hubungan antara dukungan sosial dengan …eprints.ums.ac.id/52691/11/naskah publikasi.pdf · saya...

18
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Psikologi Diajukan oleh: Mutiara Asa Happynda F100130119 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: duongkhuong

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

i

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN

DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Fakultas Psikologi

Diajukan oleh:

Mutiara Asa Happynda

F100130119

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN

DIRI REM AJA DHUAFA DI PANTI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

MUTIARA ASA HAPPYNDA

F100130119

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

SetiyoPurwanto, S. Psi, M. Si, P.Si

NIP. 878/0625107401

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN

DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN

Yang diajukan oleh:

MUTIARA ASA HAPPYNDA

F100130119

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 27 April 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Setiyo Purwanto, S.Psi, M.Si, Psi (.........................................)

Penguji Pendamping I

Drs. Mohammad Amir, M.Si, Psi (..........................................)

Penguji Pendamping II

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si, Psi (..........................................)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi

Dekan

Taufik Kasturi, M.Si, Ph. D

NIP. 799/0629037401

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

iii

SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MUTIARA ASA HAPPYNDA

NIM : F100130119

Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA

DHUAFA DI PANTI ASUHAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi ini adalah hasil

karya saya sendiri dan bukan skripsi dari jasa pembuatan skripsi. Apabila saya

mengutip dari karya orang lain maka saya mencantumkan sumbernya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi apabila

melakukan plagiat dalam menyusun karya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan.

Surakarta, 18 April 2017

Yang menyatakan,

Mutiara Asa Happynda

F100130119

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

1

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN

DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN

Abstrak

Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh remaja yang tinggal di panti asuhan agar

dapat menerima dirinya dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

dengan penerimaan diri remaja dhuafa di panti asuhan, untuk mengetahui

bagaimana dukungan sosial remaja dhuafa di panti asuhan, dan untuk mengetahui

bagaimana penerimaan diri remaja dhuafa di panti asuhan. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial

dengan penerimaan diri remaja dhuafa di panti asuhan. Subjek penelitian dalam

penelitian ini adalah remaja dhuafa di Panti Asuhan Keluarga Yatim

Muhammadiyah Surakarta, Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah I, Panti Asuhan

Yatim Putri Aisyiyah II yang masih memiliki orang tua. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini dengan menggunakan studi populasi. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah skala penerimaan diri dan skala

dukungan sosial. Data di analisis menggunakan korelasi Product Moment

Pearson. Berdasarkan hasil analisis product moment Pearson diperoleh nilai

koefisien korelasi (r) sebesar 0,309 ; p = 0,009 (p< 0,01) artinya ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri

remaja dhuafa di panti asuhan. Berdasarkan dari hasil analisis juga diketahui

variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik (RE) sebesar = 132,16 dan

rerata hipotetik (RH) = 92,5 yang berarti bahwa dukungan sosial subjek tergolong

sangat tinggi. Variabel penerimaan diri memiliki rerata empirik (RE) sebesar

126,40 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 90 yang menunjukkan bahwa

penerimaan diri tergolong kategori sangat tinggi. Sumbangan Efektif (RE) sebesar

9,55%.

Kata Kunci : Dukungan sosial, Penerimaan diri

Abstract

Social support is needed by adolescents who live in orphanage to accept

themselfes well. This study used a quantitative method and this research aims to

know the relationship between social support with self acceptance on dhuafa

adolescent in orphanage, to know how is adolescents social support in orphanage,

to know how is adolescents self acceptance in orphanage. The hipotesis that is

submitted is that there is positive relationship between social support with self

acceptance. Research subject in this study is adolescents in Keluarga Yatim

Muhammadiyah Surakarta Orphanage, Yatim Puteri Aisyiyah I Surakarta

Orphanage, Yatim Puteri Aisyiyah II Surakarta Orphanagewho still have parents.

The sampling method in this study using studi populasi. The method of collecting

data using a scale of self acceptance and social support scale. data was analyzed

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

2

using product momet correlation.Results of data analysis obtained correlation

coefficient (r) is 0.309 with significance level is 0.009 (p < 0,01) means that is

there positive significant relationship between social support with self acceptance

dhuafa adolescents in orphanage. The result of data analysis obtained coefficient

correlation (r) is 0,309 with significant level is 0,009 (p < 0,01) menas that there is

positive significant between social support with self acceptance on dhuafa

adolescent in orphanage. Results of data analysis obtained is also known social

support variable have (RE) = 132,16 and (RH) = 92,5 is meant that subject social

support is very high. Self acceptance variable have (RE) = 126,40 and (RH) = 90

is meant that subject self acceptance is very high. (SE) = 9,55%.

Keywords : Social support, Self acceptance

1. PENDAHULUAN

Di negara berkembang seperti Indonesia, masih banyak penduduk yang

mengalami kesulitan ekonomi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS),

jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2015 mencapai 11,22% dari total

seluruh penduduk, atau mencapai 28,59 juta jiwa. Angka ini mengalami kenaikan

310 ribu jiwa dari Maret 2014 yang jumlahnya mencapai 28,28 juta jiwa

(detik.com, 2015).

Panti asuhan memberi kesempatan untuk anak anak kurang mampu agar

dapat bersekolah. Seperti yang dipaparkan oleh Depsos RI (2004) pengertian panti

asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai

tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak

telantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak telantar,

memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh

kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya

sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita

bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan

nasional (Wikipedia, 2016).

Menurut wawancara peneliti terhadap Panti Asuhan Keluarga Yatim

Muhammadiyah surakarta, Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah I Surakarta, Panti

Asuhan Yatim Putri Aisyiyah II Surakarta, pada panti asuhan terdapat anak dari

berbagai latar belakang yang berbeda mulai dari anak yang tidak memiliki orang

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

3

tua, anak terlantar dan anak dhuafa. Anak dhuafa yang berada di panti asuhan

adalah anak yang masih mempunyai orang tua namun orang tua mereka memiliki

kondisi ekonomi yang kurang mampu, sehingga mereka memilih untuk

memasukkan anak mereka di panti asuhan agar dapat melanjutkan sekolah.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Triastuti, Mulyadi & Fauziah (2012) yang

menyatakan bahwa seseorang yang tinggal di panti asuhan juga berhak

mendapatkan perlindungan dalam bidang sandang, pangan, pendidikan,

pembinaan, dan kesehatan. Pengajaran di panti asuhan diharapkan akan

memperoleh pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang baik. Keterampilan

ini akan dipergunakan untuk membantu dirinya sendiri serta dapat membantu

orang lain yang membutuhkan. Penelitian tentang Kualitas Pengasuhan di Panti

Asuhan Anak pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prosentase anak dhuafa di

panti asuhan mencapai 56% dari seluruh anak yang tinggal di panti asuhan.

Jumlah panti asuhan di Indonesia berjumlah 8000 dengan jumlah anak 50.000

didalamnya (Republika.com, 2010).

Pada remaja dhuafa yang tinggal di panti asuhan memerlukan penyesuaian

diri dan penerimaan diri yang besar. Anak- anak yang tinggal di panti tidak betah

dengan aturan yang diterapkan di panti, salah satunya adalah hanya boleh keluar

panti pada hari minggu saja. Kondisi panti-panti asuhan sekarang berbeda dengan

kondisi panti asuhan di masa lalu di mana terdapat proses penyatuan dengan

lingkungan di sekitarnya. Dampak psikologisnya dalam arti positif lebih besar

untuk anak-anak yatim yang tempat tinggalnya sekaligus menjadi tempat bergaul

dengan anak-anak luar. Atau mereka sendiri bergaul dengan anak-anak di luar

panti. Sekarang panti-panti asuhan cenderung tertutup, anak-anak yatim tidak

boleh bergaul di luar atas nama disiplin (DennyjaWorld.com,2015). Peneliti juga

melakukan wawancara kepada dua orang anak yang berada di salah satu panti

asuhan bahwa mereka terkadang merasa minder dan tidak percaya diri karena

tinggal di panti asuhan dan merasa berbeda dengan orang lain.

Menurut Kurniawan (dalam Marni & Yuniawati, 2015), kemampuan

penerimaan diri seseorang berbeda-beda tingkatannya. Kemampuan penerimaan

diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, latar belakang

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

4

pendidikan, pola asuh orang tua, dan dukungan sosial. Menurut Sarafino

dukungan sosial dapat berasal dari orang lain atau kelompok- kelompok lain

(dalam Smet 1994). Dukungan sosial dapat berasal dari keluarga, teman maupun

lingkungan panti asuhan. Mereka mengalami perubahan lingkungan sosial dari

lingkungan keluarga ke lingkungan panti asuhan. Hal tersebut bukanlah hal yang

mudah bagi mereka, namun jika mereka mendapat dukungan sosial yang baik,

maka mereka akan bisa menerima dirinya. Seperti pada hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sari & Reza (2013) menyatakan terdapat hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri remaja penderita HIV

di Surabaya, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapat maka semakin

baik pula penerimaan diri remaja penderita HIV di Surabaya. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin buruk pula

penerimaan diri remaja penderita HIV di Surabaya.

Penerimaan diri menurut Hurlock (1979) adalah kemampuan menerima segala

hal yang ada pada diri sendiri baik kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki,

sehingga apabila terjadi peristiwa yang kurang menyenangkan maka seseorang

akan mampu berpikir logis tentang baik atau buruknya suatu masalah yang terjadi

tanpa menimbulkan permusuhan, perasaan rendah diri, malu, dan rasa tidak aman.

Menurut Maslow (dalam Hjelle & Ziegler, 1992) penerimaan diri adalah sikap

yang positif terhadap diri sendiri, seseorang yang dapat menerima diri tentu dapat

menerima keadaan dirinya secara tenang dengan segala kelebihan maupun

kekurangan yang dimilikinya.

Jersild (1978) mengemukakan beberapa aspek-aspek penerimaan diri

sebagai berikut :

a. Self awareness

Individu yang memiliki penerimaan diri memandang kelemahan dan

kekuatan dalam dirinya lebih baik daripada individu yang tidak memiliki

penerimaan diri. Individu yang memiliki penerimaan diri adalah individu yang

mempertahankan harapan dan tuntutan dari dalam dirinya dengan baik dalam

batas- batas yang memungkinkan individu tersebut memiliki ambisi yang

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

5

besar, namun tidak mungkin untuk mencapainya walaupun dalam jangka

waktu yang lama dan menghabiskan energinya.

b. Perception of self

Individu yang memiliki penerimaan diri berfikir lebih realistik tentang

penampilan dan bagaimana dirinya terlihat dalam pandangan orang lain.

Individu tersebut dapat melakukan sesuatu dan berbicara dengan baik

mengenai dirinya yang sebelumnya. Individu yang memiliki penerimaan diri

tidak menyukai kritik, namun demikian individu mempunyai kemampuan

untuk menerima kritikan bahkan dapat mengambil hikmah dari kritik tersebut.

c. Chance and situation

Dalam proses menuju penerimaan diri seseorang harus dihadapkan

pada sebuah situasi. Situasi tersebut memberikan kesempatan luas bagi

seseorang untuk mencoba dan bersikap. Situasi tersebut juga memberikan

kesempatan bagi seseorang untuk mendapatkan penilaian atasa sikap yang

ditunjukkan sehingga seseorang mampu untuk menyadari bahwa individu

tersebut merasa berbuat salah maupun berbuat benar.

Faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri menurut Sari & Nuryoto

(2002) :

a. Pendidikan

Tingkat kesadaran yang lebih tinggi akan dimiliki oleh individu yang

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi pula, sehingga individu melihat

kearah luas dalam memandang dan memahami keadaan dirinya untuk

mencapai penerimaan diri yang baik.

b. Dukungan sosial

Seseorang yang memperoleh dukungan dari lingkungan, akan memperoleh

perlakuan baik dari orang-orang sekitar, sehingga menimbulkan perasaan

memiliki kepercayaan dan rasa aman didalam diri individu.

Menurut Rook (dalam Smet, 1994) mengartikan dukungan sosial sebagai satu

diantara fungsi ikatan atau pertalian sosial. Baron & Byrne (2005) mengatakan

bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan seseorang secara fisik atau

psikologis yang diberikan oleh teman maupun anggota keluarga.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

6

Wills (dalam Kusuma, 2013) membagi aspek dukungan sosial menjadi:

a. Emotional Support

Merupakan dukungan yang berupa empati, kepedulian, perasaan, cinta,

kepercayaan, penerimaan, kedekatan, dorongan, atau perhatian. Dukungan ini

merupakan kehangatan dan pengasuhan yang disediakan oleh sumber- sumber

dukungan sosial. Dengan menyediakan emotional support, individu dapat

merasa bahwa dirinya berharga.

b. Instrumental support

Merupakan bentuk dukungan yang berupa pemberian bantuan finansial

yang berwujud kebendaan, maupun pelayanan. Dukungan ini meliputi

bagaimana orang- orang saling membantu secara langsung dalam bentuk

konkrit.

c. Informational support

Informational support merupakan penyediaan nasihat, arahan, saran,

dan informasi yang berguna bagi seseorang. Dukungan ini sangat berguna

untuk membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

d. Companionship support

Merupakan bentuk dukungan yang memberikan pengertian pada

seseorang mengenai kepemilikan sosial. Bentuk dukungan ini dapat terlihat

dari kesediaan untuk menemani maupun keikutsertaan pada aktivitas sosial

bersama.

Sarafino (1990) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

individu mendapatkan dukungan sosial dari orang lain, yaitu:

a. Penerima dukungan (recipent)

Individu tidak akan memperoleh dukungan jika individu tersebut tidak

ramah, tidak mau menolong individu lain, dan tidak membiarkan individu lain

mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Beberapa individu

terkadang kurang asertif untuk memahami bahwa sebenarnya ia membutuhkan

pertolongan orang lain, atau merasa bahwa ia seharusnya mandiri dan tidak

ingin mengganggu orang lain, atau merasa tidak nyaman saat orang lain

menolongnya, atau tidak tahu kepada siapa dia harus meminta pertolongan.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

7

b. Penyedia dukungan (provider)

Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki

sumber- sumber yang dibutuhkan oleh individu. Selain itu, ketika penyedia

tengah menghadapi stress, harus menolong dirinya sendiri, atau kurang

sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa ada orang lain

yang sedang membutuhkan dukungan darinya.

c. Komposisi dan struktur jaringan sosial

Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa

dihubungi, frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu

dengan orang tersebut, komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah

keluarga, teman, rekan kerja, atau lainnya, serta keintiman yang merupakan

kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling

mempercayai.

Pendidikan termasuk kebutuhan dasar manusia termasuk bagi kaum

dhuafa untuk menanggulangi keterbelakangan pendidikan mereka (Muhsin,

2004). Pada saat remaja tinggal di panti asuhan tentunya berbeda dengan saat

mereka tinggal bersama keluarga. Lingkungan panti asuhan dan lingkungan

keluarga yang berbeda tentunya menyebabkan mereka sulit menyesuaikan diri.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rifai (2015) yang menyatakan bahwa pada

awalnya remaja panti asuhan mengalami perasaan takut dan cemas ketika pertama

kali berada di dalam panti asuhan akan tetapi remaja panti asuhan mengatasi hal

tersebut dengan mengikuti segala bentuk aktivitas dan kegiatan yang berlangsung

secara bersama-sama lalu pada akhirnya remaja panti asuhan dapat menyesuaikan

diri dengan baik serta menerima keadaanya yang sekarang. Perasaan terkekang

dan pikiran negatif yang berlebihan pada akhirnya akan menyebabkan penolakan

diri dengan kondisi remaja dhuafa saat ini. Namun apabila remaja dhuafa dapat

mengatasi perasaan terkekang dan pikiran negatif yang muncul, maka mereka

akan dapat menerima diri dengan kondisi yang dialaminya. Menurut Maslow

(dalam Hjelle & Ziegler, 1992) jika memiliki penerimaan diri seseorang akan

dapat memiliki sifat positif terhadap dirinya, sehingga mampu menerima keadaan

dirinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Penerimaan diri menurut

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

8

Hurlock (1979) adalah kemampuan menerima segala hal yang ada pada diri

sendiri baik kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki, sehingga apabila terjadi

peristiwa yang kurang menyenangkan maka seseorang akan mampu berpikir logis

tentang baik atau buruknya suatu masalah yang terjadi tanpa menimbulkan

permusuhan, perasaan rendah diri, malu, dan rasa tidak aman.

Penerimaan diri seseorang tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu

faktor yang mempengaruhi penerimaan diri menurut Sari & Nuryoto (2002)

adalah dukungan sosial. Menurut Sarason & Pierce (dalam Baron & Byrne, 2005)

dukungan sosial merupakan kenyamanan seseorang secara fisik atau psikologis

yang diberikan oleh orang lain. Dengan adanya dukungan sosial, seseorang

merasa bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain

(Kumalasari & Ahyani, 2012).

Seperti yang dijelaskan oleh Rogers (dalam Sari & Reza, 2013) jika individu

diterima secara positif oleh orang lain, individu itu akan cenderung untuk

mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan lebih menerima diri

sendiri.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel bebas dukungan

sosial, variabel tergantung penerimaan diri. Subjek penelitian adalah remaja

dhuafa di PAKYM Surakarta yang berjumlah 33 orang, PAYPA I Surakarta yang

berjumlah 9 orang, dan PAYPA II Surakarta yang berjumlah 16 orang. Populasi

dan sampel berjumlah 58 orang dengan usia 12-21 tahun, berjenis kelamin laki-

laki dan perempuan, dan masih memiliki orang tua.

Pengumpulan data menggunakan skala penerimaan diri berdasar aspek dari

Jersild (1978) yaitu self awareness, perception of self, dan chance and situation

dan skala dukungan social berdasar aspek Wills (dalam Kusuma, 2013) yaitu

emotional support, instrumental support, informational support, dan

companionship support.

Uji validitas dilakukan oleh expert judgement dan diuji menggunakan

teknik korelasi product moment. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan teknik

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

9

cronbach alpha. Hasil analisis akan diuji menggunakan teknik korelasi product

moment.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa hilai korelasi antara dukungan

sosial dengan penerimaan diri sebesar 0,309 dengan signifikansi sebesar 0,009

(p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri. Temuan penelitian juga

dilakukan oleh Marni & Yuniawati (2015) dalam penelitiannya tentang Hubungan

Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Pada Lansia Di Panti Wredha

Budhi Dharma Yogyakarta bahwa terdapat hubungan positif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada lansia dipanti

Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

dukungan sosial maka semakin tinggi pula penerimaan diri pada lansia.

Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka tingkat penerimaan diri pada

lansia akan semakin rendah. Sari & Nuryoto (2002) juga memaparkan bahwa

salah satu faktor dari penerimaan diri adalah adanya dukungan sosial.

Rerata empirik pada variabel dukungan sosial sebesar 132,16 dan rerata

hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada

umumnya remaja dhuafa di PAYPA I, PAYPA II, dan PAKYM memiliki tingkat

dukungan sosial yang sangat tinggi. Rerata empirik pada variabel penerimaan diri

sebesar 126,40 dan rerata hipotetik sebesar 90. Jadi rerata empirik > rerata

hipotetik yang berarti pada umumnya remaja dhuafa di PAYPA I, PAYPA II, dan

PAKYM memiliki tingkat penerimaan diri yang sangat tinggi.

Penerimaan diri remaja dhuafa dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial yang

diberikan oleh lingkungan subjek. Menurut Wills (dalam Kusuma, 2014) terdapat

empat aspek dukungan sosial yaitu emotional support, instrumental support,

informational support, dan companionship support.

Emotional support berupa kualitas interaksi dengan orang lain yang

menyangkut emosi dan perasaan, dapat berupa empati, kepedulian dan perhatian.

Dengan diberikannya perhatian dari pengasuh panti, orang tua maupun teman –

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

10

teman, remaja dhuafamemiliki perasaan bahwa dia merasa dicintai, diterima, dan

diperhatikan meskipun mereka harus tinggal di panti asuhan atau tinggal terpisah

dari keluarga mereka sehingga mereka dapat menerima keadaan dirinya dengan

baik. Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Phillip (dalam Handayani, dkk,

1998) yang menyatakan bahwa salah satu aspek penerimaan diri adalah tidak

merasa ditolak orang lain, tidak pemalu, serta menganggap dirinya berbeda dari

orang lain.

Aspek kedua adalah instrumental support yaitu dukungan dalam bentuk

kebendaan yang dapat berupa bantuan secara langsung. Pemberian instrumental

support berupa pemberian dana dan fasilitas dari pihak panti asuhan yang berupa

asrama, alat belajar dan kesempatan untuk bersekolah. Dengan menempuh

pendidikan sampai perguruan tinggi, remaja dhuafa dapat meningkatkan taraf

hidupnya dan dapat meningkatkan penerimaan dirinya. Seperti yang dipaparkan

oleh Sari & Nuryoto (2002) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

penerimaan

diri seseorang yaitu pendidikan.

Aspek ketiga adalah informational support yang berupa pemberian saran,

informasi, nasehat, dan petunjuk. Pemberian informasi atau saran didalam panti

asuhan melalui kegiatan ceramah keagamaan yang dilakukan secara rutin setiap

hari.Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Sikula (dalam

Mangkunegara, 2013) menyatakan bahwa ada beberapa metode untuk

meningkatkan penerimaan diri seseorang yaitu metode ceramah, role play, studi

kasus, simulasi dan permainan, serta pemutaran video.

Aspek keempat adalah companionship support yaitu kegiatan yang bersifat

menyenangkan. Panti asuhan mengadakan kegiatan outbond, kegiatan memasak,

menjahit, pelatihan tapak suci, dsb yang memiliki tujuan agar diantara anak –

anak panti asuhan dapat bersosialisasi dengan baik. Seperti yang dipaparkan oleh

Fitri (2015) bahwa remaja yang dapat menerima dirinya akan cenderung baik

hubungan sosialnya dikarenakan mampu menerima lingkungan teman sebayanya

dengan baik pula. Penerimaan diri membantu seseorang untuk mampu

mengembangkan dirinya secara optimal, begitu pula sebaliknya, kurangnya

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

11

penerimaan diri pada remaja menyebabkan mereka tidak bisa mengembangkan

dirinya dan mengalami kesulitan untuk mengembangkan dirinya.

Dukungan sosial mempengaruhi penerimaan diri sebesar 9,55 %. Terdapat

90,45% faktor lain yang mempengaruhi tingkat penerimaan diri seseorang.

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :

1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan

penerimaan diri.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dukungan sosial pada subjek penelitian

tergolong sangat tinggi.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui penerimaan diri pada subjek penelitian

tergolong sangat tinggi.

4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sumbangan efektif dari dukungan sosial

terhadap penerimaan diri sebesar 9,55%.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya saran dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi anak panti asuhan, diharapkan dapat terus meningkatkan penerimaan

dirinya, misalnya dengan cara mengikuti kegiatan ceramah atau yang diadakan

di panti asuhan ataupun dengan mengikuti kegiatan di dalam maupun di

sekolah.

2. Bagi orang tua diharapkan sering berkunjung ke panti untuk memberi semangat

atau mendengarkan curhatan dari anak mereka sehingga dapat menambah

penerimaan dirinya.

3. Bagi pengurus panti asuhandiharapkan lebih memperhatikan anak panti dengan

cara mendengarkan curhatan dan memberi dorongan agar anak panti mengikuti

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

12

kegiatan yang dilaksanakan oleh panti agar dapat meningkatkan penerimaan

dirinya.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan

tema yang sama, diharapkan meneliti variabel – variabel lain yang belum

diungkap selain dukungan sosial seperti penyesuaian diri, konsep diri yang

stabil, dsb.

Daftar Pustaka

Ahmad, Gaus. (2015, Mei 25). Penjara Bernama Panti Asuhan. Diunduh dari

http://dennyja-world.com/account/karyamu-kolommu-polemikmu/penjara-

bernama-panti-asuhan/

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Fitri, Lany. (2015).Efektivitas Teknik Permainan Untuk Meningkatkan

Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Siswa (Tesis, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung). Diunduh dari

http://repository.upi.edu/18519/5/T_BP_1201369_Chapter1.pdf

Handayani, M. M., Ratnawati, S., & Helmi, A. F. (1998). Efektifitas Pelatihan

Pengenalan Diri Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri Dan Harga Diri.

Jurnal Psikologi, (2), 47-55, ISSN : 0215 – 8884.

Hjelle, L. A., & Ziegler, D. J. (1992). Personality Theories Basic Assumptions,

Research, and Application. Singapore: Mc Graw Hill.

Hurlock, E. B. (1979). Personality Development. New Delhi: Mc Graw-Hill.

Jefriando, M. (2015, September 15). Jumlah Orang Miskin di RI Capai 28,59 Juta,

Naik 1%. Detik.com. Diunduh dari http://finance.detik.com/ekonomi-

bisnis/3019189/jumlah-orang-miskin-di-ri-capai-2859-juta-naik-1

Jersild, A. T., Brook, J. S., & Brook, D. W. (1978). The Psychology of

Adolescence. New York: Macmillan Publishing

Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial

dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur,

1(1), 21-31.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

13

Kusuma, A.W. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri

dengan Resiliensi pada Remaja Penyandang Tuna Rungu di SLB-B

Kabupaten Wonosobo . (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rosadyakarya.

Marni, A., Yuniawati, R. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan

Penerimaan Diri Pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta.

Empathy, Jurnal Fakultas Psikologi. 3(1), 2. Diunduh dari

http://www.journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/view/3008

Muhsin, M.K. (2004). Menyayangi Dhuafa. Jakarta: Gema Insani.

Muhammad, J. (2010, Desember 16). Waduh, Mayoritas Anak Panti Asuhan

Punya Orang Tua. Republika.co.id. Diunduh dari

http://www.republika.co.id/berita/breaking-

news/nasional/10/12/16/152513-waduh-mayoritas-anak-di-panti-asuhan-

punya-orang-tua

Panti Asuhan. (2016, Juni 12). Wikipedia. Diunduh dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Panti_asuhan

Rifai, N. (2015). Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan

(Study Kasus Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan Yatim Piatu

Muhammadiyah Klaten). (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Sarafino, E.P (1990). Health Psychology: Biopsychososial Interactions (ed.3).

New York: John Wiley & Sons Inc.

Sari, D.J., Reza, M. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan

Penerimaan Diri Pada Remaja Penderita Hiv Di Surabaya. Character:

Jurnal penelitian psikologi. 1(3), 1-3. Diunduh dari

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/2716

Sari, E. P., Nuryoto, S. (2002). Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau dari

Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi. Universitas Gajah Mada. No. 2. 73-

88. doi: http://dx.doi.org/10.22146/jpsi.7017.

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/52691/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagiat dalam menyusun karya ini

14

Triastuti, S., Mulyadi, Fauziah, P. (2012). Peranan Panti Asuhan Dalam

Pemberdayaan Anak Melalui Keterampilan Sablon. Diklus, 16(2), 120-

133. Diunduh dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=282892&val=456&tit

le=PERANAN%20PANTI%20ASUHAN%20DALAM%20%20PEMBER

DAYAAN%20ANAK%20MELALUI%20KETERAMPILAN%20SABLO

N