hubungan kecerdasan verbal siswa kelas xi mia di …eprints.radenfatah.ac.id/429/1/dini febriani...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KECERDASAN VERBAL SISWA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI 5 PALEMBANG DENGAN KETERAMPILAN DISKUSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SKRIPSI SARJANA S.1
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I. )
Oleh:
DINI FEBRIANI SIDAURUK Nim: 11 21 0049
Jurusan Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2015
2
Kepada Yth,
Hal: Persetujuan Pembimbing Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Fatah
di_
Palembang
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami periksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka
skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Verbal Linguistik Terhadap
Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI
MIA di SMA Negeri 5 Palembang”, yang ditulis oleh saudari Dini Febriani
Sidauruk NIM. 11 21 0049 telah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas
Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang.
Demikian dan terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palembang, 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Elly Manizar, M.Pd.I M. Hasbi, M. Ag. NIP. 19531203 198003 2 2002 NIP. 19760131 200501 1002
3
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Berjudul:
HUBUNGAN KECERDASAN VERBAL SISWA KELAS XI MIA DENGAN KETERAMPILAN DISKUSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMA NEGERI 5 PALEMBANG Yang ditulis oleh saudari DINI FEBRIANI SIDAURUK, NIM 11 21 0049
Telah dimunaqosyahkan dan dipertahankan Di depan panitia penguji Skripsi
Pada tanggal 30 September 2015
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Palembang, 30 September 2015
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Panitia Penguji Skripsi
Penguji I : Dr. Ismail Sukardi, M.Ag NIP. 19691127 199603 1 002 ( ) Penguji II : Drs. Kms. Mas’ud Ali, M.Pd.I NIP. 19600531 200003 1 001 ( )
Sekretaris
Aida Imtihana, M.Ag. NIP. 19720122 199803 2 002
Ketua
Alimron, M.Ag. NIP. 19720213 200003 1 002
Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag. NIP. 19710911 199703 1 004
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ No Words For Being Late To Begin Something ”
Because
Nothing Impossible In This World
By Working And Praying Hardly
Fighting !
Skripsi ini khusus ku persembahkan kepada:
My Lovely Father and Mothers “Muhammad Udin Sidauruk , Lily Erlinda dan
Yenni Hartati” that have given me big motivation.
My Grandmother (Nurmila Dori)
My Naugthy Brother and My Lovely Sister (Imam Prabujaya and Mutiara
Khalisa Sidauruk)
My Family (Dahlan Saragih and Family
Mr. Bahtiyar
All of students “PAI 2”
My netbook that always accompany me to finish my Last Project.
My friends who always ask about my Last Project.
Religion, Nation, and my lovely Almamater.
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan
seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta kekuatan-
Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat merampungkan skripsi yang
berjudul ”Hubungan Kecerdasan Verbal terhadap Keterampilan Diskusi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5
Palembang”. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
dan tauladan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut
beliau yang selalu istiqomah di jalan-Nya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I), pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat merampungkan skripsi ini.
Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA selaku Rektor UIN Raden Fatah
Palembang.
6
2. Bapak Drs. H. Akmal Hawi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
UIN Raden Fatah Palembang.
3. Ibu Nurlaeli, M. Ag. selaku Penasehat Akademik.
4. Ibu Drs. Elly Manizar, M.Pd.I dan Bapak M. Hasbi, M.Ag selaku Pembimbing I
dan II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Budiono Marihan, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Palembang yang telah memberikan izin melakukan penelitian ini, beserta para
stafnya yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini.
6. Ayah dan Mama, Nenek, Adek Imam dan Mutiara, Mama Dewi & keluarga,
Mama Leni & keluarga, Ayah dan Ibu Angkat q dan seluruh keluarga dari Ayah
serta para sepupu yang tidak henti-hentinya mendo’akan pada setiap kesempatan
dan selalu memberi motivasi demi kesuksesan penulis.
7. Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat berharga dan
selalu memberikan motivasi kepadaku untuk tetap meningkatkan prestasi dan
terus belajar hingga menyelesaikan program studi SI.
8. Rekan seperjuangan angkatan’11, terkhusus PAI 02 dan sahabat-sahabat
terbaikku. Kalian adalah inspirasi terindah dalam hidupku, tangan kalian selalu
terbuka untuk memberikan bantuan dan bibir kalian tak pernah kering untuk
memberikan nasehat-nasehat emas demi kedewasaanku serta selalu menemani
saat ku menghadapi hal-hal baru yang kadang membingungkanku.
7
9. Kawan-kawan seperjuangan PPLK II di SMA Negeri 5 Palembang.
10. Kawan-kawan seperjuangan KKN di Desa Sukadamai Baru Sungai Lilin
Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima oleh Allah SWT
sebagai bekal di akhirat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin Ya
Robbal’Alamin. Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Palembang, 2015 Penulis, Dini Febriani Sidauruk NIM. 11 21 0049
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 7
F. Kajian Pustaka ...................................................................................... 8
G. Kerangka Teoritis.................................................................................. 9
H. Variabel Penelitian ................................................................................ 14
I. Definisi Operasional ............................................................................. 14
J. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 15
K. Metodologi Penelitian ........................................................................... 16
L. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 23
BAB II KECERDASAN VERBAL DAN KETERAMPILAN DISKUSI
A. Kecerdasan Verbal
1. Pengertian Kecerdasan Verbal .......................................................... 25
2. Indikator Kecerdasan Verbal ........................................................... 28
9
3. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Verbal ................................ 29
B. Keterampilan Diskusi
1. Pengertian Keterampilan Diskusi .................................................... 32
2. Tujuan Diskusi ................................................................................ 33
3. Manfaat Diskusi .............................................................................. 34
4. Bentuk-bentuk Diskusi .................................................................... 35
5. Indikator Keterampilan Diskusi ...................................................... 36
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berdiskusi ......................... 37
7. Hambatan dalam Diskusi dan Penangulangnya .............................. 38
8. Ukuran untuk Menilai Diskusi dalam Kelompok ........................... 40
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 41
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................... 41
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 5 PALEMBANG
A. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Palembang ......................................... 43
B. Keadaan Guru dan Karyawan .............................................................. 47
C. Keadaan Siswa SMA Negeri 5 Palembang .......................................... 52
D. Keadaan Sarana Prasarana ................................................................... 55
E. Proses Belajar Mengajar ...................................................................... 57
F. Data Prestasi Sekolah ........................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Penelitian ........................................................................... 63
B. Deskripsi Data .................................................................................... 66
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 73
10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 78
B. Saran .................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1 Jumlah Populasi ................................................................................ 18
Tabel 2 Jumlah Sampel ................................................................................... 19
Tabel 3 Keadaan Guru dan Pegawai ............................................................... 47
Tabel 4 Daftar Guru dan Pegawai .................................................................. 48
Tabel 5 Daftar Keadaan Karyawan................................................................. 51
Tabel 6 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 ............................................. 52
Tabel 7 Jumlah Siswa dalam 4 tahun terakhir ................................................. 54
Tabel 8 Sarana Prasarana yang dimiliki SMA Negeri 5 Palembang ............... 56
Tabel 9 Struktur Kurikulum SMA Negeri 5 Palembang ................................. 59
Tabel 10 Skor Maksimum pada Tiap Butir Masing-Masing Soal .................... 64
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Skor Responden Kecerdasan Verbal ................ 67
Tabel 12 Persentase Nilai Kecerdasan Verbal Siswa ....................................... 69
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Responden Keterampilan Diskusi ........... 70
Tabel 14 Persentase Nilai Keterampilan Diskusi Siswa ................................... 72
Tabel 15 Peta Korelasi Kecerdasan Verbal dan Keterampilan Diskusi ........... 74
12
ABSTRAK
Penelitian ini dengan judul : Hubungan Kecerdasan Verbal Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang. Permasalahan dalam skripsi ini adalah guru masih banyak yang beranggapan bahwa siswa hanya sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Padahal siswa merupakan subjek belajar, siswa mempunyai kecerdasan-kecerdasan yang membuat proses pembelajaran berlangsung dengan efektif. Salah satunya kecerdasan verbal. Siswa yang memiliki kemampuan berbicara di dalam diskusi merupakan bagian dari keberhasilan siswa dalam belajar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Kecerdasan Verbal Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang.
Selanjutnya jenis penelitian ini adalah Kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 25 orang siswa. Sedangkan alat pengumpul datanya adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer adalah pihak yang terkait yakni siswa yang berjumlah 25 orang siswa dan guru, sedangkan sumber data sekunder yaitu diperoleh dari buku-buku dan dokumentasi di SMA Negeri 5 Palembang.
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini yaitu, pertama, tingkat kecerdasan verbal dapat dikatagorikan sedang, terbukti dari 25 siswa sebagai responden terdapat 15 orang atau 60% menyatakan sedang, dikatagorikan sedang karena sebagian besar siswa memiliki kecerdasan verbal., kedua, Keterampilan Diskusi mata pelajaran PAI siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang tergolong sedang karena hal ini terbukti dari hasil pengamatan langsung (observasi), dan didapatkan 11 orang atau 44% yang menyatakan sedang, karana Kecerdasan Verbal siswa memberikan kontribusi terhadap proses diskusi di kelas. Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi pendidikan agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang, dengan perhitungan hasil korelasi product momentnya sebesar 0,83 jika dikonsultasikan dengan tabel distribusi t ( t tabel ) maka pada taraf signifikansi 5% adalah 0,396 dan pada taraf 1% 0,505. Ini berarti hipotesis penelitian ini Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan, menunjukan bahwa hubungan antara kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi mata pelajaran PAI mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kecerdasan verbal mempunyai hubungan yang positif dengan keterampilan diskusi pendidikan agama Islam (PAI) kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang.
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu perangkat kegiatan untuk terjadinya proses belajar,
pada pendidikan di sekolah pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung
serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan pembelajaran dapatlah berjalan di sekolah apabila terjadi usaha
menciptakan sistem kondisi dan lingkungan yang mampu memungkinkan
tercapainya tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat
sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu
kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling
berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya.
Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses
dalam pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang mengaburkan
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran terjadi
timbal-balik antara guru dan murid.
Pada pembelajaran terdapat subyek belajar, merupakan individu yang memiliki otak,
dari otak diperoleh kecerdasan. Setiap siswa memiiki kecerdasan berbeda-beda.
Kecerdasan adalah kemampuan umum setiap individu dalam berbagai tingkat.
Kecerdasan juga merupakan salah satu faktor utama penentu sukses atau gagalnya
1
14
peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik mempunyai taraf kecerdasan rendah
atau dibawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan
bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar
di sekolah.
Otak manusia yang terbagi dua belahan kanan dan kiri dan tersusun dari beberapa
lobus dan area, dari sinilah didapat kecerdasan majemuk yang dipelopori
oleh Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University,
menemukan bahwa sebenarnya manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan.
Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligence.
Howard menemukan delapan kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya,
ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan
setiap manusia memiliki sembilan jenis kecerdasan. Kesembilan jenis kecerdasan itu
adalah : Kecerdasan Verbal lingustik, kecerdasan logis matematik, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan music, kecerdasan jasmaniah kinestetik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,kecerdasan naturalistic dan kecerdasan
eksistensialis.1 Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya
ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang.
Salah satu di antara kecerdasan majemuk di atas kecerdasan verbal lingustik yang
sangat dihargai dalam dunia modern sekarang, karena orang cenderung untuk menilai
orang lain dari cara mereka berbicara dan menulis. Kemampuan berbicara
1Muhammad Yaumi, Nurdin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Mulitiple
Intelligences) Mengindentifikasi dan Mengembangkan Mulitalenta Anak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm. 11
15
merupakan salah satu dari aspek paling penting yang digunakan ketika seseorang
sedang membentuk kesan pertama.
Kecerdasan verbal lingsutik mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran
dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui
kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan
menulis.
Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah Swt :
ل يدبروا أف قو ت ءاباءه ٱل ا ل يأ ولين أ جاءه ٨٦ ٱ
Artinya : Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Perkataan (Kami),atau
Apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek
moyang mereka dahulu ? (QS. Al-Mukmin : 68).2
Siswa yang memiliki kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan
memperlihatkan suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat
menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, dan melaksanakan berbagai tugas lain yang
berkaitan dengan berbicara.3
Salah satu cara untuk mengembangkan kecerdasan verbal lingustik yaitu dengan
berdiskusi kelompok. Dengan guru memberikan materi yang akan di diskusikan oleh
siswa, maka siswa tersebut akan mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi
2 Al-Quran Dan Terjemahan, (Surakarta : Pustaka Al-Hanan,2009).
3 May Lwin, dkk, Cara Mengembangkan berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta:
Indeks, 2008), hlm. 11
16
dengan mengumpulkan sejumlah paparan pendapat secara spontan dari masing-
masing anggota.
Metode berdiskusi sebenarnya telah digunakan di SMA Negeri 5, bahkan setiap
sekolah telah menggunakan metode diskusi ini. Namun, penggunaan metode diskusi
kelompok ini belum dimaksimalkan. Sehingga proses pembelajaran efektif belum
ditemui di akhir proses pembelajaran berlangsung. Para siswa hanya mengikuti apa
yang diperintahkan oleh guru yaitu berdiskusi, tetapi mereka tidak berusaha dengan
semaksimal mungkin untuk memahami materi-materi yang mereka baca untuk di
diskusikan di dalam kelas. Jadi, kecerdasan yang mereka miliki tidak dapat
dikembangkan secara maksimal. Apalagi materi-materi tentang sejarah Islam yang
kebanyakan berbentuk penjelasan yang membutuhkan pemahaman dan penjelasan.
Para siswa terkadang tidak dapat menjelaskan kembali apa yang telah mereka
diskusikan dengan bahasa mereka sendiri secara lisan. Di samping terkait dengan
pemahaman siswa, metode diskusi seperti yang diterapkan selama ini tidak
memberikan sumbangsih untuk mengembangkan kecerdasan siswa. Terutama
kecerdasan verbal yang menjadikan siswa mampu menjelaskan kembali materi-
materi yang telah didiskusikan bersama kelompoknya.
Melihat kondisi di atas, penulis termotivasi untuk mengangkat permasalahan ini
dengan melakukan penelitian kuantitatif di SMA Negeri 5 Palembang dengan topik
sejauh mana hubungan antara kecerdasan verbal lingustik dan keterampilan diskusi
siswa dalam menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam dengan judul “Hubungan
17
Kecerdasan Verbal Siswa Kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang Dengan
Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam “
B. Identifikasi Masalah
Pra-observasi penulis ke lokasi penelitian mengidentifikasi mengidentifikasi masalah
atau gejala-gejala yang tampak terjadi di lokasi kejadian penelitian sebagai berikut :
1. Guru kurang memperhatikan kemampuan berbicara siswa dalam proses
belajar mengajar
2. Siswa kelas XI MIA 5 kurang memberikan perhatian terhadap proses
diskusi di kelas.
3. Ada beberapa siswa yang pintar secara tertulis, namun kurang dalam
kemampuan bicara di dalam kelas.
4. Guru masih menyamaratakan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswa
di kelas.
Dari beberapa gejala-gejala yang berkembang tersebut, penulis menjadi
termotivasi untuk meneliti hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan
diskusi di SMA Negeri 5 Palembang.
C. Batasan Masalah
18
Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai
berikut:
Kecerdasan verbal yang penulis maksud disini adalah kemampuan-kemampuan
siswa dalam proses belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan berbicara
(berbahasa) dalam mengikuti diskusi kelompok.
Penelitian ini saya fokuskan terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan materi Sejarah Perkembangan Islam pada masa kini, Siswa kelas XI sebagai
sampel dari penelitian saya. Disini saya meneliti terhadap siswa kelas XI pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memiliki kemampuan yang baik dalam
mengikuti proses diskusi di kelas.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana Kecerdasan verbal siswa kelas XI dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang ?
2. Bagaimana Keterampilan Diskusi dalam Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang ?
3. Bagaimana Hubungan Antara Kecerdasan Verbal Dan Keterampilan
Diskusi siswa kelas XI dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 5 Palembang ?
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
19
Berangkat dari rumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka penulis
menetapkan tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Kecerdasan Verbal siswa kelas XI dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan di SMA Negeri 5
Palembang.
2. Untuk Mengetahui Keterampilan Diskusi siswa kelas XI dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang.
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Kecerdasan Verbal dan
Keterampilan Diskusi siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang.
Sedangkan kegunaan penelitian, penulis kategorikan menjadi dua bagian,
yaitu secara teoritis dan praktis. Kegunaan penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa
dalam mempresentasikan dan diskusi di depan teman-teman. Selain itu
diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi, bahan bacaan
ataupun bahan temuan bagi yang ingin mengadakan penelitian
selanjutnya.
2. Secara praktis, sebagai bahan pertimbangan dalam rangkan memperbaiki
dan meningkatkan kualitas lulusan UIN Raden Fatah Palembang
khususnya Jurusan PAI sehingga pendidik yang profesional benar-benar
terwujud.
F. Tinjauan Kepustakaan
20
Tinjauan kepustakaan maksudnya meninjau atau memeriksa kepustakaan, baik
kepustakaan Fakultas Tarbiyah maupun Institut untuk mengetahui apakah
permasalahan ini sudah ada mahasiswa yang menelitinya dan membahasnya. Setelah
mengadakan pemeriksaan terhadap beberapa kepustakaan, maka diketahui sudah ada
beberapa hasil penelitian yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah:
Asri Karolina (2010) dalam skripsinya yang berjudul, “Analisis Hasil Penerapan
Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan Verbal Siswa Dalam Menjelaskan
Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju)”. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara teknik
Speed Reading dengan Kecerdasan Verbal siswa pada materi fiqih di Mts Patra
Mandiri Plaju.4
Dedi Yusuf (2012) dalam skripsinya yang berjudul, “Hubungan Antara Kebiasaan
Membaca, Kecerdasan Verbal Lingustik, dan Hasil Belajar Siswa kelas IV di SD
Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara kebiasaan membaca/ kecerdasan verbal lingustik dan hasil belajar.
Lenny Minarti (2014) dalam skripsinya yang berjudul, “Hubungan antara
Kecerdasan Verbal- Lingustik dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Belajar pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMPN 2 Bae Kudus”. Dalam
4Asri Karolina, Analisis Hasil Penerapan Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan
Verbal Siswa Dalam Menjelaskan Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju), (Palembang : IAIN Raden Fatah, 2010).
21
penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan
verbal-lingustik, dukungan sosial, dan prestasi belajar.
Dari hasil 3 penelitian diatas, bahwa ada kesamaan dengan penelitian yang penulis
rencanakan, yaitu dari segi kecerdasan verbal lingustik
Namun terdapat perbedaan dari substansi permasalahan tersebut, yang mana
penelitian yang penulis rencanakan terfokus pada hubungan kecerdasan verbal siswa
kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dengan keterampilan diskusi mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
G. Kerangka Teori
Secara teori kecerdasan verbal lingustik adalah kemampuan untuk menggunakan
bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa
yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan lingustik disebut
juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri
secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing.5
Kecerdasan Verbal linguistik merupakan kecerdasan berpikir dalam kata-kata yang
mencakup kemahiran dalam berbahasa untuk berbicara, menulis, membaca,
menghubungkan, dan menafsirkan.6 Kecerdasan ini juga mengacu pada kemampuan
untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini
5Yaumi dan Ibrahim, Pembelajaran berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta : Kencana Group, 2013), hlm.13 6 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-
Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2004), hlm. 97.
22
secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam
berbicara, membaca, dan menulis.
Kecerdasan verbal jelas merupakan kecerdasan yang dapat dikembangkan. Semakin
kita mengembangkan kekuatan kosakata, otak kita semakin mampu membedakan
dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan cara yang makin halus, makin
canggih, dan makin bermakna.7 Kecerdasan verbal dalam menjelaskan materi baik
secara lisan maupun tulisan juga merupakan salah satu indikator bahwa siswa
memahami materi yang telah disampaikan.
Adapun perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan verbal pun diakui sebagai
faktor terpenting dan satu-satunya yang menentukan keberhasilan di sekolah dan
ditempat kerja. Kemampuan otak menggunakan kata-kata merupakan tanda, isyarat,
ungkapan bahwa kita cerdas. Semakin kita mampu bermain-main dengan kata-kata,
menggunakan kata-kata, melihat berbagai macam hubungan di antara kata-kata, dan
menggunakan kata-kata yang makin besar jumlahnya, orang semakin menganggap
kita cerdas di bidang ini.8
Kecerdasan Verbal lingustik memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri khusus dari
kecerdasan. Individu yang memiliki kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal
berikut:
7 Thomas Amstrong, Seven Kinds Of Smart menemukan dan meningkatkan kecerdasan anda
berdasarkan teori multiple inteligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2002), hlm. 30. 8 Tony Buzan, Head First 10 Cara Memanfaatkan 90% Dari Kehebatan Otak Anda Yang
Selama Ini Belum Pernah Anda Gunakan,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm.195.
23
1. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis
2. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah
3. Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi. Mereka mampu
menangkap makna di balik kata-kata
4. Mampu berbicara dengan banyak kosa kata dan mendeskripsikan secara lebih
jelas
5. Menulis secara jelas. Mereka mampu membayangkan apakah pembacanya
mampu memahami apa yang di tulisnya.9
Lwin mengemukakan pengaruh kecerdasan verbal lingustik terhadap peserta
didik antara lain :
1. Meningkatkan keterampilan memahami makna pada suatu bacaan.
2. Meningkatkan keterampilan menyusun ide dan gagasan secara efektif
dalam bentuk tulisan.
3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi guna menjalin hubungan
dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi-situasi
yang bersifat resmi, seperti pidato pada sebuah acara di sekolah.
4. Meningkatkan keterampilan memberi tanggapan yang efektif dalam
sebuah pembicaraan.10
9 Gardner Howard, Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek, (Batam: Interaksa,2003),
hlm.342. 10
Lwin, M. et al, Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua, Alih Bahasa Christine Sujana (Jakarta: Indeks,2008), hlm.13
24
Sementara Diskusi merupakan pemberian jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan
serius tentang suatu masalah objektif yang berasal dari bahasa Latin yaitu discutere,
yang berarti membeberkan masalah. Diskusi juga berarti tukar menukar pikiran di
dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.11
Sementara menurut Tarigan, hakikat diskusi adalah metode untuk memecahkan
permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan
suatu kegiatan kerja sama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-
langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.12
Selain itu, Maidar menyatakan bahwa diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk
tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama
mengenai suatu masalah. Bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
1) ada masalah yang dibicarakan, 2) ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin
diskusi, 3) ada peserta sebagai anggota diskusi, 4) setiap anggota mengemukakan
pendapatnya dengan teratur, 5) kalau ada kesimpulan atau keputusan hal itu disetujui
semua anggota.13
Berdasarkan syarat-syarat di atas, ternyata tidak semua bentuk bertukar pikiran dapat
digolongkan ke dalam diskusi. Dari beberapa pengertian diskusi di atas dapat
11
Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato,Berdiskusi, Beragumentasi, Bernegoisasi, (Yogyakarta: Kanius, 2009), hlm.96
12Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2013), Hlm. 4
13Arsjad, Maidar G, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 37
25
disimpulkan bahwa diskusi merupakan pembicaraan untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam bentuk tukar pikiran secara teratur dan terarah dan perlu adanya
kerja sama, baik dalam kelompok kecil maupun besar dengan tujuan mendapatkan
kesepakatan bersama.
Berikut aspek penilaian diskusi menurut Arsjad, yang terdiri dari aspek kebahasaan
dan nonkebahasaan yang telah dimodifikasi. Adapun aspek yang dinilai dalam
diskusi meliputi: 1) keberanian/semangat, 2) kelancaran penggunaan bahasa, 3)
kejelasan ucapan, 4) penguasaan masalah, dan 5) aspek pendapat.14
Pendidikan Agama Islam yang pada hakikatnya merupakan proses dalam
pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan
disekolah maupun perguruan tinggi. Di Sekolah Menengah Akhir (SMA) mata
pelajaran PAI bersifat umum. Salah satunya pokok bahasan sejarah. Penulis
mengadakan penelitian di dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan sejarah
peradaban Islam pada masa kini di kelas XI.
H. Variabel Penelitian
14 Ibid., hlm. 87-89
26
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian atau sering dinyatakan sebagai factor-faktor yang berperan aktif dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.15
Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh. Variabel pengaruh adalah Kecerdasan Verbal. Sedangkan variabel
terpengaruh adalah Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
agar tergambar dengan jelas apa yang peneliti maksudkan, maka variabel dalam
penelitian ini adalah:
Variable Pengaruh Variabel Terpengaruh
Kecerdasan Verbal lingustik Keterampilan diskusi
I. Definisi Operasional
Kecerdasan verbal adalah kemampuan seseorang dalam mengekspresikan apa yang
sudah dipikirankan dengan baik secara lisan.
Adapun indikator-indikatornya :
1. Menjelaskan ide/masalah dengan relevan
2. Jelas dan rapi dalam pengorganisasian berbicara
3. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
4. Menyampaikan ide secara sistematis
5. Mengontrol waktu dalam berbicara.
15 IAIN Raden Fatah, Pedoman Penulisan Skripsi & Karya Ilmiah, (Palembang : Grafika
Telindo, 2011), hlm. 16.
27
Sedangkan keterampilan diskusi merupakan kemampuan siswa dalam memberikan
pendapat secara sistematis dan teratur, dengan maksud mendapatkan penjelasan yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Adapun indikator-indikatornya yaitu:
1. Keberanian/semangat dalam menyampaikan pendapat
2. Kelancaran dalam menggunakan bahasa
3. Kejelasan dalam pengucapan
4. Menguasai masalah yang akan dibahas
5. Aspek pendapat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kecerdasan
verbal lingustik dan keterampilan diskusi ini dapat dilihat dari kemampuan berbicara
siswa dengan bahasa dan kata-kata yang efektif secara lisan dalam berdiskusi.
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pendapat yang sifatnya masih sederhana. Hipotesis juga
merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Dikatakan
pendapat yang masih sederhana karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan.16
Ha : Ada Hubungan Positif yang Signifikan Variable Kecerdasan Verbal
Terhadap Keterampilan Diskusi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Siswa Kelas XI di SMA Negeri 5 Palembang
16 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), hal 52
28
K. Metodologi Penelitian
Metodologi berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk melakukan
sesuatu, dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan fikiran secara seksama untuk mencapai
suatu tujuan.17 Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan.
Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian tersebut. Dalam
kesempatan ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang penulis teliti ini adalah jenis penelitian Kuantitatif,
dengan metoda analisa korelasi, Anas Sudijono, menyatakan bahwa dalam ilmu
Statistik istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antardua variabel atau
lebih.18 Jenis penelitian dengan metode ini dapat digunakan untuk mempelajari
hubungan dua variabel, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan
dengan variabel lain, yakni variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian secara primer
17 Cholid Narbuko, dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian,(Jakarta:Bumi Aksara, 2007),hal 1 18 Anas Sudijono, Op.Cit, hal. 179
29
menggunakan paradigma postositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan
pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori),
menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan
data statistik.19
2. Populasi dan Sampel
Menurut Sutrisno Hadi populasi adalah seluruh penduduk yang
dimasukan untuk diselidiki, sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang
jumlahnya kurang dari populasi.20
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.21
Adapun populasi yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa dan siswi kelas XI MIA SMA Negeri 5 Palembang yang berjumlah 180 siswa
yang terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPA 5, XI IPA 6,
dan XI IPA 7.
Tabel 1 Jumlah Populasi
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
19 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif) cet. 6, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012) hal 28 20 Sustrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta: UGM, 1984), hlm. 340 21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : ALFABETA, 2013), hlm. 117.
30
Laki-laki Perempuan 1 XI MIA 1 10 15 25 2 XI MIA 2 13 14 27 3 XI MIA 3 13 13 26 4 XI MIA 4 10 17 27 5 XI MIA 5 10 15 25 6 XI MIA 6 10 16 26 7 XI MIA 7 9 15 24
Sumber: SMA Negeri 5 Palembang 2015
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).22
Mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, biaya serta
tenaga, maka penarikan sampel dilakukan Purposive sampling (Sampel bertujuan).
Dalam hal ini peneliti mengambil sampel kelas XI MIA 5. Dikarenakan siswa-siswa
kelas XI MIA 5 banyak yang memiliki kemampuan berbicara yang baik. Disebabkan
mayoritas siswa XI MIA 5 tersebut bergabung dalam organisasi sekolah (OSIS).
Jumlah siswa kelas XI MIA 5 ada 25 orang siswa.
Tabel 2 Jumlah Sampel
22
Ibid., hlm. 118.
31
No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin 1 Aditya Aga K XI MIA 5 Laki-laki 2 Aldhino Angsal XI MIA 5 Laki-laki 3 Alfin Cahyo XI MIA 5 Laki-laki 4 Gia Maysa Putri XI MIA 5 Perempuan 5 Ginantha Jombang XI MIA 5 Laki-laki 6 Hana Nabilah XI MIA 5 Perempuan 7 Hanisafitri XI MIA 5 Perempuan 8 Intan Rachmadanti XI MIA 5 Perempuan 9 M.Aldi Pratama XI MIA 5 Laki-laki 10 M. Naufal N XI MIA 5 Laki-laki 11 Mita Pratiwi XI MIA 5 Perempuan 12 Morina Ayu XI MIA 5 Perempuan 13 Muhammad Rido A XI MIA 5 Laki-laki 14 Nabila Aprilia XI MIA 5 Perempuan 15 Nabilah Amanda XI MIA 5 Perempuan 16 Nurul Fadhila XI MIA 5 Perempuan 17 Rafli Leo XI MIA 5 Laki-laki 18 Rinaldo Agustan XI MIA 5 Laki-laki 19 Rika Aprilia XI MIA 5 Perempuan 20 Rohania XI MIA 5 Perempuan 21 Santy Putri Oktariany XI MIA 5 Perempuan 22 Setio Bakti Utama XI MIA 5 Laki-laki 23 Tiara Widiasari XI MIA 5 Perempuan 24 Winda Febriyanti XI MIA 5 Perempuan 25 Yustika Desma XI MIA 5 Perempuan
3. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data kuantitatif meliputi jumlah guru, dan jumlah siswa kelas XI di SMA
Negeri 5 Palembang.
b. Sumber Data
1) Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
dan dalam hal ini yang menjadi sumber primernya adalah siswa kelas XI
32
MIA 5 yang berjumlah 25 orang siswa, dan beberapa guru di SMA
Negeri 5 Palembang.
2) Sumber data sekunder yaitu data sekunder berupa data yang diperoleh
dari buku-buku, dan dokumentasi di SMA Negeri 5 Palembang. Yaitu
meliputi data tentang gambaran umum SMA Negeri 5 Palembang,
Sejarah berdirinya, Keadaan Siswa, Sarana dan Prasarana serta kegiatan-
kegiatan yang ada di siswa SMA Negeri 5 Palembang.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sesuai dengan
sifat dari data yang akan dihimpun, metode tersebut adalah :
a. Observasi
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.23
Adapun metode observasi awal yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengamati langsung serta mencatat fenomena-fenomena yang ada atau terjadi di
lokasi penelitian, diharapkan dengan metode ini penelitian akan lebih objektif. Dari
observasi tersebut didapatkan data tentang adakah hubungan antara kecerdasan
23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 156.
33
verbal dan keterampilan diskusi siswa, juga dapat memperoleh data tentang kondisi
umum SMA Negeri 5 seperi fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Palembang.
b. Metode Tes
Metode tes yang digunakan peneliti yaitu dengan mengadakan tes lisan secara
langsung kepada siswa untuk mengetahui hubungan kecerdasan verbal dan
keterampilan diskusi
c. Wawancara
Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui data yang berkaitan dengan
kecerdasan verbal dan keterampilan diskusi siswa.
d. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa dokumentasi, dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Yaitu cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, buku-buku, dan lain-lain. Metode ini
digunakan untuk mengetahui data berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang
ada di SMA Negeri 5 Palembang, yang berkaitan dengan penelitian ini meliputi :
gambaran umum SMA Negeri 5 Palembang , keadaan guru, jumlah siswa, pegawai,
sarana prasarana, dan sebagainya.
5. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lapangan dengan menggunakan
soal yang sudah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk mengetahui data
dalam penelitian ini maka penulis menggunakan rumus statistic. Untuk mengetahui
bagaimana hubungan kecerdasan verbal terhadap keterampilan diskusi siswa
34
digunakan rumus TSR kemudian dicari persentasenya sedangkan untuk mengetahui
hubungan antara kecerdasan verbal dengan keterampilan diskusi mahasiswa penulis
menggunakan rumus product moment.
1) Rumus Persentase sebagai berikut :
P =
P = Nilai yang diperoleh dari F dibagi N x 100 %
F = Frekuensi atau jumlah responden.
N = Jumlah Responden
2) Rumus TSR sebagai berikut :
Tinggi = M + 1 SD ke atas
Sedang = M – 1 SD s.d M + 1 SD
Rendah = M – 1 SD ke bawah
3) Rumus Product Moment sebagai berikut :
a. Mencari Nilai Statistik Dasar
b. Mencari Jumlah Kuadrat (JK)
JKx = ∑ - { ∑ } JKy = ∑ - { ∑ }
c. Mencari Jumlah produk (JP)
JPxy = ∑ - { ∑ ∑ } d. Mencari Koefisien Korelasi
Rxy = JPxy : √{ }
35
e. Mengkonsultasikan Nilai r Hitung dengan r tabel
f. Mengintrepretasi Hasil Analisis
g. Mencari Koefisien Determinasi
h. Mengintrepretasi Hasil Analisis
i. Menyimpulkan Hasil Analisis24
L. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan mudah dalam pencapaian tujuan maka
bahasan ini dibagi atas beberapa bab, dan masing-masing bab akan dibagi atas
beberapa sub judul. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB 1, Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
variable penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II, landasan Teori. Bab ini berisikan pengertian kecerdasan verbal, indicator
kecerdasan verbal, keterampilan diskusi siswa, dan hubungan kemampuan
kecerdasan verbal dengan keterampilan diskusi siswa.
BAB III, Setting Penelitian. Bab ini berisikan selintas tentang SMA Negeri 5
Palembang,
24
Muhammad Isnaini, Statistik untuk Penelitian, (Palembang : IAIN Raden Fatah, 2010), hlm. 37-40.
36
BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisikan hasil uji instrument penelitian,
Kecerdasan verbal, keterampilan diskusi siswa, hubungan kecerdasan verbal
terhadap keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang.
BAB V, Penutup. Bab yang berisikan kesimpulan dan saran.
37
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan Verbal
1. Pengertian kecerdasan Verbal Lingustik
Kecerdasan berasal dari kata “cerdas” yang berarti sempurna perkembangan
akal budinya (pandai, tajam pikirannya dan sebagainya) yang mendapat tambahan
kata “ke” dan “an” menjadi kecerdasan yang berarti kesempurnaan perkembangan
akal budinya seperti mempunyai kepandaian, ketajaman pikiran dan sebagainya.
Menurut Heidenrich Intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan
menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-
situasi yang kurang dikenal, atau dalam pemecahan masalah-masalah. Manusia yang
belajar sering menghadapi situasi-situasi baru serta permasalahan. Hal itu
memerlukan kemampuan individu yang belajar untuk menyesuaikan diri serta
memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.25
Inteligensi Lingustik merupakan kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Inteligensi
lingustik berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum, baik
bahasa lisan maupun bahasa tulis26
25 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 143 26 Arifuddin, Neuro Psiko lingustik, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 265
38
Kecerdasan lingustik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif,
baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan
memanipulasi struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantic atau makna
bahasa, dimensi pragmatic, atau penggunaan praktis bahasa, menemotorik atau
hafalan, eksplanasi dan metabahasa.27
Kecerdasan lingustik verbal disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup
kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan
untuk menguasai bahasa.28
Sementara kecerdasan verbal sering disebut kecerdasan linguistik, yaitu
kecerdasan dalam mengolah kata. Kecerdasan verbal juga dapat diartikan sebagai
kecerdasan dalam mengunakan bahasa dan kata-kata, baik secara lisan maupun
tulisan. Anak-anak dengan kecerdasan jenis ini memiliki kemampuan menyimak
yang sangat baik dan merupakan orang-orang yang pandai berbicara dengan tepat.
Skill yang termasuk dalam kecerdasan verbal-linguistik adalah
mendengarkan/menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar,
menggunakan humor, memahami sintaksis dan arti kata-kata, mengingat informasi,
meyakinkan orang lain terhadap pendapatnya, dan menganalisa penggunaan bahasa.29
27 Dewi, dan Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 61-
62. 28Muhammad Yaumi dan Nurdin, Pembelajaran berbasis Kecredasan Jamak (Mulitiple
Intelegences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2013), hlm. 13
29Team Website Sekolah Gamaliel Makassar. 2009. Kecerdasan Majemuk dan Gaya Belajar Anak (online):http://www.gamalielschool.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46.Diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm. 2.
39
Kecerdasan ini sangat dihargai dalam dunia modern sekarang, karena orang
cenderung untuk menilai orang lain dari cara mereka berbicara dan menulis.
Seseorang dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan
suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat,
berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan melaksanakan berbagai tugas
lain yang berkaitan dengan berbicara dan menulis.30
Adapun perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan verbal pun diakui
sebagai faktor terpenting dan satu-satunya yang menentukan keberhasilan di sekolah
dan ditempat kerja. Kemampuan otak menggunakan kata-kata merupakan tanda,
isyarat, ungkapan bahwa kita cerdas. Semakin kita mampu bermain-main dengan
kata-kata, menggunakan kata-kata, melihat berbagai macam hubungan di antara kata-
kata, dan menggunakan kata-kata yang makin besar jumlahnya, orang semakin
menganggap kita cerdas di bidang ini.31
Selama ini, yang namanya “kecerdasan” senantiasa dikonotasikan dengan
“Kecerdasan Intelektual” atau yang lazim dikenal sebagai IQ (Intelligences
Quotient). Namun, pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya
tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia
juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya, yaitu :kecerdasan emosional atau
EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient).
30 May Lwin,dkk, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: Indeks,
2008), hlm. 11
31 Tony Buzan, Head First 10 Cara Memanfaatkan 99 % dari Kehebatan Otak Anda yang
Selama ini Belum Pernah Anda Gunakan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 190-191.
40
Memasuki abad 21, legenda IQ (Intelligences Quotient) sebagai satu-satunya
tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan manusia,
digugurkan oleh munculnya konsep kecerdasan emosional atau EQ (Emotional
Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan manusia
ternyata lebih luas dari anggapan yang dianut selama ini. Kecerdasan manusia
bukanlah merupakan suatu hal yang bersifat dimensi tunggal semata, yang hanya
bias diukur dari satu sisi dimensi saja (dimensi IQ). Kesuksesan manusia dan juga
kebiasaannya, ternyata lebih terkait dengan beberapa jenis kecerdasan selain IQ.
Pada umumnya tes IQ terbatas dan tidak menguji cakupan kemampuan-
kemampuan luas yang sering ditunjukkan dan digunakan orang. Dr. Gardner, seorang
psikolog, sekaligus professor pendidikan dari Harvard University mengemukakan
bahwasanya indicator kecerdasan tidaklah satu melainkan banyak. Dr. Gardner
menemukan ternyata manusia belajar dan menunjukkan kecerdasan mereka dalam
berbagai cara. Ia juga memperhatikan bahwa bagian otak yang berbeda-beda pula. Ia
menemukan teori yang disebutnya Teori Mulitiple Intelegences.
2. Indikator Kecerdasan Verbal
Kecerdasan verbal memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri khusus dari
kecerdasan. Kecerdasan ini ditunjukkan dalam kepekaan bunyi, struktur, makna,
fungsi kata, dan bahasa. Individu yang memiliki kecerdasan ini cenderung
menunjukkan hal-hal berikut:
a. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis b. Senang dan baik dalam mengarang cerita c. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah
41
d. Senang dan efektif belajar bahasa asing e. Senang bermain game bahasa. Mereka menikmati permainan bunyi, peka
terhadap kelucuan yang muncul akibat pertukaran bunyi, dan peka terhadap kata-kata
f. Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi. Mereka mampu menangkap makna di balik kata-kata
g. Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat h. Tidak mudah salah tulis atau salah eja i. Pandai membuat lelucon. Mereka pandai membuat plecetan, mengaitkan
fakta serius dengan fakta yang mirip, tetapi jelas-jelas tak berkaitan dan menimbulkan kelucuan
j. Pandai membuat puisi k. Tepat dalam tata bahasa. Mereka peka terhadap struktur, jarang salah susun
kata. l. Kaya kosa kata. Mereka mampu berbicara dengan banyak kosa kata dan
mendeskripsikan secara lebih jelas. m. Menulis secara jelas. Mereka mampu membayangkan apakah pembacanya
mampu memahami apa yang di tulisnya.32
3. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Lingustik Verbal
Secara umum, cara efektif mengembangkan kecerdasan lingustik verbal
dengan menggunakan strategi-strategi sebagai berikut :
a. Memberi sumbang pendapat
Sumbang pendapat atau saran adalah suatu strategi pemyelesaian masalah
yang melibatkan kelompok atau individu untuk mencari solusi terhadap persoalan
yang dihadapi dengan mengumpulkan sejumlah paparan pendapat secara spontan
dari masing-masing anggota. Pemaparan ide yang disampaikan oleh anggota dalam
suatu kelompok dapat dikumpulkan dan ditulis langsung di papan tulis, program
32 Nurul Komala, 2013, Makalah Kecerdasan Verbal (Online): http://nurulkomala48.blogspot
.com/2013/11/makalah-kecerdasan-lingustik.html, diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm.10
42
Powerpoint yang disambung dengan projector, atau dapat mengggunakan software
inspiration atau kidspiration yang dapat diunduh secara gratis dari internet.
Keunggulan sumbang saran adalah dapat menciptakan pandangan-pandangan
baru, menyelesaikan masalah, memberi motivasi dan mengembangkan kelompok.
Dikatakan member motivasi karena melibatkan setiap angggota dalam kelompok dan
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bekerja sama. Namun, bukan
berarti bahwa sumbang pendapat hanya semata-mata mengembangkan berbagai
aktivitas secara random (acak), melainkan juga membutuhkan aktivitas terstruktur
dan mengikuti pola aturan dan prosedur tertentu.
b. Membaca biografi
Salah satu cara memahami hakikat manusia dan alam sekitar adalah belajar
melalui membaca buku-buku biografi atau memoir. Memahami pengalaman orang
lain dalam menghadapi segala tantangan hidup merupakan contoh konkret yang
dapat dijadikan teladan dalam mengatasi kehidupan. Misalnya; belajar bisnis melalui
membaca biografi pengusaha, belajar politik melalui memoir politisi, belajar
mengelola Negara melalui biografi negarawan, belajar pendidikan melalui biografi
pendidik, dan sebagainya.
c. Mendongeng, bercerita
Bercerita atau mendongeng (storytelling) adalah menyampaikan peristiwa
melalui kata-kata, gambar, atau suara, yang dilakukan dengan improvisasi atau
menambah-nambah dengan maksud untuk memperindah jalannya cerita. Selama ini,
bercerita dianggap sebagai salah satu bentuk hiburan bagi anak-anak ketika
43
berkunjung ke sebuah perpustakaan atau mungkin hanya sekedar untuk mengisi
waktu senggang di ruang kelas.
Namun, bercerita merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat berkontribusi
pada kemampuan menyajikan informasi, konsep, dan ide-ide, serta dapat
mengintegrasikannya ke dalam tujuan pembelajaran yang dapat disampaikan secara
langsung kepada peserta didik. Jika telah terintegrasi ke dalam tujuan pembelajara,
guru dapat mengarahkan peserta didik untuk menyiapkan bahan cerita sebelum
pembelajaran berlangsung.
d. Menulis jurnal
Secara sederhana, menulis jurnal adalah suatu bentuk aktivitas menulis secara
teratur tentang pengalaman dan pikiran dalam proses pembelajaran. Dengan kata
lain, bahwa menulis jurnal adalah aktivitas menulis secara berseri yang dilakukan
secara terus-menerus untuk merespons pengalaman dan peristiwa pembelajaran.
Jurnal mencakup gambaran konkret tentang pengalaman belajar, refleksi perasaan
dan emosi, keadaan pemahaman, dan bentuk keterampilan yang mungkin dperoleh
dari hasil aktivitas pembelajaran.
Suatu jurnal merupakan alat untuk menemukan diri (self-discovery), alat bantu
konsentrasi, jendela jiwa, suatu wadah untuk menangkap ide-ide, katup pengaman
emosi, wadah untuk menerpa bakat menulis, dan merupakan sarana untuk
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri.33
33 Muhammad Yaumi dan Nurdin, Op.Cit., hlm. 47-48
44
B. Keterampilan Diskusi
1. Pengertian Diskusi
Pengertian diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang bisa berupa ilmu/pengetahuan atau hanya sekedar sharing. Diskusi
bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topic.
Hendrikus mengungkapkan bahwa diskusi dalam arti luas, berarti memberikan
jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif.
Dalam arti sempit, diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi di dalam
kelompok kecil atau kelompok besar. Suatu diskusi tidak harus menghasilkan
keputusan, namun sekurang-kurangnya pada akhir diskusi terdapat pandangan dan
pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan.34
Sedangkan menurut Tarigan, diskusi pada hakikatnya merupakan suatu metode untuk
memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu,
diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang
mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh
kelompok.35
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa diskusi
merupakan sebuah proses bertukar pikiran mengenai suatu permasalahan untuk
kemudian diambil sebuah kesepakatan atas permasalahan tersebut.
34Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 96. 35 Tarigan, Henry Guntur, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.40
45
Diskusi dalam sebuah kelompok ada kalanya bertujuan untuk menampung pendapat,
pandangan, dan saran para peserta diskusi, tetapi dapat juga mencari pemecahan
masalah. Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau
memecahkan suatu masalah.36
2. Tujuan Diskusi
Dipodjojo mengemukakan bahwa berdiskusi dalam sebuah kelompok
memiliki tujuan: (1) mencari pemecahan masalah, maka setiap anggota hendaknya
secara bijaksana mempertimbangkan, menganalisis, menilai serta menentukan
kemungkinan keputusan yang akan dapat diterima oleh para peserta atau setidak-
tidaknya diterima oleh sebagian besar peserta diskusi; (2) menampung pendapat,
maka diskusi itu tidak bertujuan untuk mengambil suatu keputusan, tetapi hanya
sebagai usaha mengumpulkan informasi dan untuk mengetahui pendapat peserta
mengenai suatu masalah yang sedang dibicarakan.37
Proses diskusi dapat berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu
masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada
suatu penyelesaian atau penjelasan. Mereka harus memperkenalkan diri dengan
keseluruhan anggota kelompok dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai
suatu tujuan bersama. Dengan kata lain, suatu kelompok menampilkan suatu
36
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), hlm.23
37 Dipodjojo, Asdi S, Komunikasi Lisan, (Yogyakarta: Penerbit Lukman, 1984), hlm. 67
46
kejamakan pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhir yang hendak dicapai adalah tunggal
bukan jamak.
Roestiyah juga mengemukakan bahwa tujuan diskusi, yaitu :
a. Dengan diskusi, siswa didorong menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung
pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan,
sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal; asal
pendapat itu logis dan mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir
dan memecahkan masalah sendiri.
b. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu
untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa
melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang
suatu masalah bersama.
c. Diskusi memberikan kemungkinan pada siswa untuk belajar
berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah
bersama.38
3. Manfaat Diskusi
Kegiatan diskusi tentunya memiliki banyak manfaat. Tarigan menguraikan
bahwa salah satu manfaat yang paling besar dari diskusi terutama diskusi kelompok
ialah kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi
pemecahan masalah (problem-solving) ketimbang yang tersedia atau yang mungkin
38 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 6-7
47
diperoleh; apabila seorang pribadi membuat keputusan-keputusan yang
mempengaruhi/merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga sangat berguna
apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang
bersifat memilih ’salah satu dari dua’ yang segera akan dilaksanakan.39
Bulatau menyatakan bahwa manfaat diskusi ini adalah tentang pemikiran
bersama yang mempunyai kemampuan kreatif, dalam artian realistis. Jika ada yang
sejalan, maka hal ini dapat memicu seseorang untuk bertindak dengan daya dorong
yang lebih kuat, berkat kerja sama dan keyakinan bersama.40
Senada dengan hal tersebut, Goldberg menyatakan bahwa pada umumnya
diskusi dilihat sebagai suatu kegiatan yang berguna untuk memecahkan masalah atau
pengambilan keputusan dan dalam literatur kedua-duanya digunakan secara
bergantian.41
4. Bentuk-bentuk Diskusi
Tarigan menjelaskan bentuk-bentuk diskusi yang lain yakni: (1) konferensi,
tipe diskusi yang mengacu kepada action-taking discussion atau diskusi pengambilan
tindakan, (2) diskusi panel, adalah suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam
orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi
39
Tarigan, Op.Cit., hlm. 51-52 40
Bulatau, S. J, Teknik Diskusi Kelompok, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 6 41
Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok Prosesproses Diskusi dan Penerapannya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), hlm. 80
48
mengenai suatu masalah, (3) simposium, adalah suatu variasi dari panel yang telah
diuraikan dari diskusi panel.42
Roestiyah mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk diskusi yaitu : (1) Whole-
Group : Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak lebih dari
15 (lima belas) orang. (2) Buzz-Group : Satu kelompok besar dibagi menjadi 2 (dua)
sampai 8 (delapan) kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini
diminta melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar. Dan (3) Panel : Pada
panel dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu
subyek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapkan pada satu
kelompok beserta peserta lainnya.43
5. Indikator Diskusi Kelompok
Diskusi merupakan salah satu bentuk dari materi pembelajaran yang diberikan
oleh sekolah. Siswa diharapkan memiliki kemampuan berdiskusi dengan baik.
Adapun untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki keterampilan diskusi, yaitu :
a. Keberanian / Semangat
Sikap berani dan semangat yang dimiliki oleh peserta diskusi
dapat membuat proses diskusi menjadi baik. Sehingga peserta diskusi
lain akan bersemangat juga dalam proses diskusi.
b. Kelancaran dalam menggunakan bahasa
42 Tarigan, Op.Cit, hlm. 44-47 43
Roestiyah, Op.Cit, hlm. 9
49
Peserta diskusi yang memiliki keterampilan diskusi salah
satunya adalah lancar dalam menggunakan bahasa. Sehingga proses
diskusi menjadi terarah dan peserta diskusi lainnya dapat lebih paham.
c. Kejelasan Ucapan
Ketika berdiskusi kejelasan ucapan peserta diskusi sangat
berpengaruh dengan hasil diskusi. Dengan tujuan untuk mendapatkan
tujuan yang ingin dicapai.
d. Penguasaan Masalah
Penguasaan masalah peserta diskusi merupakan suatu pokok
dan penting dalam proses diskusi. Karena apabila peserta diskusi tidak
memahami suatu permasalahan yang akan dibahas maka proses
diskusi akan berjalan dengan tidak baik.
e. Aspek Pendapat
Setiap peserta diskusi memiliki hak untuk menanya,
menjawab, menanggapi dalam proses diskusi. Dengan pendapat yang
sesuai dan relevan menjadikan tujuan diskusi tercapai.
6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berdiskusi
Sebuah diskusi yang baik dan dapat berhasil secara maksimal perlu memperhatikan
beberapa hal. Dipodjojo mengemukakan beberapa ketentuan diskusi yang baik yakni:
a. Sikap tiap anggota Dalam sebuah diskusi setiap anggota bebas mengemukakan pendapat atau sering diungkapkan dengan istilah bahwa setiap peserta diskusi mempunyai hak: an open mind, an open heart, dan an open mouth,
50
namun setiap peserta hendaknya mempunyai sikap kerjasama dan menyadari merupakan anggota kelompok
b. Persiapan yang matang 1) Pemilihan masalah yang akan dipakai sebagai pokok diskusi 2) Penentuan tujuan apa yang akan dicapai 3) Memilih dan menentukan siapa-siapa yang akan diminta
mengambil bagian dari diskusi. 4) Penjajakan masalah 5) Menentukan beberapa lama waktu yang diperlukan atau yang
tersedia untuk diskusi tersebut. 6) Menentukan tata tertib dan jalannya diskusi 7) Menentukan kebutuhan fisik dan pengaturannya 8) Staf administrasi yang behubungan dengan kelancaran dan
keberhasilan diskusi c. Persyaratan kelompok yang diikat oleh adanya keinginan dan tujuan
bersama. Diskusi kelompok akan berhasil baik bila tiap anggota kelompok atau peserta diskusi: 1) Dapat menerima tujuan diskusi 2) Setiap peserta mengetahui betul permasalahan yang akan diajukan
dalam diskusi 3) Diskusi menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat para peserta
diskusi 4) Setiap peserta saling bertanggung jawab dan saling menghormati 5) Pemimpin diskusi hendaknya orang yang berwibawa dan
dihormati oleh para peserta diskusi.44
7. Hambatan dalam Diskusi dan Penangulangannya
a. Hambatan
Hambatan-hambatan yang sering dijumpai dalam diskusi kelompok menurut
Salisbury dalam Tarigan adalah: a) kegagalan memahami masalah, b) kegagalan
karena tetap bertahan terhadap masalah, c) salah paham terhadap makna-makna setiap
kata orang lain, d) kegagalan membedakan antara fakta-fakta yang “dingin” dan
pendapat-pendapat yang “panas", e) perselisihan pendapat yang meruncing tanpa
44
Ibid., hlm.67
51
adanya keinginan untuk berkompromi, f) hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang
tidak tanggung-tanggung, g) kebingungan menghadapi suatu perbedaan pendapat
dengan suatu serangan terhadap pribadi seseorang, h) mempergunakan waktu untuk
membantah sebagai pengganti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, i)
mempergunakan kata-kata yang bernoda (stigma words) menumpulkan pikiran.45
b. Penanggulangan
Solusi untuk menghadapi hambatan-hambatan dalam diskusi kelompok
dinyatakan oleh Auer dan Ewbank dalam Tarigan adalah : a) menarik atau
mengarahkan perhatian kepada suatu butir yang belum terpikirkan, b) menanyakan
kekuatan sesuatu argumen, c) kembali lagi kepada sebab-musabab, d) menanyakan
sumber-sumber informasi atau argumen, e) menyarankan agar diskusi tidak
menyimpang dari masalah, f) menyadarkan bahwa belum ada informasi baru yang
ditambahkan, g) menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan masalah, h)
mendaftarkan langkah-langkah persetujuan (atau perselisihan), i) memberi kesan
bahwa kelompok belum siap mengambil tindakan, memberi kesan bahwa tidak ada
keuntungan diperoleh dari penundaan yang berlarut-larut, k) menyarankan
kepribadian-kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihindari, l) memberi kesan
bahwa ada beberapa orang yang berbicara terlalu banyak, m) menyarankan betapa
besarnya nilai suatu kompromi, n) memberi kesan bahwa kelompok itu
mungkin/seolah-olah telah dirugikan.46
45
Tarigan, Op.Cit., hlm. 53 46
bid., hlm. 54
52
8. Ukuran untuk Menilai Diskusi dalam Kelompok
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk menilai diskusi dalam kelompok, yaitu :
a. Berkenaan dengan Topik 1) Mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas
sebelum saya mencoba memecahkannya ? 2) Melihat keseluruhan subyek atau memperdebatkan satu segi kecil
? 3) Berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam
menghadapi suatu masalah ? 4) Memiliki fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya ? 5) Membuang-buang waktu yang mengenakan sesuatu yang sedikit
sekali kaitannya ? 6) Mempergunakan kata-kata yang umum atau khusus ? 7) Mempergunakan kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau kata-
kata yang bernoda atau bercela ? 8) Mempergunakan pernyataan- pernyataan yang bersifat “terlalu
umum” (atau “catch-all”) yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan ?
9) Menunggu fakta-fakta yang sebelum saya menolak pernyataan-pernyataan umum dari orang lain ?
10) Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu ? b. Berkenaan dengan Teknik
1) Berbicara hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik ?
2) Berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan performasi tunggal ?
3) Menggangu para pembicara lainnya ? 4) Berdiskusi dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok ? 5) Membantah atau menentang pribadi sebagai pengganti
pendapatnya ? 6) Mengabaikan perlindungan (lalai melindungi) harga diri lawan
saya ? 7) Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi ? 8) Tidak setuju dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan
atau melulu bagi kontradiksi saja ? 9) Memiliki sikap yang “serba tahu” ? 10) Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran ? 11) Mengadakan perbedaan antara pemborosan waktu dan
pemanfaatan waktu?47
47 Ibid., hlm. 56
53
Jawaban-jawaban atas keduapuluh satu butir pertanyaan diatas akan mencerminkan
keberhasilan kita dalam menangulangi masalah-masalah yang timbul dan juga
keberhasilan kita mencapai tujuan diskusi tersebut.
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan.48 Pendidikan Agama islam
yang pada hakikatnya merupakan proses itu, dalam pengembangannya juga
dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan disekolah maupun
perguruan tinggi.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.49
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam berfungsi sebagai :
48
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karateristk dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm. 8
49 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2010), hlm.22
54
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang
lain.
c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan dapat
menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik
maupun social, dan dapat mengubah lingkungannya sesuai ajaran Islam.
Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.50
50
DEPARTEMEN AGAMA ISLAM, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum, (Jakarta: Departemen Agama Islam RI ,2004), hlm. 4-5
55
BAB III GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 5 PALEMBANG
A. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Palembang
Sesuai dengan kebutuhan yang semakin kompleks pada sekolah tingkat SMA
di kota Palembang, maka didirikanlah SMA Negeri 5 Palembang dengan mata
anggaran 1976/1977 pada masa PELITA II.
SMA Negeri 5 Palembang mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran
1977 sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa 104 orang. Pada awal berdirinya SMA
Negeri 5 dirancang untuk 35 orang siswa / kelas). Pada semester pertama siswa SMA
Negeri 5 Palembang belajar di SMP Negeri 8 Palembang pada sore hari. Memasuki
semester kedua tahun 1977 siswa SMA Negeri 5 Palembang pindah kegedung baru
yang beralamat di Jalan Gotong Royong Sungai Buah Palembang. Awal berdirinya
SMA Negeri 5 Palembang dipimpin oleh Bapak Drs, M. Lamsari yang juga
merangkap sebagai Kepala SMA Negeri 2 Palembang. Untuk tenaga edukatif dan
tenaga administrative 90 % diambil dari SMA Negeri 2 Palembang. Selebihnya
diambil dari SMA Negeri 3 Palembang, SMP Negeri 2 Palembang dan SMP Negeri 4
Palembang.
SMA Negeri 5 Palembang diresmikan berdasarkan Surat Keputusan
Penegerian No. 0483/0/1977 tanggal 31 Oktober 1977. Berdasarkan Surat Keputusan
nomor 035/0/1997 nama SMA diganti menjadi SMU. Dan berdasarkan UU Sitem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 nama SMU kembali dirubah menjadi
SMA.
56
Saat ini SMA Negeri 5 Palembang memiliki 21 ruang kelas dan ruang kantor
yang terdiri dari : ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, Ruang Guru, dan Ruang
BK. Untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 5 Palembang
dilengkapi juga dengan ruang Labolatorium Fisika, Kimia dan Komputer serta ruang
Perpustakaan. Untuk melatih dunia usaha di SMA Negeri 5 Palembang dilengkapi
juga dengan ruang Koperasi. Sebagai langka pertongan pertama tentang kesehatan
SMA negeri 5 mempunyai 2 runag UKS. Guna pembinaan IMTAQ SMA Negeri 5
Palembang mempunyai bangunan Mushalla. SMA Negeri 5 Palembang mempunyai 1
pintu WC Kepala Sekolah, 1 pintu WC Guru, 1 pintu WC Tata Usaha dan 10 pintu
WC siswa.
Sejak Tahun Pelajaran 2003 / 2004 SMA Negeri 5 Palembang mendirikan
ruang labolatorium komputer dan internet dengan jumlah komputer 8 unit. Setelah
tahun Pelajaran 2005 / 2006 perangkat komputer ditambah lagi menjadi 40 unit. Guna
memperkenalkan dan menjalin hubungan kerja sama yang lebih baik lagi dengan
semua pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan SMA Negeri 5 Palemabng
meluncurkan situs : www.sman5palembang.sch.id
Di tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 5 Palembang mendapat bantuan
Renovasi gedung, kini semua kelas di SMA Negeri 5 Palembang sudah berlantai 3.
Sampai 1 Oktober 2014 SMA Negeri 5 Palembang telah berusia 37 Tahun, ibarat
manusia di usia 37 Tahun ini SMA Negeri 5 Palembang semakin menunjukkan
eksistensinya sebagai salah satu lembaga pendidikan favorit di kota Palembang
terbukti dengan prestasi yang dicapai baik bidang akademik maupun bidang non
57
akademik, baik local, regional Nasional maupun internasoinal, untuk itu agar prestasi
dapat di tingkatkan maka komitmen semua pengelola pendidikan di SMA Negeri 5
Palembang sangat di perlukan guna peningkatan prestasi yang di capai Insya Allah.
1. Visi dan Misi
VISI
Sekolah Bermutu, Berbudaya, Berbasis Iptek, dan Berwawasan Lingkungan
MISI
a. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di perguruan tinggi negeri
dan swasta favorit
b. Berprestasi dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler
c. Mewujudkan sekolah sebagai wiyata mandala
d. Membina dan mengupayakan keselarasan antara IPTEK dan IMTAQ
e. Mewujudkan sekolah yang berbasis teknologi
f. Mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan
TUJUAN
Mencapai suatu ketahanan sekolah, dengan sistem kepemimpinan yang
transparan, bertanggung jawab, efektif dan efisien dalam mencapai visi sekolah.
2. Target
Berdasarkan tujuan di atas, sekolah menetapkan sasaran atau target tahun
pelajaran 2013/ 2014 sebagai berikut :
a. Rata – rata NEM minimal mencapai 8,00
58
b. Proporsi lulusan yang diterima PTN 80 %
c. Memiliki kelompok IMO, ICHO, IFHO, IBO, IOI yang siap berlomba
d. Memiliki kelompok KIR yang mampu memenangkan lomba tingkat
Propinsi
e. Memiliki peserta didik yang terpilih sebagai Paskibraka tingkat Propinsi
f. Terbudaya kegemaran membaca di kalangan peserta diidk (untuk tahun
pelajaran 2013/2014 setiap peserta didik wajib membaca 3 judul buku
berbahasa Indonesia dan 3 judul buku berbahasa Inggris)
g. Terbudaya komunikasi bahasa Inggris antar warga sekolah terutama guru
dengan peserta didik
h. Memiliki tim kesenian (paduan suara, musik, tari dan drama) yang siap
tampil dalam acara di tingkat Kota Palembang
i. Memiliki tim olahraga (Basket, Volly, Tenis lapangan, Bulu Tangkis, Bela
Diri) yang dapat tampil dalam perlombaan antar sekolah
j. Mampu menjadi juara sekolah sehat tingkat SMA Se-kota Palembang
B. Keadaan Guru dan Karyawan
1. Keadaan Guru
Keberadaan guru di suatu lembaga pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting, karena tanpa ada seorang guru, kegiatan belajar mengajar di sekolah
59
tidak dapat terlaksana. Selain itu, guru juga berperan sebagai orang tua yang kedua di
lingkungan sekolah bagi peserta didik karena mereka telah memikul tanggung jawab
para orang tua siswa.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA N 5 Palembang
sekarang telah memiliki guru-guru yang berkompeten dalam bidang tugasnya sebagai
seorang guru, disamping memiliki pengalaman mengajar juga guru SMA N 5
Palembang sudah memiliki dan menyelesaikan jenjang Pendidilkan S2. Uraian secara
lengkap keadaan guru SMA N 5 Palembang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3. Keadaan Guru dan Pegawai Tahun Pelajaran 2014/2015
Gol Guru Pegawai
L P Jml L P Jml
I - - - - - -
II - - - - - -
III 8 11 19 3 3
IV 9 23 32 - - -
Total 17 34 51 3 3
Tabel 4. Daftar Guru dan Pegawai Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Jabatan / Pangkat
1 Drs. H. Budiono Marihan, M. Si Kepala Sekolah
2 Irwan Minor, S.Pd Wakasek Kurikulum
3 Nurhayana, S.Pd, M.M. Wakasek Kesiswaan
60
4 Dra. Hj. Maryuniati, M.M Wakasek Sapras
5 H. Abdul Rakhman, S.Pd M.M Wakasek Humas
6 Nelly Apriani, S.Pd, M.Si Wakasek Lingkungan dan Karakter
Bangsa
7 Dra. Zuraidah Wahab GT/ Ekonomi
8 Dra. Purnama Mahyidin GT/ Sosiologi
9 Dra. S. Wenny KS GT/ Matematika
10 Dra. Hj. Agustina GT/ Kimia
11 Drs. Herman Fauzi Agus GT/ Agama Islam
12 Dra. Rochmiani Netty GT/ BK
13 Dra. Ganesya Hartikawaty, M.M GT/ Biologi
14 Dra. Hj. Emilia, M.M GT/ Sejarah
15 Ernida Yasin GT/ Kimia
16 Hj. Ermawaty Muhar, S.Pd GT/ BK
17 Hj. Tuti Busroni, S.Pd GT/ BK
18 Hj. Sri Hastuti, B.A GT/ Biologi
19 Mala Dewi, S.Pd GT/ Matematika
20 Yulia Juita, S.Pd, M.Si GT/ Matematika
21 Soifiah, S.Pd GT/ B. Indonesia
22 Nurul Hidayati, B.A GT/ B. Inggris
23 Drs. Haryanto, M.M GT/ Penjaskes
24 Tismay, S.Pd GT/ Sosiologi
25 Juretta Hutabarat, B.A GT/ B. Inggris
26 Siti Dahniar, S.Pd, M.M GT/ Matematika
27 Hj. Ina Wahyuni, S.Pd GT/Matematika
28 Hj. Mirda Silvia, S.Pd GT/Kimia
29 Drs. Mulyadi Ramli, M.Pd GT/Penjaskes
61
30 Riduan, S.Pd, MM GT/Sejarah
31 Edi Suryono GT/Fisika
32 Rummanah Zakiya, S.Pd, M.M GT/Bhs. Inggris
33 Helmidiana, S.Pd GT/Kimia
34 Aryani Iswani, S.Pd GT/Sejarah
35 Hamzah, S.Pd GT/Pkn
36 Dra. Djunini, M.M GT/Fisika
37 Rahayu Sundari, S.Pd, M.M GT/Bhs. Indonesia
38 Yulimar Dianis, S.Pd, M.M GT/Biologi
39 Rahmad, S.Pd, M.M GT/Sejarah
40 Made suarsana, S.Pd, M.M GT/Ekonomi
41 Nurmutmainah, S.Pd GT/Sejarah
42 Desni yetti, S.Pd GT/Pendidikan Seni
43 Doni selamat H, S.Pd GT/Geografi
44 Nin Asrilia D, S.Pd GT/Bhs. Jerman
45 Husinaralely, S.Pd GT/Fisika
46 Waluyo, S.Pd, M.Si GT/Biologi
47 Hayati Yuliani, S.Pd GT/Bhs. Indonesia
48 Budi Robintas, S.Pd GT/Bhs, Inggris
49 Sry Mulyati, S.Pd GT/Pkn
50 Sugio, S.Pd GT/Biologi
51 Andri Wahyono, S.Pd GT/Ekonomi
52 Makner Pasaribu GTT/Agama Kristen
53 Hilda Yunita, S.Pd GTT/Toefl
54 Hastikarini Dwi Sulistyaningrum, S.Sn GTT/Pendidikan Seni
55 Djoko Priyono Saputro, M.Pd GTT/Toefl
56 Ranti Eka Sari, S.Pd GTT/Ekonomi
62
57 Ony Kuswara, A.Md GTT/TIK
58 Achmad Dwi Saputra GTT/TIK
59 Hadwin, S.Pd GTT/Geografi
60 Nurdin, S.Pd GTT/Pendidikan Seni
61 Hayati Pratiwi, S.Pd.I GTT/Pendidikan Agama Islam
62 Ahmad Fanani, S.Pd.I GTT/Pendidikan Agama Islam
63 Irawan Sukma, S.Pd GTT/Pendidika Seni
64 Yuliati, S.Ag GTT/Pendidikan Agama Islam
65 Erickson P. Hutagalung, S.Pd GTT/Penjaskes
Sumber: SMA Negeri 5 Palembang
Setelah mencermati daftar guru dan mata pelajaran yang mereka asuh
tersebut, maka staf guru di SMA Negeri 5 Palembang ini dapat dikategorikan
kompeten. Hal ini terlihat dari kesesuaian antara studi yang diambil dengan mata
pelajaran yang diajarkannya di sekolah ini. Hanya saja ada 1 guru saja yang
diamanahkan mengajar mata pelajaran yang berbeda dengan latar belakang
pendidikannya dan ada 4 guru lulusan SMA yang masih membutuhkan pendidikan
tingkat lanjutan.
2. Keadaan Karyawan
SMA Negeri 5 Palembang memiliki 18 karyawan yang memiliki tugas
masing-masing. Secara jelas, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Keadaan Karyawan
63
No Nama Jabatan/ Pangkat
1 Fauziah Kepala tata usaha
2 Nurul Holijah Staf Tata Usaha
3 Dewi Nurmala Pustakawan
4 Sihono Staf Tata Usaha
5 Ludiansyah, A.Md Staf Tata Usaha
6 Siti Riswanti Staf Tata Usaha
7 Yuli Asria, S,E Staf Tata Usaha
8 Santoso Petugas Teknisi
9 Susilo Satpam
10 Suryana Petugas Kebersihan
11 Jumina Petugas kebersihan
12 Tri Rahayu Petugas Kebersihan
13 Hasbi Petugas Kebersihan
14 Dedi Suparman Sopir / Satpam
15 Ibnu Mas’ud Petugas Kebersihan
16 Prima Wulandari, S.Pd Petugas Laboratorium
17 Elsye Afrincia Staf Tata Usaha
18 Tri Nopriadi Petugas Perpustakaan
Dengan rincian sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah L = 1 Orang
2. Guru SMA L = 22 Orang
P = 43 Orang
64
3. T. U P = 7 Orang
L = 3 Orang
4. Perpustakaan P = 1 Orang
5. Penjaga + Cleaning Service P = 3 Orang
L = 4 Orang
83 Orang
C. Keadaan siswa SMA Negeri 5 Palembang
1. Jumlah Siswa
Tabel 6 Jumlah siswa dalam tahun ajaran 2014/2015
No. Kelas L P Jumlah
1 X Aksel 4 16 20
2 X MIA 1 12 22 34
3 X MIA 2 13 21 34
4 X MIA 3 13 19 32
5 X MIA 4 12 19 31
6 X MIA 5 12 22 34
7 X MIA 6 20 14 34
Jumlah Kelas X MIA 86 133 219
8 X IIS 1 11 14 25
9 X IIS 2 9 13 22
10 X IIS 3 11 12 23
Jumlah Kelas X IIS 31 39 70
Jumlah Kelas XMIA+IIS 117 172 289
11 XI Aksel 10 17 27
12 XI MIA 1 10 15 25
65
13 XI MIA 2 13 14 27
14 XI MIA 3 13 13 26
15 XI MIA 4 10 17 27
16 XI MIA 5 10 15 25
17 XI MIA 6 10 16 26
18 XI MIA 7 9 15 24
Jumlah Kelas XI MIA 85 122 207
19 XI IIS1 10 16 26
20 XI IIS 2 9 18 27
Jumlah Kelas XI IIS 19 34 53
Jumlah Kelas XI MIA+IIS 104 156 260
21 XII IPA 1 7 18 25
22 XII IPA 2 8 22 30
23 XII IPA 3 10 23 33
24 XII IPA 4 10 20 30
25 XII IPA 5 11 18 29
26 XII IPA 6 12 11 23
Jumlah kelas XII IPA 58 112 170
27 XII IPS 1 6 12 18
28 XII IPS 2 8 11 19
Jumlah XII IPS 14 23 37
Jumlah Kelas XII IPA+IPS 72 135 207
Jumlah Seluruhnya 293 463 756
Tabel 7 Jumlah Siswa dalam empat tahun terakhir
Kelas Jumlah Siswa
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
66
X 201 234 256 286
XI 172 186 233 260
XII 169 190 181 207
Jumlah 542 610 676 753
Setelah dicermati jumlah siswa di SMA Negeri 5 Palembang dalam empat
tahun terakhir diatas, dapat dilihat bahwa tiap tahun jumlah siswa meningkat. Dengan
begitu kualitas dari siswa-siswa yang sekolah di SMA Negeri 5 ini sudah bias
dikatakan kompeten. Sehingga tiap tahun orang tua siswa menyekolahkan anaknya di
SMA Negeri 5 Palembang.
2. Kegiatan Siswa
Secara garis besar, kegiatan siswa di sekolah meliputi hal-hal berikut :
a. Mengikuti kegiatan belajar mengajar
b. Membaca Al -Qur’an dan do’a sebelum belajar
c. Melaksanakan / mengikuti upacara bendera
Pada hari Sabtu dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Ekstra kurikuler untuk kelas X dan XI.
b. Bimbingan belajar untuk kelas XII dengan mendatangkan staf bimbel
dari luar.
c. Senam pagi bergiliran setiap minggu antara kelas X, XI dab XII dan
yang tidak senam mendapat giliran pembersihan.
D. Keadaan Sarana Prasarana
67
1. Keadaan lingkungan fisik
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA N 5 Palembang
sekarang sudah sangat baik dan layak serta lengkap, hal ini disebabkan karena
perhatian dari Kementrian Pendidikan dan Olahraga beserta pihak sekolah akan
majunya mutu pendidikan di SMA N 5 Palembang sangat besar karena itu segala
kebutuhan yang menyangkut masalah pembelajaran di penuhi semuanya. Begitu juga
dengan sarana untuk olahraga juga disediakan dengan harapan agar para siswa SMA
N 5 Palembang disamping memiliki prestasi yang tinggi dalam belajar juga memiliki
prestasi dalam bidang olahraga.
Kesemuanya itu dapat dilihat dalam daftar sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh SMA N 5 Palembang. Sarana yang telah dimiliki oleh SMA N 5
Palembang sekarang dapat dilihat dari tabel 1 yang tertera dibawah ini :
Tabel 8 Sarana Prasarana yang dimiliki SMA Negeri 5 Palembang
1. Luas Tanah 2. Luas Bangunan
No Uraian Jumlah No Uraian Jumlah Luas m2
1 Luas Tanah 16.665 m2 1 Ruang kelas 20 bh - 2 Luas Bangunan 2.332 m2 2 Ruang KS 1 bh 72 3 Luas Halaman 2.174 m2 3 Ruang TU 1 bh 72 3.1. Jalan 125 m2 4 Ruang Rapat - bh - 3.2. Taman 274 m2 5 Ruang BP 1 bh 18
68
3.3. Kebun 348 m2 6 Ruang komputer
1 bh 36
3. Mebeller
7 Ruang Koperasi dan Kantin
2 bh -
No Uraian Jumlah 8 Ruang Laboratorium
3 bh 150
1 Meja Kerja 30 9 Ruang Ketrampilan
1 bh -
2 Kursi Kerja 30 10 Ruang Perpustakaan
1 bh 155
3 Meja Siswa 620 11 Rumah Dinas / Jabatan
1 bh 36
4 Kursi 620 12 Bangunan Lainnya
- bh -
5 Filling Cabinet 2 13 Ruang serba guna
- bh -
6 Lemari Besi 2 14 Dapur umum 1 bh - Jumlah 33 bh -
No Uraian Jumlah 4. Jumlah Koleksi Perpustakaan 7 Lemari Kayu 15 Buku Jumlah 8 Mesin Tik 1 Judul buku 1456 9 Mesin Hitung 1 Jumlah buku 2993 10 Brankas 2
11 Komputer / Internet
55 / 55
12 Kulkas 1 13 Kursi Tamu 3 14 Telepon 2
15 Mesin Riso 1
16 Dispenser 4
17 Pompa Air 2
18 Mesin Genset -
E. Proses Belajar Mengajar
1. Strategi Pembelajaran
69
Setiap Guru SMA N 5 Palembang terutama dalam melaksanakan proses
pembelajaran sehari-hari, harus mematuhi sejumlah strategi berikut:
a. Biasakan bekerja dengan ikhlas, jujur dan sungguh-sungguh.
b. Tanamkan dalam lubuk hati yang dalam semboyan kerja: “INGIN
HASIL YANG TERBAIK”
c. Jangan pernah mengatakan “SALAH”, “BODOH”, “PEMALAS”
kepada siswa, kendati menurut penilaian kita ia memang salah, bodoh
dan pemalas
d. Ciptakan suasana belajar yang “MENYENANGKAN” melalui inovasi
baru dalam pembelajaran. Cobalah dimulai membangun organisasi
pembelajaran berkualitas tinggi.
e. Jangan pernah merokok dihadapan siswa
f. Jangan biasakan datang terlambat
g. Pelajari dengan sungguh-sungguh, renungkan dengan pikiran yang
jernih konsep “BELAJAR TUNTAS”
2. Organisasi Pembelajaran
Setiap Guru SMA N 5 Palembang, tidak ada pilihan lain, wajib
membangun organisasi pembelajaran dengan pedoman sebagai berikut:
a. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa kita punya kemampuan
memenuhi apa yang dibutuhkan siswa dari gurunya. Kebutuhan
minimal siswa dari gurunya adalah:
1) ingin ilmu, pengalaman dan praktek
70
2) ingin disenangi dan disayangi
3) ingin dihargai dan dihormati
b. Tumbuhkan rasa senang, ikhlas dan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan pekerjaan
c. Jalin komunikasi yang baik dengan siswa/orang tua siswa
d. Perlakukan siswa sebagai sosok yang amat membutuhkan pertolongan
e. Biasakanlah berbicara kepada siswa dengan tutur kata yang
lembut dan enak didengar
f. Tumbuhkan rasa saling membutuhkan antara Guru dan Siswa
g. Biasakanlah mengevaluasi pekerjaan dengan jujur terutama
dikaitkan dengan pencapaian tujuan
3. Kurikulum
Kurikulum yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Palembang adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas XII terdiri dari IPA
dan IPS, Kurikulum 2013 (K 13) untuk kelas X MIA/IIS dan XI MIA/IIS, X Aksel
dan XI Aksel.
Struktur Kurikulum dan jumlah jam pelajaran dapat dilihat secara
lengkap dalam tabel berikut :
Tabel 9 Struktur Kurikulum SMA Negeri 5 Palembang
NO MATA
PELAJARAN
X
Aksel X MIA
X
IIS
XI
Aksel
XI
MIA
XI
IIS
XII
IPA
XII
IPS KET
1 Pendidikan Agama
Islam 3 3 3 3 3 3 2 2 22
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2 16
3 Bahasa Indonesia 5 5 5 4 4 4 4 4 35
71
4 Bahasa Inggris 3 3 3 4 3 3 5 5 29
5 Matematika 7 7
7 7 8 4 6 6 52
6 Kesenian 2 2
2 2 2 2 2 2 16
7 Prakarya 2 2
2 0 0 0 0 0 6
8 Penjaskes 3 3 3 3 3 3 2 2 22
9 Sejarah 2 2 5 2 2 6 0 0 19
10 Geografi 0 0 5 0 0 6 0 5 16
11 Ekonomi/
Akuntansi 2 2 5 0 2 6 0 7 24
12 Sosiologi 0 0 4 0 0 5 0 5 14
13 Fisika 5 5 0 5 6 0 6 0 27
14 Kimia 5 5 0 6 6 0 6 0 28
15 Biologi 4 4 2 5 5 2 6 0 28
16 TIK/ Prakarya 0 0 0 2 2 2 2 2 10
17 Bahasa Jerman 3 3 3 2 0 0 0 0 11
18 Mulok 0 0 0 0 0 0 1 1 2
19 Toefl/
Conversation 0 0 0 2 0 0 2 2 6
JUMLAH JAM 48 48 61 49 48 48 46 45
393
F. Data Prestasi Sekolah
1. Prestasi akademik yang pernah dicapai oleh sekolah Tingkat
Propinsi
a. Tahun 2002/2003 Rangking 2 Negeri Swasta
b. Tahun 2003/2004 Rangking 2 Negeri Swasta Program IPS,RK 4
(IPA)
c. Tahun 2004 / 2005 Rangking 2 Negeri , Swasta IPS dan IPA
d. Tahun 2005/2006 Rangking IV Program IPA Tk Propinsi
e. Tahun 2006/2007 Rangking VI Program IPA Tk Propinsi
72
f. Tahun 2007/2008 Rangking II Program IPA Tk Propinsi
g. Tahun 2008/2009 Rangking 1 Program IPA Tk Propinsi
h. Tahun 2009/2010 Rangking II Program IPA Tk Propinsi
i. Tahun 2010/2011 Rangking III Program IPA Tk Propinsi
j. Tahun 2011/2012 Rangking I Program IPS Tk Propinsi
2. Prestasi non akademik yang pernah dicapai oleh sekolah
Prestasi yang diperoleh sejak Juli 1977 sampai sekarang oleh peserta didik
70 % hasil – hasil Lomba olah pikir yaitu lomba karya tulis, diskusi dan cepat
tepat.
a. Sebagai pemenang karya tulis Energi Tingkat Nasional Di Jakarta
tahun 1994 dan 1995
b. Peserta Kuis Sang Juara Tahun 1996 di TPI
c. Siswa Prestasi juara 1 Tingkat Propinsi Tahun 2004 dan Tahun 2005
d. Juara Umum Bintang Pelajar Tk Propinsi Tahun 2006
e. Juara 1 dan 2 kuis sang juara Tk. Kota Palembang Tahun 2008
f. Peserta Pertama Kemitraan ITB yang dibiayai Pemkot Palembang
Tahun 2005
g. Penerima Bea siswa Pemerintah Propinsi dan sriwijaya Foundation
untuk 2 orang dari 5 orang yang dikirim ke UUM Malaysia tahun
2008
h. Peraih peringkat 2 UAN siswa tingkat Propinsi tahun2008 an Chotijah
i. Program beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika tahun 2010 an. Faras
Farhan
j. Olympiade Komputer Tingkat Kota Tahun 2010 masuk 10 besar an.
Novriandri
k. Juara I tingkat propinsi Olympiade Seni Budaya tahun 2011 an.
Aldhita Rizki Kinanti
l. Masuk 10 Besar tingkat Nasional Olympiade Seni Budaya di Makasar
73
tahun 2011 an. Aldhita Rizki Kinanti
m. Juara I tingkat Propinsi Sumatera Selatan Olympiade Seni Budaya di
Palembang tahun 2012 an. Aldhita Rizki Kinanti
n. Juara I tingkat Nasional Olympiade Seni Budaya di Lombok tahun
2012 an. Aldhita Rizki Kinanti
o. Juara I Tari Berpasangan FL2SN Tk Propinsi tahun 2012
p. The Best Prestatation Olimpiade Biologi Tk Nasional di Unair
Surabaya tahun 2012.
q. Juara I Musik Tradisional Tk Provinsi tahun 2012.
r. The Best Perform Musik Tradisional di Jakarta tahun 2012.
s. Juara I Tk Provinsi Debat BUMN tahun 2012.
t. Finalis Olimpiade Geografi Tk Nasional di UI Jakarta tahun 2012.
u. Juara 3 Lomba Karya Tulis Tk Provinsi tahun 2012.
v. Peraih medali emas Olimpiade Sains Kimia tahun 2013 Provinsi
Sumatera Selatan atas nama: Muhammad Rifki Al Ikhsan.
w. Peraih medali perak Olimpiade Sains Matematika tahun 2013 Provinsi
Sumatera Selatan atas nama: Muhammad Rifki Al Ikhsan
x. Peraih medali perunggu Olimpiade Sains Matematika tahun 2013
Provinsi Sumatera Selatan atas nama : M Nur Akbar
y. Juara 1 Tk Nasional OSEBI (Olimpiade Seni & Bhs Indonesia) atas
nama : Aldhita Rizky Kinanti
z. Juara 1 Debat Bahasa Inggris Tk Prov. Sumsel
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab IV ini, penulis akan membahas dan mepaparkan data yang telah
terkumpul dari hasil penelitian yang penulis lakukan meliputi:
1. Deskripsi data penelitian yang meliputi kecerdasan verbal siswa dalam
menjelaskan materi Sejarah Peradaban Islam pada masa kini di kelas XI MIA
5 semester II SMA Negeri 5 pada tes lisan.
2. Pengujian persyaratan analisis untuk menguji hipotesis yaitu untuk
mengetahui ada atau tidak hubungan antara kecerdasan verbal siswa dalam
menjelaskan materi sejarah peradaban Islam pada masa kini dengan
keterampilan diskusi di kelas XI MIA 5 semester II SMA Negeri 5.
3. Temuan Penelitian
A. Deskripsi Penelitian
Peneliti menggunakan metode tes untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari nilai
siswa hasil penelitian yang peneliti lakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam pada sub pokok bahasan sejarah peradaban Islam pada masa kini.
Penelitian dimulai pada tanggal 20 April 2015 untuk kelas XI MIA 5. Proses
mengadakan tes lisan pada pertemuan kedua.
75
Sebelum mengadakan penelitian pada pertemuan pertama, peneliti melakukan
observasi. Pada pertemuan kedua peneliti mengadakan tes lisan untuk mengetahui
kecerdasan verbal siswa. Dan pada pertemuan ketiga peneliti mengadakan
pengamatan langsung terhadap keterampilan diskusi dalam materi sejarah peradaban
Islam pada abad kini.
Peneliti memberikan soal tes yang berbentuk essay sebanyak 5 soal untuk
mendapat data dari masing-masing kelas XI MIA 5. Pada tes lisan, para siswa
diharuskan untuk menjelaskan materi Pendidikan Agama Islam setelah mereka
membaca sub pokok bahasan sejarah peradaban Islam pada masa kini.
Untuk memberikan skor hasil jawaban tes lisan siswa pada setiap butir soal
essay terlebih dahulu peneliti membuat bobot penskoran atau acuan penskoran. 5 soal
berstruktur untuk jawaban yang benar bobotnya disesuaikan dengan tingkat
kemudahan atau kesukaran untuk setiap soal. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada
tabel 10 berikut.
Tabel 10
Skor Maksimum pada Tiap Butir Masing-Masing Soal
No. Nomor Soal Skor Maksimum Tiap Butir Soal
1. 1 10
2. 2 15
3. 3 20
4. 4 25
5. 5 30
76
Total Skor 100
Adapun pemberian skor hasil jawaban pada tes kecerdasan verbal lisan siswa
pada setiap butir soal essay terlebih dahulu peneliti juga membuat acuan penskoran.
Skor tertinggi adalah 100 dengan kriteria penjelasan sangat lancar yaitu siswa
menjelaskan dengan bahasanya sendiri tanpa melihat catatan dan skor terendah
adalah 0 dengan penjelasan sangat tidak lancar yaitu siswa sama sekali tidak dapat
menjelaskan materi yang telah mereka baca. Adapun penentuan interval skor dengan
rincian 100 – 0 = 100, 100 : 5 = 20. Jadi, interval skor adalah 20. Pemberian skor
berdasarkan penjelasan siswa.
Pengambilan data ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 yang dimulai pada tanggal
20 April 2015. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri dari 1 kelas yaitu kelas XI
MIA 5 berjumlah 25 siswa.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan
kecerdasan verbal siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dengan
keterampilan diskusi mata pelajaran pendidikan agama Islam, penulis mengadakan
tes lisan dengan lima item pertanyaan yang mewakili pandangan siswa terhadap
materi sejarah peradaban Islam pada masa kini. Dan untuk mengetahui keterampilan
diskusi siswa, penulis mengadakan observasi (pengamatan langsung) di dalam proses
pembelajaran di kelas.
77
B. Deskripsi Data
a. Kecerdasan Verbal Siswa
Metode peneliti gunakan untuk mengetahui kecerdasan verbal siswa kelas XI
MIA 5 adalah tes lisan. Tes lisan yang berkaitan dengan materi Sejarah Peradaban
Islam pada masa kini di SMA Negeri 5. Peneliti menganalisis kecerdasan verbal yang
dimiliki siswa dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang diberikan. Ada lima
kategori, diantaranya relevansi dengan pertanyaan, kejelasan kerapian dalam
mengorganisasikan kata, penggunaan bahasa yang baik dan benar, penyampaian
secara sistematis, dan dapat mengontrol waktu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban perindividu kecerdasan verbal siswa
dapat dikelompokkan menjadi:
Variabel X
85 90 70 90 95 80 85 90 90 95
90 85 90 85 80 80 75 95 90 95
85 90 85 80 85
Selanjutnya data dianalisa dengan langkah-langkah sebagai erikut:
1. Melakukan penskoran ke dalam tabel distribusi frekuensi.
78
Tabel 11
Distribusi frekuensi skor responden tentang Kecerdasan Verbal
Siswa
Skor (X)
F Fx
95 90 85 80 75 70
4 8 7 4 1 1
380 720 595 320 75 70
9025 8100 7225 6400 5625 4900
36100 64800 50575 25600 5625 4900
Total N=25 ∑
∑ = 187600
2. Langkah kedua adalah mencari rata-rata (MX). Untuk mencari rata-rata
(MX) dengan rumus sebagai berikut:
MX = ∑
=
= 86,4
3. Mencari Standar Deviasi (SDX) dengan rumus sebagai berikut:
SDX = √ ∑ ∑
= √
= √
= √
79
= x 156,2
= 6,248
4. Setelah diketahui hasil mean (86,4) dan Standar Deviasi (6,248).
Mengelompokkan nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA kedalam
tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tinggi = M + 1 SD keatas
= 86,4+ 1 (6,248)
= 92,648 dibulatkan 93
= 93 keatas
Sedang = antara M + 1 SD sampai dengan M- 1 SD
= antara 80 sampai 93
Rendah = M- 1 SD kebawah
= 86,4 – 1 (6,248)
= 80,152 dibulatkan 80
= 80 kebawah
Setelah melihat nilai tentang Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA di
SMA Negeri 5 Palembang, yang mendapat nilai tinggi sebanyak 4 orang, nilai sedang
15 orang dan mendapat nilai rendah 6 orang.
Tabel 12
80
Persentasi Nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA
No Persentasi Nilai Kecerdasan Verbal siswa kelas XI MIA
Frekuensi Persentasi
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
4 15 6
16% 60% 24%
Total F=25 P=100%
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa Kecerdasan Verbal
siswa kelas XI MIA sebanyak 4 orang responden (16%) tergolong tinggi (baik),
sedang sebanyak 15 orang responden (60%) tergolong sedang dan sebanyak 6 orang
respon (24%) tergolong rendah. Dengan demikian, Kecerdasan Verbal siswa kelas XI
MIA berada pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 15 orang responden (60%).
Hasil wawancara peneliti dengan guru PAI di SMA Negeri 5 Palembang,
menyatakan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, namun
yang paling menonjol adalah kecerdasan verbal. Karena siswa-siswa SMA Negeri 5
Palembang sudah terbiasa berbicara di dalam dan di luar kelas.
b. Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA
Penulis melakukan observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur
keterampilan diskusi siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa yang memiliki
keterampilan diskusi adalah, siswa yang membuat makalah sesuai dan relevan dengan
tema yang dibahas, menyampaikan ide secara sistematis, Menggunakan bahasa yang
baik dan benar, Berbicara dengan Intonasi yang tepat, Memberikan kesempatan
kepada setiap orang yang ingin mengemukakan pikiran tentang tema yang dibahas,
81
Aktif dalam Diskusi (Menanya, Menjawab, dan Menanggapi), Memahami pendapat
orang lain, Menyertakan fakta, contoh, atau pendapat para ahli dalam pertanyaan
yang diajukan, Membuat catatan-catatan singkat pada akhir diskusi, dan Bertindak
dengan sopan santun dan bijaksana.
Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden perindividu tentang
Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang dapat
dikelompokkan menjadi:
Variabel Y
11 12 10 14 12 11 11 11 14 15
12 11 13 11 11 12 10 15 13 15
12 13 13 12 13
1. Selanjutnya data diatas dianalisa dengan melakukan penskoran kedalam tabel
Distribusi Frekuensi sebagai berikut:
Tabel 13
Distribusi Frekuensi skor responden tentang Keterampilan diskusi siswa
kelas XI MIA
Skor (Y)
F Fy
15 14 13 12 11 10
3 2 5 6 7 2
90 58 140 162 182 50
900 841 784 729 676 625
2700 1682 3920 4374 4732 1250
82
Total N=25 ∑
∑ = 18658
2. Mencari rata-rata (My), Untuk mencari rata-rata (MX) dengan rumus sebagai
berikut:
MX = ∑
=
= 27,28
3. Mencari SDy dengan rumus sebagai berikut:
SDy = √ ∑ ∑
= √
= √
= √
= x 36,41
= 1,456
Langkah keempat setelah mengetahui hasil mean (27,28) dan Standar Deviasi
(1,456) kemudian mengelompokkan nilai Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA
kedalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tinggi = M + 1 SD keatas
83
= 27,28+ 1 (1,456)
= 28,736 dibulatkan 29
= 29 keatas
Sedang = antara M + 1 SD sampai dengan M – 1 SD
= antara 29 sampai 26
Rendah = M – 1 SD kebawah
= 27,28 – 1 (1,456)
= 25,824 dibulatkan 26
= 26 kebawah
Setelah melihat yang mendapatkan nilai Keterampilan diskusi siswa kelas XI
MIA tinggi sebanyak 5 orang, nilai sedang 11 orang dan mendapat nilai rendah 9
orang.
Tabel 14
Persentase Nilai Keterampilan Diskusi siswa
No Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA
Frekuensi Persentasi
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
5 11 9
20% 44% 36%
Total F= 25 P = 100%
Berdasarkan tabel IV tersebut, diketahui bahwa Keterampilan diskusi siswa
kelas XI MIA tinggi sebanyak 5 orang (20%), tergolong sedang sebanyak 11 orang
(44%) dan tergolong rendah sebanyak 9 orang (36%). Dengan demikian, dapat
84
disimpulkan Keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di kategorikan “sedang” yakni
sebanyak 11 orang (44%) .
Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru PAI di SMA Negeri 5
Palembang, guru PAI tersebut mengatakan bahwa siswa SMA Negeri 5 Palembang
terutama kelas XI MIA 5 sangat aktif dalam proses diskusi. Dikarenakan mereka
banyak mengikuti kegiatan OSIS dan kegiatan lain di luar kelas.
C. Pengujian Hipotesis Tentang Hubungan Kecerdasan Verbal Siswa Kelas
XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang Dengan Keterampilan Diskusi
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Setelah mengetahui Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA di SMA
Negeri 5 Palembang, selanjutnya untuk mengetahui hubungan kecerdasan verbal
terhadap keterampilan diskusi mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas XI
MIA di SMA Negeri 5 Palembang, maka ini akan dianalisa hasil tes lisan dan
pengamatan langsung.
Variabel X
85 90 70 90 95 80 85 90 90 95
90 85 90 85 80 80 75 95 90 95
85 90 85 80 85
Variabel Y
11 12 10 14 12 11 11 11 14 15
12 11 13 11 11 12 10 15 13 15
12 13 13 12 13
85
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak dapat menggunakan
rumus statistik yaitu Product Moment sebagai berikut:
Rxy = ∑
Kemudian untuk dapat mengetahui angka indeks korelasi antara variabel x
dan variabel y (rxy), maka pertama-tama kita siapkan peta korelasi sebagai berikut:
Tabel 15
Peta Korelasi Antara Kecerdasan Verbal dengan Keterampilan Diskusi Siswa
X Y
70 75 80 85 90 95 F (y) y’ Fy’ Fy x’y’
15 ///
+18 3 +2 6 12 18
14 //
+4 2 +1 2 2 4
13 //
0 /// 0
5 0 0 0 0
12 //
0 / -1
// -4
/ -3
6 -1 -6 6 -8
11 //
0 //// -8
/ -4
7 -2 -14 28 -12
10 / +6
/ +3
2 -3 -6 18 9
F (x)
1 1 4 7 8 4 N=25 ∑
∑
∑
x’
-2 -1 0 +1 +2 +3
Fx’
-2 1 0 7 16 12 ∑
Fx
4 1 0 7 32 36 ∑
x’y’
6 3 0 -9 -4 15 ∑
Melalui peta korelasi diatas, telah diperoleh data sebagai berikut:
86
∑N = 25 ∑fy`= -18 ∑fy`2= 66
∑fx`= 34 ∑fx`2= 80 ∑x`y`= 11
Kemudian melakukan perhitungan sebagai berikut:
1. Mencari Cx` dengan rumus sebagai berikut:
Cx`= ∑ =
= 1,36
2. Mencari Cy` dengan rumus sebagai berikut:
Cy`= ∑ =
= -0,72
3. Mencari Standar Deviasi (SDx`) dengan rumus:
SDx` = i √∑ ∑ 2, dimana i= 1
= 1 √ 2
= 1 √
= 1 √
= 1 √
= 1,162
4. Mencari Standar Deviasi (SDy`) dengan rumus sebagai berikut:
SDy` = i √∑ ∑ 2, dimana i= 1
=1 √ 2
= 1√
87
= 1 √
= √
= 1,456
5. Mencari Indeks Korelasi (rxy) dengan rumus sebagai berikut:
rxy = ∑
=
=
=
= 0,83
Setelah diperoleh hasil rxy= 0,83 untuk memberikan interpretasi terhadap rxy
maka kita lihat harga “r” tabel dengan rumus sebagai berikut:
Df = N- nr
= 25-2 = 23
Setelah dilihat pada tabel df sebesar 23 diperoleh “r” tabel (rt) pada taraf 5%
0,396 dan untuk taraf signifikansi 1% sebesar 0,505.
Dengan diketahui nilai rxy lebih besar dari r tabel (nilai korelasi product
moment) dengan taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 0,396<0,83 0,505, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara variabel kecerdasan
verbal dengan keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5
Palembang. Artinya hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus tinggi, sedang,
dan rendah (TSR) dan peta korelasi. Ternyata kecerdasan verbal siswa kelas
XI MIA di SMA Negeri 5 dikategorikan “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari
uji TSR hasil jawaban responden yang telah dianalisa kecerdasan verbal
siswa dikategorikan baik sebanyak 16% (4 orang), kecerdasan verbal siswa
dikategorikan sedang sebanyak 60% (15 orang) dan kecerdasan verbal
siswa dikategori rendah sebanyak 24% (6 orang).
2. Tingkat keterampilan diskusi siswa di SMA Negeri 5 juga dikategorikan
“sedang”. Hal ini dapat dilihat dari uji TSR jawaban responden tentang
keterampilan diskusi siswa dikategorikan baik/tinggi sebanyak 20% (5
orang), dikategori sedang sebanyak 44% (11 orang) dan dikategorikan
rendah sebanyak 36% (9 orang).
3. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal terhadap
keterampilan diskusi siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Palembang,
dengan perhitungan hasil korelasi product moment sebesar 0,83 jika
dikonsultasikan dengan tabel distribusi t ( t tabel) maka pada taraf
signifikan 5% adalah 0,396 dan pada pada signifikan 1% adalah 0,505. Ini
berarti hipotesis penelitian Ha diterima dan Ho ditolak, walaupun pada taraf
89
signifikan 1% t hitungnya lebih kecil. Hal yang demikian dapat disimpulkan
bahwa Kecerdasan verbal mempunyai Hubungan yang positif terhadap
Keterampilan Diskusi siswa kelas XI MIA mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 5 Palembang.
B. Saran-saran
Sehubung dengan hal tersebut, maka disajikan saran-saran sebagai masukan dalam
mengembangkan pembelajaran PAI di sekolah :
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagi masukan dalam meningkatkan
pembelajaran PAI sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan
pembelajaran yang lebih baik.
2. Bagi guru
Agar dapat selalu memperhatikan dan memberikan umpan agar siswa dapat
mengekspresikan kecerdasan verbal yang di milikinya di dalam sekolah
maupun diluar sekolah. Guru mengembangkan kecerdasan verbal tersebut
dengan menggunakan metode diskusi kelompok siswa. Sehingga
tercapailah keberhasilan belajar siswa dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
3. Bagi siswa
Diharapkan untuk mengembangkan kerjasama sesama siswa dalam kegiatan
pembelajaran PAI, dan mengembang keberanian mengajukan pendapat atau
90
gagasan dalam kegiatan pembelajaran kontekstual mengenai materi
Perkembangan Islam pada masa kini.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini terbatas pada proses belajar. Untuk itu, bagi penenliti
selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih baik
dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
91
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemah Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Arifuddin. 2013. Neuro Psiko lingustik. Jakarta : Rajawali Pers.
Arsjad, Maidar G. 2005 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Asri Budiningsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Asri Karolina. 2010. Analisis Hasil Penerapan Teknik Speed Reading Terhadap Kecerdasan Verbal Siswa Dalam Menjelaskan Materi Fiqih (Studi Eksperimen Di MTs Patra Mandiri Plaju). Palembang : IAIN Raden Fatah.
Bobbi DePorter, dkk. 2004. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Bulatau, S. J. 2003. Teknik Diskusi Kelompok. Yogyakarta: Kanisius. Cholid Narbuko, dan Abu Ahmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara.
DEPARTEMEN AGAMA ISLAM. 2004. Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum. Jakarta: Departemen Agama Islam RI.
Dewi, dan Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Dipodjojo, Asdi S. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Lukman. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif)
cet. 6. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gardner Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Batam: Interaksa
Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok Prosesproses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Hendrikus. 2009. Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.
Henry Guntur Tarigan. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa.
IAIN Raden Fatah. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi & Karya Ilmiah. Palembang : Grafika Telindo.
92
Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2008. Sosiologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.
Lwin, M. et al. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua, Alih Bahasa Christine Sujana. Jakarta: Indeks.
May Lwin,dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks.
Muhammad Ali. 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Muhammad Isnaini. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Idea Press.
Muhammad Yaumi, Nurdin. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Mulitiple Intelligences) Mengindentifikasi dan Mengembangkan Mulitalenta Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nazarudin Rahman. 2013. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karateristk dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Nurul Komala.2013.Makalah Kecerdasan Verbal (Online): http://nurulkomala48.blogspot.com/2013/11/makalah-kecerdasan-lingustik.html, diakses pada tanggal 13 Januari 2015.
Ramayulis. 2010. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilo,M.Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Team Website Sekolah Gamaliel Makassar. 2009. Kecerdasan Majemuk dan Gaya Belajar Anak (online):http://www.gamalielschool.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46.Diakses pada tanggal 13 Januari 2015, hlm. 2.
93
Tony Buzan. 2003. Head First 10 Cara Memanfaatkan 99 % dari Kehebatan Otak Anda yang Selama ini Belum Pernah Anda Gunakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wasty Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yaumi dan Ibrahim. 2013. Pembelajaran berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta : Kencana Group.