hubungan antara ketergantungan media sosial...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN
MEDIA SOSIAL DENGAN EMPATI PADA MAHASISWA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
oleh
Rosiana Pratama Efendi
NIM. 11140510000221
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018
ABSTRAK
Rosiana P.E. Hubungan Antara Ketergantungan Media
Sosial Dengan Empati Pada Mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam UIN Jakarta, 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
ketergantungan media sosial dengan empati mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.Minimnya perasaan empati pada lingkungan
sekitar membuat interaksi sosial di masyarakat berubah karena
cenderung lebih suka berhubungan melalui media sosial.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
korelasional yang dilakukan terhadap 68 subjek.Subjek
merupakan mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Angkatan 2017.Sampel yang digunakan adalah purposive
samplingdan skala Likert.Teori yang digunakan Dependency dan
Teori Empati.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik uji
korelasi Spearman Rho.Koefisien korelasi (r) yang diperoleh
dalam penelitian ini sebesar 0,305 dengan sig. 0,012 (p<0,05).dan
koefisien determinasi sebesar (R2) 90,7%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
ketergantungan media sosial dengan empati mahasiswa
KPI.Artinya, semakin tinggi tingkat ketergantungan media sosial,
maka akan makin tinggi pula nilai empati mahasiswa KPI dengan
tingkat hubungan yang rendah. Ketergantungan media sosial
memberikan sumbangan 9,3% terhadap empati mahasiswa KPI.
Kata kunci: Ketergantungan media, empati
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,
hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini penulis persembahkan kepada
orangtua tercinta yang tak pernah lelah selalu memberikan kasih
sayang, bimbingan, dan doa bahkan tanpa di minta. Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya
kepada mereka.
.Dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian sampai
dengan penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya
ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Sosial. Karena itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M. Ed. Ph. D
sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Roudhonah,
M.Ag sebagai Wakil Bidang Administrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M. Si selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Masran, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan arahan, nasihat dan bimbingaan kepada
penulis.
ii
3. Fita Faturrokhmah, M.Si sebagai Sekertaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan nasihat dan
membantu secara administratif.
4. Zakaria, M.Agsebagai dosen penasehat akademik yang
telah memberikan arahan dan kepada penulis dimasa
perkuliahan
5. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dan nasihat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
6. Seluruh dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahunan dan pengalamannya
selama ini.
7. Pimpinan dan karyawan perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
fasilitas untuk mendaparkan referensi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Untuk keluarga terkasih Kanjeng Ratu Syafrina dan
Baginda Raja Zul Efendi yang telah berdoa untuk
kesuksesan anaknya dan selalu memberikan kasih sayang
tanpa henti. .
9. Teman-teman seperjuangan di KPI E angkatan 2014,
khususnya E-friends: Dita Dwi Astuti, Siti Aisyah, Devi
Agustiana S.Sos, Hikmawati S.Sos, Neisya Ghassani
iii
S.Sos, Bening Matasari, dan Sri Nurbaiti, yang telah
berjuang bersama dan mewarnai kehidupan selama kuliah.
10. Teman-teman Wijen48: Dwi Rahmah S.Sos, Mawar
Diana Putri S.H, dan Nabilah Sumayyah, yang telah
berbagi rasa senang dan susah bersama.
11. Keluarga Besar DNK TV khususnya teman-teman
angkatan 5.0, tempat dimana penulis ditempa, berproses,
dan berkarya.
12. Teman-teman komunitas IOC UIN Jakarta, khususnya
untuk adik-adik tingkat Fiki Hermanto, M. Yunus
Firmansyah, dan Nurul Hikmah, yang telah membantu
penulis menjadi penghubung dengan KPI angkatan 2017.
Kakak Isna Mutmainah, S.Sos. yang telah menjadi tutor
statistik dalam mengerjakan SPSS.
13. Teman-teman KKN Gravity 167: Safira, Hajar, Neilla,
Desti, Lingga, Nanda, Irna , Dewi, Wahyu, Wahyu Adi,
Bang Ihsan, Muja, Amir, Acep, dan Irfan. Jangan terlalu
lama jadi mahasiswa, guys.
14. Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini.
Semoga Allah memberikan imbalan terbaik untuk semua
orang yang telah membantu, penulis sadar sebagai mahasiswi
yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan.Namun semoga skripsi ini berguna
bagi setiap insan yang membacanya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ....................................................... 6
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................... 7
G. Sistematika Penulisan .................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ............................................................. 11
1. Teori Penggunaan dan Ketergantungan ................. 11
2. Media Sosial ........................................................... 14
3. Empati .................................................................... 17
4. Empati dalam Perspektif Islam .............................. 20
B. Kerangka Pemikiran ..................................................... 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Jenis, dan Pradigma Penelitian ................ 23
1. Pendekatan Penelitian ............................................ 23
2. Jenis Penelitian ....................................................... 24
3. Paradigma Penelitian .............................................. 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 25
v
C. Profil Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ......... 26
D. Populasi dan Sampel .................................................... 27
1. Populasi .................................................................. 27
2. Sampel .................................................................... 28
E. Variabel Penelitian ....................................................... 30
1. Variabel Independen (X) ........................................ 30
2. Variabel Dependen (Y) .......................................... 30
F. Definisi Operasional ..................................................... 31
1. Penggunaan dan Ketergantungan Media ................ 31
2. Empati .................................................................... 32
G. Hipotesis ....................................................................... 32
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 33
I. Instrumen Penelitian ..................................................... 34
J. Uji Instrumen ............................................................... 35
1. Uji Validitas ........................................................... 35
2. Uji Reliabilitas ....................................................... 36
K. Uji Asumsi ................................................................... 36
1. Uji Normalitas ........................................................ 36
2. Uji Linearitas .......................................................... 37
3. Uji Hipotesis .......................................................... 37
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Instrumen ................................................................ 39
1. Uji Reliabilitas ........................................................ 39
2. Uji Validitas ............................................................ 40
B. Hasil dan Analisa Data .................................................. 42
1. Karakteristik Responden ......................................... 42
2. Deskripsi Data Penelitian ........................................ 45
vi
3. Hasil Uji Asumsi ..................................................... 45
C. Pembahasan .................................................................. 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 56
B. Saran .............................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 58
LAMPIRAN ............................................................................. 60
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................. 22
Tabel 3.1 Gambaran Populasi Mahasiswa KPI 2017/2018 ....... 28
Tabel 3.2 Skala Likert ............................................................... 35
Table 3.3 Interval Tingkat Korelasi .......................................... 38
Tabel 4.1 Uji Reliabilitas .......................................................... 39
Tabel 4.2 Analisis Butir Indikator Ketergantungan .................. 40
Tabel 4.3 Analisis Butir Indikator Empati ................................ 41
Tabel 4.4 Karakteristik Responden ........................................... 42
Tabel 4.5 Deskripsi Data Statistik ............................................. 43
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ................................................. 45
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi...................................................... 46
Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas ................................................... 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Layanan Internet yang Paling Banyak Diakses ..... 2
Gambar 1.2 Mayoritas Pengguna Internet Berdasarkan Usia ... 2
Gambar 4.1 Data Histogram Karakteristik Responden ............ 43
Gambar 4.2 Media Sosial yang Mempopulerkan Bencana ...... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Oleh
karena itu, manusia harus selalu berhubungan dengan
manusia lainnya.Perkembangan teknologi saat ini,
khususnya dalam hal komunikasi sangat membantu
manusia untuk selalu berhubungan dengan manusia
lainnya.Kegiatan komunikasi saat ini sudah banyak
berubah semenjak adanya internet dan media sosial.
Media sosial adalah medium di internet yang
memungkinkan para pengguna mempresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.1
Berdasarkan hasil survey Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII), dari 143,26 juta jiwa atau
sekitar 54,68% penetrasi pengguna internet yang ada di
Indonesia, sebanyak 89,35% dan 87,13% layanan yang
paling banyak diakses menggunakan internet adalah
aplikasi chatting dan media sosial. Sebesar 79,23%
pengguna internet berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
1 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), ha.11
2
berasal dari S1/Diploma yang bisa dikategorikan sebagai
mahasiswa.2
Sumber: Hasil Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII)
Gambar 1.2
Mayoritas Pengguna Internet Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Hasil Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII)
2 APJII: ―Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017‖
https://apjii.or.id/survei2017 diakses tanggal 4 Mei 2018
Gambar 1.1
Layanan Internet yang Paling Banyak Diakses
3
Sebelum adanya internet dan media sosial, orang-
orang saling menyapa dan berinteraksi pada saat bertemu
dan berkumpul.Pada saat ini orang-orang lebih asyik
dengan gawai yang dimilikinya untuk tetap aktif di dunia
maya dan cenderung lupa dengan adanya teman yang
sesungguhnya atau di sampingnya.Fenomena ini sudah
sering terjadi di kalangan mahasiswa.Mahasiswa
cenderung tak acuh bahkan tidak sadar dengan
penggunaan media sosial yang berlebihan.
Dari observasi yang peneliti lakukan di lapangan,
khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta, kebanyakan mahasiswa yang
sedang duduk bergerombol dengan teman-temannya
cenderung sibuk dengan gawai mereka untuk membuka
media sosial yang bahkan tidak ada notifikasi penting
didalamnya. Saat dikelas mahasiswa cenderung asyik
chatting atau memperbarui status dan kurang memiliki
perhatian pada teman yang sedang presentasi atau dosen
yang sedang menjelaskan.
Sebagian besar mahasiswa telah menggantungkan
hidup mereka pada gawai untuk menggunakan media
sosial dengan berbagai alasan seperti membunuh waktu,
mencari teman, mengikuti perkembangan.
Namun ketergantungan pada media sosial yang
mereka anggap sebagai pengikut perkembangan zaman
malah memberi efek samping yang dapat menyebabkan
mahasiswa menjadi tidak peduli dengan orang lain, egois,
4
sombong, dan obsesif. Hal ini membuat peneliti khawatir
akan minimnya empati pada mahasiswa.
Pada 2011, Darla Kuss dan Mark Griffths dari
Universitas Notthingham Trent di Inggris menganalisis 43
studi sebelumnya yang mengkaji masalah kecanduan
media sosial, mereka menemukan bahwa penggunaan
berlebihan berkaitan dengan adanya masalah dalam
hubungan, pencapaian akademik yang buruk dan kurang
berpartisipasi dalam komunitas yang tidak terkait dengan
internet.3Minimnya perasaan empati pada lingkungan
sekitar mereka membuat interaksi sosial di masyarakat
berubah karena cenderung lebih suka berhubungan
melalui media sosial.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik
untuk meneliti hubungan antara ketergantungan media
sosial dengan empati pada mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Jakarta. Peneliti tertarik melakukan
penelitian ini pada mahasiswa jurusan KPI angkatan 2017
Mahasiswa KPI Angkatan 2017 dipilih untuk
memudahkan peneliti untuk tetap fokus dalam objek
penelitian yang dilakukan dari sekian banyaknya
mahasiswa KPI.
3BBC: ―What the science suggest so far about the impact of platform such as
Facebook, Twitter or Instagram on your mental being‖.
https://www.bbc.com/future/story/20180104-is-social-media-bad-for-you-the-
evidence-and-the-unknowns Diakses tanggal 4 Mei 2018
5
B. Batasan Masalah
Banyak hal yang dapat diteliti dari media sosial,
namun agar penelitian ini lebih fokus dan terarah serta
tidak terjebak pada pembahasan yang begitu luas, maka
batasan penelitian ini mencakup,
1. Aplikasi media sosial yang beragam, maka penulis
membatasi masalah penulisan pada beberapa aplikasi
yang banyak digunakan oleh mahasiswa KPI sebagai
konsumen media seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Whatsapp, dan Line.
2. Faktor ketergantungan media sosial dari teori Melvin
DeFluer dan Sandra Ball Rokeach (1975) yaitu tingkat
ketergantungan media dan stabilitas sosial, dan aspek
empati dari Baron & Byrne (1972) yang membagi
empati dalam 2 pendekatan yaitu empati afektif dan
empati kognitif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan
masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan
ini, yaitu:
1. Seberapa besar hubungan antara ketergantungan
media sosial dengan empati mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam UIN Jakarta?
2. Seberapa besar tingkat ketergantungan media sosial
mempengaruhi empati pada mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam?
6
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan maka
tujuan penulisan ini yaitu.
1. Menganalisis hubungan antara ketergantungan
media sosial dengan empati mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam.
2. Mengetahui tingkat ketergantungan media sosial
pada empati pada mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Dalam bidang akademik, penelitian ini diharapkan
menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam,
terutama yang berhubungan dengan ilmu komunikasi,
dengan mengaplikasikan teori ketergantungan
(Dependency Theory) terutama dalam penulisan
kuantitatif.Penulis juga berharap penulisan ini bisa
menjadi sumber bacaan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan ini dapat memberi
referensi bacaan untuk publik mengenai keterkaitan
ketergantungan dalam menggunakan media sosial
dengan empati sosial.Penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan serta tambahan referensi dalam
membingkai kasus dan peristiwa mengenai
7
ketergantungan media, bagi para peneliti maupun
masyarakat umum.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelumnya terdapat penulisan yang berhubungan
dengan ketergantungan media sosial dan empati yang
menjadi inspirasi bagi penulis, yaitu;
1. Silvia Fardila Soliha membuktikan, bahwa
Dependency Theory sejalan dengan judul penelitian
Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial dan
Kecemasan Sosial, artinya ada hubungan kuat antara
kecemasan sosial dan ketergantungan media sosial.
Kecemasan sosial dalam penelitian diposisikan
sebagai motif individu untuk memenuhi kebutuhannya
yang berkaitan dengan interpersonal relationship
karena tidak dipenuhinya dalam lingkungan sehari-
hari.Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kecemasan
sosial dan tingkat ketergnatungan pada media sosial
dengan tingkat hubungan yang cukup kuat yakni
sebesar 31,4% meskipun memiliki pengaruh yang
sangat kecil.4
2. Dwi Indah Pustiko Ningrum dalam penelitiannya yang
berjudul Dampak Pengunaan Facebook Terhadap
4 SilviaFaradila Soliha, ―Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial dan
Kecemasan Sosial‖ Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Diponegoro
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/viewFile/9730/7798,
Diakses tanggal 5 Mei 2018
8
Kepekaan Sosial Peserta Didik di SMP Negeri 1
Demak membuktikan, bahwa keberadaan Facebook
membawa dampak positif dan dampak negatif. Salah
satu dampak negatifnya adalah saling melakukan
pencemaran nama baik atau saling ejek antarteman di
Facebook, hal ini juga menunjukkan betapa rendahnya
kepekaan sosial peserta didik. Dampak postif dari
Facebook adalah ketika ada salah satu teman yang
sedang sakit atau memenangkan perlombaan dan
diberitakan di Facebook, maka antarteman yang saling
mengenal langsung memberikan ucapan dan selamat
sebagi bentuk kepedulian antar sesama. Sedangkan
faktor dalam diri peserta didik dalam membuat status
Facebook adalah, 1) menyalurkan perasaan emosional,
2) ingin mendapat penilaian public, 3) mengisi waktu
luang, sedangkan faktor luar adalah dorongan teman-
teman dan lingkungan sekitar.5
3. Melisa Setyawan dengan penelitiannya yang berjudul
Hubungan Antara Durasi Pengguna Media Sosial
Dengan Kestabilan Emosi Pada Pengguna Media
Sosial Usia Awal. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan, bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara durasi pengguna media sosial dan
dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial
5Dwi Indah Pustiko Ningrum, ―Dampak Penggunaan Facebook Terhadap
Kepekaan Sosial Peserta Didik di SMP Negeri 1 Demak‖ Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.https://lib.unnes.ac.id/22718/
Diakses tanggal 4 Mei 2018
9
usia awal. Durasi penggunaan media sosial
memberikan sumbangan efektif sebesar 9,8% terhadap
penurunan atau kenaikan kestabilan emosi pengguna
media sosial usia dewasa awal (Setyawan, 2016: 65).6
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang
runut, maka skripsi ini terbagi ke dalam 4bab
pembahasan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN.
Berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI.
Penulis menjelaskan mengenai pengertian teori
ketergantungan, media sosial, teori empati sosial, empati
dalam perspektif islam, dan kerangka pemikiran.
BAB III METODELOGI PENELITIAN.
Berisi paradigma penulisan, pendekatan penulisan, tempat
dan waktu penulisan, profil lembaga, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel
penulisan, definisi operasional, instrumen penulisan,
teknik analisis data, hipotesis penulisan.
6 Melisa Setyawan, ―Hubungan Antara Durasi Pengguna Media Sosial Dengan
Kestabilan Emosi Pada Pengguna Media Sosial Usia Awal‖, Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
https://repository.usd.ac.id/5958/ Diakses tanggal 4 Mei 2018
10
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
PENULISAN.
Berupa hasil temuan dan analisis data penulisan. Dan
kemudian akan dipaparkan secara deskriptif mengenai
hasil analisis dalam penulisan ini.
BAB V PENUTUP.
Pada bab terakhir skripsi ini penulis memberikan
kesimpulan dan saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori Pengunaan dan Ketergantungan
Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach
mengemukakan gagasan mereka mengenai teori
Ketergantungan (Dependecy Theory) yang membahas
mengenai sifat ketergantungan audien terhadap isi
media massa.
Teori ketergantungan memiliki dasar asumsi
bahwa pengaruh media ditentukan oleh hubungan
antara sistem sosial yang lebih luas, peran media
dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan
media. Dengan demikian, menurut Defleur dan
Rokeach, ketergantungan audien terhadap media
bersifat integral yang mencakup 3 pihak, yaitu media,
audien, dan sistem sosial yang melingkupinya. Dalam
hal ini, Rokeach dan Defleur dalam mengemukakan
gagasannya mengenai ‗teori ketergantungan‘
menekaankan pada pendekatan sistem secara luas.1
Melvin DeFleur dan Sandra Ball Rokeach
memberikan penjelasan yang lebih utuh dalam
beberapa pernyataan, Pertama, dasar pengaruh media
terletak pada hubungan antara sistem sosial yang
1Defleur, M.L., dan S. Ball Roekach, Theories of Mass Communication, 3
th ed.
(New York: David McKay, 1975) ha. 3-21
12
lebih besar, perananan media di dalam sistem tersebut
dan hubungan khalayak dengan media. Efek terjadi
bukan karena semua media berkuasa atau sumber
yang kuat mendorong kejadian tersebut, tetapi karena
media berkerja dengan cara tertentu untuk memenuhi
keinginan tertentu dan kebutuhan khalayak.
Kedua, derajat ketergantungan khalayak terhadap
informasi media adalah variabel kunci dalam
memahami kapan dan bagaimana peran media
mengubah keyakinan, perasaan, atau perilaku
khalayak.Kejadian dan bentuk efek media akhirnya
bergantung pada khalayak serta berhubungan dengan
seberapa penting orang-orang menentukan pengaruh
media.Jika kita bergantung pada banyak sumber
selain media untuk mendapatkan informasi mengenai
suatu peristiwa, maka peranan media lebih sedikit
dari pada jika kita bergantung pada sumber media
yang sedikit.
Ketiga, dalam masyarakat industri, kita menjadi
semakin bergantung pada media (a) untuk memahami
dunia sosial (b) untuk bertindak dengan benar dan
efektif di dalam masyarakat, serta (c) untuk fantasi
dan pelarian. Ketika dunia semakin rumit dan berubah
semakin cepat, maka kita tidak hanya semakin besar
membutuhkan media untuk menbantu kita memahami
dan mengerti respon terbaik yang bisa kita berikan
serta membantu kita untuk santai dan
13
bertahan.Teman-teman dan keluarga barangkali tidak
tahu banyak mengenai apa yang terjadi di dunia sosial
yang lebih besar kecuali dari apa yang mereka
pelajari di media.
Terakhir yang keempat, ―semakin besar kebutuhan
sehingga semakin besar ketergantungan…semakin
besar kemungkinan‖ bahwa media dan pesan yang
mereka produksi akan memiliki efek. Tidak semua
orang akan dipengaruhi secara sama oleh media.
Mereka yang memiliki kebutuhan yang lebih, yang
lebih bergantung pada media, akan paling
terpengaruh.2
Menurut DeFleur dan Rokeach, derajat
ketergantungan terhadap media merupakan kunci
dalam memahami kapan dan mengapa pesan media
massa dapat mengubah kepercayaan, perasaan, dan
perilaku audiens. Ia menjelaskan bahwa semakin
seseorang menggantungkan kebutuhannya untuk
dipenuhi oleh penggunaan media, semakin penting
peran media dalam hidup orang tersebut sehingga
media akan semakin memiliki pengaruh kepada orang
tersebut.3
Dalam masyarakat industry modern, orang
semakin tergantung pada media untuk: (a) memahami
2Defleur, M.L., dan S. Ball Roekach, Theories of Mass Communication, 3
th
ed., ha. 261-263 3Mohd Rafiq,“Dependecy Theory”, http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/199/1/135-408 diakses tanggal 5 Mei 2018
14
dunia sosial mereka; (b) bertindak secara bermakna
dan efektif dalam masyarakat; dan (c) untuk
menemukan fantasi dan untuk pelarian. Derajat
ketergantungan khalayak terhadap media ditentukan
oleh: (a) tingkat kepentingan informasi yang
disampaikan media, anda akan menjadi lebih
bergantung pada media yang menyediakan sebagian
besar kebutuhan anda; dan (b) stabilitas sosial, ketika
perubahan sosial dan konflik lembaga tinggi,
memaksa anda untuk mengevaluasi kembali dan
membuat pilihan baru. Pada saat seperti ini
ketergantungan anda pada media untuk informasi
akan meningkat.4
2. Media Sosial
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai ―sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun
di atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content‖.5
Media sosial adalah medium di internet yang
memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
4 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), ha. 516 5 Michael Haenlein, User of the world, unite! The challenge and opportunities
of Social Media, (Bussines Horizons, 2010), hal. 59-68
15
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial seara virtual.6
Menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak
sosial merupakan alat untuk meningkatkan
kemampuan pengguna untuk berbagi (to share),
bekerja sama (to cooperate) diantara pengguna dan
melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya
berada diluar institusional maupun organisasi. Media
sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa.
Manusia biasa yang saling berbagi ide, bekerjasama,
dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir,
berdebat, menemukan orang yang bias menjadi teman
baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah
komunitas. Intinya menggunakan media sosial
menjadikan kita sebagai diri sendiri.7
Beberapa pengertian diatas tentang media sosial
maka dapat disimpulkan media sosial adalah sebuah
media yang dapat digunakan untuk berbagi informasi,
berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat, menemukan
teman baru dengan sebuah aplikasi online yang dapat
digunakan melalui smartphone (telepon genggam).
6Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, ha. 11 7Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, ha. 11
16
Media sosial memiliki karakteristik khusus yang
tidak dimiliki oleh beberapa jenis media lainnya.
Karakteristik media sosial yakni:
a. Jaringan (network), media sosial memberikan
medium bagi pengguna untuk terhubung
secara mekanisme teknologi. Jaringan yang
terbentuk antarpengguna ini pada akhirnya
membentuk komunitas atau masyarakat yang
secara sadar atau tidak akan memunculkan
nilai-nilai yang ada di masyarakat
sebagaimana ciri masyarakat dalam teori-teori
sosial.
b. Informasi (information), pengguna media
sosial mengkreasikan representative
indentitasnya, memproduksi konten, dan
melakukan ineraksi berdasarkan informasi.
c. Arsip (archive), menjelaskan bahwa informasi
telah tersimpan dan bisa diakses kapan pun
dan melalui perangkat apa pun.
d. Interaksi (interactivity), memperluas
hubungan pertemanan atau pengikut
(followers) di internet.
e. Simulasi sosial (simulation of society),
pengguna media sosial bisa dikatakan sebagai
warga negara digital (digital netizenship) yang
berlandaskan keterbukaan tanpa adanya
batasan-batasan.
17
f. Konten oleh pengguna (user generated
content), di media sosial konten sepenuhnya
milik berdasarkan kontribusi pengguna atau
pemilik akun.8
3. Empati
Empati berasal dari kata empatheia yang berarti
ikut merasakan. Istilah ini pada awalnya digunakan
para teoritikus estetika untuk kemampuan
pengalaman subyektif orang lain. Kemudian pada
tahun 1920-an, seorang ahli psikologi Amarika E.B.
Tiechener, untuk pertama kalinya menngunakan
istilah ―mimikri motor‖ untuk istilah empati. Istilah
Tiechener yang dikutip dalam Golleman menyatakan
bahwa empati berasal dari peniruan secara fisik atas
beban orang lain, yang kemudian menimbulkan
perasaan serupa dalam diri seseorang.9
Dalam psikologi dewasa ini, kata ―empati‖
digunakan dalam tiga arti yang berbeda: mengetahui
perasaan orang lain, merasakan apa yang dirasakan
orang lain, dan memberikan respon belas kasih
terhadap kesusahan orang lain. Ketiganya
menggambarkan rangkaian berurutan 1-2-3: saya
8Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, ha. 11 9Danielle Golleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka,
1997) ha. 139
18
memperhatikan anda, saya bersama anda, dan karena
itu saya bertindak untuk anda.10
Dalam bahasa sehari-hari, sering diketemukan
istilah simpati dan empati, perbedaan diantara
keduanya terletak pada intensitasnya.
Jika kita sekedar mencoba mengetahui perasaan
orang lain, maka kita tengah bersimpati, tetapi jika
memahaminya lebih jauh menurut cara pandang dia,
maka kita dapat dikatakan sedang berempati.
Baron dan Bryne menulis: ―when you are simply
aware of another persons problem, you may
sympathy; when you attempt to understand that
persons subjective experience, empathy occurs‖
(ketika anda hanya menyodori masalah orang lain,
anda mungkin merasakan simpati, ketika anda
mencoba memahami pengalam subjektif orang itu,
maka disitulah timbul empati).11
Maka dapat
dikatakan bahwa jika memahami seseorang secara
objektif berarti simpati, sedangkan jika memahami
seseorang secara subjektif berarti timbul empati.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa empati adalah suatu kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami
10
Danielle Golleman, Social Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007)
ha. 77 11
R. A. Baron dan Byrne. D, Psikologi Sosial.Edisi Kesepuluh, (Jakarta:
Erlangga, 2005) ha. 277
19
perasaan dan pikiran orang lain tanpa harus
melibatkan secara nyata dalam perasaan dan pikiran
orang tersebut. Artinya, situasi tersebut lebih jelas
dirasakan sebagai situasi orang lain daripada situasi
diri sendiri. Seseorang tidak mengalami suatu
peristiwa yang saat itu dialami dan dirasakan oleh
orang lain, tapi diharapkan mampu untuk memahami
peristiwa tersebut jika dilihat dari sudut pandang
orang lain.
Baron & Byrne (2005: 111) menyatakan bahwa
dalam empati juga terdapat aspek-aspek, yaitu:
a. Afektif
Individu yang berempati merasakan apa yang
orang lain rasakan.Aspek afektif dari empati
juga termasuk merasa simpatik, tidak hanya
merasakan penderitaan orang lain tetapi juga
mengekspresikan kepedulian dan mencoba
melakukan sesuatu untuk meringankan
penderitaan mereka.
b. Kognitif
Individu yang memiliki kemampuan empati
dapat memahami apa yang orang lain rasakan
dan mengapa hal tersebut dapat terjadi pada
orang tersebut. Aspek kognitif dari empati
termasuk mengambil perspektif (perspective
taking) artinya mampu untuk menempatkan
diri dalam posisi orang lain.
20
Setiap orang mempunyai kemampuan berbeda
dalam berempati. Reaksi empati terhadap orang lain
seringkali berdasarkan pengalaman masa lalu.
Seseorang biasanya akan merespon pengalaman
orang lain secara lebih empatik apabila ia memiliki
pengalaman yang serupa, sehingga seseorang akan
memiliki kemiripan pengalaman kualitas emosi.
4. Empati dalam Perspektif Islam
Empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu
bertindak untuk membantunya.Hal ini merupakan sifat
terpuji dan Islam menganjurkan untuk memiliki sikap
empati, sebagaimana firman Allah SWT, dalam
QS.an-Nisa (4:8),
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,
maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”
(QS. an-Nisa/4:8)
Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat,
anak yatim, dan orang miskin yang ikut menyaksikan
pembagian warisan, maka mereka diberi bagian
sekadarnya sebagai bentuk kepedulian dan membantu
antar sesama yang membutuhkan.
21
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan
antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan
diteliti. Berdasarkan hasil survey Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) layanan yang paling
banyak diakses menggunakan internet adalah aplikasi
chatting dan media sosial sebesar 89,35% dan 87,13%.
Dan sebesar 79,23% pengguna internet berdasarkan
tingkat pendidikan terakhir berasal dari S1/Diploma yang
bisa dikategorikan sebagai mahasiswa.12
Pada 2011, Darla Kuss dan Mark Griffths dari
Universitas Notthingham Trent di Inggris menganalisa 43
studi sebelumnya yang mengkaji masalah kecanduan
media sosial, mereka menemukan bahwa penggunaan
berlebihan berkaitan dengan adanya masalah dalam
hubungan, pencapaian akademik yang buruk dan kurang
berpartisipasi dalam komunitas yang tidak terkait dengan
internet.13
Sehingga peneliti menyimpulkan ketergantungan
media sosial dapat menjadi stimulus berubahnya interaksi
dan perasaan seseorang kepada lingkungan sekitar
12
APJII: ―Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017‖
https://apjii.or.id/survei2017 diakses tanggal 4 Mei 2018 13
BBC: ―What the science suggest so far about the impact of platform such as
Facebook, Twitter or Instagram on your mental being‖.
https://www.bbc.com/future/story/20180104-is-social-media-bad-for-you-the-
evidence-and-the-unknowns Diakses tanggal 4 Mei 2018
22
sehingga dapat diduga semakin sering ketergantungan
seseorang terhadap media sosial, semakin rendah perasaan
empati mereka pada lingkungan sekitar.Sebaliknya,
semakin sedikit ketergantungan seseorang terhadap media
sosial, maka semakin tinggi perasaan empati mereka.Oleh
karena itu, dapat ditarik asumsi bahwa ada tidak ada
hubungan positif antara ketergantungan media sosial
dengan empati mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
Tingkat ketergantungan
media sosial
Ketergantungan tingkat
tinggi
Ketergantungan tingkat
rendah
Yang dialami oleh pengguna
media sosial;
1. Terlalu fokus pada media
sosial
2. Mengabaikan perhatian
orang lain
3. Tidak peduli/ acuh
dengan lingkungan
sekitar
Yang dialami oleh pengguna
media sosial;
1. Jarang/tidak fokus pada
media sosial
2. Selalu memberi perhatian
pada orang lain
3. Peduli dengan lingkungan
sekitar
Perasaan empati rendah Perasaan empati tinggi
Tabel 2.2
Kerangka pemikiran Hubungan Ketergantungan Media Sosial dengan Empati Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelti
23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Jenis, dan Paradigma Penelitian
1. Pendekatan Peneltian
Penelitian ilmiah digunakan untuk kebutuhan ilmu
pengetahuan. Sebaliknya ilmu pengetahuan tidak akan
berkembang apabila meninggalkan tradisi penelitian
ilmiah.1Dalam penelitian, dikenal adanya dua
metodologi (proses, prinsip, dan prosedur yang
ditempuh seorang peneliti dala mendekati
permasalahan dan mencari jawabannya) yang dikenal
dengan istilah kualitatif dan kuantitatif.2
Dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat
menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan
yang tepat.Pendekatan kuantitatif merupakan salah
satu pendekatan dalam penelitian yang lebih
ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk
menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.3
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
karena sifatnya objektif dan analisa data dalam
kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis yang
1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), ha. 3 2 Monasse Mallo, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Karunika, 1986), ha.31
3 Syamsil Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), ha. 36
24
ditetapkan4, sehingga peneliti bisa mengetahui
hubungan ketergantungan pengguna media sosial
dengan empati mahasiswa di jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah studi korelasional, studi ini mempelajari
hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan
variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel
dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan
kofisien korelasi.5Koefisien korelasi dapat digunakan
untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar
variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya
hubungan antar variabel. Studi korelasi yang bertujuan
untuk menguji hipotesis, dilakukan dengan cara
mengukur sejumlah variabel dan menghitung
koefisien korelasi antara variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel mana yang berkorelasi. Penelitian
ini dipusatkan untuk mengetahui hubungan
ketergantungan media sosial dengan empati
mahasiswa.
4 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,dan R
& D, (Bandung: Alfabeta, 2008), ha. 14 5Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ha. 251
25
3. Paradigma Penelitian
Paradigma yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah paradigma positivisme. Pandangan dunia
empirisme yang objektif dalam memandang
pengetahuan tersebut mengalami puncaknya pada
aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme.
August Comte (1798-1857) adalah filsafat yang
mempelopori kemunculan aliran filsafat ini.6
Paradigma positivisme menganggap realitas itu
betul-betul ada secara nyata, dan dapat diselediki
secara terpisah (ontologi).Peneliti dan objek diteliti
independen dan peneliti mampu meneliti objek tanpa
mempengaruhi objek atau dipengaruhi oleh
keadaannya (epistimologi).Cara menelitinya bisa
dengan percobaan atau manipulasi, sehingga dapat
dikontrol objektivitasnnya (metodelogi penelitian
kuantitatif).7
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni
2018 sampai dengan Oktober 2018 pada Mahasiswa
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di
6Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2008), h.10 7Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN
Maliki Press, 2010)h.172
26
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakartayang
terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.95, Ciputat 15412, Telp
(62-21) 740152, Fax (62-21) 7402982.
C. Profil Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam
Awal mulanya jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam yang biasa dikenal KPI ini bernama jurusan
Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA) dan pertama kali
dibuka pada tahun akademik 1990-1991. Pada tahun
akademik 1996-1997 kembali terjadi pergantian nama
jurusan PPA berubah menjadi jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. (KPI).
Program studi ini bertujuan untuk menghasilkan
output sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang
komunikasi dan penyiaran islam, cakap dalam bidang
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai/ajaran islam dalam
konteks perkembangan dunia modern.
Lulusan KPI memiliki gelar akademik Sarjana
Ilmu Sosial (S.Sos).Program Studi KPI terakreditasi oleh
Badan Akreditas Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT),
dengan nilai A.
Visi:
Menjadikan Jurusan atau Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI0 unggul dan berdaya saing
tinggi dan terdepan dalam keilmuan, keislaman, dan
27
keterampilan di bidang ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam melalui lisan, tulisan maupun media
massa dan mampu melahirkan penelitian dibidang
ilmu komunikasi dalam menjawab fenomena-
fenomena sosial dari tahun ke tahun.
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran
Islam dari segi basic science dan apply science.
2. Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
dalam rangka mengamalkan ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga
yang terkait dengan aktifitas komunikasi dan
penyiaran Islam, baik lembaga negeri ataupun
swasta.
5. Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan
komunikasi.8
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
8Pedoman Akademik Program Strata 1 Univeristas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Press, 2014-2015) h. 220
28
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber penelitian.9
Populasi dalam penelitian ini adalah 208
mahasiswa Jurusan KPI UIN Jakarta angkatan 2017,
dimana mahasiswadinilai aktif menggunakan media
sosial dan secara sadar mengetahui kebutuhan mereka
dan bertanggung jawab terhadap pilihan media yang
dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut.
Tabel 3.1
Gambaran populasi mahasiswa KPI angkatan 2017/2018
Rekapitulasi Data Mahasiswa KPI Angkatan 2017/2018
Registrasi Tidak
Aktif
Lulus DO Aktif
219 11 0 0 208
Sumber: Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
9Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, ha. 109
29
populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili).10
Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability
sampling.Pengambilan sampel dari penelitian ini
diperoleh dengan metode purposive sampling, metode
penetapan responden untuk dijadikan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.11
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat
kesalahan pengambilan sampel sebesar 10% atau 0,1.
Rumus:
N
n= 1+Ne2
Keterangan: n = sampel
N = populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan
n =
n=
n=
n=
10
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,dan R
& D, ha. 168 11
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ha. 148
30
n=
dibulatkan menjadi 68 orang
responden.
Berdasarkan teknik tersebut maka disebarkan
kuesioner sebanyak 68 untuk disebar ke mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2017.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep dalam bentuk konkret atau
konsep operasional.12
Dalam penelitian ini terdapat
variabel independen sebagai variabel X dan variabel
dependen sebagai variabel Y.
1. Variabel independen (X)
Variabel independen atau juga disebut variabel
bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen.13
Dalam penelitian ini sebagai
variabel independen atau variabel bebas adalah
ketergantungan pengguna media sosial.
2. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen atau sering juga disebut
variabelterikat adalah merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.14
Dengan demikian dapat diketahui
12
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, ha. 60 13
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,dan R
& D, ha. 39 14
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,dan R
& D, ha. 39
31
bahwa Empati Mahasiswa merupakan variabel
dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini.
F. Definisi Operasional
1. Pengunaan dan Ketergantungan Media
a. Definisi Operasional
Menurut Defleur, Dependency Theory
mengusulkan hubungan yang integral antara
penonton, media, dan sistem sosial yang lebih
luas. Ketergantungan pada media disebabkan oleh
penggunaan media sebagai sumber informasi bagi
pengetahuan tentang, dan orientasi kepada siapa,
apa yang terjadi dalam masyarakatnya sehingga
ketergantungan pengguna pada media akan
meningkat.15
b. Indikator
Dua faktor yang memengaruhi tingkat
ketergantungan media, pertama, anda akan
menjadi lebih tergantung pada media yang lebih
banyak memenuhi kebutuhan anda dari pada
media yang hanya menyediakan sebagian kecil
kebutuhan anda. Sumber kedua dari
ketergantungan adalah stabilitas sosial.Ketika
perubahan sosial dan konflik lembaga tinggi,
15
Mohd Rafiq,“Dependecy Theory”, http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/199/1/135-408ha. 5 diakses tanggal 5 Mei 2018
32
bencana alam, maka ketergantungan terhadap
media semakin tinggi.16
2. Empati
a. Definisi Operasional
Empati kemampuan untuk merasakan
keadaan emosional orang lain, merasa simpatik
dan mencoba menyelesaikan masalah dan
mengambil perspektif orang lain.17
b. Indikator
Aspek afektif dari empati merespons
dengan stres pada stres yang dialami oleh orang
lain dan mengindikasikan kepedulian, merasa
simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah.
Aspek kognitif dari empati termasuk mengambil
perspektif (perspective taking) artinya mampu
untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain.18
G. Hipotesis
Hipotesis adalah teori, proposisi yang terbukti, jawaban
atau dugaan sementara yang harus diuji
kebenarannya.19
Dalam melakukan hipotesis, terdapat
16
Mohd Rafiq,“Dependecy Theory”, http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/199/1/135-408ha. 5 diakses tanggal 5 Mei 2018 17
R. A. Baron dan Byrne. D, Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna
Djuwita Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2005) , ha. 110-111 18
R. A. Baron dan Byrne. D, Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna
Djuwita Edisi Kesepuluh, ha. 110-111 19
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Bandung: PT Rajagrafindo
Persada, 2010), ha. 38
33
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu rumus
hipotesis alternative H1 dan harus disertai pula hipotesisi
nol H0. Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho: Tidak ada hubungan positif antara ketergantungan
media sosial dengan empati mahasiswa KPI UIN
Jakarta.
H1: Ada hubungan positif antara ketergantungan media
sosial dengan empati mahasiswa KPI UIN Jakarta.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi:
1. Metode observasi adalah metodepengumpulan data
yang dikumpulkan secara sistematis dan
sengajamelalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala objek yangditeliti langsung di lapangan, karena
metode observasi merupakansalah satu teknik
penelitian yang sangat penting bagi seorangpeneliti
yang meneliti secara langsung di lapangan.
Pengamatandilakukan secara langsung karena
merupakan alat ampuh untukmenguji suatu
kebenaran. Dalam hal ini pengamatan
diartikansebagai proses mengenal dunia luar dengan
menggunakan indera.20
Observasi atau pengamatan
20
Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000, cet. ke 2,
ha. 21.
34
merupakan susunan proses pengamatan dan ingatan
baik biologis maupun psikologis.21
Adapun observasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan mahasiswa angkatan 2017
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
2. Angket ialah alat pengumpulan data dalam bentuk
pertanyaan, dengan cara menyerahkan atau mengirim
daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.22
Angket ini diajukan dengan pernyataan mengenai
hubungan ketergantungan media sosial terhadap
empati mahasiswa KPI.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh
keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara23
. Dalam penulisan ini, penulis
mewawancarai 4 mahasiswa KPI sebagai responden
yang aktif dalam menggunakan media sosial.
4. Dokumentasi hal ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan catatan-catatan tertulis yang dapat
menunjang pembahasan yang diperoleh dari sumber
21
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,dan R
& D, ha. 145 22
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, ha. 133 23
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ha. 18
35
utama mulai dari literatur-literatur yang berupa buku
bacaan serta dokumen lain yang menjelaskan
kerangka teoritis dan sumber lain yang berkaitan
dengan judul skripsi.24
I. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala
Likert.Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu.25
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi
dimensi dari dimensi dijabarkan menjadi indikator dan
dari indikator dijabarkan menjadi sub indikator yang
dapat diukur, artinya sub indikator dapat dijadikan tolak
ukur untuk membuat suatu pertanyaan/pernyataan yang
perlu dijawab oleh responden.
24
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, ha. 133 25
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ha. 25
Tabel 3.2
Pertanyaan untuk jawaban positif dan negatif menurut skala Likert
Karakter Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
36
Sumber: Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17
J.Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument.26
uji validitas dilakukan setiap butir soal.
Hasilnya dibandingkan dengan r tabel | df = n – k
dengan tingkat kesalahan 5%. Jika r tabel < r hitung,
maka butir soal disebut valid.27
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan
pengukura dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama
pula.28
Sedangkan reliabilitas instrumen menunjuk
pada suatu pengertian bahwa adanya konsistensi
danstabilitas nilai hasil skala pengukuran
tertentu.29
Jika nilai alpha >0.60, disebut reliable.30
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, edisi revisi IV), ha 211 27
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Disertasi & Karya Ilmiah,
edisi pertama, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2011), ha. 169. 28
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ha. 55 29
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
Yogyakarta: Andi, 2006, ha.219 30
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Disertasi & Karya Ilmiah,
ha. 165
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
37
K. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sebaran dari jawaban subjek tergolong normal
atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample-
Kolomogorov-Sminov Test dalam program SPSS versi
20.0. Data yang dikatakan normal adalah data yang
mengikuti atau tersebar di sekitar garis normal.
Kaidah uji normalitas ini adalah apabila nilai
signifikansi leboh besar dari 0,05 (p>0,05) maka
distribusi data dikatakan normal. Apabila nilai
signikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka
distribusi data dikatakan tidak normal.31
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
ada hubungan yang linier antara variabel bebas
dengan variabel tergantung. Uji linearitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan Test for Linearity
dalam program SPSS. Hubungan yang linier adalah
hubungan yang memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang tidak linier adalah
hubungan yang memiliki signifikansi lebih besar dari
0,05 (p>0,05). Hubungan yang linear memiliki arti
bahwa kuantitas data variabel tergantung
31
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2009), ha. 93
38
akanmeningkat atau menurun seiring dengan
perubahan yang terjadi pada variabel bebas secara
linier.32
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif
antara ketergantungan media sosial dengan empati
mahasiswa.Uji hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan dengan menggunakan teknik
korelasi Spearman yang disediakan oleh SPSS.Teknik
ini dilakukan apabila data penelitian ordinal.33
Tabel 3.3
Interval Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1
2
3
4
5
6
7
KK = 0,00
0,00 < KK < 0,19
0,20 < KK < 0,39
0,40 < KK < 0,59
0,60< KK < 0,79
0,80< KK < 1,00
KK = 1,00
Tidak ada
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Sempurna
Sumber: Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu
Sosial
32
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial,
ha. 103 33
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial,
ha. 147
39
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Instrumen
1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 orang
responden diluar responden inti yaitu mahasiswa KPI
angkatan 2017.Uji reliabilitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data tetap konsisten ketika dilakukan
dua kali pengujian. Instrumen dinyatakan reliable dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach jika koefisien
reliablitas (r11) > 0,60, berikut adalah instrument yang
telah diuji:
A
Dari hasil output di atas diperoleh nilai Crobach‘s
Alpha variabel ketergantungan media sosial sebesar 0,658
(ɑ>0,60) dan variabel empati sebesar 0,785 (ɑ>0,60)
dengan ini dapat diartikan bahwa kuesioner reliabel atau
jika dilakukan pernyataan kembali kepada mahasiswa KPI
angkatan 2017 akan menghasilkan ukuran yang sama.
Tabel 5.1
Uji Realibilitas
Ketergantungan Media
Sosial Empati
Cronbach's
Alpha N of Items
Cronbach's
Alpha N of Items
.658 24 .785 14
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
40
2. Uji Validitas
Uji validitas terdapat 24 butir pernyataan untuk
ketergantungan media sosial dan 14 butir untuk
pernyataan empati, butir dinyatakan valid jika nilai r-hitung
> r-tabel. Jumlah sampel 30, nilai df=n - 2 sehingga df=
30-2= 28 maka R tabel pada DF 28sebesar 0,361 tingkat
signifikasi 5% setelah melakukan uji validitas didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 5.2
Analisis Butir pada Indikator Ketergantungan Media Sosial
Dimensi Indikator Butir Valid Invalid Status
Tingkat
kepentingan
informasi
yang
disampaikan
media sosial
a. Perhatian
yang
diberikan
terhadap
media
sosial
9, 6, 1, 4 4, 6 9, 1 Tidak
perlu
diganti
b. Keteratura
n dalam
mengguna
kan media
sosial
11, 8, 5, 2 11, 8, 2 5 Tidak
perlu
diganti
c. Tingkat
keluasan
pesan di
media
sosial
3, 10, 7,
12
10, 12 3, 7 Tidak
perlu
diganti
Stabilitas a. Konflik 19, 16, 19, 17, 16 Tidak
41
Sosial
lembaga
tinggi/polit
ik
17, 14 14 perlu
diganti
b. Bencana
alam
21, 24,
13, 18
21, 13,
18
24 Tidak
perlu
diganti
c. Kehidupan
yang
mapan
15, 22,
23, 20
15 22, 23,
20
Tidak
perlu
diganti
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
Tabel 5.3
Analisis Butir pada Indikator Empati
Dimensi Indikator Butir Valid Invalid Status
Afektif a. Tekanan/D
istres
3, 6, 1,
10
3, 6 1, 10 Tidak
perlu
diganti
b. Simpati 7, 2, 11,
14
11, 14 7, 2 Tidak
perlu
diganti
Kognitif a. Pengambil
an
Perspektif
5, 8, 13,
4, 9, 12
5, 8, 13,
4, 9, 12
Tidak
perlu
diganti
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
butir untuk pernyataan ketergantungan media sosial dan
empati tidak perlu diganti karena tiap indikator sudah
mempunyai minimal satu butir valid.
42
B. Hasil dan Analisa Data
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa KPI angkatan 2017 dengan rentang usia 18-
20 tahun. Objek dari penelitian adalah hubungan
ketergantungan media sosial terhadap empati mahasiswa
sebanyak 68 responden yang dipilih secara random. Dari
hasil analisis mengenai profil responden yang telah diisi
responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif
Laki-laki 29 43%
Perempuan 39 57%
Jumlah 68 100%
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
Berdasarkan tabel di atas frekuensi relatif dari
responden lakilaki sebesar 43% dan frekuensi dari
responden perempuan sebesar 57%, hal ini menunjukkan
bahwa responden perempuan lebih banyak daripada
responden laki-laki.
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data dilakukan untuk mengetahui tinggi
rendahnya nilai ketergantungan media sosial dan empati
subjek secara keseluruhan. Berikut tabel deskripsi dan
histogram secara empiris dari data perhitungan SPSS:
43
Berdasarkan hasil analisis mean penggunaan dan
ketergantungan media sosial (M=53,18) dan tampak
dalam bentuk grafik data penggunaan dan ketergantungan
media sosial dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ketergantungan 68 36 70 53.18 6.820
Empati 68 24 50 38.19 6.035
Valid N
(listwise) 68
Tabel 5.5
Deskripsi Data Statistik Ketergantungan Media dan Empati
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
Gambar 5.1
Data Histogram Ketergatungan Media Sosial dan Empati
44
subjek memiliki penggunaan dan ketergantungan media
sosial yang tergolong tinggi.
Berdasarkan hasil analisis mean ketergantungan
media sosial (M=53,18) dan mean empati mahasiswa
(M=38,19). Tampak dalam bentuk grafik data
ketergantungan media sosial dan empati mahasiswa KPI
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek memiliki
ketergantungan media sosial dan empati yang tergolong
tinggi.
3. Hasil Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan
untuk melihat normalatau tidaknya persebaran data
hasil penelitian.Dalam penelitian ini adalah data dari
angket ketergantungan media sosial dan angket
empati mahasiswa.Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Kolmogorov-Sminov Test. Data
yang dikatakan normal adalah data yang mengikuti
atau tersebar di sekitar garis normal. Kaidah uji
normalitas ini adalah apabila nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (p>0,05) maka distribusi data
dikatakan normal. Apabila nilai signifikansi kecil dari
0,05 (p<0,05) maka distribusi data dikatakan tidak
normal.
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan
nilai p angket ketergantungan media sosial sebesar
0,50 dan nilai p angket empati mahasiswa sebesar
45
0,200. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
sebaran data angket pengunaan dan ketergantungan
media sosial dan empati mahasiswa tergolong
normal. Rincian mengenai hasil uji normalitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel_X Variabel_Y
N 68 68
Normal Parametersa,b
Mean 53.18 38.19
Std. Deviation 6.820 6.035
Most Extreme
Differences
Absolute .107 .088
Positive .107 .088
Negative -.107 -.079
Test Statistic .107 .088
Asymp. Sig. (2-tailed) .050c .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
b. Uji Korelasi Spearman Rho
Uji korelasi dilakukan untuk mengukur keeratan
hubungan antara dua variabel X dan Y. Uji korelasi
dilakukan setelah uji normalitas.Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa kedua variabel terdistribusi
secara normal.Hasil uji linearitas menunjukkan
46
bahwa ada hubungan yang linear diantara dua
variabel.Dan data yang digunakan oleh peneliti
adalah ordinal.Oleh karena itu, uji korelasi dilakukan
dengan analisis Spearman.Hipotesis penelitian
diterima apabila taraf signifikansi yang dihasilkan
lebih besar dari 0,05 (>0,05).
Tabel 5. 7
Hasil Uji Korelasi
Correlations
Variabel_K
etergantung
an
Variabel_E
mpati
Spearman's rho Variabel_X Correlation
Coefficient 1.000 .305
*
Sig. (2-tailed) . .012
N 68 68
Variabel_Y Correlation
Coefficient .305
* 1.000
Sig. (2-tailed) .012 .
N 68 68
Hasilanalisis data korelasi antara kedua variabel
menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,305 dan
nilai signifikansi (p) sebesar 0,012 (p<0,05). Maka
Ho: ditolak dan H1; diterima. Hasil tersebut
menunjukkan adanya hubungan positif yang cukup
rendah dan signifikan antara ketergantungan media
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic ver. 22
47
sosial dan empati mahasiswa KPI. Artinya, semakin
tinggi tingkat ketergantungan media sosial, maka
akan makin tinggi pula nilai empati mahasiswa KPI
dengan tingkat hubungan yang rendah.
Dan koefisien determinasi (KD), angka yang
digunakan untuk mengetahui kontribusi atau
sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel X
terhadap variabel Y sebesar, KD= (r)2 x 100% =
(0,305)2 x 100% = 0,093 hal ini mengandung
pengertian bahwa 9,3% sumbangan ketergantungan
tmedia terhadap empati, sedangkan sisanya sebesar
90,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan tujuan
mengetahui kelinearan hubungan antara variabel
ketergantungan media sosial dengan empati
mahasiwa KPI.Uji linearitas ini dilakukan dengan
Test for Linearity. Hubungan yang linear adalah
hubungan yang memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang tidak linear
adalah hubungan yang memiliki nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
Hubungan yang linear memiliki arti bahwa
kuantitas data variabel tergantung akan meningkat
atau menurun seiring dengan perubahan yang terjadi
pada variabel bebas secara linear. Hasil perhitungan
menggunakan SPSS menghasilkan nilai F sebesar
48
8.858 dan nilai signifikansi sebesar 0,005 (p<0,05).
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linear antara ketergantungan
media sosial dengan empati mahasiswa KPI. Berikut
adalah rincian hasi uji linearitas:
Tabel 5. 8
Hasil Uji Linearitas
F Sig
Ketergantungan
media sosial *
empati
mahasiswa KPI
Combined 1.353 .190
Linearity 8.858 .005
Deviation
from Linearity
1.027 456
Sumber: Pengolahan Data IBM SPSS Statistic Ver. 22
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara ketergantungan pengguna media sosial dengan
empati mahasiswa KPI.Hasil analisis data kedua
variabel tersebut dilakukan dengan uji korelasi
Spearman Rho. Hipotesis penelitian diterima apabila
nilai koefisien korelasi (r) antara variabel
ketergantungan media sosial dengan empati
mahasiswa bernilai negatif dan taraf signifikansi yang
dihasilkan adalah lebih besar dari 0,05 (>0,05).
Dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka
analisis korelasi Spearman Rho dipilih untuk
menentukan arah hubungan karena data bersifat
ordinal. Nilai korelasi yang didapatkan adalah sebesar
49
0,305 dengan nilai signifikansi sebesar 0,012
(p<0,05). Hasil analisis ini menunjukkan, bahwa
hipotesis penelitian ditolak, dengan hasil terdapat
hubungan positif dan signifikan antara
ketergantungan media sosial dan empati mahasiswa
dengan tingkat hubungan rendah.
Hasil penelitian ini membuktikan teori DeFleur
dan Ball Rokeach tentang penggunaan dan
ketergantungan media (Dependency Theory) yang
menjelaskan bahwa pertama, media bekerja dengan
cara tertentu untuk memenuhi keinginan tertentu dan
kebutuhan khalayak. Hal ini digambarkan dengan
berbagai macam aplikasi media sosial dengan fungsi
yang beragam untuk memenuhi kebutuhan informasi
mahasiswa dan khalayak lainnya.Seperti halnya
Instagram yang merupakan platform visual yang
memberikan informasi berupa gambar dan foro, atau
Youtube yang memberikan informasi berupa video.
Kedua, derajat ketergantungan khalayak. Adanya
berbagai macam mediamassa membuat mahasiswa
tidak hanya menggantungkan kebutuhan informasi
pada satu media massa saja. Hal ini terbukti dari
pernyataan mahasiswa yang lebih memilih media
sosial sebagai sumber informasi mereka.
50
―Iya, karena udah jarang nonton tv jadi cari
informasinya di media sosial. Soalnya lebih cepat di
media sosial daripada tv.”1
Ketiga, media membantu khalayak untuk dapat
mengambil respon yang terbaik.Informasi yang
singkat dan cepat menjadikan media sosial pilihan
mahasiswa untuk mendapatkan informasi
dibandingkan dengan media massa lainnya.
“Iya, karena banyak yang memposting peristiwa
tersebut melalui sosmed, jadi sosmed sumber
informasi kita untuk mengetahui keadaan.”2
Keempat, semakin besar kebutuhan, semakin besar
ketergantungan dan kemungkinan. Mahasiswa yang
memiliki kebutuhan yang lebihakan informasi yang
akan bergantung pada media sosial. Hal ini diukur
berdasarkan hasil uji deskripsi tingkat ketergantungan
sosial media dengan (M=53,18) grafik
menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan media
sosial tergolong tinggi.
Tingkat ketergantungan individu atau masyarakat
dipengaruhi oleh tingkat kepentingan informasi yang
disampaikan oleh media dan stabilitas sosial.Hal ini
digambarkan dengan penggunaan media sosial
selama masa krisis,seperti konflik politik atau
bencana alam.3
1Wawancara Pribadi dengan Ainun Mahasiswa KPI 3-B, Fidikom, 9 Januari
2019 2Wawancara Pribadi dengan Nurul Hikmah Mahasiswa KPI 3-E, Fidikom, 9
Januari 2019 3Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, ha. 516
51
Data penelitian menunjukkan bahwa
ketergantungan penggunaan media sosial oleh
mahasiswa tergolong tinggi, hal ini dikarenakan,
pengambilan kuesioner dilakukan tepat 2 hari (30
September 2018) setelah berita bencana Palu dan
Donggala terjadi.
Media sosial dengan begitu cepat memberikan
informasi mengenai bencana tersebut, mahasiswa
membutuhkan informasi guna mengambil sikap yang
tepat tentang apa yang harus mereka kerjakan dan
juga mencari rasa aman dalam situasi kacau
tersebut.Pada saat itu ketergantungan individu pada
media sosial akan meningkat. Pada dasarnya,
kebutuhan informasi seseorang tidak selalu bersifat
pribadi tetapi mungkin dibentuk oleh budaya atau
kondisi sosial.
Gambar 4.1
Berita Mengenai Media Sosial yang Mempopulerkan Peristiwa Bencana Alam.
Sumber: Kumparan.com
52
Sehingga hal ini sejalan dengan teori dikemukakan
oleh Baron dan Bryne mengenai empati yang
merupakan kemampuan individu untuk merasakan
keadaan emosional orang lain, merasa simpati,
mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil
perspektif orang lain.4 Psikolog Jane Strayer (dikutip
dalam Baron dan Bryne, 2005) menyatakan bahwa,
kita semua dilahirkan dengan kapasitas biologis dan
kognitif untuk merasakan empati, tetapi pengalaman
spesifik kita yang menentukan apakah potensi
bawaan tersebut dihambat atau menjadi bagian yang
penting dari diri.
Berdasarkan hasil uji deskripsi tingkat empati
mahasiswa dengan nilai (M=38,19) grafik
menggambarkan bahwa tingkat empati mahasiswa
tergolong tinggi.
Tingkat empati mahasiswa tergolong tinggi karena
respons dan rasa kepedulian mahasiswa pada kejadian
bencana alam yang terjadi di Palu dan Donggala
sehingga mereka mencoba turut andil dan ikut
membantu untuk menolong korban bencana alam.
―Gak bisa melakukan apa-apa, barangkali ikut
donasi kalau ada yang keliling.”5
4R. A. Baron dan Byrne. D, Psikologi Sosial Jilid 2, ha. 110-111
5Wawancara Pribadi dengan Nurul Hikmah Mahasiswa KPI 3-E, Fidikom, 9
Januari 2019
53
“Pengennya sih jadi relawan, turun langsung ke
lapangan. Karena gak bisa, paling ikut donasi-donasi
yang suka menggalang dana.”6
“Maunya ikut jadi relawan ikut bantu juga, tapi
gak bisa apa-apa.Jadi berdoa aja deh buat yang kena
musibah.”7
“Ingin menolong langsung ke tempat
kejadian.Maunya sih gitu.Tapi belum bisa.”8
Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa,
3 dari 4 mahasiswa berniat menjadi relawan, namun
urung karena tidak mempunyai skill atau waktu, dan
yang bisa mereka lakukan adalah berdonasi jika ada
yang menggalang dana untuk korban bencana alam
dan turut berdoa.
Walaupun terdapat hubungan positif dan
signifikan antara ketergantungan media sosial dan
empati mahasiswa KPI, tidak dapat dipungkiri bahwa
kontribusi ketergantungan media sosial yang
berpengaruh terhadap empati mahasiswa sangat kecil
sebesar 0,093 artinya 9,3% ketergantungan media
sosial mempengaruhi empati mahasiswa, sedangkan
sisanya 90,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Menurut Sendjaja,
6Wawancara Pribadi dengan Ainun Mahasiswa KPI 3-B, Fidikom, 9 Januari
2019 7Wawancara Pribadi dengan Siti Nurlaela Mahasiswa KPI 3-B, Fidikom, 9
Januari 2019 8Wawancara Pribadi dengan Fiki Hermanto Mahasiswa KPI 3-E, Fidikom, 9
Januari 2019
54
ketergantungan media tidak hanya ditujukan pada
efek afektif saja di mana khalayak diharapkan dapat
turut merasakan perasaan iba, teharu gembira, dan
sedih, tetapi terdapat efek kognitif dan behavioral
pula.9
“Itu bisa dikatakan sebagai momen tertentu
menurut saya, bukan berarti ketika kita sudah
ketergantungan media sosial dan keseluruhan
empatinya menjadi tinggi.Jadi itu terpisah dengan
momen-momen tertentu.Jadi empati tinggi kalau untuk
sekedar di media sosial mungkin iya, karena kita lebih
mudah untuk menunjukkan rasa keprihatinan dengan
hanya menuliskan pesan, tapi apakah betul
keprihatinan ini juga ditunjukkan ke dunia yang
nyata.”10
Velda Ardia, Dosen Psikologi Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Jakarta berpendapat
bahwa empati tidak hanya bisa ditujukan melalui
media sosial saja, tapi juga harus dilakukan dalam
tindakan di dunia nyata.
Menarik kesimpulan dari penjelasan mengenai
hasil analisa diatas, penelitian ini telah mencapai
tujuan penelitian dan tidak membuktikan hipotesis
penelitian yang diajukan yaitu tidak ada hubungan
positif yang signifikan antara ketergantungan
pegguna media sosial dengan empati mahasiswa KPI.
9Sendjaja, Djuarsa, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994),
ha. 201 10
Wawancara Pribadi dengan Velda Ardia, Dosen Psikologi Komunikasi UMJ,
Jakarta, 22 Januari 2019
55
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan
positif dan signifikan antara ketergantungan media
sosial dan empati mahasiswa KPI, artinya semakin
tinggi tingkat ketergantungan media sosial, semakin
tinggi empati mahasiswa KPI, demikian pula
sebaliknya dengan tingkat korelasi yang rendah.
Meski kontribusi ketergantungan media sosial
terhadap empati mahasiswa relatif kecil,
pengurangan penggunaan terhadap media sosial tetap
dapat menjadi salah satu solusi untuk
mempertahankan sifat empati individu.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ditolak. Ketergantungan media
sosial berkorelasi secara positif dengan empati mahasiswa
KPI dengan korelasi sebesar 0,305 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,012 (p<0,05). Maka, disimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif antara ketergantungan media sosial
dengan empati mahasiswa KPI.Semakin tinggi
ketergantungannya, semakin tinggi empati yang dimiliki oleh
mahasiswa, begitu pula sebaliknya.
Walaupun terdapat hubungan positif dan signifikan antara
ketergantungan media sosial dan empati mahasiswa KPI,
tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusi ketergantungan
media sosial yang berpengaruh terhadap empati mahasiswa
sangat kecil sebesar 0,093 artinya 9,3% ketergantungan
media sosial mempengaruhi empati mahasiswa, sedangkan
sisanya 90,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti:
1. Bagi Mahasiswa KPI Pengguna Media Sosial
57
Media sosial merupakan perkembangan teknologi
yang digemari saat ini.Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan bahwa ketergantungan media sosial terhadap
empati memiliki hubungan positif.Mahasiswa KPI
sebagai pengguna media sosial diharapkan dapat bijak
menggunakan media sosial sebagai sumber informasi
tidak hanya untuk pribadi tetapi juga lingkungan sosial
sekitar.Sehingga kita tidak terjebak dalam lingkup
keegosian yang mementingkan diri sendiri dan tidak peka
terhadap suasana disekitar kita, agar empati yang telah
ditanamkan semenjak kecil tidak terkikis dengan adanya
media sosial.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bahwa
penelitian tentang adanya hubungan ketergantungan
media sosial dengan empati mahasiswa KPI dapat
dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya.
Berdasarkan proses penelitian, didapati bahwa ada
keterbatasan kemampuan peneliti dalam membuat
pernyataan dalam angket yang menimbulkan pernyataan
hampir mirip dengan pernyataan yang lainnya, sehingga
terjadi biyas, dan tidak mengkur banyaknya pengguna
media sosial berdasarkan aplikasi yang mereka
pakai.Diharapkan, peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik lagi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Prakte. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Baron, R. A. dan Byrne. D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Alih
Bahasa: Ratna Djuwita Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga.
Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivarians dengan
Program SPSS. Semarang: UNDIP.
Golleman, Danielle. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
————————. 2007. Social Intelligence. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Haenlein, Michael. 2010. User of the world, unite! The challenge
and opportunities of Social Media.Bussines Horizons.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik,
Jakarta: Bumi Aksara.
Kasiram.Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-
Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press.
M.L, Defleur dan S. Ball Roekach. 1975. Theories of Mass
Communication, 3th
ed. New York: David McKay
Mallo, Monasse. 1986. Metode Penelitian Sosial, Jakarta:
Karunika.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu hingga Massa,
Jakarta: Prenada Media Group.
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern
Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi,
Disertasi & Karya Ilmiah, edisi pertama. Jakarta;
Kencana Prenada Media Group.
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. 2006. Metodologi Penelitian
Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan
SPSS, Yogyakarta: Andi.
59
Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian
Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi
17. Bandung: PT Rajagrafindo Persada, ha. 148
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Sujanto, Agus. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tim Penyusun. Pedoman Akademik Program Strata 1 Univeristas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014-
2015. Jakarta: UIN Press.
Watson. 1984. Psychology Science and Application. Illionis:
Scoot Foresmar and Company.
Jurnal
Ningrum, Dwi Indah Pustiko. 2015. Dampak Penggunaan
Facebook Terhadap Kepekaan Sosial Peserta Didik di
SMP Negeri 1 Demak.Skripsi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang. Diakses dari
https://lib.unnes.ac.id/22718/
Rafiq,Mohd.2012.“Dependecy Theory”, diakses dari
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/199/1/135-408
Setyawan, Melisa. 2016. Hubungan Antara Durasi Pengguna
Media Sosial Dengan Kestabilan Emosi Pada Pengguna
Media Sosial Usia Awal. Skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Diakses dari
https://repository.usd.ac.id/5958/
Soliha, Silvia Faradila. 2015. Tingkat Ketergantungan Pengguna
Media Sosial dan Kecemasan Sosial. Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Negeri Diponegoro. Diakses dari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/vie
wFile/9730/7798
Internet
APJII. 2017. Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet
Indonesia 2017. Diakses dari https://apjii.or.id/survei2017
BBC. 2018. What the science suggest so far about the impact of
platform such as Facebbok, Twitter or Instagram on your
mental being. Diakses dari
https://www.bbc.com/future/story/20180104-is-social-
media-bad-for-you-the-evidence-and-the-unknowns
60
LAMPIRAN
SURAT PENGISIAN KUESIONER
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Saya Rosiana Pratama dari Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.Saat ini saya sedang melakukan penelitian
untuk menyelesaikan tugas skripsi saya mengenai efek media
sosial, maka dari itu saya memohon kesediaan anda untuk
mengisi kuesioner.Tidak ada jawaban benar atau salah untuk
setiap pernyataan, yang diharapkan adalah jawaban yang benar-
benar sesuai kondisi dan menggambarkan keadaan responden saat
ini. Semua jawaban akan terjaga kerahasiaannya dan digunakan
untuk penelitian. Sehingga hasilnya saya dapat diterapkan untuk
meningkatkan keahlian penyuluh dalam menyampaikan
Penyuluhan Islam.Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
KUESIONER
No. R : .......
A. Data Responden
Nama/ Inisial :
Jenis Kelamin : P / L
Umur :
Jurusan/ Kelas :
No Telpon :
B. Petunjuk
Silahkan diisi dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada salah
satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Pedoman pilihan jawaban adalah:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak
Setuju
S = Setuju STS = Sangat
Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya tidak sanggup mengakses
media sosial selama 3 jam sehari.
2. Saya tidak peduli menggunakan
media sosial.
3. Saya jarang membuka media sosial
walaupun muncul informasi
terbaru.
4. Saya tidak membuka media sosial
setiap harinya.
5. Tidak ada informasi yang penting
di media sosial.
6. Setiap hari saya wajib mengakses
media sosial.
7. Informasi yang diberikan media
sosial tidak memenuhi kebutuhan
saya.
8. Media sosial selalu update
mengenai informasi bencana alam
terbaru.
9. Media sosial tidak memberi
informasi mengenai konflik/politik
yang sedang terjadi
10 Saya selalu ingin berbagi semua
aktifitas yang saya lakukan ke
media sosial
11. Media sosial selalu memberi
informasi mengenai konflik/politik
yang sedang terjadi.
12. Media sosial tidak selalu update
mengenai informasi bencana alam.
13. Disaat situasi konflik/politik media
sosial menjadi penting untuk saya.
14. Disaat situasi bencana alam media
sosial menjadi penting untuk saya.
Indikator Empati
1. Saya peduli dengan suasana atau
perasaan orang-orang disekitar
saya.
2. Saya egois dengan perasaan orang
lain dan tidak ingin
membayangkan jika saya menjadi
dia.
3, Saya mengerti perasaan seseorang
yang mengalami kesulitan dan
berusaha memberi saran cara
menghadapinya.
4, Saya acuh dengan suasana atau
perasaan orang-orang disekitar
saya.
5. Saya hanya peduli kesulitan saya
sendiri dan tidak ambil pusing
masalah kesulitan orang lain.
6. Saya mudah larut/
mengekspresikan emosi saya pada
adegan, buku, atau film yang
penuh perasaan.
7. Saya berusaha menghibur
seseorang ketika dia menghadapi
masalah.
8. Saya merasa biasa saja melihat
adegan, buku, atau film yang
melibatkan emosi.
9. Saya mengerti perasaan seseorang
yang mengalami kesulitan dan
sering membayangkan jika saya
berada di posisi dia
10.. Saya membiarkan orang-orang
menghadapi masalahnya sendiri.
Lampiran wawancara akademisi
1. Nama: Velda Ardia, S.Ikom, M.Si
Profesi: Dosen Komunikasi Psikologi UMJ
Waktu Wawancara: 22 Januari 2019
Tempat Wawancara: Fakultas Ilmu Sosial Politik UMJ
Pertanyaan:
a. Apa pendapat Ibu jika mahasiswa mulai
ketergantungan pada media sosial? Apakah lebih
banyak efek negative atau positif yang ditimbulkan?
Saya melihat memang ada pengaruh positif dan juga
negative. Kalau untuk pengaruh positifnya, untuk
remaja khususnya generasi millineal ini menggubakan
media sosial untuk berbagai kegiatan positif.
Contohnya, membuat konten kreatif, atau kegiatan
pengumpulan dana untuk disumbangkan kepada
orang yang membutuhkan, mengadakan event-event
yang menggunakan media sosial sebagai
perantaranya. Banyak poin sisi positifnya, tapi
sebenernya juga ada sisi negative dimana ketika
perkuliahan atau sedang ada dikampus kalau saya
perhatikan seperti tidak bisa lepas dari gadget mereka
untuk mengakses internet atau update status dan
lainnya.Saya rasa hal seperti itu sudah masuk level
ketergantungan, sehingga mereka tidak focus dalam
belajar mengajar, terus apalagi banyak juga
mahasiswa yang mudah termakan hoax.
b. Apakah informasi dalam media sosial bias mengubah
cara pandang atau sikap seseorang?
Betul, bisa saja.Lebih tergantung pribadinya masing-
masing. Bangaimana pribadi ini mampu memfilter
tidak informasi yang mereka terima, tapi jika pribadi
ini cenderung sangat sangat terbuka atau tidak
memfilter informasi terlebih dahulu yang baik atau
tidak akhirnya cara pikir atau pandang, dari segi
pergaulan, atau gaya hidup bisa dipengaruhi. Sudah
banyak contoh-contoh, mereka banyak melihat
influencer, tapi influfencer ada nilai positif tapi juga
lebih banyak mengangkat nilai negatifnya, akhirnya
remaja ini bisa juga terpengaruh dengan adanya
media sosial.
c. Apakah banyaknya kebutuhan informasi mengenai
bencana alam bisa berpengaruh terhadap empati
seseorang? Dan apakah rasa empati tersebut hanya
berlangsung sem
Itu bisa dikatakan sebagai momen tertentu menurut
saya, bukan berarti ketika kita sudah ketergantungan
media sosial dan keseluruhan empatinya menjadi
tinggi.Jadi itu terpisah dengan momen-momen
tertentu, contohnya tadi pada saat terjadi bencana.
Kenapa bisa dikatakan seperti itu karena memang di
media sekarang khususnya media sosial banyak yang
mengangkat pemberitaan tersebut, contohnya ketika
ada berita tsunami Banten, ada sosok Band yang
menjadi korban bencanadan kebetulan memang artis
akhirnya hal tersebut diberitakan terus menerus, hal
itu yang membuat orang-orang menjadi empati.
Karena terus menerus informasi tersebut
disampaikan di media sosial.
d. Jika ketergantungan media sosial memiliki hubungan
positif karena adanya bencana alam, apakah hal ini
akan berlangsung sementara selama kejadian bencana
itu saja?
Tadi sudah disinggung, karena menurut saya empati
itu tidak hanya bisa ditunjukkan di media sosial,
ketika kita berhadapan langsung dengan orang yang
realita sebenarnya, contohnya ada orang yang focus
menggunakan media sosial dikendaraan umum,
apakah mereka bisa memikirkan orang lain yang ada
disekitar yang tidak duduk, ketika mereka sudah sibuk
dengan handphonenya masing-masing, mereka
mengabaikan orangorang yang lebih membutuhkan
kursi karena terlalu focus dan gak menyadari adanya
orang yang butuh. Jadi empati tinggi kalau untuk
sekedar di media sosial mungkin iya, karena kita lebih
mudah untuk menunjukkan rasa keprihatinan dengan
hanya menuliskan pesan, tapi apakah betul
keprihatinan ini juga ditunjukkan ke dunia yang
nyata.
Dokumentasi Wawancara
Lampiran wawancara mahasiswa
1. Nama: Nuruh Hikmah
Umur: 19 tahun
Kelas: KPI 3-E
Gender: Perempuan
Waktu Wawancara: 9 Januari 2019
Tempat Wawancara: Kontak Pribadi Whatsapp
Pertanyaan:
a. Seberapa lama anda biasanya membuka media sosial
dalam sehari?
Bisa sampai 2 atau 3 jam sehari
b. Apakah pada saat bencana alam terjadi di Indonesia
intensitas menggunakan media sosial anda meningkat?
Kenapa alasannya?
Iya, karena banyak yang memposting peristiwa
tersebut melalui sosmed, jadi sosmed sumber
informasi kita untuk mengetahui keadaan.
c. Apa yang akan kamu lakukan di media sosial ketika
melihat penderitaan korban bencana alam?
Jika postingan memberitahu soal donasi, biasanya
aku repost ulang supaya banyak yang membacanya.
d. Apa yang akan kamu lakukan secara nyata untuk ikut
andil membantu korban bencana alam?
Gak bisa melakukan apa-apa, barangkali ikut donasi
kalau ada yang keliling.
2. Nama: Ainun
Umur; 19 tahun
Kelas: KPI 3-B
Gender: Perempuan
Waktu Wawancara: 9 Januari 2019
Tempat Wawancara: Kontak Pribadi Whatsapp
Pertanyaan:
a. Seberapa lama anda biasanya membuka media sosial
dalam sehari?
Lama banget, tergantung waktu luang juga. Kalau
lagi luang bisa samapai 1 atau 2 jam gak kerasa. Tapi
kalau lagi sibuk, kalau buka hp pasti buka sosial
media.
b. Apakah pada saat bencana alam terjadi di Indonesia
intensitas menggunakan media sosial anda meningkat?
Kenapa alasannya?
Iya, karena udah jarang nonton tv jadi mencari
informasinya di media sosial. Soalnya lebih cepat di
media sosial daripada tv.
c. Apa yang akan kamu lakukan di media sosial ketika
melihat penderitaan korban bencana alam?
Biasanya suka ada postingan donasi, paling share
ulang supaya yang lain juga ikut peduli.
d. Apa yang akan kamu lakukan secara nyata untuk ikut
andil membantu korban bencana alam?
Pengennya sih jadi relawan, turun langsung ke
lapangan. Karena gak bisa, paling ikut donasi-donasi
yang suka menggalang dana.
3. Nama: Siti Nurlaela
Umur: 20 tahun
Kelas: KPI 3 B
Gender: Perempuan
Waktu Wawancara: 9 Januari 2019
Tempat Wawancara: Kontak Pribadi Whatsapp
Pertanyaan:
a. Seberapa lama anda biasanya membuka media sosial
dalam sehari?
Bisa sampai 8 jam
b. Apakah pada saat bencana alam terjadi di Indonesia
intensitas menggunakan media sosial anda meningkat?
Kenapa alasannya?
Biasa aja, engga meningkat juga. Karena nonton tv
juga.
c. Apa yang akan kamu lakukan di media sosial ketika
melihat penderitaan korban bencana alam?
Saya gak ikut update tentang bencana alam sih, tapi
turut simpati aja kalau liat yang begituan.
d. Apa yang akan kamu lakukan secara nyata untuk ikut
andil membantu korban bencana alam?
Maunya ikut jadi relawan ikut bantu juga, tapi gak
bisa apa-apa. Jadi berdoa aja deh buat yang kena
musibah.
4. Nama: Fiki Hermanto
Umur: 18 tahun
Kelas: KPI 3 E
Gender: Laki-laki
Waktu Wawancara: 9 Januari 2019
Tempat Wawancara: Kontak Pribadi Whatsapp
Pertanyaan:
a. Seberapa lama anda biasanya membuka media sosial
dalam sehari?
Kira kira 8 jam lah.
b. Apakah pada saat bencana alam terjadi di Indonesia
intensitas menggunakan media sosial anda meningkat?
Kenapa alasannya?
Ya, karena saya jarang lihat tv, jadi menemukan suatu
berita bencana alam di media sosial. Saya sangat
ingin tahu penyebab musibahnya dari berbagai
media.
c. Apa yang akan kamu lakukan di media sosial ketika
melihat penderitaan korban bencana alam?
Bantuin doa aja mungkin
d. Apa yang akan kamu lakukan secara nyata untuk ikut
andil membantu korban bencana alam?
Ingin menolong langsung ke tempat kejadian.Maunya
sih gitu.Tapi belum bisa.
Lampiran data konten media sosial saat bencana alam terjadi
Lampiran Kosntruksi Instrumen variabel penggunaan dan ketergantungan
Lampiran Konstruksi Insturmen Empati
Lampiran Uji Instrumen Indikator Ketergantungan
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23 24
JUMLAH
1 5 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 4 5 5 2 2 5 5 5 1 4 2 2 4 96
2 4 4 5 4 2 4 5 2 2 5 2 5 5 4 5 4 4 4 5 1 5 2 5 2 90
3 4 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 2 2 4 86
4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 1 4 74
5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 84
6 4 2 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 2 4 2 4 1 4 4 1 5 79
7 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 1 5 1 5 1 1 1 88
8 1 2 4 5 2 4 1 5 4 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 1 5 92
9 1 5 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 1 4 4 1 4 90
10 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 4 2 4 81
11 2 2 4 4 4 4 5 1 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 74
12 1 2 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 2 2 90
13 4 4 5 4 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 4 2 5 100
14 2 1 5 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 86
15 4 4 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 78
16 4 2 2 5 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 89
17 2 2 4 2 4 2 4 2 5 3 4 2 2 2 2 4 2 2 5 2 4 2 4 1 68
18 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 108
19 2 4 4 4 5 4 2 1 5 5 2 2 4 5 4 4 2 2 4 1 2 4 2 4 78
20 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 4 4 2 4 2 2 4 95
21 1 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 89
22 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 88
23 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 85
24 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 5 4 4 2 4 4 1 2 87
25 4 2 4 4 4 2 2 2 2 5 4 2 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 79
26 2 2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 85
27 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 84
28 2 4 4 4 4 4 2 2 2 5 2 5 4 5 5 5 4 5 4 2 4 2 1 5 86
29 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 86
30 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 78
Lampiran Uji Instrumen Indikator Empati
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 JUMLAH
1 4 2 4 4 1 2 4 2 4 5 2 2 1 2 39
2 2 4 4 2 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 49
3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 53
4 1 5 5 2 4 5 4 5 2 4 2 2 4 2 47
5 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 48
6 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 52
7 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 66
8 2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 64
9 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 5 59
10 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 59
11 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 62
12 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 5 4 49
13 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66
14 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 48
15 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 52
16 2 4 4 4 5 5 4 4 4 2 5 4 4 4 55
17 4 4 4 2 4 2 5 2 4 2 4 2 2 2 43
18 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 62
19 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 65
20 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 50
21 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 50
22 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 50
23 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 50
24 2 2 4 4 1 4 2 4 2 2 5 2 5 5 44
25 4 4 5 4 5 5 2 4 4 2 5 4 5 4 57
26 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 54
27 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 55
28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 59
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 54
30 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 50
Lampiran Uji Asumsi Indikator Ketergantungan
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 JUMLAH
1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 65
2 4 4 4 2 5 2 5 5 4 5 4 4 5 5 58
3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 56
4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 50
5 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 52
6 2 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 45
7 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 1 5 5 58
8 2 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 62
9 5 4 4 2 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 58
10 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 52
11 2 4 4 1 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 41
12 2 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 59
13 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63
14 1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 53
15 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 52
16 2 5 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 57
17 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 5 4 36
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
19 4 4 4 1 5 2 2 4 5 4 2 2 4 2 45
20 4 5 4 5 5 4 5 4 5 2 5 4 4 4 60
21 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
22 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 52
24 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 4 57
25 2 4 2 2 5 4 2 5 4 4 4 4 2 4 48
26 2 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 53
27 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 50
28 4 4 4 2 5 2 5 4 5 5 4 5 4 4 57
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 54
30 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 46
31 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 48
32 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66
33 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 62
34 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2 5 54
35 2 4 4 1 4 1 4 5 1 5 5 4 5 4 49
36 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 4 5 5 58
37 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
38 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
39 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
40 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 48
41 2 4 4 2 4 4 4 5 2 2 4 4 4 2 47
42 4 5 4 5 4 2 5 5 5 2 5 4 4 4 58
43 2 2 2 1 2 4 1 4 1 5 4 2 4 4 38
44 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 2 2 50
45 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 56
46 2 2 2 2 4 2 2 5 2 4 4 2 4 5 42
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
48 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 56
49 4 2 2 2 4 4 1 4 4 5 4 4 5 4 49
50 4 5 5 4 2 4 2 4 4 2 2 2 5 2 47
51 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 54
52 5 4 2 2 4 1 4 4 4 4 4 5 4 4 51
53 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 54
54 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 5 4 5 58
55 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 46
56 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 54
57 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 50
58 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 50
59 2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 58
60 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 65
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 58
62 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 56
63 4 5 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 54
64 2 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 2 4 4 58
65 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 2 36
66 4 4 2 4 2 5 2 4 4 2 4 1 4 4 46
67 2 1 2 2 4 5 2 5 4 4 4 2 2 5 44
68 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 1 2 4 57
Lampiran Uji Asumsi Indikator Empati
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH
1 4 4 1 2 2 4 2 2 1 2 24
2 4 2 5 4 4 2 4 2 4 4 35
3 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 39
4 5 2 4 5 5 2 2 2 4 2 33
5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 34
6 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38
7 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48
8 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 48
9 5 4 5 4 4 5 4 2 4 5 42
10 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 45
11 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 45
12 4 4 4 4 2 4 4 2 5 4 37
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
14 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 36
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 43
17 4 2 4 2 2 4 4 2 2 2 28
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
19 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 46
20 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 36
21 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 36
22 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 36
23 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 36
24 4 4 1 4 4 2 5 2 5 5 36
25 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 45
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 36
31 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 36
32 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
33 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
34 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 46
35 5 1 5 2 4 2 5 2 2 4 32
36 5 1 5 4 4 4 5 4 2 4 38
37 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 39
38 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
39 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 36
40 4 2 4 4 2 2 2 2 4 4 30
41 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 39
42 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42
43 5 2 4 1 1 4 5 1 5 2 30
44 5 5 4 5 4 2 1 4 4 5 39
45 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 48
46 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 34
47 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
48 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 26
49 4 4 5 2 4 5 4 1 4 2 35
50 5 5 5 2 5 1 5 1 5 5 39
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 5 5 2 2 2 4 2 34
53 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 34
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
60 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 43
61 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 26
62 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 39
63 1 5 4 5 4 5 4 4 4 4 40
64 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 32
65 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 30
66 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 32
67 4 2 4 2 2 4 2 4 4 2 30
68 2 2 1 2 2 2 4 4 5 5 29
Lampiran Uji Validitas Ketergantungan
Lampiran Uji Validitas Empati
Correlations
emt1 emt2 emt3 emt4 emt5 emt6 emt7 emt8 emt9
emt1
0
emt1
1
emt1
2
emt1
3 emt14
emt1 Pears
on
Corre
lation
1 -.281 .185 .294 .053 -.241 -.276 .041 .368* -.127 .134 -.067 -.076 .153
Sig.
(2-
tailed
)
.132 .328 .114 .781 .199 .140 .830 .046 .504 .480 .726 .691 .421
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt2 Pears
on
Corre
lation
-.281 1 .136 -.052 .468** .258 .513
** .182 .065 .012 -.046 .118 .197 .000
Sig.
(2-
tailed
)
.132 .473 .786 .009 .169 .004 .337 .733 .949 .810 .533 .296 1.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt3 Pears
on
Corre
lation
.185 .136 1 .307 .423* .501
** .203 .471
** .399
* .338 .247 .325 .359 .244
Sig.
(2-
tailed
)
.328 .473 .099 .020 .005 .282 .009 .029 .067 .188 .080 .051 .194
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt4 Pears
on
Corre
lation
.294 -.052 .307 1 .090 .342 -.066 .415* .493
** .230 .396
* .447
* .432
* .698
**
Sig.
(2-
tailed
)
.114 .786 .099 .637 .064 .730 .022 .006 .221 .030 .013 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt5 Pears
on
Corre
lation
.053 .468** .423
* .090 1 .459
* .154 .334 .334 .056 .403
* .375
* .467
** .241
Sig.
(2-
tailed
)
.781 .009 .020 .637 .011 .415 .071 .071 .770 .027 .041 .009 .200
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt6 Pears
on
Corre
lation
-.241 .258 .501** .342 .459
* 1 .186 .549
** .155 .056 .358 .586
** .683
** .441
*
Sig.
(2-
tailed
)
.199 .169 .005 .064 .011 .326 .002 .413 .770 .052 .001 .000 .015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt7 Pears
on
Corre
lation
-.276 .513** .203 -.066 .154 .186 1 .106 .077 .225 -.129 .176 -.231 -.162
Sig.
(2-
tailed
)
.140 .004 .282 .730 .415 .326 .576 .685 .231 .496 .352 .220 .391
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt8 Pears
on
Corre
lation
.041 .182 .471** .415
* .334 .549
** .106 1 .072 .227 .216 .322 .500
** .557
**
Sig.
(2-
tailed
)
.830 .337 .009 .022 .071 .002 .576 .706 .228 .252 .083 .005 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt9 Pears
on
Corre
lation
.368* .065 .399
* .493
** .334 .155 .077 .072 1 .289 .425
* .518
** .100 .260
Sig.
(2-
tailed
)
.046 .733 .029 .006 .071 .413 .685 .706 .122 .019 .003 .599 .165
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt10 Pears
on
Corre
lation
-.127 .012 .338 .230 .056 .056 .225 .227 .289 1 -.221 .235 -.075 .139
Sig.
(2-
tailed
)
.504 .949 .067 .221 .770 .770 .231 .228 .122 .241 .211 .695 .465
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt11 Pears
on
Corre
lation
.134 -.046 .247 .396* .403
* .358 -.129 .216 .425
* -.221 1 .342 .601
** .516
**
Sig.
(2-
tailed
)
.480 .810 .188 .030 .027 .052 .496 .252 .019 .241 .064 .000 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt12 Pears
on
Corre
lation
-.067 .118 .325 .447* .375
* .586
** .176 .322 .518
** .235 .342 1 .375
* .345
Sig.
(2-
tailed
)
.726 .533 .080 .013 .041 .001 .352 .083 .003 .211 .064 .041 .062
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt13 Pears
on
Corre
lation
-.076 .197 .359 .432* .467
** .683
** -.231 .500
** .100 -.075 .601
** .375
* 1 .628
**
Sig.
(2-
tailed
)
.691 .296 .051 .017 .009 .000 .220 .005 .599 .695 .000 .041 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
emt14 Pears
on
Corre
lation
.153 .000 .244 .698** .241 .441
* -.162 .557
** .260 .139 .516
** .345 .628
** 1
Sig.
(2-
tailed
)
.421 1.000 .194 .000 .200 .015 .391 .001 .165 .465 .004 .062 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Empat
i
Pears
on
Corre
lation
.174 .336 .651** .670
** .633
** .685
** .260 .653
** .624
** .337 .537
** .699
** .616
** .659
**
Sig.
(2-
tailed
)
.358 .069 .000 .000 .000 .000 .164 .000 .000 .068 .002 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).