hip jadi

Upload: subiyakto-bustomi

Post on 05-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 HIP JADI

    1/17

    Kata dislokasi merupakan gabungan dari kata dis dan lokasi yang berarti kedudukan yangsalah. Dislokasi sendi adalah keadaan dimana terjadi pergeseran total permukaan tulang yang

    membentuk persendian. Dislokasi sendi merupakan keadaan gawat darurat di bidang ortopedi

    yang memerlukan penanganan segera.

    Dislokasi panggul biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan

    penerbangan, kecelakaan kerja atau cedera pada waktu olah raga. Dislokasi panggul sering

    disertai oleh fraktur asetabulum dan fraktur ekstremitas pada sisi yang sama. Dus puluh lima

    persen dislokasi panggul disertai dengan trauma pada lutut dan empat persen disertai fraktur

    femur pada sisi yang sama. Jadi, dislokasi panggul adalah suatu keadaan dimana kaput femur

    keluar dari mangkuk sendi (asetabulum)

    Pada tinjauan pustaka kali ini hanya dibahas dislokasi panggul akibat trauma.

    Sendi panggul merupakan sendi yang stabil, dan dislokasi panggul umumnya disebabkan oleh

    energi trauma yang besar. Sering trauma ini berhubungan dengan banyak cedera dari sistim

    organ lain. Kecelakaan kendaraan ber motor tetap merupakan mekanisme dislokasi panggul yang

    paling umum, diikuti terjatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, dan sebab lainnya yang jarang

    seperti saat olahraga seperti sepak bola atau gulat. Dislokasi posterior terjadi jauh lebih sering

    daripada dislokasi anterior dan haln ini terjadi dari kekuatan arah posterior lutut yang fleksi

    dengan sendi panggul yang dalam posisi fleksi juga. Sendi panggul dengan derajat yang tidak

    terlalu fleksi dan kenaikan jumlah panggul yang abduksi degan kekuatan yang sama sering

    menghasilkan fraktur acetabular. Dislokasi anterior disebabkan karena abduksi dan eksternal

    rotasi dari panggul.

    ANATOMI

    Sendi panggul atau artikulasio koksa adalah sebuah sendi synovial yang dibentuk oleh tulang

    femur pada bagian kaput femur dan tulang pelvis pada asetabulum dan mempunyai konfigurasiball and socket. Konfigurasi sendi yang demikian ini memungkinkan sendi tersebut mempunyai

    kelebihan dalam stabilitas weight bearing sekaligus kebebasan pergerakan. Dalam keadaan

    normal sendi ini dapat bergerak kea rah abduksi (0-450), aduksi(0-300), fleksi (0-1400), ekstensi

    (0-100), eksorotasi (0-500) dan endorotasi (0-400).

  • 7/31/2019 HIP JADI

    2/17

    Asetabulum terbuka ke arah depan dan bawah kira-kira sebanyak 300.

    Kolum femur mempunyai

    inklinasi ke depan (anteversi) berkisar 0-300

    dan mempunyai inklinasi keatas kira-kira 12,50

    Sendi ini diliputi otot dan ligamen. Otot-otot bagian anterior meliputi otot-otot pada lapisan

    superficial yaitu m. psoas mayor, m. pektineus dan m. iliakus dan otot pada lapisan profunda

    yaitu m. rektus femoris, m. iliopsoas, m. obturator eksterna dan ligamentum ileofemoral. Otot

    bagian posterior meliputi otot pada lapisan superficial yaitu m. gluteus, m.obturator internus,

    m.kuadratus femorisdan m. piriformis dan otot pada lapisan profunda yaitu m.gemelli,

    m.obturator eksterna, m.obturator internus dan ligamentum iskiofemoralis.

    Ligamentum anterior lebih kuat daripada ligamentum posterior. Pada bagian anterior terdapat

    dua buah ligamentum yaitu ligamentum iliofemoralis dan ligamentum pubofemoralis, sedangkan

    bagian posterior terdapat sebuah ligamentum yaitu iskiofemoralis.

    Kaput femoralis mendapat perdarahan dari percabangan a. sirkumfleksa femoris medialis dan a.

    obturator ramus anterior serta a. ligamentum teres

    Gerakan

    Sendi pinggul mempunyai gerakan yang luas, tetapi lebih terbatas daripada articulation humeri.

    Kekuatan sendi sebagian besar bergantung pada bentuk tulang-tulang yang ikut dalam

    persendian dan kekuatan ligamentum. Bila lutut difleksikan, fleksi dibatasi oleh permukaan

    anterior tungkai atas yang berkontak dengan dinding anterior abdomen. Bila lutut diluruskan

    (ekstensi), fleksi dibatasi oleh ketegangan otot-otot hamstring. Ekstensi, yaitu gerakan tungkai

    atas yang difleksikan ke belakang kembali ke posisi anatomi, dibatasi oleh tegangan ligamentum

    iliofemorale, ligamentum pubofemorale, dan ligamentum ischiofemorale. Gerakan abduksi

    dibatasi oleh tegangan ligamentum pubofemorale, dan adduksi dibatasi oleh kontak dengan

    tungkai sisi yang lain dan oleh tegangnya ligamentum teres femoris. Rotasi lateral dibatasi oleh

    tegangan ligamentum iliofemorale dan ligamentum pubofemorale, dan rotasi medial dibatasioleh ligamentum ischiofemorale. Gerakan-gerakan berikut ini dapat terjadi:

    Fleksi dilakukan oleh m. iliopsoas, m. rctus femoris, m. Sartorius, dan juga mm. adductores.

    Ekstensi ( gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang sedang fleksi) dilakukan oleh m. gluteus

    maksimus dan otot-otot hamstring.

  • 7/31/2019 HIP JADI

    3/17

    Abduksi dilakukan oleh m. gluteus medius dan minimus, dan dibantu oleh m. Sartorius, m.

    tensor fasciae latae, dan m. piriformis.

    Adduksi dilakukan oleh m. adductor longus dan m. adductor brevis serta serabut-serabut

    adductor dari m. adductor magnus. Otot-otot ini dibantu oleh m. pectineus dan m. gracilis.

    Rotasi lateral dilakukan oleh m. piriformis, m. obturatorius internus dan eksternus, m. gemellus

    superior dan m. gemellus inferior dan m. quadrates femoris, dibantu oleh m. gluteus maksimus.

    Rotasi medial dilakukan oleh serabut-serabut anterior dari m. gluteus medius dan m. gluteus

    minimus dan m. tensor fasciae latae.

    Circumduksi merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di atas.

    Kelompok otot-otot ekstensor lebih kuat daripada kelompok otot-otot fleksor, dan lateral lebih

    kuat daripada rotator medial.

    Ligamen Anatomi

    Sendi pinggul berbentuk bola-dan-socket. Kaput berputar dalam acetabulum dan tidak tertutup

    sempurna. Kedalaman acetabulum ini dilengkapi oleh fibrous labrum, yang membuat fungsional

    sendi lebih dalam dan lebih stabil. labrum menambahkan lebih dari 10% cakupan kaput

    femoralis, menciptakan situasi yang membuat kaput 50% lebih tercakup selama gerakan.

    Dibutuhkan lebih dari 400 N kekuatan hanya untuk merusak sendi panggul. Kapsul sendi

    pinggul adalah kuat dan meluas dari tepi acetabulum ke garis intertrochanteric anterior dan leher

    femoralis posterior. Serat longitudinal didukung oleh kapsul spiral tebal disebut ligamen.

    Anterior, ligamentum iliofemoral atau ligamenY berasal dari aspek superior dari sendi di ilium

    dan spina iliaka anterior inferior. Berjalan pada dua pita memasuki sepanjang garis

    intertrochanteric superior dan hanya dari superior ke inferior trokanter minor. Inferior kapsul

    lebih lanjut didukung oleh ligamentum pubofemoral, yang berasal dari ramus superior

    superolateral dan masuk pada garis intertrochanteric ke ligamentum Y.

    Posterior, kapsul masuk pada leher femoralis pada inferior dari kaput medial dan meluas ke dasar

    trokanter mayor lateral. Ligamentum ischiofemoral dalam kapsul posterior berasal dari dinding

  • 7/31/2019 HIP JADI

    4/17

    posterior inferior dengan iskium. Berjalan lateral oblik dan superior untuk memasuki leher

    femoralis dengan kapsul. Selain ligamen, rotator eksternal pendek berbaring di kapsul posterior,

    memberikan dukungan tambahan.

    Neurovaskular Anatomi

    Semua saraf ke tungkai bawah lewat dekat sendi pinggul. Saraf skiatik yang paling menjadi

    perhatian karena paling berisiko. saraf ini berjalan posterior pada sendi, muncul dari notch

    iskiadika yang dalam ke piriformis dan yang superfisiall ke obturator internus dan otot gemelli.

    Dalam 85% orang saraf ini adalah sebuah struktur tunggal yang terletak di posisi normal. Pada

    12% itu membagi sebelum keluar dari skiatik notch yang besar, dan divisi peroneal melewati,

    agak lebih dalam , daripada otot piriformis. Dalam 3% saraf ini mengelilingi piriformis, dan

    dalam 1% seluruh saraf melewati piriformis. Dengan terjadinya dislokasi posterior, saraf dapat

    teregang atau langsung tertekan.

    Saraf obturator melewati foramen obturatorius superolateral dengan arteri obturatorius. saraf

    femoralis terletak medial dari otot psoas dalam selubung yang sama dan dapat cedera dengan

    terjadinya dislokasi anterior.

    Cedera pada vaskular dari kaput femur merupakan faktor penting dalam dislokasi panggul. Pada

    orang dewasa, pasokan darah utama untuk kaput berasal dari arteri kolum femur. Arteri ini

    berasal dari cincin ekstrakapsular di dasar kolum femur . Cincin ini dibentuk oleh kontribusi dari

    arteri sirkumfleksa femoralis posterior medial dan lateral anterior sirkumfleksa femoralis.

    Pembuluh darah melintasi kapsul dekat insersi pada leher dan daerah trokanterika dan naik

    sejajar dengan leher, memasuki kaput berdekatan dengan permukaan inferior artikular. Pembuluh

    darah superior dan posterior, yang terutama berasal dari arteri femoralis sirkumfleksa medial,

  • 7/31/2019 HIP JADI

    5/17

    lebih besar dan lebih banyak daripada pembuluh darah anterior. Selain pembuluh serviks,

    kontribusi yang kecil untuk kaput muncul dari arteri foveal, sebuah cabang dari arteri

    obturatorius yang terletak di dalam ligamentum teres. arteri ini memberi kontribusi yang

    signifikan ke bagian epifisis dari pembuluh darah kaput femur pada sekitar 75% dari pinggul.

    Posisi panggul ketika dislokasi dapat menekuk pembuluh darah yang memvaskularisasi kaput

    femur, membuat sirkulasi kolateral menjadi penting. Yue et al (92) melakukan studi injeksi

    enam pinggul kadaver setelah dislokasi dan relokasi. Filling defek yang ditunjukkan di

    persimpangan arteri iliaka eksternal dan arteri femoralis pada pembuluh darah sirkumfleksa

    dibandingkan dengan pinggul normal. Namun, perubahan dalam suplai darah extraosseous

    tidak memberikan perubahan yang konsisten dalam pasokan intraosseous ke kaput, hal ini

    mungkin terjadi karena ada sirkulasi kollateral.

    MEKANISME CEDERA

    Dislokasi panggul sebagian besar terjadi karena kecelakaan motor dengan energy yang besar. Pengendara

    yang ugal-ugalan biasanya memiliki risiko tinggi untuk dislokasi panggul daripada pengendara yang

    tertib. Mekanisme yang lain termasuk jatuh, pejalan kaki yang ditabrak oleh pengendara motor,kecelakaan kerja, cedera pada atlet.

    Posisi dari sendi panggul, arah benturan, dan bentuk individual antomi semua berpengaruh pada arah dari

    dislokasi dan apakah ada fraktur dislokasi atau murni dislokasi. Dislokasi posterior jumlahnya melebihi

    dislokasi anterior kira-kira 9: 1. ). Mekanisme khas untuk dislokasi posterior adalah perlambatan

  • 7/31/2019 HIP JADI

    6/17

    di mana lutut penderita mengenai dashboard dengan menekuk lutut dan pinggul. Letournel dan

    Judet menggunakan analisis vektor untuk menjelaskan bahwa semakin pinggul berada dalam

    keadaan fleksi dan adduksi ketika gaya longitudinal bekerja melalui femur, dislokasi lebih

    mungkin akan terjadi. Kurang adduksi atau rotasi interna menyebabkan fraktur dislokasi, yang

    mungkin terjadi dengan fraktur dinding posterior atau cedera kaput femur sebagai dampak

    kaputfemur menghantam dinding posterior.

    Konsep bahwa posisi kaput femur berdampak memainkan peran besar dalam jenis cedera

    didukung oleh Upadhyay et al, yang mempelajari anteversion femoralis pada pasien dengan

    dislokasi dan fraktur dislokasi. Mereka mengamati sedikit yang terjadi anteversi pinggul pada

    pasien yang menderita dislokasi fraktur daripada populasi normal dan bahkan kurang pada pasien

    yang menderita dislokasi murni. Penurunan anteversion untuk menempatkan kepala dalam posisi

    yang lebih posterior seperti halnya rotasi internal, cenderung menghasilkan dislokasi murni.

    Sebaliknya, lebih besar anteversion dan kurang rotasi menyebabkan fraktur dislokasi.

    Lebih sedikitnya dislokasi anterior adalah hasil dari hiperabduksi dan ekstensi. Mekanisme ini

    mungkin hadir dalam cedera perlambatan di mana penderita berada dalam posisi santai saat

    terjadi benturan dengan kaki tertekuk, abduksi, dan eksternal rotasi, serta dalam kecelakaan

    sepeda motor di mana kaki sering hiperabduksi. Menggunakan mayat, Putri dan Edwards mampu

    menyebabkan dislokasi pinggul anterior karena hiperabduksi dan rotasi eksternal. Derajat sendi

    pinggul yang fleksi menentukan jenis dislokasi anterior, dengan ekstensi lebih mengarah ke

    dislokasi pinggul superior pubik dan fleksi yang mengakibatkan dislokasi inferior obturator.

  • 7/31/2019 HIP JADI

    7/17

    KLASIFIKASI

    dislokasi Hip diklasifikasikan sesuai dengan posisi kaput femur dalam kaitannya dengan

    acetabulum dan sesuai dengan fraktur terkait dari acetabulum dan tulang paha proksimal.

    Pasien dengan dislokasi posterior hip umumnya hadir dengan ektremitas yang memendek,

    internal rotasi, ekstremitas adduksi dalam fleksi sedikit. Posisi ini bisa diubah jika kaput femur

    telah direduksi ke dinding acetabular posterior yang retak. Cedera ini biasanya terjadi dari

    kekuatan longitudinal dijalarkan melalui femur ke pinggul pada posisi panggul fleksi, seringkali

    ketika lutut pasien mengenai dashboard dalam tabrakan mobil. Jika pinggul dalam kondisi

    adduksi pada saat cedera, dislokasi murni terjadi, sedangkan posisi netral atau abduksi

    menyebabkan dislokasi yang berhubungan dengan patah tulang kaput femur atau acetabulum.

    Thompson dan Epstein mengklasifikasikan dislokasi posterior pinggul ke dalam lima jenis:

    Tipe I: Dislokasi dengan atau tanpa fraktur kecil

    Tipe II: Dislokasi dengan fragmen fraktur tunggal yang besar dari posterior acetabulum

    Tipe III: Dislokasi dengan tepi acetabulum kominutif dengan atau tanpa fragmen besar

    Tipe IV: Dislokasi dengan fraktur dasar acetabulum

    Tipe V: Dislokasi dengan fraktur kaput femur

    Dislokasi anterior juga diklasifikasikan oleh Epstein sebagai berikut:

    1. Pubik (Superior)- Tanpa fraktur (simple)- Dengan fraktur dari kaput femur- Dengan fraktur dari asetabulum

    2. Obturator (inferior)- Tanpa fraktur

  • 7/31/2019 HIP JADI

    8/17

    - Dengan fraktur dari kaput femur- Dengan fraktur dati asetabulum

    Dislokasi Sentral asetabulum

    - Hanya mengenai bagian dalam asetabulum- Fraktur sebagian dari kubah asetabulum- Pergeseran menyeluruh ke panggul disertai fraktur asetabulum yang kominutif

    Sebuah kejadian dislokasi panggul merupakan kedaruratan ortopedi karena menunda reposisi

    meningkatkan risiko terjadinya osteonekrosis kaput femur. Hougaard dan Thomsen

    merekomendasi reposisi dalam waktu 6 jam setelah terjadinya cedera. Mereka melaporkan

    tingkat osteonekrosis sebesar 4,8% jika reposisi terjadi dalam waktu 6 jam dari cedera

    dibandingkan dengan 53% jika reposisi tertunda selama lebih dari 6 jam setelah cedera. Ketika

    primary survei awal telah dibuat, dan cedera yang mengancam jiwa telah stabil, Tulang pinggul

    lebih diutamakan daripada cedera ortopedi lainnya. Reposisi tertutup panggul awalnya harus

    dicoba di IGD di bawah sedasi intravena atau anestesi umum, jika tersedia. Jika cedera lain

    memerlukan intervensi operasi darurat, reposisi panggul awal dapat dilakukan di ruang operasi.

    PEMERIKSAAN FISIK

    1. Dislokasi PosteriorPenderita biasanya datang setelah suatu trauma yang hebat disertai nyeri dan deformitas

    pada daerah sendi panggul. Sendi panggul teraba menonjol ke belakang dalam posisi

    adduksi, fleksi dan rotasi interna. Terdapat pemendekan anggota gerak bawah. Rasa nyeri

    diakibatkan spasme otot disekitar panggul

    2. Dislokasi AnteriorTungkai bawah dalam keadaan rotasi eksterna, abduksi dan sedikit fleksi. Tungkai tidak

    mengalami pemendekan karena perlekatan otot rektus femur mencegah kaput

    femurbergeser ke proksimal. Terdapat benjolan di depan daerah inguinal, dimana kaput

    femur dapat diraba dengan mudah. Sendi panggul sulit digerakkan.

  • 7/31/2019 HIP JADI

    9/17

    3. Dislokasi sentralTerdapat pembengkakan di daerah tungkai bagian proksimal tetapi posisi tetap normal,

    nyeri tekan pada daerah trokanter, gerakan sendi panggul sangat terbatas.

    PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

    1. Dislokasi posterior

    2. Dislokasi anterior

    3. Dislokasi sentral

  • 7/31/2019 HIP JADI

    10/17

    Pemeriksaan radiologis juga harus dilakukan setelah reposisi selesai. Hal ini dilakukan untuk

    menilai adekuasi reposisi, ada tidaknya fragmen tulang pada persendian dan akurasi reposisi

    pada dislokasi yang disertai dengan fraktur femur serta fraktur asetabulum.

    Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan CT scan untuk melihat adanya fragmen tulang yang

    hilang pada persendian, reposisi yang inkomplit pada fraktur kaput femur atau adanya interposisi

    soft tissue.

    PENATALAKSANAAN DISLOKASI PANGGUL

    Harus dilakukan reposisi secepatnya dalam 6 jam, bila tidak akan menimbulkan kesulitan dan

    komplikasi berupa nekrosis avaskular dikemudian hari.

    1. Penanganan dislokasi panggul tipe posteriorReduksi dilakukan dengan anestesi umum meurut beberapa cara:

    a. Metode AllisPenderita dalam posisi tidur terlentang, asisten menahan panggul dan menekannya.

    Operator melakukan fleksi pada lutut sebesar 900

    dan tungkai di adduksi ringan dan

    dirotasi medial. Lengan bawah ditempatkan di bawah lutut dan dilakukan traksi

    vertical dan kaput femur diangkat dari bagian posterior asetabulum. Panggul dan lutut

    di ekstensikan secara hati-hati.

    b. Metode BigelowPenderita diletakkan dalam posisi tidur terlentang, asisten melakukan traksi

    berlawanan dan tahanan pada daerah spina iliaka anterior superior dan ilium.

    Operator memegang tungkai yang terkena padda daerah pergelangan kaki dengan satu

    tangan, serta tangan lain di belakang lutut. Tungkai difleksi 900

    atau lebih pada

  • 7/31/2019 HIP JADI

    11/17

    daerah abdomen dan dilakukan traksi longitudinal. Dengan cara ini ligament Y akan

    mengalami relaksasi dan kaput femur berada di bagian posterior asetabulum. Kaput

    femur dibebaskan dari muskulus rotator dengan melakukan rotasi dan menggerakkan

    tungkai ke depan dank e belakang (rocking). Selanjutnya dalam keadaan traksi, kaput

    femur digerakkan ke dalam asetabulum dengan manipulasi abduksi, rotasi eksterna

    serta ekstensi pada panggul.

    c. Metode StimsonPenderita dalam keadaan tidur tengkurap dan tungkai bawah yang mengalami trauma

    dibiarkan tergantung pada pinggir meja. Panggul diimobilisasi oleh asisten dengan

    carra menekan sacrum. Dengan tangan kiri operator memegang pergelangan kaki dan

    melakukan fleksi pada lutut sebesar 900

    dengan tangan kanan menekan ke bawah

    pada daerah tungkai bawah di bawah lutut. Dengan gerakan rocking dan rotasi pada

    tungkai serta tekanan langsung pada daerah kaput femur dapat dilakukan reposisi.

    2. Penanganan dislokasi panggul tipe anteriorReposisi dislokasi anterior dianjurkan dengan mempergunakan metode Allis dengan

    urutan sebagai berikut:

    a. Fleksi lutut untuk mendapatkan relaksasi otot hamstring.b. Abduksi penuh pada panggul disertai dengan fleksic. Melakukan traksi longitudinal sesuai dengan aksis femur

  • 7/31/2019 HIP JADI

    12/17

    d. Asisten menahan kaput femur dengan telapak tanganApabila tidak berhasil dapat dicoba dengan metode Bigelow terbalik. Setelah dilakukan

    reposisi, dilanjutkan dengan traksi kulit untuk beberapa hari dan setelah itu dipasang

    spika panggul selama 4-6 minggu

    3. Penanganan dislokasi panggul tipe sentralReduksi dislokasi sentral memerlukan skeletal traksi untuk beberapa minggu karena

    dislokasi sentral disertai fraktur pada asetabulum.

    Keadaan-keadaan yang memerlukan reposisi terbuka yaitu jika:

    1. Kaput femur menembus m. iliopsoas atau m. rektus femoris dan terjepit didalamnya(interposisi soft tissue)

    2. Kaput femur merobek kapsul sendi bagian anterior dan menyebabkan keadaan buttonhole

    3. Terdapat fraktur femur atau asetabulum4. Untuk mengambil fragmen tulang pada persendian5. Reposisi tertutup tidak berhasil6. Cedera nervus skiatik iatrogenik7. Terdapat fragmen yang inkarserata

    KOMPLIKASI

    1. Komplikasi awala. Kerusakan nervus skiatik

  • 7/31/2019 HIP JADI

    13/17

    Nervus skiatik kadang-kadang mengalami cedera tetapi biasanya membaik lagi. Jika

    setelah mereduksi dislokasi, lesi nervus skiatik dan fraktur asetabulum yang tak

    tereduksi terdiagnosis, maka nervus harus dieksplorasi dan fragmennya dikoreksi ke

    tempat asalnya. Penyembuhan sering membutuhkan waktu beberapa bulan dan

    sementara itu tungkai harus dihindarkan dari cedera dan pergelangan kaki harus

    dibebat untuk menghindari kaki foot drop

    b. Cedera pembuluh darahKadamg-kadang arteri gluteal superior terobek dan mungkin terdapat banyak

    perdarahan. Kalau keadaan ini dicurigai, harus dilakukan arteriogram. Pembuluh

    darah yang robek mungkin perlu diligasi.

    c. Fraktur femurSering ditemukan fraktur femur disertai dislokasi panggul. Kecurigaan akan adnya

    dislokasi panggul, bilamana pada suatu fraktur femur ditemukan posisi femur

    proksimal dalam keadaan adduksi. Pemeriksaan radiologis sebaiknya dilakukan pada

    sendi diatas dan dibawah daerah fraktur

    2. Komplikasi lanjuta. Nekrosis avaskuler

    Peresediaan darah pada kaput femur sangat terganggu sekurang-kurangnya pada 10%

    dislokasi panggul traumatic; kalau reduksi ditunda lebih dari beberapa jam, angkanya

    meningkat menjadi 40%. Nekrosis avaskuler terlihat pada pemeriksaan sinar X

    sebagai peningkatan kepadatan kaput femur; tetapi perubahan ini tidak ditemukan

    sekurang-kurangnya selama 6 minggu dan kadang-kadang jauh lebih lama (sampai 2

    tahun), tergantung pada kecepatan perbaikan tulang. Dalam minggu-minggu awal,

    radiosintigrafi dapat memperlihatkan tanda-tanda iskemia tulang. Kalau kaput femur

    menunjukkan tanda-tanda fragmentasi, mungkin diperlukan operasi. Kalau terdapat

    segmen nekrotik yang kecil, osteotomi realignment adalah metode terpilih.

    Sebaliknya pada pasien yang lebih muda, pilihannya adalah antara penggantian kaput

    femur dengan prosthesis bipolar atau artrodesis pinggang. Pada pasien berusia diatas

    50 tahun penggantian panggul keseluruhan adalah lebih baik.

  • 7/31/2019 HIP JADI

    14/17

    b. Miositis ossifikanKomplikasi ini jarang terjadi, mungkin berhububgan dengan beratnya cedera. Karena

    sulit diramalkan, komplikasi ini sulit dicegah. Tetapi gerakan tak boleh dipaksa dan

    pada cedera yang berat masa istirahat dan pembebanan mungkin perlu diperpanjang.

    c. Dislokasi yang tak direduksiSetelah beberapa minggu dislokasi yang tak diterapi jarang dapat direduksi dengan

    manipulasi tertutup dan diperlukan reduksi terbuka. Insidensi kekakuan atau nekrosis

    avaskuler sangat meningkat dan di kemudian hari pasien dapat memerlukan

    pembedahan rekonstruktif.

    d. OsteoartritisOsteoartritis sekunder sering terjadi dan diakibatkan oleh 1. Kerusakan kartilago

    pada saat dislokasi, 2. Adanya fragmen yang tertahan dalam sendi atau 3. Nekrosis

    iskemik pada kapurt femur.

  • 7/31/2019 HIP JADI

    15/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Robert Bruce Salter, Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal System, third

    edition, 1999, Williams & Wilkins, USA, page 638-642

    A.Graham Apley,Apleys System of Orthopaedics and Fractures, Eight edition, 2001, page

    682-684, ELBS, London

    Chairudin Rasjad, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, cetakan I, tahun 1998, halaman 474-477,

    Bintang lamumpatue, Ujung Pandang

    Ronald McRae FRCS; Practical Fracture Treatment, Churchill Livingstone, Fourth edition, page

    280-283

    Rockwood & Greens, Fracture in adult, sixth edition, 2006, Lippincott William & Wilkin, page

    1715-1750

    Campbells , Operative orthopaedics, eleventh edition, 2007, Mosby

  • 7/31/2019 HIP JADI

    16/17

    Tinjauan Pustaka

    TEKNIK REPOSISI DISLOKASI

    PANGGUL

    Oleh

    dr. Ambrosius Issa Barnianto

    Pembimbing

    dr Agus Priambodo, SpB, SpOT (K)Spine

    SUB BAGIAN BEDAH ORTOPEDI

    BAGIAN ILMU BEDAH RSDK / FK UNDIP

    SEMARANG / 2011

  • 7/31/2019 HIP JADI

    17/17