hasil penelitian dan pembahasaan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
4.1. Deskripsi Responden
Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 36 auditor
Inspecção Geral do Estado, República Democrátika de Timor Leste
(RDTL).
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi
dalam dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan penyebaran kuesioner
kepada seluruh auditor Inspecção Geral do Estado. Tahap yang kedua
adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor Inspecção
Geral do Estado RDTL untuk dilakukan pengolahan data.
Dari 36 kuesioner yang dibagikan kembali sebanyak 36 yang
siap diolah dengan program SPSS 19. Karakteristik responden disajikan
dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden
Kategori Frekuensi Prosentase
Jenis kelamin
Pria 24 66,7
Wanita 12 33,3
Jumlah 36 100%
Usia
25 – 30 8 22,2
31 – 35 11 30,6
36 – 40 11 30,6
40 6 16,6
Jumlah 36 100%
Lama kerja
1 s/d 5 th 16 44,4
6 s/d 10 th 14 39
Lebih 10 th 6 16,6
Jumlah 36 100%
Pendidikan Terakhir SMA 2 5,6
D3 2 5,6
2
S1 30 83,2
S2 2 5,6
Jumlah 36 100%
Sumber : data output SPSS,
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa frekuensi responden pria
berjumlah 24 (66,7%) sedangkan responden perempuan berjumlah 12
(33,3%), jumlah keseluruhannya 36 (100%) responden.
Penggolongan responden menurut usia, responden berusia 25-
30 tahun ada 8 responden, berusia 31-35 tahun ada 11 responden,
responden berusia 36-40 tahun ada 11 responden dan responden berusia
lebih dari 40 tahun ada 6 ressponden, jumlah seluruh responden 36.
Penggolongan responden menurut lamanya masa kerja
mempunyai masa kerja 1 s.d 5 Tahun berjumlah 16 orang, mempunyai
masa kerja 6 s.d 10 Tahun berjumlah 14 orang dan mempunyai masa
kerja lebih dari 10 Tahun berjumlah 6 orang, jumlah keseluruhannya 36
responden.
Penggolongan responden menurut tingkat pendidikan
mempunyai pendidikan SMA berjumlah 2 orang, pendidikan D3
berjumlah 2 orang, Strata Satu berjumlah 30 orang, mempunyai Strata
Dua berjumlah 2 orang, jumlah keseluruhannya 36 responden.
3
4.2. Deskripsi Variabel
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas 36 1 3 2.42 .692 keahlian 36 1 3 2.11 .622 independesi 36 1 3 2.72 .513 kecermatan 36 1 3 2.39 .645 kepatuhan 36 2 3 2.92 .280
Valid N (listwise) 36
Sumber: pengolahan data
Deskripsi terhadap variabel kualitas auditor, keahlian,
independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik
digunakan sebagai gambaran terhadap kecenderungan jawaban
responden atas setiap butir pernyataan kuesioner. Hasil deskripsi
variabel memperlihatkan ukuran-ukuran statistik tertentu diantaranya
adalah nilai rata-rata (mean).
Hasil jawaban responden dari Variabel kualitas auditor
memiliki nilai minimal 1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,42 mendekati
kadang-kadang serta memiliki standar deviasi 0,692. Hasil jawaban
responden pada variabel keahlian diperoleh data nilai minimal 1, nilai
maksimal 3, nilai rata-rata 2,11 mendekati kadang-kadang serta nilai
standart deviasi 0,622. Hasil jawaban responden pada variabel
independensi diperoleh nilai minimal 1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,72
mendekati selalu serta nilai standart deviasi 0,513. Hasil jawaban
responden pada variabel keermatan profesional diperoleh nilai minimal
1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,39 mendekati kadang-kadang serta nilai
standart deviasi 0,645. Hasil jawaban responden pada variabel
4
kepatuhan pada kode etik diperoleh nilai minimal 2, nilai maksimal 3,
rata-rata 2,92 mendekati selalu serta nilai standart deviasi 0,280.
4.3. Hasil Uji Instrumen
4.3.1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali: 2012). Dalam penelitian ini untuk
mengukur validitas dihitung dengan mengunakan korelasi person.
Berikut adalah hasil pengolahan uji validitas pada kuesioner dengan uji
korelasi person.
4.3.1.1 Variabel Kualitas Auditor
Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kualitas
auditor selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.
Tabel 4.3
Uji validitias variabel kualitas auditor
Item-Total Statistics
Soal Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Indikatoor-1 4.83 1.914 .661 .439
Indikatoor -2 4.83 1.514 .676 .461
Indikatoor -3 4.56 1.568 .646 .418
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang kualitas
auditor yang berjumlah 3 soal, diisi 36 responden menunjukan soal
tersebut valid semua karena nilai Rhitungnya lebih besar dari pada R
tabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5% adalah 0,329.
5
Indikator 1 memiliki rhitung 0.661 > 0.329, indikator 2 memiliki
rhitung 0.676 > 0.329, indikator 3 memiliki rhitung 0,646. Artinya
semua indikator memiliki rhitung lebih besar dari rtabel yaitu 0.329 dan
instrument valid.
4.3.1.2 Variabel Keahlian
Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel keahlian
selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut. Berikut
ini adalah hasil perhitungan uji validitas variable keahlian.
Tabel 4.4
Uji Validitas variabel keahlian
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Indikatoor -1 9.69 6.961 .669 .537 Indikatoor -2 10.28 7.463 .572 .418 Indikatoor -3 10.69 8.275 .372 .266 Indikatoor -4 10.31 7.761 .365 .142 Indikatoor -5 9.94 6.511 .763 .764 Indikatoor -6 10.06 6.797 .641 .688
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang
keahlian yang berjumlah 6 soal, diisi 36 responden menunjukan soal
tersebut valid semua karena nilai Rhitungnya lebih besar dari pada
Rtabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5% adalah 0.329.
Indikator 1 memiliki rhitung 0.669 > 0.329, indikator 2 memiliki
rhitung 0.572 > 0.329, indikator 3 memiliki rhitung 0.372 > 0.329,
indikator 4 memiliki rhitung 0.365 > 0.329, indikator 5 memiliki
rhitung 0.763 > 0.329, dan indikator 6 memiliki rhitung 0.641>0.329,
artinya semua indikator pada variable keahlian valid.
6
4.3.1.3 Variabel Independensi
Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel independensi
selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.
Tabel 4.5
Uji Validitas variabel independensi Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Indikatoor -1 10.56 2.711 .316 .110
Indikatoor -2 10.25 2.764 .503 .472
Indikatoor -3 10.36 2.352 .681 .525
Indikatoor -4 10.67 2.914 .257 .190
Indikatoor -5 10.61 2.416 .543 .375
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang
independensi yang berjumlah 5 soal, diisi 36 responden menunjukan
soal tersebut valid pada item 2, 3, 5 karena nilai Rhitungnya lebih besar
dari pada R tabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5%
adalah 0.329. Indikator 1 memiliki rhitung 0.316< 0.329 artinya tidak
valis, indikator 2 memiliki rhitung 0.503 > 0.329 artinya valid,
indikator 3 memiliki rhiutng 0.681>0.329 artinya valid, indikator 4
memiliki rhitung 0.257<0.329 artinya tidak valid, dan indikator 5
memiliki rhitung 0.543 >0.329 artinya valid.
4.3.1.4 Variabel Kecermatan Profesional
Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kecermatan
auditor selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.
Berikut ini adalah hasil uji validitas kecermatan professional auditor
7
Tabel 4.6
Uji Validitas variabel kecermatan profesional
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Indikatoor -1 8.06 1.197 .537 .318 Indikatoor -2 7.94 1.368 .463 .301 Indikatoor -3 8.11 1.130 .576 .378 Indikatoor -4 8.14 1.209 .301 .108
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang
kecermatan profesional yang berjumlah 4 soal, diisi 36 responden
menunjukan soal tersebut valid pada item 1, 2, 3 karena nilai
Rhitungnya lebih besar dari pada R tabel. Nilai Rtabel dengan jumlah
N=36, signifikan 5% adalah 0.329, untuk indikator 1 rhitung
0.537>0.329, indikator 2, memiliki rhitung 0.463 > 0.329, indikator 3
memiliki rhitung 0.576>0.329, artinya valid semua indikator 1,2 dan 3.
Indikator 4 tidak valid karena Rhitung kurang dari Rtabel 0.301<0.329.
4.3.1.5 Variabel Kepatuhan pada kode etik
Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kepatuhan
pada kode etik selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal
tersebut.
Tabel 4.7
Uji Validitas variabel kepatuhan pada kode etik Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Indikatoor -1 8.47 .828 .402 .576 Indikatoor -2 8.44 .711 .698 .777 Indikatoor -3 8.42 .707 .569 .639 Indikatoor -4 8.58 .879 .190 .124
Sumber: Data Output SPSS
8
Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang
kecermatan profesional yang berjumlah 4 soal, diisi 36 responden
menunjukan soal tersebut valid pada item 1, 2, 3 karena nilai
Rhitungnya lebih besar dari pada R tabel. Nilai Rtabel dengan jumlah
N=36, signifikan 5% adalah 0.329, untuk indikator 1 rhitung
0.402>0.329, indikator 2, memiliki rhitung 0.698 > 0.329, indikator 3
memiliki rhitung 0.569>0.329, artinya valid semua indikator 1,2 dan 3.
Indikator 4 tidak valid karena Rhitung kurang dari Rtabel 0.190<0.329
Item yang tidak valid dari semua variabel selanjutnya dibuang
tidak digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Konsistensi pengukuran menggambarkan bahwa
instrumen tersebut dapat bekerja dengan baik pada waktu dan situasi
yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai
Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel.
Dalam pengujiun ini menggunakan alpha cronbach nilai 0,6.
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas
Variabel Alpha
Cronbach
Ketentuan Keterangan
Kualitas Auditor 0, 806
0,6
Reliabel
Keahlian 0,802 Reliabel
Independensi 0,690 Reliabel
Kecermatan 0,671 Reliable
Kepatuhan 0,659 Reliabel
Sumber: Data Output SPSS
9
Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variable kualitas
auditor memperoleh Rhitung 0,806, variable keahlian 0,802, variable
independensi 0,690, variable kecermatan 0.671, dan variable kepatuhan
pada kode etik memperolah rhitung 0.659. artinya semua variable
tersebut reliable karena lebih besar dari 0,6.
4.3.3. Uji Normalitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kualitas Keahlian independensi kecermatan kepatuhan
N 36 36 36 36 36
Normal Parameters
a,b
Mean 7.11 11.47 13.11 8.92 11.31 Std. Deviation
1.848 3.730 1.953 2.842 1.117
Most Extreme Differences
Absolute .213 .168 .227 .157 .344 Positive .153 .098 .167 .154 .267 Negative -.213 -.168 -.227 -.157 -.344
Kolmogorov-Smirnov Z 1.275 1.006 1.364 .943 2.065 Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .264 .058 .337 .068
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: olah data SPSS
Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogorov Smirnov. Berdasarkan hasil uji
normalitas menunjukan data berdistribusi normal karena nilai α lebih
besar semua dari 0.05.
10
4.3.4. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.10
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.671 1.835 -1.456 .155 Keahlian .233 .062 .471 3.775 .001 .564 1.774
Independensi .169 .115 .178 1.461 .154 .590 1.693
Kecermatan .167 .070 .256 2.363 .025 .747 1.339
Kepatuhan .302 .192 .182 1.568 .127 .649 1.541
a. Dependent Variable: kualitas
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan
variabel keahlian memiliki tolerance 0,564 dan VIF 1,744, variabel
independensi nilai tolerance 0,590 dan VIF 1,693, variabel kecermatan
profesional nilai tolerance 0,747 dan VIF 1,339, dan variabel kepatuhan
pada kode etik memiliki nilai tolerance 0,649 dan VIF 1,541. Dari hasil
perhitungan semua variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari
0,10 dan VIF kurang dari 10,0 artinya semua variabel tersebut tidak
terjadi multikolinearitas.
4.3.5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas,
sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas.
Menurut Umar (2000) model regresi yang baik adalah model yang
heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau disekitar
angka 0.
11
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis,
2007).
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas penyebaran titik sesuai
indikator yang disebut umar (2000) sehingga varians dapat dinyatakan
berbeda atau heterokedastisitas.
4.4. Uji Determinasi (Adjusted R Square)
Setelah dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, dan uji
Normalitas langkah selanjutnya adalah memformulasikan persamaan
regresi. Sesuai dengan rumusan dalam bab sebelumnya bahwa uji
model merupakan suatu analisis yang sering digunakan dalam
12
memprediksi seberapa besar pengaruh variable independen terhadap
variabel dependennya.
Tabel 4.11
Hasil Uji Determinan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .853a .728 .693 1.024 2.048
a. Predictors: (Constant), kepatuhan, kecermatan, independensi, keahlian
b. Dependent Variable: kualitas
Sumber: Olah Data SPSS
Hasil uji determinasi (Adjusted R Square) pada tabel di atas
Menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,693. Berdasarkan nilai
tersebut berarti kemampuan variabel bebas: keahlian, independensi,
kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik dalam
menjelaskan variabel tergantung: kualitas auditor sebesar 69,3% dan
selebihnya 30,7% dijelaskan diluar model.
4.5. Hasil Persamaan Regresi
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis
regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model
tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat
dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.
Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan
program SPSS dilakukan pengolahan data sihingga didapat persamaan
akhir sebagai berikut:
Y = -2.671 + 0,233X1 + 0,169X2 + 0,167X3 + 0,302X4
Pada model regresi, nilai konstantan yang tercantum sebesar
2,671 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan
13
sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model tetap akan
meningkatkan kualitas auditor sebesar 2,671 setahun
Nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,233 pada penelitian
ini dapat diartikan bahwa variabel (X1) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika keahlian
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan
mengalami peningkatan sebesar 0,233 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi β2 sebesar 0,169 pada penelitian
ini dapat diartikan bahwa variabel (X2) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika independensi
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan
mengalami peningkatan sebesar 0,169 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi β3 sebesar 0,167 pada penelitian
ini dapat diartikan bahwa variabel (X3) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kecermatan
professional mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas
auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,167 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi β4 sebesar 0,167 pada penelitian
ini dapat diartikan bahwa variabel (X4) berpengaruh positif terhadap
kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kepatuhan
pada kode etik mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas
auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,167 satuan.
Berdasarkan uji regresi di atas menunjukan bahwa faktor yang
paling memberi pengaruh besar pada kualitas auditor adalah kepatuhan
paka kode etik yang ada yaitu sebesar 0,302. Factor independensi
hanya memberi pengaruh paling kecil yaitu 0,16
14
4.6. Uji Hipotesis
1.6.1 Uji F
Tabel 4.12
Hasil UJji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 87.040 4 21.760 20.746 .000b
Residual 32.515 31 1.049
Total 119.556 35
a. Dependent Variable: kualitas
b. Predictors: (Constant), kepatuhan, kecermatan, independensi, keahlian
Sumber: Olah Data SPSS
Berdasarkan hasil uji tersebut menunjukkan tingkat
signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
model yang digunakan memenuhi persyaratan Goodness of Fit.
Berdasarkan uji f tersebut menunjukan bahwa secara regresi faktor
kepatuhan pada kode etik, faktor kecermatan, faktor independensi, dan
faktor keahlian mempengaruhi kualitas auditor.
1.6.2 Uji T
Uji signifikansi pada penelitian dilakukan untuk mengetahui
signifikansi dan arah pengaruh variabel dependen terhadap variabel
independen pada pengajuan 5 (lima) hipotesis pada bab sebelumnya.
15
Tabel 4.13
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.671 1.835 -1.456 .155
Keahlian .233 .062 .471 3.775 .001
independensi .169 .115 .178 1.461 .154
Kecermatan .167 .070 .256 2.363 .025
Kepatuhan .302 .192 .182 1.568 .127
a. Dependent Variable: kualitas
Sumber: olah data SPSS
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
hipotesis diterima, sehingga ada pengaruh signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
a. Pengaruh keahlian Terhadap kualitas auditor
Pada hipotesis 1 (H1) dinyatakan bahwa keahlian
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas auditor.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa keahlian terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas auditor.
Hal ini ditunjukkan secara statistik signifikan pada level 5%
(nilai thitung=3,775; sig.0,001).
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 1
(H1) yang dirumuskan bahwa keahlian berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas auditor, diterima.
b. Pengaruh independensiTerhadap kualitas auditor
16
Pada hipotesis 2 (H2) dinyatakan bahwa motivasi
pengaruh positif signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa independensi terbukti
mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas auditor tetapi
tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan secara statistik signifikan
pada level 5% (nilai thitung= 1,461 dan sig.0,154 lebih kecil
dari 0,05). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa independensi
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
kualitas auditor.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 2
(H2) yang dirumuskan bahwa independensi berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kualitas auditor, ditolak.
c. Pengaruh kecermatan profesional Terhadap kualitas auditor
Pada hipotesis 3 (H3) dinyatakan bahwa kecermatan
profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas auditor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kecermatan profesional terbukti mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas auditor. Hal ini ditunjukkan
secara statistik signifikan pada level 5% (thitung=2,363;
sig.0,025). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa kecermatan
profesional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kualitas auditor
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 3
(H3) yang dirumuskan bahwa kecermatan profesional
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas
auditor, hipotesis diterima.
d. Pengaruh kepatuhan pada kode etik Terhadap kualitas auditor
17
Pada hipotesis 4 (H4) dinyatakan bahwa kepatuhan
pada kode etik pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kualitas auditor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kepatuhan pada kode etik terbukti mempunyai pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kualitas auditor. Hal ini
ditunjukkan secara statistik signifikan pada level 5%
(thitung=1,568; sig.0,127). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa
kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan terhadap kualitas auditor.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 4
(H4) yang dirumuskan bahwa kepatuhan pada kode etik
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas
auditor, hipotesis ditolak.
4.7. Pembahasan
1.7.1 Pengaruh keahlian terhadap kualitas auditor
Hasil penelitian Ashari, (2010) menunjukkan pengaruh keahlian
terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif
menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas
auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian
sebaliknya bila keahlian rendah/buruk maka kualitas auditor akan
rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa keahlian
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas
auditor.
Hasil penelitin ini berdasarkan data di atas menunjukan bahwa
keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap kualitias auditor. Hasil
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ashari di atas. Salah
18
satu Faktor yang mempengaruhi keahlian seorang auditor adalah
pengalaman kerjanya. Sehingga dalam kasus penelitian ini sehingga
menghasilkan keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas
auditor.
1.7.2 Pengaruh Independensi terhadap kualitas auditor
Independensi dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu:
independensi dalam kenyataan (independence in fact) dan independensi
dalam penampilan (independence in appearance). Independensi dalam
kenyataan ada apabila akuntan publik berhasil mempertahankan sikap
yang tidak bias selama audit, sedangkan independensi dalam
penampilan adalah hasil persepsi pihak lain terhadap independensi
akuntan publik (Arens dan Loebbecke, 2003). Penelitian yang
dilakukan oleh Alim (2007), Lubis (2009), Ashari (2011), independensi
berpengaruh terhadap kualitas auditor.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang
dilakukan alim di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
independesi tidak mempengaruhi kualitas auditor.
Independensi tidak mempengaruhi kualiatas auditor karena IGE
memiliki auditor yang independensi yang semaking tinggi maka tidak
akan mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak
lain dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpai saat
pemeriksaan dan dalam merumuskan serta menyatakan pendapatnya.
Dengan semakin independensinya seorang auditor maka akan
mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan suatu pekerjaan yang
semakin baik atau kualitas auditor akan menjadi lebih baik.
Najib (2013) mengemukakan alasan bahwa jika auditor
terlihat tidak independen, maka pengguna laporan keuangan
19
semakin tidak percaya atas laporan keuangan yang dihasilkan
auditor dan opini auditor tentang laporan keuangan perusahaan
yang diperiksa menjadi tidak ada nilainya. Kredibilitas seorang
auditor tidak hanya pada independensi dalam fakta, tetapi juga
pada independensi dalam persepsi atau penampilan, guna menjaga
dan mempertahankan kepercayaan profesinya sebagai auditor.
1.7.3 Pengaruh kecermatan profesional terhadap kualitas auditor
Pada standar umum ketiga (SPKN, 2007) yang mengatur
mengenai penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan
seksama menyebutkan bahwa "Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta
penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama". Lubis (2009)
pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa kecermatan profesional
berpengaruh terhadap kualitas auditor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan lubis di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas
auditor.
1.7.4 Pengaruh Kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas
auditor
Kepatuhan pada kode etik yang dimiliki, auditor akan mampu
mempertahankan sikap mental independen. Independen disini berarti
auditor tersebut memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta
menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan
dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya (Alim, 2007). Alim
(2007) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh kompetensi dan
independensi terhadap kualitas auditor sebagai etika auditor sebagai
20
variabel moderasi. Hasil penelitiannya adalah interaksi independensi
dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Alim di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kepatuhan pada kode etik tidak mempengaruhi kualitas auditor.
Kepatuhan pada kode etik tidak mempengaruhi kualitas auditor
karena IGE dalam menjalankan tugas dan fungsinya, auditor harus
mengetahui tentang ketentuan dan norma yang berlaku agar
tercipta pengawasan yang bersih dan beribawa. Kode etik
dimaksudkan untuk menjaga perilaku auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Auditor IGE mempunyai kode etik yang dibuat sebagai
prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur hubungan antara
auditor dengan auditan, antara auditor dengan auditor dan antara
auditor dengan masyarakat. Kode etik atau aturan perilaku dibuat untuk
dipedomani dalam berperilaku atau melaksanakan penugasan sehingga
menumbuhkan kepercayaan dan memelihara citra organisasi di mata
masyarakat.