hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi …digilib.unila.ac.id/27255/10/skripsi tanpa bab...

85
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Oleh : Asep Junairi

Upload: lydang

Post on 02-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI

BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

Oleh : Asep Junairi

Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI

BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

OLEH

ASEP JUNAIRI

Dalam lingkup pendidikan formal mutu pendidikan tidak terlepas dari

prestasi belajar siswa demi kemajuan pendidikan. Untuk tercapainya

prestasi belajar siswa dalam keberhasilan belajar dipengaruhi oleh

banyak faktor, salah satu faktornya adalah tingkat kecerdasan. Dalam hal

ini, kemampuan kecerdasan emosional memerankan peranan penting

dalam proses belajar yang berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan yang

signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar sejarah

siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun

Ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi

belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan adalah metode survei.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

kuisioner, dan dokumentasi serta kepustakaan. Teknik analisis data

adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan Koefisien

Korelasi Jaspen’s (M) dan Uji Statistik Koefisien Korelasi Jaspen’s (M).

Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung

Selatan Tahun Ajaran 2016/2017. Hubungan signifikan tersebut memiliki

tingkat standar signifikan atau kepercayaan 95% yang berarti tingkat

kepercayaan dari kebenaran data yang diperoleh sebesar 95%, sehingga

data yang diperoleh dari sampel dapat mewakili atau menjadi representasi

dari populasi penelitian.

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

iii

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI

BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh :

ASEP JUNAIRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran
Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran
Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran
Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Asep Junairi dilahirkan di Margomulyo

Lampung Selatan, pada tanggal 22 Januari 1995, anak

keempat dari dari pasangan Bapak Sukarman dan Ibu

Watiyem. Penulis memulai pendidikan di SDN 2

Margomulyo selesai pada tahun 2007 berijazah, SMPN 2

Jati Agung diselesaikan pada tahun 2010 berijazah, SMAN

1 Jati Agung Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2013 berijazah. Pada

tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada

Program Studi Pendidikan Sejarah lewat jalur SBMPTN dan dengan skripsi ini

penulis menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.

Penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan di Bigade Muda

(Brigda) BEM FKIP UNILA periode 2013-2014, kemudian HIMAPIS (Himpunan

Mahasiswa Pendidikan IPS) sebagai BARAMUDA (Barisan Muda) HIMAPIS

periode 2013-2014, Sekretaris Bidang Sosial Masyarakat periode 2014-2015,

Ketua Bidang Pendidikan 2015-2016, serta sebagai Ketua Bidang Pendidikan di

FOKMA (Forum Komunikasi Mahasiswa Sejarah dan Alumni) periode 2015-

2016. Pada tahun 2016 melaksanakan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di

Kampung Sukajawa Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah

dan Program PPK (Praktik Profesi Kependidikan) di SMA Darul Arafah.

Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

vi

PERSEMBAHAN

Seiring doa dan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT

Kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada:

Bapak & Ibu

(Sukarman & Watiyem)

Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak ternilai dan doa yang tak

hentinya untuk keberhasilanku, Semoga kelak Allah menempatkan Bapak dan Ibu

di salah satu Jannah-Nya. Aamiin

Para Pendidikku yang Ku Hormati

Terimakasih atas segala ilmu dan bimbingan selama ini

Almamater Tercinta

Universitas Lampung

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

vii

MOTTO

(Barang Siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan

hasilnya)

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

viii

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar

Sejarah Sejarah siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas

Lampung. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Nabi kita

Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada

berbagai pihak yang telah menyumbangkan pemikiran, motivasi, dan waktunya

untuk memperlancar penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih secara tulus kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja

Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

ix

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Syaiful M, M. Si, ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Maskun, M. H. Pembimbing I dan pembimbing akademik, terima

kasih Bapak atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran,

masukan, dukungan, motivasi selama penulis menjadi mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Sejarah Unila.

8. Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II, terima kasih Bapak atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, masukan, dukungan,

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H. Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak

atas saran, bimbingan, dan nasehat yang bermanfaat selama penulis menjadi

mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Unila.

10. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, Drs. Wakidi, M.Hum., Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si., Hendri

Susanto, S.S. M.Hum., Dr. Risma Sinaga, M.Hum., M. Basri, S.Pd., M.Pd.,

Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Drs. Ali Imron M.Hum., Cheri

Saputra, S.Pd, M.Pd., Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd., dan Marzius Insani,

S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada

penulis;

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

x

11. Bapak Pelman Sihombing, S. Pd. Kepala SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung

Selatan yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam proses

penelitian;

12. Bapak Mustaqim, S. Pd., M. Pd. Waka Kurikulum SMAN 1 Jati Agung

terimakasih telah membimbing dan memberikan saran yang bermanfaat untuk

skripsi ini;

13. Bapak Zainul Farid S. Pd. Waka Kesiswaan SMAN 1 Jati Agung terimakasih

telah membimbing dan memberikan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini;

14. Ibu Ika Budiati, S.Pd. Guru mitra penelitian terimakasih telah membimbing

dan memberikan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini;

15. Ibu Lessie Novitasari, S.Sos., M. Pd. Terimakasih telah membimbing dan

memberikan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini;

16. Kakak-kakak saya Nuryanto, Sumarni, Triyono, Siti Maimunah, Ruwanto, dan

Titi Sri Asmi, serta keponakan saya (Adilla Via Bangsawan, Mutiara Artizta

Al Marru, Maynanda Khaira Lubna, Felice Hanna Al nur, Diva Juwenita Al

Marru) terimakasih atas semuanya dan kebahagiaan selama ini.

17. Sahabat serta teman-teman kuliah Pendidikan Sejarah Terhebat yang pernah

penulis kenal, M.Fadlan, Navil Alfarisi Abbas, Astri KD, Alidya Mei, Achmad

Didik, Imam Ubaidah, Ning Ayu, Nurul Fahma, Tri Dewi, Rinaldo, Cici Putri,

Kadek, Johan Setiawan, kakak tingkat mbak Lia Dwi Susanti, mbak dinda terima

kasih atas perhatiannya;

18. Sahabat demisioner HIMAPIS FKIP UNILA Adi Waluyo, Ana, Apri, Azni,

Dian Anisa, Kanti, Monica, Pluto, Sukur, Tesya, terima kasih atas

kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini, see you on top guys.

Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

xi

19. Teman-teman KKN-PPK SMA Darul Arafah, Atika, Neny, Juleha, Berty,

Sayu, Hadi, Nova, Djuwita, Dian terima kasih atas kebersamaan dan

kekeluargaannya selama ini, see you on top guys.

20. Keluarga besar HVM 2013 FKIP Universitas Lampung yang tidak dapat

disebutkan satu persatu terima kasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan

selama ini, see you on top guys.

21. Adik-adik HIMAPIS FKIP UNILA Ade P, Elsa, Lintang, Pipit, Ridwan, Tyas,

Eka, Eric, dan semuanya terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaannya

selama ini, see you on top guys.

22. Terimakasih buat bang Juanda yang telah memberi saran kepada penulis

dalam penelitian ini.

23. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti yang tidak bisa disebutkan

satu persatu semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian kepada peneliti

aamiin.

Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis

megucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT

memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juni 2017

Asep Junairi

Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

xii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... XIV

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... XV

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

2.1.1. Konsep Hubungan ................................................................... 9 2.1.2. Konsep Kecerdasan Emosional ............................................... 10 2.1.3. Konsep Prestasi belajar Sejarah ................................................ 28

2.2. Kerangka Pikir .................................................................................. 32 2.3. Paradigma ......................................................................................... 34 2.4. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 34

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakan ................................................................... 35 3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................... 37

3.2.1. Populasi ................................................................................... 37 3.2.2. Sampel ..................................................................................... 38

3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..................................... 39

3.3.1. Variabel Penelitian .................................................................. 39

3.3.2. Definisi Operasional Variabel ................................................. 39

3.4. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................ 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41

3.5.1. Teknik observasi ...................................................................... 41

3.5.2. Dokumentasi ............................................................................ 42

3.5.3. Koesioner ................................................................................. 42

3.5.4. Kepustakaan ............................................................................ 49

3.6. Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................ 49

3.6.1. Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional ............................. 49

3.6.2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 51

3.7. Pengkonversian Skor Menjadi Nilai dan Pengkategorisasian ........... 52

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

xiii

3.7.1. Pengkonversian Skor Menjadi Nilai ......................................... 52

3.7.2. Pengkategorisasian Kecerdasan Emosional ............................. 53

3.8. Teknik Analisis Data & Uji Hipotesis ............................................... 54

3.8.1. Uji Normalitas ......................................................................... 55

3.8.2. Uji Homogenitas ...................................................................... 56

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 58

4.1.1. Sejarah Singkat SMAN 1 Jati Agung ...................................... 58

4.1.2. Profil Sekolah .......................................................................... 58

4.1.3. Visi dan Misi Sekolah .............................................................. 59

4.1.4. Tujuan Sekolah ........................................................................ 60

4.1.5. Kondisi Sekolah ...................................................................... 60

4.1.6. Kondisi Guru dan Karyawan ................................................... 61

4.1.7. Situasi Pengelolaan Kelas & Keadaan Siswa .......................... 63

4.1.8. Kegiatan Ekstrakulikuler .......................................................... 64

4.2. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ..................................................... 65

4.2.1. Hasil Uji Validitas ................................................................... 65

4.2.2. Hasil Uji Realibilitas ............................................................... 67

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 71

4.3.1. Pengkategorisasian Kecerdasan Emosional ............................. 73

4.4. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 78

4.4.1. Uji Prasyarat ............................................................................ 78

4.4.1.1. Uji Normalitas ................................................................. 78

4.4.1.2. Uji Homogenitas ............................................................ 83

4.4.2. Uji Hipotesis ........................................................................... 85

4.5. Pembahasan .................................................................................... 88

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 90

5.2. Saran ............................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Anggota Populasi XI IPS SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017...................................................................... 37

2. Jumlah Anggota Sampel XI IPS SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017...................................................................... 38

3. Kategori Skala Likert Pernyataan Positif ............................................ 44

4. Kategori Skala Likert Pernyataan Negatif ........................................... 44

5. Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional ......................................................... 45

6. Kuisioner Kecerdasan Emosional Dan Kriteria Penskoran .................. 46

7. Kriteria Reabilitas ............................................................................... 52

8. Kategorisasian Nilai Kecerdasan Emosional ....................................... .53

9. Daftar Sarana dan Prasarana SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan . 61

10. Jumlah Guru dan Karyawan ................................................................. 61

11. Daftar Nama Guru dan Karyawan........................................................ 62

12. Data Keadaan Siswa dari Kelas X, XI dan XII .................................... 63

13. Analisis hasil Uji Validitas Kuesioner Kecerdasan Emosional .......... 65

14. Nilai Varians Kuesioner Kecerdasan Emosional ................................. 68

15. Daftar Nilai Kuisioner Kecerdasan Emosional ..................................... 72

16. Daftar Nilai Prestasi Belajar Sejarah.................................................... 73

17. Bantu Perhitungan Rerata dan Simpangan Baku Kecerdasan Emosional

.............................................................................................................. .75

18. Letak Nilai Batas Kategori Kecerdasan Emosional ............................. 76

19. Pengkategorisasian Nilai Kecerdasan Emosional ................................ 76

20. Hasil uji normalitas kuesioner kecerdasan emosional ......................... 80

21. Hasil uji normalitas prestasi belajar sejarah ......................................... 82

22. Distribusi Hasil Kecerdasan Emosional ............................................... 83

23. Distribusi Hasil Prestasi Belajar Sejarah ............................................. 83

24. Perhitungan Simpangan Baku Y .......................................................... 85

25. Perhitungan Koefisien Korelasi Jaspen’s (M)...................................... 86

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Persentase Kecerdasan Emosional ............................................. 78

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Untuk mendukung terwujudnya proses pembelajaran

yang dapat mendorong pengembangan potensi siswa secara komprehensip, maka

guru harus memiliki wawasan dan kerangka pikir yang holistik tentang

pembelajaran. Pembelajaran harus merupakan bagian dari proses pemberdayaan

secara utuh. Pembelajaran tidak lagi dipahami sekedar sebagai proses transfer

pengetahuan berupa mata pelajaran atau materi pelajaran kepada siswa.

Pembelajaran mendapat tempat yang lebih luas, harus menjadi wahana

untuk penumbuhkembangan potensi-potensi siswa secara holistik melalui

peran aktif mereka menuju perubahan yang lebih baik. Dalam keadaan ini

sangat diperlukan upaya-upaya konstruktif guru dalam mengembangkan

dimensi-dimensi emosional siswa agar mereka semakin mampu

menghadapi berbagai persoalan, bersemangat, ulet, tekun, bertanggung

jawab, mampu menjalin komunikasi secara sehat dengan individu atau

kelompok lain. Kesemuanya ini merupakan akar-akar emosi yang menjadi

landasan untuk mencapai sukses yang diharapkan. (Aunurrahman,

2016:85)

Dalam proses pembelajaran, pengembangan kemampuan berkomunikasi yang

baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus

perlu secara terus menerus dikembangkan di dalam setiap pembelajaran. Dan

proses pembelajaran pengenalan terhadap diri sendiri atau kepribadian diri

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

2

merupakan hal yang sangat penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri (self

empowering). Pengenalan terhadap diri sendiri berarti pula kita mengenal

kelebihan-kelebihan atau kekuatan yang kita memiliki untuk mencapai hasil

belajar yang kita harapkan. Pada sisi lain juga berarti kita mengenal kelemahan-

kelemahan pada diri kita sendiri sehingga kita dapat berupaya mencari cara-cara

yang konstruktif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Jika kelemahan-

kelemahan pribadi diri tidak kita pahami dengan baik, maka akan berpotensi

membawa kita pada ketidakberhasilan. Hal ini pengenalan terhadap diri sendiri

merupakan bagian dari kecerdasan emosional yang sangat lah berpengaruh dalam

proses pembelajaran.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan kecerdasan

emosional akan mampu membuat anak-anak bersemangat tinggi dalam

belajar, atau untuk disukai teman-temannya di tempat-tempat bermain,

juga akan membantunya dua puluh tahun kemudian ketika ia telah masuk

dalam dunia kerja atau ketika sudah berkeluarga (Aunurrahman, 2016:86).

Salovey dan Meyer (dalam Aunurrahman, 2016:87) mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai “himpunan bagian dari kecerdasan sosial

yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri

sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”.

Pendapat keduanya memberikan isyarat bahwa keterampilan kecerdasan

emosional (EQ) bukan lah lawan dari keterampilan kecerdasan intelektual (IQ)

atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik

pada tingkatan konseptual maupun empirik, idealnya seseorang dapat menguasai

keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Barangkali

perbedaan saling mendasar antara kecerdasan intelektuan (IQ) dan kecerdasan

emosional (EQ) adalah, bahwa kecerdasan emosional (EQ) tidak dipengaruhi oleh

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

3

faktor keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang tua dan para

pendidik untuk melanjutkan apa yang telah disediakan oleh alam agar anak

mempunyai peluang lebih besar untuk meraih kesuksesan. Dengan demikian maka

kecerdasan emosional lebih merupakan hasil dari aktivitas individu dala melatih

fungsi-fungsi emosional diri sendiri atau oleh orang lain sehingga lebih

merupakan prestasi belajar.

Gardner menilai bahwa skala kecerdasan Stanford-Binet tidak meramalkan

kinerja yang sukses, bahkan menurut sejumlah penelitian, telah banyak

terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih

signifikan dibanding kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan intelektual

barulah sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan

emosilah yang sesungguhnya (hampir seluruh terbukti) mengantarkan

seseorang menuju puncak prestasi. Terbukti, banyak orang yang memiliki

kecerdasan intelektual tinggi, kemudian terpuruk di tengah-tengah

persaingan. Sebaliknya banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual

biasa-biasa saja, justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja, menjadi

pengusaha-pengusaha sukses, dan pemimpin-pemimpin di berbagai

kelompok. Di sinilah kecerdasan emosi (EQ) membuktikan eksistensinya

(Aunurrahman: 2016:88).

Atas dasar itulah maka berkembanganya tentang kecerdasan lain yang lebih luas

dari konsep buku kecerdasan intelektual (IQ) yaitu kecerdasan atar pribadi yang

lebih menekankan pada pemahaman tentang perasaan, dan mengakui betapa

pentingnya kemampuan emosional dan kemampuan komunikasi dalam kehidupan.

Ahli-ahli psikolog lain termasuk diantaranya Stenberg dan Salovey telah

menganut pandangan yang lebih luas dan berusaha menemukan kembali kerangka

yang dibutuhkan manusia untuk meraih sukses dalam kehidupannya, dan

menuntun penelitian tentang betapa pentingnya kecerdasan pribadi atau

kecerdasan emosional. Karena emosi merupakan suatu kekuatan yang dapat

mengalahkan nalar, maka harus ada upaya untuk mengendalikan, mengatasi dan

mendisiplinkan kehidupan emosional, dengan memberlakukan aturan-aturan guna

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

4

mengurangi ekses-ekses gejolak emosi, terutama nafsu yang terlampau bebas

dalam diri manusia yang seringkali mengalahkan nalar. Pengembangan emosi

dikalangan anak-anak akan membantu mereka mengambil keputusan dan dapat

menilai mana sesuatu yang harus dilakukan dan mana tidak boleh dilakukan.

Sebagian besar ahli yang mengkaji aspek-aspek emosi menyimpulkan bahwa

kecerdasan emosional merupakan hasil dari proses belajar, walaupun beberapa

diantaranya ada yang berpendapat bahwa hal itu dipengaruhi oleh faktor bawaan.

Oleh sebab itu maka melalui kegiatan pembelajaran, guru harus menyediakan atau

menciptakan ruang yang luas dan iklim yang kondusif untuk berkembangnya

kecerdasan emosional anak. Kemampuan guru melatih setiap dimensi-dimensi

emosi harus dipandang sebagian bagian esensial pembelajaran. Dengan demikian

berarti pula perubahan-perubahan yang terjadi pada anak melalui kegiatan

pembelajaran harus menyentuh dimensi-dimensi emosional ini, bukan hanya

dilihat dari perubahan kognitif belaka.

Dalam lingkup pendidikan formal mutu pendidikan tidak terlepas dari prestasi

belajar, sehingga faktor siswa adalah salah satu faktor yang diperlukan

untuk memajukan pembelajaran dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di

Indonesia, oleh sebab itu dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah salah

satunya dapat dilihat dari prestasi belajar. Standar pengukuran yang

menunjukkan kemampuan siswa memahami proses pembelajaran dapat diketahui

dari prestasi belajar.

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

5

Sebagaimana didefinisikan menurut Djamarah (2008:13), yang menyatakan

bahwa:

“Prestasi belajar yang tinggi menunjukkan keberhasilan pembelajaran,

dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan

belajar yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran belum terlaksana.

Proses pembelajaran adalah proses yang dengan sengaja diciptakan

untuk kepentingan anak didik yang melibatkan jiwa dan raga oleh

karenanya sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang

mempengaruhi tingkah laku”.

Untuk tercapainya prestasi belajar yang tinggi bukanlah suatu hal yang mudah,

karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat

mempengaruhinya, antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. Adapun

faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti

kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Sedangkan faktor

eksternal, adalah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah,

udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan

prasarana belajar.

Menurut Goleman (2016:42), kecerdasan intelektual (IQ) hanya

menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan

faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional

atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri,

mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati

(mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ

tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional

terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya

kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ

merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2016).

Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational

intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja,

melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.

Dilihat uraian diatas bahwa pada dunia pendidikan kemampuan kecerdasan

emosional memerankan peranan penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

6

tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut bermakna bahwa, semakin

tinggi kemampuan kecerdasan emosional seseorang, maka semakin besar

peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

kecerdasan emosional seseorang, maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh prestasi. Dalam hal ini peneliti ingin melakukan tes kecerdasan

emosional di SMAN 1 Jati Agung, dari penjelasan diatas bahwa kecerdasan

emosional siswa berkaitan dengan proses pembelajaran yang kemudian memberi

dampak pada prestasi belajarnya, maka berangkat dari hal tersebut penulis ingin

mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil

belajar sejarah. Oleh karena itu penulisan ini dilakukan dengan judul penelitian:

“Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas

XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung

Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017?

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

7

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1

Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017.

1.4. Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa : Dapat digunakan sebagai pemahaman diri, penilaian diri,

serta penerimaan diri.

2. Bagi guru : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan

alternatif alat prediksi, suatu bantuan diagnosa, alat

pemantau, dan sebagai instrumen evaluasi.

3. Bagi Penulis : Memberikan pengalaman yang berarti dan untuk

menambah ilmu agar menjadi bekal kedepannya.

1.5. Ruang lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian : Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS

di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun

Ajaran 2016/2017

2. Objek Penelitian : Objek penelitian ini adalah kecerdasan emosional

dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMAN

1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

8

2016/2017

3. Tempat Penelitian : Tempat penelitian ini adalah di SMAN 1 Jati

Agung Lampung Selatan

4. Waktu Penelitian : Waktu penelitian dilaksanakan pada semester

genap Tahun Ajaran 2016/2017

5. Bidang Ilmu : Pendidikan

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

REFERENSI

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Hlm. 85

Ibid. Halaman 86

Ibid. Halaman 87

Ibid. Halaman 88

Djamarah, Syiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Halaman 13.

Goleman, Daniel. 2016. Emotional intelligence (kecerdasan emosional)

mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Halaman 42.

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN

PARADIGMA

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjuan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini akan di uraikan beberapa konsep yang dapat

dijadikan landasan teori bagi penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian

ini:

2.1.1. Konsep Hubungan

Menurut Sukardi (2008:33) Hubungan adalah sesuatu yang mengukur derajat

keeratan (korelasi) antara dua variabel baik yang sudah jelas secara literatur

berhubungan atau sesuatu masalah yang akan diteliti. Selanjutnya Margono

(2007:134) berpendapat hubungan adalah gambaran yang sistematis yang

menjabarkan antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya

merupakan hipotesis dalam penelitian yang sistematis tentang suatu fenomena,

Sedangkan Sugyiyono (2015:59) berpendapat bahwa hubungan adalah suatu

kolerasi yang saling mempengaruhi dalam suatu hal ini disebut dengan

hubungan interaktif. Jadi hubungan adalah kekuatan antara variabel X dan

variabel Y yang saling berkorelasi.

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

10

2.1.2. Konsep Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan merupakan istilah umum untuk menggambarkan kepintaran

atau kepandaian orang. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan

pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John

Meyer dari University of New Hampshire (Shapiro, 2003:5). Beberapa bentuk

kualitas emosional yang dinilai penting bagi keberhasilan, yaitu:

1. Empati

2. Mengungkapkan dan memahami perasaan

3. Mengendalikan amarah

4. Kemandirian

5. Kemampuan menyesuaikan diri

6. Disukai

7. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi

8. Ketekunan

9. Kesetiakawanan

10. Keramahan

11. Sikap hormat.

Menurut Solovey dan Meyer, dalam menggambarkan tentang denifisi

kecerdasan emosional yaitu:

Salovey dan Meyer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan

memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang

lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk

membimbing pikiran dan tindakan” (dalam Aunurrahman, 2016:87).

Pendapat keduanya memberikan isyarat bahwa keterampilan kecerdasan

emosional (EQ) bukan lah lawan dari keterampilan kecerdasan intelektual (IQ)

atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik

pada tingkatan konseptual maupun empirik, idealnya seseorang dapat

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

11

menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional.

Barangkali perbedaan saling mendasar antara kecerdasan intelektual (IQ) dan

kecerdasan emosional (EQ) adalah, bahwa kecerdasan emosional (EQ) tidak

dipengaruhi oleh faktor keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang

tua dan para pendidik untuk melanjutkan apa yang telah disediakan oleh alam

agar anak mempunyai peluang lebih besar untuk meraih kesuksesan. Dengan

demikian maka kecerdasan emosional lebih merupakan hasil dari aktivitas

individu dala melatih fungsi-fungsi emosional diri sendiri atau oleh orang lain

sehingga lebih merupakan hasil belajar.

Untuk memberikan pemahaman dasar tentang kecerdasan emosional, Daniel

Golemen, pengarang buku Emotional Intelligence pada bagian buku yang

diberi judul Working with Emotional Intelligence mencoba menjelaskan

beberapa konsep keliru yang paling lazim terjadi dan harus diluruskan.

Pertama, kecerdasan emosi tidak hanya berarti “bersikap ramah”, pada

saat-saat tertentu yang diperlukan mungkin bukan “sikap ramah”

melainkan, mungkin sikap tegas yang barangkali memang tidak

menyenangkan, tetapi mengungkapkan kebenaran yang selama ini

dihindari.

Kedua, kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada

perasaan untuk berkuasa- “memanjakan perasaan-perasaan, melainkan

mengelola perasaan-perasaan sedemikian rupa sehingga terekspresikan

secara tepat dan efektif, yang memungkin orang bekerjasama dengan

lancar menuju sasaran bersama. Tingkat kecerdasan tidak terkait dengan

faktor genetis, tidak juga hanya dapat berkembang pada masa kanak-

kanak. Tidak seperti IQ yang berubah hanya sedikit setelah melewati usia

remaja, kecerdasan emosi lebih banyak diperoleh melalui belajar dari

pengalaman sendiri, sehingga kecakapan-kecakapan kita dalam hal ini

dapat terus tumbuh (Goleman, 2000: 9).

Sebuah model pelopor lain yentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-

On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

12

kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan

sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam

mengatasi tututan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000:180).

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2016:48-51)

mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang

penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum

kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik,

matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal.

Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh

Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari :”kecerdasan antar

pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang

memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu

membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah

kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan

tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang

teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal

tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.” (Goleman,

2016:50).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi

itu mencakup “kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat

suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.” Dalam kecerdasan

antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia

mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan

kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta

memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”. (Goleman, 2016:51).

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

13

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey

(Goleman, 2016:55) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan

intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan

emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah

kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan

untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Menurut Goleman (2002:512), kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage

our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)

melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati dan keterampilan sosial.

2. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi Siswa

Ada beberapa ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi menurut

Rachman (2005:43-75) yaitu sebagai berikut.

a. Sadar diri, pandai mengendalikan diri, bisa dipercaya, bisa

beradaptasi dan kreatif.

b. Bisa berempati, memahami perasaan orang lain, menyelesaikan

konflik dan bisa bekerjasama dalam tim.

c. Bisa bergaul dan membangun persahabatan.

d. Bisa mempengaruhi orang lain.

e. Berani bercita-cita.

f. Bisa berkomunikasi.

g. Percaya diri.

h. Bermotivasi tinggi, menyambut tantangan, mempunyai

dorongan untuk maju, berinisiatif dan optimis.

i. Bisa berekspresi dan berbahasa lancar.

j. Menyukai gambar dan cerita.

k. Menyukai pengalaman baru.

l. Teliti dan perfeksionis.

m. Suka membaca tanpa didorong-dorong.

n. Mengingat kejadian dan pengalaman dengan mudah.

o. Suka belajar.

p. Rasa ingin tahu yang besar.

q. Rasa humor tinggi.

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

14

r. Aktif berfantasi dan kreatif dalam memecahkan masalah.

s. Senang mengatur dan mengorganisasikan aktivitas.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anak yang

memiliki ciri-ciri kecerdasan emosional akan dapat berinteraksi dengan

baik dilingkungan sosialnya karena ia memiliki kesadaran diri, pandai

mengendalikan diri, bisa dipercaya, bisa beradaptasi, berempati, memahami

perasaan orang lain, dapat menyelesaikan konflik , dapat bekerjasama dengan

orang lain dan lain sebagainya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi Siswa

Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak kelahiran tetapi didapat melalui

pembelajaran. Didalam penelitian-penelitian ditemukan bahwa menurut

(Saphiro, 2003:4), keterampilan sosial dan emosional lebih penting bagi

keberhasilan hidup ketimbang kemampuan intelektual.

a. Faktor Fisik

Kecerdasan emosi akan berkembang sejalan dengan perkembangan fisik

dan mental anak. Menurut Le Doux (Goleman, 2016:20-32) bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu fisik. Secara

fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap

kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya. Bagian

otak yang digunakan untuk berfikir yaitu korteks (kadang kadang

disebut juga neo korteks). Sebagai bagian yang berada dibagian otak

yang mengurusi emosi yaitu system limbic, tetapi sesungguhnya

antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi

seseorang.

1) Korteks. Bagian ini berupa bagian berlipat-lipat kira kira

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

15

3 milimeter yang membungkus hemisfer serebral dalam

otak. Konteks berperan penting dalam memahami sesuatu

secara mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan

tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya.

Korteks khusus lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar

peredam yang memberi arti terhadap situasi emosi sebelum berbuat

sesuatu.

2) Sistem limbik. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang

letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama

bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan implus. Sistem

limbik meliputi hippocampus, tempat berlangsungnya proses

pembelajaran emosi dan tempat disimpannya emosi. Selain itu ada

amygdala yang dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada

otak.

b. Faktor Psikis

Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh faktor fisik, dapat

dipengaruhi oleh kepribadian individu, dimana kepribadian individu ini

terbentuk karena adanya faktor lingkungan keluarga dan sekolah.

1) Lingkungan Keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam

mempelajari emosi. peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena

orang tua adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi,

diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi kepribadian dari

kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat

anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Menurut penelitian

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

16

Hooven (Goleman, 2016:269), orangtua yang terampil secara

emosional memiliki anak-anak dengan pergaulan yang lebih baik

dan memperlihatkan lebih banyak kasih sayang kepada

orangtuanya, serta lebih sedikit bentrok dengan orang tuanya. Selain

itu, anak-anak ini juga lebih pintar menangani emosi, lebih efektif

menenagkan diri saat marah, dan tidak sering marah.

Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting

bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak).

Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat memerankan

fungsinya dengan baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan

rasa memiliki, rasa aman, kasih saying dan mengembangkan

hubungan yang baik diantara anggota keluarga.

Menurut Yusuf (2000:39) secara psikologis keluarga

berfungsi sebagai:

1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya.

2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis.

3) Sumber kasih sayang dan penerimaan.

4) Model pola prilaku yang tepat bagi anak untuk

belajar menjadi anggota masyarakat yang baik.

5) Pemberi bimbingan bagi pengembangan prilaku yang

sosial dianggap tepat.

6) Pembentuk anak dalam memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya

terhadap kehidupan.

7) Pemberi bimbingan dalam belajar ketrampilan

motorik, verbal dan sosial dibutuhkan untuk

menyesuaikan diri.

8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak

untuk mencapai prestasi,baik disekolah maupun

dimasyarakat.

9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi.

10) Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak

sampai cukup usia untuk mendapatkan teman diluar

rumah, atau apabila persahabatan diluar rumah tidak

memungkinkan.

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

17

Keluarga mempunyai peran yang sangat bagi pertumbuhan pribadi

anak. Perawatan atau kasih sayang orang tua yang diberikan kepada

anak baik itu bersifat sosial atau agama merupakan jalan yang terbaik

untuk memunculkan pribadi anak yang baik, faktor yang lain

seprti lingkungan sekolah, lingkungan sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang bisa membentuk kepribadian anak. Dilembaga ini

anak akan mulai memperoleh pengetahuan dan mengetahui

kelemahannya, dilembaga ini pula anak akan mulai memahami

bagaimana pentingnya menjalankan tanggung jawab yang diberikan

oleh guru serta bagaimana memilih teman yang baik.

2) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan

latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu

mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral

spritual, intelektual, emosional maupun sosial.

Sekolah menurut Etzioni (Goleman, 2016:403-404), berperan

sentral dalam membina karakter dengan menanamkan disiplin diri

dan empati, yang pada gilirannya memungkinkan keterlibatan

tulus terhadap nilai peradaban dan moral. Selain itu, menurut

Hurlock (1997), sekolah merupakan faktor penentu bagi

perkembangan pribadi anak (siswa). Ada beberapa alasan,

mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi

perkembangan kepribadian anak, yaitu:

1) Para siswa harus hadir di sekolah.

2) Sekolah memberi pengaruh kepada anak secara

dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya.

3) Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah

dari pada ditempat lain diluar rumah.

4) Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

18

untuk meraih sukses.

5) Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada

anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara

realistis.

Ketika kehidupan keluarga semakin banyak anak, bukan lagi

merupakan landasan kokoh dalam kehidupan, maka lembaga

sekolah sebagai salah satu tempat dimana masyarakat dapat

memperoleh pengetahuan dan mencari pembetulan terhadap

cacat anak dibidang ketrampilan emosional dalam pergaulan. Ini

bukan berarti sekolah yang dapat menggantikan l embaga sosial

yang sering kali berada dalam ambang keruntuhan. Tetapi, karena

setiap anak masuk sekolah, anak dapat diberi pelajaran dasar untuk

hidup, yang barang kali tak pernah akan mereka dapatkan dengan

cara lain.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang

dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik dan

psikis. Secara fisik terletak dibagian otak yaitu korteks dan sistem limbik,

secara psikis diantarnya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah

kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan

untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

4. Komponen Kecerdasan Emosional

Goleman mengutip Salovey (2016:56-57) menempatkan menempatkan

kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

19

yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima

kemampuan utama, yaitu :

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk

mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini

merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi

menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran

seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2016:62)

kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran

tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah

larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang

belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu

prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah

menguasai emosi.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan

tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi

berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan

mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2016:75-76). Kemampuan ini

mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

20

ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan

yang menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,

yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan

dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi

yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Menurut Goleman (2016:56) kemampuan seseorang untuk mengenali

orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.

Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap

sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang

dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang

orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk

mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang

mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu

menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul,

dan lebih peka (Goleman, 2016:133). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan

bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan

emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman,

2016:169). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

21

memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada

emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka

orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang

lain.

e. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan

yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar

pribadi (Goleman, 2016:57). Keterampilan dalam berkomunikasi

merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga

memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan

sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini

populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan

karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002:57). Ramah tamah,

baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif

bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain.

Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya

hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengambil komponen-komponen

utama dan prinsip-prinsip dasar dari kecerdasan emosional sebagai faktor

untuk mengembangkan instrumen kecerdasan emosional.

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

22

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain

Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci),

Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan).

Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear

(ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2016:409-410)

mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua

tokoh di atas, yaitu :

a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis,

mengasihi diri, putus asa

c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut

sekali, waspada, tidak tenang, ngeri

d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang,

terhibur, bangga

e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan

hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih

f. Terkejut : terkesiap, terkejut

g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka

h. malu : malu hati, kesal.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman

pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi

itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku

terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan

Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar,

tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan.

Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu

membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

23

dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi.

Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan

mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman,

2016:xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2016:63) orang cenderung menganut gaya-gaya

khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri,

tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka

penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan

hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-

sia.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu

perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku

terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu

perasaan yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku

terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya dan

akan mempengaruhi proses fisiologis pada diri seseorang tersebut.

Keterampilan EQ juga bukanlah lawan ketrampilan IQ atau keterampilan

kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan

konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi

oleh faktor keturunan. Keterampilan IQ atau keterampilan kognitif yang tinggi

tidak dapat menjamin siswa untuk selalu berprestasi baik, seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan

rasional tinggi memperoleh nilai rata-rata atau bahkan di bawah rata-rata yang

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

24

berarti adalah sebuah kegagalan dalam belajar. Hal tersebut dapat terjadi

karena kecenderungan siswa yang hanya menggunakan kecerdasan rasional

dan kurang memberdayakan kecerdasan emosionalnya sehingga

memungkinkan siswa menemui banyak hambatan dalam proses belajarnya.

Hambatan yang sering terjadi misalnya stress, kejenuhan dan kebosanan

(gangguan emosional), hal ini dapat berdampak pada menurunnya minat dan

motivasi untuk belajar. Gangguan emosional dapat mempengaruhi kehidupan

mental, murid-murid yang cerdas, marah atau depresi yang akan mengalami

kesulitan belajar. Orang-orang yang terjebak dalam keadaan ini juga menemui

kesukaran menyerap informasi dengan efisien atau menanganinya dengan

benar.

Kecerdasan emosional yang tidak terpelihara dengan baik akan mempengaruhi

tingkat perkembangan emosional dalam diri siswa. Emosional yang tidak

terkontrol dengan baik memberikan efek tidak baik pada daya pikir siswa yang

selanjutnya akan berpengaruh juga pada kecerdasan rasional (kognitif) siswa.

Efek berkelanjutan ini akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang

mengalami penurunan. Kecerdasan emosional yang dimaksud oleh peneliti

adalah kemampuan individu untuk mengenali perasaannya sehingga dapat

mengatur dirinya sendiri dan menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sementara dilingkungan sosial ia mampu

berempati dan membina hubungan baik terhadap orang lain.

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

25

5. Pengukuran Kecerdasan Emosional

Dalam pengukuran kecerdasan emosi, terdapat dua cara yang dapat digunakan,

yaitu performance test dan self-report test (Didik, 2009: 34). Performance

test memiliki respon yang dapat dinilai secara objektif, dan memiliki kriteria

skor yang tetap. Sedangkan pada self-report test, seseorang diminta untuk

merespon dengan cara menilai sendiri atas suatu pernyataan-pernyataan yang

menggambarkan tingkat kecerdasan emosinya. Sebagai contoh, pada

performance test, kita menilai kecerdasan emosi seseorang dengan cara

memintanya untuk mengidentifikasi emosi wajah seseorang. Sedangkan pada

self-report test, pengukuran kecerdasan emosi dilakukan dengan menanyakan

kepada subjek seberapa baik dia dalam mengenali emosi wajah seseorang.

Mengenai kedua cara pengukuran ini, terdapat beberapa perbedaan yang dapat

dijadikan diskusi mengenai kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam

pengukuran kecerdasan emosi (Didik, 2009: 35), yaitu:

1. Pengukuran dengan performance test menilai kecerdasan emosi secara

aktual, sedangkan pada pengukuran dengan self-report test menilai

persepsi mengenai kecerdasan emosi. Baik persepsi maupun aktual

dari kecerdasan emosi, keduanya adalah prediktor penting (yang

kadang berdiri sendiri-sendiri) mengenai bagaimana seseorang

beradaptasi dengan lingkungannya yang sulit. Dengan kata lain, apa

yang seseorang yakini adalah benar dapat menjadi sama pentingnya

dengan yang secara aktual benar.

2. Pengukuran dengan performance test umumnya lebih banyak memakan

waktu dibandingkan dengan self-repor test. Hal ini terjadi karena

dalam self-report test memungkinkan seseorang untuk meringkas

tingkat kecerdasan emosi yang dimilikinya dalam suatu pernyataan

yang singkat sedangkan pada performance test memerlukan sejumlah

observasi penting sebelum tingkatan kecerdasan emosi dinyatakan.

3. Pengukuran dengan self-report test membutuhkan seseorang untuk

menilai tingkat kecerdasan emosi dirinya sendiri. Kelemahannya,

seseorang kemungkinan tidak memiliki pemahaman yang akurat

mengenai kecerdasan emosi. Kelemahan lain pengukuran dengan self-

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

26

report test adalah seseorang dapat memilah jawaban yang paling baik

(atau buruk) yang berbeda dengan kondisi aktualnya.

4. Akan tetapi, pengukuran dengan self-report test didasarkan pada

pemahaman dasar bahwa individulah yang paling mengetahui kondisi

internal dalam dirinya.

5. Pengukuran dengan self-report test cenderung berkorelasi dengan

trait kepribadian yang sudah ada, sedangkan pada pengukuran dengan

performance test sedikit berhubungan dengan pengukuran kepribadian

akan tetapi lebih banyak berkorelasi dengan pengukuran kecerdasan

tradisional.

Dilihat uraian diatas untuk dapat mengetahui tingkatan kecerdasan emosional

dapat dilakukan dengan cara alat tes kecerdasan self-report test, pengukuran

kecerdasan emosi dilakukan dengan menanyakan kepada subjek seberapa baik

dia dalam mengenali emosi wajah seseorang.. Hasil tes ini memberikan

indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan menggambarkan kecerdasan

seseorang hampir keseluruhan. Atas dasar penjelasan tersebut maka dapat

dikatakan kecerdasan emosional seseorang dapat diukur dan ditunjukan hasil

tes kecerdasan emosional (EQ), yang kemudian digunakan dalam berbagai

fungsi untuk kepentingan tertentu.

6. Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat

meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada

siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh

prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun

kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang

relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya

faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang

mempengaruhi.

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

27

Menurut Goleman (2016:42), kecerdasan intelektual (IQ) hanya

menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah

sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah

kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni

kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol

desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta

kemampuan bekerja sama.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ

tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan

emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.

Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi.

Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan

belajar siswa di sekolah (Goleman, 2016). Pendidikan di sekolah

bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model

pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu

mengembangkan emotional intelligence siswa.

Sukardi dalam Qory (2010:26) menerangkan “Definisi prestasi belajar

sebagai taraf prestasi yang dicapai dari bermacam-macam pelajaran yang telah

diikuti”.

Dikemukakan oleh Slameto (2003: 54) fakto-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

Yaitu faktor yang ada didalam dm individu yang sedang belajar. Faktor

intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan).

c. Faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern

Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dan:

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga,

b. Suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, penegrtian orang

tua, dan latar

c. belakang kebudayaan).

d. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas rumah).

e. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media,

teman bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

28

Melihat uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional

merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa

yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang baik di sekolah.

Siswa dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti

kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran, menguasai kebiasaan

pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sebaliknya siswa yang tidak

dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan

mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk

berkonsentrasi pada pelajaran ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih,

sehingga bagaimana siswa diharapkan berprestasi kalau mereka masih

kesulitan mengatur emosi mereka.

2.1.3. Konsep Prestasi Belajar Sejarah

1. Konsep Prestasi Belajar

Melalui prestasi belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap

materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Banyak definisi para

ahli tentang prestasi belajar, diantaranya sebagai berikut:

a) Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes. Menurut Ahmadi (2002:33), prestasi belajar adalah hal

yang menyangkut hasil pembelajaran atau hasil yang dicapai anak didik

yang diukur melalui aktivitas belajar.

b) Prestasi belajar merupakan suatu indikator dari perkembangan dan

kemajuan siswa atas penguasaan dari pelajaran-pelajaran yang telah

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

29

diberikan guru kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan olah Nasrun Harahap, dkk. sebagaimana dikutip oleh

Djamarah (2008:226) bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.

c) Djamarah (2008:114), menyatakan bahwa “Belajar pada hakikatnya

adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi

psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar

bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar

dan faktor dari dalam”.

Dikemukakan oleh Slameto (2003: 54) fakto-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

Yaitu faktor yang ada didalam dm individu yang sedang belaj ar.

Faktor intern terdiri dari:

d. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

e. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan).

f. Faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern

Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dan:

f. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga,

g. Suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, penegrtian orang

tua, dan latar

h. belakang kebudayaan).

i. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas rumah).

j. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media,

teman bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

30

Selain faktor-faktor tersebut diatas, menurut Nasution (2004: 50) prestasi

belajar juga dipengaruhi oleh kecakapan dan ketangkasan belajar yang

berbeda secara individual. Walaupun demikian, kita dapat membentuk anak

dengan memberi petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamiu -

sukses anak dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

pencapaian hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru kepada siswa melalui evaluasi

atau penilaian pada suatu mata pelajaran termasuk mata pelajaran Sejarah.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa mencakup penilaian penguasaan,

baik yang besifat kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2. Konsep Pembelajaran Sejarah

Abdulgani (2005: 48) mengemukakan bahwa ilmu sejarah adalah salah

satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis

keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau

beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis

seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan

perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta

arah proses masa depan.

Ismaun (2010:52) mengatakan sejarah sebagai ilmu meliputi:

1. Metode khusus sejarawan untuk merekonsruksi secara kritis, analitis

dan imajinatif peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang

lampau berdasarkan bukti-bukti peninggalan, data, tulisan, dan

rekaman.

2. Pernyataan, pendapat dan pandangan sejarawan yang diungkapkan

berdasarkan dokumen, text-book atau kisah-kisah tentang peristiwa

yang benar-benar terjadi pada waktu yang lalu.

Menurut Kuntowijoyo (2004:97), beberapa ciri atau karakteristik sejarah

sebagai ilmu, yaitu: a) memiliki objek; b) memiliki metode; c)mempunyai

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

31

generalisasi; d) bersifat pengalaman; e) memiliki teori.

Sapriya (2009:208-209) menjelaskan mata Pelajaran Sejarah adalah cabang

ilmu pengetahuan sosial yang sudah diterapkan dari di Sekolah Dasar. Sejarah

adalah cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan

perkembangan serta peranan masyarakat dimasa lampau berdasarkan metode

dan metodologi tertentu.

Menurut Hamid Hasan (1997:141), proses belajar Sejarah bukan semata-

mata menghafal fakta, siswa dapat mengenal kehidupan bangsanya secara

lebih baik dan mempersiapkan kehidupan pribadi dan bangsanya yang

lebih siap untuk jangka selanjutnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang

tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri, untuk satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah dijelaskan terkait materi dan tujuan dari pembelajaran

Sejarah maka Mata Pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam

pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam

pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air.

Pentingnya pembelajaran sejarah di sekolah guna mengingat penanaman

nilai norma serta cinta tanah air perlu di tanamkan sejak dini, belajar

sejarah secara tidak langsung mengenalkan kepada siswa untuk belajar

mengenai pengalaman. Dengan sejarah, siswa dapat terbentuk rasa cinta

tahah air, mengenal tentang nilai kepahlawanan kecintaan terhadap bangsa,

jati diri, dan budi pekerti.

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

32

Berdasarkan konsep-konsep di atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai

prestasi belajar Sejarah. Secara umum ketika berbicara mengenai prestasi

belajar Sejarah maka dapat diartikan yaitu hasil belajar siswa berupa nilai yang

diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru

kepada siswa melalui evaluasi atau penilaian pada suatu mata pelajaran

termasuk mata pelajaran Sejarah

2.2. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan teori-teori yang telah diungkapkan diatas,

kecerdasan emosional diprediksi memiliki hubungan dengan prestasi belajar

siswa. Pembelajaran mendapat tempat yang lebih luas, harus menjadi wahana

untuk penumbuhkembangan potensi-potensi siswa secara holistik melalui peran

aktif mereka menuju perubahan yang lebih baik. Dalam keadaan ini sangat

diperlukan upaya-upaya konstruktif guru dalam mengembangkan dimensi-dimensi

emosional siswa agar mereka semakin mampu menghadapi berbagai persoalan,

bersemangat, ulet, tekun, bertanggung jawab, mampu menjalin komunikasi secara

sehat dengan individu atau kelompok lain. Kesemuanya ini merupakan akar-akar

emosi yang menjadi landasan untuk mencapai sukses yang diharapkan.

Dalam proses pembelajaran pengenalan terhadap diri sendiri atau kepribadian diri

merupakan hal yang sangat penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri (self

empowering). Pengenalan terhadap diri sendiri berarti pula kita mengenal

kelebihan-kelebihan atau kekuatan yang kita memiliki untuk mencapai hasil

belajar yang kita harapkan. Pada sisi lain juga berarti kita mengenal kelemahan-

kelemahan pada diri kita sendiri sehingga kita dapat berupaya mencari cara-cara

yang konstruktif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Jika

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

33

kelemahan-kelemahan pribadi diri tidak kita pahami dengan baik, maka akan

berpotensi membawa kita pada ketidakberhasilan. Hal ini pengenalan terhadap

diri sendiri merupakan bagian dari kecerdasan emosional yang sangat lah

berpengaruh dalam proses pembelajaran. Hasil-hasil penelitian menunjukkan

bahwa keterampilan kecerdasan emosional akan mampu membuat anak-anak

bersemangat tinggi dalam belajar, atau untuk disukai teman-temannya di tempat-

tempat bermain, juga akan membantunya dua puluh tahun kemudian ketika ia

telah masuk dalam dunia kerja atau ketika sudah berkeluarga.

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya

dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang

baik di sekolah. Siswa dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik

berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran, menguasai kebiasaan

pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sebaliknya siswa yang tidak dapat

menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami

pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada

pelajaran ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih, sehingga bagaimana siswa

diharapkan berprestasi kalau mereka masih kesulitan mengatur emosi mereka.

Siswa dengan kecerdasan emosional (EQ) tinggi akan lebih mudah untuk

menangkap materi pelajaran dalam proses belajarnya dibandingkan dengan

kecerdasan emosional (EQ) rendah. Proses pembelajaran yang baik akan

mendukung pula perolehan belajar yang baik. Kecerdasan emosional (EQ) dan

hasil belajar siswa merupakan dua variabel yang diprediksi memiliki korelasi

positif. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional,

sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

34

2.3.Paradigma

r

Keterangan:

X : Kecerdasan Emosional

Y : Prestasi Belajar Sejarah

r : Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Sejarah

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu Hipo (sementara) dan thesa pernyataan

atau teori. Menurut Arikunto (2006:71) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti ,sampai terbukti melalui data

yang terkumpul”. Menurut (Sugiyono, 2015:96) “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sedangkan

menurut Margono hipotesis aadalah jawaban sementara terhadap penelitian secara

teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara

eknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan di uji

kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik,

hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui

statistik sampel (Margono, S. 2007:67).

Dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang dapat

dibuktikan kebenarannya melalui fakta maupun data dari hasil penelitian.

X Y

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

35

Berdasarkan paparan teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diajukan adalah:

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar sejarah.

H1 = Ada hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan prestasi

belajar sejarah.

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

REFERENSI

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Halaman 33.

Margono. S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka

Cipta. Halaman 134.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Halaman 59.

Shapiro, L.E. (2003) Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak.

Terjemahan oleh Alex Tri Kantjono, 2003. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. Halaman 5.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Halaman 87.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak

Prestasi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Halaman 9.

Goleman, Daniel. 2000. Ibid. Halaman 108.

Goleman, Daniel. 2016. Emotional intelligence (kecerdasan emosional)

mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Halaman 48-51.

Goleman, Daniel. 2016. Ibid. Halaman 50.

Ibid. Halaman 51.

Ibid. Halaman 55.

Ibid. Halaman 512.

Rachman, Eillen. 2005. Mengoptimalkan Kecerdasan Anak dengan Mengasah IQ

dan EQ. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 43-75.

Shapiro, L.E. (2003). Op Cit. Halaman 4.

Goleman, Daniel. 2016. Op Cit. Halaman 20-32.

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

37

Ibid. Halaman 269.

Yusuf , Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Halaman 39

Goleman, Daniel. 2016. Op Cit. Halaman 403-404.

Goleman, Daniel. 2016. Ibid. Halaman 56-57.

Ibid. Halaman 62.

Ibid. Halaman 75-76.

Ibid. Halaman 56.

Ibid. Halaman 133.

Ibid. Halaman 169.

Ibid. Halaman 57.

Goleman, Daniel. 2016. Loc Cit. Halaman 57.

Ibid. Halaman 409-410.

Ibid. Halaman xvi.

Ibid. Halaman 63.

Didik Sulaiman. (2009). Hubungan antara Kecerdasan Emosional Konsumen

dengan Intensi untuk Membeli Produk Telepon Selular. Diakses

dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125934152.4%20DID%20h%20-

%20Hubungan%20antara%20-%20Literatur.pdf pada tanggal 30

Januari 2017 pukul 20.00 WIB. Halaman 35.

Goleman, Daniel. 2016. Op Cit. Halaman 42.

Qory, Aina. 2010. Hubungan Antara Harga Diri dan Prestos Belajar

pada Remaja. UPI. Bandung. Halaman 26.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.

Rineka Cipta. Halaman 54.

Djamarah, Syiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka. Cipta.

Halaman 226.

Djamarah, Syiful. 2008. Ibid . Halaman 114.

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

38

Slameto. 2003. Loc Cit. Halaman 54

Abdulgani R. Sejarah dan Sosialisme Indonesia. Surabaya: Grip. Halaman 48.

Ismaun. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung: UPI Bandung. Halaman 52.

Kuntowijoyo. 2004. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Halaman 97.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Halaman 208-209.

Hamid, 1997. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah FIPS IKIP

Bandung. Halaman 141.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis

(Revisi VII). Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 71.

Sugiyono. 2015. Op. Cit. Halaman 96.

Margono. S. 2007. O p . C i t . Halaman 6 7 .

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode

survey. Metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan melalui

pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi dari

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari

sampel sebagai mewakili data populasi tersebut (Iskandar, 2008:66).

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:6), metode survei digunakan untuk

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.

Ciri khas penelitian ini adalah peneliti akan melakukan perlakuan untuk

mendapatkan data dengan mengedarkan angket atau kuisioner, perlakuan ini

berbeda dengan perlakuan pada metode eksperimen. Data penelitian nantinya

dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket atau kuisioner. Proses

penelitian survei merupakan kegiatan ilmiah yang sistematis untuk

mengungkapkan suatu fenomena atau gejala sosial dalam bidang pendidikan

yang menarik perhatian peneliti.

Sedangkan, teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasional,

dikarenakan penelitian ini melibatkan tindakan pengumpulan data guna

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

37

menentukan apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. (Anas Sudijo :

2011:179). Khususnya mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dengan

prestasi belajar sejarah. Sehingga penggunaan teknik korelasional sangat tepat

untuk menguji ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait

dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Penelitian ini terdiri dari dua variabel,

variabel X (variabel bebas) yaitu kecerdasaan emosional dan variabel Y (variabel

terikat) yaitu prestasi belajar sejarah.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011:117). Menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Jadi populasi merupakan

keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian. Sehubungan dengan hal

tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS di

SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017 seperti

tampak pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Anggota Populasi XI IPS SMAN 1 Jati Agung

Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. XI IPS 1 17 13 30

2. XI IPS 2 17 14 31

Jumlah 34 27 61

Sumber : Tata Usaha SMAN 1 Jati Agung 2016/2017

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

38

3.2.2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” (Sugiyono, 2011:118). Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sedangkan menurut Margono

(2007:121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang

diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpel rendom

sampling, Menurut Sugiyono (2011 : 120) simpel random sampling yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan srata yang ada dalam populasi. Menurut Margono (2007 :

123) mengenai penetapan besar kecilnya sampel tidak ada suatu ketetapan

mutlak, artinya tidak ada suatu ketetapan berapa persen suatu sampel harus

diambil. Maka dari itu peneliti mengambil sampel dari populasi yang ada

yakni sebesar 50% dengan perhitungan

x 61 = 30,5 dibulatkan menjadi

30, jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 30 siswa. Adapun cara yang

digunakan untuk menentukan anggota sampel pada penelitian ini dilakukan

menggunakan cara undian secara acak, masing-masing kelas akan diambil

sebanyak 15 orang siswa, secara jelas dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Anggota Sampel

NO Kelas Laki – Laki Perempuan Jumlah

1 X IPS 1 7 8 15

2 X IPS 2 8 7 15

Jumlah 15 15 30

Sumber : Hasil Undian Peneliti Tahun 2017

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

39

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1. Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian” (Arikunto,2006:99). Menurut Sugiyono (2011:38), variabel

penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel dalam

penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Kecerdasan

Emosional

2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar

Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017.

3.3.2. Definisi Operasinal Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut

bersifat spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur

yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya,

maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang

akan digunakan untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan Salovey dan Meyer (dalam Aunurrahman, 2016:87)

mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “himpunan bagian

dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

40

perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain,

memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk

membimbing pikiran dan tindakan”. Kecerdasan emosional

diketahhui memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan

belajar. Siswa dengan tingkat kecerdasaan emosional tinggi lebih

akan lebih berhasil dalam proses belajarnya jika dibandingkan

dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah.

2. Prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar siswa berupa nilai

yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang

diberikan guru kepada siswa melalui evaluasi atau penilaian pada

suatu mata pelajaran termasuk mata pelajaran Sejarah.

Pada rencana pengukuran variabel untuk memudahkan penulis dalam

penelitian analisis data, maka diperlukan pengukuran dan penelitian variabel.

Adapun yang akan diukur pada penelitian ini adalah hubungan antara

kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.

3.4. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, meliputi melakukan survei lapangan untuk

mendapat informasi awal sebagai dasar penyusunan proposal

penelitian. Seperti banyak kelas, dan jumlah siswa.

2. Menentukan populasi dan menentukan sampel.

3. Mengurus administrasi perizinan penelitian ke sekolah yang akan

dijadikan tempat penelitian.

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

41

4. Validitas instrumen oleh ahli, selain ahli validitas instrumen

juga dilakukan dengan menggunakan uji validitas dengan

menggunakan rumus Product Moment.

5. Pelaksanaan, yaitu proses pengumpulan data di lapangan

meliputi pengisiankuisioner kecerdasan emosional.

6. Hasil yang didapatkan yakni berupa prestasi belajar sejarah siswa

yang berasal dari nilai rapor semester ganjil tahun ajaran

2016/2017

7. Melalkukan pengkategorisasian Kecerdasan Emosional dan

Prestasi Belajar

8. Analisis data, dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah

terkumpul. Proses analisis data dimulai dengan merekap seluruh

data pada tabel hasil penelitian. Data kuisioner kecerdasan

emosional dihitung dengan bantuan program Komputer Microsoft

Office Excel 2007 untuk menghitung koefisien korelasi yaitu

antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar sejarah siswa

kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun

Ajaran 2016/2017.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Teknik Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011:145) mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

42

terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingatan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi langsung.

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung proses pembelajaran di

SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan.

3.5.2. Teknik Dokumentasi

Menurut S. Magono (2007:181), teknik dokumentasi atau studi

dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis, seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,

teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dengan mencatat data yang

sudah ada pada sekolah. Dokumentasi merupakan cara pengambilan

data yang sudah ada, seperti data Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Jati Agung

Lampung Selatan, data daftar rapor kumpulan hasil belajar siswa semester

1 (satu) yang digunakan oleh guru mata pelajaran sejarah untuk

menentukan prestasi belajar sejarah siswa.

3.5.3. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Sedangkan menurut S.

Margono (2007:167), Kuisioner adalah suatu alat pengumpul

informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk

menjawab secara tertulis pula oleh responden.

Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tentang

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

43

kecerdasan emosional siswa kelas XI IPS SMAN 1 Jati Agung Lampung

Selatan yang terdiri dari 50 butir pertanyaan untuk masing-masing

kuisioner kecerdasan emosional. Jenis angket yang dipakai dalam

penelitian ini adalah instrumen kuisioner skala Likert yang terdiri atas dua

jenis pernyataan yaitu pernyataan positif (Favorable) dan pernyataan

negatif (Unfavorable). Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:135). Alasan peneliti

menggunakan skala Likert adalah skala ini akan membantu dalam menilai

perkembangan sikap siswa mengenai tingkat kecerdasan emosi mereka.

Nazir (2005) mengemukakan bahwa prosedur dalam pembuatan

skala model Likert adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak dan

relevan dengan masalah yang sedang diteliti.

b. Item-item tersebut diujikan kepada sekelompok responden

yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.

c. Responden kemudian diminta untuk mengisi item peryataan

sesuai dengan keadaan yang paling mewakili dirinya.

Alternatif jawaban berupa sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-

ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

d. Total skor dari masing-masing responden adalah

penjumlahan dari skor masing-masing item responden tersebut.

e. Respon dianalisa untuk mengetahui item-tem mana yang sangat

nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala

total untuk respon upper dan lower dianalisa untuk melihat

smpai berapa jauh tiap item ini berbeda.

f. Item-item yang tidak menunjukkan korelasi dengan skor

total di bunag atau tidak dipakai.

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa skala model Likert memiliki lima

alternatif respon penyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R),

tidak setuju (ST), dan sangat tidak setuju (STS). Skala ini juga terdiri

dari pernyataan yang menyenangkan (favorable) dan tidak menyenangkan

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

44

(unfavorable). Bobot nilai untuk kelima respon pernyataan memiliki nilai

yang berbeda antara pernyataan favorable dengan unfavorable yaitu sebagai

berikut.

Tabel 3. Kategori Skala Likert Pernyataan Positif

Penilaian Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2011:136)

Tabel 4. Kategori Skala Likert Pernyataan Negatif

Penilaian Nilai

Sangat setuju 1

Setuju 2

Ragu-Ragu 3

Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 5

Sumber : Sugiyono (2011:136)

Alasan peneliti memberi simbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5 pada kuisioner yang

disusun oleh peneliti karena Likert (Abdurrahman dan Muhidin, 2007)

menyatakan bahwa berdasarkan kajian terhadap sifat/ciri-ciri dari data

ordinal dan interval serta untuk kepentingan pengolahan data, maka

angka-angka 1, 2, 3, 4 dan 5 yang diberikan pada alternatif jawaban pada

jenis skala pengukuran Likert tidak menunjukkan skala Likert termasuk pada

data interval, melainkan angka-angka 1, 2, 3, 4 dan 5 tadi hanyalah kode

atau simbol yang berbentuk angka untuk mengkuantifikasikan alternatif

jawaban pada skala Likert yang berbentuk kata/kalimat (kualitatif), dengan

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

45

tujuan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan pengolahan data,

terutama pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

skala Likert merupakan jenis skala pengukuran yang menyediakan data

berbentuk ordinal. Berikut ini merupakan kisi-kisi skala kecerdasan

emosional yang akan digunakan sebagai instrumen pengumpulan data:

Tabel 5. Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional

Variabel Indikator Deskriptor No. Item

Favorable Unfavorble

Kecerdasan

Emosi 1. Mengenali

perasaan

kita sendiri

1.1 Mengenal dan merasakan emosi sendiri.

4,8 6,7

1.2 Memahami faktor penyebab perasaan yang timbul

1,2,3 5,9,10

2. Mengelola emosi

dengan baik

2.1 Mampu mengekspresikan emosi 11,12 15,19

2.2 Mampu mengendalikan amarah dan agresif secara lebih baik

13,17,18 14,16,20

3. Memotivasi diri sendiri

3.1 Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan

21,27,29 28,30

3.2 Kemampuan bersikap sportif dan Optimis

22,23 24,25,26

4. Empati 4.1 Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain.

31,32,33,34 35,36,37,38

5. Membina hubunga

n dengan

orang

lain

5.3 Memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain.

41,42,43 46,48,49

5.5 Bersikap senang berbagai rasa dan Bekerjasama

39,40, 47,50 44,45

25 25

TOTAL

50

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

46

Tabel 6. Kuisioner Kecerdasan Emosional Dan Kriteria Penskoran

NO ASPEK PERNYATAAN SKOR

MAKSIMUM 1 Mengenali

perasaan

kita sendiri

Saya tahu alasan yang membuat saya sedih. 5

Saya tahu peristiwa-peristiwa apa yang membuat saya senang.

5

Saya merasa senang ketika saya mendapatkan apa yang saya inginkan.

5

Saya bisa menghadapi perasaan saya sendiri saat menghadapi masalah.

5

Saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saat marah. 5

Saya sulit melupakan masalah yang tidak menyenangkan. 5

Saya meragukan kemampuan diri saya sendiri 5

Saya dapat dengan cepat menyadari kesenangan yang

terjadi pada diri saya.

5

Saya mengakui adanya kelemahan dan kekuatan pada

diri saya sendiri

5

Sulit bagi saya untuk dapat mengetahui penyebab

dari kekecewaan yang saya rasakan

5

Jumlah Skor Maksimum 50

2 Mengelola emosi dengan baik

Saya sadar saat saya sedang marah. 5

Saya selalu tenang ketika menghadapi masalah. 5

Saya tetap bersifat positif dalam situasi apapun. 5

Saya tidak tenang ketika menghadapi masalah 5

Ketika teman menghina saya, saya akan marah dan

Membalasnya

5

Saya ragu untuk bertindak dalam mengambil peluang 5

Meskipun saya tidak suka terhadap pelajaran Sejarah, saya tetap berusaha mengikuti pelajaran dengan baik.

5

Ketika saya merasa tersinggung karena ucapan teman, saya bisa menahan diri.

5

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

47

Rasa kesal akan muncul ketika teman membatalkan

janji untuk pergi bersama saya

5

Saya belum bisa mengelola emosi saya meski

dalam keadaan penuh tekanan dalam masalah

5

Jumlah Skor Maksimum 50

3 Memotivasi diri sendiri

Saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil belajar Sejarah yang lebih baik dari sebelumnya.

5

Saya akan konsisten dengan janji saya sendiri 5

Nilai pelajaran Sejarah yang rendah memacu saya untuk giat belajar.

5

Saya takut sekali akan kegagalan terjadi pada diri saya 5

Ketika hasil tugas sejarah yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lagi.

5

Saya tidak bersemangat belajar Sejarah jika mengalami banyak masalah.

5

Saya percaya diri ketika mengerjakan soal ujian Sejarah 5

Ketika saya sedang menghadapi ujian/ulangan Sejarah

saya tidak dapat menahan keinginan untuk menonton

TV/film favorit

5

Ketika mengalami kegagalan dalam prestasi belajar

sejarah , saya akan berusaha memperbaiki

5

Ketika ada tugas sekolah/PR Sejarah, saya malas

mengerjakannya dan menyontek teman

5

Jumlah Skor Maksimum 50

4 Empati Saya bisa merasakan empati ketika orang lain menceritakan perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan kemerdekaan

5

Saya tahu bagaimana caranya menolong seorang teman

yang sedang mengalami permasalahan

5

Saya berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi pada cerita perjuangan Pahlawan dalam melawan penjajah.

5

Ketika teman saya bercerita, saya mendengarkan dengan penuh perhatian

5

Ketika seorang teman menceritakan masalah perjuangan Pahlawan dalam melawan penjajah kepada saya, saya tidak dapat merasakan kesulitannya.

5

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

48

Saya tidak merasakan bahagia saat teman saya mendapatkan prestasi belajar Sejarah yang lebih baik dari saya.

5

Jika ternan saya sedih mendapatkan nilai belajar Sejarah

tidak penting bagi saya untuk peduli kepadanya

5

Saya tidak begitu perhatian terhadap suasana hati orang lain atau isyarat yang ditunjukkan orang lain

5

Jumlah Skor Maksimum 40

5 Membina hubungan

dengan

orang lain

Saya sering melakukan musyawarah dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah dalam pelajaran Sejarah.

5

Saya merasa senang menyelesaikan tugas Sejarah bersama teman-teman.

5

Saya bisa menangkap informasi dari pembicaraan dengan orang lain disaat diskusi pelajaran Sejarah.

5

Saya membangun dan memelihara hubungan yang erat

kepada teman sekelas saya.

5

Saya selalu siap ketika harus berbicara di depan orang

banyak disaat menyampaikan sesuatu di pelajaran Sejarah

5

Saya termasuk orang yang sulit untuk bergaul dengan

orang lain.

5

Bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas pelajaran Sejarah hanya akan merepotkan saya.

5

Saya enggan untuk memulai percakapan terlebih dulu dengan orang yang belum saya kenal.

5

Saya lebih senang melakukan pekerjaan bersama-sama dalam pelajaran Sejarah dari pada sendiri.

5

Saya tidak bisa menangkap informasi dari pembicaraan dengan orang lain disaat diskusi pelajaran Sejarah.

5

Saya tidak dapat menerima pikiran orang lain jika

berbeda dengan pemikiran saya.

5

Saya malas mengikuti kegiatan sosial yang ada di

sekitar lingkungan saya.

5

Jumlah Skor Maksimum 60

Total Skor 250

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

49

3.5.4. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan

dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung,

konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil

dari berbagai referensi.

3.6. Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1. Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional

Validitas merupakan kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Validitas

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen

pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalakan

fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai

dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan

data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan

sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas isi atau content

validity. Menurut Azwar (2014 : 132), menguji validitas isi dapat

digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Untuk menguji

validitas isi setelah instrumen disesuaikan tentang aspek-aspek yang akan

diukur dengan berlandaskan teori tertentu, dapat digunakan pendapat dari

ahli (judgments experts).

Uji validitas dilakukan terhadap skala kecerdasan emosi dalam

pengembangan aspek-aspek kecerdasan emosi. Item-item pernyataan yang

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

50

terdapat dalam skala akan diujikan (judgement exspert) dengan dosen

bimbingan dan konseling di Universitas Lampung untuk mendapatkan

ketepatan item yang tepat digunakan. Ahli yang dimintai pendapatnya adalah

dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Unila yaitu Ibu Diah Utaminingsih,

S.Psi, M.A, Psi. Berdasarkan hasil uji ahli terdapat 50 item yang dinyatakan

sesuai dan layak untuk uji coba. Setelah dilakukan uji ahli terhadap terhadap

instrumen skala kemudian dilakukan uji coba dan analisis item yang

dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor

aitem instrumen dalam suatu faktor dan megkorelasikan skor faktor dengan

skor total. Untuk mengukur validitas peneliti menggunakan rumus korelasi

pearson Pearson Product Moment (Arikunto, 2013: 170) sebagai berikut :

Keterangan:

R = Koefisien korelasi Pearson

∑xy = Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan

∑x = Jumlah skor X

∑y

∑x2

∑y2

= =

=

Jumlah skor Y Jumlah kuadrat dari skor X

Jumlah kuadrat dari skor Y

N = Jumlah sampel

(Suharsimi Arikunto, 2013: 75)

Dasar mengambil keputusan:

Jika rhitung > rtable, maka instrument atau item pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

Jika rhitung < rtable, maka instrument atau item pertanyaan tidak

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

51

Butir instrumen dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) sama dengan

0,374 atau lebih (paling kecil 0,374). Hal ini serupa dengan Masrun

(dalam Sugiyono, 2011: 133-134) yang menyatakan bahwa item yang

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang

tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi

pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah

kalau r = 0,374. Uji coba skala kecerdasan emosi disebar ke sebanyak

28 siswa untuk dijadikan sample penguji validitas. Hasil uji coba yang

didapatkan dari perhitungan Pearson Product Moment menggunakan excel

adalah dari 50 butir pernyataan.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kemantapan, ketepatan dan homogenitas

suatu alat ukur. Menurut S. Margono (2007: 181), “suatu instrumen

dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan

syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut

memberikan hasil yang sama.”

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini

adalah menggunakan rumus alpha, yaitu:

Keterangan:

= Reliabilitas yang dicari

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

(Suharsimi Arikunto, 2013:109)

Kriteria untuk menentukan reliabilitas yakni sebagai berikut :

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

52

Tabel 7. Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteria

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2013: 75)

3.7. Pengkonversian Skor Menjadi Nilai dan Pengkategorisasian

3.7.1. Pengonversian Skor menjadi Nilai

Setelah pengambilan data dilakukan, maka akan diperoleh skor kuisioner

dari masing-masing siswa. Skor yang didapat dari penyebaran angket ini

disebut skor mentah (raw score). Setelah dihitung skor mentah setiap siswa,

langkah selanjutnya adalah mengolah skor mentah tersebut menjadi nilai-

nilai jadi. Nilai-nilai jadi yang dimaksud adalah angka ubahan dari skor

dengan menggunakan acuan tertentu. Rumus yang digunakan untuk

mengubah skor menjadi nilai adalah sebagai berikut:

Sumber : (Arikunto, 2013:272)

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

53

3.7.2. Pengkategorisasian Kecerdasan Emosional

Adapun kategori Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar Sejarah ini

mengunakan pengolahan data dengan pendekatan penilaian acuan norma

(PAN). Untuk melakukan kategorisasi berdasarkan pendekatan PAN ini

menggunakan rumus simpangan baku dan nilai baku atau angka skala sebagai

alat bantu praktis. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengkategorikan

data berdasarkan interval :

1. Mecari nilai keccerdasan emosional.

2. Menentukan rata-rata (mean), dengan rumus sebagai berikut:

3. Menentukan simpangan baku (SD), dengan rumus sebagai berikut:

(

)

4. Mengkategorikan nilai dengan menggunakan tabel bantu sebagai berikut:

Tabel 8. Kategorisasian Nilai Kecerdasan Emosional

Klasifikasi Batas Interval

Tinggi X > M + 1 SD

Sedang X

Rendah X < M – 1 SD

Sumber : Zainal Arifin, (2009:240)

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

54

Setelah dilakukan pengkategorisasian nilai , maka setiap jumlah frekwensi

kategori dilakukan pengubahan menjadi persentase dengan rumus :

Keterangan : P : Persentase F : Frekwensi dari setiap kategori N : Jumlah Responden

3.8. Teknik Analisis Data & Uji Hipotesis Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:147), dalam penelitian kuantitatif, analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif

antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar sejarah siswa. Adapun rumus

statistika yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Jaspen’s (M) adalah sebagai

berikut :

( )( )

( ) (( )

)

Keterangan:

Y1 = Rata-rata untuk setiap kelompok tingkat

P = Prorporsi setiap sampel dengan keseluruhan sampel

Cp = Proporsi kumulatif

Ob

Oa

Sy

= =

=

Nilai ordinat sesuai dengan nilai P (lihat tabel deviat dan Ordinat) Nilai Ordinat yang ada diatas setiap ordinat pada Ob

Simpangan baku Y

( )

(Misbahudin dan Iqbal Hasan, 2013: 64)

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

55

Rumus uji signifikansi Koefisien Korelasi Jaspen’s (M) ditunjukkan pada rumus

dibawah ini:

( )√∑[(

)]

dengan db = nr-2

Keterangan :

P = Proporsi setiap sampel dengan keseluruhan sampel

Ob = Nilai Ordinal sesuai dengan nilai P (lihat deviat dan ordinat)

Oa = Nilai Ordinat yang ada diatas setiap ordinat pada Ob

nr = Jumlah sampel

(Misbahudin dan Iqbal Hasan, 2013 : 141)

Untuk memberikan tafsiran taraf signifikansi yang diperoleh dari perhitungan

menggunakan rumus diatas menggunakan kriteria uji yaitu apabila r0 > r0,05;30

maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika r0 < r0,05;30 maka H0 diterima

dan H1 ditolak.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah di

cantumkan pada bagian teknik analisis data dan pengujian hipotesis. Sebelum

pengujian hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan

uji homogenitas sebagai berikut:

3.8.1. Uji Normalitas

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan haruslah dilakukan uji normalitas

untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Salah

satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan uji normalitas data

adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji ini digunakan apabila

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

56

peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek,

kejadian, dan lain-lain. (Margono, 2007:202)

Hipotesis:

H0 : kedua kelompok data berasal dari populasi yang ditribusi normal

H1 : kedua kelompok data dari populasi tidak berdistribusi normal

a) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan α = 5%

b) Statistik Uji

∑( )

Keterangan:

= frekuensi harapa

= frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya pengamatan

c) Keputusan uji

Tolak H0 jika x2

≥ x (1- α) (k-3) dengan taraf α = taraf nyata untuk

pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima (Sudjana, 2011: 273).

3.8.2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok siswa

berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak. Untuk Uji Homogenitas

varians pada penelitian ini menggunakan uji dua varian (Sudjana, 2011:250),

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Page 78: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

57

a) Hipotesis

H0 : Varian populasi homogen

H1 : Varian populasi tidak homogen

b) Bagi data kedalam dua kelompok

c) Cari nilai simpangan baku dari masing-masing kelompok

d) Tentukan Fhitung dengan rumus :

e) Kriteria pengujiannya:

Terima H0, apabila Fhitung˂ Ftabel

Tolak H, apabila Fhitung˂ Ftabel

Page 79: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

REFERENSI

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan & Sosial. Jakarta. Halaman 66.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Halaman 6.

Anas Sudjiono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Halaman 179.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka

Cipta. Halaman 118.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 117.

Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara. Halaman 130.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 118.

Margono. S. 2007. Op. cit. Halaman 121.

S. Nasution. 1996. Metode Reaserch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Halaman 100.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Halaman 117.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 61.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Op. cit . Halaman 99.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Halaman 87

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 145.

Margono. S. 2007. Op. cit. Halaman 181.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 142.

Margono. S. 2007. Op. cit. Halaman 167.

Page 80: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

37

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 135.

Nazir, M. 2005.Metodelogi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 135.

Ibid. Halaman 136.

Loc.cit. Halaman 136.

Abdurahman, M dan Muhidin S A. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Azwar, Saifuddin (2014). Reliabilitas dan Validitas (Edisi IV). Yogyakarta:

Pustaka Belajar. Halaman 132

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. Halaman 170

Ibid. Halaman 75.

Ibid. Halaman 272.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Halaman 240.

Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis data penelitian dengan statistik.

Jakarta: Bumi Aksara.Halaman 64.

Ibid. Halaman 141.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 133-134.

Margono. S. 2007. Op. cit. Halaman 181.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Op. Cit. Halaman 109.

Ibid. Halaman 75.

Sugiyono. 2011. Op. cit. Halaman 147.

Ibid. Halaman 255.

Misbahuddin; Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik

Edisi ke-2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Halaman 47.

Margono. S. 2007. Op. cit. Halaman 202.

Page 81: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

38

Anas Sudjiono. 2011. Op. Cit. Halaman 273.

Ibid. Halaman 250.

Page 82: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Kecerdasan Emosional dengan

Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung

Selatan Tahun Ajaran 2016/2017. Hubungan tersebut memiliki tingkat standar

signifikan atau kepercayaan 95% yang berarti tingkat kepercayaan dari kebenaran

data yang diperoleh sebesar 95%. Sehingga data yang diperoleh dari sampel dapat

mewakili atau menjadi representasi dari populasi penelitian.

5.2. Saran

Berdasarkan peneliti yang dilakukan di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2016/2017, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pada dasarnya pengukuran psikologis berfungsi dalam memprediksi,

memperkuat, dan meyakinkan para siswa oleh karena itu, Guru diharapkan

dapat membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan emosional

siswa di sekolah dan memberikan motivasi dan arahan apabila siswa

mengalami kesulitan di kelas. Sehingga siswa menjadi semakin terpacu

untuk terus berprestasi

Page 83: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan asumsi bahwa hasil tes kecerdasan

emosional dapat digunakan sebagai alat prediksi, suatu alat pemantau, dan

sebagai suatu instrumen evaluasi pada prestasi belajar sejarah.

91

Page 84: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani R. Sejarah dan Sosialisme Indonesia. Surabaya: Grip.

Abdurahman, M dan Muhidin S A. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Anas Sudjiono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis

(Revisi VII). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta

Azwar, Saifuddin (2014). Reliabilitas dan Validitas (Edisi IV). Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Djamarah, Syiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka. Cipta.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak

Prestasi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2016. Emotional intelligence (kecerdasan emosional)

mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hamid, 1997. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah FIPS IKIP

Bandung.

Page 85: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI …digilib.unila.ac.id/27255/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan & Sosial. Jakarta.

Ismaun. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung: UPI Bandung.

Kuntowijoyo. 2004. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Margono. S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Misbahuddin; Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik

Edisi ke-2. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Nazir, M. 2005.Metodelogi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Qory, Aina. 2010. Hubungan Antara Harga Diri dan Prestos Belajar pada

Remaja. Bandung : UPI Bandung.

Rachman, Eillen. 2005. Mengoptimalkan Kecerdasan Anak dengan Mengasah IQ

dan EQ. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

S. Nasution. 1996. Metode Reaserch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Shapiro, L.E. (2003) Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak.

Terjemahan oleh Alex Tri Kantjono, 2003. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

.

Yusuf , Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sumber Lain:

Didik Sulaiman. (2009). Hubungan antara Kecerdasan Emosional

Konsumen dengan Intensi untuk Membeli Produk Telepon

Selular. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/

125934152.4%20DID%20h%20-%20Hubungan%20antara%20-

%20Literatur.pdf pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 20.00 WIB.