he wiwi.docx

24
HEAT EXCHANGER A. TUJUAN PERCOBAAN : Tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari alat penukar panas pipa (Shell and Tube Heat Exchanger). 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari alat penukar panas dengan menghitung : - LMTD pada aliran berlawanan, - Koefisien perpindahan panas keseluruhan. B. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan : 1. Alat penukar panas (Shell and Tube Heat Exchanger) 2. Thermo bath (sumber fluida) Bahan yang digunakan : Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air bersih. C. DASAR TEORI 3.1 Pengertian Heat Excanger Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas

Upload: alivoc

Post on 12-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: HE WIWI.docx

HEAT EXCHANGER

A. TUJUAN PERCOBAAN :

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari alat penukar panas pipa (Shell

and Tube Heat Exchanger).

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari alat penukar panas dengan

menghitung :

- LMTD pada aliran berlawanan,

- Koefisien perpindahan panas keseluruhan.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan :

1. Alat penukar panas (Shell and Tube Heat Exchanger)

2. Thermo bath (sumber fluida)

Bahan yang digunakan :

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air bersih.

C. DASAR TEORI

3.1 Pengertian Heat Excanger

Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi

sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah

air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling

water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat

berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara

fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung

(direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,

pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah

Page 2: HE WIWI.docx

satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan

pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida

yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:

• Memanaskan fluida

• Mendinginkan fluida yang panas

Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan

kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang

berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah

kerosene yang semuanya berada didalam shell.

Gbr. 1. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

Komponen dasar penyusun HE

1.Tube

Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell.

Aliran di dalam tube sering dibuat melintas lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk

memeperbesar koefisisen perpindahan panas lapiasan film fluida dalam tube.

Tipe susunan tube :

Page 3: HE WIWI.docx

Susunan Segitiga (Triangular Pitch)

- Keuntungan :

1. Film koeffisien lebih tinggi daripada square pitch.

2. Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak.

- Kerugian :

1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.

2. Tidak baik untuk fluida fouling

3. Pembersihan secara kimia

Susunan Segitiga Diputar 300 (Rotated Triangular Pitch)

- Keuntungan :

1. Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapilebih besar dari

susunan square pitch.

2. Dapat digunakan pada fluida fouling.

- Kerugian :

1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.

2. Pembersihan secara kimia.

Susunan Bujur sangkar ( Square Pitch )

- Keuntungan :

1. Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.

2. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.

3. Baik untuk menangani fluuida fouling.

- Kerugian :

1. Film koeffisiennya relatif rendah.

Susunan Bujur sangkar yang Diputar 450 ( Diamond Square Pitch).

Page 4: HE WIWI.docx

- Keuntungan :

1. Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak sebaik

triangular pitch dan rotated triangular pitch.

2. Mudah untuk pembersihan dengan mekanik

3. Baik untuk fluida fouling.

- Kerugian :

1. Film koeffisisen relatif rendah

2. Pressure drop tidak serendah square pitch

Tube pitch

Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube

yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.

Clearance

Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan

2. Tube Sheet

Suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube dan juga

sebagai pembatas aliran fluida di shell & tube.

(Indra Wibawa Dwi S.Teknik Kimia.Universitas Lampung)

3. Baffle

Sekat-sekat yang digunakan untuk :

1. Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh.

2. Menahan struktur tube bundle.

3. Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube

4. Shell

1. Merupakan bagian tengah alat penukar panas.

2. Merupakan tempat untuk tube bundle

Page 5: HE WIWI.docx

5. Tube Side Channel dan Nozzle

Mengatur aliran fluida di tube

6. Channel Cover

Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan

Klasifikasi Alat HE

Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat

diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :

1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas

a. Tipe kontak tidak langsung

• Tipe dari satu fase

• Tipe dari banyak fase

• Tipe yang ditimbun (storage type)

• Tipe fluidized bed

b. Tipe kontak langsung

1) Immiscible fluids

2) Gas liquid

3) Liquid vapor

2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir

a. Dua jenis fluida

b. Tiga jenis fluida

c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)

3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan

a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m

b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m

4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas

a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya

Page 6: HE WIWI.docx

b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya terdapat cara

konveksi 2 aliran

c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran

masingmasing

d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi

5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi

a. Konstruksi tubular (shell and tube)

1) Tube ganda (double tube)

2) Konstruksi shell and tubeoSekat plat (plate baffle) oSekat batang (rod baffle)

oKonstruksi tube spiral

b. Konstruksi tipe pelat

1) Tipe pelat 3) Tipe lamella

2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil

c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)

1) Sirip pelat (plate fin)

2) Sirip tube (tube fin)

• Heat pipe wall

• Ordinary separating wall

d. Regenerative

1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)

2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap

6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran

a. Aliran dengan satu pass

1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel

2) Aliran melintang 5) Aliran split

3) Aliran yang dibagi (divided)

b. Aliran multipass

1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)

Page 7: HE WIWI.docx

• Aliran counter menyilang

• Aliran paralel menyilang

• Aliran compound

Shell and tube

• Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada tube)

• Aliran split

• Aliran dibagi (devided)

2) Multipass plat

• N – paralel plat multipass

Shell and Tube

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri

perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana

didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative

kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya

mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell.

Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang

dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).

Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir

di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa

tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan

effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh

dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan

menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan

memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju

alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.

Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang

tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:

a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas

baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk

Page 8: HE WIWI.docx

mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan

fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter

tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,

ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.

b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk

memastikan:

• Ada ruang yang cukup untuk korosi

• Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan

• Axial kekuatan

• Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya

Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan

maksimum di dinding.

c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki

diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,

biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun, ada

banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana akan

digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam

panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan

diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk

mengambil dan mengganti.

d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa

tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali

diameter luar tabung.

Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari

tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua

berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat

menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut

berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal

dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi

(dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini

karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.

Page 9: HE WIWI.docx

D. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Alat dirangkai terlebih dahulu dan dipastikan sudah terpasang dengan baik termasuk pipa

untuk suplai fluida panas dan dingin yang masuk dan pipa untuk untuk fluida panas dan

dingin yang keluar sudah terpasang pada rangkaian alat Shell and Tube Heat Exchanger,

pemasangan Termocouple serta regulator tekanan disesuaikan.

2. Komputer yang dimana perangkat lunak untuk operasi Shell and Tube Heat Exchanger

yang telah diinstal dihubungkan dengan Alat Shell and Tube Heat Exchanger.

3. Alat kemudian dinyalakan beserta computer.

4. Mengatur suhu fluida panas yang masuk menjadi 600C. Sedangkan untuk suhu fluida

dingin digunakan suhu fuida air 220C. Untuk laju alir fluida dingin yang masuk diatur

menjadi 100 %. Sedangkan untuk laju alir fluida panas yang masuk diatur menjadi 1,5

L/menit.

5. Pada saat suhu stabil, maka dipilih ikon untuk merekam semua nilai yang diperoleh dan

ditunggu hingga program dari computer (instalan) berhenti merekam.

6. Data kemudian dicatat sebagai bahan untuk mengolah data (mencocokkan nilai yang

diperoleh dari praktikum dengan hasil perhitungan).

E. DATA PENGAMATAN

T1 hot in (ᵒC)

T2 hot out(ᵒC)

t1 cold in(ᵒC)

t2 cold out (ᵒC)

Hot Mass flow rate

(kg/s)

Cold Mass flow rate

(kg/s)

Cp Hot

(kj/kg.K)

Cp Cold

(kj/kg.K)

62.1 57.2 22.4 28.1 0.042 0.036 4.184 4.179

61 56.9 23.3 29.5 0.058 0.035 4.184 4.179

60.4 56.9 24.3 30.8 0.074 0.033 4.184 4.179

61 57.3 25 32.9 0.042 0.019 4.184 4.178

60.8 57.5 25.4 33.7 0.056 0.019 4.184 4.178

60.2 57.5 25.8 34.5 0.1 0.02 4.2 4.2

Page 10: HE WIWI.docx

F. PERHITUNGAN

Dalam contoh perhitungann diambil data pertama

Dik. d0 (diameter dalam) = 0.00635 m

L ( panjang pipa ) = 1.007999 m

A. Menghitung t average air panas

t average=T 1+T 2

2

t average=62.5+57.5

2

t average=59.65

B. Menghitung t average air dingin

t average=T 3+T 4

2

t average=22.4+28.1

2

t average=25.25

C. Menghitung R

R=T 1 Hot∈(C )−T 2Hot out(C )

T 4cold out (C )−T 3Cold∈(C)

R=62.1 (C )−57.2(C )28.1 (C )−22.4 (C)

R=0.859649

D. Mencari nilai Ft

Nilai Ft didapatkan dari fig. 18 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern

dengan cara memplotkan nilai R dan S pada grafik.

Page 11: HE WIWI.docx

E. Menghitung nilai S

S=T 4 cold out (C )−T 3 cold∈(C)

T 4hot ∈(C )−T 3Cold∈(C)

S=28.1 (C )−22.4 (C)62.1 (C )−22.4 (C)

S=0.143577

F. Menghitung nilai a”

Nilai a’’ didapatkan dari table.10 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern

dengan cara konveri nilai d0 pada m menjadi inchi. Kemudian dimasukkan pada table

dan didapatkan nilai a’’

Do= 0.00635 m

Do = 0.635 cm

Do = 0.635 cm x 1inch

2.54 cm

Do = 0.25 inch didapatkan nilai a’’ = 0.141 ft2/ft

Mengubah ke satuan meter

0.141 = 0.0429 m

G. Menghitung nilai A

A=7 × L ×a

A=7 ×1.007999 m× 0.0429 m

A = 0.303245411 m2

H. Menghitung Q hot (cal/s)

Q=hot mass flowrate(kg /s)×Cp(kj /kg . K )× ∆T (K)

Q=0.042(kg /s)× 4.184(kj /kg . K )×34.39844956(K)

Q=¿11671.79999 cal/s

I. Menghitung Q cold (cal/s)

Page 12: HE WIWI.docx

Q=cold mass flowrate(kg/ s)× Cp(kj /kg . K )×∆ T (K )

Q=0.036 (kg /s )× 4.179 (kj /kg . K ) ×34.39844956(K )

Q=¿ 10021.21003 cal/s

J. Menghitung LMTD

L MTD=(T 2−t 1 )−(T 1−t 2)

ln(T 2−t 1)(T 1−t 2)

LMTD=(57.2 C−22.4 C )−(62.1C−28.1C)

ln(57.2 C−22.4 C)(62.1 C−28.1 C)

LMTD=¿34.39944956 C 34.39944956 K

K. Mencari nilai Ud hot

Ud hot= Qd hotA ×∆ T

Ud hot= 11671.79999 cal /s0.303245 m2 ×34.39844956 K

Ud hot=1118.934672 cal/m2.s.K

L. Mencari nilai Ud coldUd cold= Qd cdA ×∆ T

Ud cold= 10021.21003 cal / s0.30325 m2 ×34.39844956 K

Ud cold=¿960.698381 cal/m2.s.K

M. Mencari U

U=Ud hot +Ud cold2

U =1118.934672+960.6983812

U=¿1039.816526 cal/m2.s.K

Untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut :

Page 13: HE WIWI.docx

T1 hot in (ᵒC)

T2 hot out(ᵒC)

∆ T (hot)

∆T hotT avg (hot)0C T avg

(hot)oFCp Cp

K kj/kg.K Btu/lb.F62.1 57.2 4.9 277.9 59.65 139.37 4.184 1.0161 56.9 4.1 277.1 58.95 138.11 4.184 1.02

60.4 56.9 3.5 276.5 58.65 137.57 4.184 1.0161 57.3 3.7 276.7 59.15 138.47 4.184 1.045

60.8 57.5 3.3 276.3 59.15 138.47 4.184 1.0460.2 57.5 2.7 275.7 58.85 137.93 4.2 1.035

t1 cold in(ᵒC)t2 cold out

(ᵒC)∆ T

(cold)0C∆T cool T avg

(cold)T avg

(cold)0FCp Cp

K kj/kg.K Btu/lb.F22.4 28.1 5.7 278.7 25.25 77.45 4.179 1.0123.3 29.5 6.2 279.2 26.4 79.52 4.179 1.0124.3 30.8 6.5 279.5 27.55 81.59 4.179 1.0125 32.9 7.9 280.9 28.95 84.11 4.178 1.01

25.4 33.7 8.3 281.3 29.55 85.19 4.178 1.0225.8 34.5 8.7 281.7 30.15 86.27 4.2 1.02

R S FTHot water flowrate

F hot(L/menit)

Cold Flowrate

fcold(L/menit)

Hot Mass flow rate (kg/s)

Cold Mass flow rate (kg/s)

0.859649 0.143577 1 2.5 2.2 0.042 0.0360.66129 0.164456 1 3.5 2.1 0.058 0.035

0.538462 0.180055 1 4.5 2 0.074 0.0330.468354 0.219444 0.995 2.6 1.1 0.042 0.0190.39759 0.234463 0.995 3.4 1.2 0.056 0.019

0.310345 0.252907 0.995 4.4 1.2 0.1 0.02

Qd hot(kj/s) Qd cold (kj/s) LMTD Q hot(cal/s) Q cold(cal/s)

48.8348112 41.9287428 34.39844956 11671.79999 10021.2100367.2444112 40.837188 32.53870654 16071.79999 9760.32217485.608824 38.5450065 31.07586927 20460.99999 9212.477648

48.6239376 22.2984038 30.15126158 11621.39999 5329.44641264.7381952 22.3301566 29.52948273 15472.79999 5337.035513

115.794 23.6628 28.59516406 27675.43019 5655.54493

∆ T Ud hot (cal/m2 s oC) Ud cold (cal/m2 s oC) U

Page 14: HE WIWI.docx

34.39844956 1118.934672 960.698381 1039.81652632.53870654 1628.808385 989.1670257 1308.98770531.07586927 2171.247502 977.5948921 1574.42119730.00050527 1277.42568 585.8133881 931.619533929.38183532 1736.583834 599.000155 1167.79199428.45218824 3207.631498 655.4876989 1931.559598

G. PEMBAHASAN

Praktikum yang kami lakukan pada kesempatan kali ini adalah Heat Exchanger yang

merupakan salah satu alat penukar panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan atau

mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain (perpindahan panas dari fase

cair ke fase cair atau dari fase uap ke fase cair). Alat ini menjalankan dua fungsi, yaitu

memanfaatkan fluida dingin dan menggunakan fluida panas yang didinginkan. Salah satu tipe

dari alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang kami gunakan adalah Shell and Tube Heat

Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube

bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar

tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam tube dan di

luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side

dan yang di luar dari tube disebut shell side.

Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung berisi

cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih dari tabung

yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap

panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa

jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan

untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari

260 ° C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.

Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang

panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara

tidak langsung, yaitu bila diantar a fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung

Page 15: HE WIWI.docx

tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat

penting mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal).

Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas pertukaran

panas yang terjadi. Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan

pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan menurunnya suhu

fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet harus ditambah dari harga minimal

beda suhu aliran.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa

berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas yang

dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air

pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan

panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena

adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun

keduanya bercampur langsung (direct contact).

Page 16: HE WIWI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Foust, A.S., et a1., Principles of Unit Operations, John Wiley & Sons, New York, 1980.

Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, A11yn and Bacon Inc., 1987.

Holman, J.P., Heat Transfer, Mc Graw Hill, New York, 1987.

Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P., Fundamental of Heat and Mass Transfer, John Wiley &

Sons, 2002.

Kern, D.Q., Process Heat Transfer, Mc Graw Hill, New York, 1950.

McCabe, Smith dan Harriots, Unit Operations in Chemical Engineering, Mc Graw

Hill,1985.

Richard C. Byrne, Standards of The Tubular Exchanger Manufactures Association,

Standars of The Turbular Exchanger Manufactures Association, Inc: New York, 2000.

Page 17: HE WIWI.docx

Laporan Praktikum

HEAT EXCHANGER

(Shell and Tube)

DISUSUN OLEH :

Nama Pembimbing : Tri Hartono LRSC., M.Chem.Eng.

Kelompok : 2

Tanggal Praktikum : 4 Maret 2015

Nama : Wiwi Wahyuni Rasyid

Page 18: HE WIWI.docx

Nim : 33113003

Kelas : 2B

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

TAHUN AJARAN 2014/2015