hubungan dismenorea terhadap aktivitas mahasiswi
TRANSCRIPT
1
Hubungan Dismenorea Terhadap Aktivitas Mahasiswi
Tri Kurniawati1*
, Efy Afifah2
1. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
2. Departemen Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
*E-mail: [email protected]
Abstrak
Dismenorea adalah nyeri yang dirasakan sebelum atau selama menstruasi. Dismenorea dapat mengganggu
aktivitas harian dan akademis remaja putri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenorea
terhadap aktivitas mahasiswi keperawatan yang belum terpapar mata kuliah keperawatan maternitas (mahasiswi
tingkat 1 dan 2). Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional. Sampel dikumpulkan secara purposive
sampling dan dilakukan kepada 159 responden yang mengalami dismenorea, analisis data yang digunakan yaitu
uji chi-square. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 33 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dismenorea dengan aktivitas mahasiswi (p value <0,05).
Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja putri.
Kata kunci : aktivitas harian dan akademis; dismenorea; remaja putri.
Abstract
Dysmenorrhea is pain that felt before or during menstruation. Dysmenorhea can interfere with daily activities
and academics of teenager girls. The purpose of this research was to determine the relationship between
dysmenorrhea and nursing students activities that have not been exposed to the maternity nursing (1st and 2nd
year students). This researched was cross-sectional study. Samples of this research ware collected by purposive
sampling with 159 respondens as samples that have been experienced dysmenorhea. This research used chi-
square test as data analysis. This research collected the data by using a questionnaire consisting of 33 questions.
The result of this study showed an association between dysmenorrhea with students activity (p value < 0,05).
Therefore, it is important for nurses to provide health education to teenager girls.
Keyword: daily activities and academics; dysmenorrhea ; teenager girls.
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
2
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dengan
jumlah penduduk 252,124 juta jiwa dan 65,7 % diantaranya adalah remaja (BKKBN, 2014).
Masalah yang dialami remaja putri antara lain adalah nyeri saat menstruasi yang biasanya
disebut dengan dismenorea. Dismenorea merupakan masalah yang berarti bagi sebagian besar
wanita yang sedang mengalami menstruasi. Dismenorea biasanya terjadi pada waktu 6-12
bulan setelah menarche, yang ditandai dengan nyeri di panggul dimulai sesaat sebelum atau
pada awal menstruasi dan ini berlangsung selama 1-3 hari (Durain, 2004) dalam Shabnam &
Khyrunnisa (2012). Dismenorea disebabkan oleh pengeluaran prostaglandin yang
menyebabkan uterus berkontraksi, kontraksi ini menyebabkan uterus mengalami hipoksia.
Gejala lain seperti sakit pinggang, mual, muntah, dan diare yang menyertai menstruasi juga
disebbakan karena pengeluaran prostaglandin (Chao, et all. , 2014). Dismenorea dibedakan
menjadi dua yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah
nyeri di bagian perut bagian bawah yang terjadi sebelum atau selama menstruasi dan tidak
terdapat penyakit lain. Dismenorea sekunder biasanya disebut dengan suatu kondisi patologis
(Adespla & Babatunde, 2010). Dismenorea sekunder disebabkan oleh abnormalitas struktur
atau proses penyakit yang terjadi di luar uterus, di dinding uterus ataupun di rongga uterus
Beckmann , Frank , Barbara, et all. (2010). Dismenorea dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain umur, pernikahan dan riwayat keluarga, merokok, depresi dan nulipari (Linda,
2005; Novia & Permatasari, 2008) .
Dismenorea dirasakan oleh 50-80 % wanita di dunia Nur , Abdul , Lena, Elya & Sonia
(2013). Prevalensi dismenorea di Indonesia menurut Santoso (2008) dalam Sophia, Sori, &
Jemadi (2013) prevalensi dismenorea di Indonesia sebesar 64,25 %, dengan rincian 54,89 %
dismenorea primer dan 9,36 % dismenorea sekunder. Persentase absen karena sakit karena
dismenorea sebanyak 28-48 % yang umumnya menyebabkan menurunnya kualitas hidup
remaja putri. Aktivitas mahasiswi FIK UI antara lain aktivitas akademis dan aktivitas
keseharian. Aktivitas akademis di FIK UI yaitu perkuliahan, dimana tingkat kehadiran
merupakan pertimbangan untuk mengikuti ujian dan mempengaruhi kelulusan mahasiswanya.
Mahasiswi FIK UI diwajibkan presentase kehadiran di kelas sebanyak 85 %, belum lagi
ditambah dengan praktikum-praktikum pada setiap mata kuliah, dan diwajibkan kehadiran
100 %. Selain itu, mahasisiwi juga mendapatkan tugas-tugas serta diskusi-diskusi yang
dilakukan di luar jam perkuliahan. Aktivitas lainnya yang dilakukan oleh mahasiswi FIK UI
antara lain berorganisasi, mengikuti UKM ataupun aktivitas sosial lainnya. Dismenorea dapat
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
3
mengganggu aktivitas akademis maupun aktivitas keseharian pada mahasiswi FIK UI saat
menstruasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait dismenorea, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dismenorea terhdadap aktivitas mahasiswi
FIK UI.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian jenis cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah
mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Pengambilan sampel dilkukan
dengan cara purposive sampling. Kriteria sampel adalah mahasiswi yang belum mendapatkan
materi kuliah tentang keperawatan maternitas dan berusia 18 sampai 20 tahun (tingkat 1 dan
2). Untuk menentukan besar sampel, penelitian ini menggunakan rumus slovin yaitu sebagai
berikut :
Dari perhitungan di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 143 responden.
Peneliti mengantisipasi kemungkinan responden yang tidak valid dengan cara menambahkan
jumlah sampel atau koreksi jumlah sampel sehingga total responden sebanyak 159. Instrumen
pada penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Lies, Utami, Irawati & Hajjarkasih
(2004) yang telah dimodifikasi serta menggunakan informasi dari Al- Jefout, Moamar., Abu-
Fraijeh Seham. et all. (2014). Sebelum pengambilan data, instrumen ini diuji keterbacaan
terlebih dahulu, setelah itu peneliti membuat surat izin penelitian kepada Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia untuk pengambilan data. Peneliti meneliti kembali
kuesioner, setelah memberikan kode untuk setiap kuesioner, setelah kuesioner terisi peneliti
memasukan ke spps dan mengecek semua data apakah sudah terisi. Peneliti melakukan
analisa data dengan metode chi-square dengan analisis univariat dan bivariat. Pada saat
mengambil data peneliti menggunakan prinsip menghormati hak dan martabat calon
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
4
responden, menjaga privasi dan kerahasiaan, serta menjunjung tinggi keadilan dan
inklusivitas.
Hasil
Berikut ini merupakan hasil penelitian
Tabel 1. Karakteristik Resonden, Dismenorea, Riwayat Keluarga, Dukungan Keluarga dan Sosial, dan
Pengalaman Nyeri Sebelumnya Mahasiswi FIK UI tahun 2015
Variabel Jumlah Presentase (%)
Suku
Jawa
Sunda
Minang
Batak
Betawi
Lain-lain
93
20
12
7
18
9
58,5
12,6
7,5
4,4
11,3
5,7
Umur menarche
<10 – 11 tahun
12- 13 tahun
>= 14 tahun
43
81
35
27
50,9
22
Dismenorea
Ya
Tidak
54
105
34
66
Bagian Perut Yang Sakit
Atas
Bawah
Samping kanan
Samping kiri
Tidak sakit
8
127
7
12
5
5
79,9
4,4
7,5
3,1
Informasi Dismenorea
Mengetahui
Tidak Mengetahui
114
45
71,7
28,3
Sumber Informasi Dismenorea
Keluarga
Teman
Guru/dosen
Media
Lain-lain
31
54
25
75
14
19,5
34
15,7
47,2
8,8
Keluhan Dismenorea
Sakit Punggung
Ya
Tidak
Muntah
Ya
Tidak
Kelelahan
Ya
Tidak
Sakit Kepala
Ya
68
91
15
144
76
83
35
42,8
57,2
9,4
90,6
47,8
52,2
22
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
5
Tidak
Lain-lain
65
50
78
31,4
Cara Mengatasi Dismenorea
Minum Obat
Ya
Tidak
Istirahat
Ya
Tidak
Kompres Air Hangat
Ya
Tidak
Minum Ramuan Herbal
Ya
Tidak
Lain-Lain
22
137
131
28
23
136
15
144
10
13,8
86,2
82,4
17,6
14,5
85,5
9,4
80,6
6,3
Tingkat Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
45
99
15
28,3
62,3
9,4
Riwayat Keluarga
Ya
Tidak
84
75
52,8
47,2
Dukungan Keluarga dan Sosial
Ya
Tidak
43
116
27
73
Pengalaman Nyeri Sebelumnya
Ya
Tidak
88
71
55,3
44,7
Tabel 1 menunjukan bahwa suku paling dominan dari responden yaitu suku Jawa sebanyak
58,5 % dengan mean 2,14 dan SD 1,661 (CI 95%). Umur menarche paling banyak terjadi
pada usia 12 -13 tahun sebanyak 50,9 %. Rerata usia menarche 1,22 dan mempunyai standar
deviasei 0,44 (CI 95%). Mahasiswi paling banyak tidak selalu mengalami dismenorea saat
menstruasi, sebanyak 66 %. Bagian perut yang paling banyak dirasakan mahasiswi sakit yaitu
perut bagian bawah sebanyak 79,9%.. Sebagian besar mahasiswi sudah mengetahui informasi
mengenai dismenorea yaitu sebanyak 71,7 %. Mahasiswi mendapatkan informasi mengenai
dismenorea paling banyak berasal dari media sebanyak 47,2 %. Saat mengalami dismenorea
paling banyak mahasiswi mengeluhkan kelelahan yaitu sebanyak 47,8%. Mahasiswi tidak
hanya mengalami keluhyan satu keluhan saja, namun bisa dua atau lebih keluhan. Mahasiswi
sebagian besar mengurangi dismenorea yang dirasakan dengan cara istirahat sebanyak 82,4
%. Selain itu, mahasiswi dapat mengurangi dismenoreanya dengan satu atau lebih alternatif.
Nyeri yang dirasakan saat dismenorea sebagian besar mahasiswi yaitu nyeri sedang sejumlah
62,3 %. Sebagian besar mahasiswi mempunyai riwayat keluarga sebelumnya (saudara
perempuan, ibu, dan nenek) sebanyak 52,8 %. Rerata 0,528 dan standar deviasi 0,500.
Sebagian besar mahasiswi tidak mendapatkan dukungan keluarga dan sosial saat mengalami
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
6
menstruasi yaitu 73 % . mean = 0,270 sd 0,445. Mahasiswi yang sudah pernah mempunyai
pengalaman nyeri sebelumnya, yaitu sebanyak 88 mahasiswi (55,3%). Rerata 0,553 dan
standar deviase 0,498.
Tabel 2 Hubungan dismenorea dengan aktivitas mahasiswi keperawatan tahun 2015 (n=159)
Dismenorea Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
Total N X2 OR P value
Aktivitas
rendah (n)
5 38 11 54 45 7,79 22 0,0001
Aktivitas
rendah (%)
11,1 38,4 73,3 34 99 4,4
Aktivitas tinggi
(n)
40 61 4 105 15 1
Aktivitas tinggi
(%)
88,9 61,6 26,7 66 159
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa terdapat hubungan antara dismenorea dengan aktivitas
mahasiswi FIK UI, ditunjukan dengan p value sebesar 0,0001. Berdasarksn hasil diatas
mahasiswi yang mempunyai nyeri ringan berpeluang 22 kali melakukan aktivitas lebih tinggi
dibandingkan mahasiswi yang nyeri berat. Selain itu, mahasiswi yang mengalami nyeri
sedang berpeluang 4,4 kali melakukan aktivitas yang tinggi dibandingkan mahasiswi yang
mengalami nyeri berat.
Tabel 3 Hubungan usia menarche dengan dismenorea pada mahasiswi keperawatan tahun 2015 (n=159)
Umur menarche Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri Berat N X2 P value
<10-11 tahun
(n)
(%)
7
16,3
32
74,4
4
9,3
43
100
6,219 0,183
12-13 tahun
(n)
(%)
24
29,6
50
61,7
7
8,6
81
100
>=14 tahun
(n)
(%)
14
40
17
48,6
4
11,4
35
100
Total
(n)
45
99
15
159
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
7
(%) 28,3 62,3 9,4 100
Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara usia menarche
dengan dismenorea, dibuktikan dengan p value sebesar 0,183.
Tabel 4 Hubungan dismenorea dengan riwayat keluarga pada mahasiswi keperawatan tahun 2015 (n=159)
Dismenorea Ada Riwayat Tidak Ada
Riwayat
N X2 P value OR
Nyeri Ringan
(n)
(%)
16
19
29
38,7
45
57,7
7,792 0,020 1
Nyeri Sedang
(n)
(%)
60
71,5
39
52
99
62,3
2,8
Nyeri Berat
(n)
(%)
8
9,5
7
9,3
15
9,4
2,1
Total
(n)
(%)
84
100
75
100
159
100
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa riwayat keluarga berhubungan dengan terjadinya
dismenorea p value (0,020). Mahasiswi yang mengalami nyeri sedang beresiko mempunyai
riwayat keluarga 2,8 kali dibandingkan dengan mahasiswi yang mengalami nyeri ringan.
Sedangkan, mahasiswi yang mempunyai nyeri berat beresiko 2,1 memiliki riwayat keluarga
dibandingkan dengan mahasiswi yang mempunyai nyeri ringan.
Tabel 5 Hubungan dismenorea dengan sosial budaya mahasiswi keperawatan tahun 2015 (n=159)
Dismenorea Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
Total N X2 P value
n % n % n % n % 45 4,480 0,923
Jawa 2
4
25,8 62 66,7 7 7,5 93 100 28,3
Sunda 6 30 12 60 2 10 20 100 99
Minang 4 33,3 6 50 2 16,7 12 100 62,3
Batak 2 28,6 5 71,4 0 0 7 100 15
Betawi 6 33,3 9 50 3 16,7 18 100 9,4
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
8
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahawa tidak terdapat hubungan antara dismenorea
dengan sosial budaya, dibuktikan dengan p value 0,923.
Tabel 6 Hubungan dismenorea dengan pengalaman nyeri sebelumnya pada mahasiswi keperawatan tahun 2015
(n=159)
Pengalaman
Nyeri
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat N X2 P value
Ada
(n)
(%)
31
35,2
48
54,5
9
10,2
71
100
5,537 0,069
Tidak
(n)
(%)
14
19,7
51
71,8
6
8,5
88
100
Total
(n)
(%)
45
28,3
99
62,3
15
9,4
159
100
Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara dismenorea
dengan pengalaman nyeri sebelumnya, dibuktikan dengan p value 0,069.
Pembahasan
Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara dismenorea dengan aktivitas mahasiswi
FIK UI. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan baik di
dalam maupun di luar negeri. Penelitian yang telah dilakukan di dalam negeri antara lain
dilakukan oleh Saguni, Agnes dan Gresty (2013) di Manado menyebutkan bahwa dismenorea
berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswi putri SMK Kristen 1 Tomohon. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Kadek, Dewa, & Putri (2014) yang dilakukan pada mahasiswi
PSIK FK UNUD bahwa terdapat hubungan yang erat antara dismenorea dengan aktivitas
belajar mahasiswi PSIK FK UNUD. Selain itu penelitian di luar negeri salah satunya
penelitian di Turki oleh Oral, Tulay, Esra, Mustafa, Zeliha, & Nayan(2012) menyatakan
bahwa dismenorea berhubungan erat dengan gejala PMS, dan berpengaruh buruk terhadap
kehadiran di kelas, dibutuhkan strategi penanganan nyeri yang dapat membantu memperbaiki
Lain-lain 3 33,3 5 55,6 1 11,1 9 100 159
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
9
angka kehadiran di kelas pada mahasiswi kedokteran di Turki. Selanjutnya, Menurut Potur &
Nuran (2014) dismenorea hal yang berdampak besar bagi mahasiswi yang menyebabkan
ketidakhadiran di kelas, dan berdampak kepada terbatasnya aktivitas sehari-hari dan
menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.
Umur menarche mahasiswi FIK UI beragam, dan sebagian besar terjadi pada usia 12-13
tahun. Hubungan antara umur menarche dengan dismenorea masih terdapat dua pendapat
berbeda. Satu sisi ada yang menyatakan terdapat hubungan dan sisi lain menyatakan tidak
terdapat hubungan. Penelitian yang menyebutkan terdapat hubungan (Chiou, and Wang,
2004; Chen, and Chen, 2005; Fujiwara, 2003; Hirata, Kumabe, & Inoue, 2002; Ko, & Kao,
2004; Sundel, et all., 1990; Lee et all., 2006) dalam Lu, Chen-I (2010); Pakaya (2013) ,
sedangkan yang menyatakan tidak terdapat hubungan Sirait, Hiswani, & Jemadi (2014);
Utami,Jumriani & Dian (2013) & Vibba, Kumar, Gangwar, Arya & Banoo (2014).
Penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan
kejadian dismenorea. Melihat beberapa penelitian di atas dan penelitian peneliti, saat ini
masih terdapat dua asumsi mengenai hubungan dismenorea dengan usia menarche yaitu di
satu sisi beberapa penelitian menyatakan ada hubungan dan di beberapa penelitian lain
menyatakan tidak ada hubungan antara dismenorea dengan usia menarche.
Mahasiswi FIK UI berasal dari berbagai macam suku antara lain Jawa, Betawi, Bali, Batak,
Minang, dan lain-lain . Suku paling banyak di mahasiswi FIK UI adalah suku adalah suku
Jawa. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara dismenorea dengan sosial budaya
(suku). Peneliti tidak menemukan penelitian mengenai dismenorea dengan sosial budaya,
namun peneliti mengaitkan antara nyeri dengan sosial budaya. Persepsi nyeri pada setiap suku
berbeda-beda (Hama & Adric, 2011). Penelitian tersebut salah satunya membandingkan
antara kulit putih dan hitam dengan respon panas atau tekanan. bahwa ras kulit hitam lebih
tahan terhadap tekanan dibandingkan dengan ras putih. Namun, ada juga penelitian yang
menyebutkan bahwa ras suku putih di Amerika utara lebih tahan terhadap tekanan. Perbedaan
persepsi nyeri disebabkan karena faktor genetika pada setiap suku berbeda, faktor genetika
inilah yang membuat respon nyeri dari setiap suku berbeda-beda.
Riwayat keluarga merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
dismenorea. Pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
riwayat keluarga dengan dismenorea. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Novia &
Permatasari (2008) menunjukan bahwa riwayat keluarga mempunyai pengaruh terhadap
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
10
terjadinya dismenorea primer. Selain itu, Shabnam & Khyrunnisa (2012) menyebutkan bahwa
riwayat keluarga berhubungan erat dengan terjadinya dismenorea primer pada remaja putri.
Hal ini menunjukan bahwa riwayat keluarga sangat berpengaruh terhadap dismenorea yang
dirasakan.
Dismenorea, biasanya bukan nyeri pertama kali dirasakan oleh sebagian besar individu.
Pengalaman nyeri sebelumnya sangat berpengaruh terhadap respon individu ketika nyeri yang
lain. Peneliti tidak menemukan penelitian yang sama antara dismenorea dengan nyeri
sebelumnya.Seseorang yang sudah pernah mengalami nyeri sebelumnya setidaknya sudah
mempunyai pengalaman sebelumnya dan akan berpengaruh kepada koping yang digunakan
untuk mengatasi nyeri selanjutnya (De Laune & Patricia, 2011). Pengalaman nyeri akan
berpengaruh terhadap nyeri yang dihadapi selanjutnya. Hal ini berpengaruh terhadap koping
atau hal-hal yang akan dilakukan saat nyeri sehingga kualitas hidup manusia akan menjadi
lebih baik. Selain itu,dukungan keluarga dan sosial sangat membantu dalam menghadapi
dismenorea. Dukungan sosial berpengaruh terhadap mengatasi dismenorea (Jordan &
Meckler, 2007). Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian mengenai dismenore
dengan sosial budaya.
Kesimpulan
1. Proporsi mahasiswi FIK UI yang selalu dismenorea sebanyak 34% dan yang tidak
selalu dismenorea pada setiap bulannya sebanyak 64%.
2. Suku mahasiswi FIK UI bermacam macam. Suku paling dominan pada yaitu suku
Jawa sebanyak 58,5 %. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna
anatara dismenorea dengan sosial budaya (suku) karena p value 0,963.
3. Usia menarche paling dominan yaitu usia 12-13 tahun sebesar 59%. Pada penelitian
ini tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan dismenorea karena p value
sebesar 0,183.
4. Mahasiswi FIK UI mengeluh paling banyak merasa sakit pada perut bagian bawah
sebesar 79,9%.
5. Sebanyak 71,1% mahasiswi sudah mengetahui informasi mengenai dismenorea,
sebagian besar mahasiswi memperoleh informasi mengenai dismenorea dari media
yaitu sebanyak 47,2%.
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
11
6. Mahasiswi paling banyak mengeluh kelelahan saat dismenorea sebanyak 47,8 % dan
sebagian besar mahasiswi mengurangi dismenorea dengan cara istirahat yaitu
sebanyak 82,4%.
7. Nyeri yang dirasakan oleh mahasiswi FIK UI yairu nyeri ringan sebanyak 28,3, nyeri
sedang sebanyak 62,3% dan nyeri berat sebanyak 9,4%.
8. Mahasisiwi FIK UI yang mempunyai riwayat keluarga dismenorea sebanyak 52,8%.
Riwayat keluarga berpengaruh terhadap dismenorea, dibuktikan dengan hubungan
yang signifikan antara dismenorea dengan riwayat keluarga dengan p value sebesar
0,020.
9. Mahasiswi FIK UI yang mendapatkan dukungan keluarga dan sosial saat dismenorea
sebanyak 73%.
10. Mahasiswi yang sudah mempunyai pengalaman nyeri sebelumnya sebanyak 55,3%.
Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara dismenorea dengan pengalaman
nyeri ,dibuktikan dengan p value 0,069.
11. Terdapat hubungan yang signifikan antara dismenorea dengan aktivitas mahasiswi
dengan p value 0,0001. Maka semakin berat nyeri yang dialami mahasiswi, maka
aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswi semakin sedikit.
Ucapan Terima Kasih
Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana berkaat bantuan banyak pihak, oleh karena itu saya
ucapkan terima kasih kepada ;
1) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
2) Ibu Efy Afifah S.Kp. M.Kes selaku pembimbing.
3) Mahasiswi FIK UI tingkat 1 dan 2.
Referensi
1. Adesola, Ogunfowokan. & Babatunde Oluwayamesi. (2010). Management of primary
dysmenorrhea by school adolescents in ILE-IFE, Nigeria. The Journal of School
Nursing, 26(2) ,131-6.
2. Al- Jefout, Moamar., Abu-Fraijeh Seham. et all. (2014). Dysmenorrhea: prevalence &
impact on quality of life among young adult jordanian females. Journal of Pediatric
and Gynecology, 1-35.doi :10.106/j.jpag.2014.07.005.
3. Beckmann, B.C.R , Frank, L.W., Barbara, B.M.. et all. (2010). Obstetrics and
ginecology. Philadhelphia : Lippincont William & Wilkins.
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
12
4. Chao, et all. (2014). An innovative accupunture treatment for primary dysmenorrhea:
arandomized, crossover pilot study. Altenative Therapies in Health Medicine, 20(1),
49-56.
5. DeLaune,S.C., & Patricia, K.L. (2011). Fundamentals of nursing standards & practice
2nd
edition. New York : Delmar Thomshon Learning.
6. French, Linda.(2005). Dysmenorrhea. American Family Physician. 71(2). 225
7. Gangwar, Ritsh Sighn et all. (2014). Prevalence of primary dysmenorrhea among the
undergraduate medical student and its impact on their performance in study.
International Journal of Physiology, 2(1), 14-18.
8. Hama & Adric. (2001). Ethnic difeerences in pain perception: A biological basis.
Mandkind Quartely. 42(2). 201-218.
9. Hong-Gui, Zhou & Yang, Zheng-Wei, (2010). Prevalence of dysmenorrhea in female
students in a Chinese university: a prospective study. Health, (2,4), 311-314.
10. Jordan, Jean., &Meckler Janet. R. (2007). The relationship between life change events,
social support, and dysmenorrhea. Research and Nursing health. 5(2), 73- 78.
11. Kadek, D.P.I., I Dewa Ayu, K. S., & Putri Mastini.(2014). Hubungan dismenorea
dengan aktivitas belajar mahasiswi PSIK FK UNUD.Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
12. Kumbhar, Suresh.K. et all. (2011). Prevalence of dysmenorrhea among adolescent girl
(14-19 yrs) of Kadapa district and its impact on quality of life : a cross sectional study.
Department of Community Medicine,RIMS Medical College, Kadapa, Andhra
Pradesh, 2(2), 265-268.
13. Lu, I-Chen. (2010). Dysmenorhea and related factor in taiwanese adolescent girl
(Disertasi Doktor). Diperoleh dari Proquest Dissertation and Theses. (UMI No
3417470).
14. Novia dan Puspitasari. (2008). Faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer.
The Indonesian Journal of Public Health, (4,2), 96-104.
15. Nur Azurah, Abdul Ghani., Lena Sanci, Elya Moore, & Sonia Grover. (2013). The
quality of life of adolescent with menstrual problems. North American Society for
Pediatric and Adolescent Gynecology, 26, 102-108.
16. Oral, Elif., Tulay, S.K., Esra, Y., Mustafa, G., Zeliha, C., & Nayan, A.(2012).
Premenstrual symptom severity, dysmenorrhea, and school performance in medidal
students. Journal of Mood Disorder. 2(4),143-52.
17. Pakaya, Desriani. (2013). Hubungan faktor resiko dengan kejadian dismenorea primer
pada siswi kelas VIII SMP N 6 Gorontalo. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Gorontalo.
18. Potur, D.C., Nevin, C.B., & Nuran Komurcu. (2014). Prevalence of dysmenorrhea in
university students in turkey: effect on daily activities and evaluation of different pain
management methods. Departement of Obstetric & Gynecology Nursing. 15(4). 768-
777.
19. Rakshaae, Z. ( 2014). A-cross sectional study of primary dysmenorrhea among student
at a university prevalence, impact and of associated symptoms. Annual Research &
Review in Biology, 4(18) , 2815-2822.
20. Saguni, F.C.A., Agnes Madianung, & Gresty Masi. (2013). Hubungan dismenorea
dengan aktivitas belajar remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohon. e-jurnal
keperawatan. 1(1). 1-6.
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015
13
21. Shabnam, Omdivar ., & Khyrunnisa, Begum. (2012) . Prevalence and effect of
dysmenorhhea on quality of life of medical student. International Journal of
Colaborative Research on Internal Medicine & Public Health, 4(4). 276-294.
22. Sirait, D.S.O., Hiswani, & Jemadi. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian dismenorea pada siswi SMA N 2 Medan tahun 2014. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara .
23. Sophia, Frenita., Sori Muda & Jemadi (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan. Departemen Epidemiologi USU, 1-10.
24. Utami, A.N.R., Jumriani Ansar, & Dian Sidik. (2013). Faktor yang berhubungan
dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone.
Badan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat.UNHAS.
25. Vibba, Gangwar., Kumar, Durges., Gangwar, Ritesh Singh., Arya Manjulata., &
Banoo, Hajra. (2014). Prevalence of dysmenorrhea among the undergraduate medical
students & its impact on their performance in study. International Journal of
Physiology. 2(1).14-15.
26. Wahyuni, Lies., Reni Sulung Utami, Yeni Ana Irawati, & Yustika Hajjarkasih.(2004).
Perubahan aktivitas di sekolah pada remaja usia 12-14 tahun saat mengalami
dysmenorrhea. Fakultas Ilmu Keperawatan : Depok.
Hubungan dismenorea..., Tri Kurniawati, FIK UI, 2015