hasrat dan pelayanan

Download hasrat dan pelayanan

If you can't read please download the document

Upload: bambang-supriyadi

Post on 12-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hasrat dan pelayanan ditinjau dari konsep keinginan konsumen terhadap produk tertentu.

TRANSCRIPT

8

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahPerkembangan ekonomi Islam identik dengan perkembangan lembaga keuangan Syariah. Dalam aktivitas sehari-hari manusia sering melakukan transaksi guna memenuhi kebutuhan hidup. Kehidupan manusia tidak terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi. Perekonomian telah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan teknologi informasi yang berkembang pesat.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa, kesadaran umat Islam untuk kembali ke ajaran Islam. Adanya keyakinan di kalangan umat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur unsur yang dilarang oleh agama Islam. Seperti menggunakan sistem bunga atau riba, spekulasi atau maisir dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar).Usul fiqh, ada kaidah yang menyatakan bahwa maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib, yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib. Dan karena pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan. Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Dua, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 14Perbankan di Indonesia sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Menurut ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 2/8/PBI/2000, Pasal 1, bank Syariah adalah Bank umum yang di maksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam. Veithzal Rivai, dkk, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 30.Pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan UU. RI. No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pengesahan dan pengundangan UU. No. 21 Tahun 2008 tidak serta merta mencabut keabsahan segala ketentuan mengenai Perbankan Syariah yang diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998. Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 106.UU No. 21 Tahun 2008 tentang pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilai-nilai Islam seperti keadilan, keseimbangan, sehingga masyarakat Indonesia masa depan mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan landasan prinsip Syariah.Berdasarkan ketentuan pasal 3 Undang-undang No. 21 Tahun 2008, tujuan penyaluran dana oleh Perbankan Syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan, meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Wangsawidjaja, pembiayaan bank syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 1. Perbankan Syariah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya, dari segi kelembagaan, ada dua jenis bank Syariah, yaitu Bank Umum Syariah dan Bank Pengkreditan Syariah.Ibid., h. 2.Di Indonesia adanya prakarsa yang secara khusus untuk mendirikan bank Islam muncul pada tahun 1990, dan terealisasi dengan pembentukan Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 Mei 1992.Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 25. Pada tahun 1992 UU perbankan Nomor 7 tahun 1992 yaitu tentang perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem Perbankan Syariah. Pada tahun 1992 sampai 1998 sudah berdiri 1 Bank Umum Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang telah beroperasi. Pada tahun 1999 dikeluarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk menjalankan berdasarkan prinsip Syariah. Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 13.Perbankan Syariah bila dilihat dari tahun 1998 sampai 2001 jumlah BPRS menjadi 81. Pada akhir tahun 2002 terdapat 2 Bank Umum Syariah (BUS), 6 UUS 127 kantor bank, dan 83 BPR Syariah. Seluruh jaringan Bank Syariah tersebut telah menjangkau 20 Provinsi di Indonesia. Pada awal tahun 2003, jumlah BPRS yang beroperasi menjadi 85 bank. Sebagai industri baru, jika dilihat dari data selama tiga tahun terakhir dari tahun 1998 sampai Desember 2002, perkembangannya relatif cepat. Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMPYKPN, 2005), h. 9.Pada tahun 2005 jumlah bank Syariah di Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum Syariah dan 17 unit usaha Syariah. Sementara itu, jumlah bank Pengkreditan Rakyat Syariah hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah. Prospek perbankan Syariah pada tahun 2005 diperkirakan cukup baik. Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Empat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 25.Perkembangan jaringan kantor cabang Perbankan Syariah pada tahun 2005 sampai 2008 bank Umum Syariah berjumlah 5 buah dengan kantor cabang berjumlah 576, UUS berjumlah 27 dengan kantor cabang 214 dan BPRS sebanyak 131 dengan kantor cabang 202. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 11. Dari tahun 2005 sampai 2008 perkembangan Perbankan Syariah selalu mengalami peningkatan yang pesat terbukti dari jumlah peningkatan jaringan kantor.Pada tahun 2008 sampai 2011 BUS berjumlah 11 buah dengan kantor cabang berjumlah 1.390, UUS berjumlah 24 dengan kantor cabang sebanyak 312. Total asset BUS dan UUS di tahun 2008, Rp 49.555 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 145.466 miliar, pembiayaan Rp 38. 199 miliar menjadi Rp 102.655 miliar, dana pihak ketiga Rp 36. 852 miliar menjadi Rp 115.415 miliar. Dan BPRS sebanyak 155 dengan kantor cabang sebanyak 364, total asset Rp 1.693 miliar menjadi Rp 3.520 miliar, pembiayaan Rp 1.257 menjadi Rp 2.676 miliar dan dana pihak ketiga Rp 570 miliar menjadi Rp 2.095 miliar.Ibid.Pada tahun 2015 diharapkan perbankan Syariah di Indonesia telah memiliki pangsa pasar yang signifikan untuk ikut mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat luas.Di lihat dari ekonomi, Bank Syariah di Indonesia memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sesuai dengan mayoritas penduduk Indonesia. Di mana pemerintah membuka lebar kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah. Dan perkembangan lembaga keuangan Syariah selalu mengalami peningkatan yang baik.Di negara berkembang seperti Indonesia ini sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat meminjam dan menyimpan uang di bank. Bahkan terkadang sebagian masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang bank sering diartikan secara keliru. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Perkembangan lembaga keuangan Syariah diperkuat dengan keputusan dari lembaga- lembaga Islam dunia yang menyatakan bahwa bunga bank adalah salah satu bentuk riba yang diharamkan. Islam memandang bahwa bumi dengan segala isinya merupakan amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah, h.3.Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui Rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia baik akidah, dan akhlak.Ibid., h. 4.Di Kota Metro jumlah peningkatan lembaga keuangan Syariah cukup pesat, dilihat dengan terus menerus bertambahnya lembaga keuangan Syariah. Tetapi dengan adanya jumlah lembaga Keuangan Syariah yang terus bertambah justru tidak ada keseimbangan mengenai pemahaman masyarakat tentang lembaga keuangan itu sendiri. Sehingga masyarakat di kota Metro justru lebih memilih ke lembaga keuangan konvensional.Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan adanya perbankan Islam di daerah ini dan lebih bermanfaat dibandingkan bank konvensional. Khususnya Upaya-upaya pensosialisaian tentang produk-produk Perbankan Syariah di rasa perlu, sehingga masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak Islami dan masyarakat menaruh kepercayaan terhadap transaksi Perbankan Syariah. Perkembangan perbankan Syariah di kota Metro berkembang secara pesat. Dilihat dari jaringan kantor perbankan syariah yang ada di kota Metro. Meski berpenduduk mayoritas muslim, masyarakat masih belum mengetahui secara mendalam keberadaan dan pentingnya Perbankan Syariah. Sebab itu, membutuhkan upaya untuk mengembangkan Perbankan Syariah ini secara mendalam.Hal ini terbukti dari hasil pra survey yang penulis lakukan dari beberapa masyarakat yang ada di Kelurahan Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat, menyatakan bahwa dari 20 orang yang ada di Kelurahan Yosomulyo 14 orang menggunakan jasa lembaga keuangan konvensional dan 6 orang menggunakan lembaga keuangan Syariah. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat, Pra Survei Tanggal 13 April 2015.Menurut ibu Siti Rofiah meminjam di bank konvensional dengan lembaga keuangan Syariah sama saja tidak ada perbedaan sama-sama memberikan bunga. Bahkan menganggap bunga yang diberikan oleh lembaga keuangan Syariah itu lebih besar dibandingkan bank konvensional. Siti Rofiah, Pra Survei, 21 Mei 2015, Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat.Menurut Bapak Suratno beliau tidak mempunya rekening lembaga keuangan Syariah karena Bpk. Suratno sudah menabung di bank konvensional dan masih belum mengetahui keuntungan yang diberikan bank Syariah. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap perbankan Syariah termasuk dalam operasionalnya masih relatif kurang. Suratno, Pra Survei, 21 Mei 2015,Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat.Dari hasil pra survey tersebut bahwasanya masyarakat masih minim dengan lembaga keuangan Syariah padahal dimasa sekarang lembaga keuangan Syariah mulai menjamur di Indonesia, hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Ekspektasi (harapan) Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah Studi Kasus di Kelurahan Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat.

Pertanyaan PenelitianPermasalahan yang dapat diambil dari latar belakang masalah tersebut adalah bagaimana ekspektasi atau harapan masyarakat di kelurahan Yosomulyo kecamatan Metro Pusat terhadap Perbankan Syariah ?

Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspektasi atau harapan-harapan yang diinginkan masyarakat Kelurahan Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat terhadap Perbankan Syariah agar masyarakat lebih memahami secara mendalam lembaga keuangan Syariah tersebut.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemikiran bagi pembaca tentang Perbankan Syariah agar mereka beralih ke jalan yang benar serta dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya tentang harapan masyarakat tentang Perbankan Syariah..Secara Praktis, diharapkan dapat berguna sebagai sumbangsih pemikiran kepada masyarakat Islam tentang lembaga keuangan Syariah.

Penelitian RelevanPenelitian relevan merupakan uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. Penelitian mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan di teliti belum pernah di teliti sebelumnya.

Di bawah ini akan disajikan beberapa kutipan hasil penelitian yang telah lalu yang terkait diantaranya: dari penelitian yang dilakukan oleh: Vivi Rosmalia dengan judul Kecenderungan Mahasiswa Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Terhadap Lembaga Keuangan Syariah. Dari permasalahan yang diteliti tentang kecenderungan mahasiswa syariah STAIN Jurai Siwo Metro terhadap Perbankan Syariah. Vivi Rosmalia, Kecenderungan Mahasiswa Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Terhadap Lembaga Keuangan Syariah, (STAIN METRO, 2010).Selain itu skripsi Saiful Anwar dengan judul Lembaga Keuangan Syariah Perspektif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Kota Metro.Dari permasalahan yang diteliti tentang bagaimana lembaga keuangan syariah dalam perspektif Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama di kota Metro. Saiful Anwar, Lembaga Keuangan Syariah Persepektif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Kota Metro, (STAIN METRO, 2013).Selain itu skripsi dari Istiqomah yang berjudul Kecenderungan Warga Muhammadiyah Terhadap Lembaga Keuangan Syariah. di dalam judul tersebut membahas tentang kecenderungan masyarakat dan khususnya warga Muhammadiyah tentang lembaga keuangan Syariah. Bertujuan sebagai sarana informasi tentang lembaga keuangan Syariah . Istiqomah, Kecenderungan Warga Muhammadiyah Terhadap Lembaga Keuangan Syariah, (STAIN METRO, 2013).Dari hasil penelitian-penelitian di atas, dapat diketahui penelitian yang akan diteliti oleh penulis berbeda, walaupun memiliki kajian yang sama di bagian-bagian tertentu. Akan tetapi disini penulis menitik beratkan pada harapan masyarakat terhadap perbankan Syariah. Disini Penulis menegaskan bahwa penelitian yang sedang dilakukan belum pernah diteliti sebelumnya.