hubungan mekanisme corporate governance terhadap...

64
1 PENDAHULUAN Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan bagi sebuah organisasi, termasuk bagi lembaga keuangan seperti perbankan syariah. Good Corporate Governance berkaitan dengan tanggung jawab organisasi kepada masyarakat atas kegiatan operasional bank yang diharapkan telah benar-benar dikelola dengan baik, profesional, dan telah mematuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Karena dalam operasionalnya, pihak bankir dituntut untuk selalu melaksanakan prinsip kehati-hatian bank dalam memberikan jasa dan layanan keuangan kepada masyarakat. Secara yuridis bank syariah bertanggung jawab kepada banyak pihak (stakeholders), yaitu nasabah penabung, pemegang saham, investor obligasi, bank koresponden, regulator, pegawai, pemasok, masyarakat, dan lingkungan, sehingga penerapan GCG menjadi suatu kebutuhan bagi bank syariah. Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sektor perbankan, maka pada tahun 2006 Bank Indonesia menggagas peraturan yang secara khusus mengatur mengenai ketentuan pelaksanaan GCG di Bank Umum. Menurut Nuh (2012) peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006, kemudian disempurnakan lagi PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Peraturan ini menegaskan bahwa pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar yakni keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah memiliki ruang lingkup sama dengan Bank Perkreditan Rakyat konvensional yaitu melayani masyarakat menengah ke bawah dan pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menginginkan proses mudah, pelayanan cepat dan persyaratan ringan. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah memiliki petugas yang berfungsi sebagai armada antar jemput setoran dan penarikan tabungan/deposito termasuk setoran angsuran pembiayaan. Pelayanan ini

Upload: vuthu

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

1

PENDAHULUAN

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu hal

penting yang harus dilakukan bagi sebuah organisasi, termasuk bagi lembaga keuangan seperti

perbankan syariah. Good Corporate Governance berkaitan dengan tanggung jawab organisasi

kepada masyarakat atas kegiatan operasional bank yang diharapkan telah benar-benar dikelola

dengan baik, profesional, dan telah mematuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan-peraturan

yang berlaku dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Karena dalam operasionalnya, pihak bankir dituntut

untuk selalu melaksanakan prinsip kehati-hatian bank dalam memberikan jasa dan layanan

keuangan kepada masyarakat. Secara yuridis bank syariah bertanggung jawab kepada banyak

pihak (stakeholders), yaitu nasabah penabung, pemegang saham, investor obligasi, bank

koresponden, regulator, pegawai, pemasok, masyarakat, dan lingkungan, sehingga penerapan

GCG menjadi suatu kebutuhan bagi bank syariah.

Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sektor perbankan, maka pada tahun 2006

Bank Indonesia menggagas peraturan yang secara khusus mengatur mengenai ketentuan

pelaksanaan GCG di Bank Umum. Menurut Nuh (2012) peraturan yang dimaksud adalah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No.

8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006, kemudian

disempurnakan lagi PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Peraturan ini menegaskan

bahwa pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima

prinsip dasar yakni keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah memiliki ruang lingkup sama dengan Bank Perkreditan

Rakyat konvensional yaitu melayani masyarakat menengah ke bawah dan pemilik Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah yang menginginkan proses mudah, pelayanan cepat dan persyaratan ringan.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah memiliki petugas yang berfungsi sebagai armada antar jemput

setoran dan penarikan tabungan/deposito termasuk setoran angsuran pembiayaan. Pelayanan ini

Page 2: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

2

sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat UMK yang cenderung tidak bisa meninggalkan

usaha kesehariannya di pasar/toko/rumah.

Perbedaan antara BPR Konvensional dengan BPR Syariah terletak pada pengelolaannya

di mana pengelolaan BPR Syariah harus berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah dalam BPR

Syariah diberlakukan untuk transaksi pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan

(pinjaman). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah mengelola dana masyarakat dengan sistem bagi

hasil. Muhaimin (2013) menyatakan dengan sistem bagi hasil, masyarakat penyimpan dana akan

mendapatkan bagi hasil secara fluktuasi karena sangat bergantung kepada pendapatan yang

diperoleh BPR Syariah. Untuk itu, perlu disepakati nisbah (porsi) di awal transaksi.

Penelitian Sekaredi (2011) membuktikan mekanisme corporate governance berpengaruh

terhadap rasio Tobin’s Q dan Cash Flow Return on Asset (CFROA) di perusahaan yang terdaftar

di LQ45 Tahun 2005-2009. Hasil penelitian membuktikan bahwa kepemilikan institusional dan

dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dewan direksi

berpengaruh positif terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif.

Sedangkan dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

Penelitian Rusmaryati (2012) membuktikan mekanisme corporate governance

berpengaruh terhadap CAEL yaitu Capital, Assets, Earnings dan Likuidity di perbankan

konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hasil penelitian

membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan auditor eksternal

menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan. Sedangkan keberadaan

pemegang saham pengendali, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit

menunjukkan pengaruh yang negatif kinerja keuangan perbankan.

Andriyan dan Supatmi (2010) membuktikan mekanisme CG secara simultan berpengaruh

terhadap rasio NPL, KPMM, dan ROA di Bank Perkreditan Raktat (BPRS) swasta yang

beroperasi di Provinsi Jawa Tengah. Secara parsial, kepemilikan manajerial dan proporsi outside

directors menunjukkan pengaruh negatif terhadap rasio NPL dan ROA, sedangkan jumlah Board

of Directors (BOD) berpengaruh negatif terhadap rasio LDR.

Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai corporate governance di BPRS sebagai

objek penelitian masih sangat jarang dilakukan. Penelitian terdahulu menunjukkan hasil bahwa

Page 3: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

3

corporate governance berhubungan terhadap kinerja keuangan di beberapa perusahaan selain

BPRS.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah memiliki dewan pengawas yang disebut Dewan

Pengawas Syariah (DPS). Dewan Pengawas Syariah yang terdapat dalam struktur

kepemimpinan BPRS memiliki fungsi yang sama dengan auditor internal, yakni melakukan

pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah

pengawasannya. Dengan adanya DPS di dalam struktur kepemimpinan BPRS, diharapkan akan

lebih memperkuat pengawasan di BPRS.

Berdasarkan penelitian mengenai corporate governance yang sebelumnya telah

dilakukan di beberapa perusahaan selain BPRS, peneliti mencoba melakukan penelitian

mengenai hubungan mekanisme corporate governance terhadap kinerja keuangan dengan BPRS

di Indonesia pada tahun 2011-2012 sebagai objek penelitiannya. Mekanisme corporate

governance akan dilihat dari aspek dewan direksi, dewan komisaris independen, kepemilikan

manajerial dan kepemiikan institusional. Sedangkan kinerja keuangan BPRS akan diukur dari

Return on Assets (ROA), Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Rasio Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai hubungan

mekanisme corporate governance terhadap kinerja keuangan BPRS. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat bagi BPRS yaitu sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja

keuangan BPRS dengan menyadari perlunya menerapkan mekanisme corporate governance

dalam aktivitas pengelolaan perusahaan.

TELAAH TEORITIS

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Menurut Pasal 1 Angka 9 UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999

tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal

Page 4: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

4

ini, secara teknis BPRS bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR

konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil.

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah.

Namun demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998, BPRS hanya dapat melaksanakan

usaha-usaha sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,

tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka,

sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

Pembatasan usaha BPRS secara lebih tegas dijelaskan dalam pasal 27 SK Direktur BI No.

32/36/KEP/DIR/1999. Menurut surat keputusan ini, kegiatan operasional BPRS adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi:

a. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah

b. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah

c. Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah atau mudharabah

2. Melakukan penyaluran dana melalui:

a. Transaksi jual-beli berdasarkan prinsip:

1) Murabahah

2) Istishna

3) Ijarah

4) Salam

5) Jual beli kainnya.

b. Pembiayaan bagi hasil bedasarkan prinsip:

1) Mudharabah

2) Musyarakah

3) Bagi hasil lainnya.

c. Pembiayaan Prinsip berdasarkan prinsip:

Page 5: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

5

1) Rahn

2) Qardh

3. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR syariah sepanjang disetujui oleh Dewan

Syariah Nasional.

Kinerja Keuangan

Menurut Ni’mah (2012) kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan

prestasi kerja dalam periode tertentu. Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat

kita nilai dengan melihat laporan keuangannya dengan menggunakan analisis rasio.

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi

suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Kinerja keuangan merupakan kemampuan

kerja perusahaan dalam mencapai kinerjanya. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh

bank pembiayaan syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan BPRS

dalam melakukan pengelolaan dana. Penilaian kinerja keuangan BPRS dapat dilakukan dengan

menganalisa laporan keuangan yang diterbitkan, yaitu dengan menganalisa tingkat profitabilitas

BPRS yang bersangkutan, dengan menggunakan rasio yaitu Non Performing Financing (NPF),

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return

On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

1. Non Performing Financing (NPF)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau Non Performing

Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi

kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum,

sedangkan NPF untuk bank syariah. Dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet

pada bank tersebut. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin

mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami

kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.

Rumus perhitungan Non Performing Financing (NPF) menurut Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 adalah sebagai berikut:

Page 6: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

6

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29 DpbS tentang Sistem Penilaian

Kesehatan BPRS, penilaian peringkat NPF diklasifikasikan menjadi 5 peringkat yaitu:

Tabel 1. Kriteria Penilaian Peringkat NPF

No. Kriteria Penilaian Peringkat Keterangan

1. Peringkat 1, NPF ≤ 7% Sangat Tinggi

2. Peringkat 2, 7% < NPF ≤ 10% Tinggi

3. Peringkat 3, 10% < NPF ≤ 13% Cukup Memadai

4. Peringkat 4, 13% < NPF ≤ 16% Rendah

5. Peringkat 5, NPF > 16% Sangat Rendah

2. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/15/PBI/2001 menyatakan bahwa KPMM adalah

perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko sebagaimana

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Bank Perkreditan Rakyat dan perubahannya. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang

mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut

dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar

bank.

Rumus perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) menurut Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 adalah sebagai

berikut:

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29 DpbS tentang Sistem Penilaian

Kesehatan BPRS, penilaian peringkat KPMM diklasifikasikan menjadi 5 peringkat yaitu:

Page 7: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

7

Tabel 2. Kriteria Penilaian Peringkat KPMM

No. Kriteria Penilaian Peringkat Keterangan

1. Peringkat 1, KPMM ≥ 11% Sangat Kuat

2. Peringkat 2, 9,5% ≤ KPMM < 11% Memadai

3. Peringkat 3, 8% ≤ KPMM < 9,5% Cukup

4. Peringkat 4, 6,5% ≤ KPMM < 8% Kurang Memadai

5. Peringkat 5, KPMM < 6,5% Tidak Memadai

3. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Rumus perhitungan Financing Deposit Ratio (FDR) menurut Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 adalah sebagai berikut:

Karena tidak ada kredit dalam perbankan syariah, maka istilah kredit pada rasio FDR Bank

Pembiayaan Syariah disebut pembiayaan.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29 DpbS tentang Sistem Penilaian

Kesehatan BPRS, penilaian peringkat FDR diklasifikasikan menjadi 5 peringkat yaitu:

Tabel 3. Kriteria Penilaian Peringkat FDR

No. Kriteria Penilaian Peringkat Keterangan

1. Peringkat 1, FDR ≥ 93% Sangat Tinggi

2. Peringkat 2, 90% ≤ FDR < 93% Tinggi

3. Peringkat 3, 87% ≤ FDR < 90% Cukup Memadai

4. Peringkat 4, 84% ≤ FDR < 87% Rendah

5. Peringkat 5, FDR < 84% Sangat Rendah

4. Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan atau laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank maka semakin

besar pula tingkat keuntungannya yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi

bank tersebut dari segi kemanfaatan asset. Return On Asset (ROA) yang positif menunjukan

bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan

Page 8: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

8

laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan toal aktiva yang

dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi.

Rumus perhitungan Return on Asset (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 adalah sebagai berikut

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29 DpbS tentang Sistem Penilaian

Kesehatan BPRS, penilaian peringkat ROA diklasifikasikan menjadi 5 peringkat yaitu:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Peringkat ROA

No. Kriteria Penilaian Peringkat Keterangan

1. Peringkat 1; ROA > 1,450% Sangat Tinggi

2. Peringkat 2; 1,215% < ROA ≤ 1,450% Tinggi

3. Peringkat 3; 0,999% < ROA ≤ 1,215% Cukup Memadai

4. Peringkat 4; 0,765% < ROA ≤ 0,999% Rendah

5. Peringkat 5; ROA ≤ 0,765% Sangat Rendah

5. Return on Equity (ROE)

Menurut Kamus Bank Indonesia, ROE merupakan rasio atau nisbah profitabilitas yang

mengukur tingkat kemampuan modal dalam menghasilkan laba bersih. Return on Equity

merupakan salah satu rasio digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.

Rumus perhitungan Return on Equity (ROE) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 adalah sebagai berikut:

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29 DpbS tentang Sistem Penilaian

Kesehatan BPRS, penilaian peringkat ROE diklasifikasikan menjadi 5 peringkat yaitu:

Tabel 5. Kriteria Penilaian Peringkat ROE

No Kriteria Penilaian Peringkat Keterangan

1. Peringkat 1, ROE > 23% Sangat Tinggi

2. Peringkat 2, 18% < ROE ≤ 23% Tinggi

3. Peringkat 3, 13% < ROE ≤ 18% Cukup Memadai

4. Peringkat 4, 8% < ROE ≤ 13% Rendah

5. Peringkat 5, ROE ≤ 8% Sangat Rendah

Page 9: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

9

Mekanisme Corporate Governance

Menurut Syakhroza (2002) mekanisme corporate governance dapat diartikan sebagai

suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan

dengan pihak yang akan melakukan pengawasan terhadap keputusan tersebut. Menurut Daniri

(2005) mekanisme corporate governance adalah suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang

digunakan oleh organ perusahaan (direksi, dewan komisaris, RUPS) guna memberikan nilai

tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan dan

norma yang berlaku.

Banhart dan Rosenstein (1998) dalam Purwaningtyas (2011) mengatakan bahwa

mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, berupa internal

mechanisms (mekanisme internal), seperti komposisi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan

manajerial, dan kompensasi eksekutif. Kedua, external mechanisms (mekanisme eksternal),

seperti pengendalian oleh pasar, dan level debt financing. Babic (2001) dalam Nuryaman (2009)

menyatakan mekanisme corporate governance dapat berupa mekanisme internal, yaitu struktur

kepemilikan yang salah satu aspeknya adalah konsentrasi kepemilikan saham, struktur dewan

komisaris yang salah satu aspeknya adalah komposisi dewan komisaris, dan mekanisme

eksternal yaitu pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional serta audit oleh auditor

eksternal. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan oleh tiga aspek

mekanisme internal, yaitu dewan komisaris independen, dewan direksi dan kepemilikan

manajerial dan satu mekansime eksternal yaitu kepemilikan institusional.

Perumusan Hipotesis

a) Hubungan Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan BPRS

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota

dewan komisaris lainnya, direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan

dengan Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator prosentase

anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota

dewan komisaris independen. Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-

Page 10: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

10

399/BEJ/07-2001 butir C yang menyatakan bahwa jumlah komisaris independen yang harus

terdapat dalam perusahaan sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota dewan.

Menurut Wardhani (2006) dalam Noorizkie (2013) peran dewan komisaris dalam suatu

perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi.

Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara

dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat

mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan

kepentingan pemegang saham.

Semakin tingginya prosentase dewan komisaris independen dalam BPRS, diharapkan

laporan keuangan BPRS dapat disusun secara independen pula karena dewan pengawas

yang ada di BPRS tersebut tidak memiliki kepentingan pribadi. Semakin banyak jumlah

dewan komisaris yang independen, maka semakin terlepas pula penyusunan laporan

keuangan dari unsur kepentingan pribadi. Sehingga laporan keuangan dapat disusun

sedemikian rupa dan mewakili kenyataan yang sesungguhnya terjadi.

Hasil penelitian Dhanis (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif antara

proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Sebaliknya, hasil penelitian Sam’ani (2008)

menyatakan bahwa komisaris independen secara signifikan tidak mempengaruhi kinerja

keuangan. Penelitian Diandono (2012) membuktikan bahwa dewan komisaris independen

berepengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian Widiawati (2011)

membuktikan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan, hal ini berarti semakin banyak proporsi dewan komisaris independen semakin

baik kinerja keuangan.

Berbagai penelitian menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen berpengaruh

positif terhadap kinerja keuagan perusahaan. Semakin besar jumlah komisaris independen

maka keputusan yang dibuat dewan komisaris lebih mengutamakan keapada kepentingan

perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Santoso, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil hipotesis:

H1 a: Terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan NPF

H1 b: Terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan KPMM

H1 c: Terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan FDR

Page 11: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

11

H1 d: Terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan ROA

H1 e: Terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan ROE

b) Hubungan Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan BPRS

Menurut Yusrizal (2011), dewan direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai

dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar

pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) 2006 menyatakan bahwa direksi sebagai organ perusahaan bertugas

dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Ukuran dewan direksi

adalah jumlah dewan direksi dalam suatu perusahaan. Menurut Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, jumlah anggota dewan

direksi dalam suatu perusahaan paling sedikit dua orang.

Menurut Andriyan dan Supatmi (2010) jika peran dan fungsi Board of Directions (BOD)

dalam BPR dijalankan dengan baik, maka diduga pihak manajemen akan lebih berhati-hati

dalam pelaksanaan kegiatan operasional BPR, karena jumlah BOD dinilai berkaitan dengan

kuat lemahnya pengawasan terhadap manajemen BPR. Hal ini dapat mengurangi potensi

kerugian akibat resiko operasional BPR sehingga dapat mempengaruhi kinerja BPR dari

waktu ke waktu. Semakin banyak dewan direksi dalam perusahaan akan memberikan suatu

bentuk pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang semakin baik, dengan kinerja

perusahaan yang baik dan terkontrol, maka akan menghasilkan profitabilitas yang baik.

Pearce dan Zahra (1992) dalam Widyati (2013) mengatakan peningkatan ukuran dewan

direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak

luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya. Pernyataan ini didukung oleh hasil

penelitian Hutapea (2013) serta Rusmaryati (2012) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian di

atas maka dapat diambil hipotesis:

H2 a: Terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan NPF

H2 b: Terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan KPMM

H2 c: Terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan FDR

H2 d: Terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan ROA

H2 e: Terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan ROE

Page 12: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

12

c) Hubungan Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan BPRS

Boediono (2005) dalam Wachyuni dan Nuryaman (2010) mendefinisikan kepemilikan

manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal

perusahaan yang dikelola. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu

perusahaan, maka manajemen akan berupaya lebih giat dalam memenuhi kepentingan

pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Kepemilikan manajerial dapat diukur

dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen

dari seluruh modal saham yang beredar.

Menurut Andriyan dan Supatmi (2010) semakin tinggi kepemilikan manajerial,

manajemen BPR akan memperoleh keuntungan bila perusahaan memperoleh laba. Maka

dapat diduga bahwa manajemen BPR akan mempunyai dorongan untuk meningkatkan

kinerjanya dengan berupaya untuk mengelola kredit yang disalurkan secara lebih hati-hati.

Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen

cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah

dirinya sendiri. Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mempunyai hak suara

yang tinggi sehingga manajer mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan,

hal ini dapat menimbulkan masalah pertahanan, dalam artian, adanya kesulitan bagi para

pemegang saham eksternal untuk mengendalikan tindakan manajer.

Ardianingsih dan Ardiyani (2012) dalam penelitiannya membuktikan kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Melinda dan Sutejo (2008)

membuktikan bahwa pengaruh antara kepemilikan manajerial dan kinerja keuangan

perusahaan adalah positif dan tidak signifikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

diambil hipotesis:

H3 a: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan NPF

H3 b: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan KPMM

H3 c: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan FDR

H3 d: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan ROA

H3 e: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan ROE

d) Hubungan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan BPRS

Menurut Sekaredi (2011) kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham

oleh pihak investor institusional dari berbagai bidang perusahaan dan lembaga keuangan.

Page 13: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

13

Kepemilikan institusional menurut Wijayanti (2012) merupakan proporsi kepemilikan saham

oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi.

Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah lembar saham

yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang beredar secara

keseluruhan. Beiner et al, 2003 dalam Rahmayanti (2012) menyatakan kepemilikan

institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Prosentase

saham institusi ini diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang

dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta saham

pemerintah dalam maupun luar negeri.

Arifani (2012) menyatakan bahwa adanya kepemilikan institusional dianggap sebagai

kontroler bagi perusahaan untuk menciptakan kinerja yang baik dan semakin meningkat.

Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian dari Sekaredi (2011) dan Widyati (2012)

yang membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Penelitian Sariningtyas (2011) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA.

Dengan tingkat kepemilikan institusional yang tinggi maka akan menimbulkan usaha

pengawasan yang lebih besar oleh institusi pemegang saham, sehingga diharapkan dapat

mengurangi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Penyelewengan ini dikhawatirkan akan menurunkan nilai perusahaan. Semakin besar

kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari

institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan

dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja

perusahaan akan meningkat.

Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian

terhadap perusahaan, sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan sumber daya

perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi

pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga

mengurangi tindakan manajemen yang dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan uraian di

atas maka dapat diambil hipotesis:

Page 14: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

14

H4 a: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan NPF

H4 b: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan KPMM

H4 c: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan FDR

H4 d: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan ROA

H4 e: Terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan ROE

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari BPRS di Indonesia yang beroperasi

selama tahun 2011-2012 yaitu sejumlah 160 BPRS. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria-kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang menjadi sampel adalah:

a. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terdaftar di Bank Indonesia dan laporan keuangannya

dipublikasikan di website resmi Bank Indonesia.

b. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian tersedia

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan

tahunan BPRS di Indonesia pada tahun 2011-2012 yang dipublikasikan di situs web Bank

Indonesia yang dapat diakses pada alamat website www.bi.go.id

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan BPRS yang diukur dari lima

rasio keuangan yaitu Non Performing Financing (NPF), Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM), Financing to Deposite Ratio (FDR), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity

(ROE). Kelima rasio keuangan tersebut sudah tersaji dalam laporan keuangan BPRS yang

dipublikasikan di situs web Bank Indonesia yang dapat diakses pada alamat www.bi.go.id

Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat

komponen mekanisme corporate governance yaitu:

1. Dewan Komisaris Independen

Ukuran komisaris independen diukur berdasarkan prosentase komisaris independen yang

terdapat dalam perusahaan terhadap jumlah dewan komisaris.

2. Dewan Direksi

Dewan direksi diukur dengan menggunakan jumlah anggota direksi dalam suatu perusahaan.

3. Kepemilikan Manajerial

Page 15: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

15

Kepemilikan manajerial adalah jumlah lembar saham yang dimiliki oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial diukur dari prosentase saham yang dimiliki oleh manajemen

terhadap jumlah saham yang diterbitkan.

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan prosentase

kepemilikan saham oleh institusi di dalam perusahaan.

Teknik dan Langkah Analisis

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menurut

Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut Best (1982) penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh

berupa angka-angka (score, nilai) dan dianalisis dengan analisis statistik. Di sisi lain, penelitian

ini juga merupakan penelitian kualitatif karena penelitian ini menguji dan membuktikan kinerja

keuangan BPRS yang merupakan penilaian kualitas dari BPRS.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan

chi-square didukung dengan analisis tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan program

microsoft excel dan SPSS for Windows versi 16. Menurut Iyano (2010) chi-square adalah

pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar

terjadi atau aktual dengan frekuensi harapan. Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah

frekuensi yang nilainya dapat di hitung secara teoritis (e). Sedangkan dengan frekuensi

observasi adalah frekuensi yang nilainya di dapat dari hasil percobaan (o). Chi-square digunakan

untuk menguji hubungan dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara

variabel mekanisme corporate governance dengan variabel kinerja keuangan. Menurut Indratno

dan Irwinsyah (1998) tabulasi silang merupakan metode yang mentabulasikan beberapa variabel

yang berbeda ke dalam suatu matriks yang hanya diisajikan dalam suatu tabel dengan variabel

yang tersusun dalam baris dan kolom. Crosstab digunakan untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai hubungan antara mekanisme corporate governance terhadap kinerja

keuangan.

Page 16: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

16

Penghitungan nilai chi-square menggunakan formula:

Keterangan:

= Nilai chi-square

f0 = Frekuensi yang diharapkan

fe = Frekuensi yang diperoleh, dimana fe adalah hasil perhitungan dari

Selanjutnya, hipotesis diuji dengan cara membandingkan nilai chisquare (

dengan nilai x2

tabel dengan kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho diterima jika: x2 hitung ≤ x

2 tabel

2. Ha diterima jika: x2 hitung > x

2 tabel

Nilai x2 tabel dapat ditemukan pada tabel x dengan α=0,05 dengan cara menghitung

terlebih dahulu nilai degree of freedom (df) dengan rumus:

df=(k-1)(b-1)

Keterangan:

df = degree of freedom (derajat kebebasan)

k = jumlah kolom

b = jumlah baris

HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN

Penentuan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

di Indonesia yang beroperasi pada tahun 2011-2012. Berdasarkan teknik purposive sampling

diperoleh sampel sebanyak 97 BPRS.

Page 17: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

17

Tabel 6. Penentuan Sampel Penelitian

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Jumlah BPRS di Indonesia pada tahun 2011-2012 160

2. BPRS yang tidak mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2011-2012 63

Total sampel 97

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahun

2011 adalah 51 BPRS dan BPRS yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahun 2011 dan

2012 adalah 12 BPRS. Sehingga BPRS yang tidak dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah

63 BPRS. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah sampel yang digunakan pada

periode penelitian berjumlah 97 sampel yaitu sebesar 60,62% dari total BPRS yang ada di

Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua periode penelitian, maka jumlah sampel yang

digunakan berjumlah 194 sampel.

Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk melihat sebaran data laporan

keuangan tahunan BPRS periode 2011-2012.

Page 18: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

18

Tabel 7. Statistik Deskriptif Laporan Keuangan BPRS Periode 2011-2012

2011 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Dewan Komisaris Independen 97 .00 100.00 48.7972 41.12490

Dewan Direksi 97 3.00 8.00 5.6907 1.04444

Kepemilikan Manajerial 97 .00 30.00 1.2568 4.29329

Kepemilikan Institusional 97 .00 100.00 18.3966 34.60623

NPF 97 .00 53.20 8.1591 10.12917

KPMM 97 .00 422.15 28.9897 50.39877

FDR 97 .00 175.57 71.5752 40.55448

ROA 97 -49.97 120.00 2.2979 15.68286

ROE 97 -348.09 2052.00 33.0633 215.79393

Valid N (listwise) 97

2012 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Dewan Komisaris Independen 97 .00 100.00 50.6872 41.17203

Dewan Direksi 97 3.00 8.00 5.6082 1.16866

Kepemilikan Manajerial 97 .00 30.00 1.4922 4.77198

Kepemilikan Institusional 97 .00 100.00 19.2742 35.15175

NPF 97 .07 57.31 8.6280 10.02832

KPMM 97 .00 514.13 30.7065 53.90332

FDR 97 .00 456.39 87.2920 52.45960

ROA 97 -110.96 558.00 5.9028 58.26235

ROE 97 -202.26 3867.00 55.9475 396.54510

Valid N (listwise) 97

Sumber: Data sekunder, diolah 2014

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif, ditemukan rata-rata dewan komisaris

independen tahun 2011 sebesar 48,79% dan tahun 2012 sebesar 50,68%. Hal ini sudah sesuai

dengan Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-399/BEJ/07-2001 butir C yang

menyatakan bahwa jumlah komisaris independen yang harus terdapat dalam perusahaan

sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota dewan. Proporsi dewan komisaris independen

yang besar dalam BPRS diharapkan dapat mengontrol dan memonitoring kebijakan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara rata-rata, BPRS

yang menjadi sampel penelitian telah memenuhi peraturan tentang dewan komisaris independen

Page 19: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

19

yang berlaku. Rata-rata jumlah anggota dewan direksi tahun 2011 sebanyak 5,69 dan tahun 2012

sebanyak 5,60. Keduanya dapat dibulatkan menjadi 6 orang. Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menyatakan, bahwa jumlah anggota

dewan direksi dalam suatu perusahaan paling sedikit 2 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa

semua BPRS yang menjadi sampel penelitian telah memenuhi peraturan tentang dewan direksi

yang berlaku. Rata-rata kepemilikan manajerial tahun 2011 sebesar 1,25% dan tahun 2012

sebesar 1,49% yang berarti tidak banyak pengurus BPRS yang memiliki saham di BPRS. Pada

tahun 2011 ada 85 BPRS yang tidak memiliki kepemilikan manajerial dan pada tahun 2012 ada

81 BPRS yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Pada tahun 2011 dan 2012, ada 1 BPRS

yang memiliki kepemilikan manajerial tertinggi sebesar 30%, yaitu BPRS Danagung Syariah di

Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Rata-rata kepemilikan institusional tahun 2011 sebesar

18,39% dan tahun 2012 sebesar 19,27%. Pada tahun 2011 ada 69 BPRS yang tidak memiliki

kepemilikan institusional, dan ada 3 BPRS yang memiliki kepemilikan institusional sebesar

100%. Pada tahun 2012 ada 67 BPRS yang tidak memiliki kepemilikan institusional, dan ada 3

BPRS yang memiliki kepemilikan institusional sebesar 100%. Kepemilikan institusional pada

BPRS didominasi oleh institusi pemerintahan.

Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa secara umum BPRS yang

menjadi sampel penelitian memiliki kinerja keuangan rata-rata yang baik, kecuali FDR. Rata-

rata NPF tahun 2011 sebesar 8,15% dan tahun 2012 sebesar 8,62%. Berdasarkan kriteria

penilaian peringkat merupakan peringkat 2, yang artinya tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa

secara garis besar BPRS memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi kredit macet. Pada

tahun 2011 ada 8 BPRS yang tidak memiliki tingkat kredit macet. Pada tahun 2012 ada 1 BPRS

yang memiliki prosentase tertinggi NPF sebesar 57,31%, yaitu BPRS Ben Salamah Abadi di

Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Rata-rata KPMM tahun 2011 sebesar 28,98% dan

tahun 2012 sebesar 30,70%. Rata-rata ROA tahun 2011 sebesar 2,29% dan tahun 2012 sebesar

5,90%. Rata-rata ROE tahun 2011 sebesar 33,06% dan tahun 2012 sebesar 55,94%.

Berdasarkan kriteria penilaian peringkat, KPMM, ROA dan ROE merupakan peringkat 1, yang

artinya sangat tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa BPRS memiliki kemampuan yang sangat

kuat dalam permodalan, yang menutup kemungkinan adanya kerugian di dalam kegiatan

pembiayaan dan perdagangan surat berharga. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah juga memiliki

kemampuan yang sangat tinggi dalam memperoleh keuntungan dari total aset dan total ekuitas

Page 20: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

20

yang dimiliki BPRS. Rata-rata FDR tahun 2011 sebesar 71,57%, berdasarkan kriteria peringkat

merupakan peringkat 5, yang artinya sangat rendah. Rata-rata FDR tahun 2012 sebesar 87,29%,

berdasarkan kritertia penilaian peringkat merupakan peringkat 3, yang artinya cukup memadai.

Hal ini mengindikasikan bahwa BPRS memiliki kemampuan yang rendah dalam melunasi

kewajiban-kewajibannya tepat waktu. Pada tahun 2011 ada 14 BPRS dan pada tahun 2012 ada

7 BPRS yang tidak memiliki FDR. Pada tahun 2012 ada 1 BPRS yang memiliki prosentase FDR

tertinggi sebesar 456,39% yaitu BPRS Cilegon Mandiri di Kota Cilegon, Provinsi Banten.

Uji Chi-Square

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji chi-square. Dengan

pengujian chi-square akan diketahui apakah antara mekanisme corporate governance dengan

kinerja keuangan terdapat hubungan yang positif atau, dapat dilihat pada tabel-tabel hasil

pengujian chi-square di bawah ini:

Tabel 8. Hasil Pengujian Chi-Square Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja

Keuangan

Variabel Penelitian

df

x2

Tabel

x2

Hitung

Kesimpulan

Dewan Komisaris Independen-NPF 16 26,296 22,079 H1 a ditolak

Dewan Komisaris Independen-KPMM 16 26,296 11,578 H1 b ditolak

Dewan Komisaris Independen-FDR 16 26,296 9,784 H1 c ditolak

Dewan Komisaris Independen-ROA 16 26,296 13,244 H1 d ditolak

Dewan Komisaris Independen-ROE 16 26,296 14,737 H1 e ditolak

Sumber: Data Sekunder, diolah 2014

Hasil pengujian chi-square antara dewan komisaris independen dan kinerja keuangan

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan

seluruh kinerja keuangan dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi prosentase

dewan komisaris independen tidak akan menyebabkan semakin tinggi pula kemampuan BPRS

dalam mengatasi tingkat kredit macet, kemampuan permodalan BPRS, likuiditas BPRS serta

kemampuan BPRS dalam pencapaian profitabilitas dari pemanfaatan aset dan ekuitas BPRS.

Berikut ini adalah tabulasi silang untuk melihat proporsi sebaran data dewan komisaris

independen dan kinerja keuangan BPRS.

Page 21: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

21

Tabel 9. Tabulasi Silang Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Dewan Komisaris Independen

Total 0% 33.33% 50% 66.67% 100%

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 30 4 28 8 44 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 11 4 11 0 9 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 7 1 4 0 4 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 3 1 2 0 2 8

Peringkat 5 NPF > 16% 13 1 2 0 5 21

Total 64 11 47 8 64 194

2 KPMM

Peringkat 1 KPMM ≥ 11% 53 8 43 6 53 163

Peringkat 2 9,5% ≤ KPMM < 11% 1 0 0 0 2 3

Peringkat 3 8% ≤ KPMM < 9,5% 3 0 0 0 1 4

Peringkat 4 6,5% ≤ KPMM < 8% 1 0 0 0 1 2

Peringkat 5 KPMM < 6,5% 6 3 4 2 7 22

Total 64 11 47 8 64 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 16 2 12 2 20 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 2 1 2 0 5 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 1 0 3 0 3 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 5 1 4 1 1 12

Peringkat 5 FDR < 84% 40 7 26 5 35 113

Total 64 11 47 8 64 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 32 4 33 4 35 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 2 0 1 0 2 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 0 1 1 0 2 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 2 0 1 0 1 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 28 6 11 4 24 73

Total 64 11 47 8 64 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 19 3 24 4 18 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 4 1 4 0 4 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 5 0 3 0 4 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 5 0 3 0 7 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 31 7 13 4 31 86

Total 64 11 47 8 64 194

Sumber: Data sekunder, diolah 2014

Dari tabulasi silang di atas, dapat diketahui bahwa ketika BPRS memiliki dewan

komisaris yang semuanya independen maupun BPRS tidak memiliki dewan komisaris

Page 22: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

22

independen, proporsi BPRS yang memiliki kinerja keuangan dengan peringkat 1 maupun

peringkat 5 (terbaik dan terburuk) tidak jauh berbeda. Ketika BPRS memiliki dewan komisaris

yang semuanya independen, kinerja keuangan BPRS bisa mencapai peringkat terbaik, akan tetapi

bisa juga mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 NPF

sebanyak 44 BPRS dan peringkat 5 NPF sebanyak 5 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai

peringkat 1 KPMM sebanyak 53 BPRS dan peringkat 5 KPMM sebanyak 7 BPRS. Proporsi

BPRS yang mencapai peringkat 1 FDR sebanyak 20 BPRS dan peringkat 5 FDR sebanyak 35

BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA sebanyak 35 BPRS dan peringkat 5

ROA sebanyak 24 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROE sebanyak 18 BPRS

dan peringkat 5 ROE sebanyak 31 BPRS. Selanjutnya, ketika BPRS tidak memiliki dewan

komisaris yang independen, kinerja keuangan juga bisa mencapai peringkat terbaik, akan tetapi

bisa saja mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringakt 1 NPF

sebanyak 30 BPRS dan peringkat 5 NPF sebanyak 13 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai

peringkat 1 KPMM sebanyak 53 BPRS dan peringkat 5 KPMM sebanyak 6 BPRS. Proporsi

BPRS yang mencapai peringkat 1 FDR sebanyak 16 BPRS dan peringkat 5 FDR sebanyak 40

BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA sebanyak 32 BPRS dan peringkat 5

ROA sebanyak 28 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROE sebanyak 19 BPRS

dan peringkat 5 ROE sebanyak 31 BPRS.

Hasil penelitian ini sejalan tidak dengan penelitian Dhanis (2012), Diandono (2012) dan

Widiawati (2011) yang membuktikan adanya pengaruh positif yang terdapat antara dewan

komisaris independen dengan kinerja keuangan. Dari hasil pengujian chi-square ditemukan

bahwa semakin tingginya prosentase dewan komisaris independen dalam BPRS tidak

menyebabkan peningkatan kinerja keuangan BPRS. Hal ini berarti, semakin tingginya kinerja

keuangan BPRS tidak disebabkan karena semakin tingginya prosentase dewan komisaris

independen yang terdapat pada BPRS. Diduga, sekalipun BPRS tidak memiliki dewan komisaris

independen tetapi BPRS memiliki dewan pengawas syariah yang turut berperan dalam

mengakibatkan semakin tingginya kinerja keuangan BPRS.

Page 23: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

23

Tabel 10. Hasil Pengujian Chi-Square Dewan Direksi dengan Kinerja Keuangan

Variabel Penelitian

df x2

Tabel

x2

Hitung

Kesimpulan

Dewan Direksi-NPF 20 31,410 59,638 H2 a diterima

Dewan Direksi-KPMM 20 31,410 10,843 H2 b ditolak

Dewan Direksi-FDR 20 31,410 21,453 H2 c ditolak

Dewan Direksi-ROA 20 31,410 9,720 H2 d ditolak

Dewan Direksi-ROE 20 31,410 22,141 H2 e ditolak

Sumber: Data Sekunder, diolah 2014

Hasil pengujian chi-square antara dewan direksi dengan kinerja keuangan menyatakan

bahwa terdapat hubungan positif antara dewan direksi dengan NPF. Hal ini berarti, semakin

banyak dewan direksi pada BPRS akan menyebabkan peningkatan kemampuan BPRS dalam

mengatasi tingkat kredit macet. Namun, tidak terdapat hubungan positif antara dewan direksi

dengan KPMM, FDR, ROA dan ROE. Hal ini berarti semakin banyak dewan direksi pada

BPRS tidak menyebabkan peningkatan kemampuan permodalan, aspek likuiditas dan

pencapaian profitabilitas dari pemanfaatan aset dan ekuitas BPRS. Berikut ini adalah tabulasi

silang untuk melihat proporsi sebaran data dewan direksi dan kinerja keuangan BPRS.

Page 24: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

24

Tabel 11. Tabulasi Silang Dewan Direksi dengan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Dewan Direksi

Total 3 4 5 6 7 8

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 1 9 17 68 13 6 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 0 3 9 15 6 2 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 2 6 1 4 3 0 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 1 1 3 1 2 0 8

Peringkat 5 NPF > 16% 4 4 9 3 1 0 21

Total 8 23 39 91 25 8 194

2 KPMM

Peringkat 1 KPMM ≥ 11% 7 21 33 75 21 6 163

Peringkat 2 9,5% ≤ KPMM < 11% 0 0 1 2 0 0 3

Peringkat 3 8% ≤ KPMM < 9,5% 0 0 1 2 1 0 4

Peringkat 4 6,5% ≤ KPMM < 8% 0 1 1 0 0 0 2

Peringkat 5 KPMM < 6,5% 1 1 3 12 3 2 22

Total 8 23 39 91 25 8 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 1 10 13 20 6 2 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 0 1 1 7 1 0 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 0 0 2 2 2 1 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 2 0 4 4 2 0 12

Peringkat 5 FDR < 84% 5 12 19 58 14 5 113

Total 8 23 39 91 25 8 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 3 11 22 51 16 5 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 0 1 2 1 1 0 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 0 1 1 2 0 0 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 0 1 0 3 0 0 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 5 9 14 34 8 3 73

Total 8 23 39 91 25 8 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 1 6 15 27 14 5 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 0 0 4 9 0 0 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 1 1 2 6 2 0 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 0 3 4 7 1 0 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 6 13 14 42 8 3 86

Total 8 23 39 91 25 8 194

Sumber: Data sekunder, diolah 2014

Dari tabulasi silang di atas didapati bahwa ketika BPRS memiliki dewan direksi sejumlah

8 orang, proporsi BPRS yang berhasil mencapai NPF peringkat 1 adalah sejumlah 6 BPRS.

Page 25: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

25

Ketika BPRS memiliki dewan direksi sejumlah 3 orang, proporsi BPRS yang mencapai NPF

peringkat 5 berjumlah 4 BPRS. Hal ini berarti, semakin banyaknya dewan komisaris dan dewan

direksi pada BPRS, maka akan semakin tinggi pula pengawasan terhadap kredit macet, sehingga

tingkat kredit macet semakin rendah. Namun didapati hasil bahwa mayoritas data terdapat pada

BPRS dengan dewan direksi sejumlah 5 dan 6 orang dan berhasil mencapai NPF peringkat 1,

yaitu sejumlah 17 dan 68 BPRS. Hal ini mengindikasikan NPF terbaik dicapai BPRS ketika

BPRS memiliki dewan direksi berjumlah 5-6 orang. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Hutapea (2013) serta Rusmaryati (2012) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Ketika BPRS memiliki dewan direksi sejumlah 8 orang maupun hanya 3 orang, proporsi

BPRS yang memiliki kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio KPMM, FDR, ROA dan

ROE dengan peringkat 1 maupun peringkat 5 (terbaik dan terburuk) tidak jauh berbeda. Ketika

BPRS memiliki dewan direksi sejumlah 8 orang, kinerja keuangan BPRS yang diwakili dalam

rasio KPMM, FDR, ROA dan ROE bisa mencapai peringkat terbaik, akan tetapi bisa juga

mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 KPMM sebanyak 6

BPRS dan peringkat 5 KPMM sebanyak 2 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1

FDR sebanyak 2 BPRS dan peringkat 5 FDR sebanyak 5 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai

peringkat 1 ROA sebanyak 5 BPRS dan peringkat 5 ROA sebanyak 3 BPRS. Proporsi BPRS

yang mencapai peringkat 1 ROE sebanyak 5 BPRS dan peringkat 5 ROE sebanyak 3 BPRS.

Namun, ketika BPRS hanya memiliki dewan direksi sejumlah 3 orang, kinerja keuangan BPRS

yang diwakili dalam rasio KPMM, ROA dan ROE juga bisa mencapai peringkat terbaik, akan

tetapi bisa juga mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 KPMM

sebanyak 7 BPRS dan peringkat 5 KPMM sejumlah 1 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai

peringkat 1 ROA sebanyak 3 BPRS dan peringkat 5 ROA sebanyak 5 BPRS. Proporsi BPRS

yang mencapai peringkat 1 ROE sebanyak 1 BPRS dan peringkat 5 ROE sebanyak 6 BPRS.

Hasil pengujian chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan positif antara dewan

dengan KPMM, FDR, ROA dan ROE. Ini berarti bahwa semakin banyaknya dewan komisaris

dan dewan direksi pada BPRS tidak dapat menyebabkan peningkatan pada kemampuan BPRS

dalam mengelola besaran modal sendiri, aspek likuiditas dan tingkat profitabilitas. Dewan

direksi dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan kesulitan dalam hal komunikasi dan

Page 26: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

26

koordinasi antar sesama dewan. Serta dapat menimbulkan kesulitan dalam hal pengambilan

keputusan yang berguna bagi BPRS.

Tabel 12. Hasil Pengujian Chi-Square Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan

Variabel Penelitian df x2

Tabel

x2

Hitung

Kesimpulan

Kepemilikan Manajerial-NPF 8 15,507 5,100 H3 a tidak dapat ditolak

Kepemilikan Manajerial-KPMM 8 15,507 0,980 H3 b tidak dapat ditolak

Kepemilikan Manajerial-FDR 8 15,507 9,936 H3 c tidak dapat ditolak

Kepemilikan Manajerial-ROA 8 15,507 18,539 H3 d tidak dapat ditolak

Kepemilikan Manajerial-ROE 8 15,507 15,611 H3 e tidak dapat ditolak

Sumber: Data Sekunder, diolah 2014

Hasil pengujian chi-square antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan ROA dan

ROE. Hal ini berarti, semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka akan semakin tinggi pula

pencapaian profitabilitas dari segi pemanfaatan aset dan ekuitas BPRS. Namun, tidak terdapat

hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan NPF, KPMM dan FDR. Hal ini berarti

semakin tinggi kepemilikan manajerial pada BPRS tidak menyebabkan peningkatan pada

kemampuan BPRS dalam mengatasi tingkat kredit macet, kemampuan permodalan dan aspek

likuiditas BPRS. Berikut ini adalah tabulasi silang untuk melihat proporsi sebaran data

kepemilikan manajerial dan kinerja keuangan BPRS.

Page 27: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

27

Tabel 13. Tabulasi Silang Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan

Kepemilikan Manajerial

Total KM ≤ 10%

10% < KM

≤20%

20% < KM

≤ 30%

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 107 5 2 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 34 0 1 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 16 0 0 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 7 1 0 8

Peringkat 5 NPF > 16% 20 1 0 21

Total 184 7 3 194

2 KPMM

Peringkat 1 KPMM ≥ 11% 154 6 3 163

Peringkat 2 9,5% ≤ KPMM < 11% 3 0 0 3

Peringkat 3 8% ≤ KPMM < 9,5% 4 0 0 4

Peringkat 4 6,5% ≤ KPMM < 8% 2 0 0 2

Peringkat 5 KPMM < 6,5% 21 1 0 22

Total 184 7 3 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 50 2 0 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 10 0 0 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 6 0 1 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 12 0 0 12

Peringkat 5 FDR < 84% 106 5 2 113

Total 184 7 3 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 100 6 2 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 5 0 0 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 3 0 1 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 4 0 0 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 72 1 0 73

Total 184 7 3 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 61 6 1 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 12 0 1 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 12 0 0 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 14 0 1 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 85 1 0 86

Total 184 7 3 194

Sumber: Data sekunder, diolah 2014

Dari tabulasi silang di atas, didapati bahwa proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA

sebanyak 108 BPRS dan peringkat 1 ROE sebanyak 68 BPRS. Ketika BPRS memiliki kepemilikan

Page 28: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

28

manajerial tertinggi yaitu antara 20-30%, proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA hanya

sebanyak 2 BPRS dan peringkat 1 ROE hanya sebanyak 1 BPRS. Sedangkan ketika BPRS memiliki

kepemilikan manajerial terendah yaitu antara 0-10%, proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA

sebanyak 100 BPRS dan peringkat 1 ROE sebanyak 61 BPRS. Hal ini disebabkan karena kepemilikan

manajemen atas saham BPRS sangat kecil.

Ketika BPRS memiliki kepemilikan manajerial tertinggi yaitu 20%-30%, kinerja

keuangan BPRS yang diukur menggunakan rasio NPF, KPMM dan FDR bisa mencapai

peringkat terbaik, akan tetapi bisa juga mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang

mencapai peringkat 1 NPF sebanyak 2 BPRS dan tidak ada BPRS yang mencapai peringkat 5

NPF. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 KPMM sebanyak 3 BPRS dan tidak ada BPRS

yang mencapai peringkat 5 BPRS. Tidak ada BPRS yang mencapai peringkat 1 FDR dan

proporsi BPRS yang mencapai peringkat 5 FDR sebanyak 2 BPRS. Selanjutnya, ketika BPRS

memiliki kepemilikan manajerial terendah yaitu ≤10%, kinerja keuangan BPRS juga bisa

mencapai peringkat terbaik, akan tetapi kinerja keuangan BPRS bisa saja mencapai peringkat

terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 NPF sebanyak 107 BPRS dan peringkat 5

NPF sebanyak 20 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 KPMM sebanyak 154

BPRS dan peringkat 5 KPMM sebanyak 21 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1

FDR sebanyak 50 BPRS dan peringkat 5 FDR sebanyak 106 BPRS.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Melinda dan Sutejo (2008) yang

membuktikan adanya pengaruh positif antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan.

Hasil pengujian chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan positif antara kepemilikan

manajerial dengan kemampuan BPRS dalam mengatasi tingkat kredit macet, kemampuan

permodalan dan aspek likuiditas BPRS. Dimungkinkan, manajemen hanya berfokus pada

profitabilitas yang akan dicapai BPRS karena manajemen juga turut memegang saham di BPRS,

sehingga manajemen mengutamakan kepentingan pemegang saham yang merupakan dirinya

sendiri.

Page 29: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

29

Tabel 14. Hasil Pengujian Chi-Square Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan

Variabel Penelitian df x2

Tabel

x2

Hitung

Kesimpulan

Kepemilikan Institusional-NPF 16 26,296 26,190 H4 a ditolak

Kepemilikan Institusional-KPMM 16 26,296 18,610 H4 b ditolak

Kepemilikan Institusional-FDR 16 26,296 17,215 H4 c ditolak

Kepemilikan Institusional-ROA 16 26,296 14,259 H4 d ditolak

Kepemilikan Institusional-ROE 16 26,296 29,267 H4 e diterima

Sumber: Data Sekunder, diolah 2014

Hasil pengujian chi-square antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan ROE.

Hal ini berarti, semakin tinggi kepemilikan institusional, maka akan semakin tinggi pula

pencapaian profitabilitas dari segi pemanfaatan ekuitas BPRS. Namun, tidak terdapat

hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan NPF, KPMM, FDR dan ROA. Hal

ini berarti semakin tinggi kepemilikan manajerial pada BPRS tidak akan menyebabkan

semakin tingginya kemampuan BPRS dalam mengatasi tingkat kredit macet, kemampuan

permodalan, aspek likuiditas dan pencapaian profitabilitas dari segi pemanfaatan ekuitas

BPRS. Berikut ini adalah tabulasi silang untuk melihat proporsi sebaran data kepemilikan

institusional dan kinerja keuangan BPRS.

Page 30: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

30

Tabel 15. Tabulasi Silang Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan

Kepemilikan Institusional (KI)

Total KI ≤

20%

20% < KI

≤ 40%

40% < KI

≤ 60%

60% < KI

≤ 80%

KI >

80%

1 NPF Peringkat 1 NPF≤ 7% 86 2 6 3 17 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 32 2 0 1 0 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 9 1 0 1 5 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 4 1 2 0 1 8

Peringkat 5 NPF > 16% 16 1 1 1 2 21

Total 147 7 9 6 25 194

2 KPMM

Peringkat 1 KPMM ≥ 11% 123 6 6 6 22 163

Peringkat 2 9,5% ≤ KPMM < 11% 2 1 0 0 0 3

Peringkat 3 8% ≤ KPMM < 9,5% 3 0 0 0 1 4

Peringkat 4 6,5% ≤ KPMM < 8% 1 0 0 0 1 2

Peringkat 5 KPMM < 6,5% 18 0 3 0 1 22

Total 147 7 9 6 25 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 44 1 0 2 5 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 7 1 0 0 2 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 4 1 0 1 1 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 11 0 1 0 0 12

Peringkat 5 FDR < 84% 81 4 8 3 17 113

Total 147 7 9 6 25 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 81 7 3 5 12 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 5 0 0 0 0 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 3 0 0 0 1 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 4 0 0 0 0 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 54 0 6 1 12 73

Total 147 7 9 6 25 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 51 5 2 5 5 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 13 0 0 0 0 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 9 2 0 0 1 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 12 0 1 0 2 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 62 0 6 1 17 86

Total 147 7 9 6 25 194

Sumber: Data sekunder, diolah 2014

Page 31: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

31

Dari tabulasi silang di atas didapati bahwa ketika BPRS memiliki kepemiilikan

institusional tertinggi, yaitu sebesar ≥80%, proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROE

sebanyak 5 BPRS dan peringkat 5 ROE sebanyak 17 BPRS. Sedangkan ketika BPRS memiliki

kepemilikan institusional terendah, yaitu ≤20%, proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROE

sebanyak 51 BPRS dan peringkat 5 ROE sebanyak 62 BPRS. Kondisi ini disebabkan banyaknya

BPRS yang tidak memiliki kepemilikan institusional. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Sam’ani (2008), Sekaredi (2011) serta Widyati (2012) bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Ketika BPRS memiliki kepemilikan institusional tertinggi, yaitu ≥80%, kinerja keuangan

yang diwakili dalam rasio NPF, KPMM, FDR dan ROA bisa menjadi mencapai peringkat terbaik

akan tetapi bisa saja mencapai peringkat terburuk. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1

NPF sebanyak 17 BPRS dan peringkat 5 NPF sebanyak 2 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai

peringkat 1 FDR sebanyak 5 BPRS dan peringkat 5 FDR sebanyak 17 BPRS. Proporsi BPRS

yang mencapai peringkat 1 ROA sebanyak 12 BPRS dan peringkat 5 ROA sebanyak 12 BPRS.

Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROE sebanyak 5 BPRS dan peringkat 5 ROE

sebanyak 17 BPRS. Selanjutnya ketika BPRS memiliki kepemilikan institusional terendah, yaitu

antara ≤20%, kinerja keuangan yang diwakili dalam rasio NPF, KPMM, FDR dan ROA juga

bisa mencapai peringkat terbaik, akan tetapi bisa saja mencapai peringkat terburuk. Proporsi

BPRS yang mencapai peringkat 1 NPF sebanyak 86 BPRS dan peringkat 5 NPF sebanyak 16

BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 KPMM sebanyak 123 BPRS dan peringkat 5

KPMM sebanyak 18 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 FDR sebanyak 44 BPRS

dan peringkat 5 NPF sebanyak 81 BPRS. Proporsi BPRS yang mencapai peringkat 1 ROA

sebanyak 81 BPRS dan peringkat 5 ROA sebanyak 54 BPRS.

Dari hasil pengujian chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif

antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan yang diwakili dalam rasio NPF,

KPMM, FDR dan ROA. Ini berarti semakin tingginya kepemilikan institusional tidak dapat

menyebabkan semakin tingginya kemampuan BPRS dalam menangani kredit macet, kemampuan

permodalan dan aspek likuiditas BPRS. Dimungkinkan, pemisahan fungsi antara institusi

pemegang saham dan manajemen pada BPRS telah dilakukan dengan baik, sehingga kapasitas

institusi pemegang saham hanyalah sebatas memberikan modal bagi dan memberikan

pengawasan terhadap pencapaian profitabilitas dari pemanfaatan ekuitas BPRS. Institusi

Page 32: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

32

pemegang saham tidak turut campur dalam pengawasan terhadap kredit macet, kemampuan

permodalan, aspek likuiditas dan pencapaian profitabilitas dari segi pemanfaatan aset BPRS.

PENUTUP

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan telah ditemukan bahwa mekanisme corporate

governance berhubungan positif terhadap kinerja keuangan BPRS. Secara detail, mekanisme

corporate governance yang diwakili dewan direksi berhubungan positif terhadap kemampuan

BPRS dalam mengatasi tingkat kredit macet (NPF). Mekanisme corporate governance yang

diwakili kepemilikan manajerial berhubungan positif terhadap pencapaian profitabilitas dari

pemanfaatan aset dan ekuitas (ROA dan ROE). Mekanisme corporate governance yang diwakili

oleh kepemilikan institusional berhubungan positif terhadap pencapaian profitabilitas dari

pemanfaatan ekuitas (ROE).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sekaredi (2011),

Rusmaryati (2012) serta Andriyan dan Supatmi (2010) yang menyatakan bahwa mekanisme

corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun, hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sariningtyas (2011) yang menyatakan bahwa

mekanisme corporate governance tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Keseluruhan hasil penelitian Sariningtyas (2011) membuktikan telah terjadi asimetri informasi

yang mengakibatkan mekanisme good corporate governance tidak berperan meningkatkan

kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio ROA. Ketidak konsistenan antara hasil penelitian

terdahulu dimungkinkan karena terdapat perbedaan proksi pada variabel corporate governance

dan kinerja keuangan, serta perbedaan objek dan tahun penelitian.

Saran peneliti bagi BPRS, sebaiknya BPRS membatasi jumlah dewan direksi antara 5-6

orang karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa kinerja keuangan BPRS mencapai titik

maksimal pada saat dewan direksi berjumlah 5-6 orang Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada BPRS di Indonesia masih sangat

kecil. Bahkan sebagian besar BPRS yang menjadi sampel penelitian tidak memiliki kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional. Sebaiknya dewan komisaris dan direksi, serta institusi

meningkatkan kepemilikan sahamnya di BPRS, karena terbukti bahwa semakin tinggi

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional institusional, maka semakin tinggi pula

pencapaian profitabilitas dari pemanfaatan aset dan ekuitas (ROA dan ROE).

Page 33: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

33

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu periode pengamatan yang pendek dimana

dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 periode penelitian saja. Hal ini dikarenakan data

yang tersedia di website Bank Indonesia yang diperlukan dalam penelitian ini terbatas, hanya

data 2 tahun saja. Oleh karena itu diharapkan pada penelitian mendatang perlu untuk

memperluas periode penelitian untuk dapat menggambarkan hubungan mekanisme corporate

governance terhadap kinerja keuangan BPRS.

Page 34: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

34

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Rizky. 2012. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal.

Malang: Universitas Brawijaya.

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/.../431/376 (Diunduh pada tanggal 27 Mei

2014).

Andriyan, Okky dan Supatmi. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Volume 7 Nomor 2.

Ardianingsih, Arum dan Komala Ardiani. 2010. “Analisis Penaruh Struktur Kepemilikan

Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Pena, Volume 19 Nomor. 2.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Keempat). Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

Bank Indonesia. 1999. Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor 32/36/KEP/DIR/1999

Tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

_____________. 2001. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember

2001 tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan.

_____________. 2001. Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/15/PBI/2001 tentang Penetapan

Status Bank Perkreditan Rakyat dalam Pengawasan Khusus dan Pembekuan Kegiatan

Usaha.

_____________. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. 2006.

_____________. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 35: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

35

_____________. 2007. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbS tanggal 7 Desember

2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan

Prinsip Syariah.

_____________. 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tanggal 1 Juli 2009

tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Best, John. W. Metodologi Penelitian Pendidikan (Terjemahan oleh Sanapiah Faisal). Surabaya:

Usaha Nasional. 1982

Daniri, Mas Ahmad. Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks

Indonesia. 2005.

http://books.google.co.id/books/about/Good_corporate_governance.html?id=UQXtAAA

AMAAJ&redir_esc=y

Dhanis, R. P. S. U. 2012. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Diandono, Hudan. 2012. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang Masuk Kelompok Jakarta Islamic Index (JII)

Periode 2006-2011”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam NegeriSunan Kalijaga.

http://digilib.uin-suka.ac.id/7455/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

(Diunduh pada tanggal 5 Juni 2014).

Direksi Bursa Efek Jakarta. 2001. Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-

399/BEJ/07-2001 Tanggal 20 Juli 2001 tentang Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A

Huruf C.

Hutapea, Amanda Julita. 2013. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Sektor Perbankan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

tahun 2007-2011”. Skripsi. Semarang:Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/39909/1/HUTAPEA.pdf. (Diunduh pada tanggal 28 Oktober

2013).

Page 36: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

36

Indratno, Iman dan Rahmat Irwinsyah. 2008. “Aplikasi Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

dalam Perencanaan Wilayah dan Kota”. Jurnal PWK-48, Volume 9 Nomor 2.

Iyano. Chi-Square.

http://iyano.wordpress.com/2010/05/26/chi-square/ (Diakses pada tanggal 5 Juni 2014)

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corpotate Governance

Indonesia. Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

Melinda, Fong Ida dan Bertha Silvia Sutejo. 2008. “Interdependensi Kepemilikan Manajerial dan

Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan”. Manajemen & Bisnis, Volume

7, Nomor 2.

Muhaimin, Muhammad. BPR Syariah Fokus Melayani UKM, Usaha Mikro dan Kecil dengan

Prinsip Ekonomi Islam.

http://barrel22.blogspot.com/2013_02_01_archive.html (Diakses pada tanggal 11

Oktober 2013).

Ni’mah, Ulin. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang”. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

http://lib.unnes.ac.id/10662/4/12206.pdf (Diunduh pada tanggal 30 April 2014).

Noorizkie, Giska. 2013. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/40121/1/NOORIZKIE.pdf (Diunduh pada tanggal 21 Oktober

2013).

Nuh, Iqbal Sarayulus. 2013. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Perbankan

Syariah.

http://iqbalsarayulusnuh.wordpress.com/2012/02/13/b-penerapan-good-corporate-

governance-dalam-perbankan-syariah/ (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013).

Page 37: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

37

Nuryaman. 2009. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Mekansime

Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, Volume 6, Nomor 1.

Purwaningtyas, Frysa Pradita. 2011. “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance terhadap Nilai (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Tahun 2007-2009)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/29375/1/Skripsi012.pdf (Diunduh pada tanggal 19 Mei 2014).

Rahmayanti, Elvi. 2012. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Earnings Management dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011)”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis, Volume 3 Nomor 1.

Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998.

Lembaran Negara RI, No.10. Sekretariat Negara. Jakarta.

________________. 2008. Undang-Undang Tentang Perbankan Syariah Nomor. 21 Tahun 2008

Pasal 1 Angka 9. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rusmaryati, Dewi Ferina. 2012. “Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009-2011”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

http://eprints.uny.ac.id/8683/1/cover%20-08412141017.pdf (Diunduh pada tanggal 28

Oktober 2013).

Santoso, Ruddy Tri. 2012. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Bank Merger Di

Indonesia (Tahun 1998-2010)”. Research Project. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

http://ruddytrisantoso.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013).

Sam’ani. 2008. “Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Kinerja

Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2007”.

Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/18615/1/Sam%E2%80%99ani.pdf (Diunduh pada tanggal 28

Oktober 2013).

Page 38: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

38

Sariningtyas, Retno. 2011. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan yang Termasuk Dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Tahun 2005-2009”. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/15463 (Diakses pada tanggal

11 Mei 2014).

Sekaredi, Sawitri. 2011. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-2009)”. Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/28955/ (Diakses pada tanggal 21 Oktober 2013).

Syakhroza, Ahmad. 2002. “Mekanisme Pengendalian Internal dalam Melakukan Assessment

Pelaksanaan Good Corporate Governance”. Manajemen Usahawan. Nomor 08 Tahun

XXXI.

Wachyuni, Anggi Siska dan Dr. H. Nuryaman, S.E., M.Si. 2010. “Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi Dewan Komisaris Independen

Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama.

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/1155 (Diunduh pada tanggal

12 Oktober 2013)

Widiawati, Hestin Sri. 2011. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

(Studi Empiris pada Perbankan di Bursa Efek Indonesia)”. Thesis. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=25040 (Diunduh pada

tanggal 1 Juni 2014).

Widyati, Maria Fransisca. 2013. “Pengaruh dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan”. Jurnal Ilmu Manajemen

Volume 1 Nomor. 1.

Page 39: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

39

Wijayanti, Sri. 2012. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Pada Perudahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-

2011”. Skripsi Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/36154/ (Diunduh pada tanggal 13 Oktober 2013).

Yuzrizal. 2011. Tugas, Kewajiban, Kewenangan Serta Tanggungjawab Direksi, Komisaris dan

Wali Amanat.

http://myrizal-76.blogspot.com/2011/08/tugas-kewajiban-kewenangan-serta.html

(Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013)

Page 40: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

40

LAMPIRAN

Page 41: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

41

LAMPIRAN 1

Daftar BPRS yang Menjadi Sampel Penelitian

Provinsi Jawa Barat

No Nama BPRS Alamat

1 Artha Madani Jl. Industri No. 57 , Kp. Kongsi, Cikarang

2 Harta Insan Karimah Cibitung Jl. S. Hasanudin No. 60, Tambun

3 Amanah Ummah Jl. Raya Leuwiliang No. 1, Kec. Leuwiliang

4 Bina Rahmah Jl. Raya Babakan No.26, Dermaga, Bogor

5 Insan Cita Artha Jaya JL.Raya Parung Bogor No.107 Parung

6 Al Ihsan Jl. Jaksa Naranata No.3, Baleendah

7 Al Ma'soem Syari'ah Jl. Raya Rancaekek No.1, Bojong Loa, Rancaekek

8 Amanah Rabbaniah Jl. Raya Timur No.2, Pengkolan, Basyaran,

Bandung

9 PT BPRS Mitra Harmoni Kota Bandung Jl. Soekarno Hatta No.541 Bandung

10 Cipaganti Jl. Kolonel Masturi No. 33

11 Ishlalul Ummah Jl. Raya Cibabat No. 359, Cimahi

12 Al Barokah Jl. Proklamasi Blok A/9 Abadijaya, Sukmajaya

13 Al Hijrah Amanah Jl. Proklamasi No.25, Depok II Timur

14 Bina Amwalul Hasanah Jl. Cinere Raya Blok D No. 102 B, Cinere,

Kec.Limo

15 Artha Karimah Irsyadi Jl. Raya Jatiwaringin No. 7A, Pondok Gede

16 Harta Insan Karimah Bekasi Ruko Grand Mall Bekasi Blok A-11, Jl. J.

Sudirman

17 Kota Bekasi Ruko Mitra Pratama Blok G 2, Jl.Ir.H.Juanda,

Bekasi

Provinsi Banten

18 Muamalah Cilegon Jl. Temu putih No. 11A, Jombang Mesjid,

19 Mulia Berkah Abadi Jl. Raya Ceger No.97, Pondok karya, Pondok

Aren,

20 Cilegon Mandiri Cilegon Mandiri

21 Harta Insan Karimah Jl. Ciledug Raya No.88D, Cipadu, Kec. Ciledug

22 Musyarakah Ummat Indonesia Jl. Hasyim Azhari No.8, Pedurenan, Pondok

Pucung

Provinsi DKI Jaya

23 Hidayah Jl. Kresek raya No. 18, Duri, Kosambi,

Cengkareng

24 Cempaka Al Amin JL. Ulujami Raya No. 10 C

Page 42: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

42

Provinsi D.I Yogyakarta

25 Bangun Drajat Warga Jl. Gedongkuning Selatan No. 131, Bantul

30 Dana Hidayatullah Jl.Ngasem No.52 Kecamatan Kraton, Kota

Yogyakarta

29 Barokah Dana Sejahtera Jl. Sisingamangaraja No. 71, Mergangsan

28 Mitra Amal Mulia Jl. Godean KM 4 No. 19, Dudun Kajur, Nogotirto

26 Madina Mandiri Sejahtera Ruko Perwita Regency, Jl. Parangtritis KM 4,5

27 Danagung Syariah Jl. Magelang KM8, Sendangaji, Mlati

31 Mitra Harmoni Yogyakarta Jl Prof Yohanes No.36 Gondokusuman,

Yogyakarta

Provinsi Jawa Tengah

32 Asad Alif Jl. Sudagaran NO. 20, Sukorejo

33 Ben Salamah Abadi Jl. Ahmad Yani No.35, Purwodadi, Grobogan

34 Artha Mas Abadi Jl. Raya Pati - Tayu KM 19, Ds. Haturoyo,

Margoyos

35 Arta Leksana Ruko No. 7, Pasar Wangon

36 Bina Amanah Satria Jl. Pramuka No.219, Purwokerto, Banyumas

37 Khasanah Ummat Jl. Sunan Bonang No.27, Tambak Sari, Kembaran

38 Bumi Artha Sampang Jl. Tugu No. 39, Sampang

39 Gunung Slamet Jl Gatot Subroto No.91

40 Suriyah Jl. DI Panjaitan No. 47A Donan Cilacap 53222

41 Meru Sankara JL. Pemuda No.95 B Muntilan Magelang

42 Ikhsanul Amal JL. Yos Sudarso Barat No.8A, Gombong-

Kebumen

43 Al Mabrur JL. Raya Klaten-Solo KM.4, Klaten 57436

44 Dharma Kuwera Jl Sersan Sadikin, Girimulyo, Gergunung, Klaten

45 Sukowati Sragen Jl. Raya Sukowati No. 348, Sragen Wetan, Sragen

46 Mitra Harmoni Kota Semarang Jl. Majapahit No.170 B Gayamsari

47 Central Syariah Utama Jl. Gatot Subroto No. 192, Kratonan, Kec.

Serengan

48 Dana Amanah Jl. KH. Agus Salim No.18 Laweyan

49 Dana Mulia Jl. KH. Agus Salim No.10 Kelurahan Sondakan

Provinsi Jawa Timur

50 Amanah Sejahtera Jl. Raya Cerme Kidul 148, Cerme, Gresik

51 Annisa Mukti Kecamatan Waru, Sidoaerjo

52 Unawi Barokah Ruko Wadung Asri Permai B-7.Jl Raya Wadung

Asri 46

53 Sarana Prima Mandiri Jl. Agus Salim No. 20

54 Bhakti Haji Jl. Suropati No. 137 A, Bululawang, Malang

55 Bumi Rinjani Kepanjen Jl.Ahmad Yani No.130 Kepanjen

56 Daya Artha Mentari Jl. Jaksa Suprapto Dermo, Bangil, Pasuruan

Page 43: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

43

57 Untung Surapati Jl. Mangga 857 Kidul Dalem, Bangil, Pasuruan

58 Bumi Rinjani Probolinggo Jl. Jl.Raya Dringu No.110 Probolinggo

59 PT BPRS Rahma Syariah Jl Dr Wahidin No. 85 Kecamatan Gurah

60 Al Mabrur Babadan Jl. Soekarno hatta 317, Bnayudono, Ponorogo

61 Madinah Jl. Lamongrejo No.26 Lamongan

62 Situbondo Jl. PB. Sudrman No.39, Patokan, Situbondo

63 Bumi Rinjani Jl.Dadaprejo No.35 Junrejo, Batu

64 Bumi Rinjani Batu Jl. Dewi Sartika No10

65 Jabal Nur Jl. Wisma Pagesangan, Jambangan

66 Bumi Rinjani Malang Jl. Arif Margono No.32, Malang

67 Mitra Harmoni Kota Malang Jl. Ahmad Yani No.20 G, Blimbing, Kota Malang

68 Tanmiya Artha Jl. Sersan Suharmaji No. 38, Kediri

Provinsi NAD

69 Hareukat Jl. Masjid No. 18, Lambaro, Kec. Ingin Jaya

70 Tengku Chiek Dipante Jl. Sigli, Kembang Tanjung 2G, Kec. Simpang

Tiga

71 PT BPRS Rahmania Dana Sejahtera Jl T. Panglima Polem No.34 Kota Juang, Bieruen

72 Hikmah Wakilah Jl. T. Nyakarief 156E, Jeulengke, Kec.

Baiturrahma

Provinsi Sumatera Utara

73 Amanah Insan Cita Jl Willem Iskandar Komp MMTC blok AA-5

74 Puduarta Insani Jl. Pekan Raya NO.22, Tembung

75 Al-Yaqin Jl Sisimangaraja No 584, Perdagangan, Bandar

76 Amanah Bangsa Jl Medan KM 10.5 No 153, Pematang Siantar

77 Al Washliyah JL.Raya Bandung No.75 Sadewata Karang Tengah

Cianjur

78 Gebu Prima Jl. Utama No.2A. Kota Matsun III, Medan Kota

79 Oloan Ummah Sidempuan Komplek Ruko Anugerah Tetap Cemerlang Blok

B No 5,

Provinsi Sumatera Barat

80 Carana Kiat Andalas Jl. Raya Kapas Panji KM 3

81 Ampek Angkek Candung Tanjung Alam A.5 Balai, Ampek Angkek,

Bukittinggi

82 Haji Miskin Kanagarian pandai Sikek, Kec.X Koto, Tanah

Datar

83 Barakah Nawaitul Ikhlas Jl. KH Ahmad dahlan No. 7

Provinsi Riau

84 Berkah Dana Fadhilah Jl. Raya Pekanbau, Bangkinang KM 50, Airtiris

85 Hasanah Jl. Setiabudi No.23

Page 44: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

44

Provinsi Kep. Bangka Belitung

86 Bangka Gd. Piranti Gembira, Jl. J. Sudirman, Sungai Liat

Provinsi Lampung

87 Tanggamus Jl. Ir. Juanda No. 66, Kota Agung, Tanggamus

88 Lampung Timur Jl Raya Way Jepara, Labuhan Ratu I, Way Jepara

89 Way Kanan Jl Negara Tiuh Balak, Baradatu, Way Kanan,

Lampung

90 Metro Madani Jl. AH Nasution NO.123A, Yosorejo, Metro

Timur

Provinsi Kalimantan Selatan

91 Barkah Gemadana Jl. Ahmad yani KM 6700 No. 59, Kertak Hanyar

Provinsi Sulawesi Selatan

93 Dana Moneter Jl. Gunung BawakaraengNo.91A, Gowa

92 Surya Sejati Jl. H. Syamsoedin Dg. Ngerang No.18, Palleko

94 Niaga Madani Jl. Lanto daeng Pasewang No. 25 B

Provinsi Nusa Tenggara Barat

95 Tulen Amanah Jl. Raya Paok, Motong, Kec. Masbagik

96 Dinar Ashri Jl.Sriwijaya No.1 Mataram

97 Patuh Beramal Kompl. Pertokoan Mandalika Blok U No.31,

Sandubaya

Page 45: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

45

LAMPIRAN 2

Data Penelitian Tahun 2011

Provinsi Jawa Barat

No Nama BPRS Kab/Kota

Tahun 2011

Mekanisme CG Kinerja Keuangan

DKI

(%)

DD

(%)

KM

(%)

KI

(%)

NPF

(%)

KPMM

(%)

FDR

(%)

ROA

(%)

ROE

(%)

1 Artha Madani Kab. Bekasi 50 4 0 0 4.38 23.1 91.35 5.1 36.2

2 Harta Insan Karimah Cibitung Kab. Bekasi 0 5 0 6.3 10 117.86 115.84 -1.87 -8.7

3 Amanah Ummah Kab. Bogor 100 6 15.84 0 0.65 14.23 76.55 3.79 65.67

4 Bina Rahmah Kab. Bogor 50 6 0 0 6.51 0 0 0 0

5 Insan Cita Artha Jaya Kab. Bogor 0 6 0 0 27.87 32.18 91.5 -3.91 -105.12

6 Al Ihsan Kab. Bandung 0 3 0 37.4 14.33 17.78 78.57 13.3 88.91

7 Al Ma'soem Syari'ah Kab. Bandung 50 5 0 34.85 4.68 28.8 89.7 6.05 52.44

8 Amanah Rabaniah Kab. Bandung 50 7 0 9.88 5.79 16.18 83.5 2.37 15.52

9 PT BPRS Mitra Harmoni Kota

Bandung Kota Bandung 100 6 0 99.75 0 100 41.05 -16.34 -39.06

10 Cipaganti Kota Cimahi 33.33 6 0 0 0.49 11.46 58.54 1.05 7.01

11 Ishlalul Ummah Kota Cimahi 50 4 0 0 3.52 20 69.38 1.55 2.71

12 Al Barokah Kota Depok 0 6 0 0 3.98 0 0 0 0

13 Al Hijrah Amanah Kota Depok 0 4 0.89 0 47.22 31.36 131.51 0.55 0.69

14 Bina Amwalul Hasanah Kota Depok 50 5 0 0 16.21 17.93 82.38 0.64 4.79

15 Artha Karimah Irsyadi Kota Bekasi 50 6 3 0 1.39 18.44 85.94 4.94 74.09

Page 46: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

46

16 Harta Insan Karimah Bekasi Kota Bekasi 33.33 7 0 0 2.2 0.16 0.9 0.02 0.18

17 Kota Bekasi Kota Bekasi 100 4 0 100 52.14 39.42 124.24 31.59 123.76

Provinsi Banten

18 Muamalah Cilegon Kab. Serang 50 6 0 0 10.48 13.49 143.3 0.85 9.6

19 Mulia Berkah Abadi Kab. Tangerang 0 3 0 0 34.52 29 80.81 -6.25 -19.98

20 Cilegon Mandiri Kota Cilegon 100 4 0 100 14.87 7.25 145.54 1.03 2.3

21 Harta Insan Karimah Kota Tangerang 66.67 7 0 2.66 3.24 113.34 114.13 4.6 39.7

22 Musyarakah Ummat Indonesia Kota Tangerang 0 4 6.61 0 53.2 86 72.52 1.71 3.35

Provinsi DKI Jaya

23 Hidayah Wil. Jakarta

Barat 0 5 0 0 9.33 14.41 77.25 1.33 16.43

24 Cempaka Al Amin Wil. Jakarta

Selatan 50 5 0 0 9.72 25.76 89.99 32.36 8.41

Provinsi D.I. Yogyakarta

25 Bangun Drajat Warga Kab. Bantul 100 7 0 68 11.52 18 96.69 4.68 64.52

26 Madina Mandiri Sejahtera Kab. Bantul 0 7 0 0 3.73 8 80.95 2.9 54.28

27 Danagung Syariah Kab. Sleman 100 5 30 0 3.63 13.61 67.97 1.12 10.03

28 Mitra Amal Mulia Kab. Sleman 100 6 0 0 3.41 21.1 101.76 1.76 11

29 Barokah Dana Sejahtera Kota Yogyakarta 0 6 0 0 6.62 11.81 105.67 2.68 27.7

30 Dana Hidayatullah Kota Yogyakarta 50 6 15 0 5.28 15.35 82.35 13.8 199.91

31 Mitra Harmoni Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta 100 6 0 99.75 0 8 77.67 -11.44 -35.47

Provinsi Jawa Tengah

32 Asad Alif Kab. Kendal 33.33 7 0 0 7.51 210 90 120 85

33 Ben Salamah Abadi Kab. Grobogan 0 5 0 0 31.29 0 0 0 0

34 Artha Mas Abadi Kab. Pati 50 7 5 0 8.55 18.63 106 5.29 61.03

35 Artha Leksana Kab. Banyumas 0 6 0 0 4.71 22 75.41 2.2 21.04

36 Bina Amanah Satria Kab. Banyumas 0 7 0 0 7.93 18.89 75.33 3.39 32.12

Page 47: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

47

37 Khasanah Ummat Kab. Banyumas 0 8 0 0 6.66 18.78 70.5 11.35 117.07

38 Bumi Artha Sampang Kab. Cilacap 100 6 0 0 0 0 0 0 0

39 Gunung Slamet Kab. Cilacap 50 6 0 0 0 1 0 1 4

40 Suriyah Kab. Cilacap 100 6 0 0 2.57 14.37 110.2 5.79 45.32

41 Meru Sankara Kab. Magelang 0 5 10 0 0.61 12.46 75.13 -46.1 -213.69

42 Ikhsanul Amal Kab. Kebumen 0 5 0 0 8.63 15.4 86.5 2.94 51.03

43 Al Mabrur Kab. Klaten 66.67 7 0 0 5.14 13 73.8 0.7 7.6

44 Dharma Kuwera Kab. Klaten 0 6 0 0 0 0 0 0 0

45 Sukowati Sragen Kab. Sragen 100 6 2.78 83.34 4.13 19.04 91.76 3.59 30.05

46 Mitra Harmoni Kota Semarang Kota Semarang 100 6 0 99.75 0 20.72 62.66 -18.57 -133.01

47 Central Syariah Utama Kota Surakarta 33.33 5 0 0 7.97 19.79 136.78 -1.14 5.09

48 Dana Amanah Kota Surakarta 0 5 0 0 8.28 30 95.15 -4.4 -9.37

49 Dana Mulia Kota Surakarta 0 5 0 0 15.62 14.88 86.67 -1.37 -7.68

Provinsi Jawa Timur

50 Amanah Sejahtera Kab. Gresik 50 6 10.02 0 3.14 0 0 0 0

51 Annisa Mukti Kab. Sidoarjo 100 6 0 0 0.29 13.13 80.39 3.84 12.09

52 Unawi Barokah Kab. Sidoarjo 0 6 0 0 0.61 55.25 152.3 -11.55 -29.53

53 Sarana Prima Mandiri Kab. Pamekasan 0 6 0 0 4.62 12.62 77.26 0.19 2.14

54 Bhakti Haji Kab. Malang 0 6 0 0 8.2 32 71 2.2 10.2

55 Bumi Rinjani Kepanjen Kab. Malang 0 5 0 0 4.41 13.71 96.74 8.33 108.83

56 Daya Artha Mentari Kab. Pasuruan 50 6 0 16.08 7.06 13.57 90.53 3.26 34.35

57 Untung Surapati Kab. Pasuruan 50 4 0 98.5 11.67 16 77.26 0 0

58 Bumi Rinjani Probolinggo Kab. Probolinggo 0 4 0 0 10.46 15.57 53.11 0.99 10.84

59 PT BPRS Rahma Syariah Kab. Kediri 50 5 0 0 22.52 42.03 81.98 -0.71 -2.15

60 Al Mabrur Babadan Kab. Ponorogo 50 6 10.69 0 3.06 35.33 75.86 5.23 2052

61 Madinah Kab. Lamongan 100 6 0 0 3.81 20.45 93.8 -4.07 -18.57

62 Situbondo Kab. Situbondo 100 6 0 97.48 5.63 422.15 66.34 4.56 5.83

63 Bumi Rinjani Kota Batu 0 4 0 0 5.73 19.49 115.52 4.6 34.05

64 Bumi Rinjani Batu Kota Batu 100 5 0 0 2.71 14.49 19.75 3.07 21.29

Page 48: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

48

65 Jabal Nur Kota Surabaya 50 5 0 0 4.02 0.34 77.3 3.5 74.03

66 Bumi Rinjani Malang Kota Malang 100 4 0 0 8.4 21.62 137.32 -3.22 -22.4

67 Mitra Harmoni Kota Malang Kota Malang 100 6 0 99.75 0 41 83.79 -20.49 -71.27

68 Tanmiya Artha Kota Kediri 50 6 0 0 8.25 41 65.24 -0.64 -1.96

Provinsi NAD

69 Hareukat Kab. Aceh Besar 100 7 0 0 9.3 17 73.66 1.56 13.62

70 Tengku Chiek Dipante Kab. Pidie 0 7 0 0 12.3 15.94 98 -49.97 -348.09

71 PT BPRS Rahmania Dana Sejahtera Kab. Aceh

Jeumpa 50 5 0 41.5 13.66 31 75.49 17.52 33.6

72 Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh 0 6 0 0 9.44 9.44 64.94 2.04 20.95

Provinsi Sumatera Utara

73 Amanah Insan Cita Kab. Deli

Serdang 0 6 0 0 2.06 33.28 86 5.12 11.7

74 Puduarta Insani Kab. Deli

Serdang 66.67 7 0 55.5 1.4 0 0 0 0

75 Al Yaqin Kab. Simalungun 100 5 0 0 3 34.75 107.08 5.99 40.55

76 Amanah Bangsa Kab. Simalungun 50 7 0 0 0.23 15.29 109 1.37 47.4

77 Al Wasliyah Kota Medan 100 6 0 0 7.24 74.33 82.05 5.5 16.74

78 Gebu Prima Kota Medan 0 7 0 0 20.24 27 70.54 -2.2 -0.11

79 Oloan Ummah Sidempuan Kota Medan 100 6 0 0 0 0 0 0 0

Provinsi Sumatera Barat

80 Ampek Angkek Candung Kab. Agam 100 6 0 24.5 1.8 10.65 90.05 3.43 29.46

81 Carana Kiat Andalas Kab. Agam 100 6 0 0 3.22 0.2 66.72 -0.92 -8.72

82 Haji Miskin Kab. Tanah Datar 66.67 8 0 48.46 1.56 0 0 0 0

83 Barakah Nawaitul Ikhlas Kota Solok 100 6 0 0 3.55 20.16 0 0.98 4.17

Provinsi Riau

84 Berkah Dana Fadhilah Kab. Kampar 100 6 0 35.32 9.63 20 80 2.5 14.55

Page 49: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

49

85 Hasanah Kota Pekanbaru 100 4 0 46 5.34 0 0 0 0

Provinsi Bangka Belitung

86 Bangka Kab. Bangka 100 7 0 100 10.45 17.68 89.12 3.6 24.86

Provinsi Lampung

87 Tanggamus Kab. Tanggamus 100 6 0 99.81 2.26 106 77.93 2.76 4.75

88 Lampung Timur Kab. Lampung

Timur 100 4 0 97.56 5.06 54.53 4.36 3.1 11.1

89 Way Kanan Kab. Way Kanan 100 6 0 95 2.74 0 0 0 0

90 Metro Madani Kota Metro 0 6 0 0 2.4 16.62 63.79 5.67 73.83

Provinsi Kalimantan Selatan

91 Berkah Gemadana Kab. Banjar 0 6 0 0 9.62 30.31 59.52 3.09 16.19

Provinsi Sulawesi Selatan

92 Surya Sejati Kab. Takalar 0 5 12.08 24 24.91 17.25 175.57 3.61 30.07

93 Dana Moneter Kota Makassar 50 6 0 0 5.05 42.56 63.79 9.01 42.89

94 Niaga Madani Kota Makassar 0 5 0 0 5.82 7.75 20.89 3.31 47.78

Provinsi NTB

95 Tulen Amanah Kab. Lombok

Timur 33.33 8 0 0 8.99 0 0 0 0

96 Dinar Ashri Kota Mataram 50 5 0 0 1.36 30 1.36 6.1 28.26

97 Patuh Beramal Kota Mataram 50 6 0 63.33 3.7 27.53 74 6.01 25.35

Page 50: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

50

LAMPIRAN 3

Data Penelitian Tahun 2012

Provinsi Jawa Barat

No Nama BPRS Kab/Kota

Tahun 2012

Mekanisme CG Kinerja Keuangan

DKI

(%)

DD

(%)

KM

(%)

KI

(%)

NPF

(%)

KPMM

(%)

FDR

(%)

ROA

(%)

ROE

(%)

1 Artha Madani Kab. Bekasi 50 5 0 0 1.72 18 108.73 558 3867

2 Harta Insan Karimah

Cibitung Kab. Bekasi 50 6 0 6 2.6 32.87 106 7.21 24.84

3 Amanah Ummah Kab. Bogor 100 6 13.87 0 1.09 14.17 72.63 2.69 30.19

4 Bina Rahmah Kab. Bogor 50 6 0 0 4.8 24.79 112.13 2.53 13.75

5 Insan Cita Artha Jaya Kab. Bogor 100 3 0 0 21.77 44.93 60.15 -5.3 -130.46

6 Al Ihsan Kab. Bandung 0 3 0 37.4 10.13 14 68 2.31 14.2

7 Al Ma'soem Syari'ah Kab. Bandung 33.33 6 0 34.85 9.53 22.36 78.11 2.76 25.53

8 Amanah Rabaniah Kab. Bandung 50 7 0 9.88 9.94 13.17 82.58 3.24 10.57

9 PT BPRS Mitra Harmoni Kota

Bandung Kota Bandung 100 6 0 99.75 1.74 24 60.05 -15.01 -96.18

10 Cipaganti Kota Cimahi 33.33 6 0 0 4.55 11 72.65 0.02 0.24

11 Ishlalul Ummah Kota Cimahi 0 3 0 0 3.49 115 84.51 -5.42 -8.78

12 Al Barokah Kota Depok 0 6 0 0 6.12 0 0 0 0

13 Al Hijrah Amanah Kota Depok 0 4 0.85 0 31.38 34 122.23 0.51 1

14 Bina Amwalul Hasanah Kota Depok 0 3 0 0 11.47 17.65 101.32 0.76 5.54

15 Artha Karimah Irsyadi Kota Bekasi 50 5 3 0 2.43 19.18 85.53 4.51 82.2

Page 51: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

51

16 Harta Insan Karimah Bekasi Kota Bekasi 33.33 7 0 8.53 3.01 27 86 2.6 23.78

17 Kota Bekasi Kota Bekasi 100 5 0 100 53.88 52.31 0 -19.79 -74.21

Provinsi Banten

18 Muamalah Cilegon Kab. Serang 100 5 0 0 28.99 5 119 0.51 6.48

19 Mulia Berkah Abadi Kab. Tangerang 0 4 0 0 12.57 39 82 16.39 57.54

20 Cilegon Mandiri Kota Cilegon 100 4 0 100 10.81 112 456.39 6.74 14.56

21 Harta Insan Karimah Kota Tangerang 66.67 8 0 2.67 3.58 14.1 111.2 4.4 37.5

22 Musyarakah Ummat Indonesia Kota Tangerang 0 3 5 0 37.62 70.14 85 2.51 7.95

Provinsi DKI Jaya

23 Hidayah Wil. Jakarta Barat 0 5 0 0 30.54 9.3 71.42 -4.52 -63.54

24 Cempaka Al Amin Wil. Jakarta

Selatan 50 5 0 0 7.26 20.83 114 5.43 21.95

PProvinsi D.I. Yogyakarta

25 Bangun Drajat Warga Kab. Bantul 100 8 0 69 8.8 20.47 87.53 4.21 69.52

26 Madina Mandiri Sejahtera Kab. Bantul 0 7 0 0 3.88 14 89.36 2.44 37.01

27 Danagung Syariah Kab. Sleman 100 6 30 0 4.58 13 65.58 1.71 19.7

28 Mitra Amal Mulia Kab. Sleman 100 6 0 0 2.36 22.68 87.32 1.86 10.06

29 Barokah Dana Sejahtera Kota Yogyakarta 0 6 0 0 6.3 10.72 96.24 1.67 21.4

30 Dana Hidayatullah Kota Yogyakarta 50 6 28.25 0 7.9 13.85 87.57 7.7 117.43

31 Mitra Harmoni Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta 100 6 0 99.8 0.85 11.06 91.11 -1.53 -5.57

Provinsi Jawa Tengah

32 Asad Alif Kab. Kendal 33.33 5 0 0 10.26 14 98 2.3 18.5

33 Ben Salamah Abadi Kab. Grobogan 0 3 0 0 57.31 0 0 0 0

34 Artha Mas Abadi Kab. Pati 50 7 5 0 8.01 17.08 159.28 5.28 56.14

35 Artha Leksana Kab. Banyumas 50 6 6.78 0 3.95 19.6 63.66 2.39 20.39

36 Bina Amanah Satria Kab. Banyumas 0 7 0 0 4.15 14.17 80.1 3.12 33.86

Page 52: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

52

37 Khasanah Ummat Kab. Banyumas 0 8 0 0 4.08 18.9 53.85 14.58 230.92

38 Bumi Artha Sampang Kab. Cilacap 100 6 0 0 7.8 23.24 90.59 2.49 18.87

39 Gunung Slamet Kab. Cilacap 50 6 0 0 0.14 16.43 0 2.29 21.99

40 Suriyah Kab. Cilacap 100 6 2 0 2.86 13.28 112.8 2.81 53.1

41 Meru Sankara Kab. Magelang 50 6 10 0 4.14 16 79.26 -12.49 -97.07

42 Ikhsanul Amal Kab. Kebumen 0 5 0 0 13.25 19.16 68.06 1.93 31.02

43 Al Mabrur Kab. Klaten 66.67 7 0 0 6.09 12 76.52 3.48 34.93

44 Dharma Kuwera Kab. Klaten 0 6 0 0 1.7 0 0 0 0

45 Sukowati Sragen Kab. Sragen 100 6 7.41 75.31 4.32 14.53 96.33 4.78 47.02

46 Mitra Harmoni Kota Semarang Kota Semarang 100 6 0 99.75 1.53 11.83 78.45 -3.55 -40.56

47 Central Syariah Utama Kota Surakarta 33.33 5 0 0 16.11 23.14 76.7 -36.51 -202.26

48 Dana Amanah Kota Surakarta 0 5 0 0 7.79 19 117.43 -0.73 -2.36

49 Dana Mulia Kota Surakarta 0 5 0 0 6.34 13.03 91.68 1.45 11.02

Provinsi Jawa Timur

50 Amanah Sejahtera Kab. Gresik 50 6 10.02 0 13.33 12.19 123.1 2.88 63.83

51 Annisa Mukti Kab. Sidoarjo 100 6 0 0 0.07 0 0 0 0

52 Unawi Barokah Kab. Sidoarjo 0 6 0 0 0.87 45.93 126.71 -1.38 -4.44

53 Sarana Prima Mandiri Kab. Pamekasan 0 7 0 0 4.93 12.55 70.77 0 0

54 Bhakti Haji Kab. Malang 0 6 0 0 5.22 28 62.9 2.8 15.9

55 Bumi Rinjani Kepanjen Kab. Malang 50 5 0 0 2.93 14.89 84.25 7.2 101.16

56 Daya Artha Mentari Kab. Pasuruan 50 6 0 16.08 8.91 13.82 84.02 3.92 31.71

57 Untung Surapati Kab. Pasuruan 50 4 0 98.5 12.59 16.22 77.37 -13.9 -50.39

58 Bumi Rinjani Probolinggo Kab. Probolinggo 0 4 0 0 12.11 14.71 2.63 0.41 4.8

59 PT BPRS Rahma Syariah Kab. Kediri 50 6 0 0 9.96 39.62 78.45 -6.68 -19.21

60 Al Mabrur Babadan Kab. Ponorogo 0 5 9.12 0 2.7 47.43 81.68 4.89 13.51

61 Madinah Kab. Lamongan 100 6 0 0 3.9 23.09 108.92 6.6 22.76

62 Situbondo Kab. Situbondo 100 6 0 97.48 5.62 514.13 72.42 5.99 7.49

63 Bumi Rinjani Kota Batu 0 4 0 0 8.43 18.95 71.26 4.09 31.83

Page 53: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

53

64 Bumi Rinjani Batu Kota Batu 100 5 0 0 3.11 10.61 187.69 34.88 453.17

65 Jabal Nur Kota Surabaya 100 6 4.23 8.46 2.2 19.68 198.9 4.64 34.45

66 Bumi Rinjani Malang Kota Malang 100 4 0 0 6.59 23.31 149.9 1.39 6.23

67 Mitra Harmoni Kota Malang Kota Malang 100 6 0 99.75 0.07 19 96.93 -9.01 -76.4

68 Tanmiya Artha Kota Kediri 50 6 0 0 4.74 41 94 4.96 17.92

Provinsi NAD

69 Hareukat Kab. Aceh Besar 100 6 0 0 9.95 20 63.62 1.44 12.24

70 Tengku Chiek Dipante Kab. Pidie 0 6 0 0 16.79 13 106.14 -111 0

71 PT BPRS Rahmania Dana Sejahtera Kab. Aceh

Jeumpa 0 4 0 50.14 4.89 29 68.14 -2.15 -5.55

72 Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh 0 6 0 0 7.34 24 80.78 2.6 21.76

Provinsi Sumatera Utara

73 Amanah Insan Cita Kab. Deli

Serdang 0 6 0 0 0.81 39.04 79.75 0.93 2.1

74 Puduarta Insani Kab. Deli

Serdang 66.67 7 0 55.5 0.55 18.19 84 1.92 28.96

75 Al Yaqin Kab. Simalungun 100 4 0 0 1.18 27.12 166.4 4.33 40.25

76 Amanah Bangsa Kab. Simalungun 50 6 0 0 5.87 88.9 116 1.58 53.83

77 Al Wasliyah Kota Medan 100 5 0 0 8.14 59 56.5 -4.76 -32.04

78 Gebu Prima Kota Medan 0 6 0 0 12.94 22.45 61.78 -2.27 -13.2

79 Oloan Ummah Sidempuan Kota Medan 100 4 0 0 9.25 52.17 101.23 -13.17 -20.21

Provinsi Sumatera Barat

80 Ampek Angkek Candung Kab. Agam 100 6 0 17.82 2.37 11.18 90.45 2.5 26.03

81 Carana Kiat Andalas Kab. Agam 50 6 5.86 0 10.6 12.16 79.66 0.18 2.17

82 Haji Miskin Kab. Tanah Datar 66.67 8 0 48.46 2.76 17.35 83.41 0.22 2.29

83 Barakah Nawaitul Ikhlas Kota Solok 100 6 0 0 3.21 16.34 84.26 0.7 3.63

Provinsi Riau

Page 54: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

54

84 Berkah Dana Fadhilah Kab. Kampar 100 6 0 71.97 31.35 20 61.15 -5.2 -24.04

85 Hasanah Kota Pekanbaru 100 7 0 46 13.16 26 67.49 -1.88 -7.87

Provinsi Bangka Belitung

86 Bangka Kab. Bangka 100 6 0 100 12.15 19.13 73.9 4.35 37.35

Provinsi Lampung

87 Tanggamus Kab. Tanggamus 100 6 0 99.82 1.81 80 82.55 2.15 4.24

88 Lampung Timur Kab. Lampung

Timur 100 4 0 97.56 4.34 79 83.15 3.69 8.29

89 Way Kanan Kab. Way Kanan 100 5 0 98.43 1 38.78 125.31 11.85 55.49

90 Metro Madani Kota Metro 50 6 0 0 1.47 14.33 65.55 4.82 65.59

Provinsi Kalimantan Selatan

91 Berkah Gemadana Kab. Banjar 0 6 0 0 5.37 22.95 60.65 5.07 32.14

Provinsi Sulawesi Selatan

92 Surya Sejati Kab. Takalar 0 5 3.35 55.69 21.35 54.88 77.36 3.78 11.04

93 Dana Moneter Kota Makassar 50 6 0 0 7.49 37.5 131.62 0.21 1.68

94 Niaga Madani Kota Makassar 33.33 7 0 0 15.09 0 0 0 0

Provinsi NTB

95 Tulen Amanah Kab. Lombok

Timur 0 8 0 0 6.2 35 119.91 8.92 31.28

96 Dinar Ashri Kota Mataram 50 5 0 0 2.79 29 63.3 6 22.65

97 Patuh Beramal Kota Mataram 50 6 0 65 2.9 30.96 74.31 7.28 35.78

Page 55: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

55

Lampiran 4

Tabel Kontingensi Dewan Komisaris Independen dan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Dewan Komisaris Independen Total

0% 33% 50% 67% 100%

F0 Fe F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 30 37.608 4 6.464 28 27.619 8 4.701 44 37.608 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 11 11.546 4 1.985 11 8.479 0 1.443 9 11.546 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 7 5.278 1 0.907 4 3.876 0 0.660 4 5.278 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 3 2.639 1 0.454 2 1.938 0 0.330 2 2.639 8

Peringkat 5 NPF > 16% 13 6.928 1 1.191 2 5.088 0 0.866 5 6.928 21

Total 64 64 11 11 47 47 8 8 64 64 194

2 KPMM

(CAR)

Peringkat 1 CAR ≥ 11% 53 53.773 8 9.242 43 39.490 6 6.722 53 53.773 163

Peringkat 2 9,5% ≤ CAR < 11% 1 0.990 0 0.170 0 0.727 0 0.124 2 0.990 3

Peringkat 3 8% ≤ CAR < 9,5% 3 1.320 0 0.227 0 0.969 0 0.165 1 1.320 4

Peringkat 4 6,5% ≤ CAR < 8% 1 0.660 0 0.113 0 0.485 0 0.082 1 0.660 2

Peringkat 5 CAR < 6,5% 6 7.258 3 1.247 4 5.330 2 0.907 7 7.258 22

Total 64 64 11 11 47 47 8 8 64 64 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 16 17.155 2 2.948 12 12.598 2 2.144 20 17.155 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 2 3.299 1 0.567 2 2.423 0 0.412 5 3.299 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 1 2.309 0 0.397 3 1.696 0 0.289 3 2.309 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 5 3.959 1 0.680 4 2.907 1 0.495 1 3.959 12

Peringkat 5 FDR < 87% 40 37.278 7 6.407 26 27.376 5 4.660 35 37.278 113

Total 64 64 11 11 47 47 8 8 64 64 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 32 35.629 4 6.124 33 26.165 4 4.454 35 35.629 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 2 1.649 0 0.284 1 1.211 0 0.206 2 1.649 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 0 1.320 1 0.227 1 0.969 0 0.165 2 1.320 4

Page 56: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

56

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 2 1.320 0 0.227 1 0.969 0 0.165 1 1.320 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 28 24.082 6 4.139 11 17.686 4 3.010 24 24.082 73

Total 64 64 11 11 47 47 8 8 64 64 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 19 22.433 3 3.856 24 16.474 4 2.804 18 22.433 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 4 4.289 1 0.737 4 3.149 0 0.536 4 4.289 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 5 3.959 0 0.680 3 2.907 0 0.495 4 3.959 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 5 4.948 0 0.851 3 3.634 0 0.619 7 4.948 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 31 28.371 7 4.876 13 20.835 4 3.546 31 28.371 86

Total 64 64 11 11 47 47 8 8 64 64 194

Page 57: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

57

Lampiran 5

Tabel Kontingensi Dewan Direksi dan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Dewan Direksi Total

3 4 5 6 7 8

F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 1 4.701 9 13.515 17 22.918 68 53.474 13 14.691 6 4.701 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 0 1.443 3 4.149 9 7.036 15 16.418 6 4.510 2 1.443 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 2 0.660 6 1.897 1 3.216 4 7.505 3 2.062 0 0.660 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 1 0.330 1 0.948 3 1.608 1 3.753 2 1.031 0 0.330 8

Peringkat 5 NPF > 16% 4 0.866 4 2.490 9 4.222 3 9.851 1 2.706 0 0.866 21

Total 8 8 23 23 39 39 91 91 25 25 8 8 194

2 KPMM

(CAR)

Peringkat 1 CAR ≥ 11% 7 6.722 21 19.325 33 32.768 75 76.459 21 21.005 6 6.722 163

Peringkat 2 9,5% ≤ CAR < 11% 0 0.124 0 0.356 1 0.603 2 1.407 0 0.387 0 0.124 3

Peringkat 3 8% ≤ CAR < 9,5% 0 0.165 0 0.474 1 0.804 2 1.876 1 0.515 0 0.165 4

Peringkat 4 6,5% ≤ CAR < 8% 0 0.082 1 0.237 1 0.402 0 0.938 0 0.258 0 0.082 2

Peringkat 5 CAR < 6,5% 1 0.907 1 2.608 3 4.423 12 10.320 3 2.835 2 0.907 22

Total 8 8 23 23 39 39 91 91 25 25 8 8 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 1 2.144 10 6.165 13 10.454 20 24.392 6 6.701 2 2.144 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 0 0.412 1 1.186 1 2.010 7 4.691 1 1.289 0 0.412 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 0 0.289 0 0.830 2 1.407 2 3.284 2 0.902 1 0.289 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 2 0.495 0 1.423 4 2.412 4 5.629 2 1.546 0 0.495 12

Peringkat 5 FDR < 87% 5 4.660 12 13.397 19 22.716 58 53.005 14 14.562 5 4.660 113

Total 8 8 23 23 39 39 91 91 25 25 8 8 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 3 4.454 11 12.804 22 21.711 51 50.660 16 13.918 5 4.454 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 0 0.206 1 0.593 2 1.005 1 2.345 1 0.644 0 0.206 5

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 0 0.165 1 0.474 1 0.804 2 1.876 0 0.515 0 0.165 4

Page 58: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

58

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 0 0.165 1 0.474 0 0.804 3 1.876 0 0.515 0 0.165 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 5 3.010 9 8.655 14 14.675 34 34.242 8 9.407 3 3.010 73

Total 8 8 23 23 39 39 91 91 25 25 8 8 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 1 2.804 6 8.062 15 13.670 27 31.897 14 8.763 5 2.804 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 0 0.536 0 1.541 4 2.613 9 6.098 0 1.675 0 0.536 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 1 0.495 1 1.423 2 2.412 6 5.629 2 1.546 0 0.495 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 0 0.619 3 1.778 4 3.015 7 7.036 1 1.933 0 0.619 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 6 3.546 13 10.196 14 17.289 42 40.340 8 11.082 3 3.546 86

Total 8 8 23 23 39 39 91 91 25 25 8 8 194

Page 59: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

59

Lampiran 6

Tabel Kontingensi Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Kepemilikan Manajerial Total

KM ≤ 10% 10% < KM

≤ 20%

KM > 20%

F0 FE F0 FE F0 FE

1 NPF Peringkat 1 NPF ≤ 7% 107 108.124 5 4.113 2 1.763 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 34 33.196 0 1.263 1 0.541 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 16 15.175 0 0.577 0 0.247 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 7 7.588 1 0.289 0 0.124 8

Peringkat 5 NPF > 16% 20 19.918 1 0.758 0 0.325 21

Total 184 184 7 7 3 3 194

2 KPMM

(CAR)

Peringkat 1 CAR ≥ 11% 154 154.598 6 5.881 3 2.521 163

Peringkat 2 9,5% ≤ CAR < 11% 3 2.845 0 0.108 0 0.046 3

Peringkat 3 8% ≤ CAR < 9,5% 4 3.794 0 0.144 0 0.062 4

Peringkat 4 6,5% ≤ CAR < 8% 2 1.897 0 0.072 0 0.031 2

Peringkat 5 CAR < 6,5% 21 20.866 1 0.794 0 0.340 22

Total 184 184 7 7 3 3 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 50 49.320 2 1.876 0 0.804 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 10 9.485 0 0.361 0 0.155 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 6 6.639 0 0.253 1 0.108 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 12 11.381 0 0.433 0 0.186 12

Peringkat 5 FDR < 87% 106 107.175 5 4.077 2 1.747 113

Total 184 184 7 7 3 3 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 100 102.433 6 3.897 2 1.670 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 5 4.742 0 0.180 0 0.077 5

Page 60: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

60

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 3 3.794 0 0.144 1 0.062 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 4 3.794 0 0.144 0 0.062 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 72 69.237 1 2.634 0 1.129 73

Total 184 184 7 7 3 3 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 61 64.495 6 2.454 1 1.052 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 12 12.330 0 0.469 1 0.201 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 12 11.381 0 0.433 0 0.186 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 14 14.227 0 0.541 1 0.232 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 85 81.567 1 3.103 0 1.330 86

Total 184 184 7 7 3 3 194

Page 61: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

61

Lampiran 7

Tabel Kontingensi Kepemilikan Institusional dan Kinerja Keuangan

No. Kinerja Keuangan Kepemilikan Manajerial Total

KI ≤ 20% 20% < KI

≤ 40%

40% < KI

≤ 60%

60% < KI

≤80%

KI > 80%

F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE F0 FE

1 NPF Peringkat 1 NPF≤ 7% 86 86.381 2 4.113 6 5.289 3 3.526 17 14.691 114

Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10% 32 26.521 2 1.263 0 1.624 1 1.082 0 4.510 35

Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13% 9 12.124 1 0.577 0 0.742 1 0.495 5 2.062 16

Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16% 4 6.062 1 0.289 2 0.371 0 0.247 1 1.031 8

Peringkat 5 NPF > 16% 16 15.912 1 0.758 1 0.974 1 0.649 2 2.706 21

Total 147 147 7 7 9 9 6 6 25 25 194

2 KPMM

(CAR)

Peringkat 1 CAR ≥ 11% 123 123.510 6 5.881 6 7.562 6 5.041 22 21.005 163

Peringkat 2 9,5% ≤ CAR < 11% 2 2.273 1 0.108 0 0.139 0 0.093 0 0.387 3

Peringkat 3 8% ≤ CAR < 9,5% 3 3.031 0 0.144 0 0.186 0 0.124 1 0.515 4

Peringkat 4 6,5% ≤ CAR < 8% 1 1.515 0 0.072 0 0.093 0 0.062 1 0.258 2

Peringkat 5 CAR < 6,5% 18 16.670 0 0.794 3 1.021 0 0.680 1 2.835 22

Total 147 147 7 7 9 9 6 6 25 25 194

3 FDR Peringkat 1 FDR ≥ 93% 44 39.402 1 1.876 0 2.412 2 1.608 5 6.701 52

Peringkat 2 90% ≤ FDR < 93% 7 7.577 1 0.361 0 0.464 0 0.309 2 1.289 10

Peringkat 3 87% ≤ FDR < 90% 4 5.304 1 0.253 0 0.325 1 0.216 1 0.902 7

Peringkat 4 84% ≤ FDR < 87% 11 9.093 0 0.433 1 0.557 0 0.371 0 1.546 12

Peringkat 5 FDR < 87% 81 85.624 4 4.077 8 5.242 3 3.495 17 14.562 113

Total 147 147 7 7 9 9 6 6 25 25 194

4 ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% 81 81.835 7 3.897 3 5.010 5 3.340 12 13.918 108

Peringkat 2 1,215% < ROA ≤ 1,450% 5 3.789 0 0.180 0 0.232 0 0.155 0 0.644 5

Page 62: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

62

Peringkat 3 0,999% < ROA ≤ 1,215% 3 3.031 0 0.144 0 0.186 0 0.124 1 0.515 4

Peringkat 4 0,765% < ROA ≤ 0,999% 4 3.031 0 0.144 0 0.186 0 0.124 0 0.515 4

Peringkat 5 ROA ≤ 0,765% 54 55.314 0 2.634 6 3.387 1 2.258 12 9.407 73

Total 147 147 7 7 9 9 6 6 25 25 194

5 ROE Peringkat 1 ROE > 23% 51 51.526 5 2.454 2 3.155 5 2.103 5 8.763 68

Peringkat 2 18% < ROE ≤ 23% 13 9.851 0 0.469 0 0.603 0 0.402 0 1.675 13

Peringkat 3 13% < ROE ≤ 18% 9 9.093 2 0.433 0 0.557 0 0.371 1 1.546 12

Peringkat 4 8% < ROE ≤ 13% 12 11.366 0 0.541 1 0.696 0 0.464 2 1.933 15

Peringkat 5 ROE ≤ 8% 62 65.165 0 3.103 6 3.990 1 2.660 17 11.082 86

Total 147 147 7 7 9 9 6 6 25 25 194

Page 63: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

64

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eriza Mayang Kusuma

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 28 Agustus 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi, Berat Badan : 165 Cm, 53 Kg

Agama : Kristen

Alamat : Perumahan Apacinti Sejahtera Blok AJ-189-190 Lemahireng,

Kec. Bawen, Kab. Semarang

Email : [email protected]

Pendidikan : PG Budi Luhur, Yogyakarta (1995-1996)

TK Indriyasana, Yogyakarta (1996-1997)

TK Negeri 2, Yogyakarta (1997-1998)

SDN Gedongkuning 3, Yogyakarta (1998-2003)

SDN Harjosari 1, Kab. Semarang (2003-2004)

SMP Negeri 1 Bawen, Kab. Semarang (2004-2007)

SMA Negeri 1 Bergas, Kab. Semarang (2007-2010)

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (2010-2014)

Pengalaman : Panitia Dies Natalis Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana, Kegiatan FEB Meet Parents (2011)

Panitia Kegiatan Accounting in Togetherness and Motivation

(ACTION) 2012

Panitia Kegiatan Social Evening Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Leading Economic

Generation LEGEND (2012)

Asisten Dosen Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah

1 (Semester Genap 2012 dan Semester Antara 2012)

Asisten Dosen Mata Kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi

(Semester Antara 2012)

Asisten Dosen Mata Kuliah Pengantar Akuntansi (Semester

Page 64: Hubungan Mekanisme Corporate Governance terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5864/3/T1_23201060_Full... · (BPRS) dapat memberikan ... keuangan suatu perusahaan yang

65

Gasal 2013-2014)

Asisten Dosen Mata Kuliah Laboratorium Pengauditan

(Semester Gasal 2013-2014)