hubungan kualitas pelayanan gawat darurat …repository.ub.ac.id/948/1/melli%c2%a0anggraeni.pdf ·...

103
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI IGD RSI UNISMA MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh : Melli Anggraeni NIM 135070207113018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT TERHADAP

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN

DI IGD RSI UNISMA MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

Melli Anggraeni

NIM 135070207113018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT TERHADAP

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI

IGD RS UNISMA

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

Melli Anggraeni

NIM 135070207113018

Menyetujui untuk diuji:

Pembimbing-I

Ns. Dewi Kartikawati N, MPH

NIP. 197906162005022010

Pembimbing-II

Ns. Ikhda Ulya, S.Kep., M.Kep

NIP. 2010038505172001

Page 3: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya tugas akhir dengan judul “Hubungan Kualitas

Pelayanan Gawat Darurat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna

BPJS Kesehatan di IGD RSI UNISMA Malang” dapat terselesaikan dengan

baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat diselesaikan berkat

bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes, selaku Dekan FK UB yang telah memberikan izin

dalam melaksanakan proses penelitian di FK UB.

2. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Ilmu Keperawatan yang telah

memberikan izin dalam proses penelitian.

3. Dr. Asti Melani Astrati, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat., selaku Ketua Program Studi

S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah

membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang

peneliti perlukan dalam menyusun tugas akhir.

4. Ns. Dewi Kartikawati N, MPH, selaku pembimbing I yang telah dengan sabar

memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

5. Ns. Ikhda Ulya, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan arahan dengan sabar dalam membimbing penulis.

Page 4: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

iv

6. Ns. Mukhamad Fathoni, MNS, selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran, arahan, dan bimbingan sehingga seminar tugas akhir dapat terlaksana

dengan lancar.

7. Pihak RSI UNISMA Malang yang sudah memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

8. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir FKUB, yang telah membantu

melancarkan urusan administrasi, sehingga penulis dapat melaksanakan

Tugas Akhir dengan lancar.

9. Yang tercinta Ibunda Kuntik Anah, Ayahanda Munari dan Yocta Nur Rahman

serta seluruh keluarga atas segala do’a, dukungan dan kasih sayangnya.

10. Ciwi-ciwiku, Princess Ulfa, Dek Priska, Kak Mira, Nak Tika, Iftitah dan Kak

Elok serta seluruh teman PSIK Kediri yang telah memberikan doa, dukungan,

dan saran.

11. Semua pihak yang terkait dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa

penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi

peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun di

kemudian hari.

Malang, 12 Juni 2017

Penulis,

Melli Anggraeni

Page 5: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

v

ABSTRAK

Anggraeni, Melli. 2017. Hubungan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan di IGD RSI UNISMA Malang. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) Ns. Dewi Kartikawati, S.Kep, MPH (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep, M.Kep.

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mengakibatkan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit terutama pada pelayanan gawat darurat. Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut adalah dengan cara memenuhi kebutuhan pasien sebagai strategi utama yang berorientasi pada kepuasan pasien terutama pasien BPJS Kesehatan yang merupakan salah satu dari program Indonesia Sehat 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan studi cross sectional. Penentuan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling, sebanyak 144 responden. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman’s Rho dengan p-value 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,810. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS termasuk dalam kategori sangat kuat. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa dengan kualitas pelayanan gawat darurat yang baik maka akan meningkatkan kepuasan pasien. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA. Oleh karena itu, disarankan kepada rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat, sehingga tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan tetap terjaga dengan baik.

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Gawat Darurat, Tingkat Kepuasan Pasien, BPJS Kesehatan.

Page 6: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

vi

ABSTRACT

Anggraeni, Melli. 2017. Relationship of Emergency Service Quality Toward The Level of Patients' Satisfaction on BPJS of Health in IGD RSI UNISMA Malang. Final Assignment, Nursing Science Program, Faculty of Medicine, University Brawijaya. Consultant: (1) Ns. Dewi Kartikawati, S.Kep, MPH, (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep, M.Kep.

The increasing of the society's awareness will be important what the health causes the demand of health service quality increase in the Hospital especially at the emergency service. One of the efforts to anticipate the situation is by full filling the patients' need as the special strategy that orientates at the patients' satisfaction particularly BPJS of health's patients as one of BPJS Indonesian health program in 2010. This research tends to analyze the service quality relationship of Emergency toward the level of the patients' satisfaction on BPJS of health in RSI UNISMA. The research design that is used is correlative description on the approach of study cross sectional. The sample determination uses the technique of purposive sampling amount to 144 respondents. The data analysis uses the statistics test of Spearman on the p _ value of 0, 000< 0, 05 and coefficient value of correlation is amount to 0,810. The correlation Value shows that the relationship between the service quality of emergency and the level of the patients' satisfaction on BPJS included in the very strong category. The positive relationship direction shows that the service quality of good emergency will increase the patients' satisfaction. It is concluded that there is the relationship in the service quality of emergency toward the level of patients' satisfaction on BPJS of health in RSI UNISMA. Therefore, it is suggested to the Hospital to improve the service quality of emergency to the level of patients' satisfaction especially BPJS' patients remain to keep well.

Key Words: Emergency Service Quality, Level of Patients' Satisfaction, BPJS of Health

Page 7: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 8

1.3 Tujuan ............................................................................................... 8

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 8

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 8

1.4 Manfaat ............................................................................................. 9

1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................ 9

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10

2.1 Konsep IGD ....................................................................................... 10

2.1.1 Definisi IGD .............................................................................. 10

2.1.2 Prinsip Umum IGD ................................................................... 10

2.1.3 Tujuan Pelayanan IGD ............................................................. 12

2.1.4 Klasifikasi Pelayanan IGD ........................................................ 12

2.1.5 Indikator IGD ............................................................................ 15

2.1.6 Alur Pelayanan IGD .................................................................. 15

2.2 Konsep BPJS Kesehatan ................................................................. 17

2.2.1 Definisi BPJS Kesehatan .......................................................... 17

2.2.2 Visi dan Misi BPJS Kesehatan ................................................ 17

2.2.3 Manfaat BPJS Kesehatan ........................................................ 19

Page 8: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

viii

2.2.4 Iuran BPJS Kesehatan ............................................................. 20

2.2.5 Fasilitas BPJS Kesehatan ........................................................ 21

2.2.6 Pelayanan Gawat Darurat dengan BPJS Kesehatan ................ 23

2.2.6.1 Fasilitas Pelayanan Gawat Darurat dengan

BPJS Kesehatan .......................................................... 23

2.2.6.2 Prosedur Pelayanan Gawat Darurat dengan

BPJS Kesehatan ......................................................... 24

2.3 Konsep Kualitas Pelayanan ............................................................... 25

2.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan ...................................................... 25

2.3.2 Definisi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat .............................. 26

2.3.3 Klasifikasi Kegawatdaruratan Pasien ........................................ 27

2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Gawat Darurat ......................................................................... 28

2.3.5 Dimensi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat ............................. 29

2.4 Konsep Tingkat Kepuasan Pasien ..................................................... 33

2.4.1 Definisi Kepuasan Pasien ......................................................... 33

2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ........................ 34

2.4.3 Manfaat Pengukuran Kepuasan Pasien ................................... 35

2.4.4 Klasifikasi Kepuasan Pasien..................................................... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................. 37

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 37

3.2 Deskripsi Kerangka Konsep .............................................................. 38

3.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 39

4.1 Desain dan Rancangan Penelitian .................................................... 39

4.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ........................................... 39

4.2.1 Populasi Penelitian .................................................................. 39

4.2.2 Sampel Penelitian ................................................................... 39

4.2.3 Tehnik Sampling ....................................................................... 41

4.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 41

4.3.1 Variabel Independen ................................................................ 41

4.3.2 Variabel Dependen ................................................................... 41

Page 9: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

ix

4.4 Definisi Operasional .......................................................................... 42

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 44

4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 44

4.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas ............................................................. 46

4.7.1 Uji Validitas ............................................................................. 46

4.7.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 47

4.8 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 48

4.9 Analisis Data ..................................................................................... 49

4.9.1 Pre Analisa .............................................................................. 49

4.9.2 Analisa Data ............................................................................ 50

4.10 Etika Penelitian................................................................................ 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .................................... 53

5.1 Data Umum Karakteristik Respon ..................................................... 53

5.1.1 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

5.1.2 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Usia ................. 54

5.1.3 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pendidikan ....... 55

5.1.4 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan ........ 56

5.1.5 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Kelas BPJS ..... 57

5.2 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 58

5.2.1 Gambaran Kualitas Pelayanan Gawat Darurat ......................... 58

5.2.2 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien BPJS ............................. 59

5.2.3 Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Dengan

Tingkat Kepuasan Pasien BPJS .............................................. 61

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 63

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 63

6.1.1 Karakteristik Responden ......................................................... 63

6.1.2 Kualitas Pelayanan Gawat Darurat .......................................... 65

6.1.3 Tingkat Kepuasan Pasien BPJS .............................................. 71

6.1.4 Hubungan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Terhadap

Tingkat Kepuasan Pasien BPJS .............................................. 73

Page 10: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

x

6.1.5 Implikasi Keperawatan ............................................................ 75

6.1.5.1 Ilmu Keperawatan ........................................................ 76

6.1.5.2 Praktek Keperawatan ................................................... 76

6.1.6 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 77

BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 78

7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 78

7.2 Saran ................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

Page 11: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi IGD ............................................................................. 12

Tabel 4.4 Definisi Operasional .................................................................... 42

Tabel 4.6 Kisi-Kisi Kuesioner ...................................................................... 44

Tabel 5.1 Ditribusi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat ................................. 58

Tabel 5.2 Distribusi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat

Berdasarkan 5 Dimensi ............................................................... 58

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS .................................. 59

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Berdasarkan 4 Aspek 60

Tabel 5.5 Distribusi Hubungan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Terhadap

Tingkat Kepuasan Pasien BPJS ................................................... 61

Page 12: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 53

Gambar 5.2 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Usia ................. 54

Gambar 5.3 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pendidikan ..... 55

Gambar 5.4 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan ....... 56

Gambar 5.5 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Kelas BPJS .... 57

Page 13: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Penjelasan Mengikuti Penelitian ................................................ 86

Lampiran 2: Pernyataan Persetujuan Partisipasi (Informed Consent) ........... 87

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian ................................................................. 88

Lampiran 4: Jadwal Penyusunan Tugas Akhir .............................................. 93

Lampiran 5: Uji Validitas Dan Reliabilitas ...................................................... 94

Lampiran 6: Uji Statistik Deskriptif (Spearman’s Rho) ................................... 100

Lampiran 7: Tabulasi Data Penelitian ........................................................... 102

Lampiran 8: Curriculum Vitae........................................................................ 108

Lampiran 9: Pernyataan Keaslian Tulisan ..................................................... 110

Lampiran 10: Surat Ijin Pengambilan Data Awal ........................................... 111

Lampiran 11: Surat Ijin Uji Validitas .............................................................. 112

Lampiran 12: Surat Ijin Penelitian ................................................................. 113

Lampiran 13: Surat Kelaikan Etik .................................................................. 114

Lampiran 14: Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing .................................. 115

Lampiran 15: Dokumentasi Penelitian ........................................................... 117

Page 14: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:
Page 15: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

v

ABSTRAK

Anggraeni, Melli. 2017. Hubungan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan di IGD RSI UNISMA Malang. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) Ns. Dewi Kartikawati, S.Kep, MPH (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep, M.Kep.

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mengakibatkan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit terutama pada pelayanan gawat darurat. Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut adalah dengan cara memenuhi kebutuhan pasien sebagai strategi utama yang berorientasi pada kepuasan pasien terutama pasien BPJS Kesehatan yang merupakan salah satu dari program Indonesia Sehat 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan studi cross sectional. Penentuan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling, sebanyak 144 responden. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman’s Rho dengan p-value 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,810. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS termasuk dalam kategori sangat kuat. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa dengan kualitas pelayanan gawat darurat yang baik maka akan meningkatkan kepuasan pasien. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA. Oleh karena itu, disarankan kepada rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat, sehingga tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan tetap terjaga dengan baik.

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Gawat Darurat, Tingkat Kepuasan Pasien, BPJS Kesehatan.

Page 16: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

vi

ABSTRACT

Anggraeni, Melli. 2017. Relationship of Emergency Service Quality Toward The Level of Patients' Satisfaction on BPJS of Health in IGD RSI UNISMA MALANG. Final Assignment, Nursing Science Program, Faculty of Medicine, University Brawijaya. Consultant: (1) Ns. Dewi Kartikawati, S.Kep, MPH, (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep, M.Kep.

The increasing of the society's awareness will be important what the health causes the demand of health service quality increase in the Hospital especially at the emergency service. One of the efforts to anticipate the situation is by full filling the patients' need as the special strategy that orientates at the patients' satisfaction particularly BPJS of health's patients as one of BPJS Indonesian health program in 2010. This research tends to analyze the service quality relationship of Emergency toward the level of the patients' satisfaction on BPJS of health in RSI UNISMA. The research design that is used is correlative description on the approach of study cross sectional. The sample determination uses the technique of purposive sampling amount to 144 respondents. The data analysis uses the statistics test of Spearman on the p _ value of 0, 000< 0, 05 and coefficient value of correlation is amount to 0,810. The correlation Value shows that the relationship between the service quality of emergency and the level of the patients' satisfaction on BPJS included in the very strong category. The positive relationship direction shows that the service quality of good emergency will increase the patients' satisfaction. It is concluded that there is the relationship in the service quality of emergency toward the level of patients' satisfaction on BPJS of health in RSI UNISMA. Therefore, it is suggested to the Hospital to improve the service quality of emergency to the level of patients' satisfaction especially BPJS' patients remain to keep well.

Key Words: Emergency Service Quality, Level of Patients' Satisfaction, BPJS of Health

Page 17: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian dari

pembangunan nasional yang direncanakan oleh pemerintah yang memiliki

tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan penduduk serta memenuhi

kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Pelaksanaan

pembangunan dibidang kesehatan harus melibatkan seluruh warga

masyarakat Indonesia dan mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor

lainnya sehingga terciptanya masyarakat yang sehat (Yoga, 2010).

Salah satu strategi agar masyarakat mendapatkan pelayanan

kesehatan adalah dengan program Indonesia Sehat 2010. Tujuan dari

program ini adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayan

kesehatan yang berkualitas dengan sasaran utamanya adalah tersedianya

sumber daya manusia yang kompeten di setiap desa, pelayanan kesehatan

di rumah sakit, dan puskesmas (Munijaya, 2011). Untuk mengatur program

Indonesia Sehat 2010, maka diperlukan suatu kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah untuk membentuk suatu badan khusus yang mempunyai

tanggungjawab dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan. Badan

penyelenggara tersebut harus memberikan mutu pelayanan yang baik agar

dapat tercapainya kepuasan masyarakat akan pelayanan kesehatan

(Munijaya, 2011).

Page 18: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

2

Pada tanggal 1 Januari 2014 pemerintah telah mendirikan suatu badan khusus

yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). BPJS

Kesehatan merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan

program kesehatan di Indonesia (Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun

2014). Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan

lembaga-lembaga jaminan sosial di Indonesia, seperti lembaga asuransi jaminan

kesehatan PT Askes dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT Jamsostek.

Hal ini selaras dengan tujuan Organisasi Kesehatan Dunia atau disingkat WHO,

yaitu mendorong seluruh negara mengembangkan jaminan kesehatan untuk

semua penduduknya (universal health coverage) (WHO, 2010).

Pada Buku Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-

2019 dinyatakan bahwa pada tahun 2014, pemerintah menargetkan sebanyak

121,6 juta penduduk akan diberikan jaminan kesehatan oleh BPJS

Kesehatan. Jumlah dimaksud diasumsikan berasal dari program Jamkesmas

(96,4 juta jiwa), peserta yang dikelola oleh PT Askes (Persero) (17,2 juta jiwa),

peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Jamsostek (5,5 juta jiwa), dan

peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU) dari

pemerintah daerah (2,5 juta jiwa). Berdasarkan data dari BPJS pada tanggal

04 November 2016 jumlah pengguna BPJS di Indonesia mencapai

170.235.178 jiwa (71,63%) dari total penduduk Indonesia pada tahun 2010

yaitu 237.641.334 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2019, Pemerintah

menargetkan seluruh masyarakat yaitu sebanyak 257,5 juta jiwa akan dijamin

oleh BPJS Kesehatan.

Page 19: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

3

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, pada bulan Februari 2015

mengungkapkan sebagai pelaksana program jaminan kesehatan yang baru

berjalan selama satu tahun, BPJS Kesehatan sukses memenuhi komitmennya

untuk melayani kebutuhan dasar kesehatan masyarakat. Hal tersebut

ditunjukkan oleh hasil survei kepuasan peserta dan fasilitas kesehatan

terhadap BPJS Kesehatan yang dilakukan salah satu lembaga survey

ternama, Myriad Research Comitted. Dari total 17.280 responden masyarakat,

sebanyak 81% menyatakan puas terhadap BPJS Kesehatan. Angka tersebut

melampaui target kepuasan masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah,

yaitu sebesar 75%. Namun dibalik besarnya kepuasan dan keberhasilannya,

program BPJS tersebut meninggalkan banyak kekurangannya (Fajaruddin,

2015).

Berdasarkan rilis hasil survey yang disampaikan oleh Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang mencatat jumlah laporan

komplain masyarakat terhadap layanan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) kesehatan sangat banyak. Laporan itu menunjukkan bahwa

layanan yang diberikan BPJS tidak maksimal. Menurut YLKI, program jaminan

kesehatan nasional yang dikelola BPJS sesungguhnya baik akan tetapi

secara aplikatif program itu tidak sesuai harapan (Fajaruddin, 2015).

Ketidakmaksimalan dari program BPJS adalah banyaknya jumlah peserta

yang berbanding terbalik dengan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia.

Sebagian besar fasilitas kesehatan terutama rumah sakit yaitu 1.720 dari

2.302 tergabung dalam jaminan kesehatan. Kendala lain yaitu pada pencairan

klaim banyak tertunda sehingga menyebabkan banyak Rumah Sakit swasta

yang tidak tertarik bergabung dalam BPJS (Fajaruddin, 2015). Hal ini

Page 20: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

4

menyebabkan penumpukan peserta BPJS di Rumah Sakit negeri, sehingga

peserta BPJS kesehatan yang memerlukan perawatan secara cepat harus

menunggu antrean yang lama (Fajaruddin, 2015).

Pengguna BPJS Kesehatan dapat menggunakan berbagai pelayanan

kesehatan yang komprehensif dirumah sakit seperti pelayanan gawat darurat.

Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan

secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan, dan atau kecacatan,

sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan (Ratna, 2015). Pada Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan yang dikeluarkan oleh BPJS

Kesehatan tahun 2014 menyatakan bahwa dalam keadaan darurat, maka

peserta BPJS Kesehatan dapat dilayani di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama maupun yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan. Jika

keadaan gawat daruratnya sudah teratasi dan pasien BPJS Kesehatan dalam

kondisi dapat dipindahkan, maka pasien yang mendapat pelayanan di fasilitas

kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tersebut harus

segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjsama dengan BPJS

Kesehatan.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu lini utama

sebagai jalan masuknya pasien untuk kemudian dilakukan triage dan

diberikan pertolongan (Musliha, 2010). Salah satu syarat perawat di instalasi

gawat darurat haruslah yang memiliki kecekatan, keterampilan, dan

kesiagaan setiap saat serta teliti untuk mencegah adanya kecacatan ataupun

kematian pada pasien (Hardianti, 2008). Penanganan pasien gawat darurat di

instalasi gawat darurat memerlukan tindakan Time Saving is Life Saving yang

Page 21: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

5

artinya bahwa semua tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat

darurat haruslah benar-benar efektif serta efisien. Hal ini dikarenakan bahwa

pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja (Sutawijaya,

2009). Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien

yang datang ke Instalasi Gawat Darurat memerlukan standar sesuai dengan

kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu

penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dan

penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana,

prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD rumah sakit sesuai

standar (Kemenkes RI, 2009).

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

mengakibatkan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama

pada pelayanan gawat darurat. BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan

pelayanan kesehatan masyarakat untuk menentukan cara yang paling efektif

dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu. Kualitas pelayanan

kesehatan dipengaruhi pada saat proses pemberian pelayanan. Salah satu

upaya mengantisipasi keadaan tersebut adalah dengan cara tetap menjaga

bahkan meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga dapat diketahui

kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan (Pohan, 2012).

Pemerintah menuntut setiap rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pasien

sebagai strategi utama yang berorientasi pada kepuasan pasien (Riskesdas,

2013).

Page 22: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

6

Kepuasan pasien merupakan perasaan senang dan kecewa pasien.

Hasil perbandingan pasien akan puas apabila layanan yang didapatkannya

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pasien. Sedangkan

ketidakpuasan akan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan

pasien (Munijaya, 2013). Pemberian pelayanan agar bisa memberikan

kepuasan pasien khususnya pelayanan gawat darurat dapat dinilai dari

kemampuan perawat dalam hal cepat tanggap, pelayanan tepat waktu, sikap

dalam memberikan pelayanan, kepedulian dan perhatian dalam memberikan

pelayanan dan mutu jasa pelayanan dari perawat kepada pasien (Munijaya,

2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum pada tahun 2014

di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan antara mutu pelayanan kesehatan BPJS dengan kepuasan pasien.

Hal tersebut didukung dari hasil penelitiannya yaitu dari total 64 responden

yang diteliti, terdapat 44 responden (68,8%) mengatakan pelayanan

kesehatan BPJS kurang baik, dan pada kepuasan pasien sebanyak 36

responden (56,2%) mengatakan kurang puas dengan pelayanan BPJS

Kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia tahun 2010 di UGD RS Baptis

Batu, didapatkan hasil bahwa mutu pelayanan mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil penelitiannya terhadap

50 responden yang diteliti, terdapat 39 responden (78%) menyatakan sangat

puas terhadap pelayanan gawat darurat yang diberikan oleh perawat. Setiap

klien memiliki perspektif berbeda mengenai kualitas pelayanan kesehatan, hal

tersebut dipengaruhi oleh karakteristik klien yang terdiri dari jenis kelamin,

Page 23: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

7

umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Dengan adanya BPJS Kesehatan,

kualitas pelayanan yang diberikan pada klien sudah ditentukan. Sebagian

besar hal tersebut mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan kesehatan untuk pengguna BPJS Kesehatan (Pohan, 2012).

Data yang didapatkan dari RS UNISMA Malang, pada tahun 2015

pasien yang masuk ke IGD berjumlah 16.103 pasien. Data terakhir pada bulan

Oktober 2016 pasien yang masuk IGD berjumlah 474 pasien dengan dibagi

menurut tingkat kegawatan dengan P1 berjumlah 13 pasien, P2 berjumlah 354

pasien, P3 berjumlah 104 pasien, dan P4 berjumlah 3 pasien. Sedangkan

untuk pasien pengguna BPJS Kesehatan yang masuk ke IGD pada bulan

Oktober 2016 berjumlah 224 pasien. Berdasarkan hasil wawancara pada

bulan Desember 2016 yang telah dilakukan oleh peneliti pada 5 pasien

pengguna BPJS Kesehatan yang pernah dirawat diruang gawat darurat RSI

UNISMA, pelayanan diruang gawat darurat cukup memuaskan akan tetapi

ada beberapa hal yang menyebabkan kepuasan tidak maksimal, seperti

kurang cepat tanggap dalam menanggani pasien, kurangnya komunikasi

antara petugas IGD dengan pasien terkait penjelasan mengenai penyakit,

kurangnya keramahan petugas kepada pasien/keluarga pasien, waktu tunggu

yang cukup lama, kurangnya informed consent sebelum tindakan dan

ramainya kondisi ruangan IGD.

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien

pengguna BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Universitas Islam Malang

(UNISMA) dengan metode pengisian kuesioner tentang kualitas pelayanan

gawat darurat dan kepuasan pasien BPJS Kesehatan.

Page 24: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

8

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat

dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD Rumah

Sakit Universitas Islam Malang (UNISMA).

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat

kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD Rumah Sakit Islam

Universitas Islam Malang (UNISMA).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kualitas pelayanan gawat darurat terhadap pengguna

BPJS Kesehatan di IGD Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang

(UNISMA).

2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan klien pengguna BPJS Kesehatan di

IGD Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (UNISMA).

3. Menganalisa hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat

dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD

Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (UNISMA).

Page 25: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

9

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademik

Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan terkait hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap

tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD RSI UNISMA.

1.4.2 Praktis

Bagi BPJS

Dapat meningkatkan pemahaman terkait hubungan kualitas pelayanan

gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS

Kesehatan di IGD RSI UNISMA, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

acuan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan dalam mengatasi

masalah kesehatan.

Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait hubungan

kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien

pengguna BPJS Kesehatan di IGD RSI Universitas Islam Malang

(UNISMA), sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui kualitas

pelayanan BPJS Kesehatan yang ada di Rumah Sakit UNISMA.

Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi kepada pihak rumah sakit terkait

hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan

pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD RS Universitas Islam Malang

(UNISMA), sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

mengevaluasi kualitas pelayanan gawat darurat di IGS RS UNISMA.

Page 26: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Instalasi Gawat Darurat (IGD)

2.1.1 Definisi Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

RI No.856/Menkes/SK/IX/2009, instalasi gawat darurat (IGD) adalah

salah satu bagian dirumah sakit yang menyediakan penanganan awal

bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapay mengancam

kelangsungan hidupnya. Di IGD dapat ditemukan dokter dari berbagai

spesialisasi bersama sejumlah perawat. Pelayanan gawat darurat

(Emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang

dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (mediately) untuk

menyelamatkan kehidupannya (life save). Pelayanan instalasi gawat

darurat (IGD) adalah salah satu unjuk tombak pelayanan kesehatan

sebuah rumah sakit. Setiap rumah sakit pasti memiliki layanan IGD yang

melayani pelayanan media 24 jam (Kemenkes RI, 2009).

2.1.2 Prinsip Umum Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 856 / Menkes /

SK / IX / 2009 menyatakan bahwa prinsip umum IGD sebagai berikut:

1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang

memiliki kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus

gawat darurat dan resusitasi serta stabilitasi (life saving).

Page 27: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

11

2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat

memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam

seminggu.

3. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah

sakit diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).

4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani

kasus gawat darurat.

5. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit

setelah sampai di IGD.

6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) didasarkan pada organisasi

multidisiplin, multiprofesi dan terintegrasi, dengan struktur organisasi

fungsional yang terdiri dari unsur pimpinan dan unsur pelaksana, yang

bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien

gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan wewenang

penuh yang dipimpin oleh dokter.

7. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan

gawat daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi (Kemenkes RI,

2009).

Page 28: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

12

2.1.3 Tujuan Pelayanan Gawat Darurat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 856 / Menkes /

SK / IX / 2009, tujuan insatalasi gawat darurat adalah mencegah kematian

dan kecacatan pada penderita gawat darurat, menerima rujukan pasien

atau mengirim pasien, melakukan penanggulangan korban musibah

masal dan bencana yang terjadi dalam maupun diluar rumah sakit, suatu

IGD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada

masyarakat dengan probelam medis akut.

2.1.4 Klasifikasi Pelayanan Gawat Darurat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 856 / Menkes /

SK / IX / 2009, klasifikasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari:

a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal

untuk Rumah Sakit Kelas A yaitu merupakan pelayanan gawat darurat

24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat

darurat, menelapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk,

menelapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus

kegawatdaruratan, serta pelayanan keperawatan gawat darurat

spesialistik (4 besar spesialis seperi Anak, Kebidanan, Bedah dan

Penyakit Dalam), ditambah dengan pelayanan keperawatan gawat

darurat sub spesialistik (Kemenkes RI, 2009).

Page 29: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

13

b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal

untuk Rumah Sakit Kelas B yaitu merupakan pelayanan gawat darurat

24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat

darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk,

menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus

kegawatdaruratan, serta pelayanan keperawatan gawat darurat

spesialistik (4 besar spesialis seperti Anak, Kebidanan, Bedah dan

Penyakit Dalam) (Kemenkes RI, 2009).

c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal

untuk Rumah Sakit Kelas C yaitu merupakan pelayanan gawat darurat

24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat

darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa.

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk,

menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus

kegawatdaruratan (Kemenkes RI, 2009).

d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal

untuk Rumah Sakit Kelas D yaitu merupakan pelayanan gawat darurat

24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat

darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk

(Kemenkes RI, 2009).

Page 30: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

14

Tabel 2 Klasifikasi IGD

Level IV Level III Level II Level I

Memberikan

pelayanan

sebagai berikut:

1. Diagnosis &

penanganan:

Permasalahan

pd A,B,C dgn

alat lengkap

termasuk

ventilator.

2. Penilaian

disability,

Penggunaan

obat, EKG,

defibrilasi.

3. Observasi

HCU/ R

ResusitasiICU.

4. Bedah sito.

Memberikan

pelayanan

sebagai berikut:

1. Diagnosis &

penanganan

Permasalahan

pada A,B,C

dengan alat yg

lebih lengkap

tmsk ventilator.

2. Penilaian

disability,

Penggunaan

obat, EKG,

defibrilasi.

3. HCU/resusitasi.

4. Bedah sito.

Memberikan

pelayanan sebagai

berikut:

1. Dianosis &

penanganan:

Permasalahan

pada jalan nafas

(airway

problem),

ventilasi

pernafasan

(breathing

problem) dan

sirkulasi.

2. Penilaian

disability,

Penggunaan

obat, EKG,

defibrilasi(observ

asi HCU).

3. Bedah sito

Memberikan

pelayanan

sebagai berikut:

1. Dianosis &

penanganan:

Permasalahan

pd A: jalan nafas

(airway

problem), B:

ventilasi

pernafasan

(breathing

problem) dan C:

sirkulasi

pembuluh

darah(circulation

problem).

2. Melakukan

stabilisasi dan

evakuasi

Page 31: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

15

2.1.5 Indikator Instalasi Gawat Darurat

Menurut Apriyani (2008) adapun yang menjadi Indikator Instalasi

Gawat Darurat adalah :

1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, standar 100%;

2. Jam buka pelayanan gawat darurat, standar 24 jam.

3. Pemberi pelayanan ke gawat daruratan yang bersertifikat yang masih

berlaku, standar 100%.

4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana, standar 1 tim.

5. Kepuasan pelanggan, standar ≥ 70%.

6. Kematian pasien ≤ 24 jam, standar≤ 2 per 1000 (pindah ke pelayanan

rawat inap setelah 8 jam).

7. Khusus untuk rumah sakit jiwa, pasien dapat ditenangkan dalam

waktu ≤ 48 jam, standar 100%.

8. Perawat minimal D3 dan bersertifikat pelatihan pelayanan gawat

darurat.

9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka standar

100%.

2.1.6 Alur Pelayanan Gawat Darurat

Menurut Apriyani (2008) adapun adapun Prosedur Instalasi

Gawat Darurat adalah :

1. Pasien masuk ruang gawat darurat.

2. Pengantar mendaftar ke bagian administrasi (front liner).

3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) menerima status pasien dari rekam

medik dan map plastik merah.

Page 32: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

16

4. Paramedik dan dokter triase memeriksa kondisi pasien.

5. Paramedik dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai

SPM emergensi dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

dan di setujui oleh pasien/keluarga (informed consent).

6. Bila pasien menolak pemeriksaan dan atau tindakan (medik,

penunjang, ranap), pasien/keluarga menandatangani surat

penolakan.

7. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau

paramedis berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat

kondisi yang mengancam jiwa pasien.

8. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar

ke unit terkait dan mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel

laboratorium dilakukan di ruang gawat darurat, untuk pemeriksaan

rontgen, paramedik mengantarkan pasien ke unit radiologi.

9. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh

pasien/keluarga (informed consent).

Page 33: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

17

2.2 Konsep BPJS Kesehatan

2.2.1 Definisi BPJS Kesehatan

Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor Tahun 2014 menyatakan bahwa, Jaminan Kesehatan

adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan (Peraturan BPJS

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 1).

2.2.2 Visi dan Misi BPJS Kesehatan

Dalam buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan

tahun 2014, penyelenggaraannya BPJS Kesehatan memiliki Visi dan Misi

untuk mencapai mutu pelayanan yang baik kepada seluruh penduduk

Indonesia peserta jaminan kesehatan nasional ini.

a. Visi BPJS Kesehatan

Visi BPJS Kesehatan Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh

penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh

BPJS Kesehatan yang handal, unggul, dan terpercaya.

Page 34: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

18

b. Misi BPJS Kesehatan yaitu:

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan

mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan

kesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu kepada peserta

melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan;

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan

dana BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel untuk mendukung kesinambungan program;

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-

prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan

kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul;

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem

perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan

manajemen resiko atas seluruh operasionalisasi BPJS

Kesehatan;

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

Page 35: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

19

2.2.3 Manfaat BPJS Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Bab V tentang Manfaat Jaminan

Kesehatan yang tercantum dalam Pasal 21 bahwa manfaat pelayanan

promotif dan preventif, meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan. Meliputi paling sedikit

penyuluhan mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku

hidup bersih dan sehat;

b. Pelayanan imunisasi dasar. Meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG),

Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan

Campak yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah;

c. Pelayanan keluarga berencana. Meliputi konseling, kontrasepsi

dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang

membidangi keluarga berencana yang disediakan oleh Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah;

d. Pelayanan skrining kesehatan. Diberikan secara selektif yang

ditujukan untuk mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak

lanjutan dari resiko penyakit tertentu.

Page 36: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

20

2.2.4 Iuran BPJS Kesehatan

Besaran dan tata cara pembayaran iuran program jaminan

kesehatan diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang BPJS Pasal 19). Berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

Bab IV tentang Iuran yang tercantum dalam Pasal 17 bahwa iuran peserta

jaminan kesehatan nasional, meliputi :

a. Pemberi Kerja wajib membayar Iuran jaminan kesehatan seluruh

peserta yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang

dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS

Kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran

iuran jaminan kesehatan dikenakan denda administrasi sebesar 2%

per bulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh pemberi

kerja;

b. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja

wajib membayar iuran jaminan kesehatan pada setiap bulan yang

dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS

Kesehatan. Pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan di

awal untuk lebih dari 1 bulan;

c. Pilihan iuran sesuai kelas perawatan yaitu kelas 1 sebesar Rp. 59.500

per orang per bulan; kelas 2 sebesar Rp. 42.500 per orang per bulan;

kelas 3 : Rp. 25.500 per orang per bulan.

Page 37: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

21

2.2.5 Fasilitas BPJS Kesehatan

Setiap peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang

mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehalibitatif

termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan

kebutuhan medis yang diperlukan (Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

Tahun 2014 Pasal 47). Berdasarkan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor

1 Tahun 2014 Pasal 47 tentang pelayanan kesehatan yang dijamin oleh

BPJS Kesehatan yaitu terdiri atas pelayanan kesehatan pada fasilitas

kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan pada fasilitas

kesehatan tingkat lanjutan, pelayanan gawat darurat, pelayanan obat, alat

kesehatan, dan bahan medik habis pakai, pelayanan ambulance,

pelayanan skrining kesehatan, dan pelayanan kesehatan lain yang

ditetapkan oleh menteri.

Akomodasi atau ruang perawatan yang ditetapkan oleh BPJS

Kesehatan sebagai berikut:

1. Ruang perawatan kelas III bagi:

a. Peserta PBI jaminan kesehatan;

b. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta buka pekerja

yang membayar iuran untuk manfaat pelayanan di ruang

perawatan kelas III.

Page 38: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

22

2. Ruang perawatan kelas II bagi:

a. Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil

golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota

keluarganya;

b. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara

Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II

beserta anggota keluarganya;

c. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara

Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II

beserta anggota keluarganya;

d. Peserta pekerja penerima upah dan pegawai pemerintah non

Pegawai Negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 1,5 kali

penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1

(satu) anak, beserta anggota keluarganya;

e. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja

yang membayar iuran untuk manfaat pelayanan di ruang

perawatan kelas II.

3. Ruang perawatan kelas I bagi:

a. Pejabat Negara dan anggota keluarganya;

b. Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil

golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota

keluarganya;

c. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara

Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV

beserta anggota keluarganya;

Page 39: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

23

d. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara

Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV

beserta anggota keluarganya;

e. Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya;

f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan;

g. Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non

Pegawai Negeri dengan gaji atau upah mulai 1,5 kali sampai

dengan 2 kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin

dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya;

h. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang

perawatan kelas I.

2.2.6 Pelayanan Gawat Darurat dengan BPJS Kesehatan

2.2.6.1 Fasilitas Pelayanan Gawat Darurat dengan BPJS Kesehatan

Pada buku praktik panduan kesehatan tahun 2014 menyatakan

bahwa fasilitas Kesehatan yang dapat melayani pelayanan gawat darurat

dengan pengguna BPJS Kesehatan adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan baik yang

bekerjasama maupun tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Page 40: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

24

2.2.6.2 Prosedur Pelayanan Gawat Darurat dengan BPJS Kesehatan

Pada buku praktik panduan kesehatan tahun 2014 menyatakan

bahwa pada keadaan gawat darurat, maka peserta dapat dilayani di

fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat

lanjutan yang bekerjasama maupun yang tidak bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan. Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan

surat rujukan. Peserta yang mendapat pelayanan di Fasilitas Kesehatan

yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus segera dirujuk ke

Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah

keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat

dipindahkan. Pengecekan validitas peserta maupun diagnosa penyakit

yang termasuk dalam kriteria gawat darurat menjadi tanggung jawab

fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik

biaya pelayanan kesehatan kepada peserta.

Prosedur pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan pada keadaan gawat darurat

(emergency), seluruh fasilitas kesehatan baik yang bekerjasama maupun

yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, wajib memberikan

pelayanan kegawatdaruratan sesuai indikasi medis. Pelayanan

kegawatdaruratan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat diberikan

pada fasilitas kesehatan tempat peserta terdaftar maupun bukan tempat

peserta terdaftar. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas kesehatan

tingkat pertama maupun lanjutan mengikuti prosedur pelayanan yang

berlaku.

Page 41: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

25

2.3 Konsep Kualitas Pelayanan

2.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan

Pelayanan atau service adalah sebuah tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun

(Kotler, 2007).

Menurut Ibrahim (2008), kualitas pelayanan adalah mutu

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sehingga akan muncul

rasa puas dan tidak puas bagi masyarakat atau konsumen.

Kualitas pelayanan adalah keseluruhan karakteristik barang atau

jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan

konsumen baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan

yang tersirat (Efendi dan Makhfudli, 2015).

Konsep kualitas pelayanan adalah suatu pengertian yang

kompleks tentang mutu yang hasilnya berupa kepuasan atau

ketidakpuasan. Konsep kualitas layanan dikatakan bermutu apabila

pelayanan yang diharapkan lebih kecil daripada pelayanan yang

dirasakan namun apabila pelayanan yang diharapkan sama dengan yang

dirasakan maka disebut memuaskan. Demikian pula apabila pelayanan

yang diharapkan lebih besar daripada pelayanan yang dirasakan maka

disebut tidak bermutu (Nursalam, 2015).

Page 42: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

26

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan untuk konsumen

sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam

pemberian layanan sehingga menghasilkan kepuasan atau

ketidakpuasan.

2.3.2 Definisi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat

Kondisi gawat darurat adalah kondisi dimana pasien mengalami

penyakit akut atau serangan secara tiba-tiba selama 48 jam dan pasien

kronik yang mengalami kekambuhan (ekserbasi) akut selama 48 jam,

pasien yang tidak stabil dalam tanda-tanda vital, tidak sadar dan

gangguan metabolik (Taye et al, 2014).

Pelayanan keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan

professional keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berada

dalam kondisi urgent dan kritis (Musliha, 2010). Pelayanan keperawatan

gawat darurat diberikan kepada pasien serta memberikan asuhan

keperawatan untuk mengatasi kecemasan pada pasien atau keluarga

(Ratna, 2015).

Menurut Sutawijaya (2009) menyatakan bahwa pelayanan

keperawatan gawat darurat merupakan suatu bentuk pelayanan yang

berorientasi kepada pasien dan keluarga, dimana perawat memiliki peran

penting dalam pemberian asuhan keperawatan gawat darurat serta

dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang

baik seperti mampu menentukan tingkat kegawat-daruratan pasien

(triase).

Page 43: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

27

2.3.3 Klasifikasi Kegawat-daruratan Pasien di IGD

Triage mempunyai arti menyortir atau memilih yang dirancang

untuk menempatkan pasien yang tepat, diwaktu yang tepat dengan

pemberi pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu proses khusus

memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan

jenis perawatan gawat darurat dan transportasi serta proses yang

berkesinambungan sepanjang pengelolaan (Kathleen, 2008).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam instalasi gawat

darurat berdasarkan Prioritas Perawatannya, antara lain (Wijaya, 2010):

a. Gawat Darurat (P1)

Keadaaan yang mengancam nyawa atau akan menjadi cacat bila

tidak mendapat pertolongan secepatnya atau adanya gangguan ABC

dan perlu tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan

kesadaran, trauma mayor dengan perdarahan hebat (Wijaya, 2010).

b. Gawat Tidak Darurat (P2)

Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan

darurat. Setelah dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter

spesialis. Misalnya pasien kanker stadium lanjut, sickle cell (Wijaya,

2010).

c. Darurat Tidak Gawat (P3)

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan

darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung

diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik,

misalnya laserasi, fraktur minor/tertutup, sistitis, otitis media (Wijaya,

2010).

Page 44: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

28

d. Tidak Gawat Tidak Darurat

Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan

tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/asimptomatis.

Misalnya ulcus tropicum, TBC kulit, batuk, flu (Wijaya, 2010).

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat

Dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu

expected service dan perceived service, yaitu apabila pelayanan yang

dirasakan atau yang diterima (perceived service) sesuai atau melebihi

dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik

dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang

diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada penerima untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan penyedia. Dalam jangka panjang ikatan

seperti ini memungkinkan penyedia untuk memahami dengan seksama

harapan serta kebutuhan penerima pelayanan (Sabarguna, 2008).

Hal yang mempengaruhi suatu kualitas pelayanan kesehatan

menurut Gunawan (2011) yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat

diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, serta bermutu.

Secara lebih terperinci diuraikan sebagai berikut:

1. Tersedia dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan yang baik

adalah pelayanan yang harus tersedia di masyarakat (available) serta

bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya, semua jenis

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit

Page 45: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

29

ditemukan serta tersedia di masyarakat pada setiap saat dibutuhkan

(Gunawan, 2011).

2. Dapat diterima dan wajar. Pelayanan kesehatan tersebut tidak

bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,

kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat

tidak wajar bukan merupakan suatu pelayanan kesehatan yang baik

(Kotler, 2008).

3. Mudah dicapai secara lokasi. Agar dapat mewujudkan pelayanan

kesehatan yang baik, pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi

sangat penting, misalnya tidak hanya terkonsentrasi di kota (Kotler,

2008).

4. Mudah dijangkau secara biaya. Agar terwujudnya keadaaan seperti

ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan

kemampuan masyarakat (Andriani, 2009).

5. Bermutu. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan harus sesuai

dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah

(Kotler, 2008).

2.3.5 Dimensi Kualitas Pelayanan Gawat Darurat

Konsep dimensi kualitas pelayanan yang paling popular adalah

konsep Service Quality (ServQual) yang dikembangkan oleh

Parasuraman, Berry dan Zeithaml sejak 15 tahun yang lalu. Ketika

pertama konsep dari dimensi kualitas pelayanan ini dibagi menjadi 10

dimensi, kemudian disederhanalan menjadi 5 dimensi yaitu (Irwan, 2009):

Page 46: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

30

1. Tangible (bukti fisik)

Suatu service tidak dapat dilihat, dicium dan diraba, maka

aspek tangible atau bukti fisik menjadi penting sebagai ukuran

terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra

penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Contoh tampilan

fisik fasilitas seperti kebersihan, penerangan dan kebisingan; tampilan

fisik tenaga seperti kerapian pakaian; dan tampilan fisik alat. Pasien

akan mempunyai persepsi bahwa rumah sakit mempunyai pelayanan

kesehatan yang baik apabila bangunan terlihat mewah. Bukti fisik

yang baik akan mempengaruhi presepsi pasien (Irwan, 2009).

Identifikasi kualitas fisik (tangible) dapat tercermin dari

aplikasi lingkungan kerja seperti kemampuan menunjukkan prestasi

kerja pelayanan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja

secara efisien dan efektif, kemampuan menunjukkan penguasaan

teknologi dalam berbagai akses data dan perkembangan dunia kerja

yang dihadapi, kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai

dengan penampilan yang menunjukkan kecakapan, kewibawaan dan

dedikasi kerja (Nursalam, 2015).

2. Reliability (kehandalan)

Dimensi reliability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan

dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggannya. Ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama adalah

kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang

dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh perusahaan mampu

memberikan pelayanan yang akurat atau tidak error. Sebuah rumah

Page 47: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

31

sakit misalnya dikatakan tidak “reliable” ketika perawat melakukan

kesalahan dalam memberikan perawatan (Irwan, 2009).

Identifikasi kualitas kehandalan (reliability) dapat tercermin

dari aplikasi seperti kehandalan dalam memberikan pelayanan yang

sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan kerja, dan

pengalaman kerja (Nursalam, 2015).

3. Responsiveness (daya tanggap)

Daya tanggap merupakan kemauan untuk menyediakan

pelayanan dengan cepat dan mau membantu pasien. Indikatornya

antara lain waktu tunggu di loket, mendapat pelayanan medis, apotik

atau laboratorium (Irwan, 2009).

Aplikasi dari kualitas daya tanggap adalah memberikan

penjelasan secara bijaksana, mendetail, dan mengarahkan terkait

pelayanan yang dihadapi serta membujuk orang yang dilayani apabila

menghadapi suatu permasalahan (Nursalam, 2015).

4. Assurance (jaminan)

Penyampaian pelayanan harus disertai rasa hormat dan

sopan sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dan yakin akan

jaminan kesembuhan. Terdapat 4 aspek dari dimensi ini yaitu (Irwan,

2009):

a. Keramahan. Keramahan adalah salah satu aspek kualitas

pelayanan yang paling mudah diukur dan program kepuasan yang

paling murah. Ramah berarti banyak senyum dan bersikap sopan

(Irwan, 2009).

Page 48: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

32

b. Kompetensi. Apabila pelanggan mengajukan beberapa

pertanyaan terkait dengan pelayanan atau produk yang di berikan

dan kemudian tidak dapat memberikan jawaban yang baik,

pelanggan akan mulai kehilangan kepercayaannya. Hal ini akan

dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap kualitas pelayanan

(Irwan, 2009).

c. Kredibilitas. Keyakinan pelanggan terhadap perusahaan akan

banyak dipengaruhi oleh kredibilitas atau reputasi dari

perusahaan tersebut (Irwan, 2009).

d. Keamanan. Pelanggan harus mempunyai rasa aman dalam

mendapatkan pelayanan (Irwan, 2009).

5. Emphaty

Empati merupakan kesediaan pemberi jasa untuk

mendengarkan dan adanya perhatian akan keluhan, kebutuhan,

keinginan, dan harapan pasien. Bentuk kualitas layanan dari empati

dapat diwujudkan dengan mampu memberikan perhatian, keseriusan,

rasa simpatik, pengertian, dan keterlibatan atas pelayanan yang

diberikan (Nursalam, 2015).

Page 49: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

33

2.4 Konsep Tingkat Kepuasan Pasien

2.4.1 Definisi Kepuasan Pasien

Menurut Munijaya (2011), kepuasan pelanggan adalah

tanggapan pelanggan terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau

harapan (ekspektasi) pelanggan sebelum mereka menerima jasa

pelayanan dengan sesudah pelayanan yang mereka terima.

Rama (2011) menyatakan bahwa kepuasan pasien akan

terpenuhi apabila proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada

konsumen sudah sesuai dengan yang mereka harapkan atau

dipersepsikan. Terpenuhinya kebutuhan pasien akan mampu

memberikan gambaran terhadap kepuasan pasien, oleh karena itu tingkat

kepuasan pasien sangat tergantung pada persepsi atau harapan mereka

pada pemberi jasa pelayanan.

Rashid dan Amina (2014) menyatakan bahwa kepuasan dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu kepuasanyang berwujud merupakan

kepuasan yang dapat dirasakan dan dilihat oleh pelanggan serta telah

dimanfaatkan, dan kepuasan psikologis yang bersifat tidak terwujud dari

pelayanan kesehatan tetapi dapat dirasakan oleh pasien.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa terhadap pelayanan

yang diharapan dibandingkan dengan pelayanan yang diterima oleh

pasien.

Page 50: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

34

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Yarris et al (2012) faktor yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien di IGD adalah komunikasi antara perawat dan pasien,

waktu tunggu pasien, dan ketepatan dalam menentukan triase klien.

Menurut Nursalam (2015) menjelaskan bahwa ada beberapa

aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu kualitas produk atau

jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, kharakteristik produk,

pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual. Hal

ini disederhanakan lagi oleh Tjiptono (2008) sebagai berikut:

1. Aspek kenyaman, meliputi lokasi tempat pelayanan kesehatan yaitu,

kebersihan, kenyamanan ruangan yang akan digunakan pasien,

makanan yang dimakan, dan peralatan yang tersedia dalam ruangan.

Kenyamanan tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang

disediakan, tetapi yang terpenting adalah menyangkut sikap serta

tindakan perawat ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

2. Aspek hubungan pasien dengan perawat, meliputi keramahan

petugas terutama perawat, informasi yang diberikan oleh petugas,

komunikatif, responatif, suportif, dan cekatan dalam melayani pasien.

Terbinanya hubungan perawat dengan pasien yang baik adalah

salah satu dari kewajiban etik yang sangat diharapkan setiap

pasiennya secara pribadi seperti menampung dan mendengarkan

semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang

sejelas-jelasnya tentang segala hal ingin diketahui oleh pasien.

Page 51: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

35

3. Aspek kompetensi, meliputi keberanian bertindak, pengalaman,

gelar, dan terkenal. Secara umum disebut semakin tinggi tingkat

pengetahuan dan kompetensi teknik tersebut, maka makin tinggi pula

mutu pelayanan kesehatan.

4. Aspek biaya, meliputi keterjangkauan biaya pelayanan oleh pasien

dan ada tidaknya keringanan yang diberikan kepada pasien. Harga

merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan

kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian

elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan,

biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai

harapan yang lebih besar.

2.4.3 Manfaat Pengukuran Kepuasan Pasien

Tujuan pengukuran kepuasan yaitu mengetahui dengan baik

bagaimana jalannya atau bekerjanya proses pelayanan, mengetahui

dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan

secara terus-menerus untuk memuaskan pasien, dan menentukan

apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan

(improvement) (Supranto, 2011).

Pengukuran kepuasan pasien selaku pengguna jasa pelayanan

kesehatan atau sebagai pelanggan rumah sakit adalah untuk mengetahui

sejauh nama tingkat kepuasan pasien dan menghitung indeks kepuasan

pelanggan sehingga dapat digunakan oleh pihak manajemen rumah sakit

untuk (Munijaya, 2011):

Page 52: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

36

a. Alat kebijakan pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja

rumah sakit.

b. Alat untuk menyusun strategi pemasaran produk pelayanan. Unit-unit

pelayanan (unit produksi) yang paling sering menerima keluhan

pasien harus mendapat perhatian dari pihak manajemen untuk

memperbaiki mutu pelayananya.

c. Alat untuk memantau dan mengendalikan aktivitas staf sehari-hari

dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

d. Alat untuk mencapai misi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit atau

yaitu memperoleh kepercayaan masyarakat melalui kepuasan pasien

dan keluarganya.

2.4.4 Klasifikasi Kepuasan Pasien

Tingkat kepuasan pasien dapat diukur baik secara kuantitatif

ataupun kualitatif. Dalam melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan, pengukuran tingkat kepuasan pasien ini mutlak diperlukan

sehingga dapat diketahui sejauh mana dimensi mutu pelayanan

kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien.

Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan

menjadi suatu masukan bagi organisasi pelayanan kesehatan agar

berupaya memenuhinya (Pohan, 2007).

Berpedoman pada skala Likert, untuk mengetahui tingkat

kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan

sebagai berikut:

Page 53: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

37

1. Sangat puas

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien

yang menggambatkan pelayanan kesehatan sepenuhnya atau

sebagian besar sesuai kebutuhan atau keinginan pasien dengan

bobotnya 5 (Sugioyono, 2007).

2. Puas

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien

yang menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau

sebagian sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pasien dengan

bobotnya 4 (Sugioyono, 2007).

3. Cukup puas

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien

yang menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau

sebagian sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pasien atau

dianggap biasa saja oleh pasien dengan bobotnya 3.

4. Tidak puas

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien

yang menggambatkan pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan

kebutuhan atau keinginan pasien dengan bobotnya 2.

5. Sangat tidak puas

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien

yang menggambatkan pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan

kebutuhan atau keinginan pasien dengan bobotnya 1 (Sugioyono,

2007).

Page 54: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

37

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Service Quality (SERQUAL) Model

Bagan 3.1 hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan

pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD RS UNISMA

Keterangan :

Variabel yang akan diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Dimensi pelayanan

gawar darurat:

1. Reability

2. Responsiveness

3. Asurance

4. Emphaty

5. Tangible

Faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien BPJS

Kesehatan:

1. Aspek kenyamanan

2. Aspek hubungan pasien

dengan petugas IGD

3. Aspek kompetensi

4. Aspek biaya

Harapan dan kenyataan pelayanan

gawat darurat yang diterima oleh

pasien BPJS Kesehatan

Tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS

Kesehatan

Baik

Cukup

Kurang

Sangat puas

Cukup puas

Kurang puas

Page 55: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

38

3.2 Kerangka konsep

Tingkat kepuasan merupakan suatu gambaran atas hal yang dirasakan

pasien antara harapan sebelum dilakukannya suatu pelayanan gawat darurat

dibandingkan dengan kenyataan pelayanan gawat darurat yang telah diterima

pasien. Tingkat kepuasan pada pasien ini dipengaruhi oleh beberapa aspek,

yaitu kenyamanan, hubungan pasien dengan petugas, kompetensi dan juga

biaya. Hal tersebut berkaitan erat dengan suatu pelayanan dari rumah sakit.

Suatu kualitas pelayanan gawat darurat di IGD rumah sakit dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu reabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti dari

jasa pelayanan. Jika kelima faktor tersebut tidak dapat dipenuhi, hal inilah

yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS

Kesehatan.

3.3 Hipotesis penelitian

Pada penelitian ini peneliti memperkirakan penelitian dengan hipotesis

alternatif (Ha): ada hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat

terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan di Instalasi

Gawat Darurat RS Universitas Islam Malang.

Page 56: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

korelatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah cross sectional yaitu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan efek, dengan menenkankan waktu pengukuran/observasi data

variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (point

time approach). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien

pengguna BPJS Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS

UNISMA.

4.2 Populasi, Sampel Dan Tehnik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang masuk IGD RS

UNISMA dengan menggunakan BPJS Kesehatan dan pada prioritas 2

(P2) dan prioritas 3 (P3). Didapatkan data jumlah pengunjung pada bulan

Mei 2016 sebanyak 206 pasien, Juni 2016 sebanyak 207 pasien, Juli

2016 sebanyak 191 pasien, Agustus 2016 sebanyak 225 pasien,

September 2016 sebanyak 169 pasien, dan terakhir Oktober tahun 2016

sebanyak 224 pasien. Rata-rata jumlah pasien BPJS di IGD pada 6 bulan

terakhir adalah sebanyak 204 pasien.

Page 57: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

40

4.2.2 Sampel

Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan tehnik

purposive sampling. Rumus yang dapat digunakan yaitu dengan rumus

solvin:

𝑛 =N

1 + N (d2)

n : jumlah sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan (0,05)

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka akan didapatkan

sampel sebanyak :

𝑛 =224

1 + 224 (0,05)2

𝑛 =224

1,56

𝑛 = 144 pasien

Kriteria inklusi sampel adalah:

• Pasien IGD yang sudah stabil dan selesai dilakukan perawatan atau

dipindahkan ke ruang rawat inap atau akan dipulangkan.

• Pasien IGD dengan prioritas 2 (P2) yaitu gawat tidak darurat dan

prioritas 3 (P3) yaitu tidak gawat dan tidak darurat.

• Pasien IGD dengan menggunakan BPJS Kesehatan.

• Pasien berusia dibawah 17 tahun, maka harus didampingi orang tua.

• Pasien yang bersedia menjadi responden.

• Pasien yang bisa diajak berkomunikasi.

Kriteria ekslusi sampel adalah:

• Pasien IGD dengan prioritas 1 (P1) yaitu gawat darurat.

Page 58: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

41

4.2.3 Tehnik Sampling

Cara pengambilan sampel menggunakan tehnik non probability

sampling dengan pendekatan purposive sampling. Penggunaan tehnik

sampling tersebut dipilih karena sampel dari penelitian adalah semua

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh

peneliti.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan

gawat darurat di IGD.

4.3.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan

pasien pengguna BPJS Kesehatan di IGD.

Page 59: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

42

4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi operasional Parameter Cara

pengukuran

Hasil ukur Skala

Variabel bebas

Kualitas pelayanan

gawat darurat

Suatu pelayanan rumah sakit

untuk memenuhi kebutuhan

pasien yang sesuai dengan

standar profesi dan standar

pelayanan dengan menggunakan

potensi sumber daya yang

tersedia di rumah sakit.

Reliability, yaitu pelayanan dengan

handal.

Responsiveness, yaitu pelayanan

secara bijaksana, mendetail dan

mengarahkan.

Assurance, yaitu pelayanan cepat,

mudah, dan berkualitas.

Emphaty, yaitu pelayanan dengan

perhatian dan pengertian.

Tangible, yaitu pelayanan dengan

bukti fisik.

Kuesioner • Kualitas baik

= skor 55 – 75

• Kualitas cukup

= skor 35 – 54

• Kualitas

kurang = skor

15 – 34

Ordinal

Variabel terikat

Tingkat kepuasan

pasien BPJS

Kesehatan

Penilaian dari perasaan pasien

yang timbul sebagai akibat dari

kinerja pelayanan gawat darurat

Aspek kenyamanan, yaitu

kenyamanan terhadap ruangan

dan pelayanan.

Aspek hubungan pasien dengan

petugas IGD, yaitu kemampuan

Kuesioner • Sangat puas =

Skor 38 – 50

• Cukup puas =

Skor 24 – 37

Ordinal

Page 60: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

43

yang dialami pasien dibandingkan

dengan apa yang diharapkannya.

petugas dalam menjalin

komunikasi dengan pasien.

Aspek kompetensi, yaitu

kemampuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh petugas IGD

dalam melayani pasien.

Aspek biaya, yaitu harga yang

dikeluarkan oleh pasien untuk

mendapatkan suatu pelayanan.

• Kurang puas =

Skor 10 – 23

Page 61: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

44

4.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Unisma.

Waktu penelitian pada bulan 05 April – 02 Mei 2017.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data penelitian. Instrument yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang dapat mengetahui identitas

responden dan variabel-variabel meliputi variabel bebas dan variable

terikat. Variabel bebas yang meliputi pelayanan gawat darurat yaitu

tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathi. Sedangkan

untuk variabel terikatnya yaitu meliputi tingkat kepuasan pasien pengguna

BPJS Kesehatan melalui penilaian faktor yang mempengaruhi yaitu

aspek kenyamanan, hubungan antara petugas IGD dan pasien,

kompetensi dan biaya. Kuesioner diberikan kepada pasien selaku

responden yang terpilih dan diisi oleh responden pada waktu itu juga.

Berikut ini kisi-kisi kuesioner kualitas pelayanan gawat darurat dan tingkat

kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan:

No Substansi pokok bahasan Pertanyaan

1 Kualitas pelayanan gawat darurat

Reliabilitas 1,2,3

Responsiveness 4,5,6

Assurance 7,8,9

Emphaty 10,11,12

Tangible 13,14,15

Page 62: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

45

2 Tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan

Aspek kenyamanan 1,2

Aspek hubungan pasien dengan petugas IGD 3,4,5,6

Aspek kompetensi 7,8,9

Aspek biaya 10

Alat ukur kualitas palayanan gawat darurat menggunakan

lembar kuesioner berisi 15 poin pernyataan. Format jawaban pada lembar

kuesioner ini adalah skala linkert yaitu jawaban selalu diberikan skor 5,

sering diberikan skor 4, kadang-kadang diberikan skor 3, jarang diberikan

skor 2dan tidak pernah diberikan skor 1. Pengkategorian kualitas

pelayanan gawat darurat dinilai dengan cara membuat kelas interval,

yaitu 75 – 15 = 60 : 3 = 20, maka didapatkan:

Kualitas baik = 55 – 75

Kualitas cukup = 35 – 54

Kualitas kurang = 15 – 34

Sedangkan untuk memperoleh data tingkat kepuasan pasien

pengguna BPJS Kesehatan, data akan dihitung dengan skala Linkert

yaitu sangat tidak puas diberikan skor 1, tidak puas diberikan skor 2,

cukup puas diberikan skor 3, puas diberikan skor 4, dan sangat puas

diberikan skor 5. Pengkategorian tingkat kepuasan pasien pengguna

BPJS dinilai dengan cara membuat kelas interval, yaitu 50 – 10 = 40 : 3

= 13, maka didapatkan hasil:

Sangat puas = 38 – 50

Cukup puas = 24 – 37

Kurang puas = 10 – 23

Page 63: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

46

4.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas

4.7.1 Uji Validatas

Menurut Sugiyono (2013) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur

atau pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur dengan

cermat apa yang hendak diukur. Dalam penelitian uji validitas akan dapat

dipakai untuk memilih item item pernyataan yang relevan untuk dianalisis.

Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antar skor dari masing-

masing item pernyataan dibanding skor total. Perhitungan dilakukan

dengan rumus Pearson Product Moment (Wiratna, 2012).

Rxy = N ∑ XY− (∑ X ∑ Y)

√[N ∑ X2− (∑ X)2 √[N ∑ Y2− (∑ Y)2

Keterangan:

Rxy : koefisien korelasi Pearson

N : jumlah responden

X : jumlah skor suatu butir item

Y : jumlah skor total item

Kemudian dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel dengan tingkat

kemaknaan 5% (Sugiyono, 2013).

Kuesioner pada penelitian ini telah dilakukan uji validitas pada 25

pasien pengguna BPJS Kesehatan yang pernah dirawat di IGD RS

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Uji validitas memiliki tingkat

kemaknaan 1% dan rtabel sebesar 0,505. Hasil uji validitas pada semua

item kuesioner kualitas pelayanan gawat darurat dan tingkat kepuasan

pasien BPJS Kesehatan didapatkan nilai rhitung > rtabel sehingga semua

item kuesioner dinyatakan valid.

Page 64: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

47

4.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Sugiyono, 2010).

Menurut Sugiyono (2013) instrumen dinyatakan reliabel apabila

α>0,60. Suatu item pertanyaan dapat dikatakan reliabel apabila hasil

koefisien alpha dibandingkan dengan nilai rtabel pada tingkat kepercayaan

95% (=5%). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari rtabel, maka item

pertanyaan dianggap reliabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS

(Software Product and Service Solution) versi 16 for windows. Berikut ini

rumus uji reliabilitas Cronbach’s Alpha:

Keterangan:

r11 : Reliabilitas item pertanyaan

k : Banyaknya item pertanyaan

∑𝜎12 : Jumlah variabel item

𝜎12 : Varians total

Hasil dari penghitungan kemudian dikategorikan berdasarkan

kriteria keandalan berikut ini:

No Interval Kriteria Keandalan

1 < 0.200 Sangat lemah

2 0.200 – 0.399 Lemah

3 0.400 – 0.599 Cukup kuat

4 0.600 – 0.799 Kuat

5 0.800 – 1.000 Sangat kuat

r11 = ║𝑘

𝑘−1║[1 -

∑ 𝜎12

𝜎12 ]

Page 65: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

48

Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan pada 25 pasien pengguna

BPJS Kesehatan yang pernah dirawat di IGD RS UMM menunjukkan

nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,915 pada variabel X dan 0,913 pada

variabel Y. Hasil uji reliabilitas ini menunjukkan bahwa kuesioner pada

penelitian ini bersifat reliabel sangat kuat dan layak digunakan sebagai

instrumen penelitian.

4.8 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data

primer yang diperoleh melalui pengumpulan data secara langsung pada

responded dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang

peneliti.

a. Lembar pengisian pertama identitas responden meliputi nama

(inisial), jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, status pekerjaan,

dan kelas BPJS Kesehatan.

b. Lembar kedua kuesioner tentang hubungan pelayanan gawat darurat

dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan, yang

diberikan langsung kepada pasien setelah dilakukan perawatan di

IGD atau pasien masuk kamar rawat inap atau akan dipulangkan atau

rawat jalan. Jika pada kuesioner belum jelas maka akan dibantu oleh

peneliti.

Page 66: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

49

4.8.1 Prosedur Pengambilan Data

Menentukan jumlah populasi

Seluruh pasien BPJS Kesehatan yang masuk IGD RSI UNISMA Malang pada bulan Oktober 2016 sebanyak 224 pasien.

Menentukan jumlah sampling

Menggunakan tehnik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling dan didapatkan sampel berjumlah 144 pasien.

Melakukan Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Uji validitas dan reabilitas dilakukan di RS UMM Malang dengan jumlah sampel sebanyak 25 pasien.

Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada ruang rawat jalan dengan menanyakan apakah responden pernah dirawat di IGD RS UMM dan

bersedia menjadi responden kemudian membagikan kuesioner.

Menemui manager keperawatan RSI UNISMA Malang

Manager keperawatan RSI UNISMA Malang menyarankan untuk mengambil data pada ruang rawat inap dengan tetap berfokus pada

pelayanan gawat darurat.

Melakukan penelitian

Mengumpulkan data menggunakan kuesioner untuk variabel kualitas pelayanan gawat darurat dan variabel tingkat kepuasan pasien BPJS

Kesehatan di IGD RSI UNISMA Malang. Penelitian dilakukan diruang rawat inap.

Memastikan legalitas persetujuan dengan surat persetujuan menjadi responden.

Pengolahan dan analisa data variabel X dan Y

Data dari hasil kuesioner dari masing-masing variabel X dan Y serta hubungan dari kedua variabel diolah menggunakan Ms. excel kemudian

dianalisa menggunakan uji Spearman’s Rho

Penyajian data dari variabel X dan Y

Data disajikan dalam bentuk pie chart dan tabel

Hasil penelitian

Page 67: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

50

4.9 Pengolahan Data Dan Analisa Data

4.9.1 Preanalisa

a. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu dengan

tujuan untuk mengkoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian

jawaban, konsisten atas jawaban, kesalahan jawaban, dan jumlah

kuesioner yang telah diisi sehingga dapat diperbaiki jika dirasakan

masih ada kesalahan dan keraguan data.

b. Pengkodean (Coding)

Memberikan kode pada jawaban yang ada untuk mempermudah

dalam proses pengelompokan dan pengolahan data dengan memberi

angka pada setiap jawaban.

c. Penilaian (Skoring)

Dilakukan dengan pedoman nilai yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Entry Data

Memasukan data yang diperoleh dengan menggunakan komputer.

e. Tabulation

Data kemudian dimasukan ke dalam tabel yang sesuai dengan

kriteria, dalam hal ini juga menggunakan fasilitas komputer.

f. Prosentase

Menurut Istijanto (2009), prosentase memberikan gambaran yang

mudah dalam membandingkan atau untuk mengetahui data yang

terbanyak. Setelah seluruh data yang dibutuhkan terkumpul,

kemudian masing-masing data responden tersebut akan diukur

kemudian diberikan pembobotan dengan cara dijumlahkan dan

dibandingkan dengan jumlah skor tertinggi lalu dikalikan 100%.

Page 68: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

51

4.9.2 Analisa Data

Tahap analisa penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan

analisis bivariat.

4.9.2.1 Analisa Univariat

Analisis univariat berfungsi untuk mengikuti kumpulan data hasil

pengukuran sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi

yang berguna. Analisa univariat digunakan untuk menjabarkan secara

deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing

variabel bebas maupun variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu berupa

distribusi frekuensi dan persentase dari karakteristik responden, mutu

pelayanan BPJS Kesehatan berdasarkan 5 dimensi mutu pelayanan, dan

kepuasan pasien.

4.9.2.2 Analisa Bivariat

Analisis data dilakukan untuk mengetahui perbedaan masing-

masing variable independen terhadap variable dependen. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara bivariat

menggunakan bantuan software program pengelola data yaitu SPSS 17

for windows. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variable yang

diduga berhubungan atau korelasi. Teknik analisis data pada penelitian

ini menggunakan uji korelasi Spearman. Uji ini digunakan untuk

mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yang

berskala ordinal. Kesimpulann yang dapat diambil apabila nilai p value

lebih kecil dari nilai alpha (=0,05) maka terdapat hubungan diantara dua

variabel tersebut, begitupun sebaliknya.

Page 69: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

52

4.10 Etika Penelitian

Pada saat memulai penelitian ini, peneliti akan mengajukan

permohonan ijin kepada institusi (Fakultas) untuk mendapatkan surat

keterangan penelitian yang sebelumnya harus lulus uji Ethical Clearance

yang memenuhi aspek penelitian.

1. Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect

for Person)

Responden dalam memutuskan kesediannya untuk menjadi

responden penelitian tidak ada paksaan dari siapapun. Informasi

yang dikumpulkan peneliti dijamin kerahasiannya, lembar format

pengumpulan data yang suda terisi disimpan, hanya peneliti yang

bisa mengaksesnya serta tidak diberi nama.

2. Prinsip Berbuat Baik (Beneficience)

Sumber data dari penelitian ini adalah data primer yang

didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner. Penelitian

ini tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan atau

mengganggu responden. Peneliti hanya mengajukan pertanyaan

dan pernyataan lewat kuesioner tanpa melalukan tindakan

apapun pada responden. Hasil penelitian nantinya dapat

memberikan manfaat khususnya dalam menilai citra dari rumah

sakit terkait bagi responden.

Page 70: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

53

3. Prinsip Tidak Merugikan (Non-Maleficience)

Prinsip tidak merugikan (non-maleficience) merupakan prinsip

dasar menurut tradisi Hippocrates, primum non nocere. Jika tidak

bisa berbuat baik kepada seseorang, paling tidak kita tidak

merugikan orang tersebut. pada penelitian ini dilakukan tanoa ada

unsur menyakiti atau melukai perasaan responden sehingga

dalam penelitian ini pada lembar informasi dan kuesioner tidak

menyinggung responden. Pada waktu pengambilan data dengan

lembar kuesioner, harus tetap menghormati responden.

4. Keadilan (Justice)

Pelaksanaan pada penelitian ini responden diperlakukan secara

adil baik sebelum, selama dan sesudah selama keikutsertaan

dalam penelitian tanpa ada diskriminasi dengan cara

memperlakukan semua responden dengan cara yang sama.

Responden yang telag mengisi kuesioner diberikan reward yang

bisa memberikan manfaat kepada responden.

Page 71: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

53

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian mengenai “hubungan kualitas

pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS

Kesehatan di RSI UNISMA”, pengambilan data dilakukan pada tanggal 5 April

2017 – 2 Mei 2017 di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam UNISMA dengan jumlah

responden 144 responden sesuai dengan kriteria inklusi pengambilan sampel.

Hasil penyajian data ini diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden.

Selanjutnya data yang diperoleh dan terkumpul akan ditabulasikan, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel dan analisis.

5.1 Data Umum Karakteristik Responden

5.1.1 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 5.1 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik jenis

kelamin responden di RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei 2017.

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa karakteristik

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 71 responden atau 49,3%

dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 73 responden atau

50,7%.

laki-laki49%

perempuan51%

Jenis Kelamin

Page 72: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

54

5.1.2 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Usia

Gambar 5.2 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik usia

responden di RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei 2017.

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa karakteristik

responden berusia kurang dari 17 tahun sebanyak 3 responden atau 2,1%,

usia 17 – 25 tahun sebanyak 12 responden atau 8,3%, usia 26 – 35 tahun

sebanyak 27 responden atau 18,8%, usia 36 – 45 tahun sebanyak 53

responden atau 36,8%, usia 46 – 55 tahun sebanyak 36 responden atau

25%, usia 56 – 65 tahun sebanyak 8 responden atau 5,6% dan usia > 65

tahun sebanyak 5 responden atau 3,5%.

< 17 tahun2%

17 - 25 tahun8%

26 - 35 tahun19%

36 - 45 tahun37%

46 - 55 tahun25%

56 - 65 tahun6%

> 65 tahun3%

Usia

Page 73: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

55

5.1.3 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pendidikan

Gambar 5.3 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik tingkat

pendidikan responden di RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei

2017.

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa karakteristik

responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 2 responden atau

1,4%, SMP sebanyak 14 responden atau 9,7%, SMA sebanyak 90

responden atau 62,5%, Diploma sebanyak 17 responden atau 11,8%,

S1/S2 sebanyak 21 responden atau 14,6%.

SD1%

SMP10%

SMA62%

DIPLOMA12%

S1 / S215%

Pendidikan

Page 74: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

56

5.1.4 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 5.4 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik jenis

pekerjaan responden di RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei 2017.

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis pekerjaan PNS sebanyak 19 responden atau

13,2%, swasta sebanyak 27 responden atau 18,8%, wiraswasta sebanyak

43 responden atau 29,9%, petani sebanyak 12 responden atau 8,3%,

pelajar sebanyak 9 responden atau 9% dan lain-lainya seperti pensiunan

dan ibu rumah tangga sebanyak 30 responden atau 20,8%.

PNS13%

Swasta19%

Wiraswasta30%

Petani8%

Pelajar9%

Lain-lain (Pensiunan, ibu rumah tangga)

21%

Pekerjaan

Page 75: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

57

5.1.5 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Kelas BPJS

Gambar 5.5 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik jenis BPJS

yang digunakan responden di RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02

Mei 2017.

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis BPJS yang digunakan tipe kelas 1 sebanyak

28 responden atau 19,4%, kelas 2 sebanyak 67 responden atau 46,5%,

dan kelas 3 sebanyak 49 responden atau 34%.

Kelas 119%

Kelas 247%

Kelas 334%

BPJS

Page 76: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

58

5.2 Data Hasil Penelitian

5.2.1 Gambaran Kualitas Pelayanan Gawat Darurat

Tabel 5.1 Distribusi variabel kualitas pelayanan gawat darurat di

RSI UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei 2017.

Kualitas Pelayanan Frequency Percent

Baik 121 84.0

Cukup 23 16.0

Kurang 0 0

Total 144 100

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa kualitas

pelayanan gawat darurat baik sebanyak 121 responden (84%), kualitas

pelayanan gawat darurat cukup baik sebanyak 23 responden (16%) dan

kualitas pelayanan gawat darurat kurang baik sebanyak 0 responden (0%).

Adapun secara terperinci hasil analisis pada variabel kualitas

pelayanan gawat darurat berdasarkan lima dimensi yaitu reliabilitas,

responsioveness, assurance, empathy dan tangibles dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 5.2 Distribusi variabel kualitas pelayanan gawat darurat

berdasarkan lima dimensi di RSI UNISMA Malang.

Dimensi Selalu Sering Kadang Jarang Tidak

pernah

Total

F % F % F % F % F % F %

Reliabilitas 54 37,5 62 43,1 26 18,1 2 1,4 0 0 144 100

Responsive

ness

61 42,4 56 38,9 27 18,8 0 0 0 0 144 100

Page 77: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

59

Assurance 60 41,7 49 34 35 24,3 0 0 0 0 144 100

Empathy 64 44,4 55 38,2 24 16,7 1 0,7 0 0 144 100

Tangible 57 39,6 58 40,3 29 20,1 0 0 0 0 144 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa responden yang

menyatakan dimensi reliabilitas adalah sebanyak 62 responden (43,4%),

dimensi responsiveness sebanyak 61 responden (42,4%), dimensi

assurance sebanyak 60 responden (41,7%), dimensi empathy sebanyak

64 responden (44,4%), dan dimensi tangibles sebanyak 58 responden

(40,3%).

5.2.2 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien BPJS

Tabel 5.3 Distribusi variabel tingkat kepuasan pasien BPJS di RSI

UNISMA Malang bulan 05 April – 02 Mei 2017.

Tingkat Kepuasan Frequency Percent

Sangat Puas 126 87.5

Cukup Puas 18 12.5

Kurang Puas 0 0

Total 144 100.0

Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat kepuasan

pasien BPJS sangat puas adalah sebanyak 126 responden (87,5%),

tingkat kepuasan cukup puas sebanyak 18 responden (12,5) dan tingkat

kepuasan kurang puas sebanyak 0 responden (0%).

Page 78: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

60

Adapun secara terperinci hasil analisis pada variabel tingkat

kepuasan pasien BPJS berdasarkan empat aspek yaitu kenyamanan,

hubungan pasien dengan staff IGD, kompetensi dan biaya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 5.4 Distribusi variabel kualitas pelayanan gawat darurat

berdasarkan empat aspek di RSI UNISMA Malang.

Aspek Sangat

Puas

Puas Cukup

Puas

Tidak

Puas

Sangat

Tidak

Puas

Total

F % F % F % F % F % F %

Kenyamanan 34 23,6 93 64,6 17 11,8 0 0 0 0 144 100

Hubungan

pasien dan

staff IGD

21 14,6 102 70,8 21 14,6 0 0 0 0 144 100

Kompetensi 28 19,4 95 66 21 14,6 0 0 0 0 144 100

Biaya 64 44,4 56 38,9 24 16,7 0 0 0 0 144 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa 93 responden

(64,6%) menyatakan puas dengan terhadap aspek kenyamanan, 102

responden (70,8%) menyatakan puas terhadap aspek hubungan antara

pasien dengan staff IGD, 95 responden (66%) menyatakan puas terhadap

aspek kompetensi, dan sebanyak 64 responden (44,4%) menyatakan

sangat puas terhadap aspek biaya.

Page 79: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

61

5.2.3 Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien BPJS

Tabel 5.3 Distribusi hubungan kualitas pelayanan gawat darurat

terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di RSI UNISMA Malang bulan 05

April – 02 Mei 2017.

Hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat

kepuasaan pasien BPJS di RSI UNISMA Malang dianalisis dengan

menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Spearman's rho dengan

tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil tabulasi silang antara kualitas

pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Kualitas

pelayanan

Tingkat kepuasan Total

Sangat puas Cukup puas Kurang puas

F % F % F % F %

Baik 120 95,2% 1 5,5% 0 0% 121 84%

Cukup 6 4,76% 17 94,4% 0 0% 23 15,9%

Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

Total 126 100% 18 100% 0 0% 144 100%

Berdasarkan data tabulasi silang antara kualitas pelayanan gawat

darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS dapat dinyatakan bahwa

responden dengan kualitas pelayanan gawat darurat yang baik dengan

tingkat kepuasan sangat puas adalah sebanyak 120 responden (95,2%),

kualitas pelayanan cukup baik dengan tingkat kepuasan sangat puas

adalah sebanyak 6 responden (4,76%).

Page 80: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

62

Kualitas pelayanan baik dengan tingkat kepuasan cukup puas adalah

sebanyak 1 responden (5,5%) dan kualitas pelayanan cukup baik dengan

tingkat kepuasan cukup puas adalah sebanyak 17 responden (94,4%).

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka diketahui

hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan

pasien BPJS di RSI UNISMA Malang dianalisis dengan menggunakan uji

korelasi Spearman rank corelation menunjukkan nilai probabilitas sebesar

0,000 atau nilai p lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 sehingga H0 ditolak yang

artinya ada hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat

kepuasan pasien BPJS di RSI UNISMA Malang. Nilai koefisiensi korelasi

Spearman bernilai positif yaitu 0,810 atau signifikan yang artinya bahwa

dengan pelayanan gawat darurat yang baik maka akan meningkatkan

kepuasan pasien BPJS.

Page 81: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

63

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini penulis akan membahas lebih rinci hasil penelitian yang sudah

dijelaskan pada bab V, yaitu mengenai temuan-temuan pada hasil penelitian,

mengintegrasikan temuan penelitian serta membandingkannya dengan teori lain

yang lebih relevan. Pada bab ini akan dibahas secara beruntun tentang kualitas

pelayanan gawat darurat, tingkat kepuasan pasien BPJS dan hubungan antara

kualitas pelayanan gawat darurat dan tingkat kepuasan pasien BPJS di RSI

UNISMA Malang.

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

6.1.1 Karakteristik Responden di RSI UNISMA Malang

Pasien RSI UNISMA Malang mayoritas berasal dari daerah kota

Malang dan kota-kota-kota yang berada di Jawa Timur. Jumlah

responden yang didapatkan pada saat penelitian bulan April – Mei 2017

adalah 144 responden dengan karakteristik responden yang didapatkan

saat penelitian di RSI UNISMA Malang diantaranya adalah jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Hal tersebut sesuai dengan teori

behavior model of families use of health services atau perilaku orang sakit

dalam berobat ke pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh jenis kelamin,

usia, pendidikan dan pekerjaan.

Page 82: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

64

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 144 responden dengan

karakteristik jenis kelamin diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak

adalah perempuan sebanyak 73 responden (50,7%). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2011), Syaputra

(2015), dan Putri (2016), dimana responden perempuan lebih

mendominasi dalam pengobatan ke pelayanan kesehatan. Menurut

Rangkuti (2007), memaparkan bahwa tingginya angka kesakitan pada

perempuan daripada laki-laki menyebabkan perempuan membutuhkan

pelayanan kesehatan yang lebih banyak.

Berdasarkan karakteristik usia, mayoritas responden berusia 36

– 45 tahun sebanyak 53 responden (36,8%). Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2011) dan Putri (2016), dimana

responden yang berusia 36 – 45 tahun mendominasi dalam ke pelayanan

kesehatan. Menurut Rangkuti (2007), kebutuhan seseorang terhadap

pelayanan kuratif atau pengobatan semakin meningkat saat usia mulai

bertambah dibandingkan dengan kebutuhan terhadap pelayanan

preventif.

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan, mayoritas

responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 90 responden (62,5%).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2014)

dan Putri (2016), dimana responden yang berpendidikan SMA

mendominasi. Menurut Rangkuti (2007), pendidikan yang lebih tinggi

cenderung meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan status

kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan

kesehatan.

Page 83: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

65

Berdasarkan karakteristik pekerjaan dan kelas BPJS Kesehatan,

mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 43

responden (29,9%). Mayoritas responden memiliki BPJS kelas 2 yaitu

sebanyak 67 responden (46,5%). Bekerja atau tidaknya seseorang

secara langsung akan mempengaruhi status ekonomi. Seseorang yang

berpenghasilan di atas rata-rata mempunyai minat yang lebih tinggi dalam

memilih pelayanan kesehatan (Rangkuti, 2007). Peneliti menganalisa

masyarakat yang bekerja cenderung memiliki status ekonomi yang baik,

sehingga akan memilih kelas perawatan yang baik juga dengan iuran per

orang dalam satu bulan yang telah ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Selain itu, tanpa melihat dari jenis pekerjaan responden bahwa seluruh

masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan baik dari

kalangan petani, pedagang, dan lain-lain yang memiliki pekerjaan dan

penghasilannya tidak mencukupi dengan mendapatkan bantuan iuran

dari BPJS Kesehatan.

6.1.2 Kualitas Pelayanan Gawat Darurat di RSI UNISMA Malang

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 144 responden

didapatkan data, sebanyak 121 responden (84%) menyatakan bahwa

kualitas pelayanan gawat darurat baik, sebanyak 23 responden (16%)

menyatakan bahwa kualitas pelayanan gawat darurat cukup baik dan

sebanyak 0 responden (0%) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

gawat darurat kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan gawat darurat melalui 5 dimensi

kualitas pelayanan yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty,

Page 84: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

66

dan tangibles yang diberikan oleh pemberi layanan (rumah sakit)

dipersepsikan baik oleh sebagian besar responden. Menurut Nursalam

(2015) menyatakan bahwa kualitas pelayanan akan semakin memuaskan

pasien jika pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan sudah

memenuhi atau melampaui harapan pasien. Hal ini juga sesuai dengan

Peraturan Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 yang menyatakan

bahwa standar kualitas pelayanan IGD dapat dikatakan baik jika

melampaui 70%.

Berdasarkan hasil analisa data pada dimensi reliabilitas atau

kehandalan dinyatakan bahwa 62 responden (43,1%) menyatakan bahwa

dimensi reliabilitas sering dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa RSI

UNISMA Malang telah mampu memberikan pelayanan gawat darurat

yang sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

Sehingga pasien merasakan bahwa prosedur penerimaan pasien di IGD

sering dilakukan dengan cepat, hati-hati, teliti, dan tidak menyusahkan

pasien. Menurut Supranto (2011), kehandalan yaitu kemampuan untuk

melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Menurut

Bata dan Immas (2013) dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa kehandalan mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas

pelayanan gawat darurat yang diterima oleh pasien. Semakin baik

persepsi pasien terhadap kehandalan rumah sakit, maka kepuasan

pasien juga akan semakin tinggi dan jika persepsi pasien terhadap

kehandalan buruk maka kepuasan pasien juga akan semakin rendah.

Page 85: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

67

Meningkatkan kehandalan di bidang pelayanan kesehatan, pihak

manajemen perlu membangun budaya kerja bermutu yaitu budaya tidak

ada kesalahan atau corporate culture of no mistake yang diterapkan mulai

dari pimpinan sampai ke front line staff (yang langsung berhubungan

dengan pasien). Budaya kerja seperti ini perlu diterapkan dengan

membentuk kelompok kerja yang kompak dan mendapat pelatihan secara

terus-menerus sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran dan

ekspektasi pasien (Ningrum, 2014).

Berdasarkan hasil analisa data pada dimensi responsiveness

atau daya tanggap dinyatakan bahwa 61 responden (42,4%) menyatakan

bahwa dimensi responsiveness selalu dilakukan. Hal ini menunjukkan

bahwa RSI UNISMA Malang telah mampu membantu dan memberikan

pelayanan gawat darurat yang cepat dan tepat dengan penyampaian

informasi yang jelas kepada pasien. Hal ini dibuktikan dengan

penyampaian kondisi pasien, informed consent, dan tanggapan atas

keluhan pasien selalu dilakukan dengan cepat dan tepat. Menurut

Supranto (2011) Responsif yaitu kemauan untuk membantu pelanggan

dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan. Menurut Rizal

dan Riza (2014) dan Mumu dkk (2015) menyatakan bahwa responsif

mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan gawat darurat.

Semakin baik persepsi pasien terhadap responsif rumah sakit, maka

kepuasan pasien juga akan semakin tinggi dan jika persepsi pasien

terhadap responsif buruk maka kepuasan pasien juga akan semakin

rendah.

Page 86: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

68

Dimensi daya tanggap merupakan penilaian kualitas pelayanan

gawat darurat yang paling dinamis. Harapan pasien terhadap kecepatan

pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan

kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh pasien.

Pelayanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan pasien

kebanyakan ditentukan oleh sikap para front line staff (Ningrum, 2014).

Berdasarkan hasil analisa data pada dimensi assurance atau

jaminan dinyatakan bahwa 60 responden (41,7%) menyatakan bahwa

dimensi assurance selalu dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa RSI

UNISMA Malang telah mampu memberikan jaminan terkait dengan

kemampuan, pengetahuan, ketrampilan staff IGD dalam pelayanan gawat

darurat. Menurut Supranto (2011) jaminan yaitu mencakup pengetahuan

dan kesopanan staff serta kemampuan mereka untuk menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan atau assurance. Menurut Idris (2012) dan

Susmaneli & Triana (2014) menyatakan bahwa jaminan mempunyai

pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan gawat darurat. Semakin

baik persepsi pasien terhadap jaminan yang diberikan oleh rumah sakit,

maka kepuasan pasien juga akan semakin tinggi dan jika persepsi pasien

terhadap jaminan yang diberikan oleh rumah sakit buruk maka kepuasan

pasien juga akan semakin rendah.

Page 87: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

69

Keramahan dan kesopanan petugas kesehatan yang dapat

menimbulkan rasa percaya pada pasien karena kepuasan pasien

biasanya dikaitkan dengan keramahan petugas yang memberikan

pelayanan. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini akan

mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari resiko (Ningrum,

2014).

Berdasarkan hasil analisa data pada dimensi empathy

dinyatakan bahwa 64 responden (44,4%) menyatakan bahwa dimensi

empathy selalu dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa RSI UNISMA

Malang telah mampu memberikan persepsi kepada pasien bahwa para

staff di IGD mampu memberikan perhatian yang tulis yang bersifat

individual dengan berusaha memahami keinginan pasien tanpa

membedakan pasien satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan

selalu menyapa pasien dengan sopan dan ramah serta tidak memandang

status sosial pasien. Menurut Supranto (2011) empati yaitu syarat untuk

peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. Menurut Abdussamad

(2010) dan Wira (2014) menyatakan bahwa empati mempunyai pengaruh

positif terhadap kualitas pelayanan gawat darurat. Semakin baik persepsi

pasien terhadap empati yang diberikan oleh rumah sakit, maka kepuasan

pasien juga akan semakin tinggi dan jika persepsi pasien terhadap empati

yang diberikan oleh rumah sakit buruk maka kepuasan pasien juga akan

semakin rendah.

Page 88: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

70

Kriteria empati terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian

khusus staf kepada setiap pasien, memahami kebutuhan mereka dan

memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika pasien ingin

memperoleh bantuannya sehingga peranan SDM kesehatan sangat

menentukan kualitas pelayanan kesehatan karena mereka dapat

langsung memenuhi kepuasan pasien (Ningrum, 2014).

Berdasarkan hasil analisa data pada dimensi tangibles atau bukti

fisik dinyatakan bahwa 58 responden (40,3%) menyatakan bahwa

dimensi tangibles sering dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa RSI

UNISMA Malang telah mampu menunjukkan eksistensinya kepada

pasien. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya petugas yang memakai

seragam dengan rapi, tanda pengenal, kebersihan, kerapihan dan

kenyamanan ruang IGD dengan baik.

Menurut Supranto (2011) bukti fisik adalah penampilan fasilitas

fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi. Menurut Chunlaka

(2010) dan Wira (2014) menyatakan bahwa bukti fisik mempunyai

pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan gawat darurat. Semakin

baik persepsi pasien terhadap bukti fisik yang diberikan oleh rumah sakit,

maka kepuasan pasien juga akan semakin tinggi dan jika persepsi pasien

terhadap bukti fisik yang diberikan oleh rumah sakit buruk maka kepuasan

pasien juga akan semakin rendah. Kualitas pelayanan kesehatan juga

dapat dirasakan secara langsung oleh para penggunanya dengan

menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai, dimensi ini

juga mempengaruhi mutu pelayanan dan kepuasan pasien (Ningrum,

2014).

Page 89: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

71

6.1.3 Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA Malang

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 144 responden

didapatkan data, tingkat kepuasan sangat puas sebanyak 126 responden

(87,5%), tingkat kepuasan cukup puas sebanyak 18 responden (12,5) dan

tingkat kepuasan kurang puas sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan

hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan

pasien BPJS yang diukur melalui aspek kenyamanan, hubungan pasien

dengan petugas IGD, kompetensi dan biaya dapat dipersepsikan sangat

puas oleh responden.

Hasil penelitian searah dengan hasil penelitian sebelumnya

tentang kualitas pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien yang

dilakukan oleh Vina (2011), dimana hasil dari penelitian yang didapatkan

sebanyak 78,03% responden merasa sangat puas dan 26,32%

responden merasa tidak puas dengan pelayanan yang telah diberikan

oleh pihak rumah sakit. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rolan,

dkk (2014) menyatakan bahwa dari 103 responden, 52 responden

(50,5%) menyatakan sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan

pihak rumah sakit. Kepuasan pasien BPJS juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya pemberian pelayanan kepada pasien BPJS

kurang mendapatkan perhatian lebih dan kurang tanggapnya dalam

memberikan pelayanan.

Page 90: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

72

Kepuasan pelanggan menurut Kotler et al.dalam Tjiptono (2008)

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau

hasil) yang ia persepsikan dibandingkan harapannya. Menurut Park

dalam Hasan (2009) kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan

konsumen sebagai respon terhadap produk barang atau jasa yang telah

dikonsumsi. Secara umum kepuasan dapat diartikan sebagai suatu

perbandingan antara layanan atau hasil yang diterima konsumen dengan

harapan konsumen, layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak

harus sama dengan harapan konsumen, atau bahkan melebihinya.

Berdasarkan analisa data terkait tingkat kepuasan pasien BPJS

dinyatakan bahwa 93 responden (64,6%) menyatakan puas terhadap

aspek kenyamanan. Hal ini ditunjukkan dengan kebersihan ruang IGD

dan lengkapnya fasilitas yang ada di IGD sehingga sebagian besar pasien

merasa nyaman dan puas. Sedangkan pada aspek hubungan antara

pasien dengan staff IGD sebanyak 102 responden (70,8%) menyatakan

puas. Hal ini ditunjukkan dengan kesopanan dan keramahan petugas

dalam menanggapi keluhan dan menyampaikan informasi kepada pasien.

Berdasarkan analisa data terkait tingkat kepuasan pasien BPJS

dinyatakan bahwa sebanyak 95 responden (66%) menyatakan puas

terhadap aspek kompetensi. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan dan

ketrampilan serta kecekatan para petugas IGD dalam menanggani

pasien.

Page 91: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

73

Berdasarkan analisa data terkait tingkat kepuasan pasien BPJS

dinyatakan bahwa sebanyak 64 responden (44,4%) menyatakan sangat

puas terhadap aspek biaya. Hal ini ditunjukkan dengan kesesuain antara

biaya yang telah dikeluarkan tiap bulan dengan pelayanan yang telah

diterima pasien selama dalam masa perawatan.

6.1.4 Hubungan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Terhadap Tingkat

Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan di RSI UNISMA Malang

Berdasarkan hasil analisa data terkait hubungan kualitas

pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS

Kesehatan di RSI UNISMA dengan uji statistik yaitu menggunakan uji

korelasi spearman diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) yang

berarti terdapat hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat

dengan tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan. Nilai koefisiensi

korelasi Spearman bernilai positif yaitu 0,810 atau signifikan yang

menunjukkan bahwa hubungan kualitas pelayanan gawat darurat dengan

tingkat kepuasan pasien BPJS Kesehatan termasuk dalam kategori

sangat kuat. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa dengan

pelayanan gawat darurat yang baik akan memberikan tingkat kepuasan

yang sangat puas terhadap pasien BPJS.

Berdasarkan data tabulasi silang antara kualitas pelayanan

gawat darurat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS dapat dinyatakan

bahwa responden dengan kualitas pelayanan gawat darurat yang baik

dengan tingkat kepuasan sangat puas adalah sebanyak 120 responden

(95,2%). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan gawat darurat

Page 92: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

74

sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS. Tingkat

kepuasan pasien yang menjadi responden pada penelitian ini sangat

besar dipengaruhi oleh hubungan antara pasien dengan staff IGD yang

dibuktikan dengan keramahan dan kesopanan petugas dalam

memberikan informasi, menanggapi keluhan serta selalu melibatkan

keluarga dalam segala hal. Selain itu, pada dimensi kualitas pelayanan

gawat darurat, hal yang paling berpengaruh adalah rasa empati dari

petugas IGD terhadap pasien maupun keluarga yang diwujudkan dengan

keramahan serta tidak adanya perbedaan status sosial pasien.

Hal ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Damghi, et

al (2013) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan gawat darurat yang

baik akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien sebanyak

66,1%. Menurut Taye et al (2014), salah satu hal yang sangat

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien adalah tindakan

diskriminasi. Tindakan diskriminasi ini dapat dilakukan oleh dokter,

perawat, maupun staff IGD lainnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2016)

yang dilakukan di RS Gunung Jati Cirebon, sebanyak 85,4% pasien BPJS

menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit termasuk

kedalam kategori baik dan sangat memuaskan. Menurut Putri, dkk (2016)

menyatakan bahwa indikator yang sangat berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan rumah sakit adalah kompetensi dari staff rumah sakit,

kemudahan untuk mengakses layanan, keefektifan dari suatu tindakan,

dan hubungan antara pasien dan staff rumah sakit.

Page 93: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

75

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari

(2014) di RSBK yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang baik

secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepuasan

pasien. Hal ini mempunyai arti bahwa semakin baik kualitas pelayanan

yang diberikan pihak RS maka kepuasan pasien di RS juga akan

meningkat, demikian pula sebaliknya, semakin buruk kualitas pelayanan

yang diberikan pihak RS maka kepuasan pasiennya akan semakin

menurun.

Kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2008) adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil)

yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Penelitian yang

dilakukan oleh Parasuraman, et al. (1988) menyatakan kualitas layanan

mempengaruhi harapan dan kenyataan yang diterima. Kualitas jasa yang

memadai harapan maka pelanggan akan senang dan menilai kualitas

jasa tersebut tinggi sehingga dapat menciptakan rasa puas pelanggan

terhadap penyedia jasa demikian pula sebaliknya, jika kualitas jasa yang

diterima tidak sesuai dengan harapan maka pelanggan akan menilai

pelayanan tersebut tidak berkualitas sehingga menyebabkan pelanggan

merasa tidak puas.

6.1.5 Implikasi Keperawatan

Bagian ini membahas implikasi penelitian pada ilmu

keperawatan dan praktik keperawatan mengenai hubungan kualitas

pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS

Kesehatan di IGD RSI UNISMA Malang.

Page 94: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

76

6.1.5.1 Ilmu Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian, adanya hubungan kualitas

pelayanan gawat darurat memiliki hubungan signifikan dengan tingkat

kepuasan pasien BPJS. Semakin baik pelayanan gawat darurat yang

diberikan kepada pasien maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan

pasien BPJS terhadap pelayanan gawat darurat yang diterima. Dengan

menemukan hubungan kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat

kepuasan pasien BPJS, maka hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai evidence based yang dapat menanbah wawasan baru bagi

perawat untuk meningkatkan pelayanan khususnya pelayanan gawat

darurat menjadi lebih baik dan bisa memberikan kesan positif sehingga

pasien akan merasa sangat puas terhadap pelayanan gawat darurat yang

telah diberikan.

6.1.5.2 Praktek Keperawatan

Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan gawat darurat tidak hanya berfokus kepada pasien-pasien

yang true emergency saja namun juga kepada pasien-pasien false

emergency yang juga memerlukan pelayanan gawat darurat secara

segera dan berkualitas sehingga pelayanan yang diberikan dapat sangat

memuaskan seluruh pasien pengguna IGD.

Page 95: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

77

6.1.6 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Isi kuesioner kemungkinan belum menampung seluruh fakta yang

ada, sehingga untuk mendapatkan data yang benar-benar dirasakan

oleh responden masih kurang.

2. Data yang diperoleh dipengaruhi kejujuran responden, karena

kecenderungan pasien yang tidak mau mengemukakan kritik,

sehingga data yang diperoleh kurang menggambarkan keadaan yang

sebenarnya.

3. Penelitian ini hanya dilakukan di satu tempat yaitu IGD RSI UNISMA

Malang, sehingga kurang mampu mengeneralisasikan atau

menggambarkan pelayanan gawat darurat yang terjadi di rumah sakit

lainnya.

4. Hasil penelitian ini tidak menyajikan kualitas pelayanan gawat darurat

dan tingkat kepuasan pasien berdasarkan P2 dan P3 serta jenis

kasus, sehingga data yang ada masih secara umum dan untuk

masing-masing kategori masih kurang spesifik.

5. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap, sehingga kuesioner yang

diisi responden harus benar-benar diarahkan untuk berfokus pada

pelayanan gawat darurat.

Page 96: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

78

BAB VII

PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian terkait hubungan

kualitas pelayanan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di RSI

UNISMA Malang.

7.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian tentang kualitas pelayanan gawat darurat

menunjukkan bahwa dari 144 responden, sebanyak 121 responden

(84%) menyatakan kualitas pelayanan gawat darurat dalam kategori

baik.

2. Hasil penelitian tentang tingkat kepuasan pasien BPJS di IGD

menunjukkan bahwa dari 144 responden, sebanyak 126 responden

(87,5%) menyatakan tingkat kepuasan dalam kategori sangat puas.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat

kepuasan pasien BPJS dengan nila p = 0,000 dan koefisiensi korelasi

bernilai positif yaitu 0,810, artinya bahwa semakin baik pelayanan

gawat darurat maka semakin meningkat kepuasan pasien.

Page 97: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

79

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, saran dari

penelitian sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan

kepada direktur RSI UNISMA agar meningkatkan kualitas pelayanan

gawat darurat sehingga kepuasan pasien tetap terjaga dengan baik.

2. Diharapkan responden lebih kritis dalam memberikan kritik dan saran

yang positif kepada rumah sakit agar pihak rumah sakit mampu

memperbaiki kualitas pelayanan gawat darurat.

3. Perlu adanya penelitian serupa yang dapat digunakan pihak rumah

sakit untuk mengevaluasi kualitas pelayanan gawat darurat yang telah

dberikan sehingga kualitas dan kepuasan pasien tetap terjaga dengan

baik.

Page 98: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

80

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Lailatul. 2011. Relationship Of Health Care Quality With Bpjs Patient’s

Satisfaction. Nursing Journal Of Stikes Insan Cendekia Medika Jombang

Volume 2 No.002 September 2011.

Andriani, S Dan Sunarto, 2009. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan

Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-7621,

Vol. 2, No. 1, Juni 2009.

Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara.

Batta, Yuristi Winda. 2013. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap

Kepuasan Pasien Pengguna Askes Sosial Pada Pelayanan Rawat Inap Di

Rsud Lakipadada Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013. Skripsi. Makasar:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin.

Bpjs Kesehatan. 2014. Panduan Layanan Bagi Peserta Bpjs Kesehatan. Jakarta.

Bpjs Kesehatan. 2014. Panduan Praktis Pelayanan Bpjs Kesehatan. Jakarta.

Bpjs Kesehatan. 2014. Peraturan Bpjs Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014. Jakarta

Pusat.

Damghi, Nada, Et Al. 2013. Patient Satisfaction In Moroccan Emergency

Department. Biomed Central: International Archives Of Medicine 2013, 6:20.

Depkes Ri. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019.

Jakarta.

Efendi Dan Makhfudli. 2015. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba

Medika: Jakarta.

Fajaruddin, Ahmad. 2015. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan

Pasien Pemegang Kartu Jaminan Bpjs Di Unit Pelayanan Teknis Kesehatan

Puskesmas Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Skripsi. Surabaya:

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya.

Page 99: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

81

Febriana Dan Stefanus. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Dimensi

Dabholkar Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam. Jurnal Administrasi

Kesehatan Indonesia, Volume I, No 2, April-Juni 2013, Hlm.132- 139.

Gunawan, K & Djati, S. P. (2011). Kualitas Layanan Dan Loyalitas Pasien (Studi

Pada Rumah Sakit Umum Swasta Di Kota Singaraja - Bali). Jurnal

Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol 13, No. 1 Maret 2011: 32-39.

Hardianti. 2008. Gambaran Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi Gawat Darurat.

Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, A. A. A. (2008). Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Ibrahim, Amin. 2008. Teori Dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya.

Bandung: Mandar Maju.

Idris, Edwin. 2012. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Dengan Tingkat Kepuasan

Pasien Diruang Rawat Inap Rsud Pariaman Tahun 2012. Skripsi. Padang:

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

Irwan. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.

Kartikasari, Dwi Dan Aryo Dewanto. 2014. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap

Kepuasan Dan Kepercayaan Di Rumah Sakit Bunda Kandangan Surabaya.

Tesis. Malang : Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

Kemenkes Ri. 2009. Standarisasi Pelayanan Gawat Darurat Di Rumah Sakit No.

856/Menkes/Sk/Ix/2009. Jakarta: Biro Hukum Departemen Kesehatan Ri.

Kemenkes Ri. 2012. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional

(Jkn) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes Ri. 2013. Buku Saku Faq (Frequently Asked Question) Bpjs Kesehatan.

Jakarta: Kemenkes Ri.

Page 100: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

82

Kotler, P Dan Keller, K. L. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Dan 2. Jakarta: Pt

Indeks.

Kotler, P Dan Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid

1. Terjemahan Oleh Adi Maulana Dan Wibi Hardani. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. 2008. Manajemen Pemasaran. Diterjemahkan Oleh Benyamin Molan

Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Indeks.

Kurnia, Erlin. 2010. Perbandingan Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Gawat

Darurat Dan Gawat Non Darurat Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di

Ugd Rs Baptis Batu. Jurnal Stikes Rs. Baptis Kediri Volume 3, No.2,

Desember, 2010.

Mumu, Like., Grace D. Kandou, Dan Diana. 2015. Analisa Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsup

Prof. Dr. R.D Kandou Manado. .

Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jikmu/Article/Download/7460/7530/

Munijaya, Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Egc.

Munijaya, Gde. 2013. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Egc.

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ningrum, R., Huda, N., Yuliastuti, C. 2014. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan

Bpjs Terhadap Kepuasan Pasien Di Poliklinik Tht Rumkital Dr. Ramelan

Surabaya. Jurnal Ilmiah Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya Vol. 6

Bulan Maret 2014.

Nurcaya, I.N. 2008. Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Di Provinsi Bali.

Piramida, Vol. 4, No. 2.

Nursalam. 2014. Metodelogi Pendekatan Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta:

Salemba Medika.

Nursalam. 2015. Management Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Page 101: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

83

Pohan, S. I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Dasar-Dasar Pengertian

Dan Penerapan. Jakarta: Egc.

Pohan, S. I. 2012. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Dasar-Dasar Pengertian

Dan Penerapan. Jakarta: Egc.

Pohan, S. I. 2014. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Dasar-Dasar Pengertian

Dan Penerapan. Jakarta: Egc.

Putri, Ayut Dewantara. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap

Kepuasan Pasien Peserta Bpjs Di Rs Tingkat Ii Udayanan Denpasar. Skripsi.

Denpasar: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

Putri, Dessi. 2016. Patient Satisfaction: The Health Care Quality Of Social Security

Management Agency For The Health Sector (Bpjs Kesehatan) Under

National Health Insurance Program (Jkn), Indonesia, 2015. Primary Health

Care Management, Mahidol University, Thailand.

Rama M, Kanagaluru. 2011. A Study On The Satisfaction Of Patients With

Reference To Hospital Service. International Journal Of Business Economic

And Management Research, Vol: 1, No:3.

Rangkuti, Freddy, 2006, Measuring Customer Satisfaction, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Rashid Al-Abri & Amina Al-Balushi. 2014. Patients Satisfaction Survey As A Tool

Toward Quality Improvement. Journal Nurse Care Quality, Vol:16, No:4.

Ratna, A.P.W. 2015. Karakteristik Pasien Instalasi Gawat Darurat Periode

Triwulan I Tahun 2014. Jurnal Rekam Medis, Vol Ix. No. 1. Maret 2015.

Issn 1979-9551.

Riskesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Ri.

Rizal, Achmad Dan Yeni Riza. 2014. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Bp. Gigi Puskesmas Kelayan Dalam

Kota Banjarmasin. Artikel Vi. An Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, Hal 26-31.

Page 102: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

84

Sabarguna. B.S. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta:

Sagung Seto.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Supranto, J.

2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Pt.Rineka Cipta.

Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Pt.Rineka

Cipta.

Susmaneli, Herlina Dan Ani Triana. 2014. Dimensi Mutu Pelayanan Kebidanan

Terhadap Kepuasan Pasien Program Jampersal. Kesmas, Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014 : 418-422.

Sutawijaya, R. 2009. Gawat Darurat. Yogyakarta: Aulia Publishing.

Taye, Belaynew Et Al. 2014. Quality Of Emergency Medical Care In Gondar

University Referral Hospital, Northwest Ethiopia: A Survey Of Patients’

Perspectives. Bmc Emergency Medicine 2014, 14:2.

Tjiptono, F. 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Bandung:

Cv Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelanggara Jaminan Sosial. Jakarta.

Wira, Ida. 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan

Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas Iii Di Rsud Wangaya Kota

Denpasar. Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Wiratna, V. 2012. Spss Untuk Paramedis. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Page 103: HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN GAWAT DARURAT …repository.ub.ac.id/948/1/Melli%C2%A0Anggraeni.pdf · IGD RS UNISMA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh:

85

Yarris, Et Al. 2012. How Accurately Can Emergency Department Providers

Estimate Patient Satisfaction?. Western Journal Of Emergency Medicine,

Volume Xiii, No. 4.

Yoga, Candra. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit Edisi Ke-2. Ui Pres:

Jakarta.