hubungan jumlah siklus kemoterapi terhadap kadar … · hubungan jumlah siklus kemoterapi terhadap...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN JUMLAH SIKLUS KEMOTERAPI TERHADAP KADAR
GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program studi Farmasi
Diajukan Oleh:
Maria Giovani Krist Astuti
NIM: 158114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN JUMLAH SIKLUS KEMOTERAPI TERHADAP KADAR
GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program studi Farmasi
Diajukan oleh:
Maria Giovani Krist Astuti
NIM: 158114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan semua ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orangtuaku tercinta
Kedua kakakku tersayang
Sahabat dan teman-temanku terkasih
Serta almamater, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala bimbingan, rahmat dan cinta kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis
dapat menyelesaikan naskah skripsi berjudul “Hubungan Jumlah Siklus
Kemoterapi terhadap Kadar Gula Darah Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta” tepat pada waktunya sebagai syarat untuk memperoleh gelar
sarjana farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Sharma Yogyakarta. Keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan naskah skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia
M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu,
membimbing, dan memberikan motivasi serta masukan membangun dari
awal hingga akhir proses penelitian dan penyusunan naskah skripsi.
3. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen penguji atas semua kritik, saran,
dan masukan yang membangun.
4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.selaku dosen penguji atas semua kritik,
saran, dan masukan yang membangun.
5. Ibu Wahyuning Setyani M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing akademik
selama perkuliahan di Fakultas Farmasi atas bimbingan dan perhatiannya.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu selama proses perkuliahan.
7. Orangtua tercinta Bapak St. Dhanto K.S dan mama MM. Cumik H. yang
dengan penuh kasih sayang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan,
nasehat, dan semangat kepada penulis dari awal penelitian hingga penulis
dapat menyelesaikan naskah penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....………………………………..……...……............ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……......………...…...….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………...…..…….……………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...…………... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN…......………… vi
PRAKATA…..………...………………………………………………....... vii
DAFTAR ISI………………...…...…………………………...………….... ix
DAFTAR TABEL…………......…………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR……..……...……………………………….….......... xi
DAFTAR LAMPIRAN……......…………………………………………... xii
ABSTRAK……………………...…………………………………………. xiii
ABSTRACT..…...……………………………………………..……………. xiv
PENDAHULUAN…..……………………………………………………... 1
METODE PENELITIAN….………………………………………….…… 3
Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………………. 3
Lokasi dan Sampel Penelitian…….……………………………………... 3
Pengambilan Data……………………….………………………………. 4
Analisis Statistik………………………………………………………… 5
HASIL DAN PEMBAHASAN….………………………………………… 6
KESIMPULAN……….…………………………………………………… 11
SARAN………………….……………………………………………….... 11
DAFTAR PUSTAKA…………..………………………………………….. 12
LAMPIRAN………………………….……………………………………. 14
BIOGRAFI PENULIS……………..………………………………………. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Subjek Penelitian Pasien Kemoterapi Kanker
Payudara di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode 2016-
2019……………………………………………………………… 6
Tabel II. Profil Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Subjek Penelitian Saat
Jumlah Siklus Kemoterapi ≤3 dan Saat Jumlah Siklus Kemoterapi
>3 siklus…….…………...………………………………………. 8
Tabel III. Perbedaan Rata-rata Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Saat
Jumlah Siklus Kemoterapi ≤3 dan Saat Jumlah Siklus Kemoterapi
>3 siklus………...……………………………………………….. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Kemoterapi Kanker Payudara
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode 2016-2019……... 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance………………………………………………. 14
Lampiran 2. Surat Izin Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta…………………. 15
Lampiran 3. Sertifikat Analisis CE&BU……………………….………...…. 16
Lampiran 4. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian………………………... 17
Lampiran 5. Formulir Identitas Responden Penelitian………………..……... 18
Lampiran 6. Definisi Operasional Penelitian………………………………... 19
Lampiran 7. Hasil analisis uji t berpasangan….……………………………... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Jumlah penderita kanker di Indonesia tahun 2013 diperkirakan sekitar
347.792 orang dan prevalensi kanker tertinggi di Indonesia ada pada Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 4,1‰. Selain itu, prevalensi kanker
payudara tertinggi juga terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu
sebesar 2,4‰. Kemoterapi kanker payudara merupakan terapi sistemik
menggunakan obat untuk membunuh sel kanker dan memiliki risiko meningkatkan
kadar gula darah pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara jumlah siklus kemoterapi terhadap perubahan kadar
gula darah sewaktu pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan
penelitian cohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Besar sampel
yang digunakan sebanyak 62 responden dan diambil secara non-random purposive
sampling. Nilai rata-rata±SD kadar gula darah sewaktu pada pasien kanker
payudara saat jumlah siklus kemoterapi ≤3 siklus adalah 104,3±16,9 mg/dL dan
saat jumlah siklus kemoterapi >3 siklus adalah 107,8±22,1 mg/dL. Hasil analisis
menggunakan uji t berpasangan menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata kadar
gula darah sewaktu yang bermakna secara statistik saat jumlah siklus kemoterapi
≤3 siklus dan saat jumlah siklus kemoterapi >3 siklus pada pasien kanker payudara
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta (p=0,24).
Kata kunci: kanker payudara, siklus kemoterapi, gula darah sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
In 2013, the number of cancer patients in Indonesia is estimated to be
around 347,792 people and the highest prevalence of cancer in Indonesia is in the
province of Yogyakarta which is 4.1%. In addition, the highest prevalence of breast
cancer is found in the province of Yogyakarta, which is 2.4%. Breast cancer
chemotherapy is a systemic therapy using drugs to kill cancer cells and have a risk
to increasing blood glucose level of the breast cancer patients. This study aims to
determine the relationship between the numbers of chemotherapy cycles to the
change of random blood glucose level in breast cancer patients at Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta. The type of study was analytic observational with a
retrospective cohort study design using data from the patients’ medical record. The
sample was amount 62 respondents and taken by non-random purposive sampling.
The value of mean±SD random blood glucose level of breast cancer patients when
the number of chemotherapy cycles ≤3 cycles is 104.3±16.9 mg/dL and when the
number of chemotherapy cycles >3 is 107.8±22.1 mg/dL. The results of the analysis
by paired t test showed no significant difference in the mean of random blood
glucose level when the number of chemotherapy cycles ≤3 cycles and when the
number of chemotherapy cycles >3 cycles of breast cancer patients in Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta (p=0.24).
Keywords: breast cancer, chemotherapy cycle, random blood glucose
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru yang melampaui batas normal dan
dapat menyerang ke bagian tubuh yang bersebelahan bahkan menyebar ke organ
lain, proses menyebarnya sel kanker ini disebut dengan metastasis dan merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker. Istilah lain yang digunakan untuk kanker
adalah tumor ganas dan neoplasma. Kanker merupakan salah satu penyebab
kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2018, diperkirakan ada 9,6 juta orang
meninggal karena kanker (WHO, 2018). Secara nasional jumlah penderita kanker
pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 diperkirakan ada sekitar
347.792 orang. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi
untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1‰ (Kemenkes RI, 2015).
Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel secara tidak normal pada
jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulus dan dapat
diderita oleh perempuan maupun laki-laki. Ada beberapa faktor pemicu munculnya
kanker payudara pada perempuan, yaitu faktor genetik, faktor lingkungan, dan
kebiasaan gaya hidup sehari-hari. Berdasarkan data estimasi dari Globocan,
International Agency for Research on Cancer, tahun 2012 diketahui bahwa kanker
payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi
sebesar 43,3% dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%.
Penyakit kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi
di Indonesia pada tahun 2013 setelah kanker serviks. Prevalensi kanker payudara
tertinggi di Indonesia terdapat pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu
sebesar 2,4‰ (Kemenkes RI, 2015; Kemenkes RI, 2017).
Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang diberikan untuk pasien
kanker payudara dan merupakan terapi menggunakan obat untuk membunuh sel-
sel kanker. Pasien kanker akan menerima kemoterapi secara bertahap dalam
beberapa siklus, satu siklus kemoterapi adalah satu periode perawatan kemoterapi
diikuti oleh satu periode istirahat untuk memberikan kesempatan tubuh membangun
sel-sel baru yang sehat (National Cancer Institute, 2018). Berdasarkan hasil
penelitian Dieli-Conwright et al. (2016) pada 86 pasien kanker payudara tahap awal
yang bebas dari gangguan metabolik ditemukan peningkatan skor metabolic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
syndrome yang signifikan setelah pemberian kemoterapi selesai (p<0,01).
Alacacioglu et al. (2016) melakukan penelitian pada 17 pasien kanker payudara
dengan rejimen kemoterapi docetaxel (75 mg), epirubicine (100 mg) dan
cyclophosphamide (500 mg) menyatakan bahwa resistensi insulin meningkat pada
penggunaan obat kemoterapi golongan taxan (p<0,05). Persentase kejadian
metabolisme glukosa abnormal (DM+IGR) pada 835 pasien kanker dengan siklus
kemoterapi ≤3 siklus dan >3 siklus, ditemukan semakin meningkat (p<0,01) setelah
pemberian kemoterapi terutama setelah pemberian siklus kemoterapi yang lebih
banyak (Li et al., 2016).
Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah
(Dorland, 2010). Kadar gula darah sewaktu (2 jam setelah makan) menurut
American Diabetes Association (2018) dikategorikan normal jika kadar gula darah
<140 mg/dL, sedangkan kadar gula darah 140-199 mg/dL dikategorikan tinggi
(prediabetes) dan kadar gula darah ≥200 mg/dL sudah dikategorikan sebagai
diabetes. Penelitian Raza et al. (2018) menunjukkan bahwa kadar gula darah
sewaktu (GDS) pada pasien kanker payudara signifikan lebih tinggi (p<0,05)
dibandingkan dengan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada kelompok subjek sehat
dan menurut penelitian Villarreal-Garza et al. (2012) kondisi kadar gula darah
tinggi (gula darah puasa >130 mg/dL) pada pasien kanker payudara dengan
penyakit diabetes maupun non-diabetes dapat meningkatkan risiko kematian
dibandingkan dengan pasien yang memiliki kondisi kadar gula darah normal,
sehingga diperlukan tindakan untuk mempertahankan kadar gula darah pada
kondisi normal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah siklus
kemoterapi terhadap perubahan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien
kanker payudara. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang
mempunyai kontribusi besar dalam pelayanan kesehatan dan memiliki prevalensi
cukup tinggi pada kasus kanker payudara. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi terkait hubungan atau pengaruh jumlah siklus kemoterapi
dengan risiko perubahan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien kanker
payudara yang menjalankan kemoterapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian cohort. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
karena tidak ada perlakuan ataupun intervensi pada subjek penelitian dan hasilnya
dianalisis secara statistik. Penelitian ini besifat cohort karena dilakukan
pengamatan subjek penelitian dan pengukuran variabel jumlah siklus kemoterapi
sebagai faktor risiko serta kadar gula darah sewaktu (GDS) sebagai outcome dalam
suatu periode waktu pengamatan, yaitu selama periode siklus kemoterapi ≤3 siklus
dan periode siklus kemoterapi >3 siklus. Pengamatan objek dilakukan secara
retrospektif karena menggunakan data yang sudah terkumpul di masa lampau
dengan melihat riwayat subjek penelitian dari catatan rekam medis pasien. Setiap
subjek penelitian sudah memiliki data kadar gula darah sewaktu (GDS) yang
pengukurannya telah dilakukan di setiap sebelum pemberian siklus kemoterapi.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 – Maret 2019 di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Subjek penelitian merupakan pasien kanker
payudara yang menjalankan kemoterapi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
selama periode tahun 2016 - 2019. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien
perempuan dengan diagnosis kanker payudara serta menjalankan kemoterapi
kanker payudara di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Kriteria eksklusi pada
penelitian ini adalah pasien dengan riwayat penyakit diabetes mellitus dan pasien
dengan data rekam medis yang tidak lengkap seperti tidak dicantumkan secara jelas
keterangan mengenai stage kanker, riwayat obat kemoterapi, dan data pengukuran
kadar gula darah sewaktu pada saat siklus kemoterapi ≤3 siklus dan saat siklus
kemoterapi >3 siklus. Jumlah subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 62 pasien kanker payudara. Subjek penelitian ini diambil dengan teknik
purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode 2016-2019
Pengambilan Data
Penelitian ini telah memiliki izin berupa ethical clearance dari Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana dengan nomor: 923/C.16/FK/2019 serta izin penelitian dari Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta dengan nomor: 08919/KC.0276/2018. Pengambilan
data dimulai dengan seleksi rekam medis pasien kanker payudara yang
menjalankan kemoterapi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama periode
tahun 2016-2019 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir data responden
penelitian dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan rekam
medis pasien. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu catatan
rekam medis pasien untuk mengumpulkan data. Data yang diambil dari rekam
medis pasien adalah data mengenai riwayat jumlah siklus kemoterapi dan data hasil
pengukuran kadar gula darah sewaktu (GDS) serta data tambahan lain untuk
melengkapi formulir data responden seperti nama, umur, diagnosis kanker, stage
kanker, tekanan darah, tinggi badan, berat badan, riwayat diabetes mellitus, dan
riwayat obat kemoterapi.
Inklusi:
Pasien perempuan dengan diagnosis
kanker payudara dan menjalankan
kemoterapi di Rumah sakit Bethesda
Yogyakarta selama periode tahun 2016 -
2019
Jumlah: 115 pasien kanker payudara
Eksklusi:
7 Pasien dengan riwayat DM
dan 46 pasien dengan data
rekam medis tidak lengkap
Jumlah: 53 pasien kanker
payudara
Total subjek pada penelitian:
62 pasien kanker payudara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dalam penelitian ini pencatatan data kadar gula darah sewaktu (GDS) dan
jumlah siklus kemoterapi dilakukan di setiap siklus kemoterapi subjek penelitian
yang disesuaikan dengan format formulir data responden penelitian. Semua data
kadar gula darah sewaktu (GDS) yang telah diperoleh kemudian dikelompokan
menjadi 2 kelompok yaitu saat jumlah siklus kemoterapi masih ≤3 siklus dan saat
jumlah siklus kemoterapi sudah >3 siklus sehingga setiap subjek penelitian
memiliki dua kelompok data kadar gula darah sewaktu (GDS) untuk selanjutnya
dicari nilai rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) pada masing-masing
kelompok data.
Analisis Statistik
Analisis data secara statistik dilakukan di Clinical Epidemiology and
Biostatistic Unit (CE&BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gajdah Mada
Yogyakarta. Data diolah menggunakan program IBM SPSS 22 dengan taraf
kepercayaan 95%. Uji normalitas yang digunakan untuk melihat sebaran data kadar
gula darah sewaktu (GDS) pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-smirnov
karena subjek penelitian yang digunakan >50 orang. Data kadar gula darah sewaktu
(GDS) selanjutnya dianalisis menggunakan analisis bivariat dengan uji t
berpasangan untuk membandingkan perbedaan rata-rata kadar gula darah sewaktu
(GDS) subjek penelitian saat jumlah siklus kemoterapi masih ≤3 siklus dan rata-
rata kadar gula darah sewaktu (GDS) subjek penelitian saat jumlah siklus
kemoterapi sudah >3 siklus. Pengaruh jumlah siklus kemoterapi terhadap kadar
gula darah sewaktu (GDS) pada pasien kanker payudara dapat dilihat dari nilai p
hasil analisis uji t berpasangan. Rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) subjek
penelitian saat jumlah siklus kemoterapi masih ≤3 siklus dan saat jumlah siklus
kemoterapi sudah >3 siklus dianggap memiliki perbedaan yang bermakna secara
statistik apabila nilai p<0,05. Analisis karakteristik subjek penelitian meliputi umur,
stage kanker, dan agen kemoterapi disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah subjek penelitian pada penelitian mengenai hubungan antara
jumlah siklus kemoterapi terhadap kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien
kanker payudara yang dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta adalah
sebanyak 62 orang, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah
siklus kemoterapi terhadap perubahan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien
kanker payudara.
Tabel I. Karakteristik Subjek Penelitian Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode 2016-2019
Variabel Jumlah
(n=62)
Persentase
(%)
Umur 30 – 40 tahun 6 9,7
41 – 50 tahun 29 46,8
>50 tahun 27 43,5
Stage kanker I-II 6 9,7
III-IV 56 90,3
Agen kemoterapi Taxan/ Platinum 48 77,4
Taxan 3 4,8
Taxan/Antrasiklin 7 11.3
Antrasiklin 4 6,5
Distribusi karasteritik subjek penelitian disajikan pada tabel I, seluruh
subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang
menjalankan kemoterapi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2016 – 2019
dan berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar subjek penelitian berumur 41-50
tahun (29 orang) dengan rata-rata umur adalah 48±6,2 tahun dan hampir seluruh
subjek penelitian berada pada stage III-IV (56 orang).
Berdasarkan karakteristik umur subjek penelitian, ada 6 orang (9,7%)
berumur 30-40 tahun, 29 orang (46,8%) berumur 41-50 tahun, dan 27 orang (43,5)
berumur di atas 50 tahun. Hal ini sesuai dengan data Riset Kesehatan Dasar 2013
yang dilakukan oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bahwa kelompok umur 25-54 tahun merupakan kelompok umur dengan prevalensi
kanker yang cukup tinggi (Kemenkes RI, 2015). Pada penelitian ini, subjek
penelitian kelompok umur 30-40 tahun memiliki rata-rata kadar gula darah sewaktu
(GDS) yang relatif lebih rendah dibandingkan pada subjek penelitian kelompok
umur di atas 40 tahun. Umur merupakan salah satu faktor dalam peningkatan kadar
gula darah karena semakin bertambahnya umur maka gangguan pengaturan glukosa
seperti resistensi insulin sering terjadi yang disebabkan oleh penurunan massa otot
dan peningkatan massa lemak dalam tubuh (Reswan dkk, 2017).
Berdasarkan karakteristik stage kanker subjek penelitian, ada 6 orang
(9,7%) berada pada stage I-II dan 56 orang (90,3%) berada pada stage III-IV. Pada
penelitian ini subjek penelitian dengan stage kanker III-IV memiliki rata-rata kadar
gula darah sewaktu (GDS) yang relatif lebih tinggi dan lebih banyak mengalami
kondisi hiperglikemia (GDS ≥140 mg/dL) dibandingkan dengan subjek penelitian
dengan stage kanker I-II, hal ini sejalan dengan penelitian Wowor dkk. (2016) yang
menunjukkan lebih banyak sindrom metabolik glukosa terjadi pada pasien kanker
payudara dengan stage III-IV. Menurut penelitian Raza et al. (2018) pada pasien
kanker payudara stage I-III, pasien kanker payudara dengan metastasis kelenjar
getah bening (IB, IIB, dan IIIA) menunjukkan kadar gula darah sewaktu (GDS)
yang signifikan lebih tinggi (p<0,05) dibandingkan pada pasien kanker payudara
tanpa metastasis pada kelenjar getah bening (IA dan IIA). Juanjuan et al. (2015)
berpendapat bahwa kondisi hiperglikemia dapat menyebabkan proliferasi dan
metastasis sel kanker.
Obat kemoterapi yang paling banyak digunakan oleh subjek penelitian
adalah kombinasi paclitaxel dengan carboplatin yaitu sebanyak 48 orang (77,4%),
kombinasi paclitaxel/carboplatin merupakan agen kemoterapi non-antrasiklin yang
efektif untuk pasien kanker payudara (Chen et al., 2010). Agen kemoterapi
golongan taxan (contoh: paclitaxel & docetaxel) atau platinum (contoh: carboplatin
& cisplatin) memiliki pengaruh yang signifikan (p<0,01) dalam peningkatan
insidensi glukosa abnormal menurut penelitian Li et al. (2016). Selain itu, De Lima
Junior et al. (2016) meneliti bahwa pengobatan dengan doxorubicin (golongan
antrasiklin) dapat menyebabkan kondisi hiperglikemia dan resistensi insulin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dimediasi oleh penghambatan activated protein kinase (AMPk) dan aktivitas
protein ini memainkan peran penting dalam meningkatkan uptake glukosa di otot
rangka.
Tabel II. Profil Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Subjek Penelitian Saat Jumlah
Siklus Kemoterapi ≤3 dan Saat Jumlah Siklus Kemoterapi >3 siklus
Kadar Gula Darah Sewaktu
Jumlah Siklus Kemoterapi
≤3 siklus
n (%)
>3 siklus
n (%)
<140 mg/dL 58 (93,5) 53 (85,5)
≥140 mg/dL 4 (6,5) 9 (14,5)
Total 62 (100) 62 (100)
Profil kadar gula darah sewaktu (GDS) subjek penelitian ditunjukkan pada
tabel II. Masing-masing subjek penelitian memiliki dua kelompok data profil kadar
gula darah sewaktu (GDS), yaitu saat jumlah siklus kemoterapi ≤3 siklus dan saat
jumlah siklus kemoterapi >3 siklus yang diperoleh dari nilai rata-rata kadar gula
darah sewaktu (GDS) yang ada di setiap siklus kemoterapi subjek penelitian. Rata-
rata kadar gula darah sewaktu (GDS) pada setiap kelompok data kemudian
dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu kadar gula darah sewaktu normal (GDS
<140mg/dL) dan kadar gula darah sewaktu tinggi (GDS ≥140mg/dL) untuk melihat
perbedaan proporsi kejadian hiperglikemia (GDS ≥140mg/dL) pada jumlah siklus
kemoterapi yang berbeda.
Kelompok data kadar gula darah sewaktu (GDS) dari 62 subjek penelitian
saat jumlah siklus kemoterapi ≤3 siklus menunjukkan jumlah subjek penelitian
yang mengalami kejadian hiperglikemia ada 4 orang (6,5%) dan yang memiliki
kadar gula darah sewaktu (GDS) normal ada 58 orang (93,5%), sedangkan
kelompok data kadar gula darah sewaktu (GDS) dari 62 subjek penelitian saat
jumlah siklus kemoterapi >3 siklus menunjukkan jumlah subjek penelitian yang
mengalami kejadian hiperglikemia bertambah menjadi 9 orang (14,5%) dan yang
memiliki kadar gula darah sewaktu (GDS) normal ada 53 orang (85,5%), kondisi
ini sejalan dengan penelitian Li et al. (2016) yang menunjukkan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
metabolisme glukosa yang abnormal (DM+IGR) lebih banyak terjadi pada subjek
penelitian dengan jumlah siklus kemoterapi >3 siklus.
Penelitian ini akan melihat pengaruh dari faktor risiko jumlah siklus
kemoterapi terhadap perubahan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien
kanker payudara tanpa membedakan agen kemoterapi dan durasi kemoterapi yang
diberikan. Pengambilan data kadar gula darah sewaktu (GDS) subjek penelitian
pada saat jumlah siklus kemoterapi masih ≤3 siklus dan saat jumlah siklus
kemoterapi sudah >3 siklus dilakukan untuk membandingkan apakah terdapat
perbedaan rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) ketika memiliki faktor risiko
jumlah siklus kemoterapi yang berbeda. Data kadar gula darah sewaktu (GDS) pada
penelitian ini termasuk data berpasangan karena dua kelompok data kadar gula
darah sewaktu (GDS) diperoleh dari pengukuran pada kelompok individu yang
sama. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa
data selisih kadar gula darah sewaktu (GDS) terdistribusi normal dengan nilai
p>0,05 (Dahlan, 2017).
Tabel III. Perbedaan Rata-rata Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Saat Jumlah
Siklus Kemoterapi ≤3 dan Saat Jumlah Siklus Kemoterapi >3 siklus
Rata-rata±SD Selisih±SD p-value
GDS saat jumlah siklus
kemoterapi ≤ 3 siklus 104,3±16,9 mg/dL
3,5±23,3 0,24* GDS saat jumlah siklus
kemoterapi > 3 siklus 107,8±22,1 mg/dL
*tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05)
Hasil analisis statistik menggunakan uji t berpasangan menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik karena nilai p=0,24
(p>0,05) antara rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) pada saat jumlah siklus
sudah >3 siklus (107,8±22,1 mg/dL) dibandingkan dengan rata-rata kadar gula
darah sewaktu (GDS) pada saat jumlah siklus masih ≤3 siklus (104,3±16,9 mg/dL),
dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh antara jumlah siklus
kemoterapi terhadap kadar gula darah sewaktu pada pasien kanker payudara di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, hal ini sejalan dengan penelitian Bicakli et al.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(2014) pada 104 pasien kanker payudara stage II-III yang membandingkan rata-rata
kadar gula darah puasa (GDP) saat siklus kemoterapi 1, siklus kemoterapi 6, dan 3
bulan kontrol setelah kemoterapi yang menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
rata-rata kadar gula darah puasa (GDP) yang signifikan (p=0,52). Penelitian serupa
juga dilakukan oleh Hickish et al. (2009) yang membandingkan rata-rata kadar gula
darah sewaktu di setiap siklus kemoterapi dan menunjukkan adanya peningkatan
kadar gula darah seiring bertambahnya jumlah siklus kemoterapi yang diterima,
namun peningkatan baru terlihat signifikan setelah melewati siklus kemoterapi ke-
5 pada pasien kanker payudara yang menerima docetaxel dan dexamethasone
dengan dosis tinggi (p<0,01).
Berdasarkan hasil systematic review yang dilakukan oleh Buch et al.
(2019) dengan mengikutsertakan 8 studi mengenai efek pemberian kemoterapi
dan/atau aromatase inhibitor pada pasien kanker payudara dan pengaruhnya pada
glukosa, insulin dan/ atau resistensi insulin menunjukkan kecenderungan
peningkatan glukosa dari pengukuran sebelum dan setelah pemberian terapi
kemungkinan disebabkan oleh penambahan berat badan dan/atau perubahan
komposisi tubuh. Selain itu, perubahan kadar glukosa dan insulin terlihat pada
periode waktu follow-up yang lebih lama seperti pada penelitian Guinan et al.
(2014) dengan periode follow-up hingga 40 bulan menunjukkan peningkatan
signifikan kadar HbA1c dan insulin sedangkan pada penelitian Arpino et al. (2015)
tidak menemukan perubahan signifikan dalam kadar glukosa atau insulin dengan
rata-rata waktu follow-up 14 bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh antara jumlah siklus
kemoterapi terhadap perubahan rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) pada
pasien kanker payudara. Hal ini bisa disebabkan karena kadar gula darah pada
pasien kanker payudara juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti aktivitas
fisik, kondisi psikologis, dan body mass index (BMI). Latihan fisik secara rutin
memiliki peranan dalam pengurangan gejala post-terapi (nyeri, mual, lemas),
memperbaiki sensivitas insulin dan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot
skeletal pada pasien kanker payudara (Wiharja, 2016). Body mass index (BMI) yang
semakin tinggi atau obesitas memiliki pengaruh pada kinerja insulin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyebabkan peningkatan kadar gula darah akibat penurunan sensitivitas insulin
(Nugroho dan Wijayanti, 2018). Selain itu, kondisi stres pada pasien kanker dapat
meningkatkan pengeluaran hormon kortisol yang berperan dalam peningkatan
kadar gula darah (Kiecolt-glaser et al., 2016;Pratiwi dkk, 2009) dan menurut Desen
(2008) yang dikutip oleh syarif dan putra (2014) kemoterapi sering diikuti dengan
perasaan cemas yang pada kondisi ini menyebabkan sistem syaraf akan memacu
aliran darah ke otot-otot skeletal dan meningkatkan detak jantung serta kadar gula
darah.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah data kadar gula darah sewaktu
(GDS) di setiap siklus kemoterapi tidak diperoleh secara lengkap dikarenakan
terbatasnya subjek penelitian yang melakukan pemeriksaan kadar gula darah
sewaktu (GDS) secara rutin dan jumlah subjek penelitian yang digunakan tidak
mencapai jumlah sampel minimal yang dibutuhkan kemungkinan dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, hasil penelitian ini dapat berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya disebabkan karena penelitian ini dilakukan dalam
periode waktu pengamatan yang singkat dan tidak dilakukan kontrol pada subjek
penelitian terkait umur, stage kanker, skor kualitas hidup, BMI dan aktivitas fisik.
KESIMPULAN
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara rata-rata
kadar gula darah sewaktu (GDS) saat jumlah siklus ≤3 siklus dengan rata-rata kadar
gula darah sewaktu (GDS) saat jumlah siklus kemoterapi >3 siklus pada pasien
kanker payudara di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta (p=0,24).
SARAN
Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengukuran gula
darah menggunakan parameter HbA1c atau kadar gula darah sewaktu (GDS) secara
rutin di setiap siklus kemoterapi dari awal hingga akhir masa kemoterapi pada
jumlah subjek penelitian yang lebih besar dan periode waktu pengamatan yang
lebih lama, serta dilakukan kontrol dan pengukuran terhadap faktor-faktor lain
seperti umur, stage kanker, aktivitas fisik, dan BMI pasien yang mungkin dapat
berpengaruh pada metabolisme glukosa pasien kanker payudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
DAFTAR PUSTAKA
Alacacioglu, A., Kebapcilar, L., Gokgoz, Z., Oztekin, O., Bozkaya, G., Tarhan, O.,
Somali, I., Yuksel, A., Sop, G., and Sari, I., 2016. Leptin, insulin and body
composition changes during adjuvant taxane based chemotherapy in patients
with breast cancer, preliminary study. Indian J Cancer, 53 (1), 39–42.
American Diabetes Association, 2018. Standards of Medical Care in Diabetes.
Diabetes Care, 41(1),S17.
Arpino, G., Angelis, C. De, Buono, G., Colao, A., Giuliano, M., Malgieri, S.,
Cicala, S., and Laurentiis, M. De, 2015. Metabolic and anthropometric
changes in early breast cancer patients receiving adjuvant therapy. Breast
Cancer Research and Treatment, 154 (1), 127–132.
Bicakli, D.H., Varol, U., Degirmenci, M., Tunali, D., Cakar, B., Durusoy, R.,
Karaca, B., Sanli, U.A., and Uslu, R., 2014. Adjuvant chemotherapy may
contribute to an increased risk for metabolic syndrome in patients with breast
cancer.
Buch, K., Gunmalm, V., Andersson, M., and Schwarz, P., 2019. Effect of
chemotherapy and aromatase inhibitors in the adjuvant treatment of breast
cancer on glucose and insulin metabolism — A systematic review, (September
2018), 238–245.
Chen, X.S., Nie, X.Q., Chen, C.M., Wu, J.Y., Wu, J., Lu, J.S., Shao, Z.M., Shen,
Z.Z., and Shen, K.W., 2010. Weekly paclitaxel plus carboplatin is an effective
nonanthracycline-containing regimen as neoadjuvant chemotherapy for breast
cancer, 21, 961–967.
Dahlan, M.S., 2017. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6.
Epidemiologi Indonesia, Jakarta.
Dieli-Conwright, C.M., Wong, L., Waliany, S., Bernstein, L., Salehian, B., and
Mortimer, J.E., 2016. An observational study to examine changes in metabolic
syndrome components in patients with breast cancer receiving neoadjuvant or
adjuvant chemotherapy. Cancer, 122 (17), 2646–2653.
Dorland, W.A.N., 2010. Kamus Kedokteran Dorland, 31st ed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Guinan, E.M., Connolly, E.M., Healy, L.A., Carroll, P.A., and Kennedy, M.J.,
2014. Syndrome and Insulin Resistance After Adjuvant Treatment for Breast
Cancer, 37 (5), 355–362.
Hickish, T., Astras, G., Thomas, P., Penfold, S., Purandare, L., Hickish, T.F., and
Kerr, D., 2009. Glucose intolerance during adjuvant chemotherapy for breast
cancer. Journal of the National Cancer Institute, 101 (7), 537.
Juanjuan, L., Wen, W., Zhongfen, L., Chuang, C., and Jing, C., 2015. Clinical
pathological characteristics of breast cancer patients with secondary diabetes
after systemic therapy : a retrospective multicenter study, 6939–6947.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Kanker Payudara. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran,1-2.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Kanker Payudara, 1–10.
Kiecolt-glaser, J.K., Habash, D.L., Fagundes, C.P., Andridge, R., Peng, J.,
Malarkey, W.B., and Belury, M.A., 2016. HHS Public Access, 77 (7), 653–
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
660.
de Lima Junior, E.A., Yamashita, A.S., Pimentel, G.D., De Sousa, L.G.O., Santos,
R.V.T., Gonçalves, C.L., Streck, E.L., de Lira, F.S., and Rosa Neto, J.C., 2016.
Doxorubicin caused severe hyperglycaemia and insulin resistance, mediated
by inhibition in AMPk signalling in skeletal muscle. Journal of Cachexia,
Sarcopenia and Muscle, 7 (5), 615–625.
Monzavi-karbassi, B., Gentry, R., Kaur, V., Siegel, E.R., Jousheghany, F.,
Medarametla, S., Fuhrman, B.J., Safar, A.M., Hutchins, L.F., and Kieber-
emmons, T., 2016. Pre-diagnosis blood glucose and prognosis in women with
breast cancer. Cancer & Metabolism, 1–6.
National Cancer Institute, 2018. Chemotherapy and You. 2-3.
Nugroho, P.S. dan Wijayanti, A.C., 2018. Indeks Masa Tubuh dan Kaitannya
Dengan Diabetes Melitus pada Umur > 15 Tahun Di Indonesia, Studi Data
Survei Kehidupan Keluarga Indonesia V. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 5 (1), 12–15.
Pratiwi, P., Amatiria, G., and Yamin, M., 2009. Pengaruh Stress Terhadap Kadar
Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan, V (1),
11–16.
Raza, U., Asif, M.R., Rehman, A. Bin, and Sheikh, A., 2018. Hyperlipidemia and
hyperglycaemia in Breast Cancer Patients is related to disease stage, 34 (1),
209–214.
Reswan, H., Alioes, Y., Rita, R.S., Nan, S., DAN Sicincin, A., 2017. Artikel
Penelitian Gambaran Glukosa Darah pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan Andalas, 6 (3), 673–678.
Syarif, H. dan Putra, A., 2014. Progressive muscle relaxation. Idea Nursing
Journal, V (3), 1–8.
Villarreal-Garza, C., Shaw-Dulin, R., Lara-Medina, F., Bacon, L., Rivera, D.,
Urzua, L., Aguila, C., Ramirez-Morales, R., Santamaria, J., Bargallo, E.,
Mohar, A., and Herrera, L.A., 2012. Impact of diabetes and hyperglycemia on
survival in advanced breast cancer patients. Experimental Diabetes Research,
2012.
Wiharja, A., 2016. The New Perspective of Exercise as a Breast Cancer Therapy.
Journal of Medicine and Health. 1(3), 287–295.
World Health Organization, 2018. WHO_Cancer. WHO (Online),
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/cancer/ accesed 19 May
2019.
Wowor, K.M., Haroen, H., dan Pandelak, K., 2016. Gambaran komponen sindrom
metabolik pada pasien kanker payudara. Jurnal e-Clinic (e-Cl), 4(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Lampiran 1. Ethical Clearence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 2. Surat Izin Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 3. Sertifikat Analisis Data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 4. Perhitungan Besar Sampel Penelitian (OpenEpi.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 5. Formulir Identitas Responden Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 6. Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Operasional Skala
Kanker
Payudara
Diagnosis kanker payudara berdasarkan
penetapan diagnosis dokter
Kategorik
(Nominal)
Siklus
Kemoterapi
Riwayat jumlah siklus kemoterapi yang telah
dijalankan dan diambil dari data rekam medis
pasien. Dikelompokkan menjadi:
Pengukuran pertama : ≤3 siklus
Pengukuran kedua: >3 siklus
Kategorik
(Ordinal)
Kadar Gula
Darah Sewaktu
Kadar glukosa dalam darah hasil pemeriksaan
Laboratorium yang diambil oleh tenaga klinis
kesehatan saat satu hari atau dua hari sebelum
pemberian siklus kemoterapi selanjutnya,
diperoleh data dari rekam medis pasien. Dicari
nila rata- rata kemudian dikelompokkan menjadi:
Kadar GDS normal dan rendah <140 mg/dL
Kadar GDS tinggi ≥140 mg/dL
Numerik
(Rasio) &
Kategorik
(Ordinal)
Stage kanker Diagnosis stadium kanker berdasarkan penetapan
oleh dokter
Kategorik
(Ordinal)
Obat
kemoterapi
Agen kemoterapi yang digunakan pasien selama
masa kemoterapi sesuai yang tercantum pada
protokol kemoterapi di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta
Kategorik
(Nominal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 7. Hasil Uji Statistik
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
selisih .073 62 .200* .978 62 .761
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
T-test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 GDS_1 GDS Siklus < 3 104.28 62 16.93848 2.15119
GDS_2 GDS Siklus > 3 107.79 62 22.06473 2.80222
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Pair 1 GDS_1 GDS Siklus < 3 - GDS_2
GDS Siklus > 3 -3.50355 23.30265 2.95944 -9.42131
Paired
Differences
t df Sig. (2-tailed)
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Pair 1 GDS_1 GDS Siklus < 3 - GDS_2
GDS Siklus > 3 2.41422 -1.184 61 .241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BIOGRAFI PENULIS
Penulis Skripsi dengan judul “Hubungan Jumlah Siklus
Kemoterapi terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada
Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta” bernama lengkap Maria Giovani Krist
Astuti, lahir di Tangerang 17 September 1997 yang
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan
St.Dhanto K.S dan MM Cumik H. Penulis menempuh
pendidikan di SD Kanisius Sengkan 2003-2009, SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 2009-2012, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta 2012-
2015, dan pada tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam
mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan seperti menjadi anggota divisi hubungan
masyarakat Pharmacy Performance & LCC 2016 dan menjadi koordinator divisi
hubungan masyarakat PROTON (LCC, LKTI dan PI) 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI