pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech …

75
PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH DALAM LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI MAN KOTA PARIAMAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Oleh: AYU NOVITA RISKA NIM: 2615.041 PRODI STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH

DALAM LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI MAN KOTA

PARIAMAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana

Strata Satu Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Oleh:

AYU NOVITA RISKA

NIM: 2615.041

PRODI STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1441 H/ 2020 M

Page 2: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

1

ABSTRAK

AYU NOVITA RISKA, NIM 215.041, judul skripsi: “PELAKSANAAN

PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH DALAM LAYANAN

PENGUASAAN KONTEN DI MAN KOTA PARIAMAN” program studi

Bimbingan dan Konseling (BK) fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini terkait dengan pelaksanaan

layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman. Sedangkan yang menjadi

pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan pendekatan high touch dan

high tech dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam layanan penguasaan

konten. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif, deskriptif kualitatif merupakan

penguraian atau pengambaran secara tertulis, tanpa mengunakan angka-angka atau

statistic. Instrument yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada pelaksanaan layanan

penguasaan konten didapatkan data bahwa layanan penguasaan konten diberikan

dua kali dalam satu semester, namun pada penelitian kali ini penulis melakukan

penelitian sekali dalam seminggu yaitu pada hari senin, layanan penguasaan

konten dilaksanakan di ruang tunggu BK, layanan penguasaan konten ini

dilaksanakn sebanyak 3 kali selama melakukan penelitian, terkait dengan

pemberian layanan diketahui bahwa layanan penguasaan konten dilaksanakan

selama dua kali pertemuan dan dilaksanakan oleh guru BK, dari dua kali

pelaksanaan layanan penguasaan konten format layanan yang digunakan sama

yaitu dengan mengunakan format klasikal, dan sasaran layanan hanya kepada

siswa saja, dan tempat pemberian layanan penguasaan konten di dalam lokal.

Selanjutnya terkait dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan high

touch dan high tech. dari kedua pendekatan tersebut ada pada pendekatan high

tech tidak berjalan dengan baik. Jadi didapatkan data bahwa pelaksanaan

pendekatan high touch dan high tech di MAN Kota Pariaman belum sesuai

dengan standar prosedur layanan.

Kata kunci: Pendekatan High Touch Dan High Tech Dalam Layanan

Penguasaan Konten

Page 3: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

2

KATA PENGANTAR

Syukur Allhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang

senantiasa mencurahkan Rahmat dan Karunia-nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN

PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH DALAM LAYANAN

PENGUASAAN KONTEN DI MAN KOTA PARIAMAN”. Shalawat dan

salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan

dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dan prosedur

memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada jurusan bimbingan dan

konseling. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari

pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga

peneliti Ayah, Ibu dan Adik-Adik peneliti, yang telah mencurahkan kasih sayang,

dan perjuangan yang tak kenal lelah untuk masa depan dan kehidupan peneliti,

selanjutnya penelitisampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kepada ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institusi Agama Islam

Negri (IAIN) Bukittinggi beserta Wakil Rektor.

2. Kepada Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah,

kepada Bapak Dr. Iswantir, M.Ag selaku wakil dekan 1,bapak Charles, S.Ag,

M.Pd.I selaku Wakil dekan II, dan Bapak Dr. Supratman Zakir, M.Pd., M.

Kom selaku wakil dekan III fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negri (IAIN) Bukittinggi yang telah member fasilitas kepada

penulis dalam menambahkan ilmu pegetahuan di IAIN Bukittinggi.

3. Kepada Ibu Alfi Rahmi, M.Pd, selaku ketua Prodi Akademik dan sebagai

Dosen penasehat Bimbingan Konseling yang telah memebrikan fasilitas dan

sarana dan segala kebutuhan perkuliahan, sehingga peneliti dapat meminta

ilmu di kampus tercinta.

Page 4: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

3

4. Kepad bapak Dodi Padila Putra,S.Ag, M.Pd sebagai pembimbing skripsi

peneliti, yang telah mengarahkan, membimbing, dan mengoreksi, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

5. Kepada ibu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk peneliti melakukan

validasi pedoman wawancara.

6. Bapak ibu dosen serta karyawan karyawati IAIN Bukittinggi yang telah

membekali peneliti dengan berbagai pengetahuan.

7. Kepada kepada sekolah, wakil kesiswaan, majelis guru, karyawan serta

siswa/siswi MAN Kota Pariaman yang telah memberikan fasilitas kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Yuliya Anggaini dan ibu Maysari sebagai guru bimbingan dan konseling

telah memberikan fasilitas waktu dan tenaga selama peneliti melakukan

penelitian di MAN Kota Pariaman.

9. Rekan-rekan seperjuangan terkhusus PBK B 2015 yang telah memberikan

sumbangan pemikiran dan motivasi serta semangat dalam oenulisan skripsi ini.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih,

peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai

kekhilafan dan kekelirian. Untuk itu, penulis memohon maaf kekhilafan dan

kekeliruan yang terdapat dalam skripsi ini, baik dari segi isi maupun teknis

penulisannya. Oleh sebab itu, penulis memohon kritik dan saran dari pembaca

demi sempurnanya skripsi ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bukittinggi, 2020

Penulis

Ayu Novita Riska

Nim: 2615.041

Page 5: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

4

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 3

B. Fokus penelitian 10

C. Pertanyaan penelitian 10

D. Tujuan Penelitian 10

E. Manfaat Penelitian 10

F. Penjelasan Judul 11

G. Sistematika pembahasan 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. High touch dan high tech 14

1. Pengertian high touch dan high tech 14

2. Penerapan layanan penguasaan konten dilihat

dari pendekatan high touch 15

3. Penerapan layanan penguasaan konten dilihat

dari pendekatan hig tech 17

B. Layananan Penguasaan Konten 20

1. Pengertian PKO 20

2. Tujuan layanan PKO 21

3. Komponen 23

4. Asas dan dinamika kegiatan 25

5. Pendekatan unsur kegiatan layanan 26

6. Hambatan dalam layanan penguasaan konten 30

7. Tahap-tahap pelaksanaan layananan PKO 32

8. Manfaat dari layanan penguasan konten 34

9. Faktor pendukung dalam layanan penguasaan

Konten 34

10. Penelitian relevan 34

Page 6: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 38

B. Lokasi penelitian 39

C. Informen penelitian 40

D. Teknik Pengumpulan Data 40

E. Teknik analisis data 42

F. Teknik keabsahan data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Pendekatan High Touch dan High Tech secara

umum 45

B. Pelaksanaan pendekatan high touch dan high touch dalam

layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan high touch 46

C. Pelaksanaan pendekatan high touch dan high touch dalam

layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan high tech 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 63

B. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 65

Page 7: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di lembaga pendidikan telah di kenal layanan bimbingan dan konseling

untuk menjaga siswa agar mereka senantiasa dalam kondisi yang baik dan

juga untuk membantu perkembangan mereka agar optimal. Bimbingan dan

konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki

kontribusi terhadap keberhasilan atas proses pendidikan di sekolah, tanpa

bimbingan dan konseling sebenarnya siswa tetap berkembang, tetapi

perkembangannya tidaklah optimal. Hal ini sesuai dengan visi bimbingan dan

konseling yaitu “pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan

kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya bantuan dalam

pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar para

peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia”. 1 para siswa

sering kali menghadapi sejumlah hambatan, kesulitan atau masalah yang tidak

dapat mereka pecahkan sendiri. Mereka membutuhkan bantuan khusus dalam

bentuk layanan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling termasuk salah satu bidang yang sangat

berperan dan memberi sumbangan yang berarti terhadap pengajaran

bimbingan dan konseling, Konseling salah satu kompetensi penting dalam

pendidikan. Bimbingan dan konseling dapat memberikan bantuan dan tuntutan

1 Suhertina, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Pekanbaru: Suska Press,

2008), hlm 52

Page 8: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

7

yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di

sekolah menurut Tohirin bimbingan dan konseling adalah:

Proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari

pembimbing (konselor) konseli( klien) melalui pertemuan tatap muka atau

hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkapkan masalah

konseli sehingga mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya

sesuai dengan potensi, dan mampu melihat masalah yang dihadapinya.2

Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/0/1995 mengemukakan

bahwa: bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta

didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan

berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan

sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.3

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan

konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

konselor kepada konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal

balik antara keduanya, agar konseli mampu menemukan masalahnya serta

mampu memecahkan sendiri masalahnya sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

Selanjutnya bimbingan dan konseling diberikan dalam rangka

mengembangkan segala potensi yang dimiliki secara optimal dengan

menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana

2 Tohirin, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Integrasi), ( Jakarta:

Raja Grasindo Persada, 2007)h.26 3 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah,(Jakarta:PT Rineka ,2001)hlm.67

Page 9: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

8

asuhan yang normative agar tercapai kemandirian dalam diri individu,

sehingga bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.

Penerimaaan layanan konseling hanya individu yang “normal” dan buka

mereka yang mengalami hambatan tidak normal atau cara penyesuaian yang

ekstrim. Konseling membantu individu yang secara esensial normal

menghilangkan kekecewaan dan rintangan yang mencampuri perkembangan.

Layanan konseling di sekolah diupayakan oleh guru bimbingan dan

konseling atau konselor (undang-undang No 20 Tahun 2003). Konselor

menunjukkan kinerja professional dalam menyelenggarakan layanan

konseling untuk memfasiliitasi peserta didik mencapai perkembangan optimal

baik dalam bidang pribadi, sosial, akademik, dan karier. ABKIN (200;189)

menyebutkan bahwa peran konselor sebagai salah satu kompoten student

support services adalah men-support perkembangan aspek pribadi, sosial,

karier, dan akademik siswa, melalui perkembangan menu program layanan

bimbingan dan konseling kepada siswa.

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan

tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien),

dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan

tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu. Kegiatan yang merupakan

layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta

dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung

dirasakan oleh sasaran (klien) yang mendapat layanan tersebut.

Page 10: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

9

Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran

layanan, yaitu peserta didik (klien). Ada sejumlah layanan dalam bimbingan

dan konseling di sekolah yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan

penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling

perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,

layanan layanan konsultasi, layanan mediasi, layanan advokasi, namun dalam

pembahasan kali ini hanya layanan penguasaan konten.4

Layanan penguasan konten (PKO) merupakan layanan bantuan pada

individu (sendiri-sendiri) ataupun dalam kelompok atau klasikal) untuk

menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu. Kemampuan atau

kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya

terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi,

afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan penguasaan

konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara

terintegrasikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu

memiliki sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari

serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya terkait dengan konten yang

dimaksud.5

Dalam perkembangan dan kehidupannya, setiap siswa perlu menguasai

berbagai kemampuan atau kompetensi. Dengan kemampuan atau kompetensi

4 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2001)hlm.67 dan 82 5 Prayitno, Konseling Profesional Yang Berhasil, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2017) hlm 93-94

Page 11: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

10

itulah siswa hidup dan berkembang. Umumnya kemampuan atau kompetensi

tertentu harus dipelajari. Dengan perkataan lain kepemilikan kemampuan atau

kompetensi tertentu oleh siswa harus melalui proses belajar. Dalam rangka ini,

sekolah dan madrasah harus bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa .

Di dalam makna diatas, secara implikasi telah ditegaskan tujuan layanan

konten, yaitu agar siswa menguasai aspek-aspek konten (kemampuan atau

kompetensi) tertentu secara terintegrasi. Dengan penguasaan konten

(kemampuan atau kompetensi) oleh siswa, akan berguna untuk menambah

wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-

cara tertentu, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-

masalahnya.

Di dalam layanan penguasaan konten terdapat pokok bahasan atau materi

latihan yang dikembangkan oleh pembimbing atau konselor dan diikuti oleh

sejumlah siswa. Isi layanan penguasaan konten dapat mencakup:

pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan kemampuan hubungan

sosial, pengembangan kegiatan belajar, pengembangan dan perencanaan

karier, pengembangan kehidupan berkeluarga, pengembangan kehidupan

beragama.

Dalam layanan penguasaan konten terdapat dua teknik yaitu pertama,

sentuhan-sentuhan tingkat tinggi (high touch) yang menyangkut aspek-aspek

kepribadian dan kemanusiaan siswa terutama aspek-aspek afektif, semangat,

nilai-nilai, dan moral. Untuk itu, pembimbing atau konselor harus bisa

mewujudkan: kewibawaannya yang didasarkan pada kualitas kepribadian dan

Page 12: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

11

keilmuan, kasih sayang dan kelembutan, keteladanan, pemberian penguatan,

dan tindakan tegas yang mendidik (bukan hukuman). Kedua, pemanfaatan

teknologi tinggi (high tech) guna menjamin kualitas penguasaan konten.

Kualitas penguasaan konten hanya bisa diwujudkan melalui penyajian materi

pembelajaran (konten) yang berkualitas, penggunaan atau penerapan metode

pembelajaran yang tepat, lingkungan alat bantu yang berkualitas, penciptaan

lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan penilaian hasil pembelajaran

yang tepat.

Layanan penguasaan konten pada umumnya diselenggarakan melalui

proses pembelajaran secara langsung (bersifat direktif) dalam tatap muka,

dengan format klasikal, kelompok, atau individu. Penyelenggara layanan

(konselor) secara aktif menyajikan bahan, memberikan contoh, merangsang,

mendorong, dan menggerakkan (para) peserta untuk berpartisipasi aktif

mengikuti dan menjalani materi kegiatan layanan dengan materi nyata. Dalam

hal ini konselor menegakkan secara penuh dua pilar dalam proses

pembelajaran, yaitu kewibawaan (high touch) dan kewiyataan (high tech).6

Jadi dalam melaksanakan layanan penguasaan konten seorang konselor

harus bisa mendorong, membimbing, dan bisa memberikan konten yang akan

bisa dipahami peserta layanan dengan baik, dan peserta layanan bisa berperan

aktif dalam layanan penguasaan konten.

Observasi yang penulis laksanakan di MAN Kota Pariaman pada tanggal

10 Februari 2020, dari hasil observasi yang dilaksanakan ada siswa bermalas-

6 Prayitno, Konseling Profesional Yang Berhasil, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2017) hlm 100

Page 13: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

12

malasan, tidak fokus dalam memperhatikan konten yang diberikan konselor

dan pendekatan high touch dan high tech tidak berjalan dengan baik.

Dalam pendekatan high touch ada aspek-aspek yang harus diterapkan

yaitu aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan moral. Dan konselor juga

berwibawa didepan peserta layanannya dengan adanya pengakuan dan

penerimaan, kasih sayang dan kelembutan, pengarahan dan keteladanan,

pemberian penguatan, tindakatan tegas yang mendidik. Pendekatan high tech,

teknologi tingkat tinggi juga akan menjamin kualitas penguasaan konten, jika

konselor mengimplementasikan materi pembelajaran, metode pembelajaran,

alat bantu pembelajaran, lingkungan pembelajaran.

Dalam melaksanakan layanan penguasaan konten jika kedua pendekatan

tersebut terlaksana maka akan sukses konten yang akan diberikan, namun

yang terjadi di lapangan tidak sepenuhnya pendekatan dilaksanakan contohnya

saja konselor tidak sepenuhnya memahami konten yang akan diberikan,

konselor juga tidak memahami apa yang dibutuhkan oleh peserta layanannnya

seperti memberikan sentuhan-sentuhan kasih sayang, jika ada siswa yang

main-main konselornya malahan tidak menegur siswanya.

Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya high touch dan

high tech sangat berpengaruh dalam pelayanan penguasaan konten karena

dalam layanan penguasaan konten seorang konselor harus menerapkan

pendekatan high touch dan high tech supaya konten yang akan diberikan guru

dapat tersampaikan dengan baik.

Page 14: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

13

Dari fenomena di atas menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk

meneliti pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam layanan

penguasaan konten. Oleh karena itu penulis merasa penting untuk melakukan

suatu penelitian tentang “Pelaksanaan Pendekatan High Touch dan High

Tech Dalam Layanan Penguasaan Konten di MAN Kota Pariaman”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, penulis

hanya memfokuskan penelitian pada pelaksanaan pendekatan high touch dan

high tech dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, dan fokus masalah di atas penulis

ingin mengajukan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan

pendekatan high touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten di

MAN Kota Pariaman.

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang penulis lakukan

adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendekatan high touch dan

high tech dalam layanan penguasaan konten.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna:

1. Bagi peneliti sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Pogram Studi Strata Satu (S1)

Page 15: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

14

2. Bagi guru pembimbing sebagai bahan masukan untuk mengembangan dan

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah serta dapat menambah

wawasan betapa pentingnya manfaat pelaksanaan layanan penguasaan

konten bidang bimbingan pribadi oleh guru bimbingan konseling dalam

meningkatkan kreatifitas anak didik.

3. Bagi sekolah sebagai informasi dan masukan untuk meningkatkan

pelayanan bimbingan dan konseling khsusunya pada layanan penguasaan

konten.

4. Bagi siswa diharapkan dengan penelitian ini akan membantu siswa dalam

menangani kesulitan belajarnya dan lebih memiliki semangat serta

keterampilan-keterampilan dalam mengatasi kesulitan belajarnya.

5. Bagi IAIN BUKITTINGGI sebagai masukan ilmu pengetahuan untuk

memperkaya dan menambah pengetahuan bagi calon pembimbing dan

konselor. Selain itu, diharakan penelitian ini berguna sebagai acuan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

F. Penjelasan judul

Pelaksanaan : Adalah merealisasikan suatu rencana ke dalam

tindakan yang nyata.

Penguasaan konten: Layanan bantuan kepada individu (sendiri-

sendiri ataupun dalam kelompok) untuk

menguasai kemampuan atau kompetensi yang

dipelajari itu merupakan satu unit konten yang

didalamnya terkandung fakta dan data, konsep,

Page 16: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

15

proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi,

afektif, sikap dan tindakan yang terkait

didalamnya.

Pendekataan high touch: Sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai

aspek-aspek kepribadian dan kemampuan

peserta layanan (terutama apek-aspek afektif,

semangat, sikap, nilai dan moral), melalui

impementasi oleh konselor pilar pembelajaran

yang disebut berwibawa.

Pendekatan high tech: Tenologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas

penguasaan konten, melalui implementasi oleh

konselor.

G. Sistematika pembahasan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dari penelitian ini sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penjelasan judul, sistematikan pembahasan.

BAB II: Kajian teori dalam bab ini berisi, kerangka teori, high touch dan high

tech, pelaksanaan penguasaan konten, hambatan dalam layanan penguasaan

konten, tahap-tahap pelaksanaan layanan penguasaan konten, manfaat dari

layanan penguasaan konten, hubungan layanan PKO dengan layanan

Page 17: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

16

penempatan dan penyaluran, faktor pendukung dalam layanan penguasaan

konten.

BAB III: Metode penelitian: Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi

penelitian informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

teknik keabsahan data.

BAB IV: Berisikan tentang hasil penelitian tenang pelaksanaan pendekatan

high touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota

Pariaman.

BAB V: Berisikan tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 18: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. High Touch dan High Tech

1. Pengertian High Touch dan High Tech

a. High Touch

Kewibawaan yang berasal dari kaya wibawa atau disebut dengan

High touch, identik disingkat hi-touch dalam proses pembelajaran kata

“touch” berasal dari bahasa inggris yang artinya sentuhan. Jadi yang

dimaksud dengan high touch yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi

yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta

layanan terutama aspek-aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan

moral), melalui implementasi oleh konselor pilar pembelajaran yang

di sebut berwibawa.

Hubungan antara konselor dan peserta layanan dalam layanan

penguasaan konten berlangsung sangat inten. Konselor menggunakan

pendekatan dan berbagai teknik high touch (kewibawaan) yang

mengentas aspek-aspek pribadi klien dalam seluruh proses konseling

yang dibangunnya. Dengan high touch klien didekati, dirinya dibedah

dan dimasuki, digerakkan dan dibangkitkan, unsur-unsur

kemandiriannya ditegakkan.

b. High Tech

Kewiyataan berasal dari kata “wiyata” dalam pengertiannya pada

kamus besar bahasa Indonesia yaitu pengajaran. Maka dalam bahasa

Page 19: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

18

inggris kewiyataan yaitu high tech yang berarti teknologi tingkat

tinggi. Jadi yang dimaksud dengan high tech yaitu teknologi tingkat

tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten, melalui

implementasi oleh konselor.

Dengan teknik-teknik khusus yang bernuansa high tech

kewiyataan) konselor mengembangkan dan membina klien untuk

memiliki kompetensi yang berguna, khususnya untuk mengatasi

masalah yang dialaminya. Pendekatan high tech ini diselenggarakan di

atas suasana yang telah dibangun melalui pendekatan high touch.

2. Penerapan Layanan Penguasaan Konten Dilihat Dari Pendekatan

High Touch

melalui implementasi oleh konselor pilar pembelajaran yang disebut

berwibawa meliputi asas-asas:

a. Pengakuan dan penerimaan

b. Kasih sayang dan kelembutan

c. Pengarahan dan keteladanan

d. Pemberian penguatan

e. Tindakan tegas yang mendidik7

Untuk lebih jelasnya gambaran tentang penerapan layanan penguasaan

akan dijelaskan satu persatu indikator.

7 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan pendukung Konseling,(Padang: suci Photocopy,

2012)hal 96

Page 20: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

19

a. Kewibawaan

Sebagai pendidik guru BK harus menunjukkan kewibawaannya

pada saat memberikan materi layanan secara klasikal maupun

individu. Maksud kewibawaan di sini guru Bk sudah menguasai isi

konten yang akan diberikan dan bisa untuk mencontohkan kepada

peserta didik. Penguasaan konten oleh pembimbing akan

mempengaruhi kewibawaannya dihadapan peserta didik dan harus

menguasai dengan berbagai aspeknya yang menjadi isi layanan.

b. Kasih Sayang

Kasih sayang yang diberikan guru BK kepada peserta didik saat

memberikan materi layanan dalam kelas akan mempengaruhi motivasi

peserta didik untuk menerima materi layanan yang disampaikan guru

BK. Selain itu, pendekatan melalui kasih sayang yang diberikan guru

BK mampu merangsang peserta didik memberikan reaksi positif,

tindakan-tindakan kreatif, pengetahuan dan pemikiran dalam mencapai

kemandirian khususnya belajar.

c. Keteladanan

Sebagai seorang guru Bk sangat penting mempunyai keteladanan

yang menjadi contoh untuk semua peserta didik. Keteladanan guru BK

saat memberikan layanan mempengaruhi motivasi peserta didik untuk

menerima materi layanan contohnya guru BK bertutur kata yang baik

saat memberikan layanan penguasaan konten dimana guru BK dituntut

untuk menguasai isi konten yang akan dijelaskan kepada peserta didik.

Page 21: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

20

d. Pemberian penguatan

Dalam proses pembelajaran pemberian penguatan atau reinforment

merupakan sesuatu hal yang penting dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik. Kewajiban guru BK ketika memberikan layanan

dengan pemberian penguatan / reinforment yang bertujuan untuk

mengetahui satu persatu peserta didik maupun karakteristik masing-

masing peserta didik.

e. Tindakan tegas mendidik

Tindakan tegas mendidik yang diberikan guru dengan tujuan

supaya peserta didik mau mematuhi semua apa yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Pada zaman

sekarang ini dengan berbagai macam tingkah laku peserta didik

menjadi kewajiban untuk guru BK memberikan hukuman yang

bersifat positif. Dalam memberikan tindakan tegas mendidik kepada

peserta didik yang melakukan kesalahan guru BK haruslah

menggunakan kata-kata lemah lembut yang membuat peserta didik

menyadari kesalahnnya.8

3. Penerapan Layananan Penguasaan Konten Dilihat Dari Pendekatan

High Tech

High tech yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas

penguatan konten, melalui implementasi oleh konselor.

8 Rahmah Tusa Diah, Penerapan Layanan Penguasaan Konten Oleh Guru BK(STKIP

Sumatera barat:2016)

Page 22: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

21

a. Materi pembelajaran

b. Metode pembelajaran

c. Alat bantu pembelajaran

d. Lingkungan pembelajaran

e. Penilaian pembelajaran

Untuk lebih jelasnya tentang layanan penguasaan konten akan

dijelaskan satu persatu indikator

a. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan penjabaran dari kurikulum yang harus

dikuasai siswa yang memuat sejumlah ilmu pengetahuan yang dapat

mengembangkan diri siswa. Penguasaan materi pembelajaran bagi

guru merupakan hal yang sangat menentukan, khususnya dalam proses

pembelajaran yang melibatkan guru mata pelajaran.9

Sebelum memberikan layanan penguasaan konten kepada peserta

didik guru BK harus menguasai isi materi atau konten dengan berbagai

aspek yang menjadi isi layanan. Semakin guru BK menguasai isi

konten yang akan diberikan kepada peserta layanan akan semakin

mengerti apa yang dijelaskan oleh guru Bk.

Materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan

berbagai hal yang ada dilingkungan sekitar. Dalam kaitan ini hal yang

paling penting adalah daya improvisasi konselor dalam membangun

konten yang dinamis dan kaya.

9 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 19996, hlm 50

Page 23: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

22

b. Metode pembelajaran

Pada saat ingin memberikan layananan penguasaan konten guru

BK haruslah bisa menyampaikan isi materi atau konten dengan baik,

konselor membawa konten kearah layanan penguasaan konten.

c. Alat bantu pembelajaran

Alat bantu pembelajaran sangat mendukung ketika proses

pembelajaran berlangsung. Dalam memberikan layanan penguasaan

konten kepada peserta layanan guru Bk sebaiknya menggunakan

media atau alat bantu untuk membantu menjelaskan materi layanan.

Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan

konten, konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan

perangkat lunak media pembelajaran.

d. Lingkungan pembelajaran

Tempat penyelenggaraan penguasaan konten disesuaikan pula

dengan aspek-aspek konten serta kondisi peserta. penyelenggaraan

layanan dengan format klasikal dapat diselenggarakan di dalam

ruangan kelas atau di luar kelas. Format layanan individual

sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor dan persetujuan

klien.

e. Penilaian hasil pembelajaran

Secara umum layanan penguasaan konten diorientasikan kepada

diperolehnya kelima dimensi belajar (tahu, bisa, mau, biasa, dan

ikhlas) terkait dengan konten tertentu dengan masalah yang dihadapi.

Page 24: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

23

Secara khusus penilaian hasil layanan penguasaan konten ditekankan

kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang

dipelajari.10

B. Layanan Penguasaan Konten

1. Pengertian Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada

individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai

kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar11.

Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari merupakan suatu unit

konten yang didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses,

hukum dan aturan, nilai, persepsi, afektif, sikap, dan tindakan. Dengan

penguasaan konten, individu (siswa) diharapkan mampu memenuhi

kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Oleh

sebab itu, layanan konten juga bermakna suatu bantuan kepada individu

(siswa) agar menguasai aspek-aspek konten tersebut secara terintegrasi.12

Dalam perkembangan dan kehidupannya, setiap siswa perlu

menguasai berbagai kemampuan atau kompetensi, dengan kemampuan

atau kompetensi itulah siswa hidup dan berkembang. Umumnya

kemampuan atau kompetensi tententu harus dipelajari. Dengan perkataan

lain kepemilikan kemampuan atau kompeteni tertentu oleh siswa harus

10 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan pendukung Konseling,(Padang: suci Photocopy,

2012)hal 96-103 11 Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah &Madrasah, Jakarta:Prenadamedia Group.

201, hal, 295 12 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011),hlm.158

Page 25: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

24

melalui proses belajar. Dalam rangka ini, sekolah dan madrasah harus bisa

memenuhi kebutuhan belajar siswa.

Dalam kaitannya penguasaan konten aspek-aspek konten tersebut

adalah untuk mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasan

yang baik. Sikap sebagai sebuah kecendrungan berfikir yang terdiri dari

tiga komponen, yaitu kognitif atau keyakinan terhadap suatu obyek,

kognitif atau kecendrungan berperilaku pada diri seseorang terhadap

obyek. Dengan pengembangan sikap yang baik maka reaksi yang timbul

individu akan siap membantu, memperhatikan, dan berbuat yang

menguntungkan obyek tersebut. Setelah terbentuknya sikap maka

diharapkan akan dapat dilakukan secara berulang-ulang menjadi suatu

kebiasaan yang baik.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan

penguasaan konten yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan konseling

dalam rangka membantu individu (siswa) untuk dapat menguasai

kemampuan atau kompetensi untuk mendukung kehidupan dan

perkembangan siswa berupa pengembangan sikap dan kebiasaan yang

baik. Dalam hal ini dilakukan oleh guru bimbingan konseling MAN

Pariaman dalam menemukan bagaimana pelaksanaan pendekatan high

touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten

Page 26: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

25

2. Tujuan Layanan Penguasaan Konten

a. Tujuan umum

Seperti disinggung diatas, tujuan umum layanan PKO ialah

dikuasainya suatu konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi

individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman,

mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara atau

kebiasaan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi

masalah-masalahnya. Dengan penguasaan konten yang dimaksud itu

individu yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupannya

secara efektif kehidupan efektif sehari-hari atau KES).

Dengan penguasaan konten yang baru subjek sasaran layanan lebih

mampu mandiri dalam mengimplementasikan konten-konten baru

tersebut pengendalian diri menyertai kemandirian, sehingga

implementasi konten-konten baru berlangsung secara sukses.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus layanan PKO dapat dilihat pertama dari

kepentingan individu atau klien mempelajarinya, dan kedua dari isi

konten itu sendiri. Tujuan khusus layanan PKO terkait dengan fungsi-

fungsi konseling.

1) Fungsi pemahaman, menyangkut konten-konten yang diisinya

merupakan berbagai hal yang perlu dikuasai. Dalam hal ini

seluruh aspek konten (yaitu fakta, data, konsep, proses, hukum

dan aturan, nilai, dan bahkan aspek yang menyangkut persepsi,

Page 27: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

26

afektif, sikap dan tindakan) memerlukan pemahaman yang

memadai. Konselor dan klien perlu menekankan aspek-aspek

pemahaman dari konten yang menjadi fokus layanan PKO.

2) Fungsi pencegahan dapat menjadi muatan layanan PKO apabila

kontennya memang terarah kepada terhindarkanya individu atau

klien dari mengalami masalah tertentu atau kehidupan efektif

sehari-hari yang terganggu-KES-T).

3) Fungsi pengentasan akan menjadi arah layanan apabila

penguasaan konten memang untuk mengatasi masalah (KES-T)

yang sedang dialami klien.

4) Penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak langsung

mengembangkan di satu sisi dan di sisi lain memelihara potensi

individu atau sasaran layanan. Pembelajaran dalam layanan PKO

dapat mengemban fungsi pengembangan dan pemeliharaan otensi

klien.

5) Penguasaan konten yang tepat dan terarah memungkinkan

individu membela diri sendiri terhadap ancaman atau pun

pelanggaran atas hak-haknya dengan demikian, layanan PKO

dapat mendukung fungsi advokasi. Dalam menyelenggarakan

layanan PKO konselor perlu menekankan secara jelas dan spesifik

fungsi-fungsi konseling mana yang menjadi arah layanannya

dengan konten khusus yang menjadi fokus kegiatannya.

Page 28: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

27

Penekanan atas fungsi itulah, sesuai dengan isi konten yang

dimaksud, akan dicapai tujuan khusus layanan PKO.

3. Komponen

Komponen layanan PKO adalah konselor, individu atau klien, dan

konten yang menjadi isi layanan.

a. Konselor

Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara

layanan PKO dengan menggunakan berbagai modus dan media

layanannya. Konselor menguasai konten yang menjadi isi layanan

PKO yang diselenggarakan.

b. Sasaran layanan

Konselor menyelenggarakan layanan PKO terhadap seorang atau

sejumlah individu yang memerlukan penguasaan atas konten yang

menjadi isi layanan. Individu adalah subjek yang menerima layanan,

sedangkan konselor adalah pelaksana layanan. Individu penerima

layanan PKO dapat merupakan peserta didik (siswa di sekolah), klien

yang secara khusus memerlukan bantuan konselor, atau siapa pun

yang memerlukan penguasaan konten tertentu demi pemenuhan

tuntutan perkembangan atau kehidupannya.

c. Materi layanan

Konten merupakan isi layanan PKO, yaitu satu unit materi yang

menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh

konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu peserta layanan, yang

Page 29: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

28

secara langsung terkait dengan nilai-nilai P3-NKC. Konten PKO dapat

diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling, yaitu bidang-

bidang:

1) Pengembangan kehidupan pribadi

2) Pengembangan kemampuan hubungan sosial

3) Pengembangan kegiatan belajar

4) Pengembangan dan perencanaan karier serta kehidupan

berpekerjaan

5) Pengembangan kehidupan berkeluarga

6) Pengembangan kehidupan bermasyarakat / berkewarganegaraan

7) Pengembangan kehidupan beragama

Berkenaan dengan semua bidang pelayanan yang dimaksudkan itu

dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas

menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latihan, atau isi kegiatan

yang diikuti oleh peserta pelayanan PKO. Konten dalam layanan PKO

itu sangat bervariasi, baik dalam bentuk materi maupun acuannya.

Acuan yang dimaksud itu dapat terkait dengan tugas-tugas

perkembangan peserta didik, kegiatan dan hasil belajar siswa, nilai dan

moral karakter-cerdas serta tata karma pergaulan, peraturan dan

disiplin sekolah, bakat, minat, dan arah karier, ibadah

keagamaan,kehidupan atau klien

Page 30: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

29

4. Asas dan Dinamika Kegiatan

a. Asas kegiatan

Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling

diutamakan adalah asas kegiatan. Dalam arti peserta layanan

diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan

yang ada di dalam proses layanan. Asas kegiatan ini dilandasi oleh

asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Dengan

ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan lancar dengan

keterlibatan penuh peserta layanan.

Secara khusus, layanan PKO dapat diselenggarakan terhadap klien

tertentu. Layanan khusus ini dapat disertai asas kerahasiaan apabila

klien dengan kontennya itu menghendakinya. Dalam hal ini konselor

harus memenuhi dan menepati asas tersebut.

b. Dinamika kegiatan: BMB3

Penguasaan konten dibina dan nantinya (pasca layanan)

dilaksanakan oleh sasaran layanan. Dalam hal ini peran dinamika

BMB3 merupakan suatu keniscayaan dalam layanan PKO. Semua

unsur dalam konten yang dibahas harus dipikirkan berbagai kaitannya,

dirasakan kearah aspek emosional positif, disikapi secara positif hal-

hal yang menguntungkan dan dihindari hal-hal yang merugikan,

direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata, dan

dipertanggungjawabkan berbagai dampak dan akibatnya. Dalam

Page 31: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

30

pembinaan penguasaan konten melalui proses layanan dinamika

BMB3 benar-benar teraktifkan pada diri sasaran layanan.

5. Pendekatan Unsur Kegiatan Layanan

a. Pendekatan

Layanan PKO pada umumnya diselenggarakan melalui proses

pembelajaran secara langsung (bersifat direktif) dalam tatap muka,

dengan format klasikal, kelompok, atau individual. Penyelenggara

layanan (konselor) secara aktif menyajikan bahan, memberikan

contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakkan (para) peserta

untuk berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi kegiatan

layanan dengan materi nyata. Dalam hal ini konselor menegakkan

secara penuh dua pilar dalam proses pembelajaran, yaitu: kewibawaan

(high touch) dan kewiyataan (high tech).

b. Format dan penerapan

Layanan PKO pada umumnya diselenggarakan dalam format

klasikal dengan menerapkan tahapan 5-an/5-in sepenuhnya tahapan

pengantaran dilaksanakan untuk memberikan arah berkenaan dengan

apa dan untuk apa serta capaian yang hendaknya diperoleh para

peserta layanan. Tahapan pengantaran segera diikuti dengan tahapan

penjajakan dan penafsiran. Tahapan pengartian mengarahkan sasaran

layanan untuk benar-benar memahami apa yang harus mereka kuasai

dan laksanakan sebagai hasil PKO. Untuk itu, mereka juga perlu

mengatahui apa yang sudah dan belum mereka tahapan penjajakan.

Page 32: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

31

Apa yang sudah dan belum diketahui/ dilaksanakan oleh sasaran

layanan itu dibahas dan didalam melalui tahapan penafsiran, untuk

selanjutnya menjadi substansi PERPOSTUR dengan AKURS-nya

yang kualitas capaiannya diungkapkan melalui tahapan penilaian.

c. Teknik

1) Penguasaan konten oleh konselor

Pertama-tama konselor menguasai konten dengan berbagai

aspeknya yang akan menjadi isi layanan. Makin kuat penguasaan

konten ini oleh konselor akan semakin meningkatkan kewibawaan

konselor di mata peserta layanan. Untuk memperkuat penguasaan

konten, pemanfaatan berbagai sumber oleh konselor sangat

diharapkan. Suatu konten tidak hanya dapat dibangun berdasarkan

sumber-sumber yang canggih. Materi konten dapat dibangun

dengan memanfaatkan kondisi dan berbagai hal yang ada di

lingungan sekitar. Dalam kaitan ini, hal yang paling penting adalah

daya improvisasi konselor dalam membangun konten yang dinamis

dan kaya.

2) Pendalaman konten

Setelah konten dikuasai, konselor membawa konten tersebut

kearah layanan PKO. Berbagai teknik dapat digunakan, yaitu:

a) Penyajian. Konselor menyajikan materi pokok konten, setelah

para peserta disiapkan sebagaimana mestinya.

Page 33: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

32

b) Tanya jawab dan diskusi. Konselor mendorong partisipasi aktif

dan langsung para peserta melalui dinamika BMB3, kegiatan

ini dapat berupa:

(1) Diskusi kelompok

(2) Penugasan dan latihan terbatas survey lapangan atau studi

kepustakaan

(3) Percobaan (termasuk kegiatan laboratorium, bengkel, dan

studio)

(4) Latihan tindakan (dalam rangka pengubahan tingkah laku)

(5) Refleksi BMB3, terfokus pada PERPOSTUR dengan

AKURS-nya

3) Penggunaan media

Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka

penguasaan konten, konselor dapat menggunakan berbagai

perangkat keras dan perangkat lunak media pembelajaran, melalui

alat peraga (alat peraga langsung, contoh, reflika dan miniatur),

media tulis dan grafis, peralatan dan program elektronik (radio dan

rekaman, OHP, komputer, LCD, dan lain-lain). Penggunaan media

ini akan meningkatkan aplikasi high tech dalam layanan PKO.

d. Waktu dan Tempat

Layanan PKO dapat diselenggarakan kapan saja dan di mana saja,

sesuai dengan kesepakatan konselor dan para pesertanya, serta aspek-

aspek konten yang dipelajari. Makin besar paket konten, makin banyak

Page 34: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

33

waktu yang diperlukan. Konselor merencanakan dan mengatur

penggunaan waktu dengan memerhatikan aspek-aspek yang dipelajari

dan kondisi peserta.

Tempat penyelenggaraan PKO disesuaikan pula dengan aspek-

aspek konten serta kondisi peserta. penyelenggaraan layanan dengan

format klasikal dapat diselenggarakan di dalam ruangan kelas di

sekolah, sedangkan format kelompok di dalam ruang kelas atau di luar

kelas. Format layanan individual sepenuhnya tergantung pada

pertimbangan konselor dan persetujuan peserta. Layanan PKO dengan

konten khusus dapat diselenggarakan terintegrasikan dalam layanan

bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau konseling perorangan.

e. Keterkaitan

1) Keterkaitan jenis layanan lain

Diantara berbagai layanan konseling, layanan PKO dapat

berdiri sendiri. Di samping itu, layanan PKO dapat juga menjadi isi

layanan-layanan konseling lainnya. Dalam hal ini ditekankan

perlunya sasaran layanan menguasai suatu konten tertentu terkait

dengan permasalahannya. Dengan demikian, upaya penguasaan

konten tertentu dapat diintegrasikan ke dalam layanan orientasi,

informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan,

bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, dan

mediasi.

Page 35: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

34

Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi,

dan pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah

sasaran layanan konselor perlu mencermati kebutuhan dalam

penanganan masalah, sehingga keterkaitan berbagai layanan itu

menjadi jelas dan termanfaatkan dengan optimal oleh sasaran

layanan.13

6. Hambatan Dalam Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada

individu baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai

kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dalam

pelaksanaan layann penguasaan konten hambatan yang sering terjadi atau

muncul berasal dari berbagai macam sisi seperti:

a. Pribadi, fisik dan kesehatan konselor itu sendiri

b. Sosial, hubungan yang kurang baik yang terjadi diantara personil di

sekolah.

c. Profesional kerja, kedisiplinan potensi, keterampilan, etos kerja.

d. Penguasaan ilmu paedagogik.

Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari merupakan suatu unit

konten yang didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses,

hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan. Dengan

penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Oleh karena itu

13 Prayitno, Konseling Profesional yang Berhasil, (PT Rajagrafindo Persada:Jakarta,

2017) hal,94

Page 36: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

35

layanan penguasaan konten juga bermaksud suatu bantuan kepada agar

menguasai aspek-aspek konten tersebut di atas secara terintegrasi.

Dalam perkembangan dan kehidupannya, setiap siswa perlu menguasai

berbagai kemampuan dan kompetensi. Dengan kemampuan atau

kompetensi itulah siswa hidup dan berkembang. Umumnya kemampuan

atau kompetensi tertentu oleh siswa harus melalui proses belajar. Dengan

rangka ini, sekolah dan madarasah harus bisa memenuhi kebutuhan siswa.

Hambatan dalam layanan penguasaan konten juga terbagi 2 yaitu:

b. Hambatan internal

Hambatan internal ini berkaitan dengan kompetensi konselor,

konselor kurang menguasai materi atau konten yang akan diberikan

kepada siswanya.

c. Hambatan eksternal

Tidak tersedianya media pembelajaran yang mendukung diantara

kurang tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang meliputi

alat peraga (alat peraga langsung, contoh replica dan miniature), media

tulis dan grafis, peralatan dan program elektronik (komputer, LCD,

dan lain-lain).

7. Tahap-Tahap Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten

a. Perencaan

1) Menetapkan subjek atau peserta layanan

Page 37: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

36

2) Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara

rinci

3) Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan

4) Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, termasuk media

dengan perangkat keras dan lemahnya Menyiapkan kelengkapan

administrasi

b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses

pembelajaran penguasaan konten

2) Mengimplementasikan high touch dan high tech dalam proses

pembelajaran

c. Evaluasi

1) Menetapkan materi evaluasi

2) Menetapkan prosedur evaluasi

3) Menyusun insrumen evaluasi

4) Mengaplikasikan instrumentasi evaluasi

5) Mengolah hasil aplikasi instrumentasi

d. Analisis hasil evaluasi

1) Menetapkan norma/standar evaluasi

2) Melakukan analisis

3) Menafsirkan hasil evaluasi

e. Tindak lanjut

1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut

Page 38: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

37

2) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan

dan pihak-pihak terkait

3) Melaksanakan rencana tindak lanjut

f. Laporan

1) Menyusun laporan pelaksanaan layanan PKO

2) Menyampaikan laporan pada pihak terkait

3) Mendokumentasikan laporan layanan

8. Manfaat Dari Layanan Penguasaan Konten

a. Siswa dapat menguasai tugas perkembangan sesuai dengan

kemampuan dan kompetensi yang diajarkan.

b. Membantu individu/siswa agar tercegah dari masalah-masalah tertentu

terlebih apabila kontennya terarah kepada terhindarnya individu atau

klien dari mengalami masalah tertentu.

c. Mengembangkan potensi diri individu (siswa) sekaligus memelihara

potensi-potensi yang telah berkembang pada diri siswa.

9. Faktor Pendukung Dalam Layanan Penguasaan Konten

a. Faktor internal yaitu

Kondisi yang bepengaruh dalam proses belajar yang berasal dari

diri sendiri sehingga terjadi perubahan tingkah lakunya, yang meliputi

kecerdasan, bakat, kecapakan. Minat, motivasi belajar, kondisi fisik

dan mental.

Page 39: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

38

b. Faktor eksternal yaitu berbagai kondisi di luar individu yang dapat

mempengaruhi belajarnya diantaranya lingkugan sekolah, lingungan

keluarga masyarakat14.

C. Penelitian relevan

Penelitian yang relevan pada judul skripsi penulis yaitu diantaranya

sebagai berikut:

1. Ida umami, Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat dikemukakan

bahwa pendidik memiliki pemahaman yang beragam tentang peserta

didik tahun ajaran 2014/2015. Keragaman pemahaman tersebut sangat

dimungkinkan dengan adanya latar belakang pendidikan pendidikan

yang beragam pula. Demikian juga halnya dengan pemahaman

pendidik SMA Negeri Padang tentang peserta didik. Apabila dilihat

dari ketercapaiannya dapat dikemukakan bahwa sebagian pemahama

pendidik SMA Negeri Padang tetang peserta didik berada pada

kategori sedang ke bawah karena masuk dalam karegori main dan

main – 1SD, sedangkan yang masuk pada kategori main+ 1SD kurang

dari 20% dari total jumlah responden. Selanjutnya data hasil temuan

penelitian berkaitan dengan aplikasi pemahamn pendidik tentang

peserta didik dalam proses pembelajaran menurut peserta didik apabila

dilihat ketercapaian dapat dikemukakan bahwa sebagian besar skor

aplikasi pemahaman pendidik tentang peserta didik melalui penerapan

high touch dalam proses pembelajaran menurut peserta didik SMA

14 Heni Pratiwi,Penguasan Konten Dalam Berbagai Bidang Layanan BK (2017)

Page 40: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

39

Negeri Padang berada pada kategori kurang, sedangkan yang masuk

pada kategori cukup apalagi baik kurang dari 40%.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian sebelumnya penelitian menggunakan penelituan deskriptif

kualitatif yaitu melihat bagaimana penerapan layanan penguasaan

konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang, sedangkan penelitian ini

penelitian melihat proses pelaksanaan pendekatan high touch dan high

tech dalam layanan penguasaan konten .

2. Rahmah tusa diah, NPM: 1206170. Penerapan layanan penguasaan

konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang tahun ajaran 2016/2017.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai penerapan layanan

penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta didik dikelas SMK Negeri 4 Padang berada kategori

cukup baik. Jadi ,rata-rata penerapan layanan penguasaan konten yang

dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik kelas X dalam

menigkatkna motivasi belaar berada pada kategori Cukup baik.

Selanjutnya yang harus dilakukan guru BK terkait meningkatkan

motivasi belajara peserta didik dengan memberikan layanan

penguasaan konten tidak hanya terfokus kepada materi layanan yang

akan diberikan kepada peserta didik saja melainkan juga lebih

mengetahui watak setiap peserta didik yang menjadi peserta layanan

Page 41: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

40

guru BK, kemudia yang terpenting guru BK harus memperhatikan

peserta didik apakah siap menerima materi layanan atau belum siap

untuk menerima materi layanan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian sebelumnya penelitian menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatif yaitu untuk memperoleh gambaran berkenaan dengan

pemahaman pendidik tentang peserta didik dan aplikasinya dalam

proses pembelajaran dengan judul, aplikasi kewibawaan (high touch)

dan kewiyataan (high tech) dalam proses pembelajaran sebagi wujud

pemahaman guru terhadap kakekat kemanusiaan peserta didik.

Sedangkan penelitian ini penelitian melihat bagaimana pelaksanaan

layanan informasi dalam membentuk rasa hormat siswa pada guru.

Sesuai judul penelitian di atar, maka ruang lingkup penelitian ini

adalah tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten. Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Page 42: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis peneltian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif (qualitative

research ) dengan melakukan penlitian lapangan (field research). Menurut

Emzir, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada yaitu keadaan,

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian”.15 Sedangkan menurut A.

Muri Yusuf menjelaskan bahwa, “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, factual,

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu untuk

mencoba mengambarkan fenomena secara detail”.16

Berdasarkan kutipan di atas penelitian dekriptif merupakan jenis penelitian

yang menggambarkan keadaan objek penelitian dan mendeskripsikannya

secara sistematis, factual, dan akurat. Penelitian ini memberikan gambaran

yang factual tentang keadaan dan fenomena yang ada pada subjek penelitian.

Sedangkan penelitian kualitatif itu sendiri menurut Sudarwan Danim

adalah, “pendekatan sisitematis dan subjektif yang digunkan untuk

menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya”.17

Sedangkan menurut Lexy J Moleong menyatakan bahwa:

15 Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada, 2008), hal.174 16 A. Muri Yusuf, Metodologi Penelitian, (Padang:UNP, 1987),hal 16 17 Sudarwan Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif, (Bandun:Pustaka setia, 2002),hal.32

Page 43: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

42

Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi,

motifasi, tindakan, dll. Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya yang dialamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.18

Berdasarkan kutipan di atas penelitian kualitatif merupakan jenis

penelitian yang menggambarkan suatu kondisi tentang prilaku, persepsi,

pengetahuan, dan lain-lain secara sistematis dan subjektif.

Penelitian kualitatif ini bermaksud untuk member makna atas fenomena

dan peneliti harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses

penelitian, sebagaimana dijelaskan Sudarwan Danim bahwa pada penelitian

kualitatif “penelitian sebagai instrumentasi utama, dengan pendekatan utama

observasi dan wawancara”19. Dengan mengunakan alat ungkap observasi dan

wawancar, diharapkan penelitian lebih mudah mendeskripsikan secara

sistematis, factual, dan akurat mengenai fenomena yang terkait dengan focus

penelitian ini akan digambarkan bagaimana pelaksanaan pendekatan high

touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten di MAN Pariaman.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan di MAN Kota Pariaman. Adapun penelitian

mengambil lokasi ini karena di MAN Kota Pariaman, peneliti melihat adanya

permasalahan yang perlu ditindak lanjuti melalui penelitian ilmiah, selain di

sekolah tersebut penelitian temukan permasalahan yang perlu ditindak lanjuti,

maka dariitu peneliti tertarik untuk penelitian di sekolah MAN Kota Pariaman.

18 Lexy J Moleng. Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rosda Karya, 2006), hal. 6 19 Sudarwan Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif (Bandung:Pustaka Setia, 2002), hal.32

Page 44: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

43

C. Informan penelitian

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.20 Dalam

satu informasi dapat memberikan informasi-informasi yang akan

dikembangkan. Adapun yang menjadi informen kunci dalam penelitian ini

adalah 1 orang guru BK yang ada di MAN Pariaman, sedangkan yang menjadi

informen pendukung adalah siswa kelas X di MAN Pariaman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Terkait dengan jenis penelitian ini yaitu dekriptif kualitatif, maka teknik

dan alat pengumulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan

secara sistematis.21 Teknik pengumpulan dengan observasi digunakan

apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala, alam, dan jika responden yang diamati tidak terlalu

besar. Observasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana Pelaksanaan

pendekatan High Touch dan High Tech dalam layanan penguasaan

konten

Berdasarkan penjelasan diatas maka yang akan penulis observasi

itu adalah pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam

layanan penguasaan konten di MAN Pariaman.

20 Burhan Bungi, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Prenada Media

group),hal.78

Page 45: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

44

2. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan mengajukan pertanyaan

secara lisan dan langsung oleh pewawancara (interviewer) kepada

yang diwawancarai (interview) untuk mendapatkan informasi atau

keterangan yang dibutuhkan”.22 Sedangkan menurut Moer Setyo

Rahardi Sudrajad, wawancara adalah “instrument pengumpulan data

yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya”.23

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa dengan

melakukan wawancara, maka penulis dengan mudah mendapatkan

data-data atau informasi yang ada di sekolah terkait dengan

pelaksanaan layanan penguasaan konten.

Menurut Sudarwan Danim, ada beberapa langkah-langkah

wawacara yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Pembukaan, yaitu peneliti menciptakan suasana kondusif, memberi

penjelasan fokus yang dibicarakan, tujuan wawancara, waktu yang

akan dipakai atau sebagainya.

b. Pelaksanaan, yaitu ketika memasuki inti wawancara, sifat kondusif

tetap diperlukan dan juga suasana informal.

22 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), hal.

186 23 M. Subana dan Moer Setyo Rahardi Sudrajat, Statistic Pendidikan, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2005), hal. 29

Page 46: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

45

c. Penutup, berupa pengakhiran dari wawancara lebih lanjut, tindak

lanjut yang bakal dilakukan, dan sebagainya.24

Wawancara biasanya dilakukan kepada sejumlah responden

yang jumlahnya relative terbatas dan memungkinkan bagi peneliti

untuk mengadakan kontak langsung secara berulang-ualang sesuai

dengan keperluan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

mendalam dengan informen yaitu 1 guru Bimbingan dan Konseling

untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman.

3. Dokumentasi

Menurut Husaini Usman teknik pengumpulan data melalui

“dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen-dokumen”.25

Untuk melengkapi data-data atau keterangan melalui wawancara

dengan personil sekolah, penulis menggunakan dokumen-dokumen

atau data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan penguasaan

konten di sekolah. Pelaksanaan tersebut dilakukan dengan siswa yang

ada di sekolah tersebut. Dokumentasi yang penulis maksud disini

seperti RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan).

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul yang penilis peroleh melalui observasi,

wawancara.data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara menyeleksi data

24 Sudarwan Danim, op. cit, hal. 138 25 Husaini Usman dan Purnomo Setia Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara), hal. 73

Page 47: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

46

atau inormasi kemudian diklarifikasi, setelah it akan dianalisis data terdapat

tiga alur kegiatan yang akan dilakukan dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses penyeleksian, penyederhanaan,

pengabstrakan dan pemindahan data yang diperoleh lapangan sebagai

wahana perangkuman data.26 Pengabstrakan data ini merupakan usaha

membuat rangkuman yang inti. Selanjutnya adalah untuk penyusunan

dalam satuan-satuan. Langkah ini peneliti lakukan dengan cara memeriksa

dan menganalisis seluruh data yang diperoleh dari observasi, wawancara

dan dokumentasi setelah diperiksa dilakukan penyeleksian dan

penyederhanaan data sesuai dengan data yang dibutuhkkan bedarskan

fokus penelitian.

2. Display Data

Display data adalah penyajian data yang dengan menampilkan

inormasi yang didapat melalui kegitan reduksi. Penyajian data akan

disesuaikan dengan permasalahan yang teliti. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, filo wchart, dan sejenisnya.27

3. Verifikasi data

Verifikasi data adalah penarikan kesimulan dari penelitian. Dalam

penelitian ini penelitian menarik kesimpulan dari informasi yang telah di

dapatkan dan dianalisis

26LexyJ.Moleong, MetodePenelitianKualitatif, (Padang: RosdaKarya, 2014), h.190 27Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan, (PendekatanKualitatif,Kuantitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta,2015), cet ke-8, h.341

Page 48: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

47

F. Teknik Keabsahan Data

Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagi teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.28 Teknik triangulasi data

yang digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Triangulasi data

dengan sumber lainnya berarti membandingkan dan mengecek kembali

derajat-derajat kepercayaan suatu informasi yang diperolehnya melalui waktu

dan data yang berbeda dalam metode kualitatif.

Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan:

1. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya selama penelitian dilaksanakan.

28 Sugiyono,2011, MetodePenelitianPendidikan (PendekatanKualitatifdan R&D),

(Bandung:Alfbeta), hal.24

Page 49: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Pendektan High Touch Dan High Tech Secara Umum

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai pelaksanaan

pendekatan high touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten di

MAN Kota Pariaman di kelas X berada pada kategori cukup baik. Jadi, rata-

rata pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech di kelas X dalam

layanan penguasaan konten berada pada kategori baik. Selanjutnya yang

harus di lakukan oleh seorang guru BK terkait dengan pendekatan high

touch dan high tech dalam layanan penguasaan konten tidak hanya terfokus

kepada materi layanan yang akan diberikan kepada peserta layanan saja

melainkan juga lebih mengetahui watak setiap peserta didik yang menjadi

peserta layanan guru BK, kemudian yang terpenting guru BK harus

memperhatikan peserta layanan atau belum siap menerima materi layanan

atau belum siap untuk menerima materi layanan.

Konselor melaksanakan kegiatan layanan melalui dimanfaatkannya

seoptimal mungkin berbagai sarana yang telah disiapkan/diorganisasikan,

melalui layanan PKO itu diimplementasikan pilar high touch dan high tech

dengan mengaktifkan sasaran layanan ber-BMB3. Dalam hal ini konselor

menegakkan dua nilai proses pembelajaran, yaitu:

High touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai

aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan terutama aspek-

Page 50: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

49

aspek afektif semangat, sikap, nilai, dan moral) melalui implementasi oleh

konselor pilar pembelajaran yang disebut berwibawa meliputi, pengakuan

dan penerimaan, kasih sayang dan kelembutan, pengarahan dan keteladanan,

pemberian penguatan, tindakan tegas yang mendidik.

High tech, yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas

penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor, materi

pembelajaran (konten), metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran,

lingkungan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran.

B. Pelaksanaan Pendekatan High Touch Dan High Touch Dalam Layanan

Penguasaan Konten Di MAN Kota Pariaman Dilihat Dari Pendekatan

High Touch

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam

layanan penguasaan kontendi MAN Kota Pariaman dilihat dari pendekatan

high touch berada pada kategori baik. Pendekatan melalui high touch ini

diberikan guru BK kepada peserta layanan saat memberikan layanan untuk

menggerakan peserta layanan agar berpartisipasi aktif dan merasa nyaman

saat menerima materi layanan. High touch adalah sentuhan-sentuhan tingkat

tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta

layanan melalui kewibawaan, kasih sayang, keteladanan, tindak tegas

mendidik, pemberian penguatan. Untuk lebih jelasnya gambaran tentang

penerapan layanan penguasaan konten oleh guru K dalam meningkatkan

Page 51: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

50

motivasi belajar peserta didik kelas X MAN Kota Pariaman akan dijelaskan

satu persatu indikator.

1. Kewibawaan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendektan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan kewibawaan sudah berada pada kategorikan cukup baik

sebagai pendidik guru BK harus menunjukan kewibawaannya pada saat

memberikan materi layanan secara klasikal maupun individual. Maksud

kewibawaan disini guru BK sudah menguasai isi konten yang akan

diberikan dan bisa untuk diberikan dan bisa untuk mencontohkanya

kepada peserta layanan.

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru BK yaitu:

“Sebelum penulis masuk ke pembahasan tentang layanan

penguasaan konten penulis menanyakan dulu ke guru tersebut apakah

ada melaksanakan layanan penguasan konten guru tersebut menjawab “

ibu ada melaksanakan layanan penguasaaan konten dan ibu

melakukannya dalam satu semester 2 kali dan konten yang diberikan

disesuaikan dengan kebutuhan siswa”

“Apakah ibu sudah menguasai konten yang akan diberikan

kesiswa. Sudah sebelum memberikan materi tersebut ibu meneliti

terlebih dahulu apa yang dibtuhkan oleh siswa setelah ibu mengetahui

konten yang dibutuhkan oleh siswa baru ibu membuat materi dan

Page 52: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

51

menguasainya poin-poin dari materi tersebut baru ibu memberikannya

kesiswa ibu”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya dalam memberikan

konten seorang konselor harus berwibawa didepan siswa supaya siswa

tertarik dengan konten yang diberikan oleh pendidik tersebut.

Hal ini sesuai dengan teori Suwarno kewibawaan merupakan unsur

mutlak (condition quanon) bagi pendidik. Hubungan antara orang

dewasa dan anak yang tidak mengandung unsure kewibawaan tidak

mungkin menjadi situasi pendidikan yang sebenarnya faktor-faktor yang

menjadi dasar adanya kewibawaan ini adalah keunggulan atau kelebihan

pribadi pendidik terhadap peserta layanan terutama dalam segi psikis

dimana pendidikan telah mendukung norma-norma hidup tertentu29

2. Kasih sayang

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman di kelas X

dilihat dari pendekatan kasih sayang yang diberikan guru BK kepada

peserta layanan saat memberikan materi layanan dalam kelas akan

mempengaruhi motivasi peserta layanan untuk menerima materi layanan

yang disampaikan guru BK. Selain itu, pendekatan melalui kasih sayang

yang diberikan oleh guru BK maupun merangsang peserta layanan

29 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1992) hlm: 55-60

Page 53: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

52

memberikan reaksi positif, tindakan-tindakan kreatif, pengetahuan dan

pemikiran dalam mencapai kemandirian khususnya belajar.

“Apakah menurut ibu dalam melaksanakan layanan penguasaan

konten kasih sayang dan kelembutan itu perlu di terapkan. Sangat

penting, jika memberikan kasih sayang terhadap siswa, siswa pun akan

memberikan respon yang baik untuk guru begitu juga sebaliknya. Maka

dari itu setiap guru harus mempunyai cara yang baik dalam setiap

melakukan pendekatan pasa siswanya.”

“Seperti apa kasih sayang dan kelembutan yang ibu berikan ke

siswa. Menerima siswa apa adanya selain itu peduli dan penuh sikap

memelihara dengan memahami kekuatan dan kekurangan siswa,

mengakui siswa bahwa pada dasarnya baik dan mampu berkembang”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya kasih sayang dan

kelembutan sangat dibutuhkan dalam layanan penguasaan konten karena

dengan itu akan mendukung lancarnya pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan teori Suwarno yang mengatakan bahwa

pendidik dapat bertindak bijaksana di dalam praktek pendidikan,

kepercayaan antara pendidik dan peserta layanan, kasih sayang dimana

kepercayaan tadi timbul karena adanya kasih sayang antara pendidik dan

peserta layanan30

3. Keteladanan

30 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1992) hlm: 55-60

Page 54: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

53

Berdasarkan hasil penelitian ang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dikelas X

dilihat dari pendekatan keteladanan di kategorikan cukup baik. Sebagai

seorang guru BK sangat penting mempunyai keteladanan yang menjadi

contoh untuk semua peserta layanan. Keteladanan guru BK saat

memberikan layanan mempengaruhi motivasi peserta layanan untuk

menerima materi layanan contohnya guru BK bertutur kata yang baik

saat memberikan laanan penguasaan konten dimana guru BK dituntut

untuk menguasai isi konten yang akan dijelaskan kepada peserta

layanan.

Hasil wawancara dengan guru BK

“ Apakah sebelum melaksanakan layanan ibu memberikan

pengarahan dulu kepada siswa seperti apa itu buk? Ada, memberikan

sebuah contoh kasus dan disitu juga disampaikan mengapa perlu materi

tersebut untuk diberikan.”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya pengarahan sangat

dibutuhkan karena ada siswa yang tidak paham jadi disinilah peran guru

Bk untuk menjelaskan kesiswa supaya konten yang akan diberikan nanti

dapat berjalan dengan lancar.

Upaya guru untuk mewujudkan ke mana anak didik membina diri

dan berkembang. Upaya yang bernuansa direktif ini, termasuk di

dalamnya kepemimpinan guru, tidak mengurangi kebebasan anak didik

Page 55: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

54

sebagai subjek yang pada dasarnya otonomi dan diarahkan untuk

menjadi probadi yang mandiri.31

4. Pemberian penguatan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman di kelas X

dilihat dari pendekatan pemberian penguatan atau reinforcement

merupakan sesuatu hal yang penting dalam memberikan motivasi kepada

peserta layanan. Kewajiban guru BK ketika memberikan penguatan

reinforcement yang bertujuan untuk mengetahui satu persatu peserta

layanan dengan melihat cara belajar peserta didik maupun karakteristik

masing-masing peserta layanan.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru BK yaitu

“Apakah ibu ada memberikan motivasi kepada siswa sebelum atau

sesudah melaksanakan layanan penguasaan konten. Selalu, motivasi

yang saya berikan sesuai dengan materi yang disampaikan.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya pemberian penguatan

sangat berpengaruh terhadap siswa, karena siswa akan mendengarkan

jika gurunya memberikan konten dengan baik dan siswa akan

memahami konten yang diberikan guru. Jika guru sudah memberikan

penguatan kesiswa maka guru akan lebih mudah melihat karakter dari

masing-masing siswa.

31 Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Padang:UNP, 2008, hlm.125.

Page 56: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

55

Upaya guru untuk meneguhkan tingkah laku positif anak didik

melalui bentuk-bentuk pemberian penghargaan secara tepat yang

menguatkan (reinforcement). Pemberian penguatan didasarkan pada

kaidah-kaidah pengubahan tingkah laku.32

5. Tindakan tegas mendidik

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman di kelas X

dilihat dari pendekatan tindakan tegas mendidik berada pada kategorikan

baik tindakan tegas mendidik yang diberikan guru dengan tujuan supaya

peserta didik mau mematuhi semua apa yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Pada zaman

sekarang ini dengan berbagai macam tingkah laku peserta layanan

menjadi kewajiban untuk guru BK memberikan hukuman yang bersifat

positif. Dalam memberikan tindakan tegas mendidik kepada peserta

layanan yang melakukan kesalahan guru BK haruslah menggunakan

kata-kata lemah lembut yang membuat peserta didik menyadari

kesalahannya.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru BK yaitu:

“Apakah menurut ibu tindakan tegas itu diperlukan? Tentu, namun

harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, contohnya jika ada siswa

32 Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Padang:UNP, 2008, hlm.125.

Page 57: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

56

yang tidak memperhatikan dan main-main dalam proses belajar maka

akan saya beri tindakan tegas yang akan membuat siswa jerah.”

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya tindakan tegas boleh saja

supaya siswa bisa mematuhi semua yang telah ditetapkan oleh

guru,dengan adanya tindakan tegas kesiswa maka pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar namun tindakan tegas yang guru berikan kesiswa

harus dalam batas yang wajar saja. Kalau bisa dalam memberikan

tindakan tegas jangan pakai kekerasan fisik namun dengan kata-kata

yang lemah lembut.

Upaya guru untuk mengubah tingkah laku anak didik yang kurang

dikehendaki melalui penadaran anak didik atas kekeliruannya dengan

tepat menjunjung kemanusiaan anak didik serta tepat menjaga hubungan

baik antara anak didik dan guru.33

C. Pelaksanaan Pendekatan High Touch Dan High Tech Dalam Layanan

Penguasaan Konten Di MAN Kota Pariaman Di Kelas XI Dilihat Dari

Pendekatan High Tech

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam

layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari pendekatan

high tech dikategorikan cukup baik melalui pendekatan high tech yang

33 Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Padang:UNP, 2008, hlm.125.

Page 58: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

57

diberikan guru BK kepada peserta didik kelas XI di MAN Kota Pariaman

bertujuan menjelaskan isi materi atau konten dengan menggunakan alat

bantu yang dominan sat memberikan layanan pengusaan konten. High tech

adalah teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten

melalui implementasi oleh konselor diantaranya: materi pembelajaran,

metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran, akan dijelaskan satu perstu indicator.

1. Materi pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman di kelas X

dilihat dari pendekatan materi pembelajaran baik diantaranya di

kategorikan sangat baik. Sebelum memberikan layanan penguasaan

konten kepada peserta layanan guru BK harus menguasai isi materi atau

konten dengan berbagai aspek yang menjadi layanan. Semakin guru BK

menguasai isi konten yang akan diberikan kepada peserta layanan maka

peserta layanan akan semakin mengerti apa yang dijelaskan oleh guru

BK.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru Bk yaitu:

“Sebelum melaksanakan layanan apakah ibu ada

mengkomunikasikan dulu dengan guru-guru lain. Tidak, tapi kalau guru

lain mungkin kerja sama bahas tentang kepribadian siswa. Kalau

penyampaian materi mungkin tidak tapi kalau untuk yang lain ada”

Page 59: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

58

“Bagaimana cara ibu menentukan konten yang akan diberikan

dalam melaksanakan layanan penguasaan konten? Contohnya saja

materi management waktu, diantaranya siswa yang sering terlambat ke

sekolah tidak dapat menelesaikan tugas tepat waktu. Dengan begitu

mereka butuh arahan agar bisa mengatur waktunya dengan sebaik

mungkin”

Jadi dapat disimpulkan dalam melaksanakan layanan suatu materi

atau konten yang harus ada, karena seorang pendidik harus

memperhatikan konten yang akan diberikan, dan konten tersebut harus

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa.

Materi pembelajaran merupakan penjabaran dari kurikulum yang

harus dikuasi peserta layanan yang memuat sejumlah ilmu pengetahuan

yang dapat mengembangkan diri peserta layanan. Penguasaan materi

pembelajaran bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan,

khususnya dalam proses pembelajaran yang melibatkan guru mata

pelajaran.34

Hal ini didukung dengan teori Prayitno materi konten dapat

dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan berbagai hal yang ada

dilingkungan sekitar. Dalam kaitan ini hal yang paling penting adalah

daya improvisasi konselor dalam membangun konten yang dinamis dan

kaya35

34 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1996,

hlm.50 35 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang:Suci Photocopy,

hlm 97

Page 60: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

59

2. Metode pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan metode pembelajaran dikategorikan baik. Pada saat ingin

memberikan layanan penguasaan konten guru BK haruslah bisa

menyampaikan isi materi atau konten dengan baik.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru BK yaitu:

“Seperti apa metode yang bisa ibu berikan dalam layanan

penguasaan konten? Contoh dalam materi yang diberikan yaitu tentang

management waktu, jadi dari sana saya dapat menerapkan metodenya

yaitu mencoba latihan pada siswa untuk membuat jadwal harian mereka

dari bangun tidur hingga tidur kembali. Di jadwal harian tersebutkan ada

jam sekolah, nah jika ada diantaranya yang biasa terlambat nanti bisa di

cek kembali kasusnya apakah anak ini sudah melaksanakan jadwal

hariannya atau tidak.”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya dalam melaksanakan

layanan penguasaan konten seorang pendidik harus mempunyai metode

dalam pembelajaran dengan adanya metode maka konten yang akan

diberikan lebih terarah.

Dalam penguasaan dan penerapan metode pembelajaran akan

mempengaruhi hasil belajar.36 Penggunaan metode pembelajaran harus

36 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,

1995, hlm.65

Page 61: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

60

didasarkan pada berbagai pertimbangan. Penggunaan metode dalam

proses pembelajaran hendaklah didasari atas pertimbangan sebagai

berikut: selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran, tidak hanya terkait

pada satu alternative saja, menggunakan kombinasi berbagai metode

serta berganti-ganti dari satu metode ke metode yang lain dan

mempertimbangkan kesesuaian antara metode dengan materi pelajaran

serta usia/kondisi perkembangan siswa.37

Seperti pendapat Prayitno, setelah konten dikuasai, konselor

membawa konten tersebut kearah layanan penguasaan konten38

3. Alat bantu pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariman dilihat dari

pendekatan alat bantu pembelajaran sudah berada pada kategorikan

kurang baik. Alat bantu pembelajaran sangat mendukung ketika proses

pembelajaran berlangsung. Dalam memberikan layanan penguasaan

konten kepada peserta layanan guru BK sebaiknya menggunakan media

atau alat bantu untuk membantu menjelaskan materi layanan.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru BK yaitu;

“Apakah dalam melaksanakan layanan penguasana konten ibu

akan memberikan alat bantu dalam layanan penguasaan konten? Untuk

37 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif,

Jakarta:Rineka Cipta, 2000, hlm 184 38 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang:Suci Photocopy,

hlm 97

Page 62: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

61

sekarang ini hanya menggunakan papan tulis, tahun-tahun sebelumnya

ada memakai infokus namun karena keterbatasan infokus di sekolah jadi

tidak bisa menggunakan karena banyak bentrok dengan guru-guru mata

pelajaran.”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya alat bantu dapat

mendukung proses pembelajaran.

Alat bantu pembelajaran ang lengkap dan tepat akan memperlancar

penerimaan bahan pembelajaran ang diberikan kepada siswa. Jika siswa

mudah menerima pelajaran dan menguasainya maka belajar akan

menjadi lebih giat dan mengalami kemajuan.39 Jenis media pada

penggunaanya dengan berbagai kombinasi yang cocok dan memadai

akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran,

menimbulkan gairah belajar dan memungkinkan siswa untuk

berintegrasi secara langsung dengan kenataan yang dimediakan.40

Alat bantu pembelajaran merupakan berbagai sarana baik

perangkat keras maupun lunak untuk menunjang optimalisasi kegiatan

pembelajaran. Dalam memilih alat bantu pembelajaran yang baik dan

sesuai hendaklah memperhatikan hal-hal sebagi berikut: tujuan yang

hendak dicapai, siapa (guru) yang akan menggunakan alat tersebut,

siswa yang akan dikenai alat, dan bagaimana cara menggunakan alat

tersebut.41

39 Saiful Sagala, Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung: Alfabet, 2003, hal. 163

41 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Paraktis, Bandung :Remaja Rosda

Karya, 200, hlm.176.

Page 63: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

62

Seperti pendapat Prayitno Mengemukakan untuk memperkuat

proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten, konselor dapat

menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak media

pembelajaran, penggunaan media ini akan meningkatkan aplikasi high

tech dalam layanan penguasaan konten.

4. Lingkungan pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan lingkungan pembelajaran berada pada kategori kurang baik.

Saya melakukan wawancara dengan salah satu guru BK yaitu:

“Apakah dalam melaksanakan layanan ibu menentukan lingkungan

yang bisa mendukung terlaksananya layanan tersebut? Dalam

melaksanakan layanan penguasaan konten ibu melaksanakan hanya

dilokal saja”

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya lingkungan akan

mendukung proses pembelajaran, dengan adanya lingkungan yang

kondusif akan terwujud.

Lingkungan pembelajaran yang kondusif memungkinkan materi,

metode dan alat bantu pembelajaran dapat disinerginakan. Lingkungan

perlu diatur dan diawasi supaya kegiatan pembelajaran terarah kepada

Page 64: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

63

tujuan pendidikan.42 Lingkungan yang mengarah kepada tujuan

pendidikan adalah lingkungan yang bersih, aman, tertib naman dan

indah serta dapat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,

member rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Selain itu,

guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya

kondusif dalam arti fisik, tetapi juga mencakup lingkungan

sosioemosional.43

Seperti pendapat dari Prayitno tempat penyelenggaraan penguasaan

konten disesuaikan pula dengan aspek-aspek konten serta kondisi

peserta. Penyelenggaraan layanan dengan format klasikal dapat

diselenggarakan di dalam ruangan kelas atau di luar kelas. Format

layanan individual sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor

dan persetujuan klien.

5. Penilaian hasil pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian ang sudah diolah dan mendapatkan

gambaran tentang pelaksanaan pendektaan high touch dan high tech

dalam layanan penguasaan konten di MAN Kota Pariaman dilihat dari

pendekatan penilaian hasil pembelajaran dikategorikan cukup baik.

Penilaian hasil pembelajaran secara umum layanan penguasaan konten

diorientasikan kepada diperolehnya kelima dimensi belajar (tahu, bisa,

mau, biasa, dan ikhlas) terkait dengan konten tertentu dengan masalah

42 Prayitno, Karakteristik Pendidikan dalam Keilmuan Pendidikan, Laporan Penelitian

Studi Pengembangan Aplikasi High Touch dan High Tech dalam Proses Pembelajaran di Sekolah,

Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun Pertama, 2005, hal 10 43 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru professional, Bandung: RosdaKarya, 2002, hlm 10.

Page 65: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

64

yang dihadapi. Saya melaksanakan wawancara dengan salah satu guru

BK yaitu:

“ Setelah melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur apakah

ibu melaksanakan penilaian? Biasanya hanya penilaian untuk siswa yaitu

penilaian jangka pendek”

Secara khusus penilaian hasil layanan penguasaan konten

ditekankan kepada penguasaan konten ditekankan kepada penguasaan

peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.

Penilaian hasil pembelajaran merupakan penilaian tingkat

keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program44 penggugkapan dan pengukuran hasil belajar ini pada dasarnya

merupakan proses penyusunan deskripsi siswa baik secara kuantitatif

maupun kualitatif. Penilaian hasil belajar ini dapat dijadikan sebagai

tolah ukur, umpan balik, serta tindak lanjut pencapaian tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan.45

44 Muhibbin Syah, Psikologi dan pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:Rosda

Karya, 2003, hlm 141. 45 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2000, hal 207.

Page 66: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

mengenai pelaksanaan pendekatan high touch dan high tech dalam layanan

penguasaan konten di MAN Kota Pariaman di kelas XI. Temuan penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 67: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

66

1. Pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK di kelas XI dilihat

dari pendekatan high touch berada pada kategori baik

2. Pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK di kelas XI dilihat

dari pendekatan high tech berada pada kategori cukup baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian

terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Guru BK, diharapkan untuk lebih menerapkan pendekatan high touch dan

high tech dengan lebih maksimal lagi supaya peserta didik lebih

memahami konten yang akan didapat di kelas XI di MAN Kota Pariaman.

2. Peserta didik, diharapkan untuk lebih bersemangat dan bersungguh-

sungguh dalam belajar dan menerima materi layanan dari guru BK yang

berguna bagi kehidupan efektif sehari-hari.

3. Kepala sekolah, agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan kinerja guru BK untuk bisa menerapkan pendekatan high

touch dan high tech.

4. Pimpinan program studi BK, meningkatkan mutu dalam mengembangkan

kualitas calon guru BK yang akan memasuki dunia kerja baik dilapangan

maupun di sekolah secara professional.

5. Penelitian selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi

pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai

Page 68: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

67

penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta didik di kelas XI MAN Kota Pariaman.

Page 69: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

68

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungi, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Prenada Media

group),hal.78

Danim, Sudarwan, Menjadi Penelitian Kualitatif (Bandung:Pustaka Setia, 2002),

hal.32

Diah, Rahmah Tusa, Penerapan Layanan Penguasaan Konten Oleh Guru

BK(STKIP Sumatera barat:2016)

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1996,

hlm 50

Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta:PT Raja

Grafindo Persada, 2008), hal.174

Husaini Usman dan Purnomo Setia Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara), hal. 73

LexyJ.Moleong, MetodePenelitianKualitatif, (Padang: RosdaKarya, 2014),

hlm.190

Moer Setyo Rahardi Sudrajat, M. Subana, Statistic Pendidikan, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2005), hal. 29

Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah &Madrasah, Jakarta:Prenadamedia

Group. 201, hal, 295

Pratiwi, Heni, Penguasan Konten Dalam Berbagai Bidang Layanan BK (2017)

Sekolah, Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun Pertama, 2005, hal 10

Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Padang:UNP, 2008, hlm.125.

Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan pendukung Konseling,(Padang: suci

Photocopy, 2012)hal 96

Prayitno, Karakteristik Pendidikan dalam Keilmuan Pendidikan, Laporan

Penelitian Studi Pengembangan Aplikasi High Touch dan High Tech

dalam Proses Pembelajaran di Sekolah, Penelitian Hibah Pascasarjana

Tahun Pertama, 2005, hal 10

Prayitno, Konseling Profesional Yang Berhasil, (Jakarta: PT Rajagrafindo

Page 70: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

69

Persada, 2017) hlm 93-94

Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah,(Jakarta:PT Rineka ,2001)hlm.67

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Paraktis, Bandung :Remaja

Rosda Karya, 200, hlm.176.

Sagala, Saiful, Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung: Alfabet, 2003, hal.

163

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 1995, hlm.65

Sudarwan Danim, op. cit, hal. 138

Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan, (PendekatanKualitatif,Kuantitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta,2015), cet ke-8, h.341

Suhertina, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Pekanbaru: Suska

Press, 2008), hlm 52

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003),

hal. 186

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1992) hlm: 55-60

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif,

Jakarta:Rineka Cipta, 2000, hlm 184

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1996,

hlm.50

Syah, Muhibbin, Psikologi dan pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Bandung:Rosda Karya, 2003, hlm 141.

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2000, hal 207.

Tohirin, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Integrasi), (

Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2007)h.26

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru professional, Bandung: RosdaKarya, 2002,

Page 71: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

70

hlm 10.

Yusuf, A. Muri, Metodologi Penelitian, (Padang:UNP, 1987),hal 16

Page 72: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

71

KISI_KISI INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel Indikator Aspek Item

1

Pelaksanaan

pendekatan

high touch dan

high tech dalam

layanan

penguasaan

konten

High touch

1. Kewibawaan 1, 2, 3

2. Kasih sayang dan kelembutan 4, 5, 6

3. Pengarahan dan keteladanan 7, 8, 9

4. Pemberian penguatan 10, 11, 12

5. Tindakan tegas yang mendidik 13, 14, 15

High tech

1. Materi pembelajaran 16, 17, 18

2. Metode pembelajaran 19, 20, 21

3. Alat bantu pembelajaran 22, 23, 24

4. Lingkungan pembelajaran 25, 26, 27

5. Penilaian pembelajaran 28, 29, 30

Page 73: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

72

PEDOMAN WAWANCARA GURU BK KELAS XI

1. Apakah sebelum melaksanakan layanan penguasaan konten ibu

identifikasi dulu siswa tersebut?

2. Sebelum melaksanakan layanan apakah ibu sudah menguasai konten

tersebut?

3. Bagaimana cara ibu menyampaikan konten yang akan diberikan nanti?

4. Apakah menurut ibu dalam melaksanakan layanan penguasaan konten

kasih sayang dan kelembutan itu perlu diterapkan?

5. Seperti apa kasih sayang dan kelembutan yang ibu berikan ke siswa dalam

melaksanakan layanan penguasaan konten?

6. Bagaimana sikap ibu seharusnya kepada siswa dalam melaksanakan

layanan penguasaan konten?

7. Apakah sebelum melaksanakan layanan ibu memberikan pengarahan dulu

kepada siswa?

8. Dalam melaksanakan layanan bagaimana cara ibu mengarahkan siswa

supaya konten yang dilaksanakan dapat diterapkan dalam kehidupannya?

9. Bagaimana cara ibu memberikan contoh yang baik kepada siswa?

10. Apakah ibu ada memberikan motivasi kepada siswa sebelum atau sesudah

melaksanakan layanan penguasaan konten?

11. Seperti apa penguatan yang ibu berikan dalam pelaksanaan layanan

penguasaan konten?

Page 74: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

73

12. Bagaimana cara ibu memberikan penguatan kepada siswa ibuk dalam

melaksanakan layanan penguasaan konten?

13. Apakah menurut ibu tindakan tegas itu diperlukan?

14. Seperti apa tindakan tegas yang akan ibu berikan ke siswa ibu ?

15. Bagaimana tindakan ibu jika dalam melaksanakan layanan ternyata ada

siswa yang tidak fokus atau tidak termotivasi dengan konten yang ibuk

berikan?

16. Apakah ibu mengkomunikasikan terlebih dahulu dengan koordinator

terkait dengan materi yang akan diberikan?

17. Bagaimana cara ibu menentukan konten yang akan diberikan dalam

melaksanakan layanan penguasaan konten?

18. Apakah konten tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan siswa nantinya?

19. Seperti apa metode yang akan ibu berikan dalam layanan penguasaan

konten?

20. Bagaimana langkah-langkah metode yang akan ibu laksanakan dalam

layanan penguasaan konten?

21. Apakah siswa ibu tidak merasa bosan menggunakan metode yang ibu

berikan ?

22. Apakah dalam melaksanakan layanan penguasaan konten ibu akan

memberikan alat bantu dalam layanan penguasaan konten?

23. Seperti apa alat bantu yang akan ibu berikan dalam layanan penguasaan

konten?

Page 75: PELAKSANAAN PENDEKATAN HIGH TOUCH DAN HIGH TECH …

74

24. Bagaimana cara ibu mengaplikasikan alat bantu tersebut dalam layanan

penguasaan konten?

25. Apakah dalam melaksanakan layanan ibu menentukan lingkungan yang

bisa mendukung terlaksananya layanan tersebut?

26. Bagaimana cara ibu menentukan lingkungan tersebut?

27. Apakah lingkungan tersebut bisa kondusif?

28. Setelah melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur apakah ibu

melaksanakan penilaian siswa dari layanan yang sudah dilaksanakan?

29. Seperti apa penilaian yang akan ibu berikan ?

30. Bagaimana cara ibu menilai konten tersebut berjalan dengan lancar atau

tidak?