hpa aksis

5
HPA Aksis HPA Aksis adalah singkatan dari Hipotalamus-pituitary-adrenal dan aksis adalah pengertian dari sumbu/ hubungan langsung. HPA aksis adalah bagian utama dari system neuroendokrin yang mengontrol reaksi terhadap stress dan pula memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti pencernaan, system kekebalan tubuh, suasana hati, emosi dan lain-lain. HPA aksis memegang peranan penting dalam beradaptasi terhadap stress baik stress eksternal ataupun internal. Ketika berespons terhadap ketakutan, marah, cemas dan hal-hal yang tidak menyenangkan, bahkan terhadap harapan, dapat terjadi peningkatan aktivitas HPA Aksis. Elemen-elemen kunci dari sumbu HPA adalah : - Paraventrikulardari hipotalamus, yang berisi neuron neuroendokrin yang mensintesis dan mengeluarkan vasopressin serta corticotrophin-releasing hormone(CRH). - Secara khusus, CRH dan vasopressin merangsang sekresi ACTH. ACTH pada gilirannya bekerja pada adrenal korteks yang menghasilkan hormone glukokortikoid (terutama kortisol pada manusia) dengan stimulasi ACTH. CRH dasn vasopressin yang dilepaskan dari terminal saraf neurosecretory di eminensia median. Mereka diankut ke hipofisis anterior melalui system pembuluh darah.

Upload: mentari64

Post on 23-Dec-2015

160 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hpa aksis

TRANSCRIPT

Page 1: HPA Aksis

HPA Aksis

HPA Aksis adalah singkatan dari Hipotalamus-pituitary-adrenal dan aksis adalah pengertian dari

sumbu/ hubungan langsung.

HPA aksis adalah bagian utama dari system neuroendokrin yang mengontrol reaksi terhadap

stress dan pula memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti

pencernaan, system kekebalan tubuh, suasana hati, emosi dan lain-lain.

HPA aksis memegang peranan penting dalam beradaptasi terhadap stress baik stress eksternal

ataupun internal. Ketika berespons terhadap ketakutan, marah, cemas dan hal-hal yang tidak

menyenangkan, bahkan terhadap harapan, dapat terjadi peningkatan aktivitas HPA Aksis.

Elemen-elemen kunci dari sumbu HPA adalah :

- Paraventrikulardari hipotalamus, yang berisi neuron neuroendokrin yang mensintesis dan

mengeluarkan vasopressin serta corticotrophin-releasing hormone(CRH).

- Secara khusus, CRH dan vasopressin merangsang sekresi ACTH. ACTH pada gilirannya

bekerja pada adrenal korteks yang menghasilkan hormone glukokortikoid (terutama

kortisol pada manusia) dengan stimulasi ACTH.

CRH dasn vasopressin yang dilepaskan dari terminal saraf neurosecretory di eminensia median.

Mereka diankut ke hipofisis anterior melalui system pembuluh darah.

pada keadaan depresi terjadi peningkatan aktivitas HPA yang ditandai dengan penglepasan

CRH(Corticotropine releasing hormone) dari hipotalamus. CRH banyak di dapatkan di PVN

(paraventricular nucleus), hipotalamus. Selain di hipotalamus, CRH juga terdapat diluar

hipotalamus yaitu di neokorteks, system limbic dan daerah yang mengatur system otonom seperti

lokus sereuleus. Pada daerah ini, ia bekerja sebagai neurotransmitter yang perannya tidak

bergantung dari hipotalamus.

Penglepasan CRH dari hipotalamus dirangsang oleh noradrengik, serotonergik dan kolinergik,

serta dihambat oleh Gama Aminobutyric Acid (GABA) dan alfa-adrenergik agonis. Hipersekresi

CRH dapat disebabkan oleh beberapa gangguan seperti gangguan respons CRH terhadap umpan-

Page 2: HPA Aksis

balik kortisol dan system monoaminergik serta gangguan system neuromodulator lain yang

mengatur CRH.

Pada keadaan depresi terjadi peningkatan kadar CRH. Akibatnya, terjadi peningkatan rangsangan

terhadap hipofisis anterior untuk mensekresikan ACTH. CRH bekerja sebagai tropic terhadap

kortikotropik hipofisis sehingga rangsangan yang lama terhadap hipofisis dapat menimbulkan

hyperplasia dan hipertrofi kelenjar hipofisis atau pembesaran system simpatis perifer dan

medulla adrenal.

Penglepasan ACTH, selain oleh CRH, juga ditentukan oleh konsentrasi kortisol plasma, stress

fisik atau psikologik dan siklus tidur bangun. Kadar ACTH berfluktuasi sepanjang hari. Kadar

tertinggi terjadi sesaat sebelum bangun pagi dan terendah sebelum tidur. Penglepasan ACTH

yang berfluktuasi ini dipengaruhi oleh CRH. Serotonin dan kolim, vasopressin, dan angiotenisn

II juga dapat merangsang sekresi ACTH. Neurotransmitter ini bekerja langsung pada hipofisis

anterior. Sebaliknya, beta-endorfin dan enkefalin menghambat sekresi ACTH.

ACTH berperan merangsang keluarnya kortisol dari korteks adrenal. Ia juga merupakan suatu

tropic atau untuk “bertumbuh” . Pada keadaan depresi terjadi peningkatan ACTH. Hipersekresi

ACTH yang berlangsung lama dapat menimbulkan hiperaktivitas kelenjar adrenal sehingga dapat

terjadi penambahan volume dan berat kelenjar adrenal. Hipertropi terjadi pada setiap lapisan

korteks adrenal sedangkan medulla tidak begitu berperan dalam penambahan volume atau berat

adrenal karena massanya hanya 10%. Walaupun demikian, konsentrasi epinefrin dalam urin,

CSS, dan plasma meningkat pada pasien depresi. Ukuran kelenjar adrenal kembali menjadi

normal setelah depresi mengalami remisi.

Kortisol dikeluarkan dari kelenjar adrenal dan masuk ke dalam sirkulasi umum. Sekitar 95%

kortisol yang ada dalam sirkulasi terkait dengan alfa-globulin dan disebut transkortin atau

corticosteroid-binding globulin (CBG). Sebagian kecil kortisol bebas yang ada dalam plasma

merupakan bentuk aktif yang berfungsi untuk memberikan efek umpan balik negative terhadap

sekresi CRH dan ACTH. Ia berfungsi menghambat sintesis dan penglepasan CRH dan ACTH.

Pada pasien depresi terjadi peningkatan kadar kortisol terutama pada malam hari atau sore hari

sedangkan pada orang normal tidak terjadi peningkatan pada watu-waktu tersebut. Kortisol yang

Page 3: HPA Aksis

tinggi ini tidak mampu menginhibisi sekresi CRH dan ACTH. Ia berfungsi menghambat sintesis

dan penglepasan CRH dan ACTH.

Pada pasien depresi terjadi peningkatan kadar kortisol terutama pada malam hari atau sore hari

sedangkan pada orang normal tidak terjadi peningkatan pada waktu-waktu tersebut. Kortisol

yang tinggi ini tidak mampu menginhibisi sekresi CRH dan ACTH. Hal ini diduga karena

plstisitas reseptor glukokortikoid menurun pada depresi. Peningkatan kortisol yang lama dapat

menyebabkan toksik pada neuron sehingga bisa terjadi kematian neuron terutama di hipokampus.

Jadi, mengurangi keterpaparan dengan glukokortikoid dapat mencegah degenerasi hipokampus

dan gangguan kognitif.

Reseptor kortikosteroid di otak ikut pula mengatur aktivitas HPA aksis. Reseptor tersebut

ditemukan pada neuron CRH hipotalamus . Reseptor –reseptor tersebut yaitu tipe I dan II. Tipe I

atau reseptor mineral kortikoid (MR) terutama ditemukan (paling tinggi) dalam neuron struktur

limbic (ekstra hipotalamus) seperti hipokampus (neuron pyramidal) dan septum. Konsentrasi MR

di hipofisis anterior rendah. MR ditemukan pada sirkum ventricular berfungsi sebagai reseptor

MR yang berespons terhadap aldosteron.

Tipe II atau reseptor glukokortikoid (GR) terdapat di PVN hipotalamus terutama dalam neurin

CRH. Selain itu, ia ditemukan di area lain di otak seperti hipokampus, septum lateralis,

amigdala, dan nucleus solitaries. Pada daerah ini reseptor GR berperan dalam mengatur perilaku

dan respons saraf otonom dan neuroendokrin terhadap kondisi stress. Konsentrasi GR pad

ahipofisis anterior tinggi.

Reseptor GR berkurang dengan bertambahnya umur. Pengurangan reseptor tipe ini berhubungan

dengan penurunan kerja umpan balik negative glukokortikoid yang menyebabkan meningkatnya

kortikosteroid plasma. Peningkatan yang menetap tersebut merupakan toksik terhadap neuron

sehingga bisa terjadi degenerasi atau kematian sel terutama di hipokampus.