hikmah ajar green budget tagging - localisesdgs-indonesia.org · kaya sda (mayoritas) ... manfaat...
TRANSCRIPT
BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan IklimBadan Kebijakan Fiskal
Jakarta, 29 Agustus 2018
Hikmah Ajar Green Budget TaggingSDG’s Goal#13
Dr. Joko Tri Haryanto
Missing Link Pendanaan SDG’s
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Outline
2
DASAR PENYUSUNANPersoalan Perencanaan & Penganggaran Publik
CARA PENETAPANPelaksanaan dan Pembelajaran di K/L & Daerah
IMPLEMENTASI & MONEV
KESIAPAN PENDANAANStatus kemandirian dan prospek ekonomi daerah
PENDAHULUAN: Latar Belakang (2)
Pertumbuhan Ekonomi Negara –Negara G20 & BRICS (2007-2016)
3
KEMANDIRAN DAERAH
Lain-lain PAD yang
SahPajak
DaerahRetribusiDaerah
LabaBUMD
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
PENDAHULUAN: Latar Belakang (3)
Pertumbuhan Ekonomi Negara –Negara G20 & BRICS (2007-2016)
4
KONDISI DAERAH
(beberapa)Kaya Pajak
(beberapa)Kaya SDA
(mayoritas)Daerah Miskin
Daerah diwajibkan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) terkait berbagai isu…..(kesiapan dan
kemampuan pendanaan??)
5
PENDAHULUAN: Permasalahan (4)Ketimpangan secara horizontal masih terjadi, sumber pertumbuhan masih bertumpu pada
kawasan barat, Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran tertinggi di Jawa dan Sumatera.
7,5%
11,1%
22,0%
11,0%
6,5%
Pertumbuhan PDRB, 2016, YoY
Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016Source: BPS
JAWA: 58,5% thd PDBIndustri pengolahan, perdagangan,
konstruksi
SUMATERA: 22,0% thd PDBPertanian, Industri pengolahan,
pertambangan
KALIMANTAN: 7,9% thd PDBPertambangan, Industri, Pertanian
SULAWESI: 6,0% thd PDBPertanian, konstruksi, perdagangan
PAPUA: 2,5% thd PDBPertambangan, pertanian, dan
administrasi pemerintahan
BALI & NUSRA: 13,1% thd PDBPertanian, pariwisata, perdagangan
5,9%14,7%
5,6 %10,1%
4,3%2,0%
7,4%5,2%
1,2%
3,8% 5,5%
3%
5,9%
Tingkat pengangguran 2016
MENGUKUR KESIAPAN PENDANAAN PEMDA: (5)
6
PAD : Pendapatan Asli DaerahDBH: Dana Bagi Hasil
(PAD+DBH)t-1 : PAD dan DBH tahunsebelumnya
(PAD+DBH)t : PAD dan DBH tahun saat ini
KemandirianDaerah
ProspekEkonomiDaerah
MENGUKUR KESIAPAN PENDANAAN PEMDA: (6)
7
KUADRAN I daerah idaman menggambarkankondisi share dan growth tinggi;
KUADRAN II daerah dengan share masih rendahnamun memiliki growth yang tinggi;
KUADRAN III daerah dengan share tinggi namungrowth negatif;
KUADRAN IV daerah dengan share dan growthrelatif rendah;
8
HASIL ANALISIS
PULAU KALIMANTAN
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (1)
9
DAERAH DENGAN SHARE TERTINGGI 2010-2017
DAERAH DENGAN SHARE TERENDAH 2010-2017
MayoritasDaerah
Kaya SDA Migas
(Natural Curse)
HijrahSektoral(SDG)
BeberapaDaerah
Pemekaran
Seluruhnyamerupakan
daerahkabupaten
No Nama Daerah Nilai Share
1 Prov Kalimantan Timur 96,122 Kabupaten Kutai Kertanegara 88,793 Prov Kalimantan Selatan 75,694 Kota Bontang 73,105 Kabupaten Penajam Paser Utara 66,00
No Nama Daerah Nilai Share
1 Kabupaten Bengkayang 8,252 Kabupaten Kapuas Hulu 8,783 Kabupaten Mempawah 8,784 Kabupaten Kayong Utara 8,985 Kabupaten Sambas 9,13
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (2)
10
DAERAH DENGAN GROWTH TERTINGGI 2010-2017
DAERAH DENGAN GROWTH TERENDAH 2010-2017
Masihbergantung
kepadaprodukprimer
Diupayakanutk
modernisasi(value
added)
Masih diisisemua olehkabupaten
Tersebar kebeberapawilayah di
Kalimantan shgperlu intervensi
provinsi
No Nama Daerah Nilai Growth
1 Kabupaten Balangan 30,692 Kabupaten Barito Timur 8,113 Kota Singkawang 7,224 Kota Pontianak 7,015 Kabupaten Kubu Raya 6,59
No Nama Daerah Nilai Share
1 Kabupaten Tanah Laut (12,37)2 Kabupaten Kapuas Hulu (8,89)3 Kabupaten Katingan (7,73)4 Kabupaten Penajem PU (7,15)5 Kabupaten Melawi (7,00)
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (3)
11
KUADRANISASI DAERAH
KUADRAN I
KUADRAN III
KUADRAN IV
KUADRAN II
Mayoritas daerah sisanya
Kab Kotabaru, Kab Tanah Bumbu, Kab Mahulu, Kab Banjar, Kab Tapin,
Kota Balikpapan, Prov Kalsel
Kota Banjarbaru, Prov Kalteng, Kab Tabalong, Kota Samarinda,
Prov Kalbar, Kab Berau, KabPaser, Kota Bontang, Kab PPU,
Kab Kubar, Kab Kukar, KabTanah Laut, Prov Kaltim
12
HASIL ANALISIS
PULAU SUMATERA
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (1)
13
DAERAH DENGAN SHARE TERTINGGI 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Kabupaten Bengkalis 94,282 Provinsi Riau 88,963 Kabupaten Siak 78,534 Kabupaten Rokan Hilir 74,165 Kabupaten Musi Banyuasin 68,53
DAERAH DENGAN SHARE TERENDAH 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Kabupaten Nias Selatan 6,772 Kota Gunung Sitoli 6,593 Kabupaten Toba Samosir 6,434 Kabupaten Nias Utara 6,185 Kabupaten Nias Barat 5,73
MayoritasDaerah
Kaya SDA Migas
(Natural Curse)
HijrahSektoral(SDG)
Daerah Pemekaran
Seluruhnyaberada di
Provinsi Sumut(Ketimpangan
Regional)
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (2)
14
DAERAH DENGAN GROWTH TERTINGGI 2010-2017No Nama Daerah Nilai Growth1 Kabupaten Mesuji 99,422 Kabupaten Aceh Tenggara 64,833 Kabupaten Padang Lawas Utara 56,144 Kota Padang Panjang 53,925 Kabupaten Nias Barat 50,09
DAERAH DENGAN GROWTH TERENDAH 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Kota Gunung Sitoli -3,752 Kabupaten Rejang Lebong -4,803 Kabupaten Musi Banyuasin -14,584 Kota Pariaman -14,935 Kabupaten Nias Selatan -21,52
Masihbergantung
kepadaprodukprimer
Diupayakanutk
modernisasi(value
added)
BeberapaDaerah
Pemekaran
Beberapadaerah kaya
migas
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (3)
15
KUADRANISASI DAERAH
KUADRAN I
KUADRAN III
KUADRAN II
KUADRAN IV
Prov NAD, Kota Medan, KabBengkalis, Kab Rokan Hilir, Kota
Pekanbaru, Kab Kep Meranti, KabKep Anambas, Kab Sarolangun, Kota
Jambi, Prov Sumsel, Kotra Metro, Kab Mesuji
Kab Indragiri Hilir dan Hulu, KabRokan Hulu, Kab Siak, Kab MuBa,
Kab Musi Rawas
Prov Sumut, ProvSumbar, Prov NAD,
Prov Jambi
Mayoritas daerah sisanya
16
HASIL ANALISIS
PULAU JAWA
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (1)
17
DAERAH DENGAN SHARE TERTINGGI 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Provinsi DKI Jakarta 97,492 Provinsi Banten 78,803 Provinsi Jawa Barat 76,964 Provinsi Jawa Timur 74,155 Provinsi Jawa Tengah 70,51
DAERAH DENGAN SHARE TERENDAH 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Kabupaten Gunung Kidul 9,982 Kabupaten Wonogiri 10,003 Kabupaten Pacitan 10,754 Kabupaten Ngawi 10,785 Kabupaten Blitar 11,14
MayoritasDaerah Provinsi
DominasiPAD
khususnyavarianpajak
daerah
Seluruhnyamerupakankabupaten
Sama identic dengankasus di
Kalimantan
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (2)
18
DAERAH DENGAN GROWTH TERTINGGI 2010-2017No Nama Daerah Nilai Growth1 Kabupaten Jepara 39,012 Kabupaten Tangerang 32,073 Kabupaten Ngawi 30,054 Kabupaten Mojokerto 29,005 Kota Tangerang Selatan 28,30
DAERAH DENGAN GROWTH TERENDAH 2010-2017No Nama Daerah Nilai Share1 Kabupaten Bangkalan 11,092 Kabupaten Pasuruan 13,203 Kabupaten Sumenep 13,204 Kabupaten Tuban 15,305 Kabupaten Kediri 15,30
Beberapasudahmulai
berpindahke sektor
jasa
Meski masihbergantung
kepada produkpertanian namundiupayakan utk
modernisasi (value added)
Mayoritasdaerah di
Jawa Timur
Dipasritas tinggidengan status Kota Sby dan
Provinsi Jatim ygmasuk kategori
tinggi
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN: (3)
19
KUADRANISASI DAERAH
KUADRAN I
KUADRAN III
KUADRAN II
KUADRAN IV
Kab Tangerang, Kab Bojonegoro, Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kota Bogor,
Kab Gresik, Kota Bekasi, Kota Tangerang, Kab Kerawang, Kab Bekasi, Kota Bogor, kab Sleman, Kab Serang,
Kota Cirebon,
Provinsi DKI Jkt, Provinsi Jabar, Provinsi Jatim, ProvinsiJateng, Kota Sby, Kota Cilegon, Kkab Pasuruan, Kota Cimahi, Kab Kudus, Kota Smg, Kota Surakarta, Kota Tegal, Kota Bdg, Kota Depok, Kota Purwakarta, Kota
Malang, Kab Kediri, Kab Sidoarjo
• Perencanaan program dan penganggaran tdk terkoneksi dananya mjd tdk optimal;
• Bahasa renaksi (RAN/D) tdk serta merta terkoneksikan dengan bahasa penganggaran;
• Perencanaan program dan penganggaran tidak tersusun dengan bahasa kinerja yang pas input-proses-kegiatan-output-outcome;
• Satuan kegiatan per program seringkali tdk nyambung seharusnya unit satuan yg tertulis dokumen;
• PUPK belum diterjemahkan dengan baik tumpang tindih kewenangan;
• Kodenisasi di masing-masing eselon I/OPD tdk sama;
20
PERMASALAHANMengukur Ketepatan Alokasi Perencanaan dan Penganggaran
GREEN BUDGET TAGGING
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 21
Kasus Pusat: Climate Budget Tagging (SDG’s Goal#13)
21
Untuk mendukung kebijakan perubahan iklim, Kementerian Keuangan telah melakukan beberapahal sbb:• Penyusunan Mitigation Fiscal Framework/MFF (2012) • Penyusunan kajian Low Emission Budget Tagging & Scoring System/LESS (2013) • Sebagai tindaklanjut hasil rekomendasi dari studi MFF dan LESS, dilakukan program Sustainable
Development Finance/SDF (2014)
INPUT“what we invest”
ACTIVITAS“what we do”
OUTPUT “what we produce” OUTCOME “what we change”
Sumber dayaatau prasyaratyang dibutuhkan selamaproses menghasilkan ataumen-deliver output
Berbagai prosesyang diperlukanuntukmenghasilkanoutput
Keadaan yang ingin dicapai ataudipertahankan pada penerimamanfaat dalam periode waktutertentu,
Produk akhir yang dihasilkandari serangkaian proses yangdiperuntukkan bagi customeratau target group agaroutcome dapat terwujud
Pengguna produk atau layanan
Short Medium LongChange in learningSikap
Change in action
Perilaku
Change in
condition Kondisi
CUSTOMER
Indikator Kinerja Target Kinerja Indikator Kinerja Target Kinerja
Konsepsi Praktek di Indonesia Upaya Penguatan
ANALISIS DANPERUMUSAN KONDISI:
Langkah-1
1. Tentukan Fungsi/Sub Fungsi yang merupakanurusan Menteri berkenaan
2. Identifikasi kondisi : yang diharapkan, existing, dangap
3. Anailisis permasalahan(penyebab akar masalah)
Langkah-2Menyusun informasi kinerja atas rencana strategis (program) yang telah ditetapkan
secara berurutan
Langkah-3Validasi atas informasi kinerja program yang telah disusun
Tahap-II: Penguatan dan Penajaman Informasi Kinerja Program Dalam RKA-K/L
RENCANA STRATEGIS:
Sumber: DJA, 2015
CLIMATE CHANGE MITIGATION
ACTION PLAN (2011)
CLIMATE CHANGE ADAPTATION ACTION PLAN
(2014)
BIODIVERSITY ACTION PLAN
(Revised 2015)
REGULASI RUJUKAN CLIMATE BUDGET TAGGING
Source: Bappenas
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 24
Penyusunan Petunjuk Teknis Climate Budget Tagging (Mitigasi)
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Ketahanan Ekonomi
Ketahanan SistemKehidupan
Ketahanan Ekosistem
Ketahanan Wilayah Khusus
Sistem Pendukung
• Ketahanan Pangan
• Kemandirian Energi
• Kesehatan• Pemukiman• Infrastruktur
• Perkotaan• Pesisir dan
pulau-pulaukecil
Sumber: BAPPENAS (2016)
Kementan, KKP, LIPI, ATR, Kemen PUPR, BMKG, BNPB, BPS, dan BappenasKLHK, Kemen ESDM, Kementan, LIPI, Ristekdikti, dan BPPT
Kemenkes, Bappenas, BIG, BMKG, KLHK, LIPI, BPPT, Kemendagri, Kemen PUPRKemen PUPR, Bappenas, KLHK, BIG, BMKG, KKP, Kemenkes, BNPB, Bappenas, Kemendagri, KemenESDM, LIPI, KementanKemen PUPR, KKP, BNPB, Bappenas, Kemenhub, LIPI, KLHK, Kementan, BMKG, LAPAN, BPPT, BIG, Kemenkes, dan Kemen ESDM
KKP, BMKG, BPPT, Bappenas, Kemen PUPR, KLHK, LIPI, Kemendagri, Kementan, BNPB, Kemenlu, Ristekdikti, KP3A , dan Kemen ESDM
Kemen PUPR, KLHK, BNPB, BIG, BMKG, LAPAN, LIPI, BPPT, Bappenas, BKKBN, Kemendagri, Kemenkes, dan Ristekdikti
KKP, BMKG, LAPAN, BPPT, LIPI, Kemen PUPR, KLHK, BNPB, BIG, dan Kemendagri
BNPB, Kemensos, Ristekdikti, LIPI, Kemenkes, BPPT, Ristekdikti, Kemendagri, KKP, KemenPUPR, Kemen ESDM, LAPAN, BIG, BMKG, Bappenas, KLHK, Kemenkeu, dan Kemenkumham
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API)Lokasi percontohan pelaksanaan RAN-API: 15 piloting6 Provinsi (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB); 8 Kota/Kab(Bandar Lampung, Pekalongan, Semarang, Malang (Kota&Kab), Batu, Blitar, Tarakan); & 1 Pulau ( Lombok).
5
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Kementerian Keuangan Indonesia telahmengembangkan mekanisme penandaananggaran untuk mengarusutamakananggaran nasional yang memiliki dampakterhadap perubahan iklim.
Penandaan anggaran adalah sistem yang telahdikembang kan berdasarkan sistem penganggaranberbasis kinerja (PBK) dan telah dimasukkan ke dalamsistem penganggaran nasional.
Penandaan anggaran telah diimplementasikan padaAPBN TA 2016 dan 2017 dengan 6 kementerian yang diamanatkan oleh RAN-GRK.
26
Arsitektur dan Informasi Kinerja
PMK No.136/2014; No.143/2015; No.163/2016
Transparent
Tracking
User friendly
Accountable
Penandaan Anggaran Mitigasi PI
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 27
Hasil Budget Tagging Mitigasi PI di APBN-P 2016 dan APBN 2017
• Output hasil tagging 2017 lebih sederhana, sebagai dampak dari implementasi PBK.
• Dari sisi anggaran, alokasi 2017 meningkat dibandingkan alokasi 2016 di 6 K/L terkait mitigasi.
• Alokasi anggaran KemenPUPR dan Kemenhub paling besar dan meningkat, untuk mendukungpercepatan infrastruktur.
• Target penurunan emisi KLHK dan KESDM dalam RAN-GRK terbilang besar, namun alokasi anggaranrelatif kecil dibandingkan K/L lainnya.
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 28
Fungsi Input Output Outcomes AktivitasEkonomi (5) peningkatan
cadangan pasokan energi primer dan bahan bakar, serta energi baru dan terbarukan (EBT);
(6) meningkatnya pelayanan ketenagalistrikan melalui peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 90,15 persen; penambahan kapasitas pembangkit dan konsumsi listrik perkapita menjadi sebesar 985 kWh.
PLTMH: 84,23 MWPLTM : 510 MWPLTS: 224,68 MWPLTB: 37,53 MWPLT Biomassa: 16,50 MWDME: 450 desaTerbangunnya unit biogas sebanyak 21.400 unit
4032 Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi001 Pembangunan Infrastruktur PLT Bioenergi 008 Pembangunan Infrastruktur Non Listrik Bioenergi009 Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati010 Percepatan Pengembangan Bioenergi011 Penyusunan Regulasi di Bidang Bioenergi4033 Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru Terbarukan001 Pembangunan Infrastruktur EnergiMelalui PemanfaatanAneka Energi BaruTerbarukan002 Penyusunan Regulasidi Bidang Aneka EBT014 PercepatanPengembangan Aneka Energi Baru Terbarukan
Analisis Anggaran Mitigasi terhadap Fungsi Belanja dan PerencanaanContoh: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
29
APBNP-2016 & APBN-2017 APBN-2018
SistemTagging
Sistem RENJA BAPPENAS &Sistem ADIK Kemenkeu
Sistem KRISNA
Tematik Tematik APBN dalam ADIKKerja sama Selatan Selatan & Triangular (KSST), AnggaranResponsif Gender (ARG), Kesehatan, Pendidikan, Infrastruktur, Mitigasi PerubahanIklim
1. Nawa Cita2. Prioritas Nasional3. Janji Presiden4. Tematik APBN:
Kerja sama Selatan Selatan & Triangular (KSST), AnggaranResponsif Gender (ARG), Kesehatan, Pendidikan, Infrastruktur, Mitigasi Perubahan Iklim, AdaptasiPerubahan iklim
Level Penandaan
Output Output
K/L Terlibat • Mitigasi:6 K/L sesuai Rencana AksiNasional Gas Rumah Kaca(RAN GRK)
• Mitigasi: 6 K/L sesuai Rencana Aksi NasionalGas Rumah Kaca (RAN GRK)
• Adaptasi:17 K/L sesuai Rencana Aksi NasionalAdaptasi Perubahan Iklim (RAN-API)
PENANDAAN ANGGARAN (BUDGET TAGGING) MITIGASI & ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Penandaan Anggaran Perubahan Iklim APBN-2018
30
K/L Mitigasi Adaptasi
Tagging KRISNATotal
Tagging KRISNATotalSudah Belum Sudah Belum
KLHK 38 4 42 2 44 46
Kementan 8 2 10 1 43 44
ESDM 11 8 19 0 8 8
Kemenperin 6 4 10 0 0 0
PUPR 19 13 32 1 99 100
Kemenhub 39 0 39 1 14 15
Kemenkes 0 0 0 0 20 20
Kemendagri 0 0 0 0 9 9
Kemenkumham 0 0 0 0 2 2
KKP 0 0 0 0 80 80
BPS 0 0 0 0 6 6
ATR 0 0 0 0 3 3
BMKG 0 0 0 0 14 14
LIPI 0 0 0 2 8 10
BPPT 0 0 0 2 19 21
BIG 0 0 0 2 10 12
BNPB 0 0 0 6 3 9
TOTAL 121 31 152 17 382 399
Disclaimer: Identifikasi output berdasarkan expert judgment merujuk kriteriadalam RAN-GRK & RAN API
31
Pembelajaran Pusat ke Daerah
• Rupiah Murni• PLN• SBSN• Lainnya
Sumber
• Alokasipendanaanberdasar fungsi
• Fungsi ekonomidan LH
Fungsi • Merujuk kepadaalokasi paguberdasarkan RKP 2017
PaguIndikatif
• Merujuk kepadaRenja dan RenstraKL
Pagu Per K/L
• Pembagianberdasarkansektor mitigasi, adaptasi
Sektor
• DAU• DAK• Dekon• TP
Sumber
• Alokasipendanaanberdasar urusandan kewenangan
• FungsiLingkungan Hidup
Input • Merujuk kepadaKUA-PPAS
PaguIndikatif
• Merujuk kepadaRenja dan RenstraOPD Pagu Per
OPD
• Pembagianberdasarkansektor mitigasi, adaptasiPerubahan Iklim
Target
PusatDaerah
2. Identifikasi akun Belanja Langsung(Permendagri 13/2006):
1. Belanja Pegawai (5.2.1) blnj kompensasi(gaji & tunjangan) serta penghasilan lainnya;
2. Belanja Barang dan Jasa (5.2.2) pembelianbrg & jasa yg nilai manfaatnya < 12 bulan;
3. Belanja Modal (5.2.3) pembelian brg & jasayng nilai manfaatnya > 12 bulan;
32
Kasus Green Budget Tagging di Daerah
Belanja Tidak Langsung
1. Belanja pegawai (gaji & tunjangan);
2. Bunga;3. Subsidi;4. Hibah;5. Bansos;6. Belaja Bagi
Hasil;7. Bantuan
Keuangan8. Belanja Tidak
Terduga
33
METODOLOGI
No
Belanja Pegawai
Honorarium dan upah
Yes
Belanja Brg & Jasa
Blja brg pakai habisBhn/materialJasa kantorPremi asrnsiOM KBCetakSewaPerjadinPakaian dinas
Belanja Modal
TanahPeralatanMesinGedungJalanBangunanIrigasiJaringan
• Berdasarkan hasil kesepakatan pertemuan pendahuluan;
• GBT dimensinya lebih luas dibandingkan Climate Change Budget Tagging;
• Daftar rujukan dari Green Planning and Budgeting (BKF, Kemenkeu) yang diterjemahkan ke dalam Cluster Pembangunan Hijau WWF yaitu:
1) Perlindungan SDA;2) Pertanian;3) Energi & Industri;4) Transportasi & Tata Kota/Tata Daerah;5) Kesehatan & Pendidikan;6) Penanggulangan Bencana &
Kebijakan Pendukung Lainnya 34
Green Budget Tagging (GBT)Provinsi Jambi
• Dokumen yang di analisis adalah DPA OPD APBD 2014-2016;
• Diselaraskan dgn visi dan misi Prov Jambi. Dgn demikian akan terlihat misi mana yang terimplementasi dan teranggarkan dlm APBD serta sinkronisasi nya;
1) Misi 4 Meningkatkan pengelolaan SDA yang optimal dan berwawasan LHRPJMD 2010-2015;
35
Kesepakatan Awal GBT Prov Jambi• OPD yang dianalisis terdiri dari:
1) Din Kesehatan;2) Din Perindustr & Perdag;3) Dinas Kelautan Perikanan;4) Dinas Kehutanan;5) BLH;6) Bappeda;7) Din Peternakan;8) Din Pendidikan;9) Din Pertanian;10) Din PU;11) Din Perkebunan;12) Din ESDM;13) Dinas Budpar;14) Balitbangda;15) Din Perhub;16) Badan Ketapang;17) BPBD
2) Misi 2 Meningkatkan kualitas pendidikan, kes, kehidupan beragama & berbudaya;
2) Misi 4 Meningkatkan daya saing daerah melalui optimalisasi pemb eko kerakyatan didukung IPTEK berwawasan LH;
3) Misi 5Meningkatkan akses dan infrastruktur umum energi berkelanjutan SDA RPJMD 2016-2020
• Dari hasil data masuk yang disajikan, analisis cross section antara 6 kluster ekonomi hijau dengan visi misi Pemprov Jambi tidak dapat dilakukan;
• Hal tersebut terjadi karena data DPA OPD tidak memiliki indikator kinerja output sehingga tidak dapat diukur keterkaitannya dengan penyusunan program kegiatan;
36
Beberapa Catatan Awal
Belanja tidak langsung OthersPengklusteran program hijau
Belanja Langsung
TOTAL APBD
belanja tidak langsung others irisan 6 kluster
37
KELENGKAPAN DATA OPDNO SKPD 2014 2015 20161 Dinas Kesehatan 1 1 12 Dinas Perindustrian, Perdagangan 1 1 13 Dinas Kelautan dan Perikanan 1 1 14 Dinas Kehutanan 1 1 15 Badan Lingkungan Hidup (BLH) 1 1 X6 BAPPEDA (Badan Perencanaan Daerah) 1 1 17 Dinas Peternakan 1 1 18 Dinas pendidikan 1 1 19 Dinas Pertanian 1 1 110 Dinas Pekerjaan Umum X 1 111 Dinas perkebunan 1 1 112 Dinas energi dan sumber dan mineral 1 1 113 Dinas kebudayaan dan Pariwisata 1 1 114 Badan Penelitian dan Pengembangan daerah 1 1 115 Dinas perhubungan 1 1 116 Badan Ketahanan Pangan 1 1 X17 BPBD 1 1 1
38
PERSENTASE BELANJA HIJAU THD TOTAL BELANJA LANGSUNG APBD 2014-2016
0.79
1.1
1.7
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
Total Blanja Langsung APBD Prov Jambi Blanja Hijau
ANGGARANHIJAU
PERSENTASE NYA MASIH
RELATIF KECILNAMUN TREN
TERUS MENINGKAT
39
% JENIS BELANJA HIJAU OPD
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Dinas Kesehatan
Dinas Perindag
Dinas KP
Dinas Kehutanan
BLH
Bappeda
Dinas Peternakan
Dinas Pendidikan
Dinas Pertanian
Dinas PU
Dinas Perkebunan
Dinas ESDM
Dinas Bud Par
Balitbangda
Dinas Perhubungan
Badan Ketapang
BPBD
BP Average BBJ AverageBM Average
VERIFIKASI ??
VERIFIKASI ??
VERIFIKASI ??
?
?
?
?
??
?
0
10
20
30
40
50
60
BP BBJ BM
2014 2015 2016
IMPROVEMENT
40
KLUSTER PROGRAM HIJAU
2.61
7.64
0.91
86.86
0.20
1.77
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
Perlindungan SDA
Pertanian
Energi & Industri
Transportasi & Pern Kota
Pendidikan & Kesehatan
Keb Pendukung
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
PerlindunganSDA
Pertanian Energi &Industri
Transportasi& Pern Kota
Pendidikan &Kesehatan
KebPendukung
2014 2015 2016
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
Dinas Kesehatan
Dinas Perindag
Dinas KP
Dinas Kehutanan
BLH
Bappeda
Dinas Peternakan
Dinas pendidikan
Dinas Pertanian
Dinas PU
Dinas Perkebunan
Dinas ESDM
Dinas Bud Par
Balitbangda
Dinas Perhubungan
Badan Ketapang
BPBD
Perlindungan SDA Pertanian Energi & Industri
Transportasi & Pern Kota Pendidikan & Kesehatan Keb Pendukung
VERIFIKASI ??
VERIFIKASI ??
VERIFIKASI ??
VERIFIKASI ??
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 41
Fungsi/Urusan Input Output Outcomes AktivitasEkonomi (5) peningkatan
cadangan pasokan energi primer dan bahan bakar, serta energi baru dan terbarukan (EBT);
(6) meningkatnya pelayanan ketenagalistrikan melalui peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 90,15 persen; penambahan kapasitas pembangkit dan konsumsi listrik perkapita menjadi sebesar 985 kWh.
PLTMH: 84,23 MWPLTM : 510 MWPLTS: 224,68 MWPLTB: 37,53 MWPLT Biomassa: 16,50 MWDME: 450 desaTerbangunnya unit biogas sebanyak 21.400 unit
4032 Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi001 Pembangunan Infrastruktur PLT Bioenergi 008 Pembangunan Infrastruktur Non Listrik Bioenergi009 Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati010 Percepatan Pengembangan Bioenergi011 Penyusunan Regulasi di Bidang Bioenergi4033 Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru Terbarukan001 Pembangunan Infrastruktur EnergiMelalui PemanfaatanAneka Energi BaruTerbarukan002 Penyusunan Regulasidi Bidang Aneka EBT014 PercepatanPengembangan Aneka Energi Baru Terbarukan
Analisis Anggaran Mitigasi terhadap Fungsi Belanja dan PerencanaanContoh: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kelengkapan Data OPDNo Nama OPD
INPUT DATA AKHIR2015 2016 2017
1 Dinas Kehutanan 1 1 12 Dinas Lingkungan Hidup 1 1 13 Dinas Pariwisata 1 1 14 Dinas Perhubungan 1 1 15 Dinas Perikanan 1 1 16 Dinas Perkebunan 1 1 17 Dinas Pertanian 1 1 18 Dinas Ketahanan Pangan 1 19 Dinas Peternakan 1 1 1
10 Dinas PUPR 1 1 111 Dinas ESDM 1 1 1
Analisis Belanja Langsung, Tidak Langsung dan 6 Kluster Hijau 2015-2017 (%)
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00 2015 Belanja Langsung 2015 Belanja Tdk Langsung
2015 Belanja 6 kluster
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00 2016 Belanja Langsung 2016 Belanja Tdk Langsung
2016 Belanja 6 kluster
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00 2017 Belanja Langsung2017 Belanja Tdk Langsung2017 Belanja 6 kluster
1)Dinas Perhubungan, Dinas ESDM danPUPR secara konsisten mengalokasikananggaran hijau di 6 kluster sekaligusmengalami tren penurunan alokasi belanjatdk langsung ;
2) Alokasi belanja tidak langsung masihrelatif tinggi di beberapa dinas;
Alokasi Belanja Per 6 Kluster 2015-2017 (%)
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00Perlindungan SDAPertanianEnergi dan IndustriTransportasi dan Perencanaan KotaPendidikan KeshKeb Pendukung
1)Beberapa OPD (DLH, Dispar, Dis Pertanian danDis Ketahanan Pangan) tdk memiliki belanjayg dapat dikategorikan ke dlm 6 kluster ;
2) Kluster Perlindungan SDA dilakukan oleh DisKehutanan, Dis Perikanan, Dis Perhubungan;
3) Kluster Pertanian dilakuan oleh DisKehutanan, Dis Perhubungan, Dis Perikanan, Dis Peternakan dan Dis PUPR;
4) Kluster Energi dan Industri dilakukan oleh DisKehutanan, Dis Perhubungan, Dis Perikanan, Dis Peternakan dan Dis PUPR;
5) Kluster Trans & Perenc Kota dilakukan olehDis Perhubungan, Dis Perkebunan, DisPeternakan dan Dis PUPR;
6) Kluster Pendidikan & Kesehatan dilakukanoleh Dis Perhubungan, Dis Perkebunan, DisPeternakan, Dis PUPR dan Dis ESDM;
7) Kluster Kebijakan Pendukung dilakukan olehDis Perhubungan, Dis Perkebunan, Dis PUPR dan Dis ESDM;
Dis Perhubungan melakukan semua belanja di 6 kluster
Alokasi Belanja Pegawai di 6 Kluster (%)
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
2015 2016 2017 1) Di beberapa OPD (Dis Kehutanan, Dis PUPR) alokasi belanja green utk belanja pegawai masih relatiftinggi;
2) Di Dis Kehutanan dan PUPR alokasi belanja green utk belanjapegawai justru memiliki tren terusmeningkat;
3) Sementara di beberapa OPD lainnya, tren alokasi belanja green utk pegawai mulai berkurang;
Alokasi Belanja Brg & Jasa di 6 Kluster (%)
1)Beberapa OPD (Dis Kehutanan, DisPerhubungan, Dis PUPR dan DisESDM) memiliki alokasi belanjabarang dan jasa yang relatif tinggi ;
2) Alokasi belanja green untuk barangdan jasa di Dis Kehutanan, DisPerhubungan justru terus meningkatdari 2015-2017;
3) Tren kenaikan alokasi belanja green untuk barang dan jasa ini perludiwaspadai karena terdapatkomponen belanja perjalanan dinasdi dalamnya;
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
2015 2016 2017
Alokasi Belanja Modal di 6 Kluster (%)
1) Alokasi belanja green untk belanjamodal hanya dilakukan oleh DisPUPR ;
2) Tren alokasi belanja green untukbelanja modal di Dis PUPR justrumeningkat secara singifikan;
3) Sayangnya di seluruh OPD lainnyatdk ada yg melakukan belanja green untuk belanja modal?????
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
2015 2016 2017
? ?
Alokasi Per 6 Kluster 2015-2017 (%)Perlindungan SDA
2015 2016 2017BP BBJ BM BP BBJ BM BP BBJ BM
Dishut 80,78 26,15 0,00 92,35 58,34 0,00 96,19 97,90 0,00DLH 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dispar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dishub 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disperikanan 19,22 73,85 100,00 7,65 41,66 100,00 3,81 2,06 100,00Diskebun 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,05 0,00Distan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskepang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disternak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dis PUPR 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dis ESDM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pertanian2015 2016 2017
BP BBJ BM BP BBJ BM BP BBJ BMDishut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00DLH 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dispar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dishub 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disperikanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskebun 0,00 0,00 0,00 84,91 41,86 79,53 100,00 42,88 0,00Distan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskepang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disternak 100,00 100,00 100,00 15,09 58,14 20,47 0,00 57,12 0,00Dis PUPR 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dis ESDM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Energi & Industri2015 2016 2017
BP BBJ BM BP BBJ BM BP BBJ BMDishut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00DLH 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dispar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dishub 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disperikanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskebun 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,15 0,00Distan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskepang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disternak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dis PUPR 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dis ESDM 100,00100,00 100,00100,00100,00 100,00 100,0099,85 0,00
Alokasi Per 6 Kluster 2015-2017 (%)Transportasi Perencanaan Kota
2015 2016 2017BP BBJ BM BP BBJ BM BP BBJ BM
Dishut 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0DLH 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Dispar 33,7 14,6 0,0 27,7 48,7 0,0 1,9 0,1 0,0Dishub 46,6 23,5 79,2 48,9 5,7 15,9 39,4 60,6 1,6Disperikanan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Diskebun 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Distan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Diskepang 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Disternak 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Dis PUPR 0,0 73,2 20,7 40,8 92,4 84,1 58,7 39,3 98,4Dis ESDM 39,9 2,9 0,2 2,7 1,3 0,0 0,0 0,0 0,0
Kebijakan Pendukung2015 2016 2017
BP BBJ BM BP BBJ BM BP BBJ BMDishut 3,40 9,44 0,00 6,88 11,23 0,00 0,00 0,03 0,00DLH 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Dispar 7,39 15,51 0,00 2,34 17,83 0,00 3,27 3,82 0,00Dishub 61,50 33,12 0,00 0,26 9,37 0,00 9,32 16,50 0,00Disperikanan 0,20 6,48 0,00 8,37 0,85 0,00 1,24 2,71 0,00Diskebun 0,00 0,00 0,00 9,25 12,31 0,00 0,56 12,05 0,00Distan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Diskepang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Disternak 0,00 0,00 0,00 14,19 6,45 0,00 0,00 6,69 0,00Dis PUPR 0,00 0,00 99,65 33,50 42,82 0,00 70,09 54,83 100,00Dis ESDM 32,50 44,12 0,35 26,92 14,40 100,00 18,20 3,36 0,00
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REKOMENDASI
RPJMDP Renstra SKPD
Renja SKPD
RKPD
RAPBD
KUA PPAS
APBD
RKA-SKPA
DPA-SKPA
Permendagri 59/2017
Perlindungan SDA Pertanian Energi dan Industri
Transportasi dan Perencanaan Kota
Pendidikan dan Kesehatan
Kebijakan pendukung
Tanpa Kemiskinan Tanpa KelaparanKehidupan Sehat
dan SejahteraPendidikan Berkualitas
Kesetaraan Gender
Air Bersih dan Sanitasi Layak
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi
Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Berkurangnya kesenjangan
Kota dan Pemukiman yang
Berkelanjutan
Penanganan Perubahan Iklim
Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan
Kemitraan untuk mencapai tujuan
Energi bersih dan terjangkau
Konsumsi dan Produksi yang
bertanggung jawabEkosistem Laut Ekosistem
Daratan
• Penyusunan strategi dan kebijakan dalam RPJMD mengacu pada hasil tagging SP3H
• Diperlukan adanya harmonisasi dari SP3H dengan mengacu pada target SDGs agar penyusunan RPJMD sinkron dengan KLHS
• Dengan mengacu hasil tagging SP3H maka dapat diketahui peran setiap SKPD dalam mencapai target SDGs
• Evaluasi capaian SP3H dapat menggunakan Indikator Berbasis Kinerja
Proses Integrasi SP3H DAN PERUBAHAN IKLIM dalam RPJMD
Pendahuluan
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran Umum Keuangan
Analisis Isu-Isu Strategis
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kebijakan Umum & Program
Pembangunan Sektor
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikasi Rencana Program Prioritas &
Kebutuhan Pendanaan
SUBSTANSI RPJMD RAD-API
Kajian Kerentanan dan Resiko
Iklim
Strategi API
Aksi Adaptasi Prioritas
Daftar Panjang Program Kegiatan Perubahan Iklim
Analisis Kompatibilitas
Daftar Pendek Program Kegiatan Perubahan Iklim
Modifikasi Bappenas, 2015
Kajian emisi baseline dan
emisi
Strategi Mitigasi
Aksi Mitigasi Prioritas
RAD-GRK
Integrasi CCA&
CCM
SDG’s
Green Economy / SP3H
PerubahanIklim
Kajian emisi baseline dan
emisi
Strategi Ekonomi
Program dan Kegiatan
Budget tagging
Masalah Pokok Masalah Akar MasalahBelum optimalnya kualitasair
Tingginya pencemaran air Rendahnya pengawasan dan pengendalian pencemaran di daerah tangkapan sumber air bakuRendahnya pengelolaan air limbah dan industri
Belum optimalnya kualitas udara
Tingginya pencemaran udara Tingginya illegal loggingTingginya kebakaran hutanTingginya polusi kendaraan
Belum optimalnya kualitas tutupan hutan
Tingginya alih fungsi hutan dan lahan
Rendahnya pengawasan kawasan lindung
Belum optimalnyapenanganan persampahan
Belum optimalnya sistem pelayanan sampah terpadu
Belum optimalnya pengelolaanTPA Regional
• Sudah ada Perpres 59/2017 ttg Pelaksanaan Pencapaian TPB di Indonesia;
• Pencapaian sasaran TPB, Gub dgn Walikota/Bupati menyusun RAD melibatkan para pihak ;
• Disusun indikator rujukan utk dasar pelaksanaan SDG tagging;
52
Kerangka Pikir Bugdet Tagging SDG’s (Daerah)
53
54
Apakah akanfokus di sini
dulu???
55
Diisi hasiltagging
56
Idealnya
57
• Penyusunan matriks bukan hal yang mudah dilakukan;• Harus ada payung hukum regulasi mewajibkan
mengisi matriks tersebut khususnya menandai anggaran per kegiatan;
• Kegiatan menandai anggaran per kegiatan tersebut merupakan filosofi Budget Tagging dibutuhkan kerangka regulasi SDG’s Budget Taggingmissing link;
• Di pusat dengan PMK sementara di daerah dengan Permendagri ????
Kesimpulan
58
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 59
TerimaKasih
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N