hasil penelitian dan pembahasaan 4.1. deskripsi...

20
1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Responden Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 36 auditor Inspecção Geral do Estado, República Democrátika de Timor Leste (RDTL). Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor Inspecção Geral do Estado. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor Inspecção Geral do Estado RDTL untuk dilakukan pengolahan data. Dari 36 kuesioner yang dibagikan kembali sebanyak 36 yang siap diolah dengan program SPSS 19. Karakteristik responden disajikan dalam Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Kategori Frekuensi Prosentase Jenis kelamin Pria 24 66,7 Wanita 12 33,3 Jumlah 36 100% Usia 25 30 8 22,2 31 35 11 30,6 36 40 11 30,6 40 6 16,6 Jumlah 36 100% Lama kerja 1 s/d 5 th 16 44,4 6 s/d 10 th 14 39 Lebih 10 th 6 16,6 Jumlah 36 100% Pendidikan Terakhir SMA 2 5,6 D3 2 5,6

Upload: hoanghanh

Post on 25-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

1

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

4.1. Deskripsi Responden

Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 36 auditor

Inspecção Geral do Estado, República Democrátika de Timor Leste

(RDTL).

Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi

dalam dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan penyebaran kuesioner

kepada seluruh auditor Inspecção Geral do Estado. Tahap yang kedua

adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor Inspecção

Geral do Estado RDTL untuk dilakukan pengolahan data.

Dari 36 kuesioner yang dibagikan kembali sebanyak 36 yang

siap diolah dengan program SPSS 19. Karakteristik responden disajikan

dalam Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden

Kategori Frekuensi Prosentase

Jenis kelamin

Pria 24 66,7

Wanita 12 33,3

Jumlah 36 100%

Usia

25 – 30 8 22,2

31 – 35 11 30,6

36 – 40 11 30,6

40 6 16,6

Jumlah 36 100%

Lama kerja

1 s/d 5 th 16 44,4

6 s/d 10 th 14 39

Lebih 10 th 6 16,6

Jumlah 36 100%

Pendidikan Terakhir SMA 2 5,6

D3 2 5,6

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

2

S1 30 83,2

S2 2 5,6

Jumlah 36 100%

Sumber : data output SPSS,

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa frekuensi responden pria

berjumlah 24 (66,7%) sedangkan responden perempuan berjumlah 12

(33,3%), jumlah keseluruhannya 36 (100%) responden.

Penggolongan responden menurut usia, responden berusia 25-

30 tahun ada 8 responden, berusia 31-35 tahun ada 11 responden,

responden berusia 36-40 tahun ada 11 responden dan responden berusia

lebih dari 40 tahun ada 6 ressponden, jumlah seluruh responden 36.

Penggolongan responden menurut lamanya masa kerja

mempunyai masa kerja 1 s.d 5 Tahun berjumlah 16 orang, mempunyai

masa kerja 6 s.d 10 Tahun berjumlah 14 orang dan mempunyai masa

kerja lebih dari 10 Tahun berjumlah 6 orang, jumlah keseluruhannya 36

responden.

Penggolongan responden menurut tingkat pendidikan

mempunyai pendidikan SMA berjumlah 2 orang, pendidikan D3

berjumlah 2 orang, Strata Satu berjumlah 30 orang, mempunyai Strata

Dua berjumlah 2 orang, jumlah keseluruhannya 36 responden.

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

3

4.2. Deskripsi Variabel

Tabel 4.2

Deskripsi Variabel

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kualitas 36 1 3 2.42 .692 keahlian 36 1 3 2.11 .622 independesi 36 1 3 2.72 .513 kecermatan 36 1 3 2.39 .645 kepatuhan 36 2 3 2.92 .280

Valid N (listwise) 36

Sumber: pengolahan data

Deskripsi terhadap variabel kualitas auditor, keahlian,

independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik

digunakan sebagai gambaran terhadap kecenderungan jawaban

responden atas setiap butir pernyataan kuesioner. Hasil deskripsi

variabel memperlihatkan ukuran-ukuran statistik tertentu diantaranya

adalah nilai rata-rata (mean).

Hasil jawaban responden dari Variabel kualitas auditor

memiliki nilai minimal 1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,42 mendekati

kadang-kadang serta memiliki standar deviasi 0,692. Hasil jawaban

responden pada variabel keahlian diperoleh data nilai minimal 1, nilai

maksimal 3, nilai rata-rata 2,11 mendekati kadang-kadang serta nilai

standart deviasi 0,622. Hasil jawaban responden pada variabel

independensi diperoleh nilai minimal 1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,72

mendekati selalu serta nilai standart deviasi 0,513. Hasil jawaban

responden pada variabel keermatan profesional diperoleh nilai minimal

1, nilai maksimal 3, rata-rata 2,39 mendekati kadang-kadang serta nilai

standart deviasi 0,645. Hasil jawaban responden pada variabel

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

4

kepatuhan pada kode etik diperoleh nilai minimal 2, nilai maksimal 3,

rata-rata 2,92 mendekati selalu serta nilai standart deviasi 0,280.

4.3. Hasil Uji Instrumen

4.3.1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali: 2012). Dalam penelitian ini untuk

mengukur validitas dihitung dengan mengunakan korelasi person.

Berikut adalah hasil pengolahan uji validitas pada kuesioner dengan uji

korelasi person.

4.3.1.1 Variabel Kualitas Auditor

Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kualitas

auditor selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.

Tabel 4.3

Uji validitias variabel kualitas auditor

Item-Total Statistics

Soal Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Indikatoor-1 4.83 1.914 .661 .439

Indikatoor -2 4.83 1.514 .676 .461

Indikatoor -3 4.56 1.568 .646 .418

Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang kualitas

auditor yang berjumlah 3 soal, diisi 36 responden menunjukan soal

tersebut valid semua karena nilai Rhitungnya lebih besar dari pada R

tabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5% adalah 0,329.

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

5

Indikator 1 memiliki rhitung 0.661 > 0.329, indikator 2 memiliki

rhitung 0.676 > 0.329, indikator 3 memiliki rhitung 0,646. Artinya

semua indikator memiliki rhitung lebih besar dari rtabel yaitu 0.329 dan

instrument valid.

4.3.1.2 Variabel Keahlian

Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel keahlian

selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut. Berikut

ini adalah hasil perhitungan uji validitas variable keahlian.

Tabel 4.4

Uji Validitas variabel keahlian

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Indikatoor -1 9.69 6.961 .669 .537 Indikatoor -2 10.28 7.463 .572 .418 Indikatoor -3 10.69 8.275 .372 .266 Indikatoor -4 10.31 7.761 .365 .142 Indikatoor -5 9.94 6.511 .763 .764 Indikatoor -6 10.06 6.797 .641 .688

Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang

keahlian yang berjumlah 6 soal, diisi 36 responden menunjukan soal

tersebut valid semua karena nilai Rhitungnya lebih besar dari pada

Rtabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5% adalah 0.329.

Indikator 1 memiliki rhitung 0.669 > 0.329, indikator 2 memiliki

rhitung 0.572 > 0.329, indikator 3 memiliki rhitung 0.372 > 0.329,

indikator 4 memiliki rhitung 0.365 > 0.329, indikator 5 memiliki

rhitung 0.763 > 0.329, dan indikator 6 memiliki rhitung 0.641>0.329,

artinya semua indikator pada variable keahlian valid.

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

6

4.3.1.3 Variabel Independensi

Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel independensi

selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.

Tabel 4.5

Uji Validitas variabel independensi Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Indikatoor -1 10.56 2.711 .316 .110

Indikatoor -2 10.25 2.764 .503 .472

Indikatoor -3 10.36 2.352 .681 .525

Indikatoor -4 10.67 2.914 .257 .190

Indikatoor -5 10.61 2.416 .543 .375

Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang

independensi yang berjumlah 5 soal, diisi 36 responden menunjukan

soal tersebut valid pada item 2, 3, 5 karena nilai Rhitungnya lebih besar

dari pada R tabel, Nilai Rtabel dengan jumlah N=36, signifikan 5%

adalah 0.329. Indikator 1 memiliki rhitung 0.316< 0.329 artinya tidak

valis, indikator 2 memiliki rhitung 0.503 > 0.329 artinya valid,

indikator 3 memiliki rhiutng 0.681>0.329 artinya valid, indikator 4

memiliki rhitung 0.257<0.329 artinya tidak valid, dan indikator 5

memiliki rhitung 0.543 >0.329 artinya valid.

4.3.1.4 Variabel Kecermatan Profesional

Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kecermatan

auditor selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal tersebut.

Berikut ini adalah hasil uji validitas kecermatan professional auditor

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

7

Tabel 4.6

Uji Validitas variabel kecermatan profesional

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Indikatoor -1 8.06 1.197 .537 .318 Indikatoor -2 7.94 1.368 .463 .301 Indikatoor -3 8.11 1.130 .576 .378 Indikatoor -4 8.14 1.209 .301 .108

Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang

kecermatan profesional yang berjumlah 4 soal, diisi 36 responden

menunjukan soal tersebut valid pada item 1, 2, 3 karena nilai

Rhitungnya lebih besar dari pada R tabel. Nilai Rtabel dengan jumlah

N=36, signifikan 5% adalah 0.329, untuk indikator 1 rhitung

0.537>0.329, indikator 2, memiliki rhitung 0.463 > 0.329, indikator 3

memiliki rhitung 0.576>0.329, artinya valid semua indikator 1,2 dan 3.

Indikator 4 tidak valid karena Rhitung kurang dari Rtabel 0.301<0.329.

4.3.1.5 Variabel Kepatuhan pada kode etik

Hasil uji validitas dari kuesioner tentang variabel kepatuhan

pada kode etik selanjutnya diolah untuk dilihat kevalidan item soal

tersebut.

Tabel 4.7

Uji Validitas variabel kepatuhan pada kode etik Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Indikatoor -1 8.47 .828 .402 .576 Indikatoor -2 8.44 .711 .698 .777 Indikatoor -3 8.42 .707 .569 .639 Indikatoor -4 8.58 .879 .190 .124

Sumber: Data Output SPSS

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

8

Hasil uji validitas menunjukan bahwa item soal tentang

kecermatan profesional yang berjumlah 4 soal, diisi 36 responden

menunjukan soal tersebut valid pada item 1, 2, 3 karena nilai

Rhitungnya lebih besar dari pada R tabel. Nilai Rtabel dengan jumlah

N=36, signifikan 5% adalah 0.329, untuk indikator 1 rhitung

0.402>0.329, indikator 2, memiliki rhitung 0.698 > 0.329, indikator 3

memiliki rhitung 0.569>0.329, artinya valid semua indikator 1,2 dan 3.

Indikator 4 tidak valid karena Rhitung kurang dari Rtabel 0.190<0.329

Item yang tidak valid dari semua variabel selanjutnya dibuang

tidak digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Konsistensi pengukuran menggambarkan bahwa

instrumen tersebut dapat bekerja dengan baik pada waktu dan situasi

yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai

Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel.

Dalam pengujiun ini menggunakan alpha cronbach nilai 0,6.

Tabel 4.8

Uji Reliabilitas

Variabel Alpha

Cronbach

Ketentuan Keterangan

Kualitas Auditor 0, 806

0,6

Reliabel

Keahlian 0,802 Reliabel

Independensi 0,690 Reliabel

Kecermatan 0,671 Reliable

Kepatuhan 0,659 Reliabel

Sumber: Data Output SPSS

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

9

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variable kualitas

auditor memperoleh Rhitung 0,806, variable keahlian 0,802, variable

independensi 0,690, variable kecermatan 0.671, dan variable kepatuhan

pada kode etik memperolah rhitung 0.659. artinya semua variable

tersebut reliable karena lebih besar dari 0,6.

4.3.3. Uji Normalitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Keahlian independensi kecermatan kepatuhan

N 36 36 36 36 36

Normal Parameters

a,b

Mean 7.11 11.47 13.11 8.92 11.31 Std. Deviation

1.848 3.730 1.953 2.842 1.117

Most Extreme Differences

Absolute .213 .168 .227 .157 .344 Positive .153 .098 .167 .154 .267 Negative -.213 -.168 -.227 -.157 -.344

Kolmogorov-Smirnov Z 1.275 1.006 1.364 .943 2.065 Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .264 .058 .337 .068

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: olah data SPSS

Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji kolmogorov Smirnov. Berdasarkan hasil uji

normalitas menunjukan data berdistribusi normal karena nilai α lebih

besar semua dari 0.05.

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

10

4.3.4. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.10

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -2.671 1.835 -1.456 .155 Keahlian .233 .062 .471 3.775 .001 .564 1.774

Independensi .169 .115 .178 1.461 .154 .590 1.693

Kecermatan .167 .070 .256 2.363 .025 .747 1.339

Kepatuhan .302 .192 .182 1.568 .127 .649 1.541

a. Dependent Variable: kualitas

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan

variabel keahlian memiliki tolerance 0,564 dan VIF 1,744, variabel

independensi nilai tolerance 0,590 dan VIF 1,693, variabel kecermatan

profesional nilai tolerance 0,747 dan VIF 1,339, dan variabel kepatuhan

pada kode etik memiliki nilai tolerance 0,649 dan VIF 1,541. Dari hasil

perhitungan semua variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari

0,10 dan VIF kurang dari 10,0 artinya semua variabel tersebut tidak

terjadi multikolinearitas.

4.3.5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas,

sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas.

Menurut Umar (2000) model regresi yang baik adalah model yang

heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau disekitar

angka 0.

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

11

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis,

2007).

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas penyebaran titik sesuai

indikator yang disebut umar (2000) sehingga varians dapat dinyatakan

berbeda atau heterokedastisitas.

4.4. Uji Determinasi (Adjusted R Square)

Setelah dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, dan uji

Normalitas langkah selanjutnya adalah memformulasikan persamaan

regresi. Sesuai dengan rumusan dalam bab sebelumnya bahwa uji

model merupakan suatu analisis yang sering digunakan dalam

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

12

memprediksi seberapa besar pengaruh variable independen terhadap

variabel dependennya.

Tabel 4.11

Hasil Uji Determinan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .853a .728 .693 1.024 2.048

a. Predictors: (Constant), kepatuhan, kecermatan, independensi, keahlian

b. Dependent Variable: kualitas

Sumber: Olah Data SPSS

Hasil uji determinasi (Adjusted R Square) pada tabel di atas

Menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,693. Berdasarkan nilai

tersebut berarti kemampuan variabel bebas: keahlian, independensi,

kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik dalam

menjelaskan variabel tergantung: kualitas auditor sebesar 69,3% dan

selebihnya 30,7% dijelaskan diluar model.

4.5. Hasil Persamaan Regresi

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis

regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model

tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat

dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.

Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan

program SPSS dilakukan pengolahan data sihingga didapat persamaan

akhir sebagai berikut:

Y = -2.671 + 0,233X1 + 0,169X2 + 0,167X3 + 0,302X4

Pada model regresi, nilai konstantan yang tercantum sebesar

2,671 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

13

sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model tetap akan

meningkatkan kualitas auditor sebesar 2,671 setahun

Nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,233 pada penelitian

ini dapat diartikan bahwa variabel (X1) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika keahlian

mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan

mengalami peningkatan sebesar 0,233 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi β2 sebesar 0,169 pada penelitian

ini dapat diartikan bahwa variabel (X2) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika independensi

mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan

mengalami peningkatan sebesar 0,169 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi β3 sebesar 0,167 pada penelitian

ini dapat diartikan bahwa variabel (X3) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kecermatan

professional mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas

auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,167 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi β4 sebesar 0,167 pada penelitian

ini dapat diartikan bahwa variabel (X4) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kepatuhan

pada kode etik mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas

auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,167 satuan.

Berdasarkan uji regresi di atas menunjukan bahwa faktor yang

paling memberi pengaruh besar pada kualitas auditor adalah kepatuhan

paka kode etik yang ada yaitu sebesar 0,302. Factor independensi

hanya memberi pengaruh paling kecil yaitu 0,16

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

14

4.6. Uji Hipotesis

1.6.1 Uji F

Tabel 4.12

Hasil UJji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 87.040 4 21.760 20.746 .000b

Residual 32.515 31 1.049

Total 119.556 35

a. Dependent Variable: kualitas

b. Predictors: (Constant), kepatuhan, kecermatan, independensi, keahlian

Sumber: Olah Data SPSS

Berdasarkan hasil uji tersebut menunjukkan tingkat

signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan

model yang digunakan memenuhi persyaratan Goodness of Fit.

Berdasarkan uji f tersebut menunjukan bahwa secara regresi faktor

kepatuhan pada kode etik, faktor kecermatan, faktor independensi, dan

faktor keahlian mempengaruhi kualitas auditor.

1.6.2 Uji T

Uji signifikansi pada penelitian dilakukan untuk mengetahui

signifikansi dan arah pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen pada pengajuan 5 (lima) hipotesis pada bab sebelumnya.

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

15

Tabel 4.13

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.671 1.835 -1.456 .155

Keahlian .233 .062 .471 3.775 .001

independensi .169 .115 .178 1.461 .154

Kecermatan .167 .070 .256 2.363 .025

Kepatuhan .302 .192 .182 1.568 .127

a. Dependent Variable: kualitas

Sumber: olah data SPSS

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa

hipotesis diterima, sehingga ada pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

a. Pengaruh keahlian Terhadap kualitas auditor

Pada hipotesis 1 (H1) dinyatakan bahwa keahlian

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas auditor.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa keahlian terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas auditor.

Hal ini ditunjukkan secara statistik signifikan pada level 5%

(nilai thitung=3,775; sig.0,001).

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 1

(H1) yang dirumuskan bahwa keahlian berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas auditor, diterima.

b. Pengaruh independensiTerhadap kualitas auditor

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

16

Pada hipotesis 2 (H2) dinyatakan bahwa motivasi

pengaruh positif signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa independensi terbukti

mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas auditor tetapi

tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan secara statistik signifikan

pada level 5% (nilai thitung= 1,461 dan sig.0,154 lebih kecil

dari 0,05). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa independensi

berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

kualitas auditor.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 2

(H2) yang dirumuskan bahwa independensi berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kualitas auditor, ditolak.

c. Pengaruh kecermatan profesional Terhadap kualitas auditor

Pada hipotesis 3 (H3) dinyatakan bahwa kecermatan

profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas auditor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

kecermatan profesional terbukti mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas auditor. Hal ini ditunjukkan

secara statistik signifikan pada level 5% (thitung=2,363;

sig.0,025). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa kecermatan

profesional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kualitas auditor

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 3

(H3) yang dirumuskan bahwa kecermatan profesional

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas

auditor, hipotesis diterima.

d. Pengaruh kepatuhan pada kode etik Terhadap kualitas auditor

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

17

Pada hipotesis 4 (H4) dinyatakan bahwa kepatuhan

pada kode etik pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kualitas auditor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

kepatuhan pada kode etik terbukti mempunyai pengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kualitas auditor. Hal ini

ditunjukkan secara statistik signifikan pada level 5%

(thitung=1,568; sig.0,127). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa

kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara positif dan tidak

signifikan terhadap kualitas auditor.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 4

(H4) yang dirumuskan bahwa kepatuhan pada kode etik

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas

auditor, hipotesis ditolak.

4.7. Pembahasan

1.7.1 Pengaruh keahlian terhadap kualitas auditor

Hasil penelitian Ashari, (2010) menunjukkan pengaruh keahlian

terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif

menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas

auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan

berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian

sebaliknya bila keahlian rendah/buruk maka kualitas auditor akan

rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa keahlian

mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas

auditor.

Hasil penelitin ini berdasarkan data di atas menunjukan bahwa

keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap kualitias auditor. Hasil

ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ashari di atas. Salah

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

18

satu Faktor yang mempengaruhi keahlian seorang auditor adalah

pengalaman kerjanya. Sehingga dalam kasus penelitian ini sehingga

menghasilkan keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas

auditor.

1.7.2 Pengaruh Independensi terhadap kualitas auditor

Independensi dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu:

independensi dalam kenyataan (independence in fact) dan independensi

dalam penampilan (independence in appearance). Independensi dalam

kenyataan ada apabila akuntan publik berhasil mempertahankan sikap

yang tidak bias selama audit, sedangkan independensi dalam

penampilan adalah hasil persepsi pihak lain terhadap independensi

akuntan publik (Arens dan Loebbecke, 2003). Penelitian yang

dilakukan oleh Alim (2007), Lubis (2009), Ashari (2011), independensi

berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang

dilakukan alim di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

independesi tidak mempengaruhi kualitas auditor.

Independensi tidak mempengaruhi kualiatas auditor karena IGE

memiliki auditor yang independensi yang semaking tinggi maka tidak

akan mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak

lain dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpai saat

pemeriksaan dan dalam merumuskan serta menyatakan pendapatnya.

Dengan semakin independensinya seorang auditor maka akan

mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan suatu pekerjaan yang

semakin baik atau kualitas auditor akan menjadi lebih baik.

Najib (2013) mengemukakan alasan bahwa jika auditor

terlihat tidak independen, maka pengguna laporan keuangan

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

19

semakin tidak percaya atas laporan keuangan yang dihasilkan

auditor dan opini auditor tentang laporan keuangan perusahaan

yang diperiksa menjadi tidak ada nilainya. Kredibilitas seorang

auditor tidak hanya pada independensi dalam fakta, tetapi juga

pada independensi dalam persepsi atau penampilan, guna menjaga

dan mempertahankan kepercayaan profesinya sebagai auditor.

1.7.3 Pengaruh kecermatan profesional terhadap kualitas auditor

Pada standar umum ketiga (SPKN, 2007) yang mengatur

mengenai penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan

seksama menyebutkan bahwa "Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta

penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama". Lubis (2009)

pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa kecermatan profesional

berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan lubis di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas

auditor.

1.7.4 Pengaruh Kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas

auditor

Kepatuhan pada kode etik yang dimiliki, auditor akan mampu

mempertahankan sikap mental independen. Independen disini berarti

auditor tersebut memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta

menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan

dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya (Alim, 2007). Alim

(2007) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh kompetensi dan

independensi terhadap kualitas auditor sebagai etika auditor sebagai

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1. Deskripsi Respondenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7109/4/T2_932013904_BAB I… · 2 S1 30 83,2 S2 2 5,6 Jumlah 36 100% Sumber : data

20

variabel moderasi. Hasil penelitiannya adalah interaksi independensi

dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Alim di atas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

kepatuhan pada kode etik tidak mempengaruhi kualitas auditor.

Kepatuhan pada kode etik tidak mempengaruhi kualitas auditor

karena IGE dalam menjalankan tugas dan fungsinya, auditor harus

mengetahui tentang ketentuan dan norma yang berlaku agar

tercipta pengawasan yang bersih dan beribawa. Kode etik

dimaksudkan untuk menjaga perilaku auditor dalam melaksanakan

tugasnya. Auditor IGE mempunyai kode etik yang dibuat sebagai

prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur hubungan antara

auditor dengan auditan, antara auditor dengan auditor dan antara

auditor dengan masyarakat. Kode etik atau aturan perilaku dibuat untuk

dipedomani dalam berperilaku atau melaksanakan penugasan sehingga

menumbuhkan kepercayaan dan memelihara citra organisasi di mata

masyarakat.