hubungan cara belajar dengan ... - …digilib.unila.ac.id/23193/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN
METRO UTARA KOTA METRO
(Studi Deskriptif Korelatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri se-KecamatanMetro Utara Kota Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016)
(Skripsi)
Oleh
ANDREAS YUDISTIRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARIPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN
METRO UTARA KOTA METRO
(Studi Deskriptif Korelatif pada Siswa Kelas VII SMP Negerise-Kecamatan Metro Utara Kota Metro Semester Genap
Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh
Andreas Yudistira
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara belajar yang digunakan oleh
siswa kelas VII di SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro, menge-
tahui hubungan antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, serta
faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar siswa. Penelitian ini
merupakan studi deskriptif korelatif dengan pendekatan kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah kelas VII 1, VII 2, VII 4, dan VII 5 di SMP Negeri 6 Metro
dan kelas VII A, VII C dan VII E di SMP Negeri 8 Metro yang dipilih dengan
teknik cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 198 siswa.
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa
data angket faktor belajar yakni cara mengajar guru dan dukungan keluarga, serta
hasil wawancara mengenai cara belajar dan faktor belajar dengan siswa. Data
kuantitatif berupa data hasil angket cara belajar, angket faktor belajar, dan hasil
tes prestasi belajar. Data kualitatif dianalasis secara deskriptif. Data kuantitatif
Andreas Yudistira
iii
dianalisis dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Linieritas, dan Uji
Korelasi Pearson Product-Momment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan
Metro Utara hanya menggunakan tiga cara belajar yakni cara belajar membaca
yang digunakan oleh 15 (7,58 %) siswa; mendengar digunakan oleh 172 (86,87
%) siswa; serta mengucap dan menulis digunakan oleh 11 ( 5,56 %) siswa. Hasil
uji korelasi antara cara belajar dengan pretasi belajar membuktikan adanya
hubungan signifikan dengan keeratan hubungan sangat kuat. Hal ini terlihat dari
cara belajar yang digunakan semakin tinggi maka rata-rata prestasi belajar yang
diperoleh juga semakin tinggi. Siswa yang menggunakan cara belajar membaca
memperoleh rata-rata pretasi belajar yakni 34,13; mendengar memperoleh rata-
rata pretasi belajar yakni 55,37; mengucap dan menulis memperoleh rata-rata
prestasi belajar yakni 75,27. Faktor belajar yang terdiri dari faktor internal (minat,
bakat, dan motivasi), faktor eksternal (fasilitas belajar di sekolah, fasilitas belajar
di rumah, sumber belajar, dukungan keluarga, dan cara guru mengajar), dan pen-
dekatan belajar memiliki hubungan dengan cara belajar membaca, mende-ngar,
serta mengucap dan menulis dengan keeratan hubungan sangat kuat.
Kata kunci: cara belajar, faktor belajar, prestasi belajar
HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN
METRO UTARA KOTA METRO
(Studi Deskriptif Korelatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri se-KecamatanMetro Utara Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh
ANDREAS YUDISTIRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Mei 1993 di Desa Uman
Agung, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung
Tengah, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Markus Sarijun dengan Ibu Lidwina Sudarni. Alamat
penulis yaitu di Jl. Tegal Rejo, Desa Uman Agung, Kecamatan
Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Nomor Hp penulis
082282799702.
Penulis mengawali pendidikan formal di SDN 2 Utama Agung yang diselesaikan
pada tahun 2005, dan pada tahun yang sama diterima di SMPN 1 Seputih
Mataram, dan diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis
diterima di SMAN 9 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2011.
Pada tahun 2012 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan pendidikan MIPA Program Studi pendidikan
Biologi. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di BEM-F FKIP pada bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) pada periode 2013-2014. Pada
tahun 2014-2016 penulis aktif sebagai Asisten Praktikum Mata kuliah Biologi
Dasar dan Botani Tumbuhan Rendah. Penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 1 Sukau Lampung Barat pada tahun 2015.
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmat yang tercurah sehinggahamba mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Orang Tuaku
Ayah dan ibu yang telah mendidik dan berjuang sekuat tenaga membesarkanku, dengan doa yangtak pernah putus yang selalu membimbingku menuju jalan kesuseksan, dan dengan cinta dan
kasih sayang yang selalu melimpah meringkankan segala rintangan yang menghadangku.
Adik-adikku
Adik-adikku yang tercinta yang senantiasa memberiku semangat yang meringankan segala bebandan juga memberiku cinta selama ini.
Saudara-saudaraku
Keluarga besarku di Bandar Mataram Lampung Tengah dan keluarga besarku yang ada diPanjang Bandar Lampung yang selalu menyayangiku.
Para Pendidik
Guru dan dosen, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan sehingga daku dapatmembuka mata daku dalam meraih cita-cita serta impianku.
Almamater tercinta, Kampus Hijau Universitas Lampung.
MOTTO
“Karena tidak ada pohon yang baik menghasilkan buahyang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidakbaik menghasilkan buah yang baik ” (Lukas 6: 43)
“Jadilah garam dan terang bagi dunia” (Matius 5: 13-15)
“Tak ada kesempatan kedua, untuk suatu hal yang sama.Selalu bijak melihat kesempatan yang ada” (Andreas
Yudistira)
“Karma itu ada dan akan selalu berlaku, maka berlakusantunlah” (Andreas Yudistira)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “HUBUNGAN CARA
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI SE-KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO (Studi
Deskriptif Korelatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Metro
Utara Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
dan Pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi
hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbingan Akademik dan Pembimbing I
yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini
dapat selesai;
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-
saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan
pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan;
7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII SMP
Negeri 6 Metro dan SMP Negeri 8 Metro atas kerjasama yang baik selama
penelitian berlangsung;
8. Rekan-rekan Tim Skripsi (Dina Afriani, Dwi Rahmawati, Fatma Ina Puri
Pertiwi, Muhammad Zainul Wahid, Reni Octavia, dan Syaffira Rozza
Primadina) yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan skripsi;
9. Sahabat dan teman baik memberiku keceriaan, pengetahuan hidup, kegalauan,
motivasi dalam menempuh studi;
10. Rekan-rekan Biologi angkatan 2012, kakak dan adik tingkat Pendidikan
Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;
11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 03 Juni 2016
Penulis
Andreas Yudstira
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Cara Belajar ...................................................................... 12B. Pembelajaran IPA ................................................................................. 18C. Prestasi Belajar ..................................................................................... 25
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 27B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27C. Desain Penelitian .................................................................................. 29D. Prosedur Penelitian................................................................................ 30E. Hasil Uji Coba Angket ........................................................................ 34F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 38G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 49B. Pembahasan .......................................................................................... 58
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 68B. Saran . ................................................................................................... 69
xiv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70
LAMPIRAN
1. Kisi-kisi angket cara belajar siswa............................................................ 762. Kisi-kisi angket faktor yang mempengaruhi cara belajar................... ...... 773. Angket cara belajar siswa ........................................................................ 784. Angket faktor yang mempengaruhi cara belajar IPA................................ 815. Wawancara siswa tentang cara belajar siswa............................................ 846. Wawancara siswa tentang faktor yang mempengaruhi belajar siswa ....... 857. Kisi-kisi soal tes Prestasi Belajar kelas VII .............................................. 878. Sebaran soal tes Prestasi Belajar kelas VII .............................................. 1069. Pilihan jamak tes Prestasi Belajar siswa kelas VII .................................. 11010. Skor hasil uji coba angket cara belajar ..................................................... 11611. Hasil uji validitas angket cara belajar ...................................................... 11712. Hasil uji reliabilitas angket cara belajar siswa ......................................... 11813. Skor hasil uji coba angket faktor belajar .................................................. 11914. Hasil uji validitas angket faktor belajar .................................................... 12015. Hasil uji reliabilitas angket faktor cara belajar ......................................... 12116. Data hasil penelitian.................................................................................. 12217. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) faktor belajar,
cara belajar, dan prestasi belajar .............................................................. 13118. Hasil Uji Linieritas faktor belajar dengan cara belajar ............................. 13219. Hasil Uji Linieritas cara belajar dengan prestasi belajar .......................... 13320. Hasil korelasi (Pearson product-momment) cara belajar dengan prestasi
belajar dan faktor belajar dengan cara belajar .......................................... 13421. Faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa..................... 13522. Hasil Korelasi faktor belajar dengan cara belajar membaca .................... 14423. Hasil Korelasi faktor belajar dengan cara belajar mendengar ................. 14624. Hasil Korelasi faktor belajar dengan cara belajar
mengucap dan menulis ............................................................................. 14825. Foto-foto dokumentasi penelitian ............................................................. 15026. Nilai rtabel uji korelasi ............................................................................... 15127. Hasil wawancara siswa ............................................................................. 15628. Data angket semi terbuka angket faktor belajar (cara guru mengajar dan
dukungan keluarga) .................................................................................. 15929. Surat telah melakukan penelitian ............................................................. 160
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Sebaran populasi penelitian.................................................................. 28
2. Sebaran sampel penelitian ................................................................... 29
3. Kriteria validitas instrumen angket ..................................................... 32
4. Kriteria reliabilitas instrumen angket .................................................. 33
5. Hasil uji validitas angket cara belajar IPA .......................................... 35
6. Hasil uji reliabilitas angket cara belajar IPA ....................................... 36
7. Hasil uji validitas faktor belajar IPA ................................................... 36
8. Hasil uji reliabilitas faktor belajar IPA ............................................... 38
9. Kriteria penilaian persentase cara belajar siswa .................................. 40
10. Kriteria faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa ............. 41
11. Kriteria tingkat kemampuan kognitif siswa ........................................ 43
12. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana ............... 48
13. Presentase cara belajar siswa kelas VII di SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara ....................................................................... 51
14. Tingkatan prestasi belajar siswa berdasarkan cara belajar.................. 52
15. Hubungan cara belajar terhadap prestasi belajar.................................. 53
16. Hubungan cara belajar dengan faktor internal dan pendekatanbelajar................................................................................................... 54
17. Hubungan cara belajar dengan faktor eksternal non-sosial ............... 55
xvi
18. Hubungan cara belajar dengan faktor eksternal (social) ..................... 56
19. Hubungan faktor belajar dengan cara belajar....................................... 57
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara prestasi belajar dan faktor yang mempengaruhi ...... 11
2. Kerucut pengalaman belajar Dale ....................................................... 16
3. Model sistem pembelajaran IPA .......................................................... 20
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang menghadapi era
globalisasi. Pada saat ini Indonesia dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), suatu era yang menyatukan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara menjadi “satu basis pasar dan produksi”. Dimana akan terjadi arus
bebas produk, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal yang semuanya
bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas (Helmi, 2014: 2). Untuk
menghadapi persaingan pada era ini, maka perlu diciptakan suatu sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas
merupakan faktor utama sangat penting dalam usaha untuk menciptakan
SDM yang berkualitas.
Pendidikan yang ada di sekolah-sekolah diklasifikasikan ke dalam berbagai
mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah sains atau Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Sains atau IPA merupakan cabang ilmu yang
mempelajari mengenai segala macam bentuk fenoma-fenoma alam. Mata
pelajaran IPA di SMP/MTS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi dan juga meningkatkan
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
2
pendidikan ke jenjang selanjutnya (BNSP, 2006: 150). Secara rinci tujuan
pembelajaran IPA yakni siswa dapat menunjukkan langkah berpikir dan
bertindak yang tak terpisahkan dalam praktik ilmiah dan menggunakan
bahasa dan instrumen sains untuk mengumpulkan, mengolah,
menginterpretasi, mengkalkulasi, dan mengkomunikasi informasi
(Hauseholder, et. al. 1995: 3).
Faktanya, kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah khususnya pada
mata pelajaran IPA. Hal ini telihat dari penelitian yang dilakukan Programme
for International Student Assesment atau PISA yang dilakukan setiap 3 tahun
sekali menunjukkan bahwa prestasi literasi sains siswa di Indonesia
meduduki peringkat ke-38 pada tahun 2000 dan 2003, kemudian menurun ke
peringkat 50 pada 2006 dengan rata-rata skor prestasi 393, yang berarti 110 di
bawah rata-rata skor internasional yaitu 500 (Kemendikbud, 2011: 2).
Peringkat Indonesia menurun kembali menjadi peringkat ke-57 pada tahun
2009 (OECD, 2010: 8). Bahkan pada tahun 2012 Indonesia menempati posisi
ke 64 dari 65 negara yang mengikuti penelitian PISA dengan nilai rata-rata
sains yakni 382 di bawah rata-rata nilai international yakni 501 (Guria, 2014:
5).
Rendahnya prestasi belajar siswa dalam sains dikarenakan proses
pembelajaran berjalan tidak maksimal. Salah satu penyebabnya yakni cara
belajar siswa dalam sains yang kurang baik. Serupa dengan hasil observasi
yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Metro dan SMP Negeri 8 Metro yang
yang masih menggunakan metode belajar ceramah, sehingga menyebabkan
3
siswa memiliki cara belajar yang pasif dalam proses belajar yang
menyebabkan pengetahuan yang diterima siswa tidak maksimal dan prestasi
belajar yang diperoleh siswa pun rendah.
Faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih banyaknya siswa
yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik
dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang
tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik (Slameto, 2013: 54).
Menurut Hamalik (1980: 38) cara belajar yang baik tentu penting bagi
seseorang yang ingin berhasil dalam studi, sebab keberhasilan seseorang
dapat ditentukan oleh cara belajar dalam proses belajarnya.
Cara belajar adalah sebagai pola-pola umum kegiatan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam hal belajar, ada cara-cara yang efisien dan tak efisien (Djamarah dan
Zain, 2006: 5). Mappasse (2009: 2) mengungkapkan bahwa cara belajar
siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar
tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar
yang dilakukannya untuk mengatasi masalah-masalah dalam kegiatan belajar.
Cara belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan kerucut Dale (dalam Pastore,
2003: 1) yakni pengalaman belajar siswa yang paling rendah didapatkan
melalui kegiatan membaca, kemudian tingkat selanjutnya yaitu mendengar,
melihat, melihat dan mendengar, menulis dan berargumen (mengungkapkan),
dan pengalaman belajar paling tinggi didapatkan melalui kegiatan melakukan
sesuatu secara langsung. Siswa merupakan subjek utama dalam kegiatan
4
pembelajaran dan cara belajar siswa merupakan faktor penentu dalam proses
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan perubahan sikap dan tingkah laku setelah
menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu (Hamalik, 2001: 71).
Prestasi belajar merupakan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan cara
belajar siswa, sehingga cara belajar yang baik akan menghasilkan prestasi
belajar yang baik pula, dan begitu juga sebaliknya. Selain cara belajar
terdapat juga faktor-faktor belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
yang didapatkan oleh siswa. Hal ini serupa dengan yang dipaparkan oleh
Slameto (2013: 54) bahwa banyak faktor yang akan mempengaruhi
keberhasilan belajar yang didapatkan oleh siswa. Faktor tersebut terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Syah (2008: 132) juga menambahkan
bahwa tidak hanya faktor eksternal dan internal, tetapi juga pendekatan
pembelajaran (approach to learning) juga mempengaruhi prestasi belajar.
Hasil penelitian Damayanti (2013: 8) menunjukkan bahwa cara belajar
berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal tersebut selaras dengan hasil
penelitian yang dilakukan Rohmawati dan Sukanti (2012: 168) bahwa cara
belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar. Selain itu,
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inayah, Martono, dan Sawiji
(2013: 9) menunjukan bahwa faktor belajar seperti kompetensi guru, motivasi
dan fasilitas belajar berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan
5
penelitian yang berjudul “Hubungan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar
IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara belajar IPA pada siswa SMP kelas VII se-Kecamatan
Metro Utara Kota Metro tahun ajaran 2015/2016?
2. Apakah ada hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar IPA
siswa SMP kelas VII se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun ajaran
2015/2016?
3. Apa saja faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar IPA siswa
SMP kelas VII se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun ajaran
2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan cara belajar IPA siswa SMP kelas VII se-Kecamatan
Metro Utara Kota Metro tahun ajaran 2015/2016.
2. Mengetahui hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPA siswa SMP
kelas VII se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun ajaran 2015/2016.
6
3. Mengetahui faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar IPA siswa
SMP kelas VII se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun ajaran
2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti, yaitu dapat menambah pengalaman baru, wawasan, dan bahan
masukan bagi peneliti lain mengenai cara belajar siswa dan hubungannya
terhadap prestasi belajar IPA pada siswa.
2. Guru, yaitu dapat menjadi masukan mengenai cara belajar yang digunakan
siswa dan memberi solusi terhadap peningkatan prestasi belajar IPA siswa.
3. Siswa, yaitu dapat mengetahui keefektifan cara belajar yang digunakannya
terhadap prestasi belajarnya sehingga dapat menerapkan cara belajar yang
benar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas
pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Cara belajar IPA yang diteliti yakni berdasarkan kerucut Dale yang terbagi
menjadi tipe-tipe belajar siswa yakni 1) membaca, 2) mendengar, 3)
melihat, 4) melihat dan mendengar, 5) menulis dan berargumen
7
(mengungkapkan), serta 6) melakukan sesuatu. Cara belajar diukur
dengan dengan angket cara belajar dan wawancara dengan siswa. Faktor
yang mempengaruhi cara belajar diukur dengan angket faktor belajar.
2. Prestasi belajar siswa diukur dengan melihat hasil tes ulangan harian
dengan instrumen soal berupa pilihan jamak yang diambil berdasarkan
soal Ujian Nasional (UN) yeng telah sesuai standar yang berlaku.
3. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Metro dan
SMP Negeri 8 Metro di Kecamatan Metro Utara, pada semester genap
tahun ajaran 2015/2016. Sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik cluster random sampling yakni mengambil 50% dari
populasi yang ada. Sehingga didapatkan sampel sebanyak empat kelas
dari delapan kelas SMP Negeri 6 Metro dan tiga kelas dari enam kelas
SMP Negeri 8 Metro.
4. Metode penelitian yang digunakan yakni deskriptif dengan studi
korelasional dengan pendekatan kualitatif sehingga memperoleh hasil
penelitian yakni hubungan antara cara belajar IPA dengan prestasi belajar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yakni
dengan angket yang diberikan pada siswa, wawancara dengan siswa, dan
ujian tertulis.
5. Penelitian ini terbatas pada mata pelajaran IPA pada kelas VII, dan
terbatas pada KD mata pelajaran IPA yang terdapat pada semester ganjil.
8
F. Kerangka Pikir
Indonesia sedang menghadapi era globalisasi yakni sedang terjadinya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan suatu era arus bebas
produk, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal yang semuanya bermuara pada
prinsip pasar terbuka bebas. Hal ini menyebabkan persaingan yang sangat
tinggi antar negara ASEAN dalam segala bidang. Dalam mengahadapi MEA
tersebut, maka diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar
mampu bersaingan. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas hanya
dapat diperoleh melalui pendidikan yang baik dan berkualitas.
Pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia membagi suatu bahasan
pelajaran ke dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya yakni IPA. Mata
pelajaran IPA merupakan pengetahuan yang sistematis yang tersusun secara
teratur, dan belaku secara umum. Selain itu, IPA bukan hanya kumpulan
fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan terhadap suatu pengetahuan. Mata pelajaran IPA merupakan
mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam mewujudkan siswa yang
cerdas dan berkualitas dalam ranah kognitif, apektif maupun psikomotor.
Faktanya, dengan hasil penelitian Programme for International Student
Assesment atau PISA yang menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat ke-64 dari 65 negara dalam sains. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan ke SMP Negeri 6 Metro dan SMP Negeri 8 Metro diketahui bahwa
peroses pembelajaran yang ada di kelas selalu menggunakan metode ceramah,
sehingga menyebabkan proses pembelajaran yang ada di kelas menjadi
9
monoton. Hal ini menyebabkab cara belajar yang digunakan siswa menjadi
tidak bervariasi, hanya terpaku terhadap penjelasan dari guru sehingga
pengetahuan yang diperoleh hanya dari guru. Pengetahuan yang terbatas dari
guru membuat prestasi belajar yang diperoleh siswa menjadi rendah.
Cara belajar merupakan pola-pola umum kegiatan siswa dalam perwujudan
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Cara belajar
siswa dalam IPA berbeda-beda pada setiap individu, hal ini yang
menyebabkan kemampuan untuk menyerap pelajaran yang diberikan oleh
guru berbeda-beda. Perbedaan cara belajar siswa dalam IPA ini sebabkan oleh
berbagai faktor-faktor belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa dalam IPA yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni minat, bakat, dan motivasi.
Minat siswa rendah terhadap suatu mata pelajaran secara langsung akan
mengakibatkan konsetrasi siswa terhadap mata pelajaran tersebut rendah
sehingga pengetahuan yang siswa dapatkan juga rendah. Bakat pada setiap
siswa berbeda-beda sehingga mengakibatkan perbedaan hasil belajar.
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar suatu mata pelajaran dapat
mempengaruhi tingkat kerajianan siswa sehingga apabila motivasi siswa
tinggi dalam pelajaran tersebut pengetahuan yang didapatkan oleh siswa juga
tinggi.
Faktor eksternal terdiri dari cara guru mengajar, fasilitas belajar di sekolah,
fasilitas belajar di rumah, keluarga, dan sumber belajar. Guru dapat
mempengaruhi cara belajar siswa melalui cara guru mengajar, motode
10
mengajar yang digunakan, model yang diterapkan dalam proses pembelajaran.
Hal-hal tersebut jika tidak sesuai dengan materi yang disampaikan akan
membuat cara belajar siswa juga tidak tepat dalam proses belajar, sehingga
hasil belajar yang didapatkan tidak maksimal. Fasilitias belajar yang berada di
dalam rumah maupun yang di sekolah mempengaruhi cara belajar jika fasilitas
yang terdapat lengkap atau memadai maka akan membuat siswa lebih nyaman
belajar, sehingga hasil yang didapatkan oleh siswa dapat maksimal. Keluarga
yang harmonis dan yang perduli dengan pendidikan anak, akan membuat
siswa lebih nyaman dan rajin dalam belajar sehingga hasil belajar yang
didapatkan dapat maksimal. Sumber belajar yang memadai membuat siswa
memiliki pengetahuan yang lebih luas.
Selain itu, terdapat faktor pendekatan belajar yakni pendekatan yang
dilakukan oleh siswa maupun guru menganai proses pembelajaran. Jika
pendekatan belajar yang dilakukan sudah tepat maka kegiatan belajar yang
dilakukan akan berjalan dengan lancar sehingga pengetahuan yang didapatkan
juga akan tinggi. Perbedaan kemampuan dalam menyerap pelajaran juga
menyebabkan perbedaan prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa.
Prestasi belajar merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan siswa dalam
suatu proses pembelajaran yang dapat terlihat dari setiap aspek pembelajaran,
yakni aspek kognitif, apektif maupun psikomotor. Prestasi belajar dapat
diukur melalui tes-tes yang ada, sesuai dengan materi yang akan diujikan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, diketahui bahwa prestasi belajar ditentukan
oleh cara belajar yang digunakan siswa. Sedangkan cara belajar dipengaruhi
11
oleh faktor-faktor belajar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan cara belajar terhadap prestasi belajar dengan mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Hubungan antara faktor-
faktor belajar, cara belajar dan prestasi belajar tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut (Gambar 1).
Gambar 1. Hubungan antara prestasi belajar dan faktor yangmempengaruhinya
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Cara Belajar
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan
dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah
kecil keterampilan yang sederhana, masa kanak-kanakan, dan masa remaja
diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan hubungan sosial. Demikian
pula diperoleh kecakapan dalam berbagai ajaran sekolah (Gredler, 1994: 1).
Sedangkan menurut Sriyono (2010: 17) belajar adalah proses yang aktif
sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai
respon siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin dapat mencapai hasil
belajar yang dikehendaki. Keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus
guru bisa meliputi berbagai kegiatan belajar seperti memecahkan masalah,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, menilai kemampuan
dirinya dalam menguasai informasi, melatih diri dalam menguasai informasi
yang diberikan oleh guru, dan lain-lain.
Banyak kegiatan belajar siswa yang dapat ditempuh melalui respon fisik
(motorik) di samping respon intelektual dalam proses belajar memgajar.
Respon-respon inilah yang harus ditimbulkan pada diri siswa dalam kegiatan
belajarnya. Belajar mengajar ditandai dengan aktivitas peserta didik.
13
Aktivitas peserta didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun mental aktif.
Jadi tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, jika peserta
didiknya pasif (Suryani dan Agung, 2012: 38).
Cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada
situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan
usaha belajar yang dilakukannya untuk mengatasi masalah-masalah dalam
kegiatan belajar (Mappasse, 2009: 2). Sedangkan Djamarah (2006: 5)
mengungkapkan bahwa cara belajar adalah sebagai pola-pola umum kegiatan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan. Dalam hal belajar, ada cara-cara yang efisien dan tak
efisien. Banyak siswa atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang
baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar
yang efektif.
Menurut Brown (2004: 8) cara siswa mengolah informasi tersebut
ditunjukkan dari bagaimana cara siswa belajar. Cara yang digunakan siswa
dalam belajar dapat bermacam-macam dengan berbagai tingkat keberhasilan,
yaitu melalui membaca, mengingat, berpikir kritis, menulis, mencatat,
mengobservasi, mendengarkan dan berbicara, dan dengan melakukan sesuatu.
Siswa juga dapat belajar dalam situasi terstruktur seperti ceramah, kursus atau
dalam situasi informal, seperti belajar melalui buku atau internet, dan melalui
percakapan dengan teman.
Cara belajar menurut Slameto (2013: 82-88) dapat diuraikan menjadi
langkah-langkah yakni pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan
14
membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan
tugas. Sedangkan menurut Djanmarah (2008: 38-45) terdapat uraian lain
mengenai cara belajar yakni memandang, meraba, membau dan
mencicip/mengecap, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir
dan latihan atau praktek.
Menurut Dierrich (dalam Rohani, 2010: 10-11) menyimpulkan bahwa
terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani
dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut :
1. Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebagainya.
3. Listening activities, mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato, dan sebagainya.
4. Writing activities, menulis, cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin,
dan sebagainya.
5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola,
dan sebagainya.
6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
15
8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup, dan sebagainya.
Edgar Dale menjelaskan melalui cone experience/Dale’s cone bahwa cara
belajar memiliki tingkatan dalam menentukan besarnya pengalaman belajar
yang didapatkan oleh peserta didik melalui cara belajar peserta didik.
Menurut cone experience/Dale’s cone dengan membaca kemampuan
mengingat yang diperoleh hanya sebanyak 10%, dengan mendengar
kemampuan mengingat yang diperoleh sebanyak 20%, dengan melihat
kemampuan mengingat diperoleh sebanyak 30%, apabila melihat dan
mendengar dipadukan, maka kemampuan mengingat meningkat menjadi 50%,
kemudian perpaduan antara menulis dan mengungkapkan (berargumen) akan
meningkatkan kemampuan mengingat yang diperoleh menjadi 70%, dan
kemampuan mengingat yang paling tinggi yakni 90% apabila seseorang
melakukan sesuatu (Anderson, 2003: 2).
Cara belajar membaca merupakan kegiatan belajar hanya dengan membaca
teks, atau simbol verbal. Cara belajar mendengar terdiri dari kegiatan
mendengar materi pembelajaran dari radio, rekaman pembelajaran, dan
mendengar penjelasan dari guru. Cara belajar melihat merupakan kegiatan
belajar dengan cara melihat gambar diam, ataupun gambar bergerak tanpa
suara atau animasi tanpa suara. Cara belajar melihat dan mendengar
merupakan cara belajar yang dilakukan melalui kegiatan menonton film,
melihat pameran pembelajarn, dan menonton demontrasi kegiatan praktikum
16
atau maupun kegiatan pembelajaran lain. Cara belajar mengucap dan menulis
dilakukan dengan ikut dalam kegiatan pelatihan kerja, ikutan dalam kegiatan
bermain peran atau seperti ikut dalam diskusi umum. Cara belajar melakukan
merupakan cara belajar dengan malakukan kegiatan unjuk kerja atau kegiatan
praktikum secara langsung (Anderson, 2003: 1).
Gambar 2. Kerucut pengalaman belajar Dale (Anderson, 2003: 1)
Berdasarkan penelitian Damayanti (2013: 8) menunjukkan bahwa cara
belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal tersebut serupa dengan
hasil penelitian yang dilakukan Rohmawati dan Sukanti (2012: 168) bahwa
cara belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar dengan
17
harga koefisien korelasi rx1y sebesar 0,587; r2x1y sebesar 0,345 dan thitung
sebesar 6,806 lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,98.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2013: 54-62)
terdapat 2 jenis yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yakni faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor internal
terbagi menjadi tiga faktor yaitu petama faktor jasmani yang terdiri dari
faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kedua, faktor psikologis yang terdiri dari
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
Ketiga, faktor kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Faktor eksternal terbagi menjadi tiga faktor yakni pertama, faktor keluarga
yang terdiri dari cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Kedua, faktor
sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah. Ketiga, faktor masyarakat terdiri dari faktor masyarakat yakni
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat (Slameto, 2013: 62-72).
Selain faktor internal dan eksternal, Djaali (2013: 116) mengungkapkan
terdapat faktor lain yang mempengaruh proses belajar yakni sikap, kebiasaan
belajar, dan konsep diri. Sedangkan menurut Syah (2008: 132) terdapat
faktor ketiga selain faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi belajar,
18
yaitu faktor pendekatan belajar (approach to learning ), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi, metode, dan media yang digunakan
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.
Kebiasaan belajar baik dari segi cara belajar, waktu belajar, keteraturan
belajar, suasana belajar, dan lain-lain merupakan faktor penunjang
keberhasilan belajar peserta didik (Rohani ,2010: 195). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Inayah, Martono, dan Sawiji (2013: 9) faktor-
faktor belajar yakni motivasi, fasilitas pendidikan, dan kompetensi guru
memiliki pengaruh positip terhadap prestasi belajar.
Menurut Suratno (2014: 51) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
faktor lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan berpengaruh terhadap
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Selain itu, menurut Siagian (2012:
130) dalam penelitiannya diketahui bahwa minat berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar siswa, dan menurut penelitian yang dilakukan Arini
(2012: 13) pengaruh secara signifikan juga ditunjukkan dari tingkat
intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun bersama terhadap
prestasi akademik.
B. Pembelajaran IPA
IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,
berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen (Cariin dan Sund dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 44).
Pembelajaran sains merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
19
mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran sains
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitarnya secara
ilmiah (Oviana dan Maulidar, 2013: 2). IPA menurut Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 yakni berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Carl dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 44) IPA
memiliki empat unsur utama, yakni pertama sebagai sikap, IPA memunculkan
rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur
yang bersifat open ended. Kedua sebagai proses, proses pemecahan masalah
pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Ketiga sebagai produk, IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum. Keempat sebagai aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep
IPA dalam kehidupan sehari-hari.
20
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur utama IPA diharapkan dapat
muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara
utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam
melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan langkah-langkah
metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA sering kali disamakan dengan the way of
thinking (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 44).
Pembelajaran IPA menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 26) dapat
digambarkan sebagai suatu sistem pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran
IPA, sebagaimana sistem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran (Gambar 2).
Gambar 3. Model sistem pembelajaran IPA
Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 44) menyatakan proses pembelajaran
IPA bertujuan untuk memahami gejala-gejala alam sehingga terjadi
Masukan PesertaDidik
Masukkan Instrumental:Kurikulum, Guru,Metode, Media,
Sarana/Prasarana
Proses Pembelajaran IPA
Masukkan Lingkungan(Sosial dan Alamiah)
KeluaranPeserta Didikyang Berhasil
Lulusan yangBerhasil
21
perubahan pemahaman terhadap konsep IPA pada diri peserta didik, akibat
dari proses belajar IPA di sekolah dan mengaplikasikan langsung untuk
memecahkan masalah IPA di lingkungan.
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat
kepada perubahan tingkah laku peserta didik. Mata pelajaran IPA di
SMP/MTS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yakni
melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap
dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi dan juga meningkatkan
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya (BNSP, 2006: 150). Siswa akan
menunjukan langkah berpikir dan bertindak yang tak terpisahkan dalam
praktik ilmiah. Siswa akan menggunakan bahasa dan istrumen sains untuk
mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, mengkalkulasi, dan
mengkomunikasikan informasi (Hauseholder, et. al. 1995: 3).
Proses pembelajaran IPA pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan
(KTSP) sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal (SKKD) untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
menjelaskan SK (Standar Kompetensi) merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
22
semester pada suatu mata pelajaran. Sedangkan Kompetensi dasar (KD)
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
Mata Pelajaran IPA dalam kurikulum 2013 dipelajari dengan suatu
pendekatan khusus yakni pendekatan Ilmiah. Kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum berbasis kompetensi yang diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dalam SKL (Standar Kompetensi Lulusan).
Kurikulum 2013 mengunakan sebuah konsep pendekatan ilmiah (scientific).
Dalam pendekatan ilmiah pembelajaran yang dilakukan berbasis pada fakta
yang dapat dijelaskan dengan logika. Sehingga siswa mampu menemukan
sebuah jawaban yang tidak berdasarkan angan-angan atau pendapat tidak
masuk akal tetapi melalui proses ilmiah yang structural (Mulyasa, 2013: 65).
Implementasi Kurikulum 2013 sangat menonjolkan pendekatan saintifik
dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran
melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif menkonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan (Afrizon, Retnowulan, dan Fauzi, 2012: 1-16).
23
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya alam
ide menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa (Afrizon, Retnowulan, dan Fauzi,
2012: 1-16).
Proses pembelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang terpusat pada
peserta didik, sehingga memerlukan metode Student Center Learning (SCL).
SCL merupakan metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik
menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari pendidik dirubah menjadi
pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan
dengan kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima
pengalaman belajarnya (Triyono, 2011: 1).
Landasan pemikiran dari pembelajaran berpusat pada murid adalah teori
kontruktivisme (Westwood, 2008 :26). Teori Kontruktivisme dipaparkan
24
oleh Brown (2004: 4) yakni peserta didik membangun skema yang
memungkinkan mereka untuk membangun makna dan pemahaman.
Manfaatnya dalam mengajar adalah untuk membantu siswa untuk
mengembangkan konsep yang lebih canggih melalui penggunaan diskusi dan
studi tugas. Darmawan dan Permasih (2012: 192) memaparkan bahwa
pembelajaran dalam kontruktivisme adalah kegiatan guru memfasilitasi dan
membimbing siswa berpikir, agar siswa dapat mengembangkan konsep dan
pengertian tentang sesuatu sebagai hasil konstruksi aktif siswa sendiri melalui
pengalaman yang sesuai dengan situasi dunia nyata siswa (kontekstual).
Kontruktivisme menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa,
berpusat pada masalah, berpusat pada aktivitas, interdisipliner (terpadu), dan
kontekstual, sehingga siswa dituntut aktif belajar atau mengolah informasi.
Tercapainya tujuan pembelajaran atau hasil pengajaran itu sangat dipengaruhi
oleh bagaimana aktivitas siswa di dalam belajar (Sardiman, 2008: 48). KPS
merupakan proses melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait sains. Secara
harafiah, pendekatan keterampilan proses sains (KPS) adalah wawasan dan
panutan pengembangan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dari kemampuan mendasar dari diri siswa. Aktivitas yang
merupakan KPS yaitu mengamati, menggelompokkan, menafsirkan,
meramalkan, melakukan komunikasi, mengajukan pertanyaan mengajukan
hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat atau sumber,
menerapkan konsep, dan melaksanakan percobaan (Tawil dan Lilisari, 2014:
8-38).
25
C. Prestasi Belajar Siswa
Suatu hasil belajar mahasiswa yang merupakan prestasi belajar, dapat
dipengaruhi oleh kegiatan atau usaha mereka dalam kegiatan belajar
(Kandoli, 2011: 3). Menurut Hamalik (2001 :71) bahwa prestasi belajar
adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau
setelah mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut Suratno (2014: 43) prestasi
belajar dapat dirumuskan menjadi 3 bagian yakni pertama prestasi belajar
adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan
kegiatan pembelajaran di sekolah; kedua prestasi belajar tersebut terutama
dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa
dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan
evaluasi; ketiga prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh UNESCO (dalam Darmawan dan
Permasih, 2012: 140-141) ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan
didapat dicapai oleh pendidikan, yaitu : learning to know, learning to be,
learning to life together, dan learning to do. Sementara itu, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merumuskan hasil belajar dalam bentuk
kompetensi, yaitu kompetensi akademik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi vokasional.
Menurut Arifin (1991: 2) prestasi belajar memiliki 5 fungsi yakni
a. Prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
26
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator internal dan eksternal dari suatu institusi
pendidikan. Indikator internal yaitu prestasi belajar dapat dijadikan
sebagai indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.
Sedangkan indikator eksternal dijadikan indikator kesuksesan siswa di
masyarakat.
e. Prestasi siswa dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
siswa.
Menurut Cronbach (dalam Arifin, 1991: 4) terdapat 7 kegunaan prestasi
belajar yaitu
a. Sebagai umpan balik pendidik dalam mengajar.
b. Untuk keperluan diagnostik.
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d. Untuk keperluan seleksi.
e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
f. Untuk menentukan isi kurikulum.
g. Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016,
pada tanggal 27 Februari – 16 Maret 2016 di SMP Negeri 6 Metro dan SMP
Negeri 8 Metro, Kecamatan Metro Utara Kota Metro.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 6 Metro dan SMP Negeri 8 Metro di Kecamatan Metro
Utara, Kota Metro semester genap tahun ajaran 2015/2016. Populasi
siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara yakni 403 siswa
yang tersebar ke dalam 14 kelas. Jumlah siswa kelas VII di SMP Negeri 6
Metro berjumlah 239 siswa yang terdistribusi ke dalam delapan kelas,
sedangkan jumlah siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Metro berjumlah 164
siswa yang terdistribusi ke enam kelas (Tabel 1).
28
Tabel 1. Sebaran populasi penelitian
No Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1 SMP Negeri 6 Metro VII 1 30VII 2 32VII 3 30VII 4 32VII 5 30VII 6 31VII 7 28VII 8 26
2 SMP Negeri 8 Metro VII A 27VII B 28VII C 27VII D 28VII E 26VII F 28
Jumlah 14 403
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster
random sampling yaitu sampel pengelompokan secara sederhana
berdasarkan kelas, kemudian sampel diambil secara acak berdasarkan
kelas-kelas tersebut. Arikunto (2006: 134) menyatakan jika ukuran
populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 20 – 25%, atau
lebih. Berdasarkan teori tersebut, maka diambil sampel sebesar 50% dari
populasi kelas setiap sekolah, supaya semua sampel dapat mewakili
populasi yang ada. Berdasarkan teknik cluster random sampling diperoleh
sampel sebanyak tujuh kelas yang terbagi ke dalam empat kelas SMP
Negeri 6 Metro dan tiga kelas SMP Negeri 8 Metro dengan jumlah sampel
sebanyak 198 siswa (Tabel 2).
29
Tabel 2. Sebaran sampel penelitian
No Sekolah Kelas Jumlah Siswa1. SMPN 6 Metro VII. 1 30
VII. 3 30VII. 4 30VII. 7 28
2. SMPN 8 Metro VII. A 27VII. C 27VII. D 26
Jumlah 7 198
C. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan studi korelasional
(Fraenkel dan Wallen, 2008: 328). Penelitian deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena- fenomena apa adanya
(Sudaryono, Margono, dan Rahayu, 2013: 9-10). Fenomena yang dimaksud
dalam penelitian ini yakni cara siswa belajar dalam IPA. Studi korelasional
digunakan untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dengan prestasi
belajar IPA siswa serta untuk mengatahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan cara belajar siswa. Dalam melakukan penilitian, para peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu
terhadap objek penelitian, maupun bagian-bagian dari objek penelitian,
semuanya terjadi seperti apa adanya. Dalam penelitian dapat digunakan
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif (Sudaryono, Margono dan
Rahayu, 2013: 9-10). Pendekatan kuantitatif dengan data berupa angka untuk
mengetahui hubungan antar variabel penelitian, dan pendekatan kualitatif
30
dengan data deskriptif untuk menggambarkan keadaan populasi yang sedang
diteliti.
Peneliti mendeskripsikan profil cara belajar siswa serta faktor-faktor yang
berhubungan dengan cara belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Metro dan
SMP Negeri 8 Metro, kemudian menghubungkan dengan prestasi belajar
yang diperoleh siswa. Jenis data berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tahap prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.
Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut:
a. Menentukan subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII SMP Negeri se-
Kecamatan Metro Utara.
b. Melakukan observasi ke sekolah tempat dilakukannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan subjek penelitian
(jumlah populasi, cara mengajar guru, dan prestasi belajar IPA
siswa) dan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait
penelitian yang dilakukan.
c. Menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian dari hasil
observasi yang telah dilakukan.
d. Membuat instrumen penelitian yakni angket cara belajar siswa, butir
wawancara siswa, dan soal untuk tes tertulis.
31
e. Menguji coba angket untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Uji coba dilakukan pada 20 siswa kelas VIII SMPN 10 Bandar
Lampung.sebanyak 3 kali, yaitu pada tanggal 2, 4, dan 6 Februari
2016. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kevalidan
atau kesesuaian angket untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006:
168). Validitas angket dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Pearson product moment, kemudian membandingkan rhitung
dengan rtabel bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 170). Rumus
Pearson product-moment sebagai berikut (Arikunto, 2006: 170):
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara butir x dan y∑ X = jumlah skor total X (per butri soal)∑Y = jumlah skor total Y (per responden)∑ X2 = jumlah skor total kuadrat X∑Y2 = jumlah skor total kuadrat Y∑ XY = jumlah hasil perkalian skor X dengan skor YN = jumlah responden
Untuk mengetahui tingkat validitas angket, maka nilai hasil uji
validitas Pearson product momment ke dalam kriteria sebagai berikut
(Tabel 3):
32
Tabel 3. Kriteria validitas instrumen angket
No Nilai r Tingkat Validitas1 0,81-1,00 Sangat Tinggi2 0,61-0,80 Tinggi3 0,41-0,60 Cukup4 0,21-0,40 Rendah5 0,00-0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2006: 29)
Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari angket sehingga dapat
dipercaya untuk digunakan dalam mengumpulkan data (Arikunto,
2006: 178 – 179). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode
Cronbach’s Alpha, lalu membandingkan nilai Alpha (r11) dengan
rtabel bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 195 – 198). Rumus Alpha
Cronbach’s sebagai berikut (Arikunto, 2006: 198):
keterangan:
r11 = reliabilitas instrumenk = banyak butir soal∑ Si = jumlah varian semua butirSt = variasi total
Untuk mengetahui tingkat validitas angket, maka nilai hasil uji
reliabilitas Alpha Cronbach’s ke dalam kriteria sebagai berikut
(Tabel 4):
33
Tabel 4. Kriteria reliabilitas instrumen angket
No Nilai r Tingkat Reliabilitas1 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi2 0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi3 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup4 0,21 < r ≤ 0,40 Rendah5 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2006: 75)
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Pengumpulan Data
(1) Pemberian angket
Siswa diminta menanggapi pernyataan dan pertanyaan yang
terdapat dalam angket yang berkaitan dengan cara belajar siswa
dan faktor yang mempengaruhi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA.
(2) Wawancara terhadap siswa
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data secara langsung
dan lebih detail terhadap siswa yang digunakan untuk
mengkonfirmasi angket yang telah diisi sebelumnya. Siswa yang
diwawancarai adalah dua orang siswa yang merupakan
perwakilan dari setiap kategori yaitu siswa yang berprestasi
tinggi, menengah, dan rendah di kelasnya yang dilihat dari
prestasi belajar siswa tersebut.
34
(3) Tes tertulis
Siswa melakukan tes tertulis dengan soal tes dari Ujian Nasional
tahun 2008-2014 dengan KD yang telah disesuaikan dengan
materi IPA kelas VII di SMP Negeri 6 Metro dan SMP Negeri 8
Metro tahun ajaran 2015/2016 yang telah dipelajari oleh siswa.
b. Teknik Pengolahan Data
(1) Analisis Data
Data dianalisis dengan uji normalitas, linearitas, analisis korelasi,
dan mengukur tendensi sentral.
(2) Penyajian Data
Data yang telah dianalisis kemudian dideskripsikan untuk
menggambarkan cara belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dan
hubungannya dengan prestasi belajar IPA, serta untuk mengetahui
hubungan faktor belajar dengan cara belajar.
E. Hasil Uji Coba Angket
Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian,
angket diuji coba terlebih dahulu terhadap 20 siswa kelas VIII SMP Negeri
10 Bandar Lampung. Hasil uji coba angket diuji validitasnya dengan metode
Pearson product moment, sedangkan reliabilitasnya dengan rumus Alpha
Cronbach’s. Kemudian dibandingkan hasil rhitung dengan rtabel, nilai rtabel
dengan signifikansi 5% untuk 20 orang sampel adalah 0,444.
35
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal
2, 4 dan 6 Februari 2016. Pada uji coba pertama menunjukkan adanya item
valid dan item tidak valid. Item yang tidak valid tidak dimasukkan dalam uji
reliabilitas dan tidak digunakan sebagai angket dalam penelitian, namun item
direvisi. Kemudian dilakukan uji coba yang kedua, dengan item yang telah
direvisi. Pada uji coba yang kedua, hasil validitas dan reliabilitas pertanyaan
dalam angket masih ada yang tidak valid sehingga masih harus direvisi lagi.
Pada uji coba yang ketiga, hasil validitas dan reliabilitas serta tingkat validitas
pertanyaan dan pernyataan dalam angket disajikan dalam tabel-tabel berikut
ini (Tabel 5):
Tabel 5. Hasil uji validitas angket cara belajar IPA
No. rhitung rtabel Keterangan Tingkat Validitas
1. 0,664 0,444 Valid Tinggi
2. 0,788 0,444 Valid Tinggi
3. 0,919 0,444 Valid Sangat Tinggi
4. 0,850 0,444 Valid Sangat Tinggi
5. 0,529 0,444 Valid Cukup
6. 0,788 0,444 Valid Tinggi
7. 0,535 0,444 Valid Cukup
8. 0,881 0,444 Valid Sangat Tinggi
9. 0,717 0,444 Valid Tinggi
10. 0,919 0,444 Valid Sangat Tinggi
11. 0,859 0,444 Valid Sangat Tinggi
12. 0,664 0,444 Valid Tinggi
13. 0,788 0,444 Valid Tinggi
14. 0,671 0,444 Valid Tinggi
36
Tabel 5 (lanjutan). Hasil uji validitas angket cara belajar IPA
15. 0,919 0,444 Valid Sangat Tinggi
16. 0,664 0,444 Valid Tinggi
17. 0,788 0,444 Valid Tinggi
18. 0,919 0,444 Valid Sangat Tinggi
19. 0,788 0,444 Valid Tinggi
20. 0,919 0,444 Valid Sangat Tinggi
21. 0,850 0,444 Valid Sangat Tinggi
22. 0,881 0,444 Valid Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil uji validitas angket cara belajar, semua butir pernyataan
angket telah valid. Hal ini terlihat dari nilai rhitung > rtabel, sehingga dapat
dipastikan bahwa angket cara belajar telah valid.
Tabel 6. Hasil uji reliabilitas angket cara belajar IPA
No Cronbach’s Alpha (rhitung) rtabel Tingkat Reliabilitas
1 0,763 0,444 Tinggi
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket cara belajar, semua butir pernyataan
angket telah reliabel. Hal ini terlihat dari nilai rhitung > rtabel, sehingga dapat
dipastikan bahwa angket cara belajar telah reliabel.
Tabel 7. Hasil uji validitas angket faktor belajar IPA
No. rhitung rtabel Keterangan Tingkat Validitas
1. 0,762 0,444 Valid Tinggi
2. 0,762 0,444 Valid Tinggi
37
Tabel 7 (lanjutan). Hasil uji validitas angket faktor belajar IPA
3. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
4. 0,698 0,444 Valid Tinggi
5. 0,581 0,444 Valid Cukup
6. 0,916 0,444 Valid Sangat Tinggi
7. 0,669 0,444 Valid Tinggi
8. 0,581 0,444 Valid Cukup
9. 0,698 0,444 Valid Tinggi
10. 0,574 0,444 Valid Cukup
11. 0,669 0,444 Valid Tinggi
12. 0,916 0,444 Valid Sangat Tinggi
13. 0,635 0,444 Valid Tinggi
14. 0,762 0,444 Valid Tinggi
15. 0,762 0,444 Valid Tinggi
16. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
17. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
18. 0,698 0,444 Valid Tinggi
19. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
20. 0,650 0,444 Valid Tinggi
21. 0,916 0,444 Valid Sangat Tinggi
22. 0,714 0,444 Valid Tinggi
23. 0,916 0,444 Valid Sangat Tinggi
24. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
25. 0,762 0,444 Valid Tinggi
26. 0,937 0,444 Valid Sangat Tinggi
27. 0,698 0,444 Valid Tinggi
38
Berdasarkan hasil uji validitas angket cara belajar, semua butir pernyataan
angket telah valid. Hal ini terlihat dari nilai rhitung > rtabel, sehingga dapat
dipastikan bahwa angket cara belajar telah valid.
Tabel 8. Hasil uji reliabilitas angket faktor belajar IPA
No Cronbach’s Alpha (rhitung) rtabel Tingkat Reliabilitas
1 0,760 0,444 Tinggi
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket cara belajar, semua butir pernyataan
angket telah reliabel. Hal ini terlihat dari nilai rhitung > rtabel, sehingga dapat
dipastikan bahwa angket cara belajar telah reliabel. Berdasarkan uji validitas
dan reliabilitas angket cara belajar dan angket faktor yang mempengaruhi
belajar yang telah dilakukan, maka dapat dinyatakan bahwa angket yang
digunakan sebagai instrumen penelitian telah valid dan reliabel sehingga telah
layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian, yaitu nilai tes tertulis mata pelajaran
IPA dan angket. Nilai ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar IPA (berdasarkan tes
39
tertulis) dan mengatahui faktor belajar yang mempengaruhi cara belajar
siswa.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi cara belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA berdasarkan angket dan wawancara, serta
deskripsi hubungan antara cara belajar IPA terhadap prestasi belajarnya
dan faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tentang cara belajar siswa IPA dan faktor yang mempengaruhi cara
belajar yang harus dijawab oleh siswa. Angket yang digunakan terdiri
dari dua tipe, yaitu tertutup dan semi tertutup. Angket tipe tertutup
yang digunakan sebagai berikut:
(1) Angket cara belajar siswa
S : Sering, skor 3KK : Kadang-Kadang, skor 2SJ : Sangat Jarang, skor 1TP : Tidak pernah, skor 0
(2) Angket faktor yang mempengaruhi belajar IPA
Y : Ya, skor 1T : Tidak, skor 0
(modifikasi dari Arikunto, 2006: 225, 241 – 242).
40
Nilai yang diperoleh dari angket tipe tertutup dikonversikan dalam
bentuk berstandar seratus menggunakan rumus,
Keterangan:
R : jumlah skor item totalN : jumlah skor maksimal
Angket semi tertutup untuk siswa memberikan kesempatan pada
responden untuk menyertakan alasan menjawab salah satu jawaban
dan untuk mengukur tendensi dari jawaban yaitu jawaban terbanyak.
Angket ini menunjukkan cara belajar yang siswa gunakan.
Siswa dengan cara belajarnya dihitung jumlahnya untuk mengetahui
cara belajar yang paling banyak digunakan oleh siswa, serta cara
belajar yang paling sedikit digunakan oleh siswa. Untuk mengetahui
kriteria persentase siswa dengan cara belajarnya maka dapat diketahui
dalam tabel berikut (Tabel 9):
Tabel 9. Kriteria penilaian persentase cara belajar siswa
Persentase Kriteria
0% Tidak ada/ tak seorang pun
1% - 24% Sebagian kecil
25% - 49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51 – 74% Lebih dari setengahnya
75% - 99% Sebagian Besar
100% Seluruhnya
Sumber: Arikunto (2006: 47).
41
Hasil angket faktor belajar dikategorikan berdasarkan nilai yang
diperoleh oleh siswa menjadi kategori-kategori sebagai berikut (Tabel
10):
Tabel 10. Kriteria faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa
NoFaktorBelajar
Kriteria Faktor yang Berhubungan dengan Cara BelajarSiswa Berdasarkan Skor
0 1 2 3
1 Minat Tidak Ada Rendah Sedang Tinggi
2 Bakat Tidak Ada Rendah Sedang Tinggi
3 Motivasi Tidak Ada Rendah Sedang Tinggi
4DukunganKeluarga
Tidak Ada Rendah Sedang Tinggi
5SumberBelajar
TidakMemadai
KurangMemadai
CukupMemadai
SangatMemadai
6FasilitasBelajar diSekolah
TidakMemadai
KurangMemadai
CukupMemadai
SangatMemadai
7FasilitasBelajar diRumah
TidakMemadai
KurangMemadai
CukupMemadai
SangatMemadai
8PendekatanBelajar
Tidak adaReproductive learning atau
Surface learningDeep
learning
9Cara GuruMengajar
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan membuat foto selama proses pengambilan data.
c. Metode Wawancara
Wawancara digunakan untuk pengumpulan data secara langsung
terhadap siswa, mengenai cara belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.
42
Subjek wawancara siswa adalah dua orang perwakilan untuk setiap
kategori, yaitu siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah,. Pertanyaan
yang diajukan untuk memastikan bahwa apa yang dijawab oleh
responden sesuai dengan apa yang diisi pada angket dan untuk
mendapatkan data lebih lanjut. Oleh karena itu wawancara dalam
penelitian ini bertipe semi terstruktur (Arikunto, 2006: 227). Jika
diketahui jawaban responden tidak sama dengan jawaban pada angket,
maka keputusan dibuat berdasarkan kecenderungan kesesuaian
jawaban.
d. Metode Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis aspek kognitif, untuk
mendapatkan data mengenai prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA. Pertanyaan pada soal tes dipilih dari soal Ujian Nasional (UN)
tahun 2008 – 2014 yang materi dan luasannya disesuaikan dengan materi
IPA kelas VII tahun ajaran 2015/2016 yang telah dipelajari oleh siswa.
Soal yang diberikan berjumlah 25 pertanyaan pilihan jamak dengan total
skor maksimal 100. Dengan demikian tes pada penelitian ini adalah tes
terstandar (standardized test) karena menggunakan soal yang sudah
sesuai standar nasional yaitu soal UN (Arikunto, 2006: 223 – 224). Nilai
tes ini menggunakan nilai berstandar seratus dengan ketentuan sebagai
berikut:
43
Keterangan:R : jumlah skor item totalN : jumlah skor maksimal
Hasil tes yang telah diubah menjadi standar seratus, kemudian
dikategorikan menjadi beberapa kriteria berdasarkan kriteria
tingkatan kemampuan kognitif siswa sebagai berikut (Tabel 11):
Tabel 11. Kriteria tingkat kemampuan prestasi belajar siswa
No Skor Kriteria
1 81-100 Sangat Tinggi2 61-80 Tinggi3 41-60 Cukup4 21-40 Rendah5 0-20 Sangat Rendah
Sumber: Modifikasi Arikunto (2010: 375)
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah cara belajar memiliki
hubungan yang linear dengan prestasi belajar. Selain itu, mengatahui
apakah faktor yang mempengaruhi belajar berhubungan linear dengan
cara belajar atau tidak.Variabel-variabel tersebut dikatakan linear jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan metode
berikut (Sudjana, 2005: 331 – 336):
a. Mencari persamaan linier, dengan rumus,
keterangan:Y = variabel y (terikat)
44
X = variabel x (bebas)α = intersep (jika, x=0)b = koefisien arah slop dari garis regresi
b. Menentukan nilai α dan b menggunakan rumus,
keterangan:N = ukuran sampelXi = nilai variabel xYi = nilai variabel y
c. Menentukan nilai jumlah kuadrat regresi a (JKreg(a)) dan jumlah
kuadrat regresi b|a (JKreg(b|a)) dengan rumus,
d. Menentukan nilai jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus,
e. Menentukan nilai jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus,
f. Menentukan nilai jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus,
g. Menentukan nilai rata-rata JKE (SE2) dan JKTC (STC
2) dengan rumus,
JKTC = JKres - JKE
45
dan
keterangan:k = jumlah nilai x yang berbeda
h. Menentukan nilai Uji F (F) dengan rumus,
Setelah itu, nilai F dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tabel
distribusi F dengan signifikansi 0,05. Jika F ≤ Ftabel, maka data
dinyatakan linear. Selain itu, jika nilai signifikansi hasil perhitungan
lebih besar dari 0,05, maka data dikatakan linear.
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji Kolmogorov-Smirnov pada prinsipnya adalah membandingkan
distribusi data yang diuji kenormalannya dengan distribusi normal baku
(Hinton., 2004: 30). Jika nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-
Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data yang digunakan berdistribusi
normal (Arikunto, 2006). Uji Kolmogorov-Smirnov dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kenormalan data cara belajar siswa, faktor
yang mempengaruhi belajar IPA, dan prestasi belajar IPA. Uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan prinsip menghitung selisih absolut
probabilitas kumulatif normal dan probabilitas kumulatif empiris, dengan
langkah (Hidayat, 2013: 2-3):
a. Mengkonversi nilai mentah (x) menjadi notasi z (z), dengan rumus,
46
keterangan:zi = angka notasi zi
Xi = nilai variabel x ke-iX = nilai rata-rata variabel xSD = standar deviasi
b. Menentukan nilai probabilitas kumulatif normal (Ft) dengan cara
menghitung luas kurva z dari ujung kiri hingga notasi zi.
c. Menentukan nilai probabilitas kumulatif empiris (Fs) dengan rumus,
d. Menentukan nilai selisih absolut terbesar (D) dengan rumus,
keterangan:D = selisih absolut terbesarFt = probabilitas kumulatif normalFs = probabilitas kumulatif empiris
Setelah diperoleh nilai D terbesar, lalu nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai kuantil Kolmogorov–Smirnov (k) dengan taraf α = 0,05
pada tabel Kolmogorov–Smirnov. Jika D < k, maka data berdistribusi
normal dan juga dapat dengan nilai signifikansi hasil uji normalistas
<0,05.
3. Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Nilai angket cara belajar siswa dianalisis korelasinya dengan nilai
prestasi belajar IPA menggunakan metode Pearson product moment.
47
Setelah itu hasilnya dibandingkan dengan nilai rtabel dengan siginifikansi
5% pada tabel product moment (Arikunto, 2006: 276). Selanjutnya, nilai
angket faktor yang mempengaruhi belajar IPA dikorelasikan dengan nilai
angket cara belajar siswa untuk mengetahui hubungannya. Rumus
Pearson product moment sebagai berikut (Arikunto, 2006: 170):
keteranganrxy = koefisien korelasi antara X dan Y∑ X = jumlah skor total X (nilai angket per siswa)∑Y = jumlah skor total Y (nilai tes per responden)∑ X2 = jumlah skor total kuadrat X∑Y2 = jumlah skor total kuadrat Y∑ XY = jumlah hasil perkalian skor X dengan skor YN = jumlah responden
Dalam membaca koefisien korelasi Pearson product moment berlaku
aturan sebagai berikut (Arikunto, 2006: 276):
a. Jika rhitung > rtabel maka hubungan antara kedua variabel bersifat
positif atau berbanding lurus.
b. Jika rhitung < rtabel maka tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut.
c. Jika rhitung bernilai negatif, maka hubungan bersifat negatif atau
berbanding terbalik.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel, maka nilai rhitung
yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan Tabel 12.
48
Tabel 12. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana.
Interval Koevisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Lemah0,200 – 0,399 Lemah0,400 – 0,599 Sedang0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2010: 257
4. Mengukur Tendensi Sentral
Nilai tendensi sentral dihitung dari jawaban responden pada angket semi
tertutup untuk mendapatkan modus, median, dan mean data yang berasal
dari angket faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa. Setelah
didapatkan nilainya, data dideskripsikan sesuai dengan nilai yang
diperoleh (Sukardi, 2010: 86).
5. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, dan tes dideskripsikan
secara sederhana. Langkah ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang cara belajar byang digunakan oleh siswa kelas VII di SMP
Negeri se-Kecamatan Metro Utara Kota Metro, hubungan cara belajar
dengan prestasi belajar IPA, dan hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dengan cara belajar IPA.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpukan
sebagai berikut:
1. Cara belajar yang digunakan siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan
Metro Utara tahun ajaran 2015/2016 hanya terdiri atas tiga cara, yaitu
membaca, mendengar, dan mengatakan dan menulis. Cara belajar yang
paling sering digunakan oleh siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan
Metro Utara adalah mendengar.
2. Cara belajar memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar
IPA siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara tahun ajaran
2015/2016 serta memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat.
3. Faktor belajar yang terdiri dari faktor internal (minat, bakat, dan
motivasi), faktor eksternal(cara guru mengajar, dukungan keluarga,
sumber belajar, fasilitas belajar di sekolah, dan fasilitas belajar dirumah)
dan pendekatan belajar memiliki hubungan yang signifikan dengan cara
belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Utara tahun
ajaran 2015/2016 dan memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat.
69
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersenut, penulis mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA, guru IPA
dapat berfikir kreatif dalam proses pembelajaran sehingga dapat
menerapkan berbagai macam metode atau model meskipun dalam
keterbatasan fasilitas belajar disekolah, seperti memanfaatkan media
gambar, video, torso, dan lain-lain, sehingga siswa dapat menggunakan
berbagai cara belajar dan meningkatkan prestasi belajar IPA.
2. Diharapkan peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
referensi penelitian lanjut atau penelitian serupa sebagai pengembangan
dari penelitian mengenai cara belajar IPA. Disarankan bagi peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian serupa dapat menggunakan subjek dari
sekolah swasta agar dapat membandingkan cara belajar yang digunakan
antara sekolah negeri dan swasta.
3. Diharapkan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa
melakukan perkenalan serta penjelasan terlebih dahulu kepada siswa
sehari sebelum pemberian angket dan pemberian tes tertulis, sehingga
ketika pelaksaan penelitian waktu yang digunakan bisa tepat waktu dan
siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, R., Ratnawulan, dan A. Fauzi. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakterdan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model PadangPada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem BasedInstruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 2 (1): 1-16.(Online). (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article/view/598/517.Diakses tanggal 11 November 2015; 20.38 WIB).
Anderson, H. M. 2003. Dale’s Cone of Experience. ETSU. KentuckyUniversity.(Online). (https://www.etsu.edu/uged/ etsu1000/documents/Dales_Cone_of_Experi ence.pdf.. Diakses tanggal 28 Oktober 2015;22.37 WIB). 2 hal.
Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional: Prinsip Teknik Prosedur. RemajaRosdakarya. Bandung. 186 hal.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. RinekaCipta. Jakarta. 370 hal.
Arini, N. K. S. 2012. Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi BelajarTerhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas XI SMA Negeri 99 Jakarta.(Skripsi ). Universitas Gunadarma. Jakarta. 9 hal. (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10504121.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2015; 22.17 WIB).
Ariyani, F., M. Suyatno, dan Asep, 2009. Pembelajaran Mendengarkan.Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan danPemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. Jakarta. 54hal.
BHP UMY. 2010. Interaksi Guru dan Siswa Penting dalam Proses BelajarMengajar. (Online). (http://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dan-siswa-penting-dalam-proses-belajar-mengajar.html, 20 Mei 2016; 14.34 WIB). 1hal.
BNSP. 2006. Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarSMP/MTs. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 216 hal.
71
Brown, G. 2004. How Student Learn. Roulatge Falmer. Oxfor. (Online).(http://tandfbis.s3.amazonaws.com/rtmedia/pf/seriesinfo/how_to_learn.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2015; 21.23 WIB). 50 hal.
Darmawan, D., dan Permasih. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta.Raja grafindo Persada. 269 hal.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 138 hal.
Djamarah, S. B., dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta.226 hal.
Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar.Cetakan ke-2. Rineka Cipta. Jakarta.259 hal.
Damayanti, R. 2013. Pengaruh Cara Belajar Dan Fasilitas Belajar TerhadapHasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1Purbalingga. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang. 127hal. (http://lib.unnes.ac.id/19264/1/7101409038.pdf. Diakses tanggal 28Oktober 2015; 22.47 WIB).
Defianti, A., dan S. Hendri. 2015. Pengembangan Alat Praktikum IPA MateriGelombang dan Indra Pendengaran. (Online).(http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ aprina_ defianti_17e742a9b8a4761e0b3e3e484acebf53.pdf, 20 Mei 2016; 17.50 WIB). 4 hal.
Feriady, M., Harnanik, dan S. Sunarto. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa tentangKetrampilan Mengajar Guru dan Fasilitas Belajar Siswa terhadap MinatBelajar IPS Kelas VIII SMP Negeri 3 Purbalingga. Economic EducationAnalysis Journal. 1(2): 1- 7. (Online). (http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/eeaj/544/591. Diakses tanggal 20 Mei 2016; 18.36 WIB).
Frankel, J. P., dan N. E. Wallen. 2008. How to Design and Evaluate Researchin Educatiom. McGraw-Hill Companies, Inc. New York. (Online).(https://www.academia.edu/3642866/How_to_Design_and_Evaluate_Research_in_Education . Diakses pada 28 Oktober 2015; 23:16 WIB). 720hal.
Gredler, M. E. B. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 518 hal.
Guria, A. 2014. PISA 2012 Results in Focus. (Online). (http://www.oecd.org/pisa/ keyfindings/pisa-2012-results-overview. Diakses pada 23 Oktober2015 pada; 22.47 WIB). 44 hal.
Hakim, T. 2002. Belajar Secara Efektif. Bumi Aksara. Jakarta. 98 hal.
72
Hamalik, O. 1980. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito Poerdaminta.Bandung. 146 hal.
, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hal.
Helmi, A. 2014. Kesiapan Menghadapi Mea 2015. (Online). (http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/14/12/29/ nhbp7h-kesiapan-menghadapi-mea-2015. Diakses pada 23 Oktober 2015; 23.43WIB). 2 hal.
Hidayat, A. 2013. Rumus Kolmogorov-Smirnov. Statistikian. (Online).http://www.statiskian.blogspot.com/2013/01/rumus-kolmogorov-smirnov.html?=m1. Diakses pada 15 Februari 2016. 4 hal.
Hiton, P. R., C. Brownlow, I. McMurray, dan B. Cozens. 2004. SPSS Explined.Psychology Press. New York. 377 hal.
Householder, D., B. Yohe, J. M. Palmer, A. S. Sanders, N. S. Grasmick, C.T.Grant, dan C.T. Cross. 1995. Science Core Learning Goals. MarylandState. Departement of Education. Baltimore, United States. (Online).(http://marylandpublicschools.org/NR/rdonlyres/64C18AB5-2426-4BC59EF49D5FC284294C/2452/11AReportoftheHighSchoolAssessmentTaskForce_Attch6. Diakses pada 25 Oktober 2015; 20.48 WIB). 48 hal.
Inayah, R., T. Martono, dan H. Sawiji. 2013. Pengaruh Kompetensi Guru,Motivasi Belajar, Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar MataPelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem JawaTengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri. 1(1). 1-13. (Online). (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2ekonomi/article/view /1899. Diakses tanggal 28 Oktober 2015; 23.43 WIB).
Irawati, N. 2012. Hubungan antara Keterampilan Membaca Nyaring denganPemahaman Bacaan pada Siswa Kelas II SD Negeri se-Gugus CandirejoKecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul. (Online).(eprints.uny.ac.id/9790/7/COVER%20-%2008108244002.pdf, 18 Mei2016; 11.11 WIB). 46 hal.
Kandoli, L. N. 2011. Motivasi dan Hubungannya dengan Prestasi BelajarMahasiswa pada Mata Kuliah Tata Hidang di Jurusan PKK FakultasTeknik Universitas Negeri Manado. Jurnal Pendidikan Teknologi danKejuruan. 2 (2): 98-104. (Online). (https://jurnaledvokasi.files.wordpress.com/2012/02/11_98-104-vol-2-n0-2-2011-motivasi-dan-hubungannya-dengan-prestasi-belajar-mahasiswa-pada-mata-kuliah-tata-hidang-di-jurusan-pkk-fakultas-teknik-universitas-negeri-manado-kandoli.pdf.Diakses tanggal 11 November 2015; 22.37WIB).
Kemendikbud. 2011. Survei International PISA. Kementrian Pendidikan danKebudayaan. Jakarta. (Online). (http://litbang. Kemdikbud .go.id /index
73
.php/survei-internasional-pisa. Diakses tanggal 23 Oktober 2015; 22.36WIB). 2 hal.
Maleong, L. J. 2009. Metodologi Penelitian.Kualitatif. Remaja Rosda Karya.Bandung. 409 hal.
Mappasse, M. Y. 2009. Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap HasilBelajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III JurusanListrik SMK Negeri 5 Makassar. Jurnal Medtek. 1 (2): 1-6. (Online).(http://ft-unm.net/medtek/Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober%202009/M.%20Yusuf%20Mappeasse.pdf. Diakses tanggal 28Oktober 2015; 22.09 WIB).
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013:Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan PersoalanPenting dan Genting. PT. Remaja Rosdakarya.. Bandung. 231 hal.
OECD. 2010. PISA Result: Executive Summary.(Online). (http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/46619703.pdf. Diakses tanggal 21 November 2015:23.47 WIB). 21 hal
Oviana, W., dan Maulidar. 2013. Penggunaan Metode Eksperimen padaPembelajaran Materi Sifat Bahan dan Kegunaannya terhadap Hasil danRespon Belajar Siswa Kelas IX MIN Tungkob Aceh Besar. Jurnal IlmiahDidaktika. .13 (2): 336-350. (Online). (http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/download/482/400. Diakses tanggal 28 Oktober2015; 23.57 WIB).
Pania, A., I. M. Tangkas, dan I. Said. 2015. Penerapan Model PembelajaranDiskusi Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN InpresPandaluk Pada Materi Gaya Gravitasi. Jurnal Kreatif Daluko Online . 2(3): 117-125. (Online). (http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article /download/2936/2016. Diakses 12 Mei 2016; 23:57 WIB).
Pastore, R. S. 2003. Principles of Teaching. (Online). http://teacherworld.com/potdale.html. Diakses pada 06 Januari 2016; 23.25 WIB. 1 hal.
Permendiknas. 2006. Permendiknas No 22 Th 2006 Tentang Standar Isi.Kemendiknas. Jakarta. 45 hal.
Permendiknas. 2007. Permendiknas No 41 Th 2007 Tentang Standar ProsesPada Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah. Kemendiknas. Jakarta. 14hal.
Rohani, A. 2010. Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju GuruProfesional. Rineka Cipta. Jakarta. 280 hal.
74
Rohmawati, E. D., dan Sukanti. 2012. Pengaruh Cara Belajar Dan PenggunaanMedia Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XIIPS SMA Negeri 2 Bantul Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal PendidikanAkuntansi Indonesia. 10 (2): 153-171. (Online). (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/14320/44/1467. Diakses tanggal 11 November2015; 22.57 WIB).
Sardiman. 2008. Interaksi Dan Motivasi Mengajar. Raja grafindo. Jakarta. 236hal.
Siagian, R. E. F. 2012. Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa TerrhadapPrestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif. 2 (2): 122-131. (Online).(https://www.academia.edu/7189642/Jurnal_Formatif_2_2_122-131_-122_-_PENGARUH_MINAT_DAN_KEBIASAAN_BELAJAR_SIS-WA_ TERRHADAP_PRESTASI_BELAJAR_MATEMATIKA. Diaksestanggal 23 Oktober 2015; 21.34 WIB).
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. RinekaCipta. Jakarta. 196 hal.
Sriyono. 2010. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.286 hal.
Sudaryono, G. Margono, dan W. Rahayu. 2013. Pengembangan InstrumenPenelitian Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 174 hal
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 390 hal.
Sukandi, U. 2003. Belajar Aktif dan terpadu. Duta Graha Pustaka. Jakarta. 163hal.
Sukardi. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas . PT. BumiAksara. Jakarta. 222 hal.
Suratno. 2014. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan PergaulanTerhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3Kota Jambi Tahun 2012/2013. Jurnal Tekno-Pedagogi. 4 (1): 42-53.(Online). (http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/2249/1587. Diakses tanggal 23 Oktober 2015; 22.47WIB).
Suryani, N., dan L. Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak.Yogyakarta. 210 hal.
Syah, M. 2008. Psikologi Belajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 280 hal.
75
Tawil, M., dan Liliasari. 2012. Keterampilan-Keterampilan Sains danImplementasinya dalam Pembelajaran IPA. Badan Penerbit NegeriMakasar. Makasar. 146 hal.
Triyono, M. B. 2011. Student Center Learning Aplikasi di Laboratorium/Bengkel. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. (Online).(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/SCL-Poltek%20Bali-bruri.pdfDiakses pada 16 Desember 2015; 21:19 WIB). 7 hal.
Westwood, P. 2008. What Teachers Need to Know about Teaching Methods.Acer Press Australia. Victoria. (Online). (http://elibrary.kiu.ac.ug:8080/xmlui/ bitstream/handle/1/1481/What%20teachers%20need%20to%20know%20about%20teaching%20methods%20by%20Peter%20westwood.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada 16 Desember 2015;22.47 WIB). 114 hal.
Wisudawati, A., dan E. Sulitstyowati. 2014. Metodologi Pemebelajaran IPA.Bumi Aksara. Jakarta. 279 hal.