tahun 1995/1996

54
. . . .. . . . KANTOR MENTERI NEGARA PENOAYAGUNAAN APARATUR NEGARA . .

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAHUN 1995/1996

. . . .. • . . .

KANTOR MENTERI NEGARA

PENOAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

. ",~". ,

,

- • '

Page 2: TAHUN 1995/1996

LAPORAN

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARATAHUN 1995/1996

7

KANTOR MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

1996

Page 3: TAHUN 1995/1996

4

DAFTARISI

A. PENDAHULUAN 1

B PROGRAM PAN 5

1. Enam Kebijaksanaan PAN 5

a. Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil 5b. Kebijaksanan Zero Growth 13

c. Perampingan Organisasi 15

d. Pelaksanaan Hari Kerja 5 Hari Di Instansi Pemerintah 18e. Model Pelayanan Umum 20

f. Percontohan Otonomi Daerah Tingkat 11 23

n. Kebijaksanaan dan Kegiatan PAN Lainnya 29a. Pengawasan 29

b. Program Budaya Kerja 35

c. FORKOMPANDA - Koordinasi Kegiatan PAN 36d. Rapat Kerja Dengan Komisi II DPR-RI 38e. Rapat Konsultasi Dengan DPA 40

f. Pengkajian Jabatan Fungsional Analis Manajemen 40g. Kegiatan Sekretariat 40

CPENUTUP 43x

Page 4: TAHUN 1995/1996

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

KATA PENGANTAR

Pembangunan Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) sebagai

pelaksanaan Krida Kedua Panca Krida Kabinet Pembangunan VIdalam paruh waktu Pelita VI terus dilanjutkan dan ditingkatkandengan terus memantapkan disiplin nasional melalui kepeloporanaparatur negara menuju terwujudnya Pemerintah yang bersih dan

berwibawa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Upaya tersebut semakin didorong dengan semakin tingginyaperanserta masyarakat dalam pembangunan nasional dan semakin

dinamisnya pengaruh global yang menuntut peningkatan daya saing.Untuk itu aparatur negara dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam PAN,

baik di bidang kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan maupun pengawasan.

Dalam tahun anggaran 1995/1996, Kantor MENPAN bekerjasama dengan instansiterkait, baik di Pusat maupun di Daerah secara bertahap dan berkelanjutan telahmengimplementasikan berbagai kebijaksanaan yang berdampak strategik, yang dirumuskandalam 6 (enam) Kebijaksanaan PAN, yaitu: sistem pembinaan karier PNS, kebijaksanaan"Zero Growth", perampingan birokrasi, pemadatan hari kerja (5 hari), model pelayananumum dan model Otonomi Daerah Tingkat II. Langkah kebijaksanaan strategik tersebutberorientasi terhadap peningkatan pelayanan aparatur negara sebagai abdi masyarakat.

Kiranya laporan yang disusun ini sedikit banyak memberikan jawaban atas harapansemua pihak perlunya peningkatan terus menerus PAN ini, sebagai bagian yang tidakterpisahkan dari pembangunan nasional.

Jakarta, April 1996

Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara

T.B. Silalahi

Page 5: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1993 mengamanatkan bahwa

pembangunan aparatur diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur negara agar lebih

memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab,

disiplin, keadilan dan kewibawaan. Sejalan dengan itu, perlu diupayakan pembinaan,

penyempumaan dan penertiban (penataan kewenangan) yang rasional dalam jajaran dan

tingkatan aparatur negara sehingga terlaksana penyelenggaraan administrasi negara yang

bersih, berwibawa, profesional dan berkarakter, serta efisien dan efektif. Dengan demikian

aparatur negara diharapkan mampu memberikan pelayanan dan pengayoman kepada

masyarakat sesuai dengan tuntutan hati nurani rakyat.

Untuk menjabarkan amanat GBHN tersebut, deui sesuai dengan Keputusan Presiden

(KEPPRES) Nomor 44 Tahun 1993, salah satu tugas pokok Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara (MENPAN) adalah mengkoordinasikan kegiatan seluruh Instansi

Pemerintah yang berhubungan dengan pembinaan Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN)

dalam rangka pelaksanaan program Pemerintah secara menyeluruh. Oleh karena itu, Kantor

MENPAN berfungsi sebagai penggiat, pemantau dan pengendali seluruh upaya pembinaan

pendayagunaan aparatur negara. Upaya pendayagunaan aparatur negara ini dalam PELITA

VI dijabarkan melalui kebijaksanaan program PAN PELITA VI yang diharapkan dapat

berfungsi sebagai pendorong program dan kegiatan PAN lainnya yang bersifat sinergik

dan praktikal.

Program PAN yang kini dikembangkan, merupakan penyempumaan dari program PAN

yang lalu dengan menitikberatkan pada aspek pelayanan umum, yang secara langsung

ataupun tidak langsung dilaksanakan oleh setiap Lembaga Pemerintah, baik di Pusat maupun

di Daerah. Untuk meningkatkannya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni

faktor manusia sebagai pelayan atau abdi masyarakat, faktor lembaga, faktor pendelegasian

wewenang yang akan memperlancar proses pelayanan, serta faktor keteladanan yang akan

memacu peningkatan pelayanan umum. Keempat faktor tersebut dijabarkan dalam pro

gram-program PAN yang mempakan rangkaian kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.

Page 6: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Dalam kurun waktu 1995/1996, berbagai program dan kegiatan PAN khususnya yang

menyangkut bidang-bidang kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan pengawasan

telah dan akan terns dilaksanakan secara berkesinambungan. Adapim program yang sangat

menonjol untuk diketengahkan pada periode ini, adalah Pelaksanaan Otonomi Daerah

Percontohan yang telah dicanangkan oleh Presiden RI dan penganugerahan Piala

Abdisatyabakti oleh Presiden RI kepada unit keqa/kantor pelayanan terbaik.

Secara ringkas, perkembangan hasil kegiatan PAN yang telah dicapai sejak awal April

1995 hingga akhir Maret 1996, dapat dijelaskan pada uraian berikut:

1. Pemantapan sistem pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dimulai pada

tahun anggaran 1995/1996 difokuskan pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

prajabatan pola bam dengan dasar pelatihan fisik, mental dan disiplin. Pelatihan ini

telah diterapkan pada Calon PNS Timor Timur dengan jangka waktu latihan 1 bulan

untuk pegawai golongan I dan 1,5 bulan untuk golongan n serta 2 bulan untuk pegawai

golongan III. Pelatihan prajabatan pola bam bagi Calon PNS lainnya mulai

dilaksanakan pada bulan Maret 1996 untuk golongan m di seluruh Indonesia, dengan

jumlah peserta sebanyak 16.000 orang.

2. Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna PNS, Pemerintah dewasa ini

telah menerapkan kebijaksanaan Zero Growth. Kebijaksanaan ini pada dasamya

dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas PNS yang ada. Penerimaan

pegawai dilakukan hanya berdasarkan jumlah pegawai yang pensiun, berhenti dan

meninggal dunia serta yang benar-benar diperlukan sesuai dengan hasil analisis jabatan.

Pemenuhan kebutuhan pegawai dilaksanakan dengan mendayagunakan pegawai yang

telah ada secara optimal, baik yang ada dalam lingkungan instansi yang bersangkutan

maupun antar Instansi.

3. Di bidang kelembagaan, Kantor MENPAN telah dan akan terns melakukan

penyempumaan kelembagaan di Departemen/Instansi, riielalui kebijaksanaan

perampingan birokrasi. Upaya tersebut diharapkan akan menghasilkan kelembagaan

yang hemat stmktur dan kaya akan fungsi. Secara organisatoris struktumya sederhana,

prosedumya jelas dan pengelolaannya mandiri. Secara fungsional hasil kegiatannya

bersifat profesional dan aplikatif, prosedumya rapih serta implementatif.

Page 7: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

4. Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas dan kegairahan keija serta

kesejahteraan pegawai, telah dilakukan pengaturan hari keqa menjadi 5 (lima) haridalam seminggu bagi kantor-kantor pemerintah di tingkat Pusat maupun Daerah

dengan telah ditetapkannya KEPPRES Nomor 68 Tahun 1995.

5. Untuk merangsang kegairahan instansi-instansi pemberi pelayanan di dalam

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Presiden telah berkenan memberikan

tanda penghargaan "Abdisatyabakti^^ kepada 10 satuan kerja/unit pelayanan terbaikdan 14 satuan kerja/unit pelayanan lainnya yang penyerahannya dilaksanakan padatanggal 7 Agustus 1995 sekaligus dalam rangka memperingati kemerdekaan RI yangke-50. Penghargaan '^Abdisatyabakti" ini akan dianugerahkan setiap tahun.

6. Sesuai dengan tekad Pemerintah sebagaimana ditetapkan oleh Undang-Undang (UU)

Nomor 5 Tahun 1974 yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 45 Tahun 1992, titik berat otonomi pemerintahan yang diletakkan di Daerah

Tingkat II harus segera dilaksanakan sepenuhnya. Untuk mendorong dan menggiatkan

pelaksanaan pemberian otonomi tersebut, saat ini sedang dilaksanakan penitikberatan

Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II kepada 26 Propinsi (kecuali DKI Jakarta)

dengan masing-masing 1 (satu) kabupaten sebagai contoh yang ditetapkan dengan

PP Nomor 8 Tahun 1995 dan pencanangannya dilakukan oleh Presiden pada tanggal

25 April 1995. Setelah pelaksanaan penitikberatan otonomi daerah pada Daerah

Tingkat II ini berlangsung selama dua tahun, maka secara bertahap akan diterapkandi Daerah Tingkat II lainnya di seluruh Indonesia.

7. Telah diselenggarakan Forum Komunikasi PAN Daerah (FORKOMPANDA) Tingkat

Nasional VI di Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 24-26 November 1995.

Sebelumnya telah dilaksanakan pula FORKOMPANDA Tingkat Regional secara

bertahap di 4 (empat) daerah yaitu di Jambi, Balikpapan, Semarang, dan Mataram

pada bulan September sampai dengan Oktober 1995. FORKOMPANDA merupakansalah satu bentuk strategi PAN dan berfungsi sebagai sumber informasi PAN di Daerah.

Melalui forum ini, diharapkan mutu dan kemantapan pelaksanaan ke*bijaksanaan-

kebijaksanaan PAN dapat lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, telah diselenggarakanpula Forum Teknis (FORTEK) di Jakarta pada tanggal 23 Januari 1996 yang dihadiri

Page 8: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

oleh para Sekjen Departemen dan Deputi/Sekretaris LPND yang membicarakan

koordinasi dan keterpaduan program strategik PAN dalam pelaksanaannya di

Departemen/LPND.

Untuk mengetahui perkembangan selengkapnya mengenai rincian keenam program

yang dilaksanakan dalam kurun waktu 1995/1996, dijelaskan pada uraian berikut ini.

Page 9: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

B. PROGRAM PAN

I. ENAM KEBIJAKSANAAN PAN

a. Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan aparatur merupakan suatu rangkaian program yang terpadu, terdiri

dari penerimaan pegawai (rekrutmen), pembinaan karier dan pembinaan

kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan yeuig bersifat umum, pendidikan

teknis fimgsional maupim pendidikan struktural hingga pemberhentian/pensiun.

1. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Dalam rangka membentuk PNS yang profesional dan berkarakter,

berdisiplin, mempunyai etos kerja danjiwa korsa yang tinggi, pada tahun

anggaran 1995/1996 mulai dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan pola baru bagi calon pegawai yang telah lulus seleksi

penerimaan pegawai baru yang dilaksanakan oleh Departemen/LPND

yang penyelenggaraannya dilaksanakan "satu atap'\ Untuk itu sebagai

dasar penyelenggaraannya telah diterbitkan KEPPRES Nomor 5 tahun

1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon PNS, sebagai

pengganti KEPPRES Nomor 30 tahun 1981.

Materi pokok Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan pola baru ini berupa

pembekalan dan latihan fisik, mental dan disiplin (FMD) meliputi

semangat pengabdian, wawasan kepemimpinan dan piranti ilmu

administrasi. Untuk kali pertama, Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

pola baru diselenggarakan dalam tahun anggaran 1995/1996 bagi

golongan III sejumlah kurang lebih 16.000 orang. Untuk mendukung

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tersebut dibutuhkan dana dari

anggaran belanja rutin sebesar lebih kurang Rp.7,2 milyar.

Page 10: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

Mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia, maka bagi calon PNS hasil

seleksi penerimaan pegawai tahun anggaran 1995/1996, pendidikan dan

pelatihan prajabatan pola baru tersebut yang semula direncanakan selama

2 bulan dipadatkan menjadi 1 bulan dan mulai dilaksanakan pada awal

Maret 1996.

2. Pengangkatan Calon PNS Asal Timor Timur

Terkait dengan pembinaan kemampuan personil, tujuan pengangkatan PNS

asal Timor Timur adalah untuk meningkatkan mutu aparat lembaga Pusat

dan Daerah di Timor Timur.

Untuk dimaklumi bahwa dari 14.848 pegawai yang ada di Pemerintah

Daerah, 60% diantaranya adalah golongan I dan buta huruf. Keadaan inisangat berpengaruh terhadap kelancaran penyelenggaraan tugas umum

pemerintahan maupun pembangunan di Propinsi Timor Timur.

Gambar 1 MENPAN T.B. Silalahi memberikan selamat kepada dr. Isabeldan Timothy, mewakili CPNS Putra Timor Timur yang akanmengikuti Pra-Jabatan Pola Baru Tahun 1995

Page 11: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Untuk mengatasi kendala tersebut melalui program peningkatan Sumber

Daya Manusia Timor Timur telah dilakukan upaya sebagai berikut:

a) Penambahan formasi PN S Propinsi Timor Timur melalui Keputusan

MENPAN Nomor 111/1995 yang disempumakan dengan Keputusan

MENPAN Nomor 118/1995 tentang tambahan formasi PNS imtuk

Propinsi Timor Timur sejumlah 2.000 orang. Dalam kenyataannya

pengadaan pegawai hanya dapat dipenuhi 1.993 orang, karena 7

orang mengundurkan diri. Dari jumlah tersebut terdapat 69 orang

yang bukan berasal dari Timor Timur. Mereka adalah Sarjana

Kedokteran, Pertanian, Petemakan dan Teknik.

b) Terhadap 1.993 Calon PNS tersebut dilakukan Pendidikan dan

Pelatihan Prajabatan pola baru, selama 1 bulan untuk golongan I,

selama 1,5 bulan imtuk golongan II dan 2 bulan untuk golongan III.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Propinsi Jawa Timur (Surabaya),

RIND AM V Brawijaya (Malang), Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Propinsi Jawa Tengah (Semarang) dan RIND AM IV/Diponegoro

(Magelang).

c) Setelah menjalani pendidikan dan pelatihan prajabatan, sebanyak

1.318 orang ditugaskan di Timor Timur yang terdiri dari tenaga-

tenaga yang benar-benar dibutuhkan dan hams langsung bekeija.

Tenaga-tenaga tersebut antara lain dokter, paramedis, penyuluh

pertanian dan gum.

Sedangkan sisanya sebanyak 675 orang ditempatkan di luar Propinsi

Timor Timur selama 2 tahun atau lebih untuk menimba pengalaman

dan memperluas wawasan.

3. Pembinaan Kemampuan Personil

Pembinaan kemampuan personil dilakukan melalui kegiatan pendidikandan pelatihan baik pendidikan dan pelatihan umum, teknis fungsional

Page 12: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

maupim struktural. Pendidikan dan pelatihan tersebut diarahkan pada

pembinaan karier pegawai dalam jabatan struktural maupun fungsional,

sehingga setiap pegawai pada prinsipnya mempunyai pola dan kepastian

karier yang sama dan jelas. Saat ini dan di masa datang, peranan pendidikan

dan pelatihan merupakan salah satu persyaratan untuk menduduki suatu

jabatan.

Untuk memantapkan pembinaan karier PNS, khususnya yang menyangkut

pengangkatan dan pemindahan dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon

I, dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan BUMN tertentu, diproses

melalui Badan Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional (BAPERJANAS)

sebagaimana diatur dalam KEPPRES Nomor 47 Tahun 1994.

Pada saat ini tengah dilakukan penyempumaan peraturan kepegawaian

yang dirasakan tidak sesuai lagi dengan kondisi nyata saat ini. PP dimaksud

adalah PP Nomor 6 Tahun 1976 tentang Pengadaan PNS, PP Nomor 32

Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS, PP Nomor 3 Tahun 1980 tentang

Pengangkatan Dalam Pangkat PNS, PP Nomor 30 Tahun 1980 tentang

Peraturan Disiplin PNS dan PP Nomor 20 Tahun 1976 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS.

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP Nomor 14 tahun 1994 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, PP Nomor 15 tahun 1994 tentang

Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural dan PP Nomor 16 tahunl994

tentang Jabatan ungsional PNS,MENPAN telah melaksanakan koodinasi

dengan instansi terkait. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka

menyiapkan petunjuk pelaksanaan dari ketiga PP dimaksud, yang meliputi:

a) Keputusan Ketua Lembaga Administrasi Negara yaitu :

1) Keputusan Ketua LAN Nomor 304A/ IX / 6/4 /1995 tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS;

2) Keputusan Ketua LAN Nomor 383 A/IX/6/4/1995 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Administrasi

Umum (Diklat ADUM);

Page 13: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

3) Keputusan Ketua LAN Nomor 384 A / IX /6 / 4 /1995 tentangPedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Staf dan

Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat SPAMA);4) Keputusan Ketua LAN Nomor 385 A / IX / 6 / 4 / 1995 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Staf dan

Pimpinan Administrasi TingkatMenengah (Diklat SPAMEN);5) Keputusan Ketua LAN Nomor 386A/IX/6/4/1995 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Staf dan

Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (Diklat SPATI);6) Keputusan Ketua LAN Nomor394A/IX/6/4 / 1995tentang

Pedoman Teknis Surat Keterangan Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan PNS.

b) Di samping pedoman-pedoman tersebut di atas, untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 5 PP Nomor 14 tahun 1994 telah diterbitkan KEP -

PRES Nomor 5 tahim 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Calon PNS, sebagai pengganti KEPPRES Nomor 30

tahun 1981.

Pendidikan dan pelatihan prajabatan ini merupakan pola bam dengan

penekanan pembinaan fisik, mental dan disiplin, yang penyelenggara-annya dilakukan seleuna 2 bulan dan diasramakan.

Pendidikan dan pelatihan prajabatan pola bam tersebut mulaidi-

lasanakan pada awal Maret 1996 bagi Calon PNS hasil penerimaan

pegawai tahun anggaran 1995/1996.

c) Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor5 tahun 1995 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pengangkatan PNS

dalam Jabatan Stmktural, yang bertujuan untuk menyeragamkan

pelaksanaan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari

jabatan stmktural.

d) Rancangan KEPPRES tentang Rimipun Jabatan Fungsional sebagaipelaksanaan PP Nomor 16 Tahun 1994 sedang dalam proses pem -bahasan bersama instansi terkait. Apabila KEPPRES tersebut

Page 14: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

telah ditetapkan maka jabatan fungsional dan angka kreditnya

bam dapat ditetapkan. KEPPRES tersebut akan menampung

penyempumaan jabatan fungsional yang telah ada di Departemen/

LPND ke dalam nimpun jabatan fungsional.

Jabatan - jabatan fungsional yang telah ditetapkan dengan Keputusan

MENPAN dan diusulkan oleh instansi yang bersangkutan untuk

disempumakan adalah:

1) Jabatan Fungsional Pengawas Keuangan dan Pembangunan

(Auditor);

2) Jabatan Fungsional Dosen;

3) Jabatan Fungsional Dokter;

4) Jabatan Fungsional Dokter Gigi;

5) Jabatan Fungsional Tenaga Keperawatan;

6) Jabatan Fungsional Penilai Pajak Bumi dan Bangunan;

7) Jabatan Fungsional Pamong Belajar;

8) Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana;

9) Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian;

10) Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.

Rancangan Keputusan MENPAN tentang Jabatan Fungsional yang

disempumakan kembali untuk disesuaikan dengan PP Nomor 16

Tahun 1994 antara lain :

1) Jabatan Fungsional Karantina;

2) Jabatan Fungsional Pengamat Hama dan Penyakit Pertanian;

3) Jabatan Fungsional Penguji Teknologi Pertanian;

4) Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman;

5) Jabatan Fungsional Pengamat Gunung Api;

6) Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi;

7) Jabatan Fungsional Binawan Kesehatan Masyarakat;

8) Jabatan Fungsional Pejabat Diplomatik Konsuler;

9) Jabatan Fungsional Kanselerai;

10) Jabatan Fungsional Apoteker;

10

Page 15: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

11) Jabatan Fungsional Asisten Apoteker;

12) Jabatan Fungsional Pengawas Fannasi.

Di samping jabatan fungsional sebagaimana dikemukakan di atas,

terdapat beberapa usulan bam jabatan fungsional yang saat ini

sedang dalam proses pembahasan dengan instansi pengusul, antara

lain:

1) Jabatan Fungsional Perencana (BAPPENAS);

2) Jabatan Fungsional Penggerak Koperasi (Dep. Koperasi);

3) Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan (Dep. Kesehatan);

4) Jabatan Fungsional Pamong Budaya (Dep. Dikbud);

5) Jabatan Fungsional Pengamat Kelestarian Lingkungan

(BAPEDAL).

4. Pengalihan Jenis KepegawaianPada 26DaerahTingkat U Percontohan

Sebagai tidak lanjut PP Nomor 8 tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian

Urusan Pemerintahan kepada26 Daerah Tingkat II Percontohan, telah

diterbitkan Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara

Nomor 55 Tahun 1995 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Pengalihan Jenis

Kepegawaian PNS Pusat pada 26 (dua puluh enam) Daerah Tingkat II

Percontohan.

Pembahan jenis kepegawaian tersebut meliputi:

a) PNS Pusat pada Kantor Departemen yang memiliki pangkat Penata

Muda golongan mang Ill/a ke atas dialihkan jenis kepegawaiannya

menjadi PNS Pusat diperbantukan pada Daerah Tingkat II.

b) PNS Pusat pada Kantor Departemen yang memiliki pangkat

Pengatur Tingkat I golongan mangll/d kebawah dialihkan jenis

kepegawaiannya menjadi PNS Daerah pada Daerah Tingkat H.

c) PNS Pusat pada Kantor Departemen yang menduduki Jabatan

Fungsional dapat dialihkan jenis kepegawaiannya menjadi PNS

Pusat dipekerjakan pada Daerah Tingkat II.

11

Page 16: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

d) PNS Pusat yang diperbantukan pada Daerah Tingkat I serta

ditugaskan pada Daerah Tingkat II dialihkan menjadi diperbantukan

pada Daerah Tingkat 11.

PNS yang sudah dialihkan jenis kepegawaiannya yang berada pada

26 Daerah Tingkat II Percontohan sampai dengan tanggal 31 Maret

1996 adalah sejumlah 7.715 orang dengan perincian sebagai

berikut:

1) Golongan I

2) Golongan II

3) Golongan in

4) Golongan IV

720 orang

5241 orang

1675 orang

79 orang

5. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai

Upaya meningkatkan kesejahteraan PNS terns dilaksanakan, baik

kesejahteraan berupa materi maupun kesejahteraan non materi.

Kesejahteraan yang bersifat materi yaitu berupa pemberian kenaikan gaji

dan pemberian tunjangan. Pemberian kenaikan gaji telah dilaksanakan

mulai 1 Januari 1995 berupa pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan

(TPP) bagi PNS golongan I dan II sebesar 10% dari gaji pokok ditambah

tunjangan keluarga, sedangkan mulai 1 April 1995 TPP juga diberikan

kepada PNS golongan III dan IV serta Pejabat Negara.

Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut, terhitung mulai 1 April 1995

diberikan pula tunjangan kepada para pemangku jabatan fungsional

meliputi Pemeriksa Paten, Pemeriksa Merk, Arsiparis, Adikara Siaran,

Andalan Siaran dan Teknisi Siaran. Bagi PNS yang menghadapi resiko

bahaya radiasi juga diberikan tunjangan bahaya radiasi. Di samping itu,

bagi para guru (tenaga kependidikan) diberikan kenaikan tunjangan sebesar

Rp 10.000 setiap bulan dari tunjangan yang diberikan sebelumnya.Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri, termasuk didalanmya anggota

ABRI diupayakan dengan cara menyempumakan KEPPRES Nomor 13

Tahim 1992 yang selama ini hanya mengatur pemberian Tunjangan Daerah

Terpencil kepada PNS.

12

Page 17: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Upaya pemberian kesejahteraan yang bersifat non materi terus dilakukan

antara lain bempa perpanjangan Batas Usia Pensiun (BUP). Dalam tahun

anggaran 1995/1996 perpanjangan BUP telah diberikan kepada para

pejabat fungsional seperti Pemeriksa Pajak, Penilai PBB, Pemeriksa Bea

dan Cukai, Sandiman, Agen, dan Pamong Belajar.

Pemberian tunjangan jabatan fungsional bagi Petugas Pemasyarakatan,

Perekayasa, Teknisi Penelitian dan Perekayasaan (Teknisi Litkayasa) serta

perpanjangan Batas Usia Pensiun Perekayasa, telah dipersiapkan pada

tahun anggaran 1995/1996 dan diharapkan dapat direalisasikan pada tahun

anggaran berikutnya.

KEPPRES Nomor 23 Tahun 1985 tentang Tunjangan Tenaga Kesehatan

akan disempurnakan karena adanya larangan perangkapan jabatan

struktural dan fungsional. Dengan penyempumaan tersebut, diharapkan

tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti

Dokter yang juga menjabat Kepala PUSKESMAS tidak akan dirugikan.

Oleh karena itu, ditempuh dengan cara menggabungkan tunjangan

fungsional sebagai dokter dan tunjangan struktural sebagai Kepala

PUSKESMAS menjadi tunjangan Pimpinan PUSKESMAS, mengingat

eselon Kepala PUSKESMAS dihapuskan.

Para Duta Besar Luar Bieisa dan Berkuasa Penuh diberlakukan sebagai

Pejabat Negara Eksekutif dengan gaji pokok Rp. 2.250.000. Sedangkan

bagi pensiunan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh termasuk

Janda/Duda-nya akan mendapat hak pensiun sebagai Pejabat Negara

Eksekutif minimal 6% dan maksimal 75 % dengan masa keija setiap bulan

dihitung 1%.

b. Kebijaksanan Zero Growth

Kebijaksanaan Zero Growth di bidang kepegawaian telah dilaksanakan selama

2 tahun anggaran yaitu tahun anggaran 1994/1995 dan 1995/1996. Dari

penerapan kebijaksanaan Zero Growth selama hampir 2 tahun menunjukkan

13

Page 18: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

bahwa Biro Kepegawaian pada Departemen/LPND secara bertahap telah

melakukan peneitiban baik dari segi administrasi kepegawaian maupun dari

segi perencanaan kebutuhan pegawai. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Day a serap terhadap formasi pegawai yang disediakan mencapai 98%.

Kalaupun ada sisa formasi tidak terserap karena terdapat hal-hal yang

tidak dapat diperhitungkan seperti adanya siswa ikatan dinas yang drop

out, atau calon pegawai yang mengundurkan diri dan hal lain yang bersifat

administratif.

2. Penempatan pegawai baru disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja yang

kekurangan pegawai. Sebagai contoh, 85% guru Sekolah Dasar

ditempatkan di daerah-daerah transmigrasi dan daerah terpencil.

3. Melakukan mutasi pegawai dalam batas-batas yang memungkinkan dari

unit keija yang kelebihan pegawai ke unit keqa yang kekurangan pegawai,

misalnya pada sekolah-sekolah dasar khususnya di perkotaan telah

Hifldakan pemerataan penempatan, sehingga tidak teqadi tenaga guru yang

berkelebihan pada suatu sekolah.

4. Alokasi penetapan iformasi tahun 1995/1996 bequmlah 58.332, didasarkanatas jumlah PNS yang pensiun, berhenti dan meninggal dunia secara

nasional pada tahim yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan pembagian

formasi untuk masing-masing Departemen/LPND dipergunakan skala

prioritas sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembangunan. Penyediaan

formasi pegawai baru diprioritaskan untuk:

a) Tenaga guru untuk menunjang wajib pendidikan dasar 9 tahun;

b) Tenaga kesehatan dan keluarga berencana;

c) Pemda Tingkat n imtuk menunjang Otonomi Daerah Tingkat n.

Dalam rangka penetapan formasi PNS Tahun 1995/1996 telah dilakukan

pembahasan secara bersama oleh Tim Keqa Kepegawaian (TKK) dengan

instansi-instansi terkait. Dengan adanya saran dan pendapat TKK diharapkan

14

Page 19: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

MENPAN dapat menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat dan berhasilguna

di bidang kepegawaian.

c. Perampingan Organisasi

1. Persetujuan Kelembagaan

Usaha perampingan organisasi diharapkan akan menghasilkan

kelembagaan yang hematstruktur danpadat fungsi,sehingga diperoleh

susunan organisasi yang sederhana,prosediir yang jelas danpengelolaan

yang mandiri. Dengan organisasi yafig demikian, diharapkan akan

terwujud aparatur yang profesional, efisien dan efektif.

Untuk mendukung pelaksanaan penyempumaan kelembagaan tersebut

diatas, saat ini Kantor MENPAN bersama instansi terkait tengah

menyempumakan KEPPRES Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Organisasi Departemen.

Perampingan organisasi dilakukan untuk menata kembali susunan

organisasi dan tata kerja di lingkunganMenko/Meneg,Departemen,

Set. Lemtertina dan LPND serta Pemerintah Daerah Tingkat I maupun

Tingkatn,berupa penyempumaan organisasi baik secara menyeluruh

maupun sebagian, dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Dengan KEPPRES RI (eselon n ke atas)

1) KEPPRES Nomor 2 Tahun 1995 yang meliputi penyempuma

an organisasi dan tatakerja Direktorat Jenderal Anggaran pada

Departemen Keuangan ,dan penyempumaan organisasi dan

tata-keija Sekretariat Jenderal, Badan dan Pusat di lingkungan

Departemen Sosial;

2) KEPPRES Nomor 61 Tahun 1995 Dep. Transmigrasi dan

PPH yang meliputi penambahan 1 Direktorat Jenderal yaitu

Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Transmigrasi, dan

penataan tugas dan fungsi seluruh organisasinya;

15

Page 20: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

3) KEPPRES Nomor 2 Tahun 1996 Dep. Perindustrian dan

Perdagangan yang meliputi peleburan organisasi Setjen,

Itjen dan Badan Litbang Departemen Perindustrian dan

Departemen Perdagangan serta penggabungan Ditjen

Industri Logam, Mesin dengan Ditjen Industri Kimia menjadi

Ditjen ndustriLogam,Mesin dan Kimia pada Departemen

Perindustrian.

4) KEPPRES Nomor 6 Tahun 1996 yang meliputi perubahan

nomenklatur di Biro Organisasi menjadi Biro Hukum dan

Organisasi pada Sekretariat Jenderal di lingkungan Dep. Luar

Negeri.

b) Dengan Surat Persetujuan MENPAN (eselon III ke bawah)

Selain itu juga telah diterbitkan beberapa Surat Persetujuan

MENPAN di bidang kelembagaan yang meliputi penyempumaan,

penataan, pemindahan lokasi dan pembentukan UPT, Kanwil dan

unit-unit organik pusat di lingkungan Setjen, Itjen, Diijen dan Badan

maupun Pusat, di lingkungan Departemen maupun Deputi-deputi

di lingkungan LPND, serta Setmen dan Asmen di lingkungan

Meneg/Menko.

Penyempumaan organisasi yang meliputi pembentukan, penataan,

perabahan kelembagaan termasuk perampingan organisasi tersebut

dalam tahun anggaran 1995/1996 yang telah mendapat persetujuan

MENPAN sebanyak 58 (lima puluh delapan) buah dengan perincian

sebagai berikut:

1) Penataan organisasi sebanyak 37 buah

(a) Meneg/Menko sebanyak 1 buah

(b) Departemen sebanyak 24 buah

(c) LPND sebanyak 7 buah

(d) Pemda Tingkat I dan n sebanyak 5 buah

16

Page 21: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

2) Penataan nomenklatur dan atau titelatur di lingkungan

Departemen sebanyak 3 buah.

3) Penataan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen

sebanyak 14 buah

(a) Pembentukan sebanyak 7 buah

(b) Penataan Kelas/Tipe sebanyak 6 buah

(c) Penghapusan sebanyak 1 buah

4) Pedoman organisasi Daerah dengan bentuk Keputusan

MENDAGRI sebanyak 2 buah.

5) Pedoman organisasi LPND yang akan ditetapkan dengan

KEPPRES sebanyak 1 (satu) buah.

6) Penataan eselonisasi di lingkungan Departemen/LPND/

Pemerintah Daerah sebanyak 1 buah.

Kegiatan Perampingan organisasi lain yang menonjol dalam kurun waktu

1995/1996 ini adalah dihapuskannya Kandep pada 26 Daerah Tingkat II

Percontohan. Tugas dan fungsi masing-masing Kandep tersebut

selanjutnya diintegrasikan dalam Dinas Tingkat II, sedangkan untuk urusan

yang belum diserahkan akan ditangani oleh Kanwil yang terkait.

Di lingkungan pemerintah Pusat telah dilakukan perampingan yaitu

digabungkannya Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian

menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan

KEPPRES Nomor 388/M Tahun 1995. Organisasi Departemen

Perindustrian dan Perdagangan tersebut ditetapkan dalam KEPPRES

Nomor 2 Tahun 1996. Hasil penggabungan kedua departemen

tersebutyang menyangkut eselon I,II,III, dan IV adalah sebagai mana

tercantum pada tabel 1 dibawah ini

17

Page 22: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

TABELl

PERAMPINGAN ORGANISASI

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Tingkat Dep.pag. Dep.IiL Dep.Indag. Ketei^i^

PUSAT

Eselon I

Eselon II

Eselon HF

Eselon IV

7

39

199

579

14

56

281

904

11

65

277*

* Jumlah Eselon IV di Tingkat Pusat masih

menunggu pembahasan dengan Dep. Indag.

KANWIL

Eselon II

Eselon III

Eselon IV

27

466

1838

27

406

1530

** Jumlah Eselon II ke bawah tingkat

Kanwil belum dapat dikemukakan masih

menunggu hasil pembahasan dengan Dep.

Indag.

2. Pengembangan Kajian Kelembagaan

Kegiatan pengkajian di bidang kelembagaan meliputi:

a) Pengkajian Pokok - pokok Organisasi Pemerintahan Wilayah dan

Daerah

b) Pengkajian Pedoman Kelembagaan Kantor Wilayah dan Dinas

Daerah

c) Rancangan Pedoman Analisis Beban Kerja dan Eselonisasi Jabatan

d) Rancangan Pedoman Bentuk Keputusan Kelembagaan

e) Pedoman Tentang Perumusan Tugas dan Fxmgsi Jabatan Stmktural

di Lingkungan Departemen (Keputusan MENPAN Nomor 108/1995

tanggal 13 Juni 1995)

d Pelaksanaan Hari Kerja 5 Hari Di Instansi Pemerintah

Mulai 1 Oktober 1995, diberlakukan ketentuan 5 hari keija di Lingkungan

Instansi Pemerintah berdasarkan KEPPRES Nomor 68 Tahun 1995, yang

berisi pokok-pokok pengaturan sebagai berikut:

18

Page 23: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995f1996

1. Hari keija bagi selunih lembaga pemerintah tingkat Pusat dan Pemda

DKI Jakarta adalah 5 hari dari Senin sampai dengan Jum'at.

a) Jam kerja Senin - Kamis

Waktu istirahat

b) Jam Keija Jum'at

Waktu istirahat

07.30 - 16.00

12.00 -13.00

07.30 - 16.30

11.30-13.00

2. Dikecualikan dari tersebut butir a di atas yaitu :

a) Unit keqa yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan kepada

masyarakat;

b) Lembaga pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SLTA.

Pelaksanaannya ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga

Pemerintah setelah dikoordinasikan dan mendapatkan per-

setujuan MENPAN.

3. Hari dan jam keqabagi ABRI ermasuk PNS-nya ditetapkan tersendiri

oleh Menteri HANKAM setelah mendengar pertimbangan Panglima

Angkatan Bersenjata.

4. Hari dan jam keija bagi Pemda Tingkat I lainnya^mbaga Pemerintah

tingkat Pusat diDaerah dan Pemda Tingkat 11, dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kesiapan dan kebutuhan masing-masing

daerah. Pelaksanaanya ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atau

menteri teknis yang bersangkutan setelah dikoordinasikan dan

mendapatkan persetujuan MENPAN.

5. Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah yang menetapkan

5 hari kerja dapat mengatur penugasan siaga tugas pada hari Sabtu

di lingkungan masing-masing.

Mengingat penetapan pemadatan hari kerja di daerah-daerah tidak

diperlakukan sama sesuai dengan kondisi daerah, maka telah dikeluarkan

Surat MENPAN Nomor B-153 l/I/l995 yang intinya sebagai berikut:

19

Page 24: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

1. Pemerintah Daerah selain Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Raya, dapat melaksanakan ketentuan KEPPRES Nomor 68 Tahun 1995,

apabila benar-benar telah siap dan memerlukan penerapan 5 (lima) hari

kerja dalam seminggu;

2. Bagi Instansi di lingkungan Propinsi Daerah Tingkat I dan Kotamadya

Daerah Tingkat n yang merupakan Ibukota Propinsi di Pulau Jawa, kecuali

Propinsi DI. Yogyakarta dapat segera mengajukan permintaan persetujuan

untuk penerapan 5 (lima) hari kerja dalam seminggu sesuai ketentuan

yang berlaku;

3. Bagi Propinsi Daerah Tingkat I dan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat

n di luar Pulau Jawa, karena belum siap perlu menghentikan pelaksanaan

uji coba 5 (lima) hari kerja dalam seminggu sambil mempersiapkan diri

untuk pengajuannya pada tahap berikutnya.

e. Model Pelayanan Umum

Untuk lebih mendorong dan merangsang semua instansi pemerintah, BUMN

maupun BUMD dalam meningkatkan sistem manajemen pelayanan umumnya

kepada Unit Keija/BUMN/BUMD yang bertugas dalam bidang pelayanan umum

menerapkan prinsip-prinsip pelayanan umum dan telah meningkatkan pelayanan

yang lebih baik kepada masyarakat oleh Pemerintah mulai tahun anggaran 1995/

1996 diberikan penghargaan piala " Abdisatyabakti". Piala Abdisatyabakti untuk

pertama kalinya telah dianugerahkan oleh Presiden di Istana Negara pada tanggal

7 Agustus 1995 kepada 10 (sepuluh) Unit Kerja/BUMN/BUMD Pelayanan

Percontohan terbaik dari Instansi Pusat maupun Daerah, yaitu :

1. Kantor PT PEN Rayon Cempaka Putih Jakarta;

2. Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya Bogor;

3. Kantor Catatan Sipil Kotamadya Semarang;

4. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Propinsi Daerah Tingkat I Nusa

Tenggara Barat di Mataram;

5. Kantor Imigrasi Kelas I Batam;

6. Kantor Daerah Telekomunikasi (KANDATEL) Jakarta Barat;

7. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jakarta Selatan;

20

Page 25: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

8. Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Surakarta;

9. Satuan Reserse Kepolisian Resort (POLRES) Bekasi;

10. Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Lain Lintas Angkutan Jalan

(DLLAJ) Propinsi Daerah TingkatI Sulawesi Selatan di Ujung Pandang.

Selain itu Presiden dalam kesempatan yang sama juga menyerahkan Sertifikat

kepada 14 (empatbelas) Unit Kerja/ BUMN/BUMD pelayanan yang dinilai telah

berupaya dengan sungguh-sungguh mengambil langkah-langlah perbaikan

tatalaksana pelayanan ke arah yang lebih baik di bidangnya masing-masing,

yaitu:

1. Dinas Pengawasan Bangunan Kotamadya Surabaya;

2. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung;

3. Kantor Catalan Sipil Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul;

4. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya Padang;

5. Perum PERUMNAS Cabang VII Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan di Ujung Pandang;

6. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin;

7. Pusat Standarisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi Badan Tenaga

Atom Nasional (BATAN) Jakarta Selatan;

8. Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Daerah Tingkat II Kodya

Manado;

9. Dinas Pekeqaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat 11 Badung;

10. Transito Transmigrasi Pondok Kelapa Kantor Wilayah Departemen

Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Jakarta;

11. PT Angkasa Pura II Pelayanan Penumpang Terminal A Bandara Soekamo-

Hatta Cengkareng;

12. Bidang Pelayanan Informasi Arsip Nasional, Jakarta;

13. Kantor Satuan Administrasi Menunggal Satu Atap (SAMSAT) Palembang;

14. Kantor Urusan Agama (KUA) Cengkareng Jakarta.

21

Page 26: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

'r

Gambar2 Presiden Soeharto menganugerahkan penghargaan Piala

Abdisatyabakti Tahim 1995 kepada dr. Indrawati Sri Wulan, Kepala

Balai Pengobatan Paru-paru Surakarta di Istana Negara

Proses penilaian dan penetapan unit kerja/BUMN/BUMD penerima piala

Abdisatyabakti dan sertifikat tersebut di atas, dilakukan oleh Panitia Penentu

Tingkat Akhir (PANTUHIR) yang melibatkan wakil dari Komisi IIDPR-RI

dan unsur-unsur masyarakat seperti KADIN, Persatuan Wartawan Indonesia

(PWI), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan mass media cetak.

Dalam hubungan ini menindaklanjuti penegasan Presiden pada acara

penganugerahan tanda penghargaan Abdisatya bakti tahun 1995 yaitubahwa

"di masa lalu tugas pemerintah dirasakan terlalu menitikberatkan pada

pelaksanaan dan prosedur, sedangkan perhatian pada mutu pelayanan

memperoleh tempat kedua", maka dengan Surat MENPAN Nomor B-1052/I/

1995 tanggal 6 September 1995 yang ditujukan kepada Pimpinan Departemen/

Sekretariat Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara/LPND/Panglima ABRI/ Para

Kepala Staf Angkatan dan POLRI/Gubemur KDH Tingkat I dan Bupati/

Walikotamadya KDH Tingkat II, MENPAN meminta perhatian agar Instansi

Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah untuk memberikan prioritas pengkajian

ulang semua peraturan yang ada untuk memperlancar pelayanan umum.

22

Page 27: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

f. Percontohan Otonomi Daerah Tingkat II

Dalam rangka percontohan Otonomi di Daerah Tingkat II, telah dicanangkan

pelaksanaan percontohan otonomi dilakukan oleh Presiden RI di Istana Negara

pada tanggal 25 April 1995 dan sekaligus ditetapkan sebagai Hari Otonomi

Daerah,

Pencanangan tersebut merupakan awal diberlakukannya PP Nomor 8 Tahun

1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada 26 Kabupaten

Daerah Tingkat II Percontohan. Untuk menindaklanjuti PP tersebut telah

diterbitkan peraturan-peraturan pelaksanaannya yang meliputi:

1. Keputusan MENDAGRI Nomor 44 Tahun 1995 tentang Pedoman

Organisasi Dinas Daerah pada Daerah Tingkat II Percontohan;

2. Keputusan MENPAN Nomor 16 Tahun 1995 tentang Perubahan Jabatan

Struktural Eselon HI Ke Bawah;

3. Keputusan MENDAGRI Nomor 45 Tahun 1995 tentang Pedoman

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS dalam dan dari

Jabatan Struktural dan Fungsional Pada 26 Daerah Tingkat n Percontohan;

4. Instruksi MENDAGRI Nomor 24 Tahun 1995 tentang Pedoman

Penganggaran dan Penatausahaan APBD;

5. Instruksi MENDAGRI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Penghapusan Cabang

Dinas Daerah Tingkat I dan UPTD Tingkat I pada 26 Daerah Tingkat 11

Percontohan;

6. Keputusan Kepala BAKN Nomor 55 Tahun 1995 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pengalihan Jenis Kepegawaian PNS pada Daerah Tingkat n

Percontohan;

7. Keputusan Bersama MENDAGRI dan MENDIKBUD Nomor 67 Tahun

1995 dan Nomor 0210/V/95 tentang Administrasi Kepegawaian SD di

Daerah Tingkat II Percontohan.

8. SE Ditjen Anggaran Dep. Keuangan Nomor SE-65/A/44/0595 Perihal

Pencairan dana anggaran Belanja rutin Kandep yang dialihkan menjadi

Dinas-dinas di 26 Kabupaten Daerah Tingkat II Percontohan;9. Surat Deputi Bidang Regional dan Daerah, BAPPENAS Nomor 3195/

D.IV/6/1995 tentang Inventarisasi Kegiatan yang dilaksanakan oleh

Kandep dan Cabang-cabang Dinas Tingkat I pada Daerah Tingkat II

Percontohan;

10. Keputusan MENDIKBUD Nomor 0128/O/1995 tentang Organisasi dan

Tata Keija Kantor Inspeksi Departemen DIKBUD Kecamatan;

23

Page 28: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

11. Keputusan MENDIKBUD Nomor 0129/0/1995 tentang Organisasi danTata Kerja Kantor Inspeksi Dep. DIKBUD Kabupaten;

12. Keputusan MENDIKBUD Nomor 0316/O/1995 tentang Perincian TugasSubbagian, Seksi, Urusan dan Tenaga Fungsionai di Lingkungan KantorInspeksi Dep. DIKBUD Kabupaten dan Kantor Inspeksi Dep. DIKBUDKecamatan di Daerah Tingkat II Percontohan;

13. Keputusan MENDIKBUD Nomor 00317/0/1995 tentang PenutupanKandep DIKBUD Kabupaten dan Kandep DIKBUD Kecamatan di 25(Duapuluh lima) Daerah Tingkat II Percontohan;

14. Keputusan MENPAN Nomor 124/1995 tentang Penyempumaan LampiranKeputusan MENPAN Nomor 16/1995 tentang Perubahan JabatanStruktural Eselon III Ke Bawah Dalam Lampiran VIKEPPRES Nomor 9

Tahun 1995;

15. Keputusan MENPAN Nomor 125/1995 tentang Penghapusan Jabatan-jabatan Struktural Eselon III Ke Bawah Dalam Lampiran I, dan VIKEPPRES Nomor 9 Tahun 1985 tentang Jenjang Pangkat dan Timjangan

Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah terakhir dengan KEPPRES

Nomor 38 Tahun 1995.

Gambar 3 Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Try Soetrisno beramah tamah

dengan beberapa Gubernur dan Bupati pada Acara Pencanangan

26 Kabupaten Dati II Percontohan di Istana Negara

24

Page 29: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

TABEL2

DINAS-DINAS YANG DmENTUK DIDATIIIPERCONTOHAN

SETELAH BERLAKUNYA PP NO. 8 TAHUN 1995

No. Naqia Dinas No. Nama Dinas

1. Dinas Transmigrasi (}an Feniukiman Perambah Hutan Dinas Kependudukan dan Catalan Sipil

2. Dinas Perdagangan . ! 15. Dinas Pembangunan Masyarakat Desa3. Dinas Koperasi dan P^ngiisaha Kecil 16. Dinas Perindustrian

4. Dinas Perkebunan 17. Dinas Tenaga Keija

5. Dinas Petemakan 18. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

6. Dinas Perikanan 19. Dinas Pekeijaan Umum

7. Dinas Pertanian Tanaman Pangan 20. Dinas Pekeijaan Umum Bina Marga

8. Dinas Kehutanan/Perhuiapan dan Konservasi Tanah 21. Dinas Pekeijaan Umum Cipta Karya

9. Dinas Kesehatan 22. Dinas Pekeijaan Umum Pengairan

10. Dinas Pariwisata 23. Dinas Pendapatan Daerah

11. Dinas Sosial 24. Dinas Kebersihan dan Pertamanan/Kebersihan

12. Dinas Pertambangan 25. Dinas Pasar

13. Dinas DIKBUD 26. Dinas Perumahan

Sumber: Tim Pembinaaii Qfonomi Daerah Tahun 1996

Adapun hasihji^il yang telah capai sampai saat ini;

1. Penyerah^ Urusan:a) Penyeyahan urusan dari Pemerintah Pusat pada umumnya sudah

beijalan dengan balk (dan sekaligus Kandep telah dibubarkan),kecuali urusan agama dan penerangan yang sampai saat ini belummemberikan keputusan untuk menyerahkan urusannya kepadaDaerah Tingkat 11.

b) Penyerjjhan urusan tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat sedangdalam proses penyelesaian (Dep. Pekerjaan Umum sudah selesai).

c) Penyerahan sebagian urusan dari Pemerintah Daerah Tingkat Ikepada Pemerintah Daerah Tingkat II, khususnya bidang pendapatandaerah, sebagian ada yang sudah selesai (Aceh) dan sebagian masihdaifapt proses penyelesaian (Sumbar, Sumsel, Jabar dan Kalsel),Per<^ Tingkat I masih menunggu pengesahan MENDAGRI.

2. Peraturan^peraturan Daerah tentang Pembentukan Dinas-dinas Tingkatn telah selesai (kecuali Dinas Pendapatan Daerah Tingkat n yang berkaitandengan pepibubaran Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I).

25

Page 30: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

3. Pengangkatan dan pelantikan Kepala-kepala Dinas sudah dilakukan,demikian juga pengangkatan dan pelantikan pejabat eselon IV dan Vkecuali beberapa pejabat yang belum terisi.

4. Penyerahan 3P:a) Pengalihan perlengkapan, semuanya sudah berjalan balk (perlu

adanya klarifikasi dari Dirjen Anggaran yang menyatakan bahwaselumh perlengkapan diserahkan kepada Daerah Tingkat n tanpamelihat sumber pembiayaannya).

b) Pengalihan kepegawaian.Dari + 8500 pegawai yang akan dialihkan, telah dialihkan 90%.

c) Pengalihan pembiayaan:1) Anggaran rutin telah selesai dialihkan melalui surat Dirjen

Anggaran;

2) Anggaran pembangunan telah ditampung oleh BAPPENASdan menunggu keputusan dari BAPPENAS.

5. Keputusan Menteri tentang Pedoman Pembinaan Teknis PelaksanaanUrusan yang telah diserahkan kepada 26 Daerah Tingkat n Percontohan(Dep. Tenaga Kerja, Dep. Pertambangan dan Energi, serta sebagian Dep.Pendidikan dan Kebudayaan).

26

Page 31: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

TABEL3

PERBANDINGAN JUMLAH KELEMBAGAAN DINAS

PAD A KABUPATEN PERCONTOHAN DAERAH TINGKATII

SEBELUM DAN SESUDAH PP NO. 8 TAHUN 1995

Pra Percontohan Sesudah PercontohanNo. Kabupaten

Kandep Cabdin Dinas Kandep Cabdin Dinas

1. Aceh Utara 9 7 10 2 23

2. Simalungun 8 11 12 2 - 24

3. TanahDatar 9 8 8 2 - 21

4. Kampar 10 2 14 2 - 22

5. Batang Hari 9 4 12 2 - 22

6. Muara Enim 8 6 15 2 - 24

7. Lampung Tengah 8 7 13 2 - 25

8. Bengkulu Selatan 9 5 10 2 - 22

9. Bandung 9 9 11 2 - 23

10. Banyumas 9 9 10 2 - 23

11. Sleman 9 5 10 2 - 22

12. Sidoardjo 9 8 10 2 - 23

13. Sambas 9 9 5 2 - •22

14. Kotawaringin 10 9 5 2 - 20

15. Tanah Laut 8 3 12 2 - 21

16. Kutai 9 5 9 2 - 21

17. Minahasa 8 5 11 2 - 21

18. Donggala 10 3 11 2 - 23

19. Go wa 8 5 12 2 - 22

20. Kendaril 10 2 9 2 - 21

21. Badung 9 2 12 2 - 22

22. Lombok Tengah 10 2 10 2 - 22

23. Timor Tengah Selatan 8 2 10 2 - 20

24. Aileu 5 1 10 2 - 18

25. Maluku 10 4 8 2 - 20

26. Sorong 8 2 12 2 - 21

JUMLAH 228 135 271 52 - 568

Sumber: Tim Pembinaan Otonomi Daerah Tahun 1995

Catalan : Kandep yang masih ada adalah Kandep Penerangan d^ Kandep Agama

27

Page 32: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1&96

Dari tabel 3 di atas, nampak bahwa rata-rata Daerah Tingkat II Percontohan

akan mempunyai antara 18 sampai dengan 25 Dinas termasukyang lama. Secara

total di 26 Daerah Tingkat II Percontohan akan terdapat 568 Dinas.

Dampak penambahan atau pembentukkan Dinas-dinas di Daerah Tingkat n

Percontohan ini membutuhkan penyiapan dan penyediaan sumber daya manusia

yang memadai beserta pola karier yang menjamin kepastian karier bagi mereka.

Sebagian besar personil pada Dinas-dinas baru akan diisi tenaga-tenaga yang

berasal dari Kandep maupun Cabang Dinas Tingkat I yang diintegrasikan. Untuk

itu, diperlukan prosedur serta kejelasan mekanisme perpindahan/pengintegrasian,

sehingga tidak merugikan bagi pegawai.

Perbandingan Jumlah Kelembagaan Dinas

Sebelum dan sesudah PP No. 8 Tahun 1995

600

500

400

300

200

100

^ Sebelum Sesudah

Kandep Cadin Dinas

28

Page 33: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

n, KEBUAKSANAANDANKEGIATANPANLAINNYA

a. Pengawasan

1. Pengawasan Melekat (Waskat)

Keputusan MENPAN Nomor 30/1994 efektif mulai berlaku pada tahun

anggaran 1995/1996 dengan beberapa perubahan terhadap Keputusan

MENPAN yang lama (Keputusan MENPAN Nomor 93/1989), yaitu :

a) Formulir, materi dan mekanisme diperbaiki sehingga lebih

sederhana;

b) Mempertegas peran unit Ortala sebagai unit yang membantu

Koordinator P3 WASKAT (Sekjen, Sesmenko/Sesmeneg, Deputi

Umum/Administrasi, Sekwilda dll);

c) Pemberian sanksi administrasi kepada Pimpinan yang tidak

melaksanakan WASKAT sesuai PP Nomor 30/1980.

Untuk memasyarakatkan Keputusan MENPAN tersebut telah dilakukan

penyuluhan Keputusan MENPAN 30/1994 oleh Kantor MENPAN dan

LAN.

Penyampaian Program Peningkatan Pelaksanaan WASKAT (P3 WASKAT)

tahun 1995/1996 sebagian besar telah mengacu pada Keputusan MENPAN

Nomor 30/1994.

Adapun sasaran-sasaran WASKAT yang menjadi perhatian Departemen/

Instansi Pemerintah meliputi:

a) Meningkatkan disiplin serta prestasi keqa dan pencapaian sasaran

pelaksanaan tugas;

b) Menekan hingga sekecil mungkin penyalahgimaan wewenang;

c) Menekan hingga sekecil mungkin kebocoran dan pemborosan

keuangan negara dan segala bentuk pungutan liar;

d) Mempercepat penyelesaian perijinan dan peningkatan pelayanan

kepada masyarakat;

e) Mempercepat pengurusan kepegawaian sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

29

Page 34: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Kecenderungan Perhatian TerhadapSasaran WASKAT

sampai dengan Maret 1996

.0 'Ml I

prestasikerja

penyaiah- pemboros- pelayanan pengurusangunaan an keuang- masyarakat kepegawaianwewenang an negara

Dari diagram di atas, secara menyelunih dapat disimpulkan bahwa sasaran

WASKAT dalam upaya-upaya yang mengarah pada perbaikan pelayanan

pada masyarakat (sasaran nomor 4) masih kurang medapatkan perhatian.

Pengawasan Fimgsional (Wasnal)

Berdasarkan INPRES Nomor 15 Tahun 1983, MENPAN berkewajiban

melaporkan pelaksanaan Tindak Lanjut Pengawasan Fimgsional berupa

Tindakan Administratif secara berkala kepada Presiden dan Wakil Presiden,

yang dalam pelaksanaannya telah dilaporkan secara bulanan.

Laporan berkala tersebut didasarkan pada hasil laporan bulanan yangdisampaikan oleh Aparatur Pengawasan Fungsional masing-masing

instansi (Departemen/Setmenko/Setmeneg, LPND, Kejaksaan Agung/

Setlemtertina dan Bank-Bank Pemerintah) ke Kantor MENPAN.

Page 35: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Peristiwa/Perbuatan Penyimpanganberdasarkan Jenisnya

sampai dengan Maret 1996

1.016

penyalah- pemboros- pungutan disiplingunaan an keuang- liar pegawaiwewenang an negara

Peristiwa/Perbuatan PenyimpanganBerdasarkan Lokasi

sampai dengan Maret 1996

-582

Departemen Set menko/Setmeneg/LPND

Kejagung/ Bank-BankSetlemtertina Pemerintah

Page 36: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Pegawai Yang Ditindak Berdasarkan GolonganSampai dengan Maret 1996

Gol. II Gol. IV

Pegawai Yang DitindakBerdasarkan LokasiSampai dengan Maret 1996

1.425

Departemen Set menko/Setmeneg/

Kejagung/ Bank-BankSetlemtertina Pemerintah

Page 37: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

Tindak Lanjut PengawasanSampai dengan Maret 1996

Orang

2.000

1.500

1.000

500

0 >

m

Tindakan

Administratif

Tindakan

Hukum

3. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)

Kegiatan pengawasan Masyarakat (TP5000) merupakan wadahuntuk

menampung dan menangani pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat

dalam rangka menyalurkan dan mengupayakan menyelesaikan permasalah-

an yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpanganpenyelenggaraan

administratif yang dilakukan oleh Aparatur Negara

Laporan disampaikan masyarakat yang diterima melalui TP 5000 selama

periode 3 April 19995 s/d Januari 1996 sejumlah 14.873 surat dari sejumlah

surat tersebut temyata sebanyak 70 surat tidak berkadar pengawasan.

Adapun pendistribusiannya sejumlah 14.122 surat yang berkadar

pengawasan telah didistribusikan menurut jenis permasalahannya, yaitu

POLKAM sebanyak 9.751 surat, EKU sebanyak 2.779 surat, INDAG

sebanyak 78 surat dan KESRA sebanyak 1.514 surat.

33

Page 38: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

TABEL4

PENYAMPAIANINFORMASIMASYARAKAT MELALUI TP.5000

PERIODE APRIL 1995 S.D. JANUARI1996

BERDAS ARKAN JENIS INFORMASI

No. Jenis Permasalahan Jumlah

1. Penyalahgunaan wewenang aparatur pemerintah 2.820

2. Pelayanan masyarakat 2.372

3. Korupsi/pungli 2.530

4. Kepegawaian/ketenagakeijaan 3.707

5. Keagrariaan/perumahan 471

6 Hukum peradilan 1.641

7. Tatalaksana pemerintahan/birokrasi 12

8. Lingkungan hidup 54

9. Lain-lain 6

Sumber: Asisten IV MENPAN Tahun 1996

TABEL5

PENYAMPAIAN INFORMASI MASYARAKAT MELALUI TP.5000

PERIODE APRIL 1995 S.D. JANUARI 1996

BERDASARKAN ASAL DAERAH PENGIRIM (10 DAERAH YANG MENONJOL)

No. Asal Daerah Pengirim Jumlah

1. DKI Jakarta 2.077

2. Jawa Timur 2.004

3. Jawa Barat 1.590

4. Sumatera Utara 1.590

5. Jawa Tengah 1.273

6. Sumatera Selatan 876

7. Sulawesi Selatan 597

8. Lampung 441

9. DI. Aceh 399

10. Riau 395

Sumber : Asisten IV MENPAN Tahun 1996

34

Page 39: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995f1996

TABEL 6

PENYAMPAIANINFORMASIMASYARAKAT MELALUI TP.5000

PERIODE APRIL 1995 S.D. JANUARI1996

BERDASARKAN INSTANSl YANG MEMPEROLEH INFORMASI

(10 INSTANSl YANG MENONJOL)

No. Asal Daerah Pengirim Jumlah

1. Dep. Dalam Negeri 5.692

2. Mabes ABRl 1.716

3. Dep. Pendidikan dan Kebudayaan 945

4. Mahakamah Agung/Badan Pperadilan 700

5. Dep. Tenaga Kerja 679

6. Badan Pertanahan Nasional 630

7. Dep. Keuangan 453

8. Dep. Pertahanan dan Keamanan 381

9. BUMN 339

10. Dep. Kehakiman 230

Sumber : Asisten IV MENPAN Tahun 1996

Penyaluran informasi yang disampaikan ke instansi dari sejumlah 141.122 surat

yang berkadar informasi, telah disampaikan sebanyak 10.104 surat ke instansi

terkait, yang berisi sebanyak 10.088 informasi dan telah diterima surat tanggapan

sebanyak 9.231 surat.

b. Program Budaya Kerja

Dalam usaha meningkatkan etos kerja di lingkungan aparatur, MENPAN telah

menetapkan Keputusan Nomor 04/1991 tentang Pedoman Pemasyarakatan

Budaya Kerja.

Budaya Kerja aparatur negara harus dipahamkan sebagai budaya yang

memmjukkan perilaku pengelolaan administrasi pemerintahan yang berorientasi

pada efisiensi manajemen dan selalu berupaya agar keluaran administrasi itu

dalam bentuk pelayanan masyarakat dapat meningkat. Untuk itu, upaya yang

dilaksanakan adalah mendorong terwujudnya perubahan sikap dan perilaku

35

Page 40: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

aparatur agar dalam menjalankan fungsinya sebagai abdi negara, sekaligus abdi

masyarakat berlangsung secara seimbang dan nyata, khususnya melalui satuan

organisasi pada tingkat yang terkecil.

Berdasarkan basil evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemasyarakatan

Budaya Kerja, sejak diterbitkannya Keputusan MENPAN Nomor 04/1991 maka

instansi pemerintah yang tanggap untuk menyelenggarakan tahapan pemasya

rakatan Budaya Kerja adalah Pemerintah Daerah yaitu Tingkat I sebanyak 13

instansi. Tingkat II sebanyak 27 instansi dan instansi tingkat pusat sebanyak 4

instansi.

Hasil dari pemasyarakatan tersebut semua menyatakan positif dalam arti sangat

bermanfaat untuk menambahkan gairah kerja pegawai serta sadar akan tugas

dan fungsinya sebagai abdi negara maupun abdi masyarakat.

Untuk menindak lanjuti ketingkat penerapan Budaya Kerja pada unit keqanya

masing-masing nampaknya lingkungan keija belum kondusif sehingga masih

perlu bimbingan dan pemantauan terus menerus dari Kantor MENPAN.

Dalam rangka meneruskan penyebarluasan pemahaman Budaya Kerja dan

menindaklanjuti penerapannya pada instansi/satuan keqa masing-masing, Kantor

MENPAN memandang perlu melakukan penelitian tentang apa yang menjadi

kendala dan masalah pada instansi pemerintah pusat maupun daerah. Di samping

itu juga Kantor MENPAN bersama dengan LAN sedang melakukan

penyempumaan materi-materi Budaya Kerja agar lebih sistemastis dan dapat

operasional sesuai dengan perkembangan kebutuhan pada saat ini.

FORKOMPANDA - Koordinasi Kegiatan PAN

Forum Komunikasi PAN Daerah (FORKOMPANDA) yang merupakan forum

para pelaku PAN di daerah pada tahun 1995 dilaksanakan secara berjenjang

mulai tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II, Propinsi Daerah Tingkat

I, Regional dan Nasional. Pada tahun 1995, FORKOMPANDA dilaksanakan di

4 Regional, yaitu:

1. Forkompanda Regional I Di Jambi (10-11 September 1995);

2. Forkompanda Regional II Di Balikpapan (27-28 September 1995);

3. Forkompanda Regional III Di Semarang (10-11 Oktober 1995);

4. Forkompanda Regional IV Di Mataram (24-25 Oktober 1995).

36

Page 41: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Sedangkan FORKOMPANDATingkat Nasional diselenggarakan di Palu pada tanggal

22 - 24 Nopember 1995.

FORKOMPANDATahim 1995 lebih dikaitkan dalam rangka mendukung kelancaran

pelaksanaan program percontohan otonomi Daerah Tingkat XL Adapim topik yeing

dibahas dalam FORKOMPANDA tahun 1995 adalah:

1. Peranan Diklat dalam meningkatkan kualitas aparatur Pemda Tk II dalam

menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah Tk 11.

2. Pembinaan Umum, Teknis dan Operasional dalam rangka pemantapan Otonomi

Daerah Tk II.

3. Pengawasan melekat sebagai sarana peningkatan pelayanan umum melalui

pemasyarakatan Budaya Keija.

FORKOMPANDA Nasional VI yang merupakan puncak dari FORKOMPANDA

yang berjenjang dari bawah telah menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:

1 Pemerintah Pusat agar segera menetapkan Unit Daerah Tingkatll sebagai

percontohan.

2. Setiap Daerah Tingkat n memprogramkan untuk mengirimkan tenaga mengikuti

pendidikan S-2 dan S-3.

3. Agar Instansi Pusat dan Daerah mengalokasikan Dana APBN, APBD Tingkat I

dan Tingkat H.

4. Lebih meningkatkan kooridinasi antara Depdagri, Kantor MENPAN dengan

Departemen Teknis.

5. Perlu meningkatkan etos kerja aparat Dinas Daerah Tingkat II melalui Diklat

Teknis Fungsional.

6. Perlu pedoman pelaksanaan penyerahan tugas pembantuan.

7. Inventarisasi kembali urusan-urusan pelayanan umum langsung kepada

masyarakat yang masih ditangani oleh Dep. Teknis/LPND. Penyerahan urusan-

urusan yang bersifat pelayanan umum langsung kepada masyarakat tersebut di

atas diserahkan melalui sistem desentralisasi dan tugas pembantuan.

8. Penyerahan urusan dari Pemerintah Pusat hendaknya diimbangi dengan urusan

yang dapat memberikan penghasilan kepada Daerah.

37

Page 42: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

9. Memberikan tugas pembantuan lengkap dengan pembiayaan bagi urusan

yang belum diserahkan.

10. Memberikan tugas pembantuan terutama yang dapat memberikan PAD.

d. Rapat Kerja Dengan Komisi IIDPR-RI

Dalam Tahun Anggaran 1995/1996 telah diadakan Rapat Keqa Kantor MENPAN

dan paguyubannya dengan Komisi II DPR-RI sebanyak 4 kali, dengan puncak

pertemuan pada tanggal 31 Januari 1996 mengenai Evaluasi Program PAN

19951996 dan Proyeksi Kegiatan Program PAN pada Tahun Anggaran 1996/

1997, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran Makro tentang Evaluasi Kegiatan PAN 1995/1996 dapat

diterima oleh Komisi II DPR-RI.

2. Hambatan pokok dalam pelaksanaan 8 Program Pemacu PAN dan 6 Pro

gram Strategik, belum efektifhya pengendalian program yang dilaksanakan

oleh MENPAN sebagai koordinator kegiatan PAN bagi seluruh instansi

yang disebabkan karena:

a) belum mantapnya koordinasi antar instansi terkait dalam program

PAN;

b) masih perlu dibenahinya pedoman teknis tentang kejelasan

wewenang perumusan kebijaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

dan wewenang penyusunan anggaran serta mekanisme

pengendaliannya.

3. Komisi II DPR-RI mendorong upaya penyempurnaan peraturan

pemerintah yang memacu pelaksanaan PP 14,15 dan 16 Tahun 1994.

4. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan instansi dan aparatur

pemerintah, agar Keputusan MENPAN Nomor 81 Tahun 1993 tentang

Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum jangkauan pelaksanaannya

diperluas.

38

Page 43: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

5. Diharapkan adanya evaluasi secara meny eluruh oleh semua instansi terkait

terhadap pelaksanaan Proyek Percontohan Otonomi Daerah, yang

dikaitkan dengan pelaksanaan UU Nomor 5 Tahun 1974 dan PP Nomor

45 Tahun 1992.

Untuk itu, agar dapat dilakukan keijasama dengan Tim Evaluasi yang

dibentuk oleh Komisi U DPR-RI.

6. Tugas pokok dan fungsi masing-masing Departmen/LPND yang terdapat

dalam KEPPRES Nomor 44 Tahun 1974 dirumuskan secara umum,

sehingga sifat-sifat khusus untuk masing-masing Departemen/LPND tidak

tampakjelas.

Agar upaya penyempumaan KEPPRES tersebut dilakukan secepatnya.

7. Realisasi KEPPRES Nomor 13 Tahun 1992 tentang Tunjangan 100% Gaji

Pokok bagi PNS di daerah terpencil, kenyataaimya belum terlaksana sesuai

yang diharapkan.

Sangat diharapkan untuk secepatnya terlaksana baik untuk daerah yang

telah diprioritaskan bahkan dapat menjangkau PNS di seluruh daerah

terpencil.

8. Dalam rangka restrukturisasi Kecamatan sebagaimana ditetapkan dalam

Keputusan MENDAGRI Nomor 46 Tahim 1993 tentang Pedoman dan

Tata Kerja Pemerintah Kecamatan, belum ditetapkan eselonering Kepala

Seksi dan Kepala Sub Seksi Pemerintah Kecamatan oleh Kantor

MENPAN.

Agar Kantor MENPAN dan Dep. Dalam Negeri dapat melakukan

pembahasan secara intensif untuk menyempurnakan Keputusan

MENDAGRI Nomor 46 Tahun 1993 tersebut.

9. 8 Program Pemacu PAN dan program strategiknya yang bermuara pada

terwujudnya manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien menjadi

faktor esensiil yang mampu meningkatkan kesejahteraan PNS dan ABRI

sesuai kedudukannya.

39

Page 44: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Namim kenaikan gaji PNS dan ABRI menjadi tuntutan aspiratif yang hams

diperhatikan dan dipenuhi secara rasional.

Di samping itu, pada tanggal 28 Pebmari 1996, telah diadakan juga Rapat Kerja

Komisi II DPR-RI dengan Diijen PUOD, Asisten I MENPAN dan Staf Ahli

MENPAN Bidang Otonomi Daerah dengan acara membahas Pelaksanaan

Otonomi Daerah.

e, Rapat Konsultasi Dengan DPA

Pada tanggal 10 Januari 1996 telah diadakan Rapat Konsultasi antara Kantor

MENPAN dengan DPA, mengenai "Pokok-pokok Pikireui Tentang Otonomi

Daerah dan Penyelenggaraan Desentralisasi", sebagai bahan pertimbangan

kepada Bapak Presiden.

/ Pengkajian Jabatan Fungsional Analis Manajemen

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen diperlukan adanya

jabatan fungsional analis manajemen.

Dalam Tahun Anggaran 1995/1996 Kantor MENPAN telah menyusun Konsep

awal Rancangan Keputusan MENPAN tentang jabatan Fungsional Analis

Manajemen. Jabatan fungsional tersebut dimaksudkan agar dapat dijabat oleh

PNS yang memenuhi syarat dan dapat berkedudukan di Kantor MENPAN,

Departemen dan LPND baik di pusat maupun di darah dan sesuai dengan

ketentuan PP Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS.

g. Kegiatan Sekretariat

1. Anggaran

Dalam APBN tahun anggaran 1995/1996 Kantor MENPAN memperoleh

anggaran mtin sebesar Rp.2.119.460.000,- atau mengalami kenaikan

sebesar Rp.480.980.000,- (23,91 %) di bandingkan dengan anggaran tahun

40

Page 45: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

1994/1995 yang lalu. Kenaikkan tersebut sebenarnya merupakan

peningkatan dan penyesuaian kebutuhan harga barang keperluan sehari-

hari dan biaya perjalanan dinas yang disesuaikan dengan standar

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan yang bam. Anggaran mtin

tersebut hanya memadai untuk mendukung kegiatan mtin kantor saja,

namun belum sepenuhnya dapat mendukung pelaksanaan selumh pro

gram PAN secara efektif dan efisien.

2. Penyebarluasan Informasi PAN

Pada tahun anggaran 1995/1996 ditandai dengan peristiwa bersejarah

khususnya bagi selumh Bangsa Indonesia, mengingat pada tahun ini usia

Republik Indonesia telah mencapai 50 tahun. Dalam rangka turut

memeriahkan peringatan tahun emas Proklamasi Kemerdekaan RI

tersebut, Kantor MENPAN telah menerbitkan sebuah buku bequdul "50

Tahun Perjalanan Aparatur Negara RI" yang saat ini telah disebarluaskan

ke selumh Instansi Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah.

Selain itu, untuk meningkatkan penyebarluasan informasi PAN bagi

selumh aparatur, Kantor MENPAN telah membuka sebuah mbrik bequdul

"Info PAN" yang diikutsertakan dalam majalah Manajemen Pembangunan

milik LAN RI, dan saat ini telah berlangsung untuk beberapa pada

penerbitan.

Selanjutnya, Kantor MENPAN juga telah menerbitkan beberapa

Keputusan MENPAN yang dianggap penting untuk diketahui oleh segenap

aparatur, misalnya Keputusan MENPAN Nomor 108/1995 tentang

Pemmusan Tugas dan Fungsi Jabatan Di lingkungan Departemen, dan

Keputusan MENPAN Nomor 106/1994 tentang Pedoman Organisasi UPT,

UPD, dan UPTD.

3. Pengembangan Office Automation (OA)

Dalam rangka mengembangkan manajemen perkantoran, Kantor

MENPAN bersama PT (Persero) TELKOM telah menandatangani MOU

Pengembangan Office Automation (OA). Dalam perjanjian tersebut

41

Page 46: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

PT. TELKOM akan membantu penyediaan sarana dan pelatihan untuk

pengoperasian OA. Sebaliknya Kantor MENPAN akan mendukung

bentuk kerjasama ini agar dapat lebih diperluas kepada Instansi lain.

4. Pengembangan Sistem Informasi Pemantauan Peqalanan Dinas

Untuk melengkapi sistem informasi yang ada sekarang ini, Kantor

MENPAN mengembangkan Sistem Informasi Pemantauan Perjalanan

Dinas (SIPPLANAS). Dengan diterapkannya sistem tersebut, pelaksanaan

administrasi dan pemantauan peijalanan dinas serta pengendalian segi

anggarannya dapat diproses secara mudah dan cepat.

42

Page 47: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

C. PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan Kantor MBNPAN tahun 1995/1996 ini kami susun, dengan

harapan semoga bermanfaat bagi upaya evaluasi dan peningkatan kineija kegiatan-kegiatan

PAN di masa yang akan datang.

43

Page 48: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

KEPUTUS AN MENTERINEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

TAHUN 1995

Nomor Tentang Tanggal

Nomor 01 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur NegaraNomor 52/1994 Tentang Formasi Pegawai

Negeri Sipil Departemen Tenaga KeijaTahun Anggaran 1994/1995

20 Januaril995

Nomor 02 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri Pendaya -

gunaan Aparatur Negara Nomor 61/1994

Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan

Ral^at Tahun Anggaran 1994/1995

25 Januari 1995

Nomor 03 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

64/1994 Tentang Pemeriksa Keuangan Tahun

Anggaran 1994/1995

25 Januari 1995

Nomor 05 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

77/1994 Tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil Badan Koordinasi Keluarga BerencanaNasional Tahun Anggaran 1994/1995

23 Pebruaril995

Nomor 06 Tahun 1995 Pedoman Penganugerahan Piala

Abdisatyabakti Bagi Unit Keqa/kantor

Pelayanan Percontohan

13 Maret 1995

Nomor 07 Tahim 1995 Perubahan Keputusan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor

50/1994 Tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil Departemen Kesehatan Tahun

Anggaran 1994/1995

14 Maret 1995

Nomor 08 Tahim 1995 Tentang Pembentukan Panitia PenilaiPenganugerahan Piala Abdisatyabakti

Tingkat Nasional

15 Maret 1995

44

Page 49: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Nomor 09 Tahun 1995 Tentang Pembentukan Panitia Penentu Akhir

Unit Kerja/kantor Pelayanan Percontohan

Yang Akan Dianugerahi Pila Abdisatyabakti

15 Maret 1995

Nomor 10 Tahun 1995 Perubahan Golongan Ruang Formasi

Pegawai Negeri Sipil Pada Propinsi DaerahTingkat I Nusa Tenggara Timur TahunAnggaran 1994/1995

27 Maret 1995

Nomor 11 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor

48/1994 Tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil Departemen Perhubungan TahunAnggaran 1994/1995

27 Maret 1995

Nomor 12 Tahun 1995 Perubahan Keputusan MenterinegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor 49

Tahun 1994 Tentang Formasi Pegawai

Negeri Sipil Deparemen Pendidikan Dan

Kebudayaan Tahun Anggaran 1994/1995

13 April 1995

Nomor 13 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Nomor 86/1994

Tentang Formasi Pegawai Negeri SipilBadan Pengendalian Dampak LingkunganTahun Anggaran 1994/1995

13 April 1995

Nomor 14 Tahun 1995 Perubahan Ruang Formasi Pegawai NegeriSipil Departemen Keuangan TahunAnggaran 1994/1995

13 April 1995

Nomor 15 Tahun 1995 Perubahan Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

77/1994 Yang Telah Diubah Dengan

Keputusan Nomor 05/1995 Tentang

Formasi Pegawai Negeri Sipil Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Tahun Anggaran 1994/1995

25 April 1995

45

Page 50: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

Nomor 16 Tahun 1995 Perubahan Jabatan Struktural Eselon III Ke

Bawah Dalam Lampiran I Dan VI

Keputussan Presiden Nomor 9 Tahun 1985

Tentang Jenjang Pangkat Dan Tunjangan

Jabatan Struktural Sebagaimana Telah

Diubah Terakhir Dengan Keputusan

Presiden Nomor 35 Tahun 1994

27 April 1995

Nomor 17 Tahun 1995 Tim Pengkajian Pokok-pokok Organisasi

Pemerintah Wilayah Daerah

28 April 1995

Nomor 19 Tahun 1995 Tim Penyusunan Pedoman Kelembagaan

Kantor Wilayah Dan Dinas Daerah28 April 1995

Nomor 19 Tahun 1995 Tim Analisis Beban Kerja Dan Eselonisasi

Jabatan

28 April 1995

Nomor 20 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD

Aneka Jasa Dan Niaga Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah

28 April 1995

Nomor 21 Tahim 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat n

Belitung

28 April 1995

Nomor 22 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat 11

Sumedang

28 April 1995

Nomor 23 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Tingkat II Lahat

28 April 1995

Nomor 24 Tahun 1995 Tentang Jenjang Pangakat Jabatan Pimpinan

Pada PD. Air Minum Tirta BangkaKabupaten Daerah Tingkat 11 Bangka

28 April 1995

Nomor 25 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Enim Kabupaten Daerah

Tingkat n Muara Enim

28 April 1995

Nomor 26 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

3 April 1995

46

Page 51: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 1995/1996

Nomor 27 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD,

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat n

Sikka

28 April 1995

Nomor 28 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Daerah Tingkat II Yapen

Waropen

3 April 1995

Nomor 29 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat n

Fakfak

28 April 1995

Nomor 30 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat 11

Jayapura

28 April 1995

Nomor 31 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat 11Biak Numfor

28 April 1995

Nomor 32 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat IIMerauke

28 April 1995

Nomor 33 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat n

Manokwari

28 April 1995

Nomor 34 Tahim 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat n

Manggarai

28 April 1995

Nomor 35 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat 11Sorong

28 April 1995

Nomor 36 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Pasar Kotamadya Daerah Tingkat nDenpasar

28 April 1995

Nomor 37 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat nGorontalo

28 April 1995

47

Page 52: TAHUN 1995/1996

Laporan PAN Tahun 199511996

M,#. -

Nomor 38 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat IIBolaang Mongondow

28 April 1995

Nomor 39 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat IISambas

28 April 1995

Nomor 40 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.Air Minum Kabuapten Daerah Tingkat IIPontianak

28 April 1995

Nomor 41 Tahim 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Bank Pasar Kabupaten Daerah Tingkat IIKediri

28 April 1995

Nomor 42 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II

Tulung Agung

28 April 1995

Nomor 43 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Sumekar Kabupaten Daerah Tingkat IISumenep

28 April 1995

Nomor 44 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat IILumajang

28 April 1995

Nomor 45 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Bank Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II

Kendal

28 April 1995

Nomor 46 Tahun 1995 Jenjang Pangkat Jabatan Pimpinan Pada PD.

Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II

Kendal

28 April 1995

48

Page 53: TAHUN 1995/1996
Page 54: TAHUN 1995/1996