hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama...

97
HUBUNGAN AGROKLIMAT DENGAN FENOFlSlOLOGl TANAMAN DAN KUALGTAS BL'AH MANGGIS Dl LIMA SENTRA PRODllKSl Dl PULAU JAWA ENDANG GUNAWAN PROGRAM STUD1 AGRONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: voliem

Post on 07-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

HUBUNGAN AGROKLIMAT DENGAN FENOFlSlOLOGl TANAMAN DAN KUALGTAS BL'AH MANGGIS Dl LIMA

SENTRA PRODllKSl Dl PULAU JAWA

ENDANG GUNAWAN

PROGRAM STUD1 AGRONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 2: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

SUJUT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benamyz bahwa segala pernyataandalam tesis

ini yang berjudul:

Nubungan AgroMimat dengan Fenofisiologi Tanaman dan Kualitas Buah

Manggis di Lima Sentra Produksi di Pulau Jawa

Mempakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri dengan bimbingan dari

Komisi Pembimbing saya, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. . .

Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

perguruan tinggi lainnya.

Semua dzra dan infom~asi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dapat

diperiksa kebenarannya

Bogor, Januari 2007

Page 3: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

ENDANG GUNAWAN. 2006. Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi Tanaman d ln Kuditas Buah di Lima Sentra Produksi Manggis di Pulau Jal.va. Dibimbing oleh ROEDHY PCERLVANTI dan SRI SEI'YATI HARJADI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman, mengetahui iiubungan agroklimat dengan produktivitas dan kualitas buah manggis di lima sentra produksi. Penelitian ini dilakukan di lima sentra produksi manggis yaitu: Lsuwiliang-Bogor, Wanayasa-Punvakarta, Puspahiang-Tasikmalaya, Kaligesing-Purworejo dan Watulimo-Trenggalek. Penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2003 sampai Mei 2005.

Pengamatan terhadap periode uubus, periode dornlansi tunas, periode berbunga, periode berbuah, periode pmen, produktivitas dan kualitaz buah serta analisis kandungan NPK daun dan karbohidrat daun selalna empat stildia pertumbuhan-perkembangan tanaman. dilakukan pada 20 sampel tanaman manggiS yang berumur antara 30-35 rahun. Selain itu dilakukan pengamatan harian terhadap curah hujan; suhu dan kelenibaban udara. Pada awal penelitian dilakukan analisis struktur, tekstur, k e i ~ tanah dan kandungan hara N, P, K, Mg, dan Ca tanah. Selanjutnya andisis kanciungan hara N, P, K, Mg, dan Ca tanah dilakukan selama empat stadia pertumbuhan-perkembangan tanaman.

Lima sentra produksi manggis menunjukkan tiga pola curah hujan yang berbeda, yaitu, 1) pola curah hujan yans halnpir merata setiap bulannya terjadi di Le~wiliang, hujan turun pada musim ~ n g h u j a n maupun kemarau tetapi jumlah dan intensitas hujan pada musim kemanu lebih rendah, 2) pola curah hujan yang memiliki perbedaan yang cukup t ega antara lnusim penghujan dar. musim kemarau terjadi di Wanayasa dan Puspahiang, diqtrih~ici curah hujan yang tinggi terjadi pada musim penghujan dan jarang turun hujan pada musim kemarau, walaupun turun hujan, jumlah dan inrensitasnya sangat rendah, 3) pola curah hujan yang memiliki perbedaan yang rssas antara musim penghujan dan musim kemarau terjadi di Kaligesing dan Warnlimo, curah hujan tertinggi terjadi pada musim penghujan dan jarang atau tidak rsrjadi turun hujan pada musim kemarau.

Pola curah hujan berhubungan dengan periode dormansi tunas. Periode kering berhubungan dengan awal keluar kuncup bunga. Daerah Leuwiliang dengan periode kering yang kurang dari 30 hari menghasilkan kuncup bunga manggis pertama setelah 16 bari turun hujan pada awal musim hujan. Daerah Wanayasa dan Puspahiang yang memiliki periode kering kurang lebih 100 hari menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang lebih 80 hari tanpa turun hujan. Daerali haligesing dengan periode kering selama 122 hari menghasilkan kuncup bunga psrtama setelah mengalami periode kering selama 121 hari tanpa turun hujan sedmgkan daerah Watulimo yang memiliki periode kering lebih dari 150 h g i menghasilkan kuncup bunga pe r tma setelah mengalami periode kering selama 138 hu i tanpa hujan.

Produktivitas tanaman tertinggi terjadi di Wanayasa dan terendah di Leuwiliang. Kedua daerah ini memiliki perbedaan yang nyata pada pola curah Ilujannya. Tetapi daerah dengan pola curah bujan sama yang menunjukkan produktivitas tanaman berbeda, diduga disebabkan adanya perbedaan kandungan hara N, P, K daun dan karbohidrat dam. Daerah dengan pola curah hujan yang sama tetapi kandungan hara N, P, K dam dan karbohidrat daun yang lebih tinggi n~enghasilkan produktivitas yang lebih ringgi.

Page 4: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Panjang-pendeknia periode kering t ~ d & berpengaruh terhadap jumlah bunga yang dihasilkan. Sedang!tan intensitas periode kering bs~pengaruh terhadap jundah bunga yang dihasilkan. Secara !id& langsuig intensitas periode kering berpengaruh terhadap produlitivitas tanamail. Produkiivitas tanaman berkorelasi positif dengan jumlah bunga dan buah yang terbentuk. Jumlah buah yang terbentuk berkorelasi negatif jumlall bunga dm buah yang rontok. Jumlah bunga dan buah ronfok berkorelasi positif dengan jumlah curah hujan dan berkorelasi negatif dengan kandungan hara K daun sena karbohidrat daun selama periode perkembangan buah. Produktivitas tanaman berhubungan dengan kandungan NPK daun serta karbohidrat daun. Terdapat korelasi positif antara produktivitas dengan kandungan NPK daun dan karbohidrat daun

Kualitas buah manggis ditunjukkan oleh kemulusan kulii buah, padatan total terlarut dan asam total tertitrasi. Jumlah buah manggis dengall kulit mulus iertin~gi dihasilkan daerah Wanayasa s e d a n g k jjllmlah buah dengan kulit buah mulus terendah dihasilkan daerah Kaligesing. Kedua daerah ini memiliki . . -. perbedaan nyata pada kandungan karbohidrat daun tanamannya. Kemulusan kulit buah berkorelasi positif dengan kandmgan'.kbohidrat daun tanamen. Padatan total terlarut buah tertinggi dihasilkan m a r ~ ~ s dari Kaligesing d m terendah dari Leu~viliang, diduga disebabkan oleh perbcdaan jumlah curah hujan altar kedua daerah tersebut. Padakul total terlarut berkorelasi negatif dengan jumlah curah hujan saat perkembangan buah Asm total tenitmi buah tertinggi terdapat pada m'mggis daerah Puspahiang dan terendah pada manggis dari Kaligesing, diduga disebabkar. oleh perbedaan jumlah curah hujan, kmdungan karbohidrat dam tanman dan pH tanah antar kedua daerah tersebut. Asa~n total tertitrasi berkorelasi positif dengan kandungan karbohidrat daun d m berkorelasi negatif dengap pH tanah serta jumlah curah hujan saat pcrkembangan buah.

Page 5: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

HUBUNGAN AGROKLIMAT DENGAN FENOFlSlOLOGl TANAMAN DAN KUALlTAS BUAH hrlANGGlS Dl LIMA

SENTRA PRODUKSI Dl PULAU JAWA

Endang Gunawan

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelat

Magister Sains pada Program Studi Agronomi

PROGRAM STUD1 AGRONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 6: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Judul Tzsis : Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi Tanaman dan Kualitas Buah Manggis di Lima Sentra Produksi di Pulau Jawa

Nama : Endang Gunawan NT : A351020341 Progranl S:udi : Agronomi

Disetujui

1 . Ko~nisi Pembimhing

. Ir. Roedh). Poerwanto.MSc Ketua

Prof. Dr. Ir. Sri Setyati Hariadi. h4Sc Anggota

Diketahui

,,,,a s, ,

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS '. 0 Prof:+: '\

Tanggal Ujian : 16 November 2006 Tanggal Lulus : JAN 2007

Page 7: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

KATA PENGANTAR

Puji syukur All?a~ndulillah penulis panjatkzn ke liadirat Allah SWT, karena

atas rahrnat dan hidayat-Nya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Penelitian ini dibiayai oleh Program Riset Unggulan Strategis

Nasional (RUSNAS) melalui Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, LPPM-IPB.

Pada kesempatan ini pe~lulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus

dan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Roedhy Poerwanto, MSc dan Prof Dr.,Ir. Sri Setyari ijarjsdi,

MSc., selaku komisi pembimbing, atas segala bimbingan, masukan, saran dan

kritik yang sangat berarti bagi penulis selama pelaksanaan penelitian dan

penulisan karya ilmiah ini.

2. Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MSi., atas kesediaannya sebagai dosen penguji

1uar kolnisi dan atas semua saran serta masukannya.

3. Dr. Ir. H. Sobir, MSi, selaku kepala Pusat Kajian Buah-buahan Tropika

LPPM-IPB atas izin, bantuan, fasilitas dan dorongan moril dalam

peilyelesaian studi S2 penulis.

4. Staf dosen dan peneliti di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika LPPM-IPB Prof.

Dr. Ir. Hj. Syafrida Manuwoto, MSc., Ir. Hj. Yayah K. Wagiono, MEc., Dr. Ir.

Sriani Sutjiprihati, MS., Dr. Ir. Darda Efendi, MSi., Dr. Ir. Winarso D.

Widodo, MS., Dr. Ir. M. Firdaus, MSi., Ir. Ivone 0. Sumaraw, MS. dan Willy

Bayuardi, SP., MSi, atas segala diskusi, bantuan dan dukungan yang telah

diberikan.

5. Rekan Staf peneliti dan karyawan di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika

LPPM-IPB Kusuma Darms SP., MSi.,., Heri Harti SP., Naekman Naibaho,

SP., Rena Destriani Amd, Rika Lesmawati, Amd., Sulasih SP., dan M.

Syafmdin atas segala batuan, dorongan moril dan keramahtamahannya.

6. Keluarga Bapak H. Sayuti, Bapak Ade Sugema, Bapak Ayi, Bapak

Sastrosupardi (Alm) dan Bapak Arif, atas segala izin, bantuan fasilitas

pemakaian kebun manggisnya sebagai bahan penelitian penulis.

Page 8: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

7. Bapak Sulaeman, Bapak H. Tbramsyah, BA dan Bapak Baisuni serta seluruh

karyawan Kebun Percobaan Tajur d a ~ ~ Pasirkudr? atas segala bailtuan dan

dukungan moril yang telah diberikan.

8. Rekan-rekan penelitian manggis, Ir. Liferdi, MSi, Ir. Lizawati, MSi, Eko

Setiawan SP., MSi., Sopiandi SP., MSi. dan Juanasri SP., MSi., atas

kebersamaan, suka-duka dan diskusinya selama penelitian berlangsung,

semoga pengetahuan yang telah kita peroleh dapat bermanfaat.

9. Rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Program Studi Agronomi angkatan

2002, atas segala kebersamaannya dalam menuntut illnu di pescasarjana IPB.

10. Kedua -orang tua Bapak Warsan Tedjasukmana, Mamah Tuti dan seluruh

keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepads penillis.

11. Istri tercinta Ratnasari SP., dua sejoli te rsqa~lg M. Aqsha Assyada Gunawan

dan Sylmi Jasmina Chaimnisa atas pengorbanan, ketulusan, kesabaran dan

pengertian yang telah diberikan selanla ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama

pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan fihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2007

Page 9: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 14 Maret 1977

dari ayah Warsan Tedjasukrnana dan ISu Tuti. Penulis merupakan anak keempat

dari einpat bersaudara.

Tahun 1999 penulis lulus Sarjana Pertanian dari Program Studi

Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tahun 2000-2002

penulis sempat bekerja di PT. Multi Benih Unggul Indonesia Jakxta sebagai

agronomis. Sejak Maret 2003 hingga saat ini bekerja di Pusat Kajian Buah-buahan

Tropika LPPM-IPB sebagai staf peneliti.

Bulan Juli 2002 peilulis diterima di Program Studi Agronomi pada

Sekolah Pascasarjana (S2) IPB.

Page 10: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

DAFTAR IS1

Halaman ... DAFTAR TABEL ........................................................................................... 111

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iv

L a t a Belakang ................................................................................... 1 . . Tujuail Penelltian .......................................... :: ...................................... 4 . .

Manfaat Pe~lelitian ................................................................................ 4

Hipotesis .............................................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5

Botani manggis .................................................................................... 5

.......................................................................... Fenofisiologi Tananlan 6

.......................................... Kebutuha Agroklimat Tanaman Manggis 11

............................................................ Produksi Manggis di indonesia 14

................................................................. Kualitas Manggis Indonesia 16

BAHAN DAN METODE ................................................................................. 21

Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 21

Bahan dan Alat .................................................................................... 21 . .

Metodologi Penelltian ........................................................................... 21

....................................................................... HASIL DAN PEMBAHASAN 27

PEMBAHASAN UMUM ................................................................................. 51

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 73

Kesimpulan ......................................................................................... 73

Saran .................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

LAMPIRAN .................................................................................................... 79

Page 11: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

D A K A R TABEL

No . Teks Halaman

1 Waktu Panen Tanaman Manggis di Beberapa Sentra Produksi Manggis Indonesia ................................................................ 14

2 Kriteria mutu produk pertanian ................................................................ 16

3 Indeks kemasakan buah manggis ............................................................... 18

4 Posisi geografi dan keiinggian tempat lima sentra produksi manggis ....... 27

5 Sebarnn buuln basah dan kering serta curah hujan rata-rata di lima sentra produksi manggis Tahun 2003-2005 ............................... 28

6 . Keadam suhu maksimum dan minimum di lima sentra produksi manggis ....................................................................................... 31

7 Karah~eristik fisik dan kelas tanah di lima sentra produksi manggis ........ 32

8 Kandungan Hara makro primer tanah di lima sentra produksi pada saat tanaman berbunga tahun 200; ................................................ 33

9 Periode trubus dan dormansi tun= di lima sentra produksi tahun 2004 .. 37

......... 10 Periode keluar kuncup bunga dan anthesis di lima sentra produksi 40

11 Periode Pertumbuhan dan perkembangan buah serta panen manggis di lima sentra produksi ............................................................................... 43

12 Produktivitas tanaman manggis di lima sentra produksi tahun 2003-2005 ........................................................................................ 46

13 Jumlah Bunga. persentase bunga rontok dan jumlah fruitset pada ................................................. tanamm manggis di lima sentra produksi 46

14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra produksi ................................ 48

15 Persentase buah yang dihasilkan berdasarkan kelas super. A. B. C dan D di lima sentra produksi ............................................................................... . 4 9

16 Penampakan buah dan kandungan kimia buah manggis di lima sentra produksi ........................................................................................... 50

Page 12: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

DAPTAR GAMBAR

No . Teks Halaman

1 Pola penyebaran curah hujan di lima sentra produksi manggis pulau Jawa pada tahun 2003-2005 .............................................................. 29

2 Keadaan suhu maksimum-minimum dan kelembaban udara harian rata-rata di lima sentra produksi manggis ................................................................. 31

3 Fenologi tanaman manggis di Leuwiliang. Wanayasa dan Puspahiang tahun 2003-2005 35

4 Fenologi tanaman manggis & Kaligesing dan Watulimo tahun 2003-2005 ..................................................................................... 36

5 Perubahan kandungan hara NPK daun dan karbohidrat daun tanan~an manggis di lima sentra produksi ................................................... 39

6 Hubungan antara periode perkembangan kuncup bunga san~pai anthesis dengan kandungan N. P daun dan karbohidrat daun ................................ .... 41

7 Pertumbuhan buah manggis sejak anthesis sampai siap panen .................. 43

8 Hubungan antara diameter buah manggis dengan kandungan P daun ......... 44

9 Hubungan antara persentase jumlah bunga dan buah muda yang rontok dengan kandungan karbohidrat daun dan hara K daun ................................ 47

10 Kalender manajemen tanaman manggis di Leuwiliang ............................... 60

1 1 Kalender manajemen tanaman manggis di Wanayasa ................................ 64

12 Kalender manajemen tanaman manggis di Puspahiang ............................... 66

......................... 13 Kalender manajemen tanaman manggis di Kaligesing ; ..... 68

14 Kalender manajemen tanaman manggis di Watulimo ................................ 71

Page 13: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk pcubah periode trubcs, periode dorrnansi tunas, periode kuncup-a~rhesis, periode

........................ anthesis-buah rnatang pada tahun 2004-2005 ................ .. 79

2 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah bobot bagian buah manggis dan praduktivitas tanaman tahun 2003/2004 dan tahun 200412005 ................................................................................... SO

3 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah fisik dan kimia ...................................................... buah manggis di lirna sentra produksi 8 1

4 'I abel matriks korelasi antara produktivitas tararnan, jumlah bunga & buah rontok, periode akhir panen-awal trubus, periode kuncup-anthesis, diameter buah, kemulusan kulit buah, padatan total terlarut, asarn total tertitrasi, N daun, P daun, K daun dan karbohidrat daun ................................................................................. 82

5 Tabel matriks korelasi antara produktivitas tanaman, periode dormansi tunas, jumlah bunga & buah rontok, kemulusan kulit buah, jumlah curah hujan, pH tanah dan kandungan P tanah ................................................................................. 83

6 Tabel Rataan kandungan hara NPK daun : karbohidrat daun dan CM rasio daun tanarnan manggis di lima sentra produksi saat anthesis .................... 84

Page 14: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) mempakan salah satu buah tropika

yang lnemililti kekhasan dari segi bentuk dan rasa, sehingga literature lama

menyebutnya sebagai "gueen of Tropical Fruirs ". Keunikan dan kekhasan buah

manggis baik dari segi beniuk maupun rasan)-a menjadi daya tarik konsumen

sehingga menyebabkan permintaan terhadap buah manggis tetap ada dan

cenderung meningkat. Hal ini dibuktikan denzan adanyaepeningkatan volume

ekspor manggis Indonesia dari ,1808 ion pada tahun 1997 menjadi 6012 ton pada

September tahun 2005 (BPS, 2005). Sejak tahun 1989, manggis merupakan salah

satu andalan ekspor buah Indonesia, dan mulai tahun 2000 hingga tahun 2004

buah ini menempati urutan pertama dalam ha1 volun~e ekspor buah segar

Indonesia (BPS, 2004).

Sampai saat ini buah manggis yang beredar di pasar, baik domestik maupun

untuk kebutuhan ekspor berasal dari tanaman manggis rakyat yang beracia dalam

hutan campuran. Hutan campuran yang berisi tananlan manggis tersebut tersebar

di beberapa wilayah Indonesia mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan,

Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Keberadaan tanaman manggis pada hutan

campuran umumnya berupa tanaman w-arisan yang tumbuh tanpa input budidaya.

Dengan kondisi tersebut, produktivitas dan halitas manggis Indonesia masih

rendah bahkan di beberapa sentra produksi serinz kali terjadi penurunan produksi

dan kegagalan panen. Pada tahun 2004 produksi manggis Indonesia 621 17 ton,

turun sebesar ?I%, yaitu kurang lebih 16956 ton dari total produksi tahun 2003

(Ditjen.Hortikultura, 2005). Tahun 2004. volume manggis yang masuk pasar luar

negeri hanya 5,45% dari total produksinya berbeda' dengan tahun sebelumnya

yang nlencapai 8,20% (FAO, 2004). Walaupun demikian, setiap tahun sejak tahun

1992 sampai saat ini Indonesia manlpu mengekspor manggis secara kontinyu pada

rnusimnya.

Indonesia mampu mengekspor manggis secara kontinyu sepanjang tahun,

karena awal dan masa panen dari masing-masing sentra produksi berbeda antara

satu dengan lainnya. Menurut data Direktorat Tanaman Bua!l-Ditjen Bina

Page 15: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Prod.Horti (2003) untuk beberapa selitra di Pulau Sumatra seperti I~idaragiri Hulu,

Indaragiri Hilir, memiliki waktu panen yang lebiih awal (Sulan Juni - Desember)

dibandingkan sentra produksi lain seperti Bogor, Purwakarta, Tasiknlalaya,

Purworejo, Trenggalek (bulan November - April) dan Kabupaten Lima Puluh

Kota (Januari - Mei).

Selain waktu awal panen yang berbeda-beda, kualitas buah manggis yang

dihasilkan pada berbagai sentra tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda.

Buah manggis daerah Leuwiliang Bogor berukuran sedang (90 - 110 gram per

butir) kulitnya millus licin, tapi rasanya kurang manis. Sedangkan buah manggis

daerah Kaligesing'Purworejo berukuran relatif sama dengan manggis Leuwiliang,

kulitnya kurang mulus kadang berburik tapi rasanya mailis. berbeda dengan buah

manggis dari daerah Puspahiang Tasikrnalaya, ukurannya besar 120 - 200 gram

per butir dengan kulit yang mulus licin den rasanya manis (Waluyo, 2003).

Menurut beberapa eksportir, kriteria manggis untuk ekspor salah satunya

ditentukan oleh negara tujuan ekspor. Misalnya kualitas manggis untuk tujuan

ekspor ke negara Asia Timur (Taiwan, Jepang dan Korea) harus memiliki kriteria

kulit mulus mengkilap tanpa burik, kulit tidak retaklmengeras kelopak hijau dan

lengkap, bobot buah minimum 100 gram d a ~ i tidak bergerah kuning, sedikit

berbeda dengan kriteria manggis ekspor tujuan negara Timur Tengah (Uni Emirat,

Arab Saudi, Kuwait dll) yang memberikan toleransi kualitas manggis minimal

memiliki bobot rata-rata 60 gram, kulit tidak 100% mulus maksimal burik 10%,

kulit tidak retaklmengeras, kelopak lengkap dan tidak bergetah kuning.

Menurut Direktorat Tanaman Buah-Ditjen Bina Produksi Hortikultura

(2002), karakteristik agroklimat dan tanah di selu:uh sentra produksi manggis

Indonesia beragam. Sentra-sentra produksi tersebut berada pada ketinggian 0-800

mdpl., dengan curah hujan rata-rata 20-450 mmlbulan, kelembaban udara'45-98%:

suhi udara 20-34'~, jenis tanah beragam (podzolik merah kuning, aluvial,

organosol, andosol, latosol, regosol, litosol, dan rendzina) dan pH tanah berkisar

antara 3-7.

Perbedaan awal w k t u panen, periode musim panen dan kualitas buah yang

terjadi di masing-masing sentra produksi diduga disebabkan oleh adanya

perbedaan karakteristik tanah dan agroklima! yang spesifik di setiap sentra

Page 16: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

produksi. Berdasarkan letak garis bujur t e m ~ a f sentra tersebilt berada, semakiu ke

barat waktu panen manggis lebih awsl dibandingkan wakru paneii di wiiayah

sebelah timurnya. Namun perkiraan awal dan periode panen suatu daerah yang

berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya seringkali tidak tepat. Diduga

faktor agroklimat berpe~lgan~h terhadap waktu panen manggis. Seperti tanaman

buah tropika lainnya, pembungaan tanaman manggis diduga dipengaruhi oleh

periode kering sebelumn!.a. Menurut Paul1 and Nakasone (1998) tanaman

manggis berbunga setelah mengalami keadaan musitn kering selama 15-30 hari.

Pola produksi dan produktivitas tanaman berhubungan erat dengan

fenofisiologi tanaman. Fenofisiologi merupakan siklus pertumbuhan dan

perkembangan tanaman .yan$ berhubungan erat dengan fisiologi intcnral tarlarnan

yang dipengaruhi faktor iklim 1iGlcungan tumbuhnya. Faktor lingkungan tanaman

akan mempengaruhi proses fisiologi yang terjadi pada tanaman yang diwujudkan

oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur iklim yang diduga

berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman antara lain adalah suhu udara,

kelembaban udara, curah hujan, panjang hari dan intensitas cahaya. Proses

fisiologi yang diduga mempengaruhi perubshan fenologi tanaman antara lain

adalah kandungan hormon, nitrogen, karbohidrat dan nisbah C/N yang terdapat

pada tanaman (Samson, 1986).

Hasil penelitian yang mengemukakan hubungan karakteristik agroklimat

dengan fenologi tanaman dan kualitas buah manggis di berbagai sentra produksi

manggis di Indonesia masih terbatas. Akibatnya informasi periode produksi, awal

panen dan karakteristik kualitas manggis dari berbagai sentra produksi di

Indonesia masih kurang. Informasi ini sangat penting bsgi pengembangan

produksi manggis secara komersial dan untuk eksportir manggis. Penelitian untuk

., mengetahui hubungan antara karakteristik agroklimat dengan fenofisiologi

tanaman dan kualitas buah dari setiap sentra produksi penting untuk dilakukan

sehingga dapat diperoleh infom~asi yang berguna bagi pengembangan manggis

Indonesia

Page 17: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Tujuan Penelitian

Penelitian iili merupakan observasi lapang di lima sentra produksi manggis

puiau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah:

I . Mengetahui hubungan agroklimet dengan fenofisiologi tanaman.

2. Mengetahui hubungan agroklimat dengan produktivitas tanaman.

3. Mengetahui hubungan agroklimat dengan kualitas buah manggis.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah:

Mengestimasi saat panen buah secara tepat berdasarkan awal hujan

setelah periode kering.

a Mendapatkan karakteristik kualitas buah terbaik berdasarkan

karak2eristik agroklimat di lima sentra produksi.

a h4endapatkan data awal untuk masukan dan perbaikan manajemen kebun.

Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

a Turunnya hujan setelah periode kering menentukan awal keluar kuncup

bunga yang selanjutnya menentukan awal panen.

Lama periode kering menentukan produktivitas tanaman

a Intensitas periode kering menentukan produktivitas tanarnan.

a Agroklimat menentukan produktivitas tanarnan dan kualitas buah

manggis.

Page 18: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Manggis

Ylanggis dan Kerabatnya

Tanaman manggis termasuk dalam famili Guttiferae yang memiliki getah

kuning. Kerabat dekat manggis dalam satu famili meliputi : Cratoxylon celebicum

EL.. C. !andestiant;n7 MQ., C. ceneatuni MQ., C. fornzasum EL., C. galancum

I;honii, C. inophyllun7, C. poIyanthum Khorth, Mesua ferrealinn, Marninae hook

F . (Heyne, 1987). Kerabat dekat tanaman manggis dalam satu genus antara lain

Gurciniu dulcis, (3.' celebicu, G. subellipricu, G. porrecra, G. fruticosa, G.

pqgilfolia, G. nervosa dun G. parvivoliu (Verheij dan Coronel, 1997; Ileyne,

1987). Menurut Reza el al. (1994) kerabat manggis mencapai 400 species dan

yang dapat dimanfaatkan buahnya hanya terdiri dari 40 species. inanggis

merupakan allotetraploid dazi persilangan antara G. homroniana x G.mc.lacensis

(Veli1ei.i dan Coronel, 1997).

4lorfologi Tanaman Manggis

Manggis rnerupakan tanaman pohon berkayu keras dengan tinggi pohon

maksimum 20 meter. Batang lurus mengecil ke arah ujung yang berakhir dengan

rajuk yang berbentuk kerucut. Percabangan tersususn dalam pasangan yang

berselang seling, muncul dari batang dengan sudut lancip, yang kemudian rnenjadi

horizontal atau nlenggantung. Seiuruh bagian tanaman dapat mengeluarkan getah

kuning yang lengket dan kental (Soenarjono, 1997; Verheij dan Coronel, 1997;

Samson, 1986).

Daun manggis berhadapan menyilang dan pada pasangan daun teratas

tangkainya menutupi kuncup tenninalnya. Lembaran daun berbentuk lonjong

berukuran ( I5 - 25) cm x (7 - 13) cm, menjangat dan tebal, pinggirannya rata dan

bagian ujungnya loncos (Cuspidate). Lembaran daun sebelah bawah berwarna

hijau kuning dengan urat tengah yang berwama hijau muda, menonjol pada kedua

belah daun dan memiliki banyak urat samping yang menonjol dan berjarak sama

[Verheij dan Coronel, 1997). Daun pada keseluruhan tajuk tanaman manggis

selalu berwarna hijau (evergreen).

Page 19: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Perakaran manggis sangAt jdek dan sedikit, tidak mempunyzi bulu akar

dengan pertumbuhan akar yang sangat lambat. Perakaran rnudah rusak dan mudah

terganggu akibat lingktlngan yang kurang menguntungkan, sehingga luas

pem~ukaan kontak antara akar dan media tumbuh menjadi sempit (Cox, 1989

dulunl Poerwanto el al., 1995).

Bunga mangggis muncul dari ujung pucuk yang tua. Calon bunga muncul

dalaln bentuk bengkakan besar di ujung ranting. Kuncup bunga memerlukan

waktu kurang lebih 25 hari sampai bunga mekar (anthesis) dan buah akan matang

sekitar 100 - 123 hari setelah untlresis. Bunga berada di ketiak dauil, dengan dam

kelopak dan daun mahkota berjumlah 4 - 5 helai. Bunga memiliki jumlah benang

sari yang bervariasi dan bersifat rudinzenfer. Tangkai sari tersaru rnenjadi satu

tiang tengah dengan membentuk 4 - 5 berkas. Putiknya mengecil atau tidak ada

sama sekali. Buah manggis berbentuk buah huni, berbiji 2 - 4 butir. Bijinya besar

terbungkus oleh arilus yang berisi sari buah berwama putih bersih, embrionya

berupa massa yang padat yang hanya tersusun atas hipokotil, sedangkan keping

bijinya tidak ada (Verheij dan Coronel, 1997).

Asal Usul dan Peryebaran Tanaman Manggis

Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropis yang diduga berasal

dari daerah Semenanjung Malaya, dengan pusat sumber plasma nutfah terdapat di

Malaysia dan Kalimantan Timur (Soenarjono, 1997). Pada awalnya,

pembudidayaannya hanya terbatas di Asia Tenggara, yaitu Myanmar, Kamboja,

Thailand, Filipina, Indonesia sampai ke Papua New Guini (Seonarjono, 1997:

Verheij dan Coronel, 1997). Dalam waktu dua abad terakhir tanaman ini sudah

tersebar ke negara - negara tropik lainnya termasuk Srilangka, India Selatan,

Amerika Tengall, Brazil dan Australia, sekarang ini di negara Australia tersebut

terdapat kebun - kebun manggis dalam skala komersial.

Fenofisiologi Tanaman

Fenofisiologi berasal dari gabungan fenologi dan fisiologi. Fenofisiologi

tanaman dapat diartikan sebagai serangkaian gejala alamiah penampakan bentuk

yang diperlihatkan tanaman yang berhubungan erat dengan proses dan fungsi

Page 20: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

yang terjadi dalam tubuh tanaman yang dipeoearuhi oleh keadaan lingkungan

klimatologis.

Studi fenofisiologi pada tanalnan buall-buahan sangat penting dilakukan

oleh pihak yang berkepentingan pada tanaman buah. Pemahaman terhadap

fenofisiologi digunakan dalam ha1 pengelolaan kebun tanaman buah, supaya

jadwal pemupukan, pemangkasan, irigasi dan manipulasi tanaman lainnya dapat

dilakukan secara tepat (Sauco, 1996; Nicols, 1996). Studi fenofisiologi mulai

banyak dilakukan pada tanaman buah-buahan tropika seperti, advocad (Whiley et

al., 1988 dalam Whiley er rrl., 20029, duku (Norlia, 1996), mangga (Cull, 1991

dalam Litz, 1997)

Fenologi

Fenologi merupakan bagian dari ekologi yang mempelajari hubungan

antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan keadaan lingkungan

meteorologis dan klimatologis. Verheij dan Coronel (1997) mendefinisikannya

sebagai suatu rangkaian peristiwa tahunan mulai pertumbuhan pucuk yang

serempak, keadaan tak aktif, pembungaan, pembuahan da r l u ~ h n y a daun pada

suatu lingkungan tertentu. Pada advokad, studi fenolngi mempaksn suatu

pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan strategi dalam

meningkatkan penampilan dari cabang tanaman buah-buahan kearah yang lebih

baik. Tujuan akhir dalam mempelajari fenologi adalah menjaga keseimbangan

antara pertumbuhan vegetatif dan generatif, membatasi vigor vegetatif yang

berlebihan untuk mendorong kearah pembentukan buah yang lebih besar (Whiley

et al, 1988 dalam Whiley et al., 2002).

Kondisi iklim tahunam yang bervariasi mempengaruhi fenologi, berbagai

ha1 yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan perhitungan aplikasi hara,

air, hormon tumbuh tanaman dan manipulasi ..kanopi melalui pemangkasan

(Whiley and Searle, 1996).

Trubus dan Dormansi Tunas

Trubus ~nerupakan stadia pertumbuhan tunas yang dimulai dari pecah

tunas sampai dengan perkembangan tunas mencapai daun berukuran maksimum.

Page 21: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Tertumbuhan pucuk tanaman dimulai dengan pembelahan sel-sel meristem pada

titik tumbuh. Semakin cepat proses pembelahan sel terjadi, akan semakin cepat

pula pertumbuhan (Weaver 1972) sehingga semakiii banyak terjadi trubus.

Pada tanaman tropika siklus tmbus tanaman sangat beragam. Dalam satu

tahun dapat terjadi satu sampai beberapa kali trubus. Lama pertumbuhan dan

perkembangan trubus dapat terjadi dalam beberapa nlinggu sampai beberapa

bulan, dan interval antara pertumbuhan trubus juga berbeda-beda antara lain

teryantung spesies, kultivar dan posisi percabangan tanaman (Kramer dan

Kozlo\vsski, 1979). ...

Pada fanaman mangga, Whiley el aL(1996)- dalcrrn Litz (1997)

menyebutkan pertumbuhan dan perkembangan trubus sejak keluar kuncup sampai

daun de~vasa menggunakan waktu selama 2-3 bulan, tergantung kultivar dan

keadaan iklim. Selanjutnya Liferdi (2000) melaporkan periode trubus pertama

untuk rambutan Lebak Bulus dan Binjai 35 hari, Rapiah 36 hari dan Gamda 39

hari. Tanaman advokat, waktu yang diperlukan untuk perturnbuhan dan

perkembangan kuncup sampai daun dewasa berukuran maksimum kurang lebih 30

hari (Scora et al., 2007 dalam Whiley ei al., 2002). Hidayat (2002), melaporkan

periode tmbus pada tanaman manggis adalah 34,7 hari pada tanaman berumur 2

tahun, 33,3 hari pada tanaman 4 tahun dan 49,2 hari pada tanaman 8 tahun.

Frekuensi terjadinya trubus pada tanaman manggis tergantung umur

tanaman. Dalam kurun waktu satu tahun, tanaman manggis muda mengalami

enam kali tmbus sedangkan tanaman dewasa hanya menghasilkan satu sampai dua

kali trubus (Yacoob & Tindall 1995). Pada kondisi terkontrol intervaI trubus

setiap 40 - 45 hari selama 18 bulan pertama (Downton et a1 1990). Hidayat (2002)

menyatakan bahwa sebelum bercabang, bibit manggis dapat menghasilkan 5 - 6

kali trubus per tahun dan pada tanaman manggis dewasa umur 8 tahun hanya

menghasilkan 2 kali trubus .

Dormansi tunas pada tumbuhan berkayu adalah suatu periode dimana

jaringan atau organ yang mengandung meristem tidak tumbuh atau mengalami

masa istirahat pada saat-saat tertentu (Lang 1994). Pertumbuhan yang terhenti

hanya dinilai secara visual, padahal mungkin saja pada organ atau jaringan

Page 22: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

tersebut n~asih berlangsung proses akumulasi senyawa-senyawa organik tertentu

atau terjadi perubahan struktur mikroskopik (Lang, 1994).

Masa dormansi tunas pada tanaman buah-buahan Gerbeda sat11 dengan

lainnya. Psrbedaan ini selain dipengaruhi oleh perbedazn spesies juga oleh

kultivarlvarietas, umur, dan keadaan lingkungan (Verheij dan Coronel, 1997).

Dormansi runas pertama pada tanaman rambutan berlansung selama 45 hari untuk

varietas Binjai, 37 hari ulltuk -mietas Rapiah, 48 hari untuk varietas Garuda dan

39 hari u n ~ k varietas Lebak Bulus (Liferdi, 2000).

Penelitian Hidayat (2002) menunjukkan bahwa periode dorman lebih

panjang daripada periode trubus. Periode dorman tunas pada tanaman manggis

juvenil lebih pendek dibandingkan tanaman yang sudah d k a s a . Hidayat (2002)

melaporkan periode tanaman manggis berumur 2 tahun adalah 75,3 hari, manggis

umur 4 tahun selama 84 hari dan manggis umur 8 tahun 132 hari.

Hasil penelitian Hidayat (2002) menunjukkan pertumbuhan tanaman

manggis yang lambat disebabkan oleh panjangnya siklus trubus dan silclus cubu us

yang panjang disebabkan oleh periode dormansi tunas yang lama. Semakin tuz

umur tanarnan manggis asal biji pertumbuhannya semakin lambat. Periode

dormansi tunas berhubungan dengan aktivitas fisiologi tanaman seperti, laju

fotosintesis. daya hantar stomata dan laju transpirasi dan kandungan zat endogen

seperti fitohom~on, karbohidrat dan status hara.

Di daerah tropis, trubus biasanya berlangsung pada musim hujan dan

dormansi runas terjadi pada musim kemarau. Namun demikian pada musim

kemarau, m b u s dimungkinkan terjadi jika air tersedia atau ada upaya untuk

menghindarkan dormansi dengan tindakan budidaya seperti perompesan,

pengeringan diikuti dengan pengairan dan aplikasi zat pemecah dormansi (Erez,

2000).

Pembungaan dan Pembuahan

Pada tanaman tingkat tinggi terdapat empat tahap dalam proses

pembungaan berlangsung, yaitu induksi bunga atau evokasi, differensiasi bunga,

pendewasaan bagian bunga dan anthesis (Sedgley and Griffin, 1989). Lang (1952)

dalam Poenvanto (2003) inemisahkan proses pembentukan bunga menjadi 4

tahap: 1 ) induksi bunga, diferensiasi primordia bunga, 2) penyusunan Iorgznisasi

Page 23: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

bunga, diferensiasi bagian-bagian bunga sera* indi\.idu. 3) pematangan bunga,

yang terjadi bersamaaan dengan proses pertumbuhan bagian-bagian bunga. 4)

anlhesis atau bunga n~ekar.

Tahap induksi bunga dinyatakan sebagai tahap perubahan dari fase

vegetatif ke fase reproduktif. Induksi bunga merupakan fase yang paling penting

dalam proses pembungaan. Pada fase ini terjadi pembahan fisiologis dan biokimia

pada mata tunas sedangkan secara morfologi belum terjadi perubahan secara

visual. Induksi bunga dapat dideteksi melalui peningkatan sintesis asam nukleat

dan protein yang dibutuhklul untuk pembelahan.dan diferensiasi sel (Sedgley and

Griffin, 1989). Berbagai faktor berperan dalam induksi pembungaan, yaitu: 1)

faktor ekstemal, ialah suhu, stres air dan panjan~ hari, 2) fzktor irlteinal, ialah

kandungan nitrogen, karbohidrat, asam amino dan hormon, serta 3) faktor

manipulasi manusia, seperti g i d l i ~ i g i n g i pemangkasan, pengeringan,

peinangkasan akar, pelengkungan batang dan pemberian ZPT (Poerwanto, 2003).

Inisiasi bunga n l e ~ p a k a n pembahan morfologi pertama yang dapat

dideteksi pada kuncup tunas, yaitu dengan terbentuknya kubah apeks. Selama

inisiasi bunga berlangsung pada bagian intei~ial terjadi diferensiasi bagian-bagian

bunga. Pada tanaman buah seperti Jeruk. apel. mangga dan rambutan diferensiasi

bunga dimulai dengan perubahan bentmk apeks dari kerucut menjadi kubah.

Kubah akan tems mendatar dan kemudian primordia sepal terbentuk di sisi

luarnya. Kemudian diikuti pembentukan primordia petal, pembentukan tangkai

sari dengan kantong sarinya dan selanjutnya terbentuk pistil (Poerwanto, 2003).

Pada tanaman manggis Rai (2004) melaporkan diferensiasi bunga manggis terjadi

4 hari setelah akhir induksi. Pada pangkal tunas terbentuk primordia bunga berupa

masa kompak berbentuk bulat panjang.

Peristiwa mekarnya bunga dikenal dengan anthesis. Pada saat itu terjadi

1) ekspansi petal dan tangkai sari yang memerlukan pembesaran.se1 dari organ

tersebut, 2) tangkai sari memanjang, kantong sari membelah dan menyebarkan

tepung sari ke luar, 3) kepala putik siap dan menjadi reseptif terhadap tepung sari.

Faktor lingkungan berpengaruh terhadap membukanya bunga. Gazit and Degani

(2002) dalam Whiley et al., (2002) menyebutkan cuaca yang berawan dapat

menunda mekarnya bunga advokat selama beberapa meliit sampai 1 jam. Selain

Page 24: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

itu temperatur dan curah hujan berpengrruh terhadap proses mekar d m

tnenutupnya bunga (Sedgley and Griffin, 1989).

Pada tanaman manggis muda, munculnya bunga berlangsung satu sampai

dua kali dalani setahun. Bunga - bunga muncul dari ujung pucuk yang yang tua,

calon bunga muncul dalam bentuk bongkahan besar di ujung ranting. Pada tahap

ini, kuncup bunga niemerlukan waktu sekitar 25 hari sampai bunga mekar atau

anthesis (Verheij dan Coronel, 1997).

Tidak semua kuncup bunga dapat tun~buh dan berkembang mencapai

anthesis dan membentuk buah. Tidak hanya kuncup bunga, bunga yang mekar

penuh maupun buah muda dapat gugur. Jumlah buah yang masih tersisa sesudah

periode gugur disebut fruit set. Gugur bunga dan buah muda pada buah-buahail

tropis sangat tinggi. Berbagai penelitian menyrbutkan pada jeruk,fruit sd hanya

mencapai 0,l-3,5%, pada mangga 2%: rambutan 2-3%, sedangkan pada ape1 di

daerah temperate ~nencapai 5-15%. Pada manggis sampai saat belum ada laporan

persentase fiuit set. Poenvanto (2003) menyebutkan beberapa faktor penyebab

gugur bunga dan buah muda, antara lain: 1) psngaruh hujan, 2) kekeringan, 3)

panas yang ekstrem, dan 4) kompetisi diantara organ yang berkemhang.

Periode pertumbuhan dan perkembangan buah sampai buah matang

fisiologis berbeda, tergantung spesies dan kultivar. Pada mangga, buah yang

mencapai,fiuif set dapat dipanen setelah 3-5 bulan setelah anthesis (Crane et al.,

(1 997) dalanz Litz (1 997), pada Rambutan 3-4 bulan setelah anthesis (Verheij d m

Coronel, 1997), pada Advokat 8-17 bulan setelah anthesis (Wolstenholme, 2002

dalam Whiley et a/., 2002). Sedangkan pada manggis 3-4 bulan setelah anthesis

(Verheij dan Coronel, 1997). Di Indonesia, buah manggis matang fisiologis 104

hari setelah anthesis (Satuhu, 1997).

Kebutuhan Agroklimat Tanaman Manggis

Ketinggian Tempat d a n Keadaan Tanah

Manggis merupakan salah satu tanaman tropik basah. Pada berbagai

sentara produksi, tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah sampai

ketinggian 800 meter diatas permukaan lau; (dpl) yang mempunyai tipe iklim A

Page 25: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

(basah). Tanaman manggis seringkali tumbuh berasosiasi dengan tanaman durian

dan duku (Soenarjono, 1997).

Karakieristik tanah yang disukai tanaman manggis ada!ah j- -nis tanah

porous, gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi dengan pH tanah 5

- 7 dan cenderung toleran terhadap pH rendah di lahan gambut. Kondisi tanah

tanaman rnanggis membutuhkan kondisi tanah yang lembab tetapi tidak tergenang

(Paull and Nakasone, 1993).

Curah Eiujan

Curah hujan yang merata antara 1000 - 1500 rnm per tahun dengan 10

bulan basah dalam setahun sangat disukai tanaman manggis. Udara yang lembab

(> 80 %) dengan suhu 20 - 30 OC sangat menunjang pertumbuhan tanaman

manggis (Soenarjono. 1997; Tirtawinata et al, 1995). Sejauh ini tanaman manggis

yang produktif di Indonesia, tersebar di berbagai tempat pulau Jawa dan Sumatra

pada ketinggian 5 - 500 m dp, dengan curah hujan diatas 1000 mrn per tahun.

Curah hujan yring tinggi berhubungan erat dengan ketersediaan air di

daerah tersebut. Tanaman manggis muda dapat sangat terhambat pertumbuhannya

kalau kekurangan air. Stress air pada tanaman manggis dapat menimbulkan efek

pengecilan ukuran daun dan panjang tunas dalam waktu yang cukup lama.

Tanaman manggis membutuhkan air yang cukup terutama saat memasuki fase

generatif. Setelah terjadinya induksi pembungaan, pasokan air yang cukup sangat

diperlukan untuk rnendukung pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah

(Paull and Nakasone. 1998).

Cahaya Matahari

Daerah tropika dicirikan dengan berlimpahnya energi radiasi cahaya

sepanjang tahun. Adanya radiasi cahaya yang berasal dari matahari, akan

mempengamhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, contohnya dalam ha1

memproduksi makanan dan fase reproduktif tanaman (Suharsono, 2000). Namun

di daerah tropika, dengan melimpahnya cahaya matahari belum tentu memberikan

manfaat yang optimal karena secara umum ketersediaan cahaya matahari tersebut

terkumpul pada suatu periode yang pendek dan tidak merata. Menurut Baradas

(1979) dalam Suharsono (2000) energi cahaya matahari yang diterima daerah

tropika mungkin merup~kan faktor pembatas. Hal ini dijelaskaq karena pada saat

Page 26: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

musim hujan dimana pertumbuhan tanaman sedang berjalan optimal, justru

cahaya matahari tidak diterima secara optimal karena terhalang oleh adanya 9wan.

Menurut William end Yoseph (1970) dulam Suharsono (2000) kira-kira

hanya 2% saja dari energi matahari yang tersedia dapat dimanfaatken taneman.

dari total radiasi yang diterima daun 50% dipakai untuk fotosintesis. Titik

keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi, jumlah radiasi matahari yang

diperlukan sekitar 100 - 200 footcandle (0.015 - 0.03 cal/cm2/menit), khususnya

untuk daun-daun tananian yang langsung terkena radiasi matahari.

Kebutuhaii cahaya pada setiap tanaman di daerah tropika berbeda-beda

antara satu dengan laimya. Kebutuhan cahaya tanaman manggis berbeda dengan

tanaman tropika laimya. .Tanaman manggis tahan terhadap naungan dan

pertumbuhannya dapat berlangsung pada tingkat cahaya yang lebih rendah

dibanding tanaman lain. Bahkan tanaman manggis yang masih muda memerlukan

naungan, d a u ~ y a sangat peka terhadap sinar matahari lansung. Menurut

Lukitariati (1996) taraf naungan paranet 50% dan 75% memberikan pertumbuhan

bibit manggis yang paling haik dibandingkan naungan pada taraf 25% dan tanpa

naungan.

Titik kejenuhan cahaya pada bibit manggis (umur 8 bulan) tercapai pada

intensitas cahaya 700 pmol~lm21detik (Ramlan ef al., 1992) intensitas cahaya ini

diperoleh pada naungan 50%. Wiebel et al. (1992) juga melaporkan ha1 yang

sama pada tanaman manggis berumur satu tahun. Semakin dewasa tanaman

manggis, kebutuhan naungan semakin berkurang dan titik jenuh cahayanya

meningkat. Pada tanaman manggis dewasa sinar matahari penuh dapat

mempercepat masa awal produksinya (Verhei dan Coronel, 1997).

Suhu dan Keiembaban Udara

Setiap jenis tanaman tumbuh dengan baik dalam batas - batas suhu

tertentu. Tanaman manggis membutuhkan suhu optimum antara 25 - 3 5 ' ~ dengan

kelembaban udara lebih dari 80%. Keadaan suhu di bawah S'C dan di atas 38OC,

tanaman manggis tidak dapat bertahan hidup. Demikian juga suhu di bawah 2 0 ' ~

walaupun tanaman manggis dapat bertahan hidup, pertumbuhan tanaman menjadi

terhambat (Paul1 and Nakasone, 1998).

Page 27: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

P r ~ d u k s i Manggis di lndonesis

Sentra Produksi Manggis Indonesia

Tanaman manggis di Indonesia tumbuh menyebar di beberapa wilayah

Indonesia, nlulai dari dataran rendah sampai menengah (600 m dpl) dengan tipe

iklim basah. Beberapa sentra produksi manggis di Indonesia antara lain: Propinsi

Sumatra Barat, Jambi, Riau, Jawa Barat (Bogor, Punvakarta, Sukabumi,

Tasikmalaya), Jawa Tengah (Punvorejo), Yogyakarta (Kulon Progo), Jawa Timur

(Trenggalek, Malang Selatan, Banyuwangi), Bali (Bangli, Tabanan), Nusa

Tengara Barat (Lombok Barat) dan Maluku (Maluku Tengah) (Soenarjono, 1997).

Pola Panen Manggis Indonesia

Menurut Direktorat Tanalnan Buah Ditjen Bina Produksi Hortikultura

(2001) waktu panen manggis di seluruh Indonesia cukup panjang sekitar 11 bulan

terhitung mulai bulan Juni sampai Mei tahun berikutnya. Waktu panen yang

cukup panjang tersebut diduga karena pada beberapa sentra produksi terdapat

perbedaan waktu produksi dan panen. Selain waktu panen yang berbeda, di

beberapa sentra produksi terjadi dua kali produksi dalam satu tahun, sehingga

panen manggis menjadi kontinu dalam beberapa waktu (Soenarjono, 1997;

Verheij dan Coronel, 1997).

Tabel 1 Waktu Panen Tanaman Manggis di Beberapa Sentra Produksi Manmis Indonesia

"W

No. Provinsi KabupatedSentra Populasi Luas Bulan Panen produksi (pohon) Panen (ha)

1. Aceh Aceh Tenggara 5000 50 7 , s 2. Sumatra Utara Tapanuli Selatan 2700 27 1.2.10.11.12

Deli Serdang 45800 458 11.12 Labuhail Batu 12500 125 10.11 Langkat 3165 31.7 2.3.4

3. Sumatra Barat Pasaman 300 3 10.1 1 4. Sumatra Belitung* 39800 382 1.2.3

Selatan Lahat 11450 115 1.2 5. Riau Indragiri Hilir 95800 960 10.11

Bengkalis 1077100 10771 6.7.8

Page 28: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lanjutan Tabel 1

- No. Provinsi KabupatenfSentra Populasi Luas Bulan Panen

produksi (pohon) Panen (ha) 6. Jawa Barat Pandeglang* 10100 101 1.2.3.4.5.10.1

Tengah

Sumber : Direktorat Tanaman Buah, Ditjen Bina Prod.Horti, 2001

Berdasarkan keadaan tanaman manggis yang tumbuh alami tanpa

perneliharaan. produktivitas manggis di Indonesia sampai saat ini relatif ., rendah,

berkisar antara 30 - 50 kg per pohon. Jika dibandingkan dengan produktivitas

manggis di Malaysia dan India yang dapat mencapai 200 - 300 kg per pohon

(Verheij dan Coronel, 1997), produktivitas manggis di Indonesia sangat rendah.

Dengan keadaan agroklimat yang mirip dengan Malaysia, manggis Indonesia

memiliki potensi produksi yang tinggi, jika diusahakan dengan baik.

Page 29: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

KuaEtas Manggis Indonesia

Kramer dan Twigg (1970) dalanz Hariyadi (2000) mutu atau kualitas

adalah sesuatu yang membedakan produk satu dengan yang lain, terutama yang

berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen. Mutu atau kualitas

buah ditentukan pada saat panen. Pemanenan pada tingkat ketuaan dan waktu

yang tepat dengall cara yang benar akan menghasilkan buah berkualitas tinggi

(Sjaifullah, 1996). Panen terlalu cepat . . akan menghasilkan buah berkualitzs rendah

dan tidak akan matang dengan sempurnz meskipun ha!l diperam atau disimpan.

Sebaliknya, panen yang terlambat akan mempercepat penlbusukan. Secara umum ,

kriteria lnutu suatu produk psrtanian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kriteria Mutu Produk Pertanian

Kategori Mutu Kriteria

a. Mutu Visual Ukuran (dirnensi, bobot, Jan volun~e),

bentuk (rasio antar dimensi), warna

(keseragaman dan kecerahan), dan

kondisi umum (adaltidaknya

kerusakan dan kotoran)

b. Mutu Tekstur Kekerasan, keempukan, dan

kerenyahan

c. Mutu Flavor Rasa manis, rasa asan, intensitas rasa

pahit, rasa sepat (asirigency),

intensitas dan kualitas aroma

d. Mutu Gizi Kandungan karbohidrat, protein,

- lemak, vitamin, dan mineral

e. Mutu Fungsional Kandungan antioksidan, serat, asam

Iemak omega-3

f. Mutu Keamanan Bebas patogen dan toksin yang

membahayakan kesehatan manusia

Sumber : Hariyadi, 20u0

Page 30: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Sifat Fisik Buah Manggis

Salah satu penilaian mutu buah ! ang paling mudah dilakukan adalah dari

segi fisik. Menurut Sjaifullah (1996), wameter mutu secara fisik yang dinilai

adalah ukuran buah, warna kulit, warns daging buah, kekerasan, serta kesegaran

dan kebersihan kulit buah. Persyaratan rnutu buah manggis untuk ekspor lebih

diutamakan dari penampilan fisik buah daripada kandungan kimia (Satuhu et al. ,

1999)

Ukuran bush meru~akan kriteria penting, baik sebagai daya tarik . .c

konsumen maupun untuk keperluan penanganan dan pengolahan lanjutan. Seleksi

dan pengkelasan mutu berdasarkan ukuran merupakan ha1 yang sangat umum

dilakukan pada buah. Hariyadi (2000) mengemukakan ukuran biasanya

dinyatakan dengan salah satu atau kombinasi dari tiga parameter, yaitu :

1) dimensi, 2) bobot, dan 3) volunle. Dimensi produk pertanian meliputi panjang,

lebar, diameter, dan keliling dari produk )-ang diukur. Pada umumnya ada korelasi

yang baik antara dimensi dengan bobor. semakin besar dimensi produk maka

semakin besar pula bobotnya. Selanjutnya Satuhu (1999) mengelompokan buah

manggis ke dalam empat grade berdasskan diameter dan bobotnya, yaitu : 1)

grade super A (diameter 20,36 + 1,02 mm, bobot 135,14 + 15,44 g), 2) grade A

(diameter 18,70 5 0,96 mm, bobot 105,Sl + 12,l l g), 3) grade B (diameter 17,02

+ 0,61 mm, bobot 78,07 f 6,31 g), dan 4) grade C (diameter 15,58 + 0,25 mm, - bobot 62,30 + 2,83 g).

Wama kulit juga dijadikan kriteria untuk menentukan mutu buah manggis.

Indeks warna merupakan cara terbaik untuk mengukur tingkat kematangan buah.

Indeks warna kulit buah manggis dapar dilihat pada Tabel 3. Menurut Sjaifullah

(1996) rasa terenak didapat bila buah dikonsumsi setelah buah mencapai indeks

warna tertinggi atau satu tingkat dibawahnya.

Pematangan pada buah manggis ditandai dengan melunaknya kulit buah.

Buah yang masak dan siap dikonsumsi relatif lebih lunak dan kulitnya mudah

dibuka daripada buah yang belum marang. hlenurut Satuhu et al. (1999) kulit

buah yang lunak merata n~erupakan tanda bahwa buah manggis bermutu baik,

sedangkan jika kulit buah keras dan sulir dibuka merupakan salah satu ciri bahwa

daging buah telah rusak.

Page 31: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

TabeI 3 Indeks Kemasakan Buah h4anggis

I Indeks Warna I Deskripi

bergetah bila dipotong.

Warna kulit kuning dengan bercak

merah atau ungu. Getah pada kulit

0

I I 1 agak berbrang dan isi masih sulit

Vi7arna kulit hijau

kesan merah. Kulit buah masih

dipisahkan dari kulit.

Seluruh permukaan klllit bildh

I 2 I benrarna merah dan sedikit bergetah. ( Isi bisa dipisahkan dari kulit.

Warna kulit coklat

I 3 ( selumh pemukaan. Kulit buah masih I terdapat getah bila buah dikonsumsi.

War~ia kulit ungu kemerahan pda I I ( selumh permukaan. Kulit bush tidak ( I 4 / mengandung getah. Bud1 siap I 1 I dikonsumsi dan isi buah mudah I

I I I Sumber : DEPTAN, I999

5

Hasil penelitian Daryono dan Sosrodiharjo (1986) menunjukkan bahwa

dipisahkan dari kulit.

Warna kulit ungu gelap atau

kehitaman pada seluruh permukaan.

sebagian besar buah manggis terdiri atas kulit dan 11anya 18,7 % berupa daging

buah beserta bijinya. Nilai tersebut menunjukkan buah manggis memiliki edible

portion yang nilainya jauh lebih kscil dibanding dengan buah-buahan lain yang

umumnya sekitar 60 %. Konsumen umumnya menyukai buah manggis yang

berdaging tebal dan tidak mengandung banyak biji. Bobot daging buah merupakan

salah satu kriieria yang sangat pznting dalam penentuail mutu buah manggis

Page 32: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

(Romeida et al., 1997). Selanjutnya Hildisutrisno (2002) menyatakan bahwa

standar mutu buah manggis yang didasarkan pada minat konsumeii dalam negeri

adalah daging buah tebal dan nilai edibleportionnya sekitar 55 %.

Kriterin Mutu Buah Manggis

Sjaifullah (1996) mengemukakan penilaian mutu buah secara kimia

dilakukan dengan meilgukur kandungan pati, kandungan gula, keasaman, protein,

vitamin, dan mineral. Menurut Satuhu (1999) kandungan kimia buah manggis

tidak dipengaruhi oleh ukuran maupun penampilan bualmya. Kandungan kimia

buah yang berukuran kecil hampir sama dengan buah yang berukuran besar.

Demikian pula kandungan kimia buah yang mulus hampir sama dengan buah yang

burik.

h4enurut Sjaifullah (1996) kandungan gula atau padatan terlarut total

merupakan refleksi dari rasa manis yang juga menunjukkar. derajat ketuaan atau

kemasakan bual~. Kadar gula buah secara kontinyu meningkat sejalan dengan

proses penuaan atau pernasakan.

Hasil penelitian Sosrodiharjo (1980) menunjukkan bahwa keass?n:zr:

daging buah rnanggis pada permulaan perturnbuhan terus meningkat seicing

dengan bertambahnya umur buah, kemudian keasaman mencapai tingkat

maksimurn, selanjutnya keasamannya menumn. Kandungan asam maksimum

terdapat pada buah yang bemmur 103 hari SBM, nilai ini tercapai bersamaan

dengan ukuran fisik buah yang maksimum.

Perbandingan kadar gula-asam (sugar-acid ratio) merupakan salah satu

penentu mutu buah manggis. Umumnya rasa buah ditentukan oleh adanya

perpaduan rasa manis dan rasa asam dengan perbandingan yang tepat (Sjaifullah,

1996). Buah manggis yang dikehendaki konsumen, rasanya manis (kadar gula

18.5%) sedikit asam (kadar asam 0.4%) dengan kadar getah dan air sedikit

(Hadisutrisno, 2002)

Penilaian mutu suatu produk dengan metode ini bersifat subjektif,

sehicgga biasanya penilaian ini melibatkan beberapa panelis sebagai penguji.

Penilaian organoleptik pada buah manggis meliputi rasa, penampakan, dan ada

tidaknya getah kuning.

Page 33: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Rasa berperan penting dalam menentukan mutu buah manggis. Rasa

dipengaruhi ole11 komponen-komponen kimia yang dikandung buah seperti gula,

asarn organik, alkohol, aldehid, maupun ester.

Parameter uiituk nienilai mutu buah manggis berupa keutuhan dan

kesegaran sepal. kesegaran kulit, dan keburikan buah. salah satu syarat mutu

ekspor buah manggis adalah jumlah dan kesegaran sepal buah (Satuhu ei al.,

1997). Buah manggis kualitas ekspor minimal mempunyai tiga buah sepal yang

berwarna hijcu segar.

Daging buahlaril yang terkena getah kuning menyebabkan rasa buahnya . .

menjadi pahit. Demikian pula apabila getah kuning keluar dan mengotori kulit

buah maka penampakan buah menjadi kurang menarik. Karena itu buah manggis

yang banyak getahnya tidak memenuhi standar lnutu ekspor.

Page 34: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lima sentra produksi mafiggis di Pulau Jawa,

yaitu Leuwiliang (Bogor), Wanayasa (Purwakarta), Puspahiang (Tasikmalaya),

Kaligesing (Punvorejo) dan Warulimo (Trenggalek). Lima sentra produksi ini

berada pada ketinggian tempat 50 - 800 m dpl.

Analisis tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Tanah

Jurasan Tanah Faperta IPB dan Laboratorium Pusat Kajian Buah-buahan Tropika

IPB. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2003 sampai Mei 2005.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanamaz manggis yang

sudah berproduksi, berumur kurang lebih 30 tahun. Pada masing-madng sentra

produksi dipilih 20 sampel tanaman manggis yang seragam bentuk dan ukuran

tajuknya. Pada setiap tanaman san~pel di pilih 9 cabang primer yang mewakili

tajuk bagian atas, tengah dan bawah.

Bahan penunjang yang digunakan adalah: bahan kimia untuk analisis tanah

dan jaringan tanaman (kandungan hara mikro, nitrogen dan karbohidrat), bahan

kimia untuk analisis kualitas buah (asam tertitrasi). Peralatan yang digunakan

adalah alat pengukur suhu (termometer maksimum-minimum dan termometer

bola basah-kering), alat pengukur kelembaban udara (higrometer), alat pengukur

curah hujan manual, alat pendukung lapangan, peralatan laboratorium untuk

analisis kimia tanah, jaringan daun dan buah.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan obsemasi lapang, tanpa memberikan perlakuan.

Pada masing-masing sampel tanaman setiap lokasi dilakukan pengamatan

terhadap petubahan fenofisiologinya dari setiap fase pertumbuhan dan

perkembangan selama dua musim panen dalam dua tahun. Diamati juga hubungan

antara iklim mikro spesifik dan karakteristik tanah dengan perubahan fenofisiologi

dari setiap fase dalam dua musim tersebut.

Page 35: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Penelitian ini nienggunakan rmcangan acak kelompok (RAK), dengan

lokasi sentra sebagai kelompok. Jumlah tanaman salnpel sebagai ulangan. Analisis

statistik dilakukan untuk melihat perbedaan karakteristik tanah dan iklim mikro

setiap sentra produksi, fase pertumbuhan-perkembangan tanaman dan pola

sebaran panen serta kualitas buah di masing-masing sentra produksi.

Penentuan tanaman sampel adalah dengan memilih 20 pohon manggis

pada suatu area dengan populasi manggis yang dapat mewakili sentra produksi

terpilih. Tanaman yang dipilih sebagai sampel sudah diseleksi dengan kriteria

umur yang seragam 30-35 tahun, diameter batang 18-20cm pada ketinggian 1 -., ' meter dari penukaan tanah, tinggi tanaman 6-8m, diameter tajuk 2,s-3in.

Pengambilan sampel jaringan daun dilakukan pada empat stadia pertumbuhan dan

perkembangan tanaman yaitu 1) saat trubus akhir, daun sudah berukuran

maksirnum dan sudah tidak bembah \varna, 2) saat 70 hari setelah awal dormansi

tunas, 3) saat pertumbuhan buah, 50% buah sudah berdiameter 3cm dan 4)

seminggu setelah panen terakhir dilakukan. Pengambilan sampel daun dilakukan

pada musim kedua. Selama dua musim panen yaitu pada tahun 200312004 dan

200412005, pengambilan sampel buah dilakukan untdk mengetahui produkrivitas

tanaman. Sampel buah yang digunakan adalah seluruh buah yang dapat dipanen

dari masing-masing pohon, sehingga diketahui pula jumlah total buah yang

dihasilkan per pohon. Sedangkan pengambilan sampel buab untuk pengamatan

kualitas buah hanya dilakukan pada musim kedua pada tahun 200412005. Sampel

buah untuk pengamatan kualitas fisik adalah seluruh buah yang dipanen dari

masing-masing pohon. Sedangkan sampel buah untuk analisis kimia diambil

secara acak dari buah yang dihasilkan oleh 9 cabang primer yang mewakili tajuk

bagian atas, tengah dan bawah. Pengamatan pada penelitian lapang ini secara

lengkap dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut:

1. Pengumpulq data tanah dan iklim mikro harian, yaitu:

- Tekstur, struktur tanah dan kandungan kimia tanah (hara makro-mikro)

pada tiga fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu setelah

trubus, sebelum berbunga, pertumbuhanlperkelnbangan buah dan

setelah panen).

Page 36: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

- Suhu udara diukur dengan tsrmometer maksimum minimu~li.

- Kelembaban udara diukur menggunakan alat higrometer~

- Curah hujan diukur dengan pengukur curah hujan manual.

2. Tajuk tanaman

- waktu trubus, ditetapkan saat tanaman mengeluarkan tmbus sampai

50%.

- periode trubus dihitung sejak pecah kuncup daun sampai daun

berukuran maksimum dan tidak lagi mengalami perubahan warna.

- Awal dormansi tunas dihitung sejak daun sudah mencapai ukuran ,..

maksimunl dan berwama hijau tua kebiru-biruan.. ...

- Periode dormansi tunas dihitung sejak daun berwarna llijau tua

kebiruan dan berukuran maksimum sampai ujung tangkai daun siap

menumbuhkan kuncup baru.

- Pengamatan dilakukan pada sampel daun yang tumbuh pada 9 cabang

primer dari masing-masing pohon.

3. Pembungaan dan pembuahan

- Waktu berbunga, ditetapkan saat tanainan mengeluarkan bunga sampai

50%.

- Periode pertumbuhan dan perkembangan bunga, dihitung sejak keluar

kuncup sanlpai anthesis.

- Jumlah bunga yang mencapai anthesis

- Perkembangan Buah (ukuran diameter buah setelah anthesis sampai

buah siap dipanen).

- Penghitungan buah yang gugur, buah yang gugur dikumpulkan dan

dimasukkan di kantong plastik yang sudah disiapkan di bawah pohon.

Penghitungan dilakukan setiap satu minggu sekali.

- Pengamatan dilakukan pada sampel bunga dan buah yang muncul pada

9 cabang primer dari masing-masing pohon.

4. Produksi buah

- Jumlah buah total yang dapat dipanen per pohon.

Page 37: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

- Produksi total per pohon dihitung dari jumlah total buah yang dipanen

selama periode panen

5. Kuaiitas buah

a. Ukuran buah

- Bobot per butir, diukur dsngan menggunakan timbangan

berkapasitas maksilual 1 kg.

- Diameter buah, diukur pada bagian tengall buah secara transversal

dengan menggunakan jangka sorong

- Jumlah buah per kg .,

b. Mutu buah

- - Jumlah buah berdasarkan kelas kriteria eksportir (Waluyo, 2003):

1. Super ; 2 125 g/buah

2. K e l a s A ; l l l - 1 0 0 g b u a h

3. Kelas B ; 90,9 - 76,9 gbuah

4. Kelas C ; 66,7 - 62,s f iuah

5. Kelas D ; 55,s - 50 g~buah

Pengkelasan dari total buah yang dihasilkan per pohon

- Kemulusan buah

1. kulit burik dengan skoring; 1 = 0% burik, 2 = 25% burik,

3 = 50% burik, 4 = 75% burik dan 5 = 100% burik.

2. getah kuning dalam buah dengan skoring; 1 = 0% getah

kuning, 2 = 25% getall kuning, 3 = 50% getah kuning, 4 =

75% getah kunicg dan 5 = 100% getah kuning

- Prosentase bagian yang dapat dimakan (Edible portion).

Edible portion merupakan bobot dari daging buah manggis yang

dinyatakan dalam satuan ?/o. Edible portion dimmuskan - sebagai

berikut :

Bobot Daging Buah g Edible portion = X 100%

Bobot Blrah Utuh g

- Kelengkapan dan warna kelopak

- Padatan total terlarut diukur dengan menggunakan

handre?jiakfometer. Daging buah diblender halus menjadi pulp.

Page 38: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pulp lalu disaring dengan kertas tisu. Hasil saringan diteteskan

pada refraktometer dan kadar padatan terlarut total dinyatakan

dalam %.

- Kandungan asam total tenitrasi dihitung lnelalui asam tertitrasi.

Sejumlah 10 g hancuran buah atau pulp ditambahkan akuades dan

disaring dengan kertas tisu. Penambahan akuades sampai total

larutan 250 ml. Sejumlah 25 ml filtrat dititrasi denganNaOH 0.1 N

menggunakan indikator fenolftaleii: salnpai terbentuk t w n a merah

jambu.

rnl rirran x iV x fp x- 64 Total asani = X I00 %

mg sainpel

N : Nonnalitas larutan NaOH

$1 : Faktor pensenceran (250125)

6. Pengambilan sampel untuk analisis kandungan hara makro N, P, K, Mg Ca

tanah serta jaringan tanaman dilakukan secara periodik pada empat stadia

pertumiui~dl~ dm perkembangan tanaman (pada akhir trubus, sebelum

kpluar bunga, saat pertumbuhanlperkembangan buah dan se~ninggu setelah

panen). Pengambilan sample tanah jaringan dan organ tanaman dilakukan

pada pagi hari dan segera dimasukan ke dalam cool box. Setelah sampai di

laboratorium, sampel dimasukan kedalamfieezer dengan suhu - 1 0 ' ~ dan

pada hari berikutnya diksringkan dengan menggunakan oven. Sampel

yang sudah kering disimpan kembali ke dalam freezer.

7. Analisis kandungan kkarbohidrat daun menggunakan metode Somogyi

Nelson. Prinsip kerjanya adalah gula dalam bentuk glukosa dalam sampel

diekstraksi dengan alkohol 85% kemudian dididihkan selarna 30 menit.

Setelah alkohol diuapkan. glukosa yang tertinggal dalam larutan ditambah

tembaga sulfat kemudian dididihkan dan ditambah pereaksi Nelson.

Kemudian penetapan kandungan glukosa dilakukan dengan membaca

absorbannya dengan spekuofotometer pada panjang gelombang 500-660

nm. Pengukuran kandungan total pati diukur dengall membandingkan pada

larutan standar glukosa

Page 39: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

8. Analisis kandungan nitrogen mecggunakan metode Kjedahl. Prinsip

kerjanya adalah sampel didestruksi dengan asam sulfat pekat dengzii

menggunakan kalium sulfat dan merkuri oksida sebagai katalisator.

Nitrogen organik yang terdapat dalarn sampel diubah menjadi ion

ammonium. Kemndian ammonium didestilasi dengan penambahan

natrium hidroksida. Kadar nitrogen dalam sampel ditentukan dengan

Kjeltec Auto analyzer.

Perbandingan rataan peubah diketahui melalui sidik ragam. (uji F) dan

diuji lanjut dengan uji jarak.ianda Duncan (UJGD) pada taraf nyata 5 ?!I. Uji F

dan uji jarak ganda Duncan dilakukan dengan bantuan program SAS 6.12 under

ulindo~ts. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

peubah pengamatan unsure iklim mikro dan tanall dengan peubah vegetatif dan

generatif tananlan. Model regresi untuk mengetahui pengaruh suatu atau beberapa

variabel prediktor terhadap variabel respon, untuk memprediksi variabel prediktor

yang paling berpengaruh terhadap variabel respon digunakan analisis regresi

stepwise. Analisis korelasi, regresi dan regresi stepwise dilakukan dengan bantuan

program Minitab 13 under windo~r~s.

Page 40: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

HASIL DAN PEMBAHAS.4N

Keadaen Liagkungan Lima Sentra Produksi

Letak Geografi dan Ketinggian Tempat

Secara geografi daerah Leuwiang, Wanayasa dan Puspahiang merupakan

sentra produksi manggis yang berada pada bagiau barat pulau Jawa, sedangkan

Kaligesing dan Watulimo berada pada bagian tengah pulau Jawa. Secara lengkap

posisi geografi dan ketinggian rempat lirna sentra produ!:si disajikan dalarn

Tabel 4. ...

Tabel 4 Posisi geografi dan ketinegian tempat lima sentra produksi manggis

. . - ** Hasil perhitungan manual dengan altimeter

Sentra Produksi

Leuwiliang Wanayasa Puspahiang Kaligesing Watulimo

Berdasarkan letak garis lintangnya semua sentra produksi berada pada

posisi antara 6O-8'LS. Sedangkan berdasarkan letak garis bujurnya kelima tempat

tersebut tersebar pada garis bujur yang berbeda. Perbedaan dan kesarnaan letak

lintang maupun bujur berhubungan dengan keadaan iklim setempat. Letak

geografis suatu tempat merupakan salah satu faktor penentu utama keadaan atau

karakteristik iklimnya (Handoko, 1994).

Berdasarkan pembagian ketinggian tempat menurut Terra terdapat dua

kelompok sentra produksi manggis, yaitu 1) Wanayasa sebagai sentra produksi

manggis dataran tinggil > 700 mdpl, dan 2) Leuwiliang, Puspahiang, Kaligesing

dan Watulimo sebagai' sentra produksi manggis dataran rend&< 700 mdpl.

Perbedaan ketinggia~ tempat berpengaruh terhadap keadaan iklim wilayah

setempat.

* Suoractohardio et 01.. 1966

Ketinggian Tempat (mdpl)**

410 800 520 340 400

Posisi Geografi* Lintang 6'60' LS 6"701 LS

Bujur 106"60' BT 107'50' BT

7'40' LS 1 108°10' BT 7'70' LS 110" BT So LS 11 1°70' BT

Page 41: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Curah Hujan dan Poia Curah Hujan

Berdasarkm hasil penganlatan yazg dilakukan di lima sentra produksi

diketahui bahwa mssing-masing tempat memiliki penyebaran, intensitas, jumlah

dan lama hujan yang berbeda baik secara harian maupun musimannya (Tabel 5).

Curah hujan merupakan faktor penting dalam aktivitas pertanian terutama

produksi tanaman di daerah tropika. Penyebaran, intensitas, dan larnanya hujan

harian maupun musiman di daerah tropika sangat bervariasi berdasarkan tempat

dan waktu (Suharsono, 2000).

..-

Tabel 5 Sebaran bulan basah d m kering sena curah hujan rata-rata di lima sentra produksi manggis tahun-2003-2005

.- Bulan Curah Hujan

Tempat Basah Kering Tahunan Jumlah Curah Hujan Jumlah Curah Hujan Rata- (bulan) rata-rata (mm) (bulan) rata-rata (mm) rata(n1m)

Leuwiliang I I 426,O I 42,O 4503 Wanayasa 8 428,6 4 52,O 3487 Puspahiang 8 391,6 4 51,5 2978 Kaligesing 8 331,l 4 39,5 2899 Watulimo 7 399,4 5 36,O 2514

Secara umum hasil pengamatan selama du? tahun, kelima tempat tersebut

masing-masing memiliki curah hujan yang tinggi pada kisaran 2500 - 4500

mmltahun atau 230 - 420 mmlbulan. Daerah Leuwiliang memiliki jumlah bulan

basah terbanyak sebanyak 11 bulan dengan curah hujan rata-rata 426 mm/bulan.

Sedangkan bulan keringnya hanya 1 bulan dengan curah hujan 42 mm.

Daerah Wanayasa, Puspahiang dan Kaligesing memiliki 8 bulan basah

dengan curah hujan rata-rata per bulan mtara 331,I-428,6 mm. Sedangkan bulan

kering di tiga daerah ini sebanyak 4 bulan dengan curah hujan rata-rata per bulan

antara 39,s-52,O mm.

Daerah Watulimo memiliki bulan basah paling sedikit yaitu 7 bulan

dengan curah hujan rata-rata per 6ulan 399,4 mm. Sedangkan jumlah bulan

keringnya terbanyak dibandingkan empat daerah lainnya yaitu 5 bulan dengan

curah hujan rata-rata per bulan 36,O mm.

Berdasarkan pembagian wilayah iklim menurut Schmidt dan Ferguson

melalui perhitungan nilai Q, kelima sentra produksi tersebut termasuk dalam tiga

Page 42: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

tipe iklim, yaitu tipe A untuk Leuwiliang, tipe B untuk Wanayasa dan Puspahiang,

serta tipe C untuk Kaligesing dan Watulimo. Dengan demikian Leuwiliang

mempunyai sifat daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.

Wanayasa dan Puspahiang bersifat daerah basah dengan vegetasi hutan hujan

tropika. Kemudian Kaligesing dan Watulimo bersifat daerah agak basah.

Gambar 1 Pola penyebaran curah hujan di lima sentra produksi manggis pulau Jawa pada tahun 2003-2005.

Berdasarkan pola curah hujan yang ada, dari lima sentra produksi manggis

tersebut dapat digolongkan menjadi tiga tipe pola curah hujan (Gambar 1). Tipe

Page 43: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

pertama terdapat pada daerah Leuwiliang. Daerah Leuwiliang memiliki pola yang

berbeda dibanding daerah lainnya. Daerah iili memiliki pola curah hujan yang

hampir merata setiap bulannya. Hujan turun pada musim penghujan maupun

kemarau, tetapi jumlah dan intensitas curah hujan pada musim kemarau lebih

rendah (Tabel 5). Daerah ini tidak memiliki perbedaan yang tegas antara musim

penghujan dan kemarau.

Tipe kedua terdapat pada daerah Wanayasa dan Puspzhiang, daerah ini

memiliki perbedaan antara musim penghujan dan kemarau yang cukup tegas.

Distiibusi curah hujan yang tinggi terjadi pada saat musim penghujan dan pada .'"

musim kemarau jarang terjadi hujan walaupun terjadi, jumlah dan intensitas curah

hujannya sangat rendah.

Tipe ketiga terdapat pada daerah Kaligesing dan Watulimo. Perbedaan

yang tegas antara musim hujan dengan kemarau terjadi di daerah Kaligesing dan

Watulimo, curah hujan tertinggi terjadi pada saat musim penghujan dan pada

musim kemarau jarang terjadi turun hujan. Bahkan pada bulan Agustus - Oktober,

tercatat tidak terjadi turun hujan sama sekali.

Suhu Udara

Tidak terdapat perbedaan yang tegas antara lima sentra produksi manggis

dalam ha1 suhu udara harian. Kisaran suhu harian rata-rata di lima ternpat tersebut

berada pada kisaran 24 -26OC. Keadaan suhu maksimum dan minimum di lima

sentra Produksi disajikan pada Tabel 6.

Kelembaban Udara

Kisaran kelembaban udara harian rata-rata di lima sentra produksi ad.alah

sebagai berikut: Leuwiliang 69:85%, Kaligesing 67-77%,Wanayasa, Puspahiang

dan Watulimo 68-82%. Secara umum pola perubahan kelembaban udara harian

menunjukkan terjadi penurunan kelembaban pada bulan Juli dan mencapai nilai

terendah pada bulan September lalu meningkat kembali pada bulan Qktober.

Selama bulan Nopember sampai Juni, fluktuasi naik turunnya rendah. Penurunan

Page 44: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

kelembaban ndara harian pada bulan Juli sampai September diduga berhubungan

dengan bertepatan musim kemarau yang terjadi di daerah tersebut.

Tabel 6 Keadaan suhu maksimum dan minimum di lima sentra produksi manggis

Sentra Prnd~~ksi Suhu (OC) Periode

fl April - A ustus Wanayasa Maksimumlsiang 33 Juni - Juli

Minimumlmalam 15 Juni - November Puspahiang Maksimumlsiang 3 4 Juli

Minimum/malam 16 Juni - Maret Kaligesing Maksimumlsiang 33 Oktober - Februari

Minimumlmalam 18 April - Mei Watulimo Maksimumfsiang 33 Agustus - Juli

Minimudmalam 17 Maret - September

80

70

60 -a- Mnayasa

% 50 --c Puspahiang

40 -+- Kaligesing

0 4 , , , , , , ! , , ~ ! P,

J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A

40 , -Leuwiliang mx

35 --Leuwiliang Mn

30 - n;-- Wanayasa Max

25 --Wanayasa Mn -Puspahiang mx

20 ~ P u s p a h i a n g M n 15 -rr- KaligeSing Max

1 J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A

Gambar 2 Keadaan suhu maksimum-minimum dan kelembaban udara harian rata-rata di S i a sentra produksi rnanggis.

Page 45: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Struktur, Tekstur dan %!as Taaah

Berdasarkan struktur tanahnya, peda limn sentra praduksi dapat

digolongkan menjadi empat tipe yaitu: I ) remahlgranuler yang terdapat pada

tanah ll'anayasa, 2) granulerlgumpal membulat pada tanah Puspahiang, 3) gumpal

membulat/bersudut pada tanah Leuwiliang dan Kaligesing, dan 4) gumpal

bersudut/prisma/tiang pada tanah Watulimo. Sedangkan berdasarkan tekstur

tanahnya, dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1) lempung berdebu untuk

tanah \ilanayasa, 2) Lempung liar berdebu untuk tanah Puspahiang dan Watulimo,

dan 3) liat berdebu untuk tanah Leuwiliang dan Ka!igesing.

Berdasarkan klasifikasi Sistem Pusat Penelitiai~ Tanah (:9a2) dalam

Hardjoxigeno (2003), kelas tanah di !ima sentra prsduksi terdiri dari dua

kelompok, yaitu: 1) podsolik untuk Le!rc.iliang dan Kaligesing, dan 2) latosol,

latosol coklat untuk Wanayasa, latosol merah coklat untuk Puspahiang serta

Watulimo. Hasil analisis kelas tanah ini sesuai dengan kelas tanah hasil survai

Lembaga Penelitian Tanah pada Tahun 1966 (Supraptohardjo, el al., 1966).

Tabel 7 Karakteristik fisik dan kelas tan.& di lima sentra pi-sk~!c;i ~ a n g g i s

Sentra Karakteristik Tanah Produksi Struktur Tekstur Kelas*

Leuwiliang Gumpal membulatbersudut Liat berdebu Podsolik Remahlgranuler Lempung berdebu Latosol

Wanayasa coklat

Granulerlgumpal membulat Lempung liat Latosol Puspahiang berdebu nierah coklat

Kaligesing Gumpal membulatbersudut Liat berdebu Podsolik Gumpal Lempung liat Latosol

Watulimo bersudut/prisma/tiang berdebu merah coklat *Sistem Pusat Penelitian Tanah (1982)

Berdasarkan hasil analisis tanah dalam penelitian ini diketahui bahwa pH

tanah di lima sentra produksi berkisar antara 4,24-5,63, nilai ini menunjukkan

bah~va tanah di lima sentra produksi manggis tersebut termasuk masam. Terdapat

perbedaan yang nyata antara tallah latosol Wanayasa, Puspahiang dan Watulimo

dengan tanah podsolik Leuwiliang dan Kaligesing. pH tanah latosol Wanayasa,

Puspahiang dan Watulimo lebih tinggi dibanding tanah podsolik Leuwiliang tapi

lebih rendah dibandillg tanah podsolik Kaligesing. Keadaan ini tidak sesuai

Page 46: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

dengan pendapat Soepardi (1983) yang mengemukakan bahwa pH tanah podsolik

lebih rendah dibanding tanah latosol. Lebih ti~igginya pH tanah podsolik di

Kaligesing diduga disebabkan oleh tingginya kandungan hara Ca dan Mg tanah.

Kandungan hara Ca dan Mg tanah di Kaligesing dan Watulimo lebih tinggi

dibanding Wanayasa dan Puspahiang (Tabel 8).

Tahel 8 Kandungan Hara makro primer tanah di lima sentra produksi pada saat tanaman berbunga tahun 2003

Sentra Kandungan Hara Makro Primer Tanah* - Produksi - pu N total PA) P (%) K (%) ;;. Ca PA/,) ~ g ( % )

Leuwiliang 424d 0, I Sc 1.1 l e 0,32c 0,87e 0,43e Wanayasa 4 6 2 ~ 0,14c I,54c 0,33c 1,72d 0,78d Puspahiang 4 5 6 ~ 0,17b 1 ,:2d O,S9b 3,84c 2,94a Kaligesing 5,63a 0,14c 2,62a I ,20a 4,09a 2,24b Watulimo 4,90b 0,19a 2.03b 0,69c 4,02b 1,42c

*) angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil analisis tanah pada awal penelitian di Tahun 2003, menunjukkan

adanya pe~bedaan kandungan hara N. P, K, Ca dan Mg pada setiap sentra

produksi. Perbedaan kandungan hara N, P, K, Ca dan Mg tanah diduga

berhubungan dengan karakteristik iklim mikro dan tanah masing-masing daerah.

Kandungan hara N tanah terendah terdapat pada daerah Leuwiliang,

Wanayasa dan Kaligesing sedangkan hara N tanah tertinggi terdapat pada tanah

daerah Watulimo. Hal ini diduga berhubungan dengan keadaan curah hujan dan

kandungan mineral liat tanah. Penganlbilan sampel awal tanah di Leuwiliang dan

Wanayasa dilakukan pada musim hujan. Hara N, terutama dalam bentuk nitrat

mudah tercuci oleh air hujan. Sedangkan di Kaligesing, hara N tanah, terutama

amonium diduga banyak diikat oleh mineral liat. Tekstur tandh Kaligesing banyak

mengandung liat (Tabel 7).

Kandungan hara P tanah tertinggi terdapat pada tanah Kaligesing dan

terendah terdapat pada tanah Leuwiliang. Walaupull memiliki kelas tanah yang

sama yaitu podsolik, perbedaan kandungan hara P tanah ini diduga berhubungan

dengan nilai pH tanah. Nilai pH tanah Kaligesing lebih tillggi dibanding pH tanah

Page 47: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Leuwiliang. Pada kondisi tanah masam terjadi fiksasi P oleh Alumunium yang

menyebabkan hara P tanah yang tersedia untuk tanarr.an menjadi berkurang.

Kandungan hara K tertinggi terdapat pada tanah Kaligesing. sedangkan

terendah pada tanah daerah Leuwiliang dan Wanayasa. Kandungan hara K yang

tinggi pada tanah Kaligesing diduga berhubungan dengan tingginya kandungan

mineral liat pada tanah Kaligesiilg dan rendahnya curah hujan pada saat

pengambilan sampei tanah. Lain halnya dengan tanah Leuwiliang. walaupun

mengandung mineral liat yang tinggi, hara K tanah diduga banyak tercuci oleh

hujan. Sedangkan pada tanah Wanayasa, hara K diduga banyak tercuci oleh air

hujan. Junllah hara K dalam tanah berhubungan dengan banyaknya mineral liat 0

tanah dan pencucian oleh air hujan (Hardjowigeno, 2003).

Hara Ca tanah tertinggi terdapat pada tanah Kaligesing dan terendah pada

tanah Leuwiliang. Perbedaan nilai pH tanah diduga menyebabkan perbedaan

kandungan hara Ca tanah. Peningkatan nilai pH tanah inendekati 6, meningkatkan

kandungan hara Ca tanah yang tersedia untuk tanaman (Soepardi, 1983).

Kandungan hara Mg tanah tertinggi terdapat pada tanah Puspahiang dan terendah

terdapat pada tanah Leuwiliang. Seperti pada hara Ca tanah, hara Mg tanah

dipengaruhi oleh r~ilai pH pada tanah kedua daerah tersebut.

Fenologi Tanaman Manggis

Trubus dan Dormausi Tunas

Berdasarkan hasil pengamatan selama dua musim panen, pertumbuhan

tajuk tanaman manggis pada lima Iokasi sentra produksi memiliki pola

pertumbuhan yang sama yaitu trubus, dorman, trubus/berbunga, berbuah. Periode

trubus antar lima sentra produksi tidak memiliki perbedaan yang n)ata (Tabel 9),

tetapi terdapat perbcdaan waktu awal, puncak dan akhir trubus di lima sentra

produksi. Awal periode trubus tanaman dari paling awal sampai paling akhir pada

tahun 2004 adalah Leuwiliang tanggal 14 Februari, Wanayasa 12 Maret,

Puspahiang 21 Maret, Watulimo 3 1 Maret dan Kaligesing 11 April.

Perbedaan awal periode trubus berhubungan dengan akhir periode panen

sebelumnya dari masing-masing sentra prodaksi. Waktu panen buah terakhir

tahun 2004 di lima scntra produksi berbeda, berturut-turut sebagai berikut:

Page 48: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Leuwiliang 30 Januari, Wanayasa 21 Februari, Puspahiang 5 Maret, Watulimo 14

Maret dan Kaligesing 3 1 Maret.

Trubus Kuncuo BB~unga Mekar Buah Panen Curah RH *----+ Suhu Harian

Gambar 3 Fenologi tanaman manggis di Leuwiliang, Wanayasa dan Puspahiang tahun 2003-2005.

Page 49: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

sD

70 ie

6(1

E M

YI

a 2 10

I A S O N O J P U A U J I A S O N D I F U A

Kaligesing

Watulimo

Trubus q Kuncu~ OBunga Mekar Buah Panen O ~ u r a h RH c~--, Suhu

Gambar 4 Fenologi tanaman manggis di Kaligesing dan Watulimo tahun 2003- 2005.

Perbedaan terjadinya awal trubus dipengaruhi akhir periode panen

sebelurnnya dan larnanya periode antara akhii panen sebelurnnya dengan awal

trubus. Periode antara akhii panen dan awal trubus paling pendek sampai paling

panjang berturut-turut, Kaligesjng 11,6 hari, Leuwiliang l5,2 hari, Puspahiang

16,4 hari, Watulimo 17,O hari dan Wanayasa l8,7 hari. Perbedaan periode antara

akhir panen dan awal trubus diduga berhubungan dengan tinggi rendahnya

produktivitas tanaman. Terdapat korelasi positif (R=0,803) antara produktivitas

tanaman dengan periode antara akhi panen-awal trubus. Hasil penelitian

Page 50: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

menunjukkan produktivitas rata-rata pohon manggis dari masing-masing sentra

produksi dari yang tertinggi sarnpai terendah adalah sebsgai beri~ut : Wanayasa,

Watulinio, Puspahiang, Leuwiliang dan Kaligesing.

Tabel 9 Periode trubus dan dormansi tunas di lima sentra produksi tahun 2004

Sentra Trubus Dorn~ansi Tunas Periode (hari)* Dormansi Awal Puncak Akhir Awal Puncak Akhir Trubus tunas

Leuwiliang 14 Feb 25 Feb 28 Feb 18 Mar 25 Mar 3 Apr 45,95a 94,15d -- Wanayasa 12 Mar 22 Mar I Apr 23 Apr 28 Apr 5 ~Mei 47,25a 98,15c Pgspahiang 21 Mar 2 Apr 8 Apr I Mei 6 Mei 1 I Mei 47,OOa 100,15b Kaligesing 1 l Apr 15 Apr 22 Apr 28 Mei , 1 Jun 8 Jun 47,40a 102,SOa Watuliino 31 Mar 8 Apr 12 Apr 14 Mei I8 Mei 22 Mei 46,50a 103,25a *) angka-aiigka yang diikuti humf yang sama pada kolo~n yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Pada satu minggu setelah panen sampai stadia trubus terjadi peningkatan

kandungan N daun, kemudian menurun pada akhir trubus. Peningkatan dan

penurunan kandungan N daun ini, polanya sanla di semila sentra produksi.

Kandungan P daun terendah terjadi pada stadia trubus. Penurunan kandungan P

daun dan karbohidrat daun terjadi sejak seminggu setelah panen. Kandungan

Karbohidrat daun tetap rendah sampai stadia trubus, selanjutnya meningkat pada

akhir trubus. Perubahan kandungan hara N, P daun dan karbohidrat daun disajikan

pada Gambar 5).

Perbedaan akhir periode trubus rnenyebabkan perbedaan awal terjadinya

dormansi tunas pada masing-masing sentra produksi. Awal dormansi tunas tahun

2004 berturut-turut sebagai berikut: Leuwiliang 18 Mar, Wanayasa 23 April,

Puspahiang 1 Mei, Watulimo 14 Mei dan Kaligesing 28 Mei. Perbedaan nyata

terdapat pada periode dorrnansi tunas antar sentra produksi (Tabel 9).

Perbedaan lama dan singkatnya periode dormansi tunai ini diduga

berhubungan dengan tinggi rendahnya curah hujan yang terjadi selama periode

dormansi pada masing-masing sentra produksi (lihat Gambar 3 dan Gambar 4).

Terdapat korelasi negatif (R= - 0,876) antara besar curah hujan saat periode

dormansi tunas dengan panjang-pendeknya periode dormansi tunas. Curah hujan

di Leuwiliang yang turun sepanjang waktu memungkinkan cadangan air tanah

terus terjaga. ha1 ini menyebabkan periode dormansi tunas tanaman menjadi lebih

Page 51: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

pendek dibandingkan empat daerah lainnya. Ketersediaan air tanah yang cukup,

mendukung laju penyerapan air dan hara oleh akar secara optimal, memungkinkan

menjaga ketersediaan air dalam tanaman sebagai bahan fotosintesis dan media

translokasi hara serta fotosintat tanaman. Menurut Crabbed and Barnola (1996),

ketersediaan air dalam tanaman berperan penting pada perilaku mata tunas.

Setelah mata tunas tanaman memasuki stadia ekodormansi, pasokan air yang

cukup pada mata tunas menyebabkan mata tunas pecah dan tumbuh.

Saat tanaman mas& stadia dormansi tunas, terjadi penurunan kandungan

N daun. Kandungan N daun terendah terjadi sekitar 70 hari setelah awal dormansi

tunas. Sebaliknya terjadi peningkatan kandungan P dan K daun serta karbohidrat

daun sejak akhir trubus sampai stadia dormansi tunas. Kandungan P daun dan

karbohidrat daun tertinggi terjadi sekitar 70 hari setelah awal dormansi tunas.

AT: nM~ir Trubus, 70 HSaD: 70 hari setelnh awol don~~aus i tunas, PB : Perbesaran bunh, SP : seminqgu setelnh panen - Waliayasa - Wahllilno Puspahiang - Kaligesi~~g -Leuwiliang

Gambar 5 Perubahan kandungan hara NPK daun dan karbohidrat daun tanaman manggis di lima sentra produksi.

Page 52: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pembungaan

Pada umumnya tanaman manggis di lima sentra produksi berbtinga pacia

akhir musim kemarau atau awal musin1 hujan. Terdapat perbedaar. waktu awal

keluarnya kuncup bunga pertama. Pada musim 2004/2005, tanarnan manggis di

daerah Leuwiliang paling awal menghasilkan kuncup bunga yaitu tanggal 30 Juli,

puncak keluar kuncup bunga 10 Agustus dan kuncup bunga terakhir muncul 15

Agustus. Kuncup bunga pertama keluar, setelah turun hujan selama 16 hari pada

awal musirn hujan. Periode kering di Leuwiliang terjadi seIama 19 hari yaitu pada

tanggal 12 sampai 30 Juni.

Tanaman manggis Wanayasa menghasilkan kuncup. bunga pertama pada

27 Agustus, puncak keluar kuncup bunga 15 September dan akhir keluar kuncup

bunga 22 September. Kuncup bunga pertama keluar setelah mengalami periode

kering se!ama 88 hari. Periode kering di Wanayasa terjadi dari 1 juni sampai

30 September.

Daerah Puspahiang menghasilkan kuncup bunga pertama pada 8

September, puncak keluar kuncup bunga 22 September dan akhir keluar kuncup

bunga 30 September. Kuncup bunga pertama kelusr setelah me~lgalami periode

kering selama 83 hari. Periode kering di Puspahiang terjadi mulei tanggal 16 j ~ n i

sampai 2 Oktober.

Kuncup bunga pertama di daerah Kaligesing keluar pada 29 September,

puncak keluar kuncup bunga 14 Oktober dan akhir keluar kuncup bunga 22

Oktober. Kuncup bungs pertama keluar setelah mengalami periode kering selama

121 hari. Periode kering terjadi pada 1 Juni sampai 30 September.

Daerah Watulimo menghasilkan kuncup bunga pertama pada 15

September, puncak keluar kuncup bunga 22 September dan akhir keluar kuncup

bunga 30 Septe3ber. Kuncup bunga pertama keluar setelah mengalami periode

kering selama 158 hari. Periode kering di Watulimo terjadi pada I Mei sampai

2 Oktober.

Perbedaan awal keluar kuncup bunga diduga disebabkan ole11 adanya

perbedaan lama periode kering pada masing-masing sentra produksi. Tanaman

manggis memerlukan adanya periode k e r i ~ g untuk induksi (Verheij, 1998). Paul1

and Xakasone (1999) menyebutkan bahwa tanaman manggis menlerlukan periode

Page 53: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

kering selama 15-20 hari untuk stimulasi pembungaan. Namun pada berbagai

literctur yang ad2, tidak menyebutkan jarak iyaktu antara akhir periode kering

dengall awal keluar kuncup bunga.

Tabel 10 Periode keluar kuncup bunga dan anthexis di lima sentra produksi

Sentra Keluar Kuncup Bunga Anthesis Periode Produksi Kuncup-

Awal Puncak Akhir Awal Puncak Akhir Anthesis

- (hari)* 20 Agt 25 Agt I Sep 5 Sep l l Sep 19 Sep

Leuwi'iang 30 Jul 10Agt 15 Agt 14Agt 21 Agt 2 Sep 17,15a 9 Sep 22 Sep l Ckt 24 Sep 7 Okt 16 Okt

Wanayasa 2 7 Agt I5 Sep 22 Sep I0 Sep 24 Sep 1 Okt 15,95b 1 Okt 15 Okt 22 Okt 17 Okt 3 Nop 10 Nop

Puspal~iang 8 Sep 22 Sep 30 Sep 22 Sep . 6 Okt 17 Okt .' 17,25a 23 Okt 6 Nop I5 Nop 7Nop 24 Nop 1 Des

Kaligesing 29 Sep 14 Okt 22 Okt I5 Okt l Nop 9 Nop 17,858

Walulimo 9 Okt 22 Okt 27 Okt 24 Oh7 4 Nop 13 Nop 15 Sep 22 Sep 30 Sep I k t 17 Okt 22 Okt 16,05b

*) angka-angka yang diikuti hurufyanx sama pada kolom !ang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat prrbedaan periode perkembangan

lcuncup bunga sampai anthesis antar sentra produksi. Periode pcrkembangan

kuncup bunga sampai unthesis daerah Leuwilia~ig, Puspahiang dan Kaligesing

menunjukkan waktu yang lebih lama dibandingkan daerah Wanayasa, dan

Watulimo.

Perbedaan periode perkembangan kuncup bunga - anthesis, diduga

berhubungan dengan kandungan hara N. P daun dan karbohidrat daun. Terdapat

korelasi negatif antara kandungan N daun (R= - 0,881), P daun (R= - 0,898) dan

karbohidrat daun (R= - 0,890) dengan periode perkembangan kuncup bunga -

anthesis (Gambar 6). Sedangkan korelasi kandungan K daun dengan periode

perkembangan kuncup bunga - anthesis tidak nyata. Peningkatan kandungan hara

N, P daun dan karbohidrat daun dapat mempercepat perkembangan kuncup bunga

- anthesis. Hasil penelitian menunjukkan kandungan N, P daun karbohidrat daun

di daerah Wanayasa dan Watulimo lebih tinggi dibandingkan daerah Puspahiang,

Leuwiliang maupun Kaligesing (Lampiran Tabel 6).

Page 54: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

0 0.5 1 1.5 2 2.5 ' 3 Karbohidrat (%)

Gambar 6 Hubungan antara periode perkernbangan kuncup bunga sampai anthesis dengan kandungan N, P daun dan karbohidrat daun

Page 55: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Perbedaan periode perkembangan ku1;cup bullga - anthesis juga diduga

berhubungan dengan keadaan curah hujm di wilayah tersebut. Curah hujan yang

cukup tinggi pada bulsn September di Leuwiliang diduga menghambat laju

perkenibangan kuncup bunga mencapai nnthesis. Keadaan lingkungan atmosfir

yang terus berawan di awal illusim hujan di Puspahiang diduga menjadi penyebab

lambatnya perkembangan kuncup bunga mencapai anfhesis. Gazit and Degani

(2002) dalarn Whiley er aL(2002), menemukan adanya penundaan pembukaan

kuncup bunga advokad selama beberapa nlenit sa:n;ai setuejan? pada kondisi

cuaca berawan, selain itu turunnys hujan depat nlenunda mekarnya kuncup bunga

selama satu sampai dua jam.

Pembuahan

Bunga memasuki stadia pertumbuhan dan perkembangan buah sejak

mahkota bunga atau sepal lepas dari pangkal bunga setelah bunga mekar

sempurna atau anthesis.. Periode pertumbuhan dan perkembangan buah tidak

berbeda nyata antar lima sentra pmdi~ksi. Periode pertumbuhan dan

perkembangan pentil buah menjadi h a h yang matang dengan kriteria kulit buah

semburat merah muda 25%, berkisar antara 103-105 hari atau 15-16 minggu

setelah anthesis.

Periode pertumbuhan dan perkembangan buah di lima sentra produksi

disajikan pada Tabel 11. Pertumbuhan dan perkembangan buah manggis di lima

sentra produksi menunjukkan pola sigmoid, dimana terjadi pertumbuhan buah

yang lambat pada minggu 1-3 setelah anthesis, selanjutnya terjadi pertumbuhan

buah yang cepat pada minggu 4-1 1 setelah anrhesis lalu kembali lambat pada

minggu 12-14 setelah anthes~s kemudian tidak tejadi pertumbuhan ,. lagi pada

minggu 15-16 setelah anthesis (Gambar 7). Pada umur 15-16 minggu atau 103-

105 hari setelah anthesis buah mencapai ukuran yang maksimum.

Pada umumnya stadia pertumbuhan dan perkembangan buah di setiap

sentra produksi, terjadi pada saat jumlah curah hujan mulai meningkat sehingga

ketersediaan air tanah cukup untuk mendukung laju pembelahan dan perbesaran

sel buah secara optimum. Ga~ilbar 7 menunjukkan adanya dua kelo~npok kurva

Page 56: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

pertumbuhan buah manggis yang ditunjukkan dengan diameter transversal buah,

sejak anthesis sampai siap panen.

Tabel 1 1 Periode Pertumbuhan dan perkembangan buah serta panen manggis di lima sentra produksi

Sentra Pertumbuhan & Panen Buah Periode (hari)* Produksi Perkembangan Buah

Anthesis- Panen Awal Puncak Akhir Awal Puncak Akhir Buah Awal-

matang akhir 8 Sep 13 Sep 10 Okt 21 Des 26 Des 30 Jan

Leuwiliang 16 Agt 24 Agt 22 Sep 28 Nop 8 Des 20 Jan 103,90a 40 26 Sep 8 okt 28 Okt 3 Jan l Feb 21 Feb

Wanayasa 13 Sep 26 Sep 10 Okt 27Des 9 Jan 15 Feb 103,90a 49 20 Okt 5 Nop 18 Nop 28 Jan 1 Feb 5 Mar

Puspahiang 25 Sep 10 Okt 28 Okt 8 Jan 23 Jan 22 Feb 103,85a 45

10 Nop 26 Nop 8 Des 22 Feb 7 Mar 31 Mar Kaligesing 17 Okt 5 Nop 12 Nop 2 Feb 15 Feb 1 Mar 103,80a 32

26 Okt 8 Nop 29Nop 8 Feb 1 Mar 14Mar Watulimo 3 Okt 21 Okt 1 Nop 17 Jan 31 Jan 15 Feb 103,70a 30 *) angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

50

.6i .-.. Wanayasa

d 40 Puspahiang 8 Kaligesing

X

Gambar 7 Pertumbuhan buah manggis sejak anthesis sampai siap panen.

Tiga sentra produksi, yaitu Wanayasa, Watulimo dan Puspahiang

menghasilkan buah dengan diameter yang lebih besar dibanding daerah

Leuwiliang dan Kaligesing. Pertambahan diameter buah diduga berhubungan

dengan kandungan NPK daun dan karbohidrat daun tanaman. Terdapat korelasi

Page 57: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

transversal buah (Gambar 8): sedangkan N, K daun dan kar'oohidrat daun

walaupm~ korelasinya positif3 nilainya tidak n:;ata.

0 0.05 0,1 0,15

P daun (%)

Gambar 8 Hubungan antara diameter buah manggis dengan kandungan P daun

Kenyataan lain, menunjukkan intensitas hujan yang sangat tinggi dapat

meningltatkan jamlah penfl buah pang rontok. Pada penelitian ini diketahui

bahwa kerontokan bunga atau penti1 buah sering terjadi pada stadia anthesis d m

stadia perkembangan buah. paitu pada 1 - 50 hari setelah anthesis.

Terdapat tiga kelompok sentra produksi berdasarkan persentase jumlah

bunga dan buah yang rontok. Daerah dengan kerontokan bunga lbuah 6 - 10%

yaitu Wanayasa dan Puspahiang. lalu daerah dengan kerontokan bungahuah 15 -

16% yaitu Leuwiliang dan Watulimo:. terakhir daerah dengan kerontokan

bungalbuah 18 - 20% adalah Kaligesing. Perbedaan persentase kerontokan

bungahuah dari keriga kelolnpok daerah tersebut diduga berhubungan dengan

perbedaan tinggi rendahnya curah h u j a ~ d m kompetisi fotosintat antar organ

tanaman dan kandungan hara daun.

Awal panen buah manggis pertama dilakukan di daerah Leuwiliang yaitu

pada tanggal 28 Nopember 2001, selanjutnya berturut-turut Wanayasa 27

Desember 2004, Puspahiang 8 Januari 2005, Watulimo 17 Januari 2005 dan

Kaligesing 2 Februari 2005. Perioae panen secara umum berkisar antara 30

Page 58: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

san~pai 49 hari. Panen bud1 terpanjang terjadi di daerah Wanayasa yaitu 49 hari

dan tzrpendek di daerab Kaligesing 32 hari dan \\'atulimo 30 hari. Perbedaan awal

panen dan lama periode panen antar sentra produksi, jika diurutkan menjadi satu

dapat nlenghasilkan periode panen total menjadi lebih panjang kurang lebih 120

hari.

Produksi &an Kualitas Manggis di Lima Sentra Produksi .

Produlctivitas Manggis . .

Produksi total bobot buah per pohon dalam dua musim panen yaitu tahun

2003 sainpai 2005, berkisar antara 6 - 45 kg. Xilai produktivitas tanaman ini

berbeda nyata antar sentra produksi. Berdasarkan produktivitasnya, aari lima

sentra produksi tersebut dapat dilcelompokan menjadi 3 kelompok daerah. Urutan

kelompok daerah dengan produktivitas tanaman teriinggi sampai terendah adalah

1) Wanayasa, 2) Watulimo, dan 3) Leuwilians dan Kaligesing. Secara Iengkap

data produktivitas tanaman manggis di semua sentra produksi disajikan dalam

Tabel 12.

Berdasarkan analisis regresi, diketahui bahwa jumlah buah paling

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas tanaman. Jumlah buah

tertinggi dihasilkan oleh tanaman manggis dari Wanayasa. Jumlah buah yang

dihasilkan berkorelasi positif dengan kandunsan karbohidrat daun dan hara P

daun. Hasil analisis menunjukkan kandungan hara P dan karbohidrat daun pada

tanaman manggis Wanayasa paling tinggi dibandingkan daerah Watulimo maupun

Leuwiliang dan Kaligesing (Lampiran Tabel 6). Kandungan hara P daun

tanamaii paiing berpengaruh terhadap jumlah buah yang dihasilkan. Semakin

tinggi kandungan P daun jumlah buah yang dihasilkan semakin banyak. Menurut

Marschner (1995), hara P berpengaruh terhadap pembentukan organ reproduksi

seperti bunga, buah dan biji, peningkatan hara P dapat meningkatkan jumlah

bunga dan buah tanaman.

Persentase bunga dan buah yang rontok berbeda nyata antar daerah.

Berdasarkan persentase rontok bunga dan buah muds dari lima sentra produksi

dapat digolongkan menjadi 3 kelompok. Dari urutan tertinggi sampai terendeh,

Page 59: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

adalah 1) Kaligesing, 2) Leuwiliang dan Watulimo, 3) Wanayasa dan Puspahiang.

Secara lengkap disajikan pada Tabei 13.

Tabel 12 I'roduktivitas tanaman nianggis di lima sentra produksi tahun 2003-2005

Produktivitas

Lokasi 2003/2004 200412005 (kglpohon) (jumlah (kglpohon) (jumlah

buahlpohon) bualdpohon)

Leuwiliailg 16,27d 325,29 20,5 1 e 410,34

Puspaliiang 21,lZe 422,54 3 i ,79c 635,SO

Kaligesinr 16,06d 321,l 1 24,33d 486,7 1

Watulimo 38,08b ' 761,49 42,28b 845,66 *) angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 13 Jumlah Bunga, persentase bunga rontok dan jumlah fruitset pada tanaman manggis di lima sentra produksi

Jumlah Bunga & Jumlah Buah Lokasi

Jumlah Bungs Buah Rontok (%) (fruit set) Leuwiliang 342,99d 1 S,72b 288,93d - Wanayasa 579,65a 9,85c 522,28a

Puspahiang 41 1,30c 8,37c 376,43c

Kalizesine 395,77c 18,93a 321,12d - - Watuliino 520,99b 15,67b 439,lSb

*) angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Perbedaan jumlah bunga dan buah yang rontok diduga berhubungan

dengan keadaan tinggi rendahnya curah hujan dan kandungan Karbohidrat serta

hara N, P, K daun pada masing-masing sentra produksi. Di daerah Leuwiliang,

Kaligesing, dan Watulin~o; jumlah bunga dan buah muda yang rontok berkorelasi

positif (R = 0,5 19) dengan jumlah curah hujan pada periode pertumbuhan buah

berlangsung. Sedangkan untuk daerah Wanayasa dan Puspahiang persentase

kerontokan bunga dan buah muda berkorelasi negatif sangat nyata dengan

kandungan karbohidrat daun (R = -0,811) dan hara K daun (R= -0,718).

Berdasarkan analisis regresi, diketahui adanya hubungan tingkat

kerontokan bunga dan buah dengan kandungan karbohidrat daun tanarnan.

Page 60: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Hubungan regresi jurnlah bunga dan buah rontok dalam persen dengan kandungan

karbohidrat dan hara K daun disajikan dalam Ga~zbar 9.

Ketersediaan karbohidrat yang cukup rnemungkinkan pcnbagian aliran

lcarbohidrat mera!a ke masing- rias sing pentil buah. Hal ini memungkinkan tingkat

persaingan akan kebutullan cadangall makarian untuk pe~tumbuhan dan

perkernbangan buah relatif kecil. Keberadaan hara K yang cukup, berperan dalam

dalam pen~bagian translolcasi karbohidrat ke masing-masing buah yang sedang

tumbuh dan berkembang. Pen~bagian karbohidrat yang cukup ~ a d a masing- . .-

masing buah menlungkinkan buah tetap melekat h a t pada tangkainya.

Karbahidrat daun (rnglg)

Gambar 9 Hubungan antara persentase jumlah bunga dan buah muda yang rontok dengan kandungan karbohidrat daun dan hara K daun.

Kualitas Buah

Antar seiitra produksi terdapat perbedaan yang nyata pada bobot buah rata-

rata, bobot aril, bobot bagian yang dapat dimakan atau edible portion, bobot biji

total, bobot kelopak, bobot kulit dan bobot tangkai. Demikian pula dengan

diameter buah dan tebal kulit buah.

Bobot buah tertinggi diperoleli dari tanaman manggis d e i daerah

Watulimo, dengan bobot rata - rata 95,19 ghuah. Sedangkan bobot buah terendah

dihasilkan oleh tanaman manggis dari Leuwiliang dengan bobot rata - rata 74,78

ghuah dan Kaligesirig dengan bobot rata - rata 76,53 gtbuah. Bagian buah yang

dapat dimakan terbesar terdapat pada buah dari Puspahiang, yaitu sebesar 38,47%,

Page 61: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

tapi tidak berbeda nyata dengan buah dari Wanayasa dan Leuwiliang. Sedangkan

bagian buah yang dapat dimakan terkecil terdapat pada buah dari Watulimo yaitu

32,44%, tidak berbeda nyata dengan buah dari Kaligesing.

Bobot rata-rata per butir buah manggis dari daerah Watulimo paling tinggi

dibandingkan buah manggis dari empat daerah lainnya, karena ketebalan dan

bobot kulit manggisnya lebih tinggi pula. Bobot kulit merupakan bagian buah

yang paling berpengaruh terhadap bobot per butir dibandingkan bagian buah

laimya. Kulit buah yang lebih tebal diduga berhubungan dengan unsur Ca.

Kandungan hara Ca tanah daerah Watulilno lebih tinggi dibandingkan tiga daerah

lainnya. Unsur Ca berperan penting dalam penyusunan struktur dinding sel

sebagai Ca-pektat dalam lamella tengall (Marschner, 1995).

Tabel 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra produksi

Bobot (g)

Lokasi Rata2 Edible Per Aril portion Biji total Kelopak kulit tangkai

buah (%) Leawiliang 74,7Sc 27,27bc 36,40ab 1,07d 2,02c 43,46c 0,96d

Wanayasa 83,07b 30,87ab 37,04ab 1,12cd 2,09c 47,58bc 1,39b

Pus~ahia~~g 85.32b 33.20a 38.47a 1,44b 2,6Sb 46,53bc 1,46b

Kaligesing 76,53c 25,62c 333 I bc 1,38cb 2,12c 49,86b 1,l lc

Watulimo 95,19a 30,83ab 32,44c 2,OOa 2,97a 57,63a 1,74a *) angka-angka yang diikuti hurufyang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji . - jarak bergan& Duncan pada taraf j%..

Pada penelitian ini diketahui bahwa dari berbagai komponen bagian buah

yang ada, bobot kulit merupakan bagian yang paling berpengaruh terhadap bobot

per buah. Hal ini ditunjukan meialui persamaan Y = i8.96 + 1.30X, dimana Y

adalah bobot per buah dan X bobot kulit buah. Pada Tabel 14 diketahui bahwa

tiobot kulit buah tertinggi dimiliki oleh ~nanggis dari Watulimo sedangkan bobot

kulit terendah terdapat pada manggis dari Leuwiliang.

Berdasarkan hasil pengkelasan ukuran buah, secara umum buah manggis

yang dillasilkan di lima sentra ~roduksi , persentase tertinggi berada dalam kelas B

yaitu 38%, lalu kelas A sebesar 29,4% dan kelas C 22%. Sedangkan kelas super

dan kelas D masing-masing 5% dan 5.6%. Berdasarkan daerah sentra produksi,

Page 62: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

persentase buah n~anggis kelas super dan A tertinggi dihasilka~ daerah Wztulimo,

kemudian Wanayasa dan Puspahiang. Daerah Kaligesing menghasilkan buah

manggis dengan persentase kelas C dan D tertinggi dibanding empat daerah

laimya.

Buah manggis yang dihasilkan di lima sentra produksi memiliki perbedaan

yang nyata dalam ha1 kemulusan buah, padatan terlarut total dan asam terlarut

total. Buah dengan tingkst kulit burik tertinggi berasal dari Kaligesing. Rata - rata

buah n~empunyai skor burik 4,52. Persentase buah dengan skor burik 4 dari total

buah yang dapat dipanen sebesar 16,21%. Skor b u r s buah terendah terdapat pada

manggis dari Wanayasa yaitu I,79 tapi tidak berbeda nyata dengan buah dari

Puspahiang dan Watulimo. Buah dengan skor burik 1,79 jumlahnya 34,4% dari

total buah yang dapat dipanen.

Tabel 15 Persentase buah yang dihasilkan berdasarkan kelas super, A, B, C dan D di lilna sentra produksi

Kemulusan kulit buah berkorelasi positif sangat nyata dengan kandungan

Karbohidrat daun (R = 0,767), N daun (R = 0,726), P daun (R = 0,730)dan K daun

(R = 3,772). Hasil analisis regresi menunjukkan adanya hubungan antara

kemulusan kulit buah dengall kandungan hara K daun tanaman.

Umumnya, getah kuning yang terdapat dalam buah manggis di lima sentra

produksi berada dalam skor 1,11 - 2,17, artinya getah kuning hanya dalam 1 - 5%

bagian dagingnya. Namun demikian persentase jumlah buah yang mengandung

getah kuning dari total buah yang dapat dipanen berbeda nyata pada masing -

masing sentra produksi. Persentase buah yang bergetah kuning tertinggi berasal

dari Kaligesing dan Leuwiliang, yaitu 24,4%, sedangkan persentase terkecil

terdapat pada manggis yang berasal dari Wanayasa, yaitu 9%.

Page 63: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Parlatan terlarut total yang terdapat dalam buah manggis dari lima sentra

produksi ini berkisar antara 12 - 2O35rii;s. Namun padatan terlarut total rata-rata

per buah dari setiap daerah memilihi perbedaan yang nyata. Padatan terlarut total

tertinggi dihasilkan buah manggis dari Kaligesing 17,96 "Briks dan Puspahiang

17,46 "Briks, lalu Watulimo 16,26 "Brikr dan Wanayasa 15,55 'Briks. Sedangkan

buah dengan padatan terlamt total terendah terdapat pada buah manggis dari

Leuwiliang 14,74 'Briks.

Tabel 16 Penampakan buah Jan kiindur,gan kimia buah manggis di lima sentra produksi . .

G e i h Padatan Asam Burik % % Getah Terlarut total

Lokasi Kun!ng (skor 1-5) Burik (skor , - j) Kuning Total tertitrasi

("Bri ks) ("/.I

Leuwiliang 3)24 70,27b 2.09 25,03a 14,74e 1,16a

Wanayasa 1,79 41,05tl 1.18 9,452 15,55d 0,97b

Puspahiang 2>14 55,31c 1.1 1 13,27c 17,461, 1,20a

Kaligesing 4,52 89,71a 2:17 25,03a 17,96a 0,59c

Watulilno 2,30 66,22b 1 , S i lS,94b 16,26c 0,89b

*) angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Pada penelitian ini diketahui bahwa buah manggis dengan asam total

tertitrasi terendah berasal dari Kaligesing, yaitu 0,59% nilainya berbeda nyata

dengan buah manggis dari empat daerah lainnya. Buah manggis dari Wanayasa

dan Watulimo memiliki nilai asam mtal tertitrasi0,97% dan 0,89% namun

keduanya tidak. berbeda nyata. Sedanskan buah manggis dengan asam total

tertitrasitertinggi dihasilkan buah dari Leuwiliang 1,16% dan Puspahiang 1,20%,

nilainya tidak berbeda nyata.

Page 64: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

PEMBAEA3AN UMUM

Hasil penelitian yang telah ailaksanakan lnenunjukkan adanya tiga

kelompok tipe iklim menurut Scmidrh-Ferguson dari lima sentra produksi

manggis di pulau Jawa. Keadaan ikli~u mikro yang menunjukan perbedaan yang

nyata adalah curah hujan. Dalam ha1 ini perbedaan lerlihat pada jumlah curah

hujan rata-rata per bulan, distribusi jum!ah bulan basah dan jumlah bulan kering

dalam satu tahun.

Jumlah curah hujan rata-rats per bul.an berhubungan dengan intensitas Tan"

distribusi curah huja~i pada bulan basah maupun bulan kering. Jumlah curah hujan

yang tinggi pada bulan Februari-April msmungkinkan ketersediaan air tanah yang

cukup untuk mendukung stadia trubus krlangsung secara optimum. Akan tetapi

jumlah curah hujan yang masih tinggi pada periode dorlnansi tunas menyebabkan

periode dormansi tunas menjadi lebih pendek. Menurut Crabbed and Bamola

(1996), ketersediaan air dalam tananla1 berperan penting pada perilaku mata

tunas. Setelah tanaman n~emasuki stadia ekodormansi, pasbkan air yang cukup

pada mata tunas menvebabkan mata t u n a pecah dan tumhuh.

Pada penelitian ini diketahui zdanya hubungan antara periode kering

dengan pembungaan tanaman manggis. Perbedaan panjang pendeknya periode

kering pada suatu daerah berpengaruh ierhadap awal keluarnya kuncup bunga

pertama. Daerah Leuwiliang yang mengalami periode kering selama 19 hari

menghasilkan kuncup bunga pertama stelah turun hujan selama 16 hari pada

awal musim hujan. Daerah Wanayasa dan Puspahiang yang memiliki periode

k i n g kurang lebih 100 hari menghasilkan kuncup bunga pertama setelah

mengalami periode kering kurang lebih SO hari tanpa tunln hujan. Daerah

Kaligesing dengan periode kering selama 122 hari menghasilkan kuncup bunga

pertama setelah mengalami periode kering selama 121 hari tanpa turun hujan

sedangkan daerah Watulimo yang memiliki periode kering lebih dari 150 hari

menghasilkan kuncup bunga pertama sctelah mengalami periode kering selama

138 hari tanpa hujan. Selain itu peningkatan C/N rasio daun yang mencapai

puncak pada waktu kurang lebih 70 hari setelah dormansi tunas dapat digunakan

sebagai sinyal awal akan berbunganya tanaman manggis. Pada penelitian ini

diketahui keluarnya kuncup bunga penama terjadi sekitar 22-25 hari sctelah

Page 65: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

pun@ C/N rasio tercapai. Rai (2004) melaporkan terjadinya peningkzan C/N

rasio daun sebelum tanaman manggis berbunga sedangkan pada tanaman yang

tidak berbunga tidak menunjukkan adanya peningkatan C/N rasio daun.

Pada kelima sentra produksi, pertumbuhan dan perkembangan buah menunjukkan

pola yang sama dan mencapai ukuran maksimum pada periode yang sama. Pada

stadia ini, ketersediaan air berlimpah karena curah hujan yang tinggi dan stabil.

Keadaan ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan buah berlangsung

secara optimum.

Hasil penganatan menunjukltan adanya per6edaan awal dan akhir keluar

kuncup bunga antar daerah dan antar tanaman tiap daerah. Perbedaan ini

menyebabkan a\\.al dan akhir periode panen antar daerah berbeda. Sedangkan

panjang-pendeknya periode panen dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya serta

keserempakan keluarnya bunga. Berdasarkan populasi tanaman manggis sampel

di tiap daerah diketahui periode panen berkisar antara 30-49 hari. Sehingga dapat

diketahui pula total periode panen pada lillla sentra produksi menjadi lebih

panjang menjadi kurang lebih 120 hari atau 4 bulan.

Pada penelitian ini diketahui bahwa dari tiga faktor agroklimat yang

diamati yaitu curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara, diduga faktor yang

paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman adalah curah hujan. Curah

hujan yang tinggi dan turun secara teratur memungkinkan ketersediaan air tanah

selalu berada pada kapasitas lapang. Ketersediaan air tanah pada kapasitas lapang

memungkinkan beberapa proses fisiologi seperti transpirasi, fotosintesis dan

translokasi dalanl tanaman berjalan secara optimum. Transpirasi merupakan

proses fisiologi yang sangat penting karena: pergerakan air dalam xylem esensil

~nyerapan bagi penyebaran hara dalam tanaman, kehilangan air prasyarat uctuk p-

C 0 2 dalanl fotosintesis dan lepasnya 0 2 (Harjadi dan Yahya, 1988). Dalam

fotosintesis, air berperan penting dalam pembukaan stomata yang menjaga suplai

C02, menjaga aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam proses biokimia dan

sebagai bahan baku fotosintesis. Suplai air yang cukup akan menjaga efektivitas

translokasi fotosintat dari source ke sink dan tranlokasi hara mineral dalam

tanaman.

Page 66: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pada penelitian ini panjang-pendeknya periode kering szbe!um ian?man

berbunga tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga yang dihasilkan per tanaman.

Intensitas periode kering diduga berpengaruh terhadap jumlah bunga dan buah

yong dihasilkan. Daerah dengan intensitas periode kering yang kontinyu tanpa

hujan menghasilkan bunga yang lebih banyak dibandingkan daerah yang periode

keringnya diselingi hujan walaupun jumlahnya rendah, dibawah 100 mm. Dengan

asumsi faktor lain mendu!tung pertumbuhan dan perkembangan bunga menjadi

buah, dan buah mampu mencapai kernarangan yang optimum rnaka secara tidak

langsung intensitas periode kering berpengaruh terfiadap produktivitas tanaman.

Keadaan di lapangan menunjukkan saat tanaman masuk fase reproduktif

keadaan curah hujan di semua daerah cukup tinggi. Tetapi produktivitas tanaman

berdasarkan jumlah buah manggis yang dihasilkan menunjukkan perbedaan antar

tiga kelompok lokasi, yaitu l j Wanayasa, 2) Puspahiang dan Watulimo, dan 3)

Leuwiliang dan Kaligesing. Kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh

terhadap produktivitas tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan adanya

hubungan antara kandungan hara P daun dan karbohidrat daun dengan jumlah

buah yang dihasilkan. Semakin tinggi kandungan P daun aan karbohidrat daun

maka sernakin banyak jumlah buah yang dihasilkan. Menurut Marschner (1995),

hara P berpengaruh terhadap pembentukan organ reproduksi seperti bunga, buah

dan biji. Selanjutnya Samra and Arora. 1997 dalam Litz (1997) menyatakan

kandungan P daun berhubungan dengan pembentukan cabang yang kuat danfruit

ser yang tinggi pada mangga. Sedangkan pada advokat var. Fuerte pengaruh hara

P sangat kecil dalam peningkatan ~roduksi selama 5 tahun di Afrika Selatan

(Koen and du Plessis, 1991 dalanz Whiley et al., 2003).

Kandungan hara P daun tanaman mariggis Wanayasa lebih tinggi

dibandingkan daerah lainnya diduga berhubungan dengan penyerapan hara P

tanah yang lebih baik oleh tanaman. Berdasarkan struktur dan tekstur tanahnya,

daerah Wanayasa merupakan tanah yang paling baik dibandingkan ketiga daerah

lainnya. Struktur tanah yang remah d m granuler rnembulat dan tekstur tanah

lempung mempunyai drainase yang haik sehingga tata udara baik, unsur-unsur

hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah (Hardjowigeno, 2003). Keadaan

struktur tanah yang demikian memungkinkm pertumbuhan d a ~ i perkembangan

Page 67: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

serta penyebaran akar menjadi optimum. Selain itu kandungan bahan organik

tanah 'Xanayasa lebih baik dibandingkan tanah daerah lainnya. Fungsi bahan

organik adalah mempertahanltan struktur tanah, meningkatkan daya pegang air

tanah dan sumber unsur mineral bila telah terurai (Hardjowigeno, 2003).

Ketersediaan hara bagi tanaman sangat tergantung kepada kelarutan zat hara. pH

tanah, kapasitas tukar kation, tekstur tanah dan jumlah bahan organik yang ada

(Harjadi, 1996).

Juinlah buah yang dihasilkan bel.hubungan dengan kandungan karbohidrat

daun tanaman. Junilzh buah yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah bunga dan

buah yang ro~ tok . Ilasil pengamatan menhnjukkan adanya korelasi negatif antara

!:andungan. karbohidrat daun dengan tingkat kerontokan bunga dan' buah muda.

Kandungan karbohidrat daun tanaman manggis Wanapasa lebih tinggi

dibandingkan daerah lainnya. Pada tanaman manggis, keluarnya bunga tidak

serempak sehingga mernungkinkan dalam satu tanaman terdapat bunga yang baru

muncul, bunga yang mekar dan buab yang membesar bahkan terjadi trubus. Hal

ini memungkinkan adanya persaingan penggunaan karbohidrat. Poerwanto (2003)

meno~mllknkan bahwa kompetisi penggunaan fotosintat diantara organ yang

berkembang dapat menyebabkan gugumya bunga atau buah muda. Selanjutnya

Spiegel and Goldschmidt (1996) menyatakan cadangan karbohidrat diduga

sebagai faktor pembatas untuk @uit set dan perbesaran buah. Ketersediaan

karbohidrat yang cukup memungkinkan pembagian aliran karbohidrat merata ke

masing-masing bunga dan buah muda yang sedang berkembang. Pen~bagian

karbohidrat yang cukup pada bunga dan buah memungkinkan bunga mapun buah

tetap melekat kuat pada tangkainya.

Kandungan karbohidrat daun tanaman manggis Wanayasa yang lebih

tinggi dibandingkan tanaman manggis daerah lainnya diduga disebabkan- karena

fotosintesis yang lebih baik. Dengan asumsi ketersediaan air tanah yang sama di

semua daerah, namun kapasitas source tanaqan Wanayasa lebih baik dibanding

daerah lainnya. Tajuk tanaman manggis Wanayasa lebih vigor dibandingkan tajuk

tanaman manggis daerah lain. Keadaan daun lebih hijau dan mengkilap

dibandingkan daun tanaman manggis daerah Kaligesing maupun Leuwiliang.

Page 68: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Keadaan daun yang hijau mengkilap diduga ~nendukung proses fotosintesis yang

lebih baik.

Ketinggian tempat dari lima sentra produksi juga diduga berpengaruh

terhadap kandungan karbohidrat dam tanaman. Perbedaan ketinggian tempat ini

berhubungan dengan suhu harian daerah masing-masing, terutama pencapaian

suhu minimum pada saat rnalam hari. Suhu minimum berhubungan dengan laju

respirasi pada malam hari. Kondisi suhu malam yang rendah memungkinkan

perombakan fotosintat melalui respirasi menjadi lebih rendah sehingga diduga

lebih banyak cadangan fotosintat yang disimpan. Suhumalarn yang mencapai 5OC

atau lebih lebih dingin dari suhu siang dapat menurunkan laju respirasi yang

terjadi pada tanaman (Acquaah, 2002). Kondisi suhu malam yang rendah di

daerah Wanayasa yaitu 16_+1,1 'C, memungkinkan cadangan fotosintat dalam

tajuk tanaman lebih tinggi, ha1 ini ditunjukan dengan paling tingginya kandungan

karbohidrat daun dibandingkan daerah lainnya.

Terdapat perbedaan yang nyata pada kualitas buah terjadi antar sentra

produksi. Perbedaan ini terjadi pada bobot buah per butir, kemulusan kulit buah,

kandungan gdah kuning pada buah, padatan total terlarut d m asam total tertitrasi.

L-Iasil pengamatan menunjukken bahwa keiebalan dan bobot kulit

merupakan bagian buah yang paling berpengaruh terhadap bobot per butir

dibandingkan bagian buah laimya. Kulit buah yang lebih tebal diduga

berhubungan dengan unsur Ca tanah. Kandungan hara Ca tanah daerah lebih

tinggi menghasilkan buah manggis dengan kulit buah yang lebih tebal. Dalam

penelitian ini hubungan antara kandungan Ca daun dengan kandungan Ca

tanah.belum jelas. Kulit buah yang tebal diduga akan meningkatkan ketahanan

buah manggis terhadap kerusakan saat pengangkutan dan transportasi. Unsur Ca

berperan penting dalam penyusunan stmktur dinding sel sebagai Ca-pektat dalam

lamella tengah (Marschner, 1995). Akan tetapi keberadaan kulit buah yang tebal

tidak diharapkan karena yang diinsinkan konsumen adalah buah dengan edible

portion yang lebih banyak. Selain itu kulit yang tebal mengakibatkan buah

manggis sukar dikupas. Penanganan pascapanen dan transportasi yang lebih baik

menjadikan pentingnya kulit rnanggis yang tebal untuk ketahanan buah dapat

diabaikan.

Page 69: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Berdasarkan hasil pengkelasan bud1 menurut bobot buah per butir, secara

umum buah manggis yang dihasilkan di lima sentra produksi Lerada pada kelas B,

yaitu pada kisaran 76,9 - 90,9 gram per butir. Hal ini menunjukkan bahwa pada

umumnya bobot buah manggis di lima sentra produksi belum mencapai potensi

bobot per buah maksimum yang dapai dicapai oleh tanaman pada masing-masing

daerah. Bobot buah per butir yang rendah diduga berhubungan dengan Itandungan

karbohidrat daun tanaman. Kandungan karbohidrat yang rendah menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangan buah menjadi terhanbat dan gaga1 mencapai

ukuran maksimum. Pada jeruk, Spiegel and Goldschlnidt (1996) menyatakan

peningkatan cadangan fotosintat dengan girdling selama stadia perbesaran buah

dapat meningkatkan ukuran buah sampai 30% dari ukuran buah tanpa perlakuan.

Perbedaan yang nyata terdapat pada kemulusan kulit buah manggis yang

dihasilkan oleh daerah Wanayasa densan buah manggis yang dihasilkan oleh

daerah Kaligesing. Perbedaan ini diduga berhubungan dengan kandungan hara K

daun. Kandungan hara K daun tanaman manggis Wanayasa lebih tinggi dari daun

tanaman manggis Kaligesing. Selain itu tsrdapat dugaan kemulusan kulit buah ini

berhubungan dengan tingkat kesehatan daun, keadaan di lapangan menunjukkan

daun yang terserang hama thrips dan aphid, menghasilkan buah dengan kulit

burik. Kenlungkinan thrips yang awalnya menyerang daun terutama daun muda

kemudian menyebar ke bunga dan berianjut ke buah muda sampai matang.

Serangan tlxips dan aphid di daerah Kaligesing dan Leuwiliang lebih banyak

dibandingkan daerah Wanayasa. Penyebaran thrips dan aphid ini diduga

berhubungan dengan keadaan kelembaban dan suhu harian pada daerah tersebut.

Dengan keadaan kelembaban yang hampir sama daerah Kaligesing dan

Leuwiliang memiliki suhu udara yang lsbih tinggi. Thrips dan aphid menyukai

tempat dengan kelembaban yang tinggi dan hangat.

Padatan terlarut total yang terdapat dalam buah lnanggis dari lima sentra

produksi ini berkisar antara 12 - 20°Briks. Namun padatan total terlantt rata-rata

per buah dari setiap daerah memiliki perbedaan yang nyata. Padatan total terlarut

tertinggi dihasilkan buah manggis dari daerah Kaligesing dengan 17,96 'Briks

sedangkan buah dengan padatan total terlarut terendah terdapat pada buah

lnanggis dari Leuwiliang 14,74 'Briks. Kilai pH tanah dan hara Mg tanah berperan

Page 70: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

pentiilg dalai:: n~eningkatkan kadar padatan terlarut total buah (Pantastico: 1986b).

i'?ilai padatan terlarut total dapat digunakan uiituk meodugz tingkat kemanisan

buah manggis tersebut. Sjaifullah (1996) mrnyatakan bahwa padatan total terlarut

illencerminkan rasa manis sekaligus menunjukkan derajat ketuaan atau

keinatangan buah. Selain padatan total terlarut terdapat faktor lain yang

berpengaruh terhadap rasa manis pada buah, yaitu asam total tertitrasi.

Buah manggis dengan asam total tertitrasi terendah berasal dari

Kaligesing. yaitu 0,59% nilainya berbeda nyata deilgan buah manggis dari empat

daerah lainnya. Nilai asam total tertitrasi ini diduga berhubungan dengan pH tanall

dan kandungan karbohidrat daun. Asam total terlitrasi berkorelasi negatif dengan

pH tanah dan berkorelasi positif sangat nyata dengan kandungan karbohidrat

daun. Karbohidrat merupakan substrat untuk pembeiltukan senyawa organik lain

tem~asuk asam sitrat dan berbagai asam lainnya (Salisbury and Ross, 1992).

Berdasarkan rataan nisbah padatan total terlarut dengan asam total

tel-titrasi (nisbah PTTIATT) diketahui bahwa buah dari Kaligesing memiliki nilai

tei-tinggi. Sedangkan nilai terendah diperoleh dari buah manggis daerah

Leuwilia~g. Hasil ini sesuai dengan penelitian kualitas manggis vang dilakukan

Purnawan (2004). Nisbah gula/asarn merupakan salah satu parameter untuk

n~enilai mutu buah. Umumnya semakin tinggi perbandingan padatan total terlarut

dengan asarn total tertitrasi maka semakin baik mutu buah untuk dikonsumsi

(Singleton dan Gortner, 1965 dalarn Lodh dan Pantastico, 1986).

Manfaat dari Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diperolch suatu pendekatan sang dapat

digunakan untuk mengestimasi saat panen buah secara tepat berdasarkan dugaan

awal hujan setelah periode kering. Tentunya sentrr, produksi manggis tersebut

sudah diketahui karakteristik agroklimatnya terutama pola curah hujan dari tahun

ke tahun. Setelah diketahui pola curah hujannya, keluarnya bunga manggis dapat

diprediksi berdasarkan dugaan awal hujan. Daerah dengan periode kering yang

kurang dari 30 hari, bunga pertama muncul kurang lebih dua minggu serelah turun

hujan pada awal musim hujan. Daerah yang memiliki musim kemarau -1 -5 bulan

dengan periode kering antara 100 - 150 hari. kuncup bunga pertama keluar setelah

Page 71: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

83 - 138 hari setelail ~r.engalan:i periode kering walaupun tidak PJrun hujan

sebe1umny.a. Daerah yang meniiliki periode keriiig kuraog iebih 100 hari,

menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami kurang lebih 80 hari

periode kering. Daerah yang memiliki periode kering 120 hari menghasilkan

kuncup bunga pertama setelali mengalami periode kering selama 121 hari

sedangkan daerah yang memiliki periode kering 150 hari menghasilkan kuncup

bunga pertama setelah mengalanii periode kering selama 138 hari. Berdasarkan

awal keluarnya kuncup bunga dapat diprediksi perkiraan panen bush pertama dan

puncak panen. Panen buah pertania dapat diperkiralcan setelah 125-130 hari

setelah keluar kuncup bunga atau 103- 105 setelah anthesis. ~ e d a i ~ k a n perkiiaen

puncak panen terjadi setelah 20-30 hari setelah panen pertania.

Daerah dengan produktivitas tanaman tertinggi sampai terendah adalah

Wanayasa, \J1atulimo, Puspahiang, Kaligesing dan Leuwiliang. Produktivitas

tanaman manggis daerah Watulinio mendekati produktivitas tanaman daerah

Wanayasa dan persentase kelas buah dengan ukuran 76 gtbuah ke atas yang lebih

tinggi akan tetapi kualitas buah dalam ha1 tingkat kemulusan kulit buah,

persentase buah yang bebas getah kuning, edible portion dan padater. !"t-! !::larut

lebih rendah. Selain itu buah manggis daerah Watulimo memiliki ketebalan kulit

yang paling tinggi dibandingkan empat daerah laimya.

Berdasarkan uji organoleptik, diketahui bahwa manggis dari Puspahiang

merupakan manggis yang paling disukai oleh para panelis, namun demikian rataan

skor rasa manggis asal Puspahiang tidak berbeda nyata dengan skor rasa manggis

asal Wanayasa maupun Kaligesing. Daerah Puspahiang menghasilkan buah

manggis dengan kualitas yang sedikit dibawah manggis Wanayasa terutama dalam

ha1 kemulusan kulit buah sedangkan untuk persentase buah yang bebas getah

kuning, dan persentase kelas buah dengan ukuran 76 g ke atas tidak berbeda nyata

bahkan kandungan padatan total terlarutnya lebih tinggi.

Daerah Kaligesing dan Leuwiliang menghasilkan buah dengan kualitas

yang paling rendah terutama dalam ha1 persentase kelas buah dengan ukuran 76 g

Ibuah ke atas yang rendah, keniulusan kulit buah yang rendah dan persentase buah

yang bergetah kuning tertinggi. Tetapi kandungan padatan total terlarutnya lebih

tinggi dibandingkan ernpat daerah lainnya.

Page 72: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Buah manggis dengan kualitas ekspor tertinggi dihasilkan oleh daerah

Wanayasa. Hal ini berhubungan dengan persen!ese kelas buah yang berukuran 76

g/buah keatas dengan edible parlion yang cukup tinggi dan tingkat kemulusan

kulit buah serta persentase buah yang bebas getall kuning yang paling tinggi.

Selain itu warna kelopak manggis Wanayasa lebih hijau segar dibandingkan

daerah lainnya. Sampai saat ini kriteria buah manggis kualitas eltspor untuk tujuan

pasar terbesar dunia yaitu Asia Timur memiliki kriteria bobot per buah minimum

76 gram dengan tingkat kemulusan kulit buah minimum 90% (Waluya, 2003).

Input Budidaya di Lima Sentra Produksi

Secara umum input budidaya untuk semua daerah ditujukan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas buah. input budidaya yang

dilakukan pada satu daerah dengan daerah laimya tidak sama tergantung pada sisi

mana yang paling penting di perlakukan. Kegiaran teknis yang dilakukan melalui

perbaikan lingkungan tumbuh dan modifikasi pada tarlaman itu sendiri.

Leuwiliang

Input budidaya lebih diutamakan dalam ha1 peningkatan produktivitas

tanaman dan kualitas buah terutama dalam ha1 peningkatan kemulusan kulit buah,

persentase buah yang bebas getah kuning dan peningkatan kandungan padatan

total terlarut. Daerah Leuwiliang memiliki topografi lahan yang tidak rata,

tanaman manggis umumnya tumbuh pada lahan-Iahan yang miring. Selain itu

tanaman manggis Leuwiliang tumbuh pada tanah podsolik dengan tekstur liat

yang tinggi. Tekstur tanah liat bersifat mengembang saat air tanah berlimpah dan

mengkerut jika air tanah kurang. keadaan ini menjadi tidak menguntungkan saat

musim kemarau karena menyebabkan tanah retak dan patah yang berakibat

terhadap putusnya perakaran tanaman. Keadaan lahan yang miring diduga

menyebabkan tingginya tingkat round of yan: mengakibatkan banyak tercucinya

bahan orgafiik dipermukaan tanah. Tanah podsolik berhubungan dengan pH tanah

yang berpengamh terhadap ketersediaan hara terutama P.

Page 73: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

( Panen I I Periode Panen I I

-

Uraian

Siklus Tanaman

Bulan A g s / Sep 1 Okt 1 Nop 1 Des 1 Jan 1 Feb Mar 1 Apr 1 Mei 1 Jun 1 Jul

Pucuk yang

Peflumbuhan & Perkembangan buah

Kcbutuitan hara N l 'c~~iupulta~t N Kebutuhan liara P Pemupukan P Kebutulian hard K I'emupultan I< I'upult ltandang Pengapuran

Periode I ~ M k u p a i r Kebutuhan air maksimum F, Kebutul~an cukupair Kerin9 4 I / Pengendalian H~~~ penyakit

--

Gambar 10 Kalender manajemen tanaman manggis di Leuwiliang.

k k c b 2 h a n q 1- X kcbutullan -I /- I'uncak kcbutuhan N- total

s$?j

Penyemprot?n aphid, thrips & Peneeorok daun

+:$::> .-..

Kontrol kelembaban lingkungan tajuk dan sanitasi bawah taiuk

I '*Ed, a,T:10

.kcbutuhan 4) Puncak kcbutuhan P ___( /- % kcbu t~~hm total total

I*<*.

-I *.*. *:*t ... tu

% k ~ b b t ~ ~ l ~ l - Puncak kebutohnn /- % kcbutuhan totill tola1 .

'* : .,. -I

-- @&I "-,,

, , - * ) V 1 ~

.:i ! ,.-,.

Penpemprotai aphid 81

: . .. a;': - .;j?;:

Page 74: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pada individu tanaman yan2 tumbuh pada lahan miring dapat dibuat teras

bangku untuk menurunkan tingkat pencuciarl material organik di permllkaan

tanah. Peinberiau humus atau pupuk kandang diberikan secara teratur minimal

dua kali pertahun untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Sedangkan

pemberian kapur minimal dua kali per tahun dilakukail untuk meningkatkan pH

tanah dan kandungan Mg tanah. Pzningkatan pH tanah sampai kisaran 6-6,5 dan

kandungan Mg diduga dapat meningkatkan padatan toptal terlarut b u d .

Kandungan hara tanah di Leuwiliang sangat rendah terutama kandungan P,

K, Ca dan Mg. Pada daun tanaman diketahui pula lcandungan N, P, K daun yang

rendah. Peningkatan hara N daun terjadi sejak seminggu setelah panen saclpai

saat awal pertumbuhan vegetatif. Keadaan ini menunjukkan bahws hara N bcnyak

dimobilisasi ke trubus yang sedang tumbuh. Oleh karena itu disarankan dilakukan

pemupukan N sebanyak setengah kebutuhan N total tanaman untuk rnendukung

pertumbuhan vegetatif yang optimum. Adanya peningkatan hara P dan K daun

walaupun tidak setinggi peningkatan hara N daun. Hal ini menunjukkan adanya

penggunaan hara P dan K dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding hara N.

Pemupukan P disarankan diberikan sepertiga dari total kebutuhan P tnnnmm dan

pupuk K diberikan seperempat dari total kebutuhan K tanaman, sefi~inggu setelah

panen terakhir.

Pengamatan secara visual menunjukkan tanaman manggis dengan daun

yang kusam dan kurus menghasilkan buah dengan kulit yang burik. Berdasarkan

penampakan daun tanaman yang kurang hijau, kusam dan kurus diduga tanaman

sangat kekurangan hara N. Daerah Leuwiliang memiliki curah hujan yang sangat

tinggi dan merata setiap bulannya. Diduga lebih benyak hara N tanah yang tercuci

dibandingkan yang terseiap tanaman. Selain itu pada awal trubus, daun muda ?

sangat rentan terhadap serangan ulat penggorok daun, thrips dan aphids.

Pencegahan terhadap serangan hama ketiga hama tersebut saat trubus penting

dilakukan terutarna sejak awal trubus keluar. Pengawasan hama daun terus

dilakukan sampai daun berukuran dewasa. Serangan hama yang tinggi diduga

berhubungan dengan tingginya tingkat kelembaban udara dalam tajuk maupun

lingkungan pertanaman terutama pada pertanaman yang rapat baik dengan

tanaman manggis lain maupI.!n jenis tanaman lain. Perbaikan sanitasi dan tingkat

Page 75: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

kelembaban udara dapat dilakukan me!alui pembersihan gulma di sekitar tanaman

dan pemangkasan cabang tanaman manggis itu sendiri maupun ianaman lain yang

menaungi tanaman manggis secara rapat. Tingkat kelembaban udara yang

dipertahankan stabil pada saat buah membesar diduga dapat mengurangi

munculnya getah kuning pada buah.

Pemupukan N, P, K, pupuk kandang dan pengapuran perlu dilakukan

pada awal keluar kuncup bunga. Jumlah pupuk P yarig diberikan disarankan

sebanyak duapertiga dari total kebutuhan P tanaman, sedangkan pupuk N dan K

diberikan seperempat dari total kebutuhan N dan K tanaman. Hal ini dilakukan

untuk meningkatkan jumlah bunga yang dihasilkan tanainan dan mengurangi

tingkat kerontokan bunga dan buah muda yang akan banyak terjadi setelah kurang

lebih sebulan setelah kuncup bunga keluar.

Stadia pertumbuhan dan perkembangan buah terjadi pada saat curah hujan

sangat tinggi. Namun setelah tejadi fruil set, curah hujan yang tinggi tersebut

sudah tidak menyebabkan kerontokan pada buah muda. Pada stadia ini

peningkatan hara N daun, sebaliknya terjadi penurunan hara P dan K daun.

Pemupukan N, K dengan komposisi pupuk K setengah dari total kebutuhan I(

tanaman dan pupuk N seperempat dari total kebutuhan N tanaman disarankrn

dilakukan pada stadia perkembangan buah. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan ukuran bobot per buah dan kualitas buah.

Wanayasa

Input budidaya masih perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas

tanaman dan ukuran bobot per buah. Produktivitas tanaman manggis daerah

Wanayasa paling tinggi dibandingkan empat daerah lainnya, akan tetapi masih

rendah dibanding potensi produktivitas tanaman itu sendiri.

Dibandingkan empat daerah lainnya, daerah Wanayasa memiliki

karakteristik lahan dan tanah yang paling baik. Walaupun demikian untuk

mencapai potensi produktivitasnya perlu dilakukan input budidaya seperti

pemupukan, pengapuran dan pemangkasan jenis tanaman lain yang mengganggu

tanaman manggis. secara umum tananlan manggis di Wanayasa sudah mempunyai

jarak tanam yang cukup namun dengall tanaman lain yang tumbuh disekitarnya

Page 76: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

kadangkala masih berdekatan. Tanarnan secara umum tumbull pada lahan yang

relatif dotar sehingga pembuatan teras tidak diperlukan.

Awal trubus terjadi pada saat curah hujan mulai rnenurun dari 300mm

pada bulan Maret hingga I00 mm pada bulan Mei. i.lamun demikian pada saat

periode tmbus; jurnlah curah hujan yaiig ada diduga cukup untuk ketersediaan air

dalam mendukung pertumbuhan trubus tanaman.

Pemupukan N: P, I< dengan jumlah N setengah dari total kebutuhai N

tanaman. pupuk P sepertiga dari total kebutuhan P tanaman dan pupuk K

satupere~iipat dari total kebutuhan K tanaman pada awal trubus atau seminggu

setelah panen. Pemupukan yang diberikan segera setelah panen terakhir ditujukan

untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman dan memulibkan kondisi

tanaman setelah pengurasan cadangan karbol~idrat melalui buali yang dipanen.

Pemupukan kompos atau pupuk kandang tetap dilakokan minimal satu kali

setahun untuk mernpertahankan tingkat kegemburan tanah.

Pengawasan dan kontrol pada periode vegetatif ini penting dilakukan sejak

awal keluar trubus sampai akhir trubus. Serangan ulat penggorok daun dan thrips

tetap ada walapun tidak seticggi di daerah Leuwiliang. Sedangkan seralgan

aphids tidak nampak, diauga suhu Wanayasa yang lebih rendah kurang sesuai

untuk perkembangan aphids.

Pemupukan NPK dan pengapuran dilakukan pada bulan Agustus.

Komposisi pupuk NPK yang diberikan, kandungan P-nya duapertiga dari total

kebutuhan P tanaman, N dan K dalam jumlah satuperempat total kebutuhan N dan

K tanaman. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ju~nlah bunga yang keluar.

Sedangkan pengapuran dilakukan untuk meningkatkan pH tanah dan Mg tanah.

Peningkatan kandungan Mg tanah dan pH tanah yang mendekati 6,s dimaksudkan

untuk meningkatkan padatan total terlarut yang masih rendah.

Adanya peningkatan curah hujan pada.:saat awal keluamya bunga

memungkinkcn tidak perlu dilakukan penyiraman tambahan. Walaupun masih

rendah, jumlah curali hujan tersebut diduga cukup. Periode perkembangan bunga

terjadi saat curah hujan inulai meningkat. Penyiraman penting dilakukan apabila

curah hujan per bulan masih dibawah 100 mm.

Page 77: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Bulan - Uraian Ags 1 Sep 1 Okt ( Nop I Des I Jan I Feb I Mar I Apr I Mei I jun / Jui

Siklus Tanaman

Gambar 1 I Kalender manajemen tanaman inanggis di Wanayasa. OI P

Page 78: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pemupukan N, K dengan K &!am ju:;llah ss!engah dari total kebutuhan I(

tanaman dan N daiam jumlah satuperempar kebutuhan 14 tanaman pzntiny

dilakukan sejak bunga anihesis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat

kerontokan bunga dan buah muda. Antisipasi kerontokan builga dan buah muda

yang disebabkan curah hujan yang tinggi, dilakukan dengan aplikasi ZPT yang

dapat lllelllperkuat tangkai bungahah.

Puspahiang

Daerah Puspahiang memiliki kelas tan& yang hampir sania dengan

Wanayasa, hanya saja kondisi lahannya tidak datar sama seperti Leu+,liang.

Sehingga pada lahan-lahan yang miring hanya mengandung sedikii topsoil dan

bahan organik. Input budidaya di daerah Puspahiang ditujukan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman, bobot per buah dan kemulusan kulit buah.

Seperti daerah Leuwiliang, pembuatan trras individu penting dilakukan

untuk memperbaiki keadaan lahan. Pemupukan N, P, K, pengapuran dan

pemberian bahan organik sangat penting dilakukan. Daun tanaman manggis

Puspahiang lerlihat kurang sehat dan mulus dibandingkan daun tanaman manggis

dari Wanayasa, diduga tanaman masih kekurangan hara N.

Pemupukan NPK dengan jumlah N setengah dari total kebutuhan N

tanaman, pupuk P sepertiga dari total kebutuhan P tanaman dan pupuk K

satuperenlpat dari total kebutuhan K tanaman. dilakukan segera setelah panen

terakhir selesai. Pemupukan N yang tinggi berguna untuk mendukung

pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemupukan bahan organik penting dilakukan,

minimal dua kali per tal~un. Pemberian pup& organik dilakukan bersamaan

dengan pelnupukan NPK setelah panen dan sebelufn tanaman berbunga.

Pengawasan dan kolltrol pada periode vegrratif ini penting dilakukan sejak

awal keluar trubus sampai akhir trubus. Serangan ulat penggorok daun, aphids dan

thrips tetap ada walapun tidak setinggi di daerah Leuwiliang. Pencegahan penting

dilakukan karena serangan ulat penggorok daun dan aphids di Puspahiang mirip

dengan daerah Leuwiliang.

Page 79: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

keluar trubus

. . . . . .- . . -. .

Bulan Ags 1 Sep 1 Okt 1 Nop 1 Des 1 Jan I Feb 1 Mar I Apr 1 Mei 1 Jun I JU)

Siklus Tanaman Pucuk ysng tidak berbunga

Page 80: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pt-mupukan NPK dan pengapuran dilakukan pada bulan Agustus.

Komposisi pupuk NPK yang diberikan, kandungan P-nya duapertiga dari total

kebutuhan P tanaman, N dan K dalam jumlah satuperempat total kebutuhan N dan

K tanaman. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah bi~nga yang keluar.

Pengapuran lebih ditujukan untuk meningkatkan pH tanah.

Kemungkinan belum adanya peningkatan curah hujan pada saat awal

keluamya bunga, pmemerlukan adanya penyiraman tambahan. Keadaan curah

hujan yang rendah jika berlanjut akan menyebabkan kekeringan. Kekeringan - dapar menyebabkan perkembangan bunga terhambat. Pemupukan N dan K

dengan jumlah K setengah dari total kebutuhan K tanaman serta pupuk N satu

perempat dari total kebutuhan N tanaman disarankan dilakukan sejak anthesis

Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kerontokan bunga dan buah muda.

Pada awal stadia pembungaan merupakan puncak dari kebutuhan hara P tanaman.

Sedangkan peningkatan kebutuhan hara K mulai terjadi sejak keluar kuncup

bunga. Puncak kebutuhan hara K terjadi pada stadia perkembangan buah.

Pemberian ZPT yang dapai memperkuat tangkai bungafbuah perlu dilakukan

untuk antisipasi kerontokan bunga dan buah muda yang disebabkan curah hujan

yang tinggi.

Kaligesing

Kondisi lahan dan kelas tanah daerah Kaligesing mirip dengan kondisi

daerah Leuwiliang. Sehingga pendekatan input budidaya yang diberikan hampir

sama, yaitu peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas buah, terulama dalarn

ha1 perbaikan tingkat kemulusan kulit buah. Persentase buah dengan kulit yang

tidak mulus atau burik paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Kegiatan yang

harus dilakukan adalah pembuatan teras individu, pemangkasanlpenebangan

tanaman manggis atau tanaman lain yang tumbuh berhimpitan, pemupukan NPK,

pemupukan bahan organik, pengapuran dan penyiraman tambahan. Awal trubus

keluar seminggu setelah panen terakhir selesai. Curah hujan mulai menurun dari

290 mm pada bulan April dan memrun hingga 60 mm pada bulan Juni. Pada awal

periode trubus, jumlah curah hujan yang ada diduga cukup untuk mendukung

perturnbullan trubus tanaman. Namun pada puncak periode trubus curah hujan

mulai kurang sehingga per111 dilakukan penyiraman sampai akhir periode trubus.

Page 81: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pemupukan NFK, pupuk kandang dan pengapuran dilakukan segera

setelah panen terakhir selesai. Komposisi pupuk N sebanyak setengah kebutuhan

N total tanaman berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman.

Sedangkan pupuk P sebanyak sepertiga kebutuhan total P tanaman dan pupuk K

sebanyak satuperempat kebutuhan total tanaman diberikan untuk nlemulihkan

kondisi tanaman setelah cadangan fotosintat terkuras melalui panen. Pupuk

kandang berguna untuk memperbaiki sifat fisik tanah Kaligesing. Sedangkan

pengapuran dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan pH tanah. . . . .

Pemberian jupuk'kandeng rnini~llal dua kali setahun pertama bersamaan dengan

pemupukan NPK segera setelah panen terakhir selesai, kedua bersamaan dengan

pemupukan NPK pada awal berbunga.

Hampir sama dengan keadaan daun tanaman di daerah Leuwiliang, daun

tanaman di Kaligesing menulijukkan penampilan yang sangat kusam, kurus dan

rusak. Keadaan ini diduga berhubungan dengan tingkat kemulusan kulit buah.

Selain diduga kekurangan unsur hara terutama N, keadaan daun yang

rusak ini juga disebabkan ole11 serangan hama pada saat daun muda. Pengawasan

kontrol ketat pada periode vegetatif ini penting dilakukan sejak awal keluar

trubus sanpai akhir trubus. Serangan ulat penggorok daun, aphids dan thrips

paling tinggi dibandingkan empat daerah lainnya. Pencegahan dan memberantasan

secara tepat penting dilakukan karena serangan thrips dan aphids selain

berpengaruh terhadap kesehatan daun juga diduga berpengaruh terhadap

kerusakan kulit buah. Thrips dan aphid yang menyerang pada saat daun muda

berpindah ke bunga setelah daun dewasa. Kerusakan pada bunga berlanjut hingga

bunga berkembang menjadi buah. Bersamaan dengan pertumbuhan dan

perkembangan buah bekas tusukan hama pada kulit tidak hilang bahkan

berkembang menjadi burik pada kulit.Tingginya serangan hama daun tanaman di

.Kaligesing diduga berhubungan dengan tingkat kelembaban udara yang sangat

tinggi di sekitar tajuk dan pertanamall. Penurunan tingkat kelembaban udara dapat

dilakukan dengan melancarkan sirkulasi udara disekitar tajuk melalui

pemangkasan dan penjarangan tanaman manggis maupun tanaman lainnya.

Pemupukan NPK, pemberian pupuk kandang dan pengapuran dilakukan

pada bulan Agustus. Komposisi pupuk NPK yang diberikan, jumlah pupuk P

Page 82: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

disarankan sebanyak duapertiga dari total kebuiu!lan P ianaman, sedangkan pupuk

N dan K satuperempat dari total kebutuhan N dan K tanaman. Tujuannya adalah

untuk n~eningkatkan jumlah bunga yang keluar. Adanya peningkatan curah hujan

pada saat awal keluarnya bunga memungkinkan tidak perlu dilakukan peilyiraman

tamhahan. Walaupun masih rendah, jumlah curah hujan tersebut diduga cukup.

Periode perkembangan bunga terjadi saat curah hujan mulai meningkat.

Pemupukan N, K dengan jumlah K setengah dari total kebutuhan K

tananla11 dan jumlah. N satuperempat dari total kebutuhan N tananan disarankan

dilakukan sejak anthesis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kerontokan

bunga dan buah muda. Hara K yang tinggi dibutuhkan untuk meningkatkan

ukuran dan mutu buah. Pemberian ZPT yang dapat rnemperkuat tangkai

bunphuah perlu dilakukan untuk antisipasi kerontokan bunga dan buali muda

yang disebabkan curah hujan yang tinggi.

Watulimo

Keadaan daerah Watulimo mirip dengan daerah Puspahiang terutama

dalam ha1 kelas tanah, ketinggian tem7at hanya saja keadaan lahannpa lebih datar.

Tanaman manggis umumnya banyak tumbuh pada lahan yang relatif datar. Input

budidaya tetap diarahkan pada peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas

buah terutama dalam ha1 perbaikan kemulusan kulit buah dan padatan total

terlarut serta penurunan jumlah buah yang bergetah kuning. Input budidaya yang

dilakukan adalah pemupukan NPK, pemberian pupuk kandang, pengapuran,

penjarangan tanaman dan penyirarnan tambahan.

Awal trubus umumnya keluar setelah dua minggu panen terakhir selesai.

Pada saat tersebut curah hujan mulai menurun dari 200 rnm pada bulan Maret dan

menurun sampai 78 mm pada bulan Mei. Jumlah curah hujan pada awaI trubus

diduga cukup untuk mendukung keluarnya trubus tanaman. Namun pada puncak

periode trubus curah hujan mulai kurang sehingga perlu dilakukan penyiraman

sampai akhir periode trubus. Pemupukan NPK dengan jumlah pupuk N setengah

dari total kebutuhan N tanaman, pupuk P sepertiga dari total kebutuhan P tanarnan

dan pupuk K satuperempat dari total kebutuhan K tanaman pada awal trubus atau

seminggu setelah panen. Selain itu pemberian pupuk kandang perlu dilakukan

segera hersanlaan dengan pemupukan NPK.

Page 83: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Siklus Tanaman I Pucuk y a n g t idak hcrbungn kclunr t rubus ,

I I v I

Panen Pcr iode Panen

Kebutuhan kebutuhan % kebutuhan Puncak h a r a N total total 1- kebutuhan N

l ' ? ~ wfs we.- .%%

4 Pemirpultan N -

I'uncak kcbutuhan P

Puncak kebutuhan K

Irigasi ICrl. ," Kebutull;ln cuhup air 1- Kcr7n,

Gambar 14 Kalender manajemen tanaman manggis di Watulimo.

Page 84: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Pengawasan dan kontrol pada periode vegetatif, penting dilakukan sejak

awai keluar trubus sampai akhir trubus. Serangan ulat penggorok daun, aphids dan

thrips sama seperti daerah Puspahiang. Pencegahan penting dilakukan karena

serangan ulat penggorok daun dapat msnyebabkan daun baru rusak, sedangkan

thrips dan aphids dapat menyebar menyrang bunga sampai stadia perkembangan

buah yang berakibat pada ketidak- mulusan kulit buah.

Pemupukan NPK dan pengapuran dilakukan pada bulan September.

Komposisi pupuk NPK yang diberikan. kandungan P-nya duapertiga dari total .. .

keburuhan P tanainan, N dan K dalam jumlah satuperempat total kebutuhan N dan

K tanaman. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah bunga yang keluar.

Lalu pengapuran diberikan untuk meningkatkan pH tanah. Kapur yang digunakan

diusahakan lebih banyak mengandung Mg dibanding Ca. Karena lebih

diprioritaskan untuk peningkatan padatan total terlarut pada buah.

Awal keluarnya bunga terjadi pada saat curah hujan meningkat. Sehingga

memungkinkan tidak perlu dilakukan penyiralnan tambahan. Jumlah curah hujan

yang ada diduga cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bunga.

Pemupukan N,K dengan jumlah K setengah dari total kebutuhan K

taraman dan N satuperempat dari total kebutuhan N tanaman disarankan

dilakukan sejak anthesis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kerontokan

bunga dan buah muda. Pemberian ZPT yang dapat memperkuat tangkai

bungahuah perlu dilakukan untuk anrisipasi kerontokan bunga dan buah muda

yang disebabkan curah hujan yang tinggi.

Page 85: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat tiga tipe pola curah hujan berdasarkan jumlah, intensitas d ~ " r

distribusi hujan pada lima sentra produksi manggis pulau Jawa, yaitu 1)

Leuwiliang, 2) Wanayasa dan Puspahiang, 2) Kaligesing dan Watulimo.

2. Perbedaan pola curah hujan tahunan berpengaruh terhadap panjang-pendeknya

periode dormansi tunas.

3. Lama periode kering berpengaruh terhadap awal keluar kuncup bunga, daerah

dengan periode kering kurang dari satu bulan yaitu Leuwiliang menghasilkan

kuncup bunga pertania setelah 16 hari turun hujan pada awal musim hujan,

daerah dengan periode kering lebih dari riga bulan, kuncup bunga pertama

muncul setelah 83 hari periode kering di Puspahiang, setelah 88 hari periode

kering di Wanayasa, setelah 121 hari periode kering di Kaligesing dan setelah

138 hari periode kering di Watulimo tanpa rurun hujan sebelumnya.

4. Prcd-ktivitas tanaman manggis tertinggi di Wanayssa dan terendah di

Leuwiliang. Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh intensitas periode kering.

5. Buah manggis dengan kemulusan kulit buah tertinggi di Wanayasa dan

terendah di Kaligesing. Kemulusan kulit buah dipengaruhi oleh kandungan

hara K daun.

6. Padatan total terlarut buah teninggi di Kalipesing dan terendah di Leuwiliang.

Padatan total teriarut dipengaruhi oleh kandungan Mg tanah dan pH tanah.

Sedangkan kandungan asam total tertitrasi buah tertinggi di Puspahiang dan

terendah di Kaligesing. Asam total tertitrasi dipengaruhi oleh kandungan

karbohidrat daun.

Saran

1. Perlu dilanjutkan penelitian pengamatanfenofisiologi tanaman sekurangnya

tiga siklus sehingga diperoleh data saat pansn raya (on year) dan panen kecil

(off year). Kandungan hara dan karbohidrar daun sebaiknya dianalisis setiap

bulan untuk melihat perubahan tananian sesuai dengan perubahall cuaca.

Page 86: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

2. input budidaya sangat penting dilakuk-n mengingat produktivitas tanaman

dan kualitas buah di lima sentra produksi masih rendah. Kultur tekr.is seperti

pembuatan teras individu, pemangkasanlpenjarangan tanaman, pemupukan

NPK, pemupukan bahan organik dan pengapuran harus dilakukan di semua

daerah narnun disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan dan karakteristik

agroklilnat daerah masing-masing.

3. Pengembangan kebun manggis dalam skala luas dan komersial dapat

dilakukan di daerah Pulau Jawa yang memiliki karakteristik agroklimat yang

sama atau mirip dengan daerah Waneyasa.

4. Pendugaan awal dan puncak panen buah ~nanggis suatu daerah dapat

diprediksi berdasarkan data iklim tahunan pada daerah tersebut. Buah rnanggis

kualitas ekspor tertiuggi dihasilkan oleh daerah Wanayasa sehingga

pengumpul dianjurkan untuk memiliki gudang penyimpanan dan pascapanen

di Wanayasa. Buah manggis dengan kulit buah paling tebal dapat

dikumpulkan dari dacrah Watulimo.

Page 87: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah G. 2002. Horticulture - principles and practices 2nd edt. New Jersey:Pearson Education. Inc.

Alnieyda, N. and Martin. F.W. 1976. Cultivation of neglected tropical fruits with promise. Part I. The mangosteen. Agricultural Research Service. US Departemen of .4gricultural. ARS-S-155. p: 1-19.

Anonimous. 2003. Volume dan Nilai Ekspor Manggis Indonesia. Biro Pusat Statistika. Jakarta.

. 2001. Vademekum Buah-buahan; Luas Panen, Produksi dan Bulan Panen. Direktorat Tanaman Buah Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Jakarta.

. 2003. Profil sentra produksi manggis. Direktorat Tanaman Buah Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Jakarta.

. 2005. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas buah, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka tahun 2004. Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura. Jakarta.

Crabbe J and Barnola P. 1996. A new conceptual approach to bud dormancy in woody plant. I n G.A. Lang (eds). Plant Dormancy.England: CAB Intematiolial

Daryono M dan Sosrodiharjo S. 1986. Cara praktis penentuan saat pemanenan buah manggis dan sifat-sifatnya selama penyimpanml. Bul. Penel. Hort. 14(2):39-42.

DEPTAN. 1999. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Manggis. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian.

Efendi D. 1994. Stimulasi pembungaan mangga (Mangifera indicaL. Cv. Arumanis) dengan kalium nitrat dan paclobutrazol. Tesis. Program Pascasarjana Instirur Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).

Erez A. 2000. Bud dormancy, phenomenon: problems and solution in the tropics and subtropics. p. 17-48: I n Temperete fruit crops in warm climates. London:~luwer Academic Publishers.

Gomez KA, Gomez A.4. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta:UI. Press.

Hadisutrisno B. 2002. Srrategi Pengendalian penyakit utama pada manggis : Penyakit getah kuning selayang pandang. Makalah disampaikan dalam Seminar Agribisnis Manggis24 Juni 2002. Hotel Salak, Bogor.

Page 88: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Eandoko ,1994. Klimatologi dasar-landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsure-unsui iklim. Jakarta:Pustaka Jaya.

Hariyadi RD dan Hariyadi P. 2000. Mu:u dan keamanan pangan. Makalah dalam Pelatihan Sistem Jaminan Mutu Buah 7-1 1 Desember 2000. PKBT-LP IPB. Bogor.

Harjadi, SS dan Yalrya S. 1988. Fisiologi stress lingkungan. PAU Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Harjadi, MMSS. 1996. Pengantar agronomi, ceiakan XII. Jakarta:PT. Gramedia .~.,

Pustaka Utama

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu tanah. Jakarta:CV.Akademi Pressindo

Hidayat, R . 2002. Kajian Ritrne Pertumbuhan Tanaman Manggis (Garcinia mangosfana L.) dan ~aktor-faktor yang Menpengaruhi. Disertasi-Doktor. Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor (fidak dipublikasikan).

http:l/www.fao.or.id. Horticulture expor-impor. 12 Desember 2003

http://www.fao.or.id. Horticulture expor-impor. 30 Desember 2004.

Hume EP. 1947. Difficulties in mangosteen culture. Tropical Agriculture 24:l-3

Lodh SB, Pantastico EB. 1986. Perubahan-perubahan selana pertumbuhan organ- organ penimbun. Dalam Pantastico EB. (Eds) Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan buah-buahan dan sayur-sayuran tropika dan subtropika. Yogyakarta:Gajah Mada Univ. Press.

Lukitariati S. 1996. Pengaruh naungan dan konsentrasi asam indol butirat terhadap pertumbuhan bibit batang bawah manggis, Jurnal Hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. 6(3);220-226

Liferdi. 2000. Studi fenologi empat varietas rambutan (Nephelium lapaceurn L.). Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (fidak dipublikasikan).

Litz RE. 1997. The manggo - botany, production and uses. ond don:^^^ International.

Purnawan S. 2004. Kualitas buah manggis (Garcinia mangostana L.) dari lima lokasi sentra produksi di pulau Jawa [Skripsi]. Bogor:Instuitut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian.

Poenvanto, R. 2002. Peningkatan Produksi dan Mutu untuk Mendukung Ekspor Manggis. Makalah Seminar Agribisnis Manggis Indonesia. Hotel Salak, Bogor.

Poerwanto R dan lrdiastuti R. 2003. Effects of ringing on production and starch fluctuationof rambutan in off-year. Second International Symposium On

Page 89: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lychee, Longan, Rambutan and %her Sapindaceae Plants. Chiang Mai, Thailand, 25-28 August 2003.

. 1995. Peluang dan prospek usahatani manggis. Makalah Seminar Peluang dan Prospek Usahatani Manggis Indonesia Nopember 1995. Institut Pertanian Bogor.

., Hidayat, I<., Diana, E. dan Zahara. R. 1995. Usaha mempercepat pertumbuhan batang bawah manggis. Pros.Simp.Hort.Nas., 105-1 12

, dan Susanto S. 1996. Pengaturan pembungaan dan pembuahan jeruk siem (Citrus reiiculaia Blanco) dengaa paclobutrazol dan zat pemecah dormansi. J.1I.Pert.Indo. Voi.6(?.). . . .

. 2003. Budidaya buah-buahan modul 111 - proses pembungaan dan pembuahan. Program Studi Hortikultura. Faperta IPB

Paull, R.E., and Nakasone, H.Y. 1998. Tropical Fruits. London:CAB International.

Rai n\i. 2004. Fisiologi pertumbuhan dan pembungaan tanaman manggis (Garcinia nlangostana L.) asal biji dan sarnbungan [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Sekolall Pasca sarjana.

Ramlan. M.F., Malunud, T.M.M., Hasan, B.M. and Karim, M.Z. 1992. Studies on photosynthesis on young mangosteen plants grown under several growth conditions. Acta.Hort., 321 :482-489.

Romeida A, Alnopri, Taufik M, dan Fahrunozi. 1997. Pendugaan daya hasil tanaman manggis berdasarkan aktivitas nitrat reduktase. Akta Agrosia l(2): 9-13.

Tirtawinata MR. 2002. Pengelolaan terpadu kebun manggis. Makalah Seminar Agribisnis Manggis di Hotel Salak 24 Juni 2002. Bogor.

, Wijaya, Enggis, T. 1995. Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis. Jakarta:PT.Penebar Swadaya.

Salisbury FB and Ross CW. 1992. Plant physiology 4"' edt. Ca1ifornia:Wadsworth Publ. Co.

Samson, J.A. 1989. Tropical Fruits. London:Longman scientific and technical.

Satuhu S. 1999. Penanganan manggis segar untuk ekspor. Penebar Swadaya, Jakarta

. Roosmani, dan Sastra D. 1999. Karakterisasi mutu buah manggis segar. J. Hort. 8 (4) : 1284-1292.

Page 90: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

, Roosmani ABST, dan Sjaifullah. 1997. Karakterisasi sifat fisik dan kimia buah manggis dari beberapa cara panen. J Hort. G (5) : 493-507.

Sedley M, Griffin AR. 1989. Sexual reproduction of tree crops. Toronto:Academic Press.

Sjaifullah. 1996. Petunjuk memilib buah segar. Jakarta:Penebar Swadaya.

Soenarjono, H. 1997. Prospek Berkebun Buah. Jakarta:PT.Penebar Swadaya.

Soepardi G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian- IPB. Bogor . .

Sosrodiharjo S. 1980. Penentuan waktu pemetikan buah manggis. Bul. Penel. Hort. 8 (5): 11-17.

Spiegel P and Goldschmidt EE. 1996. Biology of l~orticultural crops -biology of citrus. Cambridge University Press.

Suharsono H. 2000. Pertanian Di Daerah Tropika. Makalah Pelatihan Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Agroklimatologi 31 Agustus - 2 Nopember 2000. Kerjasama Litbang Deptan dengan Jurusan GEOMET FMIPA IPB. Bogor.

Waluyo B. 2003. Peluang dan tantangan dalam ekspor buah manggis. Makalah Semicar Dukungan Kebijakan d m Teknologi Lepas Panen untuk Pengemnbangan Agribisnis Manggis, Balitbang Mekanisasi Deptan, 23 Desember 2003. Serpong.

Wiebel J, Chacko EK and Dowton WJS. 1992. Mangosteen (Garcinia mangostana L.) - a potential crop for tropical northern australia. Acta.Hort., 321:132-137.

Whiley AW, Schaffer B, and Wolstenholme BN. 2003. The avocado-botany, production and uses. London:CAB International.

Page 91: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra
Page 92: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 1 Tabel rekapitulasi sidik ragam u~ltuk peubah periode trubus, periode dorn:rlnsi tunas, periode kuncup-anthesis, periode anfhesis-buah matang pada tahun 2004-2005

No. Peubah Sumber JK KT F-Hitung PI> F Keraga~nan

- p~ p~~ p~

1 Periode trubus Lokasi 28,26 7,07 1,17 0,330

2 Periode dorrllansi Lokasi 1076,64 269,16 127,72 0,001 " ;

tunas

iok%si 3 Perigde kuncup - 38,OO 9,50 11,28 0,0001 ahf.hesis

4 Ppriode aiirhesis - Lokasi 0,3.1. 0,08 0,13 0,971 buah matang

Page 93: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 2 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah bobot bagian buah manggis dan produktivitas tanaman tzhu2 200312004 dan tahun 250411005

No. Peubah Sumber JK KT F- Pr > F Keraganlan HiturLg

1 Bobot biji total Lokasi 5,49 1,37 17,25 0,001

2 Bobot kelopak Lokasi 7,lO 1,78 63;00 0,001

Lokasi 3 Bobot kulit 1139,3? 284,99 12,32 0,001

4 Bobot tangkai Lokasi

buah

5 Bobot arii Lokasi 373,62 93,40 4,29 0,006

6 Bobot per buah Lokasi 2632,37 658,09 14,84 0,001

7 Produktivitas Lokasi 12883,14 3220,79 228,64 0,0001 2003/2004

8 Produktivitas Lokasi 9400,78 2350,19 272,84 0,0001

2004/2005

Page 94: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 3 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah fisik dan kimia b u d manggis di lima sentra produksi

No. Peubah Sumber JK KT F-Hitung Pr>F Keragaman

1 Diameter Lokasi 315.07 78,77 17,63 0,OO 1 longitudinal buah

2 Diameter Lokasi 148.50 37,12 15,66 0,001 transversal buah . .

3 % Bagian yang Lokasi 252.64 63,16 3 3 3 0,O 16 dapat dimakan

4 Tebal kulit Lokasi 35.21 8,SO 108,9 0,0001

5 Kemulusail kulit Lokasi 48.51 12,12 39,02 0,0001

6 Getah kuning Lokasi 9.72 2,42 1,12 0,360

7 Padatan total Lokasi 70.12 17,53 65,68 0,0001 terlarut

8 Asarn total Lokasi 2.46 0,61 40,07 0,0001 tertitrasi

Page 95: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 4 Tabel matriks korelasi antara prodiiktivitas tanaman, jumlah bunga & buah rontck, periode akhir panen-awal trubus, periode kuncup- ant!zesis, diameter buah, ksrnulusan kulit buah, padatan total terlarut, asaln total tertitrasi, N dam, P daun, K daun dan karbohidrat daun

Peubah Produktivitas Jumlah

N daun P daun K daun Karbohidrat buah

Produktivitas 0,952 0,704. 0,913 0,769 0,600

Periode - akhir panen- 0,803 " .- awal trubus

Periode kuncup- anthesis

Jumlah bunga

Jumlah buah 0,952 0,709 0,873 0,734 0,605

Jumlah bunga&buah :ontok

Diameter buah

Kemulusan 0,726 0,730 0,772 0,767 kulit buah

Padatan total -0,478 -0,035 -0,238 -0,385 terlarut

Aswm total 0,529 0,227 0,486 0,695 tertitrasi

Getah -0,521 -0,263 -0,286 -0,416 kuning

Page 96: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 5 Tabel matriks korelasi antara produktivitas tanaman, piriode do~mansi tunas, jurnlah bunga & buah rontok, kemulusan kl~iit buah, jumlah curah hujan, pH tanah dan kandungan P tanah

Peubah Produktivitas Jumlah Jumlah Jumlah Kemulusan Periode buah bunga bunga&buah kulit buah dormansi

rontok tunas

Produktivitas 0.952 0,949 -0,463

Jumlah curah hujan

pH tanah -0,560

P tanah -0,622

Page 97: Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan ... · menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang ... 14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra

Lampiran 6 Tabel Rataan kandungan hara NPK daun , karbol~idrat daun dan C N rasio daun tanaman manggis di lima sentra produksi saat anthesis

- - Hara Daun Manggis

I okasi N tot (%) Karbohidrat

(mn/n) C/N P (%) K (%)

Leuwiliang 0,82c 2,07d 2,8 1 bc 0,08c I ,20c

Kaligesing 0,27d 1,14e 4,48a 0,07c 0,82d

Watuli~no 0,90b 2,34c 2,72bc 0,16b 1,30b

') angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyzk pada Uji jarek berganda Duncan pada taraf 5%,