hubungan dengan komunitas lokal · pdf filepabrik tersebut. belekangan pemerintah jaa barat...

9
Hubungan dengan Komunitas Lokal Sumber: Buku Manajemen Public Relations (Rhenald Kasali) Komunitas lokal adalah masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah di sekitar pabrik, kantor, gudang, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan lainnya. Dalam pelaksanaan fungsi PR, komunitas lokal dipandang sebagai suatu kesatuan denganperusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut bukanlah melulu berarti bahwa suatu komunitas adalah kumpulan orang-orang yang saling berbagai dalam memanfaatkan suatu fasilitas. Lebih jauh,komunitas adalah suatu organisme sosial yang saling berinteraksi (Allen H. Center dan Frank E. Walsh – 1985). Bentuk kesatuan antara keduanya itu dipengaruhi oleh siapa yang datang lebih dahulu (pabrik atau penduduk) di lokasi tersebut, sifat lokasi terhadap perusahaan, (sumber input bagi perusahaan atau daerah output/pasar bagi perusahaan), isolasi daerah terpencil dan latar belakang historis. Lomunitas lokal juga dapat dipandang dalam dua lingkungan, yakni lingkungan mikro dan lingkungan makro. Hubungan timbal balik tersebut mempengaruhi pola pekerjaan PR, sehingga pada jenis industri yang sama bisa jadi penekanan peran PR berbeda cukup jauh. Siapa yang Datang Lebih Dahulu Orang-orang tua kita pernah menasihati kita agar selalu menghormati penduduk lama yang sudah lebih dahulu berada disatu tempat. Bila kita pindah ke tempat itu, adalah kewajiban kita untuk datang bertamu, memperkenalkan diri dan mencoba menyelaraskan perilaku kita dengan tuntutan masyarakat di sekitar tempat kita yang baru tersebut. Hampir sebagian besar perusahaan. Apakah berbentuk pabrik, real estat atau usaha lainnya, datang ke suatu lokasi yang sudah dihuni oleh penduduk terlebih dahulu. Mereka membeli tanah penduduk dan berjanji akan menggunakan tenaga kerja penduduk setempat. Yang menjadi masalh, pembebasan tanah penduduk tersebut sering menimbulkan keresahan karena pembebasan tanak menarik ‘para calo’ untuk berspekulasi. Akibatnya, ketika perusahaan mulai beroperasi,citranya telah cacat.

Upload: phungnhi

Post on 07-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

Hubungan dengan Komunitas Lokal

Sumber: Buku Manajemen Public Relations (Rhenald Kasali)

Komunitas lokal adalah masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah di

sekitar pabrik, kantor, gudang, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset

tetap perusahaan lainnya. Dalam pelaksanaan fungsi PR, komunitas lokal dipandang

sebagai suatu kesatuan denganperusahaan yang memberi manfaat timbal balik.

Hubungan timbal balik tersebut bukanlah melulu berarti bahwa suatu komunitas

adalah kumpulan orang-orang yang saling berbagai dalam memanfaatkan suatu fasilitas.

Lebih jauh,komunitas adalah suatu organisme sosial yang saling berinteraksi (Allen H.

Center dan Frank E. Walsh – 1985).

Bentuk kesatuan antara keduanya itu dipengaruhi oleh siapa yang datang lebih

dahulu (pabrik atau penduduk) di lokasi tersebut, sifat lokasi terhadap perusahaan,

(sumber input bagi perusahaan atau daerah output/pasar bagi perusahaan), isolasi daerah

terpencil dan latar belakang historis. Lomunitas lokal juga dapat dipandang dalam dua

lingkungan, yakni lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Hubungan timbal balik tersebut mempengaruhi pola pekerjaan PR, sehingga pada

jenis industri yang sama bisa jadi penekanan peran PR berbeda cukup jauh.

Siapa yang Datang Lebih Dahulu

Orang-orang tua kita pernah menasihati kita agar selalu menghormati penduduk

lama yang sudah lebih dahulu berada disatu tempat. Bila kita pindah ke tempat itu, adalah

kewajiban kita untuk datang bertamu, memperkenalkan diri dan mencoba menyelaraskan

perilaku kita dengan tuntutan masyarakat di sekitar tempat kita yang baru tersebut.

Hampir sebagian besar perusahaan. Apakah berbentuk pabrik, real estat atau

usaha lainnya, datang ke suatu lokasi yang sudah dihuni oleh penduduk terlebih dahulu.

Mereka membeli tanah penduduk dan berjanji akan menggunakan tenaga kerja penduduk

setempat. Yang menjadi masalh, pembebasan tanah penduduk tersebut sering

menimbulkan keresahan karena pembebasan tanak menarik ‘para calo’ untuk

berspekulasi. Akibatnya, ketika perusahaan mulai beroperasi,citranya telah cacat.

Page 2: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

Bagi sebagian anggota masyarakat, perusahaan dipandang tak bedanya dengan

para calo dan tukang peras. Mungkin sebagian masih berbentuk opini dan sebagian lagi

sudah berbentuk sikap. Sepanjang hal itu masih berbentuk opini, tugas PR masih relatif

mudah. Tetapi bila sudah menjurus kepada sikap, dibutuhkan waktu yang cukup panjang

untuk mengembalikan sikap positif masyarakat.

Sikap negatif antara lain ditandai dengan penutupan jalan dari dan menuju pabrik,

perusakan kecil-kecilan, pencurian dengan tujuan menghambat, sampai pada penolakan

penduduk untuk berhubungan akrab dengan manajer perusahaan dan kemungkinan

memperluas masalah begitu isu baru muncul (misalnya perluasan lahan pabrik ataupolusi

udara) kepada khalayak umum, mencari dukungan pers atau dukungan para politisi.

Di beberapa daerahdi Indonesia juga ditemui kasus di mana perusahaan ingkar

janji untuk memperkejakan penduduk dan kontraktor setempat. Alasannya sangat masuk

akal; penduduk setempat umumnya belum mempunyai budaya kerja, belum mempunyai

ketrampilan, pendidikannya masih rendah, dan masih sulit dibentuk. Akibatnya

perusahaan mendatangkan karyawan dari kota-kota besar atai dari kantor pusatnya. Hal

ini juga terjadi dengan kontraktor setempat yang masih miskin pengalaman. Perusahaan

tidak mampu menekan kontraktor dari kota besar untuk bekerja sama dengan kontraktor

setempat karena alasan ketrampilan, biaya, dan tidak mau membagi keuntungannya. Hal-

hal ini umumnya sangat mempengaruhi opini penduduk di sekitar perusahaan.

Pada daerah lain, ditemui keadaan yang sebaliknya. Perusahaan datang lebih

dahulu, baru kemudian penduduk. Perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil

banyak polusi, cenderung mendirikan pabrik di daerah yang jauh dari pemukiman

penduduk. Pabrik gula Rejo Agung didirikan di luar kota Madiun yang jauh dari

pemukiman penduduk. Tetapi karena pabrik menyediakan lapangan pekerjaan dalam

jumlah besar, daerah di sekitar pabrik berkembang menjadi pemukiman padat. Pabrik

gula Rejo Agung kemudian mengembangkan community relations, termasuk program

kesehatan, penerangan listrik, jaringan air bersih, dan pengurangan polusi udara dari

cerobong pabrik. Investasi ini menyedot biaya dalam jumlah besar.

Kasus yang sama juga menyertai tumbuhnya industri tenun di Majalaya. Jauh

sebelum industri tekstil berkembang di Indonesia, di Majalaya seudah berkembang

beberapa pabrik tenun tradisional. Penduduk menempati pemukiman yang terpisah dari

Page 3: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

pabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat

industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut dan industri keramik di Plered).

Apa akibatnya? Daerah ini berkembang menjadi semacam industrial estate, dan

mengundang banyak investor untuk memnafaatkan fasiltias yang disediakan. Tenaga

kerja pun berdatagan ke tempat ini, dan mereka bermukim di sekitar lokasi pabrik tenun

tradisional. Pada tahun 1980-an, pabrik-pabrik tradional yang mendapat bantuan dari

bakap angkatnya, diketahui bahwa pabrik tak dapat dijalankan 24 jam sesuai rencana.

Masalahnya, getaran mesin tenun menimbulkan gelombang yang mengganggu pesawat

televisi penduduk. Penduduk menolak memberi izin gangguan usaha kepada pengusaha

tradisional untuk menjalankan mesinnya 24 jam.

Kalau kita berpegang kepada prinsip yang diajarkan oleh orang tua kita, maka

pada kasus yang belakangan tidak pada tempatnyalah perusahaan meminta izin kepda

penduduk agar memberi rekomendasi bagi pengurusan izin gangguan. Tetapi apa yang

terjadi? Yang datang belakangan umumnya lebih perkasa daripada yang datang pertama.

Prinsip suatu kegiatan bisnis bukanlah untuk mencari siapa yang benar atau salah,

melainkan mencari solusi agar bisnis dapat hidup dalam jangka panjang. Sedangkan

prinsip kegiatan PR adalah mengharmoniskan hubungan antara perusahaan beserta

manajer dan karyawannya dengan masyarakat di sekitar perusahaan.

Dalam pada itu, perusahaan besar umumnya baru menyusun strategi PR setelah

penduduk menunjukkan sikap negatif. Sebelum itu peran PR dilimpahkan kepada para

manajer yang merangkap pekerjaan ini dengan peran operasional lainnya. Kehadiran

pejabat baru yang mengkonsentrasikan peran sebagai PR umumnya kurang

memperhatikan hubungan kesatuan antara perusahaan dan komunitasnya, dan peran-

peran lain yang membentuk sikap penduduk sebelum perusahaan beroperasi. Tugas PR

dalam hal ini adalah membina hubugnan yang harmonis dalam jangka panjang. Maka,

selain kampanye untuk menimbulkan simpati, PR juga mempunyai peran untuk melatih

para eksekutif guna mendidik tenaga kerja dari lokasi di sekitar perusahaan. Termasuk di

dalamnya adalah menimbulkan rasa memiliki pada keduanya secara timbal balik.

Hubungan timbal balik dengan rasa memiliki dibutuhkan oleh perusahaan agar

perusahaan memperoleh dukungan komunitas. Misalnya, pemasokan tenaga kerja yang

tidak memerlukan fasilitas antar jemput dan perumahan karena lokasi yang dekat., tenaga

Page 4: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

kerja yang sehat dan trampil, dan tenaga kerja yang mengenal karakter perusahaan.

Dukungan masyarakat juga dibutuhkan untuk turut mencegah kejadian yang tidak

diinginkan, misalnya partisipasi dalam menjaga keamanan, mencegah kebakaran, atau

kerawanan lainnya.

Sebaliknya hubungan timbal balik akan menyenangkan penduduk karena mereka

mempunyai sumber pendapatan yang baru, lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat

memanfaatkan fasilitas yang dibangun perusahaan.Secara keseluruhan bangsa ini akan

mengalami keuntungan. Kesejahteraan yang meningkat merupakan potensi yang besar

bagi perusahaan untuk menjual hasil produksinya. Artinya, perusahaan turut membina

pasar masa depan.

Efek Sifat Lokasi Terhadap Perusahaan

Terpilihnya suatu lokasi untuk mendirikan sebuah gedung tentu bukan tanpa

pertimbangan manajemen. Sebelum lokasi dipilih, umumnya perusahaan telah melakukan

perhitungan dan survei melalui studi kelayakan. Lokasi tersebut bisa jadi dipilih karena

dekat dengan pasar utama (misalnya di kota-kota besar), dekat dengan sumber bahan

baku (misalnya penebangan hutan, penambangan atau industri sejenisnya), atau berada di

antara keduanya.

Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini telah berkembang pula daerah baru

di sekitar kota-kota besar (suburban area) sebagai daerah industri baru. Bila daerah

tersebut berada di dalam lokasi industrial estate, yang dikelola dengan resmi, maka

biaanya hubungan antara perusahaan dengan penduduk menjadi renggang. Perusahaan

kurang merasa perlu berhubungan erat dengan penduduk karena:

1. Di dalam industrial estate terdapat banyak perusahaan yang harus

memikul tanggung jawab membangun hubungan itu.

2. Di sekeliling industrial estate berdiri dinding tinggi dengan petugas

keamanan di pintu masuk yang akan menyeleksi tamu atau karyawan yang

diperbolehkan masuk.

Namun, sekalipun hubungan antara perusahaan dan penduduk kurang sensitif,

pembinaan hubungan dengan komunitas lokal tetap perlu dialkukan., minimal oleh

Page 5: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

pengelola industrial estate, maksimal bersama-sama dengan perusahaan lainnya.

Biasanya, fasiltias yang disediakan perusahaan dalam industrial estate bisa dimanfaatkan

bersama oleh penduduk dan karyawan perusahaan.

Namun demikian, bila perusahaan juga menghasilkan limbah yang dapat

merugikan penduduk di luar kawasan industri tersebut (misalnya asap tebal atau limbah

cair yang dibuang ke sungai) atau mempunyai proses produksi yang riskan (kemungkinan

meledak/bocornya tangki gas berbahaya), maka perusahaan perlu mengambil langkah-

langkah positif. Langkah tersebut mencakup latihan penduduk untuk mengatasi keadaan

darurat hingga melakukan perbaikan sistem pembuangan limbah dan pencegahan

kelalaian di dalam perusahaan.

Selain mereka yang menempati industrial estate, ada pula industri tertentu yang

tumbuh secara terpisah karena memerlukan lahan yang luas dan rencana pengembangan

yang terpadu dengan anak-anak perusahaannya. Hubungan antara perusahaan dan

penduduk menjadi sangat penting karena lokasi bersifat sebagai pemberi kehidupan

timbal balik.

Isolasi Daerah Terpencil

Pemerintah mendorong agar pengusaha membuka usaha di daerah terpencil.

Dorongan itu tentu dengan maksud dantujuan tertentu. Padatnya penduduk dan

pertumbuhan yang cepat di kota-kota besar khususnya pulau Jawa telah mengakibatkan

daerah lain tertinggal. Hal itu bisa menyebabkan kerawanan dan ketimpangan sosial di

ditengah masyarakat Indonesia. Timbulnya berbagai bentuk usaha di daerah terpencil

tidak saja menimbulkan dampak ekonomi tetapi sekaligus dampak sosial. Bayangkanlah

hadirnya industri kayu di pedalaman sungai Kapuas di Kalimantan atau peternakan buaya

di hutan Mamberano di Papua.Barangkali perusahaan terebut merupakansatu-satunya

sumber kehidupan di daerah itu.

Di pulau Jawa sendiri banyak perusahaan yang merupakan kebanggaan daerah.

Misalnya Gudang Garam di Kediri, Djarum di Kudus, PG Rejo Agung di Madiun dan

sebagainya. Selain menjadi kebanggaan, perusahaan tersebut juga menimbulkan masalah

bagi daerah. Tertutupnya pemilik atau manajer perusahaan terhadap putra-putra daerah,

tidak ditepatinya janji-janji atau terlalu angkuhnya perusahaan terhadap komunitas lokal,

Page 6: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

akan menimbulkan dampak sosial yang sulit diatasi di kemudian hari. Sebaliknya,

perusahaan yang dekat dengan komunitasnya akan selalu mendapat dukungan, baik dari

komunitas informal maupun pemda setempat.

Hubungan antara perusahaan dengan komunitas laokal bisa dimulai dengan

kegiatan PR yang mengidentifikasikan daerah dengan perusahaan dansebaliknya. Di

negera-negara maju muncul tim-tim olehraga yang sekaligus membawa dua bendera,

yakni bendera komunitas setempat dan perusahaan. Di Indonesia, gejala ini juga sudah

mulai tampak. Misalnya, tim sepakbola Semen Padang, tim bulu tangkis Jarum (Kudus)

Tennis Club Mercu Buana (Jakarta) dan lain-lain.

Yang paling penting dari kegiatan ini adalah bangkitnbya kehidupan atau

semangat komunitas sehingga komunitas identik dengan perusahaan dan sebaliknya.

Latar Belakang Historis

Hubungan timbal balik perusahaan dengan masyarakat juga dipengaruhi oleh

persepsi masyarakat tentang kehadiran perusahaan. Persepsi antara lain dibentuk oleh

latar belakang historis yang tidak mudah dihapus begitu saja. Betapa lengkap dan

hebatnya fasilitas yang dimiliki perusahaan, dan betapa terbukanya perusahaan terhadap

komunitas, belum tentu menarik minat masyarakat untuk terlibat. Hal itu antara lain

dipengaruhi oleh hubungan antara perusahaan dan komunitasnya di masa lalu.

Banyak faktor yang mempengaruhi hubungan masa lalu itu, misalnya:

1. Karakter masyarakat setempat

Setiap daerah di Indonesia memiliki karakter yang berbeda-beda. Penduduk yang

bermukim di satu daerah juga berbeda-beda. Mereka yang bermukim di daerah

pesiisir pantai dan pegunungan juga berbeda. Sub-kultur, keadaan alam, ketersediaan

sumber daya, peristiwa politik masa lalu, semuanya membentuk karakter. Ketika

memasukii suatu daerah, perusahaan umumnya hanya mengenal karakter daerah

tersebut secara umum. Ketidaksesuaian penanganan perusahaan terhadap

komunitasnya sejak pertama kali perusahaan hadir menimbulkan kesalahan yang bisa

berakibat panjang.

Page 7: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

2. Penanganan Pemerintah Setempat

Sebelum perusahaan hadir di suatu daerah yang masih baru, pengusaha sering

meminta bantuan pemerintah setempat untuk melakukan conditioning. Condotioning

yang dilakukan memerlukan pemantauan agar tujuan kesiapan komunitas tidak

berbelok ke arah lain. Penanganan yang kurang pas akan melahirkan harapan

masyarakat yangberlebihan atau kerugian masyarakat yang berlebihan, yang muncul

karena penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum tertentu.

3. Ketidaksiapan perusahaan pada saat persiapan.

Pada tahap persiapan perusahaan harus melakukan banyak kegiatan: mendidik orang

baru, menjalankan mesin percobaan, mengurus izin, menarik karyawan baru,

merampungkan desain produk, menyusun organisasi dan sistem, mencari jaringan

pemasaranbaru, membuat rencana pemasaran, persiapan protokoler, undangan,

pemberitaan media, pidato dan sebagainya. Pada saat kesibukan puncak tersebut,

besar kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan yang membentuk persepsi

komunitas.

4. Pengalaman Masyarakat atas Kegiatan Perusahaan lain

Ketidakserasian suatu perusahaan yang sejenis terhadap komunitas yang mengalami

pemberitaan pers secara besar-besaran akanmembentuk persepsi masyarakat di

daerah lain. Maka begitu perusahaan datang, sebelum masyarakat merasakan sendiri

hubungan itu, masyarakat telah mempunyai sikap tertentu.

Semua itu sangat mempengaruhi hubungan timbal balik perusahaan dengan

komunitasnya.

Komunitas Mikro dan Komunitas Makro

Komunitas sebagai organisme sosial mempunyai struktur yang berlapis-lapis.

Sebuah perusahaan yang berdiri di suatu daerah mempunyai hubungan yang dekat

dengan orang-orang yang hidup atau bertempat tinggal atau berusaha di sekitarnya.

Tetapi, perusahaan juga menjadi warga suatu kota tertentu, bahkan milik bangsa tertentu.

Semakin besar suatu perusahaan, semakin besar keterkaitan perusahaan dengan

komunitas makronya. PT Gudang Garam mempunyai komunitas mikro kota Kediri. Di

kota Kediri, PT Gudang Garam mempunyai peranan yang sangat besar bagi pendapatan

Page 8: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

daerah dan dan pembangunan daerah. Kebijakan perusahaan selalu dipantau oleh

pemerintah daerah karena mempunyai dampak timbal balik.

Dalam kerangka yang lebih luas, PT Gudang Garam juga menjadi anggota

komunitas bangsa ini. Kebijakan pemerintah dan perusahaan saling berpengaruh. Isu-isu

pada kerangka makro antara lain adalah tentang harga dan pasokan bahan baku (cengkeh

dan tembakau), pita cukai, jumlah tenaga yang ditampung, teknologi pelintingan

tembakau (SKT – sigaret kretek tangan dan SKM-sigaret kretek mesin), dan sebagainya.

Semakin luas komunitas makro perusahaan, semakin besar pula kegiatan PR

ditangani oleh spesialis tertentu, misalnya Government Public Relations, Community

Relations, Press Relations, dan sebagainya. Dan semakin nyata keberadaan perusahaan di

komunitas makro tersebut, semakin tak terhindarkan bagi perusahaan untuk terlibat

dalam kegiatan kemasyarakatan nasional.

Harapan Komunitas Terhadap Industri

Untuk menjalankan perannya dengan baik, seorang praktisi PR perlu memahami

apa yang diharapkan oleh komunitasnya. Memang, perusahaan memperoleh sebagian

besar karyawan dari komunitasnya. Perusahaan juga menjual produk kepada

komunitasnya. Perusahaan membayar pajak, cukai, dan terkadang memberi hadiah,

sumbangan, sponsor, bea siswa dan sebagainya kepada publik. Namun perusahaan juga

menghasilkan limbah, kebisingan, kemacetan, dan pemogokan.

Ada beberapa hal yang diharapkan masyarakat dari suatu industri (John E.

Masrston 1979), yaitu:

1. Pendapatan (income). Komunitas mengharapkan adanya perputaran uang melalui

gaji dan upah karyawan, melalui pembelian dari pemasoh lokal atau melaluii

pembayaran pajak.

2. Penampilan (Appearance). Komunitas mengharapkan agar perusahaan membangun

gedung yang enak dipandang, dan bahkan dapat dijadikan simbol kota. Orang

Amerika umumnya belum merasa sampai di Chicago, sebelum menaiki Sears Tower

(gedung tertinggi diChicago yang dimiliki oeleh perusahaan eceran terkemuka Sears

& Roebuck), demikian pula dengan Trump Plaza di New York.

Page 9: Hubungan dengan Komunitas Lokal · PDF filepabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jaa Barat menjadikan Majalaya sebagai pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut

3. Partisipasi. Hadirnya perusahaan di suatu lokasi menimbulkan interaksi antara

perusahaan dan masyarakatnya. Dalam kegiatan kemasyarakatan, perusahaan bisa

berbagi fasilitas seperti sekolah, taman bermain, tempat beribadah, tempat parkir,

sarana olahraga, dan sebagainya.

4. Stabilitas. Kegiatan bisnis yang terlalu agresif sering menimbulkan hal yang tidak

diharapkan: PHK atau likuidasi. Masyarakat mengharapkan adanya kesinambungnan

dan pertumbuhan yang stabil.

5. Kebanggaan. Banyak tempat di dalam peta dunia ini – apakah negara, kota abesar,

atau kota kecil – dikenal sebagai tempat asal perusahaan besar menyebut nama

barang-barang buatan Fuji, Honda, Sony dan lain-lain orang akan segera ingat

Jepang. Begitu pula, ketika orang menyebut gudeg kita ingat Yogyakarta.

Sekian

--- ooo---