hp narkoba screening

16
BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Interpretasi Hasil Hasil negatif (-) tampak 2 garis pada huruf C dan T Hasil positif (+) tampak 1 garis pada huruf C Hasil invalid tidak muncul garis pada huruf C. Keterangan : 1. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis tidak mengandung senyawa golongan narkotika atau psikotropika. 2. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis mengandung senyawa golongan narkotika atau psikotropika. 3. Interpretasi hasil uji skrining tidak valid. 3 2 1

Upload: sintyacandraa

Post on 16-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uji skrining

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL PENGAMATAN4.1 Interpretasi HasilHasil negatif (-) tampak 2 garis pada huruf C dan THasil positif (+) tampak 1 garis pada huruf CHasil invalid tidak muncul garis pada huruf C.

3. 2. 1.

Keterangan :1. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis tidak mengandung senyawa golongan narkotika atau psikotropika.2. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis mengandung senyawa golongan narkotika atau psikotropika.3. Interpretasi hasil uji skrining tidak valid.

4.2DokumentasiGambarKeterangan

Sampel yang diperiksa berupa urine

Identitas Sampel:Nama/Kode: 3A

Pengamatan Makroskopis:Warna: kuning muda Kejernihan : jernihBau: khas urine

PH sampel urine didapat 6-7

Strip test yang digunakan, yaitu:One Step StyleBZO (Benzodiazepine), Methamphetamine (Shabu-shabu), dan Opiates/Morphine/Heroin Test.

Hasil akhir pemeriksaan. Muncul 1 garis merah pada strip test shabu dan morphine, yang menandakan hasil positif. Muncul 2 garis pada strip test BZO (Benzodiazepine) yang menandakan hasil negatif.

BAB VPEMBAHASANSecara umum tugas analisis toksikologi dalam melakukan analisis dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu: 1) Penyiapan sampel sample preparation 2) Analisis meliputi uji penapisan screening test atau dikenal juga dengan general unknown test dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi3) Langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan analisis.Dari ketiga tahap analisis tersebut, pada praktikum kali ini menggunakan penyiapan sampel dan juga melakukan uji skrining pada sampel urine. Uji skirining merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan apabila seseorang diduga mengidap penyakit tertentu atau mengonsumsi zat tertentu, dalam praktikum kali ini yaitu narkotika/psikotropika. Uji skrining dilakukan hanya untuk deteksi awal yang kemudian akan dilakukan uji konfirmatif sebagai lanjutannya.Sampel urine yang digunakan adalah sampel dari Mahasiswa yang dimana pada urine aslinya tentu tidak mengandung zat narkotika maupun psikotropika oleh karena itu ditambahkan zat narkotika oleh dosen pembimbing yang dimana zatnya telah diketahui untuk memberikan hasil positif narkotika/psikotropika pada sampel urine yang akan diperiksa Preparasi SampelPada praktikum kali ini, dilakukan uji skrining narkotika/psikotropika pada sampel urine.Sampel urine harus dipreparasi terlebih dahulu sebelum dianalisis untuk mendapatkan hasil yang maksimum.Sampel urine yang digunakan kali ini adalah sampel urine pagi, yaitu urine yang dikeluarkan pada saat pertama kali buang air kecil di pagi hari.Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan.Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus, serta dapat digunakan untuk uji skrining narkotika/psikotropika.Sampel urine yang digunakan adalah sampel dengan warna yang bening sehingga tidak memerlukan proses sentrifugasi pada sampel urine yang diperiksa dengan pH urine adalah 7 yang artinya netral dan berbau khas urine, kemudian urine tersebut ditambahkan senyawa narkotika/psikotropika oleh Dosen Pembimbing.Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam tahapan penyiapan/preparasi sampel adalah: jenis dan sifat biologis spesimen, fisikokimia dari spesimen, serta tujuan analisis. Dengan demikian akan dapat merancang atau memilih metode penanganan sampel, jumlah sampel yang akan digunakan, serta memilih metode analisis yang tepat. Penanganan sampel perlu mendapat perhatian khusus, karena sebagian besar sampel adalah materi biologis, sehingga sedapat mungkin mencegah terjadinya penguraian dari analit. Uji Skrining dengan Teknik ImmunoassayUji skirining merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan apabila seseorang diduga mengidap penyakit tertentu atau mengonsumsi zat tertentu, dalam praktikum kali ini yaitu narkotika/psikotropika. Uji skrining dilakukan hanya untuk deteksi awal yang kemudian akan dilakukan uji konfirmatif sebagai lanjutannya.Pada praktikum kali ini, dilakukan uji skirining terhadap sampel urine mahasiswa yang diberikan kepada kelompok 2 yang telah ditambahkan zat psikotropika/narkotika tertentu oleh dosen pembimbing dengan tujuan mengetahui ada atau tidaknya zat narkotika/psikotropika dalam sampel tersebut.Dalam deteksi penyalahgunaan narkotika/psikotropika, uji skrining dilakukan untuk menentukan golongan analit (narkotika dan psikotropika) yang digunakan.Hasil dari uji skrining dapat dijadikan dasar dugaan atau hanya sebagai petunjuk dan bukan merupakan bukti yang kuat bahwa seseorang telah mengkonsumsi narkotika dan psikotropika karena uji skrining belum mampu mendeteksi jenis zat narkotika dan psikotropika secara spesifik yang terkandung di dalam sampel urine yang diperiksa.Pada praktikum uji skirining pada sampel urine mahasiswa kali ini adalah immunoassay.Immunoassay adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi keberadaan suatu obat maupun metabolitnya dalam sampel biologis.Teknik ini didasari oleh reaksi antara antigen dan antibodi yang terjadi dalam strip test pada uji skrining. Teknik immunoassay yang digunakan kali ini adalah Enzyme Multiplied Immonuassay Technique (EMIT), dimana metode ini merupakan cara pengujian yang menggunakan suatu enzim yang sama untuk menguji beberapa senyawa. Pengujian dengan menggunakan metode ini didasarkan dari adanya kompetisi obat pada sampel dan obat yang telah dilabeli dengan enzim glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6P-DH) dengan sisi aktif suatu antibodi.Prinsip dalam uji skrining dengan teknik immunoassay ini adalah pada saat spesimen mengandung narkotika atau psikotropika di zona S, spesimen akan berikatan dan menjenuhi IgG anti - narkotika/psikotropika substrat, sehingga waktu didifusikan ke zona T tidak terjadi ikatan dengan narkotika/psikotropika-enzimnya (KNE) karena narkotika/psikotropika sudah jenuh berikatan dengan IgG anti - narkotika/psikotropika substrat, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-substrat dan tidak muncul reaksi warna. Sebaliknya di zona C terjadi reaksi warna sebab narkotika/psikotropika spesimen tidak spesifik untuk dapat berikatan dengan IgG goat. IgG-goat ini sudah disertakan pada zona S sebagai control validitas. IgG-goat ini akan berdifusi bersama IgG anti - narkotika/psikotropika substrat ke daerah C. IgG goat akan mengikat IgG anti-IgG goat yang dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga terjadi reaksi enzim-substrat yang berwarna di zona C. Sementara itu jika spesimen tidak mengandung narkotika/psikotropika, maka spesimen hanya mendifusikan IgG anti - narkotika/psikotropika substrat dan IgG goat substrat dari zona S ke zona T dan C. Di zona T, IgG anti - narkotika/psikotropika substrat akan berikatan dengan narkotika /psikotropika-enzimnya (KNE) sementara di zona C IgG goat akan berikatan dengan IgG anti-IgG goat yang dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga baik di zona T maupun C timbul garis warna.

Pemeriksaan Sampel UrinePada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan 3 strip test berbeda untuk 3 golongan narkotika/psikotropika yang berbeda karena hanya tersedia 3 strip yang berbeda yaitu BZO (Benzodiazepine), Methamphetamine (Shabu-shabu), Opiates/Morphine/Heroin test. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil positif pada strip pemeriksaan Methamphetamine (Shabu-shabu) dan Opiates/Morphine/Heroin tes, terlihat dari terbentuknya 1 garis yaitu hanya pada area C saja karena, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kandungan narkotika dalam spesimen sudah berikatan dan menjenuhi IgG anti narkotika/psikotropika substrat sehingga hanya pada area S terbentuk garis warna.Lebih jelasnya adalah karena pada saat spesimen mengandung narkotika atau psikotropika di zona S, spesimen akan berikatan dan menjenuhi IgG anti - narkotika/psikotropika substrat, sehingga waktu didifusikan ke zona T tidak terjadi ikatan dengan narkotika/psikotropika-enzimnya (KNE) karena narkotika/psikotropika sudah jenuh berikatan dengan IgG anti - narkotika/psikotropika substrat, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-substrat dan tidak muncul reaksi warna. Sebaliknya di zona C terjadi reaksi warna sebab narkotika/psikotropika spesimen tidak spesifik untuk dapat berikatan dengan IgG goat. Sedangkan pada strip BZO (Benzodiazepine), menunjukan hasil negatif, terlihat dari terbentuknya garis warna merah pada area T dan C. Pada sampel urine yang diperiksa tidak mengandung narkotika/psikotropika, maka spesimen hanya mendifusikan IgG anti - narkotika/psikotropika substrat dan IgG goat substrat dari zona S ke zona T dan C. Di zona T, IgG anti - narkotika/psikotropika substrat akan berikatan dengan narkotika /psikotropika-enzimnya (KNE) sementara di zona C IgG goat akan berikatan dengan IgG anti-IgG goat yang dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga baik di zona T maupun C timbul garis warna.Dari hasil yang didapatkan dari praktikum uji skrining pada sampel urine Mahasiswa yang telah ditambahkan zat psikotropika/ narkotika didapatkan hasil positit terhadap Methamphetamine (Shabu-shabu) dan Opiates/Morphine/Heroin tes yang berarti pada sampel mengandung sat narkotika tersebut, kemudian untuk memastikan jenis dari senyawa psikotropika tersebut dapat dilanjutkan ke uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi yang dapat dilakukan pada praktikum selanjutnya.

Hal-Hal yang Perlu DiperhatikanTerdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada praktikum kali ini, yaitu:1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) mengingat sampel yang digunakan berupa cairan tubuh (urine) yang dianggap infeksius.2. Kondisi strip test yang digunakan. Diperhatikan tanggal kadaluarsa dan juga penyimpanannya, apakah sudah sesuai dengan yang dianjurkan atau tidak. Sebab, penyimpanan yang kurang baik dapat menyebabkan reagen yang terkandung dalam strip test rusak/tidak berfungsi secara optimal. Strip test harus disimpan pada suhu 2-25oC. Bungkusan (kantong foil) dari strip test juga dipastikan tidak rusak sebelum digunakan, untuk menjamin kesterilan dan khualitas dari strip test.3. Kondisi sampel. Harus diperhatikan apakah sesuai dengan ciri-ciri sampel yang layak digunakan sebagai sampel atau tidak. Dapat dilihat dengan memperhatikan ciri makroskopisnya.4. Strip test dan sampel dipastikan dalam kondisi suhu ruang, agar komponen yang ada didalamnya dalam bekerja secara optimal.5. Setelah sampel dicelupkan, hasil dibaca antara 10-30 menit. Dalam pembacaan jangan sampai lebih ataupun kurang karena meninmbulkan hasil negatif maupun positif palsu.

BAB VIPENUTUP6.1.KesimpulanDari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:1. Skrining tes dapat dilakukan dengan cara mencelupkan strip ke dalam sampel, tahan hinggamuncul warna merah keunguan pada garis T (30 detik) kemudian diletakkan diatas permukaan yang datar,bersih dan tidak menyerap. Dibaca hasil setelah 10-30 menit.2. Berdasarkan praktikum uji skrining pada sampel urine yang telah dilakukan, didapatkan hasil positif golongan metamfetamin dan golongan opiat. Ini berarti dalam sampel urine kemungkinan mengandung metamfetamin (shabu-shabu) atau obat golongan opiat (heroin,kodein dan morfin).

6.2.SaranPada saat akan melakukan pemeriksaan, sebaiknya benar-benar memperhatikan hal-hal perlu diperhatikan seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan, karena hal tersebut sangat penting bagi keamanan diri dan hasil yang diperoleh.

LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, 13 Mei 2015Praktikan

a.n. Kelompok 2

Mengetahui,Pembimbing I

(Dr. Rer.nat. I M.A. Gelgel W. M.Si.Apt.)Pembimbing II

(Ni Made Widi Astuti, S.Farm., M.Si.)

Pembimbing III

(Pande M. Nova Armita S. S. Farm. M.Si. Apt)

Pembimbing IV

(G.A. Md. Ratih K R.D., S.Farm., Apt)

Pembimbing V

Dwi Ratna Sutriadi, A.Md.