hipertensi urgensi

Upload: muhammad-nurzakky

Post on 29-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hipertensi Urgensi :Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebaiknya penderita ditempatkan di ruangan yang tenang, tidak terang dan TD diukur kembali dalam 30 menit. Bila TD tetap masih sangat meningkat, maka dapat dimulai pengobatan. Umumnya digunakan obat-obat oral anti hipertensi dalam menanggulangi hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup memuaskan.

Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan antara lain :

1. Nifedipine : pemberian bisa secara sublingual (onset 5-10 menit), buccal (onset 5-10 menit), oral (onset 15-20 menit), duration 5-15 menit secara sublingual/buccal. Efek samping : sakit kepala, takikardi, hipotensi. 2. Clonidine : Pemberian secara oral dengan onset 30-60 menit, durasi 8-12 jam. Dosis : 0,1-0,2 mg, dilanjutkan 0,05 mg-0,1 mg setiap jam s/d 0,7mg. Efek samping : sedasi, mulut kering. Hindari pemakaian pada 2nd degree atau 3rd degree, heart block, bradikard. Over dosis dapat diobati dengan tolazoline. 3. Captopril : pemberian secara oral/sublingual. Dosis 25 mg dan dapat diulang setiap 30 menit sesuai kebutuhan. Efek samping : angio neurotik oedema, rash, gagal ginjal akut pada penderita bilateral renal arteri stenosis. 4. Prazosin : Pemberian secara oral dengan dosis 1-2 mg dan diulang per jam bila perlu. Efek samping : syncope (dosis awal), hipotensi ortostatik, palpitasi, takikardi, dan sakit kepala.

Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan MAP sebanyak 20 % ataupun TD < 120 mmHg. Demikian juga Captopril, Prazosin terutama digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan katekolamine. Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oral/sublingual dapat menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai ke batas hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi).

Dikenal adanya first dose efek dari Prozosin. Dilaporkan bahwa reaksi hipotensi akibat pemberian oral Nifedifine dapat menyebabkan timbulnya infark miokard dan stroke.

Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP.

Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih sensitif terhadap penambahan terapi. Untuk penderita ini dan pada penderita dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner, juga pada pasien umur tua dan pasien dengan volume deplesi maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine harus dikurangi. Seluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya ortotatis. Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita dirawat dirumah sakit.Manajemen Hipertensi Urgensi : Obat oralNama ObatDosisOnset / DurasiEfek Samping

Captopril25 mg per oral, diulangi jika diperlukan 25 mg sublingual15 30 min/6 8 jam sublingual

15 30 min/2 6 jamHipotensi, gagal ginjal pada arteri stenosis arteri ginjal bilateral

Clonidine0.1 0.2 mg per oral, diulangi per jam sampai dosis total 0.6 mg30 60 min/8 16 jamHipotensi, mengantuk, mulut kering

Labetalol200- 400 mg per oral, diulangi setiap 2 3 jam30 min 2 jam/2 12 jamBronkokonstriksi, hipotensi ortostatik

Prazosin1 2 mg per oral, diulangi per jam jika perlu1 2 jam/8 12 jamSinkope (dosis awal), palpitasi, takikardi,hipotensi ortostatik

Bertel. O. Conen D, Radu EW, Muller J, Lang C : 1983:Nifedipine in Hypertensive Emergencies, BrMmmed J, 286; 19-21.

Anavekar S.N. : Johns C.I; 1974 : Management of Acute Hipertensive Crissis with Clonidine (catapres ), Med. J. Aust. 1 :829-831.

Gifford R.W, 1991 : Mamagement of Hypertensivi Crisis, JAMA SEA,266; 39-45.