hifema kelompok

5
Etiologi Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena bola, batu, peluru senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema juga dapat terjadi karena kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranuloma). 5,6 Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-robekan jaringan iris, korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut mengandung banyak pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang timbul dapat berasal dari kumpulan arteri utama dan cabang dari badan ciliar, arteri koroid, vena badan siliar, pembuluh darah iris pada sisi pupil. Perdarahan di dalam bola mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini karena gaya berat akan berada di bagian terendah. 5,6,7 Patofisiologi Terdapat 2 mekanisme yang diduga menyebabkan terjadinya hifema. Mekanisme pertama adalah mekanisme dimana kekuatan trauma menyebabkan kontusi sehinga terjadi robekan pada pembuluh darah iris dan badan silier yang rentan rusak. Mekanisme kedua adalah trauma tersebut menyebabkan peningkatan tekanan

Upload: christan-chaputtra

Post on 12-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena bola, batu, peluru senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema juga dapat terjadi karena kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah

TRANSCRIPT

Page 1: Hifema Kelompok

Etiologi

Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena bola, batu,

peluru senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema juga dapat terjadi karena kesalahan

prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi

adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah

(contohnya juvenile xanthogranuloma).5,6

Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh

kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-robekan jaringan iris,

korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut mengandung banyak pembuluh darah, sehingga

akan menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang timbul dapat berasal dari kumpulan arteri

utama dan cabang dari badan ciliar, arteri koroid, vena badan siliar, pembuluh darah iris pada

sisi pupil. Perdarahan di dalam bola mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar.

Timbunan darah ini karena gaya berat akan berada di  bagian terendah.5,6,7

Patofisiologi

Terdapat 2 mekanisme yang diduga menyebabkan terjadinya hifema. Mekanisme pertama

adalah mekanisme dimana kekuatan trauma menyebabkan kontusi sehinga terjadi robekan pada

pembuluh darah iris dan badan silier yang rentan rusak. Mekanisme kedua adalah trauma

tersebut menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler akut sehingga menyebabkan rupture

pembuluh darah pada iris dan badan silier.

Mekanisme Perdarahan akibat Trauma Tumpul Mata

Page 2: Hifema Kelompok

Inflamasi yang parah pada iris, sel darah yang abnormal dan kanker mungkin juga bisa

menyebabkan perdarahan pada COA. Trauma tumpul dapat merobek pembuluh darah iris atau

badan siliar. Gaya-gaya kontusif akan merobek pembuluh darah iris dan merusak sudut COA.

Tetapi dapat juga terjadi secara spontan atau pada patologi vaskuler okuler. Darah ini dapat

bergerak dalam ruang COA, mengotori permukaan dalam kornea.1,5,6,7

Perdarahan pada bilik mata depan mengakibatkan teraktivasinya mekanisme hemostasis

dan fibrinolisis. Peningkatan tekanan intraokular, spasme pembuluh darah, dan pembentukan

fibrin merupakan mekanisme pembekuan darah yang akan menghentikan perdarahan. Bekuan

darah ini dapat meluas dari bilik mata depan ke bilik mata belakang. Bekuan darah ini biasanya

berlangsung hingga 4-7 hari. Setelah itu, fibrinolisis akan terjadi. Setelah terjadi bekuan darah

pada bilik mata depan, maka plasminogen akan diubah menjadi plasmin oleh aktivator kaskade

koagulasi. Plasmin akan memecah fibrin, sehingga bekuan darah yang sudah terjadi mengalami

disolusi. Produk hasil degradasi bekuan darah, bersama dengan sel darah merah dan debris

peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju jalinan trabekular dan aliran uveaskleral.1,5,6,7

Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer.

Perdarahan primer dapat sedikit dapat pula banyak. Perdarahan sekunder biasanya timbul pada

hari ke 5 setelah trauma. Perdarahannya biasanya lebih hebat daripada yang primer. Oleh karena

itu seseorang dengan hifema harus dirawat sedikitnya 5 hari. Dikatakan perdarahan sekunder ini

terjadi karena resorpsi daribekuan darah terjadi terlalu cepat sehingga pembuluh darah tak

mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali.5,6,7

Penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bentuk sel darah merah

melalui sudut COA menuju kanal schlem sedangkan sisanya akan diabsorbsi melalui permukaan

iris. Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya enzim fibrinolitik di daerah ini.Sebagian

hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukan dari

hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi bewarna

kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea, yang hanya dapat ditolong dengan

keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh hifema yang penuh disertai

glaukoma.5,6,7,8

Adanya darah pada bilik mata depan memiliki beberapa temuan klinis yang berhubungan.

Resesi sudut mata dapat ditemukan setelah trauma tumpul mata. Hal ini menunjukkan

terpisahnya serat longitudinal dan sirkular dari otot siliar. Resesi sudut mata dapat terjadi pada

Page 3: Hifema Kelompok

85 % pasien hifema dan berkaitan dengan timbulnya glaukoma sekunder di kemudian hari. Iritis

traumatik, dengan sel-sel radang pada bilik mata depan, dapat ditemukan pada pasien hifema.

Pada keadaan ini, terjadi perubahan pigmen iris walaupun darah sudah dikeluarkan. Perubahan

pada kornea dapat dijumpai mulai dari abrasi endotel kornea hingga ruptur limbus. Kelainan

pupil seperti miosis dan midriasis dapat ditemukan pada 10 % kasus. Tanda lain yang dapat

ditemukan adalah siklodialisis, iridodialisis, robekan pupil, subluksasi lensa, dan ruptur zonula

zinn. Kelainan pada segmen posterior dapat meliputi perdarahan vitreus, jejas retina (edema,

perdarahan, dan robekan), dan ruptur koroid. Atrofi papil dapat terjadi akibat peninggian

tekanan intraokular. 5,6,7

Daftar Pustaka

5. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. General ophthalmology.16th

ed.USA:McGraw-Hill

6. Kuhn F, Pieramici D. Mechanical Globe Injuri: Anterior Chamber. Dalam: Ocular

trauma principles and practice. New York:Thieme.2002.

7. Kuhn F. Anterior Chamber. Dalam: Ocular TraumatologyUSA:Springer.2008.