hubungan antara dependency ratio, disparitas, dan aksesibilitas terhadap kemiskinan...

28
HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : APRILIA PUTRI WULANDARI B300152033 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS,

DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN DI

KABUPATEN SRAGEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

APRILIA PUTRI WULANDARI

B300152033

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN

AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

APRILIA PUTRI WULANDARI

B300152033

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Muhammad Arif, SE. MEc. Dev

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN

AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN

oleh:

APRILIA PUTRI WULANDARI

B300152033

Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari ...........................................

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji:

1. Muhammad Arif, SE. MEc. Dev ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsudin, M. M

NIDN: 017025701

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Juli 2019

Penulis

APRILIA PUTRI WULANDARI

B300152033

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

1

HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN

AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN

Abstrak

Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam perekonomian Indonesia yang

kompleks dan mendasar. Hal ini disebabkan karena kondisi kemiskinan disuatu

negara atau daerah merupakan salah satu cerminan tingkat kesejahteraan

penduduk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

Dependency Ratio, Disparitas, dan Aksesibilitas sebagai variabel bebas terhadap

Kemiskinan di Kabupaten Sragen sebagai variabel terikat. Analisis Penelitian ini

menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi data cross section. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah dengan

Tingkat Kemiskinan tertinggi berada di desa Ngargotirto, Kecamatan

Sumberlawang dan wilayah Kemiskinan terendah berada di desa Sribit,

Kecamatan Sidoharjo. Variabel Dependency Ratio dan Disparitas tidak

berpengaruh signifikan sedangkan Aksesibilitas berpengaruh signifikan terhadap

Kemiskinan. Hasil uji secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa Dependency

Ratio, Disparitas, Aksesibilitassecara simultan atau bersama-sama berpengaruh

terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Sragen.

Kata Kunci: Kemiskinan, Dependency Ratio, Disparitas, Aksesibilitas

Abstract

Poverty is one of the problems in Indonesia's complex and fundamental economy.

This is because the condition of poverty in a country or region is a reflection of

the level of welfare of the population. This study was conducted to determine the

effect of the variable Dependency Ratio, Disparity, and Accessibility as the

independent variable on Poverty in Sragen Regency as the dependent variable.

Analysis of this study uses secondary data and the analytical method used is

regression analysis of cross section data. The results showed that the region with

the highest Poverty Level was in the village of Ngargotirto, Sumberlawang

District and the lowest Poverty area was in the village of Sribit, District

Sidoharjo. The variable Dependency Ratio and Disparity have no significant

effect while Accessibility has a significant effect on Poverty. Simultaneous test

results (Test F) show that Dependency Ratio, Disparity, Accessibility

simultaneously or jointly influence the Poverty Level in Sragen Regency.

Keywords: Poverty, Dependency Ratio, Disparity, Accessibility

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam

menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

2

hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu

daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan

jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan

pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan

ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan,

maka dari itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut

berkembang dengan baik.

Dibanyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan

yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak

cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi

merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan

ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika

tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau

pemerataannya (Wongdesmiwati, 2009).

Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh negara di dunia,

terutama negara sedang berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang, oleh karena itu salah satu hal yang menjadi permasalahan yang ada

di Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat

pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap

barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan lokasi lingkungan. Kemiskinan

tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga

kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar

yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam,

lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan

hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik. Banyak dampak negatif yang

disebabkan oleh kemiskinan, selain timbulnya banyak masalah-masalah sosial,

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

3

kemiskinan juga dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara.

(Sukmaraga, 2011).

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang tidak pernah luput dari

perhatian pemerintah suatu negara dibelahan dunia manapun. Kemiskinan bahkan

menjadi persoalan fenomenal dalam bidang ekonomi yang menjadi titik acuan

keberhasilan pemerintah negara dari waktu ke waktu, terlebih pada negara yang

sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk kategori

berkembang menyadari bahwa pentingnya memperhatikan masalah kemiskinan

dan mengusahakan segala upaya untuk menekannya dalam jangka panjang untuk

meningkatkan perekonomian dan tingkat kemiskinan.

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak

mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai

kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Dalam arti proper, kemiskinan

dipahami setiap keadaan kekurangan uang dan barang untuk meminjam

kelangsungan hidup. Dalam arti luas, Chambers (dalam Chriswardani Suryawati,

2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated concept yang

memiliki lima dimensi yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan

(powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4)

ketergantungan (dependency), 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis

maupun sosiologis.

Kemiskinan disebabkan salah satunya karena penurunan angka kelahiran

yang lebih dari pada penurunan angka kematian. Peningkatan jumlah penduduk

pada setiap tahunnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur umur

penduduk sehingga jumlah penduduk usia produktif terus meningkat dan

menurunnya penduduk usia nonproduktif (0-14) serta kecenderungan naiknya

penduduk manula (>65) keadaan ini menggambarkan terjadinya penurunan rasio

usia ketergantungan. Jika rasio ketergantungan terus menunjukkan penurunan,

maka hal tersebut mempunyai dampak ekonomi dengan adanya bonus demografi

yaitu keadaan dimana rasio ketergantungan menunjukkan angka yang paling

rendah dan tingginya penduduk usia produktif.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

4

Dependency ratio atau rasio ketergantungan merupakan salah satu

indikator demografi penting yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan

ekonomi suatu negara. Mantra (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio

ketergantungan maka semakin buruk beban tanggungan penduduk, karena

sebagian dari pendapatan yang diperoleh terpaksa harus dikeluarkan untuk

memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Pada umumnya, negara-

negara yang sedang berkembang dengan tingkat fertilitas yang tinggi mempunyai

angka rasio beban tanggungan yang tinggi. Namun di Indonesia rasio

ketergantungan menunjukkan penurunan sejak tahun 1990 dimana rasio usia

ketergantungan (age dependency ratio) Indonesia mencapai 68 persen dan terus

menerus hingga tahun 2015 tercatat sebanyak 48 persen.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan model Ordinanry Least

Squares (OLS). Data yang digunakan adalah data cross section. Dengan

responden seluruh desa di wilayah kabupaten Sragen sebanyak 207 desa. Untuk

menghasilkan nilai parameter model, maka model asumsi klasik harus diuji

meliputi uji Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokolerasi,

Uji Heteroskedastisitas. Analisis dengan Uji Hipotesis meliputi Uji Signifikansi

Simultan (Uji Statistik F), Uji Parsial (Uji Statistik t), Uji Koefisien Determinasi

(R2). Data yang digunakan adalah data sekunder dengan tipe data cross section.

Variabel Dependen yaitu Kemiskinan di Kabupaten Sragen. Dan Variabel

Independen yaitu Dependency Ratio, Disparitas, Aksesibilitas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data Penelitian

Pada gambar 1 diterangkan bahwa wilayah administrasi Kabupaten Sragen

menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, terbagi menjadi 4 wilayah,

dimana bagian utara meliputi wilayah Sumberlawang, Mondokan, Sukodono,

Gesi. Wilayah selatan terdiri dari kecamatan Sragen, Karang Malang, kedawung

dan Sambirejo, sedangkan di wilayah timur terdiri dari kecamatan Gondang,

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

5

Jenar, Ngrampal, Sambungmacan, dan Tangen, di wilayah barat terdiri dari

kecamatan Gemolong, Kalijambe, Masaran, miri, Plupuh, Sidoharjo, dan Tanon.

Gambar 1. Sebaran Kemiskinan Kabupaten Sragen

Sumber: Data diolah

Kabupaten Sragen memiliki penduduk sebanyak 883.464 jiwa. Dengan

luas total Kabupaten Sragen yaitu 941,55 km2, maka Sragen memiliki kepadatan

sebesar 938,31 jiwa/km2. Penduduk di Kabupaten Sragen hampir menyebar secara

merata di setiap kecamatannya. Penduduk paling banyak berada di pusat kotanya

yaitu di Kecamatan Sragen dan penduduk paling rendah berada di Kecamatan

Gesi.

Gambar 2 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi teridentifikasi

pada Kecamatan Sragen dengan angka sebesar 1663 sampai dengan 2525. Di sisi

lain kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Gesi, Jenar, dan Tangen

dengan angka sebesar 419 sampai dengan 502.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

6

Gambar 2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sragen

Sumber: (Arif, Muhammad, dkk, 2019. Distribusi Spasial Masyarakat

Terkategori Miskin Dalam Basis Data Terpadu Kabupaten

Sragen).

Grafik 3. Dependency Ratio Wilayah Sragen bagian Utara Di Kecamatan Gesi,

Mondokan, Sukodono, dan Sumberlawang

Sumber: Badan Pusa tStatistik, diolah

Berdasarkan Grafik 3 diatas dapat dilihat bahwa angkadependency ratio di

wilayah Sragen bagian utara apabila di rata-rata dependency ratio di kecamatan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

7

tersebut memiliki nilai rata-rata sebesar 55,8%. Dalam analisis diketahui tingkat

dependency ratio tertinggi di desa Juwok Kecamatan Sukodono yaitu sebesar

75%, dan diikuti oleh desa Pilangsari sebesar 65% di Kecamatan Gesi. Dan

dependency ratio terendah berada pada desa Tanggan sebesar 42%.

Grafik 4. Dependency Ratio di Wilayah Sragen bagian Selatan Di Kecamatan

Karangmalang, Kedawung, Sambirejo, dan Sragen

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat bahwa dependency ratio di

wilayah Sragen bagian selatan memiliki nilai rata-rata yakni sebesar 48%. Dalam

analisis diketahui pula bahwa tingkatdependency ratio tertinggi adalah sebesar

58% di desa SukorejoKecamatan Sambirejo. Di sisi laindependency ratio terendah

berada pada desa Kroyo di kecamatan Karangmalang sebesar 39%. Di kedua desa

tersebut komposisi nya lebih banyak pada penduduk non produktif <15 tahun

yakni sebesar 27% dibandingkan dengan penduduk non produktif >65 tahun

hanya sebesar 9% di desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo. Tidak jauh berbeda, di

desa Kroyo Kecamatan karangmalang komposisinya lebih banyak yang usia <15

tahun yakni sebesar 23%. Sehingga diperkirakan bahwa nilai dependency ratio

lebih banyak dipengaruhi oleh pengeluaran pada sektor pendidikan, kebutuhan

pokok termasuk sandang pangan.

Pada Grafik 5 dependency ratiodi Kabupaten Sragen bagian barat apabila

di rata-rata angka dependency ratio di kecamatan tersebut memiliki nilai rata-rata

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

8

yakni sebesar 48,8%. Tingkatdependency ratio tertinggi berada di desa Kalangan

Kecamatan Gemolong di sebesar 75%, diikuti oleh desa Brangkal sebesar 71% di

Kecamatan Gemolong. Dan dependency ratio terendah di desa Doyong

Kecamatan Miri sebesar 32%. Di ketiga desa tersebut komposisinya lebih banyak

pada penduduk non produktif yang usianya <15 tahun. Oleh karena itu nilai

dependency ratio lebih banyak dipengaruhi oleh pengeluaran pada sektor

pendidikan, kebutuhan pokok termasuk sandang dan pangan. Artinya per KK atau

perkeluarga sebagai tulang punggung memiliki tanggungan terhadap anak yang

usianya <15 tahun.

Grafik 5. Dependency Ratio di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan

Gemolong, Kalijambe, Masaran, dan Miri

Sumber: Badan Pusat Statistik

Grafik 6. Dependency Ratio di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan

Plupuh, Sidoharjo, dan Tanon

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

9

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat bahwa dependency ratio wilayah

Sragen bagian barat di Kecamatan Tanon memiliki dependency ratio tertinggi di

bandingkan dengan kecamatan lainnya sebesar 67% di desa Sambi Duwur. Dan

dependency ratio terendah berada di desa Singopadu kecamatan Sidoharjo sebesar

38%.

Grafik 7. Dependency Ratio Wilayah Sragen bagian Timur Di Kecamatan

Gondang, Jenar, dan Ngrampal

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan Grafik 7 diatas dapat dilihat bahwa angka dependency ratio

di kabupaten Sragen bagian timur memiliki nilai rata-rata sebesar 50,58%.

Sedangkan angkadependency ratio tertinggi berada di desa Wonotolo kecamatan

Gondangsebesar 60%, dan di desa Klandungan Kecamatan Ngrampal 60%. Di sisi

lain dependency ratio terendah teridentifikasi pada desa Plosorejo Kecamatan

Gondang sebesar 42%.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

10

Grafik 8. Dependency Ratio di Wilayah Sragen bagian Timur Di Kecamatan

Sambungmacan, dan Tangen

Su

mber: BadanPusatStatistik, diolah

Berdasarkan Grafik 8 diatas dapat dilihat bahwa dependency ratio tertinggi

berada di desa Plumbon kecamatan Sambungmacan sebesar 60%, diikuti oleh

desa Sigit Kecamatan Tangen sebesar 58%. Pada sisi laindependency ratio

terendah berada di desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan sebesar 46%. Di

ketiga desa tersebut komposisinya adalah lebih banyak pada penduduk non

produktif yang usianya <15 tahun. Sehingga diperkirakan bahwa nilai dependency

ratio lebih banyak dipengaruhi oleh pengeluaran pada sektor pendidikan dan

kebutuhan pokok termasuk sandang dan pangan.

Grafik 9. Disparitas di Wilayah Sragen bagian Utara Di Kecamatan Gesi,

Mondokan, Sukodono, dan Sumberlawang

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

11

Dapat dilihat Grafik 9 diatas bahwa disparitas di wilayah Sragen bagian

utara terdiri dari empat Kecamatan, yakni Kecamatan Gesi, Mondokan,

Sukodono, dan Sumberlawang. Apabila dirata-rata dari banyaknya jumlah

disparitas di empat kecamatan tersebut memiliki nilai rata-rata sebesar 0,21%.

Pada Kecamatan Sumberlawang menunjukkan tingkat disparitas tertinggi pada

desa Mojopuro sebesar 0,27%. Hingga angka disparitas terendah sebesar 0,2%

berada di Kecamatan Mondokan desa Pare, Kecamatan Gesi desa Poleng,

Kecamatan Sukodono di desa Baleharjo, dan Gebang. Kemudian di Kecamatan

Sumberlawang yang rata-rata disparitas sebesar 0,2%. Sehingga disimpulkan

bahwa disparitas di wilayah Sragen bagian Utara tergolong cukup rendah.

Grafik 10. Disparitas di Wilayah Sragen bagian Selatan Di Kecamatan

Karangmalang, Kedawung, Sambirejo, dan Sragen

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Dapat dilihat Grafik 10 diatas bahwa Disparitas di wilayah Sragen bagian

selatan apabila dirata-rata dari banyaknya jumlah disparitas di kecamatan tersebut

memiliki nilai rata-rata sebesar 0,24%. Pada Kecamatan Sragen menunjukkan

tingkat disparitas tertinggi pada desa Sragen Tengah sebesar 0,35%, diikuti oleh

desa Kroyo Kecamatan Karangmalang sebesar 0,33%. Hingga disparitas terendah

di beberapa desa di empat kecamatan sebesar 0,22%.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

12

Grafik 11. Disparitas di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan Gemolong,

Kalijambe, Masaran, dan Miri

Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah

Dapat dilihat pada Grafik 11 disparitas wilayah Sragen bagian baratapabila

dirata-rata dari banyaknya jumlah disparitas di kecamatan tersebut memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,22%. Jika dilihat di Kecamatan Gemolong memiliki disparitas

tertinggi di bandingkan dengan yang lainnya sebesar 0,31%, diikuti desa Ngembat

padas 0,28% dan desa Masaran Kecamatan Masaran sebesar 0,28%. Pada sisi lain

disparitas terendah berada di Kecamatan Miri desa Gilirejo sebesar 0,19%.

Grafik 12. Disparitas di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan Plupuh,

Sidoharjo, dan Tanon

Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

13

Berdasarkan Grafik 12 diatas dapat dilihat bahwa disparitas tertinggi di

desa Jetak Kecamatan Sidoharjo sebesar 0,28%, diikuti oleh desa Duyungan dan

Sidoharjo 0,27%, dan desa Gabugan Kecamatan Tanon 0,27%. Sedangkan

disparitas terendah sebesar 0,21% berada di beberapa desa di Kecamatan Plupuh,

Sidoharjo, dan Tanon.

Berdasarkan grafik 13 dilihat Disparitas di wilayah Sragen bagian timur

apabila dirata-rata dari banyaknya jumlah disparitas di kecamatan tersebut

memiliki nilai rata-rata sebesar 0,22%. Jika dilihat di Kecamatan Gondang

memiliki disparitas tertinggi di bandingkan dengan yang lainnya sebesar 0,3% di

desa Gondang. Di sisi lain disparitas terendah berada di desa Banyuurip

Kecamatan Jenar sebesar 0,19%. Oleh karena itu, disparitas di wilayah Sragen

bagian Timur tergolong cukup rendah.

Grafik 13. Disparitas di Wilayah Sragen bagian Timur Di Kecamatan Gondang,

Jenar, dan Ngrampal

Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

14

Grafik 14. Disparitas di Wilayah Sragen Bagian Timur Di Kecamatan

Sambungmacan, dan Tangen

Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah

Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat bahwa disparitas di wilayah Sragen

bagian timur, di desa Banaran kecamatan Sambungmacan memiliki disparitas

tertinggi dibadingkan dengan lainnya sebesar 0,27%, diikuti oleh desa

Sambungmacan sebesar0,24%. Di sisi lain disparitas terendah berada di desa

Denanyar dan Sigit Kecamatan Tangen sebesar 0,2%.

Grafik 15. Aksesibilitas Wilayah Sragen bagian Utara Di Kecamatan Gesi,

Mondokan, Sukodono, dan Sumberlawang

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

15

Dari Grafik 15 diatas dapat dilihat bahwajarak aksesibilitas di wilayah

Sragen bagian utara memiliki rata-rata jarak aksesibilitas sebesar 23,53 km.

Dalam analisis diketahui pula bahwa aksesibilitas tertinggi berada di desa

TlogotirtoKecamatan Sumberlawang 36,00 km jarak dari desa ke pusat wilayah.

Di sisi lain jarak terendah atau teridentifikasi di desa Jati Tengah Kecamatan

Sukodono yang berjarak 12,00 km dari desa ke pusat wilayah.

Grafik 16. Aksesibilitas di Wilayah Sragen bagian Selatan Di Kecamatan

Karangmalang, Kedawung, Sambirejo, dan Sragen

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Dari Grafik 16 diatas dapat dilihat aksesibilitas jarak di wilayah Sragen

bagian selatan memiliki nilai rata-rata sebesar 5,38 km.Dalam analisis diketahui

pula bahwa aksesibilitas tertinggi berada di desa Sukorejo KecamatanSambirejo

berjarak 25,00 km. Sedangkan aksesibilitas terendah berada di desa Sragen

Tengah kecamatan Sragen yang memiliki jarak terdekat ke pusat wilayah yang

hanya berjarak 0,10 km, dan diikuti desa Sragen Kulon berjarak 1,00 km dari desa

ke pusat wilayah.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

16

Grafik 17. Dependency Ratio di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan

Gemolong, Kalijambe, Masaran, dan Miri

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Dapat dilihat pada Grafik 17 aksesibilitas di wilayah Sragen di bagian

barat memiliki rata-rata jarak aksesibilitas sebesar 29,90 km. Dalam analisis

diketahui pula bahwa aksesibilitas jarak tertinggi berada di desa Gilirejo

Kecamatan Miri yang berjarak 44,00 km, diikuti oleh desa Wonorejo Kecamatan

Kalijambe berjarak 42,00 km dari desa ke pusat wilayah. Di sisi lain aksesibilitas

terendah berada di Kecamatan Masaran desa Gebang berjarak 10,00 km dari desa

ke pusat wilayah.

Pada Grafik 18 diatas dapat dilihat bahwa di desa Sidokerto Kecamatan

Plupuh memiliki aksesibilitas jarak tertinggi dibandingkan dengan lainnya yang

berjarak 29,00 km dari desa ke pusat wilayah. Sedangkan aksesibilitas jarak

terdekat berada di desa Jetak Kecamatan Sidoharjo yang berjarak 5,00 km, diikuti

desa Sidoharjo berjarak 5,10 km dari desa ke pusat wilayah.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

17

Grafik 18. Aksesibilitas di Wilayah Sragen bagian Barat Di Kecamatan Plupuh,

Sidoharjo, dan Tanon

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 19. Aksesibilitas Wilayah Sragen bagian Timur Di Kecamatan Gondang,

Jenar, dan Ngrampal

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

18

Dapat dilihat pada Grafik 19 aksesibilitas di wilayah Sragen di bagian

timur memiliki nilai rata-rata sebesar 13,25 km.Aksesibilitas jarak tertinggi berada

di desa Banyuurip Kecamatan Jenar yang berjarak 28,00 km dari desa ke pusat

wilayah. Dan jarak terdekat berada di desa Bandung Kecamatan Ngrampal dan

Pilangsari yang hanya berjarak 4,00 km dari desa ke pusat wilayah.

Grafik 20. Aksesibilitas di Wilayah Sragen bagian Timur Di Kecamatan

Sambungmacan, dan Tangen

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan Grafik 20 diatas dapat dilihat bahwa aksesibilitas di wilayah

Sragen bagian timur, yakni Kecamatan Sambungmacan dan Tangen. Apabila di

rata-rata aksesibilitas jarak desa ke pusat wilayah di kecamatan tersebut memiliki

rata-rata sebesar 15,63 km. Dalam analisis diketahui pula bahwa aksesibilitas

tertinggi berada di Kecamatan Tangen di desa Denanyar dan Galeh berjarak 23,00

km dari desa ke pusat wilayah. Dan jarak terdekat berada di desa Karanganyar

kecamatan Sambungmacan yang berjarak 8,00 km dari desa ke pusat wilayah.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

19

3.2 Hasil Analisis

Tabel 2. Hasil Estimasi Model Ekonometrika

LOG POVt = 6.813380 + 0.003042DRi + 1.009718GRi + 0.005093AKi

(0.0000)*(0.4305)**(0.3276)**(0.0677)**

R2= 0.023438, DW-Stat. = 1.536307, F-Stat. = 1.624061;

Prob. F-Stat. = 0.184956

Uji Diagnosis

(1) Multikolienaritas

DR: 1.102504; GR: 1.216250; AK: 1.260965

(2) Normalitas

JB(2) = 2.499259; Prob. (JB) = 0.286611

(3) Otokorelasi

χ2 (3) = 17.46502; Prob. (χ

2) = 0.0002

(4) Heteroskedastisitas

χ2 (10) = 24.69483; Prob. (χ

2) = 0.0033

(5) Linieritas

F(2,201) = 2.079319; Prob. (F) = 0.1509

Sumber: BPS, diolah. Keterangan: **Signifikan pada α = 0.05**, *Tidak

signifikan pada α = 0.05*

Tabel 3. Hasil Uji VIF

Variabel VIF Kriteria Kesimpulan

DR 1.102504 <10 Tidak menyebabkan multikolinieritas

GR 1.216250 <10 Tidak menyebabkan multikolinieritas

AK 1.260965 <10 Tidak menyebabkan multikolinieritas

Keterangan : dimana nilai DR, GR, AK, kurang dari 10, maka dapat dinyatakan

bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model prediksi.

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik JB adalah sebesar 2.499259>0,05 ; jadi H0 diterima, distribusi residual

normal.

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik χ2 uji BG sebesar 0.0002 (<0,05); jadi H0 ditolak kesimpulan terdapat

otokorelasi dalam model.

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik χ2 uji White adalah sebesar 0.0033(<0,05) ; jadi H0 ditolak, kesimpulan

terdapat heteroskedastisitas dalam model.

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik Fuji Ramsey Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0.1454 (>0,05) ; jadi

dapat disimpulkan bahwa ada variabel bebas linear dan ada variabel terikat.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

20

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

stastistik F pada estimasi model memiliki nilai 0,023 yang berarti < 0,05; jadi H0

ditolak, kesimpulan model yang dipakai dalam penelitian eksis.

Koefisien determinasi (R2) menunjukan daya ramal dari model terestimasi.

Dari Tabel 2 terlihat nilai R2 sebesar 0.023 artinya 2,3% variasi varaiabel POV

dapat dijelaskan oleh variabel DR, GR dan AK . Sisanya 97,7% dipengaruhi oleh

variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Variabel sig. T Kriteria Kesimpulan

DR 0.4305 ≥ 0,1 Tidak memiliki pengaruh signifikan

GR 0.3276 ≥0,1 Tidak memiliki pengaruh signifikan

AK 0,0677 ≤0,1 Memiliki pengaruh signifikan

Dari Tabel 4 terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap Kemiskinan di Kabupaten Sragen adalah variabel Aksesibilitas (AK).

Sedangkan variabel Dependency Ratio (DR) dan Disparitas (GR) tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Sragen. Variabel

Dependency Ratio (DR) memiliki koefisien regresi sebesar 0,003042 dengan

signifikansi sebesar 0,1 maka, Dependency Ratio mempengaruhi kemiskinan di

Kabupaten Sragen. Variabel Disparitas (GR) memiliki koefisien regresi sebesar

1,009718 dengan signifikansi 0,1 maka, Disparitas tidak mempengaruhi

kemiskinan di Kabupaten Sragen. Variabel Aksesibilitas (AK) memiliki koefisien

sebesar 0,005093 dengan signifikansi 0,1 maka, Aksesibilitas mempengaruhi

kemiskinan di Kabupaten Sragen

3.3 Pembahasan

Dependency ratio memiliki hubungan yang positif namun tidak berpengaruh

signifikan terhadap kemiskinan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muhammad

Hatta (2017), Abdul Azis (2017) yang berjudul “Analisis Faktor Determinan

Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 2005-2015” dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa hasil estimasi koefisien dependency ratio, menunjukkan

pengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan namun tidak signifikan secara

parsial, berdasarkan estimasi dependency ratio hubungannya positif namun tidak

signifikan dan tidak berpengaruh secara parsial sesui dengan uji t, namun secara

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

21

simultan berpengaruh. Di sebabkan karena dependency ratio lebih banyak pada

usia non produktif <15 atau pada usia sekolah sehingga kepala keluarga

menganggung biaya sekolah, akan tetapi ada biaya dana bantuan Boss maka

pengeluaran Rumah Tangga tidak jadi berkurang karna ada bantuan dana Boss

tersebut.

Disparitas memiliki hubungan yang positif namun tidak berpengaruh

signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini sama seperti penelitian Sudarlan (2015)

yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan, dan Kemiskinan di

Indonesia” dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kemiskinan tidak mempunyai

pengaruh terhadap ketimpangan, hal ini berarti bahwa meningkatnya atau

menurunnya jumlah penduduk miskin tidak akan mempengaruhi tingkat

ketimpangan.

Aksesibilitas berpengaruh positif dansignifikan terhadap kemiskinan. Hal

ini sama seperti dalam penelitian Suharto (2009:15) dalam Nur Aviva Andrianik

(2015), menunjukkan bahwa semakin baik aksesibilitas, maka semakin kecil

kemungkinan terjadi kemiskinan. Kemiskinan berhubungan dengan kesulitan

memenuhi kebutuhan sosial (social exclusion), ketergantungan dan

ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Kemiskinan dalam arti

ini dipahami sebagai situasi kelangkaan pelayanan sosial dan rendahnya

aksesibilitas lembaga-lembaga pelayanan sosial, seperti lembaga pendidikan,

kesehatan, dan informasi. Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi akibat

rendahnya penghasilan masyarakat.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil estimasi data cross section terpilih model yang terbaik yaitu

OLS Ordinary Least Squares.

b. Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik diketahui data normal, tidak

terdapat masalah multikolinearitas, terdapat masalah otokorelasi dan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

22

heteroskedastisitas serta dalam spesifikasi model (linearitas) H0 diterima

sehingga spesifikasi model benar (model linier dengan variabel terikat).

c. Berdasarkan hasil uji eksistensi model (Uji F) yang digunakan untuk menguji

eksistensi model, diperoleh hasil signifikan statistik F sebesar 0,023 < 0,05,

maka model yang dipakai eksis.

d. Nilai koefisien determinasi berdasarkan cross sectionsebesar 0.023, artinya

2,3% variasi varaiabel POV dapat dijelaskan oleh variabel DR, GR dan AK .

Sisanya 97,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang

tidak dimasukkan dalam model.

e. Uji Validitas Pengaruh (Uji t) secara cross section menunjukkan bahwa

Dependency Ratio (DR) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Kemiskinan (POV), Disparitas (GR) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap Kemiskinan (POV), dan Aksesibilitas (AK) memiliki pengaruh

signifikan terhadap Kemiskinan (POV).

f. Dependency Ratio (DR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Kemiskinan, hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan

bahwa hasil estimasi koefisien dependency ratio, menunjukkan pengaruh

positif namun tidak signifikan dan tidak berpengaruh secara parsial sesuai

dengan uji t, namun secara simultan berpengaruh.

g. Disparitas (GR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Kemiskinan, hal ini sama seperti penelitian terdahulu yang menjelaskan

bahwa kemiskinan tidak mempunyai pengaruh terhadap ketimpangan, hal ini

berarti bahwa meningkatnya atau menurunnya jumlah penduduk miskin tidak

akan mempengaruhi tingkat ketimpangan.

h. Aksesibilitas (AK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemiskinan,

hal ini sama seperti penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa semakin

baik aksesibilitas, maka semakin kecil kemungkinan terjadi kemiskinan

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

23

a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan terkait dengan kemiskinan yang ada di Sragen serta faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih

jauh tentang kemiskinan di Sragen (melakukan penelitian) maka perlu

modifikasi atau menambah variabel-variabel independen. Sehingga akan lebih

objektif dan bervariasi dalam melakukan penelitian serta memperbaruhi

periode penelitian.

b. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Sragen, sebagai acuan dalam pengambilan

kebijakan di masa yang akan datang dalam upaya mengurangi jumlah

kemiskinan yang ada di Sragen.

c. Pemerintah daerah dalam kebijakan pembangunannya agar memprioritaskan

pada daerah yang relatif tertinggal, pada daerah yang aksesibilitas nya kurang

memadahi. Pemerintah daerah dalam membangun infrastuktur agar lebih

merata dan menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan dan investasi.

d. Selain itu diharapkan pemerintah daerah meningkatkan sosialisai program

Keluarga Berencana (KB) pada masyarakat miskin guna memperlambat laju

pertumbuhan penduduk yang berdampak pada dependency ratio dan

mengambil kebijakan dalam pembinaan penduduk lanjut usia.

DAFTAR PUSTAKA

Aviva, Nur. 2015. “Pengaruh Status Sosial, Ekonomi, dan Aksesibilitas Terhadap

Tingkat Kemiskinan Di Desa Ngapung Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk” Jurnal Swara Bhumi. Vol.2 No.3 Hal.1-6.

BPS Kabupaten Sragen (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gemolong (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gesi (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gondang (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Jenar (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Kalijambe (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Karangmalang (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Kedawung (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Masaran (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DEPENDENCY RATIO, DISPARITAS, DAN AKSESIBILITAS TERHADAP KEMISKINAN …eprints.ums.ac.id/75602/11/np aprilia.pdf · 2019. 8. 6. · ekonomi yang bagus pun menjadi

24

BPS Kecamatan Miri (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Mondokan (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Ngrampal (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Plupuh (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sambirejo (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sambungmacan (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sidoharjo (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sragen (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sukodono (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sumberlawang (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Tangen (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Tanon (2017). Sragen Dalam Angka 2018.

Chambers, Robert. 1998. Pengembangan Desa Mulai Dari Belakang. LP3ES:

Jakarta.

Hatta, Muhammad dan Aziz Abdul. 2017. “Analisi Faktor Determinan Tingkat

Kemiksinan Di Indonesia Periode 2005-2015” Jurnal Riset Edisi XIX.

Vol.3 No.008

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memperdayakan Masyarakat.

Bndung: PT Refika Aditama.

Sukmaraga, Prima 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,

PDRBPer Kapita, dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk

Miskin Di Provinsi Jawa Tengah. Semarang; Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Wongdesmiwati. 2009. “Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di

Indonesia Tahun 1990-2004:Analisis Ekonometrika” Jurnal Ekonomi

Pembangunan.