hubungan antara motivasi belajar dan aktivitas …digilib.unila.ac.id/29005/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARDENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)NEGERI 4BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN2015/2016(Skripsi)
Oleh
Ardini Tyaswari
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARDENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)NEGERI 4BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN2015/2016
Oleh
Ardini Tyaswari
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan
aktivitas belajar dengan hasil belajar akuntansi siswadi SMK Negeri 4 Bandar
Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif dengan
pendekatan survey dan angket. Populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan
siswa kelas X akuntansi SMK Negeri 4 Bandar Lampung dan sampel 124
responden yang ditentukan dengan teknik sample penuh. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul melalui angket
diolah dengan program SPSS.Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada
hubungan antara motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar
akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
Kata kunci: motivasi, aktivitas, hasil belajar, akuntansi.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARDENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)NEGERI 4BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN2015/2016
Oleh
Ardini Tyaswari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan IPSProgram Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 21
November 1995 sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, putri
dari pasangan ayahanda Nurdin Hasboena, SE dan Ibunda
Hasriati, S.Sos.
Jenjang Pendidikan yang telah dilalui peneliti yaitu :
1. TK Mutiara Persit Kartika II-5 Tanjungkarang diselesaikan Tahun 2000
2. SD Negeri 2 Susunan Baru selesai Tahun 2006
3. SMP Negeri 25 Tanjung Karang selesai Tahun 2009
4. SMK Negeri 4 Bandar Lampung selesai Tahun 2012
Pada tahun 2012, peneliti memasuki Universitas Lampung sebagai mahasiswa
program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Selama menjadi Mahasiswa, penulis cukup
banyak mengalami suka duka dan bimbingan dari para sahabat, dosen dan orang
tua terutama saat-saat menjelang akhir menyelesaiakan tugas perkuliahan.
Peneliti juga sempat mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding
di Jakarta – Bali –Yogyakarta pada tahun 2015, dan Kuliah Kerja Nyata di SMP
Negeri 1 Biha Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun 2016.
Semoga setamat menyelesaikan pendidikan Strata I pada Program Pendidikan
Ekonomi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini, peneliti dapat
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi serta dapat mengabdikan diri pada
masyarakat demi kebaikan dan derajat yang lebih mulia, amin.
MOTTO
Tidak ada kebaikan, kecuali balasannya kebaikan pula(QS. Ar-Rahmaan : 6)
Bolehjadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukaisesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(QS. Al- Baqarah : 216)
Persiapkanlah sejak awal atas segala yang belum engkau ketahui di masa depanmu, karena itu lebih baikdan menjadikanmu lebih siap dibandingkan engkau tiba-tiba (hari itu) sudah dihadapanmu.
(Someone)
Setiap hari itu berharga (setiap detik, setiap menit dan setiap jam).(Dinnie)
Tidak perlu terburu-buru, tidak perlu cemas apalagi takut. Hadapi dengan semangat dan optimis.(Dinnie)
PERSEMBAHAN
Assalammualaikum wr wb.
Alhamdulillah, hanya puji syukur yang layak kupersembahkan kehadapan Illahi Robbi, yangsenantiasa memberikan rahmat dan maghfirohnya kepadaku serta kekuatan iman, sehingga hingga hariini begitu banyak kenikmatan dan perlindungan bahkan engkau senantiasa kurasakan “Allahu ma’ana”kebersamaan bersamamu pada setiap helaan nafasku. Amin ya rabbana.
Untukmu :
Papa dan mama tercinta,
Kutahu, mama begitu ingin kuselesaikan pendidikan ini secepat harapanmu, walau sering kurasakankebimbangan dari mana tuk memulainya, begitu pula engkau Papaku terkasih, kurasakan engkaubegitu luas pandanganmu tentang masa depan dan kerangka cita-cita yang hendak engkau wujudkanuntuk anak-anakmu agar kami tak mengalami masa-masa pahit dalam hidupmu saat seusia kami; tapisejujurnya akupun terus berusaha untuk mewujudkan harapan itu.
Kami sangat merasakan pengorbanan papa, mama, among serta do’a- do’a yang sering kalian ucapkandengan lantunan merdu, yang kadang sengaja engkau perdengarkan di waktu selesai sholat lima waktubil khusus bad’da magrib kita berjamaah, semoga Allah berkenan mewujudkannya agar kami anak-anakmu tiada pernah mengecewakan kalian.
Papa…., mama…..; kutanamkan tekadku untuk senantiasa mengawal adik-adikku tersayang…Billy dan Chayara; mereka bagian terpenting dalam tubuhku, kaliah adalah hentakan denyut nadi dansemuanya menyatu dalam diriku…….. Semoga kita selalu dibahagiakan dan dalam kasih sayangnyaAllah SWT, dicukupkan dan kelak mendapat “Nasrullah” pertolonganNya.
Pama, mama, dan adik-adikku, Billy,.. Chayara, kudambakan terus doa kalian agar kelak hidupkusemakin baik untuk kepentingan dunia dan akhirat, kudapatkan pendamping dan teman hidup yangmembahagiakan keluarga, mengangkat derajat dihadapanNya serta menjadi panutan dan teladankeluarga besar.
Maafku untuk kalian, dan terima kasih.
SANWACANA
Hanya puji syukur yang pantas peneliti persembahkan kehadirat Allah SWT, sang
pemilik jiwa dan alam semesta yang dengan kesempurnaanNya, peneliti telah
dapat menyelesaikan skripsi ini di dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan demi
kebahagiaan keluarga dan orang-orang terkasih. Sholawat serta salam juga
semoga senantiasa tercurah kepada Sang Baginda, teladan kehidupan serta
panutan ummat, Rasullullah SAW, Nabi akhirul zaman.
Skripsi yang diberi judul “Hubungan Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 4 Bandar Lampung Tahun 2015/2016” akhirnya dapat peneliti
selesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan terbaik ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh
rekan, sahabat, orang tua, para dosen, pembimbing, pendamping yang selama ini
terlibat dengan ilmu yang peneliti peroleh, khususnya disampaikan kepada :
1. Bapak DR.Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan Fakultan Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahua
Sosial yang banyak memberikan bimbingan daan arahan kepada peneliti dan
terus memberikan semangat untuk penyelesaian penulisan ini;
3. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si.,selaku dosen PA dan Pembimbing I yang
dengan sabar selalu mendengar keluhan dan memberi petunjuk kepada
peneliti dengan tehnik dan arahan yang membangkitkan semangat untuk terus
menyelesaikan penulisan ini;
4. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Wakil Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Pembimbing II yang selalu sabar dan membimbing
hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini;
5. Ibu DR. Erlina Rupaidah,M.Si., selaku Penguji yang dengan tiada bosan
mengingatkan peneliti dengan waktu agar penulisan ini cepat selesai;
6. Ibu Dra. Helmiyati, M.M., selaku Kepala SMK Negeri 4 Bandar Lampung
yang sudah mengizinkan dan membantu penulis untuk penelitian;
7. Rekan-rekan seangkatan 2012 yang turut membantu dan mendampingi
peneliti dalam pembahasan dan analisis penulisan ini dari my best friend Dina
Firmasari(Nona), my friend Putri Afri Yani(Ciput) yang nemenin ku keliling
beli snack sampe nyasar bareng dan adek angkatku Marisya Wulandari
angkatan 13 yang keceh badai, juga ladies-ladies(grup CANTIK):
Merlin(Ijah), Laras(Yayas), Dayang(yang), Ermi(Noni), dan Endah(Mbok).
Aku tanpa team HORE seperti kalian mungkin akan terasa hampa. Tak lupa
ku ucapkan terima kasih untuk teman-teman cowok KECE: Gusmi, Ikhsan,
Catur, Rocky, dan Imam;
8. Papa, mama dan adik-adikku, Billy dan Qyara yang seringkali sering
mengejar penulis dengan berbagai cara untuk menyelesaikan penulisan ini;
9. Among, Kakak sepupu, Ayuk sepupu dan semua saudara-saudaraku yang
selalu menyemangatiku;
10. Untuk kucing-kucing kesayangan yang menemaniku dikala stress, terlebih
kucing pertamaku Marie yang karakternya selalu dikata mirip dengan
ownernya, cantik-cantik tapi galak;
11. Untuk Calon Masa Depan ku yang jauh disana , makasih selalu menemani ku
dikala sedih dan selalu menyemangati, dan makasih sudah hadir dalam
hidupku disaat yang tepat ;
12. Adik-adik tingkat angkatan 13 yang tidak dapat disebutkan satu-satu di
Pendidikan Ekonomi;
13. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi
ini yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT menerima segala amal kebaikan yang telah diberikan kepada
peneliti sejak peneliti mengikuti pendidikan hingga penyelesaian tugas akhir ini
dan dengan sabar, telaten, istiqomah penuh pengertian dan memahami segala
kekurang sempurnaan yang ada pada diri peneliti.Semoga Allah SWT berkenan
mengabulkan do’a dan pengharapan peneliti kiranya segala amal kebaikan yang
diterima peneliti selama ini, dicatat sebagai amal kebaikan dan diberikan balasan
kebaikan dan pahala oleh Allah Sang pemilik kebaikan.
Selanjutnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil
penelitian ini kepada Almamater tercinta, semoga dapat menjadi referensi bagi
peneliti dan penelitian lebih lanjut guna melengkapi referensi dan upaya-upaya
membangun dunia pendidikan pada umumnya dan dasar pertimbangan dalam
pegambilan keputusan dan kebijakan lebih lanjut khususnya terkait dengan topik
dan permasalah terkait penulisan ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, peneliti mengharapkan setiap masukan,
saran dan tanggapan guna perbaikan dan kesempurnaan peneliti di masa
mendatang sangat dinantikan dan pada akhirnya semoga skripsi ini mendapat
tempatbagi berbagai pihak dan bermanfaat bagi kita semua, dan peneliti akhiri.
Wassalammualaikum wr wb.
Bandar Lampung, 25 Oktober 2017
Peneliti,
Ardini Tyaswari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ………………………………………………………… xDAFTAR TABEL …………………………………………………. xiiDAFTAR GAMBAR …………………………………………….... xiiiDAFTAR RUMUS …………………………………………………. xivDAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. xv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2. Identifikasi Masalah ……………………………………………... 10
1.3. Pembatasan Masalah …………………………………………….. 10
1.4. Perumusan Masalah ……………………………………………… 11
1.5. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 11
1.6. Kegunaan Penelitian ……………………………………………... 12
1.7. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 14
2.1.1. Pengertian Belajar …………………………………………. 14
2.1.2. Motivasi Belajar ………………………………………….. 15
2.1.3. Aktivitas Belajar ………………………………………….. 18
2.1.4. Kemandirian Belajar ………………………………………. 21
2.1.5. Lengkungan Belajar Sekolah ……………………………… 23
2.1.6. Hasil Belajar ……………………………………………… 26
2.2. Penelitian yang Relevan ………………………………………… 28
2.3. Kerangka Pikir …………………………………………………... 29
2.4. Hipotesis ………………………………………………………… 31
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 32
3.2. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 33
3.2.1. Populasi ………………………………………………….. 33
3.2.2. Sampel …………………………………………………… 33
3.2.3. Variabel Penelitian ………………………………………. 33
3.3. Definisi …………………………………………………….......... 34
3.3.1. Motivasi Belajar …………………………………………. 34
3.3.2. Aktivitas Belajar ………………………………………… 35
3.3.3. Hasil Belajar …………………………………………….. 35
3.4. Definisi Operasional Variabel ………………………………….. 36
3.5. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 38
3.5.1. Dokumentasi …………………………………………….. 38
3.5.2. Angket …………………………………………………… 38
3.6. Uji Persyaratan Instrumen ………………………………………. 38
3.6.1. Uji Validitas ……………………………………………... 39
3.6.2. Uji Realibilitas …………………………………………… 41
3.7. Uji Persyaratan Analisa Data …………….................................... 43
3.7.1. Pengujian Korelasi ………………………………………. 43
3.7.2. Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 44
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….. 47
4.1. Hasil Penelitian ………………………………………………….. 47
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………... 47
4.1.1.1. Sejarah Singkat SMKN 4 Bandar Lampung …… 47
4.1.1.2. Visi dan Misi SMKN 4 Bandar Lampung ……… 49
4.1.1.3. Upaya dan Tujuan Peningkatan Mutu SMKN 4 Bandar
Lampung ………………………………………… 50
4.1.1.4. Gambaran Kondisi Sekolah SMKN 4
Bandar Lampung ……………………………….. 54
4.1.1.5. Analisis SWOT ………………………………….. 55
4.1.1.6. Aktivitas Belajar Sekolah ………………….…… 62
4.1.2. Gambaran Umum Responden ……………………….…… 63
4.1.2.1. Penetapan dan Klasifikasi Responden …….….... 63
4.1.2.2. Waktu Penelitian Responden ………………….. 64
4.2. Data Penelitian ………………………………………………….. 64
4.2.1. Data Motivasi Belajar …………………………………… 65
4.2.2. Data Aktivitas Belajar ………………………………….... 67
4.2.3. Data Hasil Belajar ……………………………………….. 70
4.3. Analisa Data ………………………………………………….….. 73
4.4. Pembahasan …………………………………………….………... 81
4.4.1. Hubungan antara variabel motivasi belajar dengan
Hasil belajar akuntansi ………………………….……….. 81
4.4.2. Hubungan antara variabel aktivitas belajar dengan
Hasil Belajar akuntansi ………………………………….. 83
4.4.3. Hubungan antara variabel motivasi belajar dan aktivitas
Belajar dengan Hasil Belajar Akuntansi …………………. 85
V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 87
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………… 87
5.2. Saran-Saran ……………………………………………………… 88
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa
Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 …………… 7
2. Penelitian yang Relevan ……………………………………….. 28
3. Devinisi Operasional Variabel ………………………………… 36
4. Tingkatan besarnya Realibilitas ………………………………. 41
5. Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Siswa SMKN 4
Bandar Lampung ………………………………………………. 52
6. Penerimaan Siswa berdasarkan Jurusan Tahun 2013/2014
Hingga 2015/2016 ……………………………………………… 53
7. Fasilitas dan Sarana Prasarana SMKN 4 Bandar Lampung …… 54
8. Analisis Kekuatan (Strength) SMKN 4 Bandar Lampung ……. 56
9. Analisis Kelemahan (Weakness) SMKN 4 Bandar Lampung … 58
10. Analisis Peluang (Opportunity) SMKN 4 Bandar Lampung ….. 59
11. Analisis Ancaman (Threat) SMKN 4 Bandar Lampung ………. 61
12. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ………………. 65
13. Kategori Variabel Motivasi Belajar …………………………… 66
14. Distribusi Frekuensi Variabel Aktivitas Belajar …….…………. 68
15. Kategori Variabel Aktivitas Belajar ……………….…………… 69
16. Distribusi Frekuensi Variabel Aktivitas Belajar ….……………. 71
17. Kategori Variabel Hasil Belajar ……..…………….……………. 71
18. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ………….……………. 72
19. Hasil Perhitungan Korelasi ……………………….……………… 73
20. Interprestasi hasil nilai r ………………………….……………… 74
21. Hasil Perhitungan Hipotesis …………………….……………….. 75
22. Hasil Perhitungan SPSS ….…………………….………………… 76
23. Interprestasi Hasil Nilai r …………………..….………………… 76
24. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Hasil Belajar ..…………………. 77
25. Hasil Perhitungan Korelasi Var X1 dan X2 dengan Y …….……… 78
26. Interprestasi Hasil Nilai r ……………………….……………….. 79
27. Hasil Pengujian Hipotesis X1 dan X2 dengan Y ..………………... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma hubungan antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Dengan Hasil Belajar …………………………………………… 30
2. Rentang layanan SMKN 4 Bandar Lampung ………..…………. 49
DAFTAR RUMUS
Rumus Halaman
1. Korelasi Product Moment ………………………………………… 39
2. Alpha Cronbach …………………………………………………… 41
3. Reliability Statistics Motivasi Belajar ..…………………………… 42
4. Reliability Statistics Aktivitas Belajar ..…………………………… 43
5. Product Moment Carl Pearson ……………………………………. 45
6. Multiple Correlations ……………………………………………... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Angket
2. Angket
3. Hasil Uji Coba Angket
4. Uji Validitas Motivasi Belajar
5. Uji Realibilitas Motivasi Belajar (X1)
6. Hasil Uji coba Angket Aktivitas Belajar
7. Uji Validitas Aktivasi Belajar (X2)
8. Uji Realibilitas Aktivitas Belajar
9. Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar
10. Data Hasil Penelitian Aktivitas Belajar
11. Data Interval Motivasi Belajar
12. Data Interval Aktivitas Belajar
13. Tabulasi Data Interval X1, X2 dan Y
14. Uji Normalitas Variabel
15. Uji Homogenitas
16. Uji Heterogenitas
17. Analisis Hubungan X1 dengan Y
18. Analisis Hubungan X2 dengan Y
19. Analisis Hubungan Variabel X1 dan X2 dengan Y
20. Tabel r Product Moment
21. Tabel Chi Kuadrat
22. Struktur Organisasi SMKN 4 Bandar Lampung
23. Data-data Statistik SMKN 4 Bandar Lampung
24. Surat Penelitian Pendahuluan
25. Surat Izin Penelitian
I. PENDAHULUAN
Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian
dan ruang lingkup penelitian.
1.1. Latar belakang Masalah
Dinyatakan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 “Kemudiandaripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yangmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negaraIndonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesiayang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada … ”.
Bahwa pemerintah wajib menyediakan pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dibutuhkan
sebuah sistem pendidikan yang mampu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem tersebut adalah sistem pendidikan
nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan unsur komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang
2
didasarkan pada Pancasila & UUD 1945 yang besumber pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia & tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Bab III Pasal 4 ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa penyelenggaraan
pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, yakni pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multi makna. Selain itu penyelenggaraannya juga harus dalam
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 5 (1) dan Pasal 6 (1) dan (2) menuntut peran serta dari seluruh elemen,
mulai dari Pemerintah, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat, hal ini
ditegaskan juga bahwa setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai
3
dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, dan setiap warga
Negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
pendidikan bahkan setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang baik.
Kondisi ini juga sejalan dengan pendapat Ahmadi dan Uhbiyati (2003 : 73-
74) yang menyatakan anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena
itu pendidikan penting sekali karena manusia sejak bayi belum dapat berbuat
sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik untuk mempertahankan hidup
maupun merawat diri, semua kebutuhan tergantung orang tua.
Pendidikan dibutuhkan oleh setiap warga Negara dalam rangka membentuk
pola pikir yang semakin baik dari setiap jenjang pendidikan, jenjang
pendidikan baik pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan
tinggi dengan beraneka ragam jenis pendidikan seperti pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, keagamaan dan khusus, dimana jalur, jenjang
dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.
Khusus mengenai pendidikan menengah sebagai kelanjutan dari pendidikan
dasar, dalam system pendidikan nasional dibagi atas pendidikan umum dan
pendidikan kejuruan, pendidikan kejuruan di Indonesia berbentuk Madrasah
Aliyah Kejuruan, Sekolah Menengah Kejuruan, atau bentuk kejuruan atau
bentuk lain yang sederajat.
4
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat manusia sebagai suatu hasil peradaban bangsa
yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri yang
membawa manusia dari keterbelakangan menuju kemajuan dengan memiliki
berbagai ilmu pengetahuan melalui proses pengajaran, pelatihan ataupun
penelitian. Pendidikan biasanya terjadi dengan bantuan orang lain atau biasa
disebut pembimbing, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi tanpa
direncanakan atau disebut dengan otodidak.
Definisi pendidikan menurut Depdiknas (2008 : 353), yaitu :“Pendidikan
merupakan proses pengubahan sikap atau tata laku seseorang atau kelompok
orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan atau pelatihan
adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau melatih”.
Pendidikan sangat penting peranannya bagi setiap orang. Dengan
mengenyam pendidikan, seseorang dapat mengetahui segala sesuatu yang
belum diketahui sebelumnya. Hal inipun sesuai dengan definisi Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Tujuan
Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
5
Sebagai upaya untuk mewujudkan keberhasilan tujuan pendidikan nasional
tersebut, Pemerintah juga menaruh perhatian yang sangat besar pada bidang
pendidikan, khususnya dibidang pendidikan sekolah. Sekolah merupakan
suatu lembaga pendidikan yang bertugas membentuk manusia yang
berkualitas dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Usaha yang
dilakukan Pemerintah dalam memajukan pendidikan dengan melakukan
perubahan atau perbaikan kurikulum, strategi belajar mengajar, menetapkan
undang-undang pendidikan nasional, meningkatkan kualitas guru melalui
pendidikan penyertaan atau penataran serta mengupayakan penambahan
fasilitas berupa penyediaan sarana dan prasana belajar mengajar.
Sekolah memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang
bersifat pengetahuan atau teknologi dan membentuk sikap mental yang baik
bagi siswa-siswinya. Keberhasilan sekolah dalam tugasnya tersebut dapat
diukur dari tinggi rendahnya hasil belajar siswa-siswinya. Tinggi atau
rendahnya hasil belajar siswa sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk
melihat baik buruknya mutu pendidikan. Karena itu sekolah akan melakukan
berbagai hal demi meningkatkan hasil belajar siswa yang secara sekaligus
juga akan bisa mengangkat derajat sekolah tersebut dalam dunia pendidikan
dan dimata masyarakat.
6
Sesungguhnya, sekolah tidak boleh hanya terfokus pada peningkatan hasil
belajar siswa-siswinya yang digunakan untuk mendapatkan pamor dan tingkat
keberhasilan sekolah tersebut. Tetapi, masalah utama yang harus dipecahkan
adalah apakah penyebab atau latar belakang yang mempengaruhi tinggi
rendahnya hasil belajar siswa. Jika sekolah sudah bisa menemukan dan
mengatasi penyebab tinggi rendahnya hasil belajar siswanya, maka sekolah
tersebut bisa dikatakan berhasil. Karena hasil belajar siswa yang tinggi akan
menunjukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, dan sebaliknya hasil
belajar yang rendah akan menunjukan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajar mengajar belum terlaksana dengan baik.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern (faktor
yang berasal dari dalam siswa) antara lain motivasi belajar dan faktor ekstern
(faktor yang berasal dari luar siswa) antara lain aktivitas belajar disekolah
maupun aktivitas diluar sekolah atau rumah. Faktor-faktor ini sangat
mempengaruhi dalam setiap proses belajar siswa disekolah maupun dirumah.
Sehingga, untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan maka seorang
siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik, terutama faktor
yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Bukan hanya murid, tetapi para guru
pun juga harus mampu mengkondisikan faktor-faktor tersebut. Apabila
faktor-faktor yang berpengaruh baik dalam proses belajar maupun yang
mempengaruhi tingkat prestasi siswa dapat dikondisikan dengan baik, maka
7
hasilnya juga akan menjadi baik. Sehingga pada akhirnya menjamin
keberhasilan proses belajar.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X
jurusan Akutansi SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2015/2016, diketahui bahwa dari empat kelas yang tersedia diperoleh data
tentang hasil belajar dalam mata pelajaran akuntasi sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar hasil belajar mata pelajaran akuntansisiswa kelas X semester genap tahun ajaran 2015/2016.
No Kelas N i l a i Jumlah Siswa< 75 ≥ 75
1 X AK.1 18 14 322 X AK.2 19 11 303 X AK.3 15 17 324 X AK.4 20 10 30
Jumlah Siswa 72 52 124Sumber : Data Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMKN 4.
Berdasarkan Tabel 1 di atas diperoleh informasi, siswa SMK Negeri 4 Bandar
Lampung pada ujian mid semester masih belum optimal. Hal ini dikarenakan
hanya 52 siswa atau sebesar 41,94% siswa yang memperoleh nilai ≥75, dan
72 siswa sebesar 58,06% siswa memperoleh nilai <75 dari jumlah
keseluruhan 124 siswa kelas X jurusan akuntansi.
Pada data diatas, ada hal menarik yang perlu dikaji lebih mendalam,
khususnya data hasil belajar siswa/siswi di kelas X.AK.3, dimana jumlah
siswa yang memperoleh nilai > 75 jauh lebih besar bila dibandingkan dengan
kelas X lainnya, yaitu sebanyak 17 siswa atau sebesar 53,13% sementara
murid yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 15 siswa atau sebesar 46,87%;
8
kondisi ini berbeda dengan ketiga kelas lainnya, sehingga makin menarik
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Standar penilaian ketuntasan belajar
siswa yang dipakai di SMK Negeri 4 Bandar Lampung untuk pelajaran
akuntansi adalah nilai 75. Nilai standar ketuntasan ini didapatkan adalah
informasi yang diberikan oleh guru pembimbing mata pelajaran akuntansi di
sekolah yang bersangkutan. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki
hasil belajar yang masih tergolong rendah atau belum tuntas.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
KB= x 100%dimana :KB= Ketuntasan BelajarT = jumlah skor yang diperoleh siswaJumlah skor total setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasanindividu), jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelasdinyatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebutterdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto,2010:241).
Sedangkan menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSPpenentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolahyang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedomanpada tiga pertimbangan, yaitu: kemampan setiap peserta didik berbeda-beda;fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolahberbeda. Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaranakuntansi disekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasanindividual adalah 65 dan ketuntasan secara klasikal adalah 85%.
Hasil belajar yang relatif rendah ini secara umum sebagaimana pernyataan
guru mata pelajaran akuntansi yang bersangkutan umumnya disebabkan oleh
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan
dikelas, siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas serta enggan bertanya
9
tetang materi yang kurang jelas. Selain itu, aktivitas belajar dikelas berkurang
oleh aktivitas lain seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler (kegiatan diluar
sekolah). Jadi pada saat mereka kembali ke dalam aktivitas belajar di kelas,
mengakibatkan konsentrasi dalam aktivitas belajar terganggu.
Dugaan lain penyebab rendahnya hasil belajar siswa yang mencapai 58,06%
adalah kurangnya motivasi belajar siswa yang dapat dilihat dari sikap pada
saat proses belajar dikelas. Motivasi yang kurang ini dikarenakan siswa
kurang menyukai pelajaran akuntansi. Beberapa siswa berpendapat bahwa
pelajaran akuntansi adalah pelajaran yang sulit. Padahal, untuk bisa
mendapatkan hasil yang baik dalam suatu mata pelajaran yang pertama harus
dimiliki seorang siswa adalah rasa suka terhadap mata pelajaran tersebut. Dan
sebagian yang lain juga menyatakan bahwa dirumah jarang sekali mencoba
untuk memperdalam dan melakukan latihan-latihan belajar dan kontrol dari
keluarga dan orang tua karena ketidak pahaman mereka untuk turut
membantu dan mengarahkan siswa, sehingga terkesan siswa/siswi mencoba
memahami secara mandiri tanpa pendampingan orangtua dan keluarga.
Tentunya hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa/siswi.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, dan Aktivitas
Belajar dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 4
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016”.
10
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Hasil belajar Akuntansi siswa yang masih tergolong rendah, dan tidak
tercapainya kriteria ketuntasan belajar.
2. Siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Sistembelajar yang masih terpusat terhadap guru (Teacher center).
Sehingga peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat
dominan.
4. Masih banyak siswa yang kurang antusias mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
5. Lingkungan keluarga tidak menciptakan suasana yang mendorong
partisipasi belajar siswa yang disebabkan kurangnya pengawasan dan
pemahaman keluarga tentang pelajaran akuntansi.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka batasan masalah pada penelitian
ini adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,
aktivitas belajar terhadap hasil pelajaran Akuntansi kelas X di SMK Negeri 4
Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016”, sehingga permasalahan dalam
11
penelitian akan difokuskan pada variabel-variabel motivasi belajar dan
aktivitas belajar dan hasil belajar.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Adakah hubungan signifiikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
Akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran
2015/2016 ?
2. Adakah hubungan signifiikan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar
Akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung ?
3. Adakah hubungan signifiikan antara motivasi belajar dan aktivitas belajar
dengan hasil belajar Akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung ?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diharapkan dapat.
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifiikan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi kelas X SMK Negeri 4
Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016.
12
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifiikan antara
aktivitas belajar dengan hasil belajar Akuntansi kelas X SMK Negeri 4
Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifiikan antara
motivasi belajar dan aktivitas belajar dengan hasil belajar Akuntansi kelas
X SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
1.6. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini meliputi.
1. Secara teoritis
Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menenkankan
pada hasil belajar pada mata pelajaran Akuntansi.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan
rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang
alternatif untuk dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil
belajar Akuntansi.
c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil
optimalisasi.
13
d. Bagi almamater, sebagai masukan bagi upaya untuk hasanah edukasi
bagi kejuruan.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup Penelitian ini mencakup beberapa hal berikut.
1. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah motivasi belajar, aktivitas
belajar dan hasil belajar Akuntansi.
2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X Semester Genap.
3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Tempat dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
4. Ruang Lingkup Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran
2015/2016.
5. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian
Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan dalam Pelajaran
Akuntansi.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka {motivasi belajar, aktivitas belajar
dan hasil belajar}, kerangka berpikir dan hipotesis.
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1.Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang berjalan sebagai sebuah sistem
yang terjadi pada setiap diri manusia yang merupakan suatu kegiatan
merasa, berpikir dan suatu oleh gerak dalam memahami dari setiap
pelajar pada suatu proses pendidikan guna mendorong sikap prilaku dan
pengetahuannya.
Menurut Hamalik (2004: 27) “Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Belajar juga merupakan
suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dengan cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar memerlukan usaha yang sungguh-sungguh yang
dicirikan sebagai suatu upaya dalam diri dengan mengerahkan semua
potensi yang dimiliki secara fisik, mental, panca indra, mengandalkan
otak dan olah pikir maupun bagian tubuh lainnya.
Prinsip belajar menurut Slameto (2010: 27) didasarkan kepada beberapa
prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu.
1. Harus diupayakan secara aktif.
15
2. Menumbuhkembangkan reinforcement dan motivasi
3. Adanya lingkungan yang menantang
4. Terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Definisi belajar menurut Burton dalam Siregar dkk (2014: 4) “bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya”. Menurut Mayer dalam Karwono (2012) “menyebutkan
bahwa belajar adalah menyangkut adanya perubahan perilaku yang
relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena
pengalaman”. Artinya belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan
kemampuan berpikir, ketrampilan dan sikap yang baik.
Menurut Sudjana dalam Rusman (2013: 1) “belajar merupakan kegiatan
dalam proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu”. Kegiatan
dalam pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku yaitu guru dan siswa.
Hubungan antara guru dengan siswa saling berinteraksi satu sama lain.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berhubungan satu sama lain, meliputi : tujuan
pendidikan atau pembelajaran , materi, metode dan evaluasi.
Agar tercipta proses belajar yang baik, sehingga tujuan pendidikan dan
pembelajaran berlangsung dua arah antara guru dan murid dibutuhkan
suatu motivasi belajar.
16
2.1.2.Motivasi Belajar
Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran siswa. Motivasi
merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan dalam
belajar. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih giat,
melakukan sesuatu dengan baik, dari pada yang pernah dilakukan
sebelumnya serta bekerja lebih efisien dan lebih cepat. Motivasi sebagai
suatu proses pembangkitan gerak sehingga kemudian orang itu
melakukan suatu tindakan, dalam arti dengan motivasi seseorang dapat
melakukan perubahan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Fungsi motivasi menurut Jamaluddin (2005: 71) setidaknya ada 3,yaitu: 1. Memberi tenaga dan menopang tingkah laku; 2. Memberi arahdan mengatur tingkah laku; dan 3. Menentukan tingkah laku.
motivasi berarti memberdaya atau kekuatan guna mencapai tujuan yang
diinginkan kemudian memberi arah yang jelas terhadap kegiatan yang
akan dilakukan. Hal tersebut berarti seluruh kegiatan yang timbul oleh
motivasi terjadi secara tidak kebetulan akan tetapi kegiatan yang
sifatnya selektif, terarah dan memiliki tujuan yang jelas. “Motivasi
adalah suatu daya penggerak yang memberikan dorongan pada diri
siswa, sehingga berkeinginan dan berkehendak untuk belajar”
(Jamaluddin, 2005: 72). “Motivasi dapat diartikan sebagai penggerak
dalam diri siswa yang menimbulkan energi yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga
diharapkan tujuan segera tercapai” (Sardiman, 2001: 81). Sedangkan
menurut Dimayanti dan Mudjiono (2006: 80), “Siswa belajar karena
17
didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa
keinginan, kemauan dan cita-citanya. Motivasi dipandang sebagai
kekuatan mental yang mengarahkan dan menggerakkan manusia,
termasuk prilaku belajar”.
Sardiman (2000: 89-90) membedakan motivasi menjadi dua, yaitu :
a. Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atauberfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karna dalam setiapindivindu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, dan
b. Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif yang berfungsinyakarena adanya rangsangan dari luar.
Sementara Jamaluddin, (2005: 72) mengemukakan lebih lanjut
mengenai motif sebagaimana maksud diatas yaitu :
“motif instrinsik dan ekstrinsik yang ada pada siswa ini sama-sama
memiliki peranan yang besar dalam setiap kegiatan belajar. Namun,
motivasi yang paling kuat adalah motivasi instrinsik, yaitu motivasi
yang berasal dari dalam diri siswa, tetapi tidak menutup kemungkinan
bagi motivasi ekstrinsik untuk juga menjadi yang terkuat. Hal ini akan
berbeda-beda pada setiap individunya”.
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa, motivasi adalah keadaan
dalam diri individu atau seseorang baik yang berasal dari dalam
individu sendiri maupun dari luar, yang mendorong orang untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan
adanya motivasi, maka seseorang akan lebih giat, disiplin, dan
bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan sehingga hasil yang
dicapai akan lebih maksimal. Motivasi diperlukan oleh para siswa.
18
Dengan adanya motivasi, siswa akan lebih giat dalam melakukan
kegiatan belajar, sehingga prestasi belajarnya pun diharapkan akan
lebih baik. Motivasi merupakan motor penggerak dalam melaksanakan
kegiatan dan merupakan filter atau saringan untuk menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang menghambat tercapainya tujuan yang
diinginkan. Dalam proses belajar motivasi mempunyai peranan besar
sebagai pendorong yang membuat siswa melakukan kegiatan belajar.
Apabila siswa mempunyai motivasi yang tinggi ia akan menunjukan
minatnya, aktivitas dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan
belajar. Sering dijumpai siswa yang keliatan pandai tetapi memperoleh
prestasi belajar yang rendah karena aktivitas belajarnya pun rendah,
atau sebaliknya siswa yang kelihatan kurang pandai tetapi aktivitas
belajarnya tinggi dan membuat prestasi belajarnya juga tinggi. Ini
dikarenakan motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda.
2.1.3.Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan individu agar selalu
berorientasi pada tujuan. Aktivitas berfungsi sebagai penggerak
seseorang untuk mengarahkan segala kemampuan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Oemar Hamalik (2001:170) mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut:
“siswa adalah suatu organisme yang hidup. Di dalam dirinya beranekaragam kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang.Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan
19
bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah lakusiswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itumenuju ketingkat perkembangan yang diharapkan”.
Belajar pada dasarnya adalah sebuah aktivitas. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku yang kompleks. Belajar merupakan aktivitas yang
dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui, yang
hasilnya adalah perubahan tingkah laku. Seperti yang dikatakan
Sardiman (2001: 95) bahwa “Dalam belajar sangat diperlukan aktivitas,
tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas maka proses
belajar tidak mungkin terjadi”. Dalam belajar siswa dituntut melakukan
aktivitas. Karena tanpa aktivitas berarti tidak ada belajar.
Dimyati dan Mujiono (2006: 44) mengemukakan bahwa “ belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri”. Disamping
itu, Oemar Hamalik (2001: 9) juga mengemukakan bahwa “belajar
adalah satu proses dimana peserta didik harus aktif”. Keaktifan siswa
yang ditunjukan dalam setiap aktivitas atau kegiatan belajar beragam
bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa membaca,
mendengar, berlatih keterampilan dan sebagainya. Sedangkan contoh
kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan.
20
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, jelaslah bahwa aktivitas
belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah proses
pembelajaran. Semakin aktif anak didik dalam proses belajar mengajar
maka tujuan pembelajaran akan lebih optimal.
Belajar adalah mengalami belajar menunjukan adanya perubahan
kelakuan dan sikap. Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang
membuat anak didik harus aktif. Dalam setiap kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan seorang anak disekolah, semuanya adalah mengacu
pada suatu proses pembelajaran. Seperti yang dikatakan Hamalik (2001:
171) “pengajaran yang efisien adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitasnya sendiri”.
Aktivitas belajar erat kaitannya dengan hasil belajar seseorang. Makin
banyak aktivitas belajar yang dilakukan maka akan meningkat pula
hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 36)
“Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau
pengetahuan dengan baik”. Dengan cukup ilmu atau pengetahuan yang
didapat siswa dari setiap aktivitas belajarnya, maka mereka dengan
mudah mendapatkan hasil belajar yang baik pada saat dilakukan tes.
Satu lagi alasan kuat seorang siswa aktif dalam kegiatan belajar adalah
untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. “Belajar adalah
berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif.
Pengertian ini sebenarnya memiliki makna yang cukup penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Sebab harus aktif sendiri termasuk
21
bagaimana strategi yang harus ditempuh untuk mendapatkan suatu
pengetahuan atau nilai” (Sardiman, 2001: 97).
Beberapa pengertian aktivitas belajar, diketahui bahwa berbagai
aktivitas belajar yang dilakukan siswa tidak lain adalah untuk
mendapatkan pengetahuan dan nilai, dimana nilai yang didapat inilah
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. Dan secara singkat
bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan didalam kelas
maupun diluar kelas (termasuk dalam kegiatan ekstrakulikuler).
Aktivitas belajar yang dilakukan di sekolah dapat juga dilakukan di
rumah (termasuk dalam mengulang pelajaran/ menghafal dan
mengerjakan PR).
2.1.4.Kemandirian Belajar
Siswa dituntut mampu mandiri dalam belajar. Kemampuan untuk
mandiri merupakan tanggung jawab pribadi setiap siswa yang harus
ditumbuhkembangkan. Disamping kemandirian siswa ini merupakan
tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, kemandirian juga
harus dikembangkan oleh para pemangku kepentingan pendidikan.
Siswa yang memiliki motivasi kemandirian biasanya lebih mampu
berkembang dan mampu mengikuti proses belajar mengajar lebih baik
dibandingkan siswa yang tidak atau belum memiliki motivasi
kemandirian. Siswa yang mandiri lebih memiliki sikap dan sifat yang
22
baik dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya sekalipun tanpa
bantuan dari orang lain.
Menurut Mujiman (2011: 10-15) “Kemandirian belajar umunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yakni keadaan
atau kondisi jasmani dan rohani siswa, sedangkan faktor eksternal yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa, faktor pendekatan belajar yakni
jenis upaya belajar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran”. Seseorang peserta didik yang mandiri biasa-
nya lebih aktif, kreatif, kompeten, tidak bergantung pada orang lain dan
tampak spontan. Anak yang mandiri mempunyai kecendrungan mampu
memecahkan masalah dan tidak takut untuk mengambil risiko karena
memiliki kemampuan mempertimbangkan baik dan buruknya, percaya
pada diri sendiri dan menguasai situasi yang dihadapinya.
Menurut Sumahamijaya dalam Reny (2001: 26) “kemandirian belajar
adalah perubahan dalam diri seseorang yang merupakan hasil dari
pengalaman dan latihan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Mandiri dalam menentukan nasibnya sendiri sampai pada batas
kemampuan dan bertanggung jawab atas segala tindakan dan perasaan.
Kemandirian belajar yang dimiliki siswa mendorong siswa untuk
belajar sebagai motivasi dan dorongan untuk mencapai tujuan belajar
yaitu hasil belajar yang baik. Menurut Mujiman (2011: 1) “belajar
mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang di dorong oleh motif
23
untuk menguasai suatu kompetensi dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki”.
Menurut Familia (2006: 45) “kemandirian belajar dapat pula diartikan
sebagai kemampuan untuk memikirkan, merasakan, serta melakukan
sesuatu sendiri atau tidak tergantung pada orang lain”.
Kemandirian akan timbul jika seseorang merasa puas dan percaya diri-
nya mampu melakukan sesuatu sendiri, Kemandirian meliputi
kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain. Kemampuan
menolong atau memikirkan dirinya sendiri dalam kegiatan sehari-hari,
dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya baik
masalah pribadi maupun masalah dalam kegiatan belajar di sekolah.
2.1.5.Lingkungan Belajar Sekolah
Lingkungan sekolah akan sangat memberikan warna kepada proses
belajar-mengajar. Lingkungan sekolah yang nyaman, sejuk, bersih, guru
yang bersahabat, siswa yang memiliki semangat yang baik akan
menciptakan lingkungan belajar di sekolah yang kondusif, sebaliknya
jika lingkungan sekolah kotor dan berantakan, guru yang menakutkan
dan berperangai kasar, suasana kelas berantakan, akan memberikan rasa
malas dalam belajar, suasana membosankan, dan pada akhirnya dapat
menjadi penyebab kegagalan belajar para siswa dan sekolah tidak akan
24
berhasil menciptakan peserta didik yang membanggakan dan memiliki
prestasi yang baik.
Menurut Slameto (2003: 65-69) beberapa aspek-aspek lingkungan
sekolah meliputi.
1. Relasi guru dengan siswaGuru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara baik,menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan juga siswamerasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpartisipasi aktifdalam belajar.
2. Relasi siswa dengan siswaBila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat,maka jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masingsiswa tidak tampak. Untuk itu menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positifterhadap belajar siswa.
3. Disiplin sekolahPeraturan sekolah yang tegas dan tata tertib membantu kedisiplinansiswa dalam menjalankan kegiatan belajar.
4. Sarana belajarSarana belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancarpenerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa, danmembuat siswa lebih semangat dalam belajar.
Menurut Majid (2007: 165) “dinyatakan bahwa lingkungan belajar yang
kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya
lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan
kejenuhan dan rasa bosan”. Lingkungan belajar kondusif dapat
dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yangcepat dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pelajaran remidial bagi peserta didik yang kurangberprestasi, atau berprestasi rendah.
25
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman danaman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secaraoptimal.
4. Mencipatakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antarapeserta didik maupun antara peserta didik dengan guru danpengelolaan pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar danpembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawabbersama antara peserta didik dan guru.
7. Mengembangkan evaluasi pembelajaran yang menekankan sistemevaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasidiri (Majid, 2007: 165-166)
Menurut Sidi (2005: 148) “Lingkungan belajar sangat berperan dalam
menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan dapat
meningkatkan keaktifan belajar, sehingga lingkungan perlu ditata
sedemikian rupa sehingga mencipatakan suasana kondusif. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa, sehingga lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-
alat pelajaran dan kurikulum.
Menurut Saroni (2006: 82-84) “lingkungan belajar adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan”. Lingkungan ini mencakup dua hal yang utama yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek tersebut saling
mendukung dalam berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga
siswa merasa nyaman dalam belajar di sekolah dan mau mengikuti
26
proses pembelajaran dengan semangat, tenang, sadar dan bukan karena
tekanan dan paksaan tapi atas kemauan sendiri. Lingkungan fisik di
sekolah terdiri dari sarana dan prasarana sekolah berupa ruang kelas,
kebersihan ruang kelas, meja, kursi, suasana dan lain-lain. Sedangkan
lingkungan belajar sosial di sekolah berupa interaksi antara siswa
dengan siswa, interaksi antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa
dengan staf tata usaha, interaksi siswa dengan warga sekolah.
Menurut Hakim (2000: 18) “melalui kondisi lingkungan belajar yang
baik maka akan menimbulkan lingkungan belajar yang efektif, dapat
membuat siswa kan menjadi lebih produktif, adanya guru yang baik
dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan,
peralatan belajar yang baik, gedung sekolah yang memenuhi
persyaratan, adanya teman dan keharmonisan diantara semua warga
sekolah”. Hal ini digambarkan dengan kemudahan para siswa dalam
berfikir, berkreasi, juga mampu belajar secara aktif karena lingkungan
belajar yang sangat mendukung, sehingga timbul ketertarikan dan
kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2.1.6.Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kegiatan terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan “Hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
27
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan, “hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar”.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut :
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telahdipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaandengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, ataumetode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan maknatentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencangkup kemampuan menerapkan metode dankaidah untuk mengahadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnyamenggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalambagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami denganbaik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telahkecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentangbeberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuanmenilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar, diketahui bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
28
pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif
adalah tes.
2.2. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang mengambil pokok permasalahan yang hampir sama dengan
penelitian ini dirujuk guna kelengkapan penelitian ini. Beberapa judul dan
hasil penelitian yang pernah dilakukan antara lain.
Tabel 2. Penelitian yang Relevan
N
o
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Andriyani (2005) Hubungan antaraMotivasi Belajar danAktivitas belajardengan PrestasiBelajar IPS Ekonomisiswa Kelas XI diSMA Al-KautsarBandar LampungTahun Ajaran2004/2005
Ada hubungan antaramotivasi belajar dan aktivitasbelajar dengan prestasibelajar Ekonomi kelas XISMA Al-Kautsar BandarLampung denganperhitungan Fhitung> Ftabel
yaitu 60,865 > 3,073 dengankoefisien korelasi (R) 0,17dan diterminasi (R2) 0,508atau 50,85%.
2 Metra Agustiani(2012)
Pengaruh MotivasiPrestasi danPengguanaan SaranaBelajar DisekolahTerhadap Hasil BelajarEkonomi Kelas XI IPSSMA Negeri 1 LiwaLampung Barat Tahun
Ada pengaruh MotivasiPrestasi dan PenggunaanSarana Belajar DisekolahTerhadap Hasil BelajarEkonomi Kelas XI IPS SMANegeri 1 Liwa LampungBarat Tahun Ajaran2011/2012 yang ditunjukan
29
Ajaran 2011/2012 dengan Fhitung> Ftabel =33,779 >3,110 dengankoefisien diterminasi (R2)0,677 atau 67,7 %
3 Yeyen Susanti(2007)
Hubungan antaramotivasi Belajar danAktivitas Belajardengan PrestasiBelajar Ekonomi siswakelas XI di SMANegeri 8 BandarLampung TahunAjaran 2006/ 2007
Menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan
antara ketiga variabel yang
ditunjukan dengan Fhitung>
Ftabel = 38,527 > 3,93 dengan
koefisien korelasi (R) 0,714
dan koefisien diterminasi
(R2) 0,510 atau 51 %.
2.3. Kerangka Pikir
Setiap siswa mendambakan mendapatkan nilai yang baik dan dapat diukur
mutu pendidikannya. Mutu pendidikan dapat dicapai dengan meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam setiap mata pelajaran yang diikutinya. Hasil
belajar siswa merupakan tolak ukur yang menggambarkan keberhasilan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah, guru dan peserta didik dan
keluarga. Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan
bergantung kepada motivasi para pihak dan proses pembelajaran berlangsung.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa
tersebut, yaitu diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Faktor yang
menyebebkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah tersebut dapat
berupa faktor dari dalam diri dan luar diri siswa.
Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara
efektif dan penuh rasa tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan hasil
yang memuaskan. Motivasi mempengaruhi siswa dalam kegiatan akademik
30
untuk mencapai hasil terbaiknya. Implikasinya, motivasi belajar yang ada
pada diri siswa harus dibangkitkan dan dikembangkan terus menerus. Tinggi
rendahnya motivasi belajar siswa akan sangat mempengaruhi performa siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Lemahnya motivasi belajar siswa
akan melemahkan kegiatan belajar, selanjutnya hasil belajar akan menjadi
rendah. Peranan motivasi dalam belajar sangat besar untuk menentukan arah
belajar dan tujuan belajar. Untuk mencapai tujuan belajar dibutuhkan
rangkaian aktivitas belajar. Aktivitas belajar disekolah bisa diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan individu yang selalu berorientasi pada setiap tujuan
atau kegiatan di sekolahnya. Aktivitas ini berfungsi sebagai penggerak
seseorang untuk mengarahkan segala kemampuan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam pendidikan sekolah. Belajar merupakan tindakan dan
prilaku yang kompleks.
Belajar merupakan yang dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang belum
diketahui, yang hasilnya adalah sebuah perubahan tingkah laku. Seperti yang
dikatakan Sardiman (2001: 95) bahwa “dalam belajar sangat diperlukan
aktivitas, tanpa aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas maka proses belajar
tidak mungkin terjadi”. Aktivitas bisa dilakukan dimana saja seperti di rumah
maupun di sekolah. Diharapkan dari berbagai motivasi dan rangkaian
aktivitas belajar baik di sekolah maupun di rumah yang dilakukan dengan
baikakan memberikan imbal hasil dari belajar berupa nilai yang baik dari
31
serangkaian tes yang dilakukan oleh guru dan atau sekolah sebagai puncak
proses belajar.
r1
R
r2
Gambar 1. Paradigma hubungan antara motivasi belajar danaktivitas belajardengan hasil belajar
2.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Ada hubungan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
Akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran
2015/2016.
2. Ada hubungan signifikan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar
Akuntansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
3. Ada hubungan interaksi motivasi belajar dan aktivitas belajar dengan hasil
belajar Akutansi kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
Motivasi Belajar (X1)
Aktivitas Belajar (X2)
Hasil Belajar (Y)
III. METODE PENELITIAN
Bagian ini membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan
instrument, uji persyaratan analisis data dan pengujian hipotesis.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. “Penelitian asosiatif yaitu
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih”, Sugiyono (2005: 10).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan angket.
“Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis”, Sugiyono
(2005:7). Sedangkan “angket atau Kuisoner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada
responden untuk dijawabnya”, Sugiyono (2005:135).
33
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto (2002: 108).
Menurut Sugiyono (2005: 72) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X jurusan Akuntansi di SMK Negeri 4 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 124 orang siswa.
3.2.2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi Sugiyono, (2011:118). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan teknik mengambil seluruh populasi. Data
penelitian ini diambil dari populasi sebanyak empat kelas dengan tehnik
sampel penuh, yaitu X AK 1, X AK 2, X AK 3, dan X AK 4. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan jumlahnya relative sedikit dan tingkat
kemungkinan diperolehnya data masih sangat terbuka, disamping tujuan
untuk memperoleh gambaran secara utuh dari tujuan penelitian.
3.2.3.Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah.
34
1. Variabel Bebas yaitu Motivasi Belajar (X1), dan Aktivitas Belajar di
Sekolah (X2) .
2. Variabel Terikat yaitu Hasil Belajar (Y).
3.3. Definisi konseptual variabel dan operasional variabel
Definisi konseptual variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dan kontak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau
properti yang ditujukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut
menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Sujarwo, 2009: 174).
3.3.1.Motivasi Belajar
“Motivasi adalah suatu daya penggerak yang memberikan dorongan
pada diri siswa, sehingga berkeinginan dan berkehendak untuk belajar”
(Jamaluddin, 2005: 72). “Motivasi dapat diartikan sebagai penggerak
dalam diri siswa yang menimbulkan energi yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga
diharapkan tujuan segera tercapai” (Sardiman, 2001:81). Sedangkan
menurut Dimayanti dan Mudjiono (2006: 80), “Siswa belajar karena
didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa
keinginan, kemauan dan cita-citanya. Motivasi dipandang sebagai
kekuatan mental yang mengarahkan dan menggerakkan manusia,
termasuk prilaku belajar”.
35
3.3.2.Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan individu agar selalu
berorientasi pada tujuan. Aktivitas berfungsi sebagai penggerak
seseorang untuk mengarahkan segala kemampuan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Belajar adalah sebuah aktivitas. Seperti yang dikatakan Sardiman
(2001: 95) bahwa “Dalam belajar sangat diperlukan aktivitas, tanpa
aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Orang
yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas maka proses belajar
tidak mungkin terjadi”. Dimyati dan Mujiono (2006: 44)
mengemukakan bahwa “ belajar hanya mungkin terjadi apabila anak
aktif mengalaminya sendiri”. Disamping itu, Oemar Hamalik (2001: 9)
juga mengemukakan bahwa “belajar adalah satu proses dimana peserta
didik harus aktif”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, jelaslah bahwa aktivitas
belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah proses
pembelajaran. Semakin aktif anak didik dalam proses belajar mengajar
maka tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.
3.3.3.Hasil Belajar
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan “Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
36
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik”. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan,
“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar”.
Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, dapat diketahui bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3.4. Definisi operasional variabel
Berikut disajikan berbentuk tabel berbagai definisi operasional terhadap
variabel-variabel penelitian sebagai berikut.
Tabel 3. Definisi Operasional VariabelNo Variabel Konsep
VariabelIndikator Sub Indikator Skala
1 MotivasiBelajar(X1)
Motivasibelajaradalahdoronganyangdimilikioleh setiap
1. Intrinsik/dorongandalam diriindividusiswa
a. Perasaansenang
b. Kemauanc. Kecerdasand. Kemandirian
IntervalDengancaraSemanticdifferensial
37
individusiswa untukbelajar, baikyangberasal daridalam dirisiswaataupun dariluarindividusiswatersebut.
2. Extrinsikdorongandari luarindividusiswa
a. Dorongandariorang tuasiswa
b. Dorongandaripihakluaruntukber-prestasi
2 AktivitasBelajar(X2)
Aktivitasadalahkegiatanyangdilakukansiswa dalamprosesbelajar baikyangdilakukandidalamkelasataupundirumah
a. KegiatanVisual
b. KegiatanOral
c. Kegiatanmendengar /memperhatikan
d. Kegiatanmenulis
e. Kegiatanmotorik
f. Kegiatanmeng-gambar
g. Kegiatanmental
h. Kegiatanemosional
1. Perhatianterhadappenjelasanguru
2. Kebiasaanbertanyabilamengalami kesulitan
3. Kebiasaanberdiskusikelompokatauperorangdidalamkelas
4. Kebiasaanbelajardirumah
IntervaldengancaraSemanticdiffrensial
3. HasilBelajar(Y)
Hasilbelajarmerupakanbagianterpentingdalampembelajaran yangditunjukandengan nilai
Teskemapuansiswa
Test Sumatif Interval
38
Berdasarkan Tabel 3 di atas, konsep motivasi belajar akan diukur oleh peneliti
melalui indikator intrinsik dan ekstrinsik yang muncul dari perasaan senang,
kemauan, kemandirian dan kecerdasan siswa yang menjadi objek penelitian,
begitu pula dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa baik di rumah
ataupun disekolah, akan diamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
memperhatikan penjelasan guru, menulis, bertanya berdiskusi, termasuk kegiatan
belajar dirumah seperti mengerjakan pekerjaan rumah maupun kegiatan visual
lainnya. Sementara pemantauan penelitian terhadap hasil belajar akan diperoleh
peneliti dari pelaksanaan tes-tes : ulangan, mid maupun ujian akhir sekolah yang
diselenggarakan oleh guru akuntansi yang bersangkutan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah,
dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data
yang sudah ada. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang
berkenaan dengan jumlah siswa dan gambaran umum mengenai
sejarah berdirinya sekolah.
39
3.5.2.Angket
Angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2005:135). Dalam penelitian
ini angket digunakan pada saat pengumpulan data tentang motivasi
dan aktivitas siswa disekolah maupun dirumah yang akan diolah
menjadi hasil penelitian. Untuk memperoleh data interval dengan
memakai simantic defferensial.
3.6. Uji Persyratan Instrumen
Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan
dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang objektif dan mampu
menguji hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan
sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.
3.6.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang
digunakan dapat mengukur apa yang diinginkan. Seperti yang
dikemukakan oleh paerson dalam Arikunto (2010: 213), digunakan
rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
= -( )( ){ ( ) }{ ( ) } ………………… 1
40
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel YN = Jumlah sampelX = Skor butir soalY = Skor total
Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan dk = N maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka
alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2009: 72).
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada
variabel X1 dan X2 kepada 25 orang responden, kemudian dihitung
menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian
dicocokan dengan tabel r Product Moment dengan α= 0,05 dan n = 25
adalah 0,396 maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut. (Lihat
Lampiran).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Motivasi Belajar (X1)
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika rhitung>rtabel, maka
alat pengukuran atau butir angket tersebut adalah valid dan
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka alat pengukuran atau butir angket
tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan data, dari 20
butir pertanyaan untuk variabel X1 semuanya valid karena semua
r hitung unuk 20 butir pertanyaan/pernyataan > 0,396.Sehingga
41
angket yang digunakan untuk variabel X1 dalam penelitian ini
berjumlah 20 butir pertanyaan/pernyataan.
2. Aktivitas Belajar (X2)
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka
alat pengukuran atau butir angket tersebut adalah valid dan
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka alat pengukuran atau butir angket
tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan data, dari 20
butir pertanyaan/pernyataan untuk variabel X1 terdapat 1 item soal
yang tidak valid yaitu butir pertanyaan/pernyataan nomor 20
karena r hitung < r tabel atau -0,343 < 0,396. Butir
pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dalam penelitian ini didrop.
Sehingga angket yang digunakan untuk variabel X1 dalam
penelitian ini berjumlah 19 butir pertanyaan/pernyataan.
3.6.2. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah alat untuk mengukur sejauh mana alat ukur
yangdigunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini.Menguji tingkat
realibilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut.
r11= 1 − ∑Keterangan:r11 = Reliabilitas instrumenn = Banyaknya butir soal∑ = Jumlah varians butir pertanyaan
= Varians total(Sudjana, 2002: 312).
……………… 2
42
Langkah berikutnya dari hasil perhitungan dengan Alfa Cronbach
dibandingkan dengan r dari tabel korelasi Product Moment,
kriterianya apabila r Alpha > r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 dan
n = 25 maka instrumen adalah reliabel dan sebaliknya tidak.Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas instrumen tersebut. Besarnya
realibilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4. Tingkatan Besarnya ReliabilitasAntara 0,800 sampai 1,000
Antara 0,600 sampai 0,799
Antara 0,400 sampai 0,599
Antara 0,200 sampai 0,399
Antara 0,000 sampai 0,199
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto (2006 : 276)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS, tingkat reliabel
masing-masing variabel setelah diuji coba sebagai berikut (lihat
lampiran). Berikut disajikan hasil analisis deskriptif dari perhitungan
tersebut.
1. Motivasi Belajar (X1)
Reliability Statistics
,861 20
Cronbach'sAlpha N of Items …………………. 3
43
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui rhitung > rtabel yaitu 0,861
> 0,396. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah
reliabel. Jika dilihat dari kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya r = 0,861, maka tergolong memiliki tingkat
reliabilitas sangat tinggi.
2. Aktivitas Belajar (X2)
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui r Alpha > r tabel yaitu
0,915 > 0,396. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan
adalah reliabel. Jika dilihat dari kriteria penafsiran mengenai
indeks korelasinya r = 0,915, maka tergolong memiliki tingkat
reliabilitas sangat tinggi.
3.7. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik
statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan
terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu diuji
persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas. Karena dalam
penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga tidak diperlukan lagi
pengujian Normalitas dan Homogenitas, karena sudah dianggap normal dan
homogen.
Reliability Statistics
,915 19
Cronbach'sAlpha N of Items ………………. 4
44
3.7.1.Pengujian Korelasi
Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan
yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa
besar hubungan yang terjadi antara dua variabel dengan menggunakan
metode SPSS. Pada bagian ini akan dibahas analisis korelasi
sederhana dengan metode Pearson atau sering disebut Product
Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai
semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel
semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara
dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan
searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik (X naik maka Y turun).
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut.
a. 0,00 - 0,199 = sangat rendah
b. 0,20 - 0,399 = rendah
c. 0,40 - 0,599 = sedang
d. 0,60 - 0,799 = kuat
e. 0,80 - 1,000 = sangat kuat
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi yang akan
mengukur korelasi antara motivasi belajar, aktivitas belajar secara
45
parsial terhadap hasil belajar maupun hubungan antara motivasi
belajar dengan aktivitas belajar secara bersama-sama terhadap hasil
belajar akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
3.7.2.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama dan kedua digunakan uji statistik korelasi
Product Moment dari Carl Pearson dengan rumus:
= -( )( ){ ( ) }{ ( ) }Dimana:rxy = koefisien korelasi X dan YΣXi = jumlah itemΣYi = jumlah skor totaln = jumlah responden(Riduwan, 2004: 136)
Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan dk = n dan α = 0,05
maka H0 ditolak dan menyatakan adanya hubungan, dan sebaliknya
jika rhitung < rtabel maka H0 diterima dan menyatakan tidak adanya
hubungan.
Sedangkan pengujian hipotesis ke tiga menggunakan model korelasi
ganda (Multiple Corelations) dengan rumus:
= ( )
………………. 5
…………. 6
46
Keterangan:Rx1x2y= korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-samadengan variabel Yrx1y = korelasi product moment antara variabel X1 dengan Yrx2y = korelasi product moment antara variabel X2 dengan Yrx1x2 = korelasi product moment antara variabel X1 dengan X2(Riduwan, 2004: 139)
Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan dk = n = 124 dan α =
0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima dan menyatakan adanya hubungan,
dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka H0 diterima, H1 ditolak dan
menyatakan tidak adanya hubungan.
87
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dan hasil analisa sebagaimana tertuang pada bab
terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa jurusan Akuntansi kelas X SMKN4 Bandar Lampung
Tahun pelajaran 2015/2016, dengan kata lain jika motivasi belajar siswa
tinggi maka hasil belajar Akuntansi siswa akan tinggi pula. Motivasi
belajar yang sedang menghasilkan tingkat hasil belajar yang sedang dan
tingkat ketuntasan belajar 62,10% atau dibawah angka ketuntasan 65%.
2. Terdapat hubungan signifikan dan positif antara aktivitas belajar dengan
hasil belajar siswa jurusan Akuntansi kelas X SMKN4 Bandar Lampung
Tahun pelajaran 2015/2016, hal ini berarti jika seorang siswa mempunyai
aktivitas belajar tinggi, maka hasil belajar Akuntansi siswa akan tinggi
pula. Aktivitas belajar yang sedang menghasilkan tingkat hasil belajar
dengan tingkat ketidaktuntasan cukup tinggi mencapai 37,90% atau diatas
angka 35%.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan
aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa jurusan Akuntansi kelas
88
X SMKN4 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2015/2016, ini berarti jika
siswa mempunyai motivasi dan aktivitas belajar tinggi maka hasil belajar
Akuntansi akan tinggi juga. Hal ini dicerminkan dengan tingkat motivasi
dan aktivitas belajar yang sedang memberikan hasil belajar sedang dan
rendah masing-masing 34,68% dan 25%.
5.2. Saran-Saran
Berdasarkan hasil analisa data dari hasil belajar siswa kelas X SMKN 4
Bandar Lampung, disampaikan saran-saran pembenahan sebagai berikut :
1. Pentingnya bagi siswa, untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar
agar hasil belajar lebih Optimal untuk bersaing secara profesional dalam
dunia usaha.
2. Pentingnya bagi sekolah, untuk melakukan peningkatan berstandar
internasional karena SMK Negeri 4 Bandar Lampung sudah memiliki
akreditasi A yang termasuk dalam sekolah unggulan di Bandar Lampung
yang berarti sudah tercapainya Good School.
3. Adanya interaksi antara guru dengan siswa agar tujuan pembelajaran
tersampaikan dengan baik, supaya tercapainya Good character.
1
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1998. Pendidikan dan Perubahan Sosial Ekonomi, Yogyakarta:Aditya Media.
Andriyani.2005. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajardengan Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas XI Semester Ganjil diSMP Al-Kausar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2004/2005, Unila.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka.
Familia, Pustaka. 2006. Membuat Prioritas Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta:Kanisius.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Idris, Jamaluddin. 2005. Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Yoygakarta : SuluhPress.
Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Surabaya : Yayasan Kampusiana.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan StandarKompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mega Puri, Lilian. 2009. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajardengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjildi SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2007/2008. Unila.
Muchtar, AM. Tabel Matematika Lengkap. Surabaya : Apollo.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
2
Nazir. M. 2004. Meodologi Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Pramuditha, Restu D.A. 2007. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi OrangTua dan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Prestasi Belajar EkonomiSiswa Kelas XI IPS Semester 1 di SMA Negeri 1 Kota Gajah TahunPelajaran 2006/2007.Unila.
Purwanto, Ngalim. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jalaludin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta : Bina Aksara.
Riduan. 2004. Metode dan Tehnik Me nyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.
Rusman, Tedi. 2011. Modul Aplikasi Statistik Penilaian dengan SPSS. BandarLampung : Unila.
Mega Puri, Lilian. 2009. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajardengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjildi SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2007/2008. Unila.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata., Sumadi. 2001. Psikologi Penelitian. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Susanti, Yeyen. 2007. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajardengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI SemesterGanjil di SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007.Unila.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :Gramedia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Wandira, Irene. 2017. Pengaruh Kemandirian Belajar, Pemanfaatan Media ICT,Aktivitas Belajar, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajarterhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017. Unila.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia Pustaka.