hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi …repository.unjaya.ac.id/864/1/hery...

35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI MENGGUNAKAN KANULNASAL TERHADAP PERUBAHAN SATURASI OKSIGENPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHANKEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANGIGD DAN ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: HERY PURNAJAYA NPM. 3210068 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014

Upload: dangtuyen

Post on 30-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI

MENGGUNAKAN KANULNASAL TERHADAP PERUBAHAN

SATURASI OKSIGENPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHANKEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANGIGD

DAN ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

HERY PURNAJAYA

NPM. 3210068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2014

Page 2: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

Page 3: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi lain sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Yogyakarta, Juli 2014

Hery Purnajaya

Page 4: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillāhirabbil Ālamīn, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT Yang maha Rahman dan Rahim karena atas limpahan

Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

judul: “HubunganKetepatanPemasanganAlatOksigenasiMenggunakanKanula

Nasal terhadapPerubahanSaturasiOksigen (SpO2)

padaPasiendenganGangguanPemenuhanKebutuhanOksigenasi di Ruang IGD dan

ICU RSUD Panembahan Senopati BantulYogyakarta”.

Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada penghulu umat

Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya yang telah

memplopori zaman yang jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti sekarang.Penulis masih merasa kurang tanpa bimbingan,

arahan dan bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh

karena itu penulis menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,

terutama pada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes A. Yani Yogyakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk penelitian ini.

2. Dewi RetnoPamungkas,MNg, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Stikes A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan arahan, izin dan

kemudahan dalam penelitian ini.

3. Dwi Kartika Rukmi, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku penguji yang telah

memberikan arahan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan

penelitian ini.

Page 5: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

4. Maryana, M.Kep, selaku pembimbing satu yang telah dengan tulus ikhlas

membimbing, dan memberikan arahan dan motivasi dalam proses bimbingan

untuk menyelesaikan penelitian ini.

5. FrediErwanto, S.Kep.,Ns, selaku pembimbing dua yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan

penelitian ini.

6. Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPH selaku koordinator skripsi yang telah

memberikan arahan, kelancaran, dan motivasi dalam proses bimbingan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

7. Kepada BAPPEDA Kabupaten Bantuldan RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta yang telahmemberikan ijin

daninformasikepadapenelitiuntukmenyelesaikanpenelitianini.

8. Kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan

memberikan ijin, dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

9. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa selalu memberikan do‟a dukungan

moral, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

10. Semua pihak yang sudah ikut serta dalam penyelesaian penelitian ini, yang

tidak bisa saya sebut satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya.

Semoga Do‟a, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan dalam

bentuk apapun itu, menjadi catatan amal kebaikan serta mendapatkan balasan

dari Allah SWT.Penulis menyadari atas keterbatasan, dan kemampuan dalam

menyelesaikan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran serta masukan dari semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis

Hery Purnajaya

Page 6: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERNYATAAN ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

INTISARI ...................................................................................................... xi

ABSTRACT .................................................................................................... xii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xiii

MOTO ............................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ........................................................................... 1

B. RumusanMasalah ...................................................................... 4

C. TujuanPenelitian ....................................................................... 4

D. ManfaatPenelitian ..................................................................... 5

E. KeaslianPenelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Oksigen .......................................................................... 8

B. Saturasi oksigen ........................................................................ 16

C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi ......................... 18

D. Kerangka Teori.......................................................................... 24

E. Kerangka Konsep ...................................................................... 25

F. Hipotesis .................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. RancanganPenelitian ................................................................. 26

B. LokasidanWaktuPenelitian ....................................................... 26

C. PopulasidanSampel ................................................................... 26

D. VariabelPenelitian ..................................................................... 28

E. DefinisiOperasional................................................................... 29

F. AlatdanMetodePengumpulanData ............................................ 30

G. Analisa dan Model Statistik ..................................................... 30

H. Etika Penelitian ......................................................................... 34

I. Jalannya Penelitian .................................................................... 35

Page 7: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 37

B. Pembahasan................................................................................ 44

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 48

B. Saran ......................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.DefinisiOpersional ........................................................................ 30

Tabel 2. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Korelasi ...................... 34

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia diRuang IGD

dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta .......... 39

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di

Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta..................................................................................... 39

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan

di Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta..................................................................................... 40

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di

Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta..................................................................................... 40

Tabel 7. DistribusiFrekuensiKetepatanPemasanganAlat

OksigenasiMenggunakanKanula Nasal sesuai SOP oleh

Perawat di Ruang IGD dan ICU RSUD PanembahanSenopati

BantulTahun 2014 ......................................................................... 41

Tabel 8. StatistikDeskriptifPerubahanSaturasiOksigenpadaPasien

denganGangguanPemenuhanKebutuhanOksigenasi di Ruang

IGD dan ICU RSUD PanembahanSenopatiBantul ........................................ 41

Tabel 9. Klasifikasi Kenaikan Saturasi Oksigen pada Pasien dengan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD

dan ICU Panembahan Senopati Bantul ....................................... 42

Tabel 10. Distribusi Kenaikan Saturasi Oksigen dengan Dosis 3 dan 4

Liter Per Menit ............................................................................ 42

Tabel 11. HasilUjiNormalitas ....................................................................... 43

Tabel 12. HasilUjiNormalitasSetelahTransformasiData ............................... 43

Tabel 13. HasilUjiSpearman Rho ................................................................. 44

Tabel 13. Lembar Bimbingan Penelitian ...................................................... 44

Page 9: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Kerangka Teori ....................................................................... 25

Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................. 26

Page 10: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran Lembar Obsevasional/ Checklist.

Lampiran 2.SuratPermohonanMenjadiResponden.

Lampiran 3. Lembar Pernyataan Penelitian.

Lampiran 4. SuratIzin studi pendahuluan dari STIKES Jenderal Achmad

Yani Yogyakarta.

Lampiran 5. SuratIzin studi pendahuluan dari BAPPEDA Kabupaten

Bantul.SuratIzin studi pendahuluan dari direktur RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Lampiran 6. SuratIzin studi pendahuluan dari direktur RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

Lampiran 7. SuratIzin penelitian dari STIKES Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

Lampiran 8. SuratIzin penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Lampiran 9. SuratIzin penelitian dari direktur RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta.

Lampiran 10. Jadwal penyusunan skripsi.

Lampiran 11. Lembar bimbingan penelitian

Page 11: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI

MENGGUNAKAN KANULNASAL TERHADAP PERUBAHAN

SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHANKEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANGIGD

DAN ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

YOGYAKARTA

Purnajaya1, Maryana

2,Erwanto

3.

INTISARI

Latar Belakang: Kebutuhan oksigen dalam tubuh yang tidak adekuat akan

mengakibatkan hipoksemia, kerusakan otak,dan dapat mengancam kehidupan

sesorang. Data dari RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan pasien

yang mengalami gangguan oksigenasi dan terpasang kanul nasal sebanyak 433

(20,5%) dari 6333 pasien yang berkunjung. Pemberian terapi oksigen

menggunakan kanul nasal dengan tepatdiharapkan mampu mempertahankan

kebutuhan oksigen dalam jaringan sehingga saturasi oksigen tetap dalam rentang

normal.

Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu total

sampling dengan jumlah sampel 34. Pengambilan data dilakukan menggunakan

checklist.Teknik analisismenggunakan Spearman Rho.

Hasil Penelitian: Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan

kanulnasal sebagian besar kategori baik (52 %). Perubahan saturasi oksigen pada

pasien dengan gangguan oksigenasi rata-rata 2,86 %. Hubungan ketepatan

pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanulnasal terhadap perubahan saturasi

oksigen pada pasien dengan gangguan oksigenasi yaitusignifikan (p=0,016).

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanulnasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Kata Kunci: Terapi oksigen, saturasi oksigen, gangguanoksigenasi.

1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2Dosen POLTEKES Kemenkes Yogyakarta.

3Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 12: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ACCURACY OF INSTALLING

THEOXYGENATION TOOL USING NASAL CANNULAE AND OXYGEN

SATURATION CHANGES IN PATIENTS WITH DISRUPTION

INFULFILLING THE NEEDS OF OXYGENATION IN EMERGENCY

INSTALLATION UNIT AND INTENSIVECARE UNIT ROOMS

IN PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL IN BANTUL

YOGYAKARTA

ABSTRACT

Purnajaya1, Maryana

2,Erwanto

3

Background: The need for oxygen in the weak body will result in hypoxemia,

brain damage, and it can threaten a person's life. Data from Panembahan Senopati

regional public hospital in Bantul showed that patients with the impaired

oxygenation attached to nasal cannulae amounted to 433 (20.5%) of 6333 visited

patients. Oxygen therapy using nasal cannulae accurately was expected to

maintain the oxygen demand in the network, so that the oxygen saturation

remained within a normal range.

Objective: This research aims to know the relationship between the accuracy of

installing the oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen

saturation in patients with impaired oxygenation fulfillment.

Methods: This research used a descriptive analytic method with a cross-sectional

approach. The sampling technique used was the total sampling with 34 samples.

Data were collected by using a checklist. The analysis technique used Spearman's

Rho.

Results: The accuracy of installing the oxygenation tool using nasal cannulae was

categorized mostly good (52%). Changes in oxygen saturation in patients with

impaired oxygenation averaged 2.86%. The relationship between the accuracy of

installing the oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen

saturation in patients with impaired oxygenation was significant (P = 0.016).

Conclusion: There is a relationship between the accuracy of installing

oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen saturation in

patients with impaired oxygenation fulfillment.

Keywords: Oxygen Therapy, Oxygen Saturation, Impaired Oxygenation.

1Nursing Science Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2Lecturer of POLTEKES Kemenkes Yogyakarta.

3Lecturer of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 13: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi

untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Kebutuhan dasar manusia

mempunyai lima kebutuhan dasar yang dikenal dengan “Hiererki Maslow”. Lima

kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling dasar hingga

yang paling tinggi, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi: kebutuhan

fisiologi, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki,

serta kebutuhan harga diri serta kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhanfisiologis

merupakan kebutuhan yangharus terpenuhi daripada kebutuhan yang lainnya salah

satunya kebutuhan oksigenasi (Mubarak dan Chayatin, 2007).

Kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh harus mendapatkan suplai yamg

adekuat. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang, akan mengakibatkan kerusakan

pada otak dan apabila kondisi ini berlangsung lama maka dapat menyebabkan

kematian jaringan bahkan mengancam kehidupan seseorang. Pemberian terapi

oksigen dengan menggunakan kanula nasal dengan tepatsesuai standar

operasional prosedur (SOP)dalam asuhan keperawatan diharapkan mampu

memberikan dan mempertahankan kebutuhan oksigen dalam tubuh sehingga

saturasi oksigen pasien tetap dalam batas normal (Hidayat, 2006).

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas darigangguan yang

terjadi pada sistem respirasi baik anatomi maupun fisiologis organ-organ respirasi.

Permasalahan dalam pemenuhan tersebut juga dapat disebabkan karena adanya

gangguan pada sistem tubuh yang lain, misalnya sistem kardiovaskuler. Gangguan

pada sistem respirasi dapat disebabkanolehperadangan, obstruksi, trauma, kanker,

degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan

oksigen dalam tubuh tidak tercukupi secara adekuat. Gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi antara lain berupa hipoksia, perubahan pola pernapasan,

obstruksi jalan napas, dan masalah pertukaran gas (Asmadi, 2008).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien

Page 14: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

khususnya untuk penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit. Upaya

pelayanan kesehatan tersebut mencakup upaya peningkatan, pencegahan,

pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Upaya kesehatan harus dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan, dan perlu adanya kerja sama

antara pemerintah dengan masyarakat dalam penerapannya yang harusdidukung

oleh sumber daya kesehatan (Depkes RI, 2010).

Pelayanan keperawatan di masa mendatang memberikan consumer

minded terhadap pelayanan yang diterima. Hal ini didasarkan pada “trends”

perubahan saat ini dan persaingan yang semakin ketat. Perawat diharapkan dapat

menjelaskan, mengimplementasikan, dan mengukur perbedaan bahwa praktik

keperawatan dapat sebagai indikator terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan yang profesional di masa depan. Perawat diharapkan mampu

memberikan ketrampilannya dalam melakukan tindakan keperawatan salah

satunya tindakan pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal dengan

teapat untuk mempertahankan saturasi oksigen pasien dengan masalah oksigenasi

(Nursalam, 2011).

Menurut Widayanti (2009), dari hasil penelitiannya pada tahun (2008),

didapatkan hasil 35% responden (100%) tidak patuh terhadap SOP oksigenasi

yang ada. Ketepatan pemberian oksigen khususnya dengan alat bantu kanul nasal,

diharapkan mampumempertahankansuplai oksigen dalam tubuh yang adekuat.

Oleh karena itu, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan harus memberikan

terapi oksugen sesuai protap standar operasional prosedur oksigenasi. Apabila

perawat dalam memberikan terapi oksigen menggunakan kanula nasal tidak

dilakukan sesuai dengan SOP oksigenasi maka akan mengakibatkan pasien sesak,

sianosis, pucat, pusing dan keletihan.

Menurut Berman et al (2009), saturasi oksigen adalah ukuran banyaknya

presentase oksigen yang mampu dibawa oleh hemoglobin. Oksimetri nadi

merupakan alat non invasif yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen

darah arteri pasien yang dipasang pada ujung jari, ibu jari, hidung, daun telinga

atau dahi. Oksimetri nadi dapat mendeteksi hipoksemia sebelum tanda dan gejala

klinis muncul. Kisaran normal saturasi oksigen adalah > 95 %-100 %.Pulse

Page 15: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

oximetry(oksimetri nadi) merupakan alat pemantauan saturasi paling bermanfaat

yang tersedia saat ini, sehingga menjadi metode pilihan untuk pemantauan

oksigenasi darah arteri secara berkesinambungan. Pulse oximetry digunakan

sebagai standar untuk memonitor hipoksemia dan sebagai pedoman dalam

pemberian terapi oksigen pada pasien.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

ruang IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, terkait dengan

masalah ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai

standar operasional prosedur (SOP) terhadap perubahan saturasi oksigen

didapatkan hasil jumlah pasien keseluruhan tahun 2013 sebanyak 25.336 pasien.

Data terakhir tahun 2014 yang dihitung dari tiga bulan terakhir mulai dari bulan

Januari sampai Maret menunjukkan jumlah pasien yang masuk ruang instalasi

gawat darurat sebanyak 6333 pasien. Pasien yang mengalami gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan mendapatkan terapi oksigen menggunakan

kanul nasal sebanyak 433(20,5 %).Hasil wawancara dengan kepala ruangIGDjuga

mengatakan bahwa di rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta terdapat 18 perawat enam diantaranya adalah berjenis kelamin

perempuan dan 12 dianataranya berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata

pendidikan D III Keperawatan.

Hasil studi pendahuluan di ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

didapatkan hasil setiap bulan jumlah pasien di ruang ICU yang mengalami

gangguan oksigenasi rata-rata mencapai 35 pasien dan semuanya mendapatkan

terapi oksigenasi menggunakan kanul nasal (100%). Jumlah perawat di ruang ICU

sebanyak 16 perawat. Tiga perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki

dan tiga belas perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang

pendidikan rata-rata DIII keperawatan. Hasil observasi penelititerhadap4 perawat

didapatkantigaperawatmemberikan terapi oksigen menggunakan kanul nasal tidak

sesuai standar operasional prosedur rumah sakit,sehingga tidak ada perubahan

saturasi oksigen pada pasien. Satu orang perawat memberikan terapi oksigen

menggunakan kanul nasal dengan tepat dan sesuai standar operasional prosedur

Page 16: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

rumah sakit terlihat perubahan saturasi oksigen sekitar 2 % - 3 % pada pasien

yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian mengenaihubungan ketepatan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen

(SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati BantulYogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan ketepatan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen

(SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan

ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula

nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh perawatdi ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

b. Mengetahui perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan ICU

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Page 17: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

D. Manfaat Penelitian

Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya akan bermanfaat

bagi semua pihak meliputi:

1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan

sebagai masukan pada ilmu pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian

dalam praktik ilmu keperawatan khususnya mengenai ketepatan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi

oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

2. Manfaat Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Institusi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

mengevaluasi ketepatan perawat dalam memasang alat oksigenasi

menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan juga

sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki penampilan kerja

keperawatan dalam menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan dan

persaingan.

b. Institusi Pendidikan Kesehatan

Memberi informasi tentang hubungan ketepatan pemasangan alat

oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi

oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan pustaka, serta dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

c. Peneliti lain

Sebagai bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya

khususnya bidang kesehatan untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman, khususnya penelitian mengenai ketepatan pemasangan alat

Page 18: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi

oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

E. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan variabel

penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Widayanti (2009), “Studi Tingkat KepatuhanPerawat

dalamPemberianOksigenMelalui

KanulNasalSesuaiStandarOperasionalProsedurOksigenasi di

RuangRawatInapRumkital Dr. Ramelan Surabaya”.Penelitian ini bertujuan

mengetahui hubungan tingkat kepatuhanperawat

dalampemberianoksigenmelalui nasal

kanulsesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi. Hasil penelitiannya yaitu

terdapat hubungan antara tingkat kepatuhanperawat dalampemberianterapi

oksigenmelalui nasal kanulsesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi

dengan p-value 0,001.

Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada metode

penelitiannya yaitu menggunakan metode deskriptif analitik dengan

mengobservasi pemberianterapi oksigenmelalui kanul nasal

sesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi oleh perawat.Variabel terikat

pada penelitian Widayanti yaitu tingkat kepatuhanperawat dalam pemberian

oksigen menggunakan kanul nasal sesuai standar operasional prosedur

sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah ketepatan

pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal sesuai standar

operasional prosedur.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat

penelitiannya penelitian Widayanti, tempat penelitiannya di ruang rawat inap

rumah sakit Dr. Ramelan Surabaya sedangkan pada penelitian ini tempat

penelitianya yaitu di ruang instalasi gawat darurat dan ruang intensive care

unit RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Teknik sampling yang

Page 19: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

digunakan pada penelitian tersebut yaitu purposive sampling sedangkan pada

penelitian ini menggunakan total sampling.

2. Khalid (2005),”Pengaruh Pemberian Perbedaan Dosis Terapi Oksigen

Menggunakan Kanul Nasal terhadap Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien

Stroke di Rumah Sakit Staffordshire Newcastel”. Penelitian ini bertujuan

mengetahui pengaruh pemberian perbedaan dosis terapi oksigen menggunakan

kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien stroke. Hasil

penelitian yang didapatkan yaitu ada pengaruh perbedaan pemberian dosis

oksigenterhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan stroke dengan

p-value 0,001.

Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel

terikatnya yaitu perubahan saturasi oksigenpada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.Perbedaan dengan penelitian ini adalah

terletak pada variabel bebasnya. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah

ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal oleh perawat

sedangkan pada penelitian Khalid, variabel bebasnya yaitu perubahan saturasi

oksigen. Metode dan rancangan penelitiannya yaitu penelitian ini

menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional

sedangkan pada penelitian Khalid menggunakan metode preexperimental

dengan rancangan pretest-postest.

Page 20: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul

merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul

yang telah berdiri sejak tahun 1953 dengan nama rumah sakit Hongerodem

(HO) dan pada tanggal 29 maret 2003 berubah nama menjadi RSUD

Panembahan Senopati. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah

sakit tipe B non-pendidikan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan No. 142/Menkes/SK//I/2007.

RSUD Panembahan Senopati Bantul terletak di Jln. Dr. Wahidin

Sudiro Husodo No. 14, Desa Borongan, Trirenggo, Bantul Yogyakarta, yang

mana sebelah Timur berbetasan dengan Kecamatan Jetis, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Bambanglipuro, sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Pandak dan sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan

Sewon. Luas dari RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah 1856 km2

dengan luas bangunan 1149 km2.

Jumlah total pasien yang masuk ruang IGD RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2013 sebanyak 25.336 pasien. Data terakhir

tahun 2014 yang dihitung dari tiga bulan terakhir mulai dari bulan Januari

sampai Maret menunjukkan jumlah pasien yang masuk ruang instalasi gawat

darurat sebanyak 6333 pasien. Pasien yang mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi dan mendapatkan terapi oksigen menggunakan kanul

nasal sebanyak 433 (20,5 %). Hasil wawancara dengan kepala ruang IGD juga

mengatakan bahwa di rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta terdapat 18 perawat enam diantaranya adalah berjenis kelamin

perempuan dan 12 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata

pendidikan D III Keperawatan.

Page 21: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Jumlah pasien di ruang ICU yang mengalami gangguan oksigenasi

rata-rata setiap bulannya mencapai 35 pasien dan sebagian besar mendapatkan

terapi oksigenas menggunakan kanul nasal.Jumlah perawat di ruang ICU

sebanyak 16 perawat.Tiga perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-

laki dan tiga belas perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang

pendidikan rata-rata D III keperawatan.Penelitian ini dilaksanakan diruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Karakteristik

ruang IGD sebagai ruang instalasi gawat darurat yaitu terdapat ruang

observasi, ruang tindakan bedah, ruang emergensi, ruang tindakan kebidanan,

ruang tindakan bayi dan neonatus, lima ruang rawat sementara dan nurse

station. Karakteristik ruang ICU sebagai ruang intensive care unit yaitu

terdapat enam tempat tidur pasien dan 2 ruang isolasi serta terdapat nurse

station.

2. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Mei sampai 09 Juni 2014 di

ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Gambaran distribusi

frekuensi karakteristik subjek penelitian disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia di ruang IGD

dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014

(n=34)

Usia F %

20-30 tahun

31-40 tahun

> 40 tahun

8

21

5

23.5

61,8

14,7

Total 34 100

Sumber: (Data Sekunder, 2014).

Tabel 1.menunjukkan bahwa karakteristik perawat berdasarkan usia

sebagian besar pada rentang usia 31-40 tahun yaitu 61,8 % dan sebagian kecil

usia > 40 tahun yaitu 14,7 %.

Page 22: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014.

(n=34)

Jenis kelamin F %

Laki-laki

Perempuan

15

19

44,1

55,9

Total 34 100

Sumber: (Data Sekunder, 2014).

Tabel 2.menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin

sebagian besar perempuan sekitar 55,9 % dan dengan jenis kelamin laki-laki

sebesar 44,1 %.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014

(n=34)

Pendidikan f %

SPK

D III Keperawatan

SI Keperawatan

SI Keperawatan dan Ners

0

29

4

1

0

85,3

11,8

2,9

Total 34 100

Sumber: (Data Sekunder, 2014).

Tabel 3. menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan pendidikan

sebagian besar adalah D III Keperawatan yaitu 85,3 % dan sebagian kecil

dengan pendidikan S1 Keperawatan dan Ners yaitu 2,9 %.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014.

(n=34)

Masa kerja F %

1-5 tahun

5-10 tahun

> 10 tahun

11

10

13

32,4

29,4

38,2

Total 34 100

Sumber: (Data Sekunder, 2014).

Tabel 4.menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan masa kerja

menunjukkan sebagian besar perawat memiliki masa kerja > 10 tahun yaitu

38,2 % dan sebagian kecil memiliki masa kerja 5-10 tahun yaitu 29,4 %.

Page 23: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

3. Univariabel

a. Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai

standar operasional prosedur (SOP) oleh perawat.

Hasil penelitian terhadap ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh

perawat di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketepatan pemasangan Alat Oksigenasi

Menggunakan Kanula Nasal Sesuai Standar Operasional Prosedur

(SOP) oleh Perawat di Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan

Senopati Bantul Tahun 2014.

Ketepatan pemasangan alat

oksigenasi menggunakan

kanula nasal sesuai SOP

N %

Baik 53 52

Cukup 48 47

Kurang 1 1

Total 102 100

Sumber: (Data Primer, 2014).

Tabel 5.menunjukkan ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP)

sebagian besar kategori baik yaitu 52 % dan kategori kurang sebesar 1 %.

b. Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Hasil penelitian terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD

dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 6. Statistik Deskriptif Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien

dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD

dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Variabel N Min Max Mean SD

Perubahan

saturasi

oksigen

102

-1,0 7,0 2,186 1,447

Sumber: (Data Primer, 2014).

Page 24: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Tabel 6.menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi rata-rata

sebesar 2,186 %.

Tabel 7. Klasifikasi Kenaikan Saturasi Oksigen pada Pasien dengan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD

Dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Perubahan SpO2 Frekuensi %

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

7,0

1

8

18

44

19

7

1

4

1,0

7,8

17,6

43,1

18,6

6,9

1,0

3,9

Total 102 100,0

Sumber: (Data Primer, 2014).

Tabel 7. menunjukkan klasifikasi kenaikan saturasi oksigen (SpO2)

pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu paling

banyak naik sebesar 2 %dan paling rendah sebesar -1 %.

Tabel 8.Distribusi Kenaikan Saturasi Oksigen dengan kecepatan aliran

3 dan 4 liter per menit pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi.

Kecepatan Aliran

oksigen (Lpm)

N

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

3

4

75

27

1,773

3,333

0,9942

1,8605

0,1148

0,3581

Sumber: (Data Primer, 2014).

Tabel 8. menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien

yang terpasang kanul nasal dengan kecepatan aliran (dosis) 3 liter per menit

dapat meningkatkan saturasi oksigen rata-rata 1,773 % sedangkan dengan

kecepatan aliran (dosis) 4 liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen

rata-rata mencapai 3,333 %.

4. Analisa Bivariabel

Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data guna menentukan jenis statistik yang digunakan apakah

Page 25: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

parametrik atau non parametrik.Uji normalitas data yang digunakan dalam

menentukan jenis statistiknya dapat menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov.Uji Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan apabila jumlah sampel

penelitian yang digunakan lebih dari 50 responden. Hasil uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.

Variabel Statistik Sig.

Ketepatan pemasangan alat

oksigenasi

Perubahan saturasi oksigen

1,718

2,498

0,005

0,000

Sumber: (Data Primer, 2014).

Tabel 9.Menunjukkan hasil uji normalitas data. Hasil uji normalitas

pada variabel ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul

nasal didapatkan hasil dengan nilai p (0,005) < 0,05, yang menunjukkan

data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada variabel perubahan

saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi diperoleh nilai p (0,000) < 0,05, hal ini juga menunjukkan bahwa

data tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal

tersebut selanjutnya akandilakukan upaya transformasi data dengan

menggunakan metode logaritma dan kuadrat. Hasil uji normalitas

menggunakan uji yang sama setelah dilakukan transformasi datadapat

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data

Variabel Statistik Sig.

Log ketepatan pemasangan alat

oksigenasi

Perubahan saturasi oksigen^2

1,797

3,149

0,003

0,000

Sumber: (Data Primer, 2014).

Tabel 10. Menunjukkan hasil uji normalitas setelah dilakukan upaya

transformasi data didapatkan hasil dengan nilai p pada kedua variabel yaitu

< 0,05,berarti data tetap tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji

normalitas tersebut maka uji hubungan ketepatan pemasangan alat

oksigenasi menggunakan kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen

menggunakan uji korelasi Spearman‟s Rho.

Page 26: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

Hasil uji korelasi Spearman Rhohubungan ketepatan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional

prosedur (SOP) oleh perawatterhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2)

pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta disajikan

pada tabelberikut:

Tabel 11. Hasil Uji Spearman‟s Rho

Log

ketepatan

pemasangan

kanul nasal

Perubahan

saturasi

oksigen^2

Spearman‟s

rho

Log

ketepatan

pemasangan

kanul nasal

Correlation

Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

1,000

.

102

0,238

0,016

102

Perubahan

saturasi

oksigen^2

Correlation

Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

0,238

0,016

102

1,000

.

102

Sumber: (Data Primer, 2014).

Berdasarkan Tabel 11. diperoleh p-value sebesar 0,016 < (0,05)

dengan kekuatan korelasi rendah. Berdasarkan nilai p-value tersebut maka

dapat disimpulkan bahwaterdapat hubungan antara ketepatan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi

oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta.

Page 27: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

B. Pembahasan Penelitian

a. Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal.

Hasil penelitian menunjukkan ketepatan pemasangan alat oksigenasi

menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh

perawat di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian

besar adalah kategori baik yaitu sebesar 52 %. Berikut ini adalah karakteristik

responden pada penelitian ini diantaranya usia, pendidikan, jenis kelamin, dan,

masa kerja.

Pada penelitian ini karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin

sebagian besar perempuan sekitar 55,9 % dan sebagian kecil laki-laki sebesar

44,1 %.Pada penelitian inisebagian besar perawat yang melakukan pemasangan

alat oksigenasi menggunakan kanul nasal dengan tepat atau dalam kategori

baik yaitu sebagian besar berusia 31-40 tahun atau sebesar 61,8 %. Hal ini

dikarenakan puncak karir bisa dicapai di usia dewasa muda akhir yaitu sekitar

usia 40 tahun (Dariyo, 2003). Berdasarkan rentang usia tersebut, seseorang

dianggap telah cukup matang, bijaksana, dan secara psikososial kerap kali

dianggap lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih bertanggung

jawab terhadap pekerjaannya.

Pendidikan perawat dalam penelitian ini sebagian besar adalah D III

Keperawatan atau sebanyak 85,3 %. Menurut Hasibuan (2007) proses

pendidikan merupakan suatu pengalaman yang berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang, dimana

semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin besar motivasinya untuk

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Masa kerja perawat dalam penelitian ini adalah sebagian besar lebih

dari 10 tahun sekitar 38,2 %. Menurut Krietner dan Kinicki (2008) serta

Robbins (2003), menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka

akan semakin terampil dan semakin berpengalaman pula dalam melaksanakan

pekerjaannya. Peningkatan keterampilan dan pengalaman diharapkan

Page 28: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

kepercayaan diri perawat dapat meningkat sehingga motivasi dan performa

kerja yang ditunjukkan akan semakin baik.

b. Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan

ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata terjadi

perubahan yaitu sebesar 2,186 %. Perubahan saturasi oksigen paling banyak

naik sebesar 2,0 dengan frekuensi 44 sedangkan kenaikan saturasi paling

rendah sebesar -1,0 dengan frekuensi 1.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Aini

(2011), darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan

baik.Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami

masalah serius. Transfusi darah, asupan nutrisi yang baik dan, pemberian terapi

oksigen dapat meningkatkan saturasi oksigen dalam darah. Salah satu indikator

yang sangat penting dalam suplai oksigen di dalam tubuh adalah saturasi

oksigen (SpO2).Kekurangan oksigen dalam jaringan beresiko pada kerusakan

organ-organ penting di dalam tubuh dan bahkan dapat mengancam kehidupuan.

Saturasi oksigen adalah persentase daripada hemoglobin yang mengikat

oksigen dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang ada di dalm

tubuh. Hubungan antara tekanan tekanan parsial oksigen dalam darah (PO2)

dan saturasi oksigen dalam darah adalah “makin tinggi PO2 dalam darah maka

makin tinggi pula SaO2. Nilai PO2 dalam keadaan normal adalah sekitar 90

mmHg dan saturasi oksigen paling sedikit 95%.Oleh karena itu, pemberian

terapi oksigen merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan saturasi

oksigen dalam jaringan salah satunya menggunakan kanul nasal.

Menurut Djojodibroto (2007), dampak dari perubahan saturasi oksigen

(SpO2) dibawah normal akan mengakibatkan pasien hipoksemia. Hipoksemia

merupakan kekurangan oksigen didalam darah.Oleh karena itu, jarang terjadi

tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksemia ringan dinyatakan

pada keadaan PaO2 60-79 mmhg dan SpO2 90-94%, hipoksemia sedang jika

Page 29: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

PaO2 40-60 mmhg dan SpO2 75%-89%, hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari

40 mmhg dan SpO2 kurang dari 75%.Oleh karena itu, kadar oksigen yang

inadequat di dalam jaringan akan mengakibatkan seseorang hipoksemia.

c. Hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal

terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Hasil uji korelasi Spearman‟s Rhomenunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul

nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan p-value 0,016.Ketepatan

pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal sesuai standar

operasional prosedur (SOP) sebagian besar dalam kategori baik sehingga dapat

menaikkan saturasi oksigen rata-rata sebesar 2,186 %. Terapi oksigen

menggunakan kanul nasal dapat meningkatkan konsentrasi oksigen dalam

tubuh. Setiap satu liter pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal

dapat meningkatkan fraksi oksigen sebesar 4 % (Berman et al, 2009).

Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang menggunakan kanul nasal dengan dosis

3 dan 4 liter per menit di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta yaitu pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal

dengan kecepatan aliran (dosis) 3 liter per menit dapat meningkatkan saturasi

oksigen rata-rata 1,773 % sedangkan pemberian terapi oksigen dengan

kecepatan aliran (dosis) 4 liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen

rata-rata mencapai 3,333 %.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Khalid (2005), berdasarkan

hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian kecepatan

aliran oksigen (dosis oksigen) terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien

dengan stroke dengan p-value 0,001. Pemberian terapi oksigen menggunakan

kanul nasal dengan kecepatan aliran (dosis oksigen) 2 liter per menit dapat

meningkatkan saturasi oksigen sebesar 2,2 % dan kecepatan aliran oksigen 3

liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen sebesar 2,9 %.

Page 30: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

Ketepatan pemberian oksigen khususnya dengan alat bantu kanul nasal

dapat mempertahankan suplai oksigen dalam tubuh yang adekuat. Oleh karena

itu, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dapat memberikan terapi

oksigen sesuai protap standar operasional prosedur oksigenasi. Apabila

perawat dalam memberikan terapi oksigen menggunakan kanula nasal tidak

dilakukan sesuai dengan SOP oksigenasi maka akan mengakibatkan pasien

sesak, sianosis, pucat, pusing dan keletihan (Asmadi, 2008).

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kesulitan Penelitian

a. Banyaknya mahasiswa yang sedang praktik klinik membuat peneliti

kesulitan untuk melakukan obsevasi pada responden penelitian sehingga

peneliti harus berada ditempat penelitian lebih lama.

b. Dalam penelitian ini, peneliti keterbatasan alat pulse oximetry untuk

melakukan penelitian. Peneliti hanya memiliki satu alat saja sehingga

ketika ada pasien yang datang lagi peneliti tidak bisa melakukan observasi

pada responden yang lainnya.

2. Kelemahan Penelitian

a. Jumlah sampel penelitian yang berjumlah 34 dan menggunakan teknik

total sampling sehingga hasil penelitian kurang maksimal.

b. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mampu mengendalikan variabel

pengganggu yaitu seperti hipertensi, pasien banyak bergerak, terjadinya

akral dingin serta pasien perdarahan.

Page 31: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Ketepatanpemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai

standar operasional prosedur (SOP) oleh perawatdi ruang IGD dan ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah kategori baik yaitu 52 %.

2. Perubahansaturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi dengan kecepatan aliran 3 dan 4 liter per menit di ruang

IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata

sebesar 2,186 %.

3. Terdapathubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan

kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

B. Saran

Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya diharapkan

memberikan manfaat bagi semua pihak namun ada beberapa saran yang menjadi

bahan pertimbangan atau perhatian dari penelitian ini. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

3. Saran Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan masukan pada ilmu pengetahuan dan acuan

pengembangan penelitian dalam praktik ilmu keperawatan khususnya

mengenai ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal

terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Page 32: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

4. Saran Secara Praktis

d. Institusi Rumah Sakit

Manajerial dan atau kepala bidang keperawatan rumah sakit Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta diharapkan terus melakukan upaya perbaikan

dan evaluasi terhadap perawat khusunya dalam melakukan setiap tindakan

sesuai dengan protap yang sudah disepakati bersama.Hal ini sangat

penting dalam menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan

dan persaingan khususnya terkait dengan ketepatan pemasangan alat

oksigenasi menggunakan kanula nasaldan juga sebagai bahan

pertimbangan untuk memperbaiki penampilan kerja keperawatan dalam

menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan dan persaingan.

e. Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka guna

meningkatkan mutu kegiatan proses belajar mengajar terutama tentang

hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula

nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

f. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul

nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang nantinya bisa digunakan sebagai

bahan pustaka, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti

selanjutnya.Selain itu apabila ingin melakukan penelitian dengan judul

yang terkait dengan penelitian ini, peneliti selanjutnya diharapkan

memperhatikan variabel pengganggu, jumlah sampel dan teknik

pengambilan sampelnya sehingga hasilnya lebih maksimal.

Page 33: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Aini, C,N. (2011). Data Penunjang Oksigenasi. Jakarta: Demedia.

Asmadi.(2008). TeknikProseduralKeperawatanKonsepdanAplikasiKlien.Jakarta:

SalembaMedika.

Bermanet al. (2009).Buku Ajar PraktikKeperawatanKlinis,Ed. 5. Jakarta: EGC.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda (20-40 Tahun).

Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Depkes RI. (2010). Sub Direktorat Penyakit Kronis Degeneratif Lainnya.Jakarta:

Depkes RI.

Djojodibroto, D. (2007). Respirology (Respirotory Medicine). Jakarta: EGC.

Guiliano, K. (2006). Knowledge of Pulse Oximetry among Critical Care

Nurses.Dimensions of Critical Nursing 25, 44-49.

Hasibuan, M. (2007).ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta: BumiAksara.

Harahap,I.A. (2005).Oksigenasi

dalamAsuhanKeperawatan.JurnalKeperawatanRufaidah Sumatra Utara

Volume 1: 29-35.

Hidayat, A. (2006). PengantarKebutuhanDasarManusiaAplikasiKonsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Hidayat, A. (2010). MetodePenelitianKebidanandanTeknikAnalisa Data. Jakarta:

SalembaMedika.

Hidayat, A, danUliyah, M.(2009).BukuSakuPraktikKebutuhanDasarManusia.

Jakarta: EGC.

Isgiyanto, A. (2009). TeknikPengambilanSampel padaPenelitian Non-

Eksperimental. Yogyakarta: MitraCendika Press.

Khalid, M.A. (2005). The Effect of Different Doses Oxygen Administration on

Oxygen Saturation on Patients With Stroke. Springfield Unit, University

Hospital of North Staffordshire, UK.

Kreitner,B,dan Kinicki, K. (2008). Organizational Behavior, Ed 8.MicGraw Hill

International Ediition. Jakarta: PT. Indeks.

Page 34: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Mubarak, W, danChayatin, N. (2007).Buku Ajar

KebutuhanDasarManusiaTeoridanAplikasidalamPraktik. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2010).MetodePenelitianKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Nursalam. (2011). Proses & Dokumentasi Keperawatan konsep dan praktik.

Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P. A, & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept Process

and Practice, Ed.4. Jakarta: EGC.

Riwidikdo. (2010). Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi

Program SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Robins, S. (2003). Perilaku Organisasi, Ed. 9. Jakarta: PT. Indeks.

Sopiyudin, D, M. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif,

Bivariat dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan

SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Afabeta.

Surjanto, E. (2009). The Relationship Between Underliying Disesae of

Respiratory Failure with The Treatment Outcome on Hospitalized

Patients in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Departement of

Pulmonology and Respirology Faculty of Medicene Sebelas Maret

University Surakarta.

Suzanneet al. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8.Jakarta:

EGC

Tarwoto, W.(2006).KeperawatanDasarManusia dan Proses Keperawatan, Ed. 4.

Jakarta: SalembaMedika.

Welch, J. (2005). Pulse Oximeters. Biomedical Instrumentation and Technology,

125-130.

Widayanti, D. (2009). Studi Tingkat KepatuhanPerawat

dalamPemberianOksigenMelalui Nasal

KanulSesuaiStandarOperasionalProsedurOksigenasi di

Page 35: HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery Purnajaya_3210068_nonfull.pdf · pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

RuangRawatInapRumkital Dr. Ramelan Surabaya:

JurnalIlmiahKeperawatanVol 1 No. 1 Hlm. 1-76 Surabaya Juni 2009.