hubungan karakteristik petani dan perilaku …digilib.unila.ac.id/55757/3/skripsi tanpa bab...

63
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMENUHAN INFORMASI USAHATANI LADA DI DESA SUKADANA BARU KECAMATAN MARGA TIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh Kiki Ambarwati JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 21-May-2020

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMENUHAN INFORMASI

USAHATANI LADA DI DESA SUKADANA BARU KECAMATAN

MARGA TIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

Kiki Ambarwati

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMENUHAN INFORMASI

USAHATANI LADA DI DESA SUKADANA BARU, KECAMATAN

MARGA TIGA, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Kiki Ambarwati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku komunikasi petani lada,

karakteristik petani lada dan menganalisis hubungan antara karakteristik petani

dan perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

lada. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga Tiga,

Kabupaten Lampung Timur. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa Desa Sukadana Baru merupakan desa dengan luas dan

jumlah produksi lada terbesar di Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Agustus 2018. Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 43 orang petani lada. Penelitian ini menggunakan metode survei, dan

dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji rank Spearman. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa seluruh petani responden berada pada tingkat

umur produktif dengan rata rata umur 42 tahun, rata rata bertingkat pendidikan

dasar (9 tahun), rata-rata luas lahan yang diusahakan 2,00 hektar, lama usahatani

lada rata rata 22 tahun, dan rata rata pendapatan sebesar Rp2.591.382,00/bulan.

Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada

masuk dalam kategori sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur

petani, luas lahan, dan pendapatan dengan perilaku komunikasi dalam pemenuhan

informasi usahatani lada.

Kata kunci: karakteristik petani, lada, perilaku komunikasi

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

ABSTRACT

Correlation Between Farmers’ Characteristics and Communication Behavior

in Fulfilling Pepper Farming Information in Sukadana Baru, Marga Tiga,

East Lampung

By

Kiki Ambarwati

The purposes of this study are to determine the communication behavior of pepper

farmers, characteristics of pepper farmers and analyze the correlation between

farmers’ characteristics and communication behavior in fulfilling pepper farming

information. This research was conducted in Sukadana Baru Village, Marga Tiga

District, East Lampung regency in August 2018. This location was chosen

purposively with consideration that Sukadana Baru Village is a village with the

largest area and pepper production in East Lampung. The number of samples in

this study were 43 pepper farmers. This study used a survey method, and data

were analyzed using descriptive analysis and rank Spearman test. The results

showed that all respondent farmers were at the productive age level with an

average age of 42 years, average level of basic education (9 years), the average

cultivated area of 2.00 hectares, pepper farming experience 22 years, and the

average income of Rp2,591,382.00 / month. Communication behavior of farmers

in fulfilling pepper farming information fell into the medium category. There was

a significant correlation between farmer's age, land size, and income with

communication behavior in fulfilling pepper farming information.

Keywords: communication behavior, farmer characteristics, pepper.

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMENUHAN INFORMASI

USAHATANI LADA DI DESA SUKADANA BARU KECAMATAN

MARGA TIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

KIKI AMBARWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani
Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani
Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Labuhan Ratu II KecamatanWay Jepara Kabupaten

Lampung Timur pada tanggal 28 April 1996 sebagai anak pertama dari pasangan

Bapak Amrul Karya dan Ibu Sukiyati. Penulis menyelesaikan studi di Taman

Kanak-kanak (TK) Pertiwi I Sumberejo Way Jepara pada tahun 2002, tingkat

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri I Labuhan Ratu II pada tahun 2008, tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri I Way Jepara pada tahun 2011,

dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri I Way jepara pada tahun

2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, Fakultas

Pertanian, Jurusan Agribisnis pada tahun 2014 melalui jalur Ujian Mandiri Lokal

(UML).

Penulis melaksanakan kegiatan homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) selama 7

hari di Dusun 2 Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten

Tanggamus pada tahun 2014. Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Nunggal Rejo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah

selama 40 hari pada bulan Januari hingga Maret 2017. Selanjutnya, pada Juli

2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Nusantara Tropical Farm

(NTF) di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi

Lampung. Penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Kemitraan dan

Kelembagaan Perkebunan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

Semasa kuliah di Universitas Lampung, penulis pernah aktif sebagai anggota

bidang 2 (Pengkaderan dan Pengabdian Masyarakat) pada organisasi Himpunan

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta) pada periode tahun 2014

hingga tahun 2018.

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

SANWACANA

Bismillahirahmannirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Karakteristik

Petani Dan Perilaku Komunikasi Petani Dalam Pemenuhan Informasi

Usahatani Lada Di Desa Sukadana Baru Kecamatan Marga Tiga Kabupaten

Lampung Timur”. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung, atas arahan,bantuan, dan nasehat yang telah

diberikan.

3. Ir. Indah Nurmayasari, M.Sc., selaku pembimbing pertama yang memberikan

bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat kepada penulis hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku pembimbing kedua yang memberikan

bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat kepada penulis hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

5. Ir. Begem Viantimala, M.Si., selaku penguji bukan pembimbing yang telah

memberikan saran, arahan, nasihat untuk perbaikan skripsi.

6. Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik atas

arahan, saran, dan motivasi selama menjadi mahasiswi agribisnis.

7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dan staf/karyawan yang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya selama ini.

8. Orang tuaku tercinta Ayahanda Amrul karya dan Ibunda Sukiyati, Adikku Igo

Ilham, dan keluarga besarku tercinta yang telah memberikan kasih sayang,

dukungan, nasehat, bantuan moril dan materil, serta doa yang tiada henti.

9. Mas Joko Sungkowo dan Bapak Supangat, yang telah memberikan bantuan

dan semangat memberikan arahan, selama menjalankan penelitian ini.

10. Sahabat-sahabat kecilku Aininda, Oktavia, Angga, Anna, Siska, Betlin, Mifta,

dan Rendi yang selalu bersedia mendengarkan curhatanku setiap waktu.

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Laras, Bella, Asih, Dayu, dan Rana, yang

selalu menghibur, memberikan dukungan dan bantuan, dan selalu ada dalam

suka maupun duka.

12. Kelompok belajarku Jessica, Intan, Ivo, Indah, Hafia, Geasti, Lussy, Fenti,

Lutfia yang selalu ada, memberikan saran, bantuan, masukan, dan

kebersamaan selama ini.

13. Sahabat-sahabat kuliahku Imas, Vero, Iis, Suci, Satria, Olpa, Widi, Oka, Faiq,

Rahmi, dan Mustopa yang selalu memberikan semangat dan selalu menghibur.

14. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Resti, Deta, Dea, Magrfira,

Nadia, Yazid, Wigaz, Ryan, Iyus, Dolar, Decka, Defline, Didi, Devira, Prana,

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih

atas nasihat, kebersamaan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama

ini.

15. Abang-abang dan sahabat-sahabat Himabullku Abang Bara, Abang Altri,

Abang Ajus, Abang Hendra, Abang Jale, Abang Nuri, Abang Haryadi, Abang

Dhanar, Abang Doni Pranata, Abang Ega, Abang Febriko, Mas Reki, Abang

Reza, dan Abang Rohim yang telah memberikan arahan selama perkuliahan.

16. Atu dan kiyai Agribisnis 2012 dan 2013, serta adik–adik angkatan 2015 dan

2016, dan 2017 atas dukungan dan bantuan kepada penulis.

17. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Segala

kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses penulisan

skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan

yang telah diberikan. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2019

Kiki Ambarwati

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 1.3 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ............................................................................................. 8

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 8

A.Perilaku Komunikasi ...................................................................... 8

B.Karakteristik Petani ........................................................................ 11

C.Lada ................................................................................................ 14

D.Informasi ....................................................................................... 17

E. Media ............................................................................................. 18

F. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 20

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 26

2.3 Hipotesis ..................................................................................................... 29

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 30

3.1 Konsep Dasar, Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi .... 30

3.2 Penentuan Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ........................ 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36

3.5 Analisis Data ....................................................................................... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.... ............................................................ 41

4.1 Gambaran Umum ................................................................................ 41

1. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur .............................. 41

a) Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Timur ...................... 41

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

ii

b) Keadaan Demografis Kabupaten Lampung Timur ................... 42

2. Gambaran Umum Kecamatan Marga Tiga .................................... 43

3. Gambaran Umum Desa Sukadana Baru ........................................ 44

a) Letak Geografis Desa Sukadana Baru....................................... 44

b) Keadaan Demografi Desa Sukadana Baru ................................ 45

c) Sarana dan Prasarana Desa Sukadana baru ............................... 47

d) Gambaran Umum Gabungan Kelompok Tani Cahaya Baru .... 48

4.2 Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 49

1. Keadaan Umum Responden ........................................................... 49

a) Jenis Pekerjaan Responden ....................................................... 49

b) Jumlah Anggota keluarga Responden ....................................... 50

2. Deskripsi Variabel X (Karekteristik Petani Lada) ......................... 51

a) Sebaran Responden Menurut Umur .......................................... 51

b) Seberan Responden Menurut Lama Pendidikan Formal .......... 53

c) Seberan Responden Menurut Luas Lahan................................. 54

d) Seberan Responden Menurut Lama Usahatani ......................... 55

e) Seberan Responden Menurut pendapatan ................................. 56

3. Deskripsi Variabel Y (Perilaku Komunikasi petani Lada) ............ 57

4. Pengujian Hipoteses (Hubungan Karakteristik dengan Perilaku

Komunikasi Petani Lada) ............................................................... 69

a) Hubungan Antara Umur dan Perilaku Komunikasi .................. 70

b) Hubungan Antara Pendidikan dan Perilaku Komunikasi ......... 71

c) Hubungan Antara Luas Lahan dan Perilaku Komunikasi ......... 72

d) Hubungan Antara Lama Usahatani dan Perilaku Komunika .... 73

e) Hubungan Antara Pendapatan dan Perilaku Komunikasi ......... 74

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 75

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 75

5.2. Saran ....................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA......................................... ............................................... 77

LAMPIRAN ....................................................................................................... 81

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi lada menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

tahun 2014-2016 (ton) ............................................................................... 2

2. Luas areal dan produksi lada di Kabupaten Lampung Timur

tahun 2016 (ton) ........................................................................................ 3

3. Produksi, luas lahan, dan produktivitas lada di Kecamatan Marga Tiga

tahun 2016 ................................................................................................. 4

4. Ringkasan penelitian terdahulu ................................................................. 21

5. Jumlah populasi dan sampel penelitian di Desa Sukadana Baru .............. 35

6. Sebaran penggunaan lahan di Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga

Tiga, Lampung Timur ................. ............................................................ 44

7. Sebaran penduduk Desa Sukadana Baru menurut umur ........................... 45

8. Sebaran penduduk Desa Sukadana Baru menurut mata pencaharian ....... 46

9. Jenis dan jumlah sarana di Desa Sukadana Baru ...................................... 47

10. Keadaan responden berdasarkan jenis pekerjaan ...................................... 50

11. Keadaan responden berdasarkan jumlah anggota keluarga ...................... 51

12. Sebaran petani responden menurut umur .................................................. 52

13. Sebaran petani responden menurut lama pendidikan formal .................... 53

14. Sebaran petani responden menurut luas lahan .......................................... 54

15. Sebaran petani responden menurut lama usahatani .................................. 56

16. Sebaran petani responden menurut pendapatan ........................................ 57

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

iv

17. Klasifikasi petani responden berdasarkan perilaku komunikasi ............... 58

18. Indikator perilaku komunikasi petani lada ................................................ 58

19. Sebaran petani responden berdasarkan perilaku komunikasi ................... 67

20. Hasil analisis antara hubungan perilaku komunikasi dan karakteristik

petani lada .................................... ............................................................ 70

21. Hubungan antara pendidikan dan perilaku komunikasi ............................ 72

22. Hubungan antara lama usahatani dan perilaku komunikasi ...................... 74

23. Identitas responden di Desa Sukadana Baru ............................................. 82

24. Variabel X (Karakteristik Petani lada) ...................................................... 84

25. Variabeel Y (Perilaku Komunikasi Petani lada) ....................................... 86

26. Hasil MSI Variabel Y ............................................................................... 88

27. Frekuensi perilaku komunikasi responden ................................................ 90

28. Sumber informasi penggunaan varietas lada ............................................ 92

29. Sumber informasi penanaman tajar dan bibit lada .................................... 94

30. Sumber informasi pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit .......... 96

31. Sumber informasi pemeliharaan kebun lada ............................................. 98

32. Sumber informasi panen dan pascapanen lada ......................................... 100

33. Sumber informasi harga lada .................................................................... 102

34. Penerimaan usahatani lada ........................................................................ 104

35. Pendapatan total responden ....................................................................... 108

36. Hasil regresi rank spearman umur dan perilaku komunikasi ................... 110

37. Hasil regresi rank spearman lama usahatani dan perilaku komunikasi .... 111

38. Hasil regresi rank spearman luas lahan dan perilaku komunikasi ........... 112

39. Hasil regresi rank spearman pendapatan dan perilaku komunikasi ......... 113

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

v

40. Hasil regresi rank spearman pendidikan dan perilaku komunikasi .......... 114

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur kerangka pemikiran hubungan karakteristik petani dengan perilaku

komunikasi petani dalam pemenuhan informasi usahatani lada ............... 28

2. Struktur kepengurusan Gapoktan Cahaya Baru ........................................ 48

3. Persentase sumber informasi dan informasi penggunaan bibit yang

diakses petani ............................................................................................ 60

4. Persentase sumber informasi dan informasi penanaman tajar dan bibit

yang diakses petani ................................................................................... 61

5. Persentase sumber informasi dan informasi penggunaan pupuk dan

pengendalian hama dan penyakit yang diakses petani .............................. 62

6. Persentase sumber informasi dan informasi pemeliharaan kebun lada

yang diakses petani ................................................................................... 63

7. Persentase sumber informasi dan informasi panen dan pascapanen yang

diakses petani ............................................................................................ 64

8. Persentase sumber informasi dan informasi harga lada yang

diakses petani ............................................................................................ 66

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Provinsi Lampung merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang paling

berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama lada

dunia (Ditjenbun, 2012). Provinsi Lampung menempati urutan kedua

penghasil lada terbesar setelah Provinsi Bangka Belitung. Lada yang

dihasilkan oleh Provinsi Lampung adalah lada hitam dengan ciri cita rasa dan

aroma yang khas yang telah dikenal di pasar dunia dengan nama “Lampung

Black Pepper”, sementara Bangka Belitung menghasilkan lada putih.

Kualitas lada hitam maupun lada putih ditentukan dari varietas lada yang

ditanam, cara pemetikan buah lada, cara pengolahan dan penyimpanan hasil

akhir.

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Lampung yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai

petani dengan komoditas pertanian yang dibudidayakan salah satunya

tanaman perkebunan lada. Kabupaten Lampung Timur juga sebagai salah

satu sentra produksi tanaman lada yang memperoleh dukungan

pengembangan tanaman lada nasional sebesar 550 hektar pada tahun 2016

dan merupakan salah satu daerah sentra lada hitam dengan luas lahan

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

2

perkebunan mencapai 4.815 ha (Ditjenbun, 2016). Berdasarkan Tabel 1 dapat

dilihat produksi tanaman lada pada beberapa Kabupaten di Provinsi

Lampung.

Tabel 1. Produksi lada menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung,

2014-2016 (ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016.

Pada Tabel 1 produksi lada di Kabupaten Lampung Timur beberapa tahun

terakhir mengalami penurunan. Penurunan produksi lada akibat beberapa hal

diantaranya kesalahan pemilihan jenis lada, kurangnya pemeliharaan,

kurangnya ketersediaan bibit unggul, dan lemahnya permodalan yang dimiliki

petani (Ditjenbun, 2014). Secara umum permasalahan yang dihadapi petani

lada Lampung Timur adalah pengelolaan perkebunan rakyat dalam skala kecil

dan kemampuan modal yang terbatas, hal tersebut berdampak pada minimnya

penerapan anjuran teknologi termasuk penggunaan bibit unggul, cara

budidaya dan penanganan pasca panen (Suwanto, 2017). Sebenarnya untuk

meningkatkan jumlah dan mutu lada telah ada pedoman produksi lada yang

baik dan benar, yaitu IPC (International Pepper Community) berdasarkan

GAP (Good Agriculture Practice) yang meliputi cara pemilihan tanaman

sampai dengan penyimpanan produk lada kering, namun masih banyak petani

yang belum mengetahui pedoman tersebut. Oleh karena itu petani perlu

No Kabupaten 2014 2015 2016

1 Lampung Barat 3.840 3.093 3.644

2 Lampung Utara 11.062 10.276 3.522

3 Lampung Timur 2.563 2.310 2.199

4 Tanggamus 1.756 1.765 2.154

5 Way Kanan 3.389 3.410 1.388

6 Kabupaten lainnya 1.199 2.564 2.116

Jumlah 23.809 23.418 15.023

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

3

memiliki pengetahuan mengenai pengelolaan lada yang baik dan benar.

Idealnya petani yang memiliki keleluasaan dalam mengakses informasi

kegiatan pengelolaan lada dari hulu maupun hilir berimplikasi bahwa apabila

hal tersebut mampu dikuasi oleh petani, maka produksi yang dihasilkan akan

tinggi.

Terdapat beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi tanaman lada.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat luas areal dan produksi lada pada beberapa

kecamatan di Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 2. Luas areal dan produksi lada di Kabupaten Lampung Timur tahun

2015-2016 (ton)

No Kecamatan

Tahun 2015 Tahun 2016

Luas

Areal

(ha)

Produksi Luas

Areal

(ha)

Produksi

(ton) (ton)

1 MargaTiga 901 369,50 889 434

2 Melinting 1.061 619,88 1.067 423

3 Sukadana 427,98 257,91 458 203

4 Gunung Pelindung 943,01 178,70 925 127

5 Marga Sekampung 250 83,22 231 71

6 Kecamatan Lainnya 1.521,26 514,03 1.245 941

Jumlah 5.104,25 2.023,24 4.815 2.199

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur, 2016.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa kecamatan yang produksi ladanya meningkat

adalah Kecamatan Marga Tiga dengan tingkat produksi 434 ton. Luas

produksi lada cenderung menurun setiap tahun sehingga pemerintah

Kabupaten Lampung Timur melalui Dinas Perkebunan menggalakkan

intensifikasi tanaman lada dengan memberikan bantuan sarana produksi.

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas

lada Indonesia yang sebenarnya mempunyai kekuatan dan daya jual

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

4

tersendiri. Kecamatan Marga Tiga memperoleh program intensifikasi lada

terluas, yaitu 78 hektar yang dibagi ke tiga desa, yaitu Desa Sukadana Baru

seluas 58 hektar, Desa Surya Mataram seluas 10 hektar dan Desa Tanjung

Harapan seluas 10 hektar (Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2016).

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat produksi, luas lahan, dan produktivitas lada

di desa yang ada di Kecamatan Marga Tiga.

Tabel 3. Produksi, luas lahan, dan produktivitas lada di Kecamatan Marga

Tiga (2016)

No Desa Produksi Luas lahan Produktivitas

(ton) (ha) (ton/ha)

1 Sukadana Baru 201,7 396,10 0,51

2 Tanjung harapan 9,65 47 0,21

3 Surya Mataram 53,50 74 0,72

4 Negeri Tua 44,05 105,50 0,42

5 Gedung Wani Timur 104,50 210,50 0,50

6 Negeri Katon 20,60 56 0,37

Jumlah 434 889 2,73

Sumber: Kecamatan Marga Tiga, 2016.

Pada Tabel 3 terlihat bahwa Desa Sukadana Baru memiliki luas lahan

tertinggi dan jumlah produksi lada terbesar, namun tingkat produktivitas lada

berada pada urutan kedua setelah Desa Surya Mataram, yaitu sebesar 0,51

ton/ha dan masih tergolong rendah, mengingat potensi produksi lada hitam

sendiri mampu mencapai 4 ton per hektar (BPTP Lampung, 2016). Fluktuasi

harga komoditas lada sering terjadi, bahkan beberapa tahun terakhir

mengalami penurunan, jatuhnya harga lada menyebabkan hilangnya insentif

menanam, dan beralihnya petani menanam komoditas lain (Suwanto, 2017),

sehingga produktivitas lada menurun. Rendahnya produktivitas juga

berkaitan dengan kualitas petani, seperti rendahnya tingkat pendidikan

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

5

disinyalir merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas petani

(Dewi, 2017), pendidikan petani berkaitan dengan pengetahun yang mereka

miliki. Sementara itu keterlibatan akses terhadap informasi adalah kunci

dalam peningkatan pengetahuan, dengan kata lain jika seseorang yang

memiliki informasi yang memadai maka hal itu akan berdampak kepada

tingkat pengetahuannya.

Petani sebagai pengelola utama usaha perkebunan lada keberhasilannya

sangat tergantung kepada cara yang mereka lakukan, ini berkaitan dengan

penyebab rendahnya produktivitas yang dihasilkan. Banyak faktor yang

menyebabkan rendahnya produktivitas, salah satunya yaitu bagaimana

perilaku petani, bagaimana petani berkomunikasi. Perilaku pada dasarnya

berorientasi pada tujuan yaitu kebiasaan petani yang dimotivasi oleh

keinginan untuk mendapatkan sesuatu dan untuk memperoleh tujuan tertentu.

Melalui komunikasi petani dapat mencari, mengumpulkan, mengolah,

menyimpan, dan menemukan kembali informasi dan ilmu pengetahuan

(Ma’mur, 2001). Atas dasar tersebut diindikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku komunikasi petani seperti komunikasi intepersonal,

komunikasi dalam kelompok dan keterdedahan pada media informasi.

Kemampuan setiap petani berbeda- beda, hal ini sangat tergantung kepada

karakteristik yang mereka miliki, sehingga perilaku komunikasinya pun akan

berbeda, karakter tersebut seperti tingkat umur, pendidikan, luas lahan,

pendapatan, dan lama berusahatani. Petani yang produktif umumnya

menunjukkan perilaku berkomunikasi lebih aktif dalam memilih, mencari

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

6

maupun menyebarkan informasi, begitu pula sebaliknya dengan petani yang

umurnya sudah tidak produktif. Adapun alasan penelitian di Desa Sukadana

Baru, yaitu merupakan desa dengan luas dan jumlah produksi terbesar namun

terdapat kesenjangan antara produksi aktual petani dengan produksi

potensial, mayoritas masyarakatnya adalah petani lada dengan

karakteristiknya yang heterogen, serta keberagaman perilaku komunikasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, apakah ada hubungan antara karakteristik

petani lada dan perilaku komunikasi petani lada dalam upaya pemenuhan

kebutuhan informasi guna meningkatkan usahatani lada. Berdasarkan uraian

di atas beberapa masalah yang perlu untuk dirumuskan antara lain:

1. Bagaimana karakteristik petani lada di Desa Sukadana Baru ?

2. Bagaimana perilaku komunikasi petani lada dalam pemenuhan kebutuhan

informasi usahatani lada?

3. Apakah terdapat hubungan karakteristik petani dan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik petani lada di Desa Sukadana Baru.

2. Mengetahui perilaku komunikasi petani lada di Desa Sukadana Baru

dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

3. Menganalisis hubungan karakteristik petani dan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

7

1.3 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Petani sebagai bahan masukan dalam membantu meningkatkan

produktivitas lada dan pengembangan usaha agribisnis komoditas lada.

2. Pemerintah dan instansi terkait sebagai bahan informasi dalam

merumuskan kebijakan mengenai masalah pemenuhan kebutuhan akses

informasi, sarana dan prasarana pendukung usahatani lada.

3. Peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk

penelitian sejenis.

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

A. Perilaku Komunikasi

Perilaku komunikasi merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tinggi rendahnya seorang petani di dalam mengadopsi

suatu teknologi. Perilaku komunikasi yang terdiri dari keterdedahan petani

akan media massa, keaktifan petani di dalam berinteraksi dengan individu-

individu yang lebih memahami akan suatu teknologi, serta intensitas

interaksi petani di dalam kelompoknya secara langsung mempengaruhi

praktek usahatani yang dilakukannya. Perilaku komunikasi juga berarti

tindakan responden dalam mencari dan menyampaikan informasi melalui

berbagai saluran yang ada di dalam jaringan komunikasi masyarakat

setempat (Fuady, 2012).

Perilaku atau aktivitas–aktivitas dalam pengertian yang luas, yaitu perilaku

yang menampak (overt behavior) dan atau perilaku yang tidak menampak

(inert behavior), demikian pula aktivitas – aktivitas dan kognitif.

Sementara itu perilaku komunikasi sendiri yaitu suatu tindakan atau

perilaku komunikasi baik itu berupa verbal ataupun non verbal yang ada

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

9

pada tingkah laku seseorang. Komunikasi bergerak melibatkan unsur

lingkungan sebagai wahana yang "mencipta" proses komunikasi itu

berlangsung (Ruben dan Lea, 2013).

Perilaku dalam pengertian yang sangat umum, menunjukkan tindakan atau

respon dari sesuatu atau sistem apapun dalam hubungan dengan

lingkungan atau situasi (Gould dan Kolb, 1984) dalam Hapsari (2007).

Perilaku komunikasi diartikan sebagai tindakan atau respon dalam

lingkungan dan situasi komunikasi yang ada atau dengan kata lain perilaku

komunikasi adalah cara-cara berfikir, berpengetahuan dan berwawasan,

berperasaan dan bertindak atau melakukan tindakan yang dianut

seseorang, keluarga atau masyarakat dalam mencari dan menyebarkan

informasi.

Untuk menyelenggarakan kehidupan sosial, kita melakukan komunikasi.

Ketika bersosialisasi dengan orang lain, kita menggunakan komunikasi.

Melakukan transaksi untuk mendapatkan barang dan jasa juga

memanfaatkan komunikasi. Melalui komunikasi juga kita mencari,

mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menemukan kembali

informasi dan ilmu pengetahuan (Ruben dan Lea, 2013).

Rogers (1993) mengungkapkan ada tiga peubah perilaku komunikasi yang

sudah teruji secara empiris signifikan, yaitu (1) pencarian informasi,yaitu

pencarian informasi perlu didampingi dengan penyampaian informasi,

sesuai dengan model komunikasi transaksional yang bersifat saling

menerima dan memberi informasi secara bergantian, sedangkan model

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

10

linier hanya bersifat memberi saja bagi sumber atau komunikator atau

menerima saja bagi khalayak sasaran, (2) kontak dengan penyuluh,yaitu

kontak petani dengan dunia luar dan berbagai lembaga informasi yang

diterima dari penyuluh pertanian dapat mempengaruhi harapan petani, dan

(3) keterdedahan pada media massa, yaitu keterdedahan (terpaan) media

massa berkaitan dengan pencarian informasi. Terpaan mencakup

mendengarkan, melihat, membaca, atau secara lebih umum mengalami

dengan sedikitnya sejumlah perhatian minimal pada pesan media. Terpaan

media massa dikategorikan ke dalam (1) sedikitnya pernah terdedah,

misalnya membaca surat kabar sekali seminggu atau nonton televisi dua

kali seminggu; dan (2) tidak terdedah.

Sebaiknya tidak sekedar mengukur frekuensi (kuantitas) komunikasi, dalam

mencari dan menyampaikan informasi, namun seyogyanya juga mengukur

level (kualitas) komunikasi, menurut Berlo (1983) dalam Hapsari (2007)

mendeskripsikan level komunikasi adalah mengukur kedalaman (derajat)

dalam mencari dan menyampaikan informasi, yang meliputi (1) sekedar

berbicara ringan (only talk), (2) saling ketergantungan (interdependent), (3)

tenggang rasa (empathy), (4) saling interaksi (interactive). Only talk

ditunjukkan dengan pembicaraan yang masih bersifat umum-umum saja.

Interdependent ditunjukkan dengan pembicaraan yang lebih intensif dan

serius. Empathy ditunjukkan dengan kemampuan untuk menyampaikan

saran-saran atas materi yang sedang dibicarakan. Interactive ditunjukkan

dengan kemampuan saling berdiskusi atau beragumentasi tentang materi

yang sedang dibicarakan. Kegiatan berkomunikasi, seseorang tidak harus

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

11

memulai dari level pertama, bisa saja langsung pada level kedua, ketiga

dan keempat.

B. Karakteristik Petani

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri

khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.

Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun

merasakan. Berbagai teori pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk

menjelaskan berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree, 2010). Sumber

daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia, orang-

orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka

kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksistensinya. Setiap

manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya.

Petani sebagai orang yang menjalankan usahataninya mempunyai peran

yang jamak (multiple roles), yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala

keluarga. Sebagai kepala keluarga petani dituntut untuk dapat memberikan

kehidupan yang layak dan mencukupi kepada semua anggota rumah

tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang berkaitan dengan

kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi oleh faktor di

dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut sebagai

karakteristik sosial ekonomi petani. Apabila keterampilan bercocok tanam

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

12

sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan sebagai pengelola

mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan (Mosher, 1981).

Petani sebagai sosok individu memiliki karakteristik tersendiri secara

individu yang dapat dilihat dari perilaku yang nampak dalam menjalankan

kegiatan usahatani. Karakteristik individu adalah bagian dari pribadi dan

melekat pada diri seseorang. Karakteristik merupakan sifat-sifat atau ciri-

ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua aspek

kehidupan dan lingkungannya. Karakteristik tersebut terbentuk oleh faktor

biologis yang mencakup genetik, sistem syaraf serta sistem hormonal, dan

faktor sosio psikologis berupa komponen-komponen konatif yang

berhubungan dengan kebiasaan dan afektif (Rakhmat, 2002).

Berikut ini beberapa pendapat mengenai karakteristik responden: Mathiue

& Zajac (1990) menyatakan bahwa, karakteristik personal (individu)

mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku

bangsa, dan kepribadian. Robbins (2006) menyatakan bahwa, faktor-

faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh

sebagian besar dari informasiyang tersedia dalam berkas personalia

seorang pegawai mengemukakan karakteristik individu meliputi usia, jenis

kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam

organisasi. Siagian (2008) menyatakan bahwa,karakteristik biografikal

(individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan,

jumlah tanggungan dan masa kerja. Menurut Mardikanto (1993)

karakteristik individu adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

13

dan berhubungan dengan aspek kehidupan, antara lain: umur, jenis

kelamin, posisi, jabatan, status sosial dan agama

Konsep mengenai petani dalam sosiologi barat ada dua, yaitu peasant

danfarmers. Peasant (subsistance farmers) adalah petani yang memiliki

lahan sempit dan memanfaatkan sebagian besar dari hasil pertanian yang

diperoleh untuk kepentingan mereka sendiri. Farmers adalah orang-orang

yang hidup dari pertanian dan memanfaatkan sebagian besar hasil

pertanian yang diperoleh untuk dijual. Berbeda dengan peasant, farmers

telah akrab dengan pemanfaatan teknologi pertanian modern, misalnya

perbankan. Farmers adalah petani-petani yang hidup dalam dunia

pertanian di Inggris dan Amerika. Para sosiolog pertanian Indonesia

memperoleh kesulitan dalam mengaplikasikan dua konsep tersebut,

karena dalam kosa kata Bahasa Indonesia, semua orang yang hidup dari

pertanian disebut dengan satu kata, yaitu petani (Soetrisno, 2002).

Petani sebagai pelaku usaha agribisnis umumnya memiliki karakteristik

tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, kemampuan manajerial, akses

terhadap modal dan informasi rendah. Hal ini melatarbelakangi berbagai

masalah potensial sebagai penghambat tercapainya tujuan program kerja

sama. Sebagai contoh, tingkat pendapatan yang rendah memungkinkan

petani tidak memanfaatkan kredit modal kerja untuk usahataninya tetapi

digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang tidak produktif seperti

konsumsi (Krisnamurthi, 2001).

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

14

C. Lada

Lada berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hal ini

diindikasikan dengan banyaknya jenis lada liar di wilayah tersebut.

Tanaman lada kemudian menyebar ke Ghat Barat (India) yang terjadi

jutaan tahun yang lalu. Tanaman lada yang saat ini dibudidayakan di

Indonesia juga diprediksi berasal dari India karena pada tahun 100 – 600

SM banyak koloni Hindu yang datang ke Pulau Jawa dengan membawa

bibit lada. Daerah penghasil lada di Indonesia adalah Lampung dan

Bangka, dimana Lampung daerah penghasil lada hitam, sedangkan Bangka

penghasil lada putih. Produksi lada pada kedua daerah tersebut mencapai

90% dari seluruh produksi lada di Indonesia (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

Menurut Tjitrosoepomo (2007), klasifikasi tanaman lada adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper nigrum L.

Menurut Evizal (2013), lada tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian

tempat 0 - 500 m dari permukaan laut, namun yang terbaik adalah pada

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

15

ketinggian 100 m dari permukaan laut. Curah yang dikehendaki

berkisaran antara 2.000 – 3.000 mm per tahun. Kisaran suhu udara yang

terbaik adalah 23 - 32C dengan suhu siang hari 29C. Tekstur tanah yang

dikehendaki adalah tanah bertekstur ringan, gembur, berdrainase baik, dan

subur. Tanah dengah pH 4 - 7 dapat ditolerir namun yang terbaik adalah

pada pH 6. Tahapan-tahapan dalam budidaya tanaman lada yang baik

adalah sebagai berikut :

1) Penanaman

Stek dengan panjang tujuh ruas ditanaman dalam lubang di dekat

panjatan, empat ruas berada dalam tanah dan tiga ruas di atas tanah.

Pohon panjat sudah harus ditanaman setahun sebelum penamanan lada

agar dapat tumbuh dengan baik. Pohon panjat umumnya ditanaman

dari setek sepanjang 1,00 - 1,50 m. Pohon panjatan ditanaman pada

jarak sekitar 2,5 x 2,5 m. Lubang tanaman sebaiknya diberi pupuk

kandang sekitar 5 - 10 kg. Petani Lampung memiliki kebiasaan

merendog tanaman lada. Meredog adalah pekerjaan menurunkan

kembali tanaman lada yang berumur sekitar satu tahun ditanami

melingkar pohon panjat dan ujungnya dilakukan kembali ke panjatan.

Teknologi ini berguna untuk meningkatkan produksi lada dan

meningkatkan ketahanan lada terhadap kekeringan maupun penyakit

akar.

2) Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan diantaranya penyiangan gulma, pemangkasan,

pemupukan dan penyulaman. Penyiangan gulma dilakukan 2 - 3 bulan

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

16

sekali. Pemangkasan pohon panjatan dilakukan 2 - 3 kali setahun.

Pohon panjatan harus di jaga ketinggiannya sekitar 4 - 6 m, kegiatan

pemangkasan akan mendorong peningkatan produksi lada.

3) Panen

Tanaman lada mulai memberikan hasil pada umur empat tahun,

selanjutnya produksi terus meningkat. Panen untuk lada hitam

dilakukan ketika buah sudah dengan 1 - 2 buah yang menguning.

Panen untuk lada putih dilakukan ketika buah mulai sudah masak

(Evizal, 2013).

4) Pascapanen

Kegiatan pascapanen utama pengolahan hasil panen sampai didapatkan

produk lada yang siap dipasarkan. Buah lada dapat diolah menjadi lada

hitam dan lada putih. Pembuatan lada hitam, buah lada yang baru

dipanen langsung diperam dengan cara ditimbun atau ditumpuk selama

2 - 3 hari. Selain dengan cara ditimbun, pemeraman buah lada dapat

dilakukan dengan cara direndam di dalam air panas selama beberapa

saat. Keadaan diperam tersebut kulit buah akan berubah warna menjadi

hitam dan selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari langsung hingga

kering. Penjemuran yang dilakukan akan menghasilkan buah lada yang

berwarna hitam kelam dengan kulit keriput. Buah lada yang telah

mengering dipisahkan dari tangkai malai dengan cara di injak-injak dan

kemudian lada dibersihkan dari kotoran.

Pada pengolahan lada putih, buah lada dimasukan ke dalam keranjang

atau karung tanpa harus ditunda hari berikutnya. Karung atau

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

17

keranjang yang berisi buah lada direndam dalam bak atau balong yang

airnya mengalir atau tidak mengalir. Proses perendaman dalam air

selama 7 - 10 hari dan kemudian dilakukan pembersihan biji dari kulit

atau daging buah yang sudah membusuk dengan cara di injak dengan

kaki dalam air mengalir. Biji lada dapat langsung di jemur selama 1 - 2

hari atau direndam sekali lagi. Tujuan dari perendaman ulang adalah

untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik. Penjemuran biji lada

putih dapat berlangsung selama tujuh hari, tergantung cerahnya cuaca

(Rismunandar, 2003).

D. Informasi

Soekartawi (1988) mengemukakan bahwa, sumber informasi dapat berasal

dari media massa, tetangga, teman, petugas penyuluh pertanian, pedagang,

pejabat desa atau informan lainnya. Proses penyebaran informasi

pertanian dapat melalui empat tahap, yaitu melalui penelitian, pengujian

lokal, penyebaran informasi dan bimbingan kepada petani. Sumber

informasi dapat berupa individu atau lembaga yang menciptakan informasi

sebagai pesan dalam proses komunikasi. Donohew dan Tipton dalam

Ma’mur (2001) menyebutkan bahwa sumber informasi dapat berbentuk

saluran seperti buku dan media massa lainnya serta perorangan, baik atas

nama sendiri maupun membawahi nama lembaga yang mewakilinya.

Menurut Hilman (2010) informasi baru tentang pertanian yang

dikomunikasikan melalui berbagi macam saluran, secara umum dapat

diklasifikasikan yaitu : (1) Media massa, terdiri dari majalah pertanian,

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

18

surat kabar, siaran pertanian melalui radio dan televisi, dan surat; (2)

Sumber informal, terdiri dari tetangga petani dan teman; (3) Sumber

komersial, terdiri dari hubungan petani dengan pedagang dan dealer,

demostrator dan buletin komersial; dan (4) Sumber agen pemerintah,

terdiri dari buletin, pertemuan, dan hubungan petani dengan penyuluh dan

ahli konservasi tanah. Proses penyebaran informasi pertanian dapat

melalui empat tahap, yaitu melalui penelitian, pengujian lokal,penyebaran

informasi dan bimbingan kepada petani. Sumber informasi dapat berupa

individu atau lembaga yang menciptakan informasi sebagai pesan dalam

proses komunikasi.

Berikut ini beberapa pendapat mengenai informasi: Mulyanto (2009)

menyatakan bahwa, Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan

data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian

yang nyata. Menurut Hartono (2009) informasi adalah data yang diolah

menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya .

E. Media

Media sebagai alat bantu bagi petani untuk memperoleh informasi, melalui

media petani lebih cepat dan mudah menangkap materi karena apa yang

dilihat petani akan lebih lama dibandingkan apa yang didengar, mampu

memotivasi petani, mampu memusatkan perhatian pada hal-hal yang

biasanya diabaikan dan diharapkan dapat merangsang petani untuk

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

19

menerapkan apa yang dianjurkan. Media bagi petani sangat diperlukan

sekali guna mendapat ilmu dan teknologi serta mengembangkan dan

memperkuat motivasi untuk perubahan. Surat kabar, majalah, radio

dan televisi merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan

pesan kepada masyarakat. Media massa dapat digunakan untuk mengubah

pola perilaku, terutama yang kecil dan kurang penting, atau perubahan

untuk memenuhi keinginan yang ada (Andawan, 2007).

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau

media, ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya

misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai

media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi

seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai media

komunikasi antar pribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat

yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya

terbuka, setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media

dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yaitu media

cetak dan media elektronik. Selain media komunikasi tersebut, kegiatan

dan tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan

dapat juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah

ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian dan pesta rakyat (Meutiara,

2017).

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

20

Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima. Media komunikasi terbagi atas media massa dan media

nirmassa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka sedangkan media

massa menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang dapat

menyampaikan pesan secara massal (Ruben & Lea, 2013).

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian yang akan dilakukan. Kajian penelitian terdahulu diperlukan

sebagai bahan referensi bagi peneliti untuk menjadi pembanding antara

penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya, serta untuk

mempermudah dalam pengumpulan data dan metode analisis data yang

digunakan dalam pengolahan data. Beberapa penelitian dijadikan rujukan

karena memiliki persamaan dalam alat analisis dan perbedaannya terletak

pada komoditas maupun lokasi penelitian. Beberapa diantaranya dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

21

Tabel 4. Ringkasan penelitian terdahulu

No. Penulis, Tahun Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian Relevansi

1. Hapsari (2007) Perilaku Komunikasi

“Sadar Pangan Dan

Gizi” Pada Akseptor Kb

Lestari(Kasus Di

Kecamatan

Jatinangor,Kabupaten

Sumedang)

Informasi Pangan dan Gizi yang diminati danbanyak

dikomunikasikan responden meliputi makanan yang

beragam dan bergizi untuk keluarga sehat, ibu hamil,

BBBLC, produktivitas ASI, pertumbuhan bayi dan

balita, serta kecerdasan anak-anak. Informasi Pangan

dan Gizi yang kurang diminati dan kurang

dikomunikasikan responden meliputi makanan yang

beragam dan bergizi untuk produktivitas kerja,

kebugaran jasmani, umur panjang, dan ketahanan

tubuh. Level komunikasi berada dalam rentang

hanya sekedar bicara ringan (level 1) sampai mampu

berempati dengan lawan bicara (level 3).

Responden mendapatkan informasi Pangan dan Gizi

dari PLKB, PPL, petugas Puskesmas, kader PKK-

Posyandu, bidan desa, aparat desa, dokter/bidan

swasta. Media massa cetak maupun elektronik tidak

digunakan sebagai sumber informasi Pangan dan

Gizi, namun lebih berfungsi sebagai mediahiburan

.

Berkaitan dengan

variabel yang

digunakan, yaitu

perilaku komunikasi

dalam pemenuhan

informasi

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

22

No. Penulis, Tahun Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian Relevansi

2. Fuady (2012) Perilaku Komunikasi

Petani Dalam Pencarian

Informasi Pertanian

Organik (Kasus Petani

Bawang Merah di Desa

Srigading Kabupaten

Bantul)

Praktek organik yang telah dilakukan oleh petani

ternyata tidak organik. Perilaku pelaku organik

dipengaruhi oleh variabel perilaku komunikasi dan

karakteristik individu. Otonomi para petani banyak

berkorelasi dengan perilaku bertani.

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk

menentukan

indikator dari

variabel perilaku

komunikasi petani.

3. Mulyandari

(2011)

Perilaku Petani Sayuran

Dalam

MemanfaatkanTeknologi

Informasi

Responden di kedua lokasi yaitu Pacet (Jawa Barat)

dan Giripurno (Jawa Timur) memiliki tingkat

pengetahuan terhadap pemanfaatan teknologi

informasi yang rendah (skor di bawah 50). Dilihat

dari aspek sikap, rata-rata responden memiliki sikap

yang sangat positif dandari aspek keterampilan,

termasuk dalam kategori sedang. Seluruh peubah

karakteristik individu, yaitu umur, pendidikan

formal, kepemilikan sarana teknologi informasi,

lama menggunakan saranateknologi informasi, luas

penguasaan lahan, tingkat kekosmopolitan, dan

keterlibatan dalam kelompok memiliki hubungan

yang nyata dengan aspek perilaku dalam

pemanfaatan teknologiinformasi. Umur petani

memiliki hubungan negatif dengan seluruh aspek

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk

menentukan

indikator dari

variabel

karakteristik petani.

Tabel 4. (lanjutan)

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

23

No. Penulis, Tahun Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian Relevansi

perilaku dalam pemanfaatan teknologi informasi.

4 Astuti (2008) Hubungan Karakteristik

dan Aktivitas

Komunikasi dengan

Perilaku Masyarakat

Perkampungan Budaya

Betawi

Karakteristik individu secara signifikan dengan

perilaku masyarakat seperti pendidikan formal

dengan pengetahuan nonformal,sikap dan tindakan,

sedangkan komunikasi kelompok berkorelasi dengan

perilaku masyarakat exsposekoran, exspose dengan

pengetahuan, komunikasi interpersonal exspose

dengan sikap.

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk melihat

indikator

keterdedahan dari

variabel perilaku

komunikasi petani.

5 Andawan

(2007)

Hubungan Karakteristik

Petani Kedelai dengan

Kepuasan Mereka pada

Bimbingan

PenyuluhanPertanian di

Kabupaten Lahat

Sumatera Selatan

Mayoritas petani berumur tua, berpendidikan formal

rendah, memiliki pengalaman berusahatani kedelai

yang cukup, memiliki luas lahan usahatani sedang,

kurang berinteraksi dengan penyuluh, konsumsi

media cukup tinggi, memiliki akses kredit rendah,

cukup mengikuti pelatihan dan memiliki

kekosmopolitan tinggi. 4 aktivitas penyuluhan

pertanian yang cukup memuaskan adalah Informasi

pertanian, Pelatihan, Penumbuhan dan pembinaan

kelembagaan petani dan Penerapan metode

penyuluhan. 4 aktivitas penyuluhan pertanian yang

masih belum memuaskan adalah Pembimbingan

usahatani, Penerapan teknologi pertanian,

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk

dijadikan referensi

dalam menentukan

hubungan

karakteristik petani

dengan perilaku

komunikasi petani

dalam pemenuhan

informasi usahatani

lada.

Tabel 4. (lanjutan)

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

24

No. Penulis, Tahun Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian Relevansi

Perencanaan penyuluhan dan Pemenuhan kebutuhan

sarana produksi, teknologi dan pemasaran.

Karakteristik petani berhubungan nyata dengan

kepuasan pada bimbingan penyuluhan pertanian.

6 Lesmana (2013) Analisis Persepsi Dan

Reaksi Gabungan

Kelompok Tani

(Gapoktan) Terhadap

Pemanfaatan Siaran

Televisi Sebagai Sumber

Informasi Pertanian di

Desa Sidomulyo,

Kecamatan Anggana,

Kabupaten Kutai

Kartanegara

Gapoktan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana,

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki persepsi

positif dan menggunakan televisi sebagai sumber

informasi pertanian. Hasilnya juga menunjukkan

persepsi dan reaksi yang memiliki korelasi

signifikan dan sangat dekat.

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk melihat

pemanfaatan media

informasi sebagai

sumber pemenuhan

informasi petani.

7

Hilman (2010)

Hubungan Karakteristik

Petani dengan Sumber

dan Kebutuhan

Informasi untuk

Pengembangan

Agribisnis

Karakteristik individu petani di Desa Padahurip

yang dikaji adalah umur,tingkat pendidikan, luas

lahan, dan keikutsertaan dalam pelatihan. Sumber

informasi yang dapat diakses sekaligus digunakan

oleh petani adalah penyuluh, suplier, orang tua,

teman, dan brosur. Adapun sumber informasi yang

paling dominan digunakan oleh petani adalah

Berkaitan dengan

tema yang diambil,

yaitu untuk

menentukan

indikator dari

variabel perilaku

komunikasi petani

Tabel 4. (lanjutan)

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

25

No. Penulis, Tahun Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian Relevansi

penyuluh pertanian. Informasi agribisnis yang

dibutuhkan oleh petani untuk mendukung

keberhasilan usahataninya adalah informasi

pemilihan benih, teknis penanaman,hama dan

penyakit, dan informasi pasar. Sedangkan informasi

agribisnis yang masih minim diterima oleh petani

dan sangat dibutuhkan untuk mendukung

pengambilan keputusan-keputusan strategis petani

adalah informasi pasar. Karakteristik individu yang

berhubungan nyata dengan sumber informasi dan

kebutuhan informasi adalah usia dan keikutsertaan

dalam pelatihan. Kedua karakteristik individu

tersebut berhubungan positif dengan sumber

informasi dan kebutuhan informasi petani.

dalam menentuan

tingkat kualitas dan

kuantitas

keterdedahan.

Tabel 4. (lanjutan)

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

26

2.2 Kerangka Pemikiran

Perilaku komunikasi dalam pemenuhan informasi usahatani lada oleh

petani dapat diartikan sebagai tindak tanduk, ucapan maupun perbuatan

seorang petani dalam mencari, menerapkan, memafaatkan dan menyebarkan

informasi terkait kegiatan usahatani lada, mencakup jenis lada dan

perlakuannya, penanaman bibit maupun tajar, pemupukan, pemiliharaan,

panen dan pesca panen. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah untuk

merubah sikap, merubah pendapat, merubah perilaku, serta merubah keadan

sosial (Effendy, 2009), sehingga harapannya dengan adanya perilaku

komunikasi petani dalam pemenuhan informasi usahatani lada dapat

merubah pengetahuan, sikap hingga ketrampilan petani dalam mengelola

usahatani lada.

Perilaku komunikasi (Y) yang terdiri dari: keterdedahan petani akan media

massa, keaktifan petani di dalam berinteraksi dengan individu-individu,

serta intensitas interaksi petani di dalam kelompoknya secara langsung

mempengaruhi praktek usaha tani yang dilakukannya. Keterdedahan

terhadap media berkaitan dengan akses pencarian informasi. Keterdedahan

ini mencakup frekuensi petani mendengarkan, melihat, membaca, atau

secara lebih umum mengalami dengan sedikitnya sejumlah perhatian

minimal pada media massa yang digunakan untuk memenuhi informasi

mengenai usahatani lada yang dikelola. Informasi akan mudah diperoleh

petani yang secara interpersonal berinteraksi dengan petani lain baik dari

dalam maupun dari luar desa, pedangang pengumpul, penyuluh, dan pihak

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

27

instansi lain. Interaksi dalam kelompok termasuk dalam kegiatan rutin

kelompok, kegiatan diluar kegiatan rutin kelompok dan segala bentuk

pembelajaran non formal yang diberikan kepada petani melalui kelompok.

Petani membutuhkan informasi usahatani yang dapat dipercaya, relevan dan

dapat dipahami dalam jumlah yang memadai untuk menunjang keputusan

petani dalam pengelolaan usahatani lada. Petani dalam upaya mencari,

menerapkan, memanfaatkan informasi usahatani tanaman lada sangat

berhubungan dengan kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengem-

bangan usahatani tanaman lada mereka.

Keberhasilan usahatani lada sangat tergantung kepada petani sebagai

pengelola utama. Cara yang dilakukan petani tidak sama satu dengan

lainnya, perilaku berkomunikasi setiap petani pun berbeda hal ini sangat

tergantung kepada karakteristik yang mereka miliki. Kifli (2002)

Menyatakan beberapa faktor individu petani maupun dari lingkungannya

dapat mempengaruhi cara dan tingkat perilaku komunikasi, diantaranya

umur (X1), tingkat pendidikan (X2), dan luas lahan (X3). Karakteristik

yang berhubungan nyata dengan perilaku berkomunikasi petani, yaitu

pendapatan (X4) (Astuti, 2008). Pemahaman petani terhadap informasi

pertanian ditentukan oleh karakteristik petani, seperti pengalaman

berusahatani (X5) (Andawan, 2007).

Penelitian ini mencoba mengetahui variabel-variabel yang diduga

berhubungan dengan perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

28

informasi usahatani lada (Y), yakni umur petani (X1), pendidikan formal

(X2), luas lahan (X3), pendapatan (X4), dan lama berusahatani lada (X5).

Berdasarkan uraian di atas, kerangka berfikir yang dapat dibangun adalah

sebagai berikut.

Gambar 1. Alur kerangka pemikiran hubungan karakteristik petani dan

perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan informasi

usahatani lada.

X. Karakteristik

Petani

Y. Perilaku Komunikasi

dalam Pemenuhan

Informasi Usahatani

Lada

- Pencarian informasi

melalui komunikasi

interpersonal,

- Komunikasi dalam

kelompok, dan

- Keterdedahan media

informasi

X1 Tingkat umur

X4 Pendapatan

X2 Pendidikan formal

X5 Lama berusahatani

X3 Luas lahan

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

29

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan permasalahan yang ada, maka

hipotesis yang diajukan untuk menjawab tujuan ketiga pada rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga tingkat umur petani berhubungan dengan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

2. Diduga pendidikan formal berhubungan dengan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

3. Diduga luas lahan berhubungan dengan perilaku komunikasi petani

dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

4. Diduga pendapatan berhubungan dengan perilaku komunikasi petani

dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

5. Diduga lama berusahatani berhubungan dengan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada.

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

III. METODE PENELITIAN

3.1 Konsep Dasar, Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Definisi Operasional adalah seluruh definisi atau petunjuk yang digunakan

untuk menjelaskan konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian agar tidak

menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai dan telah disesuaikan dengan

keadaan dilapangan. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Karakteristik individu petani adalah ciri-ciri yang melekat dan sumberdaya

yang dimiliki pada individu petani yang membedakan dirinya dengan orang

lain. Terkait dengan tujuan penelitian, indikator dari karakteristik individu

petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan formal,

luas penguasaan lahan, pendapatan, dan lama usahatani. Untuk keperluan

analisis , definisi operasional masing masing konsep karakteristik individu

petani antara lain:

1. Umur adalah masa hidup yang telah dilalui seseorang mulai lahir sampai

saat penelitian. Umur diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan data

dilapangan, yaitu kisaran umur 30 - 40 tahun, kisaran umur 41 - 51 tahun,

dan kisaran umur 52 - 62 tahun.

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

31

2. Pendidikan formal adalah lamanya tahun seseorang dalam menempuh

pendidikan formal yang pernah diikuti. Jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembang-

kan. Pendidikan formal diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan UU No.

20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8, yaitu pendidikan dasar (9 tahun),

pendidikan menengah (12 tahun), dan pendidikan tinggi (>12 tahun).

3. Luas lahan adalah lahan yang diusahakan oleh petani untuk berusahatani

lada dalam satuan hektar. Luas lahan diklasifikasikan menjadi tiga

berdasarkan data dilapangan, yaitu: 0,25 - 2,50 ha (sempit), 2,51 - 4,75 ha

(sedang), dan 4,76 - 7,00 ha (luas).

4. Pendapatan adalah sejumlah penerimaan petani secara pribadi dari hasil

usahatani setelah dikurangi biaya-biaya, ditambah dengan pendapatan dari

kegiatan di luar usahatani (off farm), dan kegiatan di luar pertanian (non

farm) dalam satu tahun terakhir yang dihitung dalam satuan rupiah.

Berdasarkan penggolongannya menurut Badan Pusat Statistika 2004,

pendapatan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: Rp 0 - Rp 1.500.

000/bulan (rendah), Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000/bulan (sedang), Rp

2.500.000 - Rp 3.500.000/bulan (tinggi), dan > Rp 3.500.000/bulan (sangat

tinggi).

5. Lama berusahatani adalah lamanya petani melakukan kegiatan usahatani

lada yang dinyatakan dalam tahun, terhitung sejak pertama kali

berusahatani sampai saat penelitian. Lama berusahatani diklasifikasikan

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

32

menjadi tiga, yaitu: 10 - 21 tahun (baru), 22 - 33 tahun (sedang), dan 34 -

45 tahun (lama).

Perilaku komunikasi merupakan tindakan atau respon dalam lingkungan dan

situasi komunikasi yang ada. Terkait dengan tujuan penelitian, indikator dari

perilaku komunikasi yaitu pencarian informasi melaui komunikasi

intepersonal, komunikasi dalam kelompok, dan keterdedahan pada media

informasi. Berdasarkan data lapangan, untuk keperluan analisis perilaku

komunikasi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: rendah (skor ≤ 18,52),

sedang ( skor 18,53 - 22,27), dan tinggi (≥ 22,28). Definisi operasional

masing masing indikator perilaku komunikasi petani antara lain :

1. Pencarian informasi melalui komunikasi interpersonal adalah kontak

personal yang dilakukan petani terkait informasi pengelolaan usahatani

lada dilihat dari tingkat frekuensi petani melakukan komunikasi baik

langsung atau tidak langsung dengan tengkulak, penyuluh, petani lain,

dan pihak instansi lain. Tingkat pencarian informasi melalui komunikasi

interpersonal diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: rendah (skor 0 -

14,33), sedang (skor 14,34 - 28,67), dan tinggi (28,68 – 43,00).

2. Komunikasi dalam kelompok adalah aktivitas yang dilakukan petani

dalam kegiatan berkelompok terkait informasi pengelolaan usahatani lada

dilihat dari tingkat frekuensi petani melakukan interaksi pada pertemuan

rutin, kegiatan diluar pertemuan rutin ataupun mengikuti program

pelatihan, penyuluhan atau pendidikan sejenis dalam kelompok. Tingkat

komunikasi dalam kelompok diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: rendah

(skor 0 - 14,33), sedang (skor 14,34 - 28,67), dan tinggi (28,68 – 43,00).

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

33

3. Keterdedahan media informasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah tingkat akses petani terhadap media massa (cetak, elektronik dan

siber) koran,brosur majalah radio, tv, dan Hp berinternet yang digunakan

terkait informasi pengelolaan lada. Keterdedahan media informasi dilihat

dari seringnya petani mendedahkan dirinya pada media massa dalam satu

tahun terakhir. Keterdedahan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

rendah (skor 0 - 14,33), sedang (skor 14,34 - 28,67), dan tinggi (28,68 –

43,00).

3.2 Penentuan Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadana Baru Kecamatan Marga Tiga

Kabupaten Lampung Timur. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan di Desa Sukadana Baru, merupakan desa

dengan luas dan jumlah produksi terbesar namun terdapat kesenjangan antara

produksi aktual petani dengan produksi potensial, mayoritas masyarakatnya

adalah petani lada dengan karakteristiknya yang heterogen, serta

keberagaman perilaku komunikasi. Pengumpulan data penelitian dilakukan

pada bulan Agustus 2018.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu data

dikumpulkan dari anggota populasi yang disebut sampel. Sampel yang

dipilih diperkirakan mewakili fenomena atau sifat-sifat populasi melalui

teknik penarikan sampel yang tepat. Responden dalam penelitian ini adalah

petani yang mengelola perkebunan lada dan bergabung dengan kelompok tani

yang dipilih secara acak. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

34

dilakukan pra survei untuk melihat keadaan umum calon responden.

Penentuan jumlah sampel mengacu pada teori Arikunto (2013), bahwa jika

jumlah anggota populasi kurang dari 100, lebih baik seluruhnya diambil

sebagai sampel sehingga penelitian merupakan penelitian populasi atau

sensus. Selanjutnya jika jumlah populasinya besar maka jumlah sampel dapat

diambil antara 10 - 15 persen atau 20 - 25 persen atau lebih.

Berikut ini penentuan besarnya sampel yang akan diambil pada penelitian

merupakan jumlah paling minimum, yaitu sebesar 10 persen dari populasi,

dikarenakan sampel yang dipilih diperkirakan telah mewakili fenomena atau

sifat-sifat populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 432 petani lada yang

diambil dari jumlah petani yang tergabung dalam 18 kelompok tani di Desa

Sukadana Baru. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah populasi dan

sampel petani lada di Desa Sukadana Baru. Jumlah sampel petani lada dapat

dihitung dengan rumus:

n = 0,1 x N

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

maka perhitungan jumlah sampel untuk petani lada adalah:

n = 0,1 x 432 = 43,2 ≈ 43

Sampel dari masing-masing populasi anggota kelompok tani ditentukan

menggunakan rumus alokasi proporsi sampel, Nazir (1988), yaitu:

ni = [

] n

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

35

Keterangan:

ni = Jumlah sampel setiap kelompok

Ni = Jumlah populasi masing-masing kelompok

N = Jumlah seluruh populasi kelompok

n = Jumlah sampel secara keseluruhan

Tabel 5. Data jumlah populasi dan sampel penelitian di Desa Sukadana Baru

No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota Jumlah Sampel

1 Sido Makmur 25 3

2 Sri Rejeki II 25 3

3 Sidomulyo 25 3

4 Bima Sakti 24 2

5 Karya Mukti 25 2

6 Mekar Sari 25 3

7 Sangkuriang 20 2

8 Handayani 27 3

9 Tunas Muda 24 2

10 Sumber Makmur I 25 3

11 Sri Rejeki 24 3

12 Sentosa 24 2

13 Cempaka Putih 24 2

14 Sido Rukun 24 2

15 Tirta mandala 24 2

16 Karya Tani 24 2

17 Sumber Makmur II 23 2

18 Pangestu 20 2

Jumlah 432 43

Sumber: Gapoktan Cahaya Baru, 2017.

Pada Tabel 5 terlihat jumlah sampel sebesar 43 orang petani lada yang

diambil dari kelompok tani secara proporsional. Penentuan sampel

menggunakan tabel acak sederhana sehingga setiap unit sampel populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

36

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

diskusi secara langsung dengan responden dengan alat bantu kuesioner.

Data primer yang diperoleh untuk penelitian ini diantaranya umur petani,

pendidikan formal petani, luas lahan petani, pendapatan petani, lama

usahatani, pendapatan petani, dan tingkat pencarian informasi petani

melalui komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan

keterdedahan petani.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau instansi

terkait, laporan-laporan, publikasi, jurnal dan pustaka lainnya yang terkait

dengan penelitian ini. Datasekunder yang diperoleh untuk penelitian ini

diantaranya produksi lada tingkat kabupaten, produksi dan luas lahan

tingkat kecamatan, potensi produktivitas lada, penelitian terdahulu,

gambaran umum lokasi penelititian, dan teori-teori pendukung.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei, yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dengan

menggunakan kuisioner sebagai pengumpul data (Singarimbun dan Effendi,

1995). Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu:

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

37

1. Observasi

Peneliti berperan serta dalam kegiatan responden, dan melakukan

pengamatan secara cermat terhadap perilaku responden. Aspek yang

diobservasi meliputi aktivitas dan karakteristik petani. Dalam hal ini objek

yang diobservasi adalah petani lada dan pihak-pihak terkait yang dapat

menunjang kelengkapan pengumpulan data.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan

komunikasi secara langsung kepada responden. Wawancara dilakukan

pada sejumlah responden yang jumlahnya relatif terbatas dan

memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak secara langsung,

berulang ulang sesuai dengan keperluan peneliti. Dalam hal ini peneliti

bermaksud untuk mewawancarai responden yang dilakukan menggunakan

panduan kuisioner yang telah terlebih dahulu dibuat oleh peneliti.

Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan judul penelitian yang akan

diteliti.

3.5 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan

untuk menganalisis tujuan pertama dan kedua. Penelitian dengan pendekatan

kualitatif menekankan pada makna penalaran, definisi suatu situasi yang

banyak berhubungan dengan kehidupan sehari hari, serta desainnya yang

bersifat umum sesuai dengan situasi lapangan. Tujuan utama penelitian

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

38

dengan metode ini adalah untuk mengembangkan konsep-konsep yang

akhirnya menjadi teori (Sarwono, 2006). Penelitian kualitatif, yaitu metode

yang mengamati dan menggambarkan fenomena yang terkait karakteristik

petani dan perilaku petani dalam penelitian.

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel yang dinyatakan dalam bentuk

angka dan dapat dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Silaen dan Widiyono, 2013), untuk itu digunakan uji korelasi

berjenjang Rank Spearman untuk menganalisis tujuan ketiga.

Uji korelasi Rank Spearman (rs) berfungsi untuk menentukan besarnya

hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal atau tata jenjang.

Biasanya data yang dianalisis merupakan angka-angka yang berjenjang

(Sarwono, 2006). Hubungan karakteristik petani dengan perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani lada diuji dengan

menggunakan uji koefisien korelasi jenjang Spearman. Pada penelitian ini

digunakan uji koefisien korelasi jenjang Spearman untuk mengukur hubungan

dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel Y (perilaku komunikasi

petani dalam pemenuhan informasi usahatani lada) dan variabel X

(karakteristik petani), dan data yang diteliti merupakan data berpasangan dari

populasi dan sampel yang sama. Menurut Siegel (1986), rumus korelasi

jenjang Spearman yang digunakan yaitu:

rs =1- ∑

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

39

Keterangan:

rs = Nilai korelasi jenjang Spearman

d = Selisih setiap pasang jenjang (rank)

N = Jumlah pasang jenjang untuk Spearman

Rumus rs ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian ini

akan melihat korelasi (keeratan hubungan) antara variabel-variabel dari

peringkat dan dibagi dalam klasifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan fungsi

rs yang merupakan ukuran asosiasi dua variabel yang berhubungan, diukur

sekurang-kurangnya dengan skala ordinal (berurutan), sehingga objek atau

individu yang dipelajari dapat diberi peringkat dalam rangkaian berurutan.

Bila terdapat rank kembar dalam variabel X, dan Y maka diperlukan

faktor koreksi T dengan rumus:

rs =

=

=

=

Keterangan:

n = Jumlah sampel

t = Banyak observasi yang berangka sama pada suatu peringkat

tertentu.

T = Faktor koreksi

Σx2 = Jumlah kuadrat variabel bebas yang dikoreksi

Σy2 = Jumlah kuadrat variabel terikat yang dikoreksi

ΣTx = Jumlah faktor koreksi variabel bebas

Σty = Jumlah faktor koreksi variabel terikat

Mencari t-hitung uji korelasi Rank Spearman dipergunakan rumus sebagai

berikut:

t hitung = rs √

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

40

Keterangan:

t hitung = Nilai t yang dihitung

n = Jumlah sampel penelitian

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika t hitung ≤ t tabel (n-2) maka tolak H1 pada á 0.05 atau á 0.01, artinya

tidak ada hubungan nyata pada kedua variabel.

2. Jika t hitung >t tabel (n-2), maka terima H1 pada á 0.05 atau á 0.01, artinya

terdapat hubungan yang nyata pada kedua variabel.

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Seluruh responden penelitian berada pada tingkat umur produktif dengan

umur rata rata 42 tahun, seluruh responden pernah bersekolah dengan rata

rata bersekolah sampai tingkat pendidikan dasar (9 tahun), rata-rata luas

lahan yang diusahakan petani untuk usahatani lada yaitu 2,00 hektar, lama

usahatani lada responden rata rata 22 tahun, dan rata rata pendapatan

responden adalah Rp 2.591.382/bulan.

2. Rata-rata perilaku komunikasi responden penelitian adalah sedang. Pada

komunikasi interpersonal, responden lebih banyak memenuhi kebutuhan

informasi usahatani dari petani lain, dan tengkulak. Pada komunikasi

dalam kelompok seluruh responden aktif memenuhi kebutuhan informasi

usahatani melalui kegiatan rutin kelompok, kegiatan di luar kegitan rutin

dan pendidikan non formal yang diadakan kelompok. Sebagian besar

responden penelitian hanya terdedah pada media elektronik melalui

internet, dan hanya sedikit yang terdedah pada media cetak.

3. Terdapat hubungan yang nyata antara karateristik petani dan perilaku

komunikasi dalam pemenuhan informasi usahatani lada. Karakteristik

tersebut diantaranya adalah, umur petani, luas lahan, dan pendapatan.

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

76

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah

sebagai berikut :

1. Bagi petani, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan mengenai

budidaya lada dengan cara memaksimalkan pencarian informasi terkait

teknis usahatani, manajemen usahatani, dan sistem pemasaran yang baik

sehingga pengelolaan budidaya lada semakin baik dan berdampak pada

peningkatan produksi dan pendapatan dengan cara membaca berbagai

literatur budidaya lada baik dalam bentuk buku maupun melalui website.

2. Bagi pemerintah khususnya instansi yang terkait, untuk lebih

memperhatikan ketersediaan informasi terkait pertanian, khususnya

usahatani lada. Sebaiknya program informasi pertanian juga ditayangkan

oleh televisi swasta dan nasional, dan adanya koran yang menyediakan

informasi terkait pertanian agar program informasi pertanian lebih luas

diterima masyarakat khususnya petani.

3. Bagi peneliti lain disarankan dapat menyempurnakan penelitian ini dengan

meneliti kebutuhan petani mengenai informasi usahatani lada pada

berbagai jenis media di daerah penelitian.

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

77

DAFTAR PUSTAKA

Andawan, E. 2007. Hubungan karakteristik petani kedelai dengan kepuasan

mereka pada bimbingan penyuluhan pertanian di Kabupaten Lahat Sumatera

Selatan. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arikunto S. 2013. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Astuti, U. 2008. Hubungan karakteristik dan aktivitas komunikasi dengan perilaku

masyarakat perkampungan budaya Betawi. Jurnal Komunikasi pembangunan,

2 (6):13-22.

Badan Pusat Statistik. 2004. Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) Per

Bulan (Dalam Rupiah). Badan Pusat StatistikIndonesia.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Produksi Lada Menurut

Kabupaten/Kota Di Propinsi Lampung, 2012-2016 (Ton). BPS Propinsi

Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur. 2016. Luas dan Produksi

Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten

Lampung Timur, 2016. BPS Kabupaten Lampung Timur. Sukadana.

_______________________________________. 2017. Kabupaten Lampung

Timur Dalam Angka 2017. BPS Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. 2016. Budidaya Tanaman Lada.

BPTP Lampung.

Boeree, D.C. 2010. Psikologi Sosial. Primasophie. Yogyakarta.

Dewi, R. 2017. Faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas usaha tani dan

keberhasilan program simantri di Kabupaten Klungkung. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. 6 (2):701-728.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2016. Statistik Perkebunan Tahun 2015.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

78

Ditjenbun. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia.Direktorat JendralPerkebunan.

Jakarta.

________. 2014. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Lada.Direktorat

Jendral Perkebunan. Jakarta.

________. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Lada Tahun 2015-

2017.Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.

Effendy, O.U. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung. Bandar lampung.

Fuady , I. 2012. Perilaku komunikasi petani dalam pencarian informasi pertanian

organik (kasus petani bawang merah di Desa Srigading Kabupaten Bantul) .

Jurnal Komunikasi Pembangunan, 2 (10):10-18.

Hapsari, H. 2007. Perilaku komunikasi “sadar pangan dan gizi”pada akseptor KB

Lestari(kasus di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang).

Sosiohumaniora, 1 (9):24-36.

Hapsoh dan Y. Hasanah. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU

Press. Medan.

Hartono, J. 2009. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV. Andi Offset.

Yogyakarta.

Hilman, C. 2010. Hubungan karakteristik petani dengan sumber dan kebutuhan

informasi untuk pengembangan agribisnis (studi kasus petani padi di Desa

Padahurip Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut). Skripsi. Fakultas

PertanianInstitut Pertanian Bogor. Bogor.

Kifli, G.C. 2002. Perilaku komunikasi petani padi dalam penerapan usahatani

tanaman pangan (kasus Desa Kalibuaya Kecamatan Telagasari Kabupaten

karawang) .Tesis.Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Krisnamurthi, B. 2001. Agribisnis. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.

Lesmana, D. 2013. Analisis persepsi dan reaksi gabungan kelompok tani

(gapoktan) terhadap pemanfaatan siaran televisi sebagai sumber informasi

pertanian di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai

Kartanegara. AGRIFOR, 2 (12):132-139.

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

79

Ma’mur, M. 2001. Perilaku petani sayuran dalam pemanfaatan sumber informasi

agribisnis tanaman sayuran di Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara.

Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mantra, B. I. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mardikanto. T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret

University Press. Surakarta. Mathieu, J.E. & Zajac, D. M. 1990. A review and meta analysisi of the

antecedents, correlates, consequencess of organizational commitment,

psychological bulletin. Vol 108.

Meutiara, A. 2017. Jaringan komunikasi petani dalam adopsi inovasi pertanian

tanaman pangan di Desa Rejo Binangun Kecamatan Raman Utara, Kabupaten

Lampung Timur. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Universitas Lampung.

Mosher, A. T. 1981. Menggerakkan dan Membangun Pertanian: Syarat-syarat

Pokok Pembangunandan Modernisasi. Yasaguna. Jakarta.

Mulyandari, R. 2011. Perilaku petani sayuran dalam memanfaatkan

teknologi informasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 1 (20):22-34.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Puttileihalat, P.M. 2007. Hubungan perilaku komunikasi dengan perilaku

usahatani petani minyak kayu putih. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rakhmat J. 2002. Metode Penelitian Komunikasi; Dilengkapi Contoh Dan

Analisa Statistik. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Rismunandar. 2003. Usahatani Lada Perdu. Kanisius. Yogyakarta.

Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi (Organizatio Behaviour), Pearson

Education International, Pearson Hall, New Jersey, Jilid I & II, Alih Bahasa

Angelica, D, Cahyani, R, dan Abdul. R. Salemba Empat. Jakarta.

Rogers, E. 1993. Diffusion of Inovations. Fourth edition. The Free Press. New

York.

Ruben, B dan Lea. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DAN PERILAKU …digilib.unila.ac.id/55757/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perilaku komunikasi petani dalam pemenuhan kebutuhan informasi usahatani

80

Sasongko,WA. 2014. Pengaruh perilaku komunikasi terhadap sikap dan adopsi

teknologi budidaya bawang merah di lahan pasir pantai Kecamatan Sanden

Kabupaten Bantul. Agro Ekonomi, 1 (24): 35-43.

Severin, W.J dan Tankard, J.W. 2005. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan

Terapan di Dalam Media Massa. Prenada media. Jakarta.

Siagian, S. P. 2008. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Buku. Rineka Cipta.

Jakarta.

Siegel, S. 1986. Statistik Non-Parametrik Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Silaen, S dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan

Skripsi dan Tesis. In Media. Jakarta.

Singarimbun, M. dan S., Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES.

Jakarta.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian.. Universitas

Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Soetrisno, L. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan

Sosiologis. Yogyakarta. Kanisius.

Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suwanto. 2017. Analisis daya saing dan pemasaran lada hitam di Kabupaten

Lampung Timur. Tesis. Magister Agribisnis. Universitas lampung.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM. Yogyakarta.