hubungan antara empati dengan kecenderungan perilaku ... · perbedaan antara mengetahui...

26
HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 KUPANG TIMUR OLEH AGUSTYANA MURNIARY PANIE 802011027 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 18-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN

PERILAKU BULLYING PADA SISWA DI SMA NEGERI 1

KUPANG TIMUR

OLEH

AGUSTYANA MURNIARY PANIE

802011027

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan
Page 3: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan
Page 4: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan
Page 5: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan
Page 6: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan
Page 7: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN

PERILAKU BULLYING PADA SISWA DI SMA NEGERI 1

KUPANG TIMUR

Agustyana Murniary Panie

Heru Astikasari S. Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara empati dengan

kecenderungan perilaku bullying pada siswa di SMA Negeri Kupang Timur. Responden

dalam penelitian ini berjumlah 258 orang. Variabel bullying diukur dengan bullying

subscale dari Olweus Bullying Questionnaire yang dibuat oleh Olweus. Skala ini terdiri

dari 15 item. Variabel empati diukur dengan Empathy scale oleh Mark Davis yang

terdiri dari 28 item. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis rank

spearman’s rho. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar –0,010 dengan nilai

signifikansi 0,436 (p>0,05) sehingga kesimpulan yang diambil dari penelitian adalah

tidak ada hubungan antara empati dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

di SMAN 1 Kupang Timur.

Kata Kunci : Perilaku Bullying Empati, Siswa SMA

Page 9: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

ii

ABSTRACT

This study aims to determine how the correlation between empathy with the tendency of

bullying behavior in students at SMAN 1 East Kupang. Respondents in this study

amounted to 258 people. Variables measured by bullying is bullying subscale of the

Olweus Bullying Questionnaire created by Olweus. This scale consists of 15 items.

Empathy variables measured by Empathy Scale by Mark Davis consisting of 28 items.

Data were analyzed using analysis techniques Spearman's rho rank. The correlation

coefficient obtained at -0.010 with a significance value of 0.436. This suggests that

there was no a correlation between empathy and tendencies of bullying behavioral on

students at SMAN 1 East Kupang.

Keywords: Empathy Bullying Behavior, High School Students

Page 10: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

1

PENDAHULUAN

Undang–undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Siswati dan Widayanti (2009) menyebutkan untuk mencapai tujuan ini maka

diperlukan kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan namun fakta yang

terjadi dalam lapangan menggambarkan keadaan dimana adanya berbagai perilaku

agresif entah dari guru ataupun diantara siswa itu sendiri. Salah satu bentuk perilaku

agresif yang terjadi di sekolah adalah perilaku bullying. Karakteristik dari bullying,

sering diulang, dan bahwa bully atau pengganggu memiliki akses lebih besar ke

kekuasaan daripada korban mereka (Olweus,1993)

Juwita (dalam Surat kabar harian, 2008) memaparkan hasil penelitiannya

mengenai gambaran bullying di sekolah bahwa Yogyakarta memiliki kasus bullying

tertinggi untuk tingkat SMP dan SMA dengan persentase 70,65 persen dibandingkan

dengan kota–kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Menurut Haryana (Surat kabar

harian, 2008) Bullying tidak hanya dapat berakibat langsung pada anak, namun

berakibat jangka panjang terhadap psikologis anak.

Ditch The label, salah satu organisasi anti-bullying di Inggris yang melakukan

survey kepada lebih dari 3.600 orang dengan usia 13-18 tahun melaporkan bahwa 45%

dari orang-orang muda mengalami intimidasi sebelum usia 18 tahun. 26% dari mereka

terintimidasi telah mengalami intimidasi setiap hari. 30% telah menyakiti diri akibat

bullying. 10% telah berusaha untuk bunuh diri sebagai akibat dari bullying. 83%

Page 11: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

2

mengatakan intimidasi memiliki dampak negatif pada harga diri mereka. 56%

mengatakan intimidasi mempengaruhi studi mereka. Secara keseluruhan disampaikan

bahwa 45% partisipan telah mengalami bullying (dalam The Annual Bullying Survey.

2014)

Prosentase ini perlu diperhatikan sebab bullying memberi dampak negatif bagi

korbannya tetapi juga kepada mereka yang melakukan bullying dan melihat perilaku

tersebut. Seperti yang diuraikan Priyatna (2010) dampak bagi mereka yang melakukan

bullying diantaranya sering terlibat dalam perkelahian, resiko mengalami cedera akibat

perkelahian, dan lain-lain. Dampak bagi mereka yang menjadi korban adalah mereka

dapat mengalami kecemasan, merasa kesepian, rendah diri, tingkat kompetensi sosial

yang rendah, depresi, simtom psikosomatik, penarikan sosial, keluhan pada kesehatan

fisik, minggat dari rumah, penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang, penurunan

performansi akademik dan bunuh diri sedangkan bagi mereka yang biasa menyaksikan

bullying pada kawan–kawannya menjadi penakut dan rapuh, sering mengalami

kecemasan, dan memiliki rasa keamanan diri yang rendah.

Garrett (2003), menyebutkan 4 faktor yang dapat mempengaruhi bullying yaitu

faktor keluarga, sekolah, komunitas dan kepribadian. Dalam faktor kepribadian ini salah

satu yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku bullying

adalah kurangnya empati terhadap orang lain. salah satu karakteristik yang paling lazim

dari mereka yang membully (bullies) adalah mereka cenderung untuk memiliki sedikit

empati untuk masalah orang lain (Sanders & Phye, 2004). Empati sendiri merupakan

upaya seseorang untuk memahami pengalaman positif atau negatif orang lain yang

didalamnya terdiri atas dua komponen yaitu afektif dan kognitif (Taufik, 2012).

Page 12: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

3

Penelitian yang dilakukan oleh Jolliffe dan Farrington (2006) terhadap remaja

berusia 15 tahun, mengenai hubungan antara rendahnya empati dengan bullying,

menunjukkan adanya keterkaitan antara rendahnya empati dengan frekuensi yang sering

terhadap perilaku bullying yang berarti bahwa partisipan yang memiliki empati yang

rendah merupakan orang yang sering melakukan perilaku bullying. Penelitian yang

dilakukan Munoz (2010) terhadap anak–anak berusia 11-12 tahun juga menunjukkan

bahwa anak-anak dengan perasaan emosional yang tinggi memiliki empati afektif

terendah dan tertinggi untuk melakukan bullying secara langsung.

Hasil penelitian Caravita dan Blasio (2008), menunjukkan hasil yang tidak jauh

berbeda dimana empati afektif dan kognitif memiliki beberapa efek utama yang

signifikan terhadap keterlibatan dalam bullying. Mengacu pada empati kognitif sebagai

perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain,

komponen afektif adalah ikut merasakan 'perasaan' emosi orang lain. Penelitian

terhadap anak berusia 13 tahun yang dilakukan oleh Gini, dkk (2007) mengungkapkan

bahwa pelaku bullying mungkin dapat berkurang, oleh karena seseorang memiliki

keterampilan empatik atau, dengan kata lain, memiliki kemampuan untuk menghargai

konsekuensi dari emosional perilaku mereka pada perasaan orang lain atau berempati

dengan perasaan orang lain (Arsenio and Lemerise, 2001; Eisenberg and Fabes, 1998).

Rendahnya tingkat respon empatik dikaitkan dengan adanya keterlibatan siswa dalam

intimidasi orang lain. Sebaliknya, empati positif dikaitkan dengan aktif membantu

teman sekolah yang menjadi korban.

Komponen yang berbeda dari empati memiliki derajat yang berbeda dari

pengaruh dalam bentuk langsung dan tidak langsung dari perilaku kekerasan seperti

yang diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan Arta, dkk (2013). Mereka

Page 13: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

4

memaparkan bahwa empati memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

pengurangan berbagai bentuk kekerasan. Sebagian besar penelitian menunjukkan

pentingnya komponen afektif dari empati dibandingkan dengan komponen kognitif.

Fenomena bullying yang terjadi di sekolah menengah kota Kupang merupakan

fenomena yang dianggap sebagai perilaku yang “biasa” atau “tradisi” oleh guru maupun

siswa yang terbawa saat masa orientasi siswa. Wakil Kepala Sekolah mengungkapkan

bahwa penanganan terhadap siswa yang melakukan bullying hanya diberikan kepada

mereka yang menjadi penganggu. Korban tidak dijamin untuk “bebas” dari penganggu

namun besar kemungkinan untuk diganggu lagi entah dari penganggu sebelumnya atau

yang baru. Hal ini juga diakui oleh beberapa siswa bahwa perilaku bullying dianggap

biasa dan sering dilakukan saat guru berada di kelas maupun tidak. (Wawancara pribadi,

Agustus 2014).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian–penelitian sebelumnya karena, lebih

fokus pada sekolah menengah yang pelajarnya berusia 16–8 tahun dan adanya

perbedaan budaya dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian-penelitian

sebelumnya dilakukan dalam budaya barat. Perlu diketahui bahwa SMA 1 Kupang

Timur merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Kupang dengan kehidupan nilai dan

budaya timur yang kuat. Kedisiplinan yang diajarkan berdampingan dengan kekerasan

dianggap biasa, mereka lebih ekpresif untuk mengungkapkan perasaan namun memiliki

gengsi yang tinggi apalagi ketika merasa harga diri mereka dijatuhkan. SMA ini berada

di jalan jurusan Oekabiti yang merupakan salah satu daerah bekas pengungsian (perang

Timor Leste) yang dapat menjadi pengaruh bagaimana pelajar di tempat ini dalam

proses berempati seperti yang diungkapkan oleh Davis dalam Taufik (2012). Salah satu

hasil untuk setidaknya beberapa anak-anak yang membully adalah bahwa mereka tidak

Page 14: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

5

memiliki empati terhadap orang lain, mungkin karena mereka harus belajar untuk

menjauhkan diri dari perasaan sensitif sakit dan terluka bertahan secara emosional

dalam keluarga mereka (Sanders & Phye, 2004).

Memperhatikan fenomena bullying yang terus berkembang di tempat ini maka

peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara empati

dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa di SMAN 1 Kupang Timur?

TINJAUAN PUSTAKA

Bullying didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan atau status oleh sesorang

untuk melukai, mengancam, atau mempermalukan orang lain. Bullying dapat bersifat

fisik, verbal, atau sosial. Tidak dikatakan bullying apabila dua siswa/i berdebat atau

bertengkar dengan kekuatan yang sama (Olweus and Limber’s work. 2000). Menurut

Olweus & Solberg (2003) tiga elemen utama dari definisi bullying adalah niat untuk

menyakiti korban, sifat berulang, dan ketidakseimbangan kekuasaan antara korban dan

pelaku.

Bullying di defenisikan dalam berbagai literatur sebagai perilaku berulang

(termasuk perilaku verbal dan fisik) yang terjadi dari waktu ke waktu dalam hubungan

yang ditandai dengan ketidakseimbangan kekuatan dan kekuasaan. Sebagian bullying

telah dilihat sebagai agresi proaktif karena mengganggu dengan mencari target mereka,

dengan sedikit provokasi dan dilakukan untuk waktu yang lama (Espelage dan Holt,

2007).

Solberg & Olweus (2003) menyatakan bahwa perilaku bullying terbagi atas :

a. Verbal Bullying, Perilaku ini ditunjukkan dengan mengatakan sesuatu untuk

menyakiti atau menertawakan seseorang (menjadikan bahan lelucon)

Page 15: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

6

dengan menyebutkan atau menyapa dengan nama yang menyakiti hati

seseorang, menceritakan kebohongan atau menyebarkan rumor yang keliru

tentang seseorang.

b. Indirect, Perilaku ini ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap

seseorang atau dengan mengeluarkan seseorang dari kelompok pertemanan

atau meninggalkannya dari berbagai hal secara sengaja atau mengirim

catatan dan mencoba membuat siswa yang lain tidak menyukai orang

tersebut.

c. Physical, perilaku ini ditunjukkan dengan menendang , memukul,

mendorong, mempermainkan, atau meneror dan melakukan hal-hal yang

bertujuan menyakiti.

Garrett (2003) menyebutkan faktor–faktor yang dapat mempengaruhi

munculnya perilaku bullying adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor komunitas

atau lingkungan masyarakat dan faktor kepribadian yang didalamnya termasuk

kurangnya empati. Empati sendiri merupakan respon afektif dan kognitif yang

kompleks pada distress emosional orang lain. Empati termasuk dalam kemampuan

untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpati dan mencoba

menyelesaikan masalah serta, mengambil perspektif orang lain (Davis dalam

Andreansyah, 2012)

Para teoritikus kontemporer (dalam Taufik 2012) menyatakan bahwa empati

terdiri atas dua komponen, kognitif dan afektif. Komponen kognitif sebagai perbedaan

antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain. Komponen

emosional empati ditandai dengan respon emosi yang sama atau serupa dalam kaitannya

dengan pengalaman emosional yang lain. Secara khusus, komponen ini mencerminkan

Page 16: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

7

keselarasan perasaan individu dengan perasaan orang lain atau dengan kata lain empati

afektif adalah 'perasaan' dari emosi orang lain (dalam Munož dkk, 2010).

Davis (dalam Nashori, 2008) menjelaskan empat aspek empati antara lain, yaitu:

a. Perspective taking, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengambil sudut

pandang orang lain secara spontan.

b. Fantasy, yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara

imajinatif dalam mengalami perasaan dan tindakan dari karakter khayal

dalam buku, film, dan sandiwara yang dibaca atau ditonton.

c. Empathic concern, yaitu perasaan simpati yang berorientasi kepada orang

lain dan perhatian terhadap kemalangan yang dialami orang lain.

d. Personal distress, yaitu kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri

sendiri serta kegelisahan dalam menghadapi setting interpersonal tidak

menyenangkan. Personal distress bisa disebut empati negatif (negative

empathic).

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU

BULLYING

Pada tahapannya proses empati menunjukkan jika seseorang mampu merasakan

bagaimana ia berada dalam posisi sebagai korban, akan menghambat atau menahan

dirinya untuk membully orang lain seperti yang dijelaskan Jolliffe dan Farrington

(2006) berempati memberikan atau menjadikan individu yang berbagi atau memahami

reaksi emosional negatif orang lain (yang terjadi akibat bullying mereka sendiri) dapat

dihambat dan kurang cenderung untuk melanjutkan perilaku ini atau menjadi

pengganggu di masa depan. Pandangan ini didukung oleh sejumlah peneliti seperti

Olweus (1993), yang menyatakan bahwa mereka yang melakukan bullying memiliki

empati yang rendah (dalam Jolliffe dan Farrington, 2006 dan Munoz, 2010) sebab

Page 17: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

8

individu yang memiliki respon empatik akan menghambat perilaku agresif karena ia

mampu berbagi dalam emosi dan penderitaan korban. Dengan kata lain, semakin kita

masuk ke dalam keadaan emosional orang lain, keinginan untuk menyakiti orang lain

akan berkurang

Sama halnya dengan yang di ungkapkan Feshbach (dalam Jolliffe dan

Farrington, 2006) bahwa kurangnya empati dapat menjadi penyebab perilaku agresif.

salah satunya adalah perilaku bullying. Hubungan yang diusulkan antara empati yang

rendah dan bullying, didasarkan pada kesamaan kerangka teori seperti hubungan antara

rendahnya empati dan perilaku antisosial, artinya mereka yang menggertak orang lain

memiliki empati yang kurang dari mereka yang tidak. Hal ini karena individu yang

berbagi dan/atau memahami reaksi emosional yang negatif, yang terjadi sebagai akibat

bullying sendiri, dapat menghambat individu tersebut untuk melakukan bullying di masa

mendatang.

Berdasarkan pendapat dan penelitian diatas, hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini ialah ada hubungan negatif yang signifikan antara empati dengan

kecenderungan perilaku bullying pada siswa di SMA Negeri 1 Kupang Timur.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan variabel

dependent/terikat adalah kecenderungan perilaku bullying sedangkan variabel

Independent/bebas adalah empati.

Adapun definisi operasional dari kecenderungan perilaku bullying adalah

frekuensi terhadap penggunaan kekuatan atau status oleh sesorang untuk melukai,

Page 18: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

9

mengancam, atau mempermalukan orang lain secara verbal, indirect dan physical yang

diakukan secara berulang.

Empati adalah skor terhadap kemampuan untuk merasakan keadaan emosional

orang lain, merasa simpati dan mencoba menyelesaikan masalah serta, mengambil

perspektif orang lain tanpa kehilangan kontrol dirinya.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas X, XI XII SMAN 1

Kupang Timur yang berjumlah 1005 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

stratified sampling propotional (Azwar, 2010) berdasarkan penentuan jumlah sampel

menurut Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% (Sugiyono, 2012) maka

sampel yang diambil dari populasi masing–masing tingkat kelas adalah sebagai berikut

Kelas X : 327 / 1005 x 258 = 83,9 = 84

Kelas XI : 338 / 1005 x 258 = 86,8 = 87

Kelas XII : 339 / 1005 x 258 = 87,03 = 87

Berdasarkan ketentuan tersebut maka total sampel dalam penelitian ini

berjumlah 258 responden.

Pengukuran

Tipe kuesioner yang digunakan adalah Self-Administrated Questionnaire, yaitu

kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data subjek penelitian adalah :

1. Perilaku bullying diukur dengan menggunakan bullying subsscale Olweus

Bullying Questionnaire yang telah direvisi (Livesey, dkk). Skala ini terdiri

atas bentuk-bentuk perilaku bullying yaitu Verbal Bullying, Indirect dan

Physical yang terdiri dari 15 item dengan nilai reliabilitasnya � = 0,87.

Page 19: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

10

Pengujian skala bullying dilakukan satu kali dengan perolehan niai alpha

adalah � = 0,847, tanpa item gugur (α>0,25 ). Nilai korelasi bergerak dari

0,271-0,589

2. Empati diukur dengan Empathy Questionnaire yang terdiri dari 28 item

dengan 9 item unfavorable dan 19 item favorable. Skala ini terdiri atas

aspek–aspek empati yaitu perspective taking, fantasy, empathic concern,

dan personal distress (dengan reliabilitas masing-masing aspek, � > 0,70)

Pengujian skala empati dilakukan tiga kali pengujian. Pada pengujian

pertama � = 0,827 dengan 5 item α<0,25 yaitu item nomor 3,12,15,19 dan

22. Nilai korelasi bergerak dari -0,046 - 0,554. Pengujian kedua � = 0,850,

item nomor 13 gugur (a<0,25). Nilai korelasi bergerak dari 0,222-0,568.

Perhitungan ketiga α=0,851, tanpa item gugur. Nilai korelasi bergerak dari

0,257–0,576.

HASIL

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dapat ditentukan dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed)

yaitu p>0,05. Berdasarkan ketentuan tersebut hasil uji normalitas menunjukkan bahwa

variabel empati memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,103 (� > 0,05). Variabel

Bullying memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (� < 0,05). Hal ini

menggambarkan bahwa distribusi atau sebaran data variabel empati normal sedangkan

variabel bullying tidak normal.

Page 20: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

11

Uji Lineritas

Hasil uji lineritas dapat ditentukan dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed)

yaitu p>0,05. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,015 (p<0,05) maka

dapat dinyatakan bahwa data yang diperoleh tidak memiliki hubungan linear.

ANALISIS DESKRIPTIF

Perilaku Bullying

Skor alternatif jawaban pada Skala perilaku bullying adalah 1-5, maka dengan

15 item skala ini mendapatkan nilai maksimum sebesar 75, minimum 15, mean 26,12

dan standar deviasi sebesar 9,911.

Tabel 1. Kategori Skor Perilaku Bullying

No Interval Kategori F % M SD 1. 63 < x ≤ 75 Sangat Tinggi 1 0,4

26,12 9,911 2. 51 < x ≤ 63 Tinggi 8 3,1 3. 39 < x ≤ 51 Sedang 12 4,7 4. 27 < x ≤ 39 Rendah 64 24,8 5. 15 ≤ x ≤ 27 Sangat Rendah 173 67,1 Total 258 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kategori sangat tinggi memiliki

persentase 0,4%, tinggi 3,1%, sedang 4,7%, rendah 24,8% dan sangat rendah sebesar

67,1%. Nilai Mean sebesar 26,12 menunjukkan rata-rata siswa memiliki kecenderungan

perilaku bullying yang sangat rendah.

Empati

Skor alternatif jawaban pada Skala empati yang bersifat favorable adalah 0-4,

sedangkan unfavorable 4-0, maka dengan 22 item skala ini mendapatkan nilai

maksimum sebesar 88, minimum 0, mean 51,32 dan standar deviasi sebesar 13,7.

Page 21: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

12

Tabel 2. Kategori skor empati

No Interval Kategori F % M SD 1. 70,4 < x ≤88 Sangat Tinggi 14 5,4

51,32 13,7 2. 52,8 < x ≤ 70,4 Tinggi 118 47,7 3. 35,2 < x ≤ 52,8 Sedang 94 36 4. 17,6 < x ≤ 35,2 Rendah 29 11,2 5. 0 ≤ x ≤ 17,6 Sangat Rendah 3 1,2 Total 258 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa kategori sangat tinggi memiliki prosentase sebesar

5,4%, tinggi 47,7%, sedang 36,4%, rendah 11.2% dan sangat rendah sebesar 1,2%.

Prosentase tertinggi yaitu 46,1% adalah pada kategori tinggi. Nilai mean sebesar 51,32

sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata siswa di SMA Negeri 1 Kupang Timur

memiliki tingkat empati dengan kategori sedang.

Hasil Analisis Data

Perhitungan data analisi dilakukan dengan memperhatikan hasil dari uji asumsi.

Hasil yang ditunjukkan pada uji asumsi adalah data tidak berdistribusi normal dan tidak

linear. Oleh sebab itu digunakan Rank Spearman rho untuk uji korelasi. Perhitungan

dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS seri 16 for windows. Hasil korelasi antara

perilaku bullying dengan empati pada siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi

Correlations

Bullying empati

Spearman's rho bullying Correlation Coefficient 1.000 -.010

Sig. (1-tailed) . .436

N 258 258

empati Correlation Coefficient -.010 1.000

Sig. (1-tailed) .436 .

N 258 258

Page 22: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

13

Hasil uji korelasi dapat ditentukan dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed)

yaitu p<0,05. Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara perilaku

bullying dengan empati pada siswa adalah -0,010 dengan nilai signifikan 0,436 (p>0,05)

yang berarti tidak ada hubungan antara kecenderungan perilaku bullying dengan empati

pada siswa.

Pembahasan

Hasil pengujian korelasi Rank spearman rho antara variabel perilaku bullying

dengan empati menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar –0,010 dengan taraf

signifikan 0,436 (α>0,05) yang berarti bahwa, tidak ada hubungan antara empati dengan

kecenderungan perilaku bullying pada siswa di SMA Negeri 1 Kupang Timur.

Tidak adanya hubungan antara empati dan perilaku bullying di SMA Negeri 1

Kupang Timur dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti yang pertama, karena

adanya prediktor yang lebih kuat seperti faktor keluarga. Menurut Susan (dalam

Rahmawan, 2012) orang tua, saudara dan pengasuhan dalam keluarga memberikan

contoh pada anak bagaimana mengontrol emosi, berhadapan dengan konflik, mengatasi

masalah dan mengembangkan keterampilan hidup lainnya. Begitu pula kehidupan di

daerah ini dimana keluarga memberikan contoh mengungkapkan emosi atau

menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Mereka percaya bahwa “anak-anak kalau

tidak dipukul, tidak akan mendengarkan orang tua” sehingga kekerasan ataupun

perilaku bullying menjadi hal yang sangat biasa. Anggapan biasa ini membawa siswa

untuk secara sadar atau tidak sadar melakukan bullying walaupun mereka memiliki

empati yang baik. Garret (2003) juga mengungapkan bahwa keluarga dapat menjadi

pengaruh bagi seseorang untuk melakukan perilaku bullying karena adanya penerimaan

Page 23: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

14

dan pemodelan perilaku agresif atau intimidasi yang dilakukan oleh orang tua atau

saudara yang lebih tua.

Kedua, faktor sekolah, dimana rata–rata kelompok target sesungguhnya

mengetahui situasi sekolah tentang bullying namun mereka tidak mengetahui cara

bertindak untuk menanggulangi karena sudah menganggap bullying sebagai tradisi di

SMA (Astuti, 2008) begitu pula yang terjadi di SMA ini, tradisi senior-junior

“mewajibkan” senior untuk melakukan bullying sebagai pelatihan mental terhadap

juniornya, bagi mereka yang tidak mengetahui cara bertindak untuk menanggulangi

akan melakukannya, jika terpancing dengan teman sebaya atau kondisi yang ada karena

pada saat remaja tekanan untuk mengikuti teman-teman sebaya menjadi lebih kuat.

Faktor sekolah juga dapat menjadi pendorong perilaku ini sebab menurut Garrett (2003)

intervensi yang kurang dari guru dapat menjadi penguat perilaku bullying. Sayangnya di

sekolah ini guru juga memandang bullying sebagai hal yang biasa sehingga intervensi

yang diberikanpun kurang.

Beberapa hal diatas setidaknya dapat memberikan gambaran mengenai tidak

adanya hubungan antara empati dengan kecenderungan untuk melakukan perilaku

bullying.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan antara empati dengan kecenderungan perilaku bullying pada

siswa di SMA Negeri 1 Kupang Timur

2. Kecenderungan perilaku bullying siswa termasuk dalam kategori sangat rendah

Page 24: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

15

3. Empati pada siswa tergolong dalam kategori sedang.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

adalah :

1. Bagi Sekolah

Sekolah perlu memanfaatkan empati yang dimiliki siswa dengan menyediakan

program ataupun kegiatan yang memberikan rasa berani dan percaya diri kepada

siswa untuk mengekspresikan diri dengan lebih baik.

2. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya dapat mengolah empati mereka dengan baik, sehingga siswa

tidak hanya memiliki rasa empati dan akhirnya melarikan diri atau menghindar dari

keadaan tetapi dengan adanya tingkat empati yang tinggi tersebut siswa mampu

untuk memperhatikan atau peduli terhadap sesama.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan metode selain kuantitatif

dan memperhatikan fenomena yang ada dan faktor–faktor bullying seperti faktor

keluarga, komunitas dan sekolah.

Page 25: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

16

DAFTAR PUSTAKA

Andreansyah. (2012). Tingkat Empati pada siswa berprestasi. Artikel (Online). Retrieved January, 2015.

Arta, Kristina., Marijana. & Maja. (2013). The Effect Of Empathy On Involving In Bullying Behavior. Pedijatrija Danas Pediatrics Today. Vol.9 Issue 1, p91-101.

Astuti, P.R. (2008) Meredam Bullying. Grafindo. Jakarta

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

________. (2000). Asumsi-asumsi dalam Inferensi Statistika. Artikel(online). Yogyakarta

Caravita, S. C. S., Blasio, D. P. (2008). Unique and Interactive Effects of Empathy and Social Status on Involvement in Bullying. Vol.18 Issue 1, p140-163. Blackwell Publishing, Oxford. USA.

Chaplin, P,J. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Davis, M. (2007). A Multidimensional Approach to Individual Differences in Empathy. JSAS Catalog of Selected Documents in Psychology.

Division of Violence Prevention. (2011). Measuring Bullying Victimization, Perpetration, and Bystander Experiences: A Compendium of Assessment Tool. National Center for Injury Prevention and Control. Atlanta, Georgia.

Espelage, D. & Holt, M. (2007). Perceived Social Support among Bullies, Victims, and Bully-Victims. J Youth Adolescence. Springer Science Business Media.University of Illinois at Urbana-Champaign,

Garrett G, A. (2003). Bullying In American Schools. McFarland & Company, Inc., Publishers. America.

Gini, et,al. (2007). Does Empathy Predict Adolescents’ Bullying and Defending Behavior?. Jurnal Aggressive Behavior. Vol.33, 467–476.

Jolliffe, D., Farrington, P.D. (2006). Examining the Relationship Between Low Empathy and Bullying. Jurnal Aggressive Behavior. Vol.32, 540–550. Institute of Criminology, University of Cambridge. London.

Page 26: Hubungan antara Empati dengan Kecenderungan Perilaku ... · perbedaan antara mengetahui 'bagaimana' dan 'mengapa' dari perasaan orang lain, komponen afektif adalah ikut merasakan

17

Kekerasan Di Sekolah Yogya Paling Tinggi. (2008, 17 Mei). Kompas. Diambil dari http://nasional.kompas.com/

Livesey, G. dkk. (2007). The Nature and Extent of Bullying in Schools in the North of Ireland. No. 46. Northern Ireland.

Munoz , C. L., Qualter, P. & Padgett, G. (2010). Empathy and Bullying: Exploring the Influence of Callous-Unemotional Traits. Artikel Child Psychiatry & Human Development. Vol.42 Issue 2, p183-196. Springer Science Business Media. UK.

Rahmawan, A.I. (2012). Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Intensi Bullying Pada Siswa-Siswi Kelas Vlll SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Skripsi.

Sanders, E. C., Phye, D. G. (2004). Bullying Implications for the Classroom. Elsevier Academic Press Publication.

Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B. (2011). Psikologi Eksperimen. PT. indeks. Jakarta.

Siswati., Widayanti G.C. (2009). Fenomena Bullying Di Sekolah Dasar Negeri Di Semarang, Sebuah Studi Deskriptif. Jurnal Psikologi Undip. Vol.5, no.2.

Solberg, M. & Olweus, D. (2003). Prevalence Estimation of School Bullying With the Olweus Bully/Victim Questionnaire. Vol.29, 239–268.

Sudibyo. (2013, 13 Desember). 3 Cerita di Balik Kematian Fikri Mahasiswa Baru ITN Saat 'Ospek'. Detik News.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Taufik, (2012). Empati; Pendekatan Psikologi Sosial. Raja Grafindo. Depok.

The Annual Bullying Survey (2014). U.K Bullying Statistics. America.

Widhiaro, W. (2011). Beberapa Penyebab Mengapa Hasil Uji Statistik tidak Signifikan. Bahan perkuliahan psikologi UGM. Yogyakarta