hipertensi sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner

14
HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) 1. HIPERTENSI 1.1 Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009). Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan saitolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik ≥ 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan Nugroho, 2011). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif Mansjoer, 2001). Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga tergantung pada usia. Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu : Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK Normal Tinggi Normal < 130 130 – 139 < 85 85 – 89

Upload: astut-de-luphe

Post on 06-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

HT DAN PJK

TRANSCRIPT

HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)1. HIPERTENSI 1.1 Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002).Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan saitolik 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan Nugroho, 2011).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif Mansjoer, 2001).Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga tergantung pada usia.Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan DarahKATEGORI

SISTOLIK

DIASTOLIK

NormalTinggi Normal HipertensiStadium 1 (ringan)Stadium 2 (Sedang)Stadium 3 (berat)Stadium 4 (sangat berat)

< 130130 139140 159160 179180 209> 210

< 8585 8990 99100 109110 119> 120

Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002).

1.2 Penyebab HipertensiPenyebab masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus, Ketika usia bertambah, kemungkinan menderita tekanan darah tinggi akan semakin meningkat. Tidak diketahui dengan jelas, tapi risiko Anda akan meningkat jika Anda:a. Berusia di atas 65 tahunb. Makan banyak garamc. Kelebihan berat badand. Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggie. Kurang makan buah dan sayuranf. Kurang berolahragag. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein)h. Terlalu banyak mengonsumsi minuman kerasPenyebab yang diketahuiHipertensi sekunder adalah tekanan darah yang tinggi karena adanya kondisi dasar tertentu. Secara keseluruhan, 10% dari kasus hipertensi merupakan jenis sekunder. Tekanan darah tinggi sekunder biasa disebabkan:a. Diabetesb. Penyakit ginjalc. Pil kontrasepsid. Kondisi yang memengaruhi jaringan tubuh, misalnyapenyakit lupuse. Obat pereda rasa sakit yang lebih dikenal sebagai obat anti inflamasinon-steroid (NSAIDs), sepertiibuprofenf. Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjalg. Kondisi hormon, misalnya sindromCushing(kondisi saat tubuh Anda menghasilkan hormon steroid)

1.3 Gejala HipertensiDalam beberapa kasus yang langka, saat seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dia bisa mengalami gejala seperti:a. Sesak napasb. Sakit Kepalaberkepanjanganc. Mimisand. Pandangan kabur atau penglihatan gandae. Kunjungi dokter secepatnya jika Anda mengalami gejala-gejala di atas karena tekanan darah tinggi yang tidak diatasi bisa mengarah kepada penyakit serius, sepertistrokedanpenyakit jantung.f. Hipertensi Saat HamilSangat penting untuk mengukur tekanan darah Anda secara teratur jika Anda sedang hamil, meski hasil tekanan darah tidak pernah tinggi. Dengan mewaspadai dan memeriksakan tekanan darah secara teratur, ibu hamil dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi akibat kondisi hamil.Jika tidak diperiksakan, Anda dapat mengalami kondisi serius yang dikenal sebagaipre-eclampsia, yaitu kondisi saat Anda memiliki gangguan pada plasenta (organ yang menghubungkan peredaran darah bayi kepada sang ibu).1.4 Pencegahan dan Pengobatan Hipertensia. Mengukur tekanan darahKekuatan darah dalam menekan dinding arteri (pembuluh darah besar) ketika dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda. Hal ini yang akan membuat pengidap hipertensi mengalami serangan jantung, stroke atau penyakit ginjal.Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan: Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung mengambil jeda sesaat I antara 2 detak jantungb. Perubahan Gaya HidupPerubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya hanya dari beberapa minggu setelah memulainya.c. Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang, termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayurand. Kurang konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.e. Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.f. Menurunkan berat badan.g. Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda menderitapenyakit jantungdan paru-paruh. Mengurangi konsumsi minuman keras.i. Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti cola Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan tekanan darah Anda.j. Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan manajemen stres.1.5 Pengobatan Hipertensi Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengonsumsi obat-obatan untuk seumur hidup. Tapi jika tekanan darah telah terkendali dalam bertahun-tahun, Anda mungkin boleh menghentikan pengobatan.Ada beberapa penderita yang mungkin perlu mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kadang diperlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang lebih susah dikendalikan.Semua jenis obat-hipertensi memiliki efek samping. Jika seorang penderita tidak dapat mengatasi atau merasa sangat terganggu dengan efek samping dari obat tertentu, dia bisa dengan mudah memilih jenis obat anti-hipertensi lain yang tersedia.Beberapa efek samping yang umum dirasakan:a. Merasa mengantukb. Pusing, lemah atau peningc. Rasa sakit di sekitar area ginjal (punggung bawah bagian samping)d. Batuk keringe. Kulit gatal-gatalf. Obat-obatan berikut banyak digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi:g. Angiotensin-converting Enzyme(ACE)InhibitorDengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatanACE inhibitor penghambat enzim pengubah angiotensin akan mengurangi tekanan darah. Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat mengganggu, ada kemungkinan akan disarankan kepada obat yang memiliki fungsi sama sepertiACE Inhibitor, lebih dikenal sebagaiAntagonis Reseptor Angiotensin-2.Efek samping yang tidak terduga bisa muncul jikaACE Inhibitordigabungkan dengan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan yang bisa dijual bebas. Konsultasikan dengan dokter atau ahli farmasi sebelum mengonsumsi obat apa pun yang akan digabungkan dengan obat ini.h. Calcium Channel BlockersUntuk mencegahkalsiumtidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatanCalcium Channel Blockers(Penghambat Kanal Kalsium) bisa digunakan. Obat ini untuk mengendurkan pembuluh darah besar (arteri) dan menurunkan tekanan darah Anda. Risiko efek samping obat ini akan meningkat jika Anda minum jus jeruk Bali selagi mengonsumsiCalcium Channel Blockers.Bicarakan risiko dan efek samping obat ini dengan dokter Anda atau ahli farmasi.i. Beta-blockersJantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika Anda mengonsumsi obat-obatan jenisBeta-blockers(Penghambat Beta), pada akhirnya mengurangi tingkat tekanan darah. Sekarangbeta-blockersdianggap kurang efektif dibandingkan obat lain untuk menangani tekanan darah tinggi. Dulu obat jenis ini sangat terkenal, kini hanya dipakai jika pengobatan yang lain tidak berhasi. Konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin menggabungbeta-blockersdengan obat-obatan yang lain. Karenabeta-blockersberinteraksi dengan jenis obat yang lainnya.j. Alpha-blockersObat-obatan jenisalpha-blockers(penghambat alfa) bukan pilihan pertama untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tapi jika metode pengobatan yang lain tidak berhasil,alpha-blockersbisa dipakai untuk melemaskan pembuluh darah. Darah akan mengalir lebih mudah melewati pembuluh darah. Efek samping darialpha-blockersadalah: Pingsan saat Anda memulai perawatan pertama kali Sakit kepala Pusing-pusing Kelelahan Pergelangan kaki membengkak DiuretikDiuretik juga dikenal sebagai pil air. Diuretik berfungsi untuk membuang sisa air dan garam dari dalam tubuh melalui urin.1.6 Komplikasi HipertensiHipertensi (tekanan darah tinggi) akan lebih membebani jantung dan juga pembuluh darah Anda. Risikoserangan jantung,stroke, dan penyakit ginjal akan meningkat jika beban tambahan ini tidak ditangani setelah beberapa lama.a. Penyakit KardiovaskularBerbagai penyakit pada jantung dan pembuluh darah (secara medis dikenal sebagai penyakit kardiovaskular) bisa muncul karena tekanan darah tinggi.Termasuk di antaranya: Serangan jantung: terjadi ketika pasokan darah ke jantung tiba-tiba terhalanh Stroke: muncul ketika pasokan darah ke bagian otak terhenti Aneurisme: muncul ketika dinding pembuluh darah pecah menyebabkan pendarahan dalam Embolisme: terjadi saat penggumpalan darah atau gelembung udara menghalangi aliran darah di dalam pembuluhb. Penyakit GinjalPembuluh darah kecil pada kedua ginjal bisa rusak akibat tekanan darah tinggi sehingga menghalangi ginjal untuk berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa gejala berikut ini: Sesak napas Kulit terasa gatal-gatal Pergelangan kaki, kaki, atau tangan membengkak (karena menumpuknya air dalam tubuh) Kelelahan Darah dalam urin Kencing lebih sering, terutama saat malam hari Penyakit ginjal bisa dirawat menggunakan kombinasi obat-obatan dan suplemen makanan. Dialisis/cuci darah (proses pembersihan kotoran di dalam darah) akan dilakukan untuk kondisi yang lebih serius atau bisa juga dilakukan transplantasi ginjal.

2. PENYAKIT JANTUNG KORONER 2.1 Pengertian PJKPenyakit Arteri Koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit yang ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatuarteri koronerdan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateromaatauplak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebutaterosklerosis. (www.medicastore.com)Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. ( DepKes : 2001)Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit dimana tersumbatnya aliran pembuluh darah koroner jantung akibat penimbunan zat lemak (arteriosclerosis) karena tidak cukupnya suplai darah yang mengandung oksigen untuk menghidupkan jantung, maka terjadi ancaman otot jantung yang bisa menimbulkan kematian mendadak (Ronald H. Sitorus : 2006)PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan O2miokardium dengan suplai O2yang disebabkan oleh proses arterosklerosis yang merupakan kelainan digeneratif (Sarwono Waspadji, 2002 ; 1991).2.2 EtiologiPenyakit jantung koroner disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhan O2sel otot jantung dengan masukannya. Masukan O2untuk sel otot jantung tergantung dari O2dalam darah dan pembuluh darah arteri koroner. Penyaluran O2yang kurang dari arteri koroner akan menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Hal ini disebabkan karena pembentukan plak arteriosklerosis. Sebab lain dapat berupa spasme pembuluh darah atau kelainan kongenital.Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot jantung yaitu disebut infark jantung akut yang irreversibel (tidak dapat sembuh kembali). Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dengan manifestasinya adalah nyeri.2.3 Faktor resikoFaktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara logis sebagai berikut:a. Sifat pribadi Aterogenik.Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).b. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).c. Faktor resiko kecil dan lainnya.Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada.d. Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).e. Merokok, obesitas, kolesterol tinggif. Arteriosklerosisg. Spasme arteri koronerh. Penurunan suplai O2i. Iskemia miokardj. Perubahan reversibel sel dan jaringank. Peningkatan asam laktatl. Ph sel menurunm. Penurunan kontraktilitasn. Penurunan cardiac output2.4 Manifestasi klinika. Nyeri dada yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar keleher, lengan kanan dan punggung) dapat disebabkan oleh angina pectoris stabil (APS), angina pectoris tak stabil atau IMAb. Sesak nafasc. Perasaan melayang dan pingsand. Ditemukan bising jantung dan pembesaran jantung2.5 Pemeriksaan penunjanga. EKG : gelombang T terbalik, elevasi segmen STb. Pemeriksaan radiologi : pembesaran ventrikel STc. Echocardiografid. Pemeriksaan Lab : kolesterol, trigliserida meningkat2.6 PenatalaksanaanTindakan yang dilakukan :a. Mengatasi iskemia MedikamentosaObat-obat yang diberikan : nitrat (N) propandol, pindalol, antagonis calsium (Ca A) RevaskularisasiHal ini dilaksanakan dengan cara :1) Pemakaian trombolitik, biasanya pada PJK akut seperti IJA2) Prosedur invasif (PI) non operatif3) Operasi (coronary artery surgeny CAS)b. Melakukan pencegahan secara sekunder Obat-obat pencegahan yang sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosis 375 mg, 160 mg sampai 80 mg. Dosis lebih rendah juga bisa efektif. Dahulu dipakai antikoagulan oral (OAK) tapi sekarang sudah ditinggalkan karena terbukti tak bermanfaat.3. HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN PJKHipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertropi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung, hipertensi yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina pektoris dan miokard infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena : a. Meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. b. Mempercepat timbulnya arterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina pektoris, Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal. Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark. Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark. Pemberian obat yang tepat pada Hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari obat- obatan dalam jangka panjang. oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan resiko PJK. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang kesehatan yang utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet serta pemasukan Na dan K yang seluruhnya adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pola kehidupan seseorang.