pendahuluan a. latar belakang perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang...

101
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh kinerja pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting, itu berarti berhasil atau

Upload: dinhxuyen

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh

kinerja pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat

diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu

bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar

dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak,

yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan

berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara

individu maupun sebagai makhluk sosial.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa

mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta

didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut

terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di

masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan

belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting, itu berarti berhasil atau

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

2

tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah banyak tergantung pada

situasi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.

Permasalahan yang ada adalah adanya ketidak aktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran fisika. Siswa

sekedar mengikuti pelajaran fisika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu

dengan hanya mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru

sebagai feed back atau umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar.

Keinginan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fisika

cenderung menurun, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

cenderung kurang diperhatikan.

Demikian juga dengan guru yang hanya mengejar waktu mengingat

harus mengajarkan materi yang cukup banyak tetapi dengan jam pelajaran

yang disediakan cukup singkat, tanpa memperdulikan siswanya paham atau

tidak. Sehingga hal ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti mata

pelajaran fisika, padahal beberapa faktor yang mempengaruhi siswa tertarik

pada mata pelajaran fisika adalah minat, hasrat dan cita-cita siswa itu sendiri,

kemudian disusul faktor-faktor berikutnya yaitu faktor guru didalam

mengajar, kelengkapan buku-buku yang dimiliki siswa, kondisi siswa,

kondisi kelas, motivasi siswa itu sendiri, serta dorongan orangtua.

Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus maka

akan mengakibatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar

mengajar terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar fisika bukanlah

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

3

kebutuhan, hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak

mendapatkan makna dari pelajaran fisika yang dipelajarinya. Padahal fisika

merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan yang pada dasarnya

bertujuan mempelajari fisik maupun aplikasi dalam kehidupan nyata. Oleh

karena itu siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Disamping itu fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi

sebagai sarana untuk mengembangkan konsep-konsep fisika serta

keterampilan proses sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang berguna

bagi kehidupan peserta didik, masyarakat dan lingkungan.

Dari berbagai permasalahan di atas maka dibutuhkan salah satu cara

untuk mengatasinya, yaitu guru mencoba menggunakan model pengajaran

kooperatif, model pengajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang

menuntut keaktifan siswa dalam kelompok dan memungkinkan siswa saling

membantu dalam memahami konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban

teman sebagai masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai

hasil belajar yang lebih optimal.

Dalam buku Trianto (Banunaek, 2008) para ahli berpendapat bahwa

model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-

konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkembangkan kemampuan

berpikir kritis, bekerja sama, dan membangun sikap sosial manusia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Slavin (Azizah, 2007) tentang

pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar pada semua tingkat

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

4

kelas dan semua bidang studi menunjukkan bahwa kelas kooperatif

menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Salah satu model pembelajaran kooperatif

yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Menurut Spancer Kagen dalam

Herdian (2009), Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe dari

pendekatan struktural dalam model pengajaran kooperatif dengan struktur

sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-

fakta dan informasi dasar yang berfungsi mengatur interaksi para siswa.

Materi yang peneliti pilih pada penelitian ini adalah pokok bahasan

suhu dan pengukurannya. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan

di SMP Advent Ponain menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa masih

rendah. Peneliti menyimpulkan bahwa paradigma lama di mana guru

merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center) masih

dipertahankan dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling

praktis dan tidak menyita banyak waktu.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED-HEADS-TOGETHER

(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI

POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER I SMP ADVENT PONAIN TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

.

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

5

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT)?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

3. Bagaimana Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) siswa dalam

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT).

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT).

3. Mendeskripsikan Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) siswa dalam

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

6

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Meningkatkan semangat belajar siswa

c. Meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagi Guru

a. Model pengajaran kooperatif sebagai bahan informasi guru dalam

memilih model pengajaran yang lebih tepat sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas mental belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran fisika.

b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar

yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah.

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

7

4. Bagi Peneliti

a. Mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran fisika dengan model

pembelajaran kooperatif NHT yang kelak dapat diterapkan saat terjun

di lapangan.

b. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada materi pokok Suhu dan Pengukurannya.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Advent kelas VII Tahun

Ajaran 2010/2011.

F. Asumsi

Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa asumsi yaitu:

1. Dalam proses pembelajaran siswa sungguh-sungguh mengikuti proses

pembelajaran.

2. Siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh tanpa dibantu oleh pihak

lain.

3. Peneliti berlaku obyektif dalam penelitian ini.

4. Pengamat memberikan penilaian secara obyektif terhadap peneliti.

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

8

G. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini,

maka perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran.

2. Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat tahap yang digunakan

untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk

mengatur interaksi siswa. Tahapan dalam pembelajan NHT antara lain

yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan

menjawab (Suwarno).

3. Hasil Belajar Siswa adalah tingkat pencapaian belajar yang diukur dari

skor yang diperoleh siswa berdasarkan tes hasil belajar setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran.

4. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap pembelajaran setelah

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tanggapan siswa

ini diperoleh dari angket respon siswa.

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

Menurut Joyce (Trianto, 2007) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan perangkat–

perangkat pembelajaran. Model pengajaran diperlukan oleh guru dan

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah

pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam

kegiatan belajar mengajar jika tidak menguasai salah satu model pengajaran

yang telah dirumuskan dan dikemukakan oleh para ahli psikologi dan ahli

pendidikan.

Oleh karena itu peranan model pengajaran sebagai alat untuk

menciptakan proses belajar mengajar. Dengan model ini diharapkan tumbuh

berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

Winarno (Djamarah) mengemukakan 5 macam faktor yang

mempengaruhi penggunaan model pengajaran, yaitu:

1. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.

2. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan.

3. Situasi yang berbagai keadaan.

4. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.

5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda - beda.

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

10

Dalam interaksi kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau

yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa

lebih banyak aktif dari pada guru. Oleh karena itu model pengajaran yang

baik adalah model yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa.

B. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Mohamad Nur (Azizah, 2007) pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya,

jenis kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama

lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota kelompok saling membantu

anggota yang lain dalam kelompok yang sama dan bergantung satu sama

lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar.

Menurut Zainurie (http://zainurie.files.wordpress.com/2007/12/ppp

pembelajaran kooperatif.pdf), Model pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Setiap kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda

(tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok

berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kerja

kesetaraan jender.

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

11

Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok

kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam

menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai

tujuan bersama.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Eggen dan Kauchak (Trianto, 2007) pembelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa

bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Ibrahim, dkk (Trianto, 2007) tujuan–tujuan pembelajaran ini

mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu :

a. Hasil belajar akademik

Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas–tugas akademik, unggul dalam membantu siswa

memahami konsep–konsep yang sulit, dan membantu siswa

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis baik kepada kelompok

bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama–sama dalam

menyelesaikan tugas–tugas akademik.

b. Penerimaan kepada keragaman

Dalam sebuah kelas pasti terdiri dari siswa dengan berbagai latar

belakang yang berbeda–beda baik itu ras, budaya, agama,

kemampuan, tingkat sosial. Pembelajaran kooperatif dapat

memberikan kesempatan kepada siswa–siswa tersebut untuk saling

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

12

bergantung, bekerja bersama–sama dalam menyelesaikan tugas–tugas

sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai satu sama lain.

c. Ketrampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam

pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya,

menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,

dan bekerja sama dalam kelompok.

3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif

1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung

tinggi norma-norma kelompok

b. Siswa aktif membantu dan mendorong untuk bersama-sama aktif

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok

d. Frekuensi antar siswa tinggi seiring dengan kemampuan siswa

dalam berpendapat (Arifin dalam Sugian Nur, 2004)

e. Bagi siswa yang belum saling mengenal lebih dekat bisa lebih

mengenal satu sama lain

2. Kelemahan pembelajaran kooperatif Slafin (Arifin dalam Sugian Nur,

2004) mengemukakan kelemahan pembelajaran kooperatif antara lain

a. Memerlukan waktu pembelajaran yang relatif lama

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

13

b. Apabila kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

kooperatif kurang memadai maka penerapan pembelajaran

kooperatif dalam membelajarkan siswa sulit untuk mencapai tujuan

c. Apabila siswa tidak terbiasa dengan sikap aktif dalam proses

pembelajaran maka, penerapan pembelajaran kooperatif ini akan

memerlukan waktu yang lama dan efisien

d. Tidak mudah menanamkan keterampilan kooperatif terhadap siswa

yang terbiasa pasif di kelas

4. Keterampilan – keterampilan pembelajaran kooperatif

Lungren (Trianto, 2007) menyusun keterampilan-keterampilan

kooperatif tersebut secara terperinci dalam tiga tingkatan keterampilan

yaitu :

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal, antara lain :

1) Berada dalam tugas

2) Mengambil giliran dan berbagi tugas

3) Mendorong adanya partisipasi

4) Menggunakan kesepatan

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, antara lain :

1) Mendengarkan dengan aktif

2) Bertanya

3) Menafsirkan

4) Memeriksa ketepatan

c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, antara lain :

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

14

1) Memperluas konsep

2) Membuat kesimpulan

5. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif

Menurut Ibrahim, dkk (Trianto, 2007) model pembelajaran

kooperatif terdiri dari enam fase utama. Fase–fase tersebut ditunjukkan

pada Tabel 2.1

Tabel 2.1Langkah–langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan informasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok

kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagimana

caranya membentuk kelompokbelajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efesien.

Fase-4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok–kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara–cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu maupun

kelompok.

Sumber: Ibrahim, dkk. (dalam Trianto 2007: 48-49)

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

15

Untuk penghargaan siswa maka dilakukan tahap perhitungan skor

perkembangan individu yang dihitung berdasarkan pada skor awal.

Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk

memberikan sumbangan yang sama untuk memberikan sumbangan skor

maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

Penghitungan perkembangan skor individu dimaksud agar siswa terpacu

untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. Adapun

perhitungan skor perkembangan individu pada penelitian ini diambil dari

penskoran perkembangan individu yang dikemukakan Slavin (Wardani,

1995) seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2Penskoran Perkembangan Individu

Skor Tes Individu Sumbangan untuk Skor

Kelompok

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 Poin

Antara 10 poin di bawah skor awal

sampai skor akhir

10 Poin

1 Sampai 10 poin diatas skor awal 20 Poin

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Poin

Nilain sempurna (tidak didasarkan pada

skor awal)

40 Poin

Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-

rata yang dikatagorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan

kelompok super. Menurut Slavin (1995) kreteria yang digunakan untuk

menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai

berikut:

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

16

1) kelompok dengan skor rata-rata 15, sebagai kelompok baik;

2) kelompok dengan skor rata-rata 20, sebagai kelompok hebat; dan

3) kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.

6. Unsur–unsur dalam pembelajaran kooperatif

Agar pembelajaran secara kooperatif atau kerja kelompok dapat

mencapai hasil yang baik maka diperlukan unsur-unsur sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan mereka “sehidup

sepenanggungan”.

b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai

tujuan yang sama.

d. Siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama pada

semua anggota kelompok.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau akan diberikan

hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota

kelompok.

f. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

g. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama. (Ibrahim, 2000).

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

17

C. Landasan Teori Pembelajaran Kooperatif

1. John Dewey, Herbert Thelan dan Kelas Demokrasi

John Dewey (1916) menetapkan sebuah konsep pendidikan bahwa

kelas seharusnya cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi

sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Thelan

berargumentasi bahwa kelas haruslah merupakan laboratorium atau

miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan

antar pribadi (Trianto, 2007:17-19). Dewey dan Thelan memandang

tingkah laku kooperatif sebagai dasar demokrasi dan sekolah dipandang

sebagai laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi.

2. Belajar Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman memberikan wawasan, pemahaman dan teknik-teknik

yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki

pengalaman serupa. Johnson (1994) pencetus teori-teori unggul tentang

pembelajaran kooperatif, memberikan pembelajaran berdasarkan

pengalaman yang didasarkan pada tiga asumsi berikut ini:

a. Anda akan belajar lebih baik jika anda secara pribadi terlibat dalam

pengalaman belajar

b. Pengetahuan ditemukan pada diri sendiri apabila pengetahuan itu

hendak anda jadikan pengetahuan yang bermakna atau membuat suatu

perbedaan dalam tingkah laku anda

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

18

c. Komitmen terhadap belajar paling tinggi pada saat anda bebas

menentukan tujuan pembelajaran dan secara aktif mempelajari tujuan

itu dalam suatu kerangka kerja (Nur, dkk, 2001:15)

3. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Akademik

Suatu aspek penting dalam pembelajaran ialah disamping

membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang

lebih baik antara siswa, secara bersamaan membantu siswa dalam

pembelajaran akademis mereka.

4. Teori Belajar Kognitif

a. Teori Pembelajaran Kognitif Peaget

Peaget mengatakan bahwa pengalaman langsung adalah yang

memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan

kognitif anak. Teori perkembangan Peaget mewakili konstruktivisme,

yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana

anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas

melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Dalam

pandangan ini, anak-anak mengkonstruksi pengetahuan secara terus

menerus dan mengasimilasi serta mengakomodasi informasi baru.

b. Teori Konstruktivis

Teori ini mengatakan bahwa sistem harus menemukan sendiri dan

mengakomodasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi

sesuai. Ide pokoknya adalah siswa secara aktif memecahkan masalah,

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

19

menemukan segala sesuatu untuk menjadi miliknya, sedangkan guru

sebagai pengajar hanya mempunyai peranan penting dengan cara

memberikan dukungan, tantangan berpikir, melayani sebagai pelatih

atau model serta menyediakan suatu suasana yang mendukung

kemudahan untuk proses pembelajaran kepada siswa agar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Ngara, 2008).

c. Teori Vygotsky

Ide penting dari teori Vygotsky adalah scaffolding yang berarti

memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama

tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan

tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil

alih tanggung jawab setelah mampu (Isjoni, 2007). Ada dua implikasi

utama teori Vygotsky dalam pendidikan. Pertama adalah

dikehendakinya seting kelas itu berbentuk pembelajaran kooperatif

antar siswa sehingga siswa dapat diberi interaksi di sekitar tugas-tugas

yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah

yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development

mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dan pengajaran menekankan

scaffolding, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab

terhadap pembelajarannya sendiri ( Dawa, 2008:14)

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

20

5. Teori Diskusi Kelompok

Beberapa ciri khas dalam beberapa kelompok kecil yang

menumbuhkembangkan rasa saling interaksi dan komunikasi antar siswa

dalam kelompok yakni:

a. Jumlah anggota cukup kecil dapat saling memperhatikan dan saling

berinteraksi.

b. Tujuan yang terkait satu dengan yang lain menjadikan keberhasilan

salah satu anggota kelompok menjadi keberhasilan seluruh anggota.

c. Setiap anggota mempunyai rasa memiliki untuk menjadi bagian

kelompok.

d. Interaksi yang melibatkan hubungan verbal dan non verbal membuat

percakapan singkat sesuai materi diskusi. Masing-masing anggota terus

menerus menanggapi dan saling menyelesaikan kegiatan satu dengan

yang lainnya.

e. Rasa kebersamaan di antara anggota, meskipun ketidaksamaan atau

konflik semua anggota menyadari dirinya berupaya untuk memperoleh

hasil kelompok yang memuaskan sebagai kepuasan bersama

(Bilhard,1998, dalam Dawa 2008:14-15).

6. Teori Naturalisme Romantik

Teori ini dikemukakan oleh J. Reussseau. Menurut Reusseau anak

memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam, yaitu potensi

berpikir, berperasaan, berkemauan, keterampilan, berkembang, mencari

dan menemukan apa yang diperlukannya. Melalui berbagai bentuk

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

21

kegiatan dan usaha belajar anak mengembangkan segala potensi yang

dimilikinya. Menurut Reusseau anak tidak boleh diatur atau diberi tetapi

dibiarkan mencari untuk menemukan dirinya sendiri. Reussseau

mengemukakan tugas guru bukan sebagai sumber informasi melainkan

menyiapkan bahan ajar yang menarik perhatian dan minat dan disesuaikan

dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan serta menciptakan

lingkungan belajar yang menyenangkan, memberi motivasi dan bimbingan

kebutuhan anak. Dengan cara seperti ini anak akan berkembang secara

optimal (Ibrahim dan Zaim, 2003:14 ).

7. Teori Motivasi

Sehubungan dengan motivasi, Maslow (M. Zulfatni, 2004)

menyusun suatu teori tentang hubungan manusia yang bersifat hirarkis,

dan dikelompokkan menjadi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologi, rasa

aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri dan kebutuhan akan

aktualisasi diri. Salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan kasih sayang akan

mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan

emosional dengan individu lain misalnya rasa disayang, diterima dan

dibutuhkan oleh orang lain. Perserta didik yang merasa disenangi, diterima

oleh teman atau kelompoknya akan memiliki minat belajar yang lebih

dibandingkan dengan peserta didik yang diabaikan atau dikucilkan.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Model NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas

empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar

Page 22: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

22

yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Model pembelajaran ini juga

dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang tingkat kesulitannya

terbatas. Struktur NHT sering disebut berpikir secara kelompok. NHT

digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap

isi pelajaran tersebut.

NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah

variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa

tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili

kelompok tersebut. Menurut Muhammad Nur (Azizah), dengan cara tersebut

akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang

sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi

kelompok. Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada

siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat.

Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan

berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha

memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang

disajikan oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (Azizah,

2007) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau

tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik

Page 23: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

23

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademis.

Adapun tahapan dalam pembelajan NHT antara lain yaitu penomoran,

mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab (Suwarno)

Tahap 1: Penomoran

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan

setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

Tahap 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi.

Tahap 3: Berpikir bersama,

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Tahap 4: Menjawab

Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untukmenjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

E. Hasil Belajar

1. Hakikat belajar dan pengajaran

Pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang

yang belajar karena pengalaman dengan serangkaian kegiatan. Misalkan

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, mengingat, dan

lain sebagainya. Pandangan teori kontruktivisme menyatakan bahwa

Page 24: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

24

belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa memahami dan

menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu

memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

Sedangkan guru bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan

kepada siswa, sebab siswa yang harus mengkontruksikan pengetahuan

didalam memorinya sendiri.

Pengertian belajar secara umum mempunyai ciri-ciri perbuatan

yang menghasilkan perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia

yang diperoleh dari proses mengasimilasi dan menghubungkan sesuatu

yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang

sehingga pengertiannya tersebut dikembangkan. Sedangkan pengertian

pengajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan

terjadinya perubahan tingkah laku, maka pengertian pengajaran adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa sedemikian rupa sehingga

tingkah laku siswa berubah kearah yang yang lebih baik.

Kemudian dikatakan bahwa pengajaran mempunyai tujuan untuk

membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman, dan dengan

pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik kuantitas maupun

kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali

sikap dan perilaku siswa.

Page 25: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

25

2. Pendangan tentang teori belajar

a. Teori belajar Kognitif

Ahli - ahli yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa belajar

adalah peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada

kemampuan dalam diri orang yang belajar. Sehingga pada intinya,

belajar merupakan pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama

fikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang

dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia

ditekankan pada proses internal dalam berfikir, yakni proses

pengolahan (procesing) informasi.

b. Teori belajar Behavioristik

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, yang berwujud

perilaku yang tampak (overt behavior) atau perilaku yang tidak

tampak (inert behavior). Aspek penting yang dikemukakan oleh

aliran behavioristik dalam belajar adalah bahwa hasil belajar

(perubahan tingkah laku) itu disebabkan oleh kemampuan internal

manusia (insigh), untuk itu agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat

mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang

sedemikian rupa sehingga mudah direspon oleh siswa.

3. Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar

a. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian pada pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

Page 26: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

26

pelajaran yang dipelajari sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan

motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang. Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang

dari diri sendiri, dapat juga bersifat eksternal yaitu datang dari orang

lain, guru, orang tua, teman, dan sebagainya.

b. Keaktifan siswa

Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa, oleh karena itu siswa

harus aktif tidak boleh pasif. Kecenderungan psikologi dewasa ini

menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Sehingga

belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung atau pengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung, ia harus menghayati terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Guru

hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan

siswa dalam belajar jangan diartikan kegiatan fisik saja, tetapi juga

keterlibatan mental emosional, kegiatan kognitif dan dalam

pembentukan sikap, nilai dan keterampilan.

d. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan adanya pengulangan dikemukakan

oleh teori psikologi daya, menurut teori ini belajar adalah melatih

daya berfikir, mengamati, menanggapi, menghayal, dan sebagainya.

Sehingga daya menjadi berkembang.

Page 27: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

27

e. Tantangan

Dalam belajar siswa memiliki tujuan yang harus dicapai, tetapi

selalu ada hambatan yaitu bahan belajar, maka timbulah motif untuk

mengatasi hambatan tersebut. Oleh karena itu agar pada anak timbul

motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan

belajar haruslah yang menantang.

f. Balikan dan penguatan

Siswa akan semangat belajar apabila mengetahui dan mendapatkan

hasil yang baik. Hasil yang baik akan menjadi balikan yang

menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

Begitu juga dengan penguatan yang menyenangkan maupun tidak

menyenangkan, atau dengan kata lain penguatan positif maupun

negatif dapat memperkuat belajar.

g. Perbedaan individual

Siswa merupakan individu yang unik artinya setiap siswa memiliki

perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini

berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya perbedaan

individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan

penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil

belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa

Page 28: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

28

dalam upaya mencapai tujuan–tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina

kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a).

Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap

dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan

yang ada pada kurikulum sekolah (Nana Sudjana, 2004:22).

5. Faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada

faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan, dan lain

sebagainya.

2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar

siswa.

Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan

Page 29: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

29

sikap. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari

proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil

belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

belajar yang dicapai siswa.

F. Mata Pelajaran Fisika

Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika mempelajari gejala-

gejala alam dalam satu kesatuan sistem yang selalu berkembang dan dapat

dikembangkan terus-menerus. Dalam kegiatannya dengan pendidikan, Max

Muller berpendapat bahwa fisika sebagai cabang IPA yang telah terorganisir

diharapkan dapat membantu subjek yang mempelajarinya menjadi dewasa

dalam disiplin fisika. Oleh sebab itu untuk mempelajari teori-teori dan

eksperimen fisika diperlukan kemauan, ketekunan dan usaha.

Berikut terdapat beberapa definisi tentang Fisika. Definisi-definisi

tersebut antara lain sebagai berikut (Telaah kurikulum fisika, 2003) :

a. Fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam alam, yang memungkinkan

penelitian dengan pencobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian

secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum.

b. Fisika adalah suatu uraian penutup tentang semua kejadian fisikalis yang

berdasarkan beberapa hukum dasar.

c. Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala alam sesederhana-

sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-

kenyataannya. Persyaratan dasar pemecahan persoalannya ialah

mengamati gejala-gejala tersebut.

Page 30: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

30

d. Fisika adalah teori peramalan alternatif-alternatif yang secara empiris

(dengan percobaan) dapat dibeda-bedakan.

e. Fisika adalah bagian dari IPA (sain yang mempelajari tentang zat dan

energi). Ada pula yang menyatakan bahwa fisika adalah cabang IPA yang

menyangkut gejala alam yang dinyatakan dalam zat dan energi. Jadi, fisika

dapat disebut ilmu tentang zat dan energi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fisika adalah ilmu yang

mempelajari tentang gejala alam terutama tentang zat dan energi dan

melakukan penelitian dengan percobaan-percobaan.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar fisika adalah

prestasi belajar. Perubahan-perubahan yang ingin dicapai melalui proses

pendididkan adalah perubahan tingkah laku. Dari hasil belajar yang diperoleh

itu maka akan dicapai tingkat keberhasilan siswa. Selain itu juga dapat

dikatahui seberapa jauh tujuan pendidikan itu dapat dicapai.

Hasil belajar fisika merupakan hasil keseluruhan fisika yang dicerminkan

dalam bentuk nilai yang dicapai oleh siswa melalui kemampuan kognitif,

Afektif dan Psikomotorik. Jika dalam diri anak didik tersebut terjadi perubahan

yang positif dalam ketiga hal tersebut, maka proses balajar dalam diri anak

didik dapat dikatakan baik.

G. Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya

1. Pengertian suhu

Apakah sebenarnya suhu itu? Samakah suhu dengan panas?

Seorang anak yang demam, bila disentuh keningnya akan terasa panas,

Page 31: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

31

dalam keadaan demikian dikatakan suhu anak tersebut tinggi. Demikian

juga air panas memiliki suhu yang tinggi dibandingkan dengan air

dingin. Jadi ada hubungan antara suhu dengan panas, tetapi keduanya

tidak sama. Suhu atau temperatur adalah merupakan suatu ukuran yang

menyatakan derajat panas suatu benda. Sedangkan panas merupakan

suatu bentuk energi yang terdapat pada suatu materi (zat).

2. Pengukuran suhu

Termometer merupakan alat pengukur suhu yang tepat. bahan

pengisi termometer adalah alkohol dan raksa karena kedua jenis bahan

ini memliki pemuaian yang besar.

Berikut ini adalah syarat alat pengukur suhu :

a. Nilai suhu yang di tunjukan tidak dipengaruhi oleh nilai suhu yang

diukur sebelumnya.

b. Dapat memberikan pembacaan skala suhu dengan tepat.

Gambar. Termometer

Page 32: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

32

Berikut ini adalah tabel dari sifat-sifat dari alkohol dan raksa:

Tabel 2.3Sifat-sifat dari cairan termometer

Nama

zat

Kelebihan Kekurangan

Raksa

Alkohol

a. Peka terhadap perubahan suhu

b. Pemuaiaanya teratur

c. Tidak membasahi dinding.

d. Mmpunyai titik beku rendah (-400C)

e. Memiliki titik didih tinggi (3570C)

f. Warnanya mengkilap sehingga

mudah dilihat.

f. Memiliki titk beku -110C

g. Peka terhadap perubahan suhu

h. Harganya murah.

a. termasuk zat bearacun

b. tidak dapat mengukur

suhunya yang lebih

rendah dari -400C

c. harganya mahal.

a. Titik didih 78 0C

b. Tidak berwarna dan

sulit dilihat.

c. Membasahi dinding

kaca.

Alat ukur suhu pertama kali ditemukan oleh Galillei Galileo dan

alat pengukur suhu ini dinamakan Termokopel atau Termometer udara.,

tetapi alat ini tidak dapat menunjukan adanya perubahan suhu secara tepat

karena tidak memiliki skala penunujuk. Alat tersebut terdiri dari bola kaca

yang dilengklapi dengan tangki kaca yang panjang. Pola kerjanya yaitu

dengan cara memanaskan bola kaca lalu dicelupkan kedalam air yang

berada didalam bejana. Ketika bola tersebut dingin air akan naik ke dalam

tangkai bola kaca.

Termometer yang saat ini digunakan adalah termometer yang

merupakan pengembangan dari termoskop yang di temukan oleh Gallilei

Page 33: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

33

Galileo. Kata termometer berasal dari bahasa yunani yaitu termos yang

berarti panas dan meter yang berarti ukur.

Ada 4 macam skala termometer yaitu termometer Celcius,

Reaumur, Farenheith dan termometer skala Kelvin. Termometer yang

lebih sering dipakai adalah skala Celcius.

a. skala Celcius

skala Celcius merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli Fisika

swedia yang bernama Anders Celcius (1710-1744). Dia menetapkan

titik beku air sama dengan 00 sebagai titik tetap bawah. Dan titik didih

air sama dengan 1000 sebagai titik tetap atas. Diantara kedua titik itu

dibagi menjadi 100 satuan derajat. Celcius memiliki satuan derajat

Celcius yang di tulis 0C.

b. skala Farenheith

skala farenheith ditetapkan oleh Gabriel Daniel Farenheith (1686-

1736), dai merupakan ilmuwan Fisika berkebangsaan jerman. Ia

menetapkan titik beku air sama dengan 320 dan titik didih air sama

dengan 2120. Diantara kedua titik tetap tersebut dibagi menjadi 180

satuan derajat. Penulisan skala farenheit adalah 0F. dan skala ini biasa

digunakan di Negara-negara Eropa dan Amerika.

Page 34: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

34

c. skala Reamur

Titik tetap bawah skala reamur adalah 00 dan titik atasnya 800 serta

memiliki 80 satuan derajat. Penulisan nilai skala reamur, misalnya 80

derajat Reaumur dapat di tulis 80 0C.

d. skala Kelvin

lord kelvin (1824-1907) adalah ilmwuan berkebangsaan inggris yang

menetapkan skala Kelvin ditetapkan berdarkan pehitungan bahwa ada

suhu minimal di alam ini. Hal tersebut didukung oleh teori kinetik

partikel bahwa pada suhu mutlak nol, partikel-partikel semua zat

praktis tidak bergerak. Suhu mutlak tersebut sama dengan -273, 15 0C,

biasa dibulatkan menjadi -273 0C. Pada skala Kelvin, titik beku air

adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Suhu yang dinyakan skala

Kelvin adalah suhu mutlak

Gambar. 4 macam skala termometer

3. Perbandingan skala termometer

Berdasarkan pada 4 jenis skala termometer maka dibuat

hubungan antar skala termometer. Hubungan antar skala thermometer

dapat dilihat pada tabel 2.4.

Page 35: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

35

Tabel 2.4Perbandingan skala termometer

Jenis termometer Titik tetap Selisih atau jumlah

skalabawah Atas

Celcius (0C)

Reamur (0R)

Farenheith (0F)

Kelvin (K)

00

00

320

273

1000

800

2120

373

100

80

180

100

Berikut ini adalah perbandingan skala termometer

TC : TR : (TF-32) = 100 : 80 : 180 = 5 : 4 : 9

3. Jenis-jenis termometer

Berdasarkan dengan kegunaanya termometer di bagi dalam tiga

jenis yaitu :

1. Termometer klinis

Sesuai dengan namanya, termometer klinis sering digunakan para

dokter untuk mengukur suhu tubuh pasiennya.termometer klinis

umumnya dibuat pada skala kurang dari 350C atau lebih dari 420C

dengan ketelitian mencapai 0,10C.

Gambar. Termometer klinis

Page 36: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

36

2. Termometer suhu ruangan

Oleh karena suhu udara selalu berubah, dibutuhkan termometer

yang cukup peka sehingga dapat mengukur suhu udara secara tepat.

Termometer tersebut adalah termometr ruangan. Pada umumnya,

trmometer suhu ruangan berskala -500sampai dengan +500C.

ukuran termometer suhu ruangan jauh lebh besar dibandingkan

dengan termometer klinis. Biasanya termometer ini di tempelkan

pada dinding dengan arah vertikal.

3. Termometer maksimum-minimum.

Termometer ini diperkenelkan pertama kali oleh James Six Bellni

pada awal abad ke 18. Termometer ini di pakai khusus untuk

mengukur suhu tertinggi dan terendah dari suatu tempat selama

satu hari.

Suhu tertinggi maksimum biasanya terjadi pada siang hari dan suhu

terendah terjadi pada malam hari. Termometer ini di gunakan

dalam bidang pertanian.

Page 37: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif karena penelitian ini berusaha

menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya

(Sukardi, 2003:157).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada SMP Advent Ponain

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2010/2011.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP

Advent Ponain Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Tahun Pelajaran

2010/2011.

D. Definisi Variabel Yang Diamati

Definisi operasional variabel yang diamati:

a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang

diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran yang menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe NHT

Page 38: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

38

b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) adalah proporsi yang

merupakan perbandingan jumlah siswa yang dapat mencapai indikator

dengan jumlah keseluruhan siswa yang diukur dengan tes hasil belajar.

Suatu indikator dikatakan tuntas bila proporsi P ≥ 0,75

c. Ketuntasan hasil belajar adalah proporsi yang merupakan

perbandingan dari skor tes hasil belajar (THB) yang diperoleh setiap

siswa dibagi dengan skor maksimum THB. Hasil belajar siswa

dikatakan tuntas bila proporsinya memenuhi kriteria P ≥ 0,75 (Sole,

2009:50). Sedangkan suatu kelas atau klasikal dikatakan tuntas jika

80% siswa mempunyai proporsi P ≥ 0,75.

d. Respon siswa adalah frekuensi perasaan maupun pendapat siswa

terhadap perangkat dan proses pembelajaran setelah menggunakan

perangkat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

E. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar pengamatan pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT.

2. Kisi-Kisi dan Tes Hasil Belajar (THB).

3. Angket respon siswa terhadap pembelajaran.

F. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan KTSP dalam penelitian ini

adalah:

Page 39: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

39

1. Bahan Ajar Siswa

2. Silabus

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4. Lembar Kegiatan Siswa

5. Kisi-Kisi dan Tes Hasil Belajar

G. Data dan Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari siswa, guru dan peneliti.

2. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif,

dengan rincian sebagai berikut :

a. Hasil belajar dan tes tertulis (obyektif tes)

Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar.

Tes ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang diajarkan.

b. Kuisioner atau angket

Angket ini digunakan untuk mengungkap respon siswa terhadap

pelaksanaan pengajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

c. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam

mengelolah kelas dalam kegiatan belajar mengajar dengan model

pengajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads

Together.

Page 40: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

40

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif.

1. Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran diperoleh melalui

pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran menggunakan ketentuan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1Ukuran Kuantitatif Penilaian Yang Diberikan Oleh Pengamat

Terhadap Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan PembelajaranRentang Skor Keterangan

1,00 – 1,99 Tidak baik, jika pengajar dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan

2,00 – 2,99 Kurang baik, jika pengajar dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran kurang sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disiapkan

3,00 – 3,49 Cukup baik, jika pengajar dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran sebagian besar sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang disiapkan

3,50 – 4,00 Baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang disiapkan

Sumber: Borich dalam Banunaek, 2008

Reliabilitas instrumen pengamatan dihitung dengan teknik

interobsever agreement. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada

dua orang pengamat dengan instrumen yang sama untuk mengamati

Page 41: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

41

karakteristik yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas yaitu:

Precentage Of Agreement = %1001 xBABA

Keterangan : A : Frekuensi tertinggi pengamatan

B : Frekuensi terendah pengamatan

A dan B berturut-turut menunjukkan frekuensi aspek tingkah laku

yang diamati oleh pengamat yang memberi frekuensi tertinggi dan

terendah suatu instrumen. Instrumen pengelolaan pembelajaran dikatakan

baik apabila koefisien reliabilitas ≥ 0,75 % (Borich dalam Banunaek,

2008).

2. Analisis Tes Hasil Belajar

Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB), ketuntasan hasil belajar

siswa, diukur dengan Tes Hasil Belajar (THB). Acuan ketuntasan yang

digunakan dari Depdiknas yang berlaku bagi SMA dan SMP.

Siswa dikatakan belajar tuntas jika proporsi jawaban siswa atau

proporsi ujian akhir adalah P ≥ 0,75 (Depdiknas dalam Banunaek, 2008).

Untuk mengetahui ketuntasan IHB digunakan persamaan proporsi sebagai

berikut :

TBPIHB

Keterangan : PIHB : Tingkat pencapaian (proportion correct)

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

T : Jumlah siswa seluruh peserta tes

Page 42: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

42

Proporsi ketuntasan belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

NBPTHB

Keterangan : PTHB : Tingkat pencapaian (proportion correct)

B : Skor yang diperoleh siswa

N : Skor maksimum

3. Analisis Respon Siswa

Tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat diketahui

dari angket respon siswa. Menurut Pratini (Ribhu, 2007) respon siswa

dikatakan positif jika rata-rata dari setiap aspek penilaian lebih dari 80%

berada dalam kategori positif yaitu senang dan berminat.

Perhitungan respon siswa digunakan persamaan sebagai

berikut :

%100seluruhnyasiswajumlah

samaresponmemberiyangsiswajumlahSiswaResponPersentase

Page 43: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

43

I. Matriks Metode Penelitian

Tabel Matriks Metode Penelitian

Tujuan Karakteristik YangDiamati

Definisi KarakteristikOperasional Yang Diamati

Instrumen SumberData

PengambilanData

Analisis

1. Mendeskripsikankemampuan guru dalammengelola pembelajaranfisika SMP Kelas VII MateriPokok Suhu danPengukurannya denganmenerapkan modelpembelajaran kooperatifTipe NHT

Kemampuan guru Skor yang diperoleh gurudalam mengelola pembelajarandengan menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipeNHT

Lembarpengamatanpengelolaanpembelajaran

Guru Observasi Deskriptif

2. Mendeskripsikan ketuntasanindikator hasil belajar dalampembelajaran fisika SMPKelas VII Materi PokokSuhu dan Pengukurannya

Ketuntasan indikator Proporsi yang merupakanperbandingan antara jumlahsiswa yang mencapai IHBdengan jumlah keseluruhansiswa

Tes HasilBelajar

Siswa Tes Deskriptif

3. Mendeskripsikan ketuntasanhasil belajar fisika siswaSMP Kelas VII MateriPokok Suhu danPengukurannya

Hasil belajar siswa Proporsi yang merupakanperbandingan dari skor THByang diperoleh tiap siswadengan skor maksimum

Tes HasilBelajar

Siswa Tes Deskriptif

4. Mendeskripsikan responsiswa terhadap pembelajarandengan menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipeNHT

Respon siswa Tanggapan yang diberikansiswa setelah mengikutikegiatan pembelajaran

Angket responsiswa

Siswa Angket Deskriptif

Page 44: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perangkat Pembelajaran Yang Dikembangkan

Untuk menunjang penelitian ini, perangkat pembelajaran yang

digunakan oleh peneliti antara lain: Bahan Ajar Siswa (BAS), Silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan

Kisi-kisi. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran

Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), Tes Hasil Belajar Produk

dan Proses, Angket Respon Siswa.

Bahan Ajar Siswa (BAS) merupakan rangkuman atau ringkasan dari

materi yang dibelajarkan kepada siswa sekaligus menjadi pedoman bagi siswa

dan guru dalam proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.

Silabus merupakan suatu acuan untuk merencanakan dan

melaksanakan program pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

pengalaman belajar, materi pembelajaran, penilaian (teknik penilaian, bentuk

instrumen dan contoh instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman bagi

guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran, baik di dalam kelas,

laboratorium dan atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi: standar kompetensi, kompetensi

Page 45: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

45

dasar, indikator (produk dan proses), alokasi waktu, tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, metode/model, sumber belajar, skenario pembelajaran

dan evaluasi.

Lembaran Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan bagi siswa untuk

dapat berpikir kritis dalam merancang eksperimen dan berdiskusi kelompok

untuk menjawab semua pertanyaan dalam LKS.

Kisi-kisi merupakan sinkronisasi atau keterkaitan antara indikator

dengan butir-butir soal. Kisi-kisi meliputi indikator, nomor butir soal,

klasifikasi kemampuan, kunci jawaban dan skor.

Tes Hasil Belajar (THB) merupakan instrumen yang digunakan

untuk mengetahui ketuntasan indikator dan ketuntasan belajar siswa selama

melaksanakan proses pembelajaran. Tes Hasil Belajar (THB) dapat berupa tes

proses dan produk dan dikerjakan siswa pada saat sebelum dan sesuadah

kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

B. Implementasi Perangkat Pembelajaran

Implementasi perangkat pembelajaran yang dilakukan di SMP

Advent Ponain dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester

ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 25 orang.

Teknik hasil penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif

meliputi perhitungan skor rata-rata, proporsi dan persentase. Berikut ini

diuraikan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian.

Page 46: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

46

1. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT secara singkat diketahui melalui skor rata-rata untuk setiap kategori

pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini dan rinciannya pada

lampiran 09a dan 09b.

Tabel 4.1Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together (NHT)

NoAspek

Yang Diamati

Skor

Tiap RPPSkor

Rata-rataKategori

RPP 01 RPP 02

1 Pendahuluan 3,86 4,00 3,93 Baik

2 Kegiatan Inti 3,87 3,89 3,88 Baik

3 Penutup 3,86 3,86 3,86 Baik

4 Pengelolaan Waktu 3,50 3,86 3,68 Baik

5 Suasana Kelas 3,82 3,82 3,82 Baik

Sumber : Data Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat dalam tabel 4.1 secara

keseluruhan menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT adalah baik.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diawali dengan

pertemuan RPP 01, dimana siswa merasa ada suasana pembelajaran baru

dan baru pula pertama kali diperoleh selama mengikuti kegiatan

pembelajaran di sekolah. Hal ini tampak membawa suatu perubahan dan

memberikan semangat baru ketika potensi-potensi yang terdapat dalam

Page 47: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

47

diri siswa yang selama ini belum diberdayakan sebagai akibat dari

ketiadaan menggunakan alat dan bahan praktikum dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, walaupun pada

kenyataannya masih terdapat bayak kendala yang dihadapi, namun setelah

didampingi guru peneliti, ternyata siswa-siswi memiliki potensi yang

cukup besar teristimewa dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini

dapat dilihat pada rata-rata penilaian untuk aspek pengelolaan waktu

termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata penilaian 3,50. Pada

pertemuan kedua dengan RPP 02, pengelolaan pembelajaran mengalami

peningkatan dan berada dalam kategori baik dengan rata-rata penilaian

untuk pengelolaan waktu 3,86.

Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran di kelas dilakukan oleh dua orang pengamat. Pengamat satu

(P1) adalah Opry Matnope (guru mata pelajaran fisika) dan pengamat dua

(P2) adalah Nophita Ataupah (guru mata pelajaran IPS dan Bahasa

Indonesia) dan keduanya adalah guru pada SMP Advent Ponain. Dengan

demikian hasil pengamatan dapat dipercaya dengan perhitungan

reliabilitas intrumen. Apabila koefisien reliabilitas P ≥ 75%, maka

instrumen termasuk dalam kategori baik. Hasil perhitungan reliabilitas

instrumen pengelolaan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) secara

ringkas dapat dilihat pada tabel 4.2, sedangkan secara terperincinya

sebagaimana pada lampiran 09a dan 09b.

Page 48: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

48

Tabel 4.2

Reliabilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran Dengan menerapkan

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

PengamatanTerhadap Guru

Reliabilitas Tiap RPP dalam %RPP 01 RPP 02

99,64 % 99,75 %

Sumber : Data Olahan Peneliti

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa reliabilitas instrumen pengelolaan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) oleh guru untuk RPP 01 dan RPP 02 di

atas 75 % yaitu: 99,64 % dan 99,75 %. Sehingga instrumen tersebut

termasuk dalam kategori baik dengan koefisien reliabilitasnya P ≥ 0,75.

Dengan demikian instrumen ini layak dipakai pada pengelolaan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT).

2. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar

Tes Hasil Belajar (THB) Produk digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa yang diukur dari ketuntasan empat Indikator Hasil Belajar

(IHB) Produk. Berdasarkan kurikulum 2004, sebuah indikator dikatakan

tuntas apabila proporsi jawaban benar siswa P ≥ 0,75. Hasil dari Tes Hasil

Belajar produk dapat dilihat pada tabel berikut dan rinciannya dapat dilihat

pada lampiran 10.

Page 49: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

49

Tabel 4.3Ketuntasan IHB Produk

No IndikatorButirSoal

P. Butir SoalSensitivitas Proporsi

Indikator KetuntasanU1 U2

1 Mendefenisikanpengertian suhu

10,52 1,00 0,48 1,00 Tuntas

2 Menggunakantermometer untukmengukur suhu zat

2

3

4

5

0,36

0,40

0,36

0,84

0,84

0,92

1,00

1,00

0,48

0,52

0,64

0,16

0,94 Tuntas

3 Mengenal termometerdengan mengamatigambar 13 0,00 0,76 0,76 0,76 Tuntas

4 Membandingkantermometer denganmenggunakanformulasiperbandingan skala

6

7

8

9

10

11

12

14

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0.88

0,92

0,96

0,88

0,96

0,88

0,92

0,80

0.88

0,92

0,96

0,88

0,96

0,88

0,92

0,80

0,90 Tuntas

Rata-Rata 0,18 0,90 0,73 0,90 Tuntas

Sumber : Data Olahan Peneliti

Tabel 4.3 menunjukan bahwa pencapaian IHB semuanya tuntas

dengan nilai rata-rata proporsi IHB= 0,90. Rata-rata proporsi IHB

mengalami peningkatan, tes awal 0,18 menjadi 0,90 pada tes akhir.

3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan Tes Hasil Belajar (THB) siswa secara individu dapat

dilihat pada tabel 4.4, sedangkan rinciannya dapat dilihat pada lampiran

10.

Page 50: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

50

Tabel 4.4Ketuntasan THB Produk Siswa Secara Individu

No Kode Siswa Proporsi Ketuntasan P ≥ 0,751 HA 1,00 Tuntas2 MM 0,93 Tuntas3 AM 0,79 Tuntas4 BS 0,79 Tuntas5 TA 0,86 Tuntas6 RS 1,00 Tuntas7 GF 0,93 Tuntas8 YM 1,00 Tuntas9 RF 0,86 Tuntas10 KF 0,86 Tuntas11 ET 1,00 Tuntas12 DM 1,00 Tuntas13 AT 1,00 Tuntas14 OL 0,86 Tuntas15 MF 0,86 Tuntas16 AbT 1,00 Tuntas17 JS 0,86 Tuntas18 JT 1,00 Tuntas19 SM 0,93 Tuntas20 MB 0,71 Tuntas21 ElT 0,93 Tuntas22 FF 0,93 Tuntas23 DS 0,93 Tuntas24 GM 0,86 Tuntas25 JnS 0,86 Tuntas

Rata-rata 0,91 TuntasSumber : Data Olahan Peneliti

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua siswa tuntas dalam belajar

dengan proporsi jawaban benar melebihi 0,75 dan rata-rata jawaban benar

siswa adalah 0,91.

Hasil pengamatan pengelolaan kelompok sangat berpengaruh

terhadap hasil kerja kelompok, dimana setiap anggota kelompok akan

menyumbangkan nilai perkembangannya untuk perkembangan skor

kelompok. Hasil pengelolaan kelompok dapat terlihat pada skor kelompok

pada RPP 01 dan RPP 02 dibawah ini:

Page 51: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

51

a. Skor Kelompok RPP 01

Analisis kemajuan skor kelompok untuk RPP 01 dapat dilihat pada

tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5Skor Kemajuan Siswa Secara Individu dan Kelompok pada RPP 01

Kelompok

KdS Skor Awal Skor RPP 01 Nilai PerkembanganN. ulangan

HarianRata-rata

Quis Rata-rata

Kemajuan

Rata-rata/Kriteria

I

HAMMAMBSTA

8070605060

64,00

10080606060

72,00

3020102010

18(hebat)

II RSGFYMRFKF

8070706050

66,00

10080806060

76,00

3020201020

20(hebat)

III EKDMATOLMF

7070706050

64,00

801001008060

84,00

2030303020

26(super)

IV AbTJSJTSMMB

7060706050

62,00

8070806060

70,00

2020201020

18(hebat)

V ElTFFDSGMJnS

7070706060

72,00

8080606080

72,00

2020202020

18(hebat)

Sumber : Data Olahan PenelitiDari tabel 4.5 terlihat bahwa peningkatan skor kemampuan siswa untuk

4 kelompok berada pada kriteria hebat karena mengalami peningkatan skor 15

≤ x ≤ 24 dan 1 kelompok berada pada kriteria super karena mengalami

peningkatan skor x ≥ 25.

b. Skor Kelompok RPP 02

Analisis kemajuan skor kelompok untuk RPP 02 dapat dilihat pada

tabel 4.6 di bawah ini.

Page 52: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

52

Tabel 4.6Skor Kemajuan Siswa Secara Individu dan Kelompok pada RPP 02

Kelompok KdS Skor Awal Skor RPP 02 Nilai PerkembanganN. ulangan

HarianRata-rata

Quis Rata-rata

Kemajuan Rata-rata/Kriteria

I

HAMMAMBSTA

8070605060

64,00

10080606080

76,00

3020102030

22(hebat)

II RSGFYMRFKF

8070706050

66,00

10080806060

76,00

3020201020

20(hebat)

III EKDMATOLMF

7070706050

64,00

80100808060

96,00

2030203020

24(hebat)

IV AbTJSJTSMMB

7060706050

62,00

10060808060

76,00

3010203020

22(hebat)

V ElTFFDSGMJnS

7070706060

72,00

8080806060

88,00

2020201010

16(hebat)

Sumber : Data Olahan Peneliti

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa peningkatan skor kemampuan siswa

untuk setiap kelompok berada pada kriteria hebat karena mengalami

peningkatan skor 15 ≤ x ≤ 25.

4. Respon Siswa

Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT), digunakan angket siswa (lampiran 07). Sedangkan hasil

dari respon siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Page 53: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

53

Tabel 4.7Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran

NO PERNYATAAN TANGGAPAN1 2 3 4

1 Melalui pembelajaran ini, pelajaran fisikamenjadi menyenangkan.

0 0 0 25

2 Pembelajaran fisika dengan dibentuk kelompokdalam kelas sangat menyenangkan

0 0 0 25

3 Saya merasa senang dengan sistempembelajaran guru.

0 0 0 25

4 Saya mendapat kesempatan untuk melakukandiskusi dan bertanya kepada teman dan guru.

0 0 3 22

5 Guru memperhatikan kesulitan yang dihadapioleh saya dalam menelaah materi maupunmengerjakan soal - soal pokok bahasan suhu danpengukurannya

0 0 0 25

6 Tanggapan guru terhadap pertanyaan kamimenyenangkan.

0 0 3 22

7 Saya merasa senang ketika ditunjuk oleh guru. 0 0 5 208 Saya tidak takut menjawab pertanyaan dari

guru.0 0 3 22

9 Saya tidak kesulitan memahami danmempelajari materi fisika yang diajarkan olehguru.

0 0 2 23

10 Saya mampu menyelesaikan soal-soal fisikapokok bahasan suhu dan pengukurannya

0 0 5 20

Jumlah (presentase) 0 0 21(8,4 %)

229(91,6%)

Sumber: Data Olahan PenelitiTabel 4.7 memperlihatkan tentang respon siswa terhadap komponen

yang ditanyakan berkenaan dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Respon siswa dikatakan

bernilai positif apabila rata-rata dari setiap respon lebih dari 80% berada

dalam kategori positif. Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, rata-

rata 8,4 % siswa setuju dan 91,6 % sangat setuju dengan model

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada materi pokok suhu dan

pengukurannya. Artinya, seluruh siswa kelas VII SMP Advent Ponain

menyukai pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok suhu dan

pengukurannya.

Page 54: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

54

C. Pembahasan

Berdasarkan implementasi perangkat pembelajaran, maka hasil

penelitian dibahas untuk mengetahui kesesuaian dengan kajian teoritis sebagai

berikut:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah

baik. Hal ini terbukti karena dari kedua RPP yang dinilai presentase

reliabilitasnya di atas 75 % yaitu pada RPP 01 = 99 ,64 % dan RPP 02 =

99,75 % dan skor rata-rata dari kelima aspek penilaian yakni pendahuluan,

kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu dan suasana kelas lebih besar

dari 3,50. Hal ini mengacu pada ukuran kuantitatif penilaian kemampuan

guru pada tabel 3.1(halaman 40) dimana rentang skor dari 3,50 sampai

4,00 dikatakan baik dan koefesien reabilitas instrument pengelolaan

belajar diatas 75 % (Borich halaman 41).

2. Berdasarkan data analisis Instrumen Tes Hasil Belajar memiliki

sensitivitas yang positif sehingga dikatakan dapat mengukur efek-efek

pembelajaran karena sesuai dengan hasil analisis deskriptif pada tes awal

dan tes akhir terdapat peningkatan proporsi jawaban benar siswa. Pada tes

awal hasil analisis jawaban benar siswa untuk THB produk 0,18 dan pada

tes akhir jawaban benar siswa 0,90. Dengan demikian ketuntasan Hasil

Belajar Siswa yang dicapai oleh 25 siswa adalah 100% tuntas. Siswa

dikatakan belajar tuntas jika proporsi ujian akhir diatas 75% (Depdiknas

halaman 41). Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan penerapan

Page 55: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

55

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

adalah baik untuk digunakan dalam meningkatan hasil belajar siswa pada

materi pokok suhu dan pengukurannya.

3. Berdasarkan analisis Tes Hasil Belajar (THB), pencapaian ketuntasan

indikator produk semuanya tuntas. Pencapaian ketuntasan ini karena

adanya perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan dengan baik dan

dapat mempermudahkan guru dalam mengelola pembelajaran. Ketuntasan

indikator dapat dilihat dengan proporsi ketuntasan untuk THB produk 0,

90.

4. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) secara

umum adalah baik . Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis tabel bahwa

secara umum 100% siswa menyukai pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti. Karena respon siswa dikatakan positif jika rata-rata dari setiap

aspek lebih dari 80% berada dalam kategori positif yaitu siswa merasa

senang dengan pelajaran fisika, senang dengan pembelajaran yang

dilakukan guru, bisa berinteraksi dengan baik kepada siswa maupun guru

dan tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan guru (Pratini halaman 42).

Page 56: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

56

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dapat

disimpulkan bahwa secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran fisika siswa materi pokok suhu dan pengukurannya pada siswa

kelas VII SMP Advent Ponain.

Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Fisika materi pokok

suhu dan pengukurannya pada siswa kelas VII SMP Advent Ponain

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) yang mecakup: Pendahuluan, kegiatan inti, penutup,

pengelolaan waktu dan suasana kelas adalah termasuk dalam kategori baik.

2. Indikator Hasil Belajar (IHB) yang disiapkan semuanya tuntas dengan

proporsi ketuntasan 0,90 untuk indikator produk.

3. Hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Advent Ponain pada materi

pokok suhu dan pengukurannya adalah tuntas.

4. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) pada umumnya baik, karena semua siswa merasa senang

dengan pelajaran fisika, senang dengan pembelajaran yang dilakukan guru,

bisa berinteraksi dengan baik kepada siswa maupun guru dan tidak

Page 57: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

57

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai guru perlu lebih banyak menguasai stratagi serta metode

pembelajaran yang tepat dan dapat membangkitkan semangat belajar.

2. Guru-guru fisika yang ingin mengembangkan model pembelajaran ini

diajurkan agar menyiapkan lebih banyak waktu pembelajaran sehingga

siswa lebih kreatif dalam kelompok.

3. Siswa diharapkan untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan pembelajaran

dan harus lebih giat lagi untuk belajar sendiri.

Page 58: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

58

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nur, 2006. Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT (Numbered-Heads Together) Dengan Pemanfaatan LKS

(Lembar Kerja Siswa) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi datar

(Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII semester 2 SMP N 6 Semarang

Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi, Semarang: UNS

Baintela, Sefnat, 2009. Penerapan Diagram Alir Pada Pembelajaran Berbasis

Ketrampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika

Siswa Smu Negeri 5 Kupang. Skripsi, Kupang : Undana

Banunaek, Ferdinandus, 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika

Melalui Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) Materi Pokok Massa Jenis Pada siswa kelas VIIB

SMP Adhyaksa 2 Kupang Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi, Kupang

: Unwira

H, Bahdir, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Medan : Kencana

Latif, Nurwahyuni, 2008. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XIIA-1

SMA Muhammadiyah Kendari Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Skripsi, Kendari

Lie, Anita, 2008, Cooperatif Learning, Jakarta : Grasindo

M, Saejhan, 2008. Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail

M. Si, Suwarno, 2009. Pembelajaran Kooperatif Jenis Numbered Heads Together

(NHT). FKIP-Univet Bantara

Sugyarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs kelas VII,

Jakarta: Pusat Perbukuan

Page 59: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

59

Trianto, 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Surabaya: Prestasi Pustaka

Sole, Yulius, 2009, Studi Komparasi Tentang Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran yang Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) dan Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIIIA SMPK. Sint

Vianey Soe Tahun Ajaran 2008/ 2009. Skripsi, Kupang: Unwira

Suryana, D. 2002. Belajar Fisika Untuk SLTP Kelas I. Depdiknas.

Nepa
NEPA PUNG
Nepa
Final
Nepa
Completed
Page 60: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

60

Page 61: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

61

Lampiran 01

BAHAN AJAR SISWA

4. Pengertian suhu

Apakah sebenarnya suhu itu? Samakah suhu dengan panas? Seorang

anak yang demam, bila disentuh keningnya akan terasa panas, dalam keadaan

demikian dikatakan suhu anak tersebut tinggi. Demikian juga air panas

memiliki suhu yang tinggi dibandingkan dengan air dingin. Jadi ada

hubungan antara suhu dengan panas, tetapi keduanya tidak sama. Suhu atau

temperatur adalah merupakan suatu ukuran yang menyatakan derajat panas

suatu benda. Sedangkan panas merupakan suatu bentuk energi yang terdapat

pada suatu materi (zat).

5. Pengukuran suhu

Termometer merupakan alat pengukur suhu yang tepat. bahan pengisi

termometer adalah alkohol dan raksa karena kedua jenis bahan ini memliki

pemuaian yang besar. Berikut ini adalah syarat alat pengukur suhu :

c. Nilai suhu yang di tunjukan tidak dipengaruhi oleh nilai suhu yang diukur

sebelumnya.

d. Dapat memberikan pembacaan skala suhu dengan tepat.

Gambar. Termometer

Page 62: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

62

Berikut ini adalah tabel dari sifat-sifat dari alkohol dan raksa:

Nama

zat

Kelebihan Kekurangan

Raksa

Alkohol

g. Peka terhadap perubahan suhu

h. Pemuaiaanya teratur

i. Tidak membasahi dinding.

j. Mmpunyai titik beku rendah (-400C)

k. Memiliki titik didih tinggi (3570C)

l. Warnanya mengkilap sehingga mudah

dilihat.

i. Memiliki titk beku -110C

j. Peka terhadap perubahan suhu

k. Harganya murah.

a. termasuk zat

bearacun

b. tidak dapat

mengukur

suhunya yang

lebih rendah dari

-400C

c. harganya mahal.

d. Titik didih 780C

e. Tidak berwarna

dan sulit dilihat.

f.Membasahi

dinding kaca.

Alat ukur suhu pertama kali ditemukan oleh Galillei Galileo dan alat

pengukur suhu ini dinamakan Termokopel atau Termometer udara., tetapi alat

ini tidak dapat menunjukan adanya perubahan suhu secara tepat karena tidak

memiliki skala penunujuk. Alat tersebut terdiri dari bola kaca yang

dilengklapi dengan tangki kaca yang panjang. pola kerjanya yaitu dengan cara

memanaskan bola kaca lalu dicelupkan kedalam air yang berada didalam

bejana . ketika bola tersebut dingin air aksn naik ke dalam tangkai bola kaca.

Termometer yang saat ini digunakan adalah termometer yang

merupakan pengembangan dari termoskop yang di temukan oleh Gallilei

Galileo. Kata termometer berasal dari bahasa yunani yaitu termos yang

berarti panas dan meter yang berarti ukur.

Page 63: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

63

Ada 4 macam skala termometer yaitu termometer Celcius, Reaumur,

Farenheith dan termometer skala Kelvin. Termometer yang lebih sering

dipakai adalah skala Celcius.

a. skala Celcius

skala Celcius merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli Fisika

swedia yang bernama Anders Celcius (1710-1744). Dia menetapkan

titik beku air sama dengan 00 sebagai titik tetap bawah. Dan titik didih

air sama dengan 1000 sebagai titik tetap atas. Diantara kedua titik itu

dibagi menjadi 100 satuan derajat. Celcius memiliki satuan derajat

Celcius yang di tulis 0C.

b. skala Farenheith

skala farenheith ditetapkan oleh Gabriel Daniel Farenheith (1686-

1736), dai merupakan ilmuwan Fisika berkebangsaan jerman. Ia

menetapkan titik beku air sama dengan 320 dan titik didih air sama

dengan 2120. Diantara kedua titik tetap tersebut dibagi menjadi 180

satuan derajat. Penulisan skala farenheit adalah 0F. dan skala ini biasa

digunakan di Negara-negara Eropa dan Amerika.

c. skala Reamur

Titik tetap bawah skala reamur adalah 00 dan titik atasnya 800 serta

memiliki 80 satuan derajat. Penulisan nilai skala reamur, misalnya 80

derajat Reaumur dapat di tulis 80 0C.

d. skala Kelvin

lord kelvin (1824-1907) adalah ilmwuan berkebangsaan inggris yang

menetapkan skala Kelvin ditetapkan berdarkan pehitungan bahwa ada

suhu minimal di alam ini. Hal tersebut didukung oleh teori kinetik

partikel bahwa pada suhu mutlak nol, partikel-partikel semua zat

praktis tidak bergerak. Suhu mutlak tersebut sama dengan -273, 15 0C,

biasa dibulatkan menjadi -273 0C. Pada skala Kelvin, titik beku air

adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Suhu yang dinyakan skala

Kelvin adalah suhu mutlak

Page 64: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

64

Gambar. 4 macam skala termometer

6. Perbandingan skala termometer

Berdasarkan pada 4 jenis skala termometer maka dibuat hubungan

antar skala termometer.

Jenis termometer Titik tetap Selisih atau

jumlah skalabawah atas

Celcius (0C)

Reamur (0R)

Farenheith (0F)

Kelvin (K)

00

00

320

273

1000

800

2120

373

100

80

180

100

Berikut ini adalah perbandingan skala termometer

TC : TR : (TF-32) = 100 : 80 : 180 = 5 : 4 : 9

Berikut ini adalah hubungan untuk memformulasikan perbandingan

skala termometer caranya adalah sebagai berikut :

a. Dari skala Cecius ke skala Reamur

Page 65: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

65

b. Dari skala Celcius ke skala Farenheith

c. Dari Celcius ke Kelvin

Page 66: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

66

d. Dari skala Reamur ke skala Farenheith

e. Dari skala Reamur ke skala Kelvin

Page 67: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

67

f. Dari skala Farenheith ke skala Kelvin

7. Jenis-jenis termometer

Berdasarkan dengan kegunaanya termometer di bagi dalam tiga jenis, yaitu:

1. Termometer klinis

Sesuai dengan namanya, termometer klinis sering digunakan para dokter

untuk mengukur suhu tubuh pasiennya.termometer klinis umumnya

dibuat pada skala kurang dari 350C atau lebih dari 420C dengan ketelitian

mencapai 0,10C.

Gambar. Termometer klinis

Page 68: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

68

2. Termometer suhu ruangan

Oleh karena suhu udara selalu berubah, dibutuhkan termometer yang

cukup peka sehingga dapat mengukur suhu udara secara tepat.

Termometer tersebut adalah termometr ruangan. Pada umumnya,

trmometer suhu ruangan berskala -500sampai dengan +500C. ukuran

termometer suhu ruangan jauh lebh besar dibandingkan dengan

termometer klinis. Biasanya termometer ini di tempelkan pada dinding

dengan arah vertikal.

3. Termometer maksimum-minimum.

Termometer ini diperkenelkan pertama kali oleh James Six Bellni pada

awal abad ke 18. Termometer ini di pakai khusus untuk mengukur suhu

tertinggi dan terendah dari suatu tempat selama satu hari. Suhu tertinggi

maksimum biasanya terjadi pada siang hari dan suhu terendah terjadi

pada malam hari. Termometer ini di gunakan dalam bidang pertanian.

Pada gambar (a) menunjukan bahwa suhu disekitar panas dan pada

gambar (b) menunjukan kalau suhu disekitarnya dingin.

Page 69: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

69

Keterangan Gambar (a) dan(b) .

1. Tabung A1 dan A2 berisi alkohol

2. I1 dan I2 adalah penunjuk skala yang terbuat dari baja

3. Zat yang diberi warna gelap adalah raksa

Page 70: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

70

Lampiran 02SILABUS

Sekolah : SMP Advent PonainKelas : VII (Tujuh)Semester : I (Satu)Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamStandar Kompetensi : 1.Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

KompetensiDasar

MateriPembelajaran

Indikator Kegiatanpembelajaran

PenilaianAlokasiWaktu

SumberBelajar

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

1.2. Mendeskripsikanpengertian suhudanpengukurannya

Suhudanpengukuran

- Mendefenisikanpengertian suhu

- Mengidentifikasialasan mengapaindra peraba tidakdapat digunakansebagai alatpengukur suhu

- Menggunakantermometer untukmengukur suhuzat

- Memotivasisiswa untukmenjelaskanpengertian suhuberdasarkanpengalamansehari-hari

- Membuktikanindra peraba tidakdapat digunakansebagai alatpengukur suhu

- Melakukanpercobaan untukmengukur suhuzat

Testertulis

Tesunjukkerja

Tesunjukkerja

Isian

Uji petikkerja

produk

Uji petikkerja

produk

Terlampir 6x40’ Bukusiswa,LKS,lingkungan sekitardan alatukur

Page 71: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

71

- Membandingkanskala termometerCelcius, Reamur,Fahrenheit,Kelvin

- Menyelesaikansoal-soal denganmenggunakanformulasiperbandingan 4jenis skalatermometer.

- membandingkan4 jenis skalatermometer.

- Menyelesaikansoal-soal denganmenggunakanformulasiperbandingan 4jenis skalatermometer.

Testertulis

PG

Page 72: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

72

Lampiran 03a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 01)

Sekolah : SMP Advent Ponain

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas : VII (Tujuh).

Semester : Ganjil.

Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya.

I. STANDAR KOMPETENSI

1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

II. KOMPETENSI DASAR

1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.

III. INDIKATOR

1. Mendefenisikan pengertian suhu.

2. Mengidentifikasi alasan mengapa indra peraba tidak dapat digunakan sebagai

alat pengukur suhu.

3. Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat.

IV. ALOKASI WAKTU

2 Jam Pelajaran (2 x 40 menit)

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian suhu

2. Siswa dapat mengemukakan alasan mengapa indra peraba tidak dapat

digunakan sebagai alat pengukur suhu.

3. Siswa menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat.

Page 73: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

73

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

VII. SUMBER BELAJAR

1. Bahan Ajar Siswa (BAS)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Alat dan bahan praktikum (termometer, air ledeng, air panas, es batu, wadah)

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN (10 menit)

Fase I : Memotivasi siswa dan menyampaikan indikator

1. Memotivasi siswa dengan bertanya kepada siswa

Saat kamu sakit demam, cara apa yang sering ibu atau ayah kamu

lakukan agar bisa mengetahui kalau panas tubuh kamu naik .

2. Mengarahkan siswa untuk menemukan permasalahan,

1. Cara apa yang sering dilakukan agar bisa mengetahui kalau

panas tubuh naik.

2. Apa yang dimaksud dengan suhu?

3. Alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu?

Membimbing siswa untuk berpikir bersama (head together)

3. Menyampaikan indikator pembelajaran

II. KEGIATAN INTI (40 menit)

Fase II : Menyajikan materi pembelajaran

1. Guru menyajikan informasi singkat materi pembelajaran tentang suhu

dan pengukurannya.

2. Guru mengarahkan siswa untuk berpikir (Heads) hingga menemukan

permasalahan alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu?

Fase III : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Page 74: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

74

(Numbered)

1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang beranggotakan

4-5 orang untuk mulai melakukan tugas eksperimen dan

menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam LKS

2. Guru memberikan penomoran 1 s.d. 5 (Numbered) kepada setiap

anggota kelompok secara bertanggung jawab dalam berdiskusi

3. Guru memberikan LKS 01 kepada setiap kelompok dan memberikan

alat dan bahan untuk melakukan eksperimen.

Fase IV : Membimbing kelompok belajar bersama (Head Together)

1. Guru membimbing setiap kelompok melakukan eksperimen untuk

berpikir bersama dan menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam LKS

01

2. Memberikan bantuan kepada kelompok jika ada kesulitan

3. Setiap kelompok mendiskusikan hasil eksperimen kemudian

menjawab pertanyaan yang telah disiapkan dalam LKS

4. Guru meminta satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil

kelompok di depan kelas atau hasil dari kerja bersama, semua anggota

kelompok diminta untuk mendengarkan

Fase V : Evaluasi bersama

1. Guru mengajukan pertanyaan (Questioning) diambil dari LKS atau

materi yang dipelajari untuk mengetahui daya serap siswa untuk

semua kelompok

2. Semua anggota kelompok berpikir bersama untuk mencari jawaban

atas pertanyaan guru dan mengetahui jawaban secara benar

3. Guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok tertentu dan siswa

yang nomornya dipanggil dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan

tersebut

4. Siswa dalam kelompok yang nomornya dipanggil untuk memberikan

Page 75: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

75

jawaban (Answering) yang benar atas nama kelompok untuk seluruh

kelas

III. PENUTUP (30 menit)

Fase VI : Membimbing membuat kesimpulan dan memberikan

penghargaan

1. Guru bersama kelompok membuat kesimpulan dan memberikan

penguatan

2. Melaksanakan quis

3. Memberikan pujian dan penghargaan kepada kelompok yang berhasil

mengumpulkan poin paling tinggi

4. Memberikan tugas kepada setiap siswa.

IX. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Tes Tertulis

b. Tes Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen

a. Soal Essay

b. Uji Petik Kerja

3. Contoh Instrumen

1. Apabila kamu sakit demam cukupkah mengetahui suhu badanmu

dengan meraba kening ? Mengapa demikian ?

2. Sebutkan alat pengukur suhu yang tepat!

3. Sebutkan defenisi dari suhu!

4. Mengapa tangan bukan merupakan alat pengukur suhu yang tepat?

5. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian termometer!

Page 76: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

76

lampiran 03b

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 02)

Sekolah : SMP Advent Ponain.

Mata Pelajaran : SAINS Fisika.

Kelas : VII (Tujuh).

Semester : Ganjil.

Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya.

X. STANDAR KOMPETENSI

2. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

XI. KOMPETENSI DASAR

2.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.

XII.INDIKATOR

1. Membandingkan skala termometer .

2. Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan formulasi perbandingan 4

jenis skala termometer.

XIII. ALOKASI WAKTU

2 Jam Pelajaran (2 x 40 menit)

XIV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat membandingkan skala termometer

2. Siswa dapat Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan formulasi

perbandingan 4 jenis skala termometer

XV. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Page 77: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

77

XVI. SUMBER BELAJAR

4. Bahan Ajar Siswa (BAS)

5. Lembar Diskusi Siswa (LDS)

XVII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

IV. PENDAHULUAN (10 menit)

Fase I : Memotivasi siswa dan menyampaikan indikator

4. Memotivasi siswa dengan bertanya kepada siswa

Bagaimana cara kalian untuk mengkonversikan satuan suhu dari

skala celcius ke skala Kelvin?.

5. Mengarahkan siswa untuk menemukan permasalahan,

Apakah ada perbedaan skala dari ke empat termometer tersebut dan

jika ada bagaimana cara kalian bisa membandingkan ke empat

termometer tersebut?

6. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran

V. KEGIATAN INTI (40 menit)

Fase II : Menyajikan materi pembelajaran

1. Guru menyajikan informasi singkat materi Perbandingan Skala

Termometer.

2. Guru mengarahkan siswa untuk berpikir (Heads) hingga menemukan

permasalahan Bagaimana Cara Membandingkan Skala Termometer?

Fase III : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok

belajar (Numbered)

4. Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang beranggotakan

4-5 orang untuk mulai melakukan tugas eksperimen dan

menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam LDS

5. Guru memberikan penomoran 1 s.d. 5 (Numbered) kepada setiap

Page 78: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

78

anggota kelompok secara bertanggung jawab dalam berdiskusi

6. Guru memberikan LDS kepada setiap kelompok dan memberikan alat

dan bahan untuk melakukan eksperimen.

Fase IV : Membimbing kelompok belajar bersama (Head Together)

5. Guru membimbing setiap kelompok melakukan eksperimen untuk

berpikir bersama dan menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam

LDS

6. Memberikan bantuan kepada kelompok jika ada kesulitan

7. Setiap kelompok mendiskusikan hasil eksperimen kemudian

menjawab pertanyaan yang telah disiapkan dalam LDS

8. Guru meminta satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil

kelompok di depan kelas atau hasil dari kerja bersama, semua

anggota kelompok diminta untuk mendengarkan

Fase V : Evaluasi bersama

5. Guru mengajukan pertanyaan (Questioning) diambil dari LDS atau

materi yang dipelajari untuk mengetahui daya serap siswa untuk

semua kelompok

6. Semua anggota kelompok berpikir bersama untuk mencari jawaban

atas pertanyaan guru dan mengetahui jawaban secara benar

7. Guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok tertentu dan

siswa yang nomornya dipanggil dipersilahkan untuk menjawab

pertanyaan tersebut

8. Siswa dalam kelompok yang nomornya dipanggil untuk memberikan

jawaban (Answering) yang benar atas nama kelompok untuk seluruh

kelas

VI. PENUTUP (30 menit)

Fase VI : Membimbing membuat kesimpulan dan memberikan

penghargaan

Page 79: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

79

5. Guru bersama kelompok membuat kesimpulan dan memberikan

penguatan

6. Melaksanakan quis

7. Memberikan pujian dan penghargaan kepada kelompok yang berhasil

mengumpulkan poin tertinggi

8. Memberikan tugas kepada setiap siswa.

XVIII. PENILAIAN

2. Teknik Penilaian

Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen

Essay test

3. Instrumen soal Quis

1. Buatlah formulasi persamaan antara termometer Reamur dan

Fahrenheit !

2. Jika diketahui suhu suatu air panas yang berada didalam sebuah wadah

adalah 100 C maka berapakah angka yang akan ditunjukan oleh

termometer berskala Reaumur ?

Page 80: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

80

Lampiran 04a

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS 01)

1. Standar Kompetensi

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.

3. Indikator Pembelajaran

a. Mendefenisikan pegertian suhu

b. Mengetahui alasan indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur

suhu yang baik

c. Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat

4. Alat Dan Bahan

a. Termometer

b. Gelas ukur atau gelas kimia

c. Air biasa

d. Air panas

e. Es batu

5. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Metode : kooperatif tipe NHT

Page 81: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

81

6. Prosedur kerja

Kegiatan 1

I. Siapkan alat dan bahan seperti gambar

II. Masukkan air hangat pada ember A, air sumur pada ember B, dan air es pada

ember C.

III. Masukkan tangan kanan pada ember A, dan tangan kiri pada ember C.

Apakah yang kamu rasakan?

IV. Pindahkan dengan cepat kedua tanganmu dan masukkan pada ember B.

Apakah yang kamu rasakan?

V. Nyatakan kesimpulanmu!

AGelas air hangat

CGelas air es

AGelas air biasa

Page 82: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

82

Kegiatan 2

I. Siapkan alat dan bahan seperti gambar

II. Ukurlah suhu air setiap gelas danmasukan hasilnya pada tabel pengamatan.

III. Tuliskan kesimpulanmu.

Gelas B

air biasa

Gelas CGelas A

air hangat

Gelas C

air dingin (es)

Page 83: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

83

Tabel pengamatan.

No Bahan Suhu (0C)

1

2

3

Air biasa

Es batu

Air panas

Pertanyaan

1. Apakah jari tangan anda merupakan alat pengukur suhu yang baik?

Jelaskan !

2. Apakah ada perbedaan suhu dari setiap bahan yang anda ukur dalam

melakukan percobaan?

3. Tuliskan kesimpulan berdasarkan eksperimen kegiatan I dan II?

Page 84: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

84

Quis 01

1. Apabila kamu sakit demam cukupkah mengetahui suhu badanmu denganmeraba kening ? Mengapa demikian ?

2. Sebutkan alat pengukur suhu yang tepat!3. Sebutkan defenisi dari suhu!4. Mengapa tangan bukan merupakan alat pengukur suhu yang tepat?5. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian termometer!

Page 85: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

85

Lampiran 04b

LEMBAR DISKUSI SISWA

I. Standar kompetensi

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

II. Kompetensi dasar

Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.

III. Indikator

1. Membandingkan skala termometer

2. Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan formulasi perbandingan 4

jenis skala termometer

IV. Tujuan

1. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Celcius ke skala

Reamur

2. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Celcius ke skala

Fahrenheit

3. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Celcius ke skala

Kelvin

4. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Reamur ke skala

Fahrenheit

5. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Reamur ke skala

Fahrenheit

6. Mengetahui perbandingan antara termometer dari skala Fahrenheit ke

skala Kelvin

7. Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan formulasi perbandingan 4

jenis skala termometer

Page 86: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

86

V. Masalah

Bagaimana cara membandingkan skala termometer dan menyelasaikan soal-

soal menggunakan formulasi perbandingan skala termometer??

VI. Pertanyaan

1. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Celcius ke skala Reamur?

2. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Celcius ke skala Fahrenheit?

3. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Celcius ke skala Kelvin?

4. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Reamur ke skala Fahrenheit?

5. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Reamur ke skala Fahrenheit?

6. Formulasikan persamaan perbandingan antara termometer dari skala

Fahrenheit ke skala Kelvin?

7. Isilah titik pada tabel konversi skala termometer dibawah ini.

Celcius

(0C)

Reamur

(0R)

Fahrenheit

(0F)

Kelvin

(K)

40 ... ... ...

... 60 ... ...

... ... 100 ...

... ... ... 300

Page 87: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

87

Quis 02

1. Buatlah formulasi persamaan antara termometer Reamur dan Fahrenheit !

2. Diketahui suhu suatu air panas yang berada didalam sebuah wadah adalah 100C

maka berapakah angka yang akan ditunjukan oleh termometer berskala

Reaumur ?

3. Suhu di desa Ponain saat ini adalah 270C. Berapakah suhu desa Ponain jika diukur

menggunakan termometer skala Kelvin?

4. Suhu di desa Ponain saat ini adalah 270C. Berapakah suhu desa Ponain jika diukur

menggunakan termometer skala Fahrenheit?

Page 88: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

88

Lampiran 05

TES HASIL BELAJAR

1. Pada pernyataan di bawah ini yang merupakan peryataan yang benar tentang

suhu adalah...

2. Yang pertama kali menemukan alat untuk mengukur suhu adalah...

a. Archimedes

b. Issac newton

c. Galillei Galileo

d. Gabriel farenheith

3. Pada pernyataan berikut ini yang merupakan syarat alat pengukur suhu

adalah...

a. Dapat memberikan pembacaan skala suhu dengan tepat.

b. Dapat dilihat dengan mata

c. Nilai suhu yang ditunjukan dipengaruhi oleh nilai suhu yang diukur

sebelumnya.

d. Harus didapat dengan harga yang mahal

4. Keuntungan raksa dan alkohol sebagai bahan pengisi termometer adalah…

a. pemuaian teratur

b. harganya mahal

c. Mampu membasahi dinding kaca

d. Mudah terbakar

a. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu zat

b. Suhu adalah nilai dari temperatur suatu zat

c. Suhu adalah derajat dingin suatu zat

d. Suhu adalah tingkat panasnya suatu zat

Page 89: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

89

5. Satuan dibawah ini yang merupakan satuan suhu dalam SI (satuan

internasional) adalah...

a. Kelvin

b. Farernheit

c. Celcius

d. Reamur

6. Hasil pengukuran suhu tubuh Aldi adalah seperti yang terdapat pada gambar

di bawah ini. Hasil pegukuran suhu tubuh Aldi jika menggunakan termometer

skala Kelvin adalah...

7. Di bawah ini yang merupakan nilai perbandingan skala antara Kelvin dan

Celcius adalah...

a. tk = 273 + tcb. tk = 273 - tcc. tc = 80 + tk

d. tc = 80 - tk

a. 311,2 K

b. 38,2 K

c. 411,2 K

d. 48,2 K

Page 90: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

90

8. Nilai di bawah ini yang setara dengan 00C adalah...

a. 2120F

b. 1000F

c. 273 K

d. 373 K

9. Di bawah ini yang merupakan nilai titik lebur es dan titik didih air dari

termometer skala Fahrenheit adalah...

a. 00F dan 1000F

b. 00F dan 800F

c. 320F dan 2120F

d. 2730F dan 3730F

10. Suhu 25 0C setara dengan…a. 25 0Rb. 300 Kc. 77 0Fd. 77 K

11. Jika kota Soe sekarang sedang bersuhu rata–rata 27 0C dan kota Kupang

sedang bersuhu rata – rata 30 0C, perbedaan rata – rata suhu kedua kota

tersebut dalam skala reamur adalah…

a. 2,8 0R

b. 2,6 0R

c. 2,4 0R

d. 2,2 0R

12. Suhu dalam ruang kelas adalah 27 0C. Apabila suhu ruangan tersebut diukur

menggunakan termometer skala Kelvin maka akan menunjukkan angka…

a. 246 K

b. 346 K

c. 300 K

d. 327 K

Page 91: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

91

13. Gambar dibawah ini yang merupakan termometer skala Reamur adalah…

a. a c. c

b. b d. d

14. Saat digunakan mengukur suhu sebuah benda, termometer P ( titik beku air 100P dan titik didih air 110 0P ) menunjukkan angka 40 0P dan termometer Z (

titik didih air 200 0Z ) menunjukkan angka 88 0Z, maka titik beku air pada

termometer Z adalah…

a. 3,0 0R c. 2,6 0Rb. 2,8 0R d. 2,4 0R

Page 92: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

92

Lampiran 06

Kisi-kisi THB

No Indikator No soal Klasifikasi Kunci Skor

1 Mendefenisikan pengertian

suhu

1 C2 a 1

2 Menggunakan termometer untuk

mengukur suhu zat

2

3

4

5

C1

C2

C2

C1

c

a

a

a

1

1

1

1

3 Mengenal termometer dengan

mengamati gambar

13 C4 a 1

4 Membandingkan termometer

dengan menggunakan formulasi

perbandingan skala

6

7

8

9

10

11

12

14

C3

C4

C1

C2

C3

C3

C3

C3

a

a

c

c

a

c

c

c

1

1

1

1

1

1

1

1

Keterangan :C1 = IngatanC2 = PemahamanC3 = PenerapanC4 = Analisis

Page 93: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

93

lampiran 07LEMBAR RESPON SISWA

Nama :Kelompok/Nomor :Sekolah :

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√ ) pada kolom,yang sesuai !

NO PERNYATAAN TANGGAPAN1 2 3 4

1 Melalui pembelajaran ini, pelajaranfisika menjadi menyenangkan

2 Pembelajaran fisika dengan dibentukkelompok dalam kelas sangatmenyenangkan

3 Saya merasa senang dengan sistempembelajaran guru.

4 Saya mendapat kesempatan untukmelakukan diskusi dan bertanya kepadateman dan guru

5 Guru memperhatikan kesulitan yangdihadapi oleh saya dalam menelaahmateri maupun mengerjakan soal - soalpokok bahasan suhu dan pengukurannya

6 Tanggapan guru terhadap pertanyaankami menyenangkan.

7 Saya merasa senang ketika ditunjuk olehguru.

8 Saya tidak takut menjawab pertanyaandari guru.

9 Saya tidak kesulitan memahami danmempelajari materi fisika yang diajarkanoleh guru.

10 Saya mampu menyelesaikan soal-soalfisika pokok bahasan suhu danpengukurannya

Keterangan :4. Sangat setuju, 3. Setuju, 2. Tidak setuju, 1. Sangat tidak setuju

Page 94: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

94

Lampiran 8a

LEMBARAN PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

Satuan Pendidikan : SMP Nama Guru :.............................Mata Pelajaran : IPA Tanggal :............................Kelas/Semester : VII Waktu :............................Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya

Petunjuk :1. Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan guru di kelas2. Berikan penilaian dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

tersedia dan skor sesuai keterangan pada kolom skor.

No Kegiatan Pembelajaran Keterlaksanaan SkorYa Tidak

I Kegiatan PendahuluanFase I : Memotivasi siswa dan menyampaikanindikator1. Memotivasi siswa dengan bertanya kepada

siswaSaat kamu sakit demam, cara apa yang sering ibuatau ayah kamu lakukan agar bisa mengetahuikalau panas tubuh kamu naik.2. Mengarahkan siswa untuk menemukan

permasalahan,a. Cara apa yang sering dilakukan agar bisa

mengetahui kalau panas tubuh naik.b. Apa yang dimaksud dengan suhu?c. Alat apa yang digunakan untuk mengukur

suhu?Membimbing siswa untuk berpikir bersama (headtogether)3. Menyampaikan indikator pembelajaran

II Kegiatan IntiFase II : Menyajikan materi pembelajaran1. Guru menyajikan informasi singkat materi

pembelajaran tentang suhu danpengukurannya.

Page 95: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

95

2. Guru mengarahkan siswa untuk berpikir(Heads) hingga menemukan permasalahan Alatapa yang digunakan untuk mengukur suhu?

Fase III : Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajar (Numbered)1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok

belajar yang beranggotakan 4-5 orang untukmulai melakukan tugas eksperimen danmenyelesaikan tugas-tugas yang ada dalamLKS

2. Guru memberikan penomoran 1 s.d. 5(Numbered) kepada setiap anggota kelompoksecara bertanggung jawab dalam berdiskusi

3. Guru memberikan LKS 01 kepada setiapkelompok dan memberikan alat dan bahanuntuk melakukan eksperimen.

Fase IV : Membimbing kelompok belajar bersama(Head Together)1. Guru membimbing setiap kelompok

melakukan eksperimen untuk berpikir bersamadan menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalamLKS 01

2. Memberikan bantuan kepada kelompok jikaada kesulitan

3. Setiap kelompok mendiskusikan hasileksperimen kemudian menjawab pertanyaanyang telah disiapkan dalam LKS

4. Guru meminta satu atau dua kelompok untukmempresentasikan hasil kelompok di depankelas atau hasil dari kerja bersama, semuaanggota kelompok diminta untukmendengarkan

Fase V : Evaluasi bersama1. Guru mengajukan pertanyaan (Questioning)

diambil dari LKS atau materi yang dipelajariuntuk mengetahui daya serap siswa untuksemua kelompok

2. Semua anggota kelompok berpikir bersamauntuk mencari jawaban atas pertanyaan gurudan mengetahui jawaban secara benar

3. Guru memanggil salah satu nomor dalamkelompok tertentu dan siswa yang nomornya

Page 96: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

96

dipanggil dipersilahkan untuk menjawabpertanyaan tersebut

4. Siswa dalam kelompok yang nomornyadipanggil untuk memberikan jawaban(Answering) yang benar atas nama kelompokuntuk seluruh kelas

III Kegiatan PenutupFase VI : Membimbing membuat kesimpulan danmemberikan penghargaan1. Guru bersama kelompok membuat kesimpulan

dan memberikan penguatan2. Memberikan pujian dan penghargaan kepada

kelompok yang berhasil3. Memberikan tugas kepada setiap siswa.

IV Pengelolaan WaktuV Suasana Kelas

a. Siswa Antusiasb. Guru Antusias

Keterangan :Nilai 1,00-1,99 : Tidak baikNilai 2,00-2,99 : Kurang baikNilai 3,00-3,49 : Cukup baikNilai 3,50-4,00 : Baik

Kupang, ………………..2010Pengamat 1/2

…………………………

Page 97: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

97

Lampiran 8b

LEMBARAN PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

Satuan Pendidikan : SMP Nama Guru :................................Mata Pelajaran : IPA Tanggal :................................Kelas/Semester : VII Waktu :................................Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya

Petunjuk :1. Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan pembelajaran yang dilakukan

guru di kelas.2. Berikan penilaian dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

tersedia dan skor sesuai keterangan pada kolom skor.

No Kegiatan Pembelajaran Keterlaksanaan SkorYa Tidak

I Kegiatan PendahuluanFase I : Memotivasi siswa dan menyampaikanindikator1. Memotivasi siswa dengan bertanya kepada

siswaBagaimana cara kalian untukmengkonversikan satuan suhu dari skalacelcius ke skala Kelvin?.

2. Mengarahkan siswa untuk menemukanpermasalahan,Apakah ada perbedaan skala dari keempattermometer tersebut dan jika adabagaimana cara kalian bisamembandingkan ke empat termometertersebut?

3. Menyampaikan indikator dan tujuanpembelajaran

II Kegiatan IntiFase II : Menyajikan materi pembelajaran1. Guru menyajikan informasi singkat materi

Perbandingan Skala Termometer.2. Guru mengarahkan siswa untuk berpikir

Page 98: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

98

(Heads) hingga menemukan permasalahanBagaimana Cara Membandingkan SkalaTermometer?

Fase III : Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajar (Numbered)1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok

belajar yang beranggotakan 4-5 oranguntuk mulai melakukan tugas eksperimendan menyelesaikan tugas-tugas yang adadalam LDS

2. Guru memberikan penomoran 1 s.d. 5(Numbered) kepada setiap anggotakelompok secara bertanggung jawabdalam berdiskusi

3. Guru memberikan LDS kepada setiapkelompok dan memberikan alat dan bahanuntuk melakukan eksperimen.

Fase IV : Membimbing kelompok belajarbersama (Head Together)1. Guru membimbing setiap kelompok

melakukan eksperimen untuk berpikirbersama dan menyelesaikan tugas-tugasyang ada dalam LDS

2. Memberikan bantuan kepada kelompokjika ada kesulitan

3. Setiap kelompok mendiskusikan hasileksperimen kemudian menjawabpertanyaan yang telah disiapkan dalamLDS

4. Guru meminta satu atau dua kelompokuntuk mempresentasikan hasil kelompokdi depan kelas atau hasil dari kerjabersama, semua anggota kelompokdiminta untuk mendengarkan

Fase V : Evaluasi bersama1. Guru mengajukan pertanyaan

(Questioning) diambil dari LDS atau materiyang dipelajari untuk mengetahui dayaserap siswa untuk semua kelompok

2. Semua anggota kelompok berpikirbersama untuk mencari jawaban ataspertanyaan guru dan mengetahui jawaban

Page 99: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

99

secara benar3. Guru memanggil salah satu nomor dalam

kelompok tertentu dan siswa yangnomornya dipanggil dipersilahkan untukmenjawab pertanyaan tersebut

4. Siswa dalam kelompok yang nomornyadipanggil untuk memberikan jawaban(Answering) yang benar atas namakelompok untuk seluruh kelas

III Kegiatan PenutupFase VI : Membimbing membuat kesimpulandan memberikan penghargaan1. Guru bersama kelompok membuat

kesimpulan dan memberikan penguatan2. Memberikan pujian dan penghargaan

kepada kelompok yang berhasil3. Memberikan tugas kepada setiap siswa.

IV Pengelolaan WaktuV Suasana Kelas

a. Siswa Antusiasb. Guru Antusias

Keterangan :Nilai 1,00-1,99 : Tidak baikNilai 2,00-2,99 : Kurang baikNilai 3,00-3,49 : Cukup baikNilai 3,50-4,00 : Baik

Kupang, ………………..2010Pengamat 1/2

…………………………

Page 100: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

100

Lampiran 9a

PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGELOLAANPEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER RPP 01

Satuan Pendidikan : SMP Nama Guru : Neparasi AtaupahMata Pelajaran : IPA Tanggal : 30 Agustus 2010Kelas/Semester : VIIMateri Pokok : Suhu dan Pengukurannya

No Kegiatan Pembelajaran RPP 01P1 P2 Rerata X kategori

I Kegiatan PendahuluanFase I : Memotivasi siswa dan menyampaikanindikator

4,00 3,75 3,86 3,86 Baik

II Kegiatan IntiFase II : Menyajikan materi pembelajaranFase III : Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajar (Numbered)Fase IV : Membimbing kelompok belajarbersama (Head Together)

Fase V : Evaluasi bersama

3,754,00

3,75

3,75

4,003,90

3,85

4,00

3,863,95

3,8

3,86

3,87 Baik

III Kegiatan PenutupFase VI : Membimbing membuat kesimpulandan memberikan penghargaan

3,75 4,00 3,86 3,86 Baik

IV Pengelolaan Waktu 3,50 3,50 3,50 3,50 BaikV Suasana Kelas

a. Siswa Antusiasb. Guru Antusias

3,754,00

3,504,00

3,634,00 3,82 Baik

34,25 34,5099,64%

Keterangan:

P1(Pengamat 1) : Opry Matnope, S. PdP2 (Pengamat 2) : Nophyta Ataupah, S. PdNilai 1,00-1,99 : Tidak baikNilai 2,00-2,99 : Kurang baikNilai 3,00-3,49 : Cukup baikNilai 3,50-4,00 : Baik

Ponain, 30 Agustus 2010Pengamat

(.......................................)

Page 101: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan … · yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan ... yang disediakan cukup singkat, ... hasrat dan cita-cita siswa

101

Lampiran 9b

PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGELOLAANPEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER RPP 02

Satuan Pendidikan : SMP Nama Guru : Neparasi AtaupahMata Pelajaran : IPA Tanggal : 1 September 2010Kelas/Semester : VIIMateri Pokok : Suhu dan Pengukurannya

No Kegiatan Pembelajaran RPP 01P1 P2 Rerata X kategori

I Kegiatan PendahuluanFase I : Memotivasi siswa dan menyampaikanindikator

4,00 4,00 4,00 4,00 Baik

II Kegiatan IntiFase II : Menyajikan materi pembelajaranFase III : Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajar (Numbered)Fase IV : Membimbing kelompok belajarbersama (Head Together)

Fase V : Evaluasi bersama

3,754,00

4,00

3,75

3,954,00

3,81

3,81

3,854,00

3,91

3,78

3,89 Baik

III Kegiatan PenutupFase VI : Membimbing membuat kesimpulandan memberikan penghargaan

3,75 4,00 3,86 3,86 Baik

IV Pengelolaan Waktu 4,00 3,75 3,86 3,86 BaikV Suasana Kelas

a. Siswa Antusiasb. Guru Antusias

3,754,00

3,504,00

3,634,00 3,82 Baik

35 34,8299,75%

Keterangan:

P1(Pengamat 1) : Opry Matnope, S. PdP2 (Pengamat 2) : Nophyta Ataupah, S. PdNilai 1,00-1,99 : Tidak baikNilai 2,00-2,99 : Kurang baikNilai 3,00-3,49 : Cukup baikNilai 3,50-4,00 : Baik

Ponain, 1 September 2010Pengamat

(.......................................)