high quality corporate reporting - lkdi.org bab iii regulasi pelaporan di indonesia ... pertanyaan...

48
HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING Disusun oleh: Dr. Khomsiyah Disusun oleh: Dr. Khomsiyah

Upload: phungcong

Post on 14-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

HIGH QUALITYCORPORATE REPORTING

HIGH QUALITYCORPORATE REPORTING

Disusun oleh:

Dr. Khomsiyah

Disusun oleh:

Dr. Khomsiyah

Page 2: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

HIGH QUALITYCORPORATE REPORTING

Disusun oleh:

Dr. Khomsiyah

Page 3: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)
Page 4: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA LKDI

PROFIL LKDI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengertian High Quality Corporate Reporting

1.2 Pentingnya Pelaporan Perusahaan

1.3 Reaksi Stakeholders Terhadap Kualitas Pelaporan

1.4 Fungsi Pelaporan Dalam Penerapan Good Corporate Governance

Pertanyaan

BAB II KONSEP DAN PRINSIP PELAPORAN

2.1 Pengertian dan Jenis Pelaporan

2.2 Tujuan Pelaporan

2.3 Kualitas Pelaporan

2.4 Pengungkapan Informasi

2.4.1 Pengungkapan Wajib

2.4.2 Pengungkapan Sukarela

2.5 Sustainaibility Reporting

Pertanyaan

BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA

3.1. Regulasi Penyampaian Pelaporan Keuangan

3.2 Regulasi jangka waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Pertanyaan

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS

PELAPORAN

4.1 Faktor Ekternal

4.2 Faktor Internal

Pertanyaan

1

5

7

8

15

26

31

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 5: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)
Page 6: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

3

BAB V PENGUKURAN KUALITAS PELAPORAN

5.1 Alat Pengukuran Kualitas Pelaporan Keuangan

5.1 Pengukuran Tingkat Ketaatan Terhadap Regulasi Informasi

5.2 Pengukuran Kualitas Pengungkapan Penuh (FULL

DSCLOSURE)

BAB VI INTERNASIONAL FINANCIAL REPORTING

STANDARDS

6.1 Pendahuluan

6.2 International Financial Reporting Standars

REFERENSI 44

35

40

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 7: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)
Page 8: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

5

SAMBUTAN KETUA LKDI

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) dibentuk pada tahun 2001

dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi para komisaris dan direktur dalam

meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan integritas dalam menerapkan prinsip-

prinsip good corporate governance (GCG). Untuk itu sejak awal tahun 2005, LKDI

secara intensif telah menyelenggarakan program "Training and Directorship

Certification for Commissioners and Directors". Disamping itu LKDI juga

menyelenggarakan program pendidikan profesional berkelanjutan bagi para

komisaris dan direktur yang muatannya menekankan pada pembelajaran masalah-

masalah yang fundamental dan mutakhir berkaitan dengan praktek GCG terkini

baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dalam upaya meningkatkan kualitas program "Training and Directorship

Certification for Commissioners and Directors", LKDI menerbitkan modul yang

didukung pelaksanaannya oleh Center for International Private Enterprises (CIPE)

yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dukungan CIPE ini merupakan bagian dari

suatu kerjasama dengan LKDI dalam melaksanakan serangkaian program yang

bertajuk "Strengthening Corporate Governance in Indonesia".

Modul tersebut merupakan acuan bagi para fasilitator dan peserta program

pelatihan LKDI sehingga menjadi suatu referensi yang telah terstandarisasi dengan

perbandingan pada kurikulum program kedirekturan yang juga diselenggarakan

oleh UK Institute of Directors, Australian Institute of Company Directors, dan

Singapore Institute of Directors.

Pada tahap pertama ini, LKDI menerbitkan lima modul yaitu: "GCG Concepts,

Principles and Practices", "Boards' Duties, Liabilities and Responsibilities",

"Enterprise Risk Management", "Corporate Social Responsibility", dan "High Quality

Corporate Reporting". Penyusunan modul-modul tersebut dilakukan oleh para

akademisi senior yang tergabung dalam Academic Network Indonesia on Governance

(ANIG) yang dibentuk dan berada dibawah naungan Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG).

Akhirnya LKDI mengucapkan terimakasih kepada CIPE, KNKG dan ANIG atas

dukungannya dalam penerbitan modul pelatihan ini, dengan harapan kerjasama

yang baik ini akan dilanjutkan dalam rangka melaksanakan program-program

penguatan GCG di Indonesia.

Salam hormat,

Hoesein Wiriadinata

Ketua

Page 9: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)
Page 10: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

7

PROFIL LKDI

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Komisaris dan Direktur adalah pihak yang berkepentingan dan secara langsung

mempunyai peranan strategis dalam keberhasilan implementasi Good Corporate

Governanace. Krisis tahun 1997 memberikan hikmah pelajaran yang sangat

berharga karena telah memberikan bukti yang tidak terbantahkan mengenai

rapuhnya struktur ekonomi dan berbagai praktek korporasi yang menyimpang.

Namun, demikian banyak perusahaan yang telah berinisiatif memperbaiki diri

menuju tata kelola yang lebih baik.

Adalah tanggung jawab sektor korporasi untuk memperbaiki praktek corporate

governance, Komisaris dan Direktur adalah pihak yang berkepentingan yang harus

memiliki kompeten dan berdaya guna untuk menjalankan peranan strategis

tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut, Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) mendirikan Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)

di tahun 2000. Dan secara sah dihadapan notaris Imas Fatimah, SH No. Pada tanggal

6 Juli 2001.

LKDI mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas anggota sehingga

menjadikan barisan terdepan dalam penerapan praktik corporate governance lewat

pengembangan jaringan (network) dan pengembangan program pendidikan yang

berkesinambungan.

Pendiri : Komite Nasional Kebijakan Governance

Penasehat : Mar'ie Muhammad

Badan Pembina : Amrin Siregar Kartini Muljadi

Gunarni Soeworo Ratnawati Prasodjo

Mas Achmad Daniri

Badan Pengurus : Hoesein Wiriadinata (Ketua)

Eva Riyanti Hutapea (Wakil Ketua)

Fachry Aly

Fred B.G.Tumbuan

Jos F. Luhukay

Partomuan Pohan

Irwan M. Habsjah

Adi Rahman Adiwoso

Page 11: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Bab ini menjelaskan isu-isu berkaitan dengan pengertian pelaporan

perusahaan yang berkualitas tinggi, pentingnya pelaporan perusahaan bagi

stakeholders, reaksi stakeholders terhadap kualitas pelaporan, dan fungsi

pelaporan dalam penerapan Good Corporate Governance.

1.1 Pengertian Pelaporan Perusahaan Berkualitas Tinggi?

Informasi merupakan suatu komoditas yang penting dan berdayaguna untuk

mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan bisnis. Runtuhnya

perusahaan-perusahaan besar di US, seperti Enron dan WorldCom, dan

keruntuhan perusahaan-perusahaan lain sesudahnya, menimbulkan

pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, terutama

pelaporan keuangan. Pengguna membutuhkan informasi yang dapat

digunakan untuk membuat suatu keputusan yang baik dan benar. Bagi

investor untuk membuat keputusan, apakah membeli saham atau obligasi

atau melakukan investasi privat, mereka memerlukan untuk mengetahui

suatu informasi yang benar. Jika informasi disajikan sejelas mungkin dan

dilaporkan sesering yang diperlukan, maka investor dan pengguna lain dapat

melakukan keputusannya yang terbaik yang dapat dilakukan. Pelaporan

perusahaan yang berkualitas tinggi penting bagi investor dan bagi pasar

modal. Perusahaan yang gagal menerapkan kebijakan pelaporan berkualitas

tinggi kemungkinan akan menerima penalti dari pasar. Inti dari pelaporan

perusahaan adalah full disclosure.

1.2 Pentingnya Pelaporan Perusahaan

Pelaporan keuangan dan pengungkapan merupakan alat penting yang

potensial bagi manajemen untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan

dan tatakelola perusahaan kepada stakeholders luar. Perusahaan akan

memberikan informasi melalui laporan yang diatur oleh regulator, meliputi

laporan keuangan dasar yaitu: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas,

Laporan Perubahan Modal, dan catatan atas laporan keuangan; pembahasan

dan analisa manajemen (Management Discussion and Analysis); dan aturan-

aturan lainnya. Selain itu, beberapa perusahaan menyajikan pengungkapan

sukarela, misalnya management forecast, hasil analis keuangan, conference

calls, press release, internet sites, dan laporan perusahaan lainnya (Healy dan

Palepu, 2001).

BAB I PENDAHULUAN

8 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 12: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

9

Pihak-pihak yang menginginkan pelaporan perusahaan meliputi a) pemegang

saham, investor, dan analis sekuritas, b) manajer, c) karyawan, d) regulator

pemerintah, dan e) pihak eksternal lainnya. Pihak-pihak tersebut

memerlukan informasi keuangan sebagai pengambilan keputusan rasional

(Statement of Financial Accounting Concept #1 dan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan #1). Pemegang saham, investor dan analis sekuritas

merupakan penerima utama dari pelaporan perusahaan. Pihak-pihak

tersebut mulai dari pihak individual yang memiliki sumber daya yang relatif

terbatas sampai dengan pihak yang memiliki sumber daya yang sangat besar,

lembaga yang memiliki kemampuan sangat bagus seperti perusahaan-

perusahaan asuransi dan mutual funds. Keputusan yang diambil oleh pihak-

pihak tersebut meliputi keputusan dengan fokus investasi atau fokus

pertanggungjawaban (stewardship), pada banyak kasus, kedua keputusan

tersebut akan terjadi secara bersamaan. Pada fokus investasi, penekanan

keputusan pada pemilihan portofolio sekuritas dan konsisten dengan

preferensi investor terhadap risiko, imbal hasil (return), dividen, likuiditas,

dan sebagainya. Pada keputusan dengan fokus pertanggungjawaban,

perhatian pemegang saham adalah memonitor perilaku manajemen dan

upaya untuk mempengaruhi perilaku manajemen pada jalan yang

diharapkan atau sesuai dengan keingingan pemegang saham.

Permintaan pelaporan keuangan dan pengungkapan muncul dari adanya

masalah informasi (dikenal dengan information asymmetri) dan konflik

keagenan antara manajer dan investor luar. Masalah informasi muncul

karena adanya perbedaan informasi dan benturan mengenai insentif antara

manajer dan investor. Baik manajer maupun investor masing-masing

memiliki penilaian rasional atas informasi yang dimiliki. Terdapat beberapa

solusi atas masalah informasi tersebut. Pertama, kontrak optimal antara

manajer dan investor akan memberikan insentif untuk pengungkapan

seluruh informasi privat. Solusi kedua adalah regulasi yang mengharuskan

manajer untuk mengungkap secara penuh atas informasi privat yang

dimilikinya. Terakhir, permintaan informasi kepada perantara, misalnya

analis keuangan dan lembaga pemeringkat, yang juga berkaitan dengan

produksi informasi privat perusahaan.

Hubungan antara kelompok manajer dengan pemilik perusahaan merupakan

hubungan paling utama diantara hubungan dengan pihak-pihak lainnya.

Manajer ditunjuk oleh pemilik perusahaan untuk mengelola kegiatan

perusahaan yang merupakan hubungan keagenan. Tujuan manajer dan

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 13: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

pemilik bisa menjadikan perjanjian yang tidak sempurna, maksimisasi

utilitas dari perilaku manajer dapat menjadikan benturan dengan

kepentingan pemilik. Masalah keagenan muncul karena imvestor yang

menanamkan dananya dalam bisnis tidak secara langsung dan aktif berperan

dalam kegiatan perusahaan sebagaimana dilakukan oleh manajemen.

Konsekuensinya, manajer mempunyai kelebihan untuk membuat suatu

keputusan yang dapat mengambil alih dana yang ditanamkan oleh investor.

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi masalah keageanan. Pertama,

kontrak optimal antara manajer dan investor seperti perjanjian kompensasi

dan kontrak hutang, melakukan keselarasan kepentingan manajer dengan

pemilik modal ekternal dan pemberi pinjaman. Mekanisme kedua untuk

mengurangi masalah keagenan adalah adanya dewan komisaris, yang

berperan memonitor manajemen atas nama pemilik eksternal. Terakhir,

perantara seperti analis keuangan dan lembaga pemeringkat, auditor

independen, yang menghasilkan informasi privat untuk mengungkap

kesalahan penggunaan sumber daya yang dilakukan manajer. Pelaporan

perusahaan yang rutin merupakan salah satu alat bagi pemilik muntuk dapat

memonitor kontrak kerja dengan manajer. Fungsi auditor adalah sebagai

seorang independen yang memverifikasi laporan keuangan yang disajikan

oleh manajer kepada pemilik.

Pihak kedua yang memerlukan pelaporan perusahaan adalah manajer.

Manajer memanfaatkan informasi dalam beberapa keputusan, yaitu

pendanaan, investasi, atau kegiatan operasi. Permintaan pelaporan

perusahaan oleh karyawan dapat disebabkan oleh beberapa motivasi.

Karyawan mempunyai suatu kepentingan pribadi berkaitan dengan

kelanjutan dan keuntungan operasi perusahaan, dan informasi keuangan

merupakan suatu sumber informasi yang penting tentang solvensi dan

kemampuan menghasilkan keuntungan di masa sekarang maupun potensi di

masa yang akan datang. Karyawan juga memerlukan informasi perusahaan

untuk memonitor kelangsungan dari rencana pensiun mereka. Permintaan

pelaporan perusahaan oleh pemerintah atau badan regulasi dapat muncul

dalam beberapa area yang berbeda, misalnya peningkatan pendapatan,

kontrak pemerintah, penentuan tarip, dan intervensi regulasi.

1.3 Reaksi Stakeholders Terhadap Kualitas Pelaporan

Kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan modal akan semakin baik

jika perusahaan memiliki reputasi yang baik berkaitan dengan pelaporan

perusahaan (termasuk pelapiran keuangan). Reputasi manajer akan semakin

10 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 14: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

besar dengan adanya pelaporan yang baik dan reputasi yang baik sehingga

menghasilkan kompensasi yang lebih tinggi karena biaya keagenan akan

minimal jika pemilik modal mempunyai persepsi bahwa laporan perusahaan

dapat diandalkan.

Insentif privat bagi manajer untuk menghasilkan informasi tentang

perusahaan berasal dari tekanan pasar (Scott, 2006). Pasar kerja manajerial

secara konstan mengevaluasi kinerja manajer. Sebagai hasilnya, manajer

yang memberikan informasi yang salah, tidak lengkap, atau bias akan

mengalami hilangnya reputasi yang akhirnya mengurangi jumlah insentif

yang dibutuhkan. Insentif yang serupa diberikan oleh pasar modal. Manajer

dimotivasi oleh pertimbangan reputasi dan kontrak untuk meningkatkan

nilai perusahaan. Hal ini menciptakan suatu insentif untuk memberikan

informasi kepada pasar. Alasannya adalah bahwa semakin banyak informasi

akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Tipe pasar

lain yang berperan adalah takeover market. Jika manajer tidak mampu

meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan yang bersangkutan akan

menjadi subjek untuk diambil alih. Jika pengambilalihan tersebut berhasil

dilakukan seringkali mengakibatkan adanya penggantian manajer. Dengan

demikian konsekuensi takeover market ini juga memotivasi manajer untuk

meningkatkan nilai perusahaan yang berimplikasi pada produksi informasi.

Penjelasan di atas memberikan prediksi bahwa pasar akan merespon secara

positif untuk peningkatan pengungkapan informasi. Argumentasi sederhana

dapat dibuat bahwa manajer akan memberikan seluruh informasi, yang

dikenal dengan istilah "prinsip pengungkapan (disclosure principle)".

Informasi yang diberikan berdasarkan prinsip pengungkapan ini harus

kredibel. Dengan demikian pasar harus mengetahui bahwa manajer

mempunyai insentif untuk memberikan informasi secara benar. Keruntuhan

Enron dan WorldCom memberikan contoh dramatis sebagai konsekuensi

buruknya pengungkapan. Dan riset-riset akademik menunjukkan bahwa

investor memberikan suatu nilai pada pengungkapan perusahaan. Terdapat

prediksi teoretis bahwa relevan dan keandalan pengungkapan oleh

perusahaan menarik perhatian investor.

1.4 Fungsi Pelaporan Dalam Penerapan Good Corporate Governance

Corporate goverance (CG) telah menjadi satu istilah yang paling banyak

digunakan dalam perbendaharaan bisnis global saat ini (Solomon, 2004).

Mengikuti krisis keuangan Asean, CG menjadi isu penting dalam diskusi-

diskusi ekonomi (Transparency Internationall-Indonesia, 2002).

11HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 15: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Apa yang dimaksud dengan corporate governance? Tidak ada definisi CG

tunggal yang diterima. CG merupakan suatu sistem dimana perusahaan

diarahkan dan dikendalikan (The Cadbury Report, 1992), merupakan

struktur, proses, budaya, dan sistem yang menjadi penyebab suksesnya

operasi suatu organisasi (Keasy dan Wright, 1993), merupakan hubungan

berbagai partisipan dalam menentukan arah dan kinerja korporasi (Monks

dan Minnow, 1995), merupakan sistem checks and balances bagi pihak

internal dan eksternal perusahaan yang menjamin bahwa perusahaan

memenuhi akuntabilitasnya kepada seluruh stakeholder dan bertindak pada

cara yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan dalam seluruh area

aktivitas bisnisnya (Solomon, 2004).

Menurut sebagian besar pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi

Internasional (Organizat ion for Economic Cooperat ion dan

Development/OECD), CG mengacu kepada pembagian kewenangan antara

semua pihak yang menentukan arah dan performance suatu perusahaan.

Pihak-pihak tersebut adalah pemegang saham, manajemen, dan board of

directors (Herwidayatmo 2000). Berdasarkan definisi CG tersebut dapat

dijabarkan dalam prinsip-prinsip CG. Terdapat beberapa versi yang

menyangkut prinsip-prinsip corporate governance, namun pada dasarnya

mempunyai banyak kesamaan. Prinsip yang banyak diacu oleh lembaga-

lembaga CG adalah prinsip sering dikenal dengan: fairness, transparency,

accountabillity, dan reponsiblity. Di Indonesia, prinsip CG lebih dikenal

dengan singkatan TARIF, yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,

Independensi, dan Fairness (Komite Nasional Kebijakan Governance/KNKG,

2006).

CG dapat menyelaraskan kepentingan manajer dan pemilik melalui supervisi

atau monitoring atas kinerja manajemen. OECD telah mengembangkan

seperangkan standar dan pedoman, yang disebut dengan Prinsip-prinsip

Corporate Governance. Prinsip-prinsip tersebut menekankan pada masalah

governance yang diakibatkan adanya pemisahan kepemilikan dan

pengendalian. Prinsip tersebut mencakup lima area (1999), yaitu: 1)

perlindungan hak-hak pemegang saham, 2) perlakuan adil terhadap seluruh

pemegang saham, 3) peranan stakeholders dalam corporate governance, 4)

keterbukaan dan transparansi, dan 5) peranan board of directors dalam

perusahaan. Kemudian pada tahun 2004 bertambah satu prinsip lagi, yaitu

menjamin suatu dasar bagi efektitifas CG framework.

12 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 16: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa krisis ekonomi di Asia Timur

disebabkan oleh kegagalan sistemik dalam implementasi CG, seperti

lemahnya kerangka hukum, dan ketidakkonsistenan dalam standar

akuntansi dan auditing. Lebih lanjut, Asian Development Bank melaporkan

bahwa salah satu kegagalan dalam implementasi CG adalah ketidakefisienan

dan kurangnya transparansi pada prosedur-prosedur yang dibutuhkan dalam

pengendalian perusahaan. CG dan keruntuhan perusahaan dapat terjadi

pada perusahaan yang kuat, Enron merupakan salah satu contohnya.

Transparansi merupakan suatu elemen penting bagi suatu sistem CG yang

sehat. Pelaporan perusahaan dan pengungkapan kepada stakeholder

merupakan alat prinsip dimana perusahaan dapat menjadi transparan

(Solomon, 2004). Lebih lanjut, Bavly (1999) menyatakan bahwa dua komponen

dasar penting dalam CG adalah: 1) full disclosure, dan 2) keberadaan

independent directors dan auditor yang memiliki informasi cukup untuk

mengkonfirmasi bahwa bahwa data yang disajikan oleh perusahaan

merupakan informasi yang benar dan wajar.

13HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 17: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

PERTANYAAN:

1. Mengapa asimetri informasi dapat terjadi? Bagaimana mengatasi

adanya asimetri informasi tersebut?

2. Mengapa stakeholders memerlukan pelaporan yang berkualitas? Apa

yang membedakan pelaporan yang berkualitas dengan yang tidak?

3. Apa yang membedakan antara shophisticated investors dengan naif

(unshophisticated) investors dalam pengambilan keputusan berdasarkan

pelaporan perusahaan?

4. Apakah investor selalu bereaksi positif terhadap peningkatan kinerja yang

dilaporkan oleh perusahaan?

5. Sejauh mana dukungan kualitas pelaporan terhadap penerapan GCG?

14 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Contoh Kasus

Kasus yang berkaitan dengan transparansi informasi dapat dilihat pada

kasus overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang dalam

Laporan Keuangan PT Great River International Tbk. per 31 Desember

2003, serta Penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait

dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi. Tindakan tersebut

menyebabkan stakeholder menerima informasi yang tidak benar

Sumber: Press Release Bapepem-LK akhir tahun 2006

Page 18: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Bab ini membahas pengertian dan jenis-jenis pelaporan perusahaan, tujuan

pelaporan keuangan berdasarkan kerangka konseptual, dan kualitas

pelaporan keuangan berdasarkan Statement of Financial Accounting

Standards yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board

(Indonesia- Dewan Standard Akuntansi Keuangan/DSAK). Bab ini juga

menjelaskan isu pengungkapan corporate social responsibility (sustainability

reporting)

2.1 Pengertian dan Jenis Pelaporan

Pelaporan perusahaan merupakan suatu alat komunikasi atara manajemen

dengan investor dan pengguna lain. Pelaporan perusahaan tidak hanya

meliputi laporan keuangan tetapi juga termasuk pelaporan informasi lain

yang berkaitan dengan kegiatan perusahan. Pelaporan perusahaan

mencakup informasi keuangan dan non keuangan. Terdapat dua jenis

informasi keuangan, yaitu: 1) laporan keuangan dasar dan 2) informasi

pelengkap.

Pelaporan perusahaan tidak terbatas pada laporan tahunan, namun

mencakup seluruh informasi yang disajikan oleh manajemen melalui website

maupun laporan interim (internal business reporting), yaitu informasi yang

mendukung pengambilan keputusan perusahaan. Selain Laporan Tahunan,

Bapepam mewajibkan perusahaan publik untuk menyerahkan Laporan

Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Kwartalan.

Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan (financial

statement) tetapi juga media pelaporan lainnya yang berkaitan langsung atau

tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi,

misalnya management forecast, prospectuse, president's letter, pernyataan

dampak lingkungan atau sosial, dan sebagainya. Perusahaan memberikan

informasi tersebut disebabkan oleh adanya ketentuan regulasi atau keinginan

manajemen untuk mengungkap informasi tersebut secara sukarela.

15

BAB IITEORI DAN KONSEP CORPORATE GOVERNANCE

HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 19: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Lingkup pelaporan keuangan dan laporan keuangan disajikan dalam gambar

berikut:

2.2 Tujuan Pelaporan

Menurut Statement Financial Accounting Concept (SFAC)#1, tujuan

pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi

investor dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan

investasi, kredit, dan keputusan lainnya. Pelaporan keuangan juga

memberikan informasi lainnya yang membantu investor, kreditor, dan

pemakai lainnya mengenai cash flow dan perubahan sumber-sumber

ekonomi perusahaan, dan informasi tentang hasil usaha suatu perusahaan.

16 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Semua informasi yang bermanfaat untuk keputusan Investasi kredit,

dan sejenisnya

(SFAC No. 1 paragrap 22)

PELAPORAN KEUANGAN

Bagian yang dipengaruhi oleh standar

yang dikeluarkan Badan

berwenang (FASB)

LAPORAN KEUANGAN

DASAR

LINGKUP

PENGAKUAN

DAN

PENGUKURAN

CATATAN

ATAS

LAPORAN

KEUANGAN

INFORMASI

PELENGKAP

MEDIA

PELAPORAN

LAIN

INFORMASI

LAIN

Laporan

Keuangan

·Neraca

·Laporan Laba/ rugi (Laba Komprehensif)

· Laporan Arus Kas

·Laporan Perubahan modal

Contoh:

·· Kebijakan Akuntansi

·Kontinjensi

·Metode Persediaan

· Jumlah saham beredar

·Aternatif Pengukuran

Contoh:·

·Pengungkapan tentang Perubahan Harga (FASB No.33)

·Informasi Tentang Cadangan Minyak dan Gas (FASB Stat. No. 69)

Contoh:

·Diskusi dan Analisis Management

·Surat pada Pemegang Saham

Contoh:

·· Diskusi Tentang Persaingan dan Syarat yang Ditentukan Pasar Modal

·· Laporan Analis

·· Statistik Ekonomi

·· Artikel baru Tentang Perusahaan

Page 20: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah

dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen agar pengguna dapat

membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya

untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam suatu perusahaan atau

keputusan mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.3 Kualitas Pelaporan

Statement of Financial Accounting Concept #2 menyatakan bahwa informasi

dari pelaporan keuangan perusahaan akan bermanfaat jika dapat dipahami

dan memiliki karakteristik kualitatif. Relevan dan reliabel merupakan dua

karakteristik kualitatif utama pelaporan keuangan. Informasi relevan

merupakan informasi yang memiliki manfaat terhadap setiap tindakan atau

keputusan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Sedangkan

informasi reliabel merupakan informasi yang memberikan jaminan akurasi

informasi yang dihasilkan.

Kerangka konseptual akuntansi menjelaskan karakteristik kualitatif

informasi keuangan yang merupakan faktor penting yang harus diperhatikan

dalam menyajikan laporan keuangan. SAK menyatakan bahwa karakteristik

kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi pengguna. Karakteristik kualitatif meliputi: 1) dapat

dipahami, 2) relevan, 3) keandalan, dan 4) dapat diperbandingkan. SFAC# 2

menggambarkan kualitas informasi akuntansi dalam suatu hirarkhi yang

ditunjukkan dalam gambar berikut:

17HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 21: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Kegunaan (usefullness) bagi pengambilan keputusan dipandang sebagai

kualitas informasi yang paling penting.

1. Relevan.

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat

sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai informasi.

Relevan merupakan kemampuan suatu informasi untuk mempengaruhi

keputusan pemakai dan mampu mengubah atau mendukung harapan

pemakai tentang hasil dan konsekuensi dari tindakan yang diambil.

Terdapat tiga kriteria bagi informasi agar relevan, yaitu nilai prediktif

(predictive value) dan dapat digunakan untuk mengevaluasi peristiwa masa

lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value) dan

18 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Decision makers and their characteristics

(for example, understanding or prior knowledge)

Benefits >< Costs

Understandability

Relevance Reliability

Timelines verifiability Representational faithfulness

Feedback value

Predictive value

NeutralityComparability (including

consistency)

Materiality

Users of accounting information

Pervasive constraint

Users-specific qualities

Primary decision-specific qualities

Ingredients of primary qualities

Secondary and interactive qualities

Threshold for recognition

Source: SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information

Page 22: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya (feedback value). Selain itu,

agar relevan informasi harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan

sebelum kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi keputusan yang

diambil (timelinesss).

2. Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan merupakan kualitas informasi yang

menyebabkan pemakai informasi sangat tergantung pada kebenaran

informasi yang dihasilkan. Informasi harus dapat diuji kebenarannya

(verifiabel), netral, dan menggambarkan keadaan secara wajar sesuai

peristiwa yang digambarkan ((representational faithfulness).

Daya uji (verifiability), merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji

kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metoda pengujian yang sama,

dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

Netral mengacu pada tidak adanya unsur bias dalam penyajian laporan atau

informasi keuangan. Dengan demikian informasi yang netral adalah

informasi yang bebas dari unsur bias. Unsur bias mungkin muncul karena

adanya upaya untuk memperoleh hasil-hasil tertentu bagi kepentingan pihak

tertentu dan merugikan pihak lainnya.

Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu

informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang

digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, dengan demikian tidak

ada unsur bias dalam penyajian informasi tersebut.

3. Daya Banding dan Konsistensi

Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informasi tersebut dapat saling

diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan. Selain itu

ada konsistensi dalam proses penyajiannya. Konsistensi menunjukkan

pemakaian metoda yang sama oleh perusahaan sepanjang periode. Prinsip

konsistensi tidak berarti bahwa metoda akuntansi tertentu tidak dapat

diubah, namun perusahaan diberi keleluasaan untuk mengubah metoda

akuntansi yang diterapkan selama perubahan tersebut diungkapkan secara

jelasa dalam laporan keuangan.

4. Pertimbangan Cost Benefit

Pertimbangan cost-benefit dipandang sebagai kendala yang dihadapi dalam

19HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 23: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

penyajian informasi keuangan. Informasi akan diupayakan untuk disajikan

dalam laporan keuangan selama manfaat yang diperoleh dari penyajian

tersebut melebihi biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya.

5. Materialitas

Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam

mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbangan utama dalam konsep

materialitas ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan

mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil. Namun,

sampai saat ini tidak ada konsep umum untuk menentukan materialitas.

Penentuan tingkat materialitas suatu informasi diserahkan pada

pertimbangan profesional.

2.4 Pengungkapan Informasi

Pelaporan perusahaan harus memberikan informasi yang lengkap, jelas, dan

dapat menggambarkan kejadian-kejadian ekonomi yang dapat

mempengaruhi hasil usaha perusahaan. Pelaporan harus disertai dengan

pengungkapan yang jelas mengenai informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan pemakai laporan. Terdapat tiga konsep

pengungkapan yaitu pengungkapan yang cukup/memadai (adequate), wajar

(fair), dan lengkap (full). Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang

harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak

menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang diarah.

Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat

perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu

pihakpun yang kurang mendapat informasi sehingga mereka menjadi pihak

yang kurang diuntungkan posisinya.

Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang

bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. Agar tujuan

tersebut dapat dicapai, diperlukan suatu pengungkapan yang jelas mengenai

data akuntansi dan informasi lain yang relevan, kepada siapa informasi

keuangan disajikan, apa yang perlu diungkapkan, tujuan pengungkapan, dan

bagaimana informasi tersebut diungkapkan. Pengungkapan mengandung arti

bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang

cukup mengenai aktifitas suatu unit usaha. Secara konseptual,

pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara

teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi

yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen

keuangan.

20 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 24: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Pengungkapan menyajikan data kuantitatif maupun data kualitatif. Kedua

jenis data tersebut saling melengkapi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Hendriksen dan Van Breda (1992: 863-871)

menunjukkan beberapa pos statemen atau jenis informasi yang memerlukan

pengungkapan (disebut forms of disclosure) yaitu:

a. Penjelasan kualitatif atau deskriptif terhadap data kuantitatif yang

tertuang dalam statemen keuangan tradisional.

b. Prakiraan keuangan (financial porecast)

c. Kebijakan akuntansi (accounting policies)

d. Perubahan akuntansi (accounting changes)

e. Peristiwa pasca statemen (post statemment events)

f. Segmen usaha

2.4.1 Pengungkapan Wajib (Mandatory)

Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan

informasi. Alasan tersebut adalah (a) penyalahgunaan (abuse), (b)

eksternalitas (externalities), (c) asimetri informasi (information assimmetry),

dan (d) keengganan manajemen (management reluctance).

Terdapat tiga alasan diperlukannya regulasi, yaitu kegagalan pasar,

keinginan untuk melindungi kepentingan pemegang saham, dan

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Beberapa sumber kegagalan

pasar, antara lain: informasi sebagai barang publik dan asimetri informasi.

Suatu barang disebut barang publik jika suatu barang dapat dikonsumsi oleh

satu atau beberapa orang, tanpa mengurangi jumlah yang dikonsumsi oleh

lainnya. Artinya, keuntungan (benefits) barang publik dapat dinikmati oleh

sejumlah besar individu. Suatu informasi yang disediakan oleh perusahaan

publik merupakan barang publik karena informasi tersebut dapat digunakan

oleh semua masyarakat untuk pengambilan keputusan.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa pengungkapan mempunyai potensi

untuk mengurangi asimetri informasi dan regulasi adalah untuk melindungi

individu-individu yang tidak memperoleh keuntungan informasi (information

disadvantage). Healy dan Palepu (2001) menyatakan bahwa regulasi

pengungkapan lebih dimotivasi oleh perhatian (by concern) dibandingkan

dengan kegagalan pasar, artinya regulasi ditekankan untuk melindungi

investor yang unshophisticated. Penetapan pengungkapan minimum

dimaksudkan untuk mengurangi information gap antara investor yang

informed dengan uninformed.

21HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 25: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Regulasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kredibilitas laporan

keuangan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik dan karena

adanya kegagalan pelaporan keuangan dan auditing.

Externalitas merupakan salah satu alasan diperlukannya regulasi.

Ekternalitas terjadi ketika tindakan satu pihak (dalam hal ini pengungkapan

informasi) mempengaruhi pihak lain yang tidak diuntungkan tanpa

menanggung biaya atau dirugikan tanpa kompensasi. Hal ini akan

mengurangi insentif untuk mengungkapkan secara penuh informasi

meskipun hal tersebut bermanfaat bagi banyak orang. Insentif menjadi

kurang karena perusahaan yang menyampaikan informasi tidak mendapat

kompensasi untuk itu. Situasi ini disebut kegagalan pasar (market failure).

Kegagalan pasar dapat diatasi dengan regulasi untuk mendorong

pengungkapan informasi sebagai tindakan kolektif (collective action) bukan

tindakan individual atau sukarela.

Manajemen dan investor/kreditor merupakan pihak yang terpisah dan

hubungan kedua pihak tersebut dapat dipandang sebagai hubungan

keagenan, sehingga dikhawatirkan akan terjadi asimetri informasi antara

kedua pihak tersebut dengan manajemen sebagai pihak yang lebih menguasai

informasi. Asimetri informasi mendorong para investor untuk melakukan

pencarian informasi nonpublic secara individual yang mengakibatkadn para

investor tidak mempunyai informasi yang sama (lantaran kemampuan teknis

dan ekonomik yang tidak sama). Akibatnya, pasar menjadi tidak efisien.

Regulasi yang mewajibkan informasi tertentu diungkap secara publik akan

mengurangi asimetri informasi baik antara manajemen dan investor maupun

antara para investor sendiri. Manajemen cenderung enggan untuk

mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk

memenuhi kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan

umum (public interest). Regulasi dapat menyeimbangkan kepentingan

tersebut.

Pengungkapan meliputi penjelasan atas laporan keuangan dan semua

informasi pelengkap. Penyusun standar dan badan pengawas seperti

BAPEPAM-LK mengeluarkan ketentuan tentang apa yang harus

diungkapkan.

22 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 26: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

2.4.2 Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan

diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan

pengawas. Pembahasan sebelum ini sebenarnya ditujukan untuk

menentukan pengungkapan wajib. Batas pengukuran dan pengakuan dalam

rerangka konseptual menggambarkan tingkat pengungkapan wajib dan

sukarela.

Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang

menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang

saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good

news). Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat

meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun

informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian akademik juga

menunjukkan bahwa makin besar perusahaan makin banyak pengungkapan

sukarela yang disampaikan. Pengungkapan sukarela ini merupakan solusi

atas kendala pengungkapan secara penuh yang dibahas diatas.

Beberapa pendapat menjelaskan alasan manajemen mengungkapkan

informasi tambahan secara sukarela, yaitu:

1) Capital markets transactions. Berdasarkan alasan transaksi pasar modal

ini dijelaskan bahwa persepsi investor terhadap perusahaan merupakan

hal yang penting bagi manajer perusahaan yang akan menerbitkan hutang

atau ekuitas atau mengakuisisi perusahaan lain dalam transaksi saham.

Manajer memutuskan untuk memberikan pengungkapan dalam rangka

mengurangi asimetri informasi, yang akhirnya akan mengurangi biaya

modal.

2) Corporate control contest. Dewan komisaris dan investor menuntut

manajer untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang ditunjukkan

dengan harga saham. .

3) Stock compensation. Alasan ini menunjukkan adanya keinginan manajer

mengungkapkan informasi sukarela berkaitan dengan kepentingannya

memperoleh opsi kompensasi saham. Manajer menganggap bahwa

kompensasi saham merupakan bentuk remunerasi yang efisien bagi

manajer maupun pemilik jika harga saham menunjukkan nilai

perusahaan yang sebenarnya (precise). Kondisi ini akan dapat dicapai jika

manajer memberikan informasi lebih sebagaimana yang diperlukan oleh

pemilik saham lainnya.

23HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 27: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

4) Litigation cost. Alasan ini berdasarkan adanya tindakan hukum yang

menuntut manajer karena ketidak-cukupan (inadequate) dan ketidak-

tepatwaktuan (untimely) pengungkapan menyebabkan perusahaan

untuk meningkatkan pengungkapan sukarela.

2.6 Sustainability Reporting

Pergeseran paradigma dari orientasi stockholder ke stakeholder

menyebabkan perusahaan memfokuskan pada isu-isu sosial, etika, dan

lingkungan. Pengungkapan terhadap ketiga aspek tersebut menjadi suatu

cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitas

kepada stakeholder. Perusahaan selayaknya melaporkan semua aspek yang

mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan, yaitu aspek keuangan,

aspek sosial, dan aspek lingkungan yang terjadi di perusahaan. Pelaporan

aspek non keuangan dikenal dengan sustainability reporting (SR). Global

Reporting Initiative (GRI), suatu organisasi yang memiliki misi merancang,

mengembangkan, dan menyebarluaskan pedoman SR. Secara umum

pedoman ini, terdiri atas empat bagian, yaitu: 1) pengantar, 2) penjelasan

mengenai penggunaan pedoman GRI, 3) prinsip-prinsip pelaporan, dan 4) isi

pelaporan.

Isi pelaporan SR meliputi lima bagian, yaitu: 1) visi dan strategi perusahaan

berkaitan dengan sustainability, 2) profil perusahaan yang merupakan

gambaran umum struktur organisasi, operasi perusahaan, serta ruang

lingkup pelaporan. 3) sistem manajemen dan struktur pengelolaan termasuk

usaha perusahaan dalam melibatkan stakeholder. 4) GRI content index, yaitu

tabel yang mengidentifikasi setiap elemen isi laporan berdasarkan bagian dan

indikatornya. 5) indikator kinerja yang meliputi indikator ekonomi, sosial,

dan lingkungan.

Indikator ekonomi menunjukkan dampak ekonomi secara langsung dari

aspek pelanggan, pemasok, karyawan, sektor publik, dan penyedia dana atau

investor. Indikator lingkungan meliputi energi, air, emisi, limbah,

keanekaragaman hayati, produk dan jasa, ketaatan terhadap peraturan,

transportasi, dan lingkungan secara keseluruhan. Indikator sosial

merupakan indikator paling luas yang meliputi empat aspek, yaitu

ketenagakerjaan, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung Jawab

terhadap produk. Aspek ketenagakerjaan meliputi hubungan perusahaan

dengan tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan dan

pendidikan, penyebaran dan kesempatan tenaga kerja. Aspek hak asasi

24 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 28: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

manusia meliputi tidak adanya diskriminasi, kebebasan karyawan dalam

membentuk serikat pekerja, tenaga kerja anak-anak, dan penegakan disiplin.

Aspek masyarakat meliputi pengembangan masyarakat, suap dan korupsi,

pengaruh politik pada perusahaan, persaingan dan penentuan harga. Aspek

tanggung jawab terhadap produk meliputi keselamatan dan kesehatan

konsumen, produk dan jasa, iklan, penghormatan terhadap privasi

pelanggan.

PERTANYAAN:

1. Apa fungsi pengungkapan dalam pelaporan keuangan?

2. Apa kriteria kualitas informasi?

3. Jelaskan hubungan kriteria kualitas relevan dan reliabilitas dalam

membentuk kebermanfaatan (usefullness) informasi?

4. Apa manfaat laporan tengah tahunan dan laporan kuartalan bagi

investor?

5. Mengapa manajemen bersedia mengungkapkan informasi secara

sukarela?

25HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

PT Astra International Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

sudah menyusun sustainability reporting. Guna mewujudkan strategi

Triple Bottom Line, PT Astra mengimplementasikan Astra Green

Company (AGC) untuk bidang pengelolaan lingkungan, keselamatan

dan kesehatan kerja dan Astra Friendly Company (AHC) untuk bidang

sosial. AGC yang direfleksikan dalam 4 pilar yaitu: Green Strategy, Green

Process, Green Product, dan Green Employee.

Page 29: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Di Indonesia pengaturan informasi menggunakan struktur pengaturan ganda

yaitu BAPEPAM-LK dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dalam hal ini,

BAPEPAM-LK lebih berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa

yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan Penawaran Umum.

Sementara itu, IAI lebih berfokus pada bagaimana mengungkapkan atau

format pengungkapan terutama dalam pelaporan keuangan eksternal.

Ketentuan tentang pengungkapan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK

dituangkan dalam bentuk keputusan BAPEPAM-LK sedangkan

pengungkapan yang diwajibkan oleh IAI dituangkan dalam berbagai pasal

dan terbesar di berbagai pernyataan standar. Terdapat ratusan butir

pengungkapan yang diwajibkan dalam peraturan tersebut.

3.1 Regulasi Penyampaian Laporan Tahunan

Sesuai dengan salah satu sasaran Undang-Undang Pasar Modal, dalam

meningkatkan transparasi dan menjamin perlindungan terhadap

masyarakat pemodal, disebutkan bahwa setiap perusahaan yang

menawarkan efeknya melalui pasar modal wajib mengungkapkan seluruh

informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek

hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat.

Peraturan tentang standar pengungkapan informasi dalam laporan tahunan

bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan

publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan dan Peraturan No.VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan

Pada tahun akhir tahun 2006, BAPEPAM-LK mengeluarkan Peraturan Nomor

X.K.6 Ketua Bapepam-LK No. KEP 134/BL/2006 tgl 7 Des 2006 tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan

Publik. Peraturan ini merupakan penyempurnaan dan sekaligus

menggantikan Peraturan Nomor VIII.G.2 tahun 1996 tentang Laporan

Tahunan (LT).

Revisi peraturan BAPEPAM-LK ini merupakan upaya Bapepam-LK dalam

melakukan pengawasan dan mendorong peningkatan kualitas penerapan

dan pertanggungjawaban tata kelola yg baik oleh Emiten dan Perusahaan

26 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

BAB IIIREGULASI PELAPORAN DI INDONESIA

Page 30: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Publik kepada pemegang saham dan publik. Meningkatkan kualitas

keterbukaan dan menyelaraskannya dengan ketentuan dan praktik

internasional. Tujuan dilakukannya revisi adalah untuk meningkatkan

kualitas Laporan Tahunan baik dari kualitas informasi maupun ketepatan

waktu penyampaian Laporan Tahunan dan untuk mencapai keseimbangan

antara penyajian dan pertanggungjawaban manajemen dan pengawas atas

kinerja perusahaan dengan kebutuhan hak pemodal atas informasi

perusahaan melalui pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam Laporan

Tahunan (Wulandari, 2007).

Perbedaan peraturan penyampaian laporan tahunan tahun 1996 dengan

tahun 2006 meliputi:

3.2 Regulasi Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi informasi yang berguna jika memenuhi

karakteristik kualitatif informasi. Salah satunya adalah relevansi, artinya

suatu informasi harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum kehilangan

kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan. Ketepatwaktuan

perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan diharapkan dapat

menghasilkan suatu keputusan yang cermat dan tepat berdasarkan informasi

keuangan yang didapatkan.

27HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

1. Umum2. Kewajiban menyampaikan LT3. Bentuk & Isi LT

a.Ketentuan Umumb.Laporan Manajemenc.Bagian mengenai Ikhtisar

Data Keuangan Pentingd.Bagian mengenai Analisis &

Pembahasan oleh Manajemene.Bagian mengenai Lap Keu

1. Kewajiban Penyampaian LT2. Bentuk & Isi LT

a.Ketentuan Umumb.Ikhtisar Data Keu Pentingc.Laporan Dewan Komisarisd.Laporan Direksie.Profil Perusahaanf. Analisis & Pembahasan

Manajemeng.Tata Kelola Perusahaanh.Tgg jwb Direksi atas LKi. Laporan Keuangan Tahunan

yg telah diauditj. Tanda tangan Direksi &

Komisaris3. Kewenangan BAPEPAM-LK

dalam pengenaan sanksi

Tahun 1996 Tahun 2006

Sumber: Wulandari (2007)

Page 31: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Bagi perusahaan publik di Indonesia penyampaian laporan keuangan diatur

oleh Undang-undang No. 8 tahun 1995 berisi tentang peraturan pasar modal

yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di dalam pasar

modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan

Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan mengumumkannya kepada

masyarakat. BAPEPAM-LK juga telah mengeluarkan Surat Keputusan

tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Ketua Bapepam

No. Kep-80/1996 dan diperbaharui dengan peraturan X.K.2 No. Kep-

36/PM/2003. Peraturan tersebut berisi ketentuan mengenai jangka waktu

penyampaian laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan

Akuntan dengan pendapat yang lazim disampaikan kepada Bapepam

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan

keuangan tahunan. Laporan keuangan tahunan juga harus diumumkan

kepada publik dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian

berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional

dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten. Bentuk dan isi laporan

keuangan tahunan yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang

disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada

Bapepam. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada

Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal

pengumuman.

Sedangkan, ketentuan mengenai jangka waktu penyampaian laporan

keuangan tengah tahunan mengalami perubahan berikut ini a) Jika tidak

disertai laporan Akuntan, yang sebelumnya diatur selambat-lambatnya 60

(enam puluh) hari menjadi selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama

setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan. b) Jika disertai laporan

Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, yang sebelumnya diatur

selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari menjadi selambat-lambatnya

pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan. c)

Jika disertai laporan Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran

laporan keuangan secara keseluruhan, yang sebelumnya diatur selambat-

lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari menjadi selambat-lambatnya pada

akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan. Jangka

waktu tersebut dimaksudkan untuk menyelaraskan dengan standar yang

berlaku secara internasional. Laporan keuangan tengah tahunan tersebut

juga harus diumumkan kepada publik dalam sekurang-kurangnya 1 (satu)

surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran

nasional. Bentuk dan isi laporan keuangan tengah tahunan yang diumumkan

28 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 32: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tengah

tahunan yang disampaikan kepada Bapepam. Bukti pengumuman tersebut

harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja

setelah tanggal pengumuman.

Penyempurnaan peraturan mengenai kewajiban penyampaian laporan

keuangan dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh

informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi serta

menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal global.

Peraturan tersebut merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk

wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang harus disertai dengan

laporan akuntan dengan pendapat yang lazim. Sanksi yang diberikan atas

ketidakpatuhan emiten atau perusahaan publik dalam menyampaikan

laporan keuangannya secara tepat waktu ditetapkan dalam Keputusan

Direksi PT. BEJ No. Kep-01/995 huruf K berikut ini.

1. Teguran tertulis pertama yang menyebutkan jenis kewajiban yang tidak

dipenuhi.

2. Teguran tertulis kedua serta pengenaan denda sebesar Rp 10 juta yang

segera disetor ke rekening bursa, apabila setelah 30 (tiga puluh) hari

kalender terhitung sejak tanggal teguran tertulis pertama perusahaan

tetap tidak memenuhi kewajibannya.

3. Penghentian sementara perdagangan (suspensi) apabila perusahaan tidak

memperbaiki kelalaiannya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak

diterimanya teguran tertulis kedua.

4. Apabila dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak dihentikannya

perdagangan sementara, emiten yang bersangkutan tetap tidak

memenuhi kewajibannya, emiten tersebut akan dipertimbangkan untuk

dikenakan delisting (dicabut/dihapus dari papan bursa).

29HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 33: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

PERTANYAAN:

1. Perlukah pengungkapan informasi diregulasi?

2. Mengapa BAPEPAM-LK perlu melakukan reformasi terhadap regulasi

informasi?

3. Informasi apa saja yang menjadi fokus utama perubahan yang dilakukan

oleh BAPEPAM-LK pada regulasi tahun 2006?

4. BAPEPAM-LK telah menentukan sanksi administratif untuk setiap

keterlambatan laporan keuangan sebesar Rp 1.000.000,- per hari.

Mengapa masih banyak terdapat perusahaan yang melakukan

pelanggaran penyampaian laporan keuangan?

30 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Contoh kasus PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN)

PT PGN dianggap telah melanggar pasal 86 UU Pasar Modal dan

Peraturan Nomor X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang Harus

Segera Diumumkan Kepada Publik. PT PGN telah melakukan

keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan

proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN sebanyak 35 hari.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Bapepam-LK

menetapkan sanksi denda sebesar Rp. 35.000.000,00 (tiga puluh

lima juta rupiah) kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Keputusan pengenaan sanksi tersebut didasarkan pada

pertimbangan

Sumber: Press Release Bapepam-LK

Page 34: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Bab ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelaporan

informasi keuangan yang disampaikan oleh perusahaan. Bab ini membagi

dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri atas

tuntuan pemegang saham, tuntuan publik, dan regulasi. Sedangkan faktor

internal meliputi peran komisaris yang dalam hal ini adalah komite audit,

peran direksi, peran auditor internal, dan sistem informasi perusahaan

4.1 Faktor Ekternal

1. Pemegang Saham memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi tingkat

kualitas pelaporan. Pemegang saham mempunyai kepentingan yang tinggi

terhadap kandungan informasi dalam pelaporan.

2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa investor akan memberikan

reaksi atas kandungan informasi yang ada dalam pelaporan perusahaan.

3. Masyarakat memiliki kepentingan terhadap semua aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan yang berdampak pada kehidupan sosial

masyarakat. Tuntutan publik terhadap transparansi informasi

mempengaruhi kualitas pelaporan perusahaan.

4. Pemerintah dan lembaga-lembaga mengeluarkan peraturan tentang

pelaporan informasi untuk menjaga agar tidak terjadi asimetri informasi

antara perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan

perusahaan. Tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tersebut

menunjukkan tingkat kualitas pelaporan perusahaan.

4.2 Faktor Internal

Transparansi merupakan salah satu prinsip corporate governance yang

berkaitan dengan tingkat kualitas pelaporan keuangan. Pihak-pihak internal

yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan meliputi:

1. Direksi

Tugas utama Direksi adalah menjalankan roda manajemen perseroan

secara menyeluruh. Direksi harus menetapkan sistem pengawasan

internal yang efektif untuk menjaga aset perusahaan. Direksi memegang

peran penting dalam penyediaan informasi yang relevan. Direksi

seharusnya selalu berusaha memberikan informasi yang dapat

menghasilkan reaksi positif dari investor. Direksi yang mempunyai

31HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

BAB IVFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAPORAN

Page 35: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

keleluasaan akses operasi perusahaan sehari-hari memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi tingkat kualitas pelaporan perusahaan

sebagaimana yang diinginkan. Berbagai skandal keuangan yang

dilakukan perusahaan besar seperti Enron ataupun WorldCom adalah

kemampuan Direksi memanfaatkan loophole standar akuntansi dengan

melakukan window-dressing, income smoothing, dan creative accounting.

Berbagai skandal tersebut menyebabkan BAPEPAM-LK menuntut

adanya tanggungjawab atas kualitas laporan tahunan kepada CEO dan

CFO dengan cara menandatangi Laporan Tahunan yang dikeluarkan

perusahaan (lihat Peraturan VIII. G.11 tahun 2003 tentang Tanggung

Jawab Direksi atas laporan Keuangan)

2. Komisaris

UU RI No. 1 Tahun 2005 tentang Perseroan Terbatas pasal 1 ayat 2

menyatakan bahwa organ perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris. Sebagai salah satu organ

perusahaan, Komisaris memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam

mengawasi tindakan Direksi. Dewan Komisaris secara teratur mengikuti

perkembangan kegiatan perusahaan dan segera melaporkan kepada

RUPS dengan disertai saran langkah perbaikan dalam hal perusahaan

menunjukkan gejala kemunduran (Daniri, 2005). Dalam UU PT tahun

2005 tidak disebutkan bahwa kewajiban statutory perusahaan atas

laporan tahunan merupakan kewajiban komisaris. Berbagai skandal

keuangan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar menyebabkan

semakin besarnya tuntutan terhadap tanggung jawab komisaris.

Peraturan Bapepam terbaru (X.K6 tahun 2006) menuntut adanya

tanggung jawab dan tanda tangan Komisaris dalam Laporan Tahunan.

Komisaris Utama bersama-sama dengan Direktur Utama harus

menyatakan secara tertulis bahwa laporan keuangan adalah benar dan

wajar (true and fair), dalam hal kondisi keuangan dan hasil-hasil

operasional serta sejalan dengan standar akuntansi yang ada. Pernyataan

ini adalah meneguhkan akuntabilitas Dewan Komisaris. (Daniri, 2005).

3. Komite Audit.

Dalam menjalankan tugasnya, Komisaris dibantu oleh beberapa komite.

Salah satu komite yang mempunyai tugas untuk menjamin kualitas

pelaporan adalah komite audit.

32 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 36: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Ketentuan-ketentuan tentang komite audit diperkuat dengan adanya

peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK dan Bursa Efek Jakarta,

selaku lembaga yang mempunyai kewenangan pengaturannya

(enforcement). BAPEPAM-LK mengeluarkan surat edaran No.:SE-

03/PM/2000 dan Peraturan IX.I.5 tahun 2004 tentang pembentukan dan

pedoman pelaksanaa kerja Komite Audit. Surat Edaran dan Peraturan

tersebut merekomendasikan agar Emiten dan Perusahaan Publik wajib

memiliki Komite Audit yang mempunyai tugas membantu Dewan

Komisaris dengan memberikan pendapat profesional yang independen

untuk meningkatkan kualitas kerja manajemen serta mengurangi

penyimpangan pengelolaan perusahaan. Dengan adanya surat edaran

tersebut, maka keberadaan komite audit sangat penting Peraturan

serupa juga dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta melalui keputusan No.

Kep-315/Bursa Efek Jakarta/06-2000, yang menyatakan bahwa dalam

rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik, perusahaan

tercatat wajib memiliki komite audit yang anggotanya sekurang-

kurangnya 3 orang anggota, seorang diantaranya merupakan komisaris

independen yang merangkap sebagai ketua komite audit. Tugas komite

audit antara lain: mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal

yang memadai; meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan

keuangan; mengkaji ruang lingkup dan ketepatan eksternal audit,

kewajaran biaya eksternal audit serta kemandirian dan obyektifitas

eksternal auditor; dan mempersiapkan surat yang menguraikan tugas dan

tanggung jawab komite audit selama tahun buku yang sedang diperiksa

oleh eksternal auditor.

Untuk itu, anggota komite audit harus independen dan memiliki

pengalaman dan pengetahuan di bidang keuangan dan/atau akuntansi.

Bahkan di masa yang akan datang, komite audit perlu memiliki sertifikasi

sebagaimana yang dilakukan oleh Australia.

4. Internal Auditor

Tugas internal auditor adalah membantu Direksi untuk memberikan

jaminan dan keyakinan bahwa informasi yang dihasilkan merupakan

informasi yang benar dan akurat yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan secara tepat. Auditor Internal berperan dalam

peningkatan kualitas Laporan Tahunan, laporan keuangan Triwulan,

tingkat pengungkapan, dan pernyataan manajemen.

33HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 37: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

PERTANYAAN:

1. Apa makna tanggungjawab Direksi dan Komisaris terhadap laporan

tahunan?

2. Apa yang harus dilakukan oleh Direksi untuk menjamin sistem

pengendalian yang efektif?

3. Bagaimana Direksi memberdayakan internal auditor dalam meningkatkan

kualitas pelaporan?

4. Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas berkaitan dengan kualitas

pelaporan, dibantu oleh Komite Audit. Seandainya Komite Audit tidak

dapat menjalankan tugasnya karena keterbatasan aksesabilitas

informasi, apa yang harus dilakukan oleh Komisaris selaku Ketua Komite

Audit

34 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 38: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Bab ini menjelaskan beberapa alat pengukuran untuk menilai tingkat

kualitas pelaporan yang telah dikembangkan oleh regulator maupun

beberapa penelitian. Penilaian kualitas pelaporan yang dibahas dalam bab ini

meliputi tingkat ketaatan penyajian dan pelaporan tahunan perusahaan

(mandatory), dan penilaian full disclosure berdasarkan Annual Report Award

(ARA).

5.1 Alat Pengukuran Kualitas Pelaporan Perusahaan

Alat pengukuran yang digunakan meliputi daftar pengecekan (checklist) yang

meliputi butir-butir pengungkapan yang diatur oleh Bapepam dan Ikatan

Akuntan Indonesia yang dikenal dengan mandatory disclosure maupun

butir-butir pengungkapan sukarela yang disediakan oleh perusahaan yang

dianggap penting oleh pemakai laporan keuangan (voluntary disclosure).

Pengukuran kualitas pelaporan juga dapat menggunakan tingkat

ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan jenis dan jumlah media

pelaporan. Beberapa contoh hasil pengukuran kualitas pengungkapan dapat

ditunjukkan dengan pemberian Annual Report Award atau penghargaan-

penghargaan lain yang masih berkaitan dengan pelaporan informasi. Wallace

et al. (1994) menggunakan empat kategori untuk menentukan kualitas

informasi, yaitu: 1) kecukupan (adequacy), yang diukur dengan tingkat

ketaatan terhadap pengungkapan informasi yang diwajibkan (mandatory

disclosure), 2) kelengkapan (comprehensiveness), yang diukur dengan tingkat

kelengkapan pengungkapan (full disclosure), 3) keinformasian

(informativeness), yang diukur dengan reaksi pengguna informasi

(investor/kreditor) dalam setiap informasi yang disediakan oleh perusahaan,

dan 4) ketepat-waktuan (timeliness), yang diukur dengan tingkat

ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

5.2 Pengukuran Tingkat Ketaatan Terhadap Regulasi Informasi

Butir-butir pengungkapan dalam pasal-pasal regulasi informasi cacahnya

ribuan. Baridwan, Machfoedz, dan Tearney (2001) menyusun daftar butir

pengungkapan (disclosure checklist) atas dasar standar akuntansi (PSAK)

dan ketentuan BAPEPAM-LK dalam penelitian untuk mengevaluasi tingkat

pengungkapan di Indonesia. Daftar ini diklasifikasi atas dasar pengungkapan

35HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

BAB VPENGUKURAN KUALITAS PELAPORAN

Page 39: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

umum, pengungkapan tertentu, pengungkapan yangdiwajibkan BAPEPAM-

LK, dan pengungkapan yang diwajibkan untuk industri tertentu. Daftar ini

dapat memberi gambaran tentang butir-butir apa saja yang harus

diungkapkan dalam penyampaian informasi keuangan kepada publik. Daftar

butir pengungkapan tersebut digunakan untuk menentukan tingkat ketaatan

pengungkapan yang diukur dengan indeks pengungkapan (disclosure index)

yaitu pengungkapan yang nyatanya dilaksanakan dibanding dengan

pengungkapan yang seharusnya (daftar butir pengungkapan).

5.2 Pengukuran Kualitas Pelaporan dengan Full Disclosure

Pengukuran kualitas pelaporan yang komprehensif (full disclosure) dapat

dilihat dari kriteria yang digunakan dalam pemberian penghargaan atas

kualitas laporan tahunan (Annual Report Award-ARA).

Untuk pemberian penghargaan Laporan Tahunan pada tahun 2007, kriteria

penilaian menurut ARA dibagi menjadi 8 klasifikasi:

1. Umum (bobot 5%)

2. Ikhtisar Data Keuangan Penting (bobot 5 %), meliputi:

a. Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun

buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut

menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.

b. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham tertinggi,

terendah, dan penutupan, serta jumlah saham yang diperdagangkan

(dicatatkan) untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku

terakhir (jika ada). Harga saham sebelum perubahan permodalan

terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena

pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus Dalam bentuk

tabel dan grafik

c. Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris

3. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi (bobot 5 %).

4. Profil Perusahaan (bobot 5 %).

5. Analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja manajemen (bobot

25%), meliputi:

a. Tinjauan operasi per segmen usaha

b. Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis kinerja keuangan

yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang

bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan

tabel), antara Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva.

c. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan

tingkat kolektibilitas piutang Perseroan.

36 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 40: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

d. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.

e. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah

dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan

jarang terjadi.

f. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan

beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan

g. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan

yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib

disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut

dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang

dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.

h. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau

pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2

(dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru

memulai usahanyakurang dari 2 (dua) tahun

i. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan

akuntan. Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan

termasuk dampaknya terhadap kinerja dan resiko usaha di masa

mendatang.

j. Uraian tentang prospek usaha perusahaan Uraian mengenai prospek

perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan

pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif

jika ada sumber data yang layak dipercaya

k. Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang pemasaran atas

produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar

l. Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah

dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan

atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir

m. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.

n. Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi,

akuisisi, restrukturisasi hutang/modal, transaksi yang mengandung

benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi

o. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang

berpengaruh signifikan terhadap perusahaan. Uraian memuat antara

lain: perubahan peraturan pemerintah dan dampaknya terhadap

laporan keuangan

p. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi Uraian memuat

antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya

terhadap laporan keuangan.

37HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 41: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

6. Good Corporate Governance (bobot 30%), yang meliputi:

a. Uraian Dewan Komisaris

b. Uraian Direksi

c. Komite Audit

d. Komite nominasi

e. Komite Remunerasi

f. Komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan

g. Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan

h. Uraian mengenai pelaksanaan pengawasan dan pengendalian intern

(internal audit and control).

i. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan

j. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan

dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan

lingkungan yang mencakup jenis aktivitas berkaitan dengan:

1) Konsumen: Deskripsi mengenai komitmen perusahaan terhadap

perlindungan konsumen.

2) Karyawan: Uraian mengenai pengakuan hak-hak karyawan

terutama mengenai persamaan kesempatan kepada seluruh

karyawan.

3) Komunitas: Uraian mengenai "community development program"

yang telah diberikan dan policy perusahaan atas hal ini termasuk

tersedianya akses atas informasi yang relevan kepada komunitas.

4) Lingkungan, kesehatan dan keamanan: Uraian mengenai standar

yang dipakai untuk aktivitas kelestarian lingkungan, kesehatan dan

keamanan.

5) biaya yang telah dikeluarkan

k. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan

Publik, anggota Direksi dan anggota dewan Komisaris yang sedang

menjabat.

l. Akses informasi dan data perusahaan. Uraian mengenai tersedianya

akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui

website, media massa, mailing list, bulletin dsb

m. Etika Perusahaan Memuat uraian antara lain:

1) Keberadaan code of conduct

2) Isi code of conduct

3) Penyebaran code of conduct kepada karyawan dan upaya

penegakannya

4) Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang

dimiliki perusahaan

38 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 42: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

7. Informasi keuangan (bobot 20 %), meliputi:

a. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas

Laporan Keuangan Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No.

VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

b. Opini akuntan atas laporan keuangan Kesesuaian dengan SPAP-IAI

c. Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi.

d. Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur

laporan keuangan.

e. Penyajian Laporan Arus Kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Penggunaan metode langsung (direct method)

2) Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan

3) Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas

4) Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran

kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan

pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi

5) Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang

serta dividen pada aktivitas pendanaan

f. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

g. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

h. Pengungkapan yang Berhubungan dengan Perpajakan

i. Aktiva & Kewajiban Dalam Mata Uang Asing

j. Komitmen dan Kontinjensi

8. Lain-lain

a. Praktik good corporate governance yang melebihi kriteria (maks + 5%).

b. Praktik bad corporate governance yang tidak diatur dalam kriteria

(maks -5%).

39HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 43: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

6.1 Pendahuluan

The International Accounting Standards Board (IASB) dibentuk pada tahun

2001 sebagai bagian dari International Accounting Standards Committee

(IASC) Foundation. Tanggung jawab IASB adalah memberikan persetujuan

(approval) International Financial Reporting Standards (IFRSs) dan dokumen

terkait, seperti kerangka dasar penyiapan dan penyajian Laporan keuangan,

exposure drafts, dan dokumen lainnya.

Tujuan IASB adalah:

1. mengembangkan, dalam kepentingan publik, seperangkat standar

akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan memiliki

kekuatan yang mengharuskan adanya informasi dalam laporan keuangan

dan pelaporan keuangan lain yang berkualitas tinggi, transparan dan

dapat diperbandingkan untuk membantu partisipan dalam berbagai pasar

modal di dunia dan pengguna lain untuk membuat keputusan ekonomi.

2. untuk mendorong penggunaan dan mendukung penerapan standar-

standar tersebut

3. untuk bekerja secara aktif dengan penyusun standar nasional dalam

rangka konvergensi standar akuntansi nasional dan IFRS untuk solusi

kualitas tinggi.

Dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut, IASB mengembangkan dan

mempublikasikan IFRS dan mendorong penggunaan standar-standar

tersebut dalam tujuan umum laporan keuangan dan pelaporan keuangan

lainnya. Dalam mengembangkan IFRSs, IASB bekerja dengan penyusun

standar nasional untuk memaksimumkan konvergensi IFRSs dengan standar

nasional.

IFRSs menentukan persyaratan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan berkaitan dengan transaksi dan peristiwa yang penting dalam

tujuan umum laporan keuangan. Selain itu juga disusun untuk transaksi dan

peristiwa yang muncul khususnya dalam industri spesifik.

IFRS dirancang untuk diterapkan pada tujuan umum laporan keuangan dan

pelaporan keuangan lain bagi entitas yang berorientasi pada profit, termasuk

diantaranya yang terlibat dalam komersial, industr, keuangan dan aktivitas

40 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

BAB VIINTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

Page 44: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

serupa, apakah dalam bentuk korporat atau bentuk lainnya. Meskipun IFRSs

tidak dirancang untuk aktivitas non profit dakm sektor privat, sektor publik

atau pemerintah, entitas dengan aktivitas semacam itu dapat

menemukannya secara tepat.

IFRSs dikembangkan melalui suatu proses internasional yang melibatkan

akuntan, analis keuangan, dan pengguna laporan keuangan lainnya,

komunitas bisnis, pasar saham, regulator dan otoritas legal, akademisi, dan

individual serta organisasi lainnya yang memiliki kepentingan. Pihak-pihak

yang terlibat tersebut meliputi dari berbagai negara di dunia.

6.2 International Financial Reporting Standards

IFRS 1 : Penerapan Pertama Kali IFRS.

Tujuan standar ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan

laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud

dalam laporan keuangan tahunan yang dibuat pertama kalinya sesuai IFRS

mengandung informasi berkualitas tinggi, yang:

a. transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkansepanjang

seluruh periode yan disajikan

b. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan

pada IFRS

c. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para

pengguna

IFRS 2 : Kompensasi Berbasis Saham

Tujuan IFRS ini adalah untuk menjelaskan pelaporan keuangan suatu

perusahaan ketika melakukan transaksi kompensasi berbasis saham,

termasuk transaksi dengan karyawan atau pihak lain yang hendak

diselesaikan secara tunai, dengan aktiva lain, atau dengan instrumen ekuitas

perusahaan. Standar ini mensyaratkan agar suatu perusahaan

menunjukkan pengaruh transaksi kompensasi berbasis saham di laporan

laba rugi dan posisi keuangannya, yang meliputi biaya-biaya yang terkait

dengan transaksi penerimaan opsi saham oleh karyawan.

IFRS ini berlaku untuk semua transaksi kompensasi berbasis saham,

khususnya:

a. transaksi kompensasi berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas

(equity settled), dimana perusahaan menerima barang atau jasa sebagai

ganti atas instrumen ekuitas perusahaan (termasuk saham atau opsi

saham)

41HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 45: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

b. transaksi kompensasi berbasis saham yang diselesaikan secara tunai

(cash settled) dimana perusahaan memperoleh barang atau jasa melalui

timbulnya kewajiban kepada pemasok barang atau jasa tersebutdengan

jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) saham perusahaan

tersebut atau instrumen ekuitas lainnya yang dimiliki perusahaan

c. transaksi dimana perusahaan menerima atau memperoleh barang atau

jasa dengan syarat-syarat perjanjian yang memberikan suatu pilihan

kepada perusahaan atau pemasok barang dan jasa tersebut, apakah

hendak menyelesaikan transaksi tersebut secara tunai atau dengan aktiva

lain atau dalam bentuk instrumen ekuitas.

IFRS 3 : Penggabungan Usaha

Tujuan IFRS ini adalah menjelaskan pelaporan keuangan untuk

penggabungan usaha. Secara khusus, dijelaskan bahwa semua

penggabungan usaha harus diperlakukan dengan menerapkan metode

pembelian (purchase method). Pihak pengakuisisi (acquirer) mengakui aktiva

yang teridentifikasi, kewajiban, dan kewajiban kontinjen pihak yang

diakuisisi (acquiree) berdasarkan nilai wajar (fair value) pada tanggal akuisisi,

dan juga mengakui adanya goodwill.

Seluruh entitas harus menerapkan IFRS ini pada saat penggabungan usaha,

kecuali:

a. penggabungan usaha dimana perusahaan atau usaha yang terpisah

disatukan bersama-sama untuk membentuk usaha patungan (joint

venture)

b. penggabungan usaha yang menyangkut perusahaan atau usaha yang

berada dalam pengendalian bersama

c. penggabungan usaha menyangkut dua atau lebih perusahaan bersama

d. penggabungan usaha dimana setiap perusahaan atau usaha yang terpisah

disatukan bersama-sama untuk menjalankan suatu perusahaan dan

membuat pelaporan melalui suatu kontrak saja tanpa perolehan hak

kepemilikan (sebagai contoh, penggabungan usaha dari setiap perusahaan

atau usaha yang terpisah melalui suatu kontrak dan mencatatkan saham

di dua bursa saham)

IFRS 4 : Kontrak Asuransi

Tujuan IFRS ini adalah untuk menjelaskan pelaporan keuangan untuk

kontrak akuntansi oleh entitas yang menerbitkan semacam kontrak (issuer)

sampai dengan pengurus menyelesaikan tahap kedua dari proyeknya pada

kontrak asuransi. Secara khusus, IFRS ini membahas pembatasan perbaikan

42 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 46: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

akuntansi untuk kontrak asuransi oleh perusahaan asuransi dan dalam

pengungkapan yang mengidentifkasi dan menjelaskan jumlah yang terkait

dengan kontrak asuransi. Standar ini juga membantu pengguna laporan

keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas

masa depan yang timbul dari kontrak asuransi.

Seluruh entitas harus menerapkan IFRS ini untuk:

a. kontrak asuransi (termasuk kontrak reasuransi) yang dikeluarkan dan

kontrak reasuransi yang dimiliki

b. instrumen keuangan yang dikeluarkan dengan suatu fitur partisipan

pilihan

IFRS 5 : Aktiva Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi

dalam Penghentian

Tujuan IFRS ini adalah menyatakan tentang pencatatan akuntansi untuk

aktiva yang dimiliki untuk dijual serta penyajian dan pengungkapan operasi

yang dihentikan. Standar ini mengharuskan:

a. Aktiva yang sesuai dengan kriteria dimiliki untuk dijual diukur pada nilai

yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual, dan tidak lagi didepresiasikan

b. Aktiva yang sesuai dengan kriteria dimiliki untuk dijual disajikan secara

terpisah di neraca, dan hasil penghentian operasi disajikan secara

terpisah di laporan laba rugi.

IFRS dan ketentuan pengukuran di dalamnya berlaku untuk seluruh aktiva

tidak lancar dan kelompok aktiva yang dilepas (disposal group).

IFRS 6 : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

Tujuan IFRS ini adalah untuk menyatakan pelaporan keuangan untuk

eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. IFRS ini mengharuskan:

a. pengembangan terbatas untuk praktik akuntansi yang berlaku saat ini

bagi eksplorasi dan evaluasi pengeluaran.

b. entitas yang mengakui aktiva eksplorasi dan evaluasi untuk menilai aktiva

tersebut terhadap penurunan nilai berdasarkan IFRS dan mengukur

penurunan nilai berdasarkan IAS 36.

c. Pengungkapan yang mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah laporan

keuangan entitas yang diperoleh dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya

mineral dan membantu pengguna laporan keuangan tersebut untuk

memahami jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yang

akan datang dari eksplorasi dan evaluasi aktiva yang diakui.

43HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

Page 47: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Baridwan, Z., Machfoedz, M., & Tearney, M.G., 2001. An evaluation of

disclosure of financial Information by public companies in

Indonesia, Hasil Penelitian SIAGA-UGM dan Pusat Pengembangan

Akuntansi Universitas Gadjah Mada.

Bavly, Dan A., 1999. Corporate Governance and Accountability: What Role for

the Regulator, Director, and Auditor?, Westport: Quorum Books

Daniri, Mas Achmad, 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan

Penerapnnya dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Gloria Printing.

Greuning, Hennie Van, 2005, International Financial Reporting Standards: A

Practical Guides. Jakarta: Salemba Empat

Healy, Paul M., dan Palepu, Krishna G., 2001. Information asymmetry,

corporate disclosure, and the capital markets: A review of the

empirical disclosure literature. Journal of Accounting and Economics,

31: 405-440.

Herwidayatmo, 2000. Implementasi good corporate governance untuk

perusahaan publik Indonesia, Majalah Usahawan, Oktober No. 10 th

XXIX, 25-32.

International Accounting Standards Board, 2005, International Financial

Reporting Standards (IFRSs).

Jogiyanto, HM., 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

BPFE.

Monks, R., A., G. & Minow, N., 1995. Corporate Governance, Blackwell

Business

Nathan, R., S., Lin, C., S., & Fong, S., W., 2000. Country paper for Malaysia.

Makalah dipresentasikan pada The Second Asian Roundtable on

Corporate Governance di Hongkong, China.

44 HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING

REFERENSI

Page 48: HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING - lkdi.org BAB III REGULASI PELAPORAN DI INDONESIA ... pertanyaan kepercayaan publik pada pelaporan perusahaan, ... Akuntansi Keuangan #1)

Shleifer, Andrei, dan Robert W. Vishny, 1997, A Survey of Corporate

Governance, The Journal of Finance, 52:737-783.

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,

edisi ke3. Yogyakarta: BPFE.

Wulandari, Retno, 2007. Regulation and Usefullness of Annual Report.

Makalah pada seminar intern Universitas Trisakti Jakarta.

45HIGH QUALITY CORPORATE REPORTING