harus bisa membangun corporate value - bi.go.id · angiola harry fyman hadaita yusi rahimah alamat...

Harus Bisa MeMBangun Corporate Value

Sorot

Edisi

63 Tahun VII

2017

www.bi.go.id

Daftar IsI02 PeDoman

04 eDItorIal

07 sorot

Harus Bisa membangun Corporate Value Program sosial yang sebelumnya lebih fokus pada kegiatan sosial yang bersifat filantropi, kini didorong bisa membangun corporat value BI. Serta, diselaraskan dengan visi dan misi.

Redaksi menerima kiriman naskah dan mengedit naskah

sebelum dipublikasikan. Naskah dikirim ke [email protected]

Penanggung Jawab:Tirta Segara

Pemimpin Redaksi:Arbonas Hutabarat

Redaksi Pelaksana:Edhie HaryantoWahyu Indra SukmaMirza AfifaSurya NanggalaAny RamadhaningsihYadi YuhardinataShomita F. Insany

Kontributor:Angiola HarryFyman HadaitaYusi Rahimah

Alamat Redaksi:Departemen KomunikasiBank IndonesiaJl. M.H. Thamrin No.2JakartaTelp. Contact CenterBICARA:(021) 131

e-mail: [email protected]

website: www.bi.go.id

@bank_indonesia

flip.it/7A9uk

bankindonesia

BankIndonesiaChannel

Iwan SetiawanDeputi DIrektur

Departemen Komunikasi BI

Hal. 11

Tirta SegaraDirektur Eksekutif

Departemen Komunikasi BI

Hal. 07

44 lensa

Prestasi dan Penghargaan PsBI PsBI yang dilakukan BI patut menjadi contoh bagi

instansi lain. Dengan berbagai pola pengembangan, pembinaan, dan pemberdayaan, PsBI kerap mendapatkan ganjaran prestasi dari lembaga Csr global.

48 eksPose

Peran dan eksistensi kebijakan GWm It is old but not obsolete, mungkin tepat untuk

menggambarkan eksistensi dan pentingnya kebijakan Giro Wajib minimun (GWm).

43 InfoGrafIs 52 etalase

Edisi 63 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 1

Pedoman

ebagaimana diamanatkan dalam undang-undang, BI diamanatkan untuk mencapai dan memelihara kesabilan nilai Rupiah. Dalam pelaksanaannya, BI memiliki tugas dan kewenangan sebagai otoritas moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran

dan pengelolaan uang rupiah. Efektivitas pelaksanaan tugas dan kewenangan tersebut hanya akan tercapai apabila kredibilitas Bank Indonesia dapat terjaga dan para pemangku kepentingan memahami dengan baik fungsi Bank Indonesia dalam perekonomian nasional.

Dalam konteks tersebut, sejak 2014 BI mulai bertransformasi melakukan penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki agar menjadi bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional. Hal ini dilakukan untuk memastikan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan BI berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi optimal pada perekonomian Indonesia. Sementara itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan terhadap keberadaan dan peran Bank Indonesia juga terus dilakukan melalui edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan.

Sejalan dengan program transformasi yang dijalankan BI, pengelolaan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) juga telah berevolusi dari yang semula berorientasi

MeMbangun PrograM SoSial yang inkluSif dan berkeSinaMbungan

S


Pedoman

filantropi menuju ke pemberdayaan berkelanjutan yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan di masyarakat. Untuk menjaga governance dalam pelaksanaan PSBI, BI senantiasa memperhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas, serta kemanfaatannya. Landasan governance dalam pengelolaan PSBI juga dilengkapi dengan guiding principles yang meliputi unsur Partnerships, End to End Cycle, Opportunity Cost, Cross Functional dan Targeted agar efektivitas PSBI dapat tercapai dan memberikan dampak secara luas.

Dalam menjalankan PSBI, BI berupaya tetap menjaga keselarasan program sosial dengan fungsi, tugas dan kewenangan yang dimiliki. Memperhatikan hal tersebut, pelaksanaan PSBI diprioritaskan pada empat area: (i) sektor ekonomi yang memiliki pengaruh besar pada ketahanan dan arah pergerakan ekonomi Indonesia ke depan, yaitu sektor Rumah Tangga, (ii) pengembangan kualitas, daya saing, dan jiwa kepemimpinan generasi muda penerus bangsa, (iii) pemberdayaan perempuan untuk mendukung perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga, dan (iv) peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kebudayaan bangsa untuk memelihara keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam dan menjaga nilai-nilai luhur dalam pembangunan berkelanjutan. l

Salam,

Agus D. W. MartowardojoGubernur Bank Indonesia


ebagai sebuah entitas yang berada di negeri ini, Bank Indonesia (BI) juga sepatutnya memiliki kepedulian sosial dalam bentuk Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Program sosial ini telah lama dijalankan BI, namun

masih mengutamakan filantropi. Seiring berjalannya waktu dan transformasi yang dilakukan BI, PSBI pun mengalami perkembangan dengan adanya program pemberdayaan yang berkelanjutan. Transformasi PSBI tersebut mengacu pada pendekatan teori Creating Shared Value di mana PSBI didorong untuk memberikan dan mengkreasikan nilai yang bermanfaat bagi masyarakat.

Melalui transformasi ini, selain manfaat yang lebih nyata dan berkelanjutan, berbagai program yang dilakukan dalam PSBI juga mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari lembaga CSR global. BI mendapatkan penghargaan (award) dalam “The 7th Annual Global CSR Summit and Awards 2015”, “The 8th Annual Global CSR Summit and Awards 2016”, dan “The 9th Annual Global CSR Summit and Awards 2017”.

Keberhasilan BI meraih award tersebut, dikarenakan PSBI lolos dalam kriteria penilaian yang ditetapkan. Kriteria pertama, PSBI telah memenuhi kriteria transparancy dalam bentuk Buku Laporan tahunan yang disampaikan kepada stakeholder Bank Indonesia

Inisiatif Bank Sentral MembangunKepedulian

H


editorial

Tirta SegaraKepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia

antara lain instansi pemerintah, Perpustakaan Universitas, instansi pelaksana program CSR dan masyarakat umum. Kedua, PSBI memenuhi kriteria implementasi UN Global Compact/The UN Principles for Responsible Investment dalam pengelolaannya. Ketiga, PSBI memenuhi kriteria pelaksanaan program jangka panjang yang menjangkau masyarakat luas melalui program yang bermanfaat, inovatif dan bernilai lebih yang membuat perubahan bagi komunitas dan lingkungan. Terakhir, PSBI memenuhi kriteria pelaksanaan program yang inklusif dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bahkan, salah seorang ketua panitia acara tersebut menyatakan rasa salutnya atas PSBI. Dia menyatakan, “BI memiliki program sosial yang ternyata mampu membuka mata dunia internasional, bahwa sebuah Bank Sentral bisa memiliki program CSR yang begitu baik”. Tentu saja, hal ini menjadi pemacu bagi BI untuk terus memberikan manfaat dan value yang lebih, perekonomian masyarakat Indonesia bisa lebih baik. l


editorial

Q: Kalau saya punya giro tapi tulisan namanya itu dibawah garis itu bakal ditolak tidak ya?

Sunrise House

A: Sunrise House Yang Terhormat. Dapat kami informasikan bahwa penulisan nama pada bilyet giro tidak boleh melewati batas clear band. Apabila penulisan nama melewati batas clear band, maka bilyet giro tersebut dapat ditolak karena tidak memenuhi syarat formal bilyet giro. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Jika ada informasi terkait Bank Indonesia lainnya yang ingin ditanyakan dapat menghubungi kami. Semoga informasi ini membantu.

Q: @bank_indonesia Yang Terhormat. Apakah ada peraturan baru soal penjalanan bilyet giro yang mengharuskan memakai surat kuasa dari pemilik rekening penerima?

Twitter @BRA

A: Benar, pada peraturan baru Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/41/PBI/2016 dan SEBI 18/32/DPSP, bilyet giro harus dibawa langsung oleh penerima/kuasanya.

Q: Mohon penjelasan untuk pembayaran pajak nasabah dengan kode billing, apakah diperkenankan menggunakan Bilyet Giro?

Ronald

A: Bapak Pak Ronald Yang Terhormat. Dapat diinformasikan bahwa penggunaan bilyet giro untuk pembayaran pajak bisa dilakukan dengan cara pihak Pajak memberikan kuasa sebagai Bank Penerima sesuai dengan Bank yang ditunjuk dalam kesepakatan bilyet giro tersebut. Terima kasih.


Sorot

eiring dengan transformasi dan kebutuhan yang ada, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang dulunya lebih mengutamakan kegiatan filantropi, ditransformasi menjadi program sosial yang memberdayakan dan berkelanjutan. Namun demikian, kegiatan sosial yang bersifat filantropi

tetap ada dengan porsi yang lebih kecil. Sedangkan, untuk porsi utamanya adalah pemberdayaan ekonomi dan berkelanjutan, yang disejalankan dengan tugas yang telah diamanatkan pada Bank Indonesia (BI).

Walaupun saat ini PSBI mengedepankan program pemberdayaan berkelanjutan yang menitikberatkan pada

Harus Bisa Membangun Corporate Value

Program sosial yang sebelumnya lebih fokus pada kegiatan sosial yang bersifat filantropi, kini didorong

bisa membangun corporat value BI. Serta, diselaraskan dengan visi dan misi.

S


Sorot

penguatan ekonomi rumah tangga, namun tidak sepenuhnya meninggalkan mekanisme penyaluran PSBI Kepedulian. PSBI meliputi dua jenis program, yakni Program Strategis dan Kepedulian Sosial. Melalui PSBI Kepedulian Sosial, BI menunjukan kepeduliannya terhadap permasalahan sosial masyarakat di berbagai aspek. Di antara beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup Program Kepedulian Sosial, aspek pendidikan dan keagamaan menjadi yang paling banyak mendapatkan perhatian BI.

Arah PSBI itu bukan hanya program sosial yang diberikan lalu habis, tapi ini adalah sebuah investasi untuk sebuah kemajuan masyarakat dan perekonomian nasional. Melalui PSBI diharapkan bisa membangun corporat value serta sejalan dengan visi dan misi BI. Sehingga, tugas yang diamanatkan pada BI bisa berjalan dengan baik, dan berdampak pada perekonomian nasional.

Terkait dengan tugas BI, maka PSBI yang dilakukan BI juga memiliki tema ketahanan pangan dan peningkatan kapasitas ekonomi. Ketahanan pangan dalam hal ini bisa untuk segala hal, misalnya pertanian, peternakan, juga bisa untuk produk unggulan, seperti kopi dan lain sebagainya. Program PSBI ini merupakan proyek percontohan (pilot project) yang bisa direplikasikan di setiap daerah dalam rangka meningkatkan suplai pangan dan komoditas tertentu. Langkah yang dilakukan pun bisa beragam, mulai dari peningkatan produksi hingga


Sorot

pengawetan komoitas pangan pascapanen. Salah satu tujuan yang diinginkan dari program ini adalah terjaganya suplai pangan dan terciptanya stabalitas harga.

Selain program tersebut, PSBI juga menjalankan program pemberdayaan perempuan. Pasalnya, perempuan dinilai menjadi salah satu pilar ekonomi dalam rumah tangga. Bahkan, menurut penelitian Bank Dunia (World Bank), wanita yang bekerja akan menambah gross domestic product (GDP) pada sebuah negara. Karena itu, BI pun mendorongnya ke arah sana.

Wanita harus produktif. Program pemberdayaan wanita juga bisa terkait dengan memajukan budaya setempat, misalnya saja pelatihan pembuatan kain tenyn. Tujuannya, anaknya bisa mendapatkan pendidikan atau sekolah yang lebih tinggi dari orang tua.

Program pemberdayaan perempuan ini juga memiliki kaitan juga dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Jadi, selain pemberdayaan perempuan, BI juga menyediakan beasiswa kepada mahasiswa, yang kini jumlahnya mencapai 3.200 mahasiswa.

Selain itu, BI juga melakukan literasi keuangan. Masyarakat juga didorong untuk tahu apa itu BI dan tugas pokok BI. BI juga memberikan bantuan kepada anak sekolah, kelompok masyarakat, mendirikan BI Corner dan Pojok Baca, serta membuat sekolah peduli inflasi. Saat ini BI Corner sudah terbangun sebanyak 260-an, dan masih akan bertambah 200 lagi pada tahun ini.

Hingga saat ini, semua program sudah jalan selama tiga tahun. Berbagai upaya perbaikan dan penguatan terus dilakukan, salah satunya melalui forum PSBI. Forum ini merupakan sinergi dari beberapa satuan kerja yang ada di BI. Serta, melakukan koordinasi dengan semua kantor perwakilan (KPw) BI. Ke depannya, kami akan tetap melanjutkan program yang sudah berjalan selama ini.

Strategi Ke DepanSebagaimana tantangan yang ada saat ini, maka strategi

ke depan adalah mengarahkan program PSBI menjadi acuan pengelolaan program sosial dari hanya berorientasi pada PSBI Kepedulian menjadi diarahkan pada program-program inisiatif BI yang berdampak luas (high impact) dan memberikan


value bagi institusi. Berdasarkan hal tersebut, strategi implementasi business model PSBI saat ini dilakukan dengan cara, sebagai berikut:

1. Menyusun program-program inisiatif tematik yang high impact dan sustainable.

2. Membangun kerjasama dengan mitra pelaksana yang memiliki kredibilitas.

3. Berperan sebagai strategic advisor dalam kolaborasi pelaksanaan program PSBI, baik dengan mitra pelaksana maupun KPw yang ada di seluruh Indonesia.

4. Meningkatkan exposure program melalui publikasi dan dokumentasi yang intensif di media konvensional dan media sosial.

Selain itu, mengusulkan Fokus Tema PSBI Unggulan (champion) yang akan diusung sebagai tema program dalam jangka panjang. Usulan tersebut dipilih dengan mempertimbangkan keunikan tema program agar dapat menjadi identitas PSBI, align dengan visi BI, dapat dilakukan pendekatan dari berbagai aspek/ruang lingkup pengelolaan PSBI, dan high impact. l

Sorot

Oleh.Tirta SegaraDIrektur EksekutifDepartemen Komunikasi BI


rogram Sosial Bank Indonesia (PSBI) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh bank sentral. PSBI ini lebih dikenal oleh masyakat sebagai kegiatan corporat social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI).

Pada awalnya, PSBI dilakukan secara konvensional dan programnya sederhana dengan orientasi pada kepedulian. Ini adalah kegiatan corporat social responsibility (CSR) yang paling dasar. Melaksanakannya sangat mudah, menunggu masyarakat yang mengajukan proposal meminta dibantu untuk kegiatan keagamaan, sosial, pendidikan, atau yang lain.

Sejalan dengan transformasi yang dilakukan Bank Indonesia (BI), PSBI pun diredefinisikan ulang atau ditransformasi. Sejak awal 2015, BI mulai mempelajari untuk mentransformasi pengelolaan CSR yang benar dan lebih modern. Secara teoritis ada tiga tahapan untuk CSR. Pertama memang program kepedulian. Kalau institusi terkait sudah mulai benar dan lebih baik, maka bentuk CSR adalah dengan bentuk mitigasi risiko. Kemudian, dalam

Sorot

Transformasi PSBI,

Dedikasi Untuk Negeri

Iwan SetiawanDeputi Direktur

Departemen komunikasi BI

P

sejalan dengan transformasi yang dilakukan BI, program

kepedulian sosial yang dibalut dalam PsBI pun menjadi

program yang berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi.


Sorot

perkembangan modernisasi pengelolaan CSR, maka ultimate target pengelolaan yang baik adalah untuk creating value, memberikan nilai atau mengangkat image sebuah institusi untuk dikenal oleh publik.

Melalui perubahan yang dilakukan, maka PSBI yang dilakukan adalah pengelolaan manajemen agar bisa memberikan feedback balik dalam bentuk citra positif di masyarakat, pembelajaran masyarakat, dan mitigasi risiko. Ini juga bisa menjadi tool untuk komunikasi pada publik.

Setelah itu, mulai dikembangkan model bisnis yang sesuai dengan transformasi pada PSBI. Modelnya harus jelas, mengubah yang dari filantropi menjadi kegiatan yang creating value. Ini semua tidak bisa drastis dan perlu proses, jadi filantropi masih ada tapi porsinya menjadi lebih kecil. Sekarang porsinya hanya 20%. Selain itu, juga melakukan program multi years dalam bentuk program pemberdayaan, seperti pertanian, pendidikan, dan lainnya, yang ada kaitannya dengan visi dan misi BI.

Langkah selanjutnya, menetapkan tema-tema utama dan tema-tema unggulan. Misalnya, dengan mengangkat Indonesia Cerdas, Women Empowerment, dan program yang bisa mengangkat branding. Jadi, kalau program itu dilakukan secara masif dan multiyears juga dipertahankan dengan baik. Lalu, publik akan tahu kalau itu adalah program BI.


Kontribusi BI dalam mengangkat taraf hidup masyarakat menjadi lebih nyata. Melalui PSBI ini, BI juga bisa mengenalkan apa itu inflasi, kenaikan nilai tukar, karena dengan program ini BI bisa langsung menyentuh masyarakat bawah.

Dalam menjalankan program sosial tersebut, BI membuat tagline, sama seperti institusi besar lainnya yang sudah memiliki branding yang baik. BI sebagai sebuah bank sentral juga harus punya, yakni Dedikasi Untuk Negeri. Ini sebagai bentuk mengawal pertumbuhan ekonomi, menjaga inflasi dan nilai tukar yang stabil. Tujuan utamanya adalah kemakmuran masyarakat.

Saat ini memang masih dalam tahap sosiali sasi. Kalau semuanya sudah kenal, pasti akan ada dampak. BI memiliki kantor perwakilan (KPw) sebanyak 46 kantor, ini bisa digunakan untuk menyebarkan dan menjalankan kegiatan yang ada.

Berikutnya, langkah transformasi dilakukan untuk memperkuat business process PSBI adalah memperkuat aspek governance. BI ingin kegiatan ini tepat guna dan bermanfaat dan yang jelas harus aman. Ini diperkuat dengan penguatan organisasi, membagi beban kerja dengan internal, melakukan sinergi dengan satuan kerja terkait, menambah sumber daya manusia (SDM). Yang tidak kalah penting adalah memperkuat dasar ketentuan (legal basis), serta menyempurnakan semua aturan dan turunannya, termasuk standard operating procedure (SOP).

Ke depan, BI harus bisa mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan PSBI. Salah satu tantangannya adalah dari internal, yakni terkait sense of belonging. PSBI ini belum men jadi kebanggan dari setiap insan yang ada di BI, selayakanya karyawan pada institusi atau perusahaan besar yang bangga pada program CSR-nya. Dengan kebanggan yang tinggi itu, maka komunikasi yang disampaikan ke publik akan lebih masif, bukan hanya dilakukan oleh satuan kerja yang terkait.

Pemberdayaan dan BerkelanjutanPada awalnya, PSBI lebih berorientasi pada kegiatan

filantropi. Namun sejalan dengan transformasi BI, PSBI pun berevolusi menjadi program yang memberdayakan

Sorot


dan berkelanjutan, yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat inilah yang kemudian akan mendorong sektor ekonomi, yang memiliki pengaruh besar pada ketahanan dan arah pergerakan ekonomi Indonesia.

Pemberdayaan yang dilakukan PSBI yakni di sektor rumah tangga, melalui pengembangan kualitas, daya saing, dan jiwa kepemimpinan generasi muda. Bahkan di sektor individu, PSBI menyentuh pemanfaatan sumber daya perempuan (women empowering). Pemberdayaan perempuan pada akhirnya akan mendukung perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga.

Dukungan pada pemberdayaan ekonomi rumah tangga (household economy) dilandasi oleh keyakinan bahwa sektor rumah tangga yang kuat secara ekonomi akan mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Ini akan menjaga kesinambungan pembangunan nasional. Secara spesifik, pemberdayaan ekonomi rumah tangga diarahkan pada produktivitas, yakni usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kemudian PSBI juga mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk memelihara keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam dan kebudayaan bangsa, untuk menjaga nilai-nilai luhur dalam pembangunan berkelanjutan.

Untuk menghindari conflict of interest, BI memerhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas, dengan menerapkan landasan governance yang dilengkapi guiding principles. Yakni, meliputi unsur Partnerships, End to End Cycle, Opportunity Cost, Cross Functional, dan Targeted. Kesemuanya akan membuat PSBI efektif dan berdampak luas, demi dedikasinya untuk negeri. l

Sorot


Sorot

UMKMKeberpihakan pada UMKM ini dalam kerangka

perwujudan kesejahteraan dan penciptaan lapangan kerja. Peran UMKM, seperti diketahui, sangat sentral dalam perekonomian nasional. Dalam periode krisis, UMKM terbukti memiliki daya tahan yang tinggi dan dapat berperan sebagai peyangga perekonomian, sehing ga ekonomi tidak makin terpuruk. Salah satu Program Tematik PSBI yang bersinggungan dengan UMKM adalah Ketahanan Pangan dan Komoditas Unggulan.

Program tematik ini bertujuan untuk mendukung penguatan sisi produksi, yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi dan peningkatan peran sektor keuangan di daerah. Pada sektor pertanian, PSBI diarahkan pada pengembangan usaha produktif produk pangan yang menghasilkan nilai tambah, antara lain berupa produk-produk pangan olahan yang tidak tergantung pada musim.

GeNeRASI MUDAFaktor kualitas sumber daya manusia (SDM),

khususnya generasi muda, merupakan penentu bagi kemajuan Indonesia ke depan. Dan dunia pendidikan sebagai sarana pencetak generasi muda bangsa, tidak boleh luput dari perhatian. Bank Indonesia melalui Program Indonesia Cerdas, mempersembahkan beasiswa bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berprestasi. Saat ini, sudah ada sebanyak 77 PTN yang masuk dalam program beasiswa BI.

Program ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing generasi muda. Para penerima beasiswa ini kemudian dibina dalam sebuah komunitas yang dikenal sebagai GenBI atau Generasi Baru Indonesia. GenBI merupakan salah satu cara Bank Indonesia untuk lebih mengembangkan kompetensi dan jiwa kepemimpinan generasi muda. Selain itu, GenBI juga dimaksudkan untuk merekatkan hubungan antar para penerima beasiswa, masyarakat sekitar, dan Bank Indonesia. Lebih jauh lagi, GenBI diharapkan mampu


menjadi frontliner yang membantu mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia kepada masyarakat, bahkan menjadi agent of change, role model, dan future leader di berbagai bidang.

BI juga menghadirkan sebuah tempat khusus berupa pojok baca, di setiap perguruan tinggi se-Indonesia. Pojok baca tersebut dinamakan BI Corner, yang berupa kumpulan pustaka berisi berbagai buku dan literatur berkualitas dari dalam dan luar negeri. Lebih khusus lagi, literatur di bidang ekonomi.

PeMBeRDAyAAN PeReMPUAN Pemberdayaan perempuan yang juga merupakan

salah satu program unggulan PSBI, difokuskan untuk mengembangkan potensi dan peran perempuan secara maksimal. Kaum perempuan diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mendukung perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan keluarga.

Untuk mewujudkan ini, BI melakukan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan di berbagai kegiatan usaha untuk memberikan kemudahan akses informasi dan menumbuhkan kemandirian kaum perempuan. Dengan melaksanakan kegiatan pemberdayaan perem-puan secara masif, perempuan diharapkan dapat men-jadi pelaku pembangunan yang memberikan kontribusi optimal terhadap peningkatan kualitas ekonomi, sosial, dan pendidikan bagi keluarga dan lingkungannya.

LINGKUNGAN DAN BUDAyALingkungan hidup dan budaya bangsa, merupakan

unsur penting hidup berbangsa. Keduanya harus terpelihara. Lingkungan hidup harus sehat dan kebudayaan bangsa harus lestari, kaya akan nilai luhur. Keduanya pada akhirnya akan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Kepedulian BI terhadap lingkungan dan kebudayaan diwujudkan dalam berbagai program pelestarian lingkungan dan kebudayaan di berbagai daerah, untuk mengangkat besarnya potensi kekayaan alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.


paya untuk meningkatkan peran perempuan dalam mendorong produktivitas ekonomi rumah tangga terus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, baru sekitar 36,4% perempuan usia produktif yang bekerja. Padahal jumlahnya

hampir mencapai 50% dari penduduk Indonesia. Perempuan bisa berperan lebih besar dalam menggerakkan perekonomian nasional. Umumnya, perempuan yang mengatur keuangan keluarga dan berandil besar dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Bagi beberapa institusi, pemberdayaan perempuan hanya berarti menyerahkan dana untuk lokakarya yang lambat

Sorot

Perempuan memiliki peran penting dalam sebuah keluarga, dan lebih luas lagi terhadap pembangunan

sebuah bangsa.

U

Oleh.Saraswati HarsasiDepartemen Komunikasi BI

Aktualisasi Potensi Perempuan Menuju

Kemandirian ekonomi

Aktualisasi Potensi Perempuan Menuju

Kemandirian ekonomi

laun dilupakan, bahkan dimulainya pun terkadang tidak berjalan dengan baik. Bank Indonesia (BI) melalui Program Sosial


Sorot

Bank Indonesia (PSBI) telah mengubah paradigma filantropi jangka pendek dengan memusatkan perhatiannya pada pemberdayaan berkelanjutan yang menghasilkan nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Program ini dinamakan “Perempuan bagi Bangsa”.

PSBI kini difokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan pada penguatan ekonomi rumah tangga, yang turut berperan penting dalam

pilar ekonomi nasional, seperti halnya sektor swasta dan pemerintah. Program tersebut merupakan respons sekaligus dukungan kepada pencapaian Sustainable Development Goals untuk kesetaraan gender, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

Perempuan Pengusaha Mikro di Tanah Abang dan Tangerang

Program ini didesain dalam bentuk aktivitas pemberdayaan untuk memberikan nilai tambah dalam berwirausaha yang dilaksanakan secara menyeluruh. Sebagai multiplier efeknya, program ini juga menyentuh pembentukan minat kewirausahaan pada remaja puteri di kalangan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam bentuk program youthpreneur.

Sebagian program disalurkan melalui bantuan pemberdayaan usaha untuk mendorong financial inclusion. Penerima manfaat memberikan kompensasi yang sangat terukur sebagai bentuk partisipasinya. Selanjutnya, kompensasi tersebut didesain kembali kepada beneficiary dalam bentuk program-program edukasi di bidang literasi keuangan, lingkungan hidup dan ketahanan pangan.

Sepanjang tiga tahun, program dirancang sebagai social investment yang memberikan manfaat berlipat ganda


Sorot

dan sustainable, bahkan self-financing. Selanjutnya, komitmen dan kedisiplinan yang dilakukan oleh beneficiary akan kembali kepada mereka dalam bentuk program pendidikan, dengan persyaratan bahwa anak harus tetap bersekolah. Pada akhir masa program, social investment didisain untuk memberikan manfaat tambahan guna mendukung penyediaan fasilitas dasar yang dibutuhkan. Atau, BI dapat melakukan ekstensifikasi program di wilayah yang berbeda.

Untuk pendidikan keuangan diberikan kepada seluruh penerima manfaat. Bagi para ibu rumah tangga, ilmu literasi keuangan diberikan meliputi pengenalan tentang BI dan aktivitas dunia perbankan, pengelolaan keuangan keluarga, serta pengelolaan keuangan usaha dan pencatatan keuangan. Sedangkan, bagi remaja puteri diberikan edukasi keuangan yang mencakup pelatihan menjadi pengusaha dan perencanaan keuangan pribadi.

Tidak hanya aspek keuangan, penerima manfaat PSBI ini juga diberikan pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik. Selain itu, diberikan edukasi di bidang ketahanan pangan skala rumah tangga dalam rangka optimalisasi lahan sempit di perkotaan (urban farming).

Meremajakan Tenun untuk Tradisi Turun Temurun

Tenun Bali yang selama ini dijaga kelestarian oleh para pengarajin perempuan sangat sulit dalam pengembangan usahanya terkait kendala akses permodalan dan pemasaran. Melihat kondisi itu, BI pada 2014 meluncurkan sebuah program pemberdayaan perempuan pengrajin kain tenun tradisional di Bali.

Dengan peralatan baru yang diberikan BI mampu meningkatkan efisiensi produksi. Perempuan juga menerima berbagai pelatihan mulai dari manajemen bisnis dan


keuangan hingga pengendalian kualitas produk, desain dan motif, dan diversifikasi produk.Program ini mencakup empat kabupaten yaitu; Jembrana, Gianyar, Klungkung dan Buleleng.

Salah satu aspek dari program ini telah memberi nilai tambah bagi lingkungan. BI telah memperkenalkan proses pencelupan warna alam dan penguatan warna pada tenun tanpa merusak lingkungan melalui penggunaan pewarna nabati alami kepada seluruh penenun. Indonesia adalah rumah bagi puluhan spesies tanaman pewarna, yang bisa dicampur untuk menghasilkan aneka warna yang spesial. Metode ini sekaligus menjadi nilai tambah bagi tenun Bali.

Dalam meningkatkan pengembangan pemasaran, BI mendorong sinergitas antara

seluruh kelompok tenun dengan pasar, sehingga setiap kabupaten kini memiliki desain unik tersendiri yang dapat dipasarkan melalui upaya dan promosi bersama. Dengan adanya program ini diharapkan mampu menciptakan generasi perempuan pengusaha yang cerdas dengan keterampilan profesional dan mendorong untuk membentuk kelompok bisnis berbasis keluarga.

Mengasah Keterampilan Melalui Sekolah Kreatif Menjahit

Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, BI bekerja sama dengan Center of Development untuk usaha kecil dan menengah dalam menemukan mitra yang sesuai untuk pemberdayaan perempuan. BI sangat terkesan dengan visi Nyonya Euis Komariah pemilik Qbun Fashion House, perancang busana yang sukses, yang ingin membantu wanita lokal mandiri secara finansial. Oleh karena itu, BI memutuskan untuk mewujudkan mimpinya dengan membangun sekolah jahit kreatif.

Sorot


Usul tersebut disambut baik oleh warga, termasuk Ibu Esih Setiasih Muraz, yang memimpin PKK Cabang setempat dan merupakan Ibu Walikota Sukabumi. Partisipasinya di sekolah membantu mengangkat profilnya.

Sekolah jahit diluncurkan pada bulan Juli 2016 di desa Cisarua Sukabumi dengan jumlah awal 18 siswa. BI menyediakan mesin jahit dan bahan, serta memfasilitasi berbagai pelatihan. Peserta mempelajari kurikulum dasar yang mencakup teknik menjahit dan pembuatan pola.

Pelatihan terus berlanjut untuk lebih banyak siswa pada 2017 dan

seluruh peralatan dan infrastruktur yang diberikan dipergunakan dengan baik. Peserta pelatihan bukan hanya pekerja belaka, namun sebaliknya, para lulusan

dibimbing dan dibantu untuk mewujudkan impian mereka sendiri dan menjadi pengusaha mandiri. l

Sorot


Tujuan program1. mendekatkan Bi kepada kaum perempuan melalui penyediaan

informasi tentang Bi dan literasi keuangan.2. memberikan nilai tambah dalam berwirausaha yang akan

dilaksanakan menyeluruh dalam cakupan 3 kegiatan, yaitu di bidang Pendidikan Keuangan, lingkungan Hidup dan Ketahanan Pangan.

3. mencegah anak putus sekolah.

Manfaat1. menciptakan change agent ekonomi rumah tangga agar dapat

mendorong perbaikan kualitas ekonomi rumah tangga dalam bentuk meningkatkan ukuran bisnis dan taraf hidup keluarga.

2. mendorong keinginan dan kebiasaan menabung sehingga akan lebih memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah dan kesehatan keluarga.

3. Sebagai sarana sosialisasi bagi Bi agar masyarakat semakin mengenal tugas dan peran Bi.

Ruang Lingkup Program1. Wilayah rural urban di tanah abang (Jakarta) dan tangerang

(Banten). 2. Untuk merepresentasi wilayah dengan tingkat pengangguran

tertinggi di indonesia (6,25%), yakni dKi Jakarta (9,94%) dan Provinsi Banten (10,1%), (data BPS-2013).

BeBeRaPa haL PenTing TeRkaiT dengan PRogRaM PeMBeRdayaan PeReMPuan

Sorot

Target Program 2015-20181. 3.000 perempuan pengusaha mikro

mendapatkan bantuan pemberdayaan usaha, pelatihan pengelolaan keuangan, lingkungan hidup dan ketahanan pangan.

2. 2.000 remaja puteri mendapatkan pelatihan dan simulasi tentang kewirausahaan

(youthpreneur).


eberadaan Bank Sentral sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Sebagai otoritas moneter di Indonesia, Bank Indonesia (BI) memiliki sasaran tunggal yaitu menjaga stabilitas nilai Rupiah melalui inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Upaya untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, khususnya dihadapkan pada pemahaman masyarakat terhadap peran dan tanggung jawab BI yang masih sangat terbatas. Sebagian orang yang berpandangan bahwa kebijakan BI kurang menyentuh pada aspek kehidupan masyarakat secara langsung.

Menyadari hal tersebut, BI terus berupaya untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang keberadaan dan perannya terhadap perekonomian Indonesia melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi. Melalui program sosialnya yang bertema “Indonesia Cerdas”, BI berinisiatif membantu upaya edukasi dengan penyediaan fasilitas Pojok Baca atau BI Corner.

Program BI Corner ditujukan untuk mendukung upaya memperkuat pemahaman masyarakat tentang keberadaan

Sorot

BI CORNeR

membaca merupakan kegiatan penting untuk mengetahui segala hal. melalui BI Corner diharapkan

wawasan dan pengetahuan masyarakat menjadi lebih luas, terutama terkait peran dan fungsi BI.

Membangun Daya Saing

Melalui Literasi

K


Sorot

dan peran BI, sekaligus mendorong kegiatan edukasi dan peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan koleksi buku berkualitas di masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari upaya untuk menciptakan

generasi gemar membaca, khususnya bagi dimulai dari anak-anak usia dini hingga mahasiswa di perguruan tinggi.

BI Corner juga dapat dimanfaatkan sebagai perpanjangan tangan dari perpustakaan khusus yang dimiliki oleh setiap Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) di seluruh Indonesia. Jika sebagian masyarakat masih enggan untuk berkunjung ke perpustakaan BI dengan berbagai alasan, keberadaan BI Corner merupakan upaya BI untuk mendekatkan sumber informasi yang dimiliki kepada masyarakat.

BI Corner adalah sebuah fasilitas ruang baca di area perpustakaan yang menyediakan berbagai literatur buku berkualitas dari dalam dan luar negeri, termasuk publikasi rutin BI. BI Corner juga dilengkapi dengan perangkat komputer untuk mengakses informasi dalam bentuk elektronik dan audiovisual, serta televisi untuk menayangkan berbagai materi sosialisasi/edukasi tentang tugas BI. Rak buku yang didesain menarik dengan tampilan identitas BI, serta tambahan fasilitas sofa dan lampu baca guna diharapkan dapat menambah kenyamanan pengunjung BI Corner.

Tidak hanya itu, di BI Corner juga diselenggarakan berbagai aktivitas yang mengundang minat baca dan belajar. Mulai dari kegiatan seminar, bedah buku, resensi buku, speech contest, speed reading, penulisan esai, sampai kegiatan diskusi tentang isu-isu ekonomi dan keuangan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mengundang partisipasi diharapkan dapat lebih menarik minat (awareness) untuk berkunjung


Sorot

ke BI Corner sehingga program bisa berjalan dengan sustain.

Secara bertahap sejak 2015 hingga 2020, sebanyak 1000 BI Corner direncanakan hadir di setiap jenjang pendidikan dan Perpustakaan Daerah terpilih, serta beberapa sarana publik strategis. Hingga akhir 2016 telah tercatat sebanyak 262 BI Corner di perguruan tinggi, perpustakaan daerah, SMA dan beberapa pesantren di Indonesia. Selain itu, di level usia dini telah dihadirkan 133 pojok baca dan dongeng BI yang menjangkau hingga pelosok Nusantara.

Kehadiran BI Corner diharapkan dapat mengembangkan minat baca masyarakat, khususnya kaum muda, yaitu pelajar dan mahasiswa. BI percaya bahwa kaum muda mampu membawa perubahan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu dibekali dengan sumber informasi berkualitas yang nantinya akan meningkatkan pemahaman serta daya saing.

TUJUAN ProgrAmp Masyarakat dapat

mengakses dan memperoleh informasi atau literatur terkini yang berkualitas baik dari dalam maupun luar negeri, terutama di bidang ekonomi dan keuangan;

p Masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami tugas dan peran Bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia;

p Menciptakan komunitas berliterasi keuangan dan generasi yang gemar membaca.

TArgeT ProgrAmUntuk mendukung upaya edukasi dan sosialisasi yang masif, telah ditargetkan sebanyak 1.000 (seribu) BI Corner di seluruh Indonesia dalam jangka waktu 2015-2019. Sasaran tersebut dicapai melalui penetapan target tahunan, yaitu: tahun 2015 sebanyak 100 BI Corner, tahun 2016 (150 BI Corner), tahun 2017 (200 BI Corner), tahun 2018 (250 BI Corner), dan tahun 2019 (300 BI Corner).


Sorot

Persyaratan Mudah Untuk memiliki BI Corner di perpustakaan terdekat

bukanlah hal yang sulit. Pertimbangan untuk membangun BI Corner di suatu lokasi antara lain, memiliki pengelolaan perpustakaan yang baik dan memadai, tersedia ruang minimal seluas 12 meter persegi, sedapat mungkin ruangan telah dilengkapi dengan fasilitas AC dan wifi, serta belum memiliki pojok baca atau maksimal terdapat 2 pojok baca yang eksisting.

Tidak kalah pentingnya, pengelola perpustakaan harus bersedia untuk bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan di BI Corner, mempublikasikan, dan merawat fasilitas yang ada BI Corner. BI akan memantau pemanfaatannya melalui laporan jumlah pengunjung di BI Corner.

Sementara untuk level anak usia dini atau yang disebut Pojok Baca dan Dongeng BI, keberadaan pojok BI dikhususkan untuk PAUD yang memiliki izin dan berlokasi di wilayah padat penduduk, memiliki ketersediaan ruangan minimal 6 meter persegi, jumlah siswa minimal 30 anak dengan latar belakang orang tua berasal dari kalangan ekonomi tidak mampu. Pemilihan PAUD tentunya akan mempertimbangkan komit men pengelola dalam mengembangkan kualitas kegiatan belajar mengajar anak usia dini. l

Oleh:Oikos Mondo P.Departemen Komunikasi BI


November 2011 (11 – 11 – 11) menjadi titik awal sebuah gerakan perubahan yang digagas oleh para mahasiswa berprestasi dari berbagai penjuru negeri, mereka bersepakat dan bersemangat menghimpun diri dalam Generasi Baru Indonesia (GenBI). Ikrar “Energi untuk

Negeri” ; siap sedia membangun bangsa dalam berbagai bentuk kontribusi positif sebagai perwujudan tanggung jawab sosial menggema memenuhi Lt. 25 Gd. Radius Prawiro Komplek Perkantoran Bank Indonesia (BI). Sebagai bagian dari masa depan bangsa, mahasiswa merupakan kelompok masyarakat terdidik dengan semangat dan jiwa pengabdian terhadap masyarakat sehingga dapat menjadi pemimpin yang menjulang keatas dan mampu mengakar ke bawah hingga terbangunnya mental pembelajaran yang bertitik pada proses perbaikan diri yang berkelanjutan.

Bank Indonesia (BI) sebagai salah satu entitas dan institusi di negeri ini memiliki komitmen dalam upaya memajukan

Sorot

11

GenBI, terdepan menjadi Penggerak dan teladan Perubahan

“Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan” - Franklin D. Roosevelt –

Oleh.Diyah WoelandariDepartemen Komunikasi BI

kehidupan bangsa. Berbagai langkah pun telah dilakukan BI dengan konsisten. Salah satunya adalah melalui program Generasi


Baru Indonesia (GenBI), selain melaksanakan tugas pokok pada bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran, BI juga memiliki kepedulian terhadap komunitas sebagai wujud tanggung jawab sosial.

Visi GenBI adalah menjadikan kaum muda Indonesia sebagai generasi yang kompeten dalam berbagai bidang keilmuan serta dapat membawa perubahan positif, menjadi inspirasi dan penggerak perubahan disemua lini kehidupan (enable leadership development in young people to make positive impact on society).

Hingga saat ini GenBI telah ada di 88 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebar di 30 Provinsi diseluruh Indonesia . sejak November 2011 hingga Juni 2017, GenBI telah melaksanakan lebih dari 900 program kegiatan sosial kemasyarakatan di 4 (empat) bidang pengabdian, yaitu:

1. Pendidikan 2. Kewirausahaan 3. Kesehatan Masyarakat 4. Lingkungan Hidup Kondisi demografi di Indonesia berupa proporsi usia

produktif dalam rentang waktu 2010 hingga 2035 merupakan yang terbaik sejak Indonesia merdeka. Hal tersebut akan menjadi bonus/dividen demografis bila pendidikan berhasil atau sebaliknya akan menjadi bencana demografis bila pendidikan gagal. Keberhasilan menyiapkan sumber daya manusia agar menjadi kekuatan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa memerlukan pendidikan yang mampu menghasilkan putra putri bangsa yang berkarakter, cerdas, terampil, berdaya juang dan daya saing tinggi serta dilandasi dengan semangat kebangsaan yang kuat.

Sebagai salah satu bentuk komitmen dan konsistensi kepedulian dalam mendukung kemajuan serta peningkatan kualitas pendidikan anak bangsa, Bank Indonesia (BI) memberikan Beasiswa kepada mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.

Sorot


Program ini juga dibarengi dengan pemberian beasiswa. BI berkomitmen dan konsisten mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak negeri berpotensi, khususnya yang berangkat dari keluarga kurang mampu, melalui program beasiswa. Program beasiswa ini bersifat lepas tanpa syarat ikatan dinas maupun ikatan dalam seleksi penerimaan calon pegawai ini disalurkan melalui hampir seluruh kantor BI di daerah. GenBI menjadi wadah mahasiswa penerima beasiswa BI untuk menjalin komunikasi dan interaksi, saling menginspirasi, memotivasi,serta menjalin sinergi. Melalui program yang berkaitan; Beasiswa dan Pengembangan Komunitas, BI mengarahkan Komunitas GenBI memiliki tiga peran;

Sorot

PaRTisiPasi genBi di TingkaT gLoBaL2012 : international Fellowship Program –

Hongkong.2012 : asian Student’s Venture Forum, Busan –

South Korea.2012 : Peace Building Workshop & training, davao – Philippine.2012 : mdG’s Youth Forum, manila – Philippine.2012 : Young Champion international Youth

Forum, Changwon City – South Korea.2012 : indonesia – Canada Youth exchange

Program (iCYeP).2013 : international Fellowship and Culture

Studies taipei – taiwan.2013 : Study of United States institute (SUSi)

for Student leaders Program, temple University Pennsylvania – USa.

2013 : Study of United States institute (SUSi) for Student leaders Program, Ball State University – USa.

2013 : Youth exchange Program indonesia – Canada.

2014 : UneSCo Youth Club Competition, Washington dC – USa.

2014 : UneSCo international Conference “Global ethics & Sustainable development”, new York USa.

2014 : CimB Young leaders asean Summit, Kuala lumpur – malaysia.

2015 : internship Consular Service, Canberra – KBri australia.

2016 : aSean University Youth Summit (aUYS) – Sumbawa, nusa tenggara Barat.

2017 : international Student Week in ilmenau (iSWi) - Gaad - Germany.


Pertama sebagai front liners, yakni mengkomunikasikan kelembagaan dan berbagai kebijakan BI kepada sesama mahasiswa dan masyarakat umum, Kedua sebagai change agents, menjadi role model di kalangan civitas akademika dan Ketiga sebagai future leaders, yakni menjadi pemimpin muda di berbagai bidang dan tingkatan.

National Leadership CampSetiap tahun, BI mengadakan pertemuan seluruh GenBI

se-Indonesia melalui acara Leadership Camp GenBI. Pertama kali kegiatan ini diselenggarakan pada tahun 2015. Acara ini diselenggarakan selama empat hari.

Leadership Camp ini dirancang sebagai “Sekolah Kepemimpinan”, selama 4 hari para peserta mendapat bekal, insight dan best practice tentang kepemimpinan dari para pemimpin inspiratif dari lingkup birokrasi dan dunia usaha. Selain sebagai sarana memperkuat engagement para penerima beasiswa dengan BI, Leadership Camp juga mampu menjadi perekat persaudaraan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku dan budaya sehingga semangat Keharmonisan dalam Keberagaman ; Bhineka Tunggal Ika menjadi nafas dari seluruh pihak yang berpartisipasi. l

Sorot


rogram Sosial Bank Indonesia (PSBI) merupakan program sosial yang dilakukan secara sistematis dan terencana melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial. Sebagai bagian untuk mendukung efektivitas komunikasi

kebijakannya di masyarakat, PSBI juga ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan Bank Sentral.

Sejalan dengan program transformasi BI, PSBI pun berubah. Perlahan-lahan mulai meninggalkan paradigma filantropi, menuju pemberdayaan berkelanjutan yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan di masyarakat. Lebih spesifik, PSBI kini difokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan pada penguatan

Sorot

membangun kapasitas dan Pemahaman

masyarakat melalui PsBI

Di tengah perannya menjaga stabilitas ekonomi nasional,

BI juga berupaya memberikan kontribusi dalam mendukung

peningkatan kapasitas ekonomi dan kapasitas

sDm, serta pemahaman masyarakat terhadap

pelaksanaan tugas Bank Indonesia melalui PsBI.

P


ekonomi rumah tangga dan kapasitas sumber daya manusia untuk memberikan value yang optimal bagi institusi.

BI meyakini, bahwa sektor rumah tangga berperan penting dalam pilar ekonomi nasional, seperti halnya sektor swasta dan pemerintah. Rumah tangga yang kuat secara ekonomi dan edukasi secara agregat dapat mendukung pencapaian stabilitas ekonomi, khususnya melalui pencapaian inflasi yang rendah dan terkendali.

Meski demikian, BI tidak meninggalkan perannya sosialnya sebagai bentuk empati terhadap permasalahan sosial di masyarakatmelalui kegiatan kepedulian di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, keagamaan, serta penanganan musibah dan bencana alam.

TransformasiPSBI telah bertransformasi, mengedepankan inisiatif

dan penguatan governance dalam pelaksanaan program-programnya. Berbagai evaluasi, perbaikan, dan terobosan sedang dilakukan Bank Indonesia. Mulai dari konsep dasar, business model, governance, hingga mekanisme teknis pengelolaan PSBI.

Redefining pengelolaan PSBI tersebut mengacu pada pendekatan teori Creating Shared Value dari Michael E. Porter, terdapat tiga tahap pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu CSR as a Corporate Philantropy yang berada di tahapan paling bawah, CSR as risk management yang berada di tahap menengah dan CSR as Value Creation sebagai tahapan paling tinggi dari teori dimaksud.

Sorot


Berdasarkan teori ini, maka PSBI saat ini sedang mengarah dari tingkatan mendasar menuju dua tingkatan berikutnya, yaitu mitigasi risiko dan ke depan dapat menjangkau pembentukan nilai bagi institusi. Oleh karena itu, pelaksanaan PSBI sejak tahun 2015 dilakukan melalui inisiatif program yang mengarah pada pembentukan value yang optimal bagi Bank Indonesia. Hal ini dilakukan melalui program-program inisiatif yang memiliki dampak luas di masyarakat (high impact) dan secara langsung dapat mendukung pencapaian tujuan Bank Indonesia.

Model bisnis PSBI dibangun dengan pendekatan filosofi penguatan ekonomi rumah tangga (household economic strengthening), agar tumbuh dan berkembang sehingga dapat mendukung tujuan Bank Indonesia dalam mencapai inflasi yang rendah dan terkendali.

Impact yang diharapkan adalah dalam bentuk peningkatan awareness dan engagement masyarakat serta penguatan efektivitas komunikasi, dengan sasaran akhir pada kredibilitas Bank Indonesia di mata masyarakat.

Untuk mencapai tujuannya, pelaksanaan PSBI sangat mengedepankan governance yang baik melalui 3 prinsipnya, yakni menjunjung keterbukaan (transparency), memiliki pertanggungjawaban yang jelas (accountability), dan mengutamakan kemanfaatan program (impactful).

Selanjutnya, agar program yang dilakukan dapat memberikan dampak secara luas, maka perlu memperhatikan petunjuk pelaksanaan (guiding principles) yang meliputi: (1) targeted, dimana program dirumuskan secara terukur dan terarah, (2) end to end cycle, mengedepankan berkelanjutan program (sustain), (3) opportunity cost, memilih program yang paling memberikan benefit di tengah keterbatasan anggaran

Sorot


dan SDM, dan (4) cross functional, program melibatkan berbagai aspek/ruang lingkup penyaluran PSBI dan lintas fungsi di BI, serta (5) partnership, untuk program-program tematik yang berskala besar dalam pelaksanaannya dilakukan melalui kemitraan dengan lembaga yang kredibel dan memiliki reputasi yang baik. Pedoman terakhir dimaksudkan untuk mencapai optimalisasi program, mengingat keterbatasan SDM dan kapasitas yang dimiliki dalam pengelolaan PSBI.

Dedikasi untuk NegeriSeiring dengan perubahan paradigma pengelolaan PSBI,

pada akhir 2015 ditetapkanlah tagline “Dedikasi untuk Negeri” untuk memberikan identitas terhadap program sosial yang dijalankan oleh BI. Tema program yang unik (distinct) diusung untuk mempertegas branding tersebut, melalui Indonesia Cerdas dan Pemberdayaan Perempuan.

Kedua tema ini dianggap cukup unik dan dekat dengan keberadaan BI sebagai sebuah organisasi yang continuous learning dalam mendukung stabilitas dan pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. BI juga sangat menyadari bahwa pemahaman masyarakat tentang kelembagaan dan tugas-tugas bank sentral masih sangat terbatas sehingga fungsi edukasi perlu terus ditingkatkan. Hal ini diimplementasikan antara lain melalui program beasiswa dan pengelolaan komunitas penerimanya (Generasi Baru Indonesia – GenBI), BI Corner, kegiatan seminar, pemberdayaan perempuan di berbagai wilayah, urban farming, dan program lainnya.

BI berharap melalui PSBI, masyarakat Indonesia akan lebih memahami keberadaan Bank Indonesia, memperoleh tambahan pengetahuan di berbagai bidang, dan terdorong untuk lebih produktif, sehingga dapat memperbaiki taraf hidup saat ini dan generasi selanjutnya. Semua itu dilakukan semata-mata dengan semangat Dedikasi untuk Negeri. l

Sorot

Oleh.Suharman TabraniKantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan


Sorot

ank Indonesia (BI) menyadari adanya efek negatif dari kegiatan operasional. Selain itu, sebagai wujud komitmennya dalam memberdayakan masyarakat di seluruh penjuru Nusantara sebagai bentuk “Dedikasi Untuk Negeri”, BI merilis program “Bina Desa

Bangun Indonesia” (BINDESIA).Program BINDESIA ini memiliki nilai tam bah bagi

masyarakat. Pasalnya, selain melakukan konservasi lingkungan, BI juga mengintegrasikannya dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Adapun lokasi yang dipilih untuk program BINDESIA ini adalah Situ Cilangkap yang terletak di Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini didasari Situ Cilangkap memiliki ekosistem air tawar yang indah, namun disayangkan pesona Situ Cilangkap belum dikelola secara optimal.

Program BINDESIA yang dlincurkan pada Mei 2016 ini akan berlangsung selama tiga tahun yang meliputi aktivitas di bidang urban farming aquaponics, pengelolaan sampah

B

BINDeSIA, Konservasi Lingkungan yang Terintegrasi

melalui program BInDesIa, BI berupaya mewujudkan program konservasi lingkungan yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Oleh.Suharman TabraniKantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

terpadu, pelayanan kesehatan, dan konservasi situ (danau) Cilangkap yang berbasis pemberdayaan masyarakat.


Adapun tujuan dari program ini di antaranya, untuk mengoptimalkan dampak lingkungan dari daerah tangkapan air dan mengurangi risiko limbah, banjir, dan polusi. Serta, memperbaiki kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup warga, dan membangun ketahanan iklim dan menciptakan peluang ekonomi jangka panjang

Saat peluncuran program ini, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, dengan adanya program BINDESIA masyarakat didorong untuk dapat memiliki nilai tambah dari optimalisasi lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi untuk mendukung kemandirian masyarakat dan berkelanjutan program.

Pada tahap awal, dilakukan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah di wilayah ini. Kemudian, ditawarkan program dan disosialisasikan ke masyarakat, seperti melakukan renovasi dan pembangunan jembatan menghubungkan dengan pulau kecil sekitar 1 hektar, lalu kegiatan pengelolaan sampah dan lainnya.

Melalui kegiatan urban farming aquaponics, dilakukan training dan studi banding untuk para relawan, kemudian penyediaan sarana prasarana aquaponics, penyediaan bibit dan ikan, serta pemberdayaan dan pendampingan kepada kelompok aquaponics. Sementara itu, untuk kegiatan pelayanan kesehatan, BI melakukan renovasi posyandu di dua lokasi, menyediakaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, serta memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Sedangkan, untuk pengelolaan sampah terpadu dilakukan dengan membangun rumah kelola sampah (RKS), serta program pemberdayaan dan pendampingan kepada kelompok pengelola sampah.

Sorot


Dengan digelarnya program BINDESIA ini diharapkan ke depannya daerah sekitar Situ Cilangkap menjadi lebih maju dan memiliki suasana yang nyaman. Serta, program yang telah dirintis bisa terus berkelanjutan. Kemudian, masyarakat diharapkan dapat mandiri, serta bisa bekerja sama gotong royong untuk menjaga dan memanfaatkan kelestarian lingkungan yang dihasilkan dari program ini secara berkesinambungan. l

Sorot

Berdasarkan data geologi dan geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia dikelilingi cincin api atau ring of fire, sehingga menjadi negara yang rentan bencana alam, terutama gempa bumi dan gelombang pasang. Seperti gelombang pasang (tsunami) di Aceh yang menelan korban jiwa hingga lebih dari 200 ribu orang, gempa bumi di Bantul, Yogyakarta yang menewaskan lebih dari 5.000 orang, banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan bencana lainnya.

Melihat besarnya potensi bencana di Indonesia, maka upaya preventif untuk menyelamatkan diri dari bencana menjadi hal yang penting. Mendukung hal tersebut, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) meluncurkan program Sekolah Siaga Bencana, dengan menggandeng Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Target kegiatan ini adalah sekolah sebagai institusi yang berperan dalam mendidik penerus bangsa agar tanggap dan siaga terhadap risiko bencana. Melalui Sekolah Siaga Bencana, diharapkan kesadaran masyarakat, khususnya pelajar dan perangkat sekolah akan pentingnya pengetahuan penyelamatan diri saat bencana dapat meningkat.

Kegiatan ini merupakan langkah awal dari Bank Indo ne-sia untuk berperan dalam upaya membangun kesiapsiagaan sekolah sebagai institusi yang berperan dalam mendidik penerus bangsa agar tanggap dan siaga terhadap risiko bencana. Kepedulian BI pada generasi muda tersebut

Sekolah Siaga Bencana Tanamkan Kewaspadaan


Sorot

merupakan bagian dari kontribusi BI bagi masa depan bangsa.

Bagi BI sebagai lembaga negara yang memiliki kepedulian sosial, dalam upaya memitigasi bencana, Sekolah Siaga Bencana merupakan bagian dari program sosial Bank Indonesia (PSBI) yang berupaya untuk melindungi generasi penerus bangsa sebagai aset pembangunan ekonomi ke depan.

Target sekolah yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 100 sekolah dari 4 kecamatan di Jakarta yang kemudian dilakukan filtrasi untuk menda patkan 20 sekolah yang layak mendapatkan pelatihan siaga bencana. Bobot penilaian terbesar adalah komitmen dari pihak sekolah dalam mengikuti serangkaian kegiatan yang ditentukan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah Preparedness Disaster Training untuk Manajemen Sekolah, Pembentukan Organisasi Kesiapsiagaan Bencana Sekolah, Edukasi kebencanaan bagi pelajar dan simulasi kesiapsiagaan bencana. Serangkaian kegiatan tersebut diikuti oleh baik unsur siswa maupun nin siswa di lingkungan sekolah, yaitu dari unsur siswa meliputi siswa yang aktif di Pramuka, PMR, OSIS dan Pecinta Alam serta dari unsur non-siswa meliputi guru, security dan caraka.


ebuah survei biaya hidup pernah menetapkan Kota Balikpapan sebagai kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi oleh para pendatang yang mengeluhkan tinggi dan mahalnya harga barang di kota ini. Sebagai pintu gerbang

Kalimantan Timur, pendapatan di Kota Balikpapan memang cukup tinggi, namun daya beli masyarakatnya juga tinggi. Ada persoalan lain yang menyebabkan harga barang tinggi.

Dalam pemenuhan kebutuhan pangannya, Kota Balikpapan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap daerah lain. Lebih dari 85% kebutuhan bahan pokok masyarakat Kota Balikpapan didatangkan dari Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi. Salah satu faktor utamanya disebabkan keterbatasan lahan pertanian, infrastruktur dan dan Sumber Daya Manusia. Hasil produksi pertanian lokal tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat yang cukup tinggi. Permasalahan lainnya adalah sistem tata niaga yang belum ideal yang menyebabkan terjadinya disparitas harga di petani/pedagang besar dan konsumen akhir.

Dalam data Top 10 Komoditas Inflasi Balikpapan Tahun 2013 – 2016, cabe rawit menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi Kota Balikpapan. Kebutuhan masyarakat yang tinggi seringkali tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup, terutama di moment-moment hari besar dan di musim penghujan.

aKtiVitaS

menuju kemandirian Pangan melalui sekolah Peduli Inflasi

S


aKtiVitaS

Untuk itu, dalam rangka mendorong kemandirian pangan di level rumah tangga dan sekolah, serta dalam rangka upaya pengendalian inflasi dari sisi ekspektasi, sejak akhir tahun 2015 hingga saat ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan (KPw BI Balikpapan) bekerjasama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan cabai, melaksanakan Kegiatan Sekolah Peduli Inflasi (SPI).

Secara singkat, dapat diinformasikan bahwa program Sekolah Peduli Inflasi adalah program pengendalian inflasi dari sisi ekspektasi dengan cara memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah mengenai konsep pengendalian inflasi dan mengajarkan cara budidaya cabai organik dalam polybag, sebagai bentuk aksi nyata kemandirian pangan di lingkungan sekolah. Program ini mengkolaborasikan Program Sosial Bank Indonesia - Ketahanan Pangan, Indonesia Cerdas, dan Pemberdayaan Masyarakat.

Program terdiri dari satu paket lengkap mulai dari (i) sosialisasi kebanksentralan dan konsep pengendalian inflasi, (ii) pelatihan budidaya cabai organik, (iii) diberikan bantuan berupa paket sarana produksi cabai organik, (iv) diberikan bantuan pendampingan oleh 5 (lima) tenaga profesional, (v) pelatihan kewirausahaan, (vi) diajak melakukan kampanye


aKtiVitaS

peduli inflasi, dan (vii) mengikuti berbagai macam kompetisi, baik kompetisi budidaya cabai organik terbaik maupun kompetisi media sosial. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan budidaya cabai organik, pelatihan diberikan sejak mulai penyiapan media tanam (tanah) sampai dengan penanganan pasca panen.

Guru-guru dan anak-anak sekolah ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Harapan yang lebih tinggi lagi, kegiatan ini bisa memberikan hasil bagi ekonomi sekolah/keluarga.

KPw BI Balikpapan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Balikpapan dan tenaga pendamping profesional melakukan monitoring secara kontinyu untuk memastikan bahwa kegiatan budidaya berjalan dengan baik di masing-masing sekolah. Salah satu monitoringnya dilakukan dengan cara memanfaatkan media sosial, di mana setiap sekolah diwajibkan mengirimkan foto-foto kondisi terkini kegiatan budidaya cabai di sekolah masing-masing melalui whatssap Group atau Instagram dengan hashtag#sekolahpeduliinflasi dan #sekolahpeduliinflasi2017.

Pilot Project SPI telah dimulai sejak akhir tahun 2015, diikuti oleh 10 SMA Negeri di Balikpapan. Di tahun 2016, kegiatan ini diikuti oleh 30 SMA/SMK/MA di Kota Balikpapan. Dan di tahun 2017, Sekolah Peduli Inflasi naik kelas! Cakupan area diperluas ke 20 SMP dan 5 Pondok Pesantren di Kota Balikpapan, bahkan sampai ke Kabupaten seberang, yaitu Kabupaten Kabupaten Penajam Paser Utara (5 SMA/SMK).Selain sekolah, tahun ini ada 2 (dua) Instansi yang terlibat dalam kegiatan yang sama, yaitu KODIM 0905/Balikpapan yang membagikan bibit cabai ke lingkungan rumah tangga prajuritnya dan TNI AL Balikpapan yang menyediakan area pertanian khusus untuk cabai.


aKtiVitaS

Di tahun 2016 lalu, SPI memperoleh Penghargaan TPID Inovatif 2015 untuk kategori Kota/Kabupaten, mewakili Kawasan Timur Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional TPID di Jakarta. Selanjutnya pada awal tahun 2017, SPI juga memperoleh Gold Award kategori Excellence in Provision of Literacy Award dalam acara The 9th Annual Global CSR Summit and Awards 2016.Selama tahun 2016, Kegiatan budidaya cabai organik dalam polybag telah menghasil kan sebanyak 715kg cabai segar, bahkan sampai saat ini ada sekolah yang masih melakukan panen. Dalam perjalanannya, SPI ternyata tidak hanya mengajarkan anak-anak sekolah cara menanam cabai, namun juga mengajarkan manajerial, kedisiplinan, kesabaran, dan team work. l


PSBI dalam angka

data tahun 2016


elalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), Bank Sentral ingin melakukan berbagai pengembangan, pembinaan dan pemberdayaan, seperti budaya dan kearifan lokal, ekonomi mikro, dan perempuan. Pola dan program PSBI dinilai oleh lembaga corporat

social responsibility (CSR) global sangat baik dan patut dicontoh. Dengan pola dan program CSR dalam PSBI tersebut, BI kerap mendapatkan ganjaran prestasi dan penghargaan.

Pada 2015, PSBI berhasil meraih penghargaan “The 7th Annual Global CSR Summit and Awards 2015”, yakni acara konferensi dan penyerahan penghargaan bagi penyelenggara program CSR di Asia. Award diberikan sebagai bentuk apresiasi tertinggi bagi penyelenggara CSR yang mampu menciptakan bisnis proses yang inovatif, kaya manfaat, berkelanjutan dalam jangka waktu panjang, serta memberikan nilai tambah yang berarti bagi komunitas dan lingkungan. Penghargaan yang diraih PSBI pada acara ini untuk program pemberdayaan komunitas pengolah batu alam agate di Muara Sahung, Bengkulu.

Selanjutnya, pada 2016, PSBI yang dijalankan BI mendapatkan tiga penghargaan dalam “The 8th Annual Global CSR Summit and Awards 2016”. Penghargaan tersebut adalah Gold Award untuk Kategori Excellence In Provision Of Literacy and Education Award, dengan kegiatan BI Corner; Gold Award untuk Kategori Empowerment of Women, melalui

M

Prestasi dan Penghargaan PsBI PsBI yang dilakukan BI patut menjadi contoh bagi instansi lain. Dengan berbagai pola pengembangan, pembinaan, dan pemberdayaan, PsBI kerap mendapatkan ganjaran prestasi dari lembaga Csr global.

lenSa


pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di Jakarta, Tangerang dan Aceh; dan Bronze Award untuk Kategori Product Excellence, dengan program pemanfaatan lahan marjinal di Palangkaraya, Ambon dan Pekanbaru.

Award yang diraih ini menunjukkan bahwa program-program CSR BI telah memenuhi standar best practice dan pembenahan pengelolaan PSBI selama ini telah sesuai harapan. Saat penyerahan award, Ketua Panitia The Global CSR Awards 2016 Melvin Chan mengungkapkan rasa salutnya terhadap program-program unggulan BI. Menurutnya, BI memiliki program sosial yang ternyata mampu membuka mata dunia internasional, bahwa sebuah Bank Sentral bisa memiliki program CSR yang begitu baik.

Penghargaan pada 2017Adapun yang terkini adalah penghargaan yang didapatkan

PSBI dalam “The 9th Annual Global CSR Summit and Awards 2017”. Acara diselenggarakan pada tanggal 30-31 Maret 2017 di Langkawi, Malaysia oleh The Pinnacle Group International, sebuah perusahaan yang berkedudukan di Singapura dengan kantor perwakilan yang berada di Shanghai, Beijing, Philipina dan Malaysia. The Pinnacle Group memiliki pengalaman dan kredibilitas tinggi dalam penyelenggaraan konferensi, pelatihan dan pengembangan, serta manajemen acara dalam skala regional Asia dan internasional. Peserta kegiatan berasal dari Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, India dan Uni Emirat Arab.

lenSa


Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Stronger Together, Creating Greater Inclusiveness, A Greener World and A Sustainable Future”. Tema dipilih sebagai upaya untuk memberikan aspirasi bagi penggerak dan praktisi CSR untuk membangun

dunia yang lebih baik melalui inovasi model pembangunan, teknologi serta tata kelola yang bertanggung jawab guna mewujudkan pembangunan yang lebih ramah lingkungan, inklusif dan meraih masa depan yang berkelanjutan.

Dalam ajang Global CSR Award ini BI melalui PSBI berhasil meraih empat penghargaan dari nominasi kategori. Pertama, Platinum Award untuk kategori Empowerment of Women Award yang mengunggulkan program pemberdayaan perempuan di berbagai daerah meliputi program Urban Farming di Tasikmalaya, program pemberdayaan komunitas penjahit di Sukabumi serta pemberdayaan pengrajin tenun di Bali yang difokuskan pada pelatihan manajemen keuangan, pemberian bantuan sarana usaha, pengolahan produk bernilai tinggi serta perluasan pasar.

Kedua, Gold Award untuk kategori Best Environmental Excellence Award, yang memperkenalkan program Bina Desa Bangun Indonesia berupa pemberdayaan masyarakat dalam aspek ketahanan pangan dan kesehatan sekaligus konservasi lingkungan di sekitar Situ Cilangkap, Depok. Ketiga, Gold Award untuk kategori Excellence in Provision of Literacy Award, yang mengangkat keberhasilan program sosial Sekolah Peduli Inflasi di Balikpapan yang dikemas berupa kegiatan pemahaman mengenai inflasi dan pelatihan cara menanggulangi inflasi dengan aktifitas nyata berupa program budidaya tanaman pangan guna mengendalikan harga komoditas pangan. Keempat, Silver Award untuk kategori Best Community Programme Award, yang mengangkat

lenSa


keberhasilan pemberdayaan komunitas batik Madura di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur melalui pendampingan pengolahan batik yang kreatif dan ramah lingkungan, pelatihan pemasaran, serta menumbuhkembangkan sistem sharing profit bagi komunitas sehingga memberikan added value yang tinggi bagi masyarakat.

Keberhasilan Bank Indonesia meraih penghargaan dikaitkan dengan kriteria penilaian. PSBI dinilai telah memenuhi kriteria transparancy dalam bentuk Buku Laporan tahunan yang disampaikan kepada stakeholder Bank Indonesia antara lain instansi pemerintah, Perpustakaan Universitas, instansi pelaksana program CSR dan masyarakat umum. PSBI memenuhi kriteria implementasi UN Global Compact/The UN Principles for Responsible Investment dalam pengelolaannya. Serta, telah memenuhi kriteria pelaksanaan program jangka panjang yang menjangkau masyarakat luas melalui program yang bermanfaat, inovatif dan bernilai lebih yang membuat perubahan bagi komunitas dan lingkungan. Selain itu, PSBI telah memenuhi kriteria pelaksanaan program yang inklusif dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di luar itu, PSBI juga meraih penghargaan Gold Award kategori Program Pemberdayaan Perempuan “Inspiring Women’s as Entrepreneurial Spirit”dalam acara PR Indonesia Award yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret di Bali. Program “Perempuan Bagi Bangsa” berupa pemberdayaan 3.000 ibu-ibu pedagang kecil dan penciptaan 2.000 remaja putri sebagai youthpreneur di Petamburan dan Tangerang, dinilai juri sebagai program yang mampu dilakukan secara masif, memberikan dampak luas bagi masyarakat, serta bernilai lebih sehingga mampu menginsipirasi seluruh elemen bangsa untuk melakukan program sosial serupa. l

lenSa


eKSPoSe

ank Indonesia dalam upayanya menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil, melaksanakan kebijakan moneter antara lain melalui penetapan suku bunga kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI

7DRR) sebagai instrumen kebijakan utama.Implementasi kebijakan tersebut diperkuat dengan

menggunakan instrumen kebijakan moneter lainnya, antara lain pelaksanaan operasi pasar terbuka dan penetapan cadangan wajib minimum, yang lazim disebut sebagai Giro Wajib Minimum.

Peran dan eksistensi Kebijakan GWM

It is old but not obsolete, mungkin tepat untuk menggambarkan eksistensi dan pentingnya kebijakan

Giro Wajib minimun (GWm). meski termasuk instrumen tua, GWm masih relevan dalam kerangka Inflation

targeting framework (Itf) yang berbasis suku bunga, pengelolaan kuantitas uang melalui GWm tetap

diperlukan, bahkan memperkuat kebijakan suku bunga.

B


GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). GWM Primer Rupiah saat ini ditetapkan sebesar

6,5% dari DPK, yaitu simpanan masyarakat di Bank dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.

Bank wajib menjaga simpanan minimum dalam rupiah dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar 6,5% dari DPK.

GWM merupakan instrumen moneter yang lazim digunakan oleh bank sentral di berbagai belahan dunia. Berdasarkan survei IMF pada 2013, sebagian besar negara di dunia mengenakan rasio GM antara 6%-15%, kecuali negara di Amerika Latin yang cenderung mengenakan rasio GWM yang lebih tinggi. Hanya 11 dari 125 negara yang tidak mengenakan GWM atau rasio GWM-nya sebesar 0%.

GWM Primer sebagai instrumen moneter sangat diperlukan dan penting dalam mendukung pencapaian tujuan bank sentral. Secara teoritis dan empiris kebijakan GWM Primer berfungsi secara efektif dalam pengelolaan penciptaan uang berupa kredit perbankan, untuk mencapai tujuan bank sentral memelihara daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian.

Sebagai ilustrasi, kebijakan bank sentral yang menaikkan rasio GWM Primer akan menurunkan penciptaan uang. Sebaliknya kebijakan menurunkan rasio GWM Primer akan menaikkan penciptaan uang sehingga selaras dengan kebutuhan perekonomian.

Bagi perbankan, keberadaan GWM sangat diperlukan sebagai bagian dari dukungan dan penguatan manajemen likuiditas perbankan. Pertama, GWM diperlukan untuk

eKSPoSe


eKSPoSe

menopang ketersediaan likuiditas minimal dalam aktivitas transaksi sistem pembayaran. Kedua, untuk menjadi cadangan likuiditas segera guna pemenuhan penarikan nasabah. Dana GWM tersebut dapat digunakan perbankan secara intraday untuk kemudian dipenuhi kembali pada akhir hari.

Secara teoritis dan empiris, GWM dapat berperan dan berfungsi sebagai instrumen liquidity management dan interest rate buffer (Gray, 2011). Fungsi GWM sebagai instrumen liquidity management adalah menyerap surplus likuiditas perbankan secara permanen dalam rangka menjaga ketersediaan likuiditas perekonomian yang konsisten dengan aktivitas ekonomi.

Adapun GWM sebagai instrumen interest rate buffer berfungsi menyerap volatilitas suku bunga di pasar uang, sehingga mengurangi dampak jangka pendek dari noise pergerakan ekstrim likuiditas yang lazimnya tidak signifikan secara ekonomi. Nah, fungsi interest rate buffer dilakukan melalui sistem GWM averaging.

Kebijakan GWM di emerging economies ber peran memperkuat kebijakan suku bunga. Kebijakan kenaikan atau penurunan GWM berperan memperkuat transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga, dari suku bunga kebijakan pada suku bunga perbankan dan suku bunga kredit (Escribano et a.l, 2011; Herrera et a.l, 2010).

Selain itu, dampak kebijakan GWM terhadap aliran modal asing lebih soft dibandingkan dengan perubahan suku bunga kebijakan (Motoro dan Moreno, 2011). Dalam hal ini, bauran kebijakan GWM dan suku bunga dapat memperkuat satu sama lain tanpa memberikan dampak signifikan pada capital flows.

Untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, Bank Indonesia akan mengimplementasikan sistem GWM Primer rata-rata sebagai langkan lanjutan dari Reformulasi Kerangka Operasional Kebijakan MOneter yang telah dicanangkan tahun lalu. Sistem GWM yang selama ini fixed yakni harus dipenuhi secara rata-rata pada akhir periode tertentu.

Penyesuaian tersebut didasari pada pengalaman berbagai bank sentral di hampir seluruh negara di dunia. Pengalaman di


berbagai negara menunjukkan bahwa sistem GWM rata-rata ternyata mampu memberikan fleksibilitas likuiditas bagi bank dan menjadi interest rate buffer di pasar uang.

Sebagai ilustrai, pada periode terkanan kenaikan suku bunga, dengan flesibilitas GWM rata-rata, perbankan memiliki opsi untuk menunda pemenuhan kebutuhan likuiditas. Hal ini bisa mengurangi tekanan kenaikan suku bunga pasar lebih lanjut.

Fleskibilitas GWM rata-rata juga memberikan ruang lebih besar nagi bank untuk melakukan, penempatan likuiditas temporer pada berbadai instrumen di pasar keuangan. serta memperpanjang horixon waktu dari pegelolaan likuiditas bank. Hal demikian diharapkan meningkatkan aktivitas transaksi pasar uang.

Implementasi GWM Primer rata-rata tersebut akan dilakukan secara berhati-hati dan bertahap dengan memperhatikan berbagai tantangan dalam implementasi GWM rata-rata, di antaranya surplus likuiditas di sistem perbankan dengan sebarannya yang tidak merata, minimnya ketersediaan instrumen di pasar uang, dan belum meratanya akses bertransaksi antarbank.

Pada tahap awal, implementasi GWM Primer rata-rata dilakukan secara sebagian (partial) yakni sebesar rasio 1,5% dari keseleruhan rasio GWM Primer (6,5%). Sementara itu, selebihnya masih akan dipenuhi setiap akhir hari. Implementasi tersebut akan diawal dengan masa transisi untuk menjamin kelancaran dan efektivitas GWM Primer rata-rata. l

eKSPoSe


agi PT Aneka Tambang (ANTAM), Tbk, kegiatan Perseroan tidak melulu eksplorasi dan penambangan, atau mencari keuntungan bisnis semata. Pada setiap kegiatan operasionalnya, ANTAM selalu mewujudkan kepedulian sosial bagi masyarakat sekitar.

Hal ini dikarenakan, Perseroan menyadari bahwa dari setiap kegiatannya akan selalu ada dampak.

Terkait hal ini, Perseroan berupaya membangun keberlanjutan dalam mengelola bisnis pertambangan, yang diwujudkan dalam Rencana Induk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Master Plan Corporat Social Responsibility/CSR) ANTAM. Rencana tersebut difokuskan pada kinerja pembangunan sosial yang langsung dipantau oleh Direktorat Umum dan CSR. Rencana Induk CSR ANTAM dibuat untuk merespon dampak dari setiap tahapan kegiatan Perseroan, mulai dari tahap eksplorasi, konstruksi dan operasi, hingga penutupan tambang dan pascapenambangan.

Untuk mewujudkan hal itu, dalam rencana induk ini, ada dua strategi yang membagi seluruh kegiatan CSR. Sisi pertama, strategi dilakukan untuk memenuhi kewajiban hukum terhadap pemangku kepentingan. Hal ini mendorong

etalaSe

B

Perusahaan harus bisa merespons setiap dampak dari setiap kegiatan

bisnis yang dilakukannya. karena itu, program Csr

yang dilakukan perusahaan mampu meliputi hal itu semua.

mulai dari eksplorasi Hingga

Pascapenambanganoleh:

I Made Surata M.SiDirektur Umum dan CSR

PT ANTAM Tbk


Perseroan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk melakukan pengelolaan dampak positif maupun negatif dari kegiatan operasi usaha, sesuai dengan peraturan Pemerintah, yakni Peraturan Menteri (Permen) BUMN No 05/MBU/2007. Selain itu, kegiatan CSR ANTAM juga merujuk pada prinsip ISO 26000.

Sisi kedua, strategi kegiatan CSR direalisasikan melalui prinsip keterlibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders inclusivity) dan pembangunan masyarakat. Artinya, kegiatan CSR dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang disesuaikan dengan kemampuan Perseroan, termasuk menghormati hak komunitas, mengetahui karakteristik komunitas dalam berinteraksi, mengakui ‘nilai kerja’ dalam bermitra dan berinvestasi sosial untuk menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.

Adapun realisasi dari kinerja sosial tersebut dilakukan melalui kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sesuai dengan Permen BUMN No.PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Di luar itu, juga ada program pengembangan masyarakat (community development), yang pelaksanaannya sesuai dengan arah kebijakan Perseroan.

Untuk Program Kemitraan dijalankan dengan basis penguatan ekonomi lokal melalui pemberian bantuan dana pinjaman bergulir untuk usaha mikro dan kecil (UMK) Pemberian dana ini dibarengi dengan pembinaan, termasuk pelatihan manajemen usaha dan promosi.

Sedangkan, untuk pelaksanaan program Bina Lingkungan dan pengembangan masyarakat meliputi beberapa bidang utama, antara lain bantuan di bidang penyediaan sarana/prasarana umum, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, sara na ibadah dan kegiatan keagamaan, pelestarian alam, bencana alam, pelestarian budaya, serta bantuan di bidang sosial budaya lainnya. Realisasi penggunaan dana program BL ditetapkan mengacu pada Peraturan Menteri BUMN PERMEN No. 05/ MBU/2007, yakni penyisihan 2% dari laba Perseroan. l

etalaSe


harus bisa membangun corporate value - bi.go.id · angiola harry fyman hadaita yusi rahimah alamat...

Documents