hida makalah

5
Pentingnya Mempelajari Hadits Oleh : Hidayatul Istiqomah Pendahuluan Sebagai seorang hamba yang taat, maka diwajibkan untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, bahkan wajib bagi seorang muslim pula untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Tidaklah seseorang mengetahui inti ajaran islam serta hukum-hukum islam tanpa adanya pedoman, ditambah sekarang bukanlah zaman kenabiaan dimana ketika ada perkara subhat, dengan mudah bisa bertanya kepada Rasulullah SAW. Pada zaman yang semakin rusak ini, manusia dapat mengetahuinya melalui wahyu Allah. Allah telah menurunkan kitab-Nya yang mulia kepada Nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan manusia dari kegelapan dunia menuju cahaya mulia yakni surga. Dan Dia menurunkan as-Sunnah yang mulia kepada Rasul, untuk menjelaskan hal-hal yang perlu penjelasan, menerangkan akan perkara-perkara yang butuh keterangan, dan merinci apa-apa yang harus dirinci, lalu Rasul mengajarkan kepada kaumnya. Pada faktanya saat ini, banyak sekali majlis- majlis ilmu yang mempelajari al-Qur’an, akan tetapi sedikit sekali yang mepelajari hadits. Padahal telah kita ketahui bahwa belajar hadits(sunnah) itu penting sebagaimana belajar al-Qur’an. Imam Abu Hanifah pernah berkata bahwa : Tanpa sunnah, tak seorangpun dari kita yang dapat memahami Al-Qur’an.” Bagaimana Hadits Bisa Sampai Kepada Kita ? Tidaklah mungkin manusia mengetahui as-Sunnah tanpa adanya orang yang menyampaikan(perawi). Jadi, perawi memiliki peran yang sangat penting bagi umat, karena dengan adanya perawi, umat lebih mudah mempelajari hadits. Rawi secara bahasa diambil dari ism fa’il kata (meriwayatkan), yakni artinya adalah orang yang meriwayatkan. Sedangkan secara istilah rawi adalah orang yang menerima hadits dari gurunya dan meriwayatkannya kepada muridnya. Perawi dibagi menjadi 3 tingkatan menurut masanya, pertama adalah masa Rasulullah SAW dan orang yang hidup dimasa tersebut disebut sahabat, jadi sahabat mendengar hadits pertama kali dari beliau, kedua adalah masa setelah sahabat, ia disebut thabi’in, ketiga adalah masa setelah thabi’in dan disebut thabi’u at-thabi’in. Kemudian hadits-hadits para perawi tersebut dibukukan, dan

Upload: tindyop

Post on 16-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah santri panatagama

TRANSCRIPT

  • Pentingnya Mempelajari HaditsOleh : Hidayatul Istiqomah

    Pendahuluan

    Sebagai seorang hamba yang taat, maka diwajibkan untuk melaksanakan semuaperintah dan menjauhi segala larangan-Nya, bahkan wajib bagi seorang muslim pula untukmelaksanakan amar maruf nahi mungkar. Tidaklah seseorang mengetahui inti ajaran islamserta hukum-hukum islam tanpa adanya pedoman, ditambah sekarang bukanlah zamankenabiaan dimana ketika ada perkara subhat, dengan mudah bisa bertanya kepada RasulullahSAW. Pada zaman yang semakin rusak ini, manusia dapat mengetahuinya melalui wahyuAllah. Allah telah menurunkan kitab-Nya yang mulia kepada Nabi Muhammad SAW untukmenunjukkan manusia dari kegelapan dunia menuju cahaya mulia yakni surga. Dan Diamenurunkan as-Sunnah yang mulia kepada Rasul, untuk menjelaskan hal-hal yang perlupenjelasan, menerangkan akan perkara-perkara yang butuh keterangan, dan merinci apa-apayang harus dirinci, lalu Rasul mengajarkan kepada kaumnya.

    Pada faktanya saat ini, banyak sekali majlis- majlis ilmu yang mempelajari al-Quran,akan tetapi sedikit sekali yang mepelajari hadits. Padahal telah kita ketahui bahwa belajarhadits(sunnah) itu penting sebagaimana belajar al-Quran. Imam Abu Hanifah pernah berkatabahwa : Tanpa sunnah, tak seorangpun dari kita yang dapat memahami Al-Quran.

    Bagaimana Hadits Bisa Sampai Kepada Kita ?

    Tidaklah mungkin manusia mengetahui as-Sunnah tanpa adanya orang yangmenyampaikan(perawi). Jadi, perawi memiliki peran yang sangat penting bagi umat, karenadengan adanya perawi, umat lebih mudah mempelajari hadits.

    Rawi secara bahasa diambil dari ism fail kata (meriwayatkan), yakni artinyaadalah orang yang meriwayatkan. Sedangkan secara istilah rawi adalah orang yang menerimahadits dari gurunya dan meriwayatkannya kepada muridnya. Perawi dibagi menjadi 3tingkatan menurut masanya, pertama adalah masa Rasulullah SAW dan orang yang hidupdimasa tersebut disebut sahabat, jadi sahabat mendengar hadits pertama kali dari beliau,kedua adalah masa setelah sahabat, ia disebut thabiin, ketiga adalah masa setelah thabiindan disebut thabiu at-thabiin. Kemudian hadits-hadits para perawi tersebut dibukukan, dan

  • sampai kepada kita melalui kitab-kitab, contoh kitabnya adalah shohih bukhori, shohihmuslim, kutubu at-Tisah, dll.

    Seharusnya, kita sebagai seorang muslim lebih semangat dalam belajar ilmu hadits,kita bisa melihat bagaimana para perawi dahulu mendapatkan hadits kemudianmempelajarinya, mereka berbondong-bondong dengan semangat yang tinggi untukmendapatkan hadits-hadits yang ingin dipelajari, dan mereka rela meninggalkan keluargakemudian berhijrah ke satu daerah yang jauh ke daerah yang lain, demi mendapatkan haditsdari guru-guru mereka. Kendaraan mereka pun hanya seekor unta, adapula yang berjalankaki. Sedangkan saat ini kita diberi kemudahan untuk mempelajari hadits tanpa harusmelakukan perjalanan jauh seperti yang dilakukan oleh para perawi.

    Beberapa contoh para perawi yang bersemangat dalam menuntut ilmu hadits :

    1. Imam Bukhari, adalah imam para ulama hadits, beliau tidak patah semangat dalammempelajari hadits dan ilmu-ilmu syari lainnya meskipun hanya memilikibekal(harta) yang sedikit, sampai-sampai beliau pernah memakan rerumputan.1

    2. Umar bin Abdul Karim Ar-Rowasi pernah mengalami patah jari-jemari tangannyadalam perjalanan untuk mendapatkan hadits dikarenakan cuaca yang sangat dingin.2

    3. Imam Malik pernah membokar atap rumahnya, kemudian menjual kayunya (sebagaibekal) untuk menuntuk ilmu hadits.3

    Dalil Pentingnya Mempelajari HaditsBelajar hadits itu sangat penting. Karena saat ini, banyak sekali masalah-masalah baru

    yang muncul ditengah-tengah umat yang belum tahu bagaimana menghukuminya. Ini karenasemakin berkurangnya mujtahid-mujtahid, sehingga nyaris tidak ada yang menggali hukumatas perkara yang baru tersebut. Ini merupakan faktor minimnya orang yang belajar hadits.Karena para mujtahid dalam menggali hukum adalah dengan mempelajari hadits-hadits untukmemahami isi kandungan al-Quran.

    1Lihat Siyar Alaam An-Nubala, karya imam Adz-Dzahabi XII/2172Lihat Siyar Alaam An-Nubala, karya Imam Adz-Dzahabi XIX/3183Diriwayatkan oleh Al-Khotib Al-Baghdadi didalam Tarikh Baghda II/13

  • Rasululullah SAW bersabda :

    :

    Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua perkara yang kalian dengannya tidakakan tersesat: Kitabullah dan sunnahku. (HR. al-Hakim).

    Belajar hadits merupakan jalan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaanyang akan diraih oleh orang yang mempelajari hadits jika ia mengamalkannya dengansenantiasa berpegang teguh dijalan Allah, tidak akan tersesat didunia maupun diakhiratkarena hadits adalah petunjuk Nabi SAW.4

    Adapun sabda Nabi SAW yang lain ialah :

    .

    Yang membawa hadits ini di setiap generasinya adalah orang-orang yang adil, merekameniadakan perubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang ekstrim, pemalsuan orang-orang yang memalsukan, dan penafsiran orang-orang yang bodoh.

    Imam An-Nawawi berkata Ini adalah pengabaran dari Nabi shallallahu alaihi wasallammengenai penjagaan ilmu, pemeliharaannya dan keadilan para perawinya, dan bahwasannyaAllah taala memberi taufiq disetiap zaman kepada generasi yang adil untuk

    membawanya(hadits) dan meniadakan perubahan darinya(hadits) sehingga tidak hilangbegitu saja. 5

    Al Qasimi Rahimahullah berkata, Di dalam hadits ini terdapat pengkhususan bagi parapembawa sunnah/hadits dengan keistimewaan yang tinggi, pengagungan terhadap umatMuhammad, menjelaskan tentang mulianya kedudukan ahli hadits, dan tingginya martabatmereka di jagat raya. Karena mereka yang memelihara syariat dan matan-matan riwayat dariperubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang ekstrim dan penafsiran oleh orang-orang

    4Ibnu Qoyim al-Jauziyah, Zaadul Maad Fi Hadyi Khoiril Ibad, tahqiq Syuaib al-Arnaut dan Abdulqodir al-Arnaut, Beirut: Muasasah ar-Risalah, Cetakan pertama, 1429H/ 2008M, Hlm.225AnNawawi, Tahdzibasmawallughat 1/17, lihatqowaidattahditshal 49.

  • bodoh dengan cara menukil nash-nash yang muhkamat(jelas) untuk menjelaskan nash-nashyang mutasyabih(samar).6

    Al Khathib Al Baghdadi berkata dalam mukadimah kitabnya Syaraf ashhabil hadits7:Allah telah menjadikan ahli hadits sebagai tonggak-tonggak syariat, dengan mereka Allahhancurkan semua bidah yang buruk, mereka adalah orang-orang yang dipercaya oleh Allah(umana), sebagai perantara antara Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan umatnya.

    Fungsi Hadits Sebagai Dalil Syara

    Rasulullah SAW adalah tuntunan kita semua, beliau adalah suri tauladan bagi kita.Apa yang disandarkan kepada beliau mulai dari perkataan, perbuatan, dan diamnya beliauadalah apa-apa yang harus kita contoh.

    Allah SWT berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 7 :

    ...

    Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnyabagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amatkeras hukumannya.(Q.S. al-Hasyr : 7)

    Semua yang disandarkan kepada beliau itu adalah as-Sunnah(hadits). Jadi saat kitamelakukan sesuatu harus sesuai apa yang diajarkan Rasul, dan hadits-hadits itu sebagai dalilsyara atas perbuatan kita. Hadits juga disebut sebagai dalil kedua setelah al-Quran.

    Kesimpulan

    Sangat jelas bahwa mepelajari hadits serta mengamalkannya itu sangat penting,karena dalam melakukan suatu perbuatan kita butuh dalil, dan hadits adalah dalil keduasetelah al-Quran. Kita juga tidak mungkin dengan mudah memahami isi kandungan ayat al-Quran tanpa diiringi dengan belajar hadits. Karena kita tahu bahwa keterangan al-Quran itubersifat global sehingga kita mebutuhkan hadits untuk mengetahui keterangan secara rinciseperti yang dikatakan oleh Imam Abu Hanifah. sesungguhnya kitabullah telah menentukan

    6 Al Qasimi, Qowaidattahditshal 49.7 Hal 8-9.

  • hukumnya dan sunnah yang menjelaskannya.8 Kita juga bisa melihat bagaimana semangatpara perawi hadits dalam mencari hadits dan mempelajarinya karena mereka tahu begitumulianya orang yang mempelajari hadits.

    Waallahu alam bis-Showwab

    Daftar pustaka :

    http://www.wahdah.or.id/hadits/fadhilah-mempelajari-hadits.html

    http://www.mimbarhadits.wordpress.com oleh Abu Mujahid Al-Ghifari, Lc, M.E.I (7Agustus 2014)

    http://www. abufawaz.wordpress.com

    8 Al Aajurri, kitab Asy Syariah 1/179 no 104 tahqiq Ali bin Hamad Khosyaan.