hirarki rencana tata ruang

Upload: agus-taruna

Post on 02-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

literatur

TRANSCRIPT

  • HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN

    PERANCANGAN KOTA

  • KEDUDUKAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    RENCANA

    PEMBANGUNAN RENCANA UMUM

    TATA RUANG RENCANA RINCI

    TATA RUANG

    RPJP Nasional

    RPJM Nasional

    RPJP Provinsi

    RPJM Provinsi

    RPJP Kab/Kota

    RPJM Kab/Kota

    RTRW Nasional

    RTRW Provinsi

    RTRW Kabupaten

    RTRW Kota

    RTR Pulau/Kepulauan

    RTR Kawasan Strategis

    Nasional

    RTR Kawasan Strategis

    Provinsi

    RDTR Kabupaten

    RTR Kawasan Strategis

    Kabupaten

    RDTR Kota

    RTR Kawasan Strategis Kota

  • HIRARKI RENCANA TATA RUANG MENURUT

    PERATURAN/PERUNDANGAN UU No.26/2007 tentang PENATAAN RUANG

    dan PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN UMUM RTBL

    Perencanaan

    Kota

    skala peta

    1:10.000

    Perancangan Kota

    (skala peta 1:1.000

    s/d 1:5.000

  • HUBUNGAN PERENCANAAN TATA RUANG DENGAN

    WILAYAH/KAWASAN PERENCANAANNYA

  • HIRARKI PERATURAN DAN PAYUNG HUKUM RENCANA TATA RUANG DI KABUPATEN/KOTA

    Peraturan Daerah (Perda) berdasar Undang-Undang

    No.26/2007 tentang Penataan

    Ruang

    Peraturan Bupati (Perbup) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang

    Pedoman Umum RTBL

    Peraturan Daerah (Perda) berdasar Peraturan Menteri Pekerjaan

    Umum Nomor : 20/Prt/M/2011

  • CONTOH PERBEDAAN PRODUK PERANCANGAN KOTA (RDTR)

    DENGAN PERENCANAAN KOTA

    SKALA PETA 1: 10.000 SKALA PETA 1: 1.000 s/d 1:5.000

    zoom

  • CONTOH PRODUK PERANCANGAN KOTA RTBL

  • RTBL KOTA TERNATE

  • IMPLEMENTASI KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 1. Land Use (Guna Lahan)

    2. Building Form and Massing (Bentuk dan Masa Bangunan)

    3. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)

    4. Open Space (Ruang Terbuka)

    5. Pedestrian Ways (Jalan/Jalur Pedestrian)

    6. Activity Support (Pendukung Aktivitas)

    7. Signage System (Sistem Penanda/Perpapanan)

    8. Preservation (Preservasi)

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA teori perancangan kota versi Hamid Shirvani (The Urban Design Process,1985)

    Wajib Dikaitkan dengan Isue-Isue tentang Kota yang Berkelanjutan

    (Concepts of: Green City, Tropical City, Compact City, etc.,

    and Human Aspect in Urban Design)

  • 1 Land Use (Guna Lahan)

    1. Tetap mengacu arahan fungsi peruntukkan yang tertuang

    dalam Tata Guna Lahan RTRW (Rencana Tata Ruang

    Wilayah)

    2. Efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan

    3. Menciptakan keharmonisan, keterpaduan dan keseimbangan

    antar peruntukkan lahan

    1. Jaringan Penghubung antar fungsi (Jalan, Pedestrian)

    2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

    3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

    4. Koefisien Daerah Hijau (KDH)

    5. Koefisien Tapak Besmen (KTB)

    6. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH LAND USE MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

    Source : Urban Redevelopment Authority Singapore, 2002

  • 2 Building Form and Massing

    (Bentuk dan Masa Bangunan)

    adalah produk dari penyelenggaraan

    bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud

    pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk

    pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan

    konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan,

    bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang

    dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang

    kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,

    terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

    1. Pengaturan Blok Lingkungan

    2. Pengaturan Kaveling/Petak Lahan

    3. Pengaturan Bangunan (orientasi, sosok, ekspresi, tekstur,

    warna)

    4. KDB

    5. KLB

    6. Set Back

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH BUILDING FORM AND MASSING

    MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 3 Circulation and Parking

    (Sirkulasi dan Parkir) terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan

    umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal

    setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat

    penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit,

    sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan

    sistem jaringan penghubung.

    1. Sistem jaringan jalan dan pergerakan

    2. Sistem sirkulasi kendaraan umum

    3. Sistem sirkulasi kendaraan pribadi

    4. Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat

    5. Sistem pergerakan transit

    6. Sistem parkir

    7. Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan

    8. Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda

    9. Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian lingkage)

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH CIRCULATION AND PARKING

    MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 4 Open Space (Ruang Terbuka)

    Ruang terbuka diciptakan sebagai bagian integral dari suatu

    lingkungan yang lebih luas.

    Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan

    desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta

    memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan

    estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter

    terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik

    1. Sistem Ruang Terbuka Umum

    2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi

    3. Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh umum

    4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau

    5. Area Jalur Hijau

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH OPEN SPACE MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 5 Pedestrian Ways

    (Jalan/Jalur Pedestrian)

    Sebagai bagian dari sistem penghubung antar fungsi dalam

    kawasan. Jalur pedestrian mempunyai fungsi sebagai sarana

    pergerakan orang atau manusia dari satu tempat sebagai titik

    tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda

    jalan kaki

    1. Dapat di akses oleh siapapun (termasuk penyandang cacat)

    2. Mempunyai dimensi dan bentuk yang memenuhi syarat

    3. Matrial permukaan yang digunakan mempunyai tingkat

    kenyamanan dan keamanan

    4. Disarankan mempunyai peneduh (pohon atau elemen lain)

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH PEDESTRIAN WAYS MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 6 Activity Support

    (Pendukung Aktivitas)

    Merupakan aktifitas yang menghubungkan antar fungsi/fasilitas

    dalam sebuah kawasan/kota. Pendukung aktivitas ini dapat

    tumbuh dengan subur apabila berada diantara dua atau lebih

    kutub kegiatan utama kawasan/kota.

    Pendukung aktivitas mempunyai fungsi mengarahkan

    kepentingan pergerakan manusia

    1. Berupa taman terbuka untuk umum

    2. Berupa jalur pedestrian, di dalamnya terdapat street vendor (PKL),

    cafe (tempat rendevouz)

    3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat instan (misal tempat kuliner pada

    malam hari

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH ACTIVITY SUPPORTS MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • 7 Signage System

    (Sistem Penanda)

    Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame/informasi

    ebagai sistem penanda perlu diatur agar terjalin kecocokan

    lingkungan, pengurangan dampak visual negatif, mengurangi

    kebingungan dan kompetisi antara papan informasi publik dan

    papan reklame. Papan nama/reklame yang dirancang baik akan

    menambah kualitas tampilan bangunan dan memberi kejelasan

    informasi usaha

    1. Visibilitas (keterlihatan) papan/tanda

    2. Legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan)

    3. Tidak mencolok baik dari segi kualitas gambar maupun warna

    4. Keharmonisan papan nama/reklame dengan arsitektur bangunan

    5. Pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame (kecuali untuk

    tanda keselamatan lalulintas/tanda "hati-hati", atau untuk bioskop dan

    sebagainya

    6. Skala dan proporsi bentuk

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH SIGNAGE SYSTEM MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

    X

  • 8 Preservation (Preservasi) Preservasi atau perlindungan tidak hanya diberlakukan untuk

    bangunan bersejarah, tapi juga untuk bangunan dan tempat

    yang dianggap perlu dilestarikan. Preservasi biasanya juga

    mempertimbangkan faktor ekonomis dan kultural.

    Preservasi sering dipandang sebagai penghambat

    pembangunan. Tapi beberapa kegiatan preservasi justru

    menciptakan kegiatan ikutan yang mendorong keberhasilan

    usaha dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

    1. Preservasi bangunan dan kawasan perlu mampu mendorong peningkatan

    perekonomian daerah.

    2. Pada masa kini, preservasi bergeser dari "pelarangan" menjadi

    "perlindungan".

    3. Peraturan tentang preservasi berbeda dari satu kota ke kota yang lain.

    Meskipun demikian, terdapat unsur-unsur yang sama, yaitu: (i) standar

    penetapan obyek preservasi; (ii) pengkajian oleh tim atau dewan kajian

    arsitektur atau komisi preservasi; (iii) standar kajian untuk preservasi,

    demolisi (penghancuran), dan alterasi (pengubahan); (iv) perlindungan

    landmark.

    KOMPONEN PERANCANGAN :

  • CONTOH PRESERVATION MENURUT

    KRITERIA PERANCANGAN KOTA

  • TERIMA KASIH

    SEMOGA

    BERMANFAAT