hospital by laws 2011 dr syaiful

Download Hospital by Laws 2011 Dr Syaiful

If you can't read please download the document

Upload: joni-rasmanto

Post on 03-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

dokumen tata kelola rumah sakit

TRANSCRIPT

PERATURAN GUBRNUR JAMBI

PERATURAN BUPATI MERANGINNOMOR : 13 TAHUN 2012

TENTANG

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT DAERAH KOLONEL ABUNDJANI BANGKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MERANGIN

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Kol Abundjani Bangko, diperlukan kejelasan peran dan fungsi Pemilik, Pengelola dan Staf Medis dirumah sakit yang ditetapkan dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws). b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dibentuk Peraturan Gubernur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau (Lembaran Negara Republik Indnesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646). 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3495); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonsia Tahun 2004 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/MENKES/PER/II/88 tentang Rumah Sakit; 8. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2008 Nomor 15).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT DAERAH KOL ABUNDJANI BANGKO.

BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :Daerah adalah Provinsi Jambi.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Jambi.Gubernur adalah Gubernur Jambi.Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Jambi.Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jambi.Peraturan Perundang-undangan adalah segala ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia.Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi didirikan pada tahun 1948 oleh Pemerintah Provinsi Jambi.Pemilik adalah Pemerintah Provinsi Jambi.Dewan Pembina Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Jambi adalah sekelompok yang mempunyai kewenangan mewakili pemilik dalam menentukan arah-arah kebijakan dari pengawasan kegiatan-kegiatan menejemen Rumah Sakit.Pelaksanaan Harian Dewan Pembina adalah Tim yang tugasnya membantu Gubernur dalam melakukan pembinaan Rumah Sakit.Direktur Utama adalah seorang pimpinan yang diberi wewenang oleh pemilik untuk mengelola RSUD Raden Mattaher Jambi. Pengelola Rumah Sakit adalah unsur pimpinan pada RSUD Raden Mattaher Jambi yang terdiri dari Direktur Utama dan Para Direktur yang selanjutnya disebut pengelola.Komite Medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua kelompok dan staf medis.Komite Non Medik adalah wadah profesional tenaga selain dari Dokter/Dokter Gigi, Perawat/Bidan yang bertugas dibidang pelayanan khusus yang berkaitan dan atau tidak dengan pelayanan terhadap pasien.Komite Keperawatan adalah wadah profesional Perawat/Bidan yang keangotaannya berasal dari perawat/bidan.

BAB IINAMA, LOGO, TUJUAN, VISI, DAN MISIPasal 2

(1). Rumah Sakit ini diberi nama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi milik Pemerintah Provinsi jambi.(2). Rumah Sakit ini menggunakan logo Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dengan identitas sepucuk Jambi Sembilan Lurah.(3). Rumah Sakit ini mempunyai tujuan melaksanakan upaya kesehatan secara terpadu dengan melaksanakan pelayanan yang bermutu serta melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat dipergunakan sebagai tempat pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga bidang kesehatan.(4). Visi Rumah Sakit yaitu hdala menjadikan Rumah Sakit pilihan dan pusat rujukan melalui pelayanan prima, serta personal berdaya.(5). Misi Rumah Sakit sebagai berikur :a. Memberikan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu, cepat, tepat, memuaskan, terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.b. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan ilmu dan teknologi agar mampu bersaing di era globalisasi.c. Menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel dan terintegrasi.d. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumerdaya manusia yang kompeten, berkomitmen dan sejahtera.

BAB IIIDEWAN PEMBINABagian PertamaKedudukanPasal 3

Dewan Pembina mewakili Pemda Provinsi Jambi sebagai pemilik Rumah Sakit.

Pasal 4

(1). Dewan Pembina terdiri dari : a. Gubernur Jambi. b. Wakil Gubernur Jambi. c. Sekretaris Daerah Provinsi Jambi.(2). Dewan Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) diketuai oleh Gubernur Jambi.

Pasal 5

Dewan Pembina mempunyai tugas sebagai berikut :Menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit.Menetapkan kebijakan Rumah Sakit.Melaksanakan tindakan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup Rumah Sakit.Mengawasi kualitas pelayanan Rumah Sakit.

Pasal 6

(1). Dewan Pembina melakukan pembinaan teknis operasional Rumah Sakit.(2). Dewan Pembina melakukan pembinaan administrasi keuangan Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1). Dewan Pembina dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh pelaksana harian.(2). Pelaksana Harian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.

Bagian KeduaRapat Dewan PembinaPasal 8

Dewan Pembina melaksanakan rapat dalam bentuk :Rapat RutinRapat KhususRapat Tahunan

Paragraf 1Rapat RutinPasal 9

(1). Rapat Rutin dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun yang dihadiri oleh Dewan Pembina, Pelaksana Harian dan Pengelola Rumah Sakit.(2). Rapat Rutin pelaksana harian dan atau pengelola Rumah Sakit menyampaikan laporan perkembangan dan permasalahan Rumah Sakit kepada Dewan Pembina.(3). Rapat Rutin memberikan pertimbangan dan saran dalam rangka penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Sakit.

Paragraf 2Rapat KhususPasal 10

(1). Dalam keadaan mendesak Dewan Pembina dapat mengadakan Rapat Khusus.(2). Rapat Khusus dapat diadakan atas permintaan Dewan Pembina, Pelaksana Harian dan atau Direktur Utama.

Paragraf 3Rapat TahunanPasal 11

(1). Rapat Tahunan dihadiri oleh Dewan Pembina, Pelaksana Harian Pengelola dan Komite Medik, Komite Non Medik serta Komite Keperawatan untuk melaporkan hasil yang telah dicapai dan rencana program kerja tahunan.(2). Rapat Tahunan dilaksanakan paling lambat 31 Desember tahun berjalanan.

Bagian KetigaRisalah RapatPasal 12

(1). Pelaksana Harian menyusun risalah rapat Dewan Pembina.(2). Risalah rapat disahkan oleh Dewan Pembina.

BAB IVPENGELOLABagian KesatuPimpinanPasal 13

(1). Pengelola Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur Utama.(2). Direktur Utama dalam melaksanakan tugas dibantu oleh para Direktur.(3). Direktur Utama bertanggungjawab atas pelayanan prima kepada pelanggan atau pasien.

Bagian KeduaPengangkatanParagraf 1Direktur UtamaPasal 14

Direktur Utama Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Jambi.

Paragraf 2Pejabat StrukturalPasal 15

(1). Gubernur menetapkan Pejabat Struktural dilingkungan Rumah Sakit.(2). Direktur Utama mengusulkan Pejabat Struktural dibawahnya.(3). Pengusulan Pejabat Struktural sebagaimana dimaksud ayat (2) berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KetigaTugasPasal 16

Tugas Direktur Utama adalah :Melaksanakan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pembina.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala tindakan kepada Dewan Pembina.Memimpin dan membina seluruh personil rumah Sakit.Menyelesaikan berbagai masalah teknis dan non teknis di Rumah Sakit.

Bagian KeempatPemberhentianPasal 17

(1). Direktur Utama diberhentikan oleh Gubernur.(2). Direktur Utama dapat diberhentikan apabila terbukti :a. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik.b. Tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit.d. Dipidana penjara.(3). Pemberhentian Direktur Utama mulai berlaku sejak keputusan ditanda tangani Gubernur.

BAB VHUBUNGAN PENGELOLA DENGAN DEWAN PEMBINAPasal 18

(1). Direktur Utama selaku pengelola wajib melaporkan kinerjanya kepada Gubernur.(2). Pengelola melaporkan hasil kinerjanya sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap akhir tahun.

BAB VIKOMITE MEDIKPasal 19

(1). Direktur Utama membentuk Komite Medik(2). Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur Utama.(3). Keanggotaan Komite Medik terdiri dari Ketur Kelompok Staf Medik fungsional (SMF).(4). Pembentukan, Pengangkatan dan Penggantian Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama.(5). Pengangkatan dan Penggantian Kepala SMF ditetapkan oleh Direktur Utama atas usul Komite Medik.

Pasal 20

(1). Komite Medik membantu dan memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama.(2). Pertimbangan sebagaimana ayat (1) berupa rekomendasi sesuai dengan penugasan Direktur Utama.(3). Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Utama dalam bentuk rekomendasi.

Pasal 21

(1). Direktur Utama dapat membentuk Sub. Komite/Panitia dan Tim Klinis yang berkaitan dengan pelayanan teknis maupun non teknis medis atas usul Komite Medik.(2). Sub. Komite sebagaimana dimaksud ayat (1) bertugas menangani kasus-kasus pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.(3). Komite adalah kelompok kerja dibawah Komite Medik dengan anggota terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya.

BAB VIIKOMITE NON MEDIKPasal 22

(1). Direktur Utama dapat membentuk Komite Non Medik.(2). Keanggotaan Komite Non Medik terdiri dari Ketur Kelompok dan Staf Non Medik.(3). Pengankatan dan pemberhentian Komite Non Medik ditetapkan oleh Direktur Utama.(4). Komite Non Medik membantu Direktur Utama dalam membina, mengawasi dan mengendalikan mutu pelayanan yang dilakukan oleh profesi non medik.(5). Komite Non Medik bertugas memberikan usus dan saran kepada Direktur Utama sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam bidang pelayanan Non Medik.

BAB VIIIKOMITE KEPERAWATANPasal 23

(1). Direktur Utama dapat membentuk Komite Keperawatan.(2). Keanggotaan Komite Keperawatan terdiri dari Ketua Kelompok dan Staf Keperawatan.(3). Pengangkatan dan pemberhentian Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Utama.(4). Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.(5). Komite Keperawatan mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dan para Direktur dalam hal kode etik profesi keperawatan.(6). Komite Keperawatan dapat memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama.(7). Pertimbangan Komite Keperawatan berupa rekomendasi berdasarkan penugasan dari Direktur Utama.

BAB IXSTAF MEDISBagian PertamaPasal 24

(1). Direktur Utama mengangkat dan mengganti staf medis setelah konsultasi dengan Komite Medik.(2). Kriteria dan penugasan staf medis ditetapkan oleh Ditektur Utama berkoordinasi dengan Komite Medik.(3). Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan kepada staf medis.

Pasal 25

(1). Staf Medis yang mendapat tugas klinis dapat berstatus Dokter Tetap atau Dokter Tidak Tetap.(2). Dokter yang telah memasuki masa pensiun dapat diangkat menjadi staf medis dengan rekomendasi dari Komite Medik.(3). Pengangkatan staf medis sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dengan keputusan Direktur Utama.

Bagian KeduaPenugasanPasal 26

(1). Direktur Utama menerbitkan Surat Penugasan Staf Medis yang telah memenuhi kriteria ditetapkan dalam peraturan staf medis.(2). Jangka waktu penugasan staf medis ditentukan oleh Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit.

BAB XPENUTUPPasal 27

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi.

Ditetapkan di JambiPada Tanggal 2009GUBERNUR JAMBI

H. ZULKIFLI NURDIN

Diundangkan di Jambi Pada tanggalSEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAMBI

A. MADAMI FIRDAUS

BERITA DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 NOMOR

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS(MEDICAL STAFF BYLAWS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBITAHUN 2008PERATURAN INTERNAL STAFF MEDIS RSUD RADEN MATTAHER JAMBI(MEDICAL STAFF BYLAWS)

PENDAHULUAN

BAB INAMA, KETENTUAN UMU, RANG LINGKUP, TUJUAN

Pasal 1Nama

Nama dokumen ini adalah Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff Bylaws) Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.RSUD Raden Mattaher adalah Rumah Sakit Pemerintah Kelas B, sedang dalam proses sebagai rumah sakit pendidikan, sebagai tempat pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi.Lokasi Rumah Sakit di Jl. Letjend. Soeprapto No. 31 Telanaipura-Jambi 36122.

Pasal 2Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi ini, yang dimaksud dengan :Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang bekerja purna waktu maupun paruh waktu di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Kelompok Staf Medis adalah pengelompokan sejumlah staf medis (minimal dua anggota staf medis), berdasarkan bidang keahliannya/spesialisnya. Untuk dokter umum, dimasukkan kedalam kelompok staf medis dimana dokter tersebut memberikan pelayanan.

Unit pelayanan antara lain adalah rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis, dll.

Komite Medik adalah nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis.

Sub-Komite Medis adalah kelompok kerja dibawah Komite Medik yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus, yang anggotanya terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex-officio.

Direktur Rumah Sakit adalah seseorang dengan kualifikasi tertentu yang ditunjuk dan diberi wewenangan oleh pemilik RSUD Raden Mattaher Jambi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi sesuai dengan statuta rumah sakit.

Pemilik RSUD Raden Mattaher Jambi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang diwakili oleh Gubernur, Ketua DPR, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

Pasal 3Tujuan

Tujuan Peraturan Internal Staf Medis adalah :Sebagai pedoman bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan medis.Tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis dengan pemilik rumah sakit atau yang mewakili, dan antara staf medis dengan direktur/pimpinan rumah sakit.Tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk kepentingan pasien.Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis di rumah sakit.

BAB IISTAF MEDIS

Pasal 4Keanggotaan Staf Medis

Dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang dapat melakukan pelayanan di rumah sakit adalah apabila yang bersangkutan telah memenuhi syarat penerimaan (kredensial) dan telah melalui uji kelayakan sebagaimana dirumuskan oleh Sub-Komite Kredensial Komite Medis.Residen Peserta Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS I) atau calon dokter spesialis yang bekerja sementara di rumah sakit dalam pendidikannya diangkat sebagai Staf Medis Sementara, yang bersangkutan bertanggung jawab kepada Komite Medis dan Direktur melalui Kepala SMF dimana dia melakukan pelayanan.Dokter ahli atau konsultan yang diundang sewaktu-waktu untuk membantu pelayanan medis di rumah sakit tidak termasuk dalam anggota staf medis.Koasisten/dokter muda/calon dokter yang sedang bertugas di rumah sakit sehubungan dengan pendidikannya tidak termasuk anggota Staf Medis.

Pasal 5Penerimaan Staf Medis

Setiap dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis yang akan melakukan praktek pelayanan medis di rumah sakit harus memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Internal Staf Medis ini.Syarat sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari syarat administratif dan syarat keprofesian.Syarat administratif sebagaimana dimaksud ayat (2) dinilai oleh Direksi melalui Kabag TU dan Kepegawaian.Syarat keprofesian sebagaimana dimaksud ayat (2) dinilai oleh Direksi melalui Komite Medis dengan persyaratan dan tata cara yang ditentukan oleh Sub-Komite Kredensial Komite Medis.Setiap dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis yang telah memenuhi persyaratan ayat (2), selanjutnya berhak diterima sebagai anggota Staf Medis rumah sakit dengan segala kewenangan, hak dan kewajiban sesuai yang diatur dalam peraturan internal staf medis ini.Kewenangan melakukan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud ayat (5) harus mengacu pada standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional dan standar kompetensi keahliannya.Kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (6) akan dinilai kembali oleh Komite Medis melalui Sub-Komite Kredensial bersama Ketua Staf Medis (KSM) terkait setiap 3 tahun atau waktu lain sesuai situasi dan kondisi tertentu.Ketua Sub-Komite Kredensial memberi laporan kepada Komite Medis secara berkala.

Pasal 6Persyaratan Staf Medis

Syarat administratif calon Staf Medis sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (3) adalah :Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang diakui oleh Departemen Pendidikan Nasional.Memiliki sertifikat kompetensi (brevet) yang dikeluarkan oleh kolegium terkait.Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang masih berlaku.Surat rekomendasi IDI setempat.Bersedia segera membuat Surat Ijin Prraktek (SIP) di RSUD Raden Mattaher.

Syarat Keprofesian calon Staf Medis sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (4) adalah :Wajib bekerja penuh.Lulus penilaian kompetensi, integritas dan perilaku oleh Sub-Komite Kredensial Komite Medis.Mempunyai kemauan untuk memberikan pelayanan medis dengan mementingkan keselamatan pasien (patient safety).Bersedian mematuhi peraturan statuta rumah sakit dan peraturan internal staf medis serta peraturan-peraturan rumah sakit lainnya.Mematuhi etika profesi, bebas dari perilaku tercela dan pelanggaran etika yang berat.Sehat fisik dan mental dan mampu menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi.Mampu bekerja sama dengan teman sejawat Staf Medis dan tenaga non medis yang bekerja di rumah sakit.

Syarat penilaian kembali untuk perpanjangan keanggotaan Staf Medis :Lulus penilaian kompetensi, integritas dan perilaku oleh Sub-Komite Kredensial Komite Medis selama masa kerja 3 tahun dirumah sakit.Selama bekerja di rumah sakit menunjukkan kinerja yang baik, aktif dalam kegiatan ilmiah dan non ilmiah yang menjadi agenda kegiatan resmi rumah sakit.Memiliki STR dan SIP yang masih berlaku.Selama bekerja di rumah sakit dapat menunjukkan kerja sama yang baik dengan teman sejawat Staf Medis, non medis dan tenaga administratif.Syarat lain sama dengan pasal 7 ayat (1) dan (2).

Pasal 7Pemenuhan Kebutuhan Rumah Sakit

Pertimbangan yang digunakan untuk mengangkat calon anggota Staf Medis diantaranya adalah :Keahliannya dibutuhkan untuk pengembangan pelayanan medis dan atau dalam rangka pemenuhan tenaga pendidikan sebagai syarat rumah sakit pendidikan.Formasinya masih ada.Sesuai dengan pengembangan sumber daya manusia pada Rencana Strategis rumah sakit lima tahun ke depan.Sehubungan dengan ayat (1) maka Sub-Komite Kredensial akan meminta rekomendasi dari Ketua Staf Medis (KSM) yang bersangkutan dan direksi.Berkenaan dengan tenaga yang sangat dibutuhkan untuk proses pendidikan tetapi belum begitu diperlukan untuk proses pelayanan medis, pengangkatan Staf Medis tersebut harus sesuai kesepakatan antara Direktur dengan Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Univrsitas Jambi dengan mengacu Perjajian Kerja Sama (PKS) yang telah dibuat.

Pasal 8Kewenangan Melakukan Praktik Kedokteran

Setiap dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis hanya dapat melakukan praktik pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan kompetensinya sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh masing-masing organisasinya (Kolegium) dan telah mendapat kewenangan klinis (Clinical privillage) dari Direktur yang dituangkan didalam surat keputusan yang ditembuskan kepada Komite Medis.Kewenangan klinis sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya diberikan kepada dokter yang telah diterima sebagai Staf Medis dan memiliki SIP sebagaimana diatur dalam peraturan internal ini.Kewenangan klinis didasarkan pada dokuman standar kompetensi yang dikeluarkan oleh masing-masing kolegium (brevet), kemampuan mengambil keputusan klinis, pengalaman, kinerja, dan pendidikan pelatihan berkelanjutan.Perpanjangan kewenangan klinis diberikan oleh Direktur atas usulan Komite Medis berdasar penilaian dari Sub-Komite Kredensial.Dokter spesialis atau konsultan yang diundang sewaktu-waktu untuk membantu pelayanan medis di rumah sakit diberikan kewenangan klinis sementara oleh direktur.Residen/calon dokter spesialis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit dalam rangka proses pendidikannya, diberi Kewenangan Klinis Terbatas oleh Direktur.Kewenangan Klinis Terbatas sebagaimana dimaksud ayat (6) adalah dalam membuat keputusan klinis harus sepengetahuan konsulen jaga (dokter spesialis) sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang diberlakukan dimasing-masing Kelompok Staf Medis.

Pasal 9Berakhirnya Kewenangan Klinis

Kewenangan Klinis seorang Staf Medis berakhir/dicabut apabila :Yang bersangkutan keluar atas permintaan sendiri dari keanggotaan Staf Medis.Yang bersangkutan dikeluarkan dari keanggotaan Staf MedisPelanggaran disiplin dan etika profesi yang berat sebagaimana diatur pada Peraturan Internal Staf Medis ini.Meninggal dunia.Menderita disabilitas untuk melakukan praktik pelayanan medis oleh karna hambatan fisik atau mental yang berat.

Pencabutan Kewenangan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur dengan suatu surat keputusan setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medis.

Pasal 10Penjagaan Mutu Pelayanan Medis

Setiap kegiatan Staf Medis harus selalu mementingkan kepentingan pasien sebagai pertimbangan utama dan segala kegiatan tidak boleh mengganggu kegiatan pelayanan pasien.Apabila suatu waktu terpaksa harus meninggalkan tugas pelayanan medis kepada pasien, maka yang bersangkutan harus melimpahkan kepada Staf Medis lain sesuai keahliannya didalam Kelompok Staf Medis yang bersangkutan.Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dengan prosedur dan tata cara yang ditentukan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan.Audit medis dilakukan terhadap adanya kejadian tidak diinginkan (KTD) maupun evaluasi rutin terhadap efektifitas, efisiensi, kewajaran dalam terapi yang dilakukan oleh setiap anggota Staf Medis.Peserta audit medis, topik dan waktu pelaksanaan ditentukan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan dengan mempertimbangkan jenis kasus yang diaudit.Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan membuat laporan berkala hasil audit dengan disertai analisis dan rekomendasi kepada Komite Medis.Komite Medis wajib menindak lanjuti rekomendasi sebagaimana dimaksud ayat (4).

BAB IIIPENGORGANISASIAN STAF MEDIS

Pasal 11Kelompok Staf Medis

Staf Medis dikelompokkan sesuai dengan profesi dan spesialisasi/keahliannya, minimal dengan dua orang anggota.Apabila jumlah dokter spesialis pada suatu waktu kurang, maka dapat dilakukan penggabungan dengan disiplin keahlian lainnya yang mempunyai kemiripan.Penggabungan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan oleh Komite Medis.Bagi dokter umum yang bertugas di unit pelayanan yang ada Kelompok Staf Medisnya, maka otomatis yang bersangkutan dimasukkan kedalam KSM tersebut.Bagi dokter umum yang bertugas penuh di unit pelayanan yang tidak ada Kelompok Staf Medisnya seperti Instalasi Rawat Darurat (IRD), poliklinik umum dan ruang perawatan paviliun maka dimasukkan kedalam Kelompok Staf Medis Umum tersendiri. Penempatan para dokter kedalam Kelompok Staf Medis tertentu ditetapkan oleh direktur dengan suatu Surat Keputusan Direktur.Kelompok Staf Medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggotanya dengan mekanisme yang telah ditetapkan oleh Komite Medis.Penetapan Ketua Kelompok Staf Medis sebagaimana dimaksud ayat (7) disahkan dengan Surat Keputusan Direktur dengan masa bakti minimal 3 (tiga) tahun.Ketua Kelompok Staf Medis bertugas menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja staf medis yang dipimpinnya yang ditetapkan secara individual untuk masing-masing dokter.

Pasal 12Tanggung Jawab Kelompok Staf Medis

Kelompok Staf Medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu, etik dan pengembangan staf medis sebagai berikut :Memberikan rekomendasi melalui Komite Medik Sub-Komite Kredensial kepada Direktur terhadap permohonan penempatan dokter baru ataupun penempatan ulang dokter di rumah sakit sebagaimana diatur didalam Peraturan Internal Staf Medis ini.Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data komprehensif melalui peer review, audit medis atau program quality improvement.Memberikan ksempatan yang sama kepada para dokter untuk mengikuti continuing professional development (CPD).Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medis kepada Direktur minimal satu tahun sekali mengenai hasil pemantauan indikator mutu klinik, hasil evaluasi kinerja praktek klinik, pengembangan staf dan lain-lain.Membuat dan melakukan perbaikan (up dating) dokumen standar prosedur operasional sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu terkini.

Pasal 13Kewajiban Kelompok Staf Medis

Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan medik yang terdiri dari:

SPO bidang administratif manajerial, meliputi pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin, visite, ronde pagi, tugas jaga emergensi, pertemuan klinik, prosedur konsultasi, dan sebagainya.SPO bidang pelayanan medik keprofesian, meliputi standar pelayanan medis, minimal untuk 10 jenis penyakit terbanyak.

Menyusun indikator mutu klinisMenyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya.

BAB IVKOMTE MEDIS

Pasal 14Pembentukan Komite Medis

Komite Medis adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis atau yang mewakili.Pembentukan Komite Medis ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur dengan masa kerja 3 (tiga) tahun.

Pasal 15Stuktur Organisasi Komite Medis

Komite medis mempunyai otoritas tertinggi didalam pengorganisasian staf medis, berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.Dalam Komite Medis ditetapkan pengurus harian yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Ketua-Ketua Sub-Komite.

Pasal 16Ketua Komite Medis

Ketua Komite Medis dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau paruh waktu, yang dipilih oleh ketua-ketua kelompok staf medis.Pengangkatan ketua Komite Medis ditetapkan dengan surat keputusan direktur.Ketua Komite Medis memilih sekretaris dan ketua-ketua Sub Komite.Ketua Komite Medis dapat merangkap jabatan menjadi Ketua Sub Komite Medis.Persyaratan untuk menjadi ketua Komite Medis adalah :Mempunyai kredibilitas tinggi dalam profesinya.Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan dampak yang luas.Peka terhadap perkembangan perumah-sakitan.Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur.Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di lingkungan organisasi profesinya.Mempunyai integritas keilmuan dan profesi yang tinggi.Tidak cacat hukum, etika dan disiplin profesi.

Pasal 17Wakil Ketua Komite Medis

Ketua Komite Medis dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau paruh waktu, yang dipilih oleh ketua-ketua kelompok staf medis.Pengangkatan wakil ketua Komite Medis ditetapkan dengan surat keputusan direktur.Wakil Ketua Komite Medis dapat merangkap jabatan menjadi salah satu ketua Sub Komite Medis.

Pasal 18Sekretaris Komite Medis

Sekretaris dipilih oleh Ketua Komite Medis dari salah satu anggotanya.Dalam menjalankan tugasnya, sekretaris Komite Medis dibantu oleh tenaga administrasi (staf sekretaris) purna waktu.Sekretaris Komite Medis dapat merangkap jabatan menjadi salah satu ketua Sub Komite Medis.

Pasal 19Fungsi Komite Medis

Fungsi Komite Medis adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis, diantaranya :Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.Memberikan rekomendasi kepada direktur/direktur medis.Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis rumah sakit.Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran.

Pasal 20Tugas Komite Medis

Tugas Komite Medis diantaranya berkenaan dengan :Membantu direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.Membantu direktur dalam menyusun Peraturan Internal Staf Medis dan Memantau pelaksanaannya.Membantu direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan mediko-legal dan etiko-legal.Melakukan koordinasi dengan direktur medis dalam memantau dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis.Meningkatkan program pelayanan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui monitorin dan evaluasi kasus-kasus bedah, penggunaan obat, farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis, issue review, mortalitas dan morbiditas, medical care review/peer review/audit medis melalui pembentukan sub-komite.Memberikan laporan kegiatan kepada direktur secara berkala.

Pasal 21Wewenang Komite Medis

Wewenang Komite Medis diantaranya adalah :Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan peralatan medis/penunjang medis serta pengembangan pelayanan medis.Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai yang tercantum didalam tugas Komite Medis.Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran di rumah sakit.Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.Membentuk tim klinis yang bertugas menangani kasus-kasus pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.Memberikan rekomendasi terhadap kelangsungan kerjasama antar rumah sakit dengan Program Pendidikan Dokter Universitas Jambi.

Pasal 22Tanggung Jawab Komite Medis

Tanggung jawab Komite Medis adalah terkait dengan mutu pelayanan medis, pembinaan etik kedokteran dan pengembangan profesi medis.

Pasal 23Kewajiban Komite Medis

Komite Medis mempunyai kewajiban sebagai berikut :Menyusun Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)Membuat standarisasi format untuk Standar Pelayanan Medis (SPM), Standar Pelayanan Operasional (SPO) dibidang mananerial, keilmuan dan profesi, Standar Profesi dan Standar Kompetensi.Membuat standarisasi format pengumpulan, pemantauan dan pelaporan indicator mutu klinik.Melakukan pemantauan mutu klinik, etika kedokteran dan pelaksanaan pengembangan profesi medis.

Pasal 24Rapat Komite Medis

Rapat Komite Medis terdiri dari Rapat Rutin dan Rapat Khusus.Setiap hasil rapat dinyatakan syah apabila undangan telah disampaikan secara pantas kepada seluruh anggota Komite Medis, kecuali apabila yang bersangkutan berhalangan hadir maka harus menyatakan kesediaannya untuk menerima hasil rapat.

Pasal 25Rapat Rutin Komite Medis

Komite Medis menyelenggarakan rapat rutin setiap bulan satu kali.Rapat Rutin diadiri oleh pengurus harian dan anggota.Ketua dapat mengundang pihak lain apabila dianggap perlu.Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan waktu, tempat dan agenda rapat kepada para anggota paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat dilaksanakan.

Pasal 26Rapat Khusus Komite Medis

Rapat Khusus Komite Medis diselenggarakan apabila :Ada permintaan Ketua Komite Medis untuk perihal yang memerlukan penetapan kebijakan Komite Medis dengan segera.Ada permintaan yang diajukan oleh paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Komite Medis dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam sebelumnya.Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan waktu, tempat dan agenda rapat kepada para anggota paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat dilaksanakan.Pemberitahuan rapat dengan menyebutkan agenda secara spesifik dan jelas, dan rapat hanya akan membicarakan agenda yang sudah direncanakan.

Pasal 27Kuorum

Kuorum diperlukan pada rapat untuk membuat keputusan kebijakan.Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari peserta yang harus hadir untuk memberikan suara.Dalam hal ini kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda selambat-lambatnya 1 (satu) jam, dan kemudian rapat dianggap syah.

Pasal 28Pengambilan Keputusan Rapat

Kecuali telah diatur dalam Peraturan Internal Staf Medis ini, maka :Pengambilan keputusan rapat diupayakan dengan cara musyawarah mufakat.Apabila tidak tercapai kata mufakat, maka dilakukan pemungutan suara terbanyak (voting) dari peserta rapat.Apabila jumlah suara adalah sama, maka Ketua berwewenang membuat keputusan.

Pasal 29Tata Tertib Rapat

Setiap anggota Komite Medis dan Wakil Direktur Pelayanan Medis berhak mendapat undangan dan hadir.Semua risalah rapat dicatat oleh sekretaris Komite Medis atau penggantinya yang ditunjuk.Notulen rapat akan diberikan kepada semua peserta yang berhak hadir pada sebelum rapat berikutnya.Notulen rapat harus ditandatangani oleh ketua, dan berlaku sebagai dokumen yang syah.Laporan kegiatan Komite Medis akan disampaikan secara berkala kepada seluruh anggota Staf Medis setiap 3 (tiga) bulan.

Pasal 29Sub Komite Dan Panitia Khusus Dibawah Komite Medis

Sub Komite adalah kelompok kerja khusus dibawah Komite Medik yang bertugas membantu pelaksanaan tugas-tugas klinis bidang medis untuk mengatasi masalah khusus di rumah sakit.Keanggotaan Sub-Komite terdiri dari anggota tetap SMF dan tenaga profesi lainnya secara ex-officio.Sub Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, dan kepengurusannya ditetapkan dengan Keputusan Direktur atas usul Komite Medik.Susunan kepengurusan Sub Komite terdiri dari :Ketua, merangkap anggota.Sekretaris, merangkap anggota.Anggota.Tata kerja Sub Komite :

Sub Komite membuat kebijakan, program dan prosedur kerja tetap.Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan tahunan kepada Komite Medik dimana laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan rencana kegiatan berikutnya.Sub Komite mempunyai masa kerja sama dengan periode masa kerja Komite Medik.Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Sub Komite dibebankan kepada rumah sakit, dan dimuat dalam RBA rumah sakit.

Sub Komite di rumah sakit terdiri dari :

Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.Sub Komite Peningkatan Mutu Layanan.Sub Komite Kredensial.Sub Komite Pendidikan dan Pelatihan.Sub Komite Pengendalian Infeksi.Sub Komite Farmasi dan Terapi.

Tugas dan fungsi Sub Komite Medis ditetapkan oleh Komite Medis dan memberikan laboran secara berkala lepada Komite Medis.Apabila dipandang perlu, Ketua medis dapat menambah atau mengurangi jumlah Sub Komite sesuai dengan kebutuhan/perkembangan.

BAB VPROSEDUR PEMERIKSAAN PELANGGARANTATA TERTIB DAN DISIPLIN MEDIS

Pasal 30Tindakan Pelanggaran Tata Tertib Dan Disiplin Medis

Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin medis dan tata tertib oleh seorang staf medis adalah hal-hal yang menyangkut :Kompetensi klinis.Tindakan medis terhadap seorang pasien, termasuk penatalaksanaan sebuah kasus di rumah sakit.Dugaan pelanggaran peraturan internal dan tata tertib staf medis.Dugaan penyimpangan etika profesi.Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit yang dapat menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.Setiap Staf Medis dan Staf Rumah Sakit yang terkait dengan pelayanan medis wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada Ketua Komite Medis secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan tata cara sebagai berikut :

Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua Kelompok Staf Medis terkait.Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite Medis.

Ketua Komite Medis wajib meneliti, menindaklanjuti dan memberikan kesimpulan serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh Staf Medis dan Staf Rumah Sakit yang terkait dengan pelayanan medis sebagaimana dimaksud ayat (2).Ketua Komite Medis menugaskan Sub Komite terkait dibawah Komite Medis untuk meneliti, menindaklanjuti setiap laporan sebagaiman dimaksud dalam ayat (3).Ketua Komite Medis memberikan kesimpulan dan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi Sub Komite terkait yang dapat berbentuk :

Saran atau rekomendasi kepada Staf Medis terkait dan manajemen rumah sakit.Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran disiplin medis, tata tertib dan etik.

Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) didokumentasikan secara lengkap oleh Sekretariat Komite Medis dan diperlakukan secara konfidensial.Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatas kepada pihak manapun hanya dapat dilakukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan dari Komite Medis.

Pasal 31Penelitian Dugaan Pelanggaran Etika, Tata Tertib dan Disiplin Medis

Penelitian dugaan pelanggaran etika, teta tertib dan disiplin medis dimulai berdasarkan putusan Ketua Komite Medis untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud pasal 30 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi melakukan penelitian berdasarkan tata cara yang diatur didalam Peraturan Internal Staf Medis ini.Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada Ketua Komite Medis paling lama 5 (lima) hari kerja untuk ditetapkan sebagai petusan Komite Medis yang memuat :Ringkasan kasus dan kejadian.Kesimpulan tentang ada atau tidaknya pelanggaran.Rekomendasi tindakan korektif berupa teguran lisan/tertulis, penagguhan kewenangan melakukan tindakan medis untuk waktu tertentu, dan pengakhiran kewenangan melakukan tindakan medis.Ketua Komite Medis wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dengan memperhatikan masukan dari Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.Putusan Komite Medis sebagaimana dimaksud didalam ayat (4) disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dengan tembusan kepada yang bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkan putusan tersebut untuk segera ditindaklanjuti oleh Direktur.

Pasal 32Tim Ad-Hoc Penelitian Dugaan Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin Medis

Dalam hal Ketua Komite Medis menyampaikan keputusan untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (5) maka Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi atau yang mewakilinya mengusulkan kepada Ketua Komite Medis untuk menetapkan Tim Ad-Hoc dengan Surat Keputusan.Penetapan Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan setelah penelitian pendahuluan, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Komite Medis dan Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi berlaku sebagai Ketua Tim Ad-Hoc memilih minimal 3 (tiga) orang dokter terkait dengan kasus sebagai anggota.Tim Ad-Hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 ( tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud ayat (1).Ketua Komite Medis atau Staf Medis lain yang ditunjuk didampingi oleh Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi atau staf lain yang ditunjuk untuk memimpin sidang pertama Tim Ad-Hoc untuk menentukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Ad-Hoc dan menjelaskan tata cara persidangan kepada Ketua Tim Ad-Hoc.Pada Tim Ad-Hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Ketua Komite Medis untuk membantu kelancaran sidang.Tim Ad-Hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dalam peraturan internal ini.Dalam rangka melakukan pengkajian, Tim Ad-Hoc berwewenang meminta keterangan kepada yang bersangkutan dan semua pihak di rumah sakit, termasuk meneliti rekam medis, dan bila perlu meminta pihak diluar rumah sakit dengan persetujuan Komite Medis.Tim Ad-Hoc wajib melaksanakan rapat-rapar persidangan untuk menyimpulkan keputusan suatu kasus yang diserahkan kepadanya dalam suatu surat kesimpulan yang ditandatangani oleh Ketua bersama segenap anggota Tim Ad-Hoc untuk diserahkan kepada Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja melalui suatu putusan yang memuat :Ringkasan kasus atau kejadian.Kesimpulan tentang ada atau tidaknya pelanggaran.Rekomendasi tindakan korektif.Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran Tim Ad-Hoc setelah menerima Surat Kesimpulan Keputusan dan semua berkas persidangan secara lengkap sebagaiman dimaksud ayat (8).

Pasal 33Tata Cara Persidangan Tim Ad-Hoc Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi

Ketua Tim Ad-Hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang tersebut sah setelah kuorum tercapai dan setiap yang hadir menandatangani daftar hadir.Tim Ad-Hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan pemeriksaan atas kasus tersebut, meminta keterangan dari berbagai pihak yang dianggap perlu.Persidangan dilakukan secara tertutup di rumah sakit.Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menyediakan tenaga penulis untuk merekam setiap kejadian yang timbul dalam investigasi maupun persidangan.Tenaga penulis sebagaiman dimaksud dalam ayat (4) adalah seorang Staf Medis.Semua catatan dan dokumen disimpan di rumah sakit dan diperlakukan secara konfidensial.Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatas kepada pihak manapun hanya dapat dilakukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan dari Komite Medis.

BAB VIKETENTUAN PERATURAN PELAKSANAAN, SOSIALISASI, DAN PERUBAHAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS

Pasal 34Ketentuan Tata Tertib dan Peraturan Pelaksanaan

Segala prosedur dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Internal ini akan diatur dan ditetapkan secara tersendiri dalam Tata Tertib Staf Medis Rumah Sakit dan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 35Ketentuan Sosialisasi

Pengurus Komite Medis wajib mensosialisasikan Peraturan Internal ini kepada seluruh Staf Medis dan pihak tertentu yang dinilai berkepentingan.

Pasal 36Ketentuan Perubahan

Komite Medis berhak merubah Peraturan Internal ini dengan persetujuan Direktur melalui rapat khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.Usulan untuk merubah Peraturan Internal ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat pleno khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Peraturan Internal Staf Medis ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya.Semua peraturan rumah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Internal Staf Medis ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) ini.

Ditetapkan di : JambiPada Tanggal :..2008__________________________________ Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi

Dr. Hj. Andi Pada, M.KesNIP.140 224 030