hasil audit sosial csr migas di kabupaten tuban
DESCRIPTION
Materi Presentasi oleh Bapak Miftahul Huda (FITRA Jatim) dalam Diskusi Publik “Akuntabilitas Sosial CSR Industri Ekstraktif dan Peranannya dalam Penanggulangan Kemiskinan” di Jakarta, 18 Juli 2013; yang diselenggarakan oleh PWYP Indonesia bekerjasama dengan FITRA Jatim dan didukung oleh Yayasan TIFATRANSCRIPT
HASIL AUDIT SOSIAL CSR MIGAS DI KABUPATEN TUBAN
Oleh FITRA JATIM, didukung oleh Yayasan TIFA
LPE
Jaw
a Ti
mur
6,6
8 %
PDRB Perkapita Jawa Timur Rp. 20,77 juta
Gresik Kota Madiun Kota Surabaya
Mojokerto Bojonegoro Lamongan Kota Batu
Pacitan Banyuwangi Ngawi Ponorogo Bondowoso Tuban Trenggalek Situbondo Bangkalan Tulungagung Probolinggo Sampang Blitar Pasuruan Pamekasan Kediri Jombang Sumenep Malang Nganjuk Kota Blitar Lumajang Madiun Kota Pasuruan Jember Magetan
Sidoarjo Kota Kediri Kota Malang Kota Probolinggo Kota Mojokerto
Banyuwangi Jember
Bondowoso
Situbondo
Lumajang
Probolinggo
Sumenep
Sampang Pamekasan Bangkalan
Tuban
Bojonegoro Lamongan
Gresik
Surabaya
Sidoarjo
Pacitan Trenggalek
Tulungagung
Ngawi
Magetan
Madiun
Ponorogo
Blitar Malang
Pasuruan Mojokerto
Nganjuk Jombang
Kediri Batu
Kwadran I (LPE Cnggi, PDRB/Cap Cnggi)
Kwadran II (LPE rendah, PDRB/Cap Cnggi)
Kwadran III (LPE Cnggi, PDRB/Cap Rendah)
Kwadran IV (LPE rendah, PDRB/Cap rendah)
Legenda Peta :
Sumber : Bapeda Tuban
KONDISI KEMISKINAN
Ò Berdasarkan Hasil PPLS Tahun 2008 Jumlah Keluarga Miskin (GAKIN) di Kabupaten Tuban mencapai 105.447 KK atau 332.241 jiwa. Pada PPLS tahun 2011 Jumlah Keluarga Miskin bukannya berkurang malah cenderung naik menjadi 147,847 KK, jumlah ini setara dengan 42% dari jumlah KK dikabupaten Tuban yang berjumlah 351,917 KK.
Ò Wilayah penyangga II yang menjadi Sasaran dan lokasi CSR JOB
PPEJ bersama PT. Pentawira Agrahasakti, MCL, PT Perhutani KPH Tuban, KPH Parengan meliputi kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, Widang, Grabagan, Semanding dan Palang memiliki rumah tangga miskin dengan rerata 45,21% dari jumlah KK di wilayah tersebut. Perkembangan hasil PPLS 2008 ke tahun 2011 semuanya mengalami peningkatan, terparah mencapai 104% terjadi di kecamatan soko yang menjadi wilayah operasi perusahaan migas JOB PPEJ, sebanyak 51% dari jumlah KK yang ada masih dibawah garis kemiskinan.
SASARAN / LOKASI KEGIATAN CSR/ COMMUNITY DEVELOPMENT DI KABUPATEN TUBAN (SUMBER; BAPPEDA TUBAN)
KELOMPOK KECAMATAN PELAKU USAHA
WILAYAH PENYANGGA I
Kerek, Montong, Merakurak, Tambakboyo
dan Jenu
PT. Semen Gresik, Tbk PT. TPPI dan PT. Holcim Indonesia,
dan Pelaku Usaha lainnya
WILAYAH PENYANGGA II
Soko, Rengel, Grabagan, Palang, Widang,
Semanding dan Plumpang
JOB PPEJ , PT. Pentawira Agrahasakti, MCL, PT Perhutani KPH Tuban, KPH Parengan dan Pelaku Usaha lainnya
WILAYAH PENYANGGA III
Tuban, Singgahan, Bangilan, Kenduruan,
Senori, Parengan, Jatirogo dan Bancar.
PT Perhutani (KPH Tuban, Parengan, Jatirogo dan Kebonharjo), Unsur
Perbankan, PT. Telkom, dan Pelaku Usaha lainnya
4
KECAMATAN RTM 2008 Proporsi
2008 RTM 2011 Proporsi
2011 SOKO 6,474 30.7% 13,209 50.8% PLUMPANG 9,221 47.5% 11,608 47.8% PALANG 6,619 35.5% 10,940 45.5% SEMANDING 8,455 36.0% 10,023 32.3% BANCAR 5,148 37.1% 7,964 48.7% RENGEL 4,394 30.8% 7,875 43.4% MERAKURAK 4,543 34.2% 7,482 46.4% KEREK 5,910 35.7% 7,459 39.3% JENU 4,920 40.3% 7,436 48.5% WIDANG 5,340 41.0% 7,019 44.8% SINGGAHAN 3,151 31.1% 6,695 51.5% GRABAGAN 5,546 58.1% 6,289 52.0% SENORI 4,265 41.7% 6,228 49.7% PARENGAN 4,952 35.9% 6,057 35.3% MONTONG 2,354 18.3% 5,929 39.6% TUBAN 3,141 16.0% 5,858 22.8% BANGILAN 4,255 37.2% 5,849 41.4% JATIROGO 3,118 23.2% 4,975 30.9% TAMBAKBOYO 2,715 27.9% 4,575 38.7% KENDURUAN 1,835 25.8% 4,377 52.1%
Rumah Tangga Miskin Kab.
Tuban 2008 -2011
Sumber PPLS 2008-2011
9,646
7,303
6,201
4,327
3,354
2,463
1,522
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000 JUMLAH RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN TUBAN 2011
Soko menjadi kecamatan terbesar se-kabupaten Tuban terdapat rumah tidak layak huni
Sumber : Bappeda Tuban
590
450 422
389 379 374
308 306 299 298 298 274
246 238 238 224 222 190
174 174 142 129
110
Rata-Rata : 281 RT
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650 DESA BERPENDUDUK MISKIN
DI WILAYAH INDUSTRI MIGAS (JOB PPEJ) DI KEC. SOKO 2008
Potret buram tampak lebih jelas terjadi di desa-desa Ring I wilayah operasi perusahaan Migas, berdasarkan Hasil PPLS Tahun 2008 dua desa terdampak langsung tingkat kemiskinannya masih cukup tinggi. Rumah Tangga Miskin (RTM) di desa Rahayu mencapai 308 RTM dan desa Sokosari mencapai 379 RTM, disebelah dua desa tersebut desa Sumurcinde bahkan mencapai 422 RTM dan desa Sandingrowo juga masih sebanyak 274 RTM, begitu juga kawasan yang menjadi lintasan pipa dan pengembangan industri migas ini termasuk memiliki jumlah rumah tangga miskin yang tergolong cukup tinggi di kecamatan Soko seperta desa Pandanwangi 298 RTM, Mojoagung 450 RTM, dan desa Simo dengan jumlah rumah tangga miskin mencapai 374 RTM.
Sumber : PPLS 2008
JUMLAH INDUSTRI YANG MENGELOLA CSR TAHUN 2009 - 2012
NO NAMA PERUSAHAAN JUMLAH DANA CSR (Rp)
TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012
I JOB PPEJ 1,483,744,912 4,528,624,072 7,297,717,000 2,557,440,000
II PT. SEMEN GRESIK 2,281,430,990 24,000,000,000 90,849,941,827 84,029175000
III KPH TUBAN 16,724,931,159 - 21,265,488,055 20,926,175,000
IV KPH JATIROGO 2,388,298,364 8,699,028,688 1,865,308,352 22,988,094000
V KPH PARENGAN 137,800,000 121,815,800 166,209,217 646,605,600
VI KPH KEBONHARJO 472,393,000 - 388,604,637 650,174,900
VII PENTAWIRA AGRAHASAKTI 88,755,000 52,500,000 72,900,000
85,652,000
VIII PT. TPPI 660,675,382 478,452,230 421,716,790 77,445,000
IX PT. HOLCIM 1,233,075,470 2,735,297,489 2,428,856,300 4,057,000,000
XII PERTAMINA EP - - 21,530,000 -
XIII PT. MONSANTO INDONESIA - - 1,200,000,000 -
XIV BRI 882,789,600 -
XV Mobil Cepu Ltd 32,400,000,000
JUMLAH 25,471,104,277 40,615,718,279 126,861,061,778 168,417,590,500
Sumber : Bappeda Laporan CSR Perusahaan Tuban
INSTRUMEN POKOK Audit Sosial ini menjawab pertanyaan kunci :
¢ Bagaimana kebijakan CSR Migas ? ¢ Apa saja persoalan pengelolaan CSR Migas (JOB PPEJ) ¢ Bagaimana posisi masyarakat sebagai penerima manfaat
dalam pengelolaan CSR Migas (JOB PPEJ)? ¢ Bagaimana manfaat dan dampak program CSR Migas (JOB
PPEJ)?
METODE
¢ Metode Audit Sosial oleh warga bersifat kualitatif dengan teknik verifikasi lapangan untuk mengetahui kesesuaian Program CSR dengan kebutuhan masyarakat, mekanisme pelaksanaan program CSR dan melihat Aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan program CSR serta memverifikasi akuntabilitas pelaksanaan program-program CSR, termasuk kegiatan-kegiatan CSR dalam bentuk sarana dan prasarana baik pendidikan maupun kesehatan dan infrastruktur lainnya.
¢ Verifikasi lapangan dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan pelaku CSR yang terdiri dari JOB Pertamina-petrochina East Java, Pemerintah Daerah, Pemerintah desa dan Komite Pelaksana CSR dan penerima manfaat. Verifikasi juga melakukan pencocokan dokumen dengan data lapangan, selanjutnya menganalisa data Primer dan data skunder menjadi temuan sementara. Kemudian melakukan Focus Group Discution (FGD) untuk memastikan temuan audit sosial di yakini kebenarannya
¢ Sasaran Audit sosial CSR Migas adalah lima desa Ring I yang menjadi prioritas alokasi program CSR JOB PPEJ Meliputi tiga desa di kecamatan Soko (desa Rahayu, Sokosari dan Sumurcinde) serta dua desa di kecamatan Rengel (desa Bulurejo dan Kebonagung).
TAHAPAN AUDIT SOSIAL :
Study Awal Workshop
Penyusunan Instrumen
Audit Sosial
FGD Verfikasi Temuan
Desiminasi Hasil Audit Sosila
Penulisan Laporan
1. Regulasi belum secara tegas mengatur transparansi dan keterlibatan masyarakat di wilayah operasi dalam pengelolaan dana CSR Migas
2. Inisiasi Corporate Forum For Community Development (CFCD) oleh Pemerintah Kabupaten Tuban belum melibatkan Masyarakat lokal
3. Sistem perencanaan CSR belum di lakukan secara sinergis dengan program pemerintah, masing-masing melakukan perencanaan sendiri-sendiri
1. Proses persetujuan rencana program dan anggaran PSPO dan CSR di internal JOBPPEJ hingga SKKMIGAS cukup memakan waktu
2. Sumber anggaran PSPO dan CSR JOBPPEJ berasal dari skema cost recovery dan non cost recovery
3. JOB PPEJ Melaksanakan sendiri program PSPO dan CSR 4. Program Kompensasi, Infrastruktur dan kehumasan masih
menjadi prioritas utama 5. Pembangunan infrastruktur belum berkaitan secara langsung
pada peningkatan pendapatan dan hak dasar masyarakat sekitar
6. Tahun 2011 akhir membentuk KPPMD di lima desa Sekitar sebagai Pengelola dana PSPO dan CSR namun Sebagian besar dana PSPO & CSR tetap dikelola sendiri oleh JOBPPEJ
TAHUN 2008 % 2009 % 2010 % 2011 %
infrastruktur 520,368,453 31% 1,036,498,622 70% 431,812,263 10% 1,814,621,000 25%
Pendidikan 281,263,220 17% 108,800,000 7% 182,100,000 4% 150,000,000 2%
Kesehatan 190,916,145 11% -‐ 0% 135,670,850 3%
Masuk kegiatan kompensasi
0%
E k o n om i & Pertanian
100,000,000 6% 41,868,790 3% 238,700,000 5% 275,000,000 4%
Kompensasi -‐ 0% -‐ 0% 3,063,530,258 68% 4,495,880,000 62%
Kehumasan 585,974,950 35% 296,577,500 20% 476,810,701 11% 562,216,000 8%
Jumlah 1,678,522,768 18% 1,483,744,912 -‐12% 4,528,624,072 205% 7,297,717,000 61%
Sumber : Laporan JOB PPEJ Tuban
PROGRAM INFRASTRUKTUR TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011
URAIAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
Jalan 216,500,000 170,812,263 320,268,000 Tembok penahan Jalan dan plengsengan 264,199,316 50,000,000 188,277,000
Balaidesa 3,440,000 155,000,000 420,000,000 Pendidikan 10,320,000 123,600,000 785,068,500 Tempat Ibadah 15,480,000 25,000,000 Kuburan 76,007,500 Kantor Instansi Pemerintah 1,720,000 96,000,000
Sumber : Laporan JOB PPEJ Tuban
Pembentukan Komite Pengembangan Masyarakat pada pertengahan tahun 2011 di lima desa ring satu oleh JOB PPEJ dianggap lebih transparan dalam penentuan pagu anggaran disetiap desa, atas inisiatif pemerintah desa usulan-usulan program di singkronisasikan dengan prioritas desa dalam RPJMD dan tercatat dalam APBDes, dan diharapkan dapat meningkatkan Partisipasi warga utamanya penerima manfaat.
USULAN DESA Melalui Komitte Usulan Masyarakat di sepakati melalui Musyawarah Desa disesuaikan dengan
RPJMDes di catat dalam APBDes
APPROVE / PERSETUJUAN di verifikasi dan dimasukan RK JOB PPEJ di
setujui oleh Pertamina, petrochina, pertamina EP & BPMIGAS (SKKMIGAS)
PELAKSANAAN KEGIATAN CSR dilaksanakan oleh Komite CSR bersama Masyarakat dengan Pembinaan dari JOB
PPEJ
LPJ/EVALUASI di laporkan pada Musyawarah
Warga, pemerintah Desa & JOB PPEJ
TEMUAN AUDIT SOSIAL
Perencanaan dan Kelembagaan : 1. Penerima manfaat tidak terlibat dalam perencanaan PSPO
& CSR 2. Tidak ada pemetaan potensi dalam perencanaan usulan
Minimnya kapasitas KPPMD 3. Belum ada sinergi perencanaan antara program
pemerintah dengan program PSPO & CSR 4. Tidak ada verifikasi dan kriteria kelayakan usulan dan
sasaran program PSPO & CSR 5. Usulan kegiatan infrastruktur desa menjadi prioritas
KPPMD 6. Waktu pelaksanaan sangat singkat 7. Struktur kelembagaan pengelola PSPO & CSR (KPPMD) di
dominasi elit desa 8. Tidak dibentuk lembaga pengawas sementara BPD juga
masuk dalam kelembagaan KPPMD
ALOKASI ANGGARAN CSR MELALUI KOMITE CSR DESA
PROGRAM RAHAYU % SOKOSARI % BULUREJO % SUMURCINDE % KEBONAGUNG %
Infrastruktur 400,000,000 58% 50,000,000 34% 270,000,000 100%
50,000,000 34% 100,000,000 50%
Ekonomi 75,000,000 11% 50,000,000 34% -‐ 0% 50,000,000 34% 50,000,000 25%
Pendidikan 75,000,000 11% 25,000,000 17% -‐ 0% 25,000,000 17% 25,000,000 13%
Kesehatan 144,000,000 21% 20,000,000 14% -‐ 0% 20,000,000 14% 25,000,000 13%
JUMLAH 694,000,000 145,000,000 270,000,000 145,000,000 200,000,000 Sumber : Laporan JOB PPEJ Tuban
Pelaksanaan Program Infrastruktur: 1. Masyarakat hanya terlibat sebagai tenaga kerja
tapi tidak tahu jumlah dana pembangunannya 2. Pembangunan tidak sesuai LPJ dan terjadi
mark-up harga satuan bahan bangunan 3. Beberapa kegiatan infrastruktur kurang
dianggap masyarakat kurang bermanfaat
Pelaksanaan Program Ekonomi : 1. Banyak Kelompok Usaha Bersama yang
dibentuk JOBPPEJ tidak jalan 2. KUB yang menjadi BUMDes tidak transparan 3. KPPDM melakukan pemotongan bantuan modal
untuk KUB dan usaha kecil dengan alasan sebagai biaya operasional
4. Penerima manfaat tidak tahu jumlah nominal bantuan yang seharusnya diterima
5. Terdapat nama-nama fiktif penerima bantuan 6. KPPMD mengalihkan kegiatan ekonomi
produktif untuk kegiatan infrastruktur
Pelaksanaan Program Pendidikan : 1. KPPDM melakukan pemotongan bantuan untuk
lembaga pendidikan 2. Lembaga pendidikan tidak merasa
mengusulkan dan tidak tahu jumlah dana bantuan yang seharusnya diterima
3. Bantuan tidak sesuai LPJ KPPMD
Pelaksanaan Program Kesehatan : 1. Bantuan pelayanan kesehatan gratis dianggap
tumpang tindih dengan program pemerintah 2. Bantuan Gizi Balita (PMT) masih bersifat
penyuluhan belum PMT pemulihan dan sudah di anggarkan juga dari APBD
3. Bantuan Ape di anggap bermanfaat 4. Kegiatan kepemudaan dimasukkan dalam
bidang kesehatan, kualitas bantuan mudah rusak
5. Penerima manfaat tidak tahu jumlah dana bantuan yang seharusnya diterima
Pertanggungjawaban Program : 1. LPJ KPPMD hanya secara administratif kepada
JOB PPEJ sebagai pemberi bantuan dan kepada Kepala desa.
2. Belum ada media informasi yang mudah diakses masyarakat untuk mengetahui bentuk kegiatan, jumlah anggaran, lokasi kegiatan, dan penerima manfaatnya yang di danai dari PSPO & CSR JOBPPEJ
3. KPPMD melempar tanggungjawab penyampain informasi kepada JOBPPEJ
4. Masyarakat tidak tahu jumlah dan penggunaan dana PSPO & CSR JOBPPEJ di desa
REKOMENDASI AUDIT SOSIAL CSR
Sumber Foto: seputartuban.com
� Menjamin Tranparansi pengelolaan dana CSR serta adanya keterlibatan warga dalam pengelolaan CSR
� Memperkuat kapasitas Pemerintah desa dan KPPMD
� Membangun sinergi perencanaan antara pemerintah dan KKKS
� Adanya efesiensi dalam Mekanisme persetujuan usulan CSR di KKS tanpa mengurangi akuntabilitas
TERIMA KASIH