hubungan antara perilaku merokok dengan...

40
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI KRISTEN SALATIGA OLEH HETTY CHRISTINE S 802012119 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: phamanh

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI

BELAJAR PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI KRISTEN SALATIGA

OLEH

HETTY CHRISTINE S

802012119

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

2

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

3

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Hetty Christine S

NIM : 802012119

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal

bebas royalty non-eksklusif (non-eclusif royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang

berjudul :

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI BELAJAR

PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK TEKNOLOGI DAN

INDUSTRI KRISTEN SALATIGA

Dengan hak bebas royalty non eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih

media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 21 Oktober 2016

Yang menyatakan,

Hetty Christine S

Mengetahui,

Pembimbing

Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si. Psi.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hetty Christine S

NIM : 802012119

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI BELAJAR

PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK TEKNOLOGI DAN

INDUSTRI KRISTEN SALATIGA

Yang dibimbing oleh :

Ratriana Y. E. Kusumiati, M.Si. Psi.

Adalah benar - benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri

tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 21 Oktober 2016

Yang memberi pernyataan

Hetty Christine S

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI BELAJAR

PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK TEKNOLOGI DAN

INDUSTRI KRISTEN SALATIGA

Oleh

Hetty Christine S

802012119

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal : 1 November 2016

Oleh :

Pembimbing,

Ratriana Y. E. Kusumiati, M.Si. Psi.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari S., MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI

BELAJAR PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS XI & XII DI SMK

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI KRISTEN SALATIGA

Hetty Christine S

Ratriana Y. E. Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

i

Abstrak

Penelitian ini mengangkat hubungan antara perilaku merokok dengan prestasi belajar

siswa laki-laki kelas XI & XII di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan perilaku merokok

dengan prestasi belajar pada siswa-siswa tersebut. Desain penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi korelasional yang melibatkan 76 siswa

sebagai responden penelitian, kuesioner dan nilai rapor/indeks prestasi kumulatif

sebagai alat pengumpulan datanya. Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi

dengan teknik pearson correlation dan diperoleh hasil skor pearson correlation sebesar -

0,199 dengan signifikansi sebesar 0,042 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan negatif antara perilaku merokok dengan prestasi belajar siswa laki-laki kelas

XI & XII di SMK Teknologi dan Industri Kristen.

Kata Kunci : Perilaku merokok, prestasi belajar

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

ii

Abstract

This study explores the relationship between smoking behavior and academic

achievement of male students in class XI & XII SMK Christian Technology and Industry

Salatiga. This study aims to determine how the relationship between smoking behavior

and academic achievement in these students. Design of this study using quantitative

research design correlational study involving 76 students as respondents, the

questionnaire and grades / GPA as a means of collecting data. Hypothesis testing using

correlation with Pearson correlation techniques and the results score Pearson

correlation of -0.199 with a significance of 0.042 (p <0.05). The results showed a

negative correlation between smoking behavior and academic achievement of male

students of class XI and XII in Technology and Industry Vocational Christian.

Keywords: Smoking behavior, academic achievement

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

1

PENDAHULUAN

Dalam konteks pendidikan formal di Indonesia, kualitas seorang individu dinilai

dari seberapa tinggi prestasi belajar yang diraihnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

prestasi belajar merupakan hal yang penting bagi individu untuk menilai seberapa baik

kualitas diri yang dimiliki. Winkel (2004) menjelaskan bahwa prestasi belajar

digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan dan mengubah sikap/perilaku ke arah yang lebih baik.

Menghadapi era globalisasi sekarang ini, diperlukan peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Peningkatan kualitas SDM ini terlebih dahulu dapat dilakukan

dengan peningkatan mutu pendidikan nasional pada umumnya dan peningkatan prestasi

akademik siswa pada khususnya. Prestasi belajar menurut Bloom (dalam Azwar, 2002)

adalah mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar, selanjutnya Azwar (2002)

menambahkan bahwa prestasi belajar atau keberhasilan belajar dapat dioperasikan ke

dalam bentuk atau indikator-indikator seperti nilai raport, indeks prestasi studi, angka

kelulusan, predikat keberhasilan dan indikator lain yang mampu menggambarkan

kemampuan individu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan prestasi belajar adalah

faktor kondisi fisik seperti yang dijelaskan oleh Azwar (2004) bahwa kondisi fisik

umum seperti penglihatan, pendengaran dan sistem saraf mempengaruhi individu dalam

proses belajar dan mencapai prestasi belajar yang maksimal. Banyak hal berkaitan

dengan kondisi fisik individu yang mempengaruhi usaha mereka mencapai prestasi

belajar yang diinginkan. Faktor keterbatasan fisik (cacat fisik) dan kondisi sakit menjadi

faktor-faktor penghambat bagi individu dalam proses belajar. Keadaan fisik tersebut

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

2

bisa dialami sejak lahir (hereditas) atau bisa juga terjadi karena kurangnya kewaspadaan

individu dalam menjaga kondisi kesehatan (Mudzakir dan Sutrisno, 1997).

Kurangnya kewaspadaan dalam menjaga kesehatan sering dialami remaja, salah

satu contoh yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah perilaku merokok

remaja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merokok adalah perilaku menghisap

gulungan tembakau yang dibungkus kertas. Tidak dapat kita pungkiri bahwa perilaku

merokok sudah dimulai dari usia anak-anak hingga remaja. Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 adapun usia pertama kali merokok pada usia

10-14 tahun yaitu sebesar 9,3% dan usia merokok ini meningkat pada usia diatas 15

tahun yaitu 40%, sedangkan pada data Riskesdas 2010 terjadi peningkatan kembali

merokok pada usia diatas 15 tahun yaitu 43,3% dengan prevalensi perilaku merokok di

Indonesia sebesar 34,7%. Pada tahun 2013, prevalensi perilaku merokok usia diatas 15

tahun mengalami peningkatan dari 34,7% menjadi 36,3% (Riskesdas, 2013).

Data Kemenkes tahun 2011 menunjukkan bahwa ada sekitar 60% pria di atas 15

tahun yang tergolong dalam perokok aktif, hasil tersebut menggambarkan bahwa

perokok pasif di Indonesia jumlahnya sangat besar. Hasil survey yang dilakukan Global

Adult Tobbaco Survey (GATS, 2011), juga mendapatkan hasil yang memprihatinkan

yaitu prevalensi perokok di Indonesia peringkatnya naik menjadi nomor dua terbesar di

dunia.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi

individu yang merokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok yang ikut

terhirup asap rokok dan kerugian yang ditimbulkan bisa dari sisi kesehatan juga

ekonomi. Dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok

seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar akan memacu kerja dari susunan sistem saraf

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

3

pusat dan sususan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan

detak jantung bertambah cepat (Sitkes, 2014).

Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk

mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang

selalu tinggi untuk mencapai kepuasan dan ketagihannya (Mukuan, 2012), jika remaja

terus menerus menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.

Prasadja (2012) mengatakan penumpukan nikotin tersebut dapat mengakibatkan

penurunan motivasi, penurunan kemampuan konsentrasi dan daya ingat.

Ada pengaruh perilaku merokok terhadap memori jangka panjang pada perokok

yaitu ingatan perokok ketika di tes sambil merokok lebih rendah dibandingkan dengan

ingatan tanpa merokok (Ayuningtyas, 2011). Siswa SMA di Medan yang berperilaku

merokok pada tahun 2007, menyatakan bahwa 63% remaja SMA sudah merokok

(Nasution, 2007). Kebiasaan menghisap tembakau bertahun-tahun berpengaruh pula

terhadap kesehatan fungsi otak dan psikis. Salah satu kandungan rokok yaitu nikotin,

memiliki efek pada otak antara lain menyebabkan ketergantungan dan toksisitas pada

fungsi kognitif yang memunculkan gejala kesulitan konsentrasi. Menurut Haustein dan

Groneberg (2010) merokok tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik semata,

kebiasaan menghisap tembakau bertahun-tahun berpengaruh pula terhadap kesehatan

fungsi otak dan psikis. Salah satu kandungan rokok yaitu nikotin, memiliki efek pada

otak antara lain menyebabkan ketergantungan dan toksisitas pada fungsi kognitif yang

memunculkan gejala kesulitan konsentrasi. Efek ketergantungan nikotin inilah yang

mengakibatkan paparan terus menerus rokok pada perokok nantinya akan

mengakibatkan penurunan fungsi kognitif bagi usia pelajar dan penurunan fungsi

kognitif akan berdampak pada proses pembelajarandan perolehan nilai akhir (Haustein

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

4

& Groneberg, 2010). Penelitian yang dilakukan King’s College London 2007,

menyimpulkan bahwa zat racun yang terkandung dalam rokok dapat merusak memori,

menurunkan kemampuan belajar dan melemahkan daya nalar. Pengaruh rokok terhadap

otak cukup serius dalam jangka menengah dan panjang, bisa diartikan bahwa perokok

memiliki resiko untuk semakin bodoh (Ridwan, 2013).

Selain mempengaruhi aspek fisiologis individu, perilaku merokok juga memiliki

kecenderungan mempengaruhi individu dari sisi psikologis. Perilaku merokok yang

dilakukan individu sangat erat hubungannnya dengan pengaruh teman sebaya atau

lingkungan sosial. Perilaku merokok individu sering diasosiasikan dengan kedewasaan,

menarik lawan jenis, kemampuan bersosialisasi, dan aktualisasi diri.

Fenomena pengaruh perilaku merokok terhadap prestasi belajar di kalangan

pelajar dijelaskan oleh Widodo (2010) bahwa seorang individu yang merokok

cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan individu yang tidak

merokok, dengan aksi merokok sebagai kompensasi dan karena mengenyampingkan

tugas tentu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Alasan yang dikemukakan

oleh remaja yang merokok adalah karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya

merokok dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya, perilaku merokok

dimulai dari mencoba-coba dan kemudian menjadi ketagihan. Remaja yang mengambil

keputusan untuk menjadi perokok aktif umumnya memiliki frekuensi merokok yang

semakin meningkat dari waktu ke waktu, akibat dari kebiasaan tersebut tubuh mereka

menjadi ketergantungan terhadap rokok dan menjadi kurang nyaman ketika tidak

merokok. Penelitian yang dilakukan Zhao (dalam Mulyani, 2015) menemukan hasil

bahwa penumpukan nikotin dan berbagai macam zat kimia di otak akan mempengaruhi

kondisi stamina tubuh tubuh dan secara tidak langsung juga mempengaruhi naik

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

5

turunnya motivasi sehingga akan berpengaruh terhadap proses belajar yang dilakukan

individu.

Remaja yang tergolong perokok aktif memiliki dorongan untuk pada situasi-

situasi tertentu yang terkadang sulit untuk dikendalikan. Sitepoe (2000) menjelaskan

bahwa remaja yang mengalami kecanduan merokok cenderung tidak kesulitan menahan

keinginannya untuk tidak merokok, serta cenderung sensisitf terhadap efek dari nikotin.

Hal tersebut tentunya sangat beresiko bagi remaja perokok dalam mengikuti proses

belajar di sekolah. Kecenderungan siswa untuk merokok ketika jam pelajaran sering

membuat remaja tersebut tidak mampu untuk tetap fokus pada penjelasan guru karena

ingin segera melakukan perilaku merokoknya tersebut. Banyak perilaku yang sering

terlihat di lingkungan akademik terkait perilaku merokok siswa, beberapa siswa yang

tidak mampu menahan dorongan untuk merokok seringkali meminta ijin keluar kelas

dengan alasan ke toilet namun kemudian merokok di sana, tidak jarang pula siswa

dengan sengaja melakukan pembolosan untuk melakukan perilakunya tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa perilaku merokok tidak hanyamempengaruhi kondisi fisik individu

dalam proses belajar akan tetapi perilaku merokok juga dapat memengaruhi minat

belajar dan prestasi belajar individu.

Di dalam konsep tobacco depency (ketergantungan merokok) dijelaskan bahwa

motivasi perokok bergeser dari keingintahuan menjadi sumber kenikmatan dan perilaku

yang menyenangkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh sifat nikotin yang adiktif dan akan

bekerja cepat menstimulan untuk terus digunakan sehingga apabila pengguna atau

perokok berhenti melakukan kebiasaannya tersebut maka akan menimbulkan kecemasan

dan stres (Komalasari dan Helmi, 2000).

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

6

Berdasaran hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMK

Teknologi dan Industri Kristen Salatiga, diketahui bahwa perilaku merokok yang

dilakukan para siswa tersebut adalah salah satu cara mengatasi stres belajar, artinya saat

mereka merasakan stres di kelas mereka akan meminta ijin untuk ke toilet dan merokok

di sana. Waktu yang biasanya dipakai untuk merokok di sekolah adalah pada saat ijin ke

toilet (sebatang rokok dihabiskan), pada saat istirahat, dan pada saat pulang sekolah.

Sensasi yang dirasakan oleh siswa-siswa tersebut setelah merokok bermacam-macam,

ada siswa yang merasa pikirannya lebih tenang, ada siswa yang merasa kantuknya

hilang sejenak, namun ada pula yang merasa semakin malas mengikuti pelajaran karena

efek rokok yang membuatnya rileks dan semakin mengantuk.

Melihat fenomena dan hasil penelitian yang ada maka penulis ingin melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai perilaku merokok dan prestasi belajar. Alasan penulis

memilih judul ini karena sejauh pengamatan penulis, penting untuk melihat dinamika

perilaku merokok di kalangan remaja atau siswa SMK dan pengaruhnya terhadap

perkembangan akademik siswa-siswa tersebut.

Dengan demikian,berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menelaah hubungan antara Perilaku Merokok

dengan Prestasi Belajar. Secara khusus peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul

“Hubungan Perilaku Merokok Dengan Prestasi Belajar Siswa Laki-laki Kelas XI

& XII di SMK Teknologi Dan Industri Kristen Salatiga”.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

7

A. Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar

tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun

menggunakan pipa. Asap yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke,

sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung yang terbakar serta asap rokok yang

dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidertream smoke. Sidestream smoke atau

asap sidestream mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif (Sitepoe, 2000).

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, yang mengandung nikotin dan

tar atau tanpa bahan tambahan (Sitepoe, 2000).

Berikut kandungan bahan kimia dan efeknya terhadap tubuh atau penggunanya:

1. Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf

tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah

tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar

nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat

seseorang ketagihan.

2. Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus

rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug.

Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug

per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2

bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.

3. Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan

dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini

berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh,

tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

8

tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas

CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara

dalam darah perokok mencapai 4-15 persen.

4. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap

rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam

rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan

membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan

dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok,

sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg (Amelia, 2009).

Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin

yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%, walau demikian kecil jumlah tersebut

memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak (Haq, 2009). Nikotin merupakan

zat adiktif yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan efek

ketagihan atau ketergantungan dalam jangka waktu yang lama. Nikotin juga

merangsang zat kimia di otak sehingga menyebabkan kecanduan dan merangsang

kelenjar adrenalin menghasilkan hormon yang mengganggu kerja jantung, akibat paling

buruk yang merugikan pelajar adalah kerusakan jaringan otak yang ditimbulkan nikotin

(Afifa, 2012).

B. Aspek-Aspek Perilaku Merokok

Aspek-aspek perilaku merokok menurut (Aritonang dalam Nasution, 2007) yaitu:

1. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari

Erickson (Komasari dan Helmi, 2000) mengatakan bahwa merokok

berkaitan dengan masa mencari jati diri pada remaja. Silvans & Tomkins

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

9

(Mu’tadin. 2002) fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami si

perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan negatif.

2. Intensitas merokok

Smet (1994) mengklasifikasikan perokok berdasarkan banyaknya rokok

yang dihisap, yaitu :

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari

b. Perokok sedang yang menghisap lebih dari 5-14 batang rokok dalam sehari

c. Perokok ringan yang menghisap lebih dari 1-4 batang rokok dalam sehari

3. Tempat merokok

Tipe perokok berdasarkan tempat ada dua (Mu’tadin, 2002) yaitu :

A. Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik

1. Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka

menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang

lain, karena itu mereka menempatkan diri smoking area.

2. Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang

tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

B. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

a. Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-tempat

seperti ini yang sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang

kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang

berfantasi.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

10

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar (Achievement) menurut Carter Good (1969) adalah pencapaian

atau kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan

pengetahuan.Dalam bidang akademik prestasi belajar dinyatakan sebagai pengetahuan

yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu di

sekolah. Biasanya prestasi belajar ditetapkan dengan nilai tes/ujian atau oleh nilai yang

diberikan guru, atau keduanya. Pencapaian siswa dalam hal mata pelajaran seperti

Membaca, Aritmatika dan Sejarah, sebagaimana berlawanan dengan keterampilan yang

dikembangkan dalam pelajaran seperti Seni atau Pendidikan Jasmani.

Prestasi belajar secara spesifik dirumuskan sebagai terminal behaviour

konqueren dengan tujuan pengajaran untuk setiap siswa pada kelas tertentu dalam satu

kurun waktu tertentu (tahun ajaran). Menurut tujuan test prestasi belajar dari Davis

(1985) berupa knowledge, understanding and skills siswa dalam satu waktu tertentu

yang memprediksi performance and kompetensi siswa dalam materi/mata pelajaran

yang dipelajari siswa dalam satu rentang waktu tertentu (cawu atau tahun pelajaran).

Wayan K. (2001) mengungkap prestasi belajar itu sebagai berikut dalam

kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa dimana guru

memegang perananan yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar tersebut

sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang terwujud dalam bentuk prestasi belajar

siswa (kognitif) maupun konsep diri siswa (afektif) seperti sikap, watak, dan

kepribadian siswa. Prestasi belajar siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa

pada sejumlah mata pelajaran di sekolah. Pada sumber lain disebut prestasi belajar itu

meliputi 7 unsur yaitu : pengetahuan, pemahaman, keterampilan berpikir kritis, analitis,

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

11

komukasi, pemanipulasian informasi dan pemberdayaan siswa yang semuanya dapat

ditransfer (Thomas M., 2001).

Berdasarkan kutipan diatas bahwa dapat disimpulkan prestasi belajar merupakan

ilmu pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh siswa selama proses belajar dari

sejumlah mata pelajaran disekolah yang terwujud dalam bentuk kognitif, afektif,

psikomotorik.

Ada 3 tujuan yang harus dicapai secara optimal dalam prestasi belajar siswa

yaitu (a) ranah kognitif seperti informasi dan pengetahuan/knowledge, konsep dan

prinsip (understanding), pemecahan masalah dan kreativitas, (b) ranah

psikomotorik/skill dan (c) ranah afektif seperti perasaan, sikap, nilai dan integritas

pribadi. Prestasi belajar siswa yang terwujud setelah mempelajari materi itu menjadi

ukuran ketercapaian tujuan pengajaran.

Ketiga aspek tersebut harus menjadi indikator prestasi belajar, artinya prestasi

belajar harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek

tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Ada tiga

tipe prestasi belajar yaitu: Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup : (a) tipe

prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge), (b) tipe prestasi belajar pemahaman

(comprehention), (c) tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi), (d) tipe prestasi belajar

analisis, (e) tipe prestasi belajar sintesis, dan (f) tipe prestasi belajar evaluasi. Tipe

Prestasi Belajar bidang Afektif, tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi

belajar mencakup : Pertama, receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah

situasi, gejala. Kedua, responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulus yang datang dari luar. Ketiga, valuing (penilaian), yakni berkenaan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

12

dengan penilaian dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Keempat, organisasi,

yakni pengembangan nilai ke dalam suatusistem organisasi, termasuk menentukan

hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah

dimilikinya. Kelima, karakteristik dan internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

perilakunya. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotor tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan

keterampilan itu meliputi : (1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering

tidak disadari karena sudah merupakan kebiasaan), (2) keterampilan pada gerakan-

gerakan dasar, (3) kemampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif motorik dan lain-lain, (4) kemampuan di bidang fisik seperti

kekuatan, keharmonisan dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan yang berkaitan dengan

skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, dan

(6) kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan

ekspresif dan interpetatif.

C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Suryabrata (dalam Saefullah, 2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Adapun penjelasan faktor-faktor tersebut dapat dilihat di bawah ini:

1. Faktor Internal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal digolongkan menjadi

dua, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

13

a. Faktor Fisiologis. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kesehatan fisik siswa.

b. Faktor Psikologis. Faktor psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa digolongkan menjadi tiga hal, yaitu: intelegensi, sikap, dan

motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari hal-hal

lain yang berada di luar diri individu. Adapun faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Lingkungan Keluarga. Faktor lingkungan keluarga dibagi lagi menjadi tiga

hal, yaitu : sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan perhatian

orang tua dan suasana hubungan antar keluarga.

b. Lingkungan Sekolah. Faktor lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa adalah kompetensi guru dan siswa serta kurikulum

metode mengajar.

Selain uraian di atas, Azwar (2010) turut menjelaskan faktor-faktor

yangmempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1. Faktor Internal

a. Keadaan fisik, meliputi : panca indra dan kondisi fisik secara umum, kondisi

kesehatan individu mempengaruhi performa akademiknya.

b. Keadaan psikologis, meliputi : sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,

penyesuaian diri, kemampuan khusus, dan kemampuan umum.

2. Faktor Eksternal; berkaitan dengan situasi-situasi di luar individu seperti kondisi

tempat belajar, sarana dan fasilitas belajar, materi pelajaran, dan kondisi

lingkungan belajar.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

14

3. Faktor Sosial; meliputi dukungan sosial dan pengaruh budaya di sekitar

individu.

D. Hubungan Antara Perilaku Merokok Dengan Prestasi Belajar

Menurut Severine Sabia dan koleganya dari Institut Kesehatan Nasional dan

Penelitian Medis di Villejuif, Prancis, para peneliti dari Prancis membenarkan bahwa

merokok dapat merusak otak. Dari data yang dikumpulkan dari 5.000 warga Inggris,

menunjukkan bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan, bernalar,

kosakata, dan kecakapan verbalnya, dibandingkan mereka yang tidak merokok, jika

remaja terus menerus menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.

Prasadja (2012) mengatakan penumpukan nikotin tersebut dapat mengakibatkan

kerugian bagi kesehatan, mulai dari penurunan motivasi, penurunan kemampuan

konsentrasi dan daya ingat. Penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2011), ada

pengaruh perilaku merokok terhadap memori jangka panjang pada perokok yaitu

ingatan perokok ketika di tes sambil merokok lebih rendah dibandingkan dengan

ingatan tanpa merokok. Menurut Haustein dan Groneberg (2010) merokok tidak hanya

berpengaruh pada kesehatan fisik semata, kebiasaan menghisap tembakau bertahun-

tahun berpengaruh pula terhadap kesehatan fungsi otak dan psikis. Salah satu

kandungan rokok yaitu nikotin, memiliki efek pada otak antara lain menyebabkan

ketergantungan dan toksisitas pada fungsi kognitif yang memunculkan gejala kesulitan

konsentrasi, efek ketergantungan nikotin inilah yang mengakibatkan paparan terus

menerus rokok pada perokok nantinya akan mengakibatkan penurunan fungsi kognitif

bagi usia pelajar. Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran

dan perolehan nilai akhir (Haustein & Groneberg, 2010).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

15

Sejalan dengan pemaparan di atas, hasil penelitian yang dilakukan The Sheba

Medical Center pada tahun 2009 menemukan hasil yang sama. Para perokok memiliki

tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Sampel dalam penelitian ini adalah 2.000 orang perokok aktif. Hasil dari penelitian

membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya memiliki IQ rata-rata pada

angka 94, padahal IQ rata-rata non-perokok berada pada angka 101, sedangkan pada

perokok aktif yang menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari memiliki rata-rata

poin IQ 90, berarti para perokok yang gemar menghabiskan berbatang-batang rokok

dalam sehari semakin turun tingkat kecerdasannya (Afifa, 2012).

Dari penelitian yang dipaparkan diatas bahwa perilaku merokok yang dilakukan

oleh remaja dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka. Pengaruh bahan-bahan

kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar akan memacu

kerja dari susunan sistem saraf pusat dan sususan saraf simpatis sehingga

mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Sitkes,

2014).

Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk

mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang

selalu tinggi untuk mencapai kepuasan dan ketagihannya (Mukuan, 2012), jika remaja

terus menerus menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.

Prasadja (2012) mengatakan penumpukan nikotin tersebut dapat mengakibatkan

penurunan motivasi, penurunan kemampuan konsentrasi dan daya ingat.

Disisi lain, remaja yang merokok melatarbelakangi perilaku mereka dengan

berbagai alasan seperti karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya merokok dan

diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Perilaku merokok dimulai dari

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

16

mencoba-coba dan kemudian menjadi ketagihan, remaja yang mengambil keputusan

untuk menjadi perokok aktif umumnya memiliki frekuensi merokok yang semakin

meningkat dari waktu ke waktu, akibat dari kebiasaan tersebut tubuh mereka menjadi

ketergantungan terhadap rokok dan menjadi kurang nyaman ketika tidak merokok.

Remaja yang tergolong perokok aktif memiliki dorongan untuk pada situasi-situasi

tertentu yang terkadang sulit untuk dikendalikan. Sitepoe (2000) menjelaskan bahwa

remaja yang mengalami kecanduan merokok cenderung kesulitan menahan

keinginannya untuk tidak merokok, serta cenderung sensisitf terhadap efek dari nikotin.

Hal tersebut tentunya sangat beresiko bagi siswa perokok dalam mengikuti proses

belajar di sekolah, kecenderungan siswa untuk merokok ketika jam pelajaran sering

membuat remaja tersebut tidak mampu untuk tetap fokus pada penjelasan guru karena

ingin segera melakukan perilaku merokoknya tersebut. Banyak perilaku yang sering

terlihat di lingkungan akademik terkait perilaku merokok siswa, beberapa siswa yang

tidak mampu menahan dorongan untuk merokok seringkali meminta ijin keluar kelas

dengan alasan ke toilet namun kemudian merokok di sana, tidak jarang pula pelajar

dengan sengaja melakukan pembolosan untuk melakukan perilakunya tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa perilaku merokok tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik

individu dalam proses belajar akan tetapi perilaku merokok juga dapat mempengaruhi

minat belajar dan prestasi belajar individu.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian permasalahan dan kajian pustaka yang telah disebutkan di

atas maka, hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan

negatif antara perilaku merokok dengan prestasi belajar.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

17

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi

korelasional. Studi korelasional bertujuan mengkaji hubungan antara variabel dan

memprediksikan nilai dari satu variabel pada variabel lainnya. Variabel merupakan

karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau

lingkungan (Christensen, 2001). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah

1. Variabel bebas yakni perilaku merokok

2. Variabel terikat yakni prestasi belajar

B. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah siswa/remaja laki-laki kelas XI & XII di SMK

Teknologi dan Industri Kristen Salatiga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu dilakukan dengan cara

mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan

atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,1998). Sampel yang diambil adalah sampel yang

memenuhi kriteria atau tujuan yang telah ditentukan peneliti. Penelitian dilakukan di

SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga. Karakteristik sampel dalam penelitian ini

adalah:

1. Remaja laki-laki (siswa laki-laki)

2. Kelas XI dan Kelas XII

3. Usia 16-17 Tahun

4. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari

Perokok sedang yang menghisap lebih dari 5-14 batang rokok dalam sehari

Perokok ringan yang menghisap lebih dari 1-4 batang rokok dalam sehari

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

18

C. Alat Ukur

Pembuatan item-item pernyataan skala perilaku disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang (dalam Nasution, 2007),

sedangkan untuk mengukur prestasi belajar, data diperoleh dengan cara melihat buku

raport semester sebelumnya. Kedua skala tersebut disusun untuk menggunakan model

Likert dengan 4 kategori jawaban, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

pemusatan atau menghindari jumlah respon yang bersifat netral (Hadi, 1986). Model ini

terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Subjek diminta untuk memilih salah satu dari

4 kategori jawaban yang masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan

yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden sendiri yaitu Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor

tertinggi diberikan pada pilihan sangat setuju dan terendah pada pernyataan sangat tidak

setuju untuk pernyataan setuju untuk pernyataan favourable. Selanjutnya pernyataan

tertinggi untuk penyataan unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak

setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan sangat setuju.

Untuk menguji daya diskriminasi item pada skala perilaku merokok digunakan

validitas item atau kestabilan item (Internal Consistensy) dengan cara mencari dan

menghitung korelasi antara skor item (butir) dengan skor total. Teknik korelasi yang

dipakai adalah korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 1999). Menurut Azwar

(2012) jika koefisien alfa dari validitas berada di atas 0,3 maka sudah bisa dikatakan

baik.

Berdasarkan hasil pengujian daya diskrimnasi item dan reliabilitas pada skala

perilaku merokok yang terdiri dari 26 item, diketahui bahwa terdapat sebanyak 4 item

pernyataan yang mempunyai skor item total correlation<0,30 sehingga selanjutnya

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

19

tidak digunakan dalam pengujian uji asumsi dan uji beda. Dengan 4 item yang tidak

memenuhi standar daya diskriminasi item menurut Azwar (2012) maka diperoleh

sebanyak 22 item yang memenuhi kriteria uji diskriminasi setelah 2 kali pengujian,

dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,324-0,678. Sedangkan

pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach,

dan selanjutnya diperoleh skor koefisien Alpha pada skala perilaku merokok sebesar

0,894. Koefisien ini menunjukan bahwa skala tersebut mempunyai reliabilitas yang baik

(Azwar, 2012).

D. Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel

penelitian adalah korelasi Product Moment dari Carl Pearson. Dalam penelitian ini,

analisis data akan dilakukan dengan bantuan program khusus komputer untuk pengujian

statistik yaitu SPSS version 16.0 for windows.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Deskriptif

Berikut adalah hasil perhitungan nilai rata-rata, minimal, maksimal, dan standar

deviasi sebagai hasil pengukuran skala perilaku merokok dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Kategori Perilaku Merokok

Interval Kategori F % Mean SD

66 ≤ x ≤ 88 Tinggi 12 15,78 %

78, 1184

4, 01984 44 ≤ x <66 Sedang 55 72,36 %

22 ≤ x < 44 Rendah 9 11,85%

Jumlah 76 100%

Maximum = 89

Minimum = 69

Dari tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa memiliki

perilaku merokok yang beradapada kategori sedang yaitu sebanyak 41 atau 53,94 % dari

jumlah sampel. Selanjutnya, dapat dilihat pula bahwa siswa laki-laki yang memiliki

perilaku merokok yang tergolong sangat tinggi sebanyak 2 orang siswa (2,63%), pada

kategori tinggi sebanyak 18 orang siswa (23,68%), pada kategori rendah sebanyak 14

orang siswa (18,42%), dan siswa dengan perilaku merokok yang tergolong sangat

rendah sebanyak 1 orang siswa (1,31%). Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan

diketahui pula bahwa rata-rata perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI & XII di SMK

Teknologi dan Industri Kristen Salatiga berada pada kategori sedang (Mean : 56, 4868)

dengan (standar deviasi :9,34429).

Selanjutnya hasil perhitungan kategorisasi prestasi belajar siswa dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

21

Tabel 1.2

Kategori Prestasi Belajar

Interval Kategori F % Mean SD

82,3 ≤ x ≤ 89 Tinggi 13 17,10 %

78, 1184

4, 01984 75,6 ≤ x <82,3 Sedang 44 57,89 %

69 ≤ x <75,6 Rendah 19 25 %

Jumlah 76 100%

Maximum = 89

Minimum = 69

Dari tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa laki-laki yang

merokok memiliki prestasi belajar yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 44

orang siswa (57,89%). Kemudian siswa laki-laki yang merokok dan memiliki prestasi

belajar tinggi sebanyak 13 orang siswa (17,10%), dan siswa laki-laki yang merokok dan

memiliki prestasi belajar rendah sebanyak 19 orang siswa (25%) dari total sampel yang

diambil. Perhitungan tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata siswa laki-laki kelas

XI & XII di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga yang merokok memiliki

prestasi belajar yang berada pada kategori sedang (Mean : 78,1184) dengan (standar

deviasi : 4,01984).

B. Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji

normalitas dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini:

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

22

Tabel Skala 1.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perilaku Merokok Prestasi Belajar

N 76 76

Normal Parametersa Mean 56.8684 78.1184

Std. Deviation 9.34429 4.01984

Most Extreme

Differences

Absolute .129 .104

Positive .068 .104

Negative -.129 -.101

Kolmogorov-Smirnov Z 1.128 .905

Asymp. Sig. (2-tailed) .157 .385

a. Test distribution is Normal.

Pada Tabel Skala 1.3dapat dilihat nilai K-S-Z Perilaku Merokok sebesar 1,128

dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,157 (p>0,05). Sedangkan nilai K-S-Z

Prestasi Belajar sebesar 0,905 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,385.

Dengan demikian dapat dikatakan kedua variabel berdistribusi normal.

Sementara itu, hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 1.4 di bawah ini :

Tabel Skala 1.4 Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prestasi

Belajar *

Perilaku

Merokok

Between

Groups

(Combined) 588.194 30 19.606 1.415 .143

Linearity 48.199 1 48.199 3.477 .069

Deviation

from

Linearity

539.995 29 18.621 1.343 .183

Within Groups 623.740 45 13.861

Total 1211.934 75

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung. Hubungan yang linear menggambarkan

bahwa perubahan pada variabel bebas akan cenderung diikuti oleh perubahan variabel

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

23

tergantung dengan membentuk garis linear. Uji lineritas hubungan antara variabel

perilaku merokok dengan variabel prestasi belajar memperoleh nilai Fhitung sebesar

0,1343 dengan nilai probabilitas sebesar 0,183 atau p > 0,05. Dari data di atas dapat

dikatakan bahwa variabel perilaku merokok mempunyai korelasi yang linear dengan

variabel prestasi belajar.

C. Korelasi Perilaku Merokok dan Prestasi Belajar

Korelasi antara variabel perilaku merokok dengan variabel prestasi belajar dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Skala 1.5 Uji Korelasi

Correlations

Perilaku Merokok Prestasi Belajar

Perilaku Merokok Pearson

Correlation 1 -.199

*

Sig. (1-tailed) .042

N 76 76

Prestasi Belajar Pearson

Correlation -.199

* 1

Sig. (1-tailed) .042

N 76 76

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Pada Tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel perilaku

merokok dengan variabel prestasi belajar memiliki skor Pearson correlation sebesar -

0,199 dengan signifikansi sebesar 0,042 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara perilaku merokok dengan prestasi belajar pada siswa

laki-laki kelas XI & XII di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

24

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai hubungan antara perilaku

merokok dengan prestasi belajar pada siswa laki laki kelas XI & XII SMK Teknologi

dan Industri Kristen Salatiga, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) antara variabel

perilaku merokok dengan prestasi belajar sebesar -0,199 dengan signifikansi sebesar 0,

042 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku

merokok dengan prestasi belajar pada siswa laki-laki kelas XI & XII di SMK Teknologi

dan Industri Kristen Salatiga, artinya semakin tinggi perilaku merokok maka semakin

rendah prestasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah perilaku merokok maka akan

semakin tinggi prestasi belajar siswa.

Rokok memberi pengaruh yang negatif terhadap prestasi belajar pada siswa

karena asap dari sebatang rokok mengandung zat kimia beracun. Kandungan bahan

kimia pada rokok adalah seperti nikotin, karbon monoksida, timah hitam, dan tar, dan

salah satu bahan kimia yang sangat berbahaya adalah nikotin. Nikotin merupakan zat

adiktif yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan efek ketagihan

atau ketergantungan dalam jangka waktu yang lama. Nikotin juga merangsang zat kimia

di otak sehingga menyebabkan kecanduan dan merangsang kelenjar adrenalin

menghasilkan hormon yang mengganggu kerja jantung. Akibat paling buruk yang

merugikan pelajar adalah kerusakan jaringan otak yang ditimbulkan nikotin (Afifa,

2012). Selain itu juga dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif akan berdampak

pada proses pembelajaran dan perolehan nilai akhir (Haustein & Groneberg, 2010).

Penelitian yang dilakukan Afifa, 2012, para perokok memiliki tingkat

kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak merokok. Sampel dalam

penelitian ini adalah 2.000 orang perokok aktif. Hasil dari penelitian membuktikan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

25

bahwa para perokok aktif tersebut hanya memiliki IQ rata-rata pada angka 94, padahal

IQ rata-rata non-perokok berada pada angka 101, sedangkan pada perokok aktif yang

menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari memiliki rata-rata poin IQ 90, berarti

para perokok yang gemar menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari semakin

turun tingkat kecerdasannya.

Di sisi lain, fenomena perilaku merokok yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa dapat dijelaskan pula dalam konteks sosiologis. Sarafino (1994) menjelaskan

bahwa pengaruh teman sebaya dalam perkembangan perilaku merokok individu

sangatlah kuat individu yang memiliki relasi teman sebaya yang perokok akan berusaha

menguatkan identitasnya bersama teman-teman sebayanya tersebut melalui perilaku

yang sering mereka lakukan bersama. Dalam penelitian yang dilakukan Maharani

(2015) dijelaskan bahwa semakin banyak remaja yang merokok maka semakin besar

kemungkinan teman-teman sebayanya adalah perokok juga, dan demikian pula

sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi dari fakta yang ditemukan,

pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau remaja tersebut yang

mempengaruhi teman-temannya untuk merokok. Pengaruh teman sebaya dalam

keterkaitan antara perilaku merokok dan prestasi akademik individu di sekolah dapat

dijelaskan sebagai berikut: remaja yang merokok memiliki kecenderungan addict

terhadap perilakunya, dan keinginan untuk merokok dapat muncul kapan saja tidak

terkecuali pada saat proses belajar di sekolah. Keinginan untuk merokok tidak hanya

dipengaruhi oleh adiksi yang dialami individu akan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh

ajakan teman sebaya untuk merokok. Ketika individu tidak dapat mengontrol adiksi dan

ajakan teman sebaya untuk merokok maka kecenderungan individu untuk merokok di

sekolah sangat besar dan mempengaruhi minat belajarnya. Kecenderungan siswa untuk

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

26

merokok ketika jam pelajaran sering membuat siswa tersebut tidak mampu untuk tetap

fokus pada penjelasan guru karena ingin segera melakukan perilaku merokoknya

tersebut. Banyak perilaku yang sering terlihat di lingkungan akademik terkait perilaku

merokok siswa, beberapa siswa yang tidak mampu menahan dorongan untuk merokok

seringkali meminta ijin keluar kelas dengan alasan ke toilet namun kemudian merokok

di sana,tidak jarang pula siswa dengan sengaja melakukan pembolosan untuk

melakukan perilakunya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku merokok tidak

hanya mempengaruhi kondisi fisik individu dalam proses belajar akan tetapi perilaku

merokok juga dapat mempengaruhi minat belajar dan prestasi belajar individu.

Pada dasarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan

seseorang untuk merokok. Faktor lain dari perilaku merokok yang memberikan dampak

negatif bagi para pelajarselain dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah dilihat dari

segi ekonomi. Kita ketahui pelajar belum mampu membeli rokok dengan uang mereka

sendiri sehingga mereka bisa saja membeli rokok dengan cara yang tidak halal, seperti

mengambil uang SPP untuk membeli rokok, ataupun bisa saja mereka mengambil uang

orang tua mereka, meminta uang teman-teman di sekolah untuk membeli sebatang

rokok. Hal tersebut dapat mempengaruhi performa akademik anak yang bersangkutan di

sekolah karena ketidakmampuan untuk mengontrol dorongannya membeli rokok.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku merokok

dengan prestasi belajar pada siswa laki–laki kelas XI & XII di SMK Teknologi dan

Industri Kristen Salatiga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku

merokok siswa maka semakin rendah pula prestasi belajar yang dimiliki, atau

sebaliknya semakin rendah perilaku merokok semakin tinggi prestasi belajar.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

27

Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa rata-rata siswa laki-laki kelas XI &

XII di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga memiliki perilaku merokok yang

tergolong sedang, dengan prestasi belajar yang tergolong sedang pula. Selanjutnya, data

sumbangan efektif pengaruh variabel perilaku merokok ke variabel prestasi belajar yang

ditemukan peneliti adalah sebesar 3, 96%. Artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi

belajar tidak semata hanya ditentukan oleh perilaku merokok siswa akan tetapi

dipengaruhi pula oleh faktor lain selain perilaku merokok. Adapun faktor-faktor lain

yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat di bawah ini :

1. Faktor Internal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal digolongkan menjadi

dua, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a. Faktor Fisiologis. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kesehatan fisik siswa.

b. Faktor Psikologis. Faktor psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa digolongkan menjadi tiga hal, yaitu: intelegensi, sikap, dan

motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari hal-hal

lain yang berada di luar diri individu. Adapun faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Lingkungan Keluarga. Faktor lingkungan keluarga dibagi lagi menjadi tiga

hal, yaitu : sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan perhatian

orang tua dan suasana hubungan antar keluarga.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

28

b. Lingkungan Sekolah. Faktor lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa adalah kompetensi guru dan siswa serta kurikulum

metode mengajar.

Selain uraian di atas, Azwar (2010) turut menjelaskan faktor-faktor

yangmempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1. Faktor Internal

a. Keadaan fisik, meliputi : panca indra dan kondisi fisik secara umum, kondisi

kesehatan individu mempengaruhi performa akademiknya.

b. Keadaan psikologis, meliputi : sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,

penyesuaian diri, kemampuan khusus, dan kemampuan umum.

2. Faktor Eksternal; berkaitan dengan situasi-situasi di luar individu seperti kondisi

tempat belajar, sarana dan fasilitas belajar, materi pelajaran, dan kondisi

lingkungan belajar.

3. Faktor Sosial; meliputi dukungan sosial dan pengaruh budaya di sekitar

individu.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

29

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku merokok

dengan prestasi belajar pada siswa laki-laki kelas XI & XII di SMK Teknologi dan

Industri Kristen Salatiga.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta

melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan:

1. Bagi siswa yang merokok, sebaiknya menghentikan aktifitas merokok

mengingat dampak negatif yang sangat merugikan bagi diri sendiri.

2. Bagi Institusi Pendidikan dan pemerintahan terkait, diharapkan dapat

mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya pelajar mengenai dampak

negatif yang ditimbulkan dari merokok.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperketat bias penelitian seperti umur, jenis

kelamin, dan intensitas perokok.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

30

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. A. (2009).Gambaran Perilaku merokok Pada Remaja Laki–Laki.Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara : Medan.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:

Rineka Cipta.

Ayuningtyas, D. (2011). Penyebab Perilaku Merokok terhadap Memori Jangka Panjang

pada Perokok.Diunduh pada tanggal 17 Maret 2016 dari (http://karya-ilmiah--

um.ac.id//index/php/BKPsikologi/article/view/12499).

Azwar, S. (2002). Tes prestasi: Fungsi pengembangan pengukuran prestasi belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, A. (2004). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara

Azwar, S. (1999).Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Christensen, L.B. (2001). Experimental Methodology (5th

Ed.).Boston : Allyn and

Bacon.

Hadi, Sutrisno. (1986). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Haustein, K.O., & Groneberg, D. (2010).Tobacco or Health?2nd Edition. Berlin.

Springer

Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke- 4). (2008). Jakarta: Gramedia

Kemenkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta; Kemenkes RI

Komalasari, D & Helmi, A.F.(2000).Faktor–Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada

Remaja.

Diakses04Mei2016dariAvin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokokavin.f.

Maharani, S. (2015). Perilaku Merokok Pada Remaja Ditinjau Dari Konsep Diri di SMP

X Semarang.Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Unika Soegijapranata

Semarang

Mudzakir, A., & Sutrisno, J. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Mukuan, S. E. (2012). Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya

merokokbagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar SMK Kristen

Kawangkoan. Dikses 17Maret 2016

darihttp://fkm.unsrat.ac.id/wp_content/.../journali_eugiana.doc.

Mulyani, T. S. I. (2015). Dinamika Perilaku Merokok Remaja. Naskah Publikasi.

Surakarta: Program Magister Psikologi Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13114/1/T1_802012119_Full... · Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

31

Mutadin.Z. (2000). Remaja Dan Rokok. Diakses 08 Agustus 2016 dari

http://herbalstoprokok.wordpress.com/2009/02/04/remaja-dan-rokok.

Prasadja, A. (2012). Merokok dan kesehatan tidur.Diakses tanggal 16 Maret 2016 dari

http://m.kompas.com/health/read/2012/05/31/15044814/Merokok.dan.Kesehatan.

Tidur

.

Prasadja, A. (2012). Merokok dan kesehatan tidur. Diperoleh tanggal 20 Agustus 2016

dari http://m.kompas.com/health/read/2012/

05/31/15044814/Merokok.dan.Kesehatan.Tidur

Ridwan AZ. (2013). Efek Rokok Membuat Otak Semakin Bodoh. Diakses 10 Juni 2016

dari http://www.smokelesss’s society.com

Riskesdas. (2013).Laporan Nasional (2013). Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan kesehatan Kemenkes RI tahun 2013

Saefullah.(2012). Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka

Setia.

Sitepoe, M. (2000).Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Gramedia

Sitepoe, M. (2009).Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Gramedia

Sitkes.(2014). Bahaya Merokok.Diakses tanggal 16 Maret 2016 dari

http://www.sitkes.com/bahayamerokok.html.

Smet.B. (1994). Psikologi Kesehatan. Semarang: PT Gramedia

Soesilo, T.D. (2015). Teori Dan Pendekatan Belajar. Salatiga: PG Paud-FKIP

WHO. (2012). GATS (Global Adult Tobacco Survey): Indonesia Report 2011.Diakses

tanggal 17 Maret 2016 dari

http://www.who.int/tobacco/surveilance/survey/gats/indonesia.

Widodo, M. (2010).Kebiasaan merokok pengaruhi prestasi akademik mahasiswa

UMM.

Republika Online.Diakses tanggal 16 Maret 2016 dari

http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/17/125077.

Winkel, W. S.(2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi