he per

Upload: randy-nicholas-lesiasel

Post on 09-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bolehlagi

TRANSCRIPT

PENDAHULUANPreeklampsia merupakan salah satu penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Gambaran klinik kedua penyakit ini hampir sama.1Di Indonesia, preeklampsia ringan masih tergolong salah satu penyulit kehamilan yaitu sekitar 5 15%. Kondisi ibu dan bayi yang menderita preeklampsia ringan umumnya masih dapat ditangani secara baik, akan tetapi jika keadaan ini tidak ditangani secara cepat maka akan mengarah ke keadaan yang lebih berat yaitu terjadinya eklampsia.1,2Gambaran klinik preeklampsia ringan ialah hipertensi, edema, dan proteinuria. Kadang-kadang hanya hipertensi dengan proteinuri atau hipertensi dengan edema. Pada umumnya, preeklampsia ringan baru timbul sesudah kehamilan minggu ke 20 dan makin tua kehamilan makin besar kemungkinan timbulnya penyakit tersebut. Setelah persalinan, gejala-gejalanya berangsur hilang sendiri. Untuk diagnosis preeklampsia ringan, pada wanita yang hamil 20 minggu atau lebih harus ditemukan hipertensi dengan proteinuri dan edema atau sekurang-kurangnya hipertensi dan proteinuri.3DEFINISI1Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.ETIOLOGI1,6Tidak diketahui dengan pasti. Pre-eclampsia, the disease of theories (Zweifel, 1916). Faktor predisposisi :1. Primigravida atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrIm, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas.2. Multigravida dengan kondisi klinis : Kehamilan ganda dan hidrops fetalis. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus. Penyakit-penyakit ginjal.3. Hiperplasentosis : Mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi besar, diabetes mellitus.4. Riwayat keluarga pernah pre-eklamsia atau eklamsia.5. Obesitas dan hidramnion.6. Gizi yang kurang dan anemi.7. Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak jenuh, kurang antioksidan.DIAGNOSIS2Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.

Hipertensi : sistolik/diastolik 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.

Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1 + dipstick.

Edema : edema lokal tidak dimasukkan lagi dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata.

TUJUAN UTAMA PERAWATAN PREEKLAMPSIA RINGAN2,4 Mencegah kejang

Mencegah adanya perdarahan intrakranial pada ibu

Mencegah adanya gangguan fungsi organ vital

Melahirkan bayi yang sehat

MANAJEMEN UMUM PREEKLAMPSIA RINGAN5Pada setiap kehamilan dapat disertai penyulit suatu penyakit, maka pada preeklampsia ringan selalu dipertanyakan :1. Bagaimana sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan atau terapi medikamentosa2. Bagaimana sikap terhadap kehamilannya, berarti mau diapakan kehamilan ini

Apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm?

Disebut perawatan kehamilan konservatif atau ekspektatif

Apakah kehamilan akan diakhiri/diteriminasi?

Disebut perawatan kehamilan aktif atau agresif

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA RINGAN2,4,5Penderita preeklampsia ringan umumnya masih akan mengalami perbaikan dengan cara istirahat dan pemberian sedatif. Penderita preeklampsia ringan idealnya harus dirawat inap, akan tetapi dengan pertimbangan efisiensi, perawatan penderita preeklampsia ringan juga dapat dilakukan diluar Rumah Sakit. Beberapa pengelolaan penderita dengan preeklampsia ringan adalah sebagai berikut :A. Rawat Jalan (Ambulatoir):

1. Tirah baring tidak mutlak : ambulasi sesuai keinginannya. Di Indonesia masih diperlukan.

2. Diet reguler : tidak perlu diet khusus

3. Vitamin prenatal.

4. Tidak perlu restriksi garam.

5. Tidak perlu diuretik, antihipertensi & sedatif.

6. Kunjungan ke rumah : 1 minggu sekali

B. Rawat Inap (Hospitalisasi)1. Indikasi PER rawat inap :

a. Hipertensi menetap selama 2 minggu.

b. Proteinuria menetap selama > 2 minggu.

c. Hasil tes laboratorium abnormal.

d. Adanya 1 atau lebih tanda PEB

2. Pemeriksaan dan Monitoring

a. Pengukuran Tekanan Darah tiap 4 jam, kecuali ibu tidur.

b. Amati adanya edema pada muka & abdomen.

c. Timbang Berat Badan pada saat Masuk Rumah Sakit.

d. Amati gejala dengan impending preeklampsia :

- Nyeri kepala frontal.

- Gangguan visus

- Nyeri kuadran kanan atas perut, epigastrium.

3. Pemeriksaan Laboratorium :

a. Proteinuria dgn dipstik : ulangi 2 hari kemudian.

b. Hematokrit & Trombosit : 2 x/minggu.

c. Tes fungsi hepar 2 x/minggu.

d. Tes fungsi ginjal (Kreatinin, asam urat, BUN).

e. Produk urine tiap 3 jam.

4. Pemeriksaan Kesejahteraan Janin :

a. Pengamatan gerakan janin tiap hari.

b. NST 2 x seminggu.

c. Profil biofisik bila NST Non reaktif.

d. Evaluasi pertumbuhan janin dengan USG 3-4 minggu

e. USG dopler arteri umbilicalis, a. Uterina. C. Terapi Medikamentosa :

a. Prinsip sama dengan terapi ambulatoar.

b. Bila terdapat gejala perbaikan & umur kehamilan > 37 minggu,

observasi 2-3 hari kemudian : boleh pulang.

5. Pengelolaan Obstetrik

Pengelolaan Obstetrik dilakukan tergantung umur kehamilan :

a. Bila penderita belum Inpartu :

1. Umur kehamilan < 37 minggu :

- Tanda & Gejala tidak memburuk : dapat dipertahankan sampai

aterm.

2. Umur kehamilan > 37 minggu :

1. Pertahankan sampai timbul onset partus

2. Serviks matang : pertimbangkan Induksi

b. Bila penderita sudah inpartu :

- Observasi persalinan dgn Partograf WHO, Kurva Friedman.

c. Konsultasi :

Selama di Rumah Sakit dilakukan konsultasi :

1. Bagian Penyakit Mata.

2. Bagian Penyakit Jantung.

3. Bagian lain atas indikasi.

KOMPLIKASI6 1. Solusio plasenta. 2. DIC. 3. HELLP (Hemolysis, Elevated Liver enzymes, Low Platelet count). 4. Gagal ginjal. 5. Ablasi retina. 6. Gagal jantung, syok. 7. Perdarahan otak. 8. Atonia uterus. DAFTAR PUSTAKA1. Cunningham FG, Gant N, et al. Williams Obstetrics 22 edition. McGraw-Hill, Medical Publishing Division. 2005.

2. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.3. Martaadisoebrata Dj, Wijayanegara H, dkk. Obstetri Patologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2005.

4. Pengurus Besar POGI. Gestosis. Dalam: Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Bagian I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2000.

5. Tim Pengajar Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT. Preeklampsia Ringan. Manado: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT. 2006.

6. Hasdiana H. Preeklampsia dan Eklampsia. Medan : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Sumatra Utara. 2007.