hasil inventarisasi lp2b - pertanian

28
Kajian Hasil Inventarisasi LP2B Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Sub Direktorat Basis Data Lahan Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

Kajian

Hasil Inventarisasi LP2B Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

Sub Direktorat Basis Data LahanDirektorat Perluasan dan Pengelolaan LahanDirektorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian2014

Page 2: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

KATA PENGANTAR

Hingga saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan tingkat produktivitas dan pendapatan usaha yang relatif rendah. Dengan sebagian besar masyarakat hidup di perdesaan maka kemiskinan, pengangguran dan rawan pangan banyak terdapat di perdesaan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan harus dilakukan dengan membangun serta mempertahankan lahan pertanian untuk tidak di alih fungsikan. Mengingat peran petani yang tidak pernah lepas dari pembangunan pertanian, maka tingkat kesejahteraan petanipun menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan pertanian.

Sejalan dengan itu, pada tahun 2014 Sub Direktorat Basis Data Lahan,

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan melakukan inventarisasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam bentuk kajian inventarisasi lahan pertanian pangan berkelanjutan di beberapa Kabupaten diantaranya Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Kajian dilakukan berdasarkan kesesuaian data hasil pemetaan lahan sawah hasil audit lahan Kementerian Pertanian Tahun 2010 serta updating tahun 2012 dengan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang difokuskan kepada masukan/saran kepada Pemerintah Pusat maupun Daerah tentang luasan dan lokasi sawah untuk dapat di prioritaskan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) serta di pertahankan untuk tidak di alih fungsikan ke lahan Non Pertanian dalam menunjang peningkatan kesejahteraan petani. Kami harap kajian ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam penyusunan kebijakan di masa yang akan datang. Masukan, saran, dan kritik yang membangun kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan kajian ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan

laporan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga laporan ini bermanfaat.

Jakarta, Juni 2014

Sub Direktorat Basis Data Lahan

Page 3: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR

iv

BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2 1.3 Sasaran 2 1.4 Metodologi 2 1.5 Ruang Lingkup Wilayah 2 BAB II Inventarisasi Data Wilayah, Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang

3

2.1. Gambaran Umum Wilayah 3 2.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah 3 2.1.2 Penggunaan Lahan Eksisting 5 2.1.3 Kependudukan 6 2.1.4 Sektor Pertanian 6 2.2. Pemetaan Lahan Sawah dalam Audit Lahan 2012 7 2.3. Kebijakan Terkait Sektor Pertanian Dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah 8

2.3.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola Ruang Wilayah

8

2.3.2 Penetapan Kawasan LP2B 11 2.3.3 Rencana Penggunaan Lahan

11

BAB III Kajian Lahan Sawah Kabupaten Pemalang Dalam LP2B dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

12

BAB IV Kesimpulan dan Saran

16

LAMPIRAN 18

Page 4: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Penggunaan Lahan Kabupaten Pemalang Tahun 2011 5

Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut Kecamatan Tahun 2009

6

Tabel 2.3 Luas Lahan Sawah di Kabupaten Pemalang Hasil Audit Lahan Update Tahun 2012

7

Tabel 2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Pemalang Tahun 2011 – 2031

11

Tabel 3.1 Luas Hasil Overlay Peta Lahan sawah dengan Rencana Kawasan Dalam RTRW Kabupaten Pemalang

14

Page 5: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

DAFTAR PETA

Peta 2.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Pemalang

5

Peta 2.2 Peta Lahan Sawah Kabupaten Pemalang

7

Peta 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2031

10

Peta 3.1 Kesesuaian LP2B Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang

14

Page 6: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman serius terhadap ketahanan dan keamanan pangan. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya aman merata dan terjangkau. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri dapat menentukan kebijakan pangannya, yang menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya, serta memberikan hak bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem pertanian pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Alih fungsi lahan pertanian subur selama ini kurang diimbangi oleh upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian melalui pemanfaatan lahan marginal. Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian pangan menyebabkan berkurangnya penguasaan lahan sehingga berdampak pada menurunnya pendapatan petani. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian pangan melalui perlindungan lahan pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan, kamandirian dan kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan UU No 41 tahun 2009, untuk keperluan Kemandirian, Keamanan dan Ketahanan Pangan maka diperlukan Penyelamatan Lahan Pertanian Pangan. Penyelamatan harus segera dilakukan karena laju konversi lahan sawah atau pertanian pangan lainnya sangat cepat. penyelamatan lahan pertanian pangan dari lahan pangan yang sudah ada atau cadangannya yang disusun berdasarkan kriteria yang mencakup kesesuaian lahan, ketersediaan infrastruktur, penggunaan lahan, potensi lahan dan adanya luasan dalam satuan hamparan (Pasal 9). Amanat undang- undang tersebut perlu ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi lahan pertanian yang ada saat ini baik yang beririgasi dan tidak beririgasi. Untuk menghambat laju konversi maka UU ini memerlukan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) dan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B). Upaya perlindungan LP2B dilakukan melalui pembentukan kawasan (KP2B) yang akan terdiri dari LP2B dan LCP2B dan berbagai unsur pendukungnya. Hal ini bermakna selain sawah maka berbagai unsur pendukung juga perlu diketahui untuk menentukan kebijakan atau program yang sesuai. KP2B selanjutnya perlu menjadi bagian integral Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, sedangkan LP2B dan LC2B diintegrasikan dalam Rencana Tata Ruang rinci. Dalam perundangan ini juga dinyatakan lahan pertanian pangan yang akan dilindungi bisa menjadi bagian kawasan maupun membentang di luar kawasan. Dalam perundangan ini juga dinyatakan lahan pertanian pangan yang akan dilindungi dapat terdapat di dalam kawasan maupun di luar kawasan. Saat ini pemerintah kabupaten/kota menjadi perintis upaya penyelamatan sawah. Hingga Juni 2014 dokumen RTRW

Page 7: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

Kabupaten/kota yang telah diperdakan mencapai 274 Kab/ Kota (55,80 %) yang belum 217 Kab/ Kota (44,20%) dan 79 Kab/ Kota diantaranya telah menetapkan luas LP2B di dalam Perda Tata Ruangnya. Luasan lahan LP2B yang sudah ditetap dalam RTRW seluas 1.635.786 ha, sedangkan luas lahan sawah hasil audit Kementerian Pertanian seluas 8.132.642 ha. Didasari hal tersebut diatas perlu dilakukan kajian berdasarkan data lahan pertanian serta kesesuaian penetapan lahan pangan pertanian berkelanjutan (hasil inventarisasi) dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan kajian inventarisasi data Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) adalah melihat kesesuaian data Hasil Pemetaan Lahan Sawah dengan penetapan LP2B dan Rencana Tata Ruang Wilayah dan memberikan masukan/saran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten mengenai luas dan lokasi penetapan LP2B.

1.3 Sasaran

Sasaran pelaksanaan kajian terhadap hasil inventarisasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah: a. Teridentifikasinya area LP2B di wilayah kabupaten b. Teridentifikasinya pola ruang wilayah kabupaten c. Teridentifikasinya lahan sawah hasil pemetaan audit lahan yang terakomodir dalam

area LP2B dan kawasan pertanian dalam pola ruang wilayah kabupaten

1.4 Metodologi

Metode yang digunakan dalam kajian ini yaitu melakukan analisis spasial dengan meng-overlay peta lahan sawah hasil kegiatan audit lahan Kementerian Pertanian Tahun 2012 dengan peta rencana pola ruang wilayah yang didalamnya terdapat area yang ditetapkan sebagai LP2B atau lahan pertanian.

1.5 Ruang Lingkup Wilayah Lingkup wilayah yang dikaji adalah Kabupaten/ Kota yang memiliki data RTRW berikut data spasial hasil inventarisasi.

Page 8: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

BAB II

Inventarisasi Data Wilayah, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Pemalang Secara umum untuk melaksanakan kajian terhadap penetapan lahan pertanian pangan terlebih dahulu dilakukan Inventarisasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dalam pelaksanaan Inventarisasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dilakukan pada Kabupaten Pemalang. Kabupaten Pemalang (Provinsi Jawa Tengah)

2.1 Gambaran Umum Wilayah 2.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Kabupaten Pemalang berdasarkan letak geografisnya terletak diantara 109º 17” 30” – 109º 40’ 30” Bujur Timur (BT) dan 8º 52’ 30” – 7º 20’ 11” Lintang Selatan (LS). Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah 111.530 ha dimana meliputi tanah sawah seluas 38.694 ha dan tanah kering seluas 72.836 ha. Luas wilayah Kabupaten Pemalang ditandai dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Laut Jawa 2. Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan 3. Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga 4. Sebelah Barat : Kabupaten Tegal. Kabupaten Pemalang terdiri atas 14 kecamatan yaitu Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ulujami, Kecamatan Comal, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang, Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Warungpring, Kecamatan Moga, Kecamatan Pulosari, Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Belik, yang dibagi lagi atas 222 desa/ kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang. Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian Utara Kabupaten Pemalang merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1 - 5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6 – 15 m di atas permukaan laut dan bagian Selatan merupakan dataran tinggi dan pegunungan yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian 16 – 925 m di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Pemalang ini dilintasi dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan Sungai Comal yang menjadikan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah aliran sungai yang subur. Jenis tanah di Kabupaten Pemalang dibagi menjadi tiga bagian antara lain sebagai berikut: a. Tanah alluvial : terutama terdapat di dataran rendah b. Tanah regosol : terdiri dari batu-batuan pasir dan intermedier didaerah bukit

sampai gunung.

Page 9: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

c. Tanah latosol : terdiri dari batu bekuan pasir dan intermedier di daerah perbukitan sampai gunung.

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Pemalang berdasarkan peta tanah tinjauan Karesidenan Pekalongan skala 1 : 250.000 yang dibuat oleh Direktorat Agraria Jawa Tengah adalah tanah aluvial, litosol, regosol, andosol dan grumusol Kondisi hidrologi Kabupaten Pemalang terbagi atas: a. Air Permukaan

Kabupaten Pemalang dialiri oleh sungai yaitu Sungai Waluh yang terletak kurang lebih 4 km dari pusat kota dan sungai comal yang terletak kurang lebih 14 km dari pusat kota.

b. Mata air Kabupaten Pemalang memiliki potensi berupa mata air antara lain: 1) Mata air Gung Agung yang terletak di Desa Kebongede Kecamatan

Bantarbolang, dengan debet air kurang lebih 10 liter/detik, terletak pada ketinggian kurang lebih 70 meter diatas permukaan air laut.

2) Mata air Telaga Gede yang terletak di Desa Sikasur Kecamatan Belik. 3) Mata air Asem yang terletak di Desa Bulakan, dengan debet air kurang lebih 160

meter/detik; c. Air Tanah

Kabupaten Pemalang terbagi menjadi dua wilayah air tanah sebagai berikut: 1) Daerah dataran rendah

Tanah terdiri dari endapan-endapan lepas yang mempunyai sifat lulus air. Pada daerah ini kandungan air tanahnya cukup besar hanya saja karena dekat pantai maka terjadi intrusi air laut.

2) Daerah Perbukitan tua dan Perbukitan muda Daerah perbukitan tua : ditempati batu-batuan dari formasi mioson dan floosen yang mempunyai sifat kelulusan air yang sangat kecil, terutama serpih dan Nepal. Adapun yang berukuran kasar seperti pasir mempunyai sifat kelulusan air, namun karena kelerengan yang cukup terjal maka air tanahnya belum terbentuk. Daerah perbukitan muda: ditempati batuan tafaan hasil gunung berapi, litologinya bersifat lulus air, tetapi morphologinya berupa perbukitan dengan lereng yang cukup terjal dimungkinkan air tanahnya baru mulai terbentuk. Pada satuan tafaan litologinya bersifat lulus air, maka kemungkinan sudah mengandung air tanah.

Kabupaten Pemalang memiliki beberapa bagian wilayah hutan, terdiri dari hutan lindung dengan luas 1.858,60 ha, hutan suaka alam dan wisata luas 24,10 ha, hutan produksi tetap sebesar 26.757,60 ha, hutan produksi terbatas sebesar 3.980,70 ha, hutan bakau dengan luas 1.672,50 ha, dan hutan rakyat seluas 22.874,78 ha. Luas hutan dibandingkan dengan luas wilayah sebesar 49,57%. Gambaran ini menunjukkan keadaan yang cukup baik terkait dengan kemampuan wilayah untuk menyimpan air tanah (catchment area).

Page 10: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

Berdasarkan pada Administrasi Kabupaten Pemalang secara spasial sebagaimana pada Peta 2.1.

Peta 2.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Pemalang

Sumber : Profil Pengelolaan Tututpan Vegetasi Kabupaten Pemalang Tahun 2012

2.1.2 Penggunaan Lahan Eksisting Penggunaan lahan di Kabupaten Pemalang didominasi oleh penggunaan lahan sawah seluas 38.694 Ha sekitar 34,69%, wilayah Hutan seluas 57.168,28 ha (51,26%), Tegalan, Ladang, Tambak seluas 171,69 ha (0,15%) dan Rumah, Bangunan dan Halaman seluas 155,25 Ha (0,14), Perkebunan seluas 14,64 ha (0,01%) dan lainnya seluas 15.326,14 ha (13,74 ha. Untuk rincinya dapat dilihat pada Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Kabupaten Pemalang.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Penggunaan Lahan Kabupaten Pemalang Tahun 2011

No. Penggunaan Lahan Luas (ha) %1. Lahan sawah 38.694,00 34,69

2. Rumah, Bangunan, dan Halaman Sekitarnya 155,25 0,14

3. Tegalan/ Kebun 140,50 0,13

4. Ladang/ Huma 15,96 0,01

5. Tambak/ Kolam 15,23 0,01

6. Hutan lindung 1.858,60 1,67

7. hutan suaka alam dan wisata 24,10 0,02

8. hutan produksi tetap 26.757,60 23,99

9. hutan produksi terbatas 3.980,70 3,57

10. hutan bakau 1.672,50 1,50

11. hutan rakyat 22.874,78 20,51

12. Perkebunan 14,64 0,01

13. Lainnya (jalan, sungai, lahan tandus, dll) 15.326,14 13,74

111.530,00 100 Total

Page 11: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

2.1.3 Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang tahun 2009 tercatat sebesar 1.395.232 jiwa, naik sekitar 5,61 persen dari tahun 2008 (lihat Tabel 2.2), dengan rata-rata kepadatan 1.251 jiwa/km2. Kecamatan Pemalang sebagai ibukota kabupaten memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu sebesar 193.769 atau sekitar 13,89 persen dari total penduduk Kabupaten Pemalang.

Tabel 2.2

Kepadatan Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut Kecamatan Tahun 2009

Luas Banyaknya Kepadatan

(Km2) Penduduk Per Km2

1. Moga 41,41 69.951 1.689

2. Warungpring 26,31 45.119 1.715

3. Pulosari 87,52 55.232 631

4. Belik 124,54 104.102 836

5. Watukumpul 129,02 68.408 530

6. Bodeh 85,98 61.379 714

7. Bantarbolang 139,19 83.458 600

8. Randudongkal 90,32 107.648 1.192

9. Pemalang 101,93 193.769 1.901

10. Taman 67,41 173.122 2.568

11. Petarukan 81,29 156.047 1.920

12. Ampelgading 53,3 71.718 1.346

13. Comal 26,54 92.626 3.490

14. Ulujami 60,55 112.653 1.860

1.115,30 1.395.232 1.251

1.115,30 1.387.453 1.244

No. Kecamatan

J u m l a h

2008 Sumber : Kabupaten Pemalang Dalam Angka, 2010

2.1.4 Sektor Pertanian

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sub sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi gogo), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Produktifitas tanaman padi mengalami kenaikanan selama periode 2011-2012, yaitu mengalami kenaikan dari 389.867 ton pada tahun 2011 menjadi 433.705 ton pada tahun 2012. Sedangkan produksi tanaman palawija selama periode yang sama produksi jagung turun tajam dari 46.144 ton pada tahun 2011 menjadi 28.462 ton pada tahun 2012 atau turun sekitar 38 persen dengan luas panen sekitar 307 ha. Tanaman Kedelai juga mengalami penurunan dari 50 ton pada tahun 2011 menjadi 11 ton pada tahun 2012 dengan luas panen sekitar 10 ha. Keadaan yang berbeda terjadi pada tanaman ubi kayu dan kacang tanah, dimana keduanya mengalamikenaikan produksi dibanding tahun 2011

Page 12: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

2.2 Pemetaan Lahan Sawah dalam Audit Lahan Tahun 2012

Pada tahun 2012 Pusat Data dan Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian telah melaksanakan updating data Audit Lahan Tahun 2010 hasil dari Pemetaan Lahan Sawah di Pulau Jawa dengan menggunakan data citra satelit resolusi tinggi. Luas lahan sawah di Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada tabel 2.3 dan berdasarkan spasial sebagaimana pada Peta 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.3 Luas Lahan Sawah di Kabupaten Pemalang Hasil Audit Lahan Update Tahun 2012

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

I JAWA TENGAH 902.313 199.538 - - 1.101.851

1 Pemalang 31.446 664 - - 32.110

a. Ampelgading 2.447 - - - 2.447

b. Bantarbolang 2.805 - - - 2.805

c. Belik 1.949 13 - - 1.961

d. Bodeh 2.078 118 - - 2.197

e. Comal 1.207 - - - 1.207

f. Moga 2.006 43 - - 2.049

g. Warung Pring 1.685 - - - 1.685

h. Pemalang 3.759 - - - 3.759

i. Petarukan 3.662 - - - 3.662

j. Pulosari 158 5 - - 163

k. Randudongkal 3.050 - - - 3.050

l. Taman 3.895 - - - 3.895

m. Ulujami 2.015 - - - 2.015

n. Watukumpul 729 485 - - 1.214

NoProvinsi/

Kabupaten/Kecamatan

Jenis Lahan Sawah

LebakIrigasi Tadah HujanPasang

SurutJumlah

Peta 2.2 Peta Lahan Sawah Kabupaten Pemalang

Sumber : Data Spasial Pemetaan Lahan Sawah Update Tahun 2012

Page 13: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

2.3 Kebijakan Terkait Sektor Pertanian Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

2.3.1 Penetapan Kawasan Pertanian dalam Rencana Pola Ruang Wilayah

Sesuai dengan Perda nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang tahun 2011 – 2031 yang s a l a h s a t u Kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Pemalang dalam pengembangan infrastruktur wilayah guna mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam menjamin ketersediaan pangan Nasional adalah dengan pengembangan kawasan budi daya. Pada pasal 34 dalam Perda No. 3/2011 telah ditetapkan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi : a. Kawasan lindung; dan b. Kawasan budidaya Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud diatas dijabarkan pada pasal 34 yang terdiri dari : a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan hutan rakyat; c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perkebunan; e. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan pertambangan; g. kawasan peruntukan industri; h. kawasan peruntukan pariwisata; i. kawasan peruntukan permukiman; dan j. kawasan peruntukan lainnya. Sedangkan kawasan peruntukan pertanian berdasarkan pasal 34 ayat 3 huruf c diatas, diatur dalam pasal 61 antara lain sebagai berikut : a. kawasan tanaman pangan; dan b. kawasan hortikultura. Penjabaran dari pasal 61huruf a sebagaimana pada Pasal 62 (1) Kawasan tanaman pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a terdiri

atas: a. kawasan sawah irigasi; dan b. kawasan sawah bukan irigasi.

(2) Kawasan sawah irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan luas kurang lebih 30.299 (tiga puluh ribu dua ratus sembilan puluh sembilan) Hektare meliputi: a. Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 2.546 (dua ribu lima ratus

empat puluh enam) Hektare; b. Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 2.269 (dua ribu dua ratus

enam puluh sembilan) Hektare; c. Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.963 (seribu sembilan ratus enam

puluh tiga) Hektare; d. Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 1.364 (seribu tiga ratus enam

puluh empat) Hektare; e. Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 1.551 (seribu lima ratus lima

puluh satu) Hektare;

Page 14: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

f. Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 1.355 (seribu tiga ratus lima puluh lima) Hektare;

g. Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 3.462 (tiga ribu empat ratus enam puluh dua) Hektare;

h. Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 4.991 (empat ribu sembilan ratus sembilan puluh satu) Hektare;

i. Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 2.364 (dua ribu tiga ratus enam puluh empat) Hektare;

j. Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 3.465 (tiga ribu empat ratus enam puluh lima) Hektare;

k. Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 2.320 (dua ribu tiga ratus dua puluh) Hektare;

l. Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 1.105 (seribu seratus lima) Hektare; dan

m. Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.544 (seribu lima ratus empat puluh empat) Hektare.

(3) Kawasan sawah irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

(4) Kawasan sawah bukan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan luas kurang lebih 7.316 (tujuh ribu tiga ratus enam belas) Hektare meliputi: a. Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.351 (dua ribu tiga ratus lima puluh

satu) Hektare; b. Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 894 (delapan ratus sembilan puluh

empat) Hektare; c. Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 192 (seratus sembilan puluh dua)

Hektare; d. Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 443 (empat ratus empat puluh

tiga) Hektare; e. Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 645 (enam ratus empat

puluh lima) Hektare; f. Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh

delapan) Hektare; g. Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 100 (seratus) Hektare; dan h. Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.133 (dua ribu seratus tiga

puluh tiga) Hektare. (5) Kawasan sawah bukan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan

sebagai lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan dan cadangan pengembangan lahan terbangun.

Penjabaran dari pasal 61huruf b sebagaimana pada Pasal 63 (1) Kawasan hortikultura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf b dengan luas

kurang lebih 9.329 (sembilan ribu tiga ratus dua puluh sembilan) Hektare meliputi: a. Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat)

Hektare; b. Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 407 (empat ratus tujuh)

Hektare;

Page 15: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

c. Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.019 (seribu sembilan belas) Hektare;

d. Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh delapan) Hektare;

e. Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 479 (empat ratus tujuh puluh sembilan) Hektare;

f. Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 441 (empat ratus empat puluh satu) Hektare;

g. Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua) Hektare;

h. Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 3.368 (tiga ribu tiga ratus enam puluh delapan) Hektare;

i. Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 702 (tujuh ratus dua) Hektare;

j. Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) Hektare; k. Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh

delapan) Hektare; l. Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare;

dan m. Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.452 (seribu empat ratus

lima puluh dua) Hektare.

(2) Kawasan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan dan cadangan pengembangan lahan terbangun.

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2031 sebagaimana pada Peta 2.3 berikut:

Peta 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 - 2031

Sumber : RTRW Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2031

Page 16: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

2.3.2 Penetapan Kawasan LP2B

Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang sudah menetapkan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan pada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di kawasan budidaya yang telah dituangkan dalam Perda No 3 Tahun 2011 pasal 62 dengan luas lahan kurang lebih 30.299 (tiga puluh ribu dua ratus sembilan puluh sembilan) hektar merupakan lahan sawah irigasi yang tersebar di 13 Kecamatan, sedangkan data spasial sebaran sawah belum diketahui masih bersifat data tabular . Berdasarkan data spasial sawah hasil audit lahan Kementerian Pertanian tahun 2010 yang di overlay dengan peta pola ruang pada RTRW Kabupaten Pemalang, diperoleh gambaran bahwa lahan irigasi hasil audit lahan Kementerian Pertanian seluas 31.446 ha yang tersebar di 14 Kecamatan. Jika dibandingkan dengan total luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan sesuai dengan Perda No 3 Tahun 2011, adanya potensi lahan sawah beririgasi akan beralih fungsi ke non sawah seluas 1.147 ha. Sedangkan dilihat dari penyebaran lahan sawah irigasi berdasarkan pada penetapan kawasan dalam peta pola ruang dalam RTRW, di peroleh gambaran sawah irigasi yang masuk dalam kawasan pertanian seluas 26.114,40 ha dan diluar kawasan pertanian seluas 5.311,42 ha yang akan berpotensi untuk beralih fungsi.

2.3.3 Rencana Penggunaan Lahan

Dalam Rencana Pola Ruang yang ditetapkan dalam peraturan daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2031 disampaikan pula rencana luas penggunaan lahan sebagaimana pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Pemalang Tahun 2011 – 2031

No Kawasan dalam RTRW Luas (Ha)

1 Kawasan Lindung 5.082

2Kawasan Lindung Yang Memberi Perlindungan Terhadap

Kawasan Bawahannya6.609

3 Kawasan Perlindungan Setempat 603

4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya 532

5 Hutan Produksi Terbatas 10.617

6 Hutan Produksi Tetap 16.896

7 Kawasan Peruntukan Sawah Irigasi 30.299

8 Kawasan Peruntukan Sawah Bukan Irigasi 7.316

9 Kawasan Peruntukan Hortikultura 9.329

10 Kawasan Peruntukan Perkebunan 15.713

11 Kawasan Peruntukan Perikanan 1.728

12 Kawasan Peruntukan Industri 664

13 Kawasan Peruntukan Permukiman 6.142

111.530 Grand Total Sumber Data : Perda Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011

Page 17: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

BAB III Kajian Lahan Sawah Kabupaten Pemalang

Dalam LP2B dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kajian terhadap LP2B dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dilaksanakan di Kabupaten Pemalang. Kajian ini difokuskan pada lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dalam melaksanakan kajian tersebut dilihat pengakomodiran lahan sawah dalam rencana tata ruang wilayah maka dilakukan overlay peta lahan sawah hasil Audit Lahan Kementerian Pertanian tahun 2012 dengan rencana pola ruang wilayah pada RTRW Kabupaten Pemalang yang di dalamnya mencakup lahan yang ditetapkan sebagai LP2B. Kajian yang menggunakan metode analisis spasial dengan meng-overlay peta lahan sawah hasil kegiatan Audit Lahan tahun 2012 dengan peta rencana pola ruang wilayah terdapat kelemahan mengenai perbedaan skala. Berdasarkan hasil overlay peta lahan sawah hasil kegiatan Audit Lahan tahun 2012 dengan peta rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan

untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan merupakan lahan potensial yang dilindungi pemanfaatannya agar sesuai dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

b. Kabupaten Pemalang dalam Perda RTRW No 3 Tahun 2011 telah mengakomodir tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan dalam pasal 62. Luas lahan sawah di Kabupaten Pemalang sesuai dengan Perda no. 3 tahun 2011 seluas 37.615 ha yang terdiri dari sawah irigasi seluas 30.299 ha (80,5%) dan sawah non irigasi seluas 7.316 ha (19,5%). Luas lahan pertanian pangan berkelanjutan yang ditetapkan seluas 30.299 ha yang merupakan lahan sawah beririgasi dan untuk lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan adalah lahan sawah non beririgasi seluas 7.316 ha dan kawasan hortikultura seluas 9.329 ha yang masuk dalam kawasan peruntukan pertanian

c. Hasil Audit Lahan Kementerian Pertanian Tahun 2010 yang di update tahun 2012, luas lahan sawah di Kabupaten Pemalang seluas 32.110 ha yang terdiri dari sawah irigasi seluas 31.446 ha (98%) dan sawah tadah hujan seluas 664 ha (2%). Hasil overlay sawah hasil audit lahan kementerian pertanian dengan pola ruang pada RTRW Kabupaten Pemalang, sawah irigasi yang masuk dalam Kawasan Peruntukkan Pertanian seluas 26.114 ha dan sawah non irigasi seluas 470 ha. Sedangkan sawah irigasi yang berada di luar kawasan peruntukkan pertanian seluas 5.331 ha serta sawah tadah hujan seluas 195 ha. Sawah yang berada di luar kawasan peruntukan pertanian akan mudah berpotensi untuk beralih fungsi ke lahan non sawah.

d. Adanya perbedaan luasan sawah (irigasi dan non irigasi) antara hasil audit lahan Kementerian Pertanian dengan yang tertuang dalam perda RTRW No. 3 tahun 2011 baik berdasarkan luasan, jenis pengairan, lokasi maupun kawasan dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 18: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

1). Perbedaan berdasarkan luasan, jenis pengairan dan lokasi per-kecamatan

Irigasi Non Irigasi Irigasi Non Irigasi Irigasi Non Irigasi

1  Bantarbolang  2.805 2.269 536 -

2  Randudongkal  3.050 2.364 645 686 (645)

3  Pemalang  3.759 3.462 297 -

4  Taman  3.895 3.465 430 -

5  Bodeh  2.078 118 1.364 894 714 (776)

6  Ampelgading  2.447 2.546 (99) -

7  Warungpring  1.685 1.105 100 580 (100)

8  Ulujami  2.015 2.320 558 (305) (558)

9  Comal  1.207 1.551 (344) -

10  Petarukan  3.662 4.991 (1.329) -

11 Moga 2.006 43 1.355 192 651 (149)

12 Belik 1.949 13 1.963 2.351 (14) (2.338)

13 Pulosari 158 5 443 158 (438)

14 Watukumpul 729 485 1.544 2.133 (815) (1.648)

31.446 664 30.299 7.316 1.147 (6.652)

Luas (Ha)

 Jumlah Total 

No. Kecamatan Hasil Audit RTRW (Pola Ruang) Selisih

2). Perbedaan luasan berdasarkan lokasi di suatu kawasan Berdasarkan Perda RTRW No 3 Tahun 2011, lahan sawah beririgasi seluas 30.299 ha yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan sawan non irigasi seluas 7.316 ha merupakan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan berada dalam kawasan peruntukan pertanian, namun belum ada data spasial secara detail. Berdasarkan data spasial hasil audit lahan Kementerian Pertanian, lahan sawah di Kabupaten Pemalang seluas 32.110 ha yang masuk dalam kawasan peruntukan pertanian seluas 26.584 ha (82,79%) (sawah beririgasi 26.114 ha, dan sawah non irigasi 470 ha), sedangkan sawah yang berlokasi di diluar kawasan peruntukan pertanian seluas 5.526 ha (17,21%) (sawah beririgasi 5.331 ha, dan sawah non irigasi 195 ha) dengan rincian sebagai berikut :

Irigasi Tadah Hujan

1 Hutan Lindung 10 2 12

2 Hutan Produksi Terbatas 52 11 63

3 Hutan Produksi Tetap 210 210

4 Kawasan Konservasi 2 2

5Kawasan Lindung Yang Memberi Perlindungan

Terhadap Kawasan Bawahannya1.414 111 1.525

6 Kawasan Peruntukan Industri 474 474

7 Kawasan Peruntukan Perikanan 0,18 0,18

8 Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan 382 6 387

9 Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan 2.322 2.322

10 Pertanian Hortikultura 1.365 142 1.507

11 Pertanian Lahan Basah 23.562 25 23.586

12 Pertanian Lahan Kering 1.188 302 1.490

13 Sempadan Sungai 466 64 530

31.446 664 32.110

No Kawasan Dalam RTRWJenis Sawah (Ha)

Grand Total

Total

e. Luas lahan sawah hasil audit lahan Kementerian Pertanian berdasaran pada Perda RTRW No 3 Tahun 2011 Kabupaten Pemalang seluas 32.110 ha, berpotensi untuk berubah fungsi yang berada pada kawasan budidaya diluar kawasan peruntukan pertanian seluas 5.526 ha (irigasi 5.331 ha dan non irigasi 195 ha) yaitu berpotensi alih

Page 19: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

fungsi menjadi Hutan Produksi Terbatas seluas 63 Ha, Hutan Produksi Tetap seluas 210 ha, Kawasan Konservasi seluas 2 ha, Industri seluas 474 ha, perikanan seluas 0,18 ha dan lahan permukiman seluas 2.709 ha.

f. Terdapat lahan sawah hasil kegiatan Audit Lahan Kementerian Pertanian yang masuk dalam Kawasan Lindung Seluas 2.067 Ha (6,44 %) (irigasi 1.889 ha dan non irigasi 177 ha) yang merupakan masuk dalam Hutan Lindung seluas 12 ha, Kawasan Lindung Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya seluas 1.525 ha dan sempadan sungai seluas 530 ha.

Untuk detailnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan secara spasial sebagaimana pada Peta 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Luas Hasil Overlay Peta Lahan Sawah dengan Rencana Kawasan dalam RTRW Kabupaten Pemalang

Irigasi 1/2

Teknis

Irigasi

Teknis

Tadah

Hujan

1 Hutan Lindung 10 2 12

2 Hutan Produksi Terbatas 30 22 11 63

3 Hutan Produksi Tetap 154 56 210

4 Kawasan Konservasi 1 1 2

5Kawasan Lindung Yang Memberi Perlindungan

Terhadap Kawasan Bawahannya 1.064 349 111 1.525

6 Kawasan Peruntukan Industri 0 474 474

7 Kawasan Peruntukan Perikanan 0,18 0,18

8 Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan 71 311 6 387

9 Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan 282 2.040 2.322

10 Pertanian Hortikultura 1.143 222 142 1.507

11 Pertanian Lahan Basah 6.348 17.214 25 23.586

12 Pertanian Lahan Kering 1.170 18 302 1.490

13 Sempadan Sungai 331 134 64 530

10.604 20.842 664 32.110

Jenis Sawah (Ha)

Grand Total

Total No Kawasan Dalam RTRW

Page 20: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

Peta 3.1 Kesesuaian LP2B Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang

Page 21: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

21

BAB IV Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

a. Kabupaten Pemalang telah menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan dalam Perda RTRW No. 3 Tahun 2011 pada pasal 62 yang berada pada kawasan peruntukan pertanian. Total luas sawah 37.615 ha yang terdiri dari sawah irigasi 30.299 ha dan non irigasi seluas 7.316 ha. Lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 30.299 ha yang merupakan sawah irigasi dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.645 ha yang terdiri dari sawah non irigasi 7.316 ha dan kawasan hortikultura 9.329 ha.

b. Luas sawah di Kabupaten Pemalang hasil audit lahan Kementerian Pertanian tahun 2010 yang di update tahun 2012 seluas 32.110 ha (irigasi 31.446 ha dan non irigasi 664 ha). Berdasarkan hasil overlay peta audit lahan Kemeterian Pertanian dengan pola ruang pada RTRW Kabupaten Pemalang, sawah yang masuk dalam kawasan peruntukan pertanian seluas 26.584 ha (irigasi 26.114 ha dan non irigasi 470 ha) dan diluar kawasan peruntukan pertanian seluas 5.526 ha (irigasi 5.331 ha dan non irigasi 195 ha) yang berpotensi beralih fungsi ke non sawah.

c. Terdapat selisih luasan sawah secara total antara hasil audit lahan dengan luasan sawah yang ditetapkan dalam perda RTRW Kabupaten Pemalang seluas 5.505 ha. Luas sawah dalam perda RTRW lebih luas dari hasil audit lahan.

d. Adanya perbedaan luas sawah berdasarkan tipe pengairan dan lokasi sawah terhadap peruntukan kawasan. Berdasarkan RTRW luas sawah irigasi 30.299 ha serta non irigasi seluas 7.316 ha berada pada kawasan peruntukan pertanian. Berdasarkan audit lahan Kementerian Pertanian sawah irigas 31.446 ha (dalam kawasan pertanian 26.114 ha dan diluar kawasan pertanian 5.331 ha) dan sawah non irigasi seluas 664 ha (dalam kawasan pertanian 470 ha dan diluar kawasan pertanian 195 ha).

e. Belum sinkronnya data lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan yang di tetapkan dalam Perda RTRW No. 3 Tahun 2011 Kabupaten Pemalang dengan data sawah hasil audit lahan Kementerian Pertanian. LP2B sesuai dalam perda Kabupaten Pemalang adalah lahan sawah irigasi yang berada pada Kawasan Perentukan Pertanian dengan total luas 30.299 ha, sedangkan dibandingkan sawah irigasi hasil audit lahan yang masuk kawasan peruntukan pertanian dalam pola ruang RTRW Kabupaten Pemalang seluas 26.114 ha, dengan selisih 4.185 ha.

f. Untuk Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) sesuai perda RTRW Kabupaten Pemalang adalah sawah non irigasi 7.316 ha dan kawasan hortikultura 9.329 ha yang berada pada Kawasan Perentukan Pertanian. Dibanding dengan hasil audit lahan Kementerian Pertanian untuk sawah non irigasi yang masuk dalam kawasan peruntukan pertanian hanya seluas 470 ha. Selisih sawah non irigasi yang berada pada kawasan peruntukan pertanian untuk LCP2B seluas 6.846 ha.

g. Hasil kajian di Kabupaten Pemalang dari lahan sawah hasil audit lahan Kementan tahun 2010 yang di update tahun 2012 terdapat luasan sawah yang berada pada Kawasan Lindung (dalam RTRW Kabupaten) seluas 2.067 Ha (6,44 %).

Page 22: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

22

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kajian data autentik data yang tersedia yang berkaitan dengan inventarisasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a. Perlunya pengkajian ulang terhadap perbedaan luasan sawah (irigasi dan non irigasi)

antara hasil audit lahan Kementerian Pertanian dengan yang tertuang dalam perda RTRW No. 3 tahun 2011 Kabupaten Pemalang, baik berdasarkan luasan, jenis pengairan, lokasi maupun kawasan berdasarkan pada data spasial.

b. Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang, disarankan mengkaji ulang kebijakan penetapan kawasannya, terutama potensi alih fungsi lahan sawah irigasi menjadi jenis penggunaan lahan non sawah serta total luasan lahan sawah yang kongkrit untuk di jadikan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam perda RTRW atau perda lainnya.

c. Disamping itu, agar dapat diupayakan pembangunan basis data spasial oleh pemerintah daerah untuk dapat mengidentifikasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) maupun lahan lainnya yang potensial untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

d. Selain itu untuk mempertahankan keberadaan lahan sawah yang produktif (misi utama LP2B) maka pengembangan kelembagaan spesifik perlu dilakukan seperti dalam proses pengumpulan data melalui kerjasama perguruan tinggi atau instansi terkait lainnya.

e. Hasil kajian ini, dapat di sampaikan ke Bappeda dalam bentuk paparan sebagai masukan dalam perencanaan tata ruang ke depan.

Page 23: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

23

Page 24: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

24

Selisih Luas Sawah Berdasarkan Luasan, Jenis Pengairan dan

Lokasi Per-Kecamatan di Kabupaten Pemalang

Irigasi Non Irigasi Irigasi Non Irigasi Irigasi Non Irigasi1  Bantarbolang  2.805 2.269 536 -

2  Randudongkal  3.050 2.364 645 686 (645)

3  Pemalang  3.759 3.462 297 -

4  Taman  3.895 3.465 430 -

5  Bodeh  2.078 118 1.364 894 714 (776)

6  Ampelgading  2.447 2.546 (99) -

7  Warungpring  1.685 1.105 100 580 (100)

8  Ulujami  2.015 2.320 558 (305) (558)

9  Comal  1.207 1.551 (344) -

10  Petarukan  3.662 4.991 (1.329) -

11 Moga 2.006 43 1.355 192 651 (149)

12 Belik 1.949 13 1.963 2.351 (14) (2.338)

13 Pulosari 158 5 443 158 (438)

14 Watukumpul 729 485 1.544 2.133 (815) (1.648)

31.446 664 30.299 7.316 1.147 (6.652)

Luas (Ha)

 Jumlah Total 

No. Kecamatan Hasil Audit Lahan RTRW (Pola Ruang) Selisih

Page 25: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

25

Luas Hasil Overlay Sawah Pusdatin dengan Rencana Kawasan

dalam RTRW Kabupaten Pemalang

Irigasi 1/2

Teknis Irigasi Teknis Tadah Hujan

1 Hutan Lindung 10 2 12

2 Hutan Produksi Terbatas 30 22 11 63

3 Hutan Produksi Tetap 154 56 210

4 Kawasan Konservasi 1 1 2

5Kawasan Lindung Yang Memberi Perlindungan

Terhadap Kawasan Bawahannya 1.064 349 111 1.525

6 Kawasan Peruntukan Industri 0 474 474

7 Kawasan Peruntukan Perikanan 0 0

8 Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan 71 311 6 387

9 Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan 282 2.040 2.322

10 Pertanian Hortikultura 1.143 222 142 1.507

11 Pertanian Lahan Basah 6.348 17.214 25 23.587

12 Pertanian Lahan Kering 1.170 18 302 1.490

13 Sempadan Sungai 331 134 64 530

10.604 20.842 664 32.110

No Kawasan Dalam RTRW

Jenis Sawah (Ha)

Grand Total

Total

Page 26: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian
Page 27: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian
Page 28: Hasil Inventarisasi LP2B - Pertanian

28