate stratified random sampling technique.

The data of research were collected through questionnaire. The data were analyzed

by using the Spearman’s Rank analysis.

The result of this research shows that 26 respondents (44.1%) had the low

motivation, 33 respondents (55.9%) had the high motivation, 37 respondents (62.7%)

had the good attitude, 22 respondents (37.3%) had bad attitude. The result of the

Spearman’s Rank analysis shows that the rho-value was 0.383 with the significance

value (p-value) = 0.03. Thus, there was a correlation between the nurses’ motivation

and their attitude in the use of the PPE at the time of chemotherapy administration at

the Inpatient Unit of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta.

Keywords: Motivation, attitude, personal protective equipment, chemotherapy

References: 45 (2006-2015)

xiv

Page 15: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Potensi bahaya di rumah sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada

potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah

sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan

dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-

bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan

ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan

kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para

pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit (Parsinahingsih dan

Supratman, 2008).

Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi

perlu dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja

yang sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan

untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian

secara teknis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan

merupakan alternative pertama yang dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat

Pelindung Diri (APD) merupakan pilihan terakhir (Tarwaka, 2008).

Data dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat tahun 2011

menyebutkan lebih dari 8 juta petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit

terpajan darah atau cairan tubuh lainnya. Jalurkontaminasi diantaranya melalui

jenis kontak luka dengan instrumen tajam yang terkontaminasi seperti jarum

Page 16: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

2

dan pisau bedah (82%), kontak dengan selaput lendir mata, hidung atau mulut

(14%), terpajan dengan kulit yang terkelupas atau rusak (3%), dan gigitan

manusia (1%) (CDC, 2012). Penelitian Hermana (2009) di RSUD Kabupaten

Cianjur menyebutkan bahwa jumlah perawat yang mengalami luka tusuk jarum

dan benda tajam lainnya adalah cukup tinggi yaitu sebanyak 61,34%, hal ini

disebabkan masih kurangnya kesadaran perawat dalam menggunakan alat

pelindung diri (APD) selama melakukan tindakan perawatan pasien.

Kurangnya kesadaran ataupun kepatuhan dalam menggunakan APD pada

perawat menurut Sukanto (2007) adalah faktor umur, pendidikan, pelatihan,

motivasi dan lama kerja. Perawat dalam menggunakan APD dengan baik maka

dibutuhkan suatu perilaku yang baik dan disiplin dari perawat yang

bersangkutan. Untuk memperkuat perilaku perawat dalam menggunakan APD

dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap maupun

motivasi. Menurut Sunaryo (2009), motivasi adalah suatu usaha yang di sadari

untukmempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk

bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Dampak yang akan muncul dari penggunaan alat pelindung diri yang tidak

sempurna yaitu resiko tertular penyakit akan bertambah dan juga akan

mempengaruhi kualitas tindakan keperawatan yang diberikan karena

mungkinakan muncul rasa tidak aman saat berada di dekat pasien.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember

2014 di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi kepada perawat yang

melakukan tindakan keperawatan, ternyata masih ada perawat yang tidak

Page 17: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

3

menggunakan APD secara maksimal, hal ini jumlah pasien kemoterapi yang

cukup banyak. Data rekam medik RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 tercatat

1820 pasien kanker / Cancer (Ca) seperti Ca mamae, Ca Recti, NHL, Ca

colon, Ca coli, Ca lidah, dan Ca Cell Squamosa. Jumlah pasien bulan

Desember 2014 tercatat 162 pasien Ca. Jumlah pasien Ca yang banyak dan

tidak sebanding dengan jumlah perawat yang ada menjadikan perawat tidak

selalu dapat menggunakan APD secara tepat seperti dalam SOP.

Hasil wawancara terhadap 10 perawat yang melakukan perawatan pasien

kemoterapi, diketahui bahwa 7 perawat masih kurang mempunyai motivasi

dalam menggunakan APD. Alasan ketujuh perawat tersebut adalah malas,

jumlah pasien yang banyak dan kurang sebanding dengan jumlah perawat

sehingga apabila menggunakan APD akan membutuhkan waktu yang lebih

lama. Alasan lain adalah ukuran APD yang tidak pas dengan ukuran tubuh

perawat. Terdapat 3 perawat yang sudah mempunyai motivasi yang baik,

dengan alasan bahwa sangat penting untuk melindungi diri dari risiko terpapar

penyakit.

Hasil observasi awal dalam perilaku penggunaan APD, dari 10 perawat,

hanya 6 yang menggunakan APD secara lengkap sesuai dengan SOP rumah

sakit, dan 4 perawat belum sesuai dalam pemakaian APD seperti kurang

menggunakan penutup kepala, atau pun baju. Perawat dalam melakukan

tindakan keperawatan pada pasien kemoterapi, masih terlihat tidak

menggunakan masker dan baju sebagai pelindung diri. Dengan adanya

gambaran tersebut, maka peneliti ingin meneliti tentang hubungan motivasi

Page 18: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

4

perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di

ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

1.2 Perumusan Masalah

Perawat dalam memakai alat pelindung diri tidak maksimal dan

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah motivasi, sehingga

rumusan masalah penelitian adalah apakah terdapat hubungan motivasi

perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di

ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan motivasi perawat dengan perilaku

pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap

RSUD Dr. Moewardi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakateristik responden

2. Mengetahui motivasi perawat dalam pemakaian alat pelindung diri

saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

3. Mengetahui perilaku perawat pemakaian alat pelindung diri saat

kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

4. Menganalisis hubungan motivasi perawat dengan perilaku

pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap

RSUD Dr. Moewardi.

Page 19: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Sebagai konstribusi untuk pertimbangan pihak rumah sakit dalam

kewajiban bagi perawat untuk melaksanakan Standar Prosedur

Operasional (SPO) alat pelindung diri.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai konstribusi untuk pertimbangan institusi pendidikan untuk

memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa tentang

pentingnya alat pelindung diri.

1.4.3 Bagi peneliti lain

Sebagai dasar pengembangan penelitian sejenis dengan metode

kualitatif dan menggali/ mendapatkan informasi yang lebih mendalam

tentang perilaku perawata dalam pemakaian APD.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu tentang

metodologi penelitian yaitu motivasi dan perilaku penggunaan APD

sehingga dapat menambah pengetahuan peneliti.

Page 20: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Alat Pelindung Diri

1. Pengertian

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang

fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja

(Depnaker, 2006). Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang

digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian

tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau

kecelakaan kerja (Budiono, 2006).

2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan APD

Pemakaian APD bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan

juga merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu

perusahaan yang tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan

(Suma`mur, 2006).

Menurut Power & Polovich (2015), APD digunakan untuk

melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan. APD

yang dianjurkan dalam pelaksanaan kemoterapi antara lain sarung

6

Page 21: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

7

tangan nitril tidak berpowder, pelindung kepala, pelindung mata dan

wajah, masker respirator, dan baju pelindung tahan air.

Penelitian Horisson (2007) dalam NIOSH (2004) melaporkan

bahwa enam obat kemoterapi yang berbeda terdeteksi dalam urin

perawat yang terlibat dalam pelaksanaan kemoterapi. Sebuah

penelitian lanjutan menyatakan bahwa peningkatan keamanan

penanganan obat sitotoksik dapat menurunkan risiko hal tersebut.

Perlu diperhatikan juga petugas kesehatan yang dapat terlibat dalam

pelaksanaan kemoterapi.

3. Indikasi

Indikasi pemakaian APD seperti tutup kepala digunakan saat

melakukan tindakan operasi, tindakan invasive, tindakan intubasi dan

penghisapan lender. Penggunaan APD seperti sarung tangan

digunakan saat tindakan yang kontak atau yang diperkirakan akan

terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang

tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi (PK3,

2006).

4. Masalah pemakaian APD

Masalah yang banyak terjadi bagi seorang pekerja

menggunakan APD:

a. Tidak sadar/tidak mengerti. Seringkali pekerja masih belum sadar

atau mengerti risiko yang dapat terjadi jika tidak memakai APD.

b. Panas. Perawat sering merasa panas/ gerah saat memakai APD

Page 22: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

8

c. Sesak. APD yang digunakan yang tidak sesuai dengan ukuran

tubuh seperti sesak menjadikan pekerja tidak memakai.

d. Tidak enak dipakai. APD yang terbuat dari bahan yang berkualitas

rendah, menjadikan tidak enak dipakai

e. Tidak enak dipandang. perawat merasa dengan menggunakan

APD justru tidak enak dipandang seperti baju APD dengan ukuran

besar tidak sesuai dengan ukuran perawat

f. Berat. APD yang berat karena bahan yang digunakan menjadikan

perawat tidak menggunakannya

g. Mengganggu pekerjaan. APD seperti baju, kacamata goggles

dapat menggangu pekerjaan, dimana perawat sendiri telah men

h. Tidak ada sanksi jika tidak menggunakannya. Faktor tidak adanya

sanksi bagi perawat berpengaruh ketidakpatuhan pada perawat

dalam menggunakan APD

i. Atasan juga tidak memakai. Tdak adanya contoh dari atasan tidak

menggunakan APD menjadikan bawahan mengikuti perilaku

atasan (Suardi, 2005).

5. Syarat Penggunaan Alat pelindung diri

Menurut Anizar (2009), alat pelindung diri yang baik harus

memenuhi persyaratan yaitu enak dipakai, tidak mengganggu kerja,

dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya. menurut

Budiono (2006), beberapa ketentuan Penggunaan Alat pelindung diri

yang diperlukan yaitu:

Page 23: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

9

a. Harus memberikan perlindungan yang tepat terhadap potensi

bahaya yang ada.

b. Alat pelindung diri seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa

tidak nyaman berlebihan.

c. Bentuknya harus cukup menarik dan dapat dipakai secara

fleksibel.

d. Tahan untuk pemakaian yang lama, memenuhi standar yang telah

ada serta suku cadangnya mudah didapat dan tidak menimbulkan

bahaya tambahan bagi pemakai yang dikarenakan bentuk dan

bahannya yang tidak tepat atau karena penggunaan yang salah.

6. Jenis Alat pelindung diri

Alat pelindung diri yang digunakan oleh perawat haruslah dapat

melindungi diri dari kecelakaan kerja. Jenis APD yang yang sesuai

dengan SOP RSUD Dr. Moewardi tanggal 12 Januari 2013

a. Alat Pelindung Badan

Baju kerja merupakan salah satu jenis dari baju pengaman

sebagai alat pelindung badan. Alat ini berguna untuk melindungi

seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, panas, dingin,cairan

kimia. Bahan baju kerja dapat terbuat dari kain drill.

b. Alat Pelindung Tangan

Jenis alat pelindung tangan, misalnya sarung tangan

(gloves), mitten atau holder, dan pads. Alat pelindung ini dapat

terbuat dari karet, kulit dan kain katun. Manfaat alat pelindung

Page 24: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

10

tangan adalah melindungi tangan dari tempeatur yang ekstrem,

baik terlalu panas atau terlalu dingin, zat kimia kaustik, benda-

benda berat atau tajam, maupun kontak listrik.

c. Alat Pelindung Kaki

Alat pelindung kaki (safety shoes) berfungsi melindungi

kaki dari benturan, tusukan, irisan, goresan benda tajam, larutan

bahan kimia dan lantai licin agar tidak terjatuh (terpeleset). Jenis

alat pelindung kaki, misalnya sepatu karet hak rendah, sepatu dari

kulit yang dilapisi asbes atau chrom, sepatu yang dilengkapi baja

diujungnya, dan sepatu dan sepatu karet anti listrik (Sama’ur,

2009).

d. Alat pelindung wajah dan mata

Digunakan saat melakukan tindakan yang akan berisiko

timbul percikan pada wajah, mata dan mulut.

2.1.2 Kemoterapi

1. Pengertian

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan

obat-obatan atau hormon (Otto, 2005). Menurut Rasjidi (2007)

kemoterapi merupakan pemberian obat untuk membunuh sel kanker.

2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi

Terdapat lima tujuan dalam pemberian kemoterapi pada

pengobatan kanker. Smeltzer (2009) mengemukakan yaitu sebagai

Page 25: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

11

obat utama (induksi), sebagai obat tambahan (adjuvan), sebagai obat

pendahulu atau obat primer yang mendahului pembedahan (neo-

adjuvan), dan sebagai obat yang digunakan secara kombinasi

meliputi:

a. Terapi adjuvan: kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat

sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk

membunuh sel yang telah bermetastase.

b. Terapi neoadjuvan: kemoterapi yang diberikan sebelum operasi

untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan

radioterapi.

c. Kemoterapi primer: digunakan sendiri dalam penatalaksanaan

tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi

digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.

d. Kemoterapi induksi: digunakan sebagai terapi pertama dari

beberapa terapi berikutnya.

e. Kemoterapi kombinasi: menggunakan dua atau lebih agen

kemoterapi.

3. Cara Pemberian Kemoterapi

Rasjidi (2007), mengemukakan terdapat 5 cara pemberian

kemoterapi meliputi:

a. Pemberian per oral

Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian

peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16).

Page 26: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

12

b. Pemberian secara intra muskulus

Pemberian cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan

tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua tiga

kali berturut-turut. Dapat diberikan secara intra muskulus antara

lain bleomicin dan methotrexate.

c. Pemberian secar intravena

Pemberian secara intravena dapat dengan bolus berlahan-lahan

atau diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan cara

pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan.

d. Pemberian secara intra arteri

Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan

sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnostik,

mesin atau alat filter, serta memerlukan ketrampilan tersendiri.

e. Pemberian secara intraperitonial

Cara ini dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter

intraperitonial) serta kelengkapan operasi karena pemasangan

perlu narkose.

4. Persiapan dan syarat kemoterapi

Pemberian kemoterapi memerlukan persiapan dan syarat

terhadap pasien yang akan melakukan kemoterapi Rasjidi (2007),

mengemukakan sebagai berikut:

a. Persiapan sebelum pengobatan kemoterapi dimulai, terlebih

dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:

1) Darah tepi: Hb, leukosit , hitung jenis, trombosit.

Page 27: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

13

2) Fungsi hepar: bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase.

3) Fungsi ginjal: ureum, kreatinin.

4) Audiogram: terutama pada cis- platinum.

5) EKG: terutama pada pemberian adriamycin dan epirubicin.

b. Syarat yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi, meliputi: keadaan

umum cukup baik, penderita mengerti tujuan pengobatan dan

mengetahui efek samping yang akan terjadi, faal ginjal dan hati

baik, diagnosis histopatologi, jenis kanker diketahui secra sensitif

terhadap kemoterapi, riwayat pengobatan (radioterapi atau

kemoterapi) sebelumnya, pemeriksaan laboratorium menunjukkan

Hb >10g%, leukosit >5000/mm, trombosit > 150.000/mm.

5. Efek Samping Kemoterapi

De Jong (2005) mengemukakan efek samping kemoterapi

meliputi, anemia, trombositopenia, leucopenia, mual dan muntah,

alopesia (rambut rontok), stomatitis, reaksi alergi, neurotoksik, dan

ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau iritan ke jaringan subkutan

yang berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis jaringan, dan ulserasi

jaringan).

2.1.3 Perilaku

1. Pengertian

Perilaku menurut Skinner (1938) adalah respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori

Page 28: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

14

Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon

(Skinner (1938) dalam Notoadmodjo, 2003).

Beberapa konsep perilaku menurut Herzberg (1966) dalam

Indrawijaya (2006) menjelaskan perilaku moral (moral behavior),

perilaku tidak bermoral (immoral behavior). Perilaku moral adalah

perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu.

Moral dalam hal ini berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak

bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok

sosial tersebut.

Menurut teori Utilitarianisme (Indrawiajaya, 2006) suatu

tindakan dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak

mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest

number). Paham utilitarianisme merujuk pada pertama ukuran baik

tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan

dari tindakan itu, apakah memberi manfaat atau tidak, kedua adalah

dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter

yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah

ketidakbahagiaan, ketiga kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku manusia ditinjau dari tingkat kesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni

faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-

behaviour causes) (Notoadmodjo, 2003). Perilaku itu sendiri

ditentukan oleh 3 faktor yaitu :

Page 29: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

15

a. Faktor Predisposisi (Predisposising Faktors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan. Tradisi dan kepercayaan

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,

sitem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat

sosial ekonomi.

b. Faktor Pemungkin (Enabling Faktors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana. Misalnya kelengkapan APD, ukuran yang tepat saat

dipakai.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Faktors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat termasuk petugas kesehatan. Menurut Kurt Lewin

dalam teori model perilakunya mengatakan bahwa perilaku adalah

fungsi karakteristik individu dan lingkungan karakteristik individu

meliputi berbagai variabel seperti motivasi, nilai-nilai, sifat

keperibadian, dan sikap berinteraksi satu sama lain dan kemudian

berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam

menentukan perilaku (Azwar, 2007).

Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi

perilaku baru itu disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Beberapa

penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga

membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas,

Page 30: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

16

bahkan di dalam praktik sehari-hari terjadi sebaliknya. Artinya,

seseorang dapat berperilaku positif, meskipun pengetahuan dan

sikapnya masih negatif.

3. Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku seseoarang dapat dilakukan dengan memberikan

kuesioner model skala Likert. Perilaku yang baik apabila seseorang

mempunyai nilai skor T rata-rata T dan kurang baik jika nilai T<

rata-rata T (T adalah nilai total responden berdasarkan rumus

perhitungan (Murti, 2005).

2.1.4 Motivasi

1. Pengertian

Menurut Sunaryo, (2008) motif merupakan suatu pengerak,

keinginan, rangsangan motif atau motivasi berasal dari kata latin “

Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak

atau berperilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan.

kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu

ditanggapi atau direspon. Menurut Handoko (2005) mendefinisikan

motivasi sebagai “suatu tenaga atau faktor di dalam diri manusia yang

menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

2. Teori Motivasi Vroom

Teori dari Vroom (1964) dalam (Handoko, 2005) tentang

cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak

akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,

sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut

Page 31: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

17

Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga

komponen, yaitu:

a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.

b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika

berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk

mendapatkan outcome tertentu).

c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,

netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan

sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya

menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

3. Jenis Motivasi

Menurut Hendoko (2005) motivasi di bagi menjadi dua jenis

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi eksterensik.

a. Motivasi interinsik, berasal dari dalam diri manusia sendiri

biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan

sehingga menjadi puas.

Faktor – faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi meliputi:

1) Fisik

Faktor intrinsik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

kondisi fisik

2) Faktor kematangan usia

Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir

dan pengambilan keputusan. Usia adalah bilangan tahun

Page 32: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

18

terhitung sejak lahir sampai dengan tahun akhir seorang

melakukan aktivitas. Usia seorang demikian besarnya dalam

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku. Semakai

lanjut umurnya semakain lebih bertanggung jawab lebih

tertib, lebih bermoral, dan berbakti dari pada usia muda

(Hasibuan, 2006).

3) Keinginan dalam diri sendiri

Keinginan dalam diri tiap individu akan terdapat kemampuan,

keterampilan kebiasaan, yang menujukan kondisi orang untuk

melaksanakan kebiasaan menyusui yang mungkin dapat

dimanfaatkan sepenuhnya.

4) Pengelolaan diri

Pengelolaan diri di maksudkan pengaruh pengelolaan diri

seorang dapat di pengaruhi individu itu sendiri atau dari

individu luar.

5) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan ini di peroleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain, tingkat pengetahuan seorang perilaku

individu yang mungkin lebih tinggi pengetahuan seorang

maka akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga

makin tinggi kesadaran untuk berperan serta.

Page 33: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

19

b. Motivasi eksternal berasal dari luar yang merupakan pengaruh

dari orang lain atau lingkungan.

Faktor – faktor ekstrensik yang mempengaruhi motivasi meliputi :

1) Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu yang ada di sekitar individu

baik secara fisik, biologis, maupun sosial. lingkungan yang

tidak mendukung kondisi yang tidak kondusif akan membuat

ibu stress dan akan tidak menyusui, sedangkan lingkungan

sosial salah satunya adalah lingkungan kerja dalam ruang

perawatan.

2) Agama dan kepercayaan

Tidak bisa disangkal agama dan kepercayaan mempunyai

hubungan erat dengan moral. Dalam praktek kehidupan

sehari–hari motivasi dalam yang terpenting dan terkuat

adalah perilaku moral.

3) Penguatan atau kekuatan

Penguatan atau kekuatan adalah perubahan yang dilaksanakan

kepada sasaran atau masyarakat hingga mereka melakukan

sesuai dengan harapan.

4. Pengukuran motivasi

Pengukuran motivasi dilakukan dengan memberikan kuesioner model

skala Likert. Motivasi yang tinggi apabila seseorang mempunyai nilai

skor T rata-rata dari T dinyatakan tinggi : rendah : T< rata-rata dari

Page 34: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

20

T (T adalah nilai total responden berdasarkan rumus perhitungan

(Murti, 2005).

2.2 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2. Kealian penelitian

Nama

peneliti

Judul Penelitian Metode penelitian Hasil penelitian

Kurniawati

(2013)

Hubungan Praktik

Penerapan Standart

Prosedur (SOP) dan

Pemakaian alat

Pelindung Diri (APD)

terhadap Kejadian

Kecelakaan kerja pada

Perawat Bagian Uni

Perinatologi di RSUD

Tugurejo Semarang

Jenis penelitian ini

adalah explanatory

research dengan

pendekatan cross

sectional. Sampel

penelitian 17

orang. Metode

pengumpulan data

dengan wawancara

menggunakan

kuesioner. Analisis

data menggunakan uji

Rank Spearman dan

Person

Ada hubungan

dengan kejadiaan

kecelakaan kerja

adalah umur

dan praktik

penerapan SOP.

Faktor-faktor yang

tidak ada hubungan

dengan

kejadian kecelakaan

kerja adalah sikap

dan perilaku

teman dan pimpinan

Harwanti

(2009)

Pemakaian Alat

Pelindung Diri dalam

Memberikan

Perlindungan bagi

Tenaga Kerja di instalasi

Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito

Yogyakarta

Metode penelitian

yang digunakan

adalah metode

deskriptif yaitu untuk

mendapatkan

gambaran yang

sejelas-jelasnya

tentang pemakaian

APD dalam

memberikan

perlindungan bagi

tenaga kerja.

Tidak semua APD

harus dipakai,

tergantung dari jenis

pekerjaan dan

tingkat resiko dalam

melakukan

pekerjaan.

Penggunaan APD

merupakan usaha

terakhir untuk

mengurangi resiko

secara

maksimal.

Hendra

(2013)

Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan

Praktik Pemakaian Alat

Pelindung Diri (APD)

Pada Radiografer di

Instalasi Radiologi 4

Rumah Sakit di Kota

Semarang

Jenis penelitian

explanatory, metode

yang digunakan

adalah observasi dan

wawancara

dengan Pendekatan

croos sectional.

Jumlah sampel

Radiografer yang

tidak patuh

menggunakan APD

96,8 % dan tidak

ada hubungan yang

bermakna antara

umur p = 0,484

pendidikan p =

Page 35: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

21

adalah 31 orang.

Variabel bebas

penelitian ini adalah

umur, pendidikan,

pelatihan, masa kerja,

keberadaan

Protap. Variabel

terikatnya adalah

praktik pemakaian

APD. Analisis data

menggunakan Chi

Square.

1,000 pelatihan p =

1,000 masa kerja

0,387 dengan

praktik penggunaan

APD

Page 36: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

22

2.3 Kerangka Teori

Gambar. 2.1. Kerangka teori

Sumber : Notoadmojo (2003), Sunaryo (2008), Hasibun (2003)

Perawat

Faktor yang membentuk

perilaku

Pasien kemoterapi

Perilaku penggunaan

alat pelindung diri

Faktor eksternal

1. Keturunan

2. Motif

3. Insting biologis

4. Kebutuhan

psikologis

5. Kebutuhan

pikiran

Factor eksternal

1. Lingkungan

keluarga

2. Lingkungan

social

3. Lingkungan

pendidikan

Baik Kurang

Baik

Faktor yang mempengaruhi

Faktor prediposisi

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Kepercayaa

keyakinan

Factor pendukung

1. Lingkungan

2. Sarana kesehatan

Faktor pendorong

1. Sikap

2. Perilaku petugas

kesehatan

Page 37: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

23

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dan masih

harus dibuktikan kebenarannya (Sugiyono, 2009). Hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Ho = Tidak ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat

pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

Ha = Ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat

pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

Motivasi perawat Perilaku penggunaan

APD saat kemoterapi

Variabel bebas Variabel terikat

Page 38: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakakan adalah deskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional atau

studi belah lintang yaitu rancangan penelitian untuk mengambarkan pengaruh

antara beberapa variabel dengan subyek penelitian dan akan dilanjutkan dengan

metode kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi perawat

dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi

(Arikunto, 2006).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Juni

2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah setiap subjek (misalnya: manusia, pasien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi

penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap yang

24

Page 39: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

25

melakukan perawatan pasien kemotarapi RSUD Dr. Moewardi sebanyak

69 perawat.

3.3.2 Sampel

1. Jumlah sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel

diperoleh dengan rumus menurut Notoatmodjo (2007) sebagai berikut

2)(1 dN

Nn

Keterangan:

N = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d =Tingkat kesalahan 5% (0,05)

Sampel dalam penelitian ini adalah :

2)05,0(691

69n

1752.1

69

= 59 responden.

2. Teknik sampling

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel, diketahui bahwa

jumlah populasi penelitian dan hasil sampel adalah sama yaitu 59

perawat, maka, peneliti mengambil teknik sampel simple

randomsampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai

Page 40: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

26

peluang yang sama bagi tiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel (Sugiyono, 2009). Pengambilan dilakukan pada setiap

ruang perawatan dengan rumus:

Cara pengambilan sampel tiap kelas adalah

nN

Nini

Keterangan :

ni : besar sampel untuk stratum,

n : besar sampel.

N : total populasi.

Ni : total sub populasi dari stratum.

Tabel 3.1 Distribusi Responden Tiap Ruangan

Ruang Jumlah anggota Jumlah sampel

Cendana 1 21 5969

21= 18

Mawar 3 24 5969

24 = 21

Anggrek 3 24 5969

24 = 21

Jumlah 69 59

3. Kriteria sampel

Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi dan

eksklusi (Nursalam, 2003).

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.

Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan

kriteria inklusi (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi meliputi :

Page 41: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

27

1) Perawat yang berpendidikan minimal D3

2) Masa kerja minimal 2 tahun

b. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab. Kriteria eksklusi adalah:

1) Perawat yang sedang cuti seperti sakit, cuti hamil

2) Perawat yang sedang magang.

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat Ukur Skor Skala

1 Motivasi Kondisi psikologis yang

mendorong perawat

bersedia menggunakan

alat pelindung diri

selama perawatan pasien

kemoterapi agar tidak

terpapar penyakit

Kuesioner Tinggi : T x T

Rendah : T< x T

Ordinal

2 Perilaku Tindakan yang dilakukan

perawat dengan

mengunakan alat

pelindung diri selama

selama perawatan pasien

kemoterapi

kuesioner Baik : T x T

kurang baik : T< x T

Ordinal

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuesiner motivasi. Kuesioner motivasi sebanyak 20 pertanyaan

dibuat dengan mengadopsi model skala Likert yang telah dimodifikasi peneliti.

Page 42: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

28

Pilihan jawaban kuesioner motivasi adalah selalu, kadang-kadang, jarang atau

tidak pernah. Penilaian jawaban selalu diberi skor 3, jawaban kadang-kadang =

2, jarang dengan skor = 1 dan tidak pernah dengan skor = 0.

Instrumen pengumpulan data perilaku pemakaian APD perawat

menggunakan kuesioner perilaku sebanyak 20 pertanyaan dengan mengadopsi

model skala Likert. Pilihan jawaban kuesioner adalah selalu, kadang-kadang,

jarang atau tidak pernah. Penilaian jawaban selalu diberi skor 3, jawaban

kadang-kadang = 2, jarang dengan skor = 1 dan tidak pernah dengan skor = 0.

Perbandingan memiliki arti luas dinyatakan dalam satuan deviasi standar

kelompok itu sendiri yang berarti harus mengubah skor individual menjadi skor

standar. Skor standar yang digunakan dalam Skala Likert adalah T yaitu:

s

xxT 1050

Keterangan:

x = skor responden pada skala likert yang hendak diubah

menjadi skor T

x = rata – rata skor kelompok

s = deviasi standar skor kelompok (Murti, 2007)

Penilaian motivasi adalah

Tinggi : T x T

Rendah : T< x T

Penilaian perilaku adalah

baik : T x T

kurang baik : T< x T

Page 43: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

29

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan

Pengolahan data penulis menggunakan komputer dengan program

statistik. Proses pengolahan data merupakan proses yang sangat penting.

Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam

proses pengolahan data meliputi:

1. Editing untuk meneliti kelengkapan data dengan cara mengoreksi

data yang telah diperoleh, sehingga dapat dilakukan perbaikan data

yang kurang.

2. Coding untuk mempermudah dalam pengolahan data dan proses

selanjutnya melalui tindakan mengklasifikasikan data.

3. Tabulating yaitu penyusunan data yang merupakan pengorganisasian

data sedemikian rupa agar data dapat dengan mudah dijumlah,

disusun dan didata untuk disajikan dan dianalisis.

3.6.2 Analisis Data

1. Validitas

Menurut Arikunto (2006), mengungkapkan bahwa validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevaliditan

atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

shahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen instrumen

yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah. Rumus

korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment :

Page 44: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

30

Rxy = )()(

)(

2222 ynyxxn

yxxyn

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi antara x dan y.

N : Jumlah sample.

X : Skor pertanyaan.

Y : Skor Total (Arikunto, 2006)

Kesimpulan uji adalah jika rhitung lebih besar dari rtabel maka Ho

ditolak artinya item valid, jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka Ho

diterima artinya item tidak valid (Sugiyono, 2009). uji kuesioner

motivasi dilakukan di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta sebanyak 30

orang perawat yang melakukan perawatan kemoterapi pada bulan

Februari 2015. Hasil uji validitas kuesioner motivasi dari 20

pertanyaan semuanya valid dengan nilai r hitung diatas 0,361. Nilai

rhitung terendah adalah 0,461dan tertinggi 0,880. Uji kuesioner

perilaku semuanya valid dengan nilai rhitung terendah 0,494 dan

tertinggi 0,923.

2. Reliabililitas

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran ini tetap konsisten

bila dilakukan pengukuran dua kali atau terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2007).

Rumus uji Alpha Cronbach, sebagai berikut :

Page 45: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

31

2

2

11 11 t

b

k

kr

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyak butir pertanyaan

2b : jumlah varians butir

21 : varians total (Arikunto, 2006).

Hasil uji reliabilitas dianggap baik apabila mempunyai nilai

diatas 0,7 (Ghozali, 2005). Hasil uji realibilitas kuesioner motivasi

dengan nilai Cronbach's Alpha = 0,945 dan perilaku sebesar 0,935

sehingga disimpulkan kuesioner motivasi dan perilaku adalah reliabel.

3. Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari

penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel

(Notoadmodjo, 2005). Analisis univariat pada penelitian ini

adalah motivasi dan perilaku pemakaian APD.

b. Analisis Bivariat

Analisis data ini digunakan untuk mengetahui hubungan

variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Rank Spearman dengan taraf kepercayaan

95%. Dari hasil uji hipotesis akan diperoleh nilai signifikansi.

Jika hasil uji hipotesis dihasilkan nilai p< 0,05 maka hipotesis

Page 46: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

32

penelitian diterima. Untuk menilai nilai keeratan hubungan antara

variabel bebas dan terikat, maka dapat dilihat dari besarnya nilai

koefisien korelasi yaitu

a) Sangat erat jika nilai korelasi anatara 0,900-1,000

b) Erat jika nilai korelasi antara 0,700-0,900

c) Cukup erat (moderat) jika korelasi antara 0,400-0,700

d) Lemah jika nilai korelasi antara 0,200-0,400

e) Lemah sekali jika nilai korelasi antara 0,000-0,200 (Al-

Rasyid, 2005).

3.7 Etika dalam Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari institusi RSUD

Dr Moewardi untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat izin, barulah

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian. Hidayat

(2007) menyatakan etika penelitian meliputi :

3.7.1 Self determination

Partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia

atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela.

Peneliti memberikan kebebasan pada partisipan untuk berpartisipasi.

Peneliti memberikan penjelasan kepada calon partisipan mengenai

tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Peneliti juga

menjelaskan bahwa partisipan penelitian tidak dipungut biaya

apapun. Seluruh biaya sudah ditanggung peneliti.

Page 47: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

33

3.7.2 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada

responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan

disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan

responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek

menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-

hak subjek.

3.7.3 Tanpa Nama (Anonymity)

Peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar

pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi hanya diberikan kode

tertentu, demi menjaga kerahasiaan identitas subyek.

3.7.4 Kerahasiaan(Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 48: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui mengetahui hubungan motivasi perawat

dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap

RSUD Dr. Moewardi. Penelitian yang dilakukan mulai bulan Juni 2015 dengan

jumlah 59 perawat.

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik responden

a. Usia responden

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan usia (n = 59)

Usia Frekuensi Prosentase (%)

17-25 tahun 4 6.8

26- 35 tahun 36 61.0

36-45 tahun 19 32.2

Jumlah 59 100.0

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui 4 responden (6,8%) masuk dalam

usia 17-25 tahun, 36 responden (61%) masuk usia 26-35 tahun, dan 19

responden (62,2%) masuk dalam 36-45 tahun.

b. Jenis kelamin responden

Tabel 4.2

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (n = 59)

Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki 22 37.3

Perempuan 37 62.7

Jumlah 59 100.0

34

Page 49: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

35

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui 22 responden (37,3%) adalah laki-

laki dan 37 responden (62,7%) adalah perempuan.

c. Tingkat pendidikan responden

Tabel 4.3

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

(n = 59)

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

Diploma III keperawatan 42 71.1

Sarjana keperawatan 9 15.3

Sarjana + Ners 8 13.6

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui 42 responden (71,1%) berpendidikan

DIII keperawatan, 9 responden (15,3%) bependidikan Sarjana

keperawatan dan 8 responden (13,6%) berpendidikan Sarjana dan Ners.

d. Pengalaman kerja responden

Tabel 4.4

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja (n = 59)

Pengalaman kerja Frekuensi Prosentase (%)

1-5 tahun 17 28.8

6-10 tahun 24 40.7

>10 tahun 18 30.5

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui 17 responden (28,8%)

mempunyai pengalaman bekerja 1-5 tahun, 24 responden (40,7%)

dengan pengalaman kerja 6-10 tahun, dan 18 responden (30,5%) telah

bekerja lebih dari 10 tahun.

Page 50: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

36

e. Motivasi

Tabel 4.5

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan motivasi (n = 59)

Motivasi Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 26 44.1

Tinggi 33 55.9

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui 26 responden (44,1%)

mempunyai motivasi yang rendah, sedangkan 33 responden (55,9%)

mempunyai motivasi yang tinggi dalam menggunakan alat pelindung

diri.

f. Perilaku penggunaan alat pelindung diri

Tabel 4.6

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan perilaku (n = 59)

Perilaku Frekuensi Prosentase (%)

Baik 37 62.7

Kurang baik 22 37.3

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui 37 responden (62,7%)

mempunyai perilaku yang baik sedangkan 22 responden (37,3%)

mempunyai perilaku kurang baik dalam menggunakan alat pelindung diri

selama selama perawatan pasien kemoterapi.

4.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi perawat

dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di

Page 51: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

37

ruang rawat inap. Hasil uji bivariat ditampilkan dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil uji bivariat antara motivasi dengan perilaku perawat dalam

menggunakan alat pelindung diri

Variabel rhitung p-value Keputusan

Motivasi- perilaku 0,383 0,03 Ho ditolak

Tabel 4.7. berdasarkan hasil analisis uji statistic Rank Spearman diperoleh

nilai rho = 0,383 dengan signifikansi p= 0,03, sehingga keputusan adalah Ho

ditolak yang artinya ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian

alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr.

Moewardi. Nilai koefesien korelasi 0,383 termasuk dalam kategori lemah.

Page 52: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

38

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Karakteristik responden

a. Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 36 responden (61%) masuk

dalam usia dewasa awal (26-39 tahun). Mubarak & Chayatin (2009),

menjelaskan bahwa semakin meningkat usia seseorang maka diharapkan

akan dapat menerima informasi yang dianggap baik untuk meningkatkan

pengetahuan dan berperilaku yang baik.

Hasil penelitian Hendra (2011) menyebutkan usia responden

penelitian 51,6% dibawah 30 tahun berkaitan dengan praktik penggunaan

APD radiografer di Instalasi Radiologi 4 Rumah Sakit di Kota Semarang.

Hasil penelitian yang menunjukkan usia respoden banyak dalam usia

dewasa awal. Usia dewasa awal dapat berpengaruh pada tingginya

motivasi dan perilaku yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri

saat perawatan pasien kemoterapi.

b. Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 62.7 % responden

penelitian adalah perempuan. Dunia keperawatan identik dengan ibu atau

wanita yang lebih dikenal dengan mother instinct, sehingga untuk

mencari perawat yang berjenis kelamin laki-laki sangat terbatas.

Ditambah lagi output perawat yang dihasilkan dari perguruan tinggi,

38

Page 53: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

39

jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Sularyo

(2007) menyatakan bahwa perempuan lebih menyayangi dan lebih sabar

dalam hal keperawatan berdasarkan penelitian bahwa RSUD Dr.

Moewardi dalam jumlah tenaga kesehatan diketahui dalam setiap ruang

perawatan, perawat perempuan selalu lebih banyak dari perawat laki-laki.

Hasil penelitian Murdyastuti (2010) menyebutkan bahwa lebih

dari 50% respoden penelitian tentang pengaruh persepsi tentang

profesionalitas, pengetahuan patients safety dan motivasi perawat

terhadap pelaksanaan program patients safety di ruang rawat inap RSO

Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah responden perempuan.

c. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 71% responden

berpendidikan Diploma Keperawatan. Nursalam (2005), menyatakan

bahwa perawat profesional adalah mengembangkan pendidikan tinggi

keperawatan dengan memenuhi kriteria minimal lulusan DIII Keperawatan.

Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan seseorang

dalam bekerja, karena melalui pendidikan akan menghasilkan suatu

perubahan dalam pola dan cara hidup seseorang.

Ihsan (2007), bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat

penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang

berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan berusaha dipikirkan

sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang

berpendidikan cenderung akan mampu berfikir tenang terhadap suatu

Page 54: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

40

masalah. Melalui proses pendidikan yang melibatkan serangkaian

aktivitas, maka seorang individu akan memperoleh pengetahuan,

pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tinggi. Mayoritas

responden yang berpendidikan Diploma, juga mempengaruhi

pengetahuannya tentang SOP penggunaan alat pelindung diri saat

perawatan pasien kemoterapi. Hasil penelitian Sahara (2012)

menyebutkan 72% responden penelitian di RS Palang Merah Indonesia

di Bogor berpendidikan DIII keperawatan dalam melaksanakan

kewaspadaan universal. Berdasarkan penelitian bahwa perawat yang

bekerja di RSUD Dr. Moewardi di setiap bangsal masih banyak yang

berpendidikan DIII kesehatan.

d. Pengalaman kerja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 40,7% responden telah

mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit antara 6-10 tahun.

Pengalaman kerja berkaitan umur responden berkaitan bekerja di rumah

sakit. Diharapkan dengan semakin bertambah usia maka semakin banyak

pengalaman mengenai penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan

SOP. Dengan usia tersebut juga diharapkan adanya pertukaran informasi

mengenai pengetahuan tentang penggunaan alat pelindung diri yang

sesuai dengan SOP rumah sakit, termasuk selalu menggunakan sarung

tangan, masker, baju dan sebagainya saat melakukan perawatan pasien

kemoterapi. Soedjono (2005) menyatakan adanya saling menukar

pengalaman keterampilan maupun ilmu pengetahuan terkini akan

Page 55: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

41

membuat perawat semakin profesional dalam melakukan tugasnya

termasuk dalam perawatan penggunaan alat pelindung diri sehingga dapat

mencegah tertularnya berbagai penyakit.

Penelitian Kurniawati (2014) menyebutkan lebih dari 5 tahun

responden yaitu perawat rawat inap telah bekerja di RSUD Tugurejo

Semarang dalam penerapan SOP dan pemakain APD terhadap kecelakaan

kerja. Berdasarkan hasil penelitian responden dengan pengalaman kerja

lebih dari 6 tahun, dapat mempengaruhi perilaku dalam melakukan

tindakan keperawatan dengan menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai dengan SOP rumah sakit.

5.2 Motivasi menggunakan Alat Pelindung Diri

Berdasarkan hasil pennelitian diketahui 55.9% mempunyai motivasi

yang tinggi. Menurut Sardiman (2010) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Penelitian Chrysmadani (2011) menyebutkan dari 40 perawat, 19

perawat mempunyai motivasi yang baik dalam kepatuhan perawat dalam

penggunaan alat pelindung diri dasar (handscoon dan masker) di Rumah

Sakit Graha Husada Gresik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden

dalam bekerja juga mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan motivasi yang

tinggi, responden memiliki keinginan agar dalam setiap bekerja saat

perawatan pasien kemoterapi tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak

Page 56: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

42

diinginkan seperti kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan kerugian bagi

responden, pasien dan rumah sakit.

5.3 Perilaku Menggunakan Alat Pelindung Diri

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 62,7% responden

mempunyai perilaku yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri.

Perilaku yang baik menunjukkan responden telah menggunakan penggunaan

alat pelindung diri sesuai dengan SOP rumah sakit.

Menurut Budioro (2004) perilaku adalah respon tindakan atau

perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari yang

dibedakan dalam bentuk pasif dan aktif, bentuk pasif yaitu respon yang

terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung terlihat oleh orang lain

berupa pengetahuan sikap dan persepsi. Hasil penelitian diketahui dalam

penggunaan alat pelindung diri jenis baju dan kacamata. Penelitian Eka

(2011) menyebutkan kepatuhan perawat dalam menggunakan alat pelindung

diri dapat dipengaruhi oleh motivasi dalam bekerja. Motivasi perawat yang

baik sebesar 58% sedangkan motivasi yang masih kurang sebesar 42%.

Perilaku kepatuhan diketahui 79% perawat sudah patuh dan 21% masih

belum patuh dalam menggunakan alat pelindung diri. Menurut peneliti,

responden yang mempunyai perilaku yang baik dapat mencerminkan

tindakan perawatan telah sesuai dengan SOP rumah sakit dalam

menggunakan alat pelindung diri.

Page 57: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

43

5.4 Hubungan antara motivasi dengan perilaku menggunakan alat

pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan antara motivasi

perawat dengan perilaku menggunakan alat pelindung diri saat perawatan

pasien kemoterapi dengan nilai p = 0,003.

Menurut Azwar (2006) motivasi adalah dorongan untuk melakukan

hal yang positif bagi dirinya dan orang lain. Motivasi adalah penggerak

tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan

yang dapat timbul dari dalam individu tersebut, atau dapat diperoleh dari luar

dan dorongan orang lain / keluarga.

Hasibuan (2006) motivasi merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh setiap perawat dan merupakan media yang cukup efektif dalam

membantu tindakan perawat selanjutnya, maka motivasi merupakan bagian

penting dari setiap perawat. Motivasi dalam kategori baik dimungkinkan

dipengaruhi oleh faktor – faktor intern perawat itu sendiri yakni pendidikan

dan pengalaman selama pendidikan dan bekerja. Karena tingginya motivasi

perawat tersebut, maka kemungkinan perilaku yang semakin baik dari

perawat dalam penggunaan alat pelindung diri.

Faktor budaya setempat atau kebiasaan perawat dalam bekerja juga

mempengaruhi responden menjadi tidak menggunakan alat pelindung diri.

kebisaan yang sudah cukup lama ini berpengaruh terdapat kemauan untuk

memutuskan menggunakan ataupun tidak menggunakan alat pelindung diri.

Wawan (2010) menyatakan bahwa faktor lingkungan cukup kuat berperan

mempegaruhi sikap dan perilaku seseorang, termasuk sikap dan perilaku

Page 58: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

44

perawat dalam menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP

rumah sakit. Hasil penelitian Ramdayana (2009) menunjukkan ada hubungan

pengetahuan, sikap, motivasi, peraturan dan pengawasan dengan kepatuhan

penggunaan APD di ruang Rawat Inap rumah sakit Marinir Cilandak Jakarta

Selatan. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan bahwa faktor masih

timpangnya rasio antara jumlah perawat yang ada dengan jumlah pasien

rawat inap. Kondisi ini mengakibatkan perawat harus dituntut untuk dapat

melaksanan tugas asuhan keperawatan kepada seluruh pasien. Mengingat

RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit rujukan dan sudah menjadi

rumah sakit tipe A, maka setiap perawat harus mempunyai motivasi dan

perilaku yang baik di dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Page 59: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

45

BAB VI

PENUTUP

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori, maka peneliti

mengambil simpulan berupa:

6.1.1 Responden banyak dalam usia dewasa awal (61%), berjenis kelamin

62,7%, berpendidikan DIII keperawatan (71,2%) dan berpengalaman

kerja 6-10 tahun (40,7%).

6.1.2 Motivasi perawat dalam dalam menggunakan alat pelindung diri

sebagian besar dalam ketegori tinggi (55,9%).

6.1.3 Perilaku perawat dalam menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP

sebagian besar dalam kategori baik (62,7%).

6.1.4 Ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat

pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr.

Moewardi dengan nilai rho = 0,383, p= 0,000 dengan tingkat hubungan

yang lemah.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil simpulan yang diperoleh peneliti memberikan saran

bagi:

6.2.1 Rumah Sakit

a. Rumah sakit hendaknya senantiasa meningkatkan motivasi perawat

45

Page 60: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

46

dengan meningkatkan frekuensi pelatihan yang berkaitan dengan

pentingnya penggunaan alat pelindung diri.

b. Hendaknya menjadi evaluasi rumah sakit kepada perawat yang masuk

dalam peningkatan disiplin dalam bekerja dalam menggunakan alat

pelindung diri.

6.2.2 Perawat

Perlu kiranya mempertahankan dan berusaha meningkatkan motivasi

perawat untuk semakin baik berperilaku dalam menggunakan alat

pelindung diri yang sesuai SOP rumah sakit sehingga diharapkan semakin

dapat menekan risiko terjadinya paparan penyakit bagi perawat.

6.2.3 Peneliti lain

Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini mengenai faktor

eksternal yang mempengaruhi perilaku perawat

6.2.4 Peneliti

Hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan motivasi peneliti dan

perilaku yang semakin baik dalam melakukan asuhan keperawatan

khususnya dalam penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP

rumah sakit.

Page 61: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

47

DAFTAR PUSTAKA

Anizar. (2009). Tehnik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri, Yogyakarta:

Graha Ilmu. Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta. Arikunto, S, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta. Azwar (2006) Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Penerbit Mutiara, Jakarta Budioro, (2004). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponerogo. Budiono, S., Jusuf, Pusparini, A. (2006). Bunga Rampai HIPERKES & Kesehatan

Kerja (cetakan ke-5). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Budioro (2004) Pengantar Ilmu Kesehatan masyarakat. FKM Undip. Semarang CDC, (2012). Personal Protective Equipment (Masks, Protective Eyewear,

Protective Apparel, loves) http://www.cdc.gov/oralhealth/infectioncontrol/faq/protective_equipment.htm

Chrysmadani (2011) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar (Handscoon Dan Masker) Di Rumah Sakit Graha Husada Gresik. Skripsi. Fakultas Kesehatan Univiversitas Gresik

De Jong, W. (2005). Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan

Dukungan Keluarga (alih bahasa oleh Astoeti Suharto Heerdjan). Jakarta: Arcan.

Depnaker, (2006). Panduan alat pelindung diri para kerja. http//:

www.depnaker.go.id. Ghozali, (2005). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegero. Handoko T.H. (2005). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : BPFE. Harwanti. (2009) Pemakaian alat Pelindung Diri dalam Memberikan Perlindungan

bagi Tenaga Kerja di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasibuan, M.S.P., 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,

Hendra Yuli (2011) Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Pada Radiografer di Instalasi

Page 62: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

48

Radiologi 4 Rumah Sakit di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 7 No.1 Tahun 2011

Horisson D (2007). Gambaran Pelaksanaan Kemoterapi DI RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. Jurnal keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

Ihsan F. (2007) Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Jakarta Indrawijaya, A.I. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo Kurniawati W (2014) Hubungan Praktik Penerapan Standart Operating Prosedure

(SOP) dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Unit Perinatologi di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Kesehatan. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Mubarak, W.I., Chayatin, N., (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan

Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Murdyastuti (2010) Pengaruh Persepsi Tentang Profesionalitas, pengetahuan

Patients Safety dan Motivasi Perawat Terhadap Pelaksanaan Program Patients Safety di Ruang rawat Inap RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penlitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam (2005), Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika Otto, S.E. (2005). Buku Saku Keperawatan Onkologi. (Alih bahasa oleh Jane

Freyana Budi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3) (2006). Ketentuan Peralatan

Pelindung Diri. Yogyakarta : PK3 RSUP Dr. Sardjito.

Parsinahingsih, S.H., dan Supratman. (2008). Gambaran Pelaksanaan Kewaspadaan

Universal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Majalah

Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1, No. 1. Available

at:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11081924.pdf.

Power, LA. Connor TH and and Polovich M. 2015. Are gloves and gowns safe for

handling chemotherapy?. J Occup Environ Med.

Purwanto (2008). Unsur Motivasi. Jakarta : Balai Pustaka.

Page 63: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-wahyuwijay... · pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi ... jenis kontak

49

Ramdayana (2009) Hubungan Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Peraturan dan

Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas Ilmu

Kesehatan. Universitas Pembangunan Nasional Vetaran. Jakarata.

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-Hari.

Jakarta: Agung Seto.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik kesehatan belajar mudah teknik analisis data dalam

penelitian kesehatan (plus aplikasi software SPSS). Yogyakarta: Mitra

Cendikia.

Sahara, A (2012) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat dan

Bidan Dalam Penerapan Kewaspadaan Universal/ Kewaspadaan Standar Di

Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tahun 2011. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyakarat. Univeritas indonesia.

Sardiman. A.M (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers

Smeltzer, S.C.; B.G. Bare, et. al. (2009). Brunner And Suddarth’s Textbook Of

Medical Surgical Nursing. Wolters Kluwer.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sujono R, & Sukarmin, 2005, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sukanto R, dan Indriyo F. (2007). Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Sularyo T.S, Soetjiningsih dkk., 2007. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan

Remaja. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.

Suma`mur, (2006). Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung

Sunaryo. (2008). Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Tarwaka, (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press. Wawan A., Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika