hubungan manusia dalam sdm

Upload: irwandi-hutbah

Post on 07-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    1/13

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hubungan yang baik antara majikan dengan pekerja akan meningkatkan

    produktifitas suatu perusahaan. Hal inilah yang disebut hubungan manusia dalam

    sumber daya manusia. Suatu perusahaan harus memelihara hubungan yang baik

    diantara semua pihak yang berkaitan.

    Maka dari itu akan digambarkan tentang materi hubungan manusia pada

    makalah ini. Selain itu latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagai salah

    satu tugas kelompok yang kemudian akan digabungkan dengan berbagai materi

    lain yang menjadi makalah besar dari suatu kelompok tadi. Tugas yang di berikan

    kepada mahasiswa/i program studi Pendidikan Manajemen Perkantoran dalam

    memenuhi kriteria pemberian nilai mata kuliah Manajemen Sumber Daya

    Manusia.

    B. Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

    berkenaan dengan konsep hubungan manusia di dalam sudut pandang SDM.

    Sehingga dapat diharapkan pembaca dapat memahami teori tentang Hubungan

    Manusia dengan jelas.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    2/13

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    3/13

    3

    Dapat dipicu hasil temuan Hawthom maka dilakukan riset lanjutan

    terhadap faktor sosial dan cara individu bereaksi terhadapnya. Temuan dari kajian

    ini menemukan bahwa kebutuhan karyawan harus dipahami dan ditindaklanjuti

    oleh manajemen agar mereka merasa senang bekerja, puas dan produktif.

    Komunikasi antara para karyawan dan penyelianya dibina karena adanya

    kebutuhan iklim kerja yang lebih partisipatif. Cara ini ternyata dapat

    meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.

    B. Pemeliharaan Hubungan Antar Manusia Dalam SDM

    Salah satu hubungan antara majikan dengan para karyawan diperusahaan

    disebut hubungan kerja atau hubungan manusia, atau biasa juga disebut hubungan

    Industrial Peace.

    Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan prose

    manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang

    serasi dan harmonis antara majikan dan pekerja yang terdapat dalam organisasi

    usaha itu mutlak harus ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua

    pihak petaruh pada organisasi usaha bersangkutan. Kalau kurang berhasil

    memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi

    banyak pihak, terutama bagi pihak majikan dan pekerja-pekerja yang

    bersangkutan.

    Dalam pembahasan ini istilah hubungan manusia digunakan dalam

    pengertian umum sebagai hubungan formal yang terdapat antara majikanatau

    kelompok majikan dengan pekerja atau istilah tersebut akan digunakan saling

    bergantian tanpa mengurangi makna dan isi yang terkandung didalamnya.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    4/13

    4

    Hubungan itu biasanya dilakukan secara tertulis ataupun lisan asalkan kedua belah

    pihak secara jujur melaksanakan kewajibandan hak masing-masing selaku mitra

    kerja.

    Karyawan atau pekerja harus dihormati selaku mitra kerja dan bukan

    sebagai budak belian seperti pada zaman penjajahan dengan kerja rodi secara

    paksa. Saling menghormati antara majikan dan pekerja untuk melaksanakan tugas,

    kewajiban dan hak masing-masing pihak yang berhubungan kerja adalah nilai-

    nilai yang harus dijunjung tinggi dan merupakan filosofi Hubungan Industrial

    Pancasila.

    C. Pihak-Pihak Yang Berhubungan dalam Hubungan Manusia

    SDM

    Banyak pihak yang berhubungan dalam hubungan manusia dalam SDM,

    yaitu pihak-pihak-pihak yang berkepentingan pada organisasi usaha untuk

    mencapai tujuan dan berbagai sasarannya masing-masing. Pihak-pihak yang

    berkepentingan itu dikenal dengan istilah stake holders. Dikatakan pihakyang

    berkepentingan karena setiap pihak itu mempertaruhkan sesuatu pada organisasi

    itu, yaitu:

    Pertama : Manajemen yang dalam organisasi niaga modern biasanya

    merupakan kelompok profesional yang bukanbukan lagi pemilik

    organisasi mempertaruhkan waktu, pengetahuan, keahlian,

    keterampilan dan reputasi profesionalnya, bukan hanya demi

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    5/13

    5

    kepentingan organisasi yang dipimpinnya akan tetapi juga demi

    kepentingan yang lebih luas.

    Kedua : Para anggota organisasi yang dengan pememfaatan waktu,

    pengetahuan, keterampilan dan tenaga melakukan tugas-tugas

    yang dipercayakan orgaisasi kepedanya dengan harapan bahwa

    dengan jalur itulah jenis kebutuhannya dapat terpenuhi dengan

    memuaskan.

    Ketiga : Para pemilik modal dan pemegam saham bagi organisasi niaga

    yang telah menanamkan saham sebagian dari hartanya dalam

    organisasi dengan harapan bahwa modal yang ditanam itu secara

    kontinu akan memberikan layak baginya.

    Keempat : Kelompok tertentu di masyarakat yang menjadi konsumen

    barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi dan

    mengharapkan bahwa penyediaan barang atau jasa tersebut tidak

    mengalami gangguan.

    Kelima : Para pemasok bahan baku atau bahan penolong yang diperlukan

    oleh organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa.

    Keenam : Para distributor dan agen. Telah dimaklumi bahwa pada

    umumnya organisasi niaga tidak menjual barang atau jasa yang

    dihasilkan langsung kepada konsumen. Oleh karena itu

    distributor atau agen itupumn mempertaruhkan kepentingannya

    dalam kepentingan organisasi.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    6/13

    6

    Ketujuh : Jajaran pemerintah. Setelah kita ketahui, pemerintah mempunyai

    hak, wewenang dan tanggungjawab untuk meningkatkan mutu

    hidup dari seluruh warganya. Oleh karena itu pemerintah juga

    sangat berkepentingan dalam keberhasilan organisasi yang

    terdapat dalam masyarakat.

    D. Tahap-Tahap dalam Hubungan Manusia SDM

    Hubungan industrial dalam suatu organisasi pada umumnya dapat

    digolongkan kepada lima tahap, yaitu:

    a. Tahap konflik

    Jika sifat hubungan kerja antara pekerja dan manajemen berada pada tahap

    ini, yang terjadi ialah bahwa manajemen berusaha sedapat mungkin untuk

    mencegah masuknya para pekerja menjadi anggota serikat pekerja. Dalam hal

    demikian, tidak mustahil apabila manajemen memberhentikan biasanya dengan

    alasan yang dicari-cari atau memasukan dalam daftar hitam siapa saja diantara

    para pekerja yang menunjukan minat memasuki suatu organisasi serikat pekerja.

    Hal ini tentunya menimbulkan konflik. Dalam tahap ini manajemen

    akanmenolakuntuk berhubungan dengan para wakil serikat pekerja yang datang

    kepadanya.

    Pada tahap ini dalam hal timbulnya pertikaian perburuhan yangserius

    antara manajemen dengan para pekerja, manajemen akanmengambil semua

    langkah yang dapat diambilnya agar pertrikaian yang tidak terselesaikan dengan

    perundingan langsung jangan sampai berakhir dengan pemogokan.

    b. Tahap pengakuan eksistensi

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    7/13

    7

    Pada tahap ini manajemen membiarkan dan mengakui adanya serikat

    pekerja dalam organisasiyang dipimpinnya, meskipun sebenarnya disertai oleh

    sikap terpaksa. Artinya, manajemen memang mau berhubungan dengan para

    wakil serikat pekerja untuk membicarakan hal-hal yang merupakan sumber

    pertikaian dalam hubungan industrial, akan tetapi tidak dengan sikap yang ikhlas.

    Seandainya ada pilihan lain, manajemen akan tetap memilih untuk tidak

    berhubungan dengan serikat pekerja dalam menyelesaikan pertikaian yang timbul.

    c. Tahap negoisasi

    Tahap ini pun bukanlah tahap yang didambakan dalam menumbuhkan dan

    memelihara hubungan industrial yang serasi. Dikatakan demikian karena pada

    tahap ini, manajemen tetap memandang serikat pekerja sebagai faktor penghalang

    dalam hubungan kerja antara manajemen dan para pekerja.

    Jika terjadi pertikaian dengan para pekerja, negoisasi akan cenderung

    keras karena masing-masing pihak akan memprtahankan pendirian dan haknya

    secara gigih. Dalam situasi demikian, tidak mustahil bahwa manajemen akan

    berusaha mencari tenaga kerja sementara untuk menggantikan tenaga kerja yang

    ada, tetapi tidak produktif karena, misalnya melakukan pemogokan. Tindakan

    yang mungkin ditempuhnya ialah misalnya, menyerahkan kegiatan produksi atau

    jasa yang biasanya dihasilkan kepada organisasi lain untuk sementara waktu

    selama pemogokan berlangsung.

    d. Tahap akomodasi

    Dalam hubungan industrial yang sifatnya akomodatif, tidak berarti bahwa

    manajemen menyukai kehadiran serikat pkerja dalam organisasi. Oleh karenanya

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    8/13

    8

    manajemen belum tentu bersedia untuk memberikan kesempatan kepada pimpinan

    pekerja untuk memperkuat kedudukannya dikalangan para pekerja. Akan tetapi

    pada tahap ini manajemen pada umumnya menyadari bahwa serikat pekerja dapat

    memainkan peranan yang positif dalam organisasional para pekerja seperti dalam

    rangka penegakan disiplin dan dalam mengarahkan prilaku para karyawan

    sedemikian rupa sehingga terjali ubungan kerja yang baik antara pekerja dengan

    manajemen.

    e. Tahap kerja sama

    Tahap kerja sama merupakan tahap yang paling maju dan paling ideal

    dalam hubungan industrial. Pada tahap ini serikat pekerja turut serta secara aktif

    dalam peningkatan efisiensi, evektifitas, produktivitas dan semangat kerja para

    karyawan. Kerja sama didasarkan pada dua asumsi, yaitu:

    Pertama : kedua belah pihak sama-sama memperoleh keuntungan bila

    organisasi meraih berbagai keberhasilan.

    Kedua : para karyawan berada pada posisi yang memungkinkan merka

    mengamati dan mengetahui proses produksi yang terjadi serta

    dapat mendeteksi berbagai kelemahan dalam proses produksi

    itu serta dapat pula memberikan saran-saran tentang cara untuk

    mengatasinya

    E. Sikap Mental dan Sikap Sosial

    Dalam usaha mewujudkan pokok pikiran dan tujuan hubungan manusia

    diperlukan adanya pengembangan dari suatu sikap mental dan sikap sosial.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    9/13

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    10/13

    10

    perbedaan kepentingan tentang upah ini yang sangat riskan menimbulkan

    persilihan, maka tentang pengupahan ini ini harus tetap dikendalikan dengan dasar

    upah minimum regional.

    2. Masalah permintaan/penawaran tenaga kerja dengan keterbatasan lowongan

    kerja

    3. Masalah pemogokan

    Walaupun pemogokan disebut sebagai hak dari pekerja tetapi pemogokan

    itu dapat merusak hubungan pengusaha dan pekerja dan merugikan produktivitas

    nasional. Oleh sebab itu pemogokan harus dihindari dan kalau sempat terjadi

    perlu dengan segera dituntaskan.

    G. Hubungan Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja Karyawan

    (oleh Denny,Jurnal Manajemen, Minggu 25 November 2007)

    Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas

    orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-

    kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan

    manusiawi. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi

    dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga

    tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya

    produktivitas kerja karyawan (Robbins, 2002 : 181).

    Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas

    orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-

    kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    11/13

    11

    manusiawi. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi

    dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga

    tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya

    produktivitas kerja karyawan (Robbins, 2002 : 181).

    Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.

    Umumnya kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan

    memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat

    karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka (Robbins, 2002 :

    181).

    Partisipasi dalam pengambilan keputusan kepemimpinan khususnya pada

    kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan

    manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta menurunkan

    ketergantungan terhadap pemimpin (Supardi, dkk, 2002 : 76).

    Dengan demikian dapat dikatakan kepemimpinan sangat erat hubungannya

    dengan kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan yang memperoleh respon

    positif dari karyawan cenderung akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan,

    demikian bila terjadi sebaliknya.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    12/13

    12

    BAB III

    KESIMPULAN

    Salah satu segi hubungan antara organisasi dengan para anggotanya

    menyangkut apa yang lazim dikenal dengan istilah hubungan manusia atau

    hubungan industrial. Pemeliharaan hubungan yang serasi dan harmonis antara

    manajemen dengan para pekerja yang terdapat dalam organisasi mutlak perlu

    ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan semua pihak yang telah

    mempertaruhkan kepentingannya dalam organisasi. Kekurangberhasilan

    memelihara hubungan yang serasi dan harmonis itu akan merugikan banyak pihak

    dan tidak terbatas hanya pada pihak manajemen dan para pekerja saja.

    Jadi istilah hubungan manusia dalam artian umum, yaitu hubungan formal

    yang terdapat antara manajemen dan kelompok pekerja yang terdapat dalam suatu

    organisasi. Istilah lain dengan makna yang sama adalah hubungan kerja atau

    hubungan industrial.

  • 8/6/2019 hubungan manusia dalam sdm

    13/13

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    P. Siagian, Prof. Dr. Sondang. (2007). MPA: Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Bumi Aksara

    S. P. Hasibuan, Drs. H. Malayu. (2006). Manajemen SDM. Jakarta: PT BumiAksara

    Teguh, Ambar. dkk. (2003). Manajemen SDM, Konsep dan Pengembangan

    Dalam Konteks Organisasi Publik. Yogjakarta: Graha IlmuYogjakarta.

    Wahyudi, Drs. Bambang. (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:

    Suta

    www.google.co.id.Jurnal Manajemen , olehDenny, Minggu 25 November 2007

    http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/