hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan …lib.unnes.ac.id/31272/1/1401413133.pdf · tabel 3.3...

96
HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS III SDN GUGUS DEWI KUNTHI GUNUNGPATI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SAZHA NANDYA WARIH 1401413133 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 i

Upload: hadien

Post on 24-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DAN

KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL

BELAJAR IPS KELAS III SDN GUGUS

DEWI KUNTHI GUNUNGPATI SEMARANG

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

SAZHA NANDYA WARIH

1401413133

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar

dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang” karya,

Nama : Sazha Nandya Warih

NIM : 1401413133

Program Studi : S1 PGSD

telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, 22 Mei 2017

ii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan

Belajar dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang” karya,

Nama

: Sazha Nandya Warih

NIM

: 1401413133

Program Studi

: S1 PGSD

telah dipertahankan dalam Panitia Sidang Ujian Skripsi Program PGSD FIP

Universitas Negeri Semarang pada hari Jumat, tanggal 9 Juni 2017

Semarang, 9 Juni 2017

P

e

n

g

u

j

i

,

iii

Penguji,

PERNYATAAN KEASLIAN

Peneliti yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Sazha Nandya Warih

NIM : 1401413133

Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar

Judul Skripsi : Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar

dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III

SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya peneliti, bukan jiplakan

dari karya ilmiah orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan

orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 22 Mei 2017

Peneliti,

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada

rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu” (A Nisa: 59)

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keunggulan

bukanlah suatu perbuatan melainkan sebuah kebiasaan”. (Aristoteles)

“orang yang belajar dari kesalahan adalah orang yang berani sukses ”(Peneliti)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT.

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Ayahanda Warsono, ibunda Suprihatini yang senantiasa memberikan dukungan

moriil dan materiil.

Almamaterku tercinta, PGSD FIP UNNES

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang memberi limpahan karunia dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang” dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini akan berhasil atas bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi. Oleh Karena itu, dengan

segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terimakasih dan rasa hormat

kepada semua pihak antara lain:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan belajar di Unnes kepada peneliti,

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unviersitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan persetujuan

pengesahan skripsi ini,

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pelayanan khsususnya

dalam kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi,

4. Drs. Purnomo, M.Pd., Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan

banyak waktu, pikiran, kesabaran dan ketulusan dalam memberi petunjuk dan

pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini,

5. Drs. Sukardi, M.Pd., Dosen Pembimbing kedua yang telah meluangkan

banyak waktu, pikiran, kesabaran dan ketulusan dalam memberi petunjuk dan

pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini,

6. Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

proses penyelesaian skripsi ini.

vi

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta

keselamatan dan kebahagian kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan

skripsi ini. Peneliti juga berharap skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain dan

pembaca. Aamin.

Semarang, 22 Mei 2017

Peneliti,

vii

ABSTRAK

Warih, Sazha Nandya. 2017. Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan

Belajar dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SDN

Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing: Drs. Purnomo, M.Pd. dan Drs. Sukardi, M.Pd. 135

halaman.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang selalu dihadapi setiap individu

dalam kesehariannya. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Berdasarka temua di SDN

Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang hasil belajar dipengaruhi oleh

kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini

bagaimanakah hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan hasil

belajar Ilmu Pegetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang?. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kedisiplinan siswa

dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN

Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan

pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu

kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar, serta satu variabel terikat yaitu hasil

belajar. Sampel penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik proposional

random sampling dengan jumlah sampel 74 siswa. Metode pengumpulan data

menggunakan angket, tes, data dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data

dengan statsistik deskriptif, analisis korelasi, dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kedisiplinan siswa dengan

persentase sebesar 66,22% (49 siswa) dapat dikatakan bahwa kedisiplinan siswa

berada dalam kategori sangat baik, (2) kebiasaan belajar dengan persentase

sebesar 56,76% (42 siswa) dapat dikatakan kategori sangat baik, (3) hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial dengan persentase sebesar 59,46% (44 siswa) dalam

kategori sangat baik, (4) hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya hubungan

kedisiplinan siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 41,4%

dengan nilai rhitung sebesar 0,643 dan nilai signifikansi 0,05, (5) hasil penelitian

menunjukkan bahwa besarnya hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 38,2% dengan nilai rhitung sebesar 0,618 dan nilai

signifikansi 0,05, (6) hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya hubungan

kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial sebesar 57,1% dengan nilai rhitungsebesar 0,756 dan nilai signifikansi 0,05.

Simpulan dari peneitian yaitu adanya hubungan yang positif antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang. Saran bagi guru

khusunya agar lebih menanamkan kedisiplinan dan membentuk kebiasaan belajar dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Kata kunci: kedisiplinan; kebiasaan belajar; hasil belajar

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................................. vi

ABSTRAK .............................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................................. xviii

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................... 8

1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................................. 8

ix

1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 10

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 13

2.1 Kajian Teori ................................................................................................................. 13

2.1.1 Belajar ............................................................................................................................ 13

2.1.1.1 Pengertian Belajar ................................................................................................... 13

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar ........................................................................................... 15

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ...................................................... 19

2.1.2 Hasil Belajar ................................................................................................................. 25

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar ........................................................................................ 25

2.1.2.2 Klasifikasi Hasil Belajar ........................................................................................ 26

2.1.3 Kedisiplinan Siswa ..................................................................................................... 29

2.1.3.1 Pengertian Disiplin ................................................................................................. 29

2.1.3.2 Fungsi Kedisiplinan ................................................................................................ 33

2.1.3.3 Tujuan Kedisiplinan ............................................................................................... 35

2.1.4 Kebiasaan Belajar ....................................................................................................... 36

2.1.4.1 Pengertian Kebiasaan Belajar .............................................................................. 36

x

2.1.4.2 Aspek Kebiasaan Belajar .................................................................... . 39

2.1.4.3 Manfaat Kebiasaan Belajar .................................................................. 44

2.1.4.4 Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar............................................ 45

2.1.4.5 Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik ........................................ 46

2.1.4.6 Kebiasaan Belajar yang Buruk ............................................................. 49

2.1.5 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial..................................... 50

2.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................... 50

2.1.5.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................................... 51

2.1.6 Hubungan Kedisiplinan Siswa dengan Hasil Belajar Siswa ................... 52

2.1.7 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa ..................... 54

2.1.8 Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar dengan

Hasil Belajar Siswa ..................................................................... ............ 56

2.1.9 Karakteristik Siswa SD ........................................................................... 57

2.2 Kajian Empiris ........................................................................................ 59

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 63

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 66

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 67

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 67

xi

3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................................. 69

3.2.1 Populasi Penelitian ..................................................................................................... 69

3.2.2 Sampel Penelitian ....................................................................................................... 69

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................................... 71

3.3.1 Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) ................................................... 71

3.3.2 Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y) .................................................... 71

3.4 Definisi Operasional Variabel ................................................................................ 72

3.4.1 Definisi Operasional Variabel Independen ......................................................... 72

3.4.2 Definisi Operasional Variabel Dependen ............................................................ 72

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 73

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 73

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................. 75

3.5.2.1 Pembuatan Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 77

3.5.2.2 Penulisan Butir Soal ............................................................................................... 77

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 79

3.6.1 Teknik Analisis Data Awal ...................................................................................... 79

3.6.1.1 Uji Coba Instrumen ................................................................................................. 79

3.6.1.2 Uji Validitas Instrumen ......................................................................................... 79

xii

3.6.1.3 Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................................................... 83

3.6.1.4 Uji Tingkat Kesukaran ........................................................................................... 85

3.6.1.5 Uji Daya Beda .......................................................................................................... 86

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ................................................................................................ 87

3.6.2.1Uji Normalitas ........................................................................................................... 87

3.6.2.2 Uji Linieritas ............................................................................................................. 88

3.6.2.3 Uji Multikolinieritas ............................................................................................... 89

3.6.2.4 Pengkategorian Skor ............................................................................................... 90

3.6.3 Teknik Analisis Data Akhir ..................................................................................... 91

3.6.3.1Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................... 91

3.6.3.2Analisis Pengujian Hipotesis................................................................................. 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 97

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................... 97

4.1.1 Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 97

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................................. 97

4.1.2.1 Deskripsi Kedisiplinan Siswa .............................................................................. 98

4.1.2.2 Deskripsi Kebiasaan Belajar ................................................................................ 101

4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar .......................................................................................... 104

xiii

4.1.3 Analisis Korelasi Sederhana/Product Moment................................................... 106

4.1.3.1 Analisis Hubungan Kedisiplinan Siswa dengan Hasil Belajar ................... 106

4.1.3.2 Analisis Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ..................... 108

4.1.4 Analisis Korelasi Ganda .......................................................................................... 109

4.1.4.1 Analisis Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar dengan

Hasil Belajar ................................................................................................................ 109

4.1.5 Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................................... 110

4.1.5.1 Analisis Regresi Sederhana Kedisiplinan Siswa dengan Hasil Belajar

Siswa .............................................................................................................................. 110

4.1.5.2 Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

Siswa .............................................................................................................................. 111

4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda .......................................................................... 111

4.1.6.1 Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ............ 111

4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 112

4.2.1 Deskripsi Kedisiplinan Siswa .................................................................................. 112

4.2.2 Deskripsi Kebiasaan Belajar .................................................................................... 114

4.2.3 Deskripsi Hasil Belajar.............................................................................................. 115

4.2.1 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Kedisiplinan Siswa dengan

Hasil Belajar ................................................................................................................ 117

xiv

4.2.2 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Kebiasaan Belajar dengan

Hasil Belajar ................................................................................................................ 119

4.2.3 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Kedisiplinan siswa dan

Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ............................................................. 121

4.3 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................................ 123

4.3.1 Implikasi Teoritis ........................................................................................................ 124

4.3.2 Implikasi Praktis.......................................................................................................... 124

4.3.3 Implikasi Pedagogis ................................................................................................... 125

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 126

5.1 Simpulan ....................................................................................................................... 126

5.2 Saran ............................................................................................................................... 127

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 129

Lampiran .................................................................................................................................. 133

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kedisiplinan Siswa di Sekolah ............................................... 30

Tabel 3.1 Data Penelitian Siswa Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang 69

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Sampel Setiap Sekolah ................................................... 72

Tabel 3.3 Skor untuk Setiap Butir Soal pada Skala Likert .................................. 75

Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Skala Kedisiplinan Siswa............................ 77

Tabel 3.5 Skor Alternatif Jawaban Skala Kebiasaan Belajar .............................. 78

Tabel 3.6 Skor Alternatif Jawaban Variabel Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial 78

Tabel 3.7 Interpretasi Korelasi ..................................................................................... 80

Tabel 3.8 Indeks Tingkat Kesukaran ......................................................................... 85

Tabel 3.9 Indeks Daya Beda ......................................................................................... 87

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ............................................................ 88

Tabel 3.11 Hasil Uji Linieritas ....................................................................................... 89

Tabel 3.12 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................................... 90

Tabel 3.13 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................... 93

Tabel 3.14 Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................................. 94

xvi

Tabel 4.1 Data Siswa Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang ........................................................................................................ 97

Tabel 4.2 Distribusi Skor, Frekuensi, dan Presentase Kedisiplinan

Siswa pada Siswa Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi ..................... 99

Tabel 4.3 Distribusi Skor, Frekuensi, dan Presentase Kebiasaan

Belajar pada Siswa Kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi 102

Tabel 4.4 Distribusi Skor, Frekuensi, dan Presentase Hasil

Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Kelas III

SDN Gugus Dewi Kunthi 105

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 65

Bagan 3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 68

xviii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Kedisiplinan Siswa .......................................................... 100

Diagram 4.2 Distribusi Kebiasaan Belajar ............................................................ 103

Diagram 4.3 Distribusi Distribusi Hasil Belajar .................................................. 106

xix

DAFTAR GAMBAR

Foto 1. Foto Ijin ke UPTD Kecamatan Gunungpati ............................................ 292

Foto 2. Foto ijin ke SDN Gugus Dewi Kunthi ...................................................... 292

Foto 3. Foto Penelitian di SD Ngijo 01 ................................................................... 292

Foto 4. Suasana Kelas III SDN Ngijo 01 saat mengisi angket ........................ 292

Foto 5. Foto penelitian di SDN Mangunsari .......................................................... 293

Foto 6. Suasana Kelas III SDN Mangunsari saat mengisi angket ................... 293

Foto 7. Foto penelitian di SDN Kalisegoro ............................................................ 293

Foto 8. Suasana kelas III SDN Kalisegoro saat mengisi

angket 293

Foto 9. Foto penelitian di SDN Ngijo 02 ................................................................ 294

Foto 10. Suasana kelas III SDN Ngijo 02 saat mengisi angket........................... 294

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Kedisiplinan Siswa .......................................... 136

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Kebiasaan Belajar ............................................ 137

Lampiran 3. Tabel Kompetensi Dasar untuk Menguji Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial 137

Lampiran 4. Skenario Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Kelas III

Sekolah Dasar Negeri ............................................................................... 139

Lampiran 5. Instrumen Uji Coba Angket Kedisiplinan Siswa Kelas

III . 147

Lampiran 6. Instrumen Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar Kelas

III . 152

Lampiran 7. Instrumen Uji Coba Penelitian Tes Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial 158

Lampiran 8. Analisis Instrumen Uji Coba Angket Kedisiplinan

Siswa 174

Lampiran 9. Analisis Instrumen Uji Coba Angket Kebiasaan

Belajar 180

Lampiran 10. Analisis Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial 188

Lampiran 11. Analisis Uji Prasyarat Instrumen Penelitian .................................... 198

xxi

Lampiran 12. Instrumen Penelitian Angket Kedisiplinan Siswa .................. 201

Lampiran 13. Instrumen Penelitian Angket Kebiasaan Belajar.................... 204

Lampiran 14. Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial................................................................. 209

Lampiran 15. Hasil Penelitian ...................................................................... 225

Lampiran 16. Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian .............................. 256

Lampiran 17. Analisis Uji Prasyarat Hasil Penelitian .................................. 257

Lampiran 18. Analisis Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ....................... 260

Lampiran 19. Surat Keterangan Pembimbing .............................................. 267

Lampiran 20. Surat Ijin Penelitian UPTD Kota Semarang .......................... 268

Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian UPTD Kecamatan Gunungpati ............. 269

Lampiran 22. Surat Ijin Penelitian SDN Ngijo 01 ........................................ 270

Lampiran 23. Surat Ijin Penelitian SDN Ngijo 02 ........................................ 271

Lampiran 24. Surat Ijin Penelitian SDN Kalisegoro .................................... 272

Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian SDN Mangunsari ................................... 273

Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SDN Ngijo

01 ............................................................................................ 274

Lampiran 27. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SDN Ngijo

02 ............................................................................................ 275

xxii

Lampiran 28. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SDN

Kalisegoro 276

Lampiran 29. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SDN

Mangunsari 277

Lampiran 30. Bukti Autentik Angket Uji Coba Kedisiplinan Siswa .................. 278

Lampiran 31. Bukti Autentik Angket Uji Coba Kebiasaan Belajar .................... 281

Lampiran 32. Bukti Autentik Uji Coba Tes Hasil Belajar ..................................... 284

Lampiran 33. Bukti Autentik Angket Penelitian Kedisiplinan Siswa ................ 286

Lampiran 34. Bukti Autentik Angket Penelitian Kebiasaan Belajar .................. 288

Lampiran 35. Bukti Autentik Penelitian Tes Hasil Belajar IPS ........................... 290

Lampiran 36. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................... 292

xxiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas

pendidikan yang diselenggarakan di Negara tersebut. Pendidikan merupakan

aspek yang paling penting untuk menunjang kemajuan bangsa di masa depan,

karena dengan pendidikan subyek pengembang (pendidik) akan dibina dan

dikembangkan melalui potensi yang ada dalam dirinya, sehingga akan terbentuk

subyek pengembang yang berkualitas sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomer 19 tahun 2005 pasal 1 standar nasional

pendidikan adalah kriteria minimal tentang pendidikan di seluruh wilayah hukum

NKRI.

Pendidikan memiliki fungsi dan tujuan untuk mengkader masyarakat suatu

bangsa menjadi pribadi yang cerdas, mengembangkan potensi, berkarakter baik,

cakap, kreatif, demokratis, dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Undang-

undang RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak

1

2

mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai apabila didukung dengan adanya

perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang memuat rancangan

pelajaran yang diberikan pada peserta didik yang disebut kurikulum. Menurut

Undang-undang Nomer 20 tahun 2003 bab x pasal 37 tentang sistem pendidikan

nasional kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan

Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan

Olahraga, Keterampilan/Kejuruan dan Muatan Lokal. Keseluruhan mata pelajaran

tersebut akan menghasilkan hasil belajar setelah melakukan proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha

belajar siswa dalam waktu tertentu.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang selalu dihadapi setiap individu

dalam kesehariannya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja individu

itu berada. Selain itu, belajar juga dapat mengubah tingkah laku seseorang dari

sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Belajar juga merupakan kegiatan yang dilakukan sendiri oleh individu dan tak

dapat dilimpahkan kepada orang lain, karena individu itu sendiri yang harus

melakukannya. Slameto (2010: 2-3) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut Sudjana (2014: 28), belajar ialah suatu proses

3

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,

kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya serta daya penerimaannya.

Melalui perubahan yang terjadi berarti seseorang sudah menunjukkan adanya

potensi dalam dirinya, potensi tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar di sekolah.

Menurut Sudjana (2005: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Rifa’i (2012: 69), Hasil

belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomer 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar penilaian

hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang

capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap

sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan

secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar,

memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta

didik secara berkesinambungan. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi

hasil belajar tersebut adalah kedisiplinan siswa. Disiplin dan teratur membawa

manfaat yang baik bagi kita. Selain itu, kedisiplinnan dapat menghindarkan diri

dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar. Jadi, pada

akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa.

4

Disiplin merupakan suatu sikap guna melatih, mendidik, dan mengatur.

Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam kehidupan. Khususnya usaha

meningkatkan kehidupan yang teratur dan meningkatkan hasil belajar, karena

kedisiplinan memiliki sifat yang mengatur dan mendidik. Tulus Tu’u (2004: 31)

berpendapat bahwa disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri

seseorang. Bahkan, disiplin itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup

seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari.

Guna menciptakan pembelajaran yang baik, maka dibutuhkan kerjasama

antara siswa dengan guru. Salah satu bentuk kerjasama tersebut siswa harus

mematuhi peraturan sekolah dengan rasa disiplin yang tinggi. Membiasakan hidup

disiplin memang tidaklah mudah, apalagi membiasakan siswa untuk disiplin

belajar. Faktor yang dapat membantu hal tersebut yaitu siswa, guru, dan orang tua.

Dengan adanya kerjasama di antara ketiganya, disiplin belajar dapat terbentuk

dalam diri siswa, karena pembentukan itu melalui pendidikan/latihan yang dapat

membiasakan siswa disiplin dalam belajar, sehingga akan meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa disiplin bukanlah faktor

pembawaan, melainkan hasil pengaruh pendidikan/latihan. Bila siswa sudah

membiasakan diri untuk disiplin dalam belajar, maka akan mempengaruhi

tercapainya hasil belajar yang baik.

Kebiasaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulang-ulang

sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Kebiasaan belajar

adalah perilaku siswa yang ditunjukkan secara konsisten dari waktu kewaktu

5

dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Kebiasaan belajar tidaklah sama

dengan keterampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang

dari waktu ke waktu dengan cara yang sama. Sedangkan keterampilan belajar

adalah suatu sistem, metode dan teknik yang telah dikuasai untuk melakukan

studi. Kebiasaan belajar bukanlah suatu bakat alamiah yang berasal dari faktor

bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja dan sadar

selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu

begitu terbiasa. Oleh sebab itu, kebiasaan belajar terlaksana secara spontan tanpa

memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan sistematis terhadap proses belajar.

Kebiasaan belajar harus ditanamkan sejak dini oleh siswa agar membudaya dalam

dirinya. Dengan pembiasaan tersebut siswa akan terlatih belajar secara terus

menerus dan terjadwal, sehingga kebiasaan ini memiliki peran yang sangat

penting guna tercapainya hasil belajar siswa. Untuk mendapat hasil yang baik,

maka siswa harus mengembangkan diri sebagai pelajar yang baik pula.

Witherington dalam Djaali (2014: 127), kebiasaan sebagai: an acquired way

of acting which is persistent, uniform, and fairly automatic. Kebiasaan merupakan

cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada

akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Sedangkan kebiasaan belajar

menurut Djaali (2014: 128) yaitu cara atau teknik yang menetap pada diri siswa

pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan

pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

Seseorang yang disiplin dalam belajar mempunyai sikap/perilaku teratur

dalam belajar sehingga menimbulkan kebiasaan belajar. Karena dengan belajar

6

secara teratur mengharuskan mengerjakannya. Sebab ini sudah merupakan

tanggung jawab terhadap jadwal belajar yang dirancang.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SDN Gugus

Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota Semarang didapatkan beberapa

permasalahan. Permasalahan tersebut sebagai berikut:

Hasil belajar siswa kelas III di SDN Gugus Dewi Kunthi Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

termasuk mata pelajaran yang mempunyai nilai rata-rata paling rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Berdasarkan beberapa akar permasalahan teridentifikasi sebagai berikut :

Kedisiplinan siswa yang masih kurang terlihat, dari beberapa siswa masih datang

terlambat ke sekolah, masih ada yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru, dan kurang berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran

sedang berlangsung. Demikian juga dari wawancara kepada beberapa orang siswa,

kebiasaan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial beberapa siswa kelas III kurang baik,

seperti malas membaca buku dan membuat catatan, tidak fokus memperhatikan

penjelasan guru ketika belajar di kelas, tidak mengerjakan tugas dengan baik, dan

tidak memiliki jadwal belajar yang pasti di rumah. Selain itu, siswa belum

memahami kebiasaan belajar yang baik untuk membuat hasil belajarnya tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Retmono Jazib Prasojo pada tahun 2014

dengan judul “Pengaruh perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap

prestasi belajar mata pelajaran IPS”. koefisien regresi variabel Kedisiplinan

Belajar adalah psoitif (0,441), berarti setiap Kedisiplinan Belajar ditekankan pada

7

siswa akan mempengaruhi peningkatan dari Prestasi Belajar mata pelajaran IPS.

Nilai koefisien determinasi sebesar = 48,3%, berarti variabel Perhatian Orang Tua

dan Kedisiplinan Belajar mempengaruhi perubahan Prestasi belajar mata pelajaran

IPS sebesar 48,3%. Pengujian hipotesis diperoleh F hitung (42,044) > F tabel

(3,07) dan Signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel Perhatian Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar mempunyai pengaruh

positif signifikan terhadap Prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII

MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo Jepara.

Penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah Risa Wahyuningsih pada tahun

2011 dengan judul “Hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa semester IV program studi DIV Kebidanan UNS”. Dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa kebidanan. Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai

koefisien korelasi yang diperoleh bertanda positif, berarti ada hubungan positif

antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Artinya semakin baik kebiasaan

belajar mahasiswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya. Dengan hasil

analisis Product Moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,649 (0,649>0,254) dan

p = 0,000 (p<0,05) sehingga menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa kebidanan.

Penelitian lain dilakukan oleh Muhammad Nur Sayfudin (2015) dengan

judul “pengaruh kebiasaan dalam belajar dan sikap siswa pada pelajaran terhadap

prestasi belajar mekanika teknik siswa kelas X teknik gambar bangunan SMK

Negeri 4 Semarang Tahun ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian menunjukkan

8

bahwa: 1) terdapat pengaruh kebiasaan dalam belajar yang positif dan signifikan

terhaap prestasi belajar mekanika teknik dengan kontribusi sebesar 15,22%. 2)

terdapat pengaruh sikap pada pelajaran yang positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar mekanika teknik dengan kontribusi sebesar 22,23%. 3) terdapat

pengaruh positif dan signifikan dari kebiasaan dalam belajar dan sikap pada

pelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mekanika teknik dengan

kontribusi sebesar 66,914%.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian korelasi tentang hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan

belajar dengan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial kelas III SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang.

1.2 Identifikasi Masalah

Hasil observasi awal ditemukan beberapa permasalahan:

1. Sarana dan prasarana sebagai sumber pembelajaran kurang menunjang

2. Hasil belajar IPS siswa kelas III masih banyak di bawah KKM

3. Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik

4. Kedisiplinan siswa kurang terlihat

5. Siswa tidak fokus dalam pembelajaran karena pengaruh teman sebaya

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dipaparkan tersebut, telah

ditemukan berbagai macam akar permasalahan yang mempengaruhi karakter

9

siswa. Dalam penelitian ini hanya membatasi permasalahan kedisiplinan siswa,

kebiasaan belajar dan hasil belajar siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Kota

Semarang. Peneliti ingin mengetahui “hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan

belajar dengan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial kelas III SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang?

2. Adakah hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang?

3. Adakah hubungan antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang?

4. Seberapa besarkah kontribusi kedisiplinan siswa dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang?

10

5. Seberapa besarkah kontribusi kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang?

6. Seberapa besarkah kontribusi kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menguji hubungan antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang

2. Menguji hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang

3. Menguji hubungan antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang

4. Menemukan seberapa besar kontribusi kedisiplinan siswa dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang

11

5. Menemukan seberapa besar kontribusi kebiasaan belajar dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang

6. Menemukan seberapa besar kontribusi kedisiplinan siswa dan kebiasaan

belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III di SDN

Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini

diharapkan memiliki manfaat diantaranya:

1.6.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pendidikan terutama mengenai hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar

dengan hasil belajar, dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini

bersifat praktis dalam kegiatan pembelajaran. Manfaat praktis tersebut

ditunjukkan pada berbagai pihak terkait antara lain, guru, siswa dan peneliti.

1.6.2.1 Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi guru dalam

mengembangkan upaya kedisiplinan siswa dan pembentukan kebiasaan belajar

yang efektif.

12

1.6.2.2 Manfaat bagi siswa

Membantu meningkatkan kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar siswa

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial.

1.6.2.3 Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan bagi peneliti, menjadi

pedoman guna pelaksanaan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut Morgan dkk dalam Djaali (2014: 115),

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai

hasil latihan atau pengalaman. Pendapat lain menurut Muhibbin Syah (2013: 63),

belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Menurut Dalyono (2012: 49), Belajar adalah suatu usaha. Perubahan yang

dilakukan secara bersungguh-sungguh, sistematis, mendayagunakan semua

potensi yang dimiliki, baik fisik, mental seperti dana, panca indra, otak dan

anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi,

bakat, motivasi, minat, dan sebagainya. Menurut Gagne dalam Mudjiono (2013:

10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki

keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Menurut Oemar Hamalik (2006: 27),

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

13

14

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap atau permanen, yang

diperoleh dari hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan

lingkungan. Perubahan tersebut tidak hanya bertambahnya ilmu pengetahuan,

namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir,

kepribadian dan lain-lain.

Slameto (2010: 3-5) enam ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian

belajar, yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan sekurang-

kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya

pengetahuannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena

mabuk atau keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian

belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari perubahan itu.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional

Perubahan dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan,

tidak statis. Satu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya seorang anak

belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis

menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus sehingga kecakapan

menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

15

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu

yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar

yang dilakukan, makin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan

sendirinya melainkan karena usaha individu.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk

beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap

atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat

menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang terjadi melalui suatu proses belajar meliputi perubahan

keseluruhan tingkah laku. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar

Proses belajar memang kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci

dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar. Hal ini perlu diketahui agar

16

memiliki pedoman belajar secara efisien. Menurut Mudjiono (2009: 42), prinsip-

prinsip belajar itu adalah sebagai berikut:

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa

adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian

terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan

kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang

dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan motivasi untuk

mempelajarinya. Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan

penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat

melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian

dan motivasi maka siswa akan melakukan proses belajar atau membiasakan diri

dengan belajar dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.

2. Keaktifan

Setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu

beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati

sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,

mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh

kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki

dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan

yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

17

3. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses

mengamali, dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar

Dale dalam Mudjiono (2009: 45), “belajar yang baik adalah belajar melalui

pengalaman langsung”. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak

sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun demikian,

perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar diharapkan

mampu mewujudkan keaktifan siswa.

4. Pengulangan

Menurut teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih daya yang ada pada

manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,

merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka

daya tersebut akan berkembang, dan juga apabila daya tersebut dilatih dengan

pengadaan pengulangan maka akan menjadi sempurna. Selain itu dengan adanya

pengulangan maka akan membentuk respons yang benar dan akan membentuk

kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak hanya membaca akan tetapi

mengerjakan soal-soal latihan, mengulang materi yang belum dipahami, dan lain-

lain.

5. Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa bergairah untuk

mengatasinya. Bahan belajar yang baru banyak mengandung masalah yang perlu

dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang

18

memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep, prinsip, dan

generalisasi akan membuat siswa berusaha mencari dan menemukan konsep,

prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip tantangan ini yaitu

melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau

mencari tahu pemecahan suatu masalah.

6. Balikan dan penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang akan

dilakukan, dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang

hasil, yang sekaligus merupakan penguatan bagi dirinya sendiri. Seorang siswa

belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. Hal ini

timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan

sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk memperoleh

balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di

antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban,

menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari

guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7. Perbedaan individual

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain.

Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa

menentukan cara belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada

saat siswa menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-

lain.

19

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar

meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan

individual.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Dalyono (2012: 55-60),

faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar sebagai berikut.

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam

diri) a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,

pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk

belajar.

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya

mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan orang

tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi

semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi

setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu

segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.

20

b. Inteligensi dan Bakat

Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya

mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang

inteligensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat

berpikir sehingga hasil belajarnya pun rendah. Bakat, juga besar pengaruhnya

dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila

dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan

dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.

Selanjutnya, bila seseorang mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya

ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan

sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi

inteligensinya rendah. Demikian pula, jika dibandingkan dengan orang yang

inteligensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang

berbakat lagi pinter (inteligensi tinggi) biasanya orang yang sukses dalam

kariernya.

c. Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya

terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari

luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu

merupakan modal yang besar untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan

yang diminati itu. Timbulnya minat dalam belajar disebabkan berbagai hal,

antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau

memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat

21

belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu

pekerjaan. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan

yang datang dari hati sanubari, umunya karena kesadaran akan pentingnya

sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan

bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu

dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua,

guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan

motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-

sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi

yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pelajaran.

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang

berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang

penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. d. Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu

kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Teknik-teknik

belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat,

menggarisbawahi, membuat ringkasan/kesimpulan, apa yang harus dicatat dan

22

sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu

belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan

pelajaran.

Disamping itu perlu diketahui bagaimana cara-cara belajar dengan

menggunakan teknik diskusi, melaksanakannya dengan baik, merumuskan

hasilnya dan sebagainya. Belajar di sekolah memiliki teknik atau cara-cara

tertentu, antara lain: harus sarapan pagi terlebih dahulu, hadir di sekolah 15

menit sebelum masuk, duduk di tempat yang sesuai dengan kondisi tubuh.

Belajar dirumah perlu memperhatikan kondisi dan lingkungannya. Bila kondisi

rumah bising karena suara mesin atau anak-anak bermain, maka bahan yang

dipelajari harus dipilih yang tidak banyak menggunakan konsentrasi pikiran.

Bila suasana rumah dan lingkungannya tenang, dapat dilakukan menghafal

atau mempelajari bahan-bahan yang memerlukan konsentrasi. Ada sebagian

orang yang belajar harus mendengarkan radio atau tape recorder. Alasannya,

jika sepi pikirannya jadi menghayal. Kebiasaan belajar seperti ini kurang baik,

karna bagi otak semakin banyak gangguan maka tidak bekerja dengan lancar.

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

a. Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni

rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak

dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau

tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan

23

anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut

mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Di samping itu, faktor keadaan

rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah

tempat tinggal, ada atau tidaknya peralatan/media belajar, semuanya itu juga

turut menentukan keberhasilan belajar seseorang. b. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan,

jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua

ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang

memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi

perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh

di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak

menjadi rendah. Demikian pula jika jumlah murid per kelas terlalu banyak (50

- 60 orang), dapat mengakibatkan kelas kurang tenang, hubungan guru dengan

murid kurang akrab, kontrol guru menjadi lemah, murid menjadi kurang acuh

terhadap gurunya, sehingga motivasi belajar menjadi lemah.

c. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar bila di sekitar tempat

tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,

terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya, baik, hal ini

akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di

24

lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran,

hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak

menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

d. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana

sekitas, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila bangunan

rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas

yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang di sekitar, suara pabrik, polusi

udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan

belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan

menunjang proses belajar.

Sedangkan Slameto (2010: 54), mengklasifikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar menjadi dua golongan, yakni faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, meliputi: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis

(inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor

kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi: faktor

keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan),

faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar

pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), faktor masyarakat

25

(kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat)

Berdasarkan uraian faktor-faktor yang memengaruhi belajar, dapat

disimpulkan bahwa belajar dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa

factor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi

fisik dan psikis. Kondisi fisik siswa seperti kesehatan tubuh dan kondisi psikis

berupa kemampuan intelegensi, minat dan motivasi, dan cara atau metode belajar

siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kelemahan baik dalam kondisi fisik

maupun psikis akan mengalami kesulitan belajar, dimana siswa dalam keadaan

tidak bisa belajar sebagaimana mestinya. Siswa yang kurang sehat dapat

mengalami kesulitan belajar, karena merasa pusing, kurang semangat, pikiran

terganggu, sehingga daya konsentrasinya berkurang. Hal ini menyebabkan saraf

otak tidak bisa menerima dan merespon materi pelajaran dengan baik.

Kemampuan intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar siswa juga

menentukan kesuksesan siswa dalam belajar. Selanjutnya, faktor eksternal yaitu

lingkungan sekitar siswa itu sendiri contohnya tempat belajar, suasana belajar,

lingkungan masyarakat, serta orang tua sangat memengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Seseorang melakukan proses belajar karena memiliki tujuan untuk

mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Menurut Sudjana (2005: 22), hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

26

pengalaman belajarnya. Menurut Rifa’i (2012: 69), Hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan

belajar. Menurut Mudjiono (2009: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Purwanti (2008:

7.11) keberhasilan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil penilaian terhadap

hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan

(Knowledge), penguasaan perilaku yang ditentukan (kognitif, afektif dan

psikomotor) dan perbaikan kepribadian. (Taufiq, 2011: 5.12)

Peneliti mengelaborasikan pendapat Sudjana (2005: 22) dan Rifa’i (2012:

69) bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan seseorang yang berupa

tingkah laku dimana perubahan itu terjadi secara bertahap dan berdasarkan akibat

pengalaman dari kegiatan belajarnya, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial kelas III kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli di lingkungan

rumah dan lingkungan sekolah yang diukur dari ranah kognitif aspek

pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

2.1.2.2 Klasifikasi Hasil Belajar

Horward Kingsley dalam Sudjana (2005: 22), membagi tiga macam hasil

belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)

sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan

yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

27

Pendapat lain dari Gagne dalam Sudjana (2005: 22), membagi lima kategori

hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi

kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.

Susanto (2013: 6) menyebutkan hasil belajar meliputi pemahaman konsep

(aspek kognitif), sikap siswa (aspek afektif), dan keterampilan proses (aspek

psikomotor)

1. Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Pemahaman konsep menurut Bloom (Susanto, 2013: 6) diartikan kemampuan

untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut

Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepadasiswa,atau sejauh mana

siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, yang dilihat yang dialami,

atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

lakukan.

Ranah kognitif Bloom, dkk (dalam Basuki 2015: 14) terdiri dari enam jenis

perilaku/tingkatan;

a. Mengingat (remembering), mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal

yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

b. Memahami (understanding), mencakup kemampuan memahami makna,

translasi, interpolasi, dan penafsiran bahan ajar dan masalah.

c. Menerapkan (applying), mencakup kemampuan menerapkan gagasan, metode,

rumus, teori dan lain-lain di dalam kondisi pembelajaran.

28

d. Menganalisis (analysing), mencakup kemampuan menganalisis informasi

kedalam bagian-bagian sehingga terstruktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik.

e. Menilai (evaluating), mencakup kemampuan memberikan penilaian terhadap

solusi, gagasan metodologi, prosedur kerja dan lain-lain, dengan menggunakan

kreteria yang cocok.

f. Menciptakan (creating), kemampuan untuk mengorganisasikan kembali

unsur-unsur menjadi suatu pola baru atau struktur baru melalui membangkitkan,

merencanakan, atau menghasilkan sesuatu.

2. Sikap (aspek afektif)

Menurut Lange (dalam Susanto 2013: 10) menjelaskan sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek responfisik.

Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.

3. Keterampilan proses (aspek psikomotor)

Usman dan Setiawati ( dalam Susanto 2013: 9) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisikdan social yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Pengukuran hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang pada KD memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan

lingkungan sekolah yang mencakup ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan,

pemahaman dan aplikasi.

29

2.1.3 Kedisiplinan Siswa

2.1.3.1 Pengertian Disiplin

Tulus Tu’u (2004: 31) disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam

diri seseorang. Disiplin merupakan sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup

seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Menurut

Daryanto (2013: 49), Disiplin pada dasarnya merupakan kontrol diri dalam

mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun diluar diri baik

keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama. Dalam

perspektif umum disiplin merupakan perilaku sosial yang bertanggungjawab dan

fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas

dasar kemampuan mengelola/ mengendalikan, memotivasi dan independensi diri.

Disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana orang-orang yang

tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada

dengan senang hati (Wiyani, 2013: 159).

Menurut Daryanto, (2013: 51) Sekolah adalah institut yang memiliki

kewenangan untuk membuat peserta didik belajar mengembangkan perilaku yang

sehat, salah satunya adalah kedisiplinan. Proses pendidikan dan pembelajaran

yang dapat dilakukan disekolah untuk mengembangkan kedisiplinan peserta didik

sebagai berikut.

1. Mengembangkan pikiran dan pemahaman serta perasaan positif siswa

tentang manfaat disiplin bagi perkembangan diri. Mengembangkan

keterampilan diri siswa agar memiliki disiplin.

2. Mengembangkan pemahaman dan perasaan positif siswa tentang aturan

dan manfaat mematuhi aturan dalam kehidupan.

3. Mengembangkan kemampuan siswa menyesuaikan diri secara sehat.

30

4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol

internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin.

5. Menjadi modeling dan mengembangkan keteladanan.

6. Mengembangkan sistem dan mekanisme pengukuran positif maupun

negatif utnuk penegakan disiplin di sekolah.

Bersumber dari Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia oleh Arga Lacopa

Arisana dan Ismani mengemukakan bahwa indikator Disiplin menurut Tulus Tu’u

(2004: 91) yang dikutip oleh Budiman (2010) menunjukan pergeseran/perubahan

hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah

meliputi, dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar,

perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas.

Sedangkan Indikator kedisiplinan untuk kelas rendah menurut Daryanto

(2013: 135) sebagai berikut.

Tabel 2.1 Indikator kedisiplinan Siswa di Sekolah

No. Indikator Kelas Rendah

1. Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya

2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya

3. Duduk pada tempat yang telah ditetapkan

4. Menaati peraturan sekolah dan kelas

5. Berpakaian rapi

6. Mematuhi aturan permainan

Peneliti mengelaborasi pendapat Tulus Tu’u (2004: 31) bahwa

kedisiplinan merupakan sesuatu yang menyatu dalam diri siswa yang mampu

31

mengontrol diri dan muncul pada pola tingkah lakunya sehari-hari pada siswa

kelas III khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang

indikatornya meliputi: (1) Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya, (2)

melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya, (3) duduk pada

tempat yang telah ditetapkan, (4) menaati peraturan sekolah dan kelas, (5)

berpakaian rapi, (6) mematuhi aturan permainan.

Secara rinci uraian tiap indikator adalah sebagai berikut:

1. Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering datang ke

sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya, sedangkan indikator dikatakan

tidak baik apabila siswa kadang-kadang atau tidak pernah datang ke sekolah dan

masuk kelas tepat pada waktunya. Deskriptor pada indikator datang ke sekolah

dan masuk kelas pada waktunya meliputi: datang kesekolah 5 menit sebelum bel

berbunyi, masuk kelas sebelum guru datang.

2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering melaksanakan

tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya, sedangkan indikator ini

dikatakan tidak baik apabila siswa kadang-kadang atau tidak pernah

melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Deskriptor

pada indikator ini meliputi: melaksanakan tugas piket menurut jadwalnya,

mengumpulkan tugas tepat waktu.

3. Duduk pada tempat yang telah ditetapkan.

32

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering duduk pada

tempat yang telah ditetapkan, sedangkan indikator ini dikatakan tidak baik apabila

siswa kadang-kadang atau tidak pernah duduk pada tempat yang telah ditetapkan.

Deskriptor pada indikator ini meliputi: duduk dengan mengikuti aturan guru, tidak

berpindah-pindah tempat duduk ketika pembelajaran berlangsung.

4. Menaati peraturan sekolah dan kelas.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering menaati

peraturan sekolah dan kelas, sedangkan indikator ini dikatakan tidak baik apabila

siswa kadang-kadang atau tidak pernah menaati peraturan sekolah dan kelas.

Deskriptor pada indikator ini meliputi: memakai seragam sekolah menurut jadwal

yang ditetapkan sekolah, memakai kelengkapan seragam sekolah, mengikuti

upacara bendera.

5. Berpakaian rapi.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering berpakaian rapi,

sedangkan indikator dikatakan tidak baik apabila siswa kadang-kadang atau tidak

pernah berpakaian rapi. Deskriptor pada indikator ini meliputi: mengenakan

seragam yang tidak kusut, memakai seragam dengan atribut lengkap.

6. Mematuhi aturan permainan.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering mematuhi

aturan permainan, sedangkan indikator ini dikatakan tidak baik apabila siswa

kadang-kadang atau tidak pernah mematuhi aturan permainan. Deskriptor pada

indikator ini meliputi: bersikap jujur, tidak bertengkar ketika bermain.

33

2.1.3.2 Fungsi Kedisiplinan

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa dan guru.

Kedisiplinan menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata

kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar

dan kelak ketika bekerja. Fungsi kedisiplinan menurut Tulus Tu’u (2004: 38).

1. Menata kehidupan bersama

Kedisiplinan berguna untuk menyadarkan sseorang bahwa dirinya perlu

menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang

berlaku. Jadi fungsi kedisiplinan adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam

kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara

individu satu dengan yang lian menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadian

kedisiplinan yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut

memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu,

dengan kedisiplinan seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-

aturan yang berlaku.

3. Melatih kepribadian

Kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan dan dilatih.

Hal itu memerlukan waktu dan proses yang memakan waktu. Perlu adanya

latihan, pembiasaan diri, mencoba, berusaha dengan gigih, bahkan dengan

gemblengan dan tempaan keras.

4. Pemaksaan

34

Disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua

ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan

tanggung jawab. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.

Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi

kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya

pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa, karena melakukannya

bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman

sanksi disiplin.

5. Hukuman

Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan

dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Sanksi itu diharapkan

mempunyai nilai pendidikan, artinya siswa menyadari bahwa perbuatan yang

salah akan membawa akibat yang tidak menyenangkan dan harus ditanggung

olehnya. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi pelanggaran yang sama atau

yang lain.

6. Menciptakan lingkungan kondusif

Kedisiplinan di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan

kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang

peraturan sekolah, yaitu peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta

peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian di implementasikan secara

konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah mnejadi lingkungan

pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini

adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

35

Sedangkan fungsi utama kedisiplinan menurut Wiyani (2013: 162) adalah

untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati, dan mematuhi

otoritas. Dalam mendidik peserta didik perlu kedisiplinan, tegas dalam hal apa

yang harus dilakukan dan apa yang dilarang serta tidak boleh dilakukan.

Kedisiplinan perlu dibina pada diri peserta didik agar mereka dengan mudah

dapat:

1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial secara mendalam dalam

dirinya.

2. Mengerti dengan segera untuk menjalankan apa yang menjadi

kewajibannya dan secara langsung mengerti larangan-larangan yang

harus ditinggalkan.

3. Mengerti dan dapat membedakan perilaku yang baik dan perilaku yang

buruk.

4. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa adanya

peringatan dari orang lain.

Peneliti mengelaborasi pendapat dari para ahli bahwa kedisiplinan befungsi

sebagai prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan

berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak

ketika bekerja. Kedisiplinan mengajarkan untuk bisa mengendalikan diri,

menghormati, dan mematuhi aturan yang ada. Penelitian ini memfokuskan

kedisiplinan siswa saat disekolah pada kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Gunungpati Semarang.

2.1.3.3 Tujuan Kedisiplinan

Tulus Tu’u (2004: 35-36) tujuan kedisiplinan sebagai berikut:

1. Memberi dukungan bagi terciptanya lingkungan yang tidak menyimpang.

36

2. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan,

3. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu yang

lain.

4. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah

5. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

6. Siswa belajar hidup degan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan

bermanfaat baginya serta lingkungannya. Kebiasaan baik menyebabkan

ketenangan jiwanya dan lingkungan.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan tujuan kedisiplinan

yang diterapkan dengan ketat bukan untuk melarang kebebasan atau mengadakan

penekanan, melainkan memberikan kebebasan dalam batas kemampuan siswa

untuk dikelola sendiri. Penelitian ini melihat kedisiplinan belajar sebagai alat

untuk mengontol tindakan siswa dan menciptakan kebiasaan untuk belajar

kemudian mendisiplinkan siswa agar terhindar dari hukuman atau bahaya,

terutama jika sebelumnya ia tidak menyadari konsekuensi hukuman atau bahaya

dari tindakan pada saat tertentu.

2.1.4 Kebiasaan Belajar

2.1.4.1 Pengertian Kebiasaan Belajar

Menurut Slameto (2010: 82), belajar bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan

menjadi kebiasaan. Burghart (1973) dalam Muhibbin Syah (2013: 121),

37

menyatakan bahwa kebiasaan ini timbul karena proses penyusunan

kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.

Proses belajar yang dilakukan seseorang meliputi pengurangan perilaku yang

tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan ini, muncul suatu tingkah

laku baru yang relatif menetap dan otomatis.

Menurut Muhibbin Syah (2013: 128), kebiasaan belajar adalah proses

pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Tujuannya

agar siswa memperoleh sikap dan kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Pendapat lain dari Djaali

(2014: 128), “Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang

menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku,

mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”.

Kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh

seseorang secara berulang-ulang, dan pada akhirnya menjadi suatu ketepatan dan

bersifat otomatis.”

Peneliti dengan mengelaborasi pendapat Burghart (1973) dalam Syah (2013:

121) dan Djaali (2014: 128) yang dimaksud kebiasaan belajar adalah suatu cara

atau metode belajar yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang, sehingga

menghasilkan keterampilan belajar yang menetap pada diri siswa dimana siswa

akan terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan khususnya dalam mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas III SD yang indikatornya meliputi: (1)

Delay Avoidan (DA) dan (2) Work Methods (WM).

Secara rinci uraian tiap indikator adalah sebagai berikut:

38

1. Delay Avoidan

Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar seseorang yang dilakukan

dimana menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis,

menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian

tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi belajar.

Indikator ini dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering memiliki kesigapan

dalam belajar, sedangkan dikatakan tidak baik apabila siswa kadang-kadang atau

tidak pernah memiliki kesigapan dalam belajar. Deskriptor dari indikator Delay

Avoidan (DA) yaitu konsentarsi dan mengerjakan tugas.

2. Work Methods

Work Methods (WM) merupakan kebiasaan perilaku seseorang yang

menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien

dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Indikator ini

dikatakan baik apabila siswa selalu atau sering memiliki metode kerja dalam

belajar, sedangkan indikator ini dikatakan tidak baik apabila siswa kadang-kadang

atau tidak pernah memiliki metode kerja dalam belajar. Deskriptor dari indikator

Work Methods (WM) yaitu cara mengikuti pelajaran, cara belajar kelompok, cara

belajar individu, mempelajari buku teks, pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,

membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran dan menghadapi

ujian.

39

2.1.4.2 Aspek Kebiasaan Belajar

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran bergantung kepada kebiasaan

belajar yang teratur dan berkesinambungan. Menurut Sudjana (2014: 165-173),

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar, yaitu:

1. Cara mengikuti pelajaran

Kebiasaan belajar seseorang dapat dilihat dari bagaimana cara mengikuti

pelajaran di sekolah. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian

penting dari proses belajar. Dikatakan penting karena dalam proses belajar

tersebut, seorang siswa diberi bimbingan atau arahan dari guru tentang apa dan

bagaimana materi pelajaran dapat tersampaikan. Beberapa petunjuk bagaimana

mengikuti pelajaran di sekolah, yaitu membaca dan mempelajari bahan pelajaran

yang telah lalu atau yang akan dipelajari selanjutnya, mencatat beberapa hal yang

belum dipahami kemudian tanyakan kepada guru, memeriksa keperluan belajar

sebelum berangkat sekolah, konsentrasikan pikiran kepada pembahasan guru,

mengajukan pertanyaan apabila ada bagian yang belum jelas, biasakan belajar

diperpustakaan apabila ada waktu luang. Petunjuk tersebut akan membentuk

kebiasaan belajar pada diri siswa.

2. Cara belajar mandiri di rumah

Belajar mandiri dirumah adalah tugas paling pokok dari setiap siswa. Syarat

utama belajar dirumah adalah adanya keteraturan belajar misalnya memiliki

jadwal belajar sendiri serta waktu terbatas. Bukan lamanya belajar akan tetapi

kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar yang diutamakan.

40

3. Cara belajar kelompok

Cara belajar sendiri di rumah biasanya sering menimbulkan kejenuhan. Oleh

karena itu, perlu adanya variasi belajar yaitu dengan cara belajar bersama dengan

teman. Belajar kelompok efektif dilakukan oleh seorang siswa karena dalam

belajar kelompok dapat memecahkan soal bersama, artinya setiap orang turut

memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan tersebut sehingga

diperoleh hasil yang lebih baik. Pikiran dari banyak orang biasanya lebih

sempurna daripada satu orang. Diskusi merupakan cara yang paling baik dalam

belajar bersama.

4. Mempelajari buku teks

Buku adalah sumber ilmu, oleh karenanya membaca buku adalah keharusan

bagi siswa. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan dalam kehidupan siswa

agar lebih memahami materi pelajaran. Mempelajari buku sangat penting dan

bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Dengan demikian,

siswa yang memiliki kebiasaan mempelajari buku materi dengan rajin, maka

siswa tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menjawab soal.

5. Menghadapi ujian

Seorang siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, maka pada saat

ulangan siswa tersebut dapat menyelesaikannya dengan tenang. Sebaliknya, siswa

yang tidak belajar secara teratur, maka pada saat ulangan siswa tersebut belajar

akan terlihat ragu-ragu dalam menjawab soal. Siswa yang belajar hanya pada saat

akan ulangan, tidak akan memiliki kepercayaan yang tinggi dalam mengerjakan

41

soal. Hal itu dikarenakan kemampuan otak yang diberi materi dalam waktu yang

terdesak tidak akan bertahan lama.

Slameto (2010: 82-91), menjelaskan uraian kebiasaan belajar yang dapat

memengaruhi hasil belajar meliputi:

1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

Membina kebiasaan belajar dengan membuat jadwal dan melaksanakannya

dengan baik merupakan langkah awal yang tepat. Jadwal merupakan pembagian

waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya.

Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Kegiatan belajar dapat berjalan dengan

baik dan berhasil, dengan adanya jadwal belajar, maka harusnya seorang siswa

mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.

Dengan menyusun jadwal dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yang

dibuat, berarti itu menandakan seorang siswa mampu membagi waktu mana yang

harus dilakukan. Dalam hal ini, siswa memiliki tanggung jawab yang besar dalam

kegiatan belajarnya untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Membaca dan membuat catatan

Membaca dan membuat catatan mempunyai pengaruh yang cukup besar

dalam proses belajar siswa. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah

membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula,

karena membaca adalah alat belajar. Agar siswa dapat membaca dengan efisien

perlulah memiliki kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik menurut The Liang

Gie dalam Slameto (2010: 84) yaitu: memperhatikan kesehatan membaca, ada

jadwal, membuat catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-

42

sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai

menguasainya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Selain kebiasaan baik,

ada juga kebiasaan belajar yang buruk, kebiasaan itu antara lain: membaca sambil

menggerakkan bibir/bersuara, dengan menunjuk kata yang dibaca, sambil tiduran,

sambil ngobrol, sambil menonton TV dengan suara keras. Kebiasaan-kebiasaan

itu perlu segera ditinggalkan dan diganti dengan kebiasaan baik.

Membuat catatan kecil merupakan cara yang efektif dan efisien dalam

belajar. Siswa tidak perlu mempelajari semua yang ada di buku, namun dapat

belajar dengan membuat rangkuman dari materi pelajaran, sehingga dapat

menyingkat waktu dan dapat mempelajari materi secara umum.

3. Mengulangi bahan pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya

pengulangan bahan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat dikuasi dan akan

tertanam dalam otak. Mengulangi dapat dilakukan dengan mempelajari kembali

bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan membuat

ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun dapat

mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat mengulang

dengan baik maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan

waktu itu dengan sebaik-baiknya.

4. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pemusatan pikiran

merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, bukan karena adanya bakat atau bawaan

43

dari lahir. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak

memikirkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya, hanya memikirkan suatu

hal yang dihadapi atau dipelajari serta yang ada hubungannya saja. Seseorang

yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan

baik.

5. Mengerjakan tugas

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Cara yang dilakukan

seseorang dalam mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan latihan yang ada

dalam buku atau soal yang diberikan guru. Agar siswa berhasil dalam belajarnya,

sebaiknya dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Siswa yang memiliki

kebiasaan belajar yang baik, siswa tersebut akan bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugasnya di sekolah. Siswa yang tidak membiasakan belajar dengan

teratur, siswa tersebut akan mengeluh apabila diberi tugas. Mencontek jawaban

teman yang masih menjadi kebiasaan seorang siswa jika tidak dapat

menyelesaikan tugasnya. Begitu pula dengan ketepatan waktu yang digunakan

dalam mengerjakan tugas. Batasan waktu yang diberikan guru, apakah siwa

mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan atau tidak.

Menunda waktu dalam menyelesaikan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam

proses pembentukan kebiasaan belajar

44

2.1.4.3 Manfaat Kebiasaan Belajar

Donald A. Laird yang dikutip The Liang Gie (1995: 194) kegunaan

kebiasaan ialah:

1. Penghematan waktu (economy of time)

Kebiasaan dapat banyak menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau

memakai pikiran. Penghematan waktu berarti tersedianya waktu yang longgar

untuk belajar. Tidak itu saja, waktu yang seketika terus dipakai untuk belajar

(karena tidak berpikir-pikir atau ragu-ragu lebih dahulu) sehingga menjadi

momentum yang kuat untuk melakukan belajar.

2. Meningkatkan efisiensi manusia (human efficiency)

Kebiasaan melakukan sesuatu secara otomatis akan membebaskan pikiran

sehingga dapat dipakai untuk tujuan lain pada saat yang sama.

3. Membuat seseorang menjadi lebih cermat

Suatu kegiatan yang telah tertanam dalam pikiran seseorang dan terbiasa

dikerjakan akan terlaksana secara lebih cermat daripada aktifitas yang masih

belum terbiasa.

4. Membantu seseorang menjadi ajeg

Dengan kebiasaan belajar yang baik kondisi belajar akan terjaga. Emosi,

mental dan semangat belajar akan lebih terkendali karena situasi belajar yang

tertata.

45

2.1.4.4 Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar

Dimensi dan indikator kebiasaan belajar dalam penelitian ini terbagi

menjadi 2 bagian (Djaali, 2014: 128), yaitu:

(1) Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar seseorang yang dilakukan

dimana menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis,

menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya

penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan menganggu

konsentrasi belajar. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam indikator

kebiasaan belajar DA atau kesigapan dalam belajar meliputi konsentrasi dan

penyelesaian tugas.

(2) Work Methods (WM) merupakan kebiasaan perilaku seseorang yang

menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien

dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Dalam

penelitian ini yang termasuk dalam indikator kebiasaan belajar WM atau

metode kerja dalam belajar adalah cara mengikuti kegiatan pembelajaran,

cara belajar kelompok, cara belajar individu, mempelajari buku tekas,

pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan,

mengulangi bahan pelajaran dan menghadapi ujian.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memfokuskan kebiasaan belajar pada

siswa kelas III pada indikator yang diadaptasi menurut teori Djaali (2014: 128)

yang meliputi Delay Avoidan (DA) dan Work Methods (WM).

46

2.1.4.5 Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik

Crow and Crow (t.t) dalam Purwanto (2011: 116-120) mengemukakan cara-

cara belajar yang baik: (1) adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas; (2) belajar

membaca yang baik; (3) gunakan metode keseluruhan dan metode bagian; (4)

pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari; (5) buat

catatan-catatan pada waktu belajar; (6) kerjakan dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan; (7) hubungkan materi-materi baru dengan materi yang lama; (8)

gunakan berbagai sumber belajar; (9) pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan

gambar; dan (10) membuat rangkuman.

Kebiasaan belajar perlu dikembangkan pada siswa untuk memperoleh hasil

belajar yang maksimal. Pembentukan kebiasaan belajar yang efektif perlu adanya

tugas-tugas yang jelas dari guru. Tugas yang jelas membuat perhatian siswa dapat

diarahkan pada hal-hal khusus yang perlu dipelajari dengan baik dan bagaimana

cara mempelajarinya. Semakin jelas tugas yang diberikan oleh guru, semakin

besar pula perhatian dan minat siswa untuk mengerjakan. Kemampuan

mengerjakan tugas berhubungan dengan kepandaian membaca siswa. Kepandaian

membaca sangat diperlukan untuk memperoleh pengetahuan dan mengerti benar-

benar apa yang dibacanya, sehingga dapat mengerjakan tugas dengan baik. Materi

pelajaran yang terdapat dalam buku, bukan hanya untuk dimengerti kata demi kata

atau kalimat demi kalimat, melainkan harus diusahakan untuk mengetahui apa isi

buku tersebut.

Metode belajar yang baik harus diterapkan pada siswa. Metode belajar itu

sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu metode keseluruhan dan metode bagian.

47

Metode belajar digunakan sesuai dengan tingkat keluasan dan kesulitan materi

pelajaran yang dipelajari. Misalnya, dalam mempelajari buku yang tebal

digunakan metode bagian. Namun, dalam mempelajari bab demi bab diperlukan

metode keseluruhan karena apa yang dipelajari dalam satu bab itu diperoleh

pengertian yang utuh. Dengan adanya metode belajar, siswa dapat mempelajari

dan menguasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari. Dalam hal

ini, guru perlu memberikan pengarahan agar siswa mengetahui bagian-bagian

mana yang penting dan mendapat perhatian khusus di dalam belajar.

Belajar yang efektif dengan cara membuat catatan tentang materi yang

dipelajari. Catatan yang sudah tersusun itu akan dapat membantu siswa dalam

mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang lebih lama. Setelah membuat

catatan atau rangkuman, alangkah baiknya untuk membuat pertanyaan-pertanyaan

sendiri dan kemudian menjawabnya berdasarkan apa yang telah dipelajari.

Pengetahuan yang diterima dengan menjawab pertanyaan sebagai latihan, akan

dapat diingat lebih lama daripada pengetahuan yang hanya diperoleh melalui

membaca atau menghafal. Selain itu, membentuk kebiasaan belajar yaitu dengan

menghubungkan materi pelajaran yang baru dengan materi yang lama atau yang

sudah dipelajari. Belajar merupakan suatu proses untuk membentuk konsep baru

atau pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.

Seorang siswa harus mengulangi kembali materi pelajaran lampau yang ada

hubungannya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Jadi, dalam menerima

materi pelajaran yang baru diperlukan pengetahuan dari bahan-bahan yang lama

yang sudah dipelajari.

48

Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja. Siswa hendaknya

diarahkan untuk mencari sumber belajar yang lain, hal ini bertujuan untuk

memperluas pengetahuan mereka. Semakin banyak membaca buku, maka

semakin banyak pula pengetahuan yang akan diperoleh. Kegiatan belajar tidak

hanya menghafal dan membaca saja, namun juga mempelajari tabel, peta, grafik,

dan gambar dapat memperoleh pengertian yang lebih singkat dan jelas tentang apa

yang ada di dalam buku tersebut. Guru memiliki tugas dan kewajiban untuk

membimbing siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel, peta

yang terdapat di dalam buku pelajaran atau sumber lainnya. Selain itu, guru harus

memberikan arahan pada siswa untuk membuat rangkuman bertujuan untuk

memudahkan dalam mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran yang

sudah pernah diterima. Rangkuman dan review memberikan kesempatan untuk

merefleksikan, mengingat kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang sudah

dikuasai.

Berdasarkan pendapat diatas mengenai kebiasaan belajar, bahwa kebiasaan

belajar dapat diperoleh secara sengaja ataupun tidak sengaja. Maka kebiasaan

dapat pula dibentuk melalui saran-saran yang dapat dilakukan untuk mendapatkan

kebiasaan belajar yang baik. Crow and Crow (t.t) dalam Purwanto (2011: 120-

121) mengemukakan saran-saran untuk mencapai hasil belajar yang lebih efisien

antara lain:

1. Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti;

2. Usahakan tempat belajar yang memadai sehingga kegiatan belajar berjalan

efektif;

49

3. Kondisi fisik yang sehat, jangan sampai mengganggu konsentrasi dan

keaktifan mental;

4. Membuat rencana dan mengikuti jadwal waktu untuk belajar;

5. Selangilah belajar itu dengan waktuwaktu istirahat yang teratur;

6. Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf;

7. Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati dan lakukan

metode keseluruhan;

8. Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat;

9. Membuat catatan-catatan atau rangkuman;

10. Adakan penilaian terhadap kesulitan materi yang dipelajari;

11. Susunlah atau membuat pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan

untuk mencoba untuk menemukan jawabannya;

12. Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar;

13. Belajarlah dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi

lainnya;

14. Biasakan membuat rangkuman dan kesimpulan;

15. Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas belajar itu;

16. Pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang, dan

meneliti pendapat dari beberapa pengarang; belajarlah dengan

menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya;

17. Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan dan mencoba untuk

memperbaiki kelemahan-kelamahannya.

2.1.4.6 Kebiasaan Belajar yang Buruk

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 246), dalam kegiatan sehari-hari

ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara

lain (1) belajar pada akhir semester; (2) belajar tidak teratur; (4) menyianyiakan

kesempatan belajar; (5) bersekolah hanya untuk bergengsi; (6) dating terlambat

50

bergaya pemimpin; (7) bergaya jantan seperti merokok; (8) sok menggurui teman;

dan (8) bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.

2.1.5 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

2.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang standar isi untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara

Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Menurut Hidayati (2008: 1.7), Ilmu Pengetahuan Sosial adalah fusi dari

disiplin ilmu sosial. Pengertian fusi disini adalah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin

ilmu yang ada, artinya bahwa bidang studi tidak lagi mengenal adanya pelajaran

geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut

diajarkan secara terpadu. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program

51

pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan

baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu

pendidikan.

Penelitian ini memfokuskan pada pembelajaan Ilmu Pengetahuan Sosial

kelas III dengan kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli di lingkungan

rumah dan lingkungan sekolah. Dengan terfokuskan pada ranah kognitif yang

meliputi aspek mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

2.1.5.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Kurikulum 2004 tingkat SD Ilmu Pengetahuan Sosial, bertujuan untuk:

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan

kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan

masalah, dan keterampilan social.

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan

kemanusiaan.

4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat

yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

menurut Nursid Sumaatmadja dalam Hidayati (2008: 1.24) adalah membina anak

didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi

masyarakat dan Negara. Sedangkan secara rinci tujuan pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1)

52

pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan

sikap, (4) Keterampilan.

2.1.6 Hubungan Kedisiplinan Siswa dengan Hasil Belajar Siswa

Peneliti berasumsi bahwa hasil belajar setiap orang itu berbeda antara orang

satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang ada dalam diri

individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ekstern). Dengan adanya

kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.

Disamping kedua faktor tersebut, masih ada faktor lainnya yang dapat

mempengaruhi hasil belajar seseorang, misalnya kedisiplinan dalam belajar.

Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat

dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar

dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang

menjadi disiplin dalam belajar. kedisiplinan adalah suatu sikap, tingkah laku dan

perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-

keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama,

baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah

maupun dengan orang tua di rumah. Dengan tujuan agar setiap individu memiliki

disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada

kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan

kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan

individu. Kedisiplinan siswa dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan

para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang

53

menjadikan siswa itu memiliki tingkat yang sama yaitu mencari ilmu tanpa ada

dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan

tercipta saling kerjasama. Dan siswa pun menjadi bersemangat dalam belajar

karena siswa tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka. Dengan adanya

kedisiplinan dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap siswa, hal ini akan

menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya

kedisiplinan belajar yang baik bagi siswa akan meningkatkan ketekunan serta

memperbesar kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprsestasi. Sehingga, bila

siswa itu telah memiliki kedisiplinan waktu dalam hal belajar, maka mereka akan

memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri mereka untuk belajar. Dengan

adanya kedisiplinan waktu yang telah tertanam dalam diri mereka, maka mereka

akan terdorong untuk berprestasi. Dengan adanya kedisiplinan tersebut, akan

mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan bagi diri siswa, sehingga siswa akan

mampu untuk menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan. Sedangkan

siswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar, hal ini akan membuat

mereka menjadi orang yang lamban dalam menangkap pelajaran yang diajarkan.

Tanpa adanya kedisiplinan, hal ini akan membuat siswa menjadi kurang semangat

dalam belajar dan akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti

proses belajar mengajar. Sehingga keadaan ini akan berakibat pada hasil

belajarnya yang akan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Sehingga

dapat dikatakan bahwa, siswa yang memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka

cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan siswa yang tidak

memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki hasil belajar

54

yang kurang atau rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki kedisiplinan

dalam belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki kedisiplinan dalam

belajar agar mereka bisa memiliki hasil belajar yang bagus.

Peneliti memprediksi bahwa hubungan kedisiplinan siswa dengan hasil

belajar berbanding lurus. Siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi dalam belajar

mereka cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik. Jika ini dimiliki,

disadari, dan dilaksanakan oleh siswa kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tentunya akan mendatangkan

keberhasilan dan kesuksesan bagi diri siswa, sehingga siswa akan mampu untuk

menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan.

2.1.7 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa

Peneliti berasumsi bahwa kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau

metode belajar yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang, sehingga

menghasilkan keterampilan belajar yang menetap pada diri siswa dimana siswa

akan terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan. Kebiasaan belajar seseorang akan

menentukan hasil belajarnya. Apabila cara belajar siswa baik maka akan tercipta

kebiasaan yang baik pula dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kebiasaan belajar yang baik juga akan membantu siswa untuk menguasai

pelajarannya, menguasai materi sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Sedangkan kebiasaan belajar yang tidak baik akan mempersulit siswa

55

untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta

memperoleh hasil belajar yang tidak optimal dalam proses pembelajarannya di

sekolah.

Belajar secara efisien perlu dibudayakan dalam diri siswa agar tercipta

kebiasaan belajar yang baik. Efisiensi belajar merupakan sebuah konsep yang

mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Menurut Syah

(2009: 134), ada dua macam efisiensi belajar dalam diri siswa, yaitu: (1) efisiensi

usaha belajar, suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila hasil belajar

yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha. Usaha dalam hal ini yaitu dengan

membiasakan belajar dengan baik dengan membuat jadwal belajar secara teratur,

meluangkan tenaga dan pikiran, peralatan belajar yang diperlukan, dan lain-lain.

(2) efisiensi hasil belajar, sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila

dengan usaha belajar tertentu memberikan hasil belajar tinggi. Sehingga usaha

membiasakan belajar secara teratur maka hasil belajar yang diinginkan dapat

tercapai dengan maksimal.

Berdasarkan asumsi diatas, peneliti memprediksi bahwa hubungan

kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa berbanding lurus. Seorang siswa

mempunyai kebiasaan belajar yang baik maka akan mendapatkan hasil belajar

yang baik pula. Jika ini dimiliki, disadari dan dilaksanakan pada siswa kelas III

SDN Gugus Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tentunya akan

menanamkan kebiasaan belajar yang baik sehingga mereka dapat mencapai hasil

belajar yang maksimal.

56

2.1.8 Hubungan Kedisiplinan Siswa dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar Siswa

Peneliti berasumsi bahwa usaha dan hasil merupakan konsep perbandingan

terbaik. Usaha belajar yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula. Begitu

juga halnya dalam belajar, siswa yang berusaha keras dalam belajar akan

memperoleh hasil yang baik juga. Siswa harus berusaha keras dalam belajar.

Salah satu usaha tersebut yaitu dengan menanamkan kedisiplinan pada diri siswa.

Kedisiplinan merupakan suatu perilaku, sikap, perbuatan, dan kebiasaan yang

menunjukkan kepatuhan, ketaatan, dan keteraturan atas peraturan yang ada baik

itu di rumah, sekolah, maupun masyarakat yang tertanam dalam diri seseorang.

Apabila siswa sudah terbiasa belajar secara disiplin, maka belajar akan

menjadi kebiasaan baginya. Dalam belajar siswa memiliki keteraturan dan

ketaatan atas peraturan belajar yang disepakati baik oleh gurunya ataupun orang

tuanya. Dengan begitu kedisiplinan akan membiasakan diri siswa dalam belajar.

Menurut Tulus Tu’u (2004: 31), kedisiplinan merupakan sesuatu yang menyatu di

dalam diri seseorang. Bahkan, kedisiplinan itu sesuatu yang menjadi bagian dalam

hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Kebiasaan

belajar merupakan suatu cara atau metode belajar yang dilakukan seseorang

secara berulang-ulang, sehingga menghasilkan keterampilan belajar yang menetap

pada diri siswa dimana siswa akan terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan.

Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik akan sangat membantu siswa dalam

penguasaan materi sehingga meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

57

Apabila siswa memiliki kebiasaan belajar, maka siswa memiliki aturan

dalam belajar. Biasanya dia memiliki jadwal belajar yang teratur, selalu

mengerjakan tugas, mematuhi semua peraturan sekolah, serta disiplin. Dengan

adanya kedisiplinan dan kebiasaan dalam belajar, maka akan mempengaruhi hasil

belajar siswa. Siswa yang selalu patuh, taat, sadar, dan bertanggung jawab sebagai

seorang pebelajar maka belajar tersebut menjadi semakin melekat dalam dirinya

atau bahkan belajar menjadi kebutuhan bukan kewajiban. Belajar akan dilakukan

dimanapun dan kapanpun sehingga materi pelajaran akan semakin dikuasai oleh

siswa dan pada akhirnya akan menunjang hasil belajar yang maksimal.

Peneliti memprediksi bahwa hubungan kedisiplinan siswa dan kebiasaan

belajar dengan hasil belajar berbanding lurus. Kedua faktor tersebut dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jika ini dimiliki, disadari, dan dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas III SDN

Gugus Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tentunya hal tersebut

akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.9 Karakteristik Anak Usia SD

Menurut Nasution dalam Djamarah (2011: 123), masa usia sekolah dasar

sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga

kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak

masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang

kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Terdapat dua karakteristik

anak usia sekolah dasar yaitu:

58

1. Masa kelas rendah sekolah dasar

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah

b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional.

c. Ada kecenderungan memuji diri sendiri.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu

dirasanya mengutungkan untuk meremehkan anak lain.

e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggap tidak

penting.

f. Pada masa ini (terutama umur 6 - 8) anak menghendaki nilai (angka rapor)

yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai

baik atau tidak.

2. Masa kelas tinggi sekolah dasar

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini

menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-

pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap mata pelajaran khusus.

d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang

dewasa lainnya.

e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya

untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak

59

tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat

peraturan sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang karakteristik anak usia SD, maka

dapat dikatakan bahwa karakteristik siswa untuk kelas III tidak ada perbedaan

dengan anak SD yang lain. Siswa kelas III SD sudah mulai menunjukkan adanya

sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang

tradisional, kecenderungan memuji diri sendiri. Pada masa ini (terutama umur 6 -

8) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah

prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

2.2 Kajian Empiris

Kajian empiris ini akan diuraikan beberapa penelitian yang relevan, yang

mendukung penelitian ini. Penelitian relevan ini sebagai bahan pengembangan

peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dengan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang. Berikut uraian penelitian yang sudah dilaksanakan oleh beberapa

peneliti terdahulu.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sekar A. Ningtyas dalam Journal of

Mechanical Engineering Education – Juni 2015, Volume 2 Nomor 1 dengan

judul “Hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar system

pengapian”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan belajar siswa

SMK mayoritas memiliki kebiasaan belajar gerak. Hasil belajar siswa

60

tergolong pada kategori sedang atau cukup baik. Hubungan antara kedua

variabel menunjukkan positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan

hasil belajar siswa dengan nilai koefisien korelasi 0,9. Kesimpulan penelitian

ini bahwa hubungan antara kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar sangat

kuat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh P.Eko Prasetyo dalam Jurnal Pendidikan

Ekonomi – Juli 2008, Volume 3 Nomor 2 dengan judul “Pengaruh disiplin

siswa dan fasilitas perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa mata

pelajaran ekonomi”. Berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan

bahwa secara parsial disiplin siswa mempunyai pengaruh positif terhadap

prestasi belajar siswa dengan t hitung = 4,787 dengan p-value= 0,00<0,50 dan

fasilitas perpustakaan sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa dengan t-hitung= 7,860 dengan p value= 0,00>0,05. Secara

simultan diketahui bahwa F-hitung sebesar 98,499 dengan harga signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dengan demikian dapat dilihat

bahwa disiplin siswa dan fasilitas perpustakaan sekolah berpengaruh positif

terhadap prestasi belajar siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nafiatuz Sakinah dalam Ecoomic Education

Analysis Journal – Agustus 2014, Volume 3 Nomor 2 dengan judul “Pengaruh

Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi

Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA N 2 Kudus Tahun

Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian diperoleh bahwa disiplin belajar memiliki

61

pengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 37,1%, motivasi belajar memiliki

pengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 32%, lingkungan keluarga memiliki

pengaruh terhadap prestasi belajar dengan dibuktikan nilai F = 83,339 dan

signifikansi = 0,000. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil

kesipulan bahwa disiplin belajar, motivasi belajar, dan lingkungan keluarga

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fauzia Khurshid dalam British Journal of

Humanities and Social Sciences – January 2012, Volume 3 (2), dengan judul

“Relationship between Study Habits and Academic Achievement among Hostel

Living and Day Scholars’ University Students”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada korelasi positif antara kebiasaan belajar dan prestasi akademik.

Mahasiswi perempuan memiliki kebiasaan belajar yang lebih efektif dan

prestasi akademik yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Suresh Chand dalam International Journal

of Social Science & Interdiscipline Research – July 2013, Volume 2 (7)

dengan judul ”Study Habits Of Secondary School Students In Relation To Type

Of School And Type Of Family” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “no

significant difference between secondary school students belonging to nuclear

and joint family on different components of study habits and total study

habits”. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa sekolah

menengah milik keluarga inti dan sendi pada komponen yang berbeda dari

kebiasaan belajar dan kebiasaan belajar keseluruhan.

62

6. Penelitian yang dilakukan oleh Philomena Mukami Njoroge dan Ann Nduku

Nyabuto dalam Journal of Education and Social Research – January 2014,

Vol. 4 No.1 dengan judul “Discipline as a Factor in Academic Performance in

Kenya. Kedisiplinan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang meliputi:

variabel jenis sekolah seperti kurangnya layanan dukungan dan bimbingan dan

konseling, kualitas makanan yang buruk, kurangnya bahan pembelajaran yang

cukup, hubungan guru-murid miskin, mengabaikan siswa mengeluh, dan

administrasi tidak responsif. Variabel sosial juga mempengaruhi disiplin siswa

dan mereka termasuk: tekanan teman sebaya penyalahgunaan narkoba dan

kurangnya model peran. Hasil penelitian dalam ini yang kaitannya dengan

tekanan teman sebaya, mayoritas (54,7%) sangat setuju bahwa itu adalah

penyebab ketidakdisiplinan siswa dibandingkan dengan 10% yang tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan Cowley (2001) yang berpendapat bahwa tekanan teman

sebaya di kalangan peserta didik adalah faktor kuat dalam perilaku yang

mengganggu peserta didik. Di dalam kelas pelajar yang dapat mengatur untuk

membuat seluruh tertawa kelas di guru keuntungan banyak status dalam

kelompok.

Berdasarkan penelitian di atas yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

positif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa. Dan juga penelitian

yang menyatakan hubungan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar dijadikan

pijakan dalam penelitian yang akan dilakukakn dengan judul “HUBUNGAN

KEDISIPLINAN SISWA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL

BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SDN GUGUS DEWI

63

KUNTHI GUNUNGPATI SEMARANG”, perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memfokuskan pada kedisiplinan siswa

dan kebiasaan belajar dalam hubungannya dengan hasil belajar IPS kelas III di SD

Gugus Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Pada variabel

kedisiplinan siswa peneliti membatasi pada indikator datang ke sekolah dan

masuk kelas pada waktunya, duduk pada tempat yang telah ditetapkan, enaati

peraturan sekolah dan kelas, berpakaian rapi, dan mematuhi aturan permainan.

Variabel kebiasaan belajar peneliti membatasi pada indikator Delay Avoidan (DA)

dan Work Methods (WM). Variabel hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai

IPS kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang pada kompetensi

dasar memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan lingkungan sekolah

pada ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Sekolah yang berkualitas sangat memperhatian kualitas outputnya. Salah

satu yang menjadi penentu kualitas outputnya yaitu hasil belajar. Hasil belajar

memberikan sumbangsih yang besar dalam penentuan kualitas pendidikan. Hasil

belajar dapat dilihat setelah dilakukannya proses pembelajaran. Dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran banyak sekali aktivitas yang dilakukan

siswa, akan tetapi untuk belajar secara konsisten dan bersungguh-sungguh

sangatlah sulit dilakukan para siswa karena dalam belajar diperlukan adanya

kesadaran diri. Salah satu bentuk belajar secara konsisten siswa harus

menanamkan kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan suatu perilaku, sikap,

64

perbuatan, dan kebiasaan yang menunjukkan kepatuhan, ketaatan, dan keteraturan

atas peraturan yang ada baik itu di rumah, sekolah, maupun masyarakat yang

tertanam dalam diri seseorang. Kedisiplinan dipandang sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar siswa, baik kedisiplinan di sekolah maupun

kedisiplinan di rumah. Dengan demikian diduga semakin tinggi kedisiplinan

siswa, akan semakin mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh siswa,

begitu juga sebaliknya. kedisiplinan berkaitan dengan (1) ketaatan terhadap tata

tertib sekolah, (2) ketaatan terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah, (3)

melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan (4) kedisiplinan

di rumah.

Apabila siswa patuh dan teratur dalam belajar, maka siswa akan

menanamkan kebiasaan belajar dalam dirinya. Seseorang yang memiliki perilaku

disiplin dalam belajar maka ia akan terbiasa dalam belajar, karena belajar dengan

teratur, selalu mengerjakan tugas, memiliki jadwal belajar, dan lainnya merupakan

cerminan dari kebiasaan belajar.

Kebiasaan belajar merupakan sikap yang tumbuh dalam diri siswa yang

bersifat tetap, tanpa paksaan, dan otomatis sehingga siswa akan melakukan

kegiatan belajar secara teratur dan berkesinambungan. Dengan memiliki

kebiasaan belajar yang baik, siswa dapat memperoleh berbagai manfaat

diantaranya yaitu dapat membantu siswa memahami dan menguasai materi

pelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajar. Kebiasaan belajar yang baik

berkaitan dengan (1) belajar dengan teratur, (2) disiplin dan bersemangat, (3)

konsentrasi, (4) pengaturan waktu, (5) istirahat dan tidur (Djamarah, 2008: 15).

65

Sehubungan dengan akan diadakannya penelitian ini, bahwa kedisiplinan

siswa dan kebiasaan belajar berkolerasi dengan hasil belajar siswa. Dengan

adanya kedisiplinan yang tinggi, kemudian diikuti kebiasaan belajar, maka akan

diperoleh hasil belajar yang bagus pula, dan begitu juga sebaliknya. Jadi, variabel

bebas dalam penelitian ini adalah kedisipinan siswa (X1) dan kebiasaan belajar

(X2) dengan variabel terikat adalah hasil belajar. Kerangka analisis penelitian ini

dapat dilihat sebagai berikut ini

1. Kedisiplinan Siswa (X1) a. Ketaatan terhadap

tata tertib sekolah

b. Ketaatan terhadap Hubungan

Kedisiplinan kegiatan belajar di

siswa dan sekolah

kebiasaan belajar c. Melaksanakan Hasil Belajar

tugas-tugas yang

IPS (Y)

dengan hasil

belajar Ilmu menjai tanggung

Pengetahuan jawabnya

Sosial Kelas III

SDN Gugus Dewi

2. Kebiasaan Belajar Kunthi Gunungpati

(X2)

Semarang

a. Kesigapan dalam

Belajar (DA) b. Metode dalam

Belajar (WM)

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

66

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 64) “hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul”. Hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk

memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan. Dari kajian

teori dan kerangka berfikir di atas maka dapat diajukan hipotesis yang

rumusannya sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang.

2. Ada hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang.

3. Ada hubungan yang positif antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar

dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan

pembahasan, dalam penelitian yang telah dilaksanakan di kelas III SDN Gugus

Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, peneliti menyimpulkan

bahwa:

1. Ada hubungan yang positif antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang, dengan rhitung 0,643 > rtabel 0,227.

2. Ada hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang, dengan rhitung 0,618 > rtabel 0,227.

3. Ada hubungan yang positif antara kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar

dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi

Kunthi Gunungpati Semarang, dengan rhitung 0,756 > rtabel 0,227.

4. Kontribusi kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang sebesar 41,4%.

5. Kontribusi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang sebesar 38,2%

126

127

6. Kontribusi kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati

Semarang sebesar 57,1%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan sebagai berikut:

5.2.1 Teoritis

Hasil penelitian salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa

adalah dengan meningkatkan kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar siswa yaitu

dengan menanamkan sikap disiplin dan pembentukan kebiasaan belajar yang baik.

5.2.2 Praktis

1. Bagi Guru

Guru harus memperhatikan dan memantau hasil belajar siswa dengan

memberikan bimbingan dan arahan serta pengajaran secara optimal. Selain itu,

guru harus memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam

belajarnya. Dengan memberikan kedisiplinan dan membentuk kebiasaan belajar

dengan baik akan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kedisiplinan

dan kebiasaan belajar yang baik supaya mendapatkan hasil belajar IPS yang

maksimal.

128

3. Bagi Peneliti

Diharapkan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai

kedisiplinan siswa dan kebiasaan belajar dapat dijadikan pijakan atau referensi

untuk mengembangkan penelitian yang baru. Karena penelitian ini hanya berlaku

di SDN Gugus Dewi Kunthi Gunungpati Semarang yang tidak mewakili semua

siswa yang ada di sekolah.

129

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arisana, Arga Lacopa. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestsi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol X (2).

Chand, Suresh. 2015. Study Habits of Secondary School Students in Relation to Type of School and Type of Family. International Journal of School Science & Interdiscipline Research. Vol 2(7).

Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djaali. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayati. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Khafid,Muhammad. 2007. Pengaruh Disiplin Belajar dan LingkunganKeluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi.Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 2 (2)

Khurshid Fauzia, Afifa Tanveer, Farah Naz Qasmi. 2012. Relationship between Study Habits and Academic Achievement among Hostel Living and Day Scholars’ University Student. Journal of Education. Vol 2 (3)

Njoroge, Philomena Mukami. 2014. Discipline as a Factor in Academic Performance in Kenya. Journal of Educational and Social Research. Vol 4 (1)

Prasojo, Retmono Jazib. 2014. Pengaruh Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 2 (1).

130

Prasetyo P.Eko, Harry Muliadi. 2008. Pengaruh Disiplin Siswa dan Fasilitas Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 3 (2).

Purwanti. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pemerintah RI.

. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pemerintah RI.

. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Pemerintahan RI.

. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 tentang Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pemerintahan RI.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

. 2015. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Anni, Catharina. T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press.

Sakinah, Nafiatus. 2014. Pengaruh Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Siswa Kelas X SMA N 2 Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Economic Education Analysis Journal. Vol 3 (2)

Sayfudin, Muhammad Nur. 2015. Pengaruh Kebiasaan dalam Belajar dan Sikap Siswa pada Pelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mekanika Teknik Siswa

Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Teknik Sipil. Vol 4 (1).

131

Sekar A.Ningtyas, Wowo S.Kuswana, Tatang Permana. 2015. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian. Journal of Mechanical Engineering Education. Vol 2 (1).

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

_______. 2016. Metode penelitian & pengembangan research and development.

Bandung: Alfabeta.

Suryati Darmiatun, Daryanto.2013. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:

Gaya Media

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: rajawali Pers.

____________ . 2013. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Taufiq dan Agus, dkk. 2010. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

___________. 2011. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Grasindo.

132

Wahyuningsih, Istiqomah Risa. 2011. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi DIV Kebidanan UNS. Jurnal Kebidanan Sekolah. Vol 8 (2).

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk

Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.