hubungan infestasi dengan kualitas tidur pada …digilib.unila.ac.id/60598/3/skripsi tanpa bab...

68
HUBUNGAN INFESTASI Pediculus capitis DENGAN KUALITAS TIDUR PADA SANTRIWATI Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) PONDOK PESANTREN AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG ( Skripsi ) Oleh Fauziyyah Nuur Al azizah 1618011027 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

HUBUNGAN INFESTASI Pediculus capitis DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA SANTRIWATI Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) PONDOK

PESANTREN AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

Oleh

Fauziyyah Nuur Al azizah

1618011027

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

HUBUNGAN INFESTASI Pediculus capitis DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA SANTRIWATI Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) PONDOK

PESANTREN AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

Oleh

Fauziyyah Nuur Al azizah

1618011027

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

ABSTRACT

THE CORRELATION OF Pediculus capitis INFESTATION

WITH SLEEP QUALITY IN SANTRIWATI AT ISLAMIC

BOARDING SCHOOL AL HIKMAH, BANDAR LAMPUNG

By:

FAUZIYYAH NUUR AL AZIZAH

Background: The most prevalence of pediculosis cases occurs school-

age children who live in the dormitory because of the many factors

supporting infestation. As a result of untreated pediculosis infestation

can cause various effects on sufferers, including reduced sleep quality

due to itching, social stigma, shame, low self-esteem, impaired

concentration of learning at school because of itching which results in

decreased achievement and discomfort in children

Methods: The design of this study is Cross Sectional. The study

population was 193 people. The sample in this study was 62 people. The

research sample was taken using proportionate stratified random

sampling technique. The independent variable of this study was

Pediculus capitis infestation and the dependent variable was sleep

quality. The study was conducted by filling out questionnaires by

research subjects and physical examination. Data analysis using Fisher.

Results: The results of this study are as many as 11.3% who have good

sleep quality while 88.7% have poor sleep quality. In an alternative

analysis of chi square namely fisher test because more than 10% of cells

have expected less than five, regarding the relationship of infestation

Pediculus capitis with sleep quality p value = 0.082.

Conclusion: The prevalence of pediculosis in al hikmah Islamic

boarding school in Lampung is 72.6%. The results of statistical analysis

found no relationship between pediculus capitis infestation and sleep

quality (p = 0.082)

Keywords: Prevalence, Pediculus capitis, sleep quality

Page 4: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

ABSTRAK

HUBUNGAN INFESTASI Pediculus capitis DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA SANTRIWATI Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) PONDOK

PESANTREN AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

Oleh:

FAUZIYYAH NUUR AL AZIZAH

Latar belakang: Prevalensi kasus pedikulosis paling banyak terjadi

anak usia sekolah yang tinggal di asrama karena banyaknya faktor

pendukung infestasi. Akibat dari infestasi pedikulosis yang tidak diobati

dapat menimbulkan berbagai dampak pada penderitanya, antara lain

berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa malu,

rendah diri, gangguan konsentrasi belajar di sekolah oleh karena rasa

gatal yang mengakibatkan prestasi menurun dan ketidaknyamanan pada

anak

Metode: Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi

penelitian sebesar 193 orang. Sampel pada penelitian sejumlah 62 orang.

Sampel penelitian diambil menggunakan teknik proportionate stratified

random sampling.Variabel bebas penelitian ini adalah infestasi

Pediculus capitis dan variabel terikatnya adalah kualitas tidur.

Penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh subjek

penelitian dan dilakukan pemeriksaan fisik. Analisis data menggunakan

uji Fisher.

Hasil: Hasil penelitian ini adalah sebanyak 11,3% yang memiliki

kualitas tidur baik sedangkan 88,7% memiliki kualitas tidur buruk..Pada

analisis alternatif dari chi square yaitu uji fisher mengenai hubungan

infestasi Pediculus capitis dengan kualitas tidur didapatkan nilai p

=0,082.

Kesimpulan: Prevalensi pedikulosis di pondok pesantren al hikmah

bandar lampung sebesar 72,6%. Hasil analisis statistik tidak didapatkan

hubungan antara infestasi Pediculus capitis dengan kualitas tidur

(p=0,082)

Kata Kunci: Prevalensi, Pediculus capitis, Kualitas tidur

Page 5: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa
Page 6: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa
Page 7: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa
Page 8: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

1. Nama : Fauziyyah Nuur Al azizah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 30 Januari 1999

3. Nama Orang tua

Ayah : Rahmadi ST, MT

Ibu : Siti Malihah S.Pd

3. Agama : Islam

4. Alamat

: Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Bojonegoro Rumah

Kost Putri Puspita

5. Nomor Telepon : 081260173909

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2004-2010 : SD Negeri 3 Sekayu

2. Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 6 Unggul Sekayu

3. Tahun 2013-2016 : SMA Negeri 2 Unggul Sekayu

1. Riwayat Organisasi

Tahun 2017-2018: Anggota divisi Akademik FSI Ibnu Sina FK UNILA

Tahun 2017-2018: Anggota tetap LUNAR FK UNILA

Page 9: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

ix

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta Alam. Syukur yang tak terkira

kepada Sang Maha Cinta yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayahNya

sehingga penelitian ini dapat saya selesaikan. Shalawat serta salam senantiasa

tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sosok luar biasa karena

kebiasaannya, suri tauladan terbaik bagi umatnya.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Infestasi Pediculus capitis Dengan Kualitas

Tidur Pada Santriwati Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) Pondok Pesantren Al

Hikmah Bandar Lampung”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana kedokteran di Universitas Lampung.

Saya meyakini penelitian ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari

banyak pihak. Maka dengan segenap kerendahan hati saya menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya papa dan mama tercinta, Rahmadi ST, MT. Dan

Siti Malihah S.Pd, beserta serta adik saya Muhammad Aqbala Nur

Mustofa Manaf atas cinta, kasih sayang, dukungan, doa, semangat, kerja

keras, kesabaran, keikhlasan yang tak ada habisnya, menjadikan saya

terus menguatkan diri untuk berjuang dan merintis jalan ini menuju masa

depan.

2. Prof. Dr. Karomani, M.Si. selaku Rektor Universitas Lampung

Page 10: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

x

3. Dr.Dyah Wulan Sumekar RW, SKM., M.Kes. Selaku dekan Fakultas

Kedokteran Univrsitas Lampung

4. dr. Hanna Mutiara M.Kes selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu berharganya untuk membimbing dan memberikan

ilmu, saran, kritik yang membangun, dukungan serta nasihat dalam

penyusunan skripsi ini

5. dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK selaku pembimbing kedua yang telah

menerima saya dengan senang hati untuk bimbingan, meluangkan waktu

untuk memberikan dukungan, nasihat, serta saran dalam penyusunan

skripsi ini

6. Dr. dr. Jhons Fatriyadi Suwandi, M.Kes. selaku dosen pembahas dan

penguji yang telah memberikan masukan, motivasi bimbingan serta

kritik yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini

7. dr. Rizki Hanriko Sp. PA selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi dan bimbingan selama menjalani pendidikan di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

8. dr. Rizqun Nisa Afriyanti selaku dokter yang bersedia membantu dan

meluangkan waktu dalam pengambilan sampel penelitian, serta

memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

9. Seluruh dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang sudah

memberikan ilmu dan keterampilan, motivasi serta nasihat,selama

pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

10. Bapak Miswanto M.H.I selaku kepala pondok pesantren Al Hikmah yang

mengizinkan serta memberikan kesediaan waktu untuk pelaksanaan

penelitian di Pondok Pesantren Al Hikmah

Page 11: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

xi

11. Sahabat Fillah yang setia membersamai saya, berjuang bersama di FK

Unila, Lathifah Yasmine Wulandari, Imraatul Husniah, dan Agustina

Rajendra Putri, Dian Octaviana azizah, Firinda Soniya, Nabilah Amira

Salsabila, Yunisa Arini Putri dan Irma liani

12. Partner penelitian saya Amira Zhafira yang melakukan penelitian mulai

dari awal sampai akhir dan selalu sabar dalam menghadapi kesulitan

dalam penelitian serta menjadi partner penelitian yang selalu ceria

13. Teman-teman sejawat, seperjuangan, FK Unila 2016, terima kasih telah

berkenan memerima saya, saya bangga menjadi bagian dari kalian,

semoga kita dapat menuju masa depan dengan penuh cahaya harapan

14. Seluruh responden yang telah berkenan menjadi bagian dari penelitian ini;

15. Dan kepada semua yang pernah menjadi bagian dari potongan-potongan

skenario hidup saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik

dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun .

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis,

Fauziyyah Nuur Al azizah

Page 12: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pediculosis ......................................................................................... 7

2.1.1 Definisi dan Morfologi ............................................................. 7

2.1.2 Epidemiologi ............................................................................ 9

2.1.3 Etiologi..................................................................................... 9

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi .................................................... 12

2.1.5 Manifestasi Klinis ..................................................................... 14

2.1.6 Diagnosis .................................................................................. 16

2.1.7 Penatalaksanaan........................................................................ 17

2.1.8 Pencagahan ............................................................................... 21

2.2 Tidur .................................................................................................. 22

2.2.1 Definisi..................................................................................... 22

2.2.2 Manfaat .................................................................................... 22

2.2.3 Fisiologi tidur ........................................................................... 23

2.2.4 Tahapan Tidur .......................................................................... 25

2.2.5 Siklus tidur ............................................................................... 27

2.2.6 Efek fisiologi gangguan tidur .................................................... 28

2.2.7 Kualitas tidur ............................................................................ 31

2.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur ....................... 33

2.3 Kerangka teori .................................................................................... 35

2.4 Kerangka konsep ................................................................................ 36

2.5 Hipotesis ............................................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian .................................................................................. 37

3.2 Tempat dan waktu penelitian ................................................................ 37

3.2.1 Tempat penelitian ..................................................................... 37

3.2.1 Waktu penelitian ....................................................................... 37

Page 13: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

xiii

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi .................................................................................... 37

3.3.2 Sampel ..................................................................................... 38

3.3.3 Besar sampel ............................................................................ 39

3.3.4 Teknik pengambilan sampel ..................................................... 41

3.4 Teknik dan alat penelitian

3.4.1 Teknik dan alat diagostik .......................................................... 41

3.4.2 Kuisioner .................................................................................. 42

3.4.3 Alat tulis ................................................................................... 42

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas ......................................................................... 42

3.5.2 Variabel terikat ......................................................................... 42

3.6 Definisi operasional .............................................................................. 43

3.7 Prosedur dan alur penelitian .................................................................. 44

3.8 Pengelolaan dan analisis data

3.8.1 Pengolahan data .......................................................................... 44

3.8.2 Analisis data ............................................................................... 45

3.9 Etika Penelitian .................................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 48

4.1.1 Gambaran umum penelitian .................................................... 48

4.1.2 Analisis Univariat................................................................... 52

4.1.3 Analisis bivariat ..................................................................... 53

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 54

4.3 Keterbatasan penelitian .................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 61

5.2 Saran ................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

LAMPIRAN ...................................................................................................

Page 14: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penghitungan jumlah sampel ................................................................ 41

2. Definisi operasional penelitian .............................................................. 43

3. Prevalensi Pediculosis capitis per kelas ................................................ 49

4. Hasil uji kuisioner terhadap responden.................................................. 50

5. Frekuensi hasil diagnosis santriwati yang terinfetasi Pediculus capitis .. 53

6. Frekuensi hasil tes kualitas tidur santriwati ........................................... 53

7. Tabulasi silang analisis hubungan Pediculosis capitis terhadap kualitas

tidur menggunakan analisis fisher ......................................................... 54

Page 15: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kutu kepala dewasa jantan. ...................................................................... 8

2. Siklus hidup Pediculus capitis ................................................................ 12

3. Telur kutu kepala .................................................................................... 16

4. Sisir kutu ................................................................................................ 17

5. Jaringan otak yang mengatur tidur dan bangun ....................................... 25

6. Perubahan fisiologi selama keadaan tidur ............................................... 27

7. Tahap-tahap siklus tidur ......................................................................... 28

8. Efek jangka panjang dan pendek gangguan tidur..................................... 29

9. Gambaran EEG tidur normal .................................................................. 32

10. Kerangka teori ....................................................................................... 35

Page 16: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pedikulosis adalah infestasi kulit atau rambut kepala yang disebabkan Pediculus

sp. Prevalensi pedikulosis di seluruh dunia cukup tinggi, diperkirakan terdapat

ratusan juta orang yang terinfeksi pedikulosis setiap tahunnya. Pedikulosis

merupakan salah satu penyakit kulit kepala yang tersebar di seluruh dunia dan

menjadi endemik baik di negara maju maupun berkembang (CDC, 2017)

Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2017 menyatakan

bahwa infestasi Pediculus sp. tersebar di seluruh dunia dengan angka kejadian

terbanyak pada anak usia 3 sampai 11 tahun (CDC,2017). Pedikulosis

umumnya penyakit ini masih tertinggi ke dua setelah scabies terutama pada

anak-anak usia sekolah (Leung, 2005). Masalah infestasi pedikulosis ini terjadi

baik di negara yang sudah maju maupun di negara berkembang tetapi sering

diabaikan (Etim et al., 2012). Pedikulosis di negara-negara maju dianggap

sebagai suatu penyakit yang buruk, sedangkan di negara-negara dengan tingkat

perekonomian rendah-sedang, dapat dianggap sebagai sesuatu yang normal

(Huekelbach dan Ugbomoiko, 2011).

Page 17: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

2

Epidemiologi kasus yang didapat penderita pedikulosis paling banyak adalah

pada anak-anak sekolah dan usia muda dengan kebersihan diri perseorangan

kurang dan anak-anak usia muda yang bertempat tinggal di asrama pondok

pesantren, sehingga penyebaran pedikulosis dapat terjadi secara cepat dan

mudah meluas (Handoko, 2015). Data yang diperoleh dari penelitian (Nutason,

2008) diperkirakan 6 juta hingga 12 juta infestasi Pediculus capitis terjadi

setiap tahun di Amerika Serikat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak

perempuan lebih sering terinfestasi pedikulosis daripada anak laki-laki, karena

kontak kepala ke kepala yang lebih sering (CDC, 2017). Prevalensi pedikulosis

di Libya 78,6%, Israel 55% (Moradi, 2009), Taiwan 40%, Malaysia 35%,

Yordania 26,6%, Thailand 23,48% (Rassami, 2012), Eropa 22% (Bartosik,

2015), India 16,59% (Rassami, 2012), Turki 13,1% (Gulgun, 2013). Prevalensi

penderita pedikulosis di Indonesia sebesar 20% pada tahun 2002-2009.

Sementara di Bandar Lampung prevalensi kejadian pedikulosis pada santri

suatu Pondok Pesantren di Teluk Betung Utara adalah sebanyak 58,6% baik

yang hanya terinfestasi pedikulosis kapitis saja atau bersama dengan penyakit

kulit lainnya (Destika, 2017).

Gejala yang timbul dari infestasi pedikulosis adalah rasa gatal yang bertambah

pada malam hari, lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan Pediculus

humanus capitis pada waktu menghisap darah dan rasa gatal timbul karena air

liur (saliva) dan di dapatkan papula merah dengan lesi yang sering ditemukan

di belakang kepala atau kuduk, dan gangguan tidur (Handoko, 2015).

Page 18: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

3

Penularan pedikulosis dapat terjadi secara langsung melalui kontak langsung

dengan seseorang yang terinfestasi pedikulosis misalnya tidur bersama (Leung,

2005). Selain itu dapat terjadi pula penularan tidak langsung melalui perantara

penggunaan sisir, sikat, handuk secara bersamaan (Bohl, 2015)

Aktivitas Pediculus capitis meningkat di malam hari sehingga dapat

mengganggu kualitas tidur (Gratz, 1997). Masalah yang ditimbulkan akibat

aktivitas Pediculs capitis adalah gatal yang disebabkan akibat saliva dan

fesesnya. Rasa gatal ini disebabkan injeksi saliva yang mengandung enzim

hyaluronidase dan komponen lain yang terdapat dalam saliva antara lain

antitromboksan, antiserotonin, antitrombin, penghambat faktor Xa, enzim

araphyrase dan prostaglandin (Patel, 2007). Reaksi dari berbagai enzim

tersebut menyebabkan hipersensitivitas tipe cepat dan menyebabkan reaksi

gatal pada kulit kepala (Patel, 2007). Akibat dari infestasi pedikulosis yang

tidak diobati dapat menimbulkan berbagai dampak pada penderitanya selain

terganggunya kualitas tidur misalnya masalah stigma sosial, rasa malu, rendah

diri, gangguan konsentrasi belajar anak di sekolah oleh karena rasa gatal yang

mengakibatkan menurunnya prestasi anak dan ketidaknyamanan pada anak

(Etim et al., 2012 dan Fitzpatrick's, 2007).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur. Adapun indikator

untuk menilai kualitas tidur seseorang adalah tidur lebih banyak saat di tempat

tidur (setidaknya 85 % dari total waktu) tertidur dalam 30 menit atau kurang,

bangun tidak lebih dari sekali per malam dan bangun selama 20 menit atau

Page 19: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

4

kurang setelah awalnya tertidur (NSF, 2019). Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas tidur adalah status kesehatan, lingkungan, stres

psikologi, penyakit kronis dan pruritus nokturna (Asmadi, 2008).

Kurang tidur dapat memiliki efek yang sangat mengganggu kualitas hidup.

Beberapa efek buruk dari kekurangan tidur adalah kantuk di siang hari yang

berlebihan, gangguan suasana perasaan, dan gangguan fungsi neurokognitif

(Dinges, 2005).Insomnia telah terbukti berdampak negatif pada produktivitas

kerja atau sekolah, meningkatkan kecelakaan dan ketidakhadiran ( Daley, 2009

).

Penilaian kualitas tidur juga dapat dilakukan secara subjektif menggunakan

kuisioner kualitas tidur yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index ( PSQI ). Skor

yang didapatkan dari kuisioner menggambarkan kualitas tidur seseorang yang

dikategorikan dalam dua kategori yaitu kualitas tidur baik dan buruk, buruk

jika nilai PSQI>5-21,baik jika nilai PSQI≤5 (Rush, 2000).

Pondok pesantren merupakan tempat yang berpotensi untuk penularan parasit

kulit. Penelitian tentang penyakit pedikulosis di Pondok Pesantren Al Hikmah

yang berlokasi di Bandar Lampung belum pernah dilakukan. Berdasarkan

survei awal yang telah dilakukan peneliti banyak santri yang menderita

penyakit kulit, terutama kutu kepala. Hal ini dikarenakan pondok pesantren

padat huni, kebersihan diri perseorangan dan sanitasi lingkungan yang kurang

baik mendukung terjadinya infestasi Pediculus capitis ini. Berdasarkan data

Page 20: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

5

pemeriksaan melalui program pokok puskesmas yaitu program SP2TP (Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas) pada tahun 2015 yang dilakukan

oleh puskesmas kedaton terdapat 94 santriwati dari 185 santriwati yang

terinfestasi pediculus capitis di pondok pesantren al hikmah bandar lampung

dan berdasarkan hasil wawancara langsung kepada santriwati meraka banyak

mengeluh sering mengantuk pada saat belajar di kelas.

Melihat dampak negatif yang diakibatkan oleh infestasi Pediculus capitis,

dirasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan infestasi

Pediculus capitis terhadap kualitas tidur pada santriwati Madrasah Tsanawiyah

(MTS) pondok pesantren Al Hikmah Bandar Lampung

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka penulis

mengangkat rumusan masalah yakni

1. Berapakah prevalensi santriwati yang terinfestasi Pediculus capitis?

2. Berapakah persentase santriwati yang terinfestasi Pediculus capitis yang

punya kualitas tidur buruk?

3. Apakah terdapat hubungan antara infestasi Pediculus capitis dengan

kualitas tidur?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui prevalensi santriwati yang terinfestasi Pediculus capitis di

Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung

Page 21: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

6

2. Mengetahui persentase santriwati yang terinfestasi Pediculus capitis yang

mempunyai kualitas tidur buruk

3. Mengetahui hubungan antara infestasi Pediculus capitis dengan kualitas

tidur

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

parasitologi dan dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian

selanjutnya

1.4.2 Manfaat terapan

Mengingat dampak yang diakibatkan oleh infeksi Pediculus capitis agar

dapat memperoleh pencegahan dan penatalaksanaan lebih dini sehingga

dampak yang ditimbulkan tidak semakin besar

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi bagi anak-anak pondok pesantren

1.4.4 Manfaat bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti

mengenai hubungan antara infestasi Pediculus capitis terhadap kualitas

tidur

Page 22: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pedikulosis

2.1.1 Definisi dan Morfologi

Pedikulosis adalah penyakit kulit kepala yang diakibatkan oleh

ektoparasit obligat ( tungau/lice ). Pediculus capitis termasuk parasit

yang menghisap darah dan menghabiskan seluruh hidupnya di manusia

(Yousefi, 2012).

Pediculus humanus capitis adalah arthropoda dengan inang yang

spesifik yang panjangnya 1 sampai 3 mm dan berwarna keabu-abuan.

Memiliki bagian-bagian mulut yang sempit dan tertutup yang

tersembunyi di dalam kepala, antena pendek, dan tiga pasang kaki cakar

yang disesuaikan untuk menggenggam rambut (Ko, 2004). Kutu kepala

memiliki dua mata dan tiga pasang kaki berwarna abu-abu dan menjadi

kemerahan jika telah menghisap darah. Kutu betina memiliki ukuran

panjang 1,2 – 3,2 mm dan lebar lebih kurang 1/2 dari panjangnya. Kutu

jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dan jumlahnya hanya sedikit

(Handoko, 2015). Kutu kepala tidak bersayap dan memiliki tiga pasang

kaki yang pada bagian ujungnya dilengkapi dengan cakar yang berguna

untuk mencengkram kulit kepala. Bentuk dan ukuran dari cakar ini

Page 23: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

8

disesuaikan dengan susunan dan bentuk rambut. Bagian abdomen

terbagi atas beberapa segmen dan bentuknya datar pada bagian

dorsoventral (Guenther,2012).

Kutu kepala memiliki mulut yang kecil di bagian anterior yang

dilengkapi dengan pengait (hook) yang dapat melekat ke kulit kepala

selama menghisap darah. Umumnya, kutu kepala akan menghisap

darah kira-kira lima kali dalam sehari dengan waktu 35-45 menit

(Guenther,2012). Morfologi Pediculus capitis dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kutu kepala dewasa jantan (Pediculus humanus capitis)

( menggunakan optilab dengan perbesaran mikroskop 1000x) (a)

claws, (b) Spirakel, (c): Penis

(Catala, 2005)

Page 24: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

9

2.1.2 Epidemiologi

Pedikulosis adalah penyakit kulit kepala akibat infestasi

tungau/lice spesies Pediculus Humanus Var. Capitis.

Prevalensinya cukup tinggi di beberapa negara, baik negara maju

atau juga negara berkembang, seperti di Amerika Serikat yang

setiap tahunnya pedikulosis ini menyerang 6 hingga 12 juta orang,

juga di Turki 69,5% dan Libya 78,6%2. Di negara berkembang,

seperti Malaysia dan Thailand, prevalensi masing-masing 35% dan

23,48%3. Sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan 15% anak

usia belajar mengalami infestasi pedikulosis ini (Eliska, 2015).

Pedikulosis sering menyerang anak perempuan karena memiliki

rambut yang panjang dan sering memakai asesoris rambut (Moradi,

2009). Kondisi kebersihan yang tidak baik seperti jarang

membersihkan rambut juga merupakan penyebab terkena penyakit

ini. Penyakit ini menyerang semua ras dan semua tingkatan sosial,

namun status sosio-ekonomi yang rendah lebih banyak terkena

penyakit ini, cara penularannya dapat langsung melalui rambut ke

rambut atau melalui perantara seperti topi, bantal, kasur, sisir,

kerudung (Rachman, 2014).

Page 25: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

10

2.1.3 Etiologi

Penyebab pedikulosis adalah Pediculus humanus var.capitis (kutu

kepala). Pediculus capitis merupakan ektoparasit yang hidup

dengan menghisap darah manusia.

Taksonomi Pediculus humanus capitis

- Phylum : Arthopoda

- Kelas : Insekta

- Ordo : Phthiraptera

- Sub ordo : Anoplura

- Famili : Pediculidae

- Genus : Pediculus

- Spesies : Pediculus capitis

Menurut CDC 2017 siklus hidup kutu kepala memiliki tiga tahap

yaitu telur, nimfa dan kutu dewasa. Tahap pertama yaitu telur, pada

tahap ini sulit untuk dilihat dan sulit untuk dibedakan dengan

ketombe atau tetesan hair spray rambut. Telur kutu diletakkan oleh

betina dewasa di pangkal batang rambut dekat dengan kulit kepala.

Telur berukuran 0.8mm x 0.3 mm berbentuk oval dan biasanya

kuning keputihan. Telur membutuhkan waktu 1 minggu untuk

menetas (kisaran 6-9 hari) telur yang layak biasanya berjarak 6 mm

dari kulit kepala. Telur menetas melepaskan nimfa kulit telur

kemudian menjadi kuning kusam yang lebih terlihat dan tetap

melekat pada batang rambut, nimfa terlihat seperti kutu kepala

Page 26: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

11

dewasa tetapi seukuran kepala peniti. Nimfa matang setelah 3 kali

pengelupasan kulit dan menjadi dewasa sekitar 7 hari setalah

menetas. Tahap terakhir adalah kutu dewasa kira-kira seukuran biji

wijen, memiliki 6 kaki (masing-masing dengan cakar), dan berwarna

kecoklatan sampai putih keabu-abuan Pada orang dengan rambut

gelap, kutu dewasa akan tampak lebih gelap. Betina biasanya lebih

besar dari jantan dan dapat menyimpan hingga 8 telur per hari. Kutu

dewasa dapat hidup hingga 30 hari di atas kepala seseorang. Untuk

hidup, kutu dewasa perlu makan darah beberapa kali sehari. Tanpa

makan darah, kutu akan mati dalam 1 hingga 2 hari dari tuan rumah.

Dua puluh empat jam sesudah terjadi perkawinan kutu jantan dan

betina, kutu betina akan meletakkan telur sebanyak 7 – 10 telur (nits)

setiap hari. Lama hidup kutu kepala dapat mencapai 30 hari dan

hidup dengan menghisap darah manusia. Mereka tidak dapat hidup

tanpa darah dalam waktu 15 – 20 jam. Nimfa dan bentuk dewasa

menghisap darah dengan menginjeksikan salivanya ke kulit dimana

hal ini dapat menyebabkan gatal sehingga penderita akan menggaruk

kepala. Kutu pada umumnya menghisap darah lima kali dalam sehari

(Cabrera & Richards, 2014). Siklus hidup Pediculus capitis dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 27: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

12

. Siklus hidup Pediculus humanus capitis memiliki tiga tahap : telur,

nimfa, dan kutu dewasa. (CDC,2017)

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Kontak kepala secara langsung dengan orang yang terinfestasi kutu

kepala merupakan cara transmisi yang utama. Hal ini sering terjadi

pada anak-anak di sekolah, di rumah, atau di tempat-tempat

bermain (CDC,2010). Pedikulosis dapat juga ditransmisikan

melalui pemakaian barang-barang secara bersama, seperti pakaian,

topi, sisir rambut, handuk, tempat tidur, sprei, bantal., dan karpet

yang telah kontak dengan orang yang telah terinfestasi (Nutanson

et al.,2010). Kutu kepala tidak dapat melompat atau terbang, dan

Page 28: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

13

hewan bukan merupakan vektor untuk transmisinya.(Roberts,

2002).

Masalah yang ditimbulkan pada manusia adalah gatal akibat saliva

dan fesesnya. Rasa gatal ini disebabkan injeksi saliva kutu ke

dalam kulit kepala dan menyebabkan reaksi alergi. Saliva

Pediculus capitis mengandung enzim hyaluronidase yaitu enzim

pendegradasi hyaluronan (HA) dan bahan-bahan

glikosaminoglikan lain dari matriks ekstraseluler, enzim ini

bekerja untuk memperluas lesi gigitan agar mempermudah kutu

untuk menghisap darah, komponen lain yang terdapat dalam saliva

parasit ini antara lain antitromboksan, antiserotonin, antitrombin,

penghambat faktor Xa, enzim aphyrase, dan prostaglandin yang

bekerja dalam menghambat vasokonstriksi pembuluh darah serta

mencegah agregasi platelet dan sebagai antikoagulan, komponen-

komponen ini mengakibatkan koagulasi darah terhambat sehingga

memudahkan Pediculus capitis menghisap darah (Patel, 2007) .

Reaksi dari berbagai enzim tersebut menyebabkan hipersensitivitas

tipe cepat dan menyebabkan reaksi gatal pada kulit kepala (Patel,

2007). Rasa gatal yang berlebihan dan berkelanjutan menyebabkan

gangguan kualitas tidur terutama aktivitas Pediculus capitis yang

meningkat di malam hari . Rasa gatal mengakibatkan gangguan

tidur (Gratz, 1997).Rasa gatal akan menyababkan orang

Page 29: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

14

terinfestasi untuk menggaruk kepala. Kebiasaan menggaruk yang

intensif dapat menyebabkan iritasi, luka serta infeksi sekunder

(Natadisastra, 2005). Infeksi sekunder dapat dengan mudah terjadi

dengan adanya ekskoriasi. Bila telah terjadi infeksi sekunder yang

berat, rambut akan bergumpal yang disebabkan oleh banyaknya

pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai dengan pembesaran

kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Pada

keadaan tersebut, kepala akan memberikan bau yang busuk

(Handoko, 2015). Gejala lain yang dapat timbul pada kasus

pedikulosis adalah sensasi adanya sesuatu yang bergerak di kepala,

iritabilitas, dan gangguan tidur. (CDC, 2010).

2.1.5 Manifestasi klinis

Pruritus adalah gejala utama, walaupun pasien dengan kutu dapat

asimptomatik (Mumcuoglu KY, 1991). Reaksi gigitan, eksoriasi,

impetiginisasi sekunder, pyoderma, limfadenopati servikal,

konjungtivitis, demam, dan malaise juga merupakan manifestasi

yang mungkin (Janniger CK,1993). Pyoderma dapat disertai

dengan alopecia (Janniger CK,1993). Ruam hipersensitivitas mor-

billiform dapat meniru virus exanthema. Dalam kasus yang sudah

lama, dermatitis dari severity variabel dapat dilihat, ditandai

dengan eksudasi dan pengerasan kulit, terutama di daerah oksipital.

Page 30: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

15

Pada pasien yang sangat terinfestasi dan tidak diobati, rambut dapat

menjadi kusut dengan eksudat, predisposisi daerah infeksi jamur.

Ini menghasilkan massa berbau busuk (Guenther, 2012). Hal ini

mengakibatkan stigma sosial yang negatif misalnya anak merasa

malu karena diisolasi anak lainnya dan menyebabkan anak menjadi

frustasi dan stres (Stone, 2012). Masalah stigma sosial yang

berakibat pada frustasi dan stres dapat mengakibatkan gangguan

tidur dengan mekanisme pengaktifan HPA mempengaruhi

kardiovaskular, katekolamin, kortisol, ACTH, dan hiperaktif CRH

Sekresi kortisol yang berlebihan berdampak negatif mempengaruhi

tidur dengan mengurangi tidur gelombang lambat dan REM (Han,

2012). Infestasi kronis Pediculus capitis juga dapat menyababkan

anemia defisiensi besi yang dapat mengganggu aktifitas

dopaminergik dan mengganggu fase REM dan akhirnya

mengganggu kualitas tidur (Semiz, 2015)

Page 31: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

16

Gambar 3. Telur kutu kepala. Sejumlah kutu kepala menempel di rambut

(Graham, Brown&Bruns,2005)

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal dengan

bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan kutu dewasa atau

telurnya (Soedarto, 2011). Gold Standard diagnosis kutu kepala

dengan menemukan kutu hidup, nimfa, atau telur. Karena kutu

kepala menghindari cahaya dan berjalan cepat, inspeksi tanpa

menyisir rambut susah untuk dilakukan. Menggunakan sisir kutu

meningkatkan kemungkinan menemukan kutu hidup dan merupakan

alat skrining yang berguna. Diagnosis penyakit kutu menggunakan

sisir kutu 4 kali lebih efisien dibandingkan inspeksi langsung

(Nutanson et al., 2008).

Page 32: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

17

Telur (nit) yang ditemukan melekat di ¼ inchi dari dasar batang

rambut, apabila tidak duitemukan adanya kutu kepala yang aktif,

dapat mengindikasikan, tetapi tidak pasti, bahwa seseorang telah

terinfestasi. Telur paling sering didapati pada rambut di belakang

telinga dan daerah dekat leher. Telur yang didapati di lebih dari ¼

inchi dari dasar batang rambut biasanya merupakan telur yang non-

viable (telah menetas atau mati). Telur terkadang sulit dibedakan

dengan ketombe, hair spray droplets, dan kotoran-kotoran lain yang

terdapat di kepala (CDC, 2010).

Gambar 4. Sisir kutu (Adam, 2011)

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pedikulosis bertujuan untuk memusnahkan

kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder (Handoko, 2015).

Penanganan pedikulosis harus mencakup dua aspek, yaitu medikasi

dan kontrol lingkungan (Guenther, 2012). Penatalaksanaan

pedikulosis direkomendasikan pada pasien yang didiagnosa

mengalami infestasi aktif. Semua anggota keluarga dan orang-orang

Page 33: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

18

yang memiliki potensi untuk selalu berkontak dekat dengan

penderita harus diperiksa. Beberapa ahli menyatakan harus

diberikan profilaksis pada orang-orang yang tidur bersama dengan

penderita pedikulosis (CDC, 2010).

Ada tiga pilihan pengobatan pada pedikulosis, yaitu insektisida

topikal., sisir kutu dan oral terapi (Roberts, 2002). Untuk menangani

masalah pedikulosis secara efektif dibutuhkan pemahaman dari

siklus hidup Pediculus humanus capitis (Guenther, 2012). Beberapa

sediaan pediculicides (obat yang membunuh kutu) memiliki efek

ovicidal (membunuh telur). Sediaan pediculicides yang memiliki

efek minimal atau bahkan tidak memiliki efek ovicidal harus

diberikan secara rutin. Sedangkan, sediaan yang memiliki efek

ovicidal yang kuat hanya direkomendasikan jika masih didapati kutu

yang hidup setelah beberapa hari pengobatan. Untuk pengobatan

yang lebih efektif, retreatment dapat dilakukan setelah semua telur

menetas tetapi sebelum diproduksinya telur yang baru (CDC, 2010).

Menurut CDC tahun 2010, sediaan obat-obatan yang telah diakui

oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk menangani

kutu kepala adalah sebagai berikut:

- Benzyl alcohol lotion, 5%

Benzy alcohol lotion 5% terbukti efektif dan aman digunakan

secara teratur. Sediaan ini membunuh kutu kepala aktif tetapi

Page 34: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

19

tidak memiliki efek ovicidal. Pemakaian berikutnya dilakukan

setelah tujuh hari setelah pemakaian pertama untuk membunuh

nimfa yang baru menetas, sebelum dihasilkan telur yang baru.

Benzyl alcohol lotion 5% ini dapat digunakan untuk pasien usia

lebih dari enam bulan, tetapi untuk pasien diatas usia enam

puluh tahun belum diketahui tingkat keamanannya. Sediaan ini

dapat mengiritasi kulit kepala.

- Ivermectin lotion 0,5 %

Ivermectin lotion 0,5 % diakui oleh FDA pada tahun 2012

untuk menangani pedikulosis pada pasien usia lebih dari enam

bulan. Sediaan ini tidak memiliki efek ovicidal., tetapi dapat

mencegah perkembangan nimfa. Sediaan ini efektif pada pasien

yang diberi dosis tunggal pada rambut yang kering. Tidak boleh

digunakan tanpa resep dokter.

- Malathion lotion 0,5 %

Malathion termasuk golongan organophospat. Malathion

memiliki efek pediculicidal dan ovicidal. Pemakaian

selanjutnya dianjurkan apabila masih didapati kutu yang hidup

setelah 7-9 hari pemakaian pertama. Sediaan ini dapat diberikan

pada pasien dengan usia lebih dari enam tahun dan dapat

mengiritasi kulit. Malathion lotion mudah terbakar, oleh sebab

itu jangan merokok atau menggunakan pemanas elektronik

seperti hair dryers atau pengeriting rambut ketika menggunakan

Page 35: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

20

malathion lotion dan tidak boleh digunakan pada rambut yang

sedang basah.

- Spinosad 0,9 % topical suspension

Spinosad topical suspension 0,9 % diakui oleh FDA pada tahun

2011. Karena sediaan ini membunuh kutu dan telur yang belum

menetas, retreatment dan sisir kutu biasanya tidak diperlukan

lagi. Sediaan ini boleh digunakan pada pasien usia lebih dari

empat tahun. Retreatment hanya dibutuhkan apabila masih

didapati kutu yang hidup setelah tujuh hari pengobatan pertama.

- Permetrin 1%

Permetrin 1% bersifat toksis terhadap Pediculus humanus

capitis, Pthirus pubis, dan Sarcoptei scaibei. Kurang dari 2%

dari obat yang dioleskan diserap secara perkutan. Obat residual

tetap tinggal hingga 10 hari setelah pemberian. Krim bilas

permetrin 1% dianjurkan untuk digunakan tanpa diencerkan

pada area pedikulosis selama 10 menit dan kemudian dibilas

dengan air hangat

Untuk second-line treatment yang dapat diberikan hanya Lindane

shampoo 1%. Lindane merupakan organochlorida. American

Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan Lindane bukan

untuk terapi jangka panjang. Pengguaan berlebihan atau tertelan

sediaan ini dapat berakibat toksik ke otak dan bagian sistem saraf

Page 36: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

21

lainnya. Oleh sebab itu, pemakain sediaan ini harus terkontrol dan

hanya digunakan apabila sediaan lain telah gagal.

Obat yang mudah didapat dan cukup efektif di Indonesia adalah

krim gama benzen heksaklorida (gameksan = gammexane) 1 %.

Cara pemakaiannya adalah setelah dioleskan, didiamkan selam dua

belas jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit kutu agar semua

telur dan kutu terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu

kemudian diulangi dengan cara yang sama. Obat lain adalah emulsi

benzil benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama

(Handoko,2015).

Mechanical removal dengan menggunakan sisir kutu dapat

dilakukan oleh orang tua sebagai pilihan untuk anak-anak usia

kurang dari dua tahun (Roberts, 2002). Pakaian dan seprai harus

dicuci dengan air yang sangat panas atau cuci kering, sikat dan sisir

harus dibasahi atau dilapisi dengan pediculicidal selama lima belas

menitdan seluruhnya dibersihkan dengan air mendidih (Darmstadt

dan Lane, 2000).

2.1.7 Pencegahan

Mencegah pedikulosis secara total sepertinya tidak mungkin.

Anak-anak sering kontak antara kepala dengan kepala. Ajarkan

kepada anak-anak untuk tidak meminjamkan barang mereka

Page 37: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

22

seperti sisir, sikat, dan topi. Di dalam lingkungan dimana anak-

anak sering bersama, orang dewasa harus waspada terhadap tanda

dan gejala dari pedikulosis, dan anak-anak yang terinfeksi harus

segara diobati untuk mencegah penularan kepada orang lain

(Frankowski & Weiner, 2002).

2.2 Tidur

2.2.1 Definisi Tidur

Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang

bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan

aktivitas metabolisme juga menurun namun pada saat itu juga

otak sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi

dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari.

Tidur juga dapat di defenisikan sebagai suatu keadaan bawah

sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan

pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

(Guyton & Hall, 2014).

2.2.2 Manfaat Tidur

Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia,

karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat

mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan

begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi

segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat

menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

Page 38: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

23

akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami

penurunan konsentrasi (Ulumuddin, 2011).

Saat “tidur dalam” otak memperbaiki dirinya sendiri dan

merangsang pembentukan sistem kekebalan. Kita ketahui bahwa

tidur adalah sebuah reflek yang rumit, yang mensyaratkan relaksasi

dan sejumlah kondisi lain fasilitasi unuk proses ini dikenal sebagai

tidur higinis ( hygien ) (Rafknowledge, 2004).

2.2.2 Fisiologi Tidur

Aktivasi kortikal yang diperlukan untuk menjaga terjaga didukung

oĥleh jaringan luas struktur dan jalur subkortikal. Neurokimia

utama dari "ascending arousal system" ini meliputi norepinefrin

rangsang yang timbul dari locus ceruleus (LC), serotonin dari garis

tengah raphe nu-clei, histamin dari inti tuberomam-millary,

dopamin dari materi abu-abu ventral periacqueductal, asetilkolin

dari pedunculo-pontine tegmentum, dan latero-dorsal tegmentum

dari pons dan orexin dari daerah perifornical. Inisiasi dan

pemeliharaan tidur membutuhkan penekanan aktivitas pada

ascending arousal system Ini dilakukan oleh neuron penghambat

area pre-optic ventrolateral yang tetap aktif selama tidur (Saper,

2005).

Molekul "pemicu" yang mengaktifkan VLPO dan memulai onset

tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi sejumlah besar bukti

Page 39: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

24

menunjukkan adenosin ekstraseluler sebagai molekul yang

berperan. Adenosin terakumulasi di otak depan basal selama

terjaga dan berkurang dengan tidur yang berkelanjutan (Strecker,

2000). VLPO menerima modulasi sirkadian penting dari nukleus

suprachiasmatic jam sirkadian pusat (Saper, 2005). Tidur itu

sendiri bukanlah proses yang homogen. Ada dua jenis tidur yang

berbeda secara fundamental: tidur gerakan mata cepat Rapid Eye

Movement (REM), yang berhubungan dengan mimpi aktif, dan

tidur gerakan mata tidak cepat Non Rapid Eye Movement (NREM).

Pergantian antara NREM dan tidur REM tampaknya dikendalikan

oleh penghambatan timbal balik antara neuron mono-aminergik

dan subset spesifik dari neuron kolinergik dalam batang otak

(Hobson, 2007).

Neuron kolinergik "REM-on" ini menunjukkan koneksi

penghambatan timbal balik ke neuron noradren-ergic (LC) dan

neuron serotonergik (raphe). Ketika tidur REM dipicu, neuron-

neuron kolinergik REM-on menjadi aktif secara maksimal,

sementara neuron nor-adrenergik dan serotonergik menjadi

hampir diam. Pergantian antara aktivitas dan penghambatan neuron

ini menghasilkan siklus karakteristik antara NREM dan REM

selama periode tidur (Dunmyre, 2014).

Page 40: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

25

Gambar 5. Jaringan otak yang mengatur tidur dan bangun

(David W.Carley&Sarah S. Farabi,2016)

2.2.4 Tahapan Tidur

Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat

atau Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak

cepat atau Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur diawali

dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium, yaitu tidur

stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur

stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM (Patlak, 2005). Fase

NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam

semalam (Potter & Perry, 2005). Tidur terdiri dari empat stadium

yaitu :

1. Tidur stadium satu

Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan

dapat terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan

lain. Selama tahap pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-

lahan, dan aktivitas otot melambat (Patlak, 2005).

Page 41: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

26

2. Tidur stadium dua

Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung

melambat dan suhu tubuh menurun (Smith, 2010). Pada tahap ini

didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak, 2005).

3. Tidur stadium tiga

Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya (Ganong, 1998). Pada

tahap ini individu sulit untuk dibangunkan, dan jika terbangun,

individu tersebut tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering

merasa bingung selama beberapa menit (Smith, 2010).

4. Tidur stadium empat

Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang

otak sangat lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan

menuju otot, untuk memulihkan energi fisik (Smith, 2010).

Tahap tiga dan empat dianggap sebagai tidur dalam atau deep

sleep, dan sangat restorative bagian dari tidur yang diperlukan

untuk merasa cukup istirahat dan energik di siang hari (Patlak,

2005). Fase tidur NREM ini biasanya berlangsung antara 70 menit

sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu

REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi

lebih intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun (Japardi,

2002).

Page 42: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

27

Selama tidur REM, mata bergerak cepat ke berbagai arah,

walaupun kelopak mata tetap tertutup. Pernafasan juga menjadi

lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Denyut jantung dan nadi

meningkat (Patlak, 2005).

Gambar 6. Perubahan fisiologis dalam selama berbagai keadaan tidur

(Purves,2001)

2.2.5 Siklus tidur

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan

NREM terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang

kurang cukup mengalami REM, maka esok harinya ia akan

menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang

Page 43: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

28

dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.

Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang

gesit (Mardjono, 2008).

Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut :

Gambar 7. Tahap-tahap siklus tidur (Potter dan Perry, 2005)

2.2.6 Efek fisiologi gangguan tidur

Kurang tidur dapat memiliki efek yang sangat merusak kualitas

hidup. Beberapa efek buruk dari kekurangan tidur telah diteliti,

termasuk kantuk di siang hari yang berlebihan, gangguan mood,

dan gangguan fungsi neurokognitif ( Dinges, 2005 ). Selain itu,

insomnia telah terbukti berdampak negatif pada produktivitas kerja

atau sekolah, meningkatkan kecelakaan dan ketidakhadiran (

Daley, 2009 ).

Page 44: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

29

Gambar 8. Efek jangka panjang dan pendek gangguan tidur (Tasali, 2008)

Studi kurang tidur dan studi insomnia telah mengidentifikasi

mekanisme utama dimana gangguan tidur diyakini mengerahkan

efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang merugikan

(Vgontzas, 2001). Selama tidur terjadi peningkatan metabolisme

dibuktikan dengan peningkatan konsumsi oksigen dan produksi

karbon dioksida. Level katekolamin, norepinefrin, dan epinefrin

berhubungan dengan tidur yang terfragmentasi. Selain itu,

insomnia persisten kronis dikaitkan dengan peningkatan sekresi

hormon adrenocor-ticotropic dan kortisol, yang hadir sepanjang

siklus tidur-bangun 24 jam (Vgontzas, 2001).

Temuan ini menunjukkan bahwa aktivasi sistem saraf simpatis,

sistem simpatofaringrenal, dan poros hipotalamus-hipofisis-

Page 45: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

30

adrenal terlibat dalam konsekuensi kesehatan dari gangguan tidur

(Tiemeier, 2002). Selain itu, penekanan Slow Wave Sleep (SWS)

dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin yang tidak

menghasilkan peningkatan insulin melepaskan; Temuan ini dapat

menjelaskan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 2 pada

pasien dengan kualitas tidur yang buruk (Tasali E, 2008).

Perubahan metabolisme lainnya termasuk penurunan leptin dan

peningkatan ghrelin yang dapat berkontribusi pada peningkatan

nafsu makan (Meng , Zheng , 2013).

Kelainan tidur memengaruhi fungsi kekebalan pada timbal balik

dengan cara mengarah ke perubahan sitokin proinflamasi, seperti

faktor nekrosis tumor, interleukin 1 dan 6, dan protein C-reaktif.

Banyak sistem yang bereaksi terhadap kurang tidur menunjukkan

efek di luar sistem saraf pusat dan termasuk fungsi total tubuh (Van

Someren, 2015).

Dalam kurang tidur kronis, kemampuan tubuh untuk

mengkompensasi perubahan fisiologis berkurang, menyebabkan

efek akumulasi secara bertahap dan perubahan basal. Insomnia

telah terbukti meningkatkan aktivitas EEG (Elektroensefalografi),

sekresi hormon abnormal, peningkatan aktivitas metabolik, dan

peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis. sepanjang siang dan

malam. Seiring waktu, aktivitas yang meningkat dan abnormal ini,

Page 46: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

31

yang dihasilkan dari kurangnya istirahat tubuh yang tepat, dapat

menyebabkan perkembangan penyakit dan kondisi kronis (Meng,

Zheng ,2013). Selanjutnya, kurang tidur dapat berkontribusi pada

perubahan dalam sistem respons stres neuroendokrin, yang

akhirnya mengarah pada stress gangguan terkait seperti gangguan

mood dan depresi (Meerlo, 2008)

2.2.7 Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah

terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata,

kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian

terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk

(Hidayat, 2006).

Kualitas tidur seseorang dapat dianalisis melalui pemeriksaan

laboraturium yaitu EEG (Elektroensefalografi) yang merupakan

rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari permukaan

otak atau luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas listrik

yang terus menerus timbul dalam otak. Hal ini sangat dipengaruhi

oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan

siaga atau karena penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG

diklasifikasikan sebagai gelombang alpha, beta, tetha dan delta

(Guyton dan Hall, 2014)

Page 47: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

32

Gambar 9. Gambaran EEG tidur normal selama lima jam (Purves, 2001)

Penilaian kualitas tidur juga dapat dilakukan secara subjektif

menggunakan kuisioner kualitas tidur yaitu Pittsburgh Sleep

Quality Index ( PSQI ). Skor yang didapatkan dari kuisioner

menggambarkan kualitas tidur seseorang yang dikategorikan

dalam dua kategori yaitu kualitas tidur baik dan buruk, buruk jika

nilai PSQI>5-21,baik jika nilai PSQI≤5 (Rush, 2000). Sebelum

melakukan pengambilan sampel, dilakukan uji validitas dan

reabilitas terlebih dahulu terhadap kuesioner PSQI yang telah

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Dari hasil uji validitas

didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach 0,753 dengan koefisien

korelasi item total (rix) antara 0,402- 0,849

Page 48: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

33

2.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda , ada

yang yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya.

Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu diantaranya sebagai berikut, (Asmadi. 2008).

a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia

dapat tidur dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang

kondisinya kurang sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan

kebutuhan tidurnya akan tidak nyenyak (Asmadi. 2008).

b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang

untuk tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana

yang tidak gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu

terang akan membuat seseorang tersebut tertidur dengan

nyenyak, begitupun sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu

panas, susana yang ramai dan penerangan yang sangat terang,

dapat mempengaruhi kualitas tidurnya (Asmadi. 2008).

c. Stres psikologi

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada

frekwensi tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan

meningkatkan norepineprin darah melalui sistem saraf

simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM

(Asmadi. 2008).

Page 49: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

34

d. Penyakit

Keadaan medis seperti gagal jantung, hemikrania

paroksisimal kronis, arthritis, fibromialgia, kejang nokturna,

refluks gastroesofageal (Kaplan dan Sadock, 2010)

e. Pruritus nokturna

Patel et al (2007). menyatakan bahwa ada gangguan dalam

ritme sirkadian prostaglandin (PG) ini pada pasien yang

menderita pruritus nokturnal. disregulasi kaskade sitokin dapat

berperan dalam pruritus nokturnal. Beberapa sitokin termasuk

IL-2, Il-8 dan IL-31 telah dikaitkan dengan induksi gatal dan

telah ditunjukkan bahwa kadar IL-2 meningkat pada malam

hari. Peningkatan sekresi IL-2 mungkin sekunder akibat

penurunan kadar kortisol nokturnal, yang bertindak sebagai

penghambat produksi IL-2 (Lissoni, P, 1998).

Page 50: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

35

2.3 Kerangka teori

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 10. Kerangka teori

(Patel, 2007, Gratz NG, 1997, Kim, 2014, Han, 2012)

Pediculus capitis

Peningkatan aktivitas di

malam hari berupa injeksi

saliva di kulit

Reaksi hipersensitifitas

tipe 1

Reaksi gatal pada kulit

kepala berkelanjutan

pada malam hari

(pruritus nokturna )

Gangguan tidur

Kualitas tidur

Anemia

defisiensi besi

Gangguan neuromudulasi

dopaminergik

Gangguan kualitas dan

kuantitas tidur REM

Stigma sosial

Malu, rasa takut dan

frustasi

Pengaktifasi HPA

Sekresi kortisol yang

berlebihan

Mengurangi tidur

gelombang lambat dan

REM

Page 51: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

36

2.4 Kerangka konsep

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu Pediculus capitis sebagai variabel

bebas ( Independen ) dan sebagai variabel terikat ( dependen ) adalah kualitas

tidur

Pediculus capitis Kualitas tidur

Variabel bebas Variabel terikat

( Variabel independen ) ( Variabel dependen )

2.5 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat hubungan Infestasi pediculus capitis dengan kualitas

tidur pada santriwati madrasah tsanawiyah pondok pesantren al hikmah

bandar lampung.

H1: Terdapat hubungan Infestasi pediculus capitis dengan kualitas tidur

pada santriwati madrasah tsanawiyah pondok pesantren al hikmah bandar

lampung.

Pediculus capitis Kualitas tidur

Page 52: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional dan dilakukan pada satu waktu untuk mengetahui

hubungan infestasi Pediculus capitis dengan kualitas tidur pada Pondok

Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung

3.2. Tempat dan waktu penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di Pondok Pesantren Al Hikmah

Bandar Lampung

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2019

3.3. Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi penelitian

Kriteria yang menjadi populasi di penelitian ini adalah santriwati

Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) pesantren Al Hikmah Bandar Lampung

didapatkan data jumlah santriwati Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) 153

santriwati gedung Arafah dan 40 santriwati gedung Asshofa dan terdiri

Page 53: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

38

dari santriwati kelas VII A 13 santriwati, VIIB 13 santriwati, VIIC 14

santriwati,VII D 12 santriwati, VII E 17 santriwati, VIII A 17

santriwati, VIII B 18 santriwati, VIII C 13 santriwati, VIII D 13

santriwati, IX A 19 santriwati, IX B 18 santriwati, IX C 13 santriwati,

IX D 13 santriwati.

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah subjek pada pesantren yang memenuhi

kriteria inklusi dan ekslusi. Dengan subjek yang menderita Pediculus

capitis dimasukkan ke dalam sampel kasus dan subjek yang tidak

menderita Pediculus capitis dimasukkan ke dalam sampel kelompok

pembanding tidak terifeksi. Adapun kriteria inklusi dan eklusi pada

penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi :

- Anak yang bisa diajak berkomunikasi dengan baik

- Anak yang telah menyetujui dan menandatangani informed

consent.

2. Kriteria eksklusi :

- Anak yang menderita penyakit lainnya yang menyebabkan gatal

baik penyakit dermatologi berupa dermatitis atopik, psoriasis,

urtikaria kronik idiopatik, skabies, liken planus, liken smplek

kronis, prurigo nodularis, maupun non dermatologi yaitu anemia

defisiensi besi, sirosis hati, hepatitis, hipereosinofilia sekunder,

Page 54: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

39

CKD, brachiodial pruritus, psikologi ( delusi, skizofrenia,

depresi, stres ), reastless legs syndrome

- Penderita Pediculus capitis yang dalam pengobatan atau lima

minggu terakhir mendapat terapi pedikulosis

3.3.3. Besar sampel

Sampel penelitian yang dipilih adalah perwakilan anggota yang

termasuk dalam populasi penelitian. Sampel tersebut dipilih

berdasarkan probability sampling dengan menggunakan proportionate

stratified random sampling. Menurut Sugiyono proportionate stratified

random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi

mempunyai anggota/ unsur yang berstrata secara proporsional

(Sugiono, 2010).

Untuk menentukan besarnya sampel untuk analitik komparatif ordinal-

nominal tidak berpasangan satu kali pengukuran, dapat menggunakan

rumus Slovin (Sugiyono, 2010) yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

n: Jumlah sampel

N: Jumlah populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan (10 % )

Page 55: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

40

n = 193

1+ 193x 0,12

= 193

3,93

= 49,1 dibulatkan menjadi 50

Maka dapat ditentukan bahwa sampel minimal yang dibutuhkan adalah

49,1 dibulatkan menjadi 50 santriwati. Untuk menghindari terjadinya

kekeliruan dalam input data ditambahkan sepuluh persen dari hasil

perhitungan sampel, sehingga sampel minimal dalam penelitian ini

sebanyak 50 dibulatkan menjadi 55 santriwati

3.3.4. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

proportionate stratified random sampling merupakan teknik yang

digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang berstrata

secara proporsional (Sugiono, 2010). Untuk menentukan besarnya

sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar

sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:

Page 56: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

41

Tabel 1. Perhitungan jumlah sampel

No Kelas Jumlah santriwati

(sampel)

1 VII A 4

2 VII B 3

3 VII C 4

4 VII D 3

5 VII E 4

6 VIII A 4

7 VIII B 6 8 VIII C 3

9 VIII D 3

10 IX A 5

11 IX B 5

12 IX C 3

13 IX D 3

Jumlah 50

3.4. Teknik dan alat penelitian

3.4.1. Teknik dan alat diagnosis

Pertama, anak tersebut menjalani skrining visual, secara sistematis

membuka rambut di tempat predileksi paling banyak yaitu: di belakang

telinga, dan leher. Area-area ini dianggap sebagai situs predileksi.

Selama pemeriksaan, anak duduk di atas meja di ruangan dengan

cahaya yang baik. Jika telur / kutu atau kutu terdeteksi, mereka

diperiksa dengan kaca pembesar

Setelah skrining visual selesai, memeriksa kembali setiap anak dengan

sisir serit kutu. Rambut disikat atau disisir dengan sisir biasa untuk

mengurai gumpalan dan simpul. Untuk sisir diagnostik digunakan sisir

serit berupa sisir logam dengan gigi panjang.

Menyisir dilakukan secara sistematis mulai dari satu sisi kepala dan

mengitarinya ke sisi lain. Setiap bagian rambut disisir setidaknya 3

Page 57: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

42

hingga 4 kali sebelum pindah ke bagian yang berdekatan. Menyisir

dilanjutkan sampai seluruh kulit kepala disisir atau sampai 1 kutu

ditemukan. Teknik menyisir melibatkan memasukkan sisir ke rambut

basah sampai ujung gigi bersentuhan dengan kulit dan kemudian

menarik sisir dengan halus melalui rambut ke ujung rambut. Setelah

setiap kali sisir ditarik melalui rambut, lalu diseka pada kertas putih

dan setiap benda yang terperangkap diselidiki dengan kaca pembesar

(Claudia Jahnke,2009)

3.4.2. Kuesioner

Kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner PSQI

(Pittsburgh Sleep Quality Index).

3.4.3. Alat tulis

Alat tulis yang digunakan adalah pulpen, kertas, pensil dan

komputer.

3.5. Identifikasi Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah infeksi

Pediculus capitis.

3.5.2. Variabel terikat

Variabel terikat ( dependen ) dalan penelitian ini adalah kualitas tidur

Page 58: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

43

3.6. Definisi operasional

Tabel 2. Definisi operasional penelitian

N

o

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Kriteria

Objektif

Skala

1 Infestasi

Pediculu

s capitis

adalah penyakit

kulit kepala yang

diakibatkan oleh

ektoparasit obligat

( tungau/ lice ) ( Yousefi, 2012 )

Menemu

kan kutu

hidup,

nimfa,

atau telur

- Sisir kutu

- Kaca

pembesar

- Mikroskop

- Preparat sampel

Ditemukan

adanya

telur,

nimfa atau

kutu dewasa

0 : Negatif

1 : Positif

Nominal

2 Kualitas

tidur

Kepuasan

seseorang terhadap

tidur,sehingga

seseorang tersebut

tidak

memperlihatkan

perasaan lelah,

mudah terangsang

dan gelisah, lesu dan apatis,

kehitaman di

sekitar mata,

kelopak mata

bengkak,

konjungtiva

merah, mata perih,

perhatian terpecah-

pecah, sakit kepala

dan sering

menguap atau mengantuk

(Hidayat, 2006).

Kuisioner Mengisi

kuisioner

dan

analisis

0 : Buruk

(nilai

PSQI>5-

21)

1 : Baik

(nilai

PSQI≤5)

Ordinal

Page 59: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

44

3.7 Prosedur dan alur penelitian

3.8 Pengelolaan dan analisis data

3.8.1 Pengolahan data

Data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan program

pengolahan data statistik pada komputer. Proses pengolahan data tersebut

terdiri dari berbagai langkah berikut.

Tahap persiapan Pembuatan proposal dan

perizinan

Tahap

pelaksanaan Melakukan informed

consent

Pemeriksaan santriwati

yang menderita Pediculus

capitis dengan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan lab

Pengisian kuisioner PSQI

Tahap pengolaan

data Pencatatan dan pengolahan

data

Analisis data dengan

menggunakan statistik

Page 60: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

45

1. Editting

Untuk meneliti kembali formulir data dan untuk memeriksa kembali data

yang terkumpul apakah sudah lengkap, terbaca dengan jelas, tidak

meragukan,terdapat kesalahan atau tidak dan lainnya.

2. Coding

Menerjemahkan data yang dikumpulkan

3. Data entry

Memasukkan data ke dalam komputer

4. Verifikasi

Melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah

dimasukkan ke komputer

5. Output

Merupakan hasil analisis yang telah dilakukan dan kemudian dicetak

3.8.2 Analisis data

Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan program

komputer. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan

bivariat.

1. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti baik itu

variabel independen atau dependen. Keseluruhan data yang ada

dalam instrumen tes akan diolah dan disajiakan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi

Page 61: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

46

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat

(Sianturi, 2014). Analisa bivariat adalah analisa yang bertujuan

untuk menjelaskan hubungan terhadap dua variabel yang dianggap

mempunyai satu korelasi (Notoadmodjo, 2014). Analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah analisa bivariat dengan uji

chi-square. Jika uji Chi Square 2x2 tidak terpenuhi maka dipakai

uji alternatifnya yaitu fisher. Uji signifikansi antara data yang

diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dengan batas

kemaknaan (α=0,05) yang artinya apabila diperoleh p<α, berarti

ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel

terikat dan bila p>α, berarti tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.9 Etika Penelitian

Kegiatan penelitian yang dilakukan harus melalui uji kelulusan etik. Peneliti

melakukan pengajuan pengkajian etik terkait penelitian ini kepada Komite Etik

Penelitian dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

kemudian peneliti mendapatkan persetujuan etik dengan nomor

3701/UN26.18/PP.05.02.00/2019

Sebelum dilakukan pengumpulan data terebih dahulu dilakukan informed

consent terhadap para responden. Hal ini bertujuan untuk menginformasikan

Page 62: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

47

kepada responden bahwa data yang diperoleh oleh peneliti hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Page 63: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

48

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Adam S. 2011. New Study Guidelines Dermatology. Acta Derm Venereol.

135(5):1355-65

Alfiyah,F. Sri, Kurniawan Yudianto. 2018. Adolescent Moslem Students Sleep

Hygiene Behaviour Description At Pondok Pesantren. Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran. DOI: 10.24198/jnc.v1i1.15760

Bartosik K, Buczek A, Kulisz J, Zając Z. 2015. Head pediculosis in school children

in the eastern region of the European Union. AAEM. 22(4):599–603.

Bohl B. 2015. Clinical Practice Update: Pediculosis Capitis. Pediatric Nursing,

41(5):227–34

Buysse DJ, Reynolds CF, Monk TH, Berman SR, dan Kupfer DJ (1989). The

Pittsburgh Sleep Quality Index: a new instrument for psychiatric practice and

research. Psychiatry research, 28(2), pp: 193-213.

Cabrera G, Richards S.,Pravikoff D.2014. Pediculosis (Lice Infestation).

Cinahi. California : Glendale.

Catala S, Junco L. 2005. Pediculus capitis Infestation according sex and social

factor in sabang. Rev saude publica. 39(2): 438-443

CDC. 2010. Laboratory Identification of Paracitic Diseases of Public Health

Concern. Tersedia di: www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.htpl

diakses pada 14 Agustus 2019

CDC. 2017. Pediculus capitis Geographic Distribution. Tersedia di:

https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html diakses pada 15 September

2019

Chopra D. 2003. Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak? Ucapkan Selamat Tinggal Pada

Insomnia.Yogyakarta: Ikon Telaritera

Chien CW, Bagraith KS, Khan A, Deen M, Syu JJ, Strong J. 2017. Establishment

of Cutpoints to Categorize the Severity of Chronic Pain Using Composite

Ratings with Rasch Analysis. Eur J Pain. 21(1): 82–91

Page 64: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

49

Darmstadt L, Al Lane. 2002. Pengobatan Pediculosis capitis dalam Nelson Text

Book of Pediatrics edisi 15. EGC: Jakarta

Daley M, Morin C.M, LeBlan M., Gregoire J.P, Savard J., Baillargeon L.

2009. Insomnia and its relationship to health-care utilization, work

absenteeism, productivity and accidents. Sleep Med. 10(4): 427-238

David W Carley dan Sarah S Farabi. 2016. Phisiology of Sleep. Diabets Spectr.

29(1): 5-9

Depkes RI. 2010. Prevalensi pediculosis capitis di Surabaya. Jakarta

Destika. 2017. Hubungan Infestasi Pediculus capitis Dengan Prestasi Belajar Pada

Santri Pondok Pesantren X Teluk Betung Utara, Bandar Lampung. [ Skripsi ].

Fakultas Kedokteran Unila Bandar Lampung.

Dhand A, Aminoff MJ. 2014. The neurology of itch. Brain.;137(2):313-322.

Dorland N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC..

Durmer JS dan Dinges DF. 2005. Neurocognitive Consequences of Sleep

Deprivation. Semin Neurol. 25(1): 117-129.

Dunmyre JR, Mashour GA, Booth V. 2014. Coupled flip-flop model for REM

sleep regulation. PloS ONE 9(4): 24-28.

Eliska N. 2015. Pedikulosis Kapitis. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Rumah Sakit Dr.

Mohammad Hoesin Palembang [Naskah Publikasi]. Palembang: Universitas

Sriwijaya

Elsya VP. 2018. Hubungan Antara Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pekerja

dengam Kualitas Tidur Pekerja Shift di PT X Sidoarjo [ Skripsi ]. Surabaya:

Universitas Airlangga

Etim SE, Ohioma ME, Okon OE, Akpan PA. 2012. Pediculosis among

Primary School Children in Calabar, Nigeria and Implication for control”.

Scientific Rearcher and Essay. 7(47): 4071-5.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 2007. 7th edition. McGraw Hill,

New.York.

Frankowski BL, Weiner, Leonard B. 2002. Head Lice. Pediatrics Vol 110 No 3.

Furue M, Ebata T, Ikoma A, Takeuchi S, Kataoka Y, Takamori K, et all. 2013.

Verbalizing Extremes of the Visual Analogue Scale for Pruritus: A Consensus

Statement. Acta Dermato Venereologica, 93(2): 214–215.

Page 65: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

50

Gratz NG. 1997. Human Lice Their Prevalence, Control and Resistance to

Insecticides A Review, Geneva Switzerland: World Health Organization,

Division of Control of Tropical Diseases

Graham, Brown RG, Bruns T. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Penerbit

erlangga.

Guenther L, Maguiness S, Austin TW. 2012 .Pediculosis. Tersedia di: eMedicine

online document diakses pada 15 September 2019

Guyton AC and Hall JE. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Penerjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Gulgun M, Balci E, Karaoğlu A, Babacan O, Turker T. 2013. Pediculosis capitis:

Prevalence and its associated factors in primary school children living in rural

and urban areas in Kayseri, Turkey. CEJPH. 21(2):104–08.

Handoko RP dan Boediarja SA. 2015. Pediculus capitis. Dalam: Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Han, K. S., Kim, L., & Shim, I. (2012). Stress and Sleep Disorder. Experimental

Neurobiology, 21(4), 141. doi:10.5607/en.2012.21.4.141

Heukelbach J. 2006. Scabies. PMID. 36(7):1767–74.

Huekelbach, Jorg, Ugbomoiko, Uade S. 2011. Knowledge, Attitude and Practices

Regarding Head Lice Infestation In Rural Nigeria Brazil: Federal University of

of Ceará, Fortaleza, Brazil.

Hidayat AA, 2006. Pediculus humanus capitis: an update. Acta Dermatoven APA

Vol 17, No 4.

Hobson J, McCarley R, Wyzinski P. 2007. Sleep cycle oscillation: reciprocal

discharge by two brainstem neuronal groups. hlm.189(4196): 55–58.

Japardi, I. 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas

Sumatra Utara.USU Digital Library.

Jaka S, Darwin K, Ari PD. 2015. Hubungan antara Kualitas Tidur dan Kuantitas

Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Ilmu Keperawatan Riau. JOM Vol (2) No

(2).

Janniger CK, Kuflik AS. Pediculosis capitis. Cutis. 1993 Jun;51(6):407–8.

Kaplan HI, Saddock BJ & Grabb JA. 2010. Kaplan-Saddock Sinopsis Psikiatri

Page 66: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

51

Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang: Bina Rupa Aksara

Ko CJ, Elston DM. Pediculosis. J Am Acad Dermatol. 2004 Jan;50(1):1–12; quiz

3–4.

Kim J, Wessling-Resnick M. 2014. Iron and mechanism of sleep behaviour. J Nutr

Biochem 25(1): 1101-7

Leung A.K, Fong J.H, Pinto-Rojas A. 2005. Pediculosis capitis. J Pediatr Health

Care 19(6):369-373

Lissoni P, Rovelli F, Brivio F, Brivio O, Fumagalli L. 1998. Circadian secretions

of IL-2, IL-12, IL-6 and IL-10 in relation to the light dark rhythm of the pineal

hormone melatonin in healthy humans. Nat. Immun. 1998(16): 1–5.

Lyon. W. F. “Human Lice’’. 2000. Publication No. HYG2094, Ohio State

University Extension Service.

Mardjono, M. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.

Meerlo P, Sgoifo A, Suchecki D. 2008. Restricted and disrupted sleep: effects on

autonomic function, neuroendocrine stress systems and stress responsivity.

Sleep Med Rev.12(3):197–210.

Meng L, Zheng Y, Hui R. 2013. The relationship of sleep duration and insomnia

to risk of hypertension incidence: a meta-analysis of prospective cohort studies.

Hypertens Res.36(11):985–995.

Moradi AR, Zahirnia, Alipour, Eskandari Z. 2009. The Prevalence of Pediculosis

capitis in Primary School Students in Bahar, Hamadan Province, Iran. JRESei

9(1):45–9

Mumcuoglu KY, Klaus S, Kafka D, Teiler M, Miller J.1991. Clinical observations

related to head lice infestation. J Am Acad Dermatol. 25(2):248–51.

Natadisastra, D. & Ridad, A. 2005. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ

Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.

National Sleep Foundation. 2019.What Is Good Quality Sleep?. Tersedia di:

https://www.sleepfoundation.org/press-release/what-good-quality-sleep

diakses pada 16 September 2019

Nindia Y. 2016. Prevalensi Infestasi Kutu Kepala ( Pediculus capitis ) dan Faktor

Resiko Penularannya Pada Anak Sekolah Dasar di Kota Sabang Provinsi Aceh

[ Thesis ]. Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Pertanian Bogor.

Nutason I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. 2008. Pediculus humanus capitis:

Page 67: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

52

an update. Acta Dermatoven APA. 17(4): 147-53

Pray WS. 2008. Head Lice Perfectly Adapted Human Predator. American J Pharma

Edu 63(2) : 204-209

Patel TS, Freedman BI, Yosipovitch G. 2007. An update on pruritus associated

with CKD. Am J Kidney Dis. 2007. 50(1):11-20.

Patlak, M. 2005. Your Guide to Healhty Sleep. US. Departement of Health and

Human. Tersedia di:

http://www.nhlbi.nih.gov/health/public/sleep/healthy_sleep.pdf diakses pada

16 September 2019

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &

Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta: EGC

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al. 2001. editors. Neuroscience. 2nd

edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates

Rachman Z. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pediculosis

Capitis Pada Santri Pesantren Rhodlotul Quran Semarang. [skripsi]. Semarang.

Fakultas kedokteran Dipenogoro

Rassami W, Soonwera M. 2012. Epidemiology of Pediculosis Capitis Among

Schoolchildren in the Eastern Area of Bangkok, Thailand. Tersedia di

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23569868 diakses pada 16 September 2019

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Roberts RJ. 2002. Clinical practice. Head lice. N Engl J Med.346(21):1645-50

Rush AJ. 2000. Handbook of Psychiatric Measures. Washington, DC: APA.

Saper CB, Cano G, Scammell TE. 2005. Homeostatic, circadian, and emotional

regulation of sleep. J Comp Neurol.493 (1) 92–98.

Sari AW. 2011. Hubungan Antara Insomnia Dengan Prestasi Belajar Pada Santri

Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur’an Isy-Karimah Karang Anyar. [ Naskah

Publikasi ]. Universitas Muhammadiah Surakarta. Surakarta.

Semiz M., Uslu A., Korkmaz S., Demir S., Parlak I., Sencan M.,Uncu T.

2015. Assessment of subjective sleep quality in iron deficiency anaemia.

African Health Sciences, 15(2), 621

Smith, M. 2010. How Much Sleep Do You Need? Sleepp Cycles & Stages, Lack of

Sleep, and Getting The Hours You Need.

Page 68: HUBUNGAN INFESTASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA …digilib.unila.ac.id/60598/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berkurangnya kualitas tidur akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa

53

Tersedia di : https://www.helpguide.org/articles/sleep/sleep-needs-get-the-

sleep-you-need.htm?pdf=13843 diakses pada 24 agustus 2019

Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. CV Sagung Seto. Jakarta

Ständer S, Raap U, Weisshaar E, Schmelz M, Mettang T, Handwerker H, et al.

2011. Pathogenesis of pruritus. JDDG. 9 (6):456-63.

Stone SP, Goldfarb JN, and Bacelieri RE. 2012. Scabies, Other Mites, and

Pediculosis. Dalam: Wolff K., Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller

AS, and Leffell DJ. Ed. 2.

Sulistio A, laily I. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Tasali E, Leproult R, Ehrmann DA, Van CE. 2008. Slow-wave sleep and the risk

of type 2 diabetes in humans. Proc Natl Acad Sci U S A. 105(3):1044–49.

Tiemeier H, Pelzer E, Jonck L, Moller HJ, Rao ML. 2002. Plasma catechol-amines

and selective slow wave sleep deprivation.Neuropsychobiology. 45(2):81–86.

Ulumuddin B.A. 2011. Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Insomnia Pada

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keerawatan Universitas Diponegoro. [skripsi].

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro. Semarang

Van Someren EJ, Cirelli C, Dijk DJ, Van CE, Schwartz S, Chee MW. 2015.

Disrupted sleep: from molecules to cognition. J Neurosci. 35(41):13889–95

Vgontzas AN, Bixler EO, Lin HM. 2001. Chronic insomnia is associated with

nyctohemeral activation of the hypothalamic-pituitary-adrenal axis: clinical

implications. J Clin Endocrinol Metab. 86(8):3787–94.

Weir E. 2001. School’s back, and so is the lowly louse. CMAJ.;165(6):814

Wicaksono DW. 2012. Analisis Faktor Domain yang Berhubungan Dengan

Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga.

Yousefi S, Shamsipoor F, Salim Abadi Y. 2012. Epidemiological Study of Head

Louse (Pediculus humanus capitis) Infestation Among Pri-mary School

Students in Rural Areas of Sirjan County, South of Iran. Thrita J Med Sci. 1(2):

53-56.

Yingklang, M., Sengthong, C., Haonon, O., Dangtakot, R., Pinlaor, P., Sota, C. et

all. 2018. Effect of a health education program on reduction of pediculosis in

school girls at Amphoe Muang, Khon Kaen Province, Thailand. PLOS ONE.

13(6): 1-15.