hubungan kerja dengan instansi terkait

Upload: abahutik

Post on 02-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    1/36

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    2/36

    BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    PEDOMAN TEKNIS

    PENYELENGGARAAN SPIP

    SUB UNSUR

    HUBUNGAN KERJA YANG BAIK

    DENGAN INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT

    (1.8)

    NOMOR : PER-1326/K/LB/2009

    TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    3/36

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    4/36

    1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah terkait i

    KATA PENGANTAR

    Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan Pengawasan

    Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan

    pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini

    dimaksudkan untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem

    Pengendalian Intern, yang menjadi tanggung jawab dari

    menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota sebagai

    penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-

    masing.

    Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan

    tanggung jawab BPKP tersebut meliputi :

    1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

    2. sosialisasi SPIP;

    3. pendidikan dan pelatihan SPIP;

    4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan

    5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern

    pemerintah.

    Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka penerapan

    unsur-unsur SPIP, yaitu:

    1. lingkungan pengendalian;

    2. penilaian risiko;

    3. kegiatan pengendalian;

    4. informasi dan komunikasi; dan

    5. pemantauan pengendalian intern.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    5/36

    1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah terkait ii

    Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP,

    BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP.

    Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja

    yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka

    penyelenggaraan SPIP. Lebih lanjut, pedoman teknis tersebut

    dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-

    masing sub unsur pengendalian yang memberi petunjuk teknis

    mengenai bagaimana langkah-langkah perlu dilaksanakan dalam

    menjalankan sub unsur SPIP.

    Buku ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman teknis

    penyelenggaraan sub unsur Hubungan Kerja yang Baik dengan

    Instansi Pemerintah Terkait pada unsur Lingkungan Pengendalian.

    Pedoman ini disusun dengan tujuan agar tersedia standar acuan

    yang memberi arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah

    dalam menyelenggarakan sistem pengendalian intern pada sub

    unsur hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintahterkait. Pedoman teknis ini juga dimaksudkan sebagai acuan bagi

    instansi pemerintah untuk menciptakan atau membangun

    infrastruktur yang perlu ada dalam penerapan sub unsur dimaksud.

    Dalam penerapannya, pedoman ini dapat disesuaikan dengan

    karakteristik masing-masing instansi yang dapat meliputi fungsi,

    sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.

    Jakarta, Desember 2009

    Plt. Kepala,

    Kuswono Soeseno

    NIP 19500910 197511 1 001

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    6/36

    1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah terkait iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang ......................................................... 1

    B.Sistematika Pedoman ............................................... 2

    BAB II GAMBARAN UMUM

    A.Pengertian ............................................................... 5

    B.Tujuan dan Manfaat ................................................. 8

    C.Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 9

    D.Parameter Penerapan ............................................... 10

    BAB III LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN

    A.Tahap Persiapan ...................................................... 14

    B.Tahap Pelaksanaan .................................................. 19

    C.Tahap Pelaporan ....................................................... 23

    BAB IV PENUTUP

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    7/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait iv

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    8/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyelenggaraan SPIP harus dilandasi oleh lingkungan

    pengendalian yang baik dalam rangka peningkatan suasana

    lingkungan yang nyaman sehingga menimbulkan kepedulian

    dan keikutsertaan seluruh pegawai. Selain integritas,

    kompetensi, dan kepemimpinan yang kondusif, hal lainnya yang

    harus menjadi landasan penting bagi upaya penciptaan

    lingkungan pengendalian yang baik, adalah pembentukan

    struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan. Peran Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif akan

    membantu percepatan pencapaian tujuan instansi pemerintah.Faktor penting lainnya adalah bahwa lingkungan pengendalian

    yang baik membutuhkan hubungan kerja yang baik dengan

    pihak-pihak yang memiliki hubungan kerja instansi pemerintah

    tersebut.

    Hubungan kerja yang baik dengan semua pihak yang

    memiliki keterkaitan dengan tugas fungsi suatu instansipemerintah akan memperlancar pelaksanaan seluruh program

    dan kegiatan yang telah dicanangkan untuk mencapai tujuan

    dan sasarannya. Oleh karena itu, semua instansi pemerintah

    harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memadai

    guna memastikan adanya hubungan kerja yang baik dengan

    semua pihak, terutama dengan instansi pemerintah terkait.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    9/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 2

    Pedoman ini mengatur dan menjabarkan lebih lanjut

    mengenai bagaimana mengembangkan hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah terkait. Pedoman ini merupakan

    jabaran lebih lanjut dan bagian yang tidak terpisahkan dari

    Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP.

    Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan teknis

    dalam mengembangkan kebijakan terkait hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah terkait. Penerapan pedoman

    ini hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing

    instansi, baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi/

    kabupaten/kota, sesuai dengan fungsi, sifat, tujuan dan

    kompleksitasnya.

    B. Sistematika Pedoman

    Sistematika penyajian pedoman teknis Hubungan Kerja yang

    Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait ini sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman,

    hubungan dengan pedoman sebelumnya, tujuan dan

    ruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman.

    Bab II Gambaran Umum

    Bab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan dan

    manfaat, keterkaitannya dengan peraturan yang berlaku

    serta parameter penerapan.

    Bab III Langkah-Langkah Penerapan

    Bab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu

    dilaksanakan dalam menyelenggarakan sub unsur

    Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah

    Terkait, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan,

    dan pelaporan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    10/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 3

    Bab IV Penutup

    Bab ini merupakan penutup, yang berisi hal-hal penting

    yang perlu diperhatikan dan penjelasan ataspenggunaan pedoman ini.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    11/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 4

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    12/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 5

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    A. Pengertian

    Salah satu unsur SPIP yang dinyatakan dalam PP Nomor 60

    Tahun 2008 adalah lingkungan pengendalian. Pimpinan Instansi

    Pemerintah dan seluruh pegawai wajib menciptakan dan

    memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku

    positif dan kondusif untuk penerapan SPI dalam lingkungan

    kerjanya. Lingkungan pengendalian yang efektif adalah

    lingkungan yang seluruh sub unsurnya dapat berjalan secara

    efektif, yang diantaranya dicapai melalui hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah terkait.

    Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    terkait merupakan hubungan antar instansi pemerintah yang

    untuk selanjutnya disingkat IP, dalam rangka sinkronisasi dan

    harmonisasi pelaksanaan program dan kegiatan IP. Hubungan

    kerja yang baik tersebut diciptakan melalui koordinasi dan kerja

    sama yang konstruktif dan berkesinambungan di antara instansi

    pemerintah. Koordinasi dan kerja sama sesama IP tersebut,

    dimulai sejak tahap perencanaan program/kegiatan melalui

    media musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)

    sampai dengan tahap pelaporan keuangan, yaitu dengan adanya

    rekonsiliasi realisasi anggaran antara instansi pemerintah dengan

    KPPN Departemen Keuangan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    13/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 6

    Koordinasi, menurut E. F. L. Brech dalam bukunya, The

    Principle and Practice of Management, adalah mengimbangi dan

    menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatanpekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar

    kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya

    di antara para anggota itu sendiri. Menurut G. R. Terry dalam

    bukunya, Principle of Management, koordinasi adalah suatu

    usaha yang sinkron / teratur untuk menyediakan jumlah dan

    waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk

    menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada

    sasaran yang telah ditentukan.

    Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry

    meliputi :

    1. Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif;

    2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut; dan

    3. Directingatau penentuan arah usaha-usaha tersebut.

    Koordinasi dibedakan atas :

    1. Koordinasi vertikal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan

    penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap

    kegiatan unit-unit/ satuan kerja yang ada di bawah wewenang

    dan tanggung jawabnya.

    2. Koordinasi horizontal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan

    penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan

    dalam tingkat organisasi yang setingkat.

    Koordinasi horizontal terbagi :

    a. Interdiciplinary, yaitu koordinasi dalam rangka mengarahkan,

    menyatukan tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin

    antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern

    maupun ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    14/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 7

    b. Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi). Unit-

    unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansinya saling

    berkaitan secara intern-ekstern yang setingkat.Cara mengadakan koordinasi :

    1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat.

    Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena

    tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan

    menghasilkan koordinasi yang diharapkan.

    2. Menyosialisasikan tujuan kepada para anggota, agar tujuan

    tersebut berjalan secara bersama, tidak sendiri-sendiri.

    3. Mendorong anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan

    ide, dan lain-lain.

    4. Mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat

    perumusan dan penciptaan sasaran.

    Menurut Henry Mintzberg, dalam bukunyaStructure in Fives,

    mekanisme koordinasi dapat menjelaskan cara fundamental

    bagaimana organisasi melakukan koordinasi atas tugas-

    tugasnya, yakni dengan cara:

    1. Mutual adjustment, yang dicapai dengan proses sederhana,

    yaitu komunikasi informal.

    2. Supervisi langsung, yang dicapai dengan memiliki seseorang

    yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang lainnya, dan

    memberikan instruksi pada yang lain, serta memonitor hasil

    tindakan mereka.

    3. Melakukan standarisasi atas proses kerja.

    4. Melakukan standarisasi atas output bilamana hasil dari

    pekerjaan dapat dispesifikasi.

    5. Melakukan standarisasi atas keterampilan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    15/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 8

    B. Tujuan dan Manfaat

    Tujuan akhir (ultimate goal) dari hubungan kerja yang baik

    dengan instansi pemerintah terkait, yang merupakan salah satusub unsur dari unsur lingkungan pengendalian dalam SPIP

    adalah: terciptanya hubungan kerja yang baik dengan lingkungan

    di luar organisasi, termasuk IP lainnya sehingga tercipta kondisi

    yang saling mendukung, adanya mekanisme saling uji, dan saling

    berkoordinasi antar IP.

    Tujuan tersebut dapat dicapai melalui sasaran-sasaran

    sebagai berikut:

    1. Terciptanya hubungan kerja yang baik dengan IP yang

    melaksanakan fungsi pengelolaan anggaran, akuntansi dan

    perbendaharaan, serta melakukan pembahasan secara

    berkala tentang pelaporan keuangan dan anggaran,

    pengendalian intern, serta kinerja.

    2. Terciptanya hubungan kerja yang baik dengan lingkungan

    di luar organisasi, termasuk IP lainnya yang melaksanakan

    tanggung jawab pengendalian yang bersifat lintas sektoral.

    3. Terwujudnya mekanisme saling uji antar instansi pemerintah

    terkait.

    Manfaat yang dapat diperoleh organisasi dengan

    menerapkan sub unsur hubungan kerja yang baik adalah :

    1. Dipandang dari sisi organisasi pemerintahan secara

    keseluruhan bermanfaat bagi terpeliharanya keselarasan

    aktivitas seluruh organisasi pemerintahan.

    2. Meningkatkan fungsi koordinasi dan menghindarkan terjadinya

    konflik antar organisasi pemerintah.

    3. Disfungsionalisasi suatu organisasi dalam sistem

    pemerintahan secara keseluruhan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    16/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 9

    4. Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan instansi

    pemerintah yang melaksanakan tanggung jawab pengendalian

    yang bersifat lintas sektoral akan dapat membantu setiaporganisasi pemerintahan untuk dapat menyelesaikan setiap

    permasalahan/kesulitan dalam penerapan SPIP.

    5. Tersedianya data akuntabilitas setiap instansi pemerintah

    (pusat dan daerah) yang valid, akurat, dan tepat waktu

    sehingga dapat mendukung penyusunan laporan keuangan

    instansi pemerintah berbasis Presidents Accountability

    Systems(PASs).

    6. Dengan adanya mekanisme saling uji, maka akan diperoleh

    data yang lebih akurat yang terkait dengan data pada dua atau

    lebih instansi yang berbeda.

    C. Peraturan Perundang-undangan Terkait

    Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    terkait sebagaimana diuraikan di atas harus mengacu dan tidak

    boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku. Beberapa peraturan yang dapat dijadikan acuan antara

    lain:

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional.

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

    Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

    Pengendalian Intern Pemerintah.

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata

    Cara Kerja Sama Pemerintah Daerah (untuk instansi pemda).

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    17/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 10

    5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang

    Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

    yang menyatakan bahwa semua satuan kerja harusmelakukan rekonsiliasi dengan KPPN.

    6. Permendagri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk teknis

    Kerja sama Pemerintah Daerah (untuk instansi pemda).

    7. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan

    Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri Tahun

    2006 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang.

    D. Parameter Penerapan

    Dalam menyelenggarakan SPIP pada sub unsur Hubungan

    Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait, terdapat

    faktor-faktor utama atau hal-hal penting yang dipertimbangkan

    sebagai penentu berfungsinya pengendalian intern. Sebagai

    ukuran keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan, perlu

    ditetapkan paramater-parameter kunci. Parameter penerapan

    dari sub unsur Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi

    Pemerintah Terkait sebagai berikut:

    1. Instansi pemerintah memiliki hubungan kerja yang baik

    dengan intansi pemerintah yang mengelola anggaran,

    akuntansi dan perbendaharaan, serta melakukan

    pembahasan secara berkala tentang pelaporan keuangan dan

    anggaran, pengendalian intern, serta kinerja.

    2. Pimpinan instansi pemerintah memiliki hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah yang melaksanakan

    tanggung jawab pengendalian yang bersifat lintas instansi.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    18/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 11

    Salah satu cara untuk memenuhi parameter tersebut adalah

    melalui kegiatan rekonsiliasi (data keuangan dan non keuangan)

    antar IP, musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)dan pelaksanaan rapat koordinasi (rakor) oleh kementerian

    koordinator sehingga tercipta mekanisme saling uji dan saling

    berkoordinasi; kondisi yang saling mendukung serta hubungan

    baik dengan IP yang melaksanakan fungsi pengendalian, dengan

    rincian sebagai berikut:

    1. Rekonsiliasi

    Rekonsiliasi yang dimaksud antara lain adalah rekonsiliasi

    keuangan dan rekonsiliasi tindak lanjut temuan hasil

    pemeriksaan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

    tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

    dalam pasal 33 menyatakan bahwa sistem pengendalian

    intern yang andal harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara

    transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh Pengguna

    Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dengan data transaksi

    keuangan yang diakuntansikan oleh Bendahara Umum

    Negara/Daerah.

    2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan

    Musrenbang adalah forum multipihak terbuka yang secara

    bersama mengidentifikasi dan menentukan prioritas kebijakan

    pembangunan. Kegiatan ini berfungsi sebagai proses

    negosiasi, rekonsiliasi, dan harmonisasi perbedaan antar IP

    sekaligus mencapai konsensus bersama mengenai prioritas

    kegiatan pembangunan berikut anggarannya.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    19/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 12

    3. Rapat Koordinasi (Rakor)

    Rakor adalah kegiatan pembahasan bersama atau suatu

    usaha kerja sama antar IP sehingga terdapat saling mengisi,saling membantu dan saling melengkapi dalam rangka

    sinkronisasi untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam

    dan harmonis pada sasaran yang telah ditetapkan.

    4. Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkompemda)

    5. Hubungan kerja yang baik antara eksekutif dan legislatif.

    6. Kerja sama antardaerah pada tingkat regional, sebagaimana

    dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007

    tentang Tata Cara Kerja Sama Pemerintah Daerah, dan

    Permendagri Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis

    Kerja Sama Pemerintah Daerah.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    20/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 13

    BAB III

    LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN

    Penerapan hubungan kerja yang baik dengan instansi

    pemerintah terkait pada dasarnya ditandai dengan adanya kebijakan

    pimpinan untuk menerapkan hubungan kerja dengan instansi

    pemerintah lain sehingga tercipta mekanisme saling uji.

    Dalam bab ini, penerapan tersebut dikelompokkan dalam tiga

    tahap utama, yaitu:

    1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yang

    ditujukan untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang

    lebih baik, serta pemetaan kebutuhan penerapan.

    2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas

    pemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan

    internalisasi.

    3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap melaporkan kegiatan dan

    upaya pengembangan berkelanjutan.

    Setiap tahapan implementasi dan beberapa contoh akan diuraikan

    di bab ini.

    Berikut ini merupakan langkah-langkah nyata apa saja yang

    perlu dilaksanakan dalam rangka penerapan Hubungan Kerja yang

    Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait. Dalam pelaksanaannya,

    beberapa langkah tertentu dapat dilakukan secara bersamaan

    dengan pelaksanaan penerapan sub unsur lainnya.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    21/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 14

    A. Tahap Persiapan

    Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penerapan SPIP,

    yang terdiri dari proses pemahaman dan pemetaan meliputi:1. Penyiapan Peraturan, SDM dan Rencana Penyelenggaraan

    Dalam tahap ini, instansi perlu menginventarisasi

    terlebih dahulu peraturan-peraturan yang ada sehubungan

    dengan pola hubungan yang harus dimiliki dengan instansi

    pemerintah lainnya. Peraturan-peraturan yang dimaksud

    adalah baik peraturan yang berhubungan dengan pembuatan

    pelaporan keuangan dan kinerja maupun hal yang

    berhubungan dengan anggaran dan realisasi.

    Setelah dilakukan inventarisasi peraturan yang ada,

    maka dibuatkan peraturan yang diperlukan dengan tujuan

    untuk mempermudah pola hubungan yang diperlukan dengan

    instansi pemerintah lainnya. Langkah berikutnya adalah

    menetapkan personil yang dibutuhkan untuk menerapkan

    aturan yang telah teridentifikasi maupun aturan yang akan

    dibuat sesuai dengan kebutuhan. Rencana penyelenggaraan

    dapat dilakukan antara lain dengan model membentukliaison

    officerdengan instansi terkait.

    2. Pemahaman (Knowing )

    Dalam tahap pemahaman, pimpinan maupun pegawai

    diberikan pemahaman pentingnya instansi tersebut memiliki

    hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait

    dan langkah persiapan yang perlu dilakukan untuk

    mengimplementasikan hubungan kerja yang baik. Bagi

    tingkat pimpinan, yang utama adalah apakah telah terbentuk

    komitmen untuk menerapkan hubungan kerja yang baik

    dengan instansi pemerintah terkait.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    22/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 15

    Tahap pemahaman diawali dengan tahap penyamaan

    persepsi dan pemahaman seluruh jajaran pimpinan maupun

    pegawai, yang ada dengan sistem pengendalian internpemerintah seperti yang diamanatkan dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Penyamaan persepsi ini

    menjadi penting, supaya terbentuk kesamaan pandangan

    antara pimpinan, staf, dan pegawai instansi yang

    bersangkutan terkait dengan sistem pengendalian intern

    pemerintah.

    Dengan terbentuknya persepsi yang sama antara

    pimpinan dan pegawai mengenai perlunya penerapan

    hubungan kerja yang baik akan menimbulkan perilaku positif

    dan kondusif, sehingga tercipta mekanisme saling uji untuk

    penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan

    kerja instansi.

    Dengan adanya kesamaan tersebut, maka

    implementasi dari sistem pengendalian intern akan lebih

    efektif dan dapat mengurangi resistensi dari penerapan

    sistem pengendalian intern, yang mensyaratkan peran

    seluruh lapisan pegawai sebagai kunci keberhasilan.

    Dari pemahaman dan persamaan persepsi ini

    diharapkan akan terbentuk hal-hal berikut:

    a. Adanya komitmen pimpinan instansi pemerintah untuk

    melaksanakan koordinasi dengan instansi pemerintah

    lainnya.

    b. Terbentuknya komitmen pimpinan maupun seluruh

    pegawai untuk mendukung forummulti stakeholder.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    23/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 16

    c. Adanya kebijakan pimpinan dalam melaksanakan

    hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    lainnya yang terkait.d. Adanya kebijakan mengenai data dan informasi yang

    dapat dikoordinasikan dengan IP lainnya.

    e. Tersosialisasinya kepada seluruh pegawai maupun

    kepada IP terkait atas tujuan, program dan kegiatan baik,

    melalui rapat-rapat koordinasi maupun melalui media

    elektronik (situs IP). Sosialisasi juga dimaksudkan untuk

    memberikan transparansi, akuntabilitas, dan kepentingan

    umum.

    Pemahaman dan penyamaan persepsi ini dapat

    dilakukan antara lain dengan menggunakan pendekatan:

    a. Sosialisasi kepada seluruh pimpinan dan pegawai

    mengenai perlunya melakukan hubungan yang baik

    dengan instansi pemerintah lainnya yang terkait, dengan

    menggunakan media komunikasi, seperti: ceramah,

    diskusi, seminar, dan grup diskusi.

    b. Menggunakan Website, media ini memiliki cakupan yang

    lebih luas dengan tujuan transparansi kepada pemangku

    kepentingan. Pemuatan kebijakan pimpinan untuk

    melakukan hubungan yang baik dengan instansi terkait

    akan menggerakkan kesadaran semua pihak untuk

    memiliki persepsi positif terhadap pelaksanaannya

    sehingga dapat mendukung sesuai dengan perannya

    masing-masing.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    24/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 17

    c. Melalui media informasi yang tersedia, seperti papan

    pengumuman resmi, majalah dinding, leaflet, booklet,

    saluran informasi instansi (radio, pengeras suara gedung),dan media informasi lainnya.

    d. Multimedia, media ini bersifat lebih interaktif yang

    bermanfaat memperoleh sebaran yang lebih luas. Hal ini

    memungkinkan bagi pegawai untuk memperoleh

    gambaran komitmen pimpinan untuk melakukan

    hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    lainnya yang terkait.

    e. Majalah, merupakan komunikasi secara reguler dalam

    bentuk media cetak yang diterbitkan, yang berisi

    komitmen pimpinan untuk memiliki hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah lainnya yang terkait.

    f. Akses ke jaringan. Perwujudan adanya komitmen

    pimpinan dan pegawai untuk memiliki hubungan kerja

    yang baik dengan instansi pemerintah lainnya antara lain

    dengan mudahnya akses yang dilakukan, baik oleh

    pegawai maupun pihak luar untuk memeroleh informasi

    tertentu.

    3. Pemetaan (Mapping)

    Setelah terbentuk pemahaman yang utuh, baik di level

    pimpinan maupun setiap pegawai struktur organisasi yang

    sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan pemetaan

    atas keberadaan kebijakan dan prosedur terkait hubungan

    kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. Selain

    pemetaan atas keberadaan kebijakan dan prosedur; pada

    tahap ini juga dilakukan pemetaan atas penerapan dari

    kebijakan dan prosedur tersebut.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    25/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 18

    Melalui pemetaan ini akan diketahui kondisi yang ada

    serta infrastruktur yang perlu dibangun atau diperbaiki (area

    of improvement) guna membangun SPIP yang memadai.Pemetaan merupakan proses untuk melihat kondisi

    pengendalian intern yang sudah diimplementasikan dan

    berjalan pada instansi pemerintah. Dengan kata lain,

    pemetaan adalah upaya untuk memeroleh informasi atau

    gambaran mengenai kebijakan yang dimiliki oleh instansi

    tersebut dalam menerapkan hubungan kerja dengan instansi

    lain serta penerapannya.

    Pemetaan dilakukan dengan cara:

    a. Melakukan inventarisasi kebijakan dan prosedur baku

    atas yang telah ada dan dilaksanakan oleh instansi. Hal

    ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

    menggunakan kuesioner, wawancara, dan studi dokumen.

    b. Melakukan inventarisasi kebijakan dan prosedur baku

    yang seharusnya ada dan dilaksanakan oleh instansi.

    c. Memetakan praktik hubungan kerja dengan instansi

    pemerintah terkait. Dari hasil pemetaan akan diketahui

    hal-hal sebagai berikut:

    1) Hubungan kerja dengan instansi pemerintah terkait

    telah memiliki peraturan yang melandasinya;

    2) Peraturan/kebijakan yang ada tersebut telah sesuai

    dengan ketentuan di atasnya;

    3) Peraturan/kebijakan yang ada tersebut telah dijabarkan

    lebih lanjut ke dalam Standard Operating Procedures

    (SOP) atau pedoman untuk dapat melaksanakan

    peraturan tersebut;

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    26/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 19

    4) SOP atau pedoman yang dimaksud telah sesuai

    dengan peraturan yang ada atau yang akan dibangun;

    5) SOP atau pedoman pelaksanaan kegiatan atau bagiandari kegiatan tersebut telah dilaksanakan/diterapkan.

    Dari pemetaan ini diharapkan dapat diperoleh simpulan

    mengenai:

    a. Kebijakan sehubungan penerapan hubungan kerja yang

    baik dengan instansi terkait yang masih perlu dibangun.

    b. Gambaran apakah kebijakan yang sudah ada memang

    telah sesuai dengan kebutuhan dan apakah kebijakan ini

    telah dilaksanakan secara efektif.

    c. Gambaran tingkat efektivitas hubungan yang terjalin

    dengan instansi lain yang terkait sehingga mekanisme

    saling uji tercipta. Juga diidentifikasi penyebab

    ketidakefektifan dari kebijakan dan pelaksanaan yang

    diterapkan selama ini.

    Atas simpulan tersebut, instansi pemerintah dapat

    merumuskan rencana tindak yang paling tepat untuk

    pembentukan infrastruktur dan internalisasi sub unsur

    hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

    terkait.

    B. Tahap Pelaksanaan

    Pada tahap pelaksanaan, proses terdiri dari pembangunan

    infrastruktur, internalisasi, serta pengembangan berkelanjutan

    1. Pembangunan Infrastruktur (Norming)

    Pembuatan kebijakan atas pelaksanaan hubungan kerja

    yang baik dengan instansi pemerintah terkait merupakan hal

    yang terpenting. Kebijakan dibangun berdasarkan hasil

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    27/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 20

    pemetaan atas kebijakan yang sudah ada dan kebijakan yang

    masih perlu dibuat atau diperbaiki. Dalam hal ini, perlu

    memertimbangkan kebijakan yang berhubungan dengan:a. Pengelolaan anggaran;

    b. Akuntansi dan perbendaharaan;

    c. Pelaporan keuangan dan anggaran;

    d. Pengendalian intern; dan

    e. Kinerja.

    Di samping itu, agar tercipta hubungan kerja yang baik

    dengan lingkungan di luar organisasi, termasuk IP lainnya

    yang melaksanakan tanggung jawab pengendalian yang

    bersifat lintas sektoral, perlu dibuat kebijakan terkait kegiatan

    apa saja yang perlu dikoordinasikan dengan IP tersebut.

    Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

    a. Identifikasi unit-unit mana saja dalam IP tersebut yang perlu

    melakukan koordinasi dengan IP lainnya sehubungan

    dengan: pengelolaan anggaran, akuntansi dan

    perbendaharaan, pelaporan dan anggaran, serta

    pengendalian intern dan kinerja IP.

    b. Identifikasi terhadap program atau kegiatan mana saja

    yang tercakup dalam bagian dari lintas sektoral

    2. Internalisasi (Forming)

    Tahap internalisasi adalah proses untuk mewujudkan

    infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan operasional sehari-

    hari. Perwujudannya dapat tercermin dalam konteks seberapa

    jauh proses penyelesaian koordinasi berlangsung dalam

    rangka menunjang pengambilan keputusan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    28/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 21

    Untuk tujuan internalisasi tersebut, instansi pemerintah

    dapat melakukan kegiatan berikut:

    a. Melakukan komunikasi atas kebijakan koordinasi yang telahdibuat oleh pimpinan.

    b. Menginformasikan dan mendorong seluruh pegawai

    mengenai perlunya koordinasi dengan instansi lainnya. Hal

    ini dilakukan dengan mengomunikasikan bahwa unit yang

    dipimpinnya seringkali memiliki ketergantungan data dan

    informasi dengan IP lainnya yang terkait.

    c. Menginformasikan dan mendorong seluruh pegawai

    tentang perlunya mengidentifikasi jenis kegiatan yang

    memerlukan koordinasi dengan instansi lainnya.

    d. Mendorong jajaran pimpinan dan seluruh pegawai untuk

    melakukan koordinasi. Hal ini dilakukan antara lain dengan

    membuat jadwal kegiatan dan pengorganisasian fasilitas

    dan bahan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya

    sehubungan dengan koordinasi yang akan dilakukan.

    e. Membentuk organisasi yang akan menjadi pelaksana

    koordinasi dengan pihak instansi pemerintah lainnya.

    3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing)

    Penyelenggaraan pengendalian intern perlu selalu

    dipantau dan dievaluasi secara terus menerus untuk

    mengetahui apakah pengendalian intern tersebut telah

    terselenggara dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan

    atau masih memerlukan perbaikan. Pemantauan dibutuhkan

    karena lingkungan intern maupun ekstern organisasi selalu

    berubah sehingga pengendalian intern pun perlu selalu

    disesuaikan dengan perubahan. Dengan demikian, sistem

    pengendalian intern akan memerlukan pengembangan yang

    berkelanjutan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    29/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 22

    Pada tahap awal penerapan SPIP, pemantauan

    penerapan SPIP dilaksanakan oleh tim Satuan Tugas

    Penerapan SPIP. Pada periode di saat penerapan SPIP telahberjalan dengan baik, pemantauan menjadi bagian yang

    integral dari sistem pengendalian intern.

    Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, area-area

    yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan dijadikan

    umpan balik bagi pengembangan dan peningkatan sistem

    pengendalian intern lebih lanjut.

    Perencanaan dan pelaksanaan koordinasi perlu dipantau

    secara periodik untuk mengetahui apakah hasil-hasil

    koordinasi telah efektif atau belum sebagaimana yang

    diharapkan. Pemantauan ini penting agar dapat dilakukan

    perbaikan demi pengembangan yang berkelanjutan.

    Pemantauan secara periodik untuk perbaikan, dilakukan

    antara lain dengan cara:

    a. Memantau kebijakan yang telah ditetapkan apakah masih

    perlu pengembangan lebih lanjut.

    b. Memantau kesiapan masing-masing unit untuk menyiapkan

    data yang perlu dikoordinasikan dengan IP lainnya.

    c. Memantau kesiapan jadwal yang dibuat untuk

    melaksanakan koordinasi dengan pihak luar.

    d. Memantau identifikasi jenis-jenis program yang

    memerlukan koordinasi yang telah dibuat oleh masing-

    masing unit.

    e. Memantau efektivitas pelaksanaan koordinasi untuk melihat

    kelemahan yang perlu perbaikan lebih lanjut.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    30/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 23

    Umpan balik dari hasil pemantauan dan evaluasi dapat

    langsung ditindaklanjuti oleh jajaran pimpinan terkait.

    Tentunya setiap hambatan atau permasalahan memilikipenyebab. Jajaran pimpinan dapat menetapkan alternatif solusi

    permasalahan sehingga tujuan koordinasi akan tercapai.

    C. Tahap Pelaporan

    Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan

    penyelenggaraan sub unsur perlu didokumentasikan.

    Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yang

    tidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunan

    penyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:

    1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari:

    a. Kegiatan pemahaman, antara lain seperti kegiatan

    sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, dan

    fokus group) mengenai hubungan kerja yang baik dengan

    instansi pemerintah terkait.

    b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapan

    infrastruktur, yang antara lain berisi: 1) pemetaan penerapan

    pengendalian atas hubungan kerja yang baik dengan

    instansi pemerintah terkait, 2) masukan atas rencana tindak

    yang tepat untuk menyempurnakan kebijakan dan prosedur

    pengendalian yang sudah ada.

    c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lain berisi:

    1) kebijakan dan prosedur hubungan kerja yang baik

    dengan instansi pemerintah terkait, 2) pedoman

    penyusunan hubungan kerja yang baik dengan instansi

    pemerintah terkait, 3) persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    pelaksana hubungan kerja yang baik dengan instansi

    pemerintah terkait.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    31/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 24

    d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi: 1) kegiatan

    sosialisasi kebijakan dan prosedur hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah terkait, 2) kegiatan yangmemastikan bahwa hubungan kerja yang baik dengan

    instansi pemerintah terkait telah dilaksanakan.

    e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain

    berisi: 1) kegiatan pemantauan penerapan kebijakan dan

    prosedur hubungan kerja yang baik dengan instansi

    pemerintah terkait, 2) masukan bagi pimpinan instansi

    pemerintah untuk perbaikan sistem hubungan kerja yang

    baik dengan instansi pemerintah terkait.

    2. Hambatan kegiatan

    Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

    kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan

    kegiatan tersebut, dijelaskan penyebab terjadinya hambatan

    tersebut.

    3. Saran

    Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan

    pelaksanaan kegiatan dan dicarikan saran pemecahan

    masalah untuk tidak berulangnya kejadian serupa dan guna

    peningkatan pencapaian tujuan. Saran/rekomendasi yang

    diberikan agar yang realistis dan benar-benar dapat

    dilaksanakan.

    4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya

    Disini dilaporkan tindak lanjut yang telah dilakukan atas saran

    yang telah diberikan pada kegiatan periode sebelumnya.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    32/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 25

    Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi

    penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan

    penyusunan laporan dapat dilihat pada buku Pedoman TeknisUmum Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian

    menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan yang hasilnya

    disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai

    bentuk akuntabilitas, melalui satuan tugas penyelenggaraan

    SPIP (Satgas SPIP) di instansi pemerintah yang bersangkutan.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    33/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 26

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    34/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 27

    BAB IV

    PENUTUP

    Dalam rangka menciptakan lingkungan pengendalian yang

    kondusif, dalam suatu IP perlu diciptakan hubungan kerja yang baik

    dengan IP terkait. Media yang selama ini sudah berjalan pada IP

    adalah dengan melakukan rapat koordinasi, rekonsiliasi, dan

    musrenbang.

    Prinsip yang utama dalam menciptakan hubungan yang baikdengan IP terkait adalah sinkronisasi dan harmonisasi tujuan,

    program dan kegiatan diantara IP, serta adanya komitmen yang

    kuat untuk mencapai kesepakatan dan konsensus dalam rangka

    mencapai tujuan IP.

    Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagi

    pimpinan instansi pemerintah dalam menciptakan danmelaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsur

    lingkungan pengendalian dengan sub unsur Hubungan Kerja yang

    Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait di lingkungan instansi

    yang dipimpinnya.

    Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuan

    mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi

    pemerintah yang minimal perlu dipenuhi dalam menerapkan

    hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait, serta

    tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansi

    pemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-

    langkah yang perlu diambil sesuai dengan kebutuhan organisasi,

    dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    35/36

    1.8 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait 28

    Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem

    pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara terus

    menerus.

  • 8/10/2019 Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

    36/36