hasil penelitian dan analisis data a. sejarah singkat...
TRANSCRIPT
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Sejarah Singkat Perusahaan Bakso Son Haji Sony
Bakso merupakan makanan ringan dan bergizi. Bakso yang mengandung
protein dan kandungan gizi lainnya sangat banyak manfaatnya. Bakso ini diolah
melalui proses memasak yang sangat dijaga kualitasnya. Selain itu, agar bakso
tersebut kelihatan lebih menarik maka bakso tersebut diberi nama bakso Sony.
Alasannya, karena namanya disesuaikan dengan nama produk yang dihasilkan
yang gurih serta bentuknya yang bulat dan nama Sony lebih menjual dan mudah
diingat konsumen. Kemudian bakso Son Haji Sony dikonsumsi dengan
menambahkan beberapa makanan ringan seperti kerupuk khas Lampung dan saus
pedas atau manis untuk menambah citra rasa bakso tersebut.
Bakso Son Haji Sony berkedudukan di Jl. Wolter Mongonsidi dekat RS.
Bumi Waras Telp. 0721 267519. Produk tersebut mulai berdiri tanggal 21
Februari 1996. Untuk lebih mudah pemesanan, bagi konsumen yang berminat
mencoba produk bakso tersebut bisa melalui via telepon. Nama pemiliknya adalah
Sony Hadi Sucipto beralamat di Jl. Raya Sukowati RT 03 RW 013 Beloran
Sragen Kulon Kabupaten Sragen. Awal mula berdirinya dirintis ditanah
kelahirannya di daerah Jawa bermodalkan gerobak bakso keliling sang pemilik
berjualan dari rumah kerumah sampai akhirnya berkembang sampai sekarang ini.
Bakso Son Haji Sony terus melebarkan sayapnya di Lampung dan tercatat 10
cabang yakni Bakso Son Haji Sony I-X. Tiap cabang dikelola oleh 5 sampai
dengan 10 karyawan tergantung ramai sepinya pengunjung. Sejak awal tahun
2012 Bakso Son Haji Sony membuka usaha sejenis di daerah Bangka.
79
Menurut manajer Bakso Son Haji Sony perkembangan usaha bakso yang
kini memiliki asset hingga Rp. 1.080.000.000,-/ tahun dengan pendapatan rata-
rata per bulan sebesar Rp. 80.000.000 dan hampir setiap bulannya selalu
mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 5% tergantung dengan banyaknya
pelanggan yang membeli. Asset yang telah usaha ini miliki tidak lepas dari sikap
ketabahan dalam mengelola usaha, dulu bakso Son Haji Sony dijajakan keliling
sekarang berkembang pesat, bahkan bakso ini dibuat oleh pengelolanya sendiri
dengan mesin seharaga Rp. 2M dari Eropa. Ciri-ciri desain dari bakso ini sangat
mudah dikenali karena bentuknya yang menarik. Bakso ini disajikan mengikuti
kemajuan dari produk-produk makanan yang sejarang lagi banyak disenangi oelh
konsumen. Selain itu, bakso baik untuk diet dan kesehatan ketika seseorang
mengurangi untuk mengkonsumsi nasi.
Ide awal dibentuknya usaha Bakso Sony adalah pasar dan konsumen yang
menjanjikan di Bandar Lampung maka tidak salah kalau dipilih tempat pertama
kali adalah di Jl. Wolter Monginsidi samping RS. Bumi Waras. Berdasarkan hal
tersebut, perlu dibentuk suatu usaha berupa usaha kecil makanan ringan yang
menjual bakso yang menarik untuk dimakan, baik dari segi tata cara penyajian,
bentuk penyajian, dan rasa. Usaha ini membentuk bakso menjadi makanan ringan
yang siap untuk diamkan dan disajikan secara mudah dan praktis yang
menggunakan bahan utama bakso daging sapi, tepung, telur, dan sebagainya.
Sehingga dapat dinikmati dari smeua kalangan masyarakat.
Segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah semua kalangan
masyarakat. Karena segmen masyarakat menengah keatas pada usaha seperti ini
sudah cukup banyak dan bervariasi dalam penyajian dan rasa terutama di kota-
80
kota besar sehingga pesaingnya lebih banyak dibandingkan dengan segmen
menengah ke bawah. Dalam usaha ini perusahaan membutuhkan beberapa
karyawan untuk memudahkan dalam menjalankan usaha yang sangat sederhana
ini. Karena menurut perusahaan bisnis yang akan dijalankan tersebut akan
membawa dampak positif dan perkembangan yang menghantarkan kesuksesan
dimasa yang akan datang.
B. Motto, Visi dan Misi Perusahaan Bakso Son Haji Sony
Motto perusahaan Bakso Sony: “Saya yakin bahwa bisnis kami akan memiliki
konsumen yang jelas dan pangsa pasar yang besar”.
Visi usaha Bakso Son Haji Sony adalah sebagai berikut:
1. Mensosialisaikan hidup sehat dengan makanan bergizi
2. Menyajikan makanan ringan yang sehat dan bergizi
3. Menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan ringan yang baik.
Adapun Misi usaha Bakso Sony yaitu:
1. Dapat memperluas usaha dikemudian hari sehingga bisa menjadi usaha yang
besar dari sebelumnya
2. Menu makanan baru yang sehat dan bergizi bagi semua orang
3. Menarik minat bagi orang yang kurang menyukai makanan ringan yang
mengandung MSG
4. Memberikan menu alternatif untuk menikmati makanan ringan dengan tata
cara penyajian yang menarik, sehat, dan enak.
81
C. Pengelola Usaha Bakso Son Haji Sony
Pengelola usaha bisa disebut sebagai struktur organisasi meskipun sifatnya
informal, struktur organisasi ini akan mengidentifikasi peran dan tanggung jawab
karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya, setiap
perusahaan akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan
jenis perusahaan. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu
memfasilitasi orang untuk bekerjasama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang
berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan
kelemahan dari setiap bagian/individu.
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan anatara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu usaha diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan usaha tersebut. Wadah tersebut
disusun dalam suatu struktur organisasi dalam usaha. Melalui struktur organisasi
yang baik, pengaturan pelaksanaan yang diterapkan, sehingga efisiensi dan
efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang
baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Perusahaan bakso Son Haji Sony tersebut menentukan bentuk/struktur
organisasi perusahaan, yaitu:
Bagian produksi : Fitri Ramayani
Bagian pengadaan barang : Lia Handoyo
Bendahara : Sakti Parlindungan
82
Bagian promosi & distribusi : putri pusfita melati
Berikut adalah job description dari setiap unit usaha bakso sony, yang terdiri
dari :
Manajer pelaksana mempunyai beberapa wewenang ,tugas, dan tanggung jawab
yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:
a. Membangun sarana umum untuk setiap pekerja berdasarkan pada tujuan
perusahaan, rencana bisnis perusahaan, dan rencana kinerja ketua pelaksana;
b. Menjadwal diskusi perencanaan kinerja dan pengembangan dengan setiap
pekerja;
c. Membantu semua pekerja dalam menentukan prioritas dan/atau identifikasi
sasaran kritis yang menjadi tanggung jawabnya;
d. Meninjau kembali semua konsep rencana kerja bawahan;
e. Membantu pekerja dalam menentukan bidang pengembangan dan aktivitaas
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kinerja pekerja untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ketua pelaksana; dan
f. Apabila rencana bisnis berubah secara signifikan perlu bekerja bersama
pekerja untuk mengubah sasaran pekerja yang mencerminkan perubahan
tersebut.
Bagian pengadaan barang mempunyai beberapa wewewang, tugas, dan
tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja
perusahaan, antara lain:
a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan;
83
b. Menentukan sumber daya dan koordinasi yang diperlukan perusahaan,
terutama dalam mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat
bakso;
c. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh
kesepakatan bersama.
Bagian produksi adalah penggunaan sumber daya seperti orang dan mesin
untuk mengubah bahan menjadi barang jadi atau jasa. Oleh sebab itu, bagian
produksi mempunyai beberapa wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang harus
dialkukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:
a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan;
b. Menentukan sumber daya dan koordinasi yang diperlukan perusahaan,
terutama dalam mengelola alat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pembuatan bakso; dan
c. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh
kesepakatan bersama.
Bagian promosi dan distribusi kegiatan promosi yang dilakukan oleh bakso
Son Haji Sony harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan
dikendalikan untuk mengembangkan laju pemasaran Bakso Son Haji Sony yang
memasarkan bakso menggunakan beberapa bentuk promosi yang dipilih oleh
pelaku usaha adalah pelaku usaha menggunakan bentuk promosi penjualan tatap
muka (personal selling) dan hubungan masyarakat.
Distribusi adalah proses memindahkan barang dan jasa dari pelaku usaha
kepada pembeli. Saluran distribusi (distribution channel) merupakan jalur dimana
84
produk dan kepemilikan secara hukum mengalir dari pelaku usaha ke konsumen.
Oleh karena itu, bagian promosi dan distribusi mempunyai beberapa wewenang,
tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan
kinerja perusahaan, antara lain:
a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan;
b. Mempromosikan bakso kepada konsumen dimana pelaku usaha menggunakan
bentuk promosi penjualan tatap muka (personal selling) dan hubungan
masyarakat;
c. Mendistribusikan bakso Son Haji Sony kepada konsumen untuk menghasilkan
laba yang diharapkan oleh perusahaan; dan
d. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh
kesepakatan bersama.
Bendahara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan sumber daya
keuangan seiring sumber daya ini mengalir kedalam perusahaan, dipegang oleh
perusahaan, dan mengalir keluar perusahaan. Oleh sebab itu, bendahara
mempunyai wewenag, tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam
proses perencanaan kinerja perusahaan antara lain:
a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan;
b. Mengatur dan mengendalikan uang yang masuk dan keluar dari perusahaan
guna kelancaran usaha;
c. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh
kesepakatan bersama.
85
Usaha yaitu mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam,
tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Usaha
Bakso Son Haji Sony merupakan suatu bidang usaha kecil yang menghasilkan
produk makanan ringan profit (berorientasi pada laba), seperti perusahaan produk
pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan. Bakso lebih
berorientasi pada cita rasa, harga dan mutu dari produk tersebut. Bakso ini diolah
melalui proses memasak yang sangat dijaga kualitasnya. Bakso Son Haji Sony
mempunyai sifat tahan lama daripada makanan-makanan yang diproduksi lainnya.
Dengan demikian, diahrapakan konsumen yang mengkonsumsi bakso ini bisa
menikmati cita rasa dari produk tersebut dimana produk tersebut mengandung
protein dan kandungan gizi lainnya sangat banyak manfaatnya.
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai tujuan tersebut begitu
juga pada usaha Bakso Sony, perusahaan terus berusaha agar tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat terwujud. Untuk mewujudkan itu semua,
dibutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin serta loyalitas dalam bekerja.
Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat.
Jadi, kinerja usaha ini yang dijalankan perusahaan adalah meproduksi,
mempromosikan, dan mendistribusikan Bakso Son Haji Sony kepada konsumen.
Rencana kegiatan usaha bakso sony, dapat dijelaskan dibawah ini:
1. Strategi produksi
Dalam strategi produksi, perusahaan bakso sony akan meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dan
86
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk mengembangkan dan mengekspansi
usaha ini menjadi pesat dimasa yang akan datang.
2. Strategi organisasi dan sumber daya manusia
Dalam penerapan strategi organisasi dan sumber daya manusia juga sangat
diperhatikan karena organisasi dan sumber daya manusia mempengaruhu
berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memebrikan
motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
3. Strategi marketing
Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi marketing
yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat
brosur, via ponsel dan media internet yang akan lebih dipasarkan kepada
masyarakat umum.
4. Strategi keuangan
Dalam mengembangkan usaha, perusahaan Bakso Son Haji Sony akan
menambah jumlah tenaga kerja untuk mengembangkan usaha tersebuit.
Penambahan jumlah tenaga kerja tersebut diperoleh dari modal sendiri yang telah
didapat dari keuangan yang telah diperoleh selama ini.
D. Gambaran umum responden
Profil responden yang ditanyakan pada kuesioner adalah nama, jenis
kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan rata-rata tiap bulan, dan darimana responden
87
mengetahui Bakso Son Haji Sony. Berikut ini adalah data yang penulis peroleh
mengenai profil responden, yaitu:
1. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase1 Pria 31 31%2 Wanita 69 69%
Total 100 100%Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 100 responden terlihat bahwa 31 responden
berjenis kelamin pria (31%), sedangkan 69 responden berjenis kelamin wanita
(69%). Dari data tersebut terlihat bahwa bakso son haji sony diminati baik pria
maupun wanita bahkan terlebih pada wanita.
2. Berdasarkan Umur
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Presentase1 ≤ 20 26 26%2 21-30 55 55%3 ≥ 30 19 19%
Total 100 100%Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 100 responden terlihat bahwa 26
responden berusia kurang dari 20 tahun (19%), 55 responden berusia antara
21-30 tahun (55%), dan 26 responden berusia lebih dari 31 tahun (19%).
Berdasarkan data tersebut, nampak bahwa usia pemakai Bakso son haji sony
88
rata-rata dari 21 tahun sampai dengan 30 tahun, hal tersebut disebabkan
karena usia tersebut merupakan usia produktif untuk mengonsumsi bakso.
3. Berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3
Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase1 Pelajar/Mahasiswa 52 52%2 Pegawai Negeri 8 8%3 Pegawai Swasta 21 21%4 Wiraswasta 14 14%5 Lain-lain 5 5%
Total 100 100%Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari 100 responden terlihat bahwa 52
responden yang berstatus mahasiswa (52%), 8 responden berstatus pegawai
negeri (8%), 21 responden berstatus pegawai swasta (21%), 14 responden
berstatus wiraswasta (14%), dan 5 responden berstatus lainnya (5%).
Berdasarkan data tersebut, yang mengkonsumsi bakso son haji sony
didominasi oleh mahasiswa.
4. Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.4
Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Tiap Bulan
No Pendapatan Jumlah Persentasi1 ≤ 1.500.000 7 7%2 1.500.000 – 2.000.000 17 17%3 2.000.000 – 3.000.000 20 20%4 ≥ 3.000.000 8 8%5 Belum berpenghasilan 48 48%
Total 100 100%Sumber: data primer yang telah diolah
89
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dari 100 100 responden terlihat bahwa 7
responden mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000 (7%), 17
responden berpendapatan antara Rp. 1.500.000- Rp. 2.000.000 (17%), 20
responden berpendapatan antara Rp. 2.000.000- Rp. 3.000.000 (20%), 8
responden berpendapatan lebih dari Rp. 3.000.000 (8%), dan 48 responden
yang belum berpenghasilan (48%). Berdasarkan data tersebut, nampak bahwa
rata-rata yang membeli bakso son haji sony adalah antara 2.000.000-3.000.000
perbulan dan yang belum berpenghasilan.
E. Gambaran Distribusi Jawaban Responden
1. Variabel Brand Image
Distribusi jawaban responden berdasarkan variabel brand image dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Analisis tanggapan responden terhadap variabel Brand Image
No pertanyaan SS S RR TS STS TotalF % F % F % F % F % F %
1 X1.1 50 50 42 42 8 8 0 0 0 0 100 1002 X1.2 44 44 49 49 7 7 0 0 0 0 100 1003 X1.3 41 41 13 13 36 36 10 10 0 0 100 1004 X1.4 45 45 53 53 2 2 0 0 0 0 100 100Sumber: hasil pengolahan data primer
Keterangan: F (frekuensi), SS (sangat setuju), S (setuju), RR (ragu-ragu), TS(tidak setuju), STS (sangat tidak setuju)
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa tanggapan responden
sebagian besar setuju dan sangat setuju. Untuk tanggapan pertanyaan yang
pertama X1.1 yaitu Bakso Son Haji Sony membuat produk yang berkualitas
90
dan terjamin kebersihannya sebesar 50%, Pada pertanyaan X1.2 yaitu apakah
anda memiliki kepuasan tersendiri setelah membeli Bakso Son Haji Sony
sebesar 49%, untuk pertanyaan X1.3 Bakso Son Haji Sony menjual produk
makanan yang dijamin halal sebesar 41%, dan untuk pertanyaan X1.4 Bakso
Son Haji Sony mempunyai rasa khas dan berbeda dengan bakso-bakso yang
lain sebesar 53%. Dari keterangan diatas menjelaskan bahwa perusahaan
haruslah memberikan pelayanan secara baik dan memuaskan konsumen,
sehingga konsumen merasakan puas akan pelayanan dari perusahaan dan itu
akan memberikan efek yang positif bagi perusahaan itu sendiri.
2. Variabel Word Of Mouth (WOM)
Tabel 4.6
Analisis tanggapan responden terhadap WOM
No pertanyaan SS S RR TS STS TotalF % F % F % F % F % F %
1 X2.1 41 41 49 49 2 2 8 8 0 0 100 1002 X2.2 53 53 25 25 15 15 7 7 0 0 100 1003 X2.3 41 41 54 54 5 5 0 0 0 0 100 1004 X2.4 31 31 51 51 18 18 0 0 0 0 100 100
Sumber: hasil pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa tanggapan untuk semua
pernyataan setuju. Untuk pertanyaan X2.1 yaitu Apakah anda sering
membicarakan kepada orang lain bahwa Bakso Son Haji Sony adalah bakso yang
paling enak di Bandar Lampung sebesar 49%, untuk pertanyaan X2.2 Apakah
anda sering mempromosikan pada kalangan terdekat tentang kepuasan anda
setelah membeli Bakso Son Haji Sony sebesar 53%, untuk pertanyaan X2.3
Apakah anda sering memberikan rekomendasi kepada teman-teman yang ingin
membeli bakso sebesar 54%, dan untuk pertanyaan X2.4 Apakah anda pernah
91
meyakinkan kebeberapa kerabat yang memiliki persepsi negatif tentang bakso
Son Haji Sony sebesar 51 %. Hal tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar
konsumen mengetahui bakso son haji sony melalui media promosi dari mulut ke
mulut.
3. Variabel keputusan pembelian
Tabel 4.7
Analisis Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
No pertanyaan SS S RR TS STS TotalF % F % F % F % F % F %
1 Y.1 58 58 47 47 1 1 8 8 0 0 100 1002 Y.2 53 53 37 37 10 10 0 0 0 0 100 1003 Y.3 55 55 33 33 12 12 0 0 0 0 100 1004 Y.4 58 58 34 34 7 7 1 1 0 0 100 1005 Y.5 41 41 35 35 10 10 14 14 0 0 100 100
Sumber: hasil pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 4.6 tanggapan responden terhadap keputusan pembelian
konsumen terhadap prosuk bakso son haji sony dapat dikatakan sangat baik
karena sebagian besar memilih setuju dengan prosuk-produk, kualitas dan
pelayanan yang diberikan. Para konsumen merasa bahwa bakso son haji sony
memiliki kualitas bakso yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Kualitas bakso yang enak serta harga yang sesuai sesuai dengan mutu produk dan
pelayanan yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan konsumen semakin
tinggi. Setelah membeli bakso son haji sony maka konsumen akan merasakan
kepuasannya, maka sudah pasti konsumen memutuskan untuk membeli produk
tersebut, sehingga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Konsumen yang
puas akan terus melakukan pembelian dan akan merekomendasikan kepada orang
lain untuk membeli bakso son haji sony.
92
F. Hasil analisis data
Penguji menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas, analisis regresi
berganda, kofesien determinasi, uji F, dan uji t untuk menguji hipotesis yang
diajukan peneliti. Jawaban ini dihitung berdasarkan hasil kuesioner yang telah
disebarkan dimana terdiri dari 4 pertanyaan yang berhubungan dengan brand
image, 4 pertanyaan yang berhubungan dengan word of mouth, dan 5 pertanyaan
yang berhubungan dengan keputusan pembelian.
1. Uji validitas
Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dari
variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk uji validitas ini adalah
“korelasi product moment” dari pearson dengan tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05) dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing item dengan
skor totalnya.
Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan aplikasi program
SPSS dapat disajikan dalam tabel berkut ini:
Tabel 4.8
Hasil uji validitas butir kuesioner
No Butir dalamkuesioner
rhitung rtabel Keterangan
1 X1.1 0,734 0,195 Valid2 X1.2 0,567 0,195 Valid3 X1.3 0,735 0,195 Valid4 X1.4 0,662 0,195 Valid5 X2.1 0,739 0,195 Valid6 X2.2 0,792 0,195 Valid7 X2.3 0,731 0,195 Valid8 X2.4 0,577 0,195 Valid9 Y1 0,649 0,195 Valid
93
10 Y2 0,712 0,195 Valid11 Y3 0,588 0,195 Valid12 Y4 0,705 0,195 Valid13 Y5 0,565 0,195 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Sesuai dengan arikunto bahwa apabila r hitung > r tabel, maka dapat
diktakan bahwa suatu instrumen adalah valid. Dari hasil pengujian validitas pada
tabel 3.1 dapat dilihat bahwa keseluruhan item variabel!penelitian mempunyai r
hitung > t tabel = 0,195 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item
variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat digunakan untuk
mengukur variabel penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi
alat ukur dalam penggunaannya. Atau dengan kata lain alat ukur tersebut
mempunyai hasil konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda.
Dalam hal ini uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik alpha
cronbach, dengan kriteria bahwa tingkat alpha hitung kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan diatas 0,7 adalah dapat diterima dan diatas 0,8 adalah
baik. Adapun prhitungan tingkat alpha dilakukan dengan menggunakan progran
SPSS 17. Adapun hasil uji reabilitas yang dilakukan terhadap instrumen penelitian
ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
94
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan
Brand Image 0,676 Reliabel
Word of Mouth 0,667 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,696 Reliabel
Sumber: data primer yang telah diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua nilai koefisien alpha lebih besar dari
0,6 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen tersebut reliabel dan
dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan uji normalitas dan
homogenitas serta uji asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar Normal P-P Plot dibawah ini.
Perlu diingatkan bahwa asumsi normalitas yang dimaksud dalam asumsi klasik
pendekatan OLS adalah (data) residual yang dibentuk model regresi linier
terdistribusi normal, bukan variabel bebas ataupun variabel terikatnya. Kriteria
sebuah (data) residual terdistribusi normal atau tidak dengan pendekatan Normal
P-P Plot dapat dilakukandengan melihat sebaran titik-titik yang ada pada gambar.
Apabila sebaran titi-titik mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka
dikatakan bahwa data terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik
tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal.
95
Gambar 4.1Uji normalitas
sumber: data primer yang telah diolah
Sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot diatas relatif mendekati garis lurus
sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil ini sejalan
dengan asumsi klasik dari regresi linear dengan pendekatan OLS.
Kelemahan dari uji normalitas dengan Normal P-P Plot terletak pada kriteria
dekat/jauhnya sebaran titik-titik. Tidak ada batasan yang jelas mengenai dekat
atau jauhnya sebaran titik-titik tersebut sehingga sangat dimungkinkan terjadi
kesalahan penarikan kesimpulan.
b. Uji multikolinieritas
Syarat yang dipenuhi dalam uji multikolinieritas adalah dengan melihat Value
Inflation Factor (VIF). Dimana jika nilai VIF lebih besar dari 5 (lima), maka
96
variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas
lainnya. Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas
Dimensi Tolerance VIF Kesimpulan
Brand Image 0,838 1,193 Tidak terjadi multikolinearitas
Word of Mouth 0,838 1,193 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada kolom VIF dapat diketahui bahwa
nilai VIF untuk Brand Image dan Word Of Mouth kurang dari 5. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi ditemukan tidak adanya masalah
multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat scatterplot (alur
sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah di
standarisasi. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot, seperti dibawah ini:
97
Gambar 4.2Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu
pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas
atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang
heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi , yaitu terbebas dari
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah pengujian yang dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya autokorelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji ini digunakan untuk melihat
apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1).
Syarat yang harus terpenuhi dalam pengujian ini adalah tidak adanya
98
autokorelasi pada model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah uji
Durbin-Watson (uji DW). Adapun ketentuan dan hipotesis harus dipenuhi
dalam pengujian ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dan untuk lebih
jelas atas hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson dl Du 4-dl 4-du Kesimpulan
1,816 1,634 1,715 2,366 2,285 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan output diatas, nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah
1,816. sedangkan dengan melihat tabel d (DW) dengan nilai signifikansi 0,05 dan
jumlah data (n) = 100 serta jumlah variabel independen (k) = 2 menghasilkan nilai
d1 sebesar 1,634 dan du sebesar 1,715 sedangkan pada nilai 4-du dan 4-dl adalah
2,285 dan 2,366 nilai-nilai tersebut memberikan penjelasan bahwa nilai DW
(1,816) terletak sebelum nilai 4-du dan 4-dl yang artinya berada pada daerah tidak
ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier
tidak terjadi autokorelasi.
G. Uji Hipotesis
1. Teknik Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menggambarkan nilai dari
variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan
99
depende. Regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sub Variabel KoefisisenRegresi (b)
t-hitung Sig. Kesimpulan
Brand Image 0,476 4,505 0,000 SignifikanWord of Mouth 0,391 4,253 0,000 SignifikanKonstanta = 7.146
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas, terdapat dua hal yang dapat dijelaskan mengenai
hubungan antara variabel X1 (Brand Image), X2 (WOM), terhadap keputusan
pembelian (Y), yaitu sebagau berikut:
Y = 7,146 +0,476 (X1) + 0,391 (X2)
Keterangan:
a. Konstanta sebesar 7,146, artinya adalah jika Brand Image (X1), dan WOM
(X2) nilainya dalah nol, maka tingkat keputusan pembelian (Y) nilainya
adalah 7,146.
b. Koefisien regresi variabel Brand Image (X1) sebesar 0,476.
c. Koefisien regresi variabel WOM (X2) sebesar 0,391.
2. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel yang meliputi
Brand Image dan Word of Mouth (WOM) berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian produk. apakah variabel independen secara bersama-
sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Y). Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA berikut ini:
100
Tabel 4.13
Hasil Uji F
F hitung F tabel Sig. Kesimpulan
32,095 3,942 0,000a Positif
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan data pada kolom F diatas nilai Fhitung diperoleh nilai sebesar
32.095. sedangkan pada Ftabel diperoleh nilai dari df 1 (jumlah variabel – 1) atau 2
– 1 = 1 dan df 2 (n −k – 1) atau 100 – 2 – 1 = 97 pada tabel F yang menghasilkan
nilai Ftabel sebesar 3,942. nilai tersebut menjelaskan bahwa nilai Fhitung > Ftabel =
32,095 > 3,942. Sehingga dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yang
berarti kedua variabel yaitu brand image dan WOM secara bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian bakso son haji sony.
3. Uji T (Parsial)
Uji T merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu
variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel terikat. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sberapa jauh pengaruh satu variabel bebas
menjelaskan variasi variabel terikat. Apanila nilai t hitung lebih besar dari t tabel
dan nilai signifikansi lebih kecl dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil dalam
pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:
101
Tabel 4.14
Hasil Uji T
Sub Variabel Koefisien
Regresi (b)
T hitung T tabel Sig. Kesimpulan
Brand Image 0,476 4,505 1,984 0,000 Positif
Word of Mouth 0,391 4,253 1,984 0,000 Positif
Sumber: data primer yang telah diolah
Sebelum menyimpulkan hipotesis yang diterima, terlebih dahulu menentukan
Ttabel dengan taraf signifikansi 5% : 2 = 2.5% (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan
(df) n − k − 1 atau 100 – 2 – 1 = 97. Penjelasan untuk masing-masing variabel
bebas adalah sebagai berikut:
1) Brand Image
Hasil statistik uji t untuk variabel brand image diperoleh nilai t hitung sebesar
4,505 dan t tabel 1,984 (df=97) dengan tingkat signifikansi 0,000 karena t
hitung > t tabel (4,505>1,984), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05),
dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,476 maka hipotesis
yang menyatakan bahwa “Brand Image berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk” terbukti.
2) Word of Mouth (WOM)
Hasil statistik uji t untuk variabel WOM diperoleh nilai t hitung sebesar 4,253
dan t tabel 1,984 (df=97) dengan tingkat signifikansi 0,000 karena t hitung > t
tabel (4,253>1,984), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,391 maka hipotesis yang
menyatakan bahwa “Word of Mouth (WOM) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk” terbukti.
102
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengukur besarnya persentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil R2 dalam penelitian
ini dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R Square
0,879 0,772 0,742
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas pada penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R2
sebesar 0,742. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh
variabel Brand Image dan WOM sebesar 74,2% sedangkan sisanya sebesar 25,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
H. Pembahasan
1. Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Produk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar
4,505 dan nilai t tabel sebesar 1,984. Dengan membandingkan antara t hitung
dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel (4,505>1,984). Maka
dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian produk.
Citra merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan dan persepsi dari
seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek,
figur, organisasi, perusahaan bahkan negara yang dibentuk melalui suatu
proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Hal ini
103
menunjukkan bahwa variabel brand image yang terdiri dari indikator citra
perusahaan, citra pemakai dan citra produk mempunyai pengaruh langsung
terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan M. Kudus Prianto (2014) yang menegaskan bahwa brand image
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Dengan
demikian citra merek yang baik dapat menciptakan pesan komersial yang
tersirat dan membuat konsumen untuk mencoba dan melakukan suatu
pembelian bukan hanya sekali melainkan berulang-ulang.
Narjono mengemukakan citra merek yang dikelola dengan baik akan
menghasilkan konsekuensi yang positif, oleh sebab itu pengembangan citra
merek sangat penting dalam keputusan pembelian. Penemuan ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Narjono dalam penelitiannya yang
mengatakan bahwa konsumen selalu senantiasa dalam mempertimbangkan
merek serta pada saat mengambil sebuah keputusan pembelian.
2. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) terhadap Keputusan Pembelian
Produk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar
4,253 dan nilai t tabel sebesar 1,984. Dengan membandingkan antara t hitung
dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel (4,253>1,984). Maka
dapat disimpulkan bahwa WOM berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian produk.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa WOM berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
104
oleh Freddy Rangkuti mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang
memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan,
merekomendasikan, dan menjual suatu produk, jasa atau merek kepada
pelanggan lain. Dengan adanya komunikasi dari mulut kemulut dapat
merangsang konsumen untuk membeli semakin kuat, dalam artian konsumen
lebih yakin dengan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat mulut, yaitu masyarakat yang lebih menggunakan
mulutnya dalam berkomunikasi daripada tangan dan matanya untuk menulis
dan membaca. Bahasa lisan tidak hanya sepuluh kali lebih efektif dibanding
iklan cetak atau TV, bahasa lisan juga lebih penting pada saat ini dibandingkan
kapanpun di masa lalu. Masyarakat lebih percaya dengan apa yang diaktakan
orang daripada mengalami sendiri secara langsung. Terlebih apabila orang
yang mengatakan tersebut lebih memiliki figur yang terpercaya atau berasal
dari kelompok tertentu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mangara Abdul
Khair Harahap (2013) yang menegaskan word of mouth berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Hal ini juga menunjukkan hubungan positif yang berarti
bahwa komunikasi dari mulut ke mulut menunjukkan pengaruh langsung
terhadap keputusan pembelian.
3. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Brand Image dan WOM yang
diterapkan oleh Bakso Son Haji Sony
Hasil pembahasan penelitian ini memberikan penjelasan bahwa brand
image dan word of mouth (WOM) secara simultan memiliki keterkaitan dan
105
pengaruh terhadap keputusan pembelian produk bakso son haji sony. Hal ini
menunjukkan bahwasannya merek akan menjadi referensi konsumen ketika merek
itu mempunyai kekuatan dan dipercaya sehingga bisa menggerakkan konsumen
untuk melaksanakan pembelian.
Sedangkan dalam pandangan Ekonomi Islam (merek) adalah nama baik
yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan dan membangun brand itu
adalah penting tetapi dengan jalan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
etika bisnis Islam. Ada beberapa konsep yang melatarbelakangi keberhasilan
Rasulullah SAW dalam bisnis, prinsip-prinsip itu intinya merupakan sikap-sikap
dasar manusiawi yang menunjang keberhasilan seseorang. Menurut Abu
Mukhaladun bahwa prinsip-prinsip Rasulullah SAW meliputi Shiddiq, amanah,
dan fathanah. Prinsip-prinsip itu adalah:
a. Shiddiq
Rasulullah telah melarang pebisnis melakukan perbuatan yang tidak baik,
seperti beberapa hal dibawah ini:
1) Larangan tidak menepati janji yang disepakati
2) Larangan menutupi cacat atau aib barang yang dijual
3) Larangan untuk menjiplak, meniru, atau memalsukan merek.
b. Amanah
Amanah berarti tidak mengurangi apa-apa yang boleh dikurangi dan
sebaliknya tidak boleh ditambah, dalam hal ini juga tidak menambah harga
jual yang telah ditentukan kecuali atas pengetahuan pemilik barang. Maka
seorang yang diberi amanah harus benar-benar menjaga dan memegang
amanah tersebut. Seseorang yang melanggar amanah digambarkan oleh
106
Rasulullah sebagai orang yang tidak beriman. Bahkan lebih jauh lagi
digambarkan sebagai orang munafik. Seorang yang jujur dan amanah akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT dan akan dimasukkan kedalam surga
secara bersama para Rasul dan orang-orang yang beriman. Sikap amanah
mutlak harus dimiliki oleh pebisnis muslim. Sikap amanah diantaranya tidak
melakukan penipuan, memakan riba, tidak menzalimi, tidak melakukan suap,
tidak memberikan hadiah yang diharamkan, dan tidak memberikan komisi
yang diharamkan.
c. Fathanah
Fathanah berarti cakap atau cerdas. Dalam hal ini fathanah meliputi dua unsur
yaitu:
1) Fathanah dalam hal administrasi/manajemen dagang, artinya hal-hal yang
berkenaan dengan aktivitas harus dicatat atau dibukukan secra rapi agar
tetap bisa menjaga amanah dan sifat shiddiqnya.
2) Fathanah dalam hal menangkap selera pembeli yang berkaitan dengan
barang maupun harta. Dalam hal fathanah ini Rasulullah mencontohkan
tidak mengambil untung yang terlalu tinggi dibanding dengan saudagar
lainnya. Sehingga barang beliau cepat laku. Dengan demikian fathanah
disini berkaitan dengan strategi pemasaran (kiat membangun citra).
Menurut Afzalurahman kiat mebangun citra dari uswah Rasulullah SAW
meliputi penampilan, pelayanan, persuasi, dan pemuasan.
Pada dasarnya pemberian nama atau merek sangatlah penting, hal ini
disebutkan pula dalam QS. Al-Baqarah:31
107
Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar"
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT telah menyediakan nama-nama
baik dalam Al-Qur’an dan nama-nama lainnya sebagai warisan Nabi Adam AS.
Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah selalu menghendaki
kebaikan dan hal-hal yang enak dan menyenangkan bagi hambanya. Nama-nama
Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an merupakan rahmat dan petunjuk bagi orang-
orang yang beriman. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pemberian nama pada
suatu produk. Dalam pemberian nama pada suatu produk, produsen harus
memberikan nama-nama yang baik dan mengandung arti yang menunjukkan
identitas, kualitas dan citra dari produk tersebut. Dengan nama yang baik dan
simple akan mudah diingat oleh konsumen, maka produk tersebut akan cepat
direspon oleh konsumen. Untuk itu perusahaan seperti Bakso Son Haji Sony harus
bisa menciptakan merek yang terpercaya dalam persepsi konsumen hal ini untuk
menarik mereka supaya melakuakn pembelian.
Adapun nilai-nilai Brand (merek) yaitu:
1) Kejujuran
Menurut Yusuf Al-Qhardawi mengatakan, diantara nilai transaksi yang
terpenting dalam bisnis adalah amanah (kejujuran). Ia merupakan puncak
moralitas puncak moralitas iman karakteristik yang paling menonjol dari orang
108
yang beriman dan bahkan kejujuran merupakan karakteristik para Nabi. Oleh
karena itu, sifat terpenting bagi pebisnis yang diridhoi Allah adalah kejujuran.
Seperti tidak menjiplak, meniru, atau memalsukan merek.
2) Keadilan
Keadilan adalah misi utama ajaran Islam, karenanya ia akan menjadi salah
satu nilai dasar dalam perekonomian. Dalam hal ini sebuah merek produk
haruslah sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen, tidak ada unsur penipuan
dan manipulasi pada sebuah produk yang diproduksi.
3) Prinsip tanggung jawab
Pertanggung jawaban ini tidak hanya mencakup pertanggung jawaban
seluruh perbuatan di dunia dan dialam akhirat. Namun pertanggung jawaban
seseorang terhadap lingkungannya, pemerintah terhadap rakyatnya dan juga
seperti perusahaan terhadap konsumennya.
Ajaran Islam memerintahkan agar selalu berperilaku jujur, menepati janji,
karena janji-janji tersebut nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh
Allah SWT. Dengan selalu jujur dan menepati janji saja, citra pribadi seseorang
akan meningkat, apalagi ditambah dengan kualitas atribut lainnya baik berupa
materi maupun non materi. Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan
membentuk komunitas merek.
Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk mendongkrak penjualan
produknya, salah satunya dengan membangun brand image yang positif. Dalam
hal ini bakso son haji sony mampu mempertahankan merek (brand) dalam rangka
109
loyalitas pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan menaati ketentuan ekonomi
Islam seperti tidak menjiplak, meniru, atau memalsukan merek. selain itu bakso
son haji sony mengimplikasikan dalam kegiatan bisnisnya seperti shiddiq dan
fathanah sehingga bakso son haji sony mampu bersaing dengan baik atas merek-
merek produk makanan bakso lainnya diwilayah Bandar Lampung karena Brand
image yang telah usaha ini miliki.
Komunikasi pemasaran syari’ah adalah aktivitas pemasaran oleh pelaku
usaha dalam penyampaian pesan atau informasi kepada konsumen yang
keseluruhan proses mempromosikan barang dagangannya sesuai dengan akad dan
prinsip muamalah dalam Islam seperti tanpa adanya penipuan, propaganda, iklan
palsu, kecurangan, kebohongan dan mengingkari janji. WOM merupakan
tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang
kepada orang lain (antar pribadi) baik merek, produk maupun jasa. Saluran
komunikasi personal yang berupa ucapan atau perkataan dari mulut kemulut
(WOM) dapat menjadi metode promosi yang efektif karena pada umumnya
disampaikan dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen, sehingga
konsumen atau pelanggan yang puas dapat menjadi pesan berantai yang diterima
banyak orang.
Etika bisnis Islam dalam kegiatan bisnisnya, khususnya dalam komunikasi
pemasaran merupakan hal yang penting. Selain mengingat adanya tanggung jawab
sosial perusahaan juga merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan kegiatan bisnis
yang sesuai dengan hakikatnya (bisnis sebagai salah satu bentuk ibadah). Karena
bisnis merupakan sslah satu bentuk ibadah sudah selayaknya aturan-aturan dalam
syari’ah diimplementasikan setiap kegiatan bisnis. Rasulullah SAW melalui sifat-
110
sifatnya telah memberikan contoh nyata bagaimana mengimplementasikan etika
Islam dalam kehidupan sehari-hari termasuk didalam bisnis. Sifat-sifat tersebut
terangkum dalam lima sifatnya yaitu Shiddiq, Istiqamah, Fatanah, Amanah, dan
Tabligh.
a. Shiddiq
Shiddiq artinya benar dan jujur. Seorang pemasar haruslah menjiwai seluruh
perilakunya dangan sifat shiddiq dalam melakukan pemasaran hingga
berhubungan dengan konsumen yang harus senantiasa mengedepankan kebenaran
informasi yang diberikan dan jujur dalam menjelaskan produk-produk yang
ditawarkan dan tidak ada yang disembunyikan.
b. Istiqamah
Istiqamah adalah bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten dan
teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju kondisi yang
lebih baik.
c. Fathanah
Fatanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Para pelaku bisnis harus memiliki sifat fathanah karena
segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan
kecerdasan dan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk
mencapai tujuan. Karena memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab
saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secar profesional.
d. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel.
Amanah juga bisa diartikan keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai
111
dengan ketentuan. Amanah juga berarti memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya sehingga
mereka mampu menunjukkan hasil yang optimal dan mereka merasa dikejar
dan mengejar sesuatu agar dapat mneyelesaikan amanahnya sebaik mungkin.
e. Tabligh
Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Jika merupakan seorang
pemimpin dalam dunia bisnis ia haruslah menjadi seseorang yang mampu
mengkomunikasikan visi dan misisnya dengan benar kepada karyawan atau
stakeholdernya. Jika seorang pemasar ia harus mampu menyampaikan keunggulan
produk dengan jujur dan tidak berbohong atau menipu pelanggan. Dia harus
menjadi seorang komunikator yang baik yang bisa berbicara benar dan bi al-
hikmah (bijaksana dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya.
Dalam hal ini bakso son haji sony dalam proses pemasarannya mereka tidak
memasang iklan di media-media elektronik, cetak, radio, dll. Akan tetapi bentuk
promosi yang dipilih oleh pelaku usaha menggunakan bentuk promosi penjualan
tatap muka dan hubungan masyarakat. Citra merek yang telah usah ini miliki
memudahkan mereka untuk menjual produknya. Untuk menjaga eksistensinya,
son haji sony sangat menjaga reputasi yang merupakan kepercayaan masyarakat
atau yang lebih dikenal dengan pelanggannya sehingga usahanya akan terus
dinilai baik oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam kegiatan penjualannya bakso
son haji sony menerapkan sifat shiddiq (jujur), amanah (bertanggung jawab) dan
fathanah (dapat dipercaya).