hi per magnesium 02

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan magnesium merupakan kation kedua yang terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler setelah potasium. Magnesium (Mg) mempunyai peran penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Magnesium diperlukan untuk aktifitas sistem enzim tubuh dan berfungsi penting dalam transmisi neurokimiawi dan eksitabilitas otot. Kurangnya kation ini dapat menyebabkan gangguan struktur dan fungsi dalam tubuh. Tubuh manusia dewasa mengandung kira-kira 25 gram magnesium. Total magnesium dalam tubuh laki-laki dewasa diperkirakan 1 mol (24 g) (Topf and Murray, 2003). Kadar minimum magnesium yang direkomendasikan setiap hari tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6 mg)/kg berat badan (Sclingmann et al. 2004). Hipermagnesium merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hali ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernafasan dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L (Anas. 2008). Penulis mengambil tema Hypermagnesium karena didasarkan oleh jumlah magnesium yang merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan magnesium merupakan kation kedua yang terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler setelah potasium. Berdasar dari itu penulis beranggapan bahwa penulis perlu menjelaskan tentang dampak dan bahayanya serta bagaimana cara 1

Upload: angga-bagja-gumilar

Post on 14-Feb-2015

79 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hi Per Magnesium 02

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan magnesium

merupakan kation kedua yang terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler setelah

potasium. Magnesium (Mg) mempunyai peran penting dalam struktur dan fungsi tubuh

manusia. Magnesium diperlukan untuk aktifitas sistem enzim tubuh dan berfungsi

penting dalam transmisi neurokimiawi dan eksitabilitas otot. Kurangnya kation ini dapat

menyebabkan gangguan struktur dan fungsi dalam tubuh. Tubuh manusia dewasa

mengandung kira-kira 25 gram magnesium. Total magnesium dalam tubuh laki-laki

dewasa diperkirakan 1 mol (24 g) (Topf and Murray, 2003). Kadar minimum magnesium

yang direkomendasikan setiap hari tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6

mg)/kg berat badan (Sclingmann et al. 2004).

Hipermagnesium merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hali ini

ditandai dengan adanya koma, gangguan pernafasan dan kadar magnesium lebih dari 2,5

mEq/L (Anas. 2008).

Penulis mengambil tema Hypermagnesium karena didasarkan oleh jumlah magnesium

yang merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan magnesium merupakan

kation kedua yang terbanyak ditemukan dalam cairan intraseluler setelah potasium.

Berdasar dari itu penulis beranggapan bahwa penulis perlu menjelaskan tentang dampak

dan bahayanya serta bagaimana cara pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien

dengan Hypermagnesium.

Dalam pembuatan dokumentasi asuhan keperawatan pada klien dengan hypermagnesium,

perawat harus memahami konsep mengenai hypermagnesium, karena materi tersebut

merupakan pengetahuan dasar dalam pembuatan dokumentasi asuhan keperawatan pada

klien dengan hypermagnesium.

Materi dalam makalah ini mengajarkan tentang bagaimana perawat membuat

dokumentasi asuhan keperawatan pada klien dengan hypermagnesium.

1

Page 2: Hi Per Magnesium 02

B. Tujuan Penulisan :

A. Tujuan Umum

Diperoleh pengetahuan baru dalam pembuatan Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada

klien Hypermagnesium.

B. Tujuan Khusus

1) Mampu menjelaskan kosep Hypermagnesium

2) Mampu membuat Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada klien dengan

Hypermagnesium

C. Sistematika Penulisan

Bab 1 : Membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang Hypermagnesium,

tujuan penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab 2 : Membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan pada kasus

Hypermagnesium yang berisi tinjauan teori dan dokumentasi asuhan

keperawatan pada kasus Hypermagnesium.

Bab 3 : Membahas tentang penutup yang berisi kesimpulan dari penulisan makalah

serta saran dari penulis.

2

Page 3: Hi Per Magnesium 02

BAB II

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS

HIPERMAGNESIUM

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian

Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan kation terbanyak

ke dua di dalam intraseluler setelah potasium. Magnesium (Mg) mempunyai peranan

penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Tubuh manusia dewasa mengandung

kira-kira 25 gram magnesium. Total magnesium dalam tubuh laki-laki dewasa

diperkirakan 1 mol (24 g) (Topf and Murray, 2003). Jumlah minimum magnesium yang

direkomendasikan setiap hari tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6 mg)/kg

berat badan (Sclingmann et al. 2004). Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan

66% di dalam tulang, 33% di dalam otot dan jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam

darah. Jumlah magnesium dalam darah adalah 1,5 sampai 2,2 mEq/liter atau 1,8 sampai

2,4 mg/100 ml, 55% magnesium dalam keadaan bebas (dalam bentuk ion) dan secara

fisiologi aktif, 30% berikatan dengan plasma protein (terutama albumin), dan 15% dalam

bentuk anion kompleks (Fox et al. 2001).

Pada wanita hamil terdapat penurunan kadar magnesium dalam darah, walaupun tidak

ditemukan perbedaan yang bermakna antara kehamilan normal dan preeklampsia.

Penurunan kadar magnesium dalam darah pada penderita preeklampsia dan eklampsia

mungkin dapat diterangkan atas dasar hipervolemia yang fisiologis pada kehamilan.

Pada kondisi tubuh normal konsentrasi magnesium akan selalu berada konstan dalam

sirkulasi darah. Homeostasis bergantung pada keseimbangan antara absorpsi di usus dan

ekskresi di ginjal dimana tubulus ginjal berperan utama dalam pengaturan megnesium

(Sclingmann et al. 2004). Absorpsi magnesium di usus halus lebih sedikit dibandingkan

dengan di kolon. 1 mmol magnesium diperkirakan akan hilang atau terbuang dalam

sekresi di gastrointestinal setiap hari. Ginjal merupakan regulator utama konsentrasi

serum dan kandungan total magnesium tubuh. Ekskresi magnesium lebih banyak terjadi

pada malam hari. Pada bagian glomerulus ginjal, magnesium (baik dalam bentuk ion atau

3

Page 4: Hi Per Magnesium 02

magnesium kompleks) mengalami filterisasi sebanyak 70%, sedangkan di bagian nefron

reabsorpsi magnesium lebih dari 96% . Jumlah yang di reabsorpsi dapat bervariasi, mulai

mendekati nol sampai 99.5% tergantung pada keseimbangan magnesium individu (Topf

and Murray, 2003).

Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih dari 300 reaksi

metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan

glukosa, sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontraksi otot, seluruh

fungsi ATPase, hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler.

Magnesium diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium

menyebabkan peningkatan sodium intraseluler dan potasium banyak ke luar dan masuk

ekstraseluler. Hal tersebut mengakibatkan sel mengalami hypokalsemia dimana hanya

dapat ditangani dengan pemberian magnesium (Gum, 2004).

Selanjutnya magnesium juga mempengaruhi homeostasis kalsium dalam dua mekanisme.

Pertama, sebagai kalsium channel bergantung pada magnesium. Ketika konsentrasi

magnesium intraseluler tinggi, kalsium ditranspor ke dalam sel dan dari retikulum

sarcoplasmic. Dalam defisiensi magnesium kebalikan terjadi dan akibatnya konsentrasi

intraseluler kalsium meningkat. Kedua, magesium diperlukan untuk pelepasan dan aksi

hormon parathyroid.

Selain itu magnesium juga tidak bersifat genotoxic, tetapi lebih banyak diperlukan untuk

menjaga stabilitas genomic. Telah diketahui kestabilan genomic mempengaruhi struktur

DNA dan kromatin. Berhubungan dengan hal tersebut, magnesium merupakan/kofaktor

penting dalam seluruh sistem enzimatik yang terlibat dalam proses pembentukan DNA.

Magnesium berperan penting secara spesifik untuk ketepatan sintesis DNA. Selanjutnya

sebagai kofaktor yang esensial, magnesium mempunyai fungsi untuk perbaikan

pemotongan nukleotida apabila terjadi kerusakan DNA oleh lingkungan mutagen, proses

endogenous, dan replikasi DNA. Magnesium berperan sebagai regulator pada kontrol

siklus sel dan apoptosis (Bhuto et al. 2005).

Hipermagnesium merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hali ini

ditandai dengan adanya koma, gangguan pernafasan dan kadar magnesium lebih dari 2,5

mEq/L. Bisa disebabkan oleh gagal ginjal, memodialisa dengan air yang banyak, ditandai

dengan adanya koma, gangguan pernapasan (Anas. 2008).

4

Page 5: Hi Per Magnesium 02

Defisiensi magnesium pada kesehatan individu yang mengkonsumsi makanan seimbang

jarang terjadi sebab magnesium banyak ditemukan pada sumber makanan baik dari

tumbuhan maupun hewan. Sumber makanan seperti biji-bijian sereal, sayuran hijau,

kedelai, kacang-kacangan, buah-buahan kering, protein hewani dan makanan laut

(seafood) merupakan sumber makanan yang banyak mengandung magnesium (Topf and

Murray, 2003). Di samping itu, dalam keadaan normal defisiensi magnesium dapat

dihindari, karena ginjal dapat menjaga batas pengeluaran magnesium lewat urine ketika

makanan sedikit yang masuk. Namun kejadian kasus hypermagnesium lebih sering terjadi

dalam kehidupan dikarenakan kebiasaan makanan yang mengandung banyak magnesium

secara berlebihan. Beberapa sumber makanan yang mengandung magnesium dapat dilihat

pada tabel berikut.

5

Page 6: Hi Per Magnesium 02

Tabbel. Beberapa sumber makanan yang mengandung magnesium

Pada pasien dengan gangguan hypermagnesium dianjurkan untuk tidak banyak

mengkonsumsi makanan yang telah di jelaskan di atas.

6

Page 7: Hi Per Magnesium 02

2. Penyebab:

a. Gagal ginjal

b. Insufisiensi adrenal

c. Pemberian Mg selama pengobatan eklamsi

d. Hemodialisa dengan pengeluaran air yang banyak

e. Ketoasidosis yang tidak diobati

3. Gejala:

a. Gejala awal Mg2+ serum 3 meq-5meq/I: kulit hangat dan merah, hipotensi,

mual dan muntah

b. Refleks lemah, otot lemah terjadi bila Mg 2+ serum 5-7 mEq/Iiter

c. Depresi pernafasan terjadi bila Mg 2+serum 10 mEq/Iiter

d. Koma bila mg 2+serum 12-15 mEq/Iiter

e. Kelainan jantung, spt: bradikardi sinus, interval PR memanjang, interval QT

dan QRS memanjang pada mg2+ serum 1-10 mEq/L.

f. Lemah atau tdak menangis pada bayi baru lahir (BBL)

4. Pengobatan:

a. Bila terjadi depresi pernafasan dan gangguan system konduksi tindakannya:

penggunaan ventilasi mekanik, pemberian Kalium intravena 5-10meq

(Kalsium adalah antagonis MG)

b. Hemodialisa

c. Pada BBL pengobatan dengan “exchange transfusion”

5. Pemberian Infus

a. Terapi Cairan Intravena/Intra vena line

1) Otsu - D5 500 ml

7

Page 8: Hi Per Magnesium 02

2) Otsu- NS 500 ml Resusitasi perbaikan maintenence untuk menjaga vena

tetap 

3) Otsu - Salin 3 terbuka dan sebagai awal larutan/cairan

4) Otsu – MgSO4 20

5) Otsu – KCl 7, 46

6) Kristaloid Koloid Meylon 8,4 % Elektrolit Nutrisi

7) Asering Otsu Tran - 40 Ka En 1B Amiparen

8) Otsu –RL Otsu Tran – 70 Ka En 3A Aminovel – 600

9) Otsu - NS Ka En 3A Panamin G. Untuk menggantikan cairan tubuh yang

hilang

10) Ka En 3B Martos 10

11) Ka En 4A Trifluid

12) Ka En 4B Triparen

13) Ka En Mg 3 Untuk memenuhi kebutuhan elektrolit dan nutrisi 

sehari-hari

b. Cairan

1) Koloid : Cairan yang mengandung molekul-molekul kecil dan sederhana

(elektrolit). 

a) Cairan elektrolit isotonic : untuk resusitasi (RL, Ringer Asetat, NaCl

0,9 %)

b) Cairan elektrolit hipertonik : NaCl

c) Elektrolit untuk rumatan ( Tanpa Kalium : Kaen 1B ), berisi elektrolit

dan KH ( Triofusin, D5, Kaen Mg 3, Kaen 3A, Kaen 3B)

2) Koloid alamiah : Albumin manusia, Stable Plasma Protein Solution

(SPPS), Plasma beku segar8

Page 9: Hi Per Magnesium 02

3) Koloid buatan : gelatin, dextran, Haes

c. Larutan

1) Larutan kristaloid : Cairan ini mengisi ruang intravaskuler ¼ bagian,

sedangkan ¾ bagian mengisi ruang intersisiil.

Distribusi cairan kristaloin terutama ditentukan oleh Na, sehingga

pemberian cairan dengan kadar Na rendah, mengakibatkan edema sel.

2) Larutan koloid : Mengandung partikel onkotik sehingga menghasilkan

tekanan onkotik dan bila di infuse akan mengisi inravaskuler. 

a) Keuntungan : Cairan tetap berada diruang intravascular, albumin bersifat fisiologis, sedikit menyebabkan oedema karena sedikit yang berpindah keruang interselular.

a) Kerugian : harganya mahal, beberapa kasus dilaporkan terjadi reaksi

alergik.

d. Terapi Rumatan : Untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh

Diberikan berdasarkan kebutuhan cairan tubuh dan ditambah dengan

memperhatikan keadaan-keadaan khusus (mis. Hipertermi, luka bakar, dll).

Pemberian cairan rumatan juga harus mempertimbangkan elektrolit darah dan

balance cairan.

6. Resusitasi Cairan :

a. 4 Jam pertama : 50 % kekurangan cairan dan 100% dari kehilangan cairan

sedang terjadi sudah digantikan

b. 12 Jam pertama : 75% kekurangan cairan dan 100% dari kehilangan cairan

yang sedang terjadi dapat digantikan

c. 24 Jam pertama : 100% kekurangan cairan dan 100% dari kehilangan yang

sedang terjadi dapat digantikan

d. 24 jam kemudian 100% dari kehilangan yang sedang terjadi digantikan

9

Page 10: Hi Per Magnesium 02

B. Dokumentasi Aasuhan Keperawatan pada Kasus Hypermagnesium

1. Pengkajian Keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KASUS

HYPERMAGNESIUM

Nama Mahasiswa :

Tempat Praktik :

Tanggal Praktik :

a. IDENTITAS

1) Identitas pasien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Gol. Darah :

Alamat :

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

10

Page 11: Hi Per Magnesium 02

Pendidikan:

Pekerjaan :

Alamat :

Hubungan dengan klen :

b. KELUHAN UTAMA

a. Keluhan Utama Saat MRS

b. Keluhan Utama Saat Pengkajian

c. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat Penyakit Sekarang

b. Riwayat Kesehatan yang Lalu

c. Riwayat Kesehatan keluarga

d. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN

a. Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)

ADL Di Rumah Di Rumah Sakit

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

dan cairan (Makan dan Minum),

diet magnesium

Makan/minum diet magnesium

Jumlah : ± 400 mg

Jenis : Makanan yang di rebus

Pantangan : Makanan dengan kadar

magnesium tinggi

Kesulitan makan/minum : Karena mual

dan muntah

Usaha mengatasi kesulitan : Memberi

makanan dalam porsi sedikin namun

sering

Makan/minum diet magnesium

Jumlah : ± 400 mg

Jenis : Makanan yang di rebus

Pantangan : Makanan dengan

kadar magnesium tinggi

Kesulitan makan/minum : Karena

mual dan muntah

Usaha mengatasi kesulitan :

Memberi makanan dalam porsi

sedikin namun sering

Pola Eliminasi

BAK : Jumlah, warna, Bau,

masalah, cara mengatasi

11

Page 12: Hi Per Magnesium 02

BAB : Jumlah, warna, Bau,

masalah, cara mengatasi

Pola Istirahat Tidur

1. Jumlah/waktu

2. Gangguan tidur

3. Upaya mengatasi gangguan

4. Hal-hal yang mempermudah

tidur

5. Hal-hal yang mempermudah

bangun

Pola Kebersihan Diri (PH)

1. Frekuensi mandi

2. Frekuensi mencuci rambut

3. Frekuensigosok gigi

4. Keadaan kuku

Aktivitas Lain

Aktivitas apa saja yang dilakukan

klien untuk mengisi waktu luang

b. Riwayat Psikologi :

Status emosi, gaya komunikasi, pola pertahanan, dan dampak dirawat di rumah

sakit.

c. Riwayat sosial :

Bagaimana pola interaksi klien

d. Riwayat Spiritual :

Kebutuhan untuk beribadah (terpenuhi/tidak terpenuhi)

e. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum :

Keadaan secara umum yang tampak dari fisik klien (pasien tampak lemah, kotor,

dan lain-lain).

12

Page 13: Hi Per Magnesium 02

Kesadaran secara kualitatif (composmentis, somolen, apatis dan lain-lain)

b. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :

1) Tekanan darah : Hipotensi

2) Nadi : Lemah (, interval PR memanjang, interval QT dan

QRS memanjang)

3) Suhu : Meningkat

4) Resipiratory Rate (RR) : Lambat/tidak teratur (depresi pernafasan)

c. Pemeriksaan Wajah :

1) Mata : Mata cekung (dehidrasi), kelopak mata/palebra oedem (+/-), dan reaksi

pupil terhadap cahaya (miosis/midriasis, refleks lemah)

2) Mulut : warna bibir (dehidrasi), bibir pecah, dan perdarahan (+/-)

d. Pemeriksaan Thoraks/Dada :

1) Paru-paru : depresi pernafasan (pernafasan kussmaul, pernafasan biok,

atau pernafasan cheyne-stokes), bentuk thoraks (normal chest/pigeon

chest/barrel chest), dan retraksi otot bantu pernafasan (intercosta,

suprasternal, sternomastoid, dan cuping hidung)

2) Jantung : adanya kelainan jantung yang menyebabkan bradikardi sinus,

interval PR memanjang, interval QT dan QRS memanjang.

e. Pemeriksaan Punggung dan Tulang Belakang :

Ginjal : palpasi (rasa sakit pada daerah ginjal), gagal ginjal, daninsufisiensi

adrenal.

f. Pemeriksaan Ekstremitas/Muskuloskeletal :

Adanya kelemahan otot

g. Pemeriksaan Fungsi Neurologis :

Menguji tingkat kesadaran, dan saraf (refleks lemah)

h. Pemeriksaan Kulit/Integumen :

Kulit hangat dan merah

i. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik :

1) Darah lengkap

2) Kimia darah

3) Analisa elektrolit

13

Page 14: Hi Per Magnesium 02

4) Radiologi : gambaran dari hasil foto rontgen, USG, EEG, EKG, CT-scan,

MRI, dll pada daerah thoraks dan ginjal.

f. TINDAKAN DAN TERAPI

g. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN (RESUME)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan kehilangan cairan

sekunder terhadap emesis.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan imobilisasi

fisik.

d. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perubahan fungsi mental,

mengantuk, kelemahan, atau klasifikasi metastatik sekunder terhadap

hipermagnesium.

e. Kurang pengetahuan tentang penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

14