himmah nahdlatul wathan menulis

19
HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF. HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF Ditulis dalam rangka diskusi dengan HIMMAH NW (Australia, 3-4 November 2013) SEBUAH REFLEKSI Pesan Maulana Syaikh (di Wasiat) Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam wasiatnya berpesan agar semua badan otonom termasuk HIMMAH NW harus ditonjolkan dalam perjuangan. Dari persfektif saya, pesan itu bermakna bahwa dalam setiap gerakan perjuangan Nahdlatul Wathan, peran serta mahasiswa NW sangatlah penting, khususnya dalam kegiatan ilmiah. Salah satu bentuk kegiatan keilmuan yang bisa dilakukan adalah dengan menulis. Filsafat perjuangan NW bidang pendidikan : belajar dan mengajar Pendidikan merupakan salah satu pilar dari tujuh pilar perjuangan Najdlatul wathan. Pendidikan dalam konsep Nahdlatul Wathan bermakna proses belajar dan mengajar atau dididik dan selanjutnya mendidik. Konsep ini bisa juga bermakna menerima dan memberi. Jika dikaji lebih mendalam, maka kita akan menemukan dua nilai yang ditanamkan oleh Maulana Syaikh pada bidang pendidikan. Pertama, ada Page 1 of 19

Upload: stmik-syaikh-zainuddin-nw-anjani-lombok-timur

Post on 07-Nov-2014

655 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

HIMMAH NW MENULIS:

MEMBANGUN KADER PEJUANG YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF

Ditulis dalam rangka diskusi dengan HIMMAH NW(Australia, 3-4 November 2013)

SEBUAH REFLEKSI

Pesan Maulana Syaikh (di Wasiat)

Maulana Syaikh TGKH. Muhammad

Zainuddin Abdul Madjid dalam

wasiatnya berpesan agar semua badan

otonom termasuk HIMMAH NW harus

ditonjolkan dalam perjuangan. Dari

persfektif saya, pesan itu bermakna

bahwa dalam setiap gerakan

perjuangan Nahdlatul Wathan, peran

serta mahasiswa NW sangatlah penting,

khususnya dalam kegiatan ilmiah. Salah

satu bentuk kegiatan keilmuan yang

bisa dilakukan adalah dengan menulis.

Filsafat perjuangan NW bidang

pendidikan : belajar dan mengajar

Pendidikan merupakan salah satu pilar

dari tujuh pilar perjuangan Najdlatul

wathan. Pendidikan dalam konsep

Nahdlatul Wathan bermakna proses

belajar dan mengajar atau dididik dan

selanjutnya mendidik. Konsep ini bisa

juga bermakna menerima dan

memberi.

Jika dikaji lebih mendalam, maka kita

akan menemukan dua nilai yang

ditanamkan oleh Maulana Syaikh pada

bidang pendidikan. Pertama, ada

kewajiban bagi seluruh warga

nahdiyyin untuk terus belajar, baik

ilmu agama maupun umum. Kedua,

setiap orang yang memiliki ilmu

berkewajiban untuk mengajarkannya

kembali kepada orang lain, minimal

kepada keluarganya. Kedua konsep

tersebut terkait erat dengan perintah

Iqra’ dalam Alqur’an serta hadits yang

menganjurkan untuk mengajarkan ilmu

pengetahuan.

Apa hubungan pesan maulana

syaikh dan filsafat NW dengan

kegiatan menulis?

Page 1 of 13

Page 2: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

Saya melihat ada benang merah antara

pesan maulana syaikh di wasiat dan

filsafat pendidikan NW. Pertama, perlu

kita menyadari bahwa maulana syaikh

juga merupkan seorang Ilmuwan.

Beliau belajar melalui proses

pendidikan yang terstruktur yaitu

melalui pendidikan madrasah

sholatiyah. Selain belajar dari ulama-

ulama termashur saat itu, beliau juga

menjadi seorang pendidik yang

mengajarkan ilmunya kepada

masyarakat luas. Selain mengajar,

beliau juga telah banyak menghasilkan

tulisan-tulisan fenomenal, seperti

menulis syair, wasiat serta kitab-kitab

bahkan menyusun hizib. Ini menu.

Contoh-contoh diatas menunjukan

bahwa Maulana Syaikh adalah seorang

yang sangat literate (maju) dalam

bidang pendidikan sehingga tidak

heran jika banyak sekali ilmuwan lain

kagum kepada beliau. Banyak juga

orang menjadi ilmuwan karena

mengkaji pemikiran dan tulisan-tulisan

beliau.

Kedua, saat beliau belajar di Makkah,

beliau dalam posisi sebagai pencari dan

penerima ilmu, tetapi ketika beliau

sedang menyampaikan ilmu

pengetahuan yang dimilikinya, maka

saat itu Maulana Syaikh dalam posisi

sebagai seorang pemberi. Hal yang

sama juga berlaku ketika beliau

menulis berbagai karya-karya indah,

ilmiah dan berkualitas.

Saya menyimpukan bahwa apa yang

dilakukan oleh Maulana Syaikh diatas

mengisyaratkan bahwa menulis itu

tidak bisa terpisahkan dari aktifitas

pendidikan. Bayangkan jika wasiat

tidak tertulis, apa yang akan menjadi

rujukan pengembangan organisasi

kedepan, khususnya dalam bidang

pendidikan. Selain itu, akan banyak

individu yang semau-mau

memanipulasi ucapan-ucapan beliau.

Bayangkan pula jika Alqur’an dan

hadits serta ilmu para Imam-iman tidak

tercatat, maka bahaya besar akan

terjadi pada generasi Islam.

Page 2 of 13

Page 3: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

BEBERAPA PEMIKIRAN

Menulis sebagai budaya akademik

Salah satu aktifitas utama dalam dunia

pendidikan adalah menulis. Jika kita

mencoba mengingat saat-saat kita

mengikuti pendidikan di SD, SMP, dan

SMA/MA/SMK, maka hampir setiap

hari kita berkecimpung dengan

aktifitas menulis. Bapak dan Ibu guru

kita menuliskan materi mereka di

papan tulis sedangkan kita sibuk

mencatat apa yang mereka ajarkan.

Selain itu, kita juga sering menuangkan

ingatan, pengetahuan atau pemahaman

kita saat mengerjakan soal-soa essay,

khususnya ketika mengikuti ujin

tengah atau semester. Kita pun sering

diminta untuk membuat ringkasan atau

membuat cerita pendek atau hanya

sekedar puisi.

Beranjak ke pendidikan yang lebih

tinggi, misalnya di universitas dimana

aktifitas menulis merupakan bagian

yang tak terpisahkan. Misalnnya saat

mendengarkan penjelasan dari Bapak

atau Ibu dosen, kita mencatat atau

menuliskan apa yang kita dengar dan

pahami. Kita juga sering diminta untuk

membuat makalah sebagai bentuk

tugas dalam satu mata kuliah. Setiap

tiga bulan dan enam bulan kita pun

juga melakukan aktifitas menulis

terutama saat mengikuti ujian tengah

dan akhir semester. Bukankah

semuanya itu merupakan proses

menulis. Dan yang paling sering kita

lakukan saat sekolah adalah menulis

nama kita. Ini semakin menbuktikan

bahwa kita telah lama menjadi seorang

penulis.

Menuju akhir perkuliahan, misalnya di

semester tujuh dan delapan, kita

kembali memfokuskan pikiran dan jari-

jari kita untuk menulis. Misalnya untuk

menulis laporan kuliah kerja nyata

(KKN), Praktik Pengalaman Lapangan

(PPL) atau menyusun proposal skripsi

dan menulis hasil penelitian. Semua

aktifitas diatas sebagai tanda bahwa

selama ini kita sudah lama berproses

sebagai seorang penulis. Kalau begitu,

apakah ada diantara kita yang

menyebut diri bukan seorang penulis?.

Page 3 of 13

Page 4: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

Yang menarik adalah di tengah-tengah

kesibukan kita sebagai seorang pelajar

ataupum mahasiswa, kita seringkali

menikmati kegiatan tulis menulis,

misalnya saat-saat pacaran atau

bernostalgila (maaf..saat bernostalgia).

Apakah ada yang menyadari berapa

banyak surat cinta yang telah kita tulis

kepada orang yang kita sukai?

Masihkah kita ingat bahwa begitu

banyak kata-kata romantis dan puitis

yang kita torehkan pada dinding-

dinding kamar atau di halaman buku

kuliah?. Apakah kita sudah lupa berapa

banyak tulisan yang telah kita hasilkan

melalui coretan-coretan singkat pada

buku diary? Namun, yang mungkin

seringkali kita kurang perhatikan

adalah berapa ribu kata yang telah kita

tuangkan dalam bentuk Short Message

Service (SMS) di HP atau saat kita

update status di Facebook. Semuanya

itu membuktikan bahwa kita semua

telah lama menjadi penulis, tetapi kita

jarang menyadarinya.

Bagaimana dengan pendidikan pasca

sarjana seperti magister dan doktor?.

Pada kedua jenjang tersebut, menulis

adalah bagian yang wajib dilakukan

lakukan untuk mendapatkan gelar

pendidikan formal. Tidak ada satupun

orang yang bisa meraih prestasi dan

prestise pada level tersebut tanpa

melalui proses menulis. Seseorang yang

mengikuti pendidikan S2, dia harus

menulis makalah dan menyusun Tesis.

Sedangkan seseorang yang mengikuti

pendidikan S3, diapun juga harus

menghasilkan berbagai bentuk tulisan

ilmiah serta menyusun disertasi.

Dengan kata lain, menulis merupakan

salah satu pekerjaan utama dari proses

pendidikan tingkat tinggi.

Menulis sebagai budaya negara maju

Jika kita melirik China saat ini, ia telah

bangkit menjadi raksasa Asia (the Asian

giant) yang mulai menguasai dunia.

Begitupun dengan negara lainya seperti

Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong dan

Singapura yang juga sam-sama

memiliki pengaruh yang besar dalam

berbagai aspek khususnya, tekhonologi,

Page 4 of 13

Page 5: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

bisnis dan pendidikan. Sementara itu

negara-negara maju, seperti Eropa, UK,

Amerika dan Australia sepertinya

mulau merasa khawatir dengan

akselerasi (kecepatan) dari negara-

negara Asia tersebut. Bagaimana hal

tersebut bisa terjadi dan apa

sebenarnya rahasia dibalik kemajuan

mereka?

Terlepas dari faktor-faktor lainnya,

terdapat satu hal yang sudah lama

membudaya di negara-negara tersebut.

Yang paling menonjol adalah budaya

menulis (literacy culture) mereka.

Misalnya China atau Jepang dimana

kedua negara ini memiliki buku-buku

kebijaksanaan (the books of wisdom)

yang tertulis ratusan bahkan ribuan

tahun lalu. Sebagai contoh adalah kitab

–kitab ajaran konfusius atau buku-buku

pengobatan dan kitab kebijaksanaan

yang dimiliki sebagian besar warga

China. Hal tersebut menandakan bahwa

aktifitas menulis menjadi tradisi

keluarga dan sekaligus sebagai salah

satu faktor kemajuan mereka. Kenapa

bisa demikian? Karena hasil-hasil

pemikiran para ilmuwan dimasa lalu

mereka tuliskan agar bisa dijadikan

pedoman untuk generasi yang akan

datang.

Menulis untuk meningkatkan

kualitas diri

Kualitas hidup seseorang biasanya akan

meningkat apabila pengetahuannya

bertambah baik yang diperoleh melalui

proses belajar formal maupun

nonformal. Kualitas juga akan

meningkat jika seseorang menjadi

semakin bijak dengan pengalaman

hidup yang dialaminya. Hidupnya juga

akan lebih berkualitas lagi apabila dia

banyak memberi.

Memberi bisa dalam berbagai bentuk

dan makna. Ia bisa dalam bentuk

sodaqoh, menceritakan pengalaman,

memberikan solusi kepada orang lain

ataupun hanya dengan sering-sering

senyum dan mendatangkan kebahagian

kepada orang lain. Bagaimana dengan

menulis? Menulis juga merupakan

salah satu bentuk dari kegiatan

memberi yang penuh makna. Bahkan

Page 5 of 13

Page 6: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

lebih jauh lagi, ia adalah bentuk upaya

mewariskan atau meneruskan ilmu

pengetahuan kepada orang banyak.

Oleh karena itu, dengan rajin menulis,

insyaallah banyak hal yang bisa kita

wariskan sebagaimana yang telah

dilakukan para ‘ulama khususnya

Maulana Syaikh, guru besar kita. So,

mari berbagi dengan menulis.

Menulis untuk meningkatkan

kepekaan sosial

Mungkinkah menulis akan

meningkatkan sensitifitas atau

kepekaan kita terhadap kondisi

masyarakat kita? Secara pribadi, saya

mengalami hal tersebut. Jika kita

memperhatikan berbagai tulisan di

media massa baik yang bersifat online

ataupun di media cetak, kita bisa

menemkukan banyak tulisan yang

membahas tentang permasalahan yang

ada di lingkungan kita. Tulisan-tulisan

tersebut hadir dalam berbagai model.

Ada yang bersifat identifikasi/

mengenali masalah sosial dan ada pula

yang bersifat memberikan solusi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa aktifitas

menulis bisa mempertajam “indera

keenam kita” (the sixth sense) dan

dalam hal ini adalah sense of social

awareness atau kepekaan sosial. Jadi,

kesimpulan saya adalah menulis bisa

kita jadikan salah satu cara untuk

menujukkan kepedulian sosial.

Menulis untuk memajukan NW

Filsafat NW yang lainnya adalah

Nadhlatul Wathan filkhair dan

Nahdlatul Wathan Fastabiqul Khairat.

Ini bermakna bahwa “NW adalah

tempat kita berbuat kebaikan dan

sumber kebaikan sekaligus sebagai

wadah untuk kita berkompetisi dan

berkolaborasi untuk berbuat baik agar

meraih akhir kehidupan yang khair”.

Salah satu wujud perbuatan tersebut

adalah dengan menulis, baik menulis

tentang Sejarah NWDI, NBDI dan NW

serta madrasah dan menulis

autobiografi para masyaikh dan ustaz.

Menulis mengenai sejarah NW tidak

hanya bernilai baik tetapi juga sebagai

salah satu upaya untuk memajukan dan

menjaga organisasi ini.

Page 6 of 13

Page 7: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

NW juga merupakan organisasi yang

luar biasa dan besar. Oleh karena itu,

marilah kita “tumbuh dan besar

bersama NW dan bersama-sama

membesarkannya”. Kebesaran NW bisa

diketahui dan dirasakan oleh saudara,

anak cucu serta oleh masyarakat luas

bukan hanya dengan cerita tetapi juga

dengan melalui tulisan. Beruntunglah

telah banyak para pencinta yang

menulis tentang tokoh NW dan salah

satunya adalah autobiografi tentang

Ummuna Hajah Siti Raehanun ZAM oleh

Dr. H.M Mugni, M.Pd.M.Kom dengan

judul: Ibu Rumah Tangga

Menggetarkan Lombok. Upaya

penulisan tersebut sangat baik untuk

ditiru oleh para kader NW lainnya.

Proses menulis

Proses menulis telah kita lakukan

sekian lama sehingga tidak ada lagi

alasan untuk mengatakan bahwa kita

tidak bisa menulis. Langkah selanjutnya

adalah meningkatkan kualitas tulisan

kita dan tentu saja ini membutuhkan

proses. Dalam artian, kita memerlukan

tahapan-tahapan yang umumnya

dipakai oleh para penulis yang sudah

popular dan ahli di bidang ini.

Tentunya ini membutuhkan waktu,

tetapi bukan berarti kita tidak bisa

seperti mereka.

Dorongan untuk menulis

Proses menulis itu dimulai dengan

sebuah dorongan (niat) atau motivasi

sehingga tangan kita mulai tergerak

untuk memegang pensil/ poplen dan

jari kita mulai bergerak menekan

tombol di keyboard Komputer. Motivasi

menulis bisa bermacam-macam

misalnya menulis untuk curhat, berbagi

cerita dan pengalaman, memberikan

informasi, menghibur ataupun

mungkin sebagai bentuk kritik dan

berpikir reflektif. Motivasi menulis bisa

juga untuk mewariskan pengetahuan

atau nilai-nilai kebaikan dan kebenaran

kepada orang-orang yang kita cintai

dan sayangi. Oleh karena itu, mari kita

mencari dorongan untuk menulis

dalam diri kita masing-masing.

Sumber ide

Page 7 of 13

Page 8: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

Yang sering menjadi permasalahan saat

menulis adalah ide, atau apa yang mau

ditulis. Pada hakikatnya kita tidak

pernah kehabisan ide untuk dituliskan.

Selama kita hidup tentu banyak hal

yang telah kita alami, baik suka

maupun duka. Pengalaman tersebut

bisa menjadi cerita yang berkesan jika

kita menuliskannya. Waktu kecil kita

sering mendengar kisah atau dongeng

seperti Tegodek-godek, Cupak dait

Gerantang, kisah para nabi dan rasul

serta kehidupan para sahabat dan

‘ulama dari orang tua, teman maupun

guru kita. Kesemuanya itu bisa menjadi

sumber ide yang menarik dan sangat

bermanfaat untuk diceritakan kembali

melalui tulisan.

Apakah kita masih kekurangan ide?

Mungkin ada diantara kita yang

memiliki hobi tertentu misalnya jalan-

jalan, memancing, berkebun ataupun

yang lainya. Itupun bisa menjadi bahan

cerita di tulisan kita. Dalam perjalanan

hidup, mungkin kita pernah bertemu

dengan seseorang yang menginspirasi

atau berpengaruh dalam hidup. Orang

tersebut bisa menjadi isi tulisan kita.

Kita bisa menceritakan apa saja yang

telah kita pelajari darinya. Hal tersebut

akan menjadi isnpirasi bahkan

pengetahuan bagi orang yang

membacanya.

Apakah masih butuh inspirasi untuk

menulis? Coba kita perhatikan para

penulis yang sudah terkenal. Sumber

tulisan mereka banyak yang berasal

dari pengalaman hidup mereka

ataupun orang lain. Bagaimana dengan

para professor atau para akademisi?

Ide tulisan mereka seringkali berasal

dari hasil perenungan, hasil bacaan,

hasil diskusi, pengamatan lingkungan

sekitar, ataupun hasil uji coba atau

eksperimen.

Semua hal diatas menunjukkan bahwa

kita tidak akan pernah kehabisan ide

untuk menulis karena terlalu banyak

hal yang bisa kita tulis. Bukankah Ilmu

Allah itu sangat luas, “bahkan jika

semua pohon dijadikan pena dan air

laut dijadikan tinta untuk menulisnya,

ia tidak akan pernah habis”. Semua

Page 8 of 13

Page 9: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

pengalaman hidup serta apa yang ada

di sekitar kita adalah tanda-tanda

(‘alamat) atau signs dan sekaligus

menjadi petunjuk atau ‘ilmu (sciences)

bagi orang yang mau mengkajinya.

Semuanya itu bisa menjadi inspirasi

tulisan kita.

Menulis menjadikan kita lebih kritis,

relfektif dan produktif

Di universitas-universitas kelas dunia

(World Class University) telah lama

dikembangkan budaya berpikir kritis,

reflektif dan produktif. Berpikir kritis

lebih bermakna melihat sisi positif dan

negatif dari sesuatu, misalnya

kebijakan pemerintah, serta

menunjukkan sisi mana yang bisa

ditingkatkan. Fokus berpikir kritis lebih

pada mengkaji atau menilai objek

diluar diri kita sendiri. Berbeda dengan

berfikir replektif yang penekanannya

kepada mengkaji diri sendiri.Mungkin

lebih cocok disebut perenungan.

Berpikir replektif bisa berbentuk

penilaian pada apa yang telah kita

lakukan serta mencari sisi kurang dan

lebihnya dan kemudian mencari sisi

yang bisa kita perbaiki di kemudian

hari. Berfikir dengan cara ini ditandai

dengan adanya pelajaran hidup yang

bisa kita peroleh.

Baik berfikir kritis maupun replektif

membutuhkan metode-metode

tersendiri. Tetapi sebenarnya keduanya

sudah sering kita lakukan. Yang masih

kurang kita lakukan adalah menulis

hasil dari pemikiran tersebut.

Dalam pandangan saya, berpikir

produktif cenderung berarti

memikirkan solusi atas sebuah

masalah. Sesuatu menjadi masalah

apabila harapan tidak sesuai dengan

kenyataan, atau rencana tidak sesuai

dengan pelaksanaan. Masalah juga bisa

berasal dari adanya potensi yang tidak

termanfaatkan dengan optimal. Dengan

kata lain, masalah berasal dari kata

dasar SALAH atau ada sesuatu yang

tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut,

sangat penting untuk berpikir

produktif. Tulisan yang berupa ide-ide

Page 9 of 13

Page 10: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

yang mengandung solusi adalah bentuk

dari berfikir produktif.

Mungkin tidak perlu kita bingung

dengan semua istilah diatas, tetapi yang

terpenting adalah mari menggunakan

akal pikiran untuk berfikir, merenung,

serta mencari solusi untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Selanjutnya

kita tuangkan hasil pemikiran tersebut

ke dalam bentuk tulisan. Insyaallah

akan banyak manfaatnya.

Menulis di media sosial (FB dan

Blog) dan netiquette (etika menulis)

Dengan berkembangnya media sosial

seperti Facebook, Twitter, Yahoo

messenger dan Weblog sepertinya

semakin banyak orang yang terlibat

dalam aktifitas menulis. Hanya dengan

memiliki HP yang memiliki fasilitas

Facebook, maka kita langsung bisa

menulis di akun facebook kita dan

sekaligus menjadi penerbit tulisan kita

sendiri. Sementara orang-orang yang

terhubung dengan kita akan menjadi

pembaca sekaligus sebagai penulis.

Aktifitas menulis di Facebook sangatlah

tinggi dan hampir setiap orang

mengupdate (memperbaharui)

statusnya lebih dari sekali dalam

sehari. Ada yang mengupload foto,

gambar, video ataupun hanya sekedar

menulis kata atau kalimat saja. Itu

menunjukksn bahwa media sosial telah

memberikan kita peluang untuk

menjadi penulis.

Saya merasakan ada beberapa

keuntungan dengan menulis di media

sosial. Pertama ada interaksi antara

penulis dan pembaca. Kalau dalam

tulisan biasa seperti buku, maka jarang

sekali ada kesempatan untuk pembaca

bisa berkomunikasi dengan penulisnya.

Melalui media sosial, penulis dan

pembaca akan merasa lebih dekat.

Kelebihan lainya adalah gratis. Dengan

kata lain, setiap orang bisa dengan

mudah menerbitkan tulisannya. Satu

hal lagi, jika tulisan kita menarik dan

berkualitas, maka insyaalah banyak

orang yang me-like dan menjadi

pembaca tetap kita.

Page 10 of 13

Page 11: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

Tetapi ada beberapa hal yang perlu

diingat ketika menulis di media sosial.

Ada istilahnya netiquette atau etika

menulis online. Maksudnya, penting

agar kita memasukkan tulisan-tulisan

yang tidak mengandung SARA

(provokatif) serta mengupdate status-

status yang kurang penting. Hal ini bisa

berdampak kurang baik bagi si pemilik

akun Facebook. Perlu juga untuk

memahami siapa saja yang membaca

tulisan kita dengan cara mencari

informasi mereka dengan menjelajahi

akun si pemilik Facebook. Ini bertujuan

agar tulisan kita tidak sampai merusak

pertemanan kita di dunia maya. Jika

Facebook kita mengandung hal-hal

yang kurang bagus, maka dengan

mudah orang lain, yang tidak suka,

untuk menyebarkan akun kita. Jadi

pahamilah aturan tak tertulis tersebut.

Proofreading dan revising/Editing

Salah satu bagian dari proses menulis

adalah proofreading dan revising.

Proofreading bermakna meminta

bantuan kepada orang lain untuk

membaca tulisan kita untuk

mendapatkan masukan dan saran

darinya. Setelah mendapatkan

masukan dari orang tersebut, maka kita

bisa memperbaiki atau merevisi tulisan

kita sebelum kita publikasikan. Selain

itu proses revising juga dilakukan

dengan memperbaiki struktur kalimat,

pilihan kata serta gaya penulisan kita.

Penulis yang bertanggung jawab (a

responsible writer)

Dalam agama diajarkan bahwa “setiap

orang adalah pemimpin dan setiap

pemimpin akan diminta pertanggung

jawabannya”. Diajarkan juga bahwa

setiap perbuatan manusia, sekecil

apapun bentuknya, akan dipertanggung

jawabkan baik di dunia maupun di

akhirat. Begitu pula dengan aktifitas

menulis, ia juga menuntut tanggung

jawab dari si penulis. Bertanggung

jawab berarti penulis perlu menimbang

dampak positif dan negatif dari apa

yang akan dituliskannya. Jika tulisan itu

berdampak kurang baik bagi dirinya

dan orang banyak, maka hendaklah dia

mempertimbangkan kembali isi atau

Page 11 of 13

Page 12: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

metode penulisannya. Penulis yang

bertanggung jawab adalah orang yang

memiliki dasar dan tujuan serta metode

dalam menulis. Tulisan yang

bertanggung jawab juga berarti tulisan

tersebut harus mengandung manfaat

baik secara teori dan praktik bagi para

pembaca, minimal menghibur

pembacanya.

Publikasi

Tahap selanjutnya dari proses menulis

adalah mempublikasikan tulisan. Ada

banyak orang yang memiliki pemikiran

serta tulisan luar biasa, tetapi

terkadang banyak orang yang tidak

mendapat manfaat dari ide dan tulisan

tersebut. Kenapa? Karena tulisannya

hanya disimpan sendiri di dalam

rumah. Banyak juga hasil penelitian S1,

S2 dan S3 yang seharusnya bermanfaat,

namun manfaatnya tidak bisa

dirasakan oleh orang banyak karena

hanya tersimpan di lemari si penulis.

Oleh karena itu, penting untuk

mempublikasikan ide dan tulisan kita.

Cara yang paling mudah adalah dengan

melalui media sosial seperti Facebook

dan Weblog.

Ayo menulis!!!

Agama mengajarkan bahwa “Sebaik-

baik manusia adalah yang banyak

manfaatnya bagi orang lain”. Seseorang

akan banyak manfaatnya apabila dia

memiliki pengetahuan dan

keterampilan. Pengetahuan akan

menjadi berguna apabila sering

digunakan. Semakin sering

dimanfaatkan maka nilai manfaatnya

semakin tinggi. Semoga kita tidak

termasuk golongan orang yang mencari

ilmu tetapi tidak memberikan manfaat

bagi diri sendiri dan orang banyak.

Seperti ajaran agama yang mengatakan

“ilmu yang tak diamalkan ibarat pohon,

pisang, kelapa, mangga, manggis, dll.,

yan tidak berbuah”. Jadi, sudah saatnya

kita terus menulis dan meningkatkan

kualitas tulisan kita.

Selamat berkarya.

Page 12 of 13

Page 13: HIMMAH Nahdlatul Wathan Menulis

HIMMAH NW MENULIS: MEMBANGUN KADER PEJUANG NW YANG KRITIS, REPLEKTIF DAN PRODUKTIF.

Page 13 of 13

Contacts: Email : [email protected]/ [email protected] Facebook : https://www.facebook.com/marham.hadiWeblog :marhamjuprihadi.blogspot.com /marhamedgt940.blogspot.com

http://independent.academia.edu/MarhamMarham http://www.slideshare.net/Marham

Penulis,

Marham Jupri HadiMahasiswa pasca sarjana di University of Wollongong, New South Wales, Australia.

Summer (musim panas), 2013