hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas .../hubungan...aktivitas belajar dengan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
HUBUNGAN ANTARA PENGUATAN TERHADAP SISWA DAN
AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
KECAMATAN WATES
TAHUN AJARAN
2012/2013
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Sahid Hidayat
NIM S861108013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah....Puji Syukur Kupanjatkan Kepada Allah SWT.....
Kupersembahkan karya ini kepada...
1. Ibu ( Suminah ), Ayah ( Alm. Ngadiono ) & Adikku ( Rahmat Kartono )
yang tercinta,
2. Istriku ( Diah Retna Lestari ) & Anakku ( Vania Ratna Nurhidayati )
tersayang yang selalu memberikan dukungan dan motivasi,
3. Keluarga besarku & keluarga besar istriku yang selalu mendukung,
4. Teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan dorongan,
5. Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis
berjudul : “Hubungan Antara Penguatan Terhadap Siswa dan Aktivitas Belajar
dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013”.
Dalam menyusun tesis ini penulis banyak mengalami kesulitan, disebabkan
oleh keterbatasan yang ada pada diri penulis, akan tetapi penulis bertekad untuk
dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan meminta bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Rafik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan untuk melaksanakan
penelitian.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pasca Sarjana yang
telah memberikan ijin atas penulisan tesis ini.
3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Program Pasca Sarjana, yang telah memberikan persetujuan dalam
penyusunan tesis ini.
4. Dr. Sariyatun, M.Hum.,M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Sejarah Program Pasca Sarjana, yang telah memberikan persetujuan dalam
penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
6. Dr. Warto, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Pasca Sarjana UNS yang telah
memberikan materi perkuliahan serta kemudahan administrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
8. Secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada ibu yang telah membantu
secara material dan do‟a.
9. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya baik berupa pikiran,
tenaga, maupun waktu sehingga terselesaikannya tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan tesis ini masih
banyak kekurangan – kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun guna memperbaiki penulisan tesis ini.
Semoga amal baik bapak, ibu dan saudara sekalian mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Sahid Hidayat. 2013. Hubungan Antara Penguatan Terhadap Siswa Dan
Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa
Kelas V SD Muhammdiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013. TESIS. Pembimbing I: Prof.Dr.Sri Anitah, M.Pd, II: Dr. Warto, M.Hum. program
Studi Pendidikan Sejarah, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
ABSTRAK
Pendidikan adalah faktor penting untuk mengembangkan kemajuan
bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia
sebagai sumber daya yang berkualitas. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui respon positip atau jenis
penguatan yang tepat dan variatif kepada siswa. Harapannya adalah
menghantarkan agar siswa dapat berhasil dalam studi di sekolah. Untuk
membenahi proses pembelajaran agar lebih terarah perlu penggunaan penguatan
yang tepat. Penggunaan penguatan yang tepat diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dan terarah, maka perlu
adanya penggunaan penguatan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah kecamatan Wates.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Studi deskriptif
korelasional sangat berguna bagi pemecahkan permasalahan dalam penelitian ini.
Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah kecamatan Wates
tahun ajaran 2012/2013. Dari populasi empat sekolah di ambil sampel secara
kelompok (cluster sampling) dengan mengambil dua sekolah sebagai sampel.
Penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar adalah variabel independen.
Variabel-variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan Skala
Likert. Sedangkan prestasi belajar IPS merupakan variabel dependen. Variabel ini
diukur dengan menggunakan tes prestasi yang berbentuk pilihan ganda. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi linier
ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Ada hubungan positif antara
penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS (r = 0,583 > 0,254 pada
taraf signifikan 5%). (2). Ada hubungan positif antara aktivitas belajar dengan
prestasi belajar IPS (r = 0,533 > 0,254 pada taraf signifikan 5%). (3). Ada
hubungan positif antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar secara
bersama-sama dengan prestasi belajar IPS di SD Muhammadiyah kecamatan
Wates (r = 0,647 > 0,254 pada taraf signifikan 5%).
Kata kunci: penguatan terhadap siswa, aktivitas belajar, prestasi IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Sahid Hidayat. 2013. Correlation between students reinforcement and learning
activities against learning achievement of fifth grade students in SD
Muhammadiyah District Wates Academic year 2012/2013. THESES. Advisor I:
Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd, II: Dr. Warto, M.Hum. history of Education Studies
Program, Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
Education plays important factor for developing a nation. Its objective is to
produce and develop higher quality human resource since early stage. Improving
student achievement during their learning process can be obtained by using a
positive response or the correct type and variation reinforcement for students. The
expected outcome is to bring the students to study sucessfully. In order to improve
the process study in the right direction, a correct reinforcement technique is
required. The use of correct reinforcement technique will improve the students
understanding of materials delivered in classrooms. Thus, increase the students
achievement success rate at the right direction. The objective of this study is to
determine the correlation between the combination of students reinforcement and
learning activities against the learning achievement of social science of fifth grade
in SD Muhammadiyah Distric Wates Academic year 2012/2013.
This research used an Interelation Study. This technique is useful to solve
problems arise in this reasearch. Cluster sampling was carried out from population
of four schools with two schools were choosen as samples. The students
reinforcement and the learning activities were considered as independent
variables. These variables were measured by using the questionaire with Likert
Scale, whilst the learning achievement was used as the dependent variable. These
variables were measured using the achievement test with multiple choice
questioners. The data analysis technique used was the product moment correlation
and multiple linear regression.
The results showed that: (1) there is a positive correlation between the
students reinforcement against the learning achievement of social science (r =
0,583 > 0,254 the significant level of 5%). (2) there is a positive correlation
between learning activities against the learning achievement of social science (r =
0,533 > 0,254 the significant level of 5%), and (3) there is a positive correlation
between the students reinforcement and learning activities combined against the
learning achievement of social science grade V SD Muhammadiyah District
Wates (r = 0,647 > 0,254 the significant level of 5%).
Keywords: reinforcement of the students, learning activities, students
achievement of social science.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI ..................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... 8
A. Penguatan .................................................................................... 8
B. Aktivitas Belajar .......................................................................... 14
C. Prestasi Belajar ............................................................................ 23
D. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 25
E. Kerangka Berpikir ....................................................................... 26
F. Hipotesis ...................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Metode Penelitian ....................................................................... 30
C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ............................. 32
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 35
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 36
F. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 39
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 44
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA 46
A. Dekripsi Data............................................................................... 46
B. Uji Persyaratan Analisis .............................................................. 53
C. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 55
D. Pembahasan ................................................................................. 60
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 62
A. Kesimpulan ................................................................................ 62
B. Implikasi ..................................................................................... 63
C. Saran-saran ................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitian ........................................................... 29
Tabel 3.2. Harga Koefisien Korelasi .............................................................. 44
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Penguatan Terhadap Siswa ................. 50
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas Belajar ................................. 51
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar ................................... 52
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 54
Tabel 4.5. Hasil Uji Linearitas ...................................................................... 54
Tabel 4.6. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................... 56
Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi angket penguatan terhadap siswa............................... 68
Lampiran 2. Angket penguatan terhadap siswa ............................................ 71
Lampiran 3. Kisi-kisi angket aktivitas belajar ............................................. 73
Lampiran 4. Angket aktivitas belajar............................................................ 74
Lampiran 5. Soal tes prestasi belajar IPS ..................................................... 76
Lampiran 6. Data hasil uji coba angket penguatan terhadap siswa .............. 79
Lampiran 7. Data hasil uji coba angket aktivitas belajar ............................. 82
Lampiran 8. Data hasil uji coba tes prestasi belajar ..................................... 85
Lampiran 9. Hasil uji validitas angket penguatan terhadap siswa ............ ... 87
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas angket penguatan ................. .................. 100
Lampiran 11. Hasil uji validitas angket aktivitas ......................................... . 102
Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas angket aktivitas ...................................... . 115
Lampiran 13. Hasil perhitungan tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D) tes
prestasi belajar ......................................................................... . 117
Lampiran 14. Hasil uji validitas tes prestasi belajar ...................................... 120
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas tes prestasi belajar ................................... 131
Lampiran 16. Tabulasi skor angket penguatan terhadap siswa ...................... 133
Lampiran 17. Tabulasi skor angket aktivitas belajar ...................................... 136
Lampiran 18. Tabulasi skor tes prestasi belajar ............................................. 139
Lampiran 19. Rekap data skor penguatan terhadap siswa (X1), skor aktivitas
belajar (X2), dan nilai tes prestasi belajar (Y) ........ ................. 141
Lampiran 20. Hasil deskriptif data ............................................................... 143
Lampiran 21. Hasil perhitungan uji normalitas ............................................. 146
Lampiran 22. Hasil perhitungan uji linieritas X₁-Y ....................................... 147
Lampiran 23. Hasil perhitungan uji linieritas X₂-Y ...................................... . 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Lampiran 24. Hasil perhitungan korelasi X₁-Y ............................................. . 151
Lampiran 25. Hasil perhitungan korelasi X₂-Y ............................................. 152
Lampiran 26. Hasil perhitungan regresi korelasi ganda ............................. ... 153
Lampiran 27. Tabel nilai r product moment .................................................. 157
Lampiran 28. Tabel nilai Chi Kuadrat ........................................................... 158
Lampiran 29. Tabel nilai F ............................................................................. 159
Lampiran 30. Hasil perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif . 161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengemban tugas dan tanggung
jawab untuk memberikan pendidikan kepada para siswa yang sedang tumbuh
dan berkembang agar tercapai perubahan-perubahan ke arah positif pada
seluruh aspek kehidupannya baik aspek kognitif, psikomotor
maupun afektif. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut tidak dapat
berhasil dengan mudah, melainkan memerlukan suatu upaya yang maksimal
dari berbagai komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, di samping upaya maksimal yang dilakukan oleh
siswa sebagai peserta didik di sekolah.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mengembangkan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
menciptakan dan mengembangkan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan,
akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsanya. Peningkatan pendidikan sangat erat kaitannya dengan
sumber daya manusia.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut adalah
membenahi proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan
pendidikan, salah satunya mata pelajaran IPS. Mempelajari IPS penting untuk
mengerti dunia masa kini, karena IPS bukan mengajarkan keterampilan teknis
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tertentu melainkan memberikan wawasan. Proses pembelajaran IPS mencakup
segala kegiatan interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar
merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan tercapainya
tujuan pembelajaran. Dalam interaksi belajar mengajar dibutuhkan pendidik
yang mampu melaksanakan tindakan mendidik .
Tugas guru sebagai pemegang kendali utama proses pembelajaran di kelas
memiliki peran yang sangat penting. Guru dituntut untuk bertanggung jawab
atas tercapainya tujuan pelajaran baik yang sifatnya instruksional maupun yang
sifatnya pengiring. Selain itu guru memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan harapan
pendidikan, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang optimal, melalui
berbagai pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar.
Dalam memainkan perannya sebagai seorang guru, keterampilan mengajar
sangat mempengaruhi hubungan sosial antara guru dan siswa. Hal ini di
perlukan untuk mengaktualisasikan proses belajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Hubungan sosial atau interaksi
antara guru dan siswa yang baik akan tercipta suasana lingkungan yang baik
pula. Oleh karena itu diperlukan keterampilan khusus sebagai syarat untuk
mengajar yang harus dimiliki setiap guru.
Keterampilan mengajar merupakan sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan
bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar
berlangsung. Adapun salah satu keterampilan untuk mengajar yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan memberikan penguatan atau
disebut dengan reinforcement. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Dengan pemberian respon tersebut maka siswa akan terdorong untuk
memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya
dalam belajar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan melalui memberikan respon positif atau jenis penguatan yang tepat
dan variatif kepada siswa. Dengan harapan dapat menghantarkan siswa kepada
kesuksesan dalam studinya di sekolah. Sebaliknya jika seorang guru selalu
memberikan respon negatif dan kurang memberikan respon positif dalam
proses pembelajaran, akan menjadikan siswa kurang termotivasi dalam belajar
sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya di
sekolah.
Untuk membenahi proses pembelajaran agar menjadi lebih baik dan
terarah, maka perlu adanya penggunaan penguatan yang tepat, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan diharapkan siswa dapat memahami dan
mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya mata
pelajaran IPS. Semakin efektif pemberian penguatan oleh guru akan semakin
tinggi hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang diyakini memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap keberhasilan peserta didik dalam menjalani proses
belajarnya di sekolah. Faktor-faktor tersebut mulai dari profesionalisme guru,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ketersediaan sarana dan prasarana belajar, kurikulum, bahan belajar
maupun faktor-faktor yang terkait langsung dengan siswa selaku peserta didik
dalam menerima dan menjalani aktivitas belajar. Ada tiga komponen yang
harus dimiliki oleh anak agar dirinya dapat melakukan kegiatan proses
belajar, yaitu minat, perhatian dan motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Suatu
kekuatan atau tenaga atau daya dalam diri individu yang merupakan satu
keadaan kompleks yang menyangkut kesiapsediaan individu untuk bergerak
ke arah tujuan, baik disadari maupun yang tidak disadari. Motivasi
belajar, baik yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun yang
berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik) Diyakini sebagai salah satu faktor
penting yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Motivasi
belajar yang baik ditandai dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan dapat terlihat dari
keaktifannya dalam proses pembelajaran. Aktivitas atau keaktifan belajar juga
dapat dilihat sikap atau antusias peserta didik dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
Di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa
yang hanya mengikuti ritme yang diciptakan oleh guru tanpa berusaha untuk
mengembangkan kreasinya. Siswa tidak berusaha mencari informasi yang
seluas-luasnya dari guru. Masih sedikit sekali siswa yang mengoptimalkan
fungsi perpustakaan atau
laboratorium yang ada di sekolah. Masih sangat
sedikit siswa yang mau bereksperimen dan menggali sendiri materi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sedikit sekali siswa yang mempunyai kebiasaan membaca dan berdiskusi
untuk memecahkan suatu persoalan. Siswa dapat dinyatakan memiliki
aktivitas belajar optimal manakala ia menunjukkan sikap yang antusias
dalam menjalani aktivitas belajar. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa
tidak semua siswa yang memiliki keaktifan atau menjalani aktivitas belajar
secara optimal, baik di rumah maupun di sekolah.
Tidak semua kelas siswanya menunjukkan aktivitas belajar yang
tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Kelas seperti ini siswa kurang
aktif dalam mengajukan pertanyaan dan relatif kurang dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Aktivitas belajar yang terjadi di kelas
cenderung kurang hidup di mana siswa kurang sekali bahkan tidak
mengajukan pertanyaan dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Bahkan tidak sedikit yang menunjukkan sikap kurang serius dalam
mengikuti pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang muncul antara lain :
1. Guru kurang memberikan perhatian kepada siswa
2. Guru kurang memahami keinginan siswa
3. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa
5. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang sudah diidentifikasi pada penelitian ini dibatasi
agar memperoleh hasil yang tajam dan tidak menyimpang dari apa yang
diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah : Hubungan
Penguatan Terhadap Siswa dan Aktivitas Belajar Siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates semester satu tahun ajaran 2012/2013
D. Perumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan
Wates Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Apakah ada hubungan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar
mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates
Tahun Ajaran 2012/2013?
3. Apakah ada hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas
belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hubungan penguatan terhadap siswa dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan
Wates Tahun Ajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Untuk mengetahui hubungan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun
Ajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui hubungan antara penguatan terhadap siswa dan
aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V
SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013.
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan yang bermanfaat bagi
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan sosial khususnya yang
berkenaan dengan pemberian penguatan terhadap siswa dan aktivitas
belajar dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar.
b. Bagi guru: sebagai tambahan informasi yang berkaitan dengan
penguatan siswa dan aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar
c. Bagi sekolah: menjadikan masukan bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Penguatan
1. Pengertian Penguatan
Penguatan dalam bahasa asing disebut dengan Reinforcement.
Reinforcement menurut Samion AR dkk (2010 : 69) adalah : “Respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.” Sebuah aktivitas yang diikuti
oleh efek yang menyenangkan cenderung akan diulang lagi dalam situasi
yang sama; sebaliknya sebuah aktivitas yang diikuti dengan efek yang
tidak menyenangkan cenderung tidak akan diulangi lagi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penguatan
adalah suatu penghargaan dalam bentuk pemberian respons positif oleh
guru terhadap tingkah laku positif siswa yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Dalam penguatan yang negatif sebaiknya dihindari walaupun
pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah
motivasi, penampilan, maupun tingkah laku siswa. Penguatan negatif bisa
memiliki akibat yang kompleks dan secara psikologis agak kontraversial.
Akibat yang muncul misalnya: siswa menjadi frustasi, pembangkang, atau
merasa bangga dengan adanya hukuman pada diri siswa.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Secara umum, keterampilan dapat diartikan sebagai suatu keahlian
atau kecakapan khusus (skill) yang dimiliki seseorang dengan suatu hasil
yang dapat mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain. Keterampilan
yang dimiliki seseorang sangat berperan penting untuk kepentingan profesi
masing-masing. Sebagai contoh misalnya orang yang memiliki profesi
sebagai guru, harus memiliki keterampilan mengajar.
“Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerjanya secara profesional” (Suprayekti, 2003 : 11).
Keterampilan ini menunjukkan bagaimana guru memperlihatkan
perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Udin
Syaefudin Sa'ud (2010 : 55) menyatakan bahwa “Mengajar lebih sering
dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara
integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.”
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud tentunya
dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka
pengajar harus memberdayakan diri sendiri dengan keterampilan-
keterampilan yang dimilikinya kepada siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Penguatan
Penghargaan atau penguatan memiliki dampak positif bagi
seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari penghargaan akan memotivasi
seseorang untuk meningkatkan usaha dan pekerjaannya. Begitu pula dalam
kegiatan belajar mengajar, penghargaan atau penguatan dapat memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya terutama mata pelajaran IPS.
Dengan pemberian penguatan, siswa akan merasa bangga terhadap hasil
pekerjaanya, maka selanjutnya akan berusaha mengerjakan tugas lebih
baik lagi.
Adapun tujuan memberi penguatan yaitu: “Meningkatkan perhatian
siswa, membangkitkan dan memelihara perhatian siswa, memudahkan
siswa belajar, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang
kurang positif, serta mendorong munculnya tingkah laku yang positif.”
(Samion AR, 2010 : 70). Sejalan dengan itu, menurut pendapat Buchari
Alma, (2009 :30) menyatakan tujuan memberi penguatan adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatkan perhatian siswa
b. Memperlancar/memudahkan proses belajar
c. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
d. Mengontrol atau mengubah sikap suka mengganggu dan
menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif
e. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar
f. Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik/diergen dan inisiatif
pribadi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari memberikan penguatan yaitu membangkitkan dan
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh misalnya pemberian penguatan terhadap
penyelesaian hasil pekerjaan (PR) siswa. Guru IPS dapat memberikan
pujian tentang kualitas tugasnya seperti kerapian tata tulis dan
keindahannya. Dengan penguatan, siswa akan terdorong untuk lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
meningkatkan usaha atau kegiatannya, bahkan dapat memperbaiki tingkah
lakunya.
3. Komponen - komponen Penguatan
Menurut Samion AR dkk (2010 : 73)“ Keterampilan memberi
penguatan ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu : 1) penguatan verbal,
2) penguatan non verbal”
a. Penguatan Verbal (Verbal Reinforcment)
Penguatan verbal adalah penghargaan atau respons positif oleh
guru terhadap tingkah laku siswa dalam bentuk lisan atau ucapan.
Dalam hal ini kata-kata pujian kepada siswa sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Dengan kata-kata pujian yang diberikan oleh guru, akan merangsang
motivasi dan kepercayaan diri siswa untuk meningkatkan usaha
belajarnya.
Udin Syaefudin Sa'ud (2010 :65) menyatakan bahwa : “ Penguatan
verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya.” Kata-kata yang
dimaksud misalnya : “pintar sekali!”, “bagus!”, “betul!”, “seratus buat
Nani!”.
b. Penguatan Non Verbal
Penguatan non verbal adalah penghargaan atau respons positif
oleh guru terhadap tingkah laku siswa dalam bentuk bahasa tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sedangkan menurut Samion AR (2010 : 73-74) penguatan non verbal
meliputi:
1) Penguatan berupa mimik dan gerak badan
2) Penguatan dengan cara mendekati
3) Penguatan dengan kegiatan
4) Penguatan dengan sentuhan
5) Penguatan berupa simbol atau benda
6) Penguatan tidak penuh
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa banyak cara dalam memberikan penguatan secara non verbal.
Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penguatan Gestural (Gestural Reinforcement)
Penguatan ini berupa gerakan mimik dan badan, misalnya
acungan jempol, senyuman, kerut kening, menunjuk, tanda ok,
wajah cerah, anggukan, tepuk tangan. Penguatan gestural biasanya
disertai dengan penguatan verbal. Misalnya guru memuji siswa
yang telah berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
dengan mengucapkan kata “Bagus” sambil tersenyum dan
mengacungkan ibu jari, namun tidak selalu bersama dengan
penguatan verbal.
2) Penguatan Mendekati (Proximity Reinforcement)
Jika guru berusaha mendekati salah satu siswa, hal ini
terkesan guru perhatian terhadap usaha atau pekerjaan siswa
tersebut. Pendekatan ini berupa berjalan mendekati, berdiri dan
duduk di samping siswa dan sebagainya. Misalnya guru mendekati
di suatu kelompok siswa yang mengerjakan tugas sambil berdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
atau duduk dekat kelompok itu, ia memberikan penguatan-
penguatan verbal seperlunya, dengan demikian penguatan ini dapat
merangsang siswa dalam mengikuti pelajaran.
3) Penguatan Sentuhan (Contact Reinforcement)
Penguatan ini tentunya disesuaikan dengan umur, jenis
kelamin, kesesuaian tingkat sekolah atau kebudayaan setempat.
Penguatan sentuhan adalah penguatan yang diberikan oleh guru
kepada siswa melalui kontak fisik secara langsung berupa tepuk
bahu, tepuk punggung, menaikkan tangan siswa, menjabat tangan.
Sama halnya dengan penguatan mendekati, penguatan sentuhan
juga memperlihatkan perhatian guru kepada siswanya.
4) Penguatan Kegiatan (Activity Reinforcement)
Penguatan kegiatan adalah penguatan yang diberikan oleh
guru kepada siswa berupa aktivitas-aktitas di kelas atau tugas-tugas
yang menyenangkan siswa. Dalam hal ini guru dapat menggunakan
kegiatan -kegiatan yang disenangi oleh siswa, misalnya: apabila
siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka ia dapat
diminta untuk membantu atau memimpin teman lainnya. Contoh
lain misalnya siswa yang memperoleh prestasi terbaik di kelas,
diberi penguatan, yaitu dengan cara diberikan tugas untuk
memimpin paduan suara.
5) Penguatan simbol atau benda (Token Reinforcement)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berbagai ragam simbol atau benda yang dapat diberikan
kepada siswa berupa pemberian hadiah, bintang komentar tertulis
pada pekerjaan, bintang yang diberikan kepada siswa sebagai
kehormatan, tanda betul pada buku siswa sebagai pemberian saran
yang bersifat membangun.
6) Penguatan Tak Penuh
Penguatan ini diberikan pada siswa apabila menjawab
sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh langsung
menyalahkan siswa, tetapi sebaliknya memberi penguatan tidak
penuh misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih dapat
disempurnakan”. Kemudian diminta siswa lain untuk
menyempurnakannya. Dengan ini siswa dapat mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya salah dan mendapat dorongan untuk
menyempurnakannya.
B. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Belajar memerlukan proses tahapan aktivitas dan seorang siswa
dikatakan mempunyai aktivitas belajar bilamana dalam praktiknya
siswa melakukan proses kegiatan yang dapat dikatakan sebagai aktivitas
belajar. Kata aktivitas secara etimologis dapat diartikan dengan kegiatan
atau kesibukan. Aktivitas merupakan perbuatan yang dilakukan
oleh seseorang dengan menerima, mengolah, menyimpan dan
menggejalakan pengaruh yang berasal dari luar. Fuad Hassan, dkk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(2003: 2) mendefinisikan kata aktivitas atau activity dengan
"Kegiatan; keaktifan; istilah umum yang mencakup keadaan tanpa
istirahat, berlari, mencari-cari dan beraneka ragam reaksi terhadap
rangsangan lingkungan". Dari berbagai pendapat di atas dapat dipahami
bahwa kata aktivitas tidak hanya merujuk pada kegiatan yang bersifat
motorik seperti berjalan atau berbicara semata, melainkan juga merujuk
pada kegiatan kognitif (perolehan pengetahuan). seperti memperhatikan,
mendengarkan, mengingat, berpikir, merasakan, bahkan aktivitas seperti
menangis, merasakan bahagia atau sedih. Itu semua dapat disebut sebagai
aktivitas.
Adapun belajar merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan pengetahuan, baik yang bersifat kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Hasil
belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang relatif
menetap. Bentuk perubahan tingkah laku akibat belajar seperti dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah (2000: 3)
menyatakan, "Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor". Pendapat lain tentang
belajar sebelumnya dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1992: 84-85)
yang menyatakan, "Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah
laku yang lebih buruk". Sedangkan menurut Thursan Hakim (2000:
1) menyatakan: "Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya fikir dan lain-lain kemampuan".
Bertolak dari paparan di atas dapat menyimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil latihan atau pengalaman. Memperhatikan definisi tentang
aktivitas dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah
aktivitas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan atau keaktifan yang
mengarah kepada tindakan belajar.
2. Bentuk Aktivitas Belajar
Ada beberapa aspek dalam aktivitas belajar sebagaimana dikemukakan
Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) yakni: “ Mengamati,
mengklarifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan
menyimpulkan”. Beberapa bentuk aktivitas belajar menurut Moh. Uzer
Usman (2001: 22) membuat penggolongan aktivitas belajar sebagai
berikut:
a. Aktifitas visual (visual activities), seperti membaca, menulis,
bereksperimen dan berdemonstrasi.
b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak,
tanya jawab, diskusi, menyanyi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti
mendengarkan penjelasan guru, pengarahan dan ceramah.
d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam ,atletik, menari, dan
melukis.
e. Aktivitas menulis (writing activities), seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Berikut ini diuraikan mengenai aktivitas-aktivitas tersebut.
a. Aktivitas Visual
Aktivitas visual berhubungan dengan penglihatan, atau panca
indera. Moh. Uzer Usman (2001:22) mengatakan: “Aktivitas visual
(visual activities) seperti membaca, melihat penjelasan dan
mengamati”. Kemudian Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:24)
mengatakan: “Aktivitas visual meliputi membaca, melihat gambar-
gambar, atau mengamati”. Selanjutnya Oemar Hamalik (2003:172)
mengatakan: “Aktivitas visual diwujudkan melalui membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain”. Jadi dapat dikatakan
bahwa aktivitas visual adalah aktivitas yang berhubungan dengan
sesuatu yang dapat di lihat, seperti membaca, melihat penjelasan guru
dan mengamati penjelasan guru.
Salah satu bentuk aktivitas visual siswa adalah membaca.
Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling efektif. Bagi siswa
yang memiliki bakat dan minat belajar yang besar, mereka akan aktif
untuk membaca buku-buku pelajarannya. E. P. Hutabarat (2007:41)
mengatakan: “Membaca adalah proses dimana pikiran kita
menerjemahkan lambang-lambang yang tertulis atau tercetak menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
gagasan yang ingin disampaikan penulis dan upaya untuk memahami
gagasan itu”. Jadi dengan membaca akan diperoleh informasi dari
materi tersebut. Sehingga siswa bisa memahami makna bacaan yang
tersirat dalam buku bacaannya. Jadi membaca buku sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu
wujud aktivitas belajar siswa dapat di lihat dari rajinnya siswa perlu
membaca buku pelajaran secara berulang-ulang untuk dapat mengerti
dan memahami bahan yang sedang dipelajarinya. Dengan membaca
siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien.
Aktivitas visual lain yang tampak dari siswa adalah melihat
media pembelajaran yang digunakan guru dan mengamati penjelasan
guru. Media yang ada di depan kelas, pasti dilihat oleh siswa. Materi
yang disampaikan akan menarik perhatian siswa dikarenakan guru
mengikutsertakan media di dalamnya, dengan demikian siswa akan
mengamati dengan seksama pula apa yang dijelaskan oleh guru di
depan.
b. Aktivitas Lisan
Aktivitas lisan adalah aktivitas yang berhubungan dengan
kegiatan seperti bercerita, tanya jawab, atau diskusi. Moh. Uzer Usman
(2001:22) mengatakan: “Aktivitas lisan (oral activities) seperti
bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi”. Kemudian Oemar
Hamalik (2003:172) mengatakan: “Aktivitas lisan berhubungan dengan
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi”. Selanjutnya Sardiman A.
M. (2008:101) mengatakan: “Oral Activities, yang termasuk
menyatakan pendapat, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, atau diskusi”. Jadi yang termasuk
dalam aktivitas lisan ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan
suatu perkataan yang diucapkan lewat mulut seperti bercerita, membaca
sajak, tanya jawab, diskusi, mengajukan saran atau pendapat dan hal-
hal lain yang berhubungan dengan lisan.
Diskusi merupakan salah satu bagian dari aktivitas lisan siswa.
Melalui melalui diskusi kelompok, siswa dapat bertukar pikiran dalam
memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Kekompakan dalam
kelompok, ditambah dengan tepukan tangan dari guru karena dapat
menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar dapat semakin
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dalam diskusi kelompok siswa
diajak dalam diskusi bukan hanya belajar bagaimana berinteraksi sosial
dan kemampuan komunikasi yang berkembang, tapi belajar untuk
mengambil jawaban/tanggapan untuk apa yang telah mereka pelajari.
Jadi melalui diskusi kelompok, siswa dapat bertukar pikiran dalam
memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Kekompakan dalam
kelompok, ditambah dengan tepukan tangan dari guru karena dapat
menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar dapat semakin
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Proses pembelajaran di kelas akan terasa kaku dan sunyi apabila
tidak ada proses tanya jawab. Suasana kelas akan terasa ramai jika
setelah penyampaian materi pelajaran, guru melaksanakan proses tanya
jawab di dalam kelas. Dalam tanya jawab akan ada proses bertanya dan
proses menanggapi pertanyaan yang diberikan. J.J. Hasibuan dan
Moedjiono (2009:14) mengatakan:
Dalam proses pembelajaran, proses tanya jawab memegang
peranan yang penting, sebab pertanyaan yang disusun baik
dengan teknik pengajuan yang tepat akan membangkitkan minat
dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan dan mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif
siswa sebagian besar berpikir itu sendiri adalah bertanya.
Pendapat di atas menandakan bahwa proses tanya jawab besar
pengaruhnya terhadap minat dan rasa ingin tahu siswa serta dapat
mengembangkan pola berpikir aktif siswa.
c. Aktivitas Mendengarkan
Aktivitas mendengarkan adalah aktivitas yang berhubungan
dengan kegiatan seperti mendengarkan penjelasan guru atau
mendengarkan pengarahan dari guru. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Moh. Uzer Usman (2001:22) yang mengatakan bahwa
aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan
penjelasan guru, mendengarkan pengarahan dari guru”. Selanjutnya
Syaiful Bahri Djamarah (2002:38) mengatakan: “Mendengarkan adalah
salah satu aktivitas belajar”. Jadi aktivitas mendengarkan lebih
mengarah pada konsentrasi mendengar setiap penjelasan guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
proses pembelajaran, walaupun terdapat pengecualian untuk sekolah-
sekolah luar biasa yang siswanya mempunyai keterbatasan salah satu
panca indera mereka.
Sekolah-sekolah yang siswanya termasuk normal, aktivitas
mendengarkan amat diperlukan, karena setiap orang yang belajar di
sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru
menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan
mendengarkan apa yang guru sampaikan. Menjadi pendengar yang baik
sangat di tuntut dari mereka. Memang benar bahwa mendengar terjadi
dengan sendirinya. Tapi mendengarkan adalah suatu kegiatan yang
harus dikerjakan. A.G. Lunandi (2001:30), menyebutkan beberapa
saran agar kegiatan mendengarkan dapat membawa hasil diantaranya,
yaitu:
1) Dengarkan arti yang hendak disampaikan si pembicara, bukan
kata-kata yang diucapkan.
2) Usahakan tidak memenggal pembicaraan orang dengan
jawaban atau dengan cerita lain.
3) Pandai-pandai memetik inti sari dari apa yang dikatakan orang.
Berdasarkan pendapat di atas, jelas menandakan bahwa
mendengarkan amatlah penting agar kita mengetahui apa yang menjadi
pokok pembicaraan. Begitu pula halnya dengan aktivitas
mendengarkan bagi siswa. Siswa perlu mendengarkan apa inti dari
penjelasan yang disampaikan guru, tunda dahulu pertanyaan sampai
penjelasan selesai disampaikan, dan usahakan perhatian tetap terfokus
pada materi yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d. Aktivitas Menulis
Aktivitas menulis adalah aktivitas yang berhubungan dengan
kegiatan seperti mengarang, membuat makalah, membuat analisis atau
membuat resume, sebagaimana dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman
(2001:22) mengatakan: “Aktivitas menulis (writing activities) seperti
mengarang, membuat makalah, atau membuat surat”. Oemar Hamalik
(2003:173) mengatakan: “Aktivitas menulis adalah aktivitas yang
nampak dalam bentuk menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes
dan mengisi angket”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dapat dikatakan
sebagai aktivitas menulis adalah kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan tulis menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat
analisis dan membuat resume.
Membuat ringkasan sebenarnya bukanlah pekerjaan yang sulit.
Belajar dengan materi yang sudah diringkas memudahkan siswa untuk
memahami dan mengerti isi dari bahan yang dipelajarinya itu. Oleh
sebab itu, untuk dapat menguasai bahan pelajaran terutama pelajaran
IPS, siswa tidak bisa hanya satu kali belajar. Pelajaran yang sudah
didapat harus terus diulang untuk dapat mengulang pelajaran dengan
tepat siswa harus mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari. Dengan pemahaman dan pengulangan siswa akan mengingat
lebih banyak materi pelajaran dan ingatannya itu akan bertahan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
lama, sehingga pelajaran yang didapatnya atau dipahaminya bukan
hanya pelajaran-pelajaran baru tetapi pelajaran-pelajaran yang lama
juga dapat dipahaminya dengan lebih efektif.
Aktivitas menyimpulkan merupakan salah satu kegiatan penting
dalam proses belajar di kelas. Dengan memperhatikan kesimpulan yang
dibuat siswa dapat diketahui sejauh mana siswa telah memahami
materi-materi yang diberikan.
C. Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar penilaian sangat diperlukan, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sampai di mana kemampuan atau prestasi
yang dimiliki siswa setelah siswa mengikuti pelajaran. Sejak manusia
melakukan usaha mendidik anak-anaknya tentunya mereka telah melakukan
usaha menilai hasil-hasil usaha mereka dalam mendidik anak tersebut
walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Penilaian dalam kegiatan belajar mengajar itu terletak keputusan yang
didasarkan atas nilai. Dengan demikian kegiatan penilaian di sekolah
keberadaannya dianggap mutlak, sebab dengan adanya penilaian ini dapat
diketahui perkembangan siswa dalam menerima ilmu pengetahuan. Dari
penilaian ini diperoleh hasil yang dicapai dalam belajarnya atau prestasi
belajar.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang telah
dilakukan ) atau dikerjakan ( Depdikbud: 1990:700 ). Prestasi adalah segala
pekerjaan yang telah selesai, juga merupakan suatu hasil pekerjaan ( nilai )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari
sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu
obyek ( Nana Sujana : 1989 : 3 ). Untuk dapat menentukan nilai suatu obyek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dari pengertian tersebut juga dapat
dikatakan bahwa ciri-ciri penilaian adalah adanya obyek yang dinilai dan
adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan dengan
kriteria tersebut. Lebih khusus lagi yaitu dalam proses belajar mengajar,
Nana Sujana mendefinisikan bahwa " Penilaian hasil belajar adalah proses
memberikan nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu" ( Nana Sujana: 1989: 3 ). Pengertian tersebut
mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku siswa yang
diinginkan yang mencakup bidang pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Sejalan dengan pengertian tersebut, maka Nana Sujana ( 1989 : 3 - 4 ),
mengemukakan fungsi penilaian sebagai berikut :
a. Sebagai alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan
instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu
kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.
b. Sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional,
kegiatan belajar siswa, dan sebagainya.
c. Sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa
pada orang tua wali dalam laporan itulah dikemukakan kemampuan
dan kecakapan belajar siswa dalam bentuk nilai-nilai prestasi belajar
yang dicapai siswa.
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu.
Untuk memperoleh prestasi belajar yang merupakan cerminan dari usahanya,
maka diperlukan waktu untuk mendapatkanya.
Dari pengertian di atas , maka yang dimaksud prestasi belajar IPS adalah
tingkat penguasaan pelajaran IPS yang dicapai oleh siswa di dalam mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Untuk mengetahui prestasi belajar IPS tersebut, maka perlu diadakan
penilaian, baik berupa angka, huruf maupun kalimat yang terdapat dalam
raport. Nilai-nilai yang berada dalam nilai raport tersebut merupakan nilai
akhir atau nilai rata-rata siswa yang didapatkan dari nilai ulangan harian, nilai
tugas dan nilai tes sumatif.
Dari gambaran tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa untuk
mengetahui prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dapat diketahui dari
nilai post tes siswa SD Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran
2012/2013 yang di jadikan sebagai sampel penelitian.
D. Penelitian Yang Relevan
1. Resti Tri Retno Wulan. 2009. Hubungan Antara Pola Penguatan Guru
dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Tari
pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Kepanjen. Skripsi, Jurusan Seni dan
Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif
yang signifikan antara pola penguatan dengan prestasi belajar siswa kelas
VII di SMP Negeri 2 Kepanjen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ha diterima, yaitu karena ada
hubungan positif yang signifikan antara pola penguatan dengan prestasi
belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kepanjen. Berdasarkan analisis
data dengan menggunakan analisis korelasi, diperoleh r hitung (0,833) > r
table (0,178) maka Ho ditolak dan Ha diterima Artinya ada hubungan positif
antara variable pola penguatan dengan prestasi belajar.
2. Siti Munawaroh.2011. Pengaruh Aktivitas Belajar dan Partisipasi Siswa
dalam Kegiatan OSIS terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada SMP N 2
Penawangan Tahun ajaran 2010/2011, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kesimpulan penelitian ini adalah Aktivitas belajar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan analisis diperoleh t hitung>
t tabel, yaitu 3,023>2,052 dan nilai probabilitas signifikansi < 0,05
Kedua penelitian tersebut di atas memiliki relevansi dengan penelitian
yang ditulis oleh peneliti, yaitu menulis mengenai penguatan dan aktivitas
belajar serta prestasi belajar. Dalam penelitian Resti Tri Retno Wulan memiliki
relevansi variabel mengenai hubungan antara penguatan dan prestasi belajar.
Dalam penelitian Siti Munawaroh memiliki relevansi variabel penelitian, yaitu
aktivitas belajar dan prestasi belajar, tetapi dalam penelitian tersebut mencari
pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar.
E. Kerangka Berpikir
1. Penguatan dalam pembelajaran IPS akan mempengaruhi prestasi belajar IPS
dari siswa yang bersangkutan. Banyak siswa yang telah belajar dengan giat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan , maka untuk mengetahui
salah satu penyebabnya dapat ditinjau dari pemberian penguatan terhadap anak
didik.
2. Aktivitas belajar siswa yang baik dalam pembelajaran IPS yang
menyangkut pengetahuan, waktu belajar dengan tertib, membaca dan
membuat catatan dengan baik, mengulangi materi pelajaran yang telah
disampaikan di sekolah, konsentrasi belajar dengan baik, serta mengerjakan
tugas dan mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya. Dengan aktivitas belajar
siswa yamg semakin baik, maka akan meningkatkan dalam pencapaian
prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS.
3. Atas dasar pemikiran di atas, maka diperkirakan bahwa semakin baik
pemberian penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar siswa akan
semakin baik pula prestasi belajar IPS yang dicapainya.
Diagram kerangka berpikir :
Penguatan, dengan aspek:
1. Verbal
2. Non verbal
prestasi Belajar IPS Aktivitas belajar, dengan
aspek:
1. Aktivitas visual
2. Aktivitas Lisan
3. Aktivitas
Mendengarkan
4. Aktivitas Menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
ini adalah :
1. Adanya hubungan yang positif antara penguatan terhadap siswa dengan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan
Wates tahun ajaran 2012/2013
2. Adanya hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan prestasi
belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates
tahun ajaran 2012/2013
3. Adanya hubungan yang positif antara penguatan terhadap siswa dan
aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada SD Muhammadiyah di Kecamatan Wates,
Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Alasan mengambil SD
Muhammadiyah sebagai obyek penelitian karena dalam satu kecamatan
SD Muhammadiyah tidak terlalu banyak seperti halnya SD negeri, hal
tersebut juga sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan SD
Muhammadiyah sebagai objek penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester satu tahun ajaran 2012/2013.
Tabel 3.1. waktu penelitian:
Kegiatan
penelitian
Bulan
Mei
„12
Juni
„12
Juli
„12
Agust
„12
Sept
„12
Okt
„12
Nop
„12
Des
„12
Menyusun
Proposal √ √
Seminar
Proposal
√
Menyusun
Instrumen
√
Uji Coba
Instrumen
√
Pengumpulan
Data
√ √
Analisis Data √
Laporan
Penelitian
√ √
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
B. Metode Penelitian
Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan sebuah penelitian
diperlukan metode yang sesuai dengan masalah dan tujuan. Menurut
Hadari Nawawi (2007:65) bahwa “Metode pada dasarnya berarti cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan pendapat ahli tersebut,
dapat dikatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau strategi yang
dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah demi tercapainya tujuan
yang diinginkan.
Selanjutnya dalam Hadari Nawawi (2007:66-88) terdapat metode
dalam penelitian ilmiah. Metode tersebut adalah: “Metode Deskriptif,
Metode Eksperimen, Metode Historis dan Dokumenter serta Filosofis”.
Metode yang dapat digunakan oleh seorang peneliti harus tepat dan sesuai
dengan masalah yang akan diteliti, untuk menghindari berbagai macam hal
yang dapat menghambat dalam memperoleh data yang akurat.
Adapun metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian deskriptif
dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan objek
permasalahan dan pembahasan. Dengan demikian metode deskriptif
merupakan cara yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan
dalam penelitian, guna menggambarkan masalah atau keadaan dalam
penelitian. Penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya
mengenai hubungan antara hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain atau lebih dari 2 variabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasional, yaitu merupakan bagian dari penelitian ex
postfacto untuk mencari hubungan antar variabel tanpa ada upaya untuk
memengaruhi atau memanipulasi variabel. Penelitian ini termasuk
deskriptif korelasional untuk menemukan ada atau tidak hubungan antara
variabel, apabila ada hubungannya maka berapa besar hubungan tersebut.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penguatan terhadap
siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS di Sekolah Dasar
Muhammadiyah pada semester pertama (semester ganjil) di Kecamatan
Wates tahun ajaran 2012/2013
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Sugiyono (2011 : 3) mengatakan bahwa “Variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya ”. Suharsimi Arikunto (2004: 91)
mengatakan "Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik sasaran suatu pengamatan dalam penelitian". Berdasarkan
pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa variabel penelitian itu
meliputi faktor - faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat.
Restu Kartiko Widi (2010) : 164) mengartikan : “ variabel bebas
adalah suatu penyebab yang bertanggung jawab membawa
perubahan dalam suatu fenomena atau situasi”. Sedangkan Nana
Sudjana (1987:10) mengatakan: “ variabel bebas adalah variabel
penyebab atau variabel operasional yang mempengaruhi variabel
lain ”. dari pendapat tersebut maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas adalah merupakan variabel yang
dapat mempengaruhi variabel terikat.
Sebagaimana halnya dengan variabel bebas, maka dalam
penelitian ini ada variabel terikat. Restu Kartiko Widi (2010:164)
mengatakan :” variabel terikat adalah dampak atau hasil yang
diperoleh akibat adanya perubahan dari variabel bebas”. Variabel
terikat adalah variabel yang ada atau munculnya ditentukan atau di
pengaruhi oleh variabel bebas (Zuldafrial, 2010 : 15). Dari definisi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel terikat adalah
merupakan variabel yang muncul atau dipengaruhi adanya variabel bebas.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional berfungsi menjelaskan variabel penelitian
menjadi gejala - gejala yang akan diungkapkan dalam penelitian sehingga
dapat diukur. Adapun variabel penelitian yang didefinisikan secara
operasional adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a. Variabel bebas (X1 dan X2)
(X1) : Penguatan terhadap siswa
Penguatan adalah kemampuan dalam memberikan respon positif
terhadap suatu tingkah laku siswa yang memungkinkan siswa
mengulangi tingkah laku tersebut. Memberikan penguatan meliputi 2
(dua) komponen yaitu:
1) Penguatan verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang diberikan dalam bentuk
lisan berupa kata-kata / kalimat pujian atau dukungan.
2) Penguatan non verbal
Penguatan non verbal adalah penguatan yang diberikan melalui
bahasa tubuh, misalnya: mimik wajah, gerakan badan, sentuhan,
maupun komentar pada buku siswa.
(X2) : Aktivitas Belajar
Adapun yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran di dalam penelitian ini adalah jenis-jenis aktivitas belajar
yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas
belajar tersebut dapat berupa: membaca, mendengarkan penjelasan
guru, mencatat serta mengungkapkan pendapat maupun bertanya.
b. Variabel terikat (Y) : Prestasi Belajar
Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat
keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran IPS di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sekolah, yang dinyatakan dengan skor dari nilai dari test akhir pada
mata pelajaran IPS, dalam hal ini adalah nilai tes setelah pelajaran
selesai dari siswa yang diteliti.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Setelah variabel dirumuskan, maka perlu ditetapkan populasi sebagai
sumber data penelitian. Menurut Hadari Nawawi (2007:150) berpendapat
populasi adalah ”Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu di dalam suatu penelitian”. Selanjutnya Urai Husna Asmara
(2002:2) “Populasi adalah keseluruhan nilai sumber data yang mungkin
diperoleh dari hasil perhitungan atau pengukuran, baik bersifat kuantitatif
dan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester
pertama (ganjil) di SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran
2012 / 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang di ambil dengan cara
tertentu. Menurut Hadari Nawawi (2007:152-153) “Sampel adalah bagian
dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu
penelitian”. Menurut Sutrisno Hadi (1986 : 256) “Sampel dalam suatu
penelitian adalah sebagian dari sarana penelitian atau individu yang
diselidiki. Sampel harus benar-benar mewakili populasi supaya
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari sampel tetap berlaku untuk
seluruh populasi penelitian”.
Berdasarkan pernyataan di atas Suharsimi Arikunto (1987 : 108)
mengatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik
diambil semua dan merupakan penelitian populasi. Tapi jika jumlahnya
lebih besar dari 100 maka diantara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”.
Memandang jumlah populasi beberapa Sekolah Dasar, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampelnya adalah
teknik Cluster Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bukan secara
random individual, tetapi random secara kelompok. Maka dalam penelitian
ini terpilih dua Sekolah Dasar yang dijadikan sampel penelitian.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selain diperlukan metode dan bentuk
penelitian yang tepat, maka diperlukan teknik dan alat pengumpulan data
yang tepat. Selain itu kemampuan dan kecermatan sebuah penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang tepat sangat berpengaruh
pada obyektivitas hasil penelitian. Untuk memperoleh data yang obyektif
agar dapat memecahkan masalah dalam penelitian ini maka diperlukan
teknik pengumpulan data yang tepat.
Menurut Hadari Nawawi (2007:100-101) menyatakan ada 6 macam
teknik penelitian sebagai alat pengumpulan data yaitu:
1. Teknik observasi langsung
2. Teknik observasi tidak langsung
3. Teknik komunikasi langsung
4. Teknik komunikasi tidak langsung
5. Teknik pengukuran
6. Teknik studi dokumenter
Berdasarkan pendapat di atas dan memperhatikan jenis data yang
akan dikumpulkan, maka teknik pengumpul data diperlukan adalah:
a. Teknik komunikasi tidak langsung
Menurut Hadari Nawawi (2007:101) mengatakan “teknik ini
adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan
hubungan tidak langsung atau dengan perantaraan alat, baik berupa alat
yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan
itu”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti dalam pengumpulan
data penelitian dengan menggunakan perantara instrumen, yaitu angket
atau kuesioner.
b. Teknik studi dokumenter
Teknik Studi dokumenter ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang prestasi belajar IPS. Data prestasi belajar IPS diambil dari nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
post test siswa yang diteliti, yaitu nilai ulangan dari materi pelajaran
IPS yang di sampaikan dalam proses belajar mengajar dengan bentuk
soal pilihan ganda.
2. Alat Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data tentang penguatan dan aktivitas belajar,
maka digunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Instrumen yang
digunakan adalah bentuk kuesioner langsung dan tertutup. Kuesioner
langsung yaitu kuesioner yang langsung diberikan kepada responden yang
dikenainya, tanpa perantara ( Bimo Walgito:1991:37 ).
Sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner dengan
pertanyaan yang bentuknya tertutup yaitu responden tinggal memilih
jawaban alternatif yang telah disediakan ( Bimo Walgito: 1991: 36 ).
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a. Menjabarkan variabel ke dalam indikator maupun sub indikator bila
memungkinkan.
b. Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen berdasarkan indikator-
indikator yang telah dirumuskan.
c. Menjabarkan indikator maupun sub indikator ke dalam butir-butir
angket.
d. Menyusun angket yang terdiri dari pembuatan petunjuk pengisian
angket dan butir-butir angket.
Kuesioner merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui ( Suharsimi: 1993: 124 ).
Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang penguatan
dan aktivitas belajar siswa. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini selalu
diikuti oleh lima alternatif jawaban. Pada item (butir) positif untuk
masing-masing alternatif jawaban memiliki skor sebagai berikut :
Nilai 5 untuk alternatif : Sangat Sesuai ( SS )
Nilai 4 untuk alternatif : Sesuai ( S )
Nilai 3 untuk alternatif : Ragu-ragu ( R )
Nilai 2 untuk alternatif : Tidak Sesuai ( TS )
Nilai 1 untuk alternatif : Sangat Tidak Sesuai ( STS )
Pada item ( butir ) negatif , skor untuk masing-masing jawaban adalah :
Nilai 5 untuk alternatif : Sangat Tidak Sesuai ( STS )
Nilai 4 untuk alternatif : Tidak Sesuai ( TS )
Nilai 3 untuk alternatif : Ragu-ragu ( R )
Nilai 2 untuk alternatif : Sesuai ( S )
Nilai 1 untuk alternatif : Sangat Sesuai ( SS )
Berkaitan dengan alat pengumpul data prestasi belajar IPS, maka
alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar atau post
tes. Tes di berikan setelah siswa mengikuti proses belajar, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan
hal tersebut maka alat pengumpul data untuk tes hasil belajar
menggunakan tes tertulis (tes objektif) dengan bentuk soal pilihan ganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
F. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen sangat diperlukan di dalam suatu penelitian untuk
mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak digunakan dalam
penelitian atau tidak. Apalagi kalau instrumen tersebut merupakan instrumen
yang belum baku atau belum standard, dalam artian instrumen tersebut buatan
peneliti. Salah satu cara untuk mengadakan perbaikan instrumen penelitian
agar diperoleh alat ukur yang baik, yaitu dengan melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing. Sehubungan dengan itu instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel (
Suharsimi: 1993: 135 ).
1. Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran soal adalah perbandingan antara yang bisa
menjawab dengan benar dan banyaknya penjawab soal. Menurut
Saifuddin Azwar (2011:134) bahwa”taraf kesukaran suatu aitem
dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan Indeks Kesukaran Aitem
dan disimbolkan oleh huruf p”. Secara teori dikatakan bahwa p
sebenarnya merupakan probabilitas empirik untuk lulus item tertentu bagi
suatu kelompok siswa. Formulasi indeks kesukaran aitem yaitu:
P = n i/ N
P = indeks kesukaran aitem
n i= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = banyaknya siswa yang menjawab soal
Indeks tingkat kesukaran dapat ditentukan dengan menghitung suatu soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
yang dikerjakan dengan benar semua, sebagian benar atau semuanya salah
oleh siswa. Apabila semua dalam satu kelas siswa dapat menjawab
dengan benar, berarti soal tersebut mudah dan bila dalam satu kelas siswa
menjawab salah bahkan hampir semuanya salah berarti soal tersebut
tergolong dalam soal yang sukar.
2. Daya Beda
Daya beda di sebut juga indeks daya diskriminasi, menurut
Saifuddin Azwar (2011:137), bahwa” daya deskriminasi aitem adalah
kemampuan aitem dalam membedakan antara siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (yang
diwakili oleh kelompok rendah atau tinggi)”. Dalam satu kelompok siswa
kemampuan rendah tidak mampu menjawab dengan benar dengan jumlah
besar dalam kelompoknya, sedangkan dalam kelompok tinggi mampu
menjawab sebagian besar benar maka akan semakin besar daya
deskriminasinya. Rumus dalam daya pembeda yaitu :
D = n Ti/NT-n Ri/NR
Maka untuk menghitung dengan rumus tersebut di atas nilai siswa
dibagi menjadi kelompok dengan skor rendah dan skor tinggi. Hitungan
dengan daya beda yang sangat kecil berarti daya beda tidak berlaku
dengan baik, maka daya beda dengan angka di bawah 0,2 sebaiknya soal
tersebut tidak digunakan. Untuk lebih memastikan soal tersebut
digunakan atau tidak digunakan dalam suatu penelitian, maka dapat di
pastikan dengan uji validitas dan reliabilitas soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Analisis validitas yang digunakan adalah analisis butir, yaitu
menghitung korelasi antara skor-skor yang ada pada setiap butir yang
dimaksud dengan skor total. Instrumen tersebut dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila setiap butir pernyataan mempunyai daya
dukung yang tinggi terhadap skor total instrumen.
Dalam menghitung validitas setiap item angket digunakan rumus
korelasi product moment , yaitu :
2222 )()()()(
))(()(
YYNXXN
YXXYNrXY
Di mana :
r XY = koefisien korelasi suatu butir ( item ).
N = Cacah subyek
X = Skor butir nomor tertentu
Y = Skor total ( Sugiyono: 2010: 228 ).
Bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3),
maka instrumen dinyatakan valid (Sugiyono:2011:134). Setelah diperoleh
harga koefisien korelasi, kemudian dikonsultasikan dengan harga r
minimal 0,3. Apabila diperoleh rXY > 0,3, maka dikatakan item
pernyataan tersebut valid dan dipakai dalam penelitian. Tapi sebaliknya
jika harga rXY < 0,3, maka item pernyataan tersebut tidak valid dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dipakai dalam penelitian. Untuk butir soal yang di nyatakan valid maka di
uji dengan uji reliabelitas.
4. Uji Reliabelitas
Reliabelitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Suatu
alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat dipercaya.
Mengenai reliabelitas yang dimaksud pada prinsipnya menunjukkan sejauh
mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda
bila dilakukan kembali untuk mengukur subyek yang berlainan.
Uji reliabelitas angket menggunakan rumus alpha, karena skor butir
instrumen ini bukan 0 dan 1. Rumus alpha digunakan untuk mencari
reliabelitas instrumen yang skornya bukan 0 dan 1. Adapun rumus
alpha tersebut adalah :
r11 = k 1 - 2b
(k-1) 2t
Dengan keterangan :
r 11 = reliabelitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
b2 = jumlah varians butir
t2 = varians total ( Suharsimi: 1990: 236 ).
Perhitungan harga koefisien reliabelitas itu akan menentukan
instrumen tersebut reliabel atau tidak reliabel untuk penelitian pada
sampel atau populasi lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Pra Syarat
a. Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat.
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan data setiap variabel yang
akan di analisis harus berdistribusi normal, maka sebelum pengujian
hipotesis perlu dilakukan pengujian normalitas data(Sugiyono:2011:172).
Data yang berdistribusi normal adalah data yang bila di uji
normalitasnya, maka angka chi kuadrat lebih kecil dari chi kuadrat tabel.
Apabila chi kuadrat hitung lebih besar, maka data berdistribusi tidak
normal. Dalam uji normalitas maka data setelah di rangkum kemudian
menentukan interval kelas serta panjang kelas, menghitung frekuensi
harapan.
b. Linieritas
Uji prasyarat setelah uji normalitas adalah uji linearitas dengan
menggunakan rumus regresi sederhana. Regresi sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen
dengan satu variabel dependen.
Ŷ = a + bX
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat linear. Manfaat analisis regresi untuk membuat
keputusan naik atau menurun variabel dependen dapat dilakukan melalui
peningkatan independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Uji Hipotesis
Berkaitan dengan bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian
hubungan (interelationship studies). Maka penelitian ini merupakan
penelitian korelasi, yaitu suatu usaha untuk mencari hubungan antara variabel
bebas (X1), (X2) dengan variabel terikat (Y). Untuk Menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis 1 dan 2 dengan menggunakan perhitungan
statistik, yaitu menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
2222 )()()()(
))(()(
YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan:
rXY = Koefisien Korelasi
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑XY = Hasil skor variabel X dengan Y
N = Jumlah sampel
Tabel 3.2. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(sugiyono:2011:184)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Hasil dari koefisien korelasi (rXY) kemudian di konsultasikan dengan
ketentuan untuk mengetahui berapa kekuatan interpretasi koefisien
hubungan tersebut seperti pada tabel 3.2 tersebut di atas. Untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang ketiga dengan
menggunakan regresi ganda.
Ŷ = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, terlebih dahulu
melakukan persiapan penelitian agar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menemukan subjek
penelitian sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
penelitian ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perizinan penelitian
Sebagai salah satu rekomendasi terlaksananya penelitian secara
institusi, maka dikeluarkan surat permohonan survey penelitian dengan
nomor 3421/UN27.10.1.10/PP/12 tertanggal 17 juli 2012 yang ditujukan
kepada Kepala Sekolah SD Muhammadiyah. Berdasarkan surat
permohonan tersebut, maka peneliti melakukan observasi juga penelitian
di sekolah yang akan digunakan sebagai objek penelitian.
2. Menyusun Instrumen Penelitian
a. Menyusun kisi-kisi angket
Sebelum menyusun dan menentukan butir-butir soal pernyataan
untuk angket dan tes prestasi belajar, maka terlebih dahulu dibuat kisi-
kisi angket dan tes prestasi belajar berdasarkan variabel dan aspek-
aspek yang akan diteliti. Selengkapnya terdapat pada lampiran 1 dan 3.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Menyusun butir-butir pertanyaan
Berdasarkan kisi-kisi angket yang telah dibuat kemudian disusun
butir-butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur mengetahui
secara jelas tentang hubungan antara penguatan terhadap siswa dan
aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Dalam
penelitian ini, angket yang digunakan untuk variabel penguatan
terhadap siswa berupa pernyataan dan setiap pernyataan memiliki 5
(lima) pilihan jawaban. Sedangkan untuk variabel aktivitas belajar juga
berupa pernyataan dengan pilihan jawaban 5 (lima) pada setiap butir
pernyataan. Selengkapnya terdapat pada lampiran 2 dan 4. Kemudian
disusun butir - butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
tingkat prestasi belajar IPS. Dalam penelitian ini, tes pretasi belajar
yang digunakan butir soal pilihan ganda, dan setiap soal memiliki 3
pilihan jawaban. Selengkapnya terdapat pada lampiran 5.
Angket penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar yang telah
disusun kemudian diujicobakan kepada siswa di luar siswa sampel
penelitian di sekolah lain sebanyak 30 siswa. Hasil dari ujicoba
tersebut ada beberapa pernyataan dan soal yang tidak valid dan tidak
reliabel, maka bagian pernyataan dan soal tersebut tidak digunakan
dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabelitas angket penguatan
tersebut, maka ada beberapa butir angket penguatan yang tidak valid,
yaitu pernyataan no. 2, 7, 12, 17 dan 30. Kelima butir tersebut tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dapat di gunakan dalam penelitian, sehingga hanya 25 butir yang
dapat digunakan untuk penelitian. Hasil selengkapnya terdapat pada
lampiran 9 dan 10. Angka penghitungan reliabelitasnya adalah
0,911. Hasil penghitungan uji validitas yang memenuhi syarat adalah
dengan hasil r hitung minimal 0,3. Angka r hitung yang lebih besar
dari 0,3 maka 25 butir instrumen penguatan dapat digunakan sebagai
alat untuk penelitian.
Hasil perhitungan dari uji validitas dan reliabelitas angket aktivitas
belajar , maka ada beberapa butir angket yang tidak valid, yaitu no. 3,
6, 13, 17, 20 dan 24. Keenam butir tersebut tidak dapat di gunakan
dalam penelitian. Angka reliabelitas yang diperoleh adalah 0,894,
sedangkan dalam penghitungan angka validitas yang memenuhi
syarat dengan angka r hitung minimal 0,3, sehingga 24 butir
pernyataan angket aktivitas belajar dapat digunakan untuk penelitian.
Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 11 dan 12.
Soal tes prestasi belajar di uji cobakan kepada responden sebanyak
34 siswa. Soal tersebut sebelum diuji dengan validitas dan reliabilitas,
maka harus ditentukan tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D).
Setelah ditentukan tingkat kesukaran dan daya beda maka dapat di
ketahui soal yang mudah, sedang dan sukar dikerjakan oleh siswa
secara menyeluruh dari sampel. Serta dapat mengetahui daya beda
soal antara siswa yang dapat mengerjakan soal dengan siswa yang
tidak mampu mengerjakan soal tersebut. Soal tes yang memiliki daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
beda kurang dari 0,2 (dalam kategori jelek/buruk) tidak digunakan
dalam penelitian. Hasil selengkapnya terdapat dalam lampiran 13.
Selanjutnya soal tes prestasi di uji validitas dan reliabelitas dengan
tujuan untuk memastikan soal yang bisa digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabelitas tersebut, maka ada
beberapa soal yang tidak valid, yaitu no. 1, 11, 13, 24 dan 25. Kelima
soal tersebut tidak dapat di gunakan dalam penelitian, sehingga hanya
20 soal yang dapat digunakan untuk penelitian. Soal sejumlah 20 soal
kemudian diuji reliabilitas dengan teknik belah dua yang dianalisis
dengan rumus Spearman Brown. Hasil selengkapnya terdapat pada
lampiran 14. Untuk itu maka 20 butir instrumen di bagi menjadi dua
bagian, yaitu 10 soal dengan nomor ganjil dan 10 soal dengan nomor
genap. Dari korelasi kedua belah tersebut kemudian dihitung dengan
formula Spearman Brown sehingga mendapatkan angka 0,834,
sehingga soal tersebut dapat digunakan untuk penelitian. Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 15.
3. Data Penguatan
Penghitungan dengan statistik terhadap skor angket penguatan dari
sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan
Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 71, skor tertinggi
107, mean 92,15; median 93 dan modusnya 94, distribusi skor penguatan
terdapat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Penguatan
Interval Frekuensi Prosentase
71 - 76 – 2 3,33%
77 - 82
9 15%
83 – 88
10 16,67%
89 – 94
15 25%
95 – 100
11 18,33%
101–106
12 20%
107–112
1 1,67%
Total
60 100%
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi skor Penguatan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 101-106 107-112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4. Data Aktivitas
Penghitungan dengan statistik terhadap skor angket aktifitas dari
sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan
Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 74, skor tertinggi
107, mean 88,933 median 89 dan modus 89, distribusi skor aktifitas
terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Distribusi Frequensi skor Aktifitas
Interval Frekuensi Prosentase
74 - 78 3 5%
79 – 83 12 20%
84 – 88 12 20%
89 – 93 17 28,33%
94 – 98 9 15%
99 – 103 5 8,33%
104 – 109 2 3,34%
Total
60 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi skor Aktivitas Belajar
5. Data Prestasi
Penghitungan dengan statistik terhadap skor prestasi belajar dari
sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan
Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 60, skor tertinggi
90, mean 74,167 median 75 dan modus 70 dan 75, distribusi skor
penguatan terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Frequensi Skor Tes prestasi
Interval Frekuensi Prosentase
60 - 64 3 5%
65 – 69 7 11,67%
70 – 74 16 26,67%
75 – 79 15 25%
80 – 84 11 18,33%
85 – 89 6 10%
90 – 94 2 3,33%
Total
60 100%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
74-78 79-83 84-88 89-93 94-98 99-103 104-109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi skor Prestasi Belajar Siswa
B. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji prasyarat sebelum data dianalisis salah satunya yaitu dengan uji
normalitas. Pengujian normalitas dilakukan terhadap ketiga data variabel,
yaitu penguatan, aktifitas dan prerstasi belajar. Pengujian normalitas
dengan menggunakan Chi Kuadrat dengan cara merangkum data seluruh
variabel, menentukan jumlah kelas, panjang kelas dan menyusunya dalam
tabel distribusi frekuensi. Menghitung frekuensi harapan kemudian
menghitung menjadi harga Chi Kuadrat. Dari perhitungan tersebut maka
ketiga variabel tersebut kemudian di bandingkan dengan harga Chi
Kuadrat table dengan taraf signifikansi 1%, apabila Chi Kuadrat hitung
lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel maka data tersebut berdistribusi normal
seperti terangkum dalam tabel berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas
Variabel Chi Kuadrat Hitung Chi Kuadrat Tabel Keterangan
Penguatan 13,046 16,812 Normal
Aktifitas 15,317 16,812 Normal
Prestasi 7,780 16,812 Normal
Berdasarkan uji normalitas terhadap data ketiga variabel data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya
terdapat pada lampiran 21.
2. Uji Linearitas
Uji persyaratan yang kedua setelah uji normalitas yaitu uji linearitas.
Dalam penelitian ini menggunakan regresi sederhana untuk mengetahui
variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linear. Hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linear apabila uji linearitas
yang diperoleh dari proses hitungan statistik lebih kecil dari nilai dalam
tabel F.
Tabel. 4.5. Hasil Uji Linearitas
Hubungan F Hitung F Tabel Keterangan
Penguatan dengan Prestasi Belajar 0.731 1.65 Linear
Aktifitas dengan Prestasi Belajar 0.643 1.66 Linear
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa uji linearitas hubungan
penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar dan hubungan aktifitas
belajar dengan prestasi belajar menghasilkan nilai hitung Fhitung lebih
kecil dari F tabel. Dengan demikian hubungan antara masing-masing
variabel bebas dan terikat dinyatakan linear. Hasil uji linearitas
selengkapnya terdapat pada lampiran 22 dan 23.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah melalui tahap uji persyaratan analisis, maka langkah selanjutnya
melakukan pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis. Langkah pertama dalam analisis data yaitu dilakukan penghitungan
sesuai dengan jenis analisis statistik yang digunakan untuk mejawab masing-
masing masalah. Dalam penelitian ini seluruh angket diolah dengan
menggunakan teknik statistik, hasil analisis data tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Dalam pengujian hipotesis dibagi
menjadi dua bagian, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi produk
moment dan korelasi regresi ganda.
Selanjutnya dalam analisis data untuk menjawab rumusan masalah 1
dan 2 serta pengujian hipotesis, menggunakan rumus korelasi product
moment, yaitu sebagai berikut:
2222 )()()()(
))(()(
YYNXXN
YXXYNrxy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis
yang ke 3 yaitu hubungan kedua variabel bebas dengan satu variabel
terikat menggunakan korelasi ganda yang dihitung sebagai bagian dari
regresi linear ganda dengan rumus sebagai berikut :
Ŷ = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂
Setelah diketahui nilai korelasinya kemudian Berdasarkan tabel 4.6 di
bawah ini, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar untuk hipotesis
1 0,583 dan untuk hipotesis 2 adalah 0,533. Kedua angka tersebut
termasuk pada katagori “sedang”. Jadi terdapat hubungan yang sedang
antara varibel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Tabel 4.6. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Selanjutnya untuk mengukur signifikan atau tidak signifikan hasil
penghitungan korelasi, maka hasil perhitungan Variabel penguatan dengan
korelasi (r), yaitu 0,583 akan dibandingkan dengan nilai korelasi (r) tabel
nilai korelasi product moment dengan N =60, dengan taraf signifikan 5%
nilai 0,254. Variabel aktivitas belajar dengan angka korelasi hitungan
0,533 kemudian di konsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
5% dan N=60 dengan nilai 0,254. Kriteria pengujian untuk mengetahui
tingkat signifikan adalah sebagai berikut:
a. Jika korelasi (r) hitung lebih besar dari nilai korelasi (r) tabel, maka
hasil perhitungan signifikan, artinya terdapat hubungan antara variabel
X terhadap variabel Y.
b. Jika nilai korelasi (r) hitung lebih kecil dari nilai korelasi (r) tabel,
maka hasil perhitungan tidak signifikan, artinya tidak terdapat
hubungan antara variabel X terhadap variabel Y.
Nilai korelasi (r) hitung yang diperoleh adalah 0,583, sedangkan tabel
dalam taraf kepercayaan 5% dengan N=60 adalah 0,254. Dengan
demikian, nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari nilai korelasi (r) tabel,
atau 0,583 > 0,254. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel X terhadap Y. Atau terdapat hubungan yang signifikan antara
penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V.
Sedangakan r hitung dari variabel aktivitas belajar adalah 0,533. Dengan
demikian r hitung lebih besar dari pada r tabel, atau 0,533 > 0,254. Maka
terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar dengan prestasi
belajar IPS siswa kelas V. Pengolahan data untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis yang ketiga dengan regresi ganda
kemudian diperoleh angka korelasi sebesar 0,647, angka tersebut lebih
besar dari pada angka r hitung pada variabel penguatan maupun aktivitas
belajar yang dikorelasikan dengan prestasi belajar. Maka angka 0,647
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memiliki tingkat hubungan yang kuat, tetapi angka tersebut baru berlaku
untuk sampel yang diteliti. Koefisien korelasi tersebut dapat
digeneralisasikan, maka perlu di uji signifikansinya dengan formula :
Fh = (R²/k)/((1-R²)/(n-k-1))
Di Mana :
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independent
n = jumlah anggota sampel
Dari penghitungan menggunakan rumus tersebut maka di peroleh Fh =
20,5046. Harga ini kemudian dikonsultasikan dengan Ft dengan taraf
signifikan 5% yaitu 4.01. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih
besar dari Ft, 20,5046 > 4.01 maka koefisien korelasi ganda yang di uji
adalah signifikan dan dapat diberlakukan pada seluruh populasi.
Tabel. 4.7. hasil Uji Hipotesis
Hubungan Nilai Korelasi Nilai Tabel Keterangan
Penguatan dengan Prestasi
Belajar
0,583 0,254 Signifikan
Aktivitas Belajar dengan
Prestasi Belajar
0,533 0,254 Signifikan
Penguatan dan Aktivitas
dengan Prestasi Belajar
0,647 0,254 Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pengujian nilai koefisien dengan kriteria penerimaan dan penolakan
adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Nol (Ho) ditolak, berarti menerima hipotesis alternatif (Ha)
yaitu apabila r hitung > nilai r pada tabel.
b. Hipotesis Nol (Ho) diterima, berarti menolak hipotesis alternatif (Ha),
yaitu apabila nilai r hitung < nilai r pada tabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,583 dan 0,533 , korelasi ganda 0,647, sedangkan nilai r tabel
0,254. dengan, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dalam hal ini,
hipotesis yang diterima adalah hipotesis alternatif, yaitu terdapat hubungan
antara penguatan terhadap siswa dan Aktifitas belajar dengan prestasi
belajar IPS pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah Wates Kabupaten
Kulon Progo.
Besarnya persentase sumbangan relatif sebesar 100% terbagi menjadi
dua, yaitu untuk prediktor 1 adalah 59%, sedangkan untuk prediktor 2
adalah 41%. Setelah diketahui harga JKt dan JKreg, maka dapat
ditentukan efektifitas prediktor sebesar 42%, kemudian menghasilkan
hitungan sumbangan efektif prediktor 1 adalah 25% dan sumbangan
efektif prediktor 2 adalah 17%. Hasil sumbangan ini sejalan dengan harga
F yang menunjukkan prediktor 1 dan prediktor 2 berarti bagi kriterium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
D. Pembahasan
Guru yang memberikan pujian sewajarnya dan bervariasi, bahasa
yang lembut dan ramah, maka siswa akan merasa senang dan
nyaman dalam proses belajar di kelas. Setelah pengambilan data dan
dianalisa secara statistik, sehingga menghasilkan ryx₁ = 0,583 yang
lebih besar dari pada r tabel = 0,254. Hal ini sesuai dengan landasan
teori, karena dengan memberikan penguatan terhadap siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini sumbangan relatif
sebesar 59% dan sumbangan efektif adalah 25%. Besaran sumbangan
efektif tersebut mendukung prestasi belajar siswa, maka ada faktor lain
yang bisa memberikan sumbangan efektif agar prestasi belajar bisa
ditingkatkan lebih baik. Sedangkan pada penelitian Resti Tri Retno Wulan
hasil nilai korelasionalnya lebih tinggi yaitu 0,833.
Hipotesis kedua setelah pengambilan data dan dianalisa secara statistik
yang menghasilkan ryx₂ = 0,533 yang lebih besar dari pada r tabel = 0,254,
sehingga membuktikan hipotesis adanya hubungan antara aktivitas belajar
dengan prestasi belajar IPS. Siswa memiliki aktivitas belajar dengan baik
dan positip, memiliki kebiasaan belajar dengan baik dan tertib, belajar
dengan teratur dan pandai mengatur waktu untuk belajar akan dapat
mencapai prestasi yang baik. Hasil atau prestasi belajar yang baik juga
didukung oleh kerajinan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan penuh
perhatian, membuat catatan yang rapi, urut dan mudah untuk di baca serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dimengerti. Begitu juga dengan siswa yang memiliki kebiasaan membaca
buku dengan penuh konsentrasi, menghafalkan lalu meringkasnya dalam
sebuah catatan khusus secara garis besar maupun dalam catatan biasa,
tetapi digaris bawahi atau ditandai dengan tanda lainnya. Hal ini sesuai
dengan landasan teori, karena dengan menerapkan aktivitas belajar yang
baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini
sumbangan relatif sebesar 41% dan sumbangan efektif adalah 17%.
Besaran sumbangan efektif tersebut lebih kecil dari pada prediktor 1, maka
ada faktor lain yang bisa memberikan sumbangan efektif agar prestasi
belajar bisa ditingkatkan lebih baik.
Hipotesis yang ketiga adalah hubungan antara penguatan terhadap
siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS. Dengan
menggunakan olah data statistik korelasi regresi ganda, maka didapatkan
angka r =0,647. Sesuai dengan landasan teori, maka guru memberikan
penguatan baik verbal maupun non verbal tanpa berlebihan, sewajarnya
dan tulus dalam proses belajar mengajar bisa memberikan dorongan
mental semangat terhadap siswa untuk mengikuti dan belajar yang lebih
baik, dalam memperhatikan, mendengarkan, mencatat maupun
memberikan pendapat tanpa ada rasa takut disalahkan jawabanya. Prestasi
belajar yang baik juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas belajar yang baik
,serta adanya perhatian atau penguatan dalam proses belajar mengajar yang
diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melalui hasil yang
diperoleh setelah diadakan perhitungan secara statistik, maka secara umum dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penguatan terhadap
siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa
kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates
Secara khusus dapat pula ditarik kesimpulan–kesimpulan sebagai berikut:
1. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penguatan terhadap siswa
dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah
Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013, yang di tunjukkan dengan
koefisien korelasi 0,583
2. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar dengan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates
Tahun Ajaran 2012/2013, yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi 0,533.
3. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penguatan terhadap siswa
dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013, yang di
tunjukkan dengan koefisien korelasi 0,647.
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa penguatan terhadap siswa dan
prestasi belajar IPS positif, maka jika mengharapkan prestasi belajar yang baik,
harapan tersebut dapat diperoleh melalui penguatan yang bervariasi dan tepat
sasaran. Dengan penguatan tersebut tidak menutup kemungkinan siswa tersebut
paham terhadap pelajaran IPS yang diberikan oleh guru sehingga dapat
menghasilkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Dari kesimpulan di atas diketahui bahwa aktivitas belajar dan prestasi belajar
berhubungan positif dan signifikan. Bilamana menginginkan prestasi mata
pelajaran IPS yang baik, maka harapan tersebut dapat dicapai melalui perbaikan
aktivitas belajar siswa. Agar siswa memiliki aktivitas belajar yang baik, maka
dalam hal ini guru juga memiliki peranan penting untuk memotivasi siswa.
Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa hubungan penguatan terhadap
siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS dapat memberikan motivasi
bagi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar IPS. Dari tiga pemahaman
ini secara bersama-sama perlu mendapat perhatian apabila akan meneliti prestasi
belajar bidang studi IPS. Bilamana guru mengharapkan hasil prestasi belajar mata
pelajaran IPS yang lebih baik, maka guru harus memahami dan mengembangkan
pola-pola penguatan terhadap siswa serta guru juga memotivasi agar siswa
meningkatkan aktivitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
C. Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan:
1. Diharapkan kepada guru untuk mempertahankan dan mengoptimalkan
memberikan penguatan yang berperan dalam keberhasilan siswa di kelas, maka
disarankan kepada guru dalam proses belajar mengajar agar senantiasa
membiasakan memberikan penguatan.
2. Hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dan pelajaran lain pada
umumnya perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik dengan selalu memberikan
dukungan, penghargaan dan saran yang membangun
3. Diharapkan kepada guru untuk meningkatkan aktivitas visual siswa, yaitu
dalam memperhatikan penjelasan guru agar lebih memahami materi yang
disampaikan.
4. Diharapkan kepada guru untuk meningkatkan aktivitas lisan siswa, yaitu agar
lebih aktif dalam menjawab pertanyaan guru, maupun bertanya kepada guru.
5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk berusaha melakukan penelitian
lanjutan guna menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian ini.