hubungan antara arus pada lingkungan hidup terhadap kenampakan cangkang fosil

13
HUBUNGAN ANTARA ARUS PADA LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP KENAMPAKAN CANGKANG MOLUSKA Rama Diyan Lesmana (21100111130028) Teknik Geologi, Universitas Diponegoro Abstrak Cangkang adalah salah satu bagian tubuh dari orgnisme yang termasuk dalam filum Mollusca yang berkarakteristik keras. Cangkang inilah yang sering ditemukan sebagai fosil karena sifatnya yang keras dan resisten terhadap proses pembusukkan dan penghancuran saat organisme mati. Dalam kenampakkannya cangkang ini memiliki berbagai bentuk mulai dari yang sederhana sampai yang rumit sekalipun dimana terdapat hiasan atau ornament pada permukaannya. Ada atau tidaknya suatu ornament atau hiasan pada cangkang organisme tersebut berkaitan erat dengan lingkungan hidup atau habitat organisme tersebut. Karena hiasan atau ornament tersebut terbentuk berasal dari unsur utama penyusun cangkang tersebut yaitu carbonatan. Ditambah pengaruh arus gelombang pada habitatnya yang menggerus dan secara tidak langsung mengukir hiasan atau ornament tersebut. Setiap habitat ini memiliki karakteritik yang berbeda satu sama lain. Hal ini berkaitan dengan arus yang beragam dari setiap habitatnya tersebut. Kata Kunci : Fosil, Mollusca, Cangkang, Ornament/Hiasan, Arus Laut dan Unsur Carbonatan. I. Pendahuluan Mollusca adalah salah satu filum yang termasuk dalam Kingdom Animalia yang tidak memiliki tulang belakang atau Invertebrata. Mollusca ini memiliki ciri yaitu umumnya memiliki cangkang keras yang berfungsi untuk 1

Upload: rama-diyan-lesmana

Post on 19-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA ARUS PADA LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP KENAMPAKAN CANGKANG MOLUSKA

Rama Diyan Lesmana (21100111130028)Teknik Geologi, Universitas DiponegoroAbstrakCangkang adalah salah satu bagian tubuh dari orgnisme yang termasuk dalam filum Mollusca yang berkarakteristik keras. Cangkang inilah yang sering ditemukan sebagai fosil karena sifatnya yang keras dan resisten terhadap proses pembusukkan dan penghancuran saat organisme mati. Dalam kenampakkannya cangkang ini memiliki berbagai bentuk mulai dari yang sederhana sampai yang rumit sekalipun dimana terdapat hiasan atau ornament pada permukaannya.Ada atau tidaknya suatu ornament atau hiasan pada cangkang organisme tersebut berkaitan erat dengan lingkungan hidup atau habitat organisme tersebut. Karena hiasan atau ornament tersebut terbentuk berasal dari unsur utama penyusun cangkang tersebut yaitu carbonatan. Ditambah pengaruh arus gelombang pada habitatnya yang menggerus dan secara tidak langsung mengukir hiasan atau ornament tersebut.

Setiap habitat ini memiliki karakteritik yang berbeda satu sama lain. Hal ini berkaitan dengan arus yang beragam dari setiap habitatnya tersebut.Kata Kunci : Fosil, Mollusca, Cangkang, Ornament/Hiasan, Arus Laut dan Unsur Carbonatan.I. Pendahuluan

Mollusca adalah salah satu filum yang termasuk dalam Kingdom Animalia yang tidak memiliki tulang belakang atau Invertebrata. Mollusca ini memiliki ciri yaitu umumnya memiliki cangkang keras yang berfungsi untuk melindungi tubuh bagian lunak yang berada di dalam cangkang tersebut. Mollusca adalah salah satu filum yang menyumbangkan spesies yang banyak dalam persebarannya dalam jangka waktu yang sangat lama dari zaman Kambrium hingga sekarang. Dapat bertahannya filum Molluska ini hingga sekarang adalah salah satunya proses adaptasi yang sangat baik dari organisme tersebut.

Cangkang adalah bagian tubuh yang penting karena sering ditemukan sebagai fosil karena sifatnya yang keras dan resisten terhadap proses pemfosilan. Setiap organisme memiliki karakteristik sendiri termasuk dalam hal bentuk cangkangnya. Cangkang organisme ini memiliki ciri sesuai dengan lingkungan hidupnya serta cara hidupnya.

Moluska dibagi menjadi 5 kelas utama berdasarkan cara hidupnya dan karakteristik cangkangnya. Seperti pada kelas gastropoda yang bergerak dengan perutnya memiliki cangkang yang umumnya berlubang dibagian bawah dimana tempat bagian lunak tertaut. Adapun pelecypoda yang hidup seperti kerang lainnya memiliki cangkang yang berukuran sama antara cangkang atas dan bawah.

Cangkang ini berfungsi melindungi bagian lunak dari organisme tersebut. Cangkang ini tersusun atas unsur carbonatan. Unsur carbonatan ini berasal dari air laut yang mengandung unsur tersebut sehingga akan menyuplai unsur carbonatan pada cangkang organisme sehingga dapat berkembang dan membesar.

II. Phylum MolluscaMollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Umumnya hewan yang tergolong dalam filum ini memiliki cangkang, namun ada juga yang tidak memiliki cangkang. Cangkang filum hewan ini terbuat dari zat kapur. Umumnya cangkang pada hewan ini terdapat di luar tubuh.Ciri-ciri dan habitat phylum Mollusca adalah sebagai berikut:

1. Bertubuh lunak,non-metameris pada dasarnya bersifat simetris bilateral,tetapi pada Gastropoda dan beberapa Cephalopoda visera dan cangkang tergulung seperti gelung rambut wanita, ada tiga lapisan benih tidak beruas, epithelium satu lapis, sebagian besar berbulu getar dan dengan kelenjar lender.

2. Tubuh biasanya pendek, terbungkus dalam mantel dorsal tipis yang mengeluarkan bahan pembentuk cangkang berupa satu, dua atau delapan bagian.3. Tubuh kerang, kepah dan siput bisanya tersimpan dalam cangkok sehingga tak nampak dari luar.4. Mollusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar dan darat, tetapi lebih banyak terdapat dalam lautan.

Adapun klasifikasi Mollusca berdasarkan simetri kaki, cangkok, mantel, insang dan sistem syarafnya terbagi atas lima kelas yaitu: kelas Amphineura, kelas Gastropoda, kelas Scapopoda, kelas Cephalopoda dan kelas Pelechypoda atau Bivalvia.

1. Kelas Amphineura

Anggota-anggota kelas ini secara jelas adalah hewan-hewan bilateral simentris kaki terletak ventral memanjang. Ruang mantel mengandung banyak insang disebelah lateralnya, permukaan dorsal tertutup dengan spikula-spikula berlendir atau yang lebih tipikal. Semua Amphineura hidup di laut bersifat diesius atau hermaprodit.Contoh spesiesnya Chiton (Cryptochiton sp.) adalah hewan laut dengan bentuk oval dan cangkang yang terbagi menjadi delapan lempengan dorsal (namun demikian, tubuhnya sendiri tidak bersegmen). Biasanya chiton ini yang melekat ke batuan di sepanjang pantai pada saat pasang surut. chiton dengan kakinya, yang bertindak sebagai mangkuk penyedot, begitu kuat dan hebat menjerat batuan. Menggunakan kaki berotot tersebut, chiton dapat merangkak secara perlahan-lahan di atas permukaan batuan. Chiton menggunakan radulanya untuk memotong dan menelan alga.

2. Kelas Gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Kelas filum mollusca yang terbesar, Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000 species yang hidup. Sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga species air tawar. Bekicot dan slug telah beradaptasi terhadap kehidupan di darat.Karakteristik kelas Gastropoda yang paling khas adalah suatu proses yang dikenal sebagai torsi (torsion). Selama perkembangan embrionik, suatu otot asimetris terbentuk, dan satu sisi dari massa viseral tumbuh lebih cepat bila dibandingkan dengan yang lain. Kontraksi otot itu dan pertumbuhan yang tidak merata tersebut menyebabkan massa viseral berotasi sampai 180 derajat, sedemikian rupa sehingga anus dan rongga mantel di tempatkan di atas kepala pada hewan dewasa. Beberapa ahli zoologi berspekulasi bahwa keuntungan dari torsi adalah untuk menempatkan massa viseral dan cangkang yang berat lebih ketengah pada tubuh keong itu.

Sebagian besar Gastropoda terlindung dalam cangkang tunggal berbentuk spiral tempat hewan itu dapat masuk menarik ketika ada ancaman. Cangkang tersebut sering kali berbentuk kerucut, tetapi abalon dan limpet memiliki cangkang yang agak pipih. Banyak gastropoda memiliki kepala dan mata yang jelas pada ujung tentakel. Gastropoda merangkak setapak demi setapak dengan perlahan dengan gerakan seperti riak dari kaki yang memanjang. Sebagian besar gastropoda menggunakan radulnya untuk merumput pada alga atau tumbuhan. Namun demikian beberapa kelompok adalah pemangsa, dan radula dimodifikasi untuk membor lubang pada cangkang mollusca lain atau untuk merobek jaringan hewan yang kuat dan keras. Pada suatu kelompok, keong kerucut, geligi radula membentuk anak panah beracun yang terpisah, yang dapat menembus mangsa, termasuk ikan.Gastropoda merupakan salah satu dari beberapa kelompok invertebrata yang telah berhasil menghuni daratan. Keong darat tidak memiliki insang yang khas pada sebagian besar gastropoda akuatik, dan alih-alih menggunakan lapisan rongga mantel untuk berfungsi sebagai paru-paru, yang mempertukarkan udara pernapasan dengan udara luar.Contoh spesiesnya Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.Bekicot (Achatina fulica) terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Classis : Gastropoda

Ordo : Stylommatophora

Familia : Achatinidae

Genus : Achantina

Species : Achantina fulica

(Marshall, 1972: 639)3. Kelas Scapopoda

Scaphopoda memiliki cangkang, berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Hidupnya di laut dan terpendam di dalam pasir atau lumpur. Tubuh memanjang, dorsoventral. Kepala rudimeter, kaki lancip, berlobus dan brguna untuk menggali lumpur.Contoh sepsiesnya yaitu Dentalium vulgare. Disebut dentalium karena cangkang cangkangnya menyerupai gigi-gigi(dentis). Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5cm. Ada yang hanya 4mm, tapi ada pula yang panjangnya 25cm. Sirkulasi air untuk pernafasan di gerakan oleh kaki dan silia. Pertukaran gas terjadi di mantel. Kelamin terpisah. Perkembangan melalui larva trokofor dan viliger. Hewan ini bernapas dengan mantel.

4. Kelas Cephalopoda

Cephalopoda berarti hewan yang menggunakan kepalanya sebagai alat gerak/kakinya, (cephale berarti kepala dan podos berarti kaki), tubuhnya bilateral simetris sebuah kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat penghisap dan sistem saraf yang berkembang baik terpusatkan dikepala. Mereka mempunyai pandangan mata yang sanagt bagus, berenang dengan cepat, menunjukan emosi. Kelompok hewan ini berbadan lunak dan tidak mempunyai cangkang seperti kelas yang lain. Mantelnya menyelimuti skeliling tubuh, membentuk kearah agak longgar pada bagian leher. Sebuah sifon yang menyedot air lewat insang terletak di bawah mantel.Contoh spesies hewan ini adalah cumi-cumi (Loligo pealii), gurita(Octopus sp.) dan sotong (Sepia sp.). Jika kita amati, hewan ini memiliki ciri khas, yaitu mempunyai tentakel yang dilengkapi dengan alat pengisap. Alat ini terdapat pada kepala yang berguna untuk menangkap mangsa. Misalnya, pada cumi-cumi dan sotong mempunyai 8 tentakel pendek dan 2 tentakel yang panjang. Nautilus mempunyai sekitar 60-90 tentakel. Gurita mempunyai 8 tentakel.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Classis : Cephalopoda

Ordo : Teuthoidea

Familia : Loliginidae

Genus : Loligo

Species : Loligo Pealii

(Marshall, 1972: 704)5. Kelas Pelechypoda atau Bivalvia

Hewan ini disebut sebagai bivalvia karena tubuhnya dilindungi oleh cangkangnya yang setangkup, memiliki tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernapas dengan insang yang berlapis-lapis yang berbentuk seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai Lamelibranchiata (lamela = lembaran, branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan keluar kaki yang pipih seperti mata kapak sehingga hewan ini disebut juga Pelecypoda (pelecy = pipih, podos = kaki). Di bagian bawah cangkang terdapat mantel, yang terdiri atas jaringan khusus yang digunakan untuk membungkus alat-alat dalam, seperti alat pencernaan, alat reproduksi, insang, saraf ataupun jantung. Sistem peredaran darahnya terbuka. Di bagian belakang mantel ada sifon yang digunakan untuk jalan masuk dan keluarnya air. Salah satu contoh hewan yang termasuk dalam kelas ini adalah Maleagrina margaritivera (kerang mutiara).

Cangkang kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu:Lapisan periostrakum, merupakan lapisan paling luar dan tersusun atas zat tanduk.Lapisan prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, terdiri atas zat kapur. Lapisan nakreas, merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas zat-zat kapur yang halus. Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan mutiara.

Contoh spesies yang lain adalah: Asaphis detlorata (remis), Pecten ostrea (tiram) dan Anadonta woodina (Kerang). Kerang tubuhnya tertutup di antara katup kanan dan katup kiri, terpaut di bagian dorsal. Tubuh pipih lateral. Kepala tak nampak. Kaki berotot, pipih ventrolateral, berguna untuk menggali lumpur atau pasir. Kelamin terpisah atau hermaprodit. Perkembangan melalui larva. Hidup dalam laut atau air tawar seperti kolam, rawa dan telaga, baik yang airnya mengalir maupun tergenang. Kaki juga berguna untuk merayap dengan jalan mengisi atau mengosongkan sinus-sinus dalam kaki itu dengan darah. Makanan berupa protozoa, diatom dan sebagainya.

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Phylum: Mollusca

Classis

: Pelecypoda

Ordo

: Eulamellibranchia

Familia : Unionidae

Genus : Anadonta

Species: Anadonta woodina

(Jasin, 1984: 152)

III. MetodologiMetodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan megaskopis. Pengamatan megaskopis terhadap sampel fosil yang tersedia di Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi Universitas Diponegoro.Pengamatan megaskopis yang dilakukan meliputi penentuan filum, kelas, ordo dan family hingga nama spesies berdasarkan ciri cangkang yang menjadi fosil tersebut.

Dari deskripsi tersebut didapatkan karakteristik dari cangkang tersebut yang memiliki ornament atau hiasan pada cangkang yang menunjukkan karaktersitik habitat tempat dia tinggal. Dari hal tersebut dapat diketahui umur dari organisme tersebut.IV. Hasil PengamatanPengamatan di dalam laboratorium dilakukan dengan mengamati 3 fosil peraga. Setelah melakukan penelitian dengan pengamatan secara megaskopis didapatkan hasil diantaranya yaitu :1. Fosil peraga

2. Fosil peraga

3. Fosil peraga

V. PembahasanUmunya filum moluska hidup di lingkungan laut baik laut dangkal hingga ke laut dalam. Selain lingkungan laut sebagian dari spesies sudah dapat beradaptasi sehingga bisa hidup di darat maupun air tawar. Salah satu adaptasinya yaitu bentukan cangkang dari organisme tersebut. Bentuk dari cangkang menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya atau habitatnya.

Cangkang merupakan bagian tubuh yang penting bagi suatu organisme yang memiliki bagian lunak seperti salah satu organisme dari filum moluska. Cangkang ini merupakan asset penting dalam bidang geologi karena merupakan bagian tubuh utama yang umumnya bertahan menjadi fosil. Sehingga dapat memudahkan dalam pengidentifikasian suatu lapisan batuan mengenai umur, lingkungan pengendapan maupun peristiwa dalam pembentukannya.Cangkang keras ini memiliki karakterisitk baik bentuk maupun ukuran dari setiap spesies yang berbeda. Bentuk dan ukuran ini menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya atau habitatnya. Dari hasil pengamtan dapat diketahui perbedaan dari cangkang organisme yang memiliki kecenderungan memanjang dengan ukiran-ukiran sederhana dan cangkang yang membulat lebar dengan ornament atau hiasan yang lebih kompleks dengan efek adanya duri-duri di bagian samping cangkangnya. Adapun bentukan cangkang membulat dengan ukuran yang sama antara cangkang atas dan bawah.

VI. Kesimpulan

Referensi

Lampiran 6