health promoting university -...

62
HEALTH PROMOTING UNIVERSITY media gama efka VOL 12 EDISI 2 MEI 2018

Upload: tranthuan

Post on 07-Mar-2019

303 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

1MediaefkagamaHEALTH PROMOTING UNIVERSITY

media gamaefkaVOL 12 EDISI 2 MEI 2018

Page 2: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

2 Mediaefkagama

Page 3: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

3Mediaefkagama

PENGARAHDekan

PENANGGUNG JAWABWakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

PEMIMPIN REDAKSISuhardjo, Prof. dr., SU, SpM(K)

REDAKTURJB. Soebroto,dr. Sp.PA(K)Supriyati,Dr. S.Sos., M.Kes

EDITOREri Yanuar AB., S.Kep., Ns., MN.Sc(IC)Gunadi, dr.,PhD, Sp.BANurul Wulansari, ST, MMSari Wulandari, SESri Awalia Febriana,dr. MKes, SpKK, PhDYayuk Hartriyanti, SKM., M.KesYoyo Suhoyo, dr. M.Med.Ed

PENYUNTINGDian Paramitasari, S.SosWinanti Praptiningsih, S.IKom

DESAIN GRAFISReni Rakhmawati, SSYuyun Yohana, SE

FOTOGRAFERHeru Prasetyo, STYupiter Aryo, SS

REPORTERRasyid Herlambang Wicaksono

PELAKSANA BAGIAN UMUMNafingatunSugeng Hariyanta

SIRKULASIPurnomoSlamet Riyadi

Alamat redaksiFakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

International Relation Office, Gedung KPTU Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta, 55281Telp. (0274) 560300 ext. 105, 08112573111

website: fk.ugm.ac.id, email: [email protected]

Pada bulan Agustus 2016, jejaring perguruan tinggi di Asia (Asean University Network - AUN) telah mengadakan pertemuan untuk merancang kerangka kerja kampus sehat. Tidak keting-

galan, perwakilan dari FKKMK UGM pun hadir dan menjadi tim peny-usun kerangka kerja tersebut. Tidak hanya terlibat aktif dalam meny-usun kerangka kerja health promoting university, FKKMK UGM bahkan telah mulai menginisiasi pengembangan health promoting campus. Bah-kan, tema dies ke 72 FKKMK adalah health promoting campus.

Health promoting university merupakan berbagai aktivitas berupaya un-tuk memenuhi kebutuhan kesehatan mahasiswa, dosen, staf kependi-dikan serta masyarakat luas, yang mampu meningkatkan dan mengon-trol kesehatan mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut maka health promoting university berupaya: (1) melindungi kesehatan dan mening-katkan kesejahteraan sivitas akademika dan masyarakat luas melalui berbagai kebijakan yang berwawasan kesehatan, (2) meningkatkan aktivitas promosi kesehatan yang berkaitan dengan proses belajar men-gajar dan penelitian, (3) membangun aliansi promosi kesehatan dan penjangkauan masyarakat, serta (4) mengimplementasikan promosi kesehatan di tempat kerja yang mampu mendorong produktivitas kerja. Hal tersebut sejalan dengan roadmap penelitian FKKMK UGM 2015-2025.

Melalui health promoting campus, diharapkan bahwa health literacy sivi-tas akademika dan masyarakat akan semakin meningkat. Health litera-cy tersebut tidak hanya terbatas pada pengetahuan saja, namun hing-ga pada kemampuan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan. Kebijakan kampus bebas asap rokok, parkir kendaraan di kantong-kantong parkir, olahraga bersama di kampus, skrining keseha-tan yang staf yang berusia 40 tahun ke atas merupakan langkah nyata fakultas dan UGM untuk merekayasa lingkungan dan sosial agar sivi-tas akademika mampu memilih hidup yang lebih sehat. Selain itu, Ina-HealthTV yang telah diluncurkan oleh FKKMK UGM dan kanal peng-etahuan juga menjadi sarana untuk meningkatkan health literacy pada skope yang lebih luas.

Pada edisi kali ini, kami mengupas tentang health promoting university. Semoga semakin meningkatkan health literacy kita dan men-dorong kita semua untuk semakin proaktif memilih peluang-peluang untuk hidup lebih sehat. Selamat membaca. Viva medika

Dari Redaksi

Page 4: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

4 Mediaefkagama

Daftar IsiDari Redaksi

Mang Etos

Kabar Dekanat

Topik Utama

Topik Khusus

Ilmiah Populer

Riset

Profil

Feature

Opini Civitas

Kabar Alumni

Lain-Lain

Pengabdian Masyarakat

Clinical Teaching

Pasca Sarjana

03

0506

09

17

19

24

31

Santapan Rohani

40

37

44

46

50

54

56

58

Page 5: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

5Mediaefkagama

Tema Besar Edisi Media EFKAGAMA Mei 2018 ini adalah Health Promoting University. FKKMK UGM yang berorientasi pendidikan telah memiliki renstra

menuju realisasi kebijakan program kampus yang bersih sehat promotif baik lingkungan, sistem-tempat kerja dan belajar yang sehat serta perlindungan jaminan kesehatan-nya.

Kata kuncinya “untuk menghasilkan lulusan yang sehat kampusnya harus sehat; ibaratnya bayi yang sehat lahir dari ibu yang sehat”.

Sebagian ilustrasi Health Promoting University, media EFK-AGAMA menyajikan berita upaya–upaya di bidang ilmu/departemen, pembinaan mahasiswa-residen, keperawatan, analisis stunting serta figur teladan Alm Prof. Sardjito

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi analisis in-teraksi akselerasi pemberdayaan bagi seluruh sivitas akademik hospitalia untuk terlibat aktif didalamn-ya; Health Promoting University FKKMK UGM menjadi pelopor di UGM.

Di dalam konteks ini, gayung bersambut tanggal 7 April diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia dengan tema “Kesehatan Untuk Semua” dalam tahap tahun akhir pro-gram universal (total) coverage BPJS 2019.

Kita implementasikan semuanya di kampus sebagai tel-adan temandang menuju kampus dengan umur harapan hidup tinggi, angka mortalitas-morbilitas rendah, klinik kampus komprehensif, jaminan rujukan BPJS optimal; sehat spiritual mental jiwa raga tidak ada kejahatan, nar-koba dan korupsi di kampus.

Di dalam rangka reuni Dies Natalis ke-72 FKKMK UGM Maret 2018, banyak alumni yang “penasaran ingin tahu” mengenai perubahan nama FK UGM menjadi FKKMK UGM.

Perlu penjelasan yang rinci, cerdas, lugas, tuntas, seh-ingga semuanya puas bisa mendukung dan mengakseler-asinya, bila mungkin dikaitkan dengan program Health Promoting University.

Tanggal 1 April 2018 di peringati sebagai hari raya Paskah, tanggal 14 April 2018 Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW, tanggal 1 Mei hari Buruh Internasional dengan seruan yang lebih kurang sama “kita ditantang untuk saling mengasi-hi dengan iman kata dan perbuatan” dalam mewujudkan Health Promoting University.

Kita ditantang untuk lebih berani bicara dan berbuat nyata atas nama kebenaran; tidak tinggal dalam budaya diam, tidak hanyut dalam budaya berkata kebencian hoax, tidak terpancing dalam tindakan kontraproduktif apalagi memecah belah persatuan karena kampus dan negara yang kuat, tentu menjadi tujuan Health Promoting University! Dikuatkan dengan santapan rohani “Manusia adalah khalifah dunia kasih”

Tanggal 21 April Hari Kartini; dengan cita-cita memperlu-as fungsi gender para wanita lintas budaya konstruksi sosial masa lalu. Tanggal 2 Mei Hardiknas; hari pendidikan yang berarti menanam, membudidayakan value/nilai transfor-matif .

Para wanita ditantang untuk terus lebih banyak berkip-rah di dunia pendidikan. Hal ini telah membudaya di FKKMK UGM dan tentu terus ditingkatkan akseleratif dengan Health Promoting University.

Mang Etos

Page 6: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

6 Mediaefkagama

Kabar Dekanat

Segala keseruan dan keriaan Dies Natalis ke-72 yang mengusung tema ‘Health Promoting Uni-versity’ baru saja usai. Segenap sivitas akademika

kembali pada rutinitas masing-masing, tentunya dengan terus berproses mengedepankan inovasi yang dibarengi pemanfaatan teknologi untuk bersama membumikan ‘Health Promoting University’, bergerak sinergis mengkampanyekan dan menerapkan gaya hidup sehat.

FKKMK UGM harus jadi inisiator sekaligus motor penggerak menciptakan lingkungan kampus yang sehat, dan lebih luas lagi berkontribusi melalui pro-mosi kesehatan yang menjangkau komunitas. Terjun langsung dalam kegiatan pengabdian dengan meng-garap beragam program edukasi secara berkesinam-bungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Ada hal yang tak kalah serunya, di balik hiruk-pikuk dies, dan menjadi trending topic di kalangan staf, baik dalam obrolan makan siang di kantin maupun polemik hangat yang menembus sekat-sekat ruang kerja, hingga jadi topik diskusi antar pimpinan dalam Rapat Kinerja Fakultas (RKF).

Tak lain dan tak bukan, bahasan men-genai penerapan remunerasi atau banyak yang menyebut inseker -insentif kinerja atau lebih tepatnya Insentif Berbasis Ki-nerja (IBK )bagi dosen dan staf kependi-dikan di lingkungan UGM.

IBK yang mulai diterapkan per 2018 adalah insen-tif yang diberikan berdasarkan keberhasilan pegawai dengan kedisiplinan dan kinerja unggul serta mam-pu mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Baha-san IBK telah mencuat dalam Rapat Kerja Tahunan (RKT) FKKMK UGM tanggal 23-24 Januari di Solo seiring dengan sosialisasi renstra UGM 2018-2022 terkait reformasi birokrasi yang menjadi prioritas uta-ma UGM. Universitas Gadjah Mada memiliki oto-nomi pengelolaan di bidang non akademik antara lain penetapan norma dan kebijakan operasional UGM di bidang keuangan dan kepegawaian.

Berdasarkan Perpres RI No. 138 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kemristek-dikti yaitu pasal 3 yang berbunyi: “Pegawai pada PTN BH tidak mendapatkan tunjangan kinerja”, maka UGM tidak lagi memperoleh tunjangan kinerja dari pemer-intah. Dengan status otonomi yang melekat, UGM merancang dan menetapkan sendiri sistem penggajian komprehensif/single salary policy mencakup gaji; tun-jangan dan benefit; serta insentif dan bonus sesuai ke-

Prof. dr. Ova Emilis, M.Med.Ed., Sp. OG (K), Ph.D.Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Page 7: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

7Mediaefkagama

mampuan pendanaan UGM.

Sistem penggajian yang diharapkan mampu memoti-vasi pegawai untuk meningkatkan kinerja dan produk-tifitas unit kerja. Di samping tentu untuk meningkat-kan kesejahteraan pegawai sehingga seluruh unit kerja (fakultas) harus mengikuti kebijakan ini. Secara khu-sus, sebagai dasar pertimbangan penerapan IBK, UGM mengeluarkan Peraturan Rektor UGM nomor 4 Tahun 2018 tentang pemberian insentif berbasis kinerja pega-wai di lingkungan Universitas Gadjah Mada dengan 2 tolok ukur, yaitu ukuran kinerja dan capaian prestasi pegawai.

IBK bagi dosen dibayarkan setiap 1 (satu) semester sekali, pada bulan berikutnya setelah penilaian kiner-ja Dosen dilakukan. Penerapan dimulai pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Adapun mekanisme bagi staf kependidikan/tendik dimulai bulan Maret, IBK dibayarkan setiap 1 (satu) bulan sekali, pada bu-lan berikutnya setelah penilaian aspek pemberian IBK dilakukan; dan dilakukan paling lambat pada tanggal 15 (lima belas) setiap bulannya.

Sebelum penerapan IBK tendik di bulan Maret, untuk penilaian bulan Januari dan Februari, fakultas telah melalui tahap simulasi dengan mempertimbangkan kemampuan RKAT. Kemudian disusul sosialisasi se-cara berjenjang, mulai dari sosialisasi awal kepada para ketua departemen, kaprodi dan ketua pusat-pusat di forum RKF bulan Februari (27/2) sampai dengan so-sialisasi praktik langsung bagi para ketua departemen

dan kaprodi untuk melakukan penilaian (tendik), terma-suk sosialisasi praktik langsung bagi para tendik, tanggal 8-9 Maret 2018.

Di level universitas, bahkan sejak bulan Januari Direk-torat Sumber Daya Manusia menggelar forum ‘Kon-sultasi Publik Pemberian Insentif Berbasis Kinerja’ da-lam rangka menjaring aspirasi publik terkait rencana penerapan kebijakan baru IBK dengan narasumber ter-percaya, Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset bersama dengan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi. Konsultasi publik IBK bagi tendik berlangsung tanggal 26 dan 31 Januari , sedangkan bagi dosen diselenggarakan pada Selasa, 30 Januari 2018.

Mengutip pernyataan narasumber dalam forum terse-but, pemberian IBK ini juga dimaksudkan untuk menga-tasi terlalu banyaknya variasi skema pemberian insentif, dan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan yang sangat lebar antar tendik baik antar unit kerja maupun di dalam unit kerja. Bahkan universitas menengarai adanya disparitas yang sangat tinggi akibat skema insentif tendik yang berbeda-beda. Adapun pemberian IBK bagi dosen merupakan salah satu bentuk sistem reward and punish-ment yang dikembangkan untuk dosen dengan tujuan meningkatkan kinerja Tridharma dan mendukung pen-capaian misi UGM. IBK bagi dosen lebih sebagai apresi-asi terkait kinerja Tridharma.

Di luar honor mengajar, membimbing dan menguji, apa-bila dosen memiliki prestasi, melaksanakan Tridharma

https://www.tmcfinancing.com/wp-content/uploads/2017/04/financial.jpg

Page 8: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

8 Mediaefkagama

dengan baik maka akan mendapatkan penghargaan leb-ih. Dosen yang aktif menulis publikasi maupun buku, dosen yang rajin riset, dosen yang lebih banyak bergelut dengan kegiatan pembinaan mahasiswa hingga dosen yang kerap terjun langsung dalam kegiatan komunitas, mengamalkan pengabdian kepada masyarakat, semua diapresiasi sesuai kemampuan unit kerja masing-masing.

Harapan UGM ke depan, semua dosen tanpa kecuali akan lebih fokus pada tugas utama Tridhar-ma, tidak lagi disibukkan dengan beban pekerjaan ad-ministrasi. Pelan tapi pasti, UGM membenahi proses ini dengan penguatan sentralisasi administrasi dan desentralisasi akademik. Penguatan sentralisasi administrasi dan keuangan membutuhkan integrasi dan perbaikan sistem, serta simplifikasi proses dengan tetap mengedepankan otoritas unit kerja dalam meran-cang pengembangan inovasi riset dan pendidikan.

Inovatif dan unggul menjadi pijakan FKKMK UGM menuju health promoting Kampus -kampus sehat yang mengembangkan program lintas disiplin, lintas depar-temen bahkan lintas fakultas untuk menginisiasi kebi-jakan dan pelayanan kesehatan unggulan berbasis riset. Jelang hari pendidikan Nasional tanggal 2 Mei yang diwarnai beragam isu pendidikan dan kesehatan, se-laku penggiat pendidikan yang juga praktisi kesehatan mari bersama kita melakukan kontemplasi, kilas balik untuk menegakkan komitmen selalu menerapkan keilmuan berbasis bukti dalam setiap pengambilan keputusan ilmiah dan manajerial. Berkomitmen un-

tuk mengutamakan prinsip etika dan profesional-isme yang dilandasi jiwa kepemimpinan dan semangat kolaborasi multiprofesi.

FKKMK UGM sebagai penggagas Academic Health System di Indonesia harus terus memperkuat jeja-ring AHS UGM, menjalankan kemitraan strategis nasional dan internasional, mengoptimalkan jaringan alumni yang tersebar dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia, serta mendayagunakan kekuatan konsorsium diaspora. Tantangan permasalahan kese-hatan nasional dan global bisa kita retas dengan beker-ja sama, berkoordinasi melalui kolaborasi transdisiplin. Bersama kita reduksi rivalitas dan kecenderungan misconduct dengan mengintegrasikan unit fasilitas ker-ja, pengembangan fasilitas pusat layanan terpadu dan secara terus-menerus beradapatasi melakukan per-baikan mutu berkelanjutan.

Dalam siklus kehidupan yang terus menggelinding ke depan, tidak ada yang bisa menghentikan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibarengi bertumbuhkembangnya cabang keilmuan dan tingginya tuntutan masyarakat. Kita hanya per-lu melangkah pasti, kalau perlu melakukan lompa-tan-lompatan yang terukur dan terarah untuk menye-suaikan diri dengan dinamika perubahan. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Page 9: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

9Mediaefkagama

Setelah laporan pagi usai, aku bergegas melakukan pelayanan poliklinik. Berderet pasien menunggu untuk dilakukan pemeriksaan. Kewajiban me-

lengkapi deadline data rekam medis, ditambah dengan adanya kasus sulit yang mengharuskanku konsultasi berjenjang semakin menambah deretan tugas yang ha-rus aku selesaikan. Tiba-tiba hari sudah beranjak siang. Lagi-lagi aku tergesa harus mengikuti tutorial terjadw-al. Roti bekal sarapan di saku baju pun belum sempat aku santap. Mataku berkunang-kunang, kepalaku pen-ing, perutku perih, letih, stres”.

Kepingan kisah di atas hanyalah satu dari ratusan peristiwa yang mewarnai dinamika insitusi pendidikan kedokteran hari ini. Tidak hanya mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen pun bisa mengalami hal se-rupa, dengan warna permasalahan yang berbeda. Keti-

Mewujudkan Ekosistem Kampus Sehat

dakseimbangan aktivitas harian, bisa memicu stres fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi kualitas dan produktivitas kerja individu.

Mengawali perjalanan tahun 2018, Fakultas Kedokter-an Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM mulai menggalakkan program Health Promoting Campus (HPC). Komitmen untuk menciptakan atmos-fer dan ekosistem kampus sehat telah menjadi seman-gat bersama dan tertuang sebagai salah satu milestone dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) tahun 2018-2022. Lalu bagaimana dengan kesiapan imple-mentasi HPC di FKKMK UGM?. Apakah HPC hanya akan menjadi wacana di tataran kebijakan saja?. Atau-kah FKKMK UGM benar-benar akan mewujudkann-ya?

Menuju kampus sehat, bukanlah hal baru bagi FKKMK UGM. Sejak tahun 2004, fakultas telah menjadi kam-pus dengan kawasan bebas asap rokok. Dalam hal ini, sivitas akademika FKKMK UGM berperan aktif dalam berbagai kegiatan tobacco control. Selain itu, FKKMK UGM juga berhasil ‘melahirkan’ alumni-alumni yang aktif dalam kegiatan tobacco control baik melalui per-an aktif mereka dalam menyusun kebijakan maupun pemberdayaan masyarakat.

Langkah menjadi kampus dengan kawasan bebas asap rokok ini pun akhirnya diikuti oleh UGM pada tahun 2008. Bahkan untuk pertama kalinya pula, tema Dies FKKMK UGM ke-72 pada bulan April lalu mengusung tema “Health Promoting Campus”, dengan mengede-pankan paradigma sehat dalam upaya promotif dan preventif serta pemberdayaan masyarakat untuk sehat.

Topik Utama

“Pagi berlalu begitu cepat. Belum sempat aku merapikan tugas kuliah, waktu sudah memaksa tubuhku untuk bergegas. Tiba-tiba telepon selulerku berdering. Hari ini aku harus menggantikan seorang kawan yang sakit”. Ya, aku ditunjuk menjadi pelapor dalam forum laporan pagi. Persiapan kurang. Sudah pasti aku harus menghadapi berbagai cecaran pertanyaan sulit dan berbelit

Ruang Terbuka Hijau

Page 10: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

10 Mediaefkagama

Mengadopsi dari naskah ASEAN University Network (AUN) terkait Healthy University Framework, FKKMK UGM telah menetapkan 8 indikator untuk mewujud-kan HPC. Pertama, tersedianya fasilitas olah raga bagi sivitas akademika. Kedua, presentase sivitas akademika yang beraktivitas fisik sehat. Ketiga, tersedianya fasili-tas kantor yang standar oleh kaidah ergonomis. Keempat, tersedianya kantin sehat yang telah tersertifi-kasi. Kelima, tersedianya konsumsi sehat dalam setiap kegiatan. Keenam, tersedianya media promosi keseha-tan di lingkungan FKKMK UGM. Ketujuh, tersedianya medical chek up rutin bagi sivitas akademika. Dan yang terakhir, terwujudnya kawasan aman dan nyaman di lingkungan kampus termasuk untuk lansia, ibu meny-usui dan difabel.

Ruang dan Kenyamanan Lingkungan

FKKMK UGM memiliki luasan lahan 56.832 m2dengan 23 gedung untuk kuliah, kegiatan administrasi maupun bangunan pendukung seperti masjid, bangu-nan jenset, kantin, kandang hewan coba, insenerator serta Waste Water Treatment Plan (WWTP) sebagai sa-rana pemrosesan limbah cair. Saat memasuki gerbang FKKMK UGM, masyarakat akan langsung merasakan nuansa pepohonan hijau di sisi kanan dan kiri jalan. Selain itu, beberapa taman yang dilengkapi dengan area diskusi terbuka untuk mahasiswa mewarnai setiap sudut area kampus. Pemandangan ini tentu tidak serta merta ada begitu saja. Karena di FKKMK UGM, pem-bangunan gedung di dalamnya harus selalu mengacu pada peraturan Direktorat Aset UGM.

“UGM telah menetapkan pembangunan gedung saat ini minimal harus mempunyai 3 lantai dengan per-timbangan efektifitas dan efisiensi lahan, agar tidak

terlalu banyak gedung tetapi dalam satu gedung bisa mencakup banyak departemen, mungkin laboratorium dan lain sebagainya. Memang yang diutamakan adalah untuk area terbuka maupun jalur hijau dan resapan,” ungkap koordinator urusan sarana prasanara FKKMK UGM, Endy Sanata Bachtiar, Rabu (11/4) saat diwaw-ancarai di ruang kerjanya.

Endy juga menambahkan bahwa sejak tahun 2004, FK-KMK UGM sudah memiliki gedung yang memberikan kemudahan akses bagi kaum difable (ramah difable), yakni dimulai dari gedung Radiopoetro dan Perpus-takaan. Bahkan kini, FKKMK sudah dilengkapi ruang laktasi yang terletak di gedung Kantor Pusat Tata Usaha (KPTU) maupun di gedung Pascasarjana Tahir Foun-dation. Ruang laktasi sesuai standar Departemen Kese-hatan RI ini diklaim merupakan yang pertama kali ada di lingkungan UGM.

“Memang sebelumnya, pembangunan gedung di lingkungan FKKMK UGM sudah dilakukan sekitar tahun 1980-an. Di mana waktu itu memang belum mengedepankan fasilitas untuk disabilitas. Sedang-kan untuk wacana ke depan, desain dan implementasi pembangunan gedung di FKKMK UGM akan mem-pertimbangan aspek Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), ramah difable, lansia maupun ibu menyusui. Saat ini yang sedang kami kerjakan adalah pengasaran jalur pedestrian agar tidak licin sehingga aman dan nyaman bagi pejalan kaki” imbuhnya.

Sedangkan untuk pengelolaan limbah, Endy menya-takan bahwa saat ini FKKMK UGM sudah bekerjasa-ma dengan UGM terutama untuk limbah dengan kat-egori berbahaya maupun beracun. “Memang ada yang kami proses sendiri di WWTP, tetapi kalau kategorinya

Fasilitas Pemrosesan Limbah Cair-Incinerato

Page 11: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

11Mediaefkagama

sudah masuk berbahaya dan beracun, kami koordinasi UGM,” tegasnya.

Pembangunan gedung yang standar, selayaknya didukung dengan peralatan dan perabotan yang standar pula dengan mengacu pada konsep ergonomis. Selama ini, pengadaan peralatan dan perabotan di lingkungan FKKMK UGM belum mengacu pada prinsip tersebut. Pengadaan barang hanya berdasarkan permintaan dari calon pengguna, dengan asumsi bahwa pengguna su-dah mempertimbangkan aspek kenyamanan kerja saat mengajukan kebutuhan ke bidang sarana dan prasara-na. Ke depan, tentu ini bisa menjadi catatan penting bagi bidang sarana dan prasarana dalam pengadaan peralatan dan perabotan di FKKMK UGM.

“Terkait implementasi program Health Promoting Campus di FKKMK UGM, selama ini kami memang masih berproses di tataran implementasi berdasarkan permintaan saja. Untuk prosedur kerja yang menjadi acuan, akan menjadi catatan perbaikan kami ke depan, karena saat ini program ini masih dalam proses transi-si, kami juga perlu penyesuaian,” pungkas Endy.

Olah Raga, Budaya Sivitas Akademika

Sejak bulan Oktober 2015, melalui surat edaran nomor KP/11675/UM/04/01/10.15, fakultas telah mencanang-kan kegiatan olah raga untuk staf pendidik dan staf kependidikan di lingkungan FKKMK UGM. Himbau-an untuk melakukan aktivitas fisik ini bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, rohani dan produk-tivitas kerja.

Sebagai bentuk implementasi edaran, maka setiap hari Jumat pukul 06.30 – 08.30 WIB, kegiatan olah raga ber-

langsung di lingkungan FKKMK UGM. Adapun jenis olah raga yang tersedia di antaranya adalah senam, te-nis meja, maupun jalan sehat. Hanya saja, belum semua sivitas akademika terlibat aktif mengikuti kegiatan olah raga.

FKKMK UGM telah memiliki beberapa area untuk ke-giatan olah raga. Lapangan basket untuk kegiatan olah raga basket mahasiswa maupun senam. Lobi KPTU, prodi Gizi, maupun S2 IKM tersedia sarana untuk ke-giatan tenis meja, lobi gedung kuliah (auditorium), dan lingkungan kampus yang mendukung kegiatan jalan sehat. Sedangkan wacana ke depan, FKKMK UGM akan membangun jogging track sebagai tambahan wa-hana olah raga. Selain kegiatan olah raga, setiap 1 kali waktu dalam satu bulan, FKKMK UGM juga menye-lenggarakan kegiatan pengajian karyawan.

Himbauan untuk mengikuti kegiatan olah raga ten-tu bukan hanya pepesan kosong. Optimalisasi fung-si-fungsi tubuh bisa dilakukan melalui olah raga. Pakar kedokteran Fisiologi, Dr. dr. H. Zaenal Muttaqin Sofro, AIFM., Selasa (10/4) memaparkan bahwa keilmuan fisi-ologi mempunyai konsep yang jelas, yakni bahwasanya tubuh itu harus senantiasa mempertahankan kondisi tetap atau steady state. Menariknya, konsep tersebut adalah mempertahankan kondisi cairan ekstra sel yang tetap. Komposisi carian ekstra sel yang tetap namun dinamis, karena untuk mempertahankan kondisi yang tetap itu harus dinamis. Kondisi steady state tersebut yang mengatur adalah sistem saraf otonom yang susu-nannya bersifat hierarkis.

Lalu mengapa olah raga penting bagi tubuh? “Kon-sen fisiologi adalah ini sel. Cairan ekstra sel itu diper-tahankan komposisinya tetap dan tentunya dinamis.

Aktivitas tiap Jumat pagi, senam bersama.

Page 12: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

12 Mediaefkagama

Bagaimana ini bisa dipertahankan demikian? Ini diatur oleh sistem saraf otonom. Otonom artinya tidak bisa dipengaruhi oleh kita. Ia bekerja secara mandiri, dan saraf ini susunannya hierarkis, yang jadi komandannya adalah sistem saraf parasimpatis,” papar ahli fisiologi ini.

Dokter Zaenal juga menambahkan bahwa selama saraf parasimpatis menjadi panglima, maka kedua saraf ini akan seimbang. Selain itu, ini merupakan bagian tubuh yang dikenal defence untuk bertahan. “Yang simpatis ini bersifat mobile, yang bawah ini bersifat immobile. Mengapa perlu dijelaskan? Karena yang di atas ini yang bertanggung jawab terhadap health, growth, dan pemu-lihan dari sakit (recovery). Agar semua ini bisa berjalan seperti yang diharapkan maka harus diberdayakan melalui olah raga,” imbuhnya.

Frequency, Intencity, Time dan Type (FITT) menjadi empat prinsip yang harus dipenuhi dalam aktivitas olah raga agar berefek pada fungsi-fungsi tubuh. Olah raga dengan frekuensi 3-5 kali seminggu; intensitas yang ti-dak terlalu ringan dan tidak terlalu berat; selama 30-45 menit per sesi dengan tipe yang ritmis, melibatkan otot besar serta dikerjakan dengan sungguh-sungguh menjadi aktivitas fisik yang memenuhi kriteria FITT. Aktivitas olah raga yang memenuhi prinsip FITT bisa dilakukan dengan olah raga jalan cepat, jogging, cycling, swimming, maupun aerobic.

Mengapa harus aktivitas olah raga harus memenuhi prinsip FITT? FITT itu untuk meningkatkan Volume Oxygen Maximum (VO2max), yakni proses penyera-pan oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru yang didistribusikan untuk membentuk energi. “Jadi

kalau orang itu VO2max-nya tinggi, badannya bugar,” tegas dr. Zaenal.

Lalu apa saja yang harus diperhatikan dalam olah raga yang berprinsip FITT? Pertama, minum air putih yang cukup. Dokter Zaenal mengungkapkan, bahwa kon-sumsi air harus dilakukan 2-3 jam sebelum olah raga, dan setiap 15 menit saat menjalankan aktivitas olah raga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi nyeri atau peradangan pasca olah raga. Kedua, sebelum olah raga sebaiknya melakukan penimbangan tubuh. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi berapa kalori tubuh yang keluar, agar pengembaliannya tepat. Prinsipnya bahwa pengembalian kalori tubuh adalah 150 persen dari yang hilang. Seperti halnya jika setelah olah raga terjadi pengurangan berat badan setengah kilogram, maka harus diimbangi dengan minum air putih seban-yak 750cc.

Oleh karena tubuh berawal dari cairan ekstra sel yang tetap, maka di luar olah ragapun sebaiknya tubuh ha-rus selalu terjaga hidrasinya. “Di toilet perlu diberikan poster edukatif terkait perubahan warna urin. Kalau warna air seni berubah menjadi keruh, itu adalah tan-da-tanda dehidrasi, segeralah minum,” tegas dr. Zaenal.

Setelah memperhatikan hidrasi air, yang tidak kalah penting adalah menjaga hubungan interaksi antar in-dividu agar baik. “Di era jaman now, banyak orang sibuk mengoperasikan gadget tanpa mengoptimalkan interaksi sosial, Sudah saatnya salam, senyum, tegur sapa itu harus menjadi aura kampus. Karena olah raga mengaktifkan jantung, maka untuk poin kedua ini bisa diaktifkan dengan social engagement system. Ada gath-ering, silaturahmi, tegur sapa, senyum ramah menjadi

Combine Waste Watertreatment

Page 13: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

13Mediaefkagama

budaya bersama,” ungkap dr. Zaenal.

Saat dikonfirmasi mengenai masukan untuk FKKMK UGM agar bisa menuju kampus sehat, dr. Zaenal me-ngungkapkan bahwa, pertama, dengan adanya peruba-han nama Fakultas Kedokteran yang baru dengan FK-KMK UGM, maka institusi harus menyadari konsep kesehatan yang sebenar-benarnya yakni upaya promo-tif preventif. Kedua, di lingkup kedokteran, sehat bu-kan hanya memperhatikan pembenahan aspek biologis saja akan tetapi harus mencakup aspek psikologis, sosi-ologis maupun spiritual. Ketiga, saat ini FKKMK UGM memang sudah melakukan berbagai aktivitas olah raga, akan tetapi ini juga masih memerlukan penataan, yak-ni olah raga dengan menganut prinsip FITT. Melihat kebutuhan ini, maka FKKMK UGM juga dirasa perlu memiliki jogging track maupun pos sepeda statis. “Un-tuk menuju kampus sehat, kita kan punya pedoman memperpanjang usia dan meringankan penderitaan, mulailah hidup sehat dari diri sendiri,” pungkasnya.

Ketersediaan Pangan di Kampus

FKKMK UGM memiliki 3 kantin utama yakni kantin Medika, kantin Putri, dan kantin S2 IKM. Ketiga kan-tin ini dikelola oleh Unit Pelayanan Kampus (UPK). Selain mengacu pada Peraturan Rektor UGM nomor 6. Tahun 2016, pasal 2 tentang Standar Minimum Kantin Kampus UGM, beberapa aturan juga ditetapkan UPK untuk masing-masing kantin. Pertama, aturan tidak boleh memasak di tempat karena kesulitan penyerapan air limbah. “Dalam hal ini petugas kantin akan mema-sak di rumah, sehingga saat di kantin tinggal menya-jikan saja. Gedung-gedung di FKKMK UGM ini sudah kesulitan pengelolaan limbahnya,” ungkap petugas

Pelaksana Harian UPK, Lucia Widartini, Kamis (5/4).

Petugas yang sehari-harinya akrab disapa Wiwid ini juga mengungkapkan bahwa peraturan tersebut ber-laku untuk kantin IKM dan Medika 1. Untuk kantin Putri, terdapat beberapa menu yang masih bisa mema-sak di tempat. “Karena ragam masakan di sana banyak, mereka menyatakan tidak sanggup. Oleh karenanya beberapa menu dimasak di tempat,” imbuhnya.

Aturan kedua terkait kebersihan petugas kantin. Karyawan ataupun petugas kantin harus memakai pe-nutup kepala untuk menjaga kebersihan makanan, wa-jib memakai apron, memakai sepatu, jika mengambil makanan harus memakai japit ataupun plastik. Selain itu, petugas kantin dilarang menerima uang sendiri. Semua fokus pada makanan, dan untuk urusan keuan-gan harus lewat kasir. Ketiga, untuk sampah makanan atau limbah sisa maknanan harus dibawa sendiri oleh masing-masing kantin. Keempat, untuk keamanan menu, pengelola mewajibkan masakan non-MSG. Se-dangkan untuk keragaman menu, hanya kantin IKM yang menunya ditentukan oleh pengelola, mulai dari nasi rames, menu ringan, dan menu kuah. “Pembe-daan menu ini hanya untuk meningkatkan kenyaman-an antar kantin, karena di kantin IKM banyak penjual, berbeda dengan kantin Medika maupun kantin Putri,” ungkap Wiwid.

Wiwid juga menambahkan bahwa sebagai bagian dari pengelola kantin, UPK mendukung upaya Health Pro-moting Campus di FKKMK UGM. “Kami sudah men-gusahakan sebisa mungkin menyediakan makanan sehat. Air juga sudah rutin kami cek setahun 2 kali.

Combine Waste Watertreatment

Page 14: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

14 Mediaefkagama

Bahan masak menu di kantin juga ditekankan dengan bahan berkualitas tanpa MSG, dengan harga terjang-kau,” imbuhnya.

Sampai hari ini, pengelolaan kantin FKKMK UGM memang belum melibatkan ahli gizi terkait konsultasi kesehatan pangan di dalamnya, hanya sebatas sebagai wahana penelitian mahasiswa gizi yang melakukan sampel beberapa kali. Ke depan, kantin FKKMK UGM akan mempunyai program kantin Halal. “Kantin Halal ini berlaku untuk semua kantin di FKKMK UGM. Dari semua kantin akan diambil sampel satu akan ada ser-tifikasi halal. Aturan UGM sudah menetapkan demiki-an,” ujar Wiwid mengakhiri paparannya.

Sedikit berbeda dengan pengelolaan kantin. Setidaknya sejak awal 2018, pengelolaan menu rapat di FK-KMK UGM sedikit banyak sudah menerapkan menu sehat, yaitu buah dan sayur sudah menjadi menu wa-jib, higenis, tampilan penyajian, mengurangi konsumsi gula maupun gorengan, warna makanan tidak men-colok, maupun pengaturan jenis menu.

“Kami mengadakan konsumsi harian sekitar 50-125 pax per hari. Kalau misalnya dilimpahkan dalam satu vendor, tentu mereka akan kesulitan memenuhi karena ada berbagai macam kriteria yang dipersyaratkan FK-KMK UGM. Terkadang jika terlalu mendadak dengan pemesanan banyak, maka kami bisa juga mengalihkan ke vendor lain dengan spesialisasi bukan snack, maka komposisinya akan tidak memenuhi. Hanya saja untuk buah memang sudah tidak bisa ditawar lagi, harus ada,” papar koordinator urusan Tata Usaha FKKMK UGM, Anita Herawati, Kamis (5/4).

Meskipun pengelolaan pangan harian di FKKMK UGM sudah menerapkan berbagai macam aturan penyediaan dan penyajian menu, namun sampai saat ini belum ada manual ataupun aturan tertulis yang menjadi acuan institusi. Selain itu, ahli gizi juga belum dilibatkan dalam proses konsultasi muatan nutrisi, maupun pemi-lihan menu.

Nutrisi dan Kesehatan PanganHealth Promoting Campus (HPC), dalam sudut pan-dang gizi kesehatan yang paling relevan adalah terkait penyediaan makanan di kampus, yakni melalui kantin maupun konsumsi pertemuan atau rapat. Secara tidak disadari, 1/3 waktu sivitas akademika sehari-hari diha-biskan di kampus. Dengan kesibukan masing-masing, bisa jadi sivitas akademika tidak memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok dengan mengakses sumber lain. Oleh karenanya, kantin dan konsumsi rapat menjadi sumber pokok pemenuhan pangan di kampus.

Menurut pakar kesehatan pangan FKKMK UGM, Ika Ratna Palupi, S.Gz, M.Sc, Selasa (10/4) menyatakan bahwa saat ini FKKMK UGM termasuk salah satu yang mempelopori fasilitas kantin yang memadai.

“Kalau tidak salah kebijakan untuk pengelolaan kantin di lingkungan FKKMK UGM sudah ada arahan bagi pengelola kantin untuk tidak menyediakan makanan dengan bahan tambahan pangan zat adiktif khususn-ya MSG. Masing-masing fasilitas kantin sudah diberi pembinaan terkait sistem pengelolaan kantin, yakni harus memakai pakaian kerja khusus, rapi, fasilitas wastafel atau bak cuci tangan juga sudah disediakan,” ungkapnya.

Kantin Sehat

Page 15: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

15Mediaefkagama

Ika Ratna Palupi juga memaparkan terdapat empat standar mutu makanan yang harus diperhatikan ter-kait pengelolaan pangan. Pertama tentang standar kea-manan pangan, yang ada di lingkaran inti. Dengan adanya peraturan Rektor nomor 6 tahun 2016 pasal 2 yang dikeluarkan oleh Pokja Kantin Direktorat Aset UGM, Kantin FKKMK UGM sudah mengacu ke standar keamanan pangan. Adapun komponen keamanan pangan tersebut di antaranya adalah faktor orang/tena-ga, bahan makanan, peralatan dan juga tempat.

“Sebelum 2016, para tenaga pengelola kantin penampi-lannya sudah standar baik. Kalau sedang sakit menu-lar seperti flu-batuk, mereka memakai masker. Kalau sakit kulit, luka ditutup; dan kalau terdeteksi terkena TB atau Hepatitis, tentu mereka tidak layak lagi men-jadi pengelola kantin yang langsung berinteraksi dengan makanan. Bahkan, terkait alat dan tempat, masing-masing konter sudah standar, ada wastafel den-gan air mengalir dan digunakan untuk 10 orang pega-wai. Intinya pengelolaan kantin kita sudah mengarah ke sana,” papar Ika Ratna Palupi.

Standar kedua tentang kualitas legal. Hal ini berkaitan dengan kandungan gizi makanan, bahwa makanan ha-rus mengandung gizi seimbang. Standar ketiga adalah kualitas sensoris, yakni rasa enak, sedap dan tampilan menarik. Sedangkan standar keempat, adalah harga.Aturan 4 sehat 5 sempurna yang kemudian bergeser menjadi Pedoman Umum Gizi seimbang sudah kembali bergeser menjadi pedoman gizi seimbang. Pedoman ini mengacu pada 4 pilar yakni: konsum-si makanan beragam, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan mempertahankan serta memonitor berat badan.

“Kalau misalnya kebutuhan kalori standar orang de-wasa normal sehat adalah 2100 kalori, maka 1/3 nya

dipenuhi di kampus atau sekitar 700 kalori. Pemenuhan kebutuhan inilah yang diperoleh dari kantin maupun snack pertemuan atau rapat,” papar Ika Ratna Palupi.

Ika Ratna Palupi juga memaparkan bahwa untuk kon-sumsi buah dan sayur 400gram; 2/3 nya dihasilkan atau menggunakan sumber dari sayuran. Sementara buah-buahan hanya 1/3 nya. “Sayuran 2/3 itu kalau diwujudkan dalam menu itu sekitar ¾ gelas belimb-ing sayuran dan direbus ditiriskan, volume-nya segitu, itu yang 30 persen saja, kalau dalam sehari 2,5 gelas belimbing. Itu kebutuhan sayur kita sehari. Sedangkan untuk buah ibaratnya cukup 3 buah jeruk, atau 3 po-tong papaya saja,” imbuhnya.

Pola hidup tidak mobile menjadi salah satu sumber masalah akhir-akhir ini. Aplikasi online dengan segala fasilitasnya mengakibatkan perubahan gaya hidup ti-dak sehat karena antara asupan dan pengeluaran ener-gi tidak seimbang. Padahal, arahan dari gizi seimbang adalah harus senantiasa berusaha menyeimbangkan antara asupan yang cukup ditopang dengan pola hidup dan aktivitas yang cukup pula.

Salah satu pedoman gizi seimbang adalah den-gan memperbanyak konsumsi sayur dan buah.Tingginya permasalahan Penyakit Tidak Menular di Indonesia pada awalnya dimulai dari pola makan yang tidak normal. Terutama kurangnya konsumsi serat buah dan sayur. Mengapa buah dan sayur ini penting bagi tubuh? Dr. dr. Sunarti, M.Kes mengungkapkan, Rabu (11/4) bahwa faktor non gizi seperti komponen serat itu memegang peran penting untuk memperbaiki kondisi kelainan metabolism lipid (dislipid).

“Saat serat diserap dan larut di dalam tubuh, akan membentuk gel besar yang mampu menjerat beberapa nutrisi termasuk kolesterol lemak, sehingga tidak di-

Petugas Kantin Sehat menggunakan masker, topi dan cele-mek sebagai standar kelengkapan kantin sehat

Page 16: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

16 Mediaefkagama

absorbsi semua. Begitu juga untuk orang dengan Dia-betes Mellitus (DM), gel besar akan membuat kenyang lama. Tentu peningkatan kadar gula darah pun bisa dikontrol,” paparnya.

Selain itu, dr. Sunarti juga mengungkapkan bahwa tu-buh yang kekurangan serat dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko kanker kolon. “Akan tetapi, wa-laupun seseorang mempunyai faktor risiko dari dalam, seperti halnya genetik, kalau tidak ada pemicu dari luar tidak akan muncul. Pemicunya bisa berupa aktif-itas fisik, kebersihan lingkungan termasuk makanan ataupun nutrisi. Biokimia menyoroti hal ini dari segi nutrisi,” imbuhnya.

Nutrisi memiliki 3 jalur, pertama yang bisa dimetabo-lisme langsung sehingga langsung mempengaruhi me-tabolisme tubuh. Kedua, nutrisi tersebut melalui atau mempengaruhi transduksi sinyal, misal transduksi sinyal insulin. Bahkan, nutrisi tersebut bisa sebagai li-gan yang mempengaruhi faktor transkripsi gen yang akhirnya akan mempengaruhi ekspresi gen.

“Intinya, dari segi biokimia, nutrisi ini pengaruhnya luas sekali, tetapi pengaruh ini lambat namun menyeluruh. Kalau seseorang makan sehat berkelan-jutan, maka orang tersebut akan sehat. Karena melalui makan yang baik itu mampu menekan gen-gen yang merugikan,” ungkapnya.

Saat dikonfirmasi mengenai apa yang bisa dilakukan FKKMK UGM dalam upaya mensukseskan program Health Promoting Campus, kedua pakar tersebut me-ngungkapkan beberapa hal. Pertama, FKKMK UGM sudah saatnya turut memberikan edukasi untuk kan-tin-kantin terkait tata cara menyediakan makanan yang cukup bervariasi, dan sehat dari sisi macam dan

pengelolaannya, dengan kecukupan buah sayur. Kedua, FKKMK UGM diharapkan bisa mengkaji standar fasilitas maupun tempat dan sanitasi (lingkungan) kantin. Seperti halnya bagi kantin yang bisa mema-sak menu di kampus, apakah petugas kantin memiliki ruang gerak bebas dalam memasak, bagaimana venti-lasinya, maupun luas bangunannya.

Poin ketiga, adanya monitoring bahan pangan, apa-kah mengandung bahan tambahan pangan seperti for-malin, borax atau tidak? Bagaimana dengan minyak goreng yang dipergunakan untuk memasak? Keem-pat, tersedianya healthy choice bagi konsumen dengan menggunakan media label maupun banner kandungan makanan yang disajikan. Dari label maupun banner tersebut, konsumen akan mengetahui kandungan nilai gizi masing-masing makanan.

Pemenuhan komponen lingkungan aman, nyaman, dengan asupan gizi berimbang, bernutrisi disertai ak-tivitas fisik yang memadai tentu akan menciptakan ekosistem sehat untuk mendukung dinamika sivitas akademika FKKMK UGM. Tentu saja, mahasiswa, tenaga kependidikan maupun staf dosen akan terhin-dar dari risiko stres yang memicu munculnya penyakit degeneratif maupun psikis. Mari kita wujudkan eko-sistem kampus sehat di FKKMK UGM. Viva Medika.

(Narasumber; Dr. dr. H. Zaenal Muttaqin Sofro, AIFM; Dr. dr. Sunarti, M.Kes; Ika Ratna Palupi, S.Gz, M.Sc; Endy Sanata Bachtiar; Anita Herawati; Lucia Widartini. Reporter: Winanti Praptiningsih).

Ruang Kesehatan dan Laktasi

Page 17: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

17Mediaefkagama

Opini Civitas

Bertambahnya usia FKKMK UGM selalu menunjukkan kebijaksanaannya sebagai institusi. Satu lagi yang spesial pada tahun ini ialah Health Promoting Universi-ty. Konsepnya mungkin terdengar lama, tetapi jiwa yang diangkat dalam Health Promoting University tahun ini amatlah dalam. Setidaknya ada tiga hal yang dapat menjadi fokus fakultas, yakni: memasukkan promosi kesehatan dalam kurikulum, menyediakan layanan kesehatan masyarakat bagi mahasiswa serta staf termasuk komunitas, dan menerapkan inisiatif sehat sehingga tercipta lingkungan kerja yang sehat dan lebih luas lagi lingkungan masyarakat sehat. Harapan saya dalam penerapan Health Promoting University adalah konsep ini mampu menjadi Inspirasi Kebaikkan bagi lingkungan sekitarnya. Artinya, FKKMK menjadi inisiator terben-tuknya lingkungan dan pola hidup sehat.

Lingkungan kampus harus dapat memberikan suasana bekerja yang nyaman bagi staf dan suasana belajar yang menyenangkan bagi mahasiswa karena berdampak pada kondisi kesehatan sivitas akademika dan dapat menunjang peningkatan kiner-ja staf maupun prestasi mahasiswa. Aspek kondisi fisik, seperti sanitasi lingkungan kampus; aspek organisasi, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mampu mening-katkan kesehatan secara fisik maupun psikis; karakteristik individu, yaitu berupa perilaku individu yang diterapkan oleh setiap sivitas akademika; serta aspek sosial yang berupa adanya peraturan terkait healthy campus merupakan hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan secara berkelanjutan dalam penerapan kampus yang sehat. Dengan demikian pencapaian konsep kampus sehat perlu kerjasama dari seluruh sivitas akademika dan stakeholder eksternal terkait.

Muhammad Rizki Reynaldi, Presiden Mahasiswa S1 FKKMK UGM

Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., Ph.D., Kepala Lintas Departemen PSIK FKKMK UGM

Rio Jati Kusuma, MS., Staf Pengajar Program Studi Gizi Kesehatan FKKMK UGM

Saya sangat setuju dengan penerapan konsep health promoting university di UGM pada umumnya dan FKKMK pada khususnya. Namun begitu, diper-lukan langkah nyata untuk dapat mewujudkan konsep health promoting uni-versity antara lain tersedianya sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta keterlibatan semua sektor termasuk dukungan dari pemangku kebija-kan dan seluruh sivitas akademika untuk dapat mewujudkan konsep health promoting university secara nyata.

Page 18: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

18 Mediaefkagama

Sebenarnya misi dari UGM dalam hal ini FKKMK, sebagai health promoting university tentu sangat kami dukung. Hal ini dikarenakan peran departemen fisiologi dalam hal upaya pendukung untuk menjadi lebih sehat sangat penting. Kami memiliki beberapa poin yang tercatat sebagai bagian dari health promoting university, salah satunya kare-na kami punya laboratorium kedokteran olahraga. Selain itu terdapat pula kegiatan lainnya yang dikerjakan oleh departemen fisiologi, seperti: penyusunan kurikulum terkait promosi kesehatan, penelitian di bidang olahraga, seminar dan ceramah, pengukuran kebugaran pada pegawai, kegiatan pengabdian masyarakat, kegiatan se-nam dalam blok C.6, dan blok peminatan kedokteran olahraga.

Dr. dr. Dicky Moch. Rizal, M.Kes, Sp.And, AIFM, Kepala Departemen Fisiologi FKKMK UGM

Sebagai tenaga kependidikan di FKKMK, saya sangat mendukung program terse-but karena bagaimanapun juga kita ini adalah institusi pendidikan kesehatan. Sudah sewajibnya dan selayaknya bagi institusi pendidikan kesehatan ini untuk tidak hanya mengajarkan pendidikannya saja, tetapi juga mengubah pola hidup. Nah, sebelum kita mempengaruhi pola hidup siapapun, baik itu pola hidup keluarga kita, maupun masyarakat, tentu institusi pendidikan ini harus mampu mengubah pola hidup diri kita sendiri, pola hidup sivitas akademikanya, baik itu dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa. Terus terang saya merasa miris karena saya banyak mendengar kabar meninggalnya sivitas akademika akibat penyakit tidak menular. Padahal sebe-narnya penyakit ini bisa dicegah dengan pola hidup yang sehat.

Yulistiarini Kumaraningrum, MM., Staff Keuangan KPTU FKKMK UGM

Saya setuju dan mendukung UGM sebagai health promoting university. Kesadaran dan komitmen diperlukan, mulai dari individu hingga komunitas kampus. Pengem-bangan fasilitas dan kebijakan yang terencana serta berkelanjutan diperlukan untuk mendukung lingkungan belajar, bekerja, penelitian, dan ekspresi semua stakeholder yang sehat jasmani rohani dan sosial, sehingga produktivitas meningkat dan menebar kebaikan secara luas. Mungkin Sperlu disiapkan guideline dan aturan kebijakan un-tuk implementasinya.

dr. Arta Farmawati, Ph.D, Kepala Departemen Biokimia FKKMK UGM

Page 19: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

19Mediaefkagama

Prof. Dr. M. Sardjito, MD., MPH adalah so-sok bersahaja yang berpegang teguh pada semboyan “dengan memberi akan men-

jadi kaya”. Semboyan tersebut beliau amalkan hingga akhir hayatnya. Semenjak masih muda, sosok Sardjito dikenal sebagai sosok yang rajin, pandai dan tekun, serta memiliki semangat yang kuat dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Bidang kesehatan yang beliau geluti mampu mengantarkan beliau berperan aktif semenjak perang merebut hingga mengisi kemerdekaan. Perjuangannya dalam mendirikan perguruan tinggi, mengembangkan riset untuk ilmu pengeta-huan, dedikasinya terhadap kebermanfaatan obat bagi masyarakat menjadi semangat beliau dalam memajukan bangsa Indonesia.

Prof. Dr. Sardjito, Pejuang Pendidikan (Teladan Bagi Generasi Muda)

Sardjito berasal dari kalangan keluarga priyayi rendah dalam struktur masyarakat jawa pada saat itu. Latar belakang ini justru menjadi motivasi kuat Sardjito untuk meraih pendidikan setinggi mungkin.

Semasa menjadi siswa di School tor Opleiding van Indishe Artsen (STOVIA), Sardjito menyadari bah-wa pendidikan yang diselenggarakan oleh pemer-intah Hindia Belanda di Indonesia hanya bisa diak-ses oleh segolongan kecil dari masyarakat pribumi. Pendidikan pada masa itu hanya diperuntukkan bagi golongan bangsawan dan mampu serta tena-ga pengajar yang berasal dari Belanda. Kenyataan ini mendorong Sardjito bercita-cita mengadakan pendidikan dan memajukan masyarakat dengan sekolah dan tenaga pengajar dari bangsa sendiri, bangsa Indonesia. Beliau memiliki keyakinan bah-wa dengan pendidikan yang maju akan muncul suatu bangsa yang modern.

Selepas menjadi lulusan terbaik STOVIA tahun 1915, Sardjito melanjutkan pendidikannya dalam bidang ilmu kedokteran, khususnya penyakit-penyakit iklim panas di Fakultas Kedokteran Uni-

Topik Khusus

Pejuang dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan

Prof. Dr. M. Sardjito, MD., MPH

Page 20: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

20 Mediaefkagama

versitas Amsterdam, Belanda pada tahun 1922. Tahun 1923, beliau meraih gelar Doktor di Univer-sitas Leiden, Belanda dengan judul disertasi Im-munisatie Tegen Bacillaire Dysenterie door Middel van de Bacteriophaag Anti-Dysenterie Shiga-Kruse, mengenai penyakit disentri. Sardjito melanjutkan studinya untuk memperdalam ilmunya dalam bidang hygiene di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat (tahun 1923-1924) hingga memperoleh gelar Master of Public Health (M.P.H.) dari John Hopkins University.

“Beliau menjadi orang Indonesia pertama di Amerika”.

Setelah Indonesia merdeka, atas perintah Ment-eri Kesehatan, Sardjito mengambil alih Institute Pasteur Bandung. Karena kondisi Keamanan di Bandung, Institute Pasteur Bandung berpindah ke Yogyakarta dan kemudian ke Klaten pada Desem-ber 1945. Seiring dengan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ke-dokteran Jakarta yang berada di Salemba secara bertahap juga ikut berpindah ke Yogyakarta dan sekitarnya. Karena Yogyakarta tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk pendirian Perguruan Tinggi Kedokteran, maka dipindahkan ke Klaten. Bagian prekilinik Perguruan Tinggi Kedokteran dipusatkan di Klaten dan bagian klinik di Sura-karta. Dua lembaga pendidikan kedokteran ini dipimpin oleh Sardjito. Pada saat itulah, awal pendirian Fakultas Kedokteran mulai, 5 Maret 1946.

Pada masa pengelolaan Sekolah Tinggi Kedokter-an, Sardjito harus berjuang menembus garis per-tahanan musuh ketika harus ke Yogyakarta dalam rangka melakukan konsultasi dengan pemerintah

pusat. Sekolah Tinggi Kedokteran ini merupakan salah satu pelopor untuk kemajuan generasi bang-sa Indonesia. Secara khusus, sekolah tinggi ini juga menjadi kanal pengetahuan bagi calon dok-ter Indonesia yang menjadi pusat penyedia tenaga medis untuk revolusi bangsa Indonesia ditengah-tengah usahanya mempertahankan kemerdekaan-nya.

Pada 20 Mei 1949, ada rapat Panitia Perguruan Tinggi di Pendopo Kepatihan Yogyakarta. Ra-pat dipimpin oleh Prof. Soetopo. Anggota rapat diantaranya Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. Sardjito, , Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono Danoesastro, Prof. Soegardo Poerbokawotjo dan Slamet Soe-tikno, S.H. Salah satu hasil rapat tersebut adalah beberapa anggota bersedia mendirikan perguru-an tinggi di Yogyakarta, anggota tersebut adalah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono Danoesastro dan Prof. Dr. Sardjito. Sri Sultan meminjamkan Kraton dan beberapa gedung disekitar Kraton untuk dipergunakan se-bagai ruang kuliah.

Berbagai persiapan dilakukan, salah satunya me-mindahkan perangkat penting Perguruan Tinggi Kedokteran dari Klaten ke Yogyakarta.

Sardjito menggagas, pemindahan perangkat dengan menggunakan dokar dan melalui jalan-jalan desa sehingga terhindar dari patroli tentara Belanda. Usaha keras para Guru Besar terse-but akhirnya membuahkan hasil. Tanggal 1 No-vember 1949, di komplek Kadipaten Yogyakarta berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ke-dokteran. Kemudian menyusul fakultas lainnya,

http://barru.org/video-barru-pengibaran-bendera-raksasa-merah-putih-di-puncak-kap-pire-kab-barru/#.Wt2Z6y-B2Rs

Page 21: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

21Mediaefkagama

hingga beroperasi kembali 8 fakultas sejak 1 No-vember 1949, mendorong lahirnya UGM, 19 De-sember 1949. Peresmian berdirinya UGM, Sardji-to ditetapkan sebagai Presiden UGM, Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Pendirian UGM mer-upakan simbol perjuangan bangsa Indonesia.

Tidak hanya berperan sebagai perintis, Sardjito juga merupakan tokoh sentral dalam mengem-bangkan UGM secara cepat baik dari segi organisasional-institusional maupun secara akademik dan politik pendidikan tinggi nasional. Selain UGM, Sardjito juga merintis pendirian Uni-versitas Airlanngga Surabaya, Universitas Braw-ijaya Malang, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Andalas Padang, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta menjadi Rektor di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Semangat kebangsannya yang tinggi dan peduli akan nasib bangsanya, Sardjito berjuang memper-tahankan kemerdekaan dengan cara memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan masyarakat Indonesia dan menghilangkan diskriminasi dalam bidang pendidikan. Sardjito meletakkan dasar-dasar perguruan tinggi, sebagai:

1. Tempat menanam bibit kebangsaan Indonesia sehingga perguruan tinggi di Indonesia harus bersifat nasional.2. Pusat pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.3. Pendiri dan presiden (Rektor) pertama UGM dan menjadi Rektor Universitas Islam Indo nesia, serta mendirikan beberapa fakultas non kedokteran sewaktu menjadi Rektor UGM.4. Universitas sebaiknya sebagai pihak yang memberi kepada masyarakat hasil usaha pada umumnya dan hasil penelitian pada khususnya.5. Perjuangan Mambangun Kampus Kerakyatan. Sardjito menyatakan bahwa universitas dan masyarakat adalah dua sisi yang saling mem pengaruhi sehingga universitas menjadi cermin dari masyarakat.6. Mencetuskan konsep Tridarma Perguruan Tinggi.7. Perjuangan dalam mendirikan Perguruan Tinggi.

Prof. Dr. Sardjito, Peneliti Ulung Berjiwa

Heritage Conference Los Angeles, California - Oktober 1960(Foto koleksi Arsip UGM)

Page 22: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

22 Mediaefkagama

Nasionalis

Jiwa peneliti Sardjito sudah ada sejak maha-siswa, sebelum menjadi dokter, dibuktikan den-gan sudah publikasi internasional. Penelitian Sardjito banyak membantu menyehatkan mas-yarakat, kemampuan beliau dalam mengamati lingkungan memberikan solusi kesehatan bagi rakyat Indonesia. Penelitian beliau tentang obat penghancur batu ginjal terinsiprasi dari akar pohon tempuyung yang mampu menembus batu kapur. Dalam hal sederhana, seperti usaha melancarkan saluran air, beliau menebar bibit ikan tawes, seh-ingga ikan tawes memakan gulma yang dapat me-mampatkan saluran. Penemuan-penemuan beliau pun mudah didapatkan dilingkungan sekitar den-gan sumber alam yang ada dilingkungan tersebut. Penelitiannya mengenai kolera, dysentri, leptospi-rosis, lepra, pes, typhus abdominalis banyak men-jangkit masyarakat Indonesia. Penelitian lainnya yaitu influenza, rhinoscleroma, diabetes militus, hepatitis infectiosa. Selain itu beliau juga meneliti dan menemukan obat batu ginjal dari Sonchus Ar-vensis L (tempuyung) yang terkenal dengan Cal-cusol. Pesan khusus Sardjito pada penemuan obat

batu ginjal ini,“… tidak boleh menjual obat ini ma-hal-mahal. Obat ini untuk rakyat. Banyak rakyat yang menderita penyakit batu ginjal. Kasian kalau mereka harus operasi.”

Dalam publikasi ilmu pengetahuan Sardjito per-nah memimpin Majalah Medische Berichten yang kemudian menjadi Berita Ketabiban dan juga Ma-jalah Kedokteran Indonesia. Beliau juga pernah mengedit buku Perkembangan Ilmu Pengetahuan Kedokteran di Indonesia Melalui Kedatangan Be-landa di Indonesia sampai tahun 1965 yang diter-bitkan oleh Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 1965. Disertasi beliau mengenai dysentri di Universitas Leiden.

Masih banyak penelitian dan penemuan beliau yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Bah-kan beliau membuat ‘makanan tablet’, yang kemu-dian dikenal dengan biskuit, dan ‘nasi aking’ yang berisi cukup kalori, protein dan vitamin untuk bekal tentara perang. Beliau juga membuat vak-sin-vaksin dan obat-obatan, serta melakukan pe-nelitian mengenai serum dalam rangka kampanye anti-yaws (frambosia/patek). Pengembangan lain-nya adalah obat melancarkan haid dan mengu-

Heritage Conference Los Angeles, California - Oktober 1960(Foto koleksi Arsip UGM)

Page 23: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

23Mediaefkagama

Sumber ilustrasi http://difento.blogspot.co.id/2015/12/apakah-mengedit-gambar-bendera-merah.html

“Sebagai seorang peneliti, Sardjito ber-pandangan bahwa penelitian harus mengarah pada kemanusiaan”.

rangi rasa sakit, dikenal dengan Calhaid. Calterol yang dapat menurunkan secara cepat kadar koles-terol dalam darah sampai batas normal, dan seba-liknya jika tidak menkonsumsi calterol.

Sardjito mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) dan menjadi Ketua pertama PMI cabang Bandung. PMI berperan dalam menyuplai obat-obatan bagi para tentara dan gerilyawan, ser-ta menolong korban perang. Hingga situasi keamanan Bandung tidak kondusif lagi, bulan De-sember 1945 Sardjito mengambil langkah strategis dengan memindahkan Instituut Pasteur ke Yog-yakarta, kemudian ke Klaten karena lembaga ini sangat penting bagi Indonesia. Lembaga inilah yang memberi kebutuhan vaksin, obat dan serum untuk seluruh tentara di Indonesia. Saat menjadi Ketua PMI, Sardjito juga sebagai Kepala Instituut Pasteur.

Disamping itu, bersama dengan peneliti lain, Sard-jito juga menemukan penyakit dapat bermigrasi (mengikuti jalur persebaran budaya). Temuan ini bermula atas perhatian besarnya terhadap kebu-dayaan. Migrasi penyakit ini tidak hanya menu-lar dari manusia ke manusia lain tetapi juga dapat ditularkan melalui binatang. Sardjito yang berpan-dangan interdisipliner, mampu melakukan pene-litian sebuah penyakit dengan pendekatan sudut pandang budaya.

Sardjito juga merupakan tokoh yang mengini-siasi riset berbasis laboratorium di Indonesia. Menurutnya, ilmu pengetahuan dapat membawa kearah kesejahteraan masyarakat, khususnya pas-ca kemerdekaan Indonesia.

Sebagai seorang peneliti, Sardjito berpandang bah-wa penelitian harus mengarah pada kemanusiaan.

Penulis: Dian. Reviewer: Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.A(K). Narasumber: Musliichah, arsiparis di Ar-sip Universitas Gadjah Mada. Sumber: Dokumen Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Dr. M. Sardjito, MD, MPH (1889-1970), disusun oleh Panitia Pengusul Gelar Pahlawan Nasional diketuai oleh Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK. Dokumen Ceri-ta Kehidupan Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H., disiapkan untuk Soft Launching Ruang Sardjito di Museum UGM 04 Desember 2017, disusun oleh De-partemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM. Naskah Akademik Pengusulan Gelar Pahlawan Na-sional Prof. Dr. M. Sardjito, MD, MPH, Tim Pengu-sul UGM diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. Menyingkap Pemikiran Prof. Dr. Sardjito, Universitas Gadjah Mada, 2006.)

Page 24: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

24 Mediaefkagama

Mulai tahun 2018 Fakultas Kedokteran, Kese-hatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (FKKMK UGM) menetapkan sepuluh loka-

si daerah binaan. Daerah binaan merupakan wilayah atau regional pengabdian masyarakat fakultas yang dilakukan secara terintegrasi atau multidisiplin, ser-ta memungkinkan terjadinya keberlangsungan pro-gram. Dengan demikian, tujuan akhir dari pengabdian masyarakat dapat terwujud. Pengabdian masyarakat di FKKMK UGM bertujuan mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dengan melibatkan alumni dan mitra strategis. Upa-ya yang dilakukan secara berkelanjutan tersebut perlu dilakukan secara terarah yang dipandu dengan road-map pengabdian masyarakat. Oleh karena itu roadmap untuk setiap pengabdian masyarakat yang dilakukan menjadi penting.

Kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat di daerah binaan mestinya dilakukan oleh dosen yang beras-al dari dua atau lebih departemen/pusat kajian. Ti-

dak hanya terbatas pada dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa juga semestinya dilibatkan. Bahkan, alumni dan mitra strategis pun perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat FKKMK UGM. Selain itu, kesinambungan kegiatan pengabdian masyarakat menjadi sangat penting diperhatikan un-tuk terbentuknya desa binaan.

Pentingnya kesinambungan program, mendorong FKKMK memilih lokasi desa binaan yang bera-da di sekitar UGM. Lokasi yang dekat dengan UGM memungkinkan sivitas akademika FKKMK untuk berinteraksi dan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat pada daerah binaan tersebut secara in-tensif. Oleh karenanya, mayoritas (40%) desa binaan FKKMK berada di Wilayah Kabupaten Sleman. Bah-kan, 2 diantara 10 desa binaan FKKMK berada di kecamatan yang sama dengan lokasi FKKMK UGM, yaitu kecamatan Mlati. Sepuluh lokasi yang ditetap-kan sebagai daerah binaan FKKMK UGM adalah; (1) Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, (2) Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sle-man, (3) Desa Donokerto, Kecamatan Turi Sleman, (4) Desa Tirtoadi dan (5) Desa Sendangadi Kecamatan Mlati Sleman, (6) Kelurahan Kricak Kota Yogyakarta, (7) Kecamatan Purwosari Gunung Kidul, (8) Keca-matan Lendah Kulonprogo, (9) Kecamatan Kalibawang Kulonprogo, serta (10) Kecamatan Banguntapan Bantul. Diantara 10 desa binaan FKKMK, terdapat 2 daerah yang juga merupakan desa binaan UGM, yaitu Purwobinangun Pakem Sleman dan Ngablak Magelang.

Sepuluh Desa Binaan FKKMK UGMoleh Supriyati

Pengabdian Masyarakat

dok. Panitia

Page 25: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

25Mediaefkagama

Lingkup daerah binaan FKKMK UGM memang be-ragam. Sebagian merupakan wilayah desa/kelurah-an, dan sebagian lainnya merupakan wilayah keca-matan. Melalui program desa binaan ini, diharapkan daerah tersebut akan mendapatkan intervensi oleh sivitas akademika yang berasal dari lintas departe-men atau bahkan lintas fakultas, sesuai dengan kebu-tuhan masyarakat daerah binaan. Program-program pengabdian masyarakat diharapkan lebih bersifat mem-berdayakan, artinya program pengabdian masyarakat yang dilakukan diharapkan dilakukan dengan tujuan memandirikan masyarakat. Bukan program-program yang membuat masyarakat semakin tergantung pada bantuan pihak lain. Hal ini sesuai dengan komitmen FKKMK UGM untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang unggul berlandaskan kearifan lokal, etika, profe-sionalisme dan keilmuan berbasis bukti.

Pentingnya pengabdian masyarakat yang berbasis bukti menunjukkan bahwa tridarma perguruan ting-gi merupakan satu kesatuan. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat merupakan tiga lini di ru-ang akademik yang saling mendukung satu sama lain. Demikian juga yang terjadi di FKKMK UGM. Pengab-dian masyarakat yang dilakukan oleh civitas FKKMK

merupakan hilirisasi ilmu pengetahuan, sehingga ti-dak dapat dilepaskan dari pendidikan dan penelitian. Sebagai contoh nyata, saat ini beberapa pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh civitas FKKMK berko-laborasi dengan program CFHC-IPE (community and family health care – interprofessional education) dan HDSS (Health Demographic Surveilance system).

Berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaku-kan oleh sivitas akademika FKKMK UGM melalui desa binaan ini menjadi kontribusi nyata fakultas da-lam meningkatkan status kesehatan masyarakat seki-tar. Dengan demikian, selain secara aktif menginisiasi health promoting campus, FKKMK UGM juga secara aktif mengisiasi terbentuknya dusun/RW sehat, desa sehat, dan kecamatan sehat. Pada gilirannya, kontri-busi tersebut diharapkan sampai pada terbentuknya kabupaten/kota sehat menuju Indonesia sehat. Ten-tu saja, sinergi menjadi sangat penting untuk men-dorong kesuksesan berbagai program pengabdian mas-yarakat yang dilakukan di desa binaan FKKMK UGM.

Aktivitas Pengabdian Masyarakat (dok. panitia)

Page 26: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

26 Mediaefkagama

Arus globalisasi dan kemajuan teknologi serta informasi rupanya berdampak pada perubahan gaya hidup dan pola makan

masyarakat. Hal ini seiringan dengan terjadinya pergesaran pola penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Berbagai penelitian dalam bidang kes-ehatan tidak memungkiri bahwa perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat menjadi faktor utama dalam perkembangan penyakit degenerat-if di masyarakat. Perubahan gaya hidup dan pola makan masyarkat yang berhubungan dengan keja-dian penyakit degeneratif tentunya menjadi peker-jaan rumah bagi akademisi, praktisi dan tenaga pendidik dalam melaksanakan salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian mas-yarakat.

Salah satu upaya nyata yang dilakukan dalam menanggapi pergeseran perilaku kesehatan dan masalah kesehatan masyarakat dengen memben-tuk Desa Tanggap Hipertensi. Program Desa Tang-gap Hipertensi yang diterapkan di Desa Pundong, Tirtoadi, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman ini

diinisiasi oleh mahasiswa Program Pascasarjana IKM Fakultas Kedokteran UGM minat Perilaku dan Promosi Kesehatan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sinergi dan integrasi dari sistem pendidikan, penelitian dan pengabdian mas-yarakat sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi pengabdian kepada masyarakat. Menurut Dr. Supriyati S.Sos, M.Kes, selaku dosen Program Pasca Sarjana IKM minat Perilaku dan Promosi Kesehatan, pada dasarnya kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan mahasiswa da-lam melaksanakan suatu program di masyarakat, dimana kegiatan ini ditujukan untuk membekali mahasiswa untuk melakukan promosi kesehatan yang dimulai dari needs assessment, merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi program.

Inisiasi Desa Tanggap Hipertensi di Desa Pundong bukan merupakan yang pertama. Sebelumnya, Program Pascasarjana S2 IKM minat Perilaku dan Promosi Kesehatan sejak 2002-2003 telah mem-bentuk RW Bebas Asap Rokok di Desa Gemawang Kecamatan Mlati. Hal ini terkait dengan perilaku

Pengabdian Masyarakat

Desa Pundong Sebagai Desa Tanggap Hipertensi

dok.Panitia

Page 27: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

27Mediaefkagama

merokok yang tinggi di kalangan masyarakat, se-hingga menggaet komitmen di seluruh lapisan masyarakat Desa Gemawang menjadi salah satu strategi membentuk Desa Bebas Asap Rokok di Gemawang. Selain itu, berbagai program kese-hatan masyarakat juga telah diinisiasi di daerah lain seperti di Mblembem dan Nglaban Keca-matan Ngaglik Sleman mengenai pengurangan konsumsi garam, dan Desa Samirono Kecamatan Depok yang difokuskan pada pemberdayaan dan penggerakan posyandu lansia sebagai upaya de-teksi PTM pada lansia. Seluruh program yang dilaksanakan ini erat kaitannya dengan pence-gahan dan pengendalian penyakit tidak menular di kalangan masyarakat khususnya hipertensi. Masing-masing lokasi mendapatkan interven-si yang berbeda-beda meskipun dalam konteks penyakit tidak menular yang sama, hal ini dikare-nakan pemberian intervensi disesuaikan dengan akar permasalahan, kondisi sosial masyarakat dan felt need masing-masing lokasi.

Pemilihan lokasi prioritas dalam implementasi program kesehatan di 4 lokasi tersebut tidak lep-as dari bentuk sinergi Program Pascasarjana IKM dengan Health and Demographic Surveillance Sys-tem (HDSS) yang juga berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan

Keperawatan UGM (FKKMK UGM). Sistem ini melakukan survei demografi yang dilakukan ru-tin secara rutin dimana survei ini dilakukan untuk mengetahui berbagai masalah kesehatan di mas-yarakat yang prioritas untuk ditangani khususnya terkait Penyakit Tidak Menular (PTM). Maka dari itu hasil survei HDSS menjadi lahan bagi maha-siswa Perilaku dan Promosi Kesehatan S2 IKM dalam mengimplementasikan program-program kesehatan di lingkup masyarakat.

Salah satu program yang baru-baru ini digalakkan adalah inisiasi Desa Tanggap Hipertensi di Desa Pundong, Tirtoadi, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman dimana berdasarkan hasil survei HDSS menunjukkan tingginya angka hipertensi. Sebel-umnya berbagai implementasi program telah di lakukan Puskesmas Wilayan Mlati 2 di Desa Pun-dong sebagai upaya pengendalian hipertensi, na-mun masih tingginya angka hipertensi dan macet-nya program menjadi penting dalam pemberian intervensi dan pendampingan lanjutan. Menurut Supriyati, karakter masyarakat menjadi salah satu tantangan bagi tim dalam menggaet komitmen masyarakat. Perbedaan tipe masyarakat perkotaan dengan masyarakat rural menuntut pendekatan yang berbeda.

(dok. Panitia)

Page 28: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

28 Mediaefkagama

Implementasi Program Desa Tanggap Hipertensi di Desa Pundong difokuskan pada pengendalian 3 fak-tor risiko utama hipertensi diantaranya pengenda-lian perilaku merokok, peningkatan aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi buah dan sayur. Pada pelaksananaanya, membangun kesadaran menjadi salah satu target utama tim dalam mengubah per-ilaku masyarakat yang menjadi faktor risiko PTM.

Implementasi program berbasis pendekat-an masyarakat dengan menjadi bagian dari masyarakat dalam berbagai pertemuan dan perkumpulan warga menjadi strategi yang diterapkan dalam menggaet kesadaran masyarakat. Selain itu, pendekatan kepada stake-holder meliputi perangkat desa, kecamatan, dan puskemas dilakukaan sebagai salah satu upaya mencapai project sustainability. Selain itu, upa-ya-upaya pendekatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat turut menjadi strategi. Pemberdayaan masyarakat seperti pembuatan iklan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan bintangnya pun dari masyarakat, membuat komitmen bebas asap rokok setiap pertemuan dan tidak menye-diakan asbak, pendampingan dan capacity build-ing kader serta sisipan informasi kesehatan pada tiap pertemuan menjadi kunci dari strategi tim ini untuk mendorong masyarakat, memberdayakan masyarakat, menggaet minat masyarakat dalam implementasi program secara mandiri.

Supriyati menyatakan masih banyak masalah kesehatan lain yang juga perlu untuk diatasi, dan perlu pendampingan. Model pemberdayaan yang diterapkan di Desa Pundong ini merupakan model yang disukai masyarakat dan harapannya apa yang sudah diinisiasi ini tidak berhenti begitu saja. Menurutnya, kegiatan ini juga terbuka bagi seluruh institusi maupun mahasiswa lain dalam meneruskan program ini dan harapannya program ini dapat ditularkan keseluruh daerah lain dimana forum antar desa menjadi sumber informasi antar desa dalam menularkan program-program serupa.

“Tagline UGM menjulang tinggi mengakar kuat harusnya tergambarkan melalui kontribusi ke mas-yarakat dimulai dari lingkungan sekitar. Sehingga kehadiran UGM dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar kampus. Menyentuh yang dekat. Kita sebagai civitas FK memberikan kontribusi, memandirikan masyarakat menjadi kunci dalam menerapkan pro-gram-program yang berguna bagi masyarakat, dan memang memerlukan waktu yang panjang dan in-tegratif serta harapannya apa yang sudah diinisiasi dapat menjadi desa percontohan”. (Rafi/Reporter)

dok.Panitia

Page 29: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

29Mediaefkagama

Sudah lebih dari 15 tahun, setiap bulan Maret (momentum Dies Natalis FK UGM), bulan Desember (momentum Dies Natalis UGM);

Rumah Sakit Puri Husada selalu menyelenggara-kan Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis.

Histori motivasinya, disamping akseleratif tugas Direktur RS Puri Husada sebagai Ketua Komi-si Pengabdian Masyarakat FK UGM merangkap “langganan” Panitia Dies, bekerja sama dengan PERDAMI (Sp.M RS Sardjito) DIY; juga didasari filosofi spiritualitas mendidik simpati-empati para dokter, residens, karyawan RS Puri Husada dalam melayani pasien secara tulus “gratis”.Adapun pertimbangan spiritualitasnya adalah sebagai berikut:

1) Secara anatomi, histologis, fisiologis organ mata memiliki susunan jaringan dan fungsi yang ber-macam-macam (melihat, mengamati, membaca, menonton, menuntun, melirik-melotot-berkedip multi arti, bahkan sebagai jendela hati dan kosme-tika holistik).

2) Mata merupakan sepasang organ permukaan luar tubuh yang simetris, berkelopak reflektif, berbulu indah, sekaligus berhubungan langsung dengan syaraf otak.

3)Demikian halnya aspek patologis dan klinisnya, dikenal “peculiar” istimewa. Berbagai

macam penyakit bisa menyerangnya, puncaknya sampai kebutaan; yang sesuai fungsinya, kebutaan tentu berakibat aneka ragam negatif.

4) Penyebab kebutaan bermacam-macam salah sa-tunya katarak.

5) Penyebab kebutaan katarak pun bermacam-ma-cam dan ± 50% karena proses pengkeruhan lensa primer dan proses umur menua; yang bisa dioba-ti dengan operasi (ganti lensa) sehingga berbagai akibat negatif bisa dipulihkan kembali “secara dra-matis”

6) Mata merupakan organ luar permukaan tubuh yang paling disayang; mata tak pernah digaruk tatkala gatal-digeblek saat ada nyamuk seperti di-kulit, diurek-urek seperti telinga, dicolok-colok seperti hidung; namun mata hanyalah dielus-elus dan dikedip-kedipkan;

7) Secara Epidemologis kasus katarak terjadi se-jalan dengan kenaikan jumlah penduduk, mening-katnya umur harapan hidup yang sebagian kasus takut operasi, takut biaya operasi, kekurang ta-huan, pasrah menyerah tidak mau operasi kare-na merasa sudah tua; sehingga terjadi “penum-pukan kasus di masyarakat”. Hal ini tentu tidak manusiawi, karena seolah-olah membiarkan mer-eka buta dengan segala akibat negatifnya, padahal

Spiritualitas Legenda Baksos Operasi Katarak(Testimoni ilustratif dari RS Puri Husada)

Pengabdian Masyarakat

dok.Panitia

Page 30: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

30 Mediaefkagama

semestinya bisa diobati/sekali operasi tuntas. Dis-inilah peran kemanusiaan PERDAMI, CSR, Direk-tur- Direktur Rumah Sakit untuk bersama-sama jemput “bola”/ kasus masal “membongkar tumpu-kan gunung es buta katarak tersebut”, menjadikan “lahan” bakti sosial kesayangan yang strategis ho-listik8) Itu semua menginspirasi diciptakannya lagu ro-hani bakti sosial holistik sebagai berikut:

SIAPAKAH AKU INI“Siapakah aku ini Tuhan? Jadi biji mataMu (disayang Tuhan); dengan apa kan ku balas Tuhan; dengan ibadah dan sembahku (baksos).

Lagu ini juga mengilhami gubahan lagu untuk penyemangat dan syukur karyawan RS Puri Hu-sada:

KASIH ALLAH KASIH KITAKasih Allah kepada PH Kasih Kita, Kepada PHTak terhingga sepanjang masa Karena sadar harapan muliaHanya memberi tak perlu kembali Banyak mem-beri dan banyak menerimaBagai sang surya menyinari dunia Sesuai ibadah kesungguhan kerja

Demikianlah Baksos Operasi Katarak yang men-jadi legenda di RS Puri Husada; semoga lebih memotivasi kepedulian dokter, calon dokter Sp. Mata, berbagai rumah sakit serta CSR dimanapun berada dan berkarya: (salam dr. JB Soebroto,Di-rektur RS Puri Husada)

dok.Panitia

Page 31: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

31Mediaefkagama

Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan dalam as-pek biologis, salah satunya dapat diwu-

judkan dalam bentuk olahraga. Hal inilah yang mendukung dilaksanakannya AHS Cup pada hari Sabtu - Minggu, 10 – 11 Maret 2018 lalu di Lapa-ngan Pancasila UGM. Selain untuk menjaga kese-hatan secara biologis, AHS Cup juga bermanfaat dalam menguatkan kebersamaan antar anggota AHS.

AHS Cup kali ini dilaksanakan dalam rang-ka Perayaan Dies Natalis ke-72 FK UGM, HUT ke-36 RSUP dr. Sardjito, HUT ke-6 RSA UGM, dan HUT ke-90 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Acara ini juga digunakan sebagai salah satu cara mengimplementasikan slogan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dari Kemen-kes.

Penyelenggaraan AHS Cup ini dicetuskan oleh dr Alida Lienawati, M.Kes (MMR) selaku direktur RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sementara panitianya berasal dari RSUP dr. Sardjito, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, dan Sekretariat Pusat Panitia HUT Bersama 4 Institusi.

Tri Wahyu Yulianto, S.E., Kabag umum RSUP dr Sardjito, selaku ketua panitia, menyampaikan bahwa sebelumnya juga pernah diadakan kegia-tan sejenis seperti turnamen rumah sakit vertikal. Ketika diselenggarakan turnamen tersebut, antu-siasnya cukup bagus. Beliau menambahkan, pe-serta AHS Cup kali ini berasal dari enam institusi, diantaranya: RSUD Banyumas, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUP dr. Sardjito, RSPAU dr S Hardjolukito, RSA UGM, dan FKKMK UGM. Hasil pertandingan dari AHS Cup adalah RSUD Banyumas menduduki juara pertama, disusul oleh RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten di posisi kedua, dan FKKMK UGM di posisi ketiga.

Dalam pelaksanaannya, kemarin sempat mun-

AHS Cup“Menguatkan Kebersamaan dengan Olahraga Sepak Bola”

Lain-Lain

dok. Panitia

Page 32: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

32 Mediaefkagama

bola yang terbaru. Peraturan yang digunakan dalam AHS Cup kemarin sesuai dengan peraturan yang akan digunakan oleh Piala Dunia 2018 besok.

Pak Wahyu berharap semoga AHS Cup ini bisa di-jalankan secara rutin karena selain sebagai sarana olahraga, ini juga bisa sebagai ajang pencapaian prestasi, dan sarana mengikat silaturahmi yang baik. Pelaksanaannya pun diharapkan bisa bergil-ir, misalnya RSUD Banyumas keluar sebagai pe-menang saat ini, maka bisa jadi RSUD Banyumas yang akan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan berikutnya, sehingga pelaksanaan AHS Cup bisa berpindah-pindah tempat juga. (Rasyid/Reporter)

cul usulan untuk menambah cabang lomba lain dalam AHS Cup, karena AHS Cup kali ini baru mencakup cabang lomba sepak bola saja. Namun usulan tersebut belum bisa diterapkan, hal ini karena cabang lomba lain sudah dikompetisikan dalam rangkaian Perayaan HUT sebelumnya, seperti futsal, badminton, tenis meja, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat pula usulan un-tuk mengikutsertakan anggota jaringan AHS yang lain. Hal ini karena pada AHS Cup kali ini, RSUD Sleman belum turut serta dikarenakan ke-terbatasan waktu. Dengan 6 peserta, acara bisa berlangsung hingga satu setengah hari. Mungkin jika jumlah pesertanya bertambah hingga 8, lama pertandingan bisa sampai 2 hari penuh.

Pak Wahyu juga menambahkan jika persiapan pelaksanaan AHS Cup ini memakan waktu tidak sampai 1 bulan, hal ini dikarenakan panitia sudah punya konsep sejak awal untuk menyelenggarakan acara seperti turnamen lokal atau nasional. Pelak-sanaan AHS Cup kali ini juga dibantu oleh wasit dari PSSI. Wasit dalam pertandingan AHS Cup kali ini turut menyosialisasikan peraturan sepak

dok. Panitia

Page 33: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

33Mediaefkagama

Paduan suara merupakan salah satu lomba yang dianggap bergengsi dalam Perayaan Dies Na-talis FKKMK UGM dan rumah sakit jejaring-

nya. Meskipun dalam pelaksanaannya memerlukan usaha yang cukup banyak untuk dikeluarkan, mulai dari segi personilnya, waktunya, maupun dari segi finansial. Meski begitu, hal ini tidak menyurutkan tekad Departemen Radiologi untuk terus berparti-sipasi. Hal ini karena proses paduan suara melibat-kan banyak anggota dari keluarga besar radiologi. Bukan hanya residen, terkadang staf, radiografer, tendik, juga mengikuti ajang yang satu ini, sehing-ga adanya lomba paduan suara turut merekatkan hunungan antar keluarga Departemen Radiologi.

Adanya potensi bakat yang dimiliki oleh tim paduan suara radiologi sayang jika tidak disalurkan karena banyak residen radiologi yang memiliki suara yang bagus. Bahkan ada juga salah satu anggota yang per-nah mengikuti ajang Indonesian Idol. Hal inilah yang akhirnya memberikan semangat kembali bagi Departe-men Radiologi untuk mengikuti lomba paduan suara.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Efkagama, Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K) selaku kepala De-partemen Radiologi FKKMK UGM, menceritakan kisah perjuangan dibalik lomba paduan suara yang diikuti oleh tim paduan suara radiologi kemarin. Tim paduan suara radiologi biasanya dilatih oleh Pak Heru, seorang pelatih freelance paduan suara. Pak Heru sudah cukup lama melatih tim paduan su-ara radiologi, sehingga hubungannya sudah cukup dekat dengan radiologi. Beliau cukup disiplin, jika ti-dak ada halangan pasti beliau akan hadir. Biasanya tim paduan suara berlatih pada pagi dan sore hari. Pagi hari pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00, se-mentara sore hari sekitar pukul 18.00 hingga pukul 18.30, semua difasilitasi oleh Departemen Radiologi.

Hikmah Dibalik Paduan Suara bagi Departemen Radiologi

Lain-Lain

doc. panitia

Page 34: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

34 Mediaefkagama

Demi lomba paduan suara itu, semua berkorban untuk waktu dan tenaga, ditengah-tengah proses pendidikan, mereka masih rela untuk rutin latihan.

Hal yang menjadi keunikan dalam lomba paduan suara kali ini adalah adanya cerita haru mengenai Pak Heru. Em-pat hari sebelum penampilan lomba, Pak Heru mengalami kecelakaan ketika hendak berangkat melatih tim paduan suara radiologi di pagi hari. Kecelakaan itu menyebabkan Pak Heru mengalami fraktur femur. Secara otomatis, hal itu menyebabkan Pak Heru harus menjalani perawatan dengan traksi. Tentunya, dengan begitu Pak Heru tidak bisa bergerak dan kesulitan untuk melatih tim paduan su-ara. Padahal saat itu persiapan tim paduan suara belum sempurna, belum sempat dibentuk koregrafi, dan masih banyak yang berantakan.

Awalnya tim paduan suara merasakan putus asa mendengar kabar itu. Mereka bingung harus bagaimana, mengingat persiapan sudah sejauh itu, bahkan seragam juga sudah dibeli. Namun oleh sang koordinator paduan suara, Mbak Afi (radiografer), dan koordinator residen, Mbak Yesi, mereka akhirnya berniat untuk tetap berlatih. Tim paduan suara merasa sungkan untuk meminta Pak Heru melatih mengingat kondisinya yang tidak memungk-inkan. Namun tidak disangka, malah Pak Heru yang men-awari untuk latihan di rumah sakit. Tim paduan suara yang mendengar tawaran tersebut awalnya sempat ragu. Namun di tengah perjalanan, ternyata banyak dukungan yang mer-eka dapatkan.

Saat itu Pak Heru dirawat di RS Bethesda. Hal yang menja-di kebetulan adalah para radiolog yang ada di RS Bethes-da merupakan alumni Departemen Radiologi FK UGM. Bahkan kepala instalasi RS Bethesda, dr. Meirari, beliau juga merupakan mantan anggota tim paduan suara De-partemen Radiologi FK UGM. Patut disyukuri, adanya kenyataan tersebut mempermudah tim paduan suara un-tuk latihan bersama dengan Pak Heru.

Melalui kemudahan itu, akhirnya tim paduan suara ra-diologi mendapatkan tempat latihan. Waktu itu tempat latihannya berpindah-pindah, yang pertama di ruang in-tervensi radiologi, selanjutnya di ruang auditorium untuk latihan koreografi. Pak Heru dibawa ke ruangan latihan bersama dengan tempat tidur dan traksi kaki yang meng-

gantung. Banyak pengalaman lucu dan haru dalam proses latihan tersebut. Melihat semangat Pak Heru dalam melatih tim paduan suara, turut memberikan semangat tim paduan suara untuk berlatih.

Tim paduan suara radiologi banyak difasilitasi oleh Pak Heru. Bahkan beliau juga mengutus langsung pelatih tambahan yang merupakan muridnya untuk melatih tim paduan suara saat berlatih di luar RS Bethesda. Is-tri Pak Heru bahkan juga diminta untuk mendampingi tim paduan suara tampil saat lomba. Berbagai usaha tim paduan suara dan semangat yang diberikan oleh Pak Heru akhirnya membuahkan hasil pada saat peng-umuman. Alhamdulillah tim paduan suara mendapat-kan juara 3 dalam perlombaan paduan suara kemarin. Latihan sekitar 2 bulan seolah terbayar dengan juara yang mereka dapatkan.

Bagi mereka, berapapun juaranya tidak masalah, yang penting itu bisa memberikan hadiah manis bagi Pak Heru. Begitu lomba paduan suara selesai, tim paduan suara sepakat untuk berangkat bersama ke RS Bethes-da. Di sana mereka memberikan semua hadiah lom-ba beserta uang patungan sebagai tanda kasih untuk diberikan kepada Pak Heru.

Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K) berharap semoga berikutnya tim paduan suara bisa lebih intens dalam berlatih.Beliau menambahkan, ”Jadi bukan hanya se-kedar menang atau kalah, dapat hadiah atau tidak, tapi untuk menjalin kekeluargaan, tidak hanya di radiologi, tetapi juga keluarga Pak Heru dan teman-teman ra-diologi di Bethesda. Banyak hikmah yang didapatkan dari lomba paduan suara yang kemarin. Bahkan senior radiologi juga membantu berpartisipasi dalam lomba paduan suara ini”, jelas dr.Lina sembari mengacungi jempol untuk tim paduan suara. (Rasyid/Reporter)

Foto-foto : doc. Panitia

Page 35: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

35Mediaefkagama

UGM Menjadi Tuan Rumah Pelaksana Konferensi Keperawatan se-Asia (ACiNE)

Komunikasi antar profesi kesehatan yang baik sangat diperlukan untuk perkembangan pelayanan kesehatan saat

ini. Antar profesi kesehatan hendaknya dapat saling menghargai dan menghormati. Selain itu perlu pikiran yang terbuka supaya tidak terja-di lagi sifat pandangan superior maupun inferior pada masing-masing profesi kesehatan.

Interprofessional Education (IPE) hadir diten-gah-tengah masalah tersebut sebagai solusi den-gan memperkenalkan kerjasama antar profesi se-jak dini kepada mahasiswa di institusi pendidikan kesehatan, sehingga harapannya mereka bisa siap bekerjasama dengan antar profesi kesehatan lain ketika lulus nantinya. WHO juga menyarankan kepada seluruh institusi kesehatan di dunia untuk menerapkan IPE ini. Hal inilah yang mendasari diangkatnya tema Optimizing Interprofessional Ed-ucation to Improve Health Care Quality diangkat

menjadi tema The 3rd Asian Conference in Nursing Education (ACiNE) yang diselenggarakan pada 18-20 April 2018 lalu di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.

ACiNE merupakan kegiatan konferensi keperawatan se-Asia yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Tahun ini merupakan tahun ketiga diselenggaraannya ACiNE. Setelah ACiNE perta-ma diselenggarakan di Thailand, dan ACiNE yang kedua diselenggarakan di Taiwan, kali ini Indo-nesia menjadi tuan rumah untuk menyelengga-rakannya. Pada penyelenggaraan yang ketiga ini, Universitas Gadjah Mada terpilih untuk meme-gang amanah sebagai panitia pelaksana.

Acara ini diawali dengan kegiatan pra kongres yang dilaksanakan pada 17 April 2018. Pra kongres kali itu mengangkat 4 tema, yakni: Drama In Ed-ucation, Developing EBP Into Nursing Curriculum,

Page 36: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

36 Mediaefkagama

Breast Feeding : How To Translate Health Policy Into Curriculum, serta Developing Interprofessional Education. Setelah melalui kegiatan pra kongres, acara dilanjutkan dengan sesi keynote speaker, sesi pleno, dan oral presentation selama 3 hari. Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, selaku rektor UGM membuka acara ini dengan pemukulan gong pada 18 April 2018.

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara, seperti: Taiwan, Malaysia, Sin-gapura, Thailand, Indonesia, dan lain sebagainya. Taiwan berhasil membawa peserta dengan jum-lah paling banyak dalam ajang ini. Ketua panitia ACiNE, Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., Ph.D. menyebutkan bahwa terdapat sekitar 350 peserta yang mengikuti kegiatan konferensi ACiNE. Pada proses pengumpulan abstrak, terdapat 352 abstrak yang berhasil diterima. Namun setelah diseleksi, didapatkan 165 peserta yang lolos untuk mempre-sentasikan karyanya secara oral, dan 94 karya yang lolos untuk mempresentasikan karyanya melalui poster ilmiah.

Pembicara dalam acara ini juga berasal dari berbagai negara, diantaranya Thailand, Filipina, Jepang, Swedia, Netherland, dan Taiwan. Prof. Fan-Hao Chou, Ph.D, ketua Taiwan Association of Nursing Education (TANE) turut hadir dalam aca-

ra ini. Ia merasa senang dapat terlibat dalam acara ini dan berharap melalui kegiatan ini, hubungan antar institusi pendidikan keperawatan dapat menjadi lebih erat lagi.

Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kep. menyampaikan bahwa AIPNI juga men-dukung adanya acara ini sebagai salah satu sara-na institusi pendidikan keperawatan Indonesia untuk mengenal bagaimana pengelolaan pendi-dikan keperawatan di luar negeri. Harapannya, dengan begitu kualitas pendidikan keperawatan di Indonesia dapat meningkat, dan mampu ber-saing di tingkat internasional. (Rasyid/Reporter)

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3e/ASEAN_Plus_Three_members.png

Page 37: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

37Mediaefkagama

Dalam bidang kesehatan, khususnya Kesehatan Anak/Pediatri siapa yang ti-dak mengenal Prof. dr. Sunartini, PhD,

Sp.A(K). Beliau adalah Guru Besar Keseha-tan Anak di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FKKMK UGM). Beliau sangat aktif sebagai Dosen, klinisi, menjabat dalam bidang struktural, bahkan aktif dalam kegiatan penyandang disabilitas dan men-jadi relawan sosial. Usianya sudah lebih dari 70 tahun, namun begitu dari awal berkarir di UGM hingga saat ini semangat, dedikasi, dan loyalitas beliau dalam bidang kesehatan dan pendidikan di FKKMK UGM sangatlah tinggi. Dalam bidang pendidikan, Beliau termasuk salah satu tokoh sen-tral dalam pengembangan program pendidikan di FKKMK UGM maupun di UGM. Mulai dari gagasannya membuat mini hospital, mobile reha-bilition bagi korban gempa Yogyakarta, dan Ru-mah Sakit Akademik UGM dengan sistem klaster.

Berawal dari tahun 1973, Prof. Nartini, sapaan akrab beliau, sudah menjadi dokter di Rumah Sakit UGM. Pada saat itu keluar instruksi presiden (inpres) bahwa lulusan dokter kala itu tidak bisa langsung spesialisasi. Harus menjalani wajib kerja/inpres atau wajib militer, jika mau jadi dosen ha-rus jadi dosen preklinik dulu selama lima tahun. Prof. Dr. Ismangoen, Guru Besar Kesehatan Anak FKKMK UGM, sekaligus direktur Rumah Sakit UGM saat itu, menugaskan Nartini menjadi staf di Rumah Sakit UGM, sebelum mengambil pendi-dikan spesialis Pediatri/Kesehatan Anak. Profesor Ismangoen sangat yakin dengan kemampuan Nar-tini, Nartini menjadi lulusan terbaik dan tercepat pada saat itu, bahkan mendapat penghargaan dari Kalbe Farma Award. Menjadi staf Rumah Sakit UGM, sekaligus untuk memenuhi peraturan wajib kerja sarjana/inpres.

Tugas Prof. Nartini di Rumah Sakit UGM ikut dalam manajemen, membentuk dan mengelola catatan medis. Berkat kinerjanya yang kompeten dalam team work, beliau mendapatkan amanah menjadi Kepala Bagian Rekam Medis. Hingga akhirnya dipercaya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit UGM hingga tahun 1982. Di tahun yang sama Prof. Nartini mendapatkan tugas dari UGM untuk melimpahkan Rumah Sakit UGM ke RSUP Dr. Sardjito. Prof. Sardjito (Presiden Pertama UGM) menginginkan Rumah Sakit UGM, yang saat itu terpencar di berbagai daerah di Yogyakarta, ada didalam kampus UGM. RSUP Dr. Sardjito sejak tahun 1971 dan 1972 su-dah dipersiapkan untuk menjadi rumah sakit pen-didikan utama UGM yang berada dalam kampus UGM.

“Setiap hari ada 30 truk mengangkut alat-alat labo-ratorium, pasien dengan menggunakan ambulans-dipindah ke RSUP Dr. Sardjito”, tutur Prof. Nartini saat diwawancara di ruang kerjanya, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP. Dr. Sardjito. “Ad-ministratif pelimpahannya semua saya kerjakan, bahkan sarana prasarana dan SDMnya”, lanjutnya. “Saya masih sangat muda sekali waktu itu, saya mendapatkan pengalaman dan banyak belajar”.

Berdirinya RSUP Dr. Sardjito, Prof. Nartini men-jadi Kepala Sub Bagian Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito dengan Direkturnya Prof. Dr. Ismangoen.

Tahun 1995, Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijo-to, Sp.THT, Dekan Fakultas Kedokteran UGM mengangkat Prof. Nartini menjadi pembantu Dekan IV membidangi pengembangan dan ker-jasama. “Makanya saya mendapat tugas membu-ka program studi Ilmu Keperawatan (PSIK) dan membenahi Magister Manajemen Rumah Sakit

Sejuta Ide FuturistisProf. dr. Sunartini, PhD, Sp.A(K)

Profil

dok. Pribadi

Page 38: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

38 Mediaefkagama

dan membuka D3 Rekam Medis”, cerita perem-puan yang selalu menggunakan sepeda onthel semasa sekolahnya hingga menjadi dokter.

Melalui program pemerintah yang disebut Guru Dosen Instruktur (Gudosin) tenaga kesehatan, Prof. Nartini membuka program studi D4 Perawat Pendidik, satu tahun kemudian menjadi Prodi S1 Keperawatan (PSIK). “Pada saat itu tidak pun-ya staf pengajar, saya bekerja sama dengan pokja keperawatan. Saya undang seluruh perawat yang memiliki jenjang S2 kesehatan, sehingga penga-jarnya pada saat itu lulusan dari Universitas In-donesia,” cerita perempuan yang sempat besar di kota Malang. Pada saat itu karena masih program studi baru, PSIK belum memiliki ruang, sehingga proses pembelajaran berpindah-pindah. Prof. Nar-tini mengusulkan untuk pembangunan gedung baru sebagai tempat pembelajaran dan perkanto-ran PSIK. Akhirnya gedung Ismangoen disiapkan dan didesain oleh Prof. Nartini memiliki Mini Hospital sebagai Simulated Hospital. Mini Hospi-tal ini didesain khusus, ada kamar operasi, IGD, ruang recovery, ICU, dan Bangsal. Konsep Prof. Nartini mengenai Mini Hospital ini sebagai tem-pat pembelajaran bagi koas dan residen sebelum menangani pasien secara langsung. Menggunakan manekin, jika pada saat melakukan anestesi terlalu dalam atau melakukan irisan terlalu dalam maka alarm bunyi dan muncul di komputer. Namun,

karena terkendala biaya maka saat itu pengadaan manekin belum dapat diwujudkan.

Hingga gempa besar melanda Yogyakarta, 2006, Mini Hospital gedung Ismangoen menjadi the real hospital. Bekerja sama dengan tim dokter dari Tim Bencana UGM, perawat dari PSIK FK UGM, laboratorium Patalogi Klinik FK UGM, obat dari Farmakologi FK UGM dan Fakultas Farmasi UGM, staf dan mahasiswa FK UGM, serta per-alatan dari RS Dr Soetomo Surabaya menerima 350 korban dirawat di mini hospital. Ketika itu, rehabilitasi dilakukan secara mobile sesuai den-gan ide Prof. Nartini, mobile rehabilition. “Ayo interprofesional, kerjasama dengan unit rehab RSUP Dr Sadjito, Fakultas Farmasi UGM, Fakul-tas Psikologi UGM, dokter dari FK UGM, kita susun tim dengan tim inti dari PSIK FK UGM”, cerita Prof. Nartini yang mengangkat konsep in-terprofesional dengan bekerja secara team work.

Sejak awal PSIK sudah menyatakan “never ending innovation”. “Tidak boleh berhenti sampai disini, ners yang inovatif, ners yang futuristis, ners yang peka dan peduli. Jangan hanya yang rutin-ru-tin saja,” harap Prof. Nartini pada perkembangan PSIK.

Tahun 2012, Prof. Nartini mendapat tugas oleh UGM untuk membuka kembali Rumah Sakit

Prof. dr. Sunartini, Sp.AK,PhD menyerahkan buku biografi kepada Dekan FKKMK dalam acara Rapat Senat Terbuka 2018.

Page 39: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

39Mediaefkagama

UGM yang saat ini dikenal dengan Rumah Sakit Akademik UGM (RSA UGM). Prof. Nartini men-jadi Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan, sedangkan Direktur Utama adalah Prof. dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K), DHSM. “RSA UGM saya desain dengan konsep klaster. Satu gedung dengan satu klaster,” tutur beliau. Seperti gedung Parikesit, di bagian bawah sebagai tempat rehab medis anak (meskipun berjejer dengan rehab medis dewa-sa supaya hemat ruang). Rehab medis ini saya pikirkan indoor dan outdoor, sehingga bisa digu-nakan sebagai tempat bermain dan rehabilitasi. Diatasnya ruang pendidikan, one way mirror. Ru-ang diskusi koas diapit oleh ruang periksa dan ruang tindakan. Sehingga pasien tidak tahu jika sedang diamati. Proses pendidikan ini agar pe-serta didik dengan didampingi oleh tutor dapat mendiskusikan mengenai tindakan yang sedang berlangsung. Bagian atas ruang tersebut ada rawat inap, ruang psikologi, ruang rehab medis, fisioter-api, okupasi terapi, psikiatri, bedah anak, THT anak dirawat di dalam gedung yang sama.

RSA UGM merupakan rumah sakit PTN per-tama yang menerapkan konsep klaster dalam

pembangunannya. Sistem klaster ini menjadikan sistem pendidikan dan kerjanya harus interpro-fesional collaborative practice dan team work. Harapannya, RSA UGM menjadi rumah sakit futuristis, namun tetap mengedepankan budaya bangsa Indonesia, ramah dan peduli. Pada Hari Kesehatan Nasional tahun 2015, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X RSA UGM dinyatakan se-bagai rumah sakit ramah difabel. “Perlu dikem-bangkan online ambulatory emergency system dan lampu rotator atau sirene di RSA UGM,” usul Prof. Nartini. Sehingga bagi penderita tuli dapat melihat lampu tersebut sebagai tanda bahaya, sedangkan online ambulatory emergency system untuk men-dukung unggulan DIY yaitu health tourism men-genai penanganan kecelakaan di tempat wisata. (Dian Paramitasari/Reporter)“Never ending innovation, tidak boleh berhenti sampai di sini. Ners yang inovatif, futuristik, dan

yang peka serta peduli. Jangan hanya yang rutin-rutin saja”.

dok. Pribadi

Page 40: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

40 Mediaefkagama

Dr. Alida Lienawati, M.Kes (MMR), alumni FK-KMK UGM angkatan 77 yang telah berkip-rah mengharumkan nama almamater dalam

karirnya hingga saat ini. Wanita kelahiran Cilacap pada 30 April 1958 ini memiliki seorang ayah yang bekerja di pemintalan kapas Cilacap (Industri Sandang). Oleh karena hal tersebut, masa kecilnya banyak dihabiskan di Cilacap sampai kelas 2 SD. Kemudian tinggal di Semarang mengikuti berpindah tugas nya sang ayah.

Sejak kecil, Dr Alida selalu berprestasi baik bidang akademik maupun olahraga. Lulus SD Candi Baru 4 Semarang pada tahun 1970 dengan nilai sempurna 10 pada tiga mata pelajaran. Prestasi gemilang berlan-jut dengan menjadi juara 1 saat kelulusan di SMPN 5 Semarang tahun 1973. Prestasi olahraga antara lain Dr Alida tergabung sebagai tim kasti SD dan dan tim bas-ket serta voli SMP. Masa SMA dilalui Dr Alida dengan capaian luar biasa yaitu peringkat 4 di SMAN 12 Sema-

rang sehingga mendapatkan tawaran kuliah jalur tanpa tes (PMDK) dari IPB. Namun, Dr Alida lebih “jatuh cinta” dengan bidang kedokteran sehingga memilih jalur tes SKALU dengan pilihan pertama dan kedua adalah kedokteran umum dan teknik kimia UGM. Dr Alida dinyatakan lulusa pada kedua pilihan, dan beliau memilih kedokteran umum.

Menikah dini merupakan pilihan hidup yang diam-bil Dr Alida saat menjalankan kuliah dan beliau ber-hasil menunjukkan bahwa pilihannya tersebut tidak menghalangi proses pendidikannya. Terbukti beliau berhasil lulus dokter FK UGM pada tahun 1988 dengan dukungan suami dan 3 anaknya. Dalam per-jalanan karirnya, Dr Alida menyatakan bahwa ada beberapa sosok dosen role model yang banyak mem-berikan inspirasi kepadanya antara lain Prof. Sunartini Hapsoro, Prof. Sofia Mubarika, dan Prof. Yati Soenarto.

Dr. Alida pernah berkarir sebagai dosen Bagian His-tologi di FK UGM pada tahun 1988-1990, sebelum diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) Kemenk-es. Karir pertama sebagai PNS adalah sebagai dokter triase di IGD RSUP Dr. Sardjito, kemudian ditun-juk oleh Prof. Sunartini sebagai Kepala Urusan atau Penanggungjawab Pelatihan pada tahun 1992.

Atas saran Prof. Sunartini, Dr Alida melanjutkan kuliah S2 IKM konsentrasi manajemen rumah sakit (MMR) FK UGM pada tahun 1994. Pilihan kuliah

Kabar Alumni

Dokter Alida Dorong Semangat Sivitas Hospitalia Dengan Lagu

Page 41: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

41Mediaefkagama

non-spesialis diambil Dr Alida dengan pertimbangan suami bahwa anak-anaknya yang masih membutuhkan perhatiannya.

Beliau sempat memegang beberapa jabatan dalam perjalanan karirnya. Mulai dari 1994, beliau menja-di Kepala Seksi Pengembangan Pelayanan Medis di Sardjito. Dua tahun kemudian, beliau mendapatkan amanah tambahan, yakni pada 1996, beliau diangkat menjadi Plt. Kepala Bagian Akuntansi. Pada tahun 1998, Dr Alida melepas posisi sebagai Kepala Seksi Pengembangan Pelayanan Medis, dan fokus sebagai Kepala Bagian Akuntansi. Namun, tahun 2000 beli-au kembali mempunyai dua jabatan karena Direktur RSUP Dr. Sardjito menunjuk beliau sebagai Kepala Ba-gian Keuangan.

Akhir tahun 2000, ia kembali menyampaikan ka-lau keberatan kepada Direktur terkait 2 jabatan yang ia pegang saat itu karena hasilnya tidak optimal. Akhirnya beliau memilih fokus sebagai Kepala Bagian Keuangan, dan dijalani selama 6 tahun (2001-2006). Setelah itu, pada April 2006 ia dipindahkan sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medik. Lalu pada Novem-ber 2009, ia dilantik menjadi Direktur Keuangan di RS Sardjito sampai dengan September 2012. Pada bulan Agustus ia dilantik oleh Menteri Kesehatan sebagai Di-rektur RS Soeradji Tirtonegoro (RSST), dan tepat pada 5 September 2012 ia melakukan serah terima jabatan sebagai Direktur RSST.

Sebelum menjadi Direktur RSST, beliau diminta men-jalani bidding Direktur Rumah Sakit sesuai surat tugas dari Direktorat Jenderal Kemenkes saat itu. Teringat saat wawancara bidding sebagai Direktur RSST, ia di-tanya mengenai apa program yang akan dilakukan untuk RSST misal diterima menjadi Direktur RSST. Oleh karena waktu itu ia belum mengetahui secara mendalam mengenai RSST, ia menjawab bahwa saat itu ia tidak memiliki program, melainkan akan melaku-kan evaluasi terlebih dahulu. Baru setelah itu ia dapat membuat program. Pewawancara yang mendengar jawabannya saat itu merasa kaget. Saat itu beliau su-dah berserah diri, baginya jabatan bukan segalanya,

yang penting ia bisa melakukan yang terbaik yang bisa dan mampu ia lakukan, karena tidak ada amanah yang ringan. Jika kita bisa menjalankan amanah dengan baik, aman, selamat dunia akhirat, bermanfaat bagi semua pihak, insya Allah bisa barokah dan penuh rah-mat. Ditengah kepasrahannya itu, pada akhirnya beliau diterima sebagai Direktur RSST.

Kita semua tahu bahwa RSUP Dr. Sardjito sudah men-jadi Rumah Sakit Pendidikan Utama bagi FK UGM, begitu juga RSST. Akan tetapi, ternyata keduanya mempunyai karakter dan budaya yang berbeda sekali. Banyak hal yang harus dilakukan Dr. Alida untuk RSST terkait peran barunya sebagai Direktur Rumah Sakit. Salah satunya adalah mempersiapkan perubahan status RSST dari RS Kelas B menjadi RS Kelas A dan sebagai RS Pendidikan Utama FK UGM. Cukup mengejutkan Dr Alida, fakta bahwa RSST bukan RS Pendidikan FK UGM. Padahal sejarah cikal bakal FK UGM salah sa-tunya berasal dari RS Tegalyoso (RSST). Ia juga baru mengetahui bahwa RSST sebenarnya sudah memiliki master plan. Akan tetapi master plan tersebut belum pernah sama sekali mengalami evaluasi hingga saat itu. Akhirnya dilakukanlah evaluasi oleh Dr. Alida dengan bantuan PKMK UGM.

Pada akhir tahun 2013, Dr. Alida mendapat surat dari Kemenkes terkait Revisi UU Otonomi Daerah yang menyebutkan bahwa semua rumah sakit vertikal mi-lik Kemenkes harus berkualitas minimal RS Kelas A. Oleh karena itu, dilakukanlah perancangan kembali oleh RSST untuk bisa mencapai RS Kelas A. Dokter Alida merencanakan untuk pemenuhan persyaratan RSST sebagai rumah sakit kelas A yang terbagi dalam 3 aspek: SDM Medis, sarana prasarana, dan manajemen rumah sakit. Terkait dengan pengembangan SDM ini, Dr. Alida mengakui bahwa ia merasakan adanya dukungan AHS dalam pemenuhan kualitas SDM tersebut. Secara bertahap, pemenuhan persyaratan itu dipenuhi sejak tahun 2014. Akhirnya setelah visi-tasi terakhir kemarin, RSST sudah mendapatkan izin operasional sebagai RS kelas A.

Page 42: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

42 Mediaefkagama

Tak hanya tema ulang tahun, pada 12 hari sejak serah terima jabatan selesai ia lakukan, tepatnya pada saat apel pagi, Dr Alida memiliki ide untuk memoti-vasi sivitas hospitalia menggunakan sambutan yang mengena, sehingga waktu itu ia mempunyai ide untuk mengubah lirik lagu salah satu band Armada.

“Mau dibawa kemana, Soeradji kita. Jika kau terus, menunda-nunda. Dan tak pernah, nyatakan cinta. Mau dibawa kemana, Soeradji kita”, nyanyi Dr Alida dengan merdu

Baginya, lagu tersebut bermakna cukup dalam. Seseorang yang tidak punya rasa cinta pada institusi tempat bekerja atau sekolahnya, mungkin hanya akan melakukan sesuatu saja tanpa ada hal yang bermakna. Hal ini karena orang tersebut akan disibukkan dengan mengeluh dan banyak keterpaksaan yang dia lakukan, padahal apa yang dia kerjakan itu tugasnya. Dokter Alida selalu menegaskan bahwa banyak petuah orang tua mengatakan, “jangan pernah kamu tanyakan apa yang negara bisa berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan pada negaramu”, karena itulah yang bisa membuat negaramu atau institusimu maju. Jika kita hanya menuntut hak, tanpa melaku-kan kewajiban, tentu hal itu tidak adil. Insya Allah, tidak akan ada institusi negara yang melupakan hak pekerjanya jika mereka sudah melakukan kewajiban dengan baik, inovatif, kreatif, dan produktif. Ia selalu

Selain itu, evaluasi pertama kali yang dilakukan Dr. Alida juga memberikan jawaban mengenai bagaimana etos kerja sivitas hospitalia RSST selama ini. Saat itu ia melihat bahwa etos kerja mereka kurang baik. Ia me-lihat permasalahan kurangnya jiwa pengabdian dan loyalitas pada diri mereka. Banyak sivitas hospitalia yang tidak memiliki rasa cinta, inovasi, kreasi, pada institusi tempat mereka. Setiap hari mereka seolah han-ya bekerja pagi pulang siang. Hal ini menjadi salah satu pemikirannya saat itu.

Pada saat perayaan ulang tahun RSST ke-90, awalnya Dr. Alida belum memiliki tema untuk perayaan ulang tahun ini. Ia baru mendapatkan ide un-tuk menggunakan falsafah Jawa sebagai tema, setelah ia menyelesaikan sholat di pagi hari. Ia merasa seolah disentil, mengapa harus menggunakan tema yang sulit dimengerti? Mengapa tidak menggunakan falsa-fah Jawa saja yang mudah dipahami oleh sivitas hospitalia? Akhirnya waktu itu muncul tema “Sak Iyek, Saeko Proyo, Hamrantasi Gawe”. Tema tersebut tertu-ang dalam majalah rumah sakit edisi khusus 90 Tahun RSST Mengabdi yang terbit pada Desember 2017. Tema tersebut memiliki arti yang mendalam, kita harus bisa rukun dan bersatu dalam menyelesaikan pekerjaan. Patut disyukuri, dengan tema tersebut, barulah sivitas hospitalia mulai tergerak. Saat awal tema tersebut di-angkat, memang baru sedikit orang yang tergerak, na-mun sedikit demi sedikit semangat setelah itu menular.

Dr. Alida Lienawati, M.Kes. (kiri) bersama dengan Dr. Sri Endarini, MPH & Dr. Achmad Sujudi, MHA (dok. Pribadi)

Page 43: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

43Mediaefkagama

mengimbau karyawannya untuk selalu mencintai insti-tusinya. Dokter Alida percaya bahwa apapun yang kita lakukan untuk kebaikan, pasti akan ada balasannya.Tidak berhenti di satu lagu saja, ternyata ia juga mengajak sivitas hospitalia untuk bangkit bersama dengan 2 lagu yang lain. Lagu yang kedua adalah lagu yang berjudul Jangan Menyerah, milik salah band D’masiv. Menurutnya lagu ini sangat bermakna dan tepat untuk diterapkan, mengingat sudah banyak usaha yang dilakukan oleh RSST, dan tidak sedikit kegagalan yang RSST temui. Akan tetapi, ia percaya bahwa menyerah bukan jalan keluar. Kemudian lagu yang ketiga adalah lagu Aja Nelongso milik Koes Ploes. Lagu ini dinyanyikannya pada apel ulang tahun ke-90 RSST tanggal 20 Desember 2017. Bagi dr Alida, lirik lagu Aja Nelongso sangat bagus. Lagu tersebut menga-jarkan kita untuk tidak egois, kita harus gotong royong. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Hidup itu memang susah, tetapi tidak perlu mengeluh. Menurut-nya, nilai yang disampaikan dalam lagu tersebut sesuai dengan prinsip pelayanan prima. Baginya, daripada membuat puisi yang susah, lebih baik menyanyikan lagu supaya mudah diingat. Sebenarnya banyak lagu-lagu bagus yang memiliki makna baik untuk diresa-pi. Di akhir masa jabatannya kini, ia mengimbau un-tuk selalu mengingat 3 lagu yang selalu ia nyanyikan.

Saat ini merupakan masa akhir dr. Alida sebelum akhirnya purna tugas. Ia menyampaikan banyak teri-ma kasih pada teman-teman sivitas hospitalia dan juga

meminta maaf jika banyak kata yang ia ucapkan mem-buat sakit hati atau agak tersinggung. Di akhir masa ja-batannya kini, ia bersyukur banyak teman-teman sivi-tas hospitalia yang akhirnya tetap bersama, sehingga banyak yang sudah bisa RSST capai. Saat ini RSST se-dang dalam proses pembangunan untuk mewujudkan master plan-nya dan persiapan reakreditasi paripurna. Dokter Alida berharap kepada mahasiswa FKKMK UGM saat ini untuk tidak hanya mengahafal syair Hymne Gadjah Mada saja, tetapi juga harus meresa-pi dan mengamalkannya, karena makna lagu tersebut sangat dalam. Syair tersebut menjelaskan bagaimana peran kita sebagai mahasiswa dan alumni. Selain itu ia juga mengimbau untuk selalu menjaga persatuan, kare-na perjuangan negeri ini cukup keras dalam mencapai kemerdekaan. Negeri ini harus bersatu untuk menja-ga sumber daya alamnya. Indonesia merupakan jam-rud khatulistiwa. Kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Jangan pernah lagi kita mau dibodohi. Terakhir, ia juga berpesan agar kita harus menjalani proses kehidupan dengan sewa-jarnya, tidak serakah dan berpikir jika orang yang sukses adalah orang yang bermateri, yang dihormati, dan lain sebagainya, karena itu hanya bersifat duniawi.(Rasyid/Reporter)

Dr. Alida Lienawati, M.Kes. bersama keluarga (dok. Pribadi)

Page 44: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

44 Mediaefkagama

Refleksi adalah proses pemikiran yang terjadi sebelum, selama dan sesudah sebuah situasi dengan tujuan mengembangkan pemaha-

man yang lebih baik tentang diri dan situasi yang dihadapi sehingga pada saat menghadapi situasi yang serupa dapat bercermin dari situasi sebelum-nya. Dalam konteks klinis, refleksi terkait dengan pertimbangan terhadap konteks yang lebih luas, kemaknaan, dan implikasi suatu pengalaman atau tindakan klinis.

Dasar teori refleksi adalah Kolbs’ learning cycle, yakni setelah mendapatkan pengalaman nya-ta, baik pengalaman pribadi, pengalaman klinik

Clinical Teaching

Penulis: Yoyo Suhoyo

maupun pengalaman pendidikan yang lain, setiap mahasiswa difasilitasi untuk melakukan refleksi tentang apa, bagaimana dan mengapa pengalaman yang dialaminya terjadi. Sebagai akibatnya, ter-bentuklah pengetahuan baru. Sebagai pembelajar dewasa, mahasiswa membutuhkan proses refleksi dalam proses pembelajarannya untuk perkemban-gan individunya baik secara kepribadian, moral, psikologis, emotional dan koginitif, agar menjadi seorang professional yang tahu tentang penerapan ilmunya dalam konteks pekerjaan yang lebih luas dan pembelajaran sepanjang hayat.

Tujuan refleksi antara lain:• Membantu menghubungkan antara kegiatan

Refleksi dalam Pendidikan Klinik

http://www.realtruekaren.com/soulpurpose.html

Page 45: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

45Mediaefkagama

klinik yang dilakukan oleh mahasiswa dan target kompetensi yang harus dicapai.• Mengembangkan keterampilan berfikir kritis, bersikap terbuka terhadap perbedaan ide dan se-lalu mengantisipasi konsekuensi tindakan yang dilakukan pada pasien• Membantu retensi pengalaman dalam mena-ngani kasus menjadi “pembelajaran bermakna”

Kunci Keberhasilan Penerapan RefleksiAda 3 kunci keberhasilan penerapan refleksi. Per-tama adalah adanya dosen yang menjadi teladan yang baik sehingga mendorong antusiasme pem-belajaran, pemahiran keterampilan dan pengua-saan pengetahuan tingkat tinggi, dan penyadaran pentingnya aspek psikologis dan sosial dari pe-layanan kesehatan. Kedua, setelah adanya kete-ladanan, harus mampu meraih kepercayaan dari mahasiswa sebagai pembelajar, dengan menunjuk-kan pemberian pelayanan kesehatan yang unggul kepada pasien. Ketiga, kemampuan memfasilitasi proses refleksi yang dimulai dengan kemampuan mengidentifikasi kesempatan melakukan refleksi, dan menggabungkan dengan pemberian umpan balik yang konstruktif.

Model PelaksanaanAda dua contoh model pelaksanaan refleksi, yak-ni model dari Gibbs (1988) dan model Bain et al (1999). Langkah-langkah refleksi kasus menurut model Gibbs adalah sebagai berikut (Gambar 1):1. Deskripsi: Mahasiswa diminta untuk mendeskripsikan kasus yang dipilih. Kasus yang akan dipilih sebagai refleksi kasus umumnya ada-lah kasus yang didapat setelah mengikuti kegiatan klinik di bangsal maupun di poliklinik, baik yang dilakukan bersama dengan pembimbing ataupun dilakukan sendiri. Mahasiswa juga diminta menu-liskan hal yang menurut mereka menarik/mence-maskan/kontroversi/ingin diketahui lebih lanjut. 2. Adakah emosi pribadi terhadap kasus ini?: Mahasiswa diminta mengidentifikasi emosi prib-adi yang terlibat dalam kasus ini. Tujuan lang-kah ini adalah memperkuat pengalaman yang menyenangkan serta dapat mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan (Inhibit Learning).3. Evaluasi: Pengalaman ini baik atau buruk?: Mahaiswa diminta untuk melakukan evaluasi dan menjelaskan pengalaman selama menangani pa-sien, baik pengalaman yang baik maupun pengala-man yang buruk. 4. Analisis: Apa yang dipelajari dari kasus ini?: Mahasiswa diminta menulis analisis kasus secara

prospektif, misalnya dengan mengkaji berbagai kemungkinan penatalaksanaan (anamnesis, pe-meriksaan, diagnosis, terapi) yang berbeda. Maha-siswa harus menggunakan referensi dengan meng-gunakan pendekatan EBM.5. Kesimpulan: Adakah tindakan yang berbeda dari yang sudah dilakukan?: Mahasiswa diminta untuk menuliskan kesimpulan hasil analisis mere-ka berdasarkan referensi yang digunakan.6. Tindak lanjut: Jika terjadi kasus serupa, apa yang akan dikerjakan?: Mahasiswa diminta menuliskan rencana mereka apabila mendapatkan kasus yang serupa dengan kasus ini.

Gambar 1. Langkah-langkah refleksi model model Gibbs (1988)

Langkah-langkah refleksi kasus menurut model Bain et al. (1999) adalah tertera di gambar 2.

Gambar 2. Langkah-langkah refleksi model model Bain et al (1999)

Page 46: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

46 Mediaefkagama

Sehat, menjadi modal utama para petugas kesehatan. Keseharian bertugas di pusat layanan kesehatan tentu mampu meny-

ita banyak energi. Kondisi petugas kesehatan yang tidak sehat, tentu akan mengganggu peran mereka dalam mengedukasi, menganalisis, menyembuhkan, hingga memberikan anjuran hidup sehat yang sudah menjadi tugas utamanya.

Catatan di atas tentu menjadi perhatian Fakul-tas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dalam mendidik mahasiswa. Bahwa kesehatan harus dibangun dan dipersiapkan sejak dini, terutama saat masih men-jalani pendidikan sebagai calon tenaga kesehatan masa depan.

Kesehatan Mata Mahasiswa Dokter ahli kesehatan Mata FKKMK UGM, dr. Widyandana, SpM, Rabu (11/4) menyatakan bah-wa salah satu peserta Pendidikan Dokter Spesi-alis (PPDS) Mata pernah melakukan penelitian mengenai kelainan mata pada mahasiswa S1 Ke-

dokteran, Keperawatan dan Gizi Kesehatan.

Dari penelitian tersebut diperoleh data bahwa angka tertinggi mahasiswa yang mengala-mi kelainan mata ataupun memakai kacamata banyak diderita oleh mahasiswa Kedokteran, disu-sul kemudian dengan Keperawatan dan Gizi Kes-ehatan.

Angka yang cukup tinggi ini tentu perlu menjadi perhatian bersama. Apakah faktor risiko penyakit mata memang tinggi pada mahasiswa kedokteran? Ataukah karena mahasiswa memiliki kebiasaan banyak membaca, banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan dan kurang olah raga?

“Sebenarnya melalui penelitian ilmiah, bukan hanya mengamati orang berkacamata saja, per-masalahan ini harus ditangani. Gaya hidup se-hat mendesak untuk dijalankan,” tegas dokter Widyandana yang akrab dipanggil dokter Doni ini.

Feature

Menjadi Mahasiswa Sehat di Kampus Sehat

Kegiatan Olah Raga di Lingkungan FKKMK UGM

Page 47: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

47Mediaefkagama

Saat dikonfirmasi mengenai apa yang bisa dilaku-kan FKKMK UGM, dokter Doni mengungkap-kan beberapa hal. Pertama, program kampus me-mang harus ada program nyata untuk Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Seperti halnya olah raga bisa masuk dalam poin pembelajaran, se-hingga mahasiswa wajib mengikuti. “Dari hasil penelitian, disinyalir bahwa aktifitas fisik mampu mengurangi perkembangan miom,” tegasnya.

Poin kedua, terkait upaya promosi kesehatan. Be-berapa waktu lalu, mahasiswa S1 FKKMK UGM mengikuti lomba poster nasional untuk mata se-hat, melalui program ‘BUCIN’. BUCIN merupakan program yang bisa dipromosikan untuk lingkun-gan FKKMK UGM. BUCIN terdiri dari anjuran untuk makan Buah dan sayur; waspada sinar Uv; Cahaya yang cukup; Istirahatkan mata; dan No smoking & alkohol.

Mengkonsumsi buah dan sayur menjadi cara un-tuk menangkal radikal bebas yang membahayakan mata. Sedangkan untuk paparan sinar ultraviolet (UV) secara langsung bisa merusak lensa mata yang mempercepat terjadinya katarak. “Oleh kare-nanya, melalui program BUCIN ini, kami mem-promosikan penggunaan kacamata hitam untuk mengantisipasi paparan sinar UV,” ungkap dokter Doni.

Cahaya yang cukup juga menjadi upaya untuk menyayangi mata. Cahaya yang terlalu terang dapat menyilaukan mata, sedangkan cahaya yang terlalu redup membuat mata cepat lelah. Aspek berikutnya yang perlu menjadi perhatian adalah mengistirahatkan mata saat menatap layar atau-pun membaca dengan aturan 20-20-20. Hal ini berarti bahwa mata harus istirahat tiap 20 menit selama 20 detik dengan memandang sejauh 20 kaki atau 6 meter).

Dokter ahli kesehatan mata ini juga menambah-kan bahwa aspek yang terakhir terkait yang per-lu diperhatikan adalah terkait dengan asap rokok maupun konsumsi alkohol. “Anjuran untuk tidak mengkonsumsi rokok maupun alkohol menjadi penting karena asap rokok bisa menyebabkan iri-tasi mata dan alkohol bisa merusak saraf mata,” terangnya.

Pada sesi terakhir wawancara, dokter yang per-nah meraih penghargaan The European Society of Catarac and Refractive Surgeons (ESCRS) di Fei-ra Internacional de Lisbon (FIL) tahun 2017 ini menegaskan bahwa FKKMK UGM bisa melaku-kan program nyata untuk mendukung kesehatan mata melalui media yang ada. “Memaksimalkan videotron FKKMK UGM untuk upaya promotif dengan isian tayangan yang berasal dari kontribusi masing-masing departemen, tentu akan menjadi

Kegiatan Olah Raga di Lingkungan FKKMK UGM

Page 48: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

48 Mediaefkagama

hal menarik dan mengundang partisipasi semua pihak untuk berperan,” ujarnya.

Pemeriksaan Kesehatan, Deteksi KelainanDepartemen Radiologi FKKMK UGM merupa-kan salah satu komponen yang terlibat aktif dalam pemeriksaan kesehatan mahasiswa. Meskipun, departemen tersebut hanya terbatas mengerjakan pemeriksaan pada foto rontgent dada pada calon dokter muda dan ners saja.

“Kalau radiologi itu sifatnya skrining, artinya itu yang tidak ada keluhan. Memang untuk prosesnya sendiri, setelah dilakukan foto, semua hasil digi-tal disimpan dan dibaca oleh dua pembaca (dou-ble reader),” ungkap ketua Departemen Radiologi FKKMK UGM, Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K), Kamis (12/4) di ruang kerjanya.

Departemen Radiologi akan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada FKKMK UGM, kare-na data tersebut akan digabung dengan assess-ment yang lain. Apabila terdapat kelainan, maka akan segera dikonsultasikan ke Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Beberapa kelainan yang pernah ditemukan di antaranya adalah kecurigaan infeksi

TB maupun adanya benjolan tiroid di leher.

“Hanya saja, selama dua tahun terakhir terdapat data yang cukup menarik yakni adanya skoliosis atau kelainan tulang belakang pada mahasiswa. Memang derajatnya ringan, namun perlu menjadi perhatian bersama,” ungkap dokter ahli Radiologi ini.

Data pemeriksaan tahun 2016 menunjukkan bah-wa terdapat 16 kasus skoliosis ringan dan ada yang menderita skoliosis berat. Sedangkan tahun 2017, ditemukan 39 mahasiswa menderita skoliosis ringan.

“Kalau kita melihat data tersebut, seberapaun ke-cilnya temuan tetap harus ditindaklanjuti, kare-na mereka akan bekerja di institusi rumah sakit. Bagaimana mereka akan mengelola orang sakit ka-lau mempunyai keterbatasan fisik? Ini harus dikaji penyebabnya,” tegas dr. Lina.

Selain Departemen Radiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) FKKMK UGM juga berperan aktif dalam pemeriksaan keseluruhan kondisi kesehatan calon mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Pemerik-saan yang dilakukan meliputi evaluasi fetal sign, tekanan darah, nadi, maupun pemeriksaan fisik lain.

Data penerimaan mahasiswa tahun 2017 menun-jukkan bahwa pada periode Januari, dengan jum-lah pendaftar sebanyak 301 peserta terlihat bahwa sebagian besar calon mahasiswa dalam kondi-si normal. “Kalaupun ada kelainan, itu sifatnya minor, artinya bukan kecacatan mayor atupun penyakit berat. Seperti halnya jumlah hipertensi stage 1 sebanyak 2%; asma <0,5%; dan VES (de-nyut jantung tidak normal) itupun biasanya masih dianggap normal dalam kondisi stres atau cemas,” terang dr. Ika Trisnawati, M.Kes., SpPD-KP, Rabu (11/4).

Dokter yang sehari-hari bekerja di RSUP Dr. Sardjito ini juga menambahkan bahwa terjadi peningkatan di periode pendaftaran maha-siswa PPDS FKKMK UGM bulan Juli 2017. Ha-sil pemeriksaan kesehatan pada periode tersebut menunjukkan bahwa terdapat 1% VES; 0,5% asma; dan 1% hipertensi dari 329 pendaftar.

Kegiatan Olah Raga di Lingkungan FKKMK UGM

Page 49: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

49Mediaefkagama

Dokter yang bekerja di Penyakit Dalam me-mang memiliki risiko tinggi tertular penyakit infeksi maupun penyakit yang mudah menular seperti TB, HIV, hepatitis maupun penyakit menu-lar dari darah. Oleh karenanya, dokter harus menda-patkan bekal upaya preventif agar aman dari risiko terinfeksi penyakit menular.

“Jadi kalau RS sendiri, kami dengan JCI sudah menyediakan masker terstandar yakni tertutup semua, seperti baju robot. Kami berharap peran aktif dari FKKMK UGM juga untuk mencegah penularan ataupun melindungi mahasiswa dari risiko-risiko penyakit menular. Agar peserta didik yang masuk FKKMK UGM menjadi mahasiswa sehat, dan saat lulus juga menjadi alumni yangsehat,” papar dokter Ika.

Lalu apa yang bisa dilakukan? Pertama, medical check-up rutin per tahun adalah cara sederhana untuk deteksi dini agar tidak terjadi penyakit be-rat ataupun lanjutan. Kedua, antisipasi kesehatan mental mahasiswa dengan proses monitoring atau-pun bimbingan mahasiswa yang lebih baik. Ketiga, edukasi ke seluruh sivitas akademika secara khu-sus mengenai risiko penularan penyakit.

“Selama ini materi manajemen risiko hanya disi-sipkan pada materi kuliah dan terpisah-pisah, jadi kurang fokus. Pada saat pembekalan dokter muda, saya pernah memberikan kuliah materi TB dan bagaimana penularannya. Akan tetapi perhatian mahasiswa lebih fokus pada manajemen pasien, di luar itu mereka terlihat kurang peduli. Padahal, ini demi kesehatan mereka agar tidak terinfeksi saat bertugas. Jika FKKMK UGM menyediakan waktu khusus untuk materi ini akan sangat lebih baik,” ungkap dokter Ika.

Sedangkan untuk poin keempat, dokter Ika menyinggung terkait peran aktif FKKMK UGM terhadap kualitas air dan kesehatan kantin. “Su-dah saatnya ada peran aktif FKKMK UGM un-tuk menjaga dan secara berkelanjutan melakukan pengecekan kualitas air dan kesehatan kantin,” pungkasnya.

(Narasumber: dr. Widyandana, SpM; Dr. dr. Lina Cho-ridah, Sp.Rad(K); dr. Ika Trisnawati, M.Kes., SpPD-KP. Reporter: Winanti Praptiningsih)

http://grahainfo.com/cara-hidup-sehat-alami-den-gan-pola-hidup-yang-benar/

Page 50: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

50 Mediaefkagama

Stunting atau tumbuh lebih pendek diban-dingkan anak pada kelompok umurnya dapat terjadi karena masalah kurang gizi yang kro-

nis. Menurut definisi, seorang anak dikatakan stunting dengan membandingkan status gizi tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U atau PB/U) dengan standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Anak berada pada kategori pendek bila nilai z-score berada di bawah standar, yaitu ku-rang dari -2 SD dan disebut sangat pendek bila ku-rang dari -3 SD.

Apabila kita membandingkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2010, dan 2013, tidak terdapat perbaikan yang signifikan terhadap jumlah anak stunting di Indonesia. Pada tahun 2007 terdapat 36,8% anak stunting, tahun 2010 terdapat 35,6% anak stunting, dan tahun 2013 diperkirakan terdapat 37,2%. Pada tahun 2015, kementerian kesehatan menyelenggarakan Survei Pemantauan Status Gizi (PSG) dan didapat hasil 29% anak mengalami stunting dengan preva-lensi di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat.

Prevalensi tersebut menunjukkan bahwa stunting menjadi permasalahan serius yang wajib ditang-gulangi di Indonesia. Jumlah anak stunting di Indonesia merupakan yang tertinggi dibanding-kan beberapa negara ASEAN lain seperti Malay-sia (17%), Vietnam (23%), Thailand (16%), dan Singapura (4%).

Permasalahan utama yang menjadi tantangan bagi Indonesia saat ini adalah adanya pedoman Indo-nesia dalam pengukuran stunting yang bisa jadi berbeda dengan kondisi yang ada di lapangan. Akibatnya, Indonesia bisa salah dalam mendefi-nisikan masalah dan mengalami kesalahan dalam perencanaan program. Kesalahan tersebut dikare-nakan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk memiliki ras mongoloid.

Sementara instrumen yang digunakan oleh WHO dalam penelitiannya mengenai stunting, menggu-nakan mayoritas responden yang berasal dari ras kaukasoid, sehingga wajar jika kita melakukan

Stunting

Ilmiah Populer

sumber: nusantaranews.co

Page 51: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

51Mediaefkagama

pengukuran dengan instrumen WHO, menghasil-kan banyak mahasiswa yang tergolong pendek.

Hal itulah yang dimungkinkan sebagai alasan men-gapa jumlah kasus stunting di Indonesia tinggi. Banyak orang yang sebenarnya hanya pendek dan kondisinya baik-baik saja, namun karena ciri-ciri orang pendek dengan stunting hampir sama, maka orang pendek tadi menjadi salah penggolongan menjadi stunting. Hal ini tentu merupakan mas-alah serius, mengingat adanya diagnosis tentu ber-kaitan dengan intervensi kedepannya.

Prof. dr. Madarina, MPH, Ph.D, SpA(K) menyam-paikan bahwa sudah seharusnya Indonesia meng-gunakan pengukuran menggunakan instrumen yang dikembangkannya sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah dilakukan oleh beberapa negara lain, seperti Jepang, China, Belanda, dan lain sebagainya.

Banyak faktor yang menjadi penyebab stunting, dan umumnya berupa permasalahan lintas sektor, tidak hanya bidang kesehatan. Beberapa penyebab itu, antara lain: status gizi dan kesehatan ibu se-belum dan selama hamil serta setelah melahirkan yang tidak terjaga, pemberian makan bayi dan bal-ita yang kurang sesuai (ASI-Eksklusif, pemberian MP-ASI tidak tepat, dan tidak sesuai kebutuhan gizi anak), infeksi dan penyakit yang dialami oleh bayi atau balita. Seringkali infeksi dan penyakit yang dialami anak terjadi karena kebersihan diri dan lingkungan yang tidak dijaga dengan baik. Ke-miskinan juga menyebabkan keluarga sulit mem-beli bahan pangan berkualitas.

Banyak hal yang menjadi faktor resiko stunting, antara lain:a. Status gizi ibu yang meliputi; postur tubuh ibu, ibu underweight, anemiab. Jarak kelahiran terlalu dekatc. Ibu hamil masih dibawah umurd. Bayi memiliki berat badan lahir rendahe. Bayi atau balita mengalami riwayat defisiensi zat gizi dan infeksi yang meliputi; defisiensi Zn, diare, tidak ASI eksklusiff. Kebersihan lingkungan, sanitasi, air

Berdasarkan faktor risiko tersebut, kita dapat men-gambil beberapa cara untuk mengatasinya, beber-apa diantaranya, yakni: • Mengontrol faktor-faktor resiko tersebut• Mempertahankan pola hidup yang seimbang

sehingga status gizi selalu terjaga. Hal ini sangat penting terutama bagi remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang ibu. Bagi ibu yang sedang hamil, diharapkan untuk selalu memperhatikan kecukupan gizi hingga saat melahirkan dan masa menyusui.

• Pemberian ASI eksklusif, sangat membantu per-tumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah anak berusia 6 bulan, makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan secara ber-tahap, mulai dari lunak hingga ke padat, dengan tetap memberikan ASI. • Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan ke-bersihan diri sendiri. Dengan menjaga kebersihan, resiko terkena penyakit dapat diminimalkan.

Anak stunting memiliki ciri-ciri tumbuh lebih pendek (dibawah 2 standar deviasi) dibandingkan rerata anak-anak lain pada kelompok umurnya. Anak stunting umumnya memiliki berat badan yang lebih rendah, pertumbuhan tulang terham-bat, dan memiliki penampilan yang tidak sesuai dengan usianya.

Stunting dapat menghambat perkembangan kogni-tif, sistem imun, dan fungsi tubuh. Anak yang men-galami stunting memiliki resiko lebih besar untuk terserang penyakit, terhambat perkembangan tu-buhnya, dan mengalami obesitas di masa dewasa. Anak stunting cenderung mengalami penurunan kehadiran di sekolah yang menyebabkan sulit mengikuti pelajaran dan prestasi tidak maksimal. Hal tersebut akan berimbas pada penurunan pro-duktivitas, mulai dari sulit mendapat pekerjaan, lingkungan pekerjaan yang terbatas, sehingga anak tersebut memiliki pendapatan yang tidak terlalu besar untuk mendukung kehidupannya. Kualitas sumber daya manusia dari suatu nega-ra ditentukan dari jumlah balita yang mengalami permasalahan gizi, termasuk stunting.

Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes mengatakan bahwa stunting sulit untuk disembuhkan karena berkai-tan dengan situasi kurang gizi yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang. Hal ter-baik yang dapat dilakukan adalah berusaha mence-gah terjadinya stunting dengan memenuhi kecuk-upan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) dan dengan meningkatkan kualitas hidup anak yang mengalami stunting

Page 52: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

52 Mediaefkagama

dengan memberikan asupan gizi yang baik.

Ketika anak mengalami stunting, ia memerlukan dukungan nutrisi untuk membantu pertumbu-han dan perkembangan otak serta jaringan tubuh. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah; tetap memberikan ASI Eksklusif, memberikan MP-ASI atau makanan yang bergizi seimbang, serta mem-berikan suplementasi seng, kalsium, zat besi, dan vitamin A. Disamping itu, kita perlu terus meman-tau pertumbuhan anak untuk mencegah adanya penurunan status gizi.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan keluarga dan masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting. Pertama, keluarga dan masyarakat diharapkan memiliki pemahaman yang baik mengenai pentingnya gizi seimbang dan perilaku hidup sehat. Kedua, Keluarga dan masyarakat diharapkan memberikan perhatian lebih mengenai kecukupan gizi kelompok ber-esiko tinggi terutama wanita usia subur (WUS). Perhatian yang diberikan antaranya memastikan anggota keluarga terdekatnya tidak mengalami anemia, tidak kurang energi kronis (ditandai den-gan lingkar lengan atas < 23 cm), dan mencegah terjadinya pernikahan dini. Ketiga, keluarga di-harapkan mampu memberikan dukungan bagi ibu hamil dan menyusui. Caranya adalah dengan membantu ibu hamil rutin memeriksakan kan-dungannya, mendukung agar ibu menyusui mam-

pu memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan bagi bayinya, dan membantu para ibu dalam memper-siapkan makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang bagi bayinya setelah berusia 6 bulan. Selain keluarga, masyarakat juga berperan da-lam mengembangkan program kesehatan ber-basis swasembada masyarakat seperti Posyan-du. Melalui kegiatan posyandu, pemahaman mengenai gizi, cakupan pengukuran status gizi, dan identifikasi permasalahan gizi di masyarakat dapat dioptimalkan. Peran lain dalam masyarakat adalah melakukan gotong royong untuk mewu-judkan lingkungan tempat tinggal yang bersih dan memiliki pasokan air minum yang cukup. Cara ini sangat bermanfaat mencegah terjadinya penyakit yang ditularkan melalui lingkungan seperti diare, malaria, dan penyakit infeksi lainnya.

Waktu paling baik untuk melakukan pencegah-an stunting adalah sejak masa kanak-kanak atau remaja. Remaja yang memiliki status gizi yang baik akan menjadi orang dewasa dengan status gizi yang baik. Orang dewasa, terutama pada calon ibu yang memiliki status gizi baik, akan mapu men-cukupi kebutuhan gizinya selama masa kehamilan. Masa kehamilan dengan status gizi yang baik akan menghasilkan bayi normal dan sehat yang terhin-dar dari stunting.

Penanganan kasus stunting tidak bisa dilakukan

sumber:www.concern.org.uk

Page 53: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

53Mediaefkagama

oleh Kementerian Kesehatan seorang diri. Oleh karena itu, pemerintah pusat sangat berperan un-tuk memberikan instruksi atau kebijakan penan-ganan stunting yang melibatkan beberapa kement-erian misalnya Kementerian Kesehatan, Pertanian, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, PPN, Desa, dll.

Sebagai contoh, saat ini telah mulai dilaksanakan sinergi antar beberapa kementerian tersebut dalam mengentaskan kasus stunting. Beberapa pendeka-tan yang dilakukan antara lain pendekatan Gizi Spesifik dan pendekatan Gizi Sensitif. Intervensi gizi spesifik dilakukan terhadap kelompok yang beresiko mengalami stunting yakni melalui pen-guatan program kesehatan masyarakat, pemberi-an makanan tambahan dengan sasaran masa 1000 HPK, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia dibawah 2 tahun. Sedangkan pendekatan gizi sen-sitif diterapkan bagi hal-hal yang tidak berkaitan langsung namun turut mempengaruhi kondisi stunting, diantaranya peningkatan akses air bersih, sanitasi, pendidikan gizi bagi masyarakat, dan for-tifikasi bahan pangan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, perlunya pemahaman bahwa stunting merupakan kondisi yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu yang panjang, oleh karena itu penanganannya pun tidak bisa serta merta, me-merlukan proses yang panjang dan bekerja sama lintas sektoral. Kedua, masyarakat perlu mema-hami bahwa anak dengan permasalahan gizi ter-masuk stunting memiliki konsekuensi yang buruk bagi masa depan anak itu sendiri dan bagi negara. Tanpa adanya pemahaman ini, seringkali keluarga dan masyarakat abai terhadap permasalahan gizi stunting. Oleh karena itu pendidikan atau eduka-si gizi bagi masyarakat sangatlah penting. Keti-ga, perlu kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat. Masyarakat dapat membuat gerakan swasembada seperti gotong royong membersih-kan lingkungan, aktif dalam memastikan pasokan air bersih bagi setiap warganya, aktif dalam kegia-tan posyandu, dan memberi dukungan bagi wan-ita usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui secara optimal.

Stunting yang dialami oleh anak berusia diatas 2 tahun bersifat menetap dan tidak dapat disembuh-kan. Pada situasi tersebut, tenaga kesehatan ber-peran untuk memberikan penanganan yang bersi-fat membantu peningkatan kualitas hidup mereka

dan mencegah terjadinya penurunan status gizi, diantaranya adalah melakukan pemeriksaan apa-kah anak tersebut mengalami defisiensi zat gizi atau beresiko mengalami masalah kesehatan lain. Selain itu dapat diberikan makanan tambahan, suplementasi zinc, kalsium, vitamin A, dan zat besi untuk mendukung pertumbuhannya. Tenaga kes-ehatan juga berperan memberikan edukasi kepada anak dengan stunting dan keluarganya mengenai pentingnya kecukupan gizi bagi anak stunting.

Peran tenaga kesehatan yang utama terletak pada pencegahan terjadinya stunting yaitu dengan berfokus pada masa 1000 HPK. Pada masa ini, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak berusia dibawah 2 tahun menjadi fokus intervensi. Tenaga kesehatan terutama tenaga kesehatan masyarakat juga berperan dalam memperluas cakupan pen-gukuran dan penilaian status gizi dalam lingkun-gannya. Sehingga deteksi dini anak stunting dapat diberikan. Selain itu, kita bisa berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan men-dukung penelitian-penelitian mengenai stunting, khususnya dalam pembuatan instrumen penguku-ran stunting khusus bagi anak Indonesia. (Rasyid/Reporter)

sumber: http//infopublik.id

Page 54: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

54 Mediaefkagama

Jumlah dan kualitas publikasi di Fakultas Ke-dokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keper-awatan (FKKMK) UGM menunjukkan pen-

ingkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, publikasi yang dihasilkan oleh Dosen dan Peneliti FKKMK sebanyak 962 buah (artikel di jurnal In-ternasional, Nasional, buku, book chapter dan prosiding), sedangkan pada tahun 2016 dan 2015 sebanyak 766 dan 612.

Untuk dapat terus meningkatkan publikasi baik artikel ilmiah maupun buku di FKKMK UGM, salah satu upaya yang dilakukan adalah Workshop Penulisan Manuskrip dan Buku. Workshop ini telah dimulai sejak tahun 2015 saat program WCU digaungkan UGM, dan karena terbukti berman-faat dan efektif dalam meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi di FKKMK UGM maka kegiatan ini terus dilaksanakan.

Workshop penulisan manuskrip Internasional FK-KMK UGM dibedakan menjadi 2 kategori yaitu workshop reguler dan workshop konsinyasi (un-dangan/penunjukan). Workshop reguler dapat diikuti oleh semua dosen/peneliti yang berminat.

Pada workshop reguler disertai dengan penyam-paian materi tentang bagaimana menulis publika-si Internasional oleh narasumber baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kemudian dilanjutkan menulis mandiri oleh masing-masing peserta. Ma-teri yang disampaikan antara lain adalah bagaima-na menulis manuskrip Internasional secara baik dan benar (Abstract, Introduction, Methods, Result, Discussion, Cover Letter), kiat memilih jurnal target dan menghindari jurnal/publisher predator. Pada workshop ini disediakan juga layanan konsultasi Bahasa Inggris dan konsultasi statistik. Harapan-nya calon peserta sudah memberikan manuskrip ke tim ORP satu minggu sebelum pelaksanaan workshop, sehingga bisa diteruskan ke reviewer/pendamping dan mendapatkan asupan. Pada ta-hun 2018 ini, workshop reguler akan dilaksanakan sebanyak 4 kali, masing-masing selama 2 hari (lihat jadwal), dimana workshop pertama telah dilaksanakan pada akhir bulan Maret 2018, beker-ja sama dengan Pokja Genetik dan Cochrane In-donesia dan mendatangkan narasumber dari luar negeri antara lain Prof. Joris Veltman (Newcastle University, UK), A/Prof. Lai Poh San (National University of Singapore), dan Prof. Prof. Declan

Workshop Penulisan Manuskrip Dan Buku Di FKKMK UGM

Riset

oleh Niken Trisnowati

dok.Panitia

Page 55: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

55Mediaefkagama

Devane (National University of Ireland).

Workshop penulisan manuskrip konsinyasi (un-dangan/penunjukan) diikuti oleh dosen/peneli-ti yang ditentukan, dengan kriteria mempunyai h-index Scopus ≥5. Workshop konsinyasi bisa dilakukan di luar kota agar memberikan suasana yang kondusif untuk menulis manuskrip. Pada workshop konsinyasi ini juga disediakan konsul-tan Bahasa Inggris dan Konsultan Statistik. Untuk tahun 2018 ini direncanakan akan dilaksanakan 4 kali workshop konsinyasi, masing-masing selama 3 hari (lihat jadwal).

Workshop penulisan buku dapat diikuti oleh dosen yang sedang menulis buku, baik perora-ngan maupun tim. Pada workshop penulisan buku biasanya selain menulis mandiri juga terdapat sharing pengalaman salah satu penulis buku dan juga kiat-kiat menerbitkan buku oleh Penerbit baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Seper-ti pada workshop konsinyasi, Workshop penulisan buku juga biasanya dilakukan di luar kota. Untuk tahun 2018 ini direncanakan akan dilaksanakan 2 kali workshop penulisan buku yang merupakan suatu rangkaian (penulisan awal dan finalisasi), masing-masing selama 3 hari (lihat jadwal).

Jadwal Workshop Penulisan Manuskrip Umum, Konsinyasi dan Workshop Penulisan Buku FKKMK tahun 2018

Workshop manuskrip reguler16-17 Maret18-19 Mei2-3 Agustus21-22 September

Workshop manuskrip Konsinyasi20-22 April29 Juni-1 Juli24-26 Agustus26-28 Oktober

Workshop Buku27-29 April2-4 November

dok.Panitia

Page 56: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

56 Mediaefkagama

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FKKMK UGM) mendapatkan dana WHO- Special Pro-

gramme for Research and Training in Tropical Disease (TDR) untuk menyelenggarakan dan memberikan program beasiswa internasional pas-casarjana, minat Implementation Research (IR) selama 4 tahun (2015 – 2019). Implementation research merupakan pendekatan yang sistematik untuk memahami dan mengatasi hambatan-ham-batan dalam implementasi intervensi kesehatan, strategi dan kebijakan kesehatan yang efektif dan berkualitas. Pelaksanaan IR berdasarkan kebutu-han, dengan pertanyaan penelitian disusun ber-dasarkan kebutuhan dasar yang diidentifikasi oleh stakeholder atau pelaksana program.

Special Programme for Research and Training in Tropical Disease (TDR) merupakan program pen-danaan program master atau doktor (PhD) bidang IR dengan: menguatkan kapasitas universitas

terpilih di low middle income countries (LMICs) untuk menyeleksi dan mengelola mahasiswa IR, mendukung pelatihan pascasarjana dalam bidang IR dan meningkatkan jumlah peneliti IR di LMIC, menguatkan visibilitas universitas melalui par-tisipasi dalam TDR international training pro-gramme, meningkatkan akses peneliti LMIC untuk mendukung pelatihan ini, dan menguatkan kapasitas negara-negara endemis penyakit untuk mengiden-tifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat, mengem-bangkan solusi yang tepat, dan menerjemahkan-nya ke dalam kebijakan dan praktek di lapangan.

Terdapat 7 universitas yang mendapatkan pen-danaan untuk menyelenggarakan program ini yaitu 3 berlokasi di Afrika, 2 Asia, 1 Amerika Lat-in dan 1 Timur Tengah, dengan rincian James P Grant School of Public Health, BRAC University, Bangladesh; Universidad de Antioquia, National School of Public Health, Colombia; University of Ghana, School of Public Health, Ghana; American

Beasiswa Special Programme for Research and Training in Tropical Disease (TDR) - ImplementationResearcholeh Elsa Herdiana

Pasca Sarjana

doc. Panitia

Page 57: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

57Mediaefkagama

University of Beirut, Faculty of Health Sciences, Lebanon; University of the Witwatersrand, School of Public Health, South Africa; University of Zambia, Department of Public Health, Zambia; dan Uni-versitas Gadjah Mada, Faculty of Medicine, Public Health and Nursing (FKKMK), Indonesia.

Pendaftar harus mendaftar berdasarkan regional negara asal. Khusus penyelenggaraan TDR di FK-KMK UGM, pendaftar harus berasal dari nega-ra-negara Asia Pasifik.

Penyakit tropis cenderung disebut penyakit karena kemiskinan yang masih endemis di negara-negara LMIC dan low-income countries (LIC). TDR yang dibentuk sejak 1974 mempunyai misi meningkat-kan penelitian global yang efektif tentang penya-kit menular yang merupakan penyakit sebagai dampak kemiskinan.

Untuk mengakomodasi program master IR ini, diperlukan blended learning antara S2 Ilmu Kese-hatan Masyarakat (IKM) dan S2 Ilmu Kedokteran Tropis (IKT) sehingga kurikulum yang digunakan pada program ini merupakan gabungan dari kuri-kulum S2 IKM dan S2 IKT FKKMK UGM.

Saat ini program IR telah menerima mahasiswa dalam 3 batch. Batch 1 terdiri dari 16 mahasiswa telah menyelesaikan program S2, 10 mahasiswa batch 2 sedang dalam proses penulisan tesis, dan 10 mahasiswa batch 3 baru saja masuk pada awal 2018. Ada kecenderungan jumlah peserta mening-kat tiap tahun, yang berasal dari negara-nega-ra Asia Pasifik antara lain Bangladesh, Maldives, Philippines, Vietnam, Nepal, Bhutan, Myanmar, Indonesia, Papua New Guinea, Vanuatu, Fiji dan Timor Leste. Sebagian besar mahasiswa IR sudah bekerja di institusi pemerintahan, institusi pen-didikan ataupun LSM sebagai program manager

ataupun peneliti. Lebih dari separuh tesis maha-siswa program ini sedang dalam proses under re-view pada jurnal Internasional bereputasi.

WHO-TDR mengapresiasi pelaksanaan program ini di UGM dan menjadinya sebagai role model untuk universitas lain yang mendapatkan pen-danaan serupa. Hal ini karena pelaksanaan pro-gram IR di UGM berjalan sesuai dengan harapan pemberi dana, antara lain kesesuaian kurikulum dan topik tesis, kelulusan tepat waktu, serta peng-gunaan dana yang efisien. Pendanaan WHO-TDR ini tidak selalu berjalan sesuai rencana sehingga pihak penyelenggara (FKKMK) harus siap meng-hadapi hal-hal seperti ini. Misalnya, ada pengali-han pendanaan WHO-TDR ke program bantuan pengungsi Syuriah. Pada saat monev pelaksanaan TDR di Geneva, dr. Yodi Mahendradhata, PhD se-bagai salah satu board member dan inisiator IR, didampingi oleh salah satu mahasiswa dari Nepal berhasil menunjukkan capaian program WHO-TDR di UGM dengan baik sehingga anggaran bea-siswa untuk program berikutnya menjadi mening-kat.

Harapannya, program IR bisa berkelanjutan se-bagaimana minat S2 lain di IKM, karena pro-gram ini, selain menjadi program unggulan, akan memberikan dampak positif pada kesehatan ma- syarakat apabila diimplementasikan di Indonesia. Selain itu, terobosan inovasi terus dilakukan oleh penyelenggara, antara lain memberikan kesempa-tan kepada calon mahasiswa asing untuk menen-tukan program perkuliahan dengan full-program atau memilih topik kuliah tertentu sesuai dengan minat mereka.

dok. Panitia dok. Panitia

Page 58: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

58 Mediaefkagama

Ketenangan dalam Menuntut Ilmu

Supaya seorang mahasiswa dapat belajar den-gan baik, lingkungan kampus yang sehat harus diwarnai dengan ketenangan. Hal ini

dikarenakan ketenangan merupakan pintu masuk bagi pembelajaran. Tidak mungkin seorang indi-vidu dapat belajar ketika dilingkupi ketegangan. Sehingga konsep ketenangan harus menjadi pan-glima dalam menuntu ilmu. Unsur ketenangan harus kita dahulukan, sehingga tidak memuncul-kan rasa takut, rasa khawatir, rasa sedih, dan lain sebagainya.

Menjaga Kesehatan Fisik dengan FITTKesehatan harus dipandang secara holistik. Tidak hanya memandang aspek spiritualnya, tetapi juga aspek biologi, psikologi, dan sosial. Jika dipandang melalui aspek biologi, tubuh harus benar-benar di-jaga dengan latihan.

Dalam hal ini, latihan yang kita lakukan henda-knya tidak kekurangan ataupun berlebihan. Kita sering menggunakan istilah FITT Principle. Ber-dasarkan prinsip tersebut, olahraga yang kita laku-kan harus mempertimbangkan:

Frequency, artinya seringnya latihan harus cukup, misalnya latihan dapat dilakukan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.

Intensity, artinya beratnya latihan harus cukup, misalnya tidak terlalu ringan atau berat.

Time, artinya durasi latihan harus cukup, misalnya selama 20-40 menit.

Type, artinya jenis latihan harus cukup, misalnya melibatkan otot besar, ritmis, gerakan kontinyu, dan dilakukan dengan vigorous atau bersemangat. Terdapat berbagai macam contoh olahraga yang bisa kita lakukan sesuai dengan prinsip FITT, mi- salnya: berjalan cepat, jogging, berenang, bersepe-da statis, senam, dan lain sebagainya. Hal yang cukup menarik di kampus FKKMK UGM adalah sudah adanya fenomena mahasiswa yang diminta menempatkan kendaraannya pada tempat parkir yang jaraknya relatif jauh dari gedung kuliah. Tan-pa disadari, hal ini juga dapat melatih fisik maha-siswa untuk banyak melangkah dan melakukan aktivitas fisik.

Menjaga Kondisi Tubuh Tetap SeimbangPada dasarnya, kesehatan manusia bertumpu pada kondisi tetap komposisi cairan ekstra sel. Hal ini sering kita sebut dengan homeostasis. Ketika kita membahas homeostasis, maka akan erat kaitannya dengan konsumsi air minum. Ketika air putih ber-henti mengalir atau berhenti kita konsumsi, maka yang terjadi pada tubuh kita adalah kekurangan air (dehidrasi). Adanya dehidarasi ini hendaknya dapat kita ketahui sejak dini, sehingga akan baik sekali jika di masing-masing rest room diberi per-ingatan warna air seni (urine color index). Jika ter-jadi perubahan warna urin menjadi lebih kuning, maka kita bisa segera minum.

Menjaga Kesehatan Tubuh di Kampus yang SehatOleh dr. Zaenal Muttaqien

Santapan Rohani

Page 59: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

59Mediaefkagama

Menjaga Nafsu untuk KesehatanKita diperintahkan oleh Allah untuk memperhati-kan apa yang ada di dalam tubuh kita. Hal ini ter-cantum dalam Q.S. Adz Dzariyat ayat 21

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Jika diperhatikan, manusia memiliki hawa nafsu di dalam tubuhnya. Nafsu itu bermacam-macam, dan dapat digolongkan sesuai tingkatannya. Naf-su yang letaknya paling bawah adalah nafsu ala-wamah, yakni nafsu untuk menyesali diri, kepu-tusasaan, kesedihan, dan lain sebagainya. Diatas nafsu alawamah, terdapat nafsu amara yang me-merintahkan keburukan. Nafsu yang terakhir ada-lah nafsu mutmainah. Nafsu ini merupakan nafsu tertinggi yang nantinya akan dipanggil oleh Allah. Jika kita ingin menjadi orang yang sehat, maka jiwa-jiwanya harus jiwa yang mutmainah, yakni jiwa yang tenang.

Memandang Kesehatan dari Segi AnatomisSecara anatomis, sebenarnya terdapat serabut va-gus di dalam tubuh kita. Adanya vagus ini dapat menghubungkan berbagai aspek kesehatan. Hal ini biasa disebut sebagai vagal smart. Serabut tersebut merupakan serabut yang bisa menghubungkan an-tara jantung dengan otak dan sebagai penghubung antara kesehatan, pertumbuhan, dan dekompre-

si (pemulihan). Vagus dapat berfungsi sebagai penyeimbang yang kita namakan saraf otonom (baik simpatis maupun parasimpatis).

Vagus ini juga akan berkaitan dengan saraf-saraf yang ada di kepala, seperti: saraf V, saraf VII, saraf IX, dan saraf XI. Kaitan antara saraf vagus dengan kelompok saraf kepala tadi disebut dengan saraf sosial. Vagus juga berhubungan dengan saraf fa-cialis yang mengatur bagaimana kita berekspresi. Selain itu di batang otak, vagus juga bergabung bersama saraf-saraf yang berhubungan dengan ra-hang atau trigeminal nerve.

Menjaga Kesehatan SosialOleh karena saraf vagus ini juga berkumpul ber-sama dengan saraf facialis, lingkungan kita ini harus mencerminkan sikap ramah. Di era gadget sekarang ini orang sangat individual. Kita harus optimalkan face to face, wajah bertemu dengan wajah. Hal itulah yang harus menjadi acuan kita agar interaksi antar sivitas akademika dapat di-warnai dengan suasanya yang ramah, bersahabat, tidak diwarnai konflik, diwarnai saling tolong menolong, tidak saling mengolok-olok, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan perintah untuk tidak mengolok-olok. Dalam Q. S. Al Hujurat ayat 11, disebutkan bahwa kita dilarang mengolok-olok orang lain, karena bisa jadi yang diolok-olok lebih baik dari yang mengolok-olok.Membiasakan berkehidupan sosial yang baik, se-benarnya sangat mendukung kesehatan. Dalam kehidupan sosial, ternyata wajah mempunyai andil dalam kesehatan kita. Melalui wajah, kita bisa

https://harvestsupplement.com/cara-menambah-berat-badan-alami/

https://www.livehindustan.com/health/story-keep-these-things-in-your-bag-before-go-ing-to-the-gym-1745332.html

Page 60: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

60 Mediaefkagama

membiasakannya dengan tersenyum. Tersenyum bahkan sampai dikatakan sebagai shodaqoh. Melalui ucapan, kita bisa membangun komunikasi yang baik antar individu di kampus ini (hablu min annas).

Menjaga Kesehatan Melalui MakananVagus juga bergabung bersama saraf-saraf yang berhubungan dengan rahang atau trigeminal nerve. Jadi sebenarnya rahang ini punya andil dalam kesehatan. Maka, sebaiknya ketika mengunyah ti-dak boleh tergesa-gesa, paling tidak 32 kali.

Selain itu, sebaiknya lingkungan kampus ini harus dapat menyediakan makanan bergizi, dengan har-ga yang terjangkau bagi mahasiswa, serta pilihan menu yang variatif, sehingga sivitas akademika bisa memilih sesuai dengan apa yang mereka mi-nati. Oleh karena tubuh ini membutuhkan banyak elektrolit, sehingga akan lebih baik jika makanan yang disediakan adalah makanan yang juga me- ngandung banyak elektrolit untuk mengganti elek-trolit yang hilang, salah satu diantaranya adalah sup.

Memanipulasi VagusVagus juga berhubungan dengan saraf IX yang ber-hubungan dengan pita suara, sehingga kebiasaan taddarus Alquran dengan lagu yang bagus, akan sangat membantu kesehatan kita. Begitu juga te- linga kita, telinga kita juga diinervasi oleh saraf VII yang mempunyai stasiun yang sama dengan saraf

vagus yang memelihara jantung kita. Telinga ini memberikan kontribusi yang besar bagi kesehatan kita. Sehingga akan baik sekali jika diperdengar-kan suara kicauan burung, suara gemericik air, dan lain sebagainya di kampus kita. Sangat tidak tepat jika kampus kita dikelilingi oleh deru suara kendaraan yang sangat mengganggu, sehingga se-baiknya kampus terletak di tempat yang jauh dari keramaian, karena proses belajar mengajar akan sangat terdukung jika lingkungan tenang.

Jika kita ingin memanipulasi vagus tadi, kita bisa melakukan tiga cara yang berkaitan dengan iba-dah. Pertama, kita bisa melatihnya dengan breath-ing yang baik. Cara yang kedua adalah dengan vo-calization. Kedua cara tersebut bisa kita terapkan dengan taddarus Alquran dengan lagu yang indah. Jika kita bisa membaca Alquran dengan lagu yang indah, pernapasan, pita suara, dan pendengaran bisa terlatih dengan baik. Cara ketiga yang bisa kita latih adalah dengan postur yang baik. Cara ke-tiga ini bisa kita terapkan dengan gerakan sholat.

http://www.islamedia.id/2016/05/inilah-4-gerakan-sholat-yang-bermanfaat.html

https://bonvoyagejogja.com/tempat-jogging-di-jogja/

Page 61: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

61Mediaefkagama

Peresmian Gedung PascasarjanaTahir Foundation FKKMK UGM

Page 62: HEALTH PROMOTING UNIVERSITY - fk.ugm.ac.idfk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/06/efkagama-ugm-file-kecil.pdf · 6 Mediaefiagama Kabar Dekanat S egala keseruan dan keriaan Dies Natalis

62 Mediaefkagama